Anda di halaman 1dari 6

JUBK 6 (1) (2017)

Jurnal Bimbingan Konseling

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk

Model Konseling Kelompok dengan Teknik Penguatan Positif


untuk Mereduksi Prokrastinasi Akademik Siswa

Linda Dwi Sholikhah , Dwi Yuwono Puji Sugiharto & Imam Tadjri

Prodi Bimbingan Konseling, Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel Tujuan penelitian ini untuk menghasilkan dan menguji keefektifan model
Diterima:
November 2016
konseling kelompok dengan teknik penguatan positif untuk mereduksi
Disetujui: prokrastinasi akademik siswa. Penelitian ini menggunakan metode research and
Desember 2016 Development dengan populasi siswa SMK Pelayaran Semarang. Pengambilan
Dipublikasikan: sampel dengan menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan
Juni 2017
bahwa konseling kelompok dengan teknik penguatan positif efektif untuk
________________
Keywords:
mereduksi prokrastinasi akademik siswa.
group counseling,
positive reinforcement
technique,
academic procrastination
____________________

Abstract
___________________________________________________________________
The aim of present study was to produce and to test the effectiveness of model of group
counseling using positive reinforcement technique on reducing students’ academic
procrastination. This study used Research and Development method with population are
students of SMK Pelayaran Semarang. Sampling techiques was purposive random
sampling. Result of present study showd that group counseling using positive
reinforcement technique was effective to reduce students’ academic procrastination.

© 2017 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: p-ISSN 2252-6889
Kampus Unnes Kelud Utara III, Semarang, 50237
e-ISSN 2502-4450
E-mail: lindasholikhah@yahoo.com

62
Linda Dwi Sholikhah, Dwi Yuwono Puji Sugiharto & Imam Tadjri / JUBK 6 (1) (2017) : 62 - 67

PENDAHULUAN prokrastinasi akademik merupakan perilaku yang


tidak efisien dalam menggunakan waktu.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan Perilaku prokrastinasi akademik harus segara
formal untuk mengembangkan potensi siswa. dikurangi atau dihilangkan. Jika perilaku tersebut
Dariyo A (2013) pendidikan formal merupakan dibiarkan maka akan mengurangi produktivitas
jenis pendidikan formal yang diselenggarkan oleh yang akhirnya akan berdampak buruk pada diri
lembaga pendidikan (baik negeri atau swasta) siswa. Dampak dari prokrastinasi akademik yaitu
untuk mempersiapkan peserta didik untuk perstasi belajar menurun, tidak disiplin waktu,
memiliki kemampuan akademis yang dan mendapat hukuman karena terlambat
memungkinkan untuk menjadi seorang ahli dan mengumpulkan tugas. Berdasarkan hasil
profesional dibidangnya. Selama menuntut penelitian You Ji (2015) mengatakan bahwa
ilmu di sekolah, siswa tidak lepas dari siswa yang prokrastinasi akademik prestasinya
kewajiban mengerjakan dan menyelesaikan rendah. Lebih lanjut dijelasakan bahwa guru
tugas-tugas akademiknya. tidak hanya mendorong siswa untuk belajar
Tugas dan tanggung jawab siswa antara secara teratur, akan tetapi juga harus mendeteksi
lain: siswa mengumpulkan tugas tepat waktu, siswa prokrastinasi akademik sedini mungkin.
mengerjakan PR di rumah, belajar, memiliki rasa Fonomena dilapangan SMK Pelayaran
percaya diri dalam mengerjakan tugas, dan yaitu: siswa mengerjakan PR di sekolah, siswa
mampu manajemen waktu. Setiap akhir ngobrol ketika diberikan tugas, siswa terlambat
pelajaran guru memberikan tugas. Siswa harus mengumpulkan tugas dan meminta
mengerjakan dan menyelesaikan tugas perpanjangan waktu. Berdasarkan angket yang
akademiknya sesuai dengan jangka waktu yang diberikan pada 51 siswa di SMK Pelayaran Wira
ditentukan. Guru memberikan tugas untuk Samudera yaitu: 5 siswa (9,80%) kategori sangat
mengetahui seberapa besar siswa memahami rendah, 15 siswa (29,4%) kategori rendah, 19
materi yang telah disampaikan. siswa (37,3%) termasuk kategori sedang, 10 siswa
Siswa diharapkan dapat menyelesaikan (19,6%) kategori tinggi, dan 2 siswa (3,92%)
semua tugas-tugas dan tanggung jawab yang sangat tinggi. Di SMK Pelayaran Semarang
diberikan agar memperoleh ilmu dan nilai yang dengan jumlah siswa 81 diperoleh hasil yaitu: 4
memuaskan. Akan tetapi, tidak semua siswa siswa (4,94%) kategori sangat rendah, 15 siswa
melakukan dan menyelesaikan semua tugasnya. (18,52%) kategori rendah, 25 siswa (30,86)
Ada siswa yang memiliki kebiasaan menunda kategori sedang, 29 siswa (35,8%) kategori tinggi
untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru. dan 8 siswa (9,88%) kategori sangat tinggi. Di
Kebiasaan menunda mengerjakan tugas SMK Akpelni sejumlah 50 siswa dengan hasil
akademik didalam psikologi disebut yaitu: 4 siswa (8%) kategori sangat rendah, 10
prokrastinasi akademik. Berdasarkan pendapat siswa (20%) termasuk kategori rendah, 24
Knaus W (2010) prokrastinasi adalah Suatu siswa(48%) kategori sedang, 11 siswa (22%)
kebiasaan menunda melakukan kegiatan yang kategori tinggi, dan 1 siswa (2%) kategori sangat
penting dan secara otomastis tidak tepat waktu. tinggi.
Menurut Deniz, dkk (2009) Prokrastinasi Untuk mereduksi prokrastinasi akademik
akademik adalah penundaan tugas dan tanggung diperlukan suatu teknik yang sesuai untuk
jawab yang berkaitan dengan tugas sekolah. membantu permasalahan siswa. Salah satu
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijelaskan teknik yang digunakan untuk membantu siswa
bahwa perilaku prokrastinasi akademik adalah yaitu menggunakan teknik konseling kelompok.
kebiasaan menunda-nunda melakukan Konseling kelompok merupakan pemberian
kewajiban dan mengerjakan tugas akademiknya. bantuan yang dilakukan dalam susana kelompok
Siswa yang melakukan prokrastinasi yang bertujuan untuk membantu peserta
akademik, mengalami kesulitan untuk kelompok untuk memecahkan masalah.
menyelesaikan tugas tepat waktu. Oleh sebab itu, Konseling kelompok anggota kelompok tidak

63
Linda Dwi Sholikhah, Dwi Yuwono Puji Sugiharto & Imam Tadjri / JUBK 6 (1) (2017) : 62 - 67

hanya mendapatkan wawasan tetapi berlatih menambah wawasan, pemahaman dan


keterampilan baru yang lebih baik di dalam membiasakan siswa untuk melakukan perilaku
kelompok. Konseling kelompok bertujuan upaya baru yang dikehendaki. Didalam konseling
preventif dan perbaikan. Berdasarkan pendapat kelompok siswa akan mendapatkan pemahaman,
Corey (2012) mengungkapkan bahwa fokus bahwa perilaku yang dilakukan selama ini kurang
dalam konseling kelompok meliputi pendidikan, tepat dan harus dibenahi untuk mencapai prestasi
karir, sosial, pribadi, dan perilaku. berdasarkan lebih baik. Adanya pemahaman dalam diri siswa,
pendapat Gibson & Mitchell (2011) bahwa sehingga siswa memiliki kesadaran dan
konseling kelompok difokuskan untuk keinginan untuk merubah kebiasaannya.
membantu konseli mengatasi problem mereka Secara psikologis setiap orang
lewat penyesuaian diri dan perkembangan membutuhkan penghargaan terhadap usaha yang
kepribadian. Menurut Knaus (2010) bahwa salah telah dilakukannya. Individu yang diberi
satu alternatif untuk menangani prokrastinasi penghargaan akan merasakan hasil perbuatannya
akademik yaitu menggunakan pendekatan dihargai. Sebuah penghargaan akan menjadi
behavioral. Lebih lanjut dijelaskan oleh Ferrari pemacu untuk berusaha meningkatkan atau
(1995) yang kemudian diteliti oleh Asif (2011) mengurangi sebuah perilaku. Penghargaan tidak
mengatakan bahwa pendekatan yang dapat selamanya berupa barang ataupun hadiah,
digunakan untuk permasalahan prokrastinasi adanya penghargaan berupa pujian dan verbal
akademik yaitu dengan konseling kelompok yang membuat siswa merasa dihargai atas usaha
menggunakan pendekatan behavior dengan teori yang dilakukan. Penguatan positif dengan pujian
reinforcment (penguatan). Reinforcment berupa akan membuat siswa berbesar hati dan merasa
(reward). termotivasi untuk melakukan hal yang sama
Perilaku seseorang kadang kala mudah bahkan meningkatkan apa yang telah dicapai.
hilang tetapi ada pula tak mudah hilang. Supaya Prokrastinasi akademik merupakan perilaku
perilaku tetap, maka dibutuhkan pemeliharaan yang harus direduksi untuk meningkatkan hasil
perilaku. Salah satu cara pemeliharaan perilaku belajar.
yaitu dengan penguatan. Martin & Pear (2015) Penelitian ini bertujuan untuk:
mengungkapkan bahwa penguatan positif yaitu (1) Mengetahui pelaksanaan konseling kelompok
jika seseorang pada situasi tertentu melakukan di SMK Pelayaran Semarang, (2) Menganalisis
sesuatu yang diikuti langsung oleh sebuah tingkat prokrastinasi akademik siswa di SMK
penguatan positif maka ia akan cenderung Pelayaran Semarang, (3) Menghasilkan model
melakukan hal yang sama disaat berikutnya ia konseling kelompok dengan teknik penguatan
berjumpa pada situasi yang sama. Penguatan positif untuk mereduksi prokrastinasi akademik
memiliki efek memperkuat perilaku dan siswa, (4) Membuktikan keefektifan konseling
memberikan penghargaan. Siswa diharapkan kelompok dengan teknik penguatan positif untuk
mampu membentuk perilaku baru yaitu perilaku mereduksi prokrastinasi akademik siswa.
yang terbiasa mengerjakan tugas-tugas
akademiknya tepat waktu. METODE
Berdasarkan kajian teori yang ada, maka
model konseling yaitu dengan pendekatan yang Penelitian ini menggunakan metode dan
membuat siswa mampu meningkatkan perilaku desain penelitian Research and Development.
yang diinginkan dan mengurangi perilaku Adapun tahapannya sebagai berikut: Tahap I:
prokrastinasi akademik. Adanya pendekatan Studi Pendahuluan dan Kajian Teori, Tahap II:
yang tepat dan sesuai dengan permasalahan, Merancang Model Hipotetik, Tahap III: Uji
diharapkan tepat dengan teknik dan kelayakan model Hipotetik yaitu Validitas ahli
permasalahan. dan Validitas praktisi, Tahap IV: Uji empiris,
Konseling kelompok dengan teknik Tahap V: Penyusunan model akhir yaitu
penguatan positif membantu siswa untuk Memperbaiki model Hipotetik dan Tersusunnya

64
Linda Dwi Sholikhah, Dwi Yuwono Puji Sugiharto & Imam Tadjri / JUBK 6 (1) (2017) : 62 - 67

model akhir, Tahap VI: Uji efektifitas yaitu dilihat pada Gambar 1. Jika dilihat secara
Melaksanakan uji lapangan dan keseluruhan maka jumlah pre test 1.680 dengan
Mendeskrepsikan hasil uji coba, Tahap VII: Hasil rata-rata 210 termasuk aktegori tinggi.
akhir produk. Populasi penelitian ini adalah Sedangkan hasil post test dengan jumlah 1.160
siswa SMK Pelayaran Semarang. Pengambilan dengan nilai rata-rata 145 termasuk kategori
sampel menggunakan purposive sampling yaitu 8 rendah. Sedangkan selisih hasil pre test dengan
siswa. Pengambilan sampel berdasarkan hasil post test yaitu 520, jika di lihat secara prosentase
angket prokrastinasi akademik. Sampel yang maka mengalami penurunan sebanyak 24,25%.
digunakan yaitu siswa berdasarkan hasil analisis
skala prokrastinasi akademik termasuk kategori
Perbandingan pre test dengan post test
sangat tinggi, tinggi, dan berkonsultasi dengan
guru BK. Subjek penelitian ditentukan dengan 227 228 229 227
250
teknik purposive sampling. Analisis data 192 201 199
189 183 187
menggunakan uji wilcoxson dengan aplikasi SPSS. 200
163
146
136
150 116 110
HASIL DAN PEMBAHASAN 107
100

Hasil penelitian yang disajikan 50


berdasarkan kondisi objektif dilapangan, yang
diperoleh melalui studi pendahuluan yang 0
SM FZ TW TG RN EW WJ SG
bertujuan untuk memperoleh data awal dan data
empiris tentang gambaran pelaksanaan konseling Pre test Post test
kelompok dan gambaran tentang prokrastinasi
akademik siswa. Hail observasi pelaksanan Gambar 1. Grafik Skor Pre dan Post-tes
konsleing kelompok yaitu konseling kelompok Prokrastinasi Akademik
belum dilakukan secara maksimal dan
disesuaikan dengan permasalahan siswa. Hasil Uji keefektifan model konseling kelompok
penelitian dalam studi pendahuluan ini, menjadi dengan teknik penguatan positif untuk mereduksi
pertimbangan untuk mengembangkan model prokrastinasi akademik siswa SMK Pelayaran
konseling kelompok dengan teknik penguatan Semarang dianalissi dengan statistik non
positif untuk mereduksi prokrastinasi akademik parametrik melalui uji wilcoxson. Berdasarkan
siswa. Adapun model konseling kelompok yang hasil analisis data dapat diketahui bahwa
dihasilkan menjadi 7 komponen yaitu: terdapat penurunan tingkat prokrastinasi yang
(1) Rasional, (2) Visi dan misi, (3) Tujuan signifikan antara pre test dan post test (z = 2,521,
konseling kelompok, (4) Isi konseling kelompok, p < 0,05). Oleh karena itu, dapat disimpulkan
(5) Dukungan sistem, (6) Prosedur pelaksanaan konseling kelompok dengan teknik penguatan
konseling kelompok dan (7) Evaluasi dan tindak positif efektif untuk menurunkan prokrastinasi
lanjut. akademik siswa.
Setelah menjadi model konseling Berdasarkan uji keefektivan bahwa
kelompok maka diuji keefektivannya. Untuk pelaksanaan model layanan konseling kelompok
mengetahui keefektivan model konseling dengan teknik penguatan positif efektif untuk
kelompok dengan teknik penguatan positif mereduksi prokrastinasi akademik siswa. Hal
terhadap penurunan prokrastinasi akademik tersebut dapat dilihat dari penurunan hasil post
siswa maka dilakukan analisis data. Perubahan test dan berdasarkan hasil observasi prokrastinasi
data dapat diketahui setelah dilakukan pre test dan akademik siswa mengalami penurunan. Selain
post test. itu berdasarkan hasil observasi dari guru mata
Perbandingan tingkat prokrastinasi pelajaran mengalami penurunan. Sedangkan
akademik siswa saat pre test dan post Test dapat efektivitas layanan dibuktikan dari hasil skala

65
Linda Dwi Sholikhah, Dwi Yuwono Puji Sugiharto & Imam Tadjri / JUBK 6 (1) (2017) : 62 - 67

prokrastinasi akademik yang menunjukkan seiring berjalannya waktu siswa mulai terbiasa
adanya penurunan pada hasil pre test dengan adanya perilaku yang telah ditentukan
dibandingkan hasil post test. untuk dilakukan. Hal tersebut terlihat dengan
Konseling kelompok dengan penguatan adanya observasi dan penugasan dari guru mata
positif dapat membantu siswa untuk membentuk pelajaran.
perilaku baru. Penurunan prokrastinasi akademik Penurunan prokrastinasi akademik
berbeda pada masing-masing individu berbeda- tersebut dikarenakan adanya pemahman,
beda. ada yang mengalami penurunan yang pembiasaan dan penguatan yang diberikan.
banyak, sedang, dan sedikit. Hal tersebut Menurut Kartadinata, I, & Sia, T (2008)
dikarenakan penurunan prokrastinasi akademik menguraikan faktor prokrastinasi akademik
dikarenakan beberapa faktor antara lain: adanya antara lain: ketidakmampuan manajemen waktu,
faktor internal dna faktor eksternal. Hal tersebut menetapkan prioritas, karakteristik tugas, dan
sesuai dengan pendapat Gufron (2003) yang karakter individu. Ketidakmampuan
mengatakan bahwa faktor prokrastinasi manajement waktu yaitu kemampuan siswa
akademik adalah faktor internal dan eksternal. untuk memanajement waktu yang berbeda-beda,
Adanya penurunan setelah diberikan meliputi: membagi waktu untuk mengerjakan
konseling kelompok dikarenakan beberapa faktor tugas dan merencanakan mengerjakan tugas.
internal dan eksternal diantaranya: pada Penetapan prioritas yaitu perbedaan kemampuan
pertemuan ke dua siswa diberikan pemahaman siswa dalam menentukan prioritas utama yang
tentang tujuan sekolah, pentingnya mengerjakan harus dilakukan secara urut sesuai dengan
tugas tepat waktu dan pemahaman tentang kepentingan, yang meliputi: prioritas siswa
prestasi yang ingin dicapai. Setelah siswa mampu adalah belajar namun, kenyataanya lebih
memahami tujuan dari sekolah, maka siswa memilih aktifitas lain yang kurang bermanfaat.
memiliki keinginan untuk merubah kebiasaan Faktor karakteristik tugas yaitu masing-masing
menunda mengrejakan tugas-tugas siswa memiliki pandangan berbeda pada mata
akademiknya. Berdasarkan hasil penelitian Asif pelajaran tertentu.
(2011) mengatakan bahwa pendekatan yang Dengan demikian konseling selanjutnya
dapat digunakan untuk permasalahan membahas mengenai permasalahan antara lain:
prokrastinasi akademik yaitu dengan konseling manajement waktu, menentukan skala prioritas,
kelompok menggunakan pendekatan behavior karakter tugas dan karakter indivisu. Siswa mulai
dengan teori reinforcment (penguatan). mampu memanajement waktu dengan baik
Reinforcment berupa (reward). dengan adanya jadwal harian. Selain itu, siswa
Pada pertemuan selanjutnya siswa mulai menetapkan skala prioritas sebelum
menentukan permasalahan yang berkaitan melakukan kegiatan. Siswa mulai menyelesaikan
dengan prokrastinasi akademik. Melalui kegiatan tugas-tugas dengan sesegera mungkin. Dengan
konseling kelompok. Permasalahan saling adanya penguatan positif siswa merasa
dibahas didalam kelompok, sehingga siswa termotivasi untuk merubah kebiasaan
mampu memahami dan memiliki keinginan prokrastinasi akademik. Siswa tidak mampu
untuk merubah kebiasaannya selama ini. Selaian menyelesaikan tugas, konselor memberikan
itu, agar perilaku tepat sasaran maka adanya penguatan positif, sehingga siswa akan
kontrak perilaku yang digunakan siswa untuk termotivasi dan ingin melakukan perilaku yang
membiasakan dalam berperilaku yang mendapatkan penguatan positif.
dikehendaki. Adanya perilaku target dan point
yang diberikan maka membuat siswa lebih SIMPULAN
terarah dan termotivasi untuk mendapatkan
point tertinggi. Siswa mengimplementasikan Berdasarkan hasil penelitian dapat
perilaku yang telah disepakati. Awalnya siswa disimpulkan bahwa penelitian ini menghasilkan
mengalami sedikit peningkatan, akan tetapi model konseling kelompok dengan teknik

66
Linda Dwi Sholikhah, Dwi Yuwono Puji Sugiharto & Imam Tadjri / JUBK 6 (1) (2017) : 62 - 67

penguatan positif untuk mereduksi prokrastinasi Deniz M. E, Traş Z, & Aydoğan Didem. 2009. An
akademik siswa. Selaras dengan pembahasan Investigation of Academic Procrastination,
maka dapat disusun saran yang ditujukan untuk Locus of Control, and Emotional Intelligence.
Journal Educational Sciences: Theory & Practice. 9
praktik dan penelitian lebih lanjut. Bagi konselor
(2): 623-632.
sekolah hendaknya mengoptimalkan kegiatan
Gibson, R,L. & Mitchell, M,H. 2011. Bimbingan dan
layanan konseling kelompok sesuai dengan Konseling. terjemahan Y. Santoso. Yogyakarta:
jadwal yang telah tercantum didalam program Pustaka Pelajar
bimbingan dan konseling. Konselor juga penting Gufron, M.N. 2003. Hubungan Kontrol Diri dan
untuk mampu menggunakan pendekatan yang Persepsi Remaja Terhadap Penerapan Disiplin
sesuai untuk mengatasi permasalahan siswa. Bagi Orang Tua dengan Prokrastinasi Akademik.
penelitian lanjutan diharapkan menyempurna- Tesis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
kan model yang telah dibuat. Kartadinata, I, & Sia, T. 2008 Prokrastinasi Akademik
dan Manajemen Waktu, ANIMA: Journal
Indonesian Psychological. 23(2).
DAFTAR PUSTAKA
Knaus W, Ed.D. 2010. End Procrastination Now! Get It
Done with a Proven Psychological Approach. New
Asif S.E. 2011. Clinical Implications of Academic
York: The McGraw-Hill Companies.
Procrastination. Dissertation. Los Angeles:
Martin, G, & Pear, J. 2015. Modifikasi Perilaku.
Doctor of Psychology at Alliant International
terjemahan Yudi Santoso. Yogyakarta:
University Los Angeles. ProQuest LLC.
Pustaka Pelajar.
Corey, M, S, Corey, G & Corey, C. 2010. Group Process
You Ji, W. 2015. Examining the Effect of Academic
and Practice. (8th Ed.)
Procrastination on Achievement Using LMS
Data in e-Learning. Journal Educational
Technology & Society. 18 (3): 64-74.

67

Anda mungkin juga menyukai