Anda di halaman 1dari 17

Kata Pengantar

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan tugas pendidikan kewarganegaraan. Tugas ini dibuat dalam rangka memenuhi
tugas dari pendidikan kewarganegaraan. Selain itu juga penulis ingin memberikan pengetahuan
kepada pembaca mengenai Peranan Pemuda Dalam Pembangunan Bangsa Indonesia.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata
kuliah pendidikan kewarganegaraan yang telah banyak memberikan pengetahuan kepada penulis
dalam menyusun tugas ini serta kepada semua pihak yang telah membantu .

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis
mengaharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca, khususnya dari teman-
teman mahasiswa dan dosen pembimbing.

Bandar Lampung, 17 April 2013

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………….. i

Dafar Isi……………………………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………………………….. 1

1.2 Tujuan…………………………………………………………………………………….. 5

1.3 Metode Penulisan……………………………………………………………………… 6

BAB II PERMASALAHAN

2.1 Bagaimana Pemuda Berperan Dalam pembangunan bangsa indonesia? 7

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengertian pembangunan bangsa indonesia………………………………….. 9

3.2 Pokok-Pokok Pikiran………………………………………………………………. 11

3.3 Peran Pemuda Dalam Ketahanan Nasional…………………………………. 15

BAB III KESIMPULAN dan SARAN

4.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………. 22

4.2 Saran…………………………………………………………………………………….. 22

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemuda merupakan penerus perjuangan generasi terdahulu untuk mewujukan cita-cita bangsa.
Pemuda menjadi harapan dalam setiap kemajuan di dalam suatu bangsa, Pemuda lah yang dapat
merubah pandangan orang terhadap suatu bangsa dan menjadi tumpuan para generasi terdahulu
untuk mengembangkan suatu bangsa dengan ide-ide ataupun gagasan yang berilmu, wawasan yang
luas, serta berdasarkan kepada nilai-nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat.

Pemuda-pemudi generasi sekarang sangat berbeda dengan generasi terdahulu dari segi pergaulan
atau sosialisasi, cara berpikir, dan cara menyelesaikan masalah. Pemuda-pemuda zaman dahulu
lebih berpikir secara rasional dan jauh ke depan. Dalam arti, mereka tidak asal dalam berpikir
maupun bertindak, tetapi mereka merumuskannya secara matang dan mengkajinya kembali dengan
melihat dampak-dampak yang akan muncul dari berbagai aspek. Pemuda zaman dahulu juga aktif
dalam berbagai kegiatan sosial. Contohnya saja, sejarah telah mencatat kiprah-kiprah pemuda
Indonesia dalam memerdekakan Negara ini. Bung Tomo, Bung Hatta, Ir. Soekarno, Sutan Syahrir, dan
lain-lain rela mengorbankan harta, bahkan mempertaruhkan nyawa mereka untuk kepentingan
bersama, yaitu kemerdekaan Indonesia.

Sedangkan pemuda zaman sekarang, masih terkesan acuh terhadap masalah-masalah sosial di
lingkungannya. Pemuda-pemuda saat ini telah terpengaruh dalam hal pergaulan bebas,
penyalahgunaan narkotika, kenakalan remaja, bahkan kemajuan teknologi pun yang seharusnya
membuat mereka lebih terfasilitasi untuk menambah wawasan ataupun bertukar informasi justru
malah disalahgunakan. Tidak jarang kaum-kaum muda saat ini yang menggunakan internet untuk
hal-hal yang tidak sepatutnya dilakukan seorang pemuda, seperti membuka situs-situs porno dan
sebagainya.

Peranan pemuda saat ini dalam sosialisasi bermasyarakat menurun drastis. Mereka lebih
mengutamakan kesenangan untuk dirinya sendiri dan lebih sering bermain-main dengan
kelompoknya. Padahal, dulu biasanya pemuda lah yang berperan aktif dalam menyukseskan
kegiatan-kegiatan di masyarakat seperti acara keagamaan, peringatan Hari Kemerdekaan, kerja bakti
dan lain-lain. Seandainya saja pemuda-pemuda zaman dahulu seperti Ir. Soekarno, Bung Hatta, Bung
Tomo dan lain-lain masih hidup pasti mereka sedih melihat pemuda-pemuda sekarang ini yang lebih
mementingkan kesenangan pribadi. Generasi yang menjadi harapan mereka melanjutkan
perjuangan mereka, tidak punya lagi semangat nasionalisme.
Masa depan bangsa ada di tangan pemuda. Ungkapan ini memiliki semangat konstruktif bagi
pembangunan dan perubahan. Pemuda tidak selalu identik dengan kekerasan dan anarkisme tetapi
daya pikir revolusionernya yang menjadi kekuatan utama. Sebab, dalam mengubah tatanan lama
budaya bangsa dibutuhkan pola pikir terbaru, muda dan segar.

Perkembangan pemikiran pemuda Indonesia mulai terekam jejaknya sejak tahun 1908 dan
berlangsung hingga sekarang. Periodisasinya dibagi menjadi 6 (enam) periode mulai dari periode
Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi 1945, Aksi Tritura 1966, periode
1967-1998 (Orde Baru).

Periode awal yaitu Kebangkitan Nasional tahun 1908, ditandai dengan berdirinya Budi Utomo yang
merupakan organisasi priyayi Jawa pada 20 mei 1908. Pada periode ini, pemuda Indonesia mulai
mengadopsi pemikiran-pemikiran Barat yang sedang booming pada saat itu. Pemikiran-pemikiran
tersebut antara lain adalah Sosialisme, Marxisme, Liberalisme, dll. Pengaruh pemikiran ini terhadap
pemikiran pemuda saat itu tergambar jelas pada ideologi dari sebagian besar organisasi pergerakan
yang mengadopsi pemikiran Barat serta model gerakan yang mereka pakai. Dari beberapa gerakan
yang terekam dalam sejarah Indonesia, salah satu yang paling diminati adalah model gerakan
radikal. Salah satu gerakan radikal yang merupakan percobaan revolusi pertama di Hindia antara
1925-1926. Selain mengadopsi pemikiran Barat, para pemuda di masa itu juga menerapkan esensi
dari kebudayaan Jawa, Islam, dan konsep kedaerahan lainnya sebagai pegangan (ideologi).

Periode berikutnya, Sumpah Pemuda 1928, ditandai dengan Kongres Pemuda pada bulan Oktober
1928. Peristiwa ini merupakan pernyataan pengakuan atas 3 hal yaitu, satu tanah air; Indonesia, satu
bangsa; Indonesia, dan satu bahasa; Indonesia. Dari peristiwa ini dapat kita gambarkan bahwa
pemikiran pemuda Indonesia pada masa ini mencerminkan keyakinan di dalam diri mereka bahwa
mereka adalah orang Indonesia dan semangat perjuangan mereka dilandasi oleh semangat
persatuan.

Dengan melihat perkembangan pemikiran pemuda dari tahun 1908-1998, kita dapat merefleksi
sekaligus bercermin dari semangat perubahan yang mereka lakukan. Semangat pembaruan yang
lahir dari pemikiran mereka merupakan buah dari kerja keras dan disiplin. Sebagai penerus tongkat
estafet perjuangan yang menjadi simbol kemajuan suatu bangsa, kita wajib meneladani semangat
dan idealisme mereka agar kelak lahir Soekarno-Soekarno baru, Soe Hok Gie-Soe Hok Gie baru, serta
pemikir-pemikir baru yang memiliki pola pikir baru, kreatif dan segar.

Masyarakat masih membutuhkan pemuda-pemudi yang memiliki kematangan intelektual, kreatif,


percaya diri, inovatif, memiliki kesetiakawanan sosial dan semangat nasionalisme yang tinggi dalam
pembangunan nasional. Pemuda diharapkan mampu bertanggung jawab dalam membina kesatuan
dan persatuan NKRI, serta mengamalkan nilai-nilai yang ada di dalam pancasila agar terciptanya
kedamaian, kesejahteraan umum, serta kerukunan antar bangsa. Bangun pemuda-pemudi
Indonesia. Tanamkan semangat yang berkobar di dadamu. Bersatulah membangun Negara tercinta.
Seperti isi sumpah pemuda yang di ikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928 “satu tumpah darah, satu
bangsa dan satu bahasa”. Semoga Negara kita ini tetap bersatu seperti slogan budaya bangsa yang
tercermin dalam Bhineka Tunggal Ika. Berkarya lah pemuda-pemudi Indonesia, Majukan Negara Kita,
Jadilah Soekarno dan Moh Hatta berikutnya yang memiliki semangat juang tinggi dalam membangun
bangsa

Yang paling penting nasib bangsa Indonesia baik buruknya ke depan itu akan sangat bergantung
pada generasi penerusnya yaitu generasi muda. Oleh sebab itu saya mengangkat tema dalam
makalah ini yaitu bagaimana peran pemuda-pemudi dalam pembangunan bangsa indonesia?.

1.2 Tujuan

Makalah ini di buat dengan tujuan agar para pembaca terutama mahasiswa dapat mangetahui dan
memahami peran pemuda-pemudi dalam pembangunan bangsa indonesia.

Adapun tujuan dari makalah ini adalah :

1.2.1 Untuk mengetahui pengertian pembangunan bangsa indonesia.

1.2.2 Untuk mengetahui pokok-pokok pikiran pembangunan bangsa indonesia.

1.2.3 Untuk mengetahui peran pemuda-pemudi dalam pembangunan bangsa indonesia.

1.3 Metode Penulisan

Agar makalah ini dapat dipahami pembaca, maka penulis membuat sistematika penulisan makalah
sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan berisikan latar belakang mengenai pengertian pemuda dalam pembangunan bangsa
indonesia, tujuan dibuatnya makalah, dan sistematika penulisan.

BAB II PERMASALAHAN

Berisi tentang masalah yang akan dibahas, berupa garis besar dari judul dalam makalah ini.

BAB III PEMBAHASAN

Peran pemuda-pemudi dalam pembangunan bangsa indonesia berisikan pengertian pembangunan


bangsa indonesia, pokok-pokok pikiran pembangunan bangsa indonesia, peran pemuda-pemudi
dalam pembangunan bangsa indonesai.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan dari penulis dalam makalah dan masukan untuk judul yang diambil.

BAB II

PERMASALAHAN

2.1 Bagaimana peran Pemuda-pemudi Dalam pembangunan bangsa indonesia?

Masa depan bangsa ada di tangan pemuda. Ungkapan ini memiliki semangat konstruktif bagi
pembangunan dan perubahan. Pemuda tidak selalu identik dengan kekerasan dan anarkisme tetapi
daya pikir revolusionernya yang menjadi kekuatan utama. Sebab, dalam mengubah tatanan lama
budaya bangsa dibutuhkan pola pikir terbaru, muda dan segar.

Perkembangan pemikiran pemuda Indonesia mulai terekam jejaknya sejak tahun 1908 dan
berlangsung hingga sekarang. Periodisasinya dibagi menjadi 6 (enam) periode mulai dari periode
Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi 1945, Aksi Tritura 1966, periode
1967-1998 (Orde Baru).

Periode awal yaitu Kebangkitan Nasional tahun 1908, ditandai dengan berdirinya Budi Utomo yang
merupakan organisasi priyayi Jawa pada 20 mei 1908. Pada periode ini, pemuda Indonesia mulai
mengadopsi pemikiran-pemikiran Barat yang sedang booming pada saat itu. Pemikiran-pemikiran
tersebut antara lain adalah Sosialisme, Marxisme, Liberalisme, dll. Pengaruh pemikiran ini terhadap
pemikiran pemuda saat itu tergambar jelas pada ideologi dari sebagian besar organisasi pergerakan
yang mengadopsi pemikiran Barat serta model gerakan yang mereka pakai. Dari beberapa gerakan
yang terekam dalam sejarah Indonesia, salah satu yang paling diminati adalah model gerakan
radikal. Salah satu gerakan radikal yang terbesar pada saat itu adalah Pemberontakan PKI tahun
1926. Pemberontakan ini merupakan percobaan revolusi pertama di Hindia antara 1925-1926. Selain
mengadopsi pemikiran Barat, para pemuda di masa itu juga menerapkan esensi dari kebudayaan
Jawa, Islam, dan konsep kedaerahan lainnya sebagai pegangan (ideologi).

Periode berikutnya, Sumpah Pemuda 1928, ditandai dengan Kongres Pemuda pada bulan Oktober
1928. Peristiwa ini merupakan pernyataan pengakuan atas 3 hal yaitu, satu tanah air; Indonesia, satu
bangsa; Indonesia, dan satu bahasa; Indonesia. Dari peristiwa ini dapat kita gambarkan bahwa
pemikiran pemuda Indonesia pada masa ini mencerminkan keyakinan di dalam diri mereka bahwa
mereka adalah orang Indonesia dan semangat perjuangan mereka dilandasi oleh semangat
persatuan

Dengan melihat perkembangan pemikiran pemuda dari tahun 1908-1998, kita dapat merefleksi
sekaligus bercermin dari semangat perubahan yang mereka lakukan. Semangat pembaruan yang
lahir dari pemikiran mereka merupakan buah dari kerja keras dan disiplin. Sebagai penerus tongkat
estafet perjuangan yang menjadi simbol kemajuan suatu bangsa, kita wajib meneladani semangat
dan idealisme mereka agar kelak lahir Soekarno-Soekarno baru, Soe Hok Gie-Soe Hok Gie baru, serta
pemikir-pemikir baru yang memiliki pola pikir baru, kreatif dan segar.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Pembangunan Bangsa Indonesia

Pembangunan Menurut Para ahli

Siagian (1994) memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai “Suatu usaha atau rangkaian
usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa,
negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building)”.
Sedangkan Ginanjar Kartasasmita (1994) memberikan pengertian yang lebih sederhana, yaitu
sebagai “suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara
terencana.

Menurut Deddy T. Tikson (2005) bahwa pembangunan nasional dapat pula diartikan sebagai
transformasi ekonomi, sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah
yang diinginkan. Transformasi dalam struktur ekonomi, misalnya, dapat dilihat melalui peningkatan
atau pertumbuhan produksi yang cepat di sektor industri dan jasa, sehingga kontribusinya terhadap
pendapatan nasional semakin besar. Sebaliknya, kontribusi sektor pertanian akan menjadi semakin
kecil dan berbanding terbalik dengan pertumbuhan industrialisasi dan modernisasi ekonomi.

Transformasi sosial dapat dilihat melalui pendistribusian kemakmuran melalui pemerataan


memperoleh akses terhadap sumber daya sosial-ekonomi, seperti pendidikan, kesehatan,
perumahan, air bersih,fasilitas rekreasi, dan partisipasi dalam proses pembuatan keputusan politik.
Sedangkan transformasi budaya sering dikaitkan, antara lain, dengan bangkitnya semangat
kebangsaan dan nasionalisme, disamping adanya perubahan nilai dan norma yang dianut
masyarakat, seperti perubahan dan spiritualisme ke materialisme/sekularisme. Pergeseran dari
penilaian yang tinggi kepada penguasaan materi, dari kelembagaan tradisional menjadi organisasi
modern dan rasional.

Sebagaimana dikemukakan oleh para para ahli di atas, pembangunan adalah sumua proses
perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana. Sedangkan
perkembangan adalah proses perubahan yang terjadi secara alami sebagai dampak dari adanya
pembangunan.

Dengan semakin meningkatnya kompleksitas kehidupan masyarakat yang menyangkut berbagai


aspek, pemikiran tentang modernisasi pun tidak lagi hanya mencakup bidang ekonomi dan industri,
melainkan telah merambah ke seluruh aspek yang dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat.
Oleh karena itu, modernisasi diartikan sebagai proses trasformasi dan perubahan dalam masyarakat
yang meliputi segala aspeknya, baik ekonomi, industri, sosial, budaya, dan sebagainya.

Oleh karena dalam proses modernisasi itu terjadi suatu proses perubahan yang mengarah pada
perbaikan, para ahli manajemen pembangunan menganggapnya sebagai suatu proses pembangunan
di mana terjadi proses perubahan dari kehidupan tradisional menjadi modern, yang pada awal
mulanya ditandai dengan adanya penggunaan alat-alat modern, menggantikan alat-alat yang
tradisional.

3.2 Pokok-Pokok Pikiran

Upaya pencapaian pembangunan bangsa indonesia sebagai pijakan tujuan

nasional yang disepakati bersama didasarkan pada pokok-pokok pikiran berikut :

Manusia Berbudaya

Manusia adalah mahluk Tuhan yang pertama-tama berusaha menjaga, mempertahankan eksistensi
dan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, manusia berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya
dari yang paling pokok sampai yang paling mutakhir baik yang bersifat materi maupun kejiwaan.

Manusia dikatakan mahluk Tuhan yang sempurna karena memiliki naluri, kemampuan berpikir, akal
dan berbagai ketrampilan, senantiasa berjuang. Untuk keperluan itu maka manusia hidup
berkelompok (homo socius) dan menghuni suatu wilayah tertentu yang dibinanya dengan
kemampuan dan kekuasaannya (zoon politicon). Oleh karena itu, manusia berbudaya senantiasa
selalu mengadakan hubungan-hubungan sebagai berikut :

Manusia dengan Tuhan dinamakan Agama/Kepercayaan

Manusia dengan cita-cita dinamakan Ideologi

Manusia dengan kekuatan/kekuasaan dinamakan Politik


Manusia dengan pemenuhan kebutuhan dinamakan Ekonomi

Manusia dengan penguasaan/pemanfaatan alam dinamakan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Manusia dengan manusia dinamakan Sosial

Manusia dengan rasa Keindahan dinamakan Seni/Budaya

Manusia dengan rasa aman dinamakan Pertahanan dan Keamanan

Dari uraian tersebut di atas diperoleh suatu kesimpulan bahwa manusia bermasyarakat untuk
mendapatkan kebutuhan hidupnya yaitu kesejahteraan, keselamatan dan keamanan. Ketiga hal itu
adalah hakekat dari ketahanan nasional yang mencakup dan meliputi kehidupan nasional yaitu aspek
alamiah dan aspek sosial/kemasyarakatan sebagai berikut :

Aspek alamiah adalah :

Posisi dan lokasi geografi negara

Keadaan dan kekayaan alam

Keadaan dan kemampuan penduduk

Aspek sosial/kemasyarakatan adalah :

Ideologi

Politik

Sosial

Budaya

Pertahanan dan Keamanan.

Aspek alamiah bersifat statis dan sering disebut dengan istilah Trigatra, sedangkan aspek
sosial/kemasyarakatan bersifat dinamis disebut juga dengan istilah Pancagatra. Kedua aspek itu
biasanya disebut dengan Astagatra. Aspek-aspek di atas mempunyai hubungan timbal balik
antargatra yang sangat erat yang disebut dengan istilah keterhubungan (korelasi) dan
ketergantungan (interdependensi).

Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan

Pancasila sebagai paradigma pembangunan, artinya pancasila berisi anggapan-anggapan dasar yang
merupakan kerangka keyakinan yang berfungsi sebagai acuan, pedoman dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan pemamfaatan hasil-hasil pembangunan nasional. Misalnya :
Pembangunan tidak boleh bersifat pragmatis, yaitu pembangunan itu tidak hanya mementingkan
tindakan nyata dan mengabaikan pertimbangan etis.

Pembangunan tidak boleh bersifat ideologis, yaitu secara mutlak melayani Ideologi tertentu dan
mengabaikan manusia nyata.

Pembangunan harus menghormati HAM, yaitu pembangunan tidak boleh mengorbankan manusia
nyata melainkan menghormati harkat dan martabat bangsa.

Pembangunan dilaksanakan secara demokratis, artinya melibatkan masyarakat sebagai tujuan


pembangunan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kebutuhan mereka.

Pembangunan diperioritaskan pada penciptaan taraf minimum keadilan sosial, yaitu mengutamakan
mereka yang paling lemah untuk menghapuskan kemiskinan struktural. Kemiskinan struktural,
adalah kemiskinan yang timbul bukan akibat malasnya individu atau warga Negara, melainkan
diakibatkan dengan adanya struktur-struktur sosial yang tidak adil.

Makna Pembangunan Nasional.

Adalah rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi aspek politik,
ekonomi, sosial dan budaya, dan Hankam untuk mencapai tujuan nasional sebagaimana termaktub
dalam aline IV Pembukaan UUD 1945.

Hakekat Pembangunan Nasional

Adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia pada
umumnya. Wujud manusia Indonesia seutuhnya adalah manusia Indonesia yang bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, cerdas dan trampil, berbudi luhur, berakhlak mulia, desiplin, sehat jasmani
dan rohani, bertanggung jawab, dan mampu membangun diri dalam rangka membangun bangsanya.

6. Tujuan Pembangunan Nasional

Untuk mencapai tujuan nasional sebagaimnana yang termaktub dalam alinea ke empat pembukaan
UUD 1945 dalam rangka mencapai masyarakat Indonesia yang adil dan makmur lahir dan batin
berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara kesatuan RI dan lingkup pergaulan
internasional yang merdeka dan berdaulat.Catatan :
Tujuan nasional dalam Pembukaan UUD 1945, adalah :

Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah dara Indonesia.

Memajukan kesejahteraan umum.

Mencerdaskan kehidupan bangsa.

Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan, kemerdekaan,perdamaian abadi, dan


keadilan sosial.
3.3 Peran Pemuda Dalam Pembangunan Bangsa Indonesia

Peran Pemuda dan Urgensi Keberadaan Pemuda

Dalam kosakata bahasa Indonesia, pemuda juga dikenal dengan sebutan generasi muda dan kaum
muda yang memiliki terminologi beragam. Untuk menyebut pemuda, digunakan istilah young human
resources sebagai salah satu sumber pembangunan. Mereka adalah generasi yang ditempatkan
sebagai subjek pemberdayaan yang memiliki kualifikasi efektif dengan kemampuan dan
keterampilan yang didukung penguasaan iptek untuk dapat maju dan berdiri dalam keterlibatannya
secara aktif bersama kekuatan efektif lainnya guna penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi
bangsa. Meskipun tidak pula dipungkiri bahwa pemuda sebagai objek pemberdayaan, yaitu mereka
yang masih memerlukan bantuan, dukungan dan pengembangan ke arah pertumbuhan potensi dan
kemampuan efektif ke tingkat yang optimal untuk dapat bersikap mandiri dan melibatkan secara
fungsional .

Dalam pendekatan ekosferis, generasi muda atau pemuda berada dalam status yang sama dalam
menghadapi dinamika kehidupan seperti halnya orang tua. Generasi tua sebagai ‘generasi yang
berlalu’ (passsing generation) berkewajiban membimbing generasi muda sebagai generasi penerus,
mempersiapkan generasi muda untuk memikul tanggung jawabnya yang semakin kompleks. Di pihak
lain, generasi muda yang penuh dinamika, berkewajiban mengisi akumulator generasi tua yang
makin melemah, di samping memetik buah pengalaman generasi tua. Dalam hubungan ini, generasi
tua tidak dapat mengklaim bahwa merekalah satu-satunya penyelamat masyarakat dan negara.

Sebaliknya generasi muda tidak bisa melepaskan diri dari kewajiban untuk memelihara dan
membangun masyarakat dan negara. Pemuda memiliki peran yang lebih berat karena merekalah
yang akan hidup dan menikmati masa depan. Sejarah memperlihatkan kiprah kaum muda selalu
mengikuti setiap xxxxxxxxxxtapak-tapak penting sejarah. Pemuda sering tampil sebagai kekuatan
utama dalam proses modernisasi dan perubahan. Dan biasanya pula pemuda jenis ini adalah para
pemuda yang terdidik yang mempunyai kelebihan dalam pemikiran ilmiah, selain semangat
mudanya, sifat kritisnya, kematangan logikanya dan ‘kebersihan’-nya dari noda orde masanya.

Angkatan 1908 mendapat inspirasi dari asiatic reveil (kebangkitan bangsa-bangsa Asia) akibat
kemenangan Jepang terhadap Rusia pada tahun 1904-1905, sehingga mulai tumbuh kesadaran
sebagai bangsa. Melalui Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda berikrar untuk
mengakui satu bangsa Indonesia. Angkatan 1945 menjadi angkatan yang mendorong lahirnya negara
baru bernama Indonesia melalui proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Angkatan 1966
melakukan koreksi terhadap kepemimpinan nasional yang dipicu oleh pemberontakan PKI. Angkatan
1966 juga dianggap sebagai penyelamat atas keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Angkatan 1974 menjadi angkatan yang mengoreksi kebijakan pemerintah Orde Baru hingga
Angkatan 1998 sebagai pendobrak otokrasi yang dilakukan oleh Presiden Soeharto. Lewat gerakan
Reformasi, kembali peran pemuda diharapkan muncul sebagai ‘penyelamat krisis’ bangsa.

Melihat peran pemuda tersebut, posisi pemuda sebagai salah satu elemen bangsa adalah sangat
urgen. Krisis ekonomi yang merembet ke krisis multidimensi ini belum berakhir. Pemuda yang
menjadi penggerak pada setiap zamannya, kembali dituntut untuk tampil, meski tantangan yang
dihadapi selalu berbeda.

Peranan Pemuda Dalam Pembangunan Bangsa Indonesia

Pemuda merupakan penerus perjuangan generasi terdahulu untuk mewujukan cita-cita bangsa.
Pemuda menjadi harapan dalam setiap kemajuan di dalam suatu bangsa, Pemuda lah yang dapat
merubah pandangan orang terhadap suatu bangsa dan menjadi tumpuan para generasi terdahulu
untuk mengembangkan suatu bangsa dengan ide-ide ataupun gagasan yang berilmu, wawasan yang
luas, serta berdasarkan kepada nilai-nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat.

Pemuda tidak selalu identik dengan kekerasan dan anarkisme tetapi daya pikir revolusionernya
yang menjadi kekuatan utama. Sebab, dalam mengubah tatanan lama budaya bangsa dibutuhkan
pola pikir terbaru, muda dan segar.

Perkembangan pemikiran pemuda Indonesia mulai terekam jejaknya sejak tahun 1908 dan
berlangsung hingga sekarang. Periodisasinya dibagi menjadi 6 (enam) periode mulai dari periode
Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi 1945, Aksi Tritura 1966,
periode 1967-1998 (Orde Baru).

Periode awal yaitu Kebangkitan Nasional tahun 1908, ditandai dengan berdirinya Budi Utomo yang
merupakan organisasi priyayi Jawa pada 20 mei 1908. Pada periode ini, pemuda Indonesia mulai
mengadopsi pemikiran- pemikiran Barat yang sedang booming pada saat itu. Pemikiran-pemikiran
tersebut antara lain adalah Sosialisme, Marxisme, Liberalisme, dll. Pengaruh pemikiran ini terhadap
pemikiran pemuda saat itu tergambar jelas pada ideologi dari sebagian besar organisasi pergerakan
yang mengadopsi pemikiran Barat serta model gerakan yang mereka pakai. Dari beberapa gerakan
yang terekam dalam sejarah Indonesia, salah satu yang paling diminati adalah model gerakan
radikal. Salah satu gerakan radikal yang terbesar pada saat itu adalah Pemberontakan PKI tahun
1926. Pemberontakan ini merupakan percobaan revolusi pertama di Hindia antara 1925-1926. Selain
mengadopsi pemikiran Barat, para pemuda di masa itu juga menerapkan esensi dari kebudayaan
Jawa, Islam, dan konsep kedaerahan lainnya sebagai pegangan (ideologi).

Periode berikutnya, Sumpah Pemuda 1928, ditandai dengan Kongres Pemuda pada bulan Oktober
1928. Peristiwa ini merupakan pernyataan pengakuan atas 3 hal yaitu, satu tanah air; Indonesia, satu
bangsa; Indonesia, dan satu bahasa; Indonesia. Dari peristiwa ini dapat kita gambarkan bahwa
pemikiran pemuda Indonesia pada masa ini mencerminkan keyakinan di dalam diri mereka bahwa
mereka adalah orang Indonesia dan semangat perjuangan mereka dilandasi oleh semangat
persatuan.

Dengan melihat perkembangan pemikiran pemuda dari tahun 1908-1998, kita dapat merefleksi
sekaligus bercermin dari semangat perubahan yang mereka lakukan. Semangat pembaruan yang
lahir dari pemikiran mereka merupakan buah dari kerja keras dan disiplin. Sebagai penerus tongkat
estafet perjuangan yang menjadi simbol kemajuan suatu bangsa, kita wajib meneladani semangat
dan idealisme mereka agar kelak lahir Soekarno-Soekarno baru, Soe Hok Gie-Soe Hok Gie baru, serta
pemikir-pemikir baru yang memiliki pola pikir baru, kreatif dan segar.

Sikap Pemuda terhadap Persoalan Bangsa

Potensi yang dimiliki oleh generasi muda diharapkan mampu meningkatkan peran dan memberikan
kontribusi dalam mengatasi persoalan bangsa. Persoalan bangsa, bahkan menuju pada makin
memudarnya atau tereliminasinya jiwa dan semangat bangsa. Berbagai gejala sosial dengan mudah
dapat dilihat, mulai dari rapuhnya sendi-sendi kehidupan masyarakat, rendahnya sensitivitas sosial,
memudarnya etika, lemahnya penghargaan nilai-nilai kemanusiaan, kedudukan dan jabatan bukan
lagi sebagai amanah penederitaan rakyat, tak ada lagi jaminan rasa aman, mahalnya menegakan
keadilan dan masih banyak lagi problem sosial yang kita harus selesaikan.

Hal ini harus menjadi catatan agar pemuda lebih memiliki daya sensitivitas, karena bangsa ini
sesungguhnya sedang menghadapi problem multidimensi yang serius, dan harus dituntaskan secara
simultan tidak fragmentasi. Oleh karena itu, rekonstruksi nilai-nilai dasar bangsa ke depan perlu
bberapa langkah strategis dalam mengatasi persoalan bangsa ;

Komitmen untuk meningkatkan kemandirian dan martabat bangsa. Kemandirian dan martabat
bangsa Indonesia di mata dunia adalah terpompanya harga diri bangsa. Seluruh aktivitas
pembangunan sejauh mungkin dijalankan berdasar kemampuan sendiri, misalnya dengan
menegakkan semangat berdikari.

Harmonisasi kehidupan sosial dan meningkatkan ekspektasi masyarakat sehingga berkembang


mutual social trust yang berawal dari komitmen seluruh komponen bangsa. Pelaksanaan hukum,
sebagai benteng formal untuk mengatasi korupsi, tidak boleh dipaksa tunduk pada kemauan pribadi
pucuk pimpinan negara.

Penyelenggara negara dan segenap elemen bangsa harus terjalin dalam satu kesatuan jiwa Kata
kucinya adalah segera terwujudnya sistem kepemimpinan nasional yang kuat dan berwibawa di
mata rakyat yang memiliki integritas tinggi (terpercaya, jujur dan adil), adanya kejelasan visi (ke
depan) pemimpin yang jelas dan implementatif, pemimpin yang mampu memberi inspirasi
(inspiring) dan mengarahkan (directing) semangat rakyat secara kolektif, memiliki semangat jihad,
komunikatif terhadap rakyat, mampu membangkitkan semangat solidaritas (solidarity maker) atau
conflict resolutor. Dan untuk pemuda, mereka harus mempu memperjuangkan sistem nilai-nilai yang
merepresentasikan aspirasi, sensitivitas dan integritas para generasi muda terhadap gejala
ketidakadilan yang terjadi di masyarakat.

Strategi Pemuda Untuk Memujudkan Wawasan Kebangsaan

Strategi yang perlu dilakukan untuk mewujudkan pemuda Indonesia yang berwawasan kebangsaan,
cerdas, terampil, kreatif, memiliki daya saing dan berakhlak mulia adalah :

pemberdayaan generasi muda yang dilaksanakan harus terencana, menyeluruh, terpadu, terarah,
bertahap dan berlanjut untuk memacu tumbuh kembangnya wawasan generasi muda dalam
mewujudkan kehidupan yang sejajar dengan generasi muda bangsa-bangsa lain. Usaha
pengembangan ini merupakan pemerataan serta perluasan dari tahap sebelumnya dan merupakan
rangkaian yang berkelanjutan.

pemberdayaan generasi muda merupakan program pembangunan yang bersifat lintas bidang dan
lintas sektoral, harus dikoordinasikan sedini mungkin dari perumusan kebijaksanaan, perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian dan pengawasanserta melibatkan peran serta masyarakat.

menempatkan posisi generasi muda lebih sebagai subjek dibanding sebagai objek dan pada tingkat
tertentu diharapkan agar generasi muda dapat berperan secara lebih aktif, produktif dalam
membangun jati diri secara bertanggung jawab dan efektif.

Dalam pelaksanaan strtategi ini, perlu dirancang rumusan hak dan kewajiban yang merupakan
proses gradual semenjak kanak-kanak hingga mencapai usia dewasa. Proses gradual ini secara
sosiologis meru¬pakan proses sosialisasi (penanaman) nilai dan norma masyarakat sesuai dengan
tahapan usianya. Proses ini dapat dikelompokkan sesuai usia; 0-6 tahun, 6-18 tahun, 18-21 tahun
dan 21-35 tahun. Kelompok 6-18 tahun harus mulai melakukan interaksi sosial dalam rangka
memperoleh keterampilan sosial sebagai bekal untuk menjadi orang dewasa sehingga ketika mereka
mencapai usia kelompok berikutnya (usia 21-35 tahun), diharapkan mampu mencapai tingkat
kematangan pemikiran sekaligus mampu menerapkannya dalam lingkungannya. Namun demikian,
perlu sarana kondusif untuk mencapai puncak kematangan sebuah generasi.

Pemuda dan masyarakat umumnya, memerlukan fasilitas untuk mencapai kemandirian. Pertama,
harus diciptakan iklim yang kondusif agar para generasi muda dapat mengaktualisasikan segenap
potensi, bakat, dan minat yang dimilikinya. Dengan pernyataan ini maka berarti kita memiliki
pandangan yang positif dan optimis tentang para generasi muda, yaitu bahwa setiap generasi muda
memiliki potensi, bakat, dan minat masing-masing.

Kedua, pemberdayaan generasi muda membutuhkan suatu strategi kebudayaan, bukan strategi
kekuasaan. Dengan strategi kebudayaan berarti kita harus menempatkan generasi muda bukan lagi
sebagai obyek, melainkan sebagai subyek. Para generasi muda harus diberikan otoritas untuk
melakukan proses pembelajaran sendiri agar mereka menjadi lebih berdaya dan diberdayakan.

Ketiga, memberikan kesempatan dan kebebasan kepada para generasi muda untuk
mengorganisasikan dirinya secara bebas dan merdeka. Ini dimaksudkan agar etos kompetisi tumbuh
dan berkembang dengan baik. Kecenderungan untuk menyeragamkan mereka dalam suatu wadah
tunggal seperti kebiasaan lama ternyata justru menumbuhkan semangat berkompetisi.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Pemuda adalah agen perubahan, baik buruknya bangsa indonesia itu tergantung dengan generasi
penerusnya. Apabila generasi muda Indonesia memiliki mental, edukatif, inovatif, dan religius
seperti motto FKIP UNILA insyaallah Indonesia dipimpin generasi yang terdidik, inovatif dan
berketuhanan dan dapat tercapai keinginan bangsa indonesia pada tahun 2020 menjadi negara
maju.

4.2 Saran
Jadilah pemuda yang berguna untuk diri sendiri, orang tua, orang lain, dan nagara NKRI. Dimulai dari
hal kecil kita jadikan bangsa indonesia menjadi negara maju.

Anda mungkin juga menyukai