Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SEMINAR PROPOSAL
OLEH :
ALFIN GIDEON
1703122296
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-
1. Orang tua penulis yang selalu mendoakan dan memberi dukungan serta
2. Ibu Dr. Vanda Julita Yahya, M.Si selaku Ketua Jurusan Biologi Fakultas
3. Ibu Dr. Fitmawati M.Si selaku dosen pembimbing jurusan dan selaku
orang tua saya yang telah membimbing secara moral maupun studi
5. Ibu Dr. Roza Elvyra, M.Si selaku Penasehat Akademis yang selalu
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 4
.......................................................................................................................
iv
BAB I
PENDAHULUAN
(Gymnospermae) berbentuk pohon yang berasal dari Asia tropik, Melanesia, dan
Pasifik Barat yang mempunyai banyak manfaat bagi manusia mulai dari batang,
daun, bunga dan buah mempunyai arti ekonomi. Daun, bunga dan kulit buah yang
tua dapat dijadikan sayuran, sedangkan biji yang tua dapat dijadikan emping yang
mempunyai nilai ekonomi tinggi, kulit batang dapat dijadikan tali sedangkan
kayu untuk bahan pembuat kertas. Selain itu tanaman melinjo juga mengandung
daunnya. Melinjo (Gnetum gnemon) adalah salah satu berbagai macam jenis
tanaman yang ada di Indonesia yang memiliki banyak fungsi, seperti biji melinjo
pembuatan roti. Menurut Sunanto (1992) varietas melinjo ada tiga yaitu : varietas
kerikil, ketan dan gentong. Biji melinjo terbungkus oleh 3 lapisan kulit, yaitu ;
2
lapisan pertama, kulit luar yang lunak, lapisan kedua agak keras berwarna kuning
jika biji muda, dan coklat kehitaman jika biji tua, dan lapisan ketiga berupa kulit
tipis berwarna putih kotor. Daging biji terletak di bawah lapisan kulit ketiga,
sebagai persediaan makanan pada saat biji mulai berkecambah. Semua bahan
makanan yang berasal dari tanaman melinjo mempunyai kandungan gizi yang
Riau. Secara geografis, Kota Pekanbaru diapit oleh Kabupaten Siak di sebelah
utara dan timur, Kabupaten Kampar di sebelah utara, selatan, dan barat dan
Kabupaten Pelalawan di sebelah selatan dan timur. Luas wilayah Kota Pekanbaru
sebesar 632,26 km2 atau 0,71 persen dari total luas wilayah Provinsi Riau.
Topografi Kota Pekanbaru relatif datar dengan struktur tanah terdiri dari tanah
aluvial dan pasir, dan sebagian daerah pinggiran kota terdiri dari tanah jenis
organosol dan humus yang bersifat asam dan korosif untuk besi. Banyaknya
manfaat yang diperoleh dari tanaman melinjo maka tidak sedikit orang yang
memperbanyak tanaman ini pun juga sangat mudah yaitu dengan cara generatif
(penyemaian biji) dan vegetatif (cangkok, okulasi, sambung). Akan tetapi fakta
hasil tanah dan pertanian. Diperkirakan tumbuh beberapa jenis tanaman melinjo di
3
kawasan Kota Pekanbaru, namun sejauh ini belum ada data kongkrit mengenai
jenis-jenis melinjo yang tumbuh di Kota Pekanbaru. Untuk memperoleh data yang
pasti dan akurat perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengeksplorasi serta
inventarisasi jenis-jenis melinjo yang tumbuh di Kota Pekanbaru dan oleh karena
Pekanbaru cukup besar, didukung oleh kondisi wilayah yang beriklim tropis serta
cara mudahnya menaman tumbuhan melinjo yang tidak hanya dapat dijumpai
Namun, masih banyak yang belum mengetahui dari jenis melinjo yang belum
dikenal oleh masyarakat dan minimnya informasi data mengenai jenis melinjo
yang ada di Kota Pekanbaru, sehingga perlu dilakukannya eksplorasi guna untuk
memperbaruhi data keberagaman dan kelimpahan melinjo. Oleh karena itu, maka
milik keluarga Gnetecea (Kato, 2009). Ukuran dari pohon melinjo adalah sekitar
50 kaki tinggi dannsering ditemukan dalam hutan kering dan hutan basah di
berbagai daerah. Area distribusi dari tumbuhan ini anatara lain di Asia Tenggara
dan Melanesia, Assam, Timur Laut India (Manner and Elvitch, 2006). Khususnya
(tumbuhan biji berkeping satu) dan Dicotyledone (tumbuhan biji berkeping dua).
dengan baik di daratan rendah dan tinggi yang tidak lebih dari 1200 m dpl.
Tumbuhan ini dapat tumbuh pada tanah liat, lempung dan tanah berpasir.
Tumbuhan melinjo mulai berbuah pada umur 3~4 tahun. Kulit tanaman ini juga
6
berguna, yaitu dapat diolah menjadi tali. Suatu macam serat yang berkualitas
tinggi dihasilkan dari kulit batang bagian dalam kulit ini dimanfaatkan sebagai tali
panah yang terkenal di pulau Sumba, juga untuk tali pancing atau jaring, berkat
khusus, sehingga dapat tumbuh pada tanah-tanah liat/ lempung, berpasir, dan
berkapur. Walaupun demikian tanaman melinjo tidak tahan terhadap tanah yang
selalu tergenang air atau yang berkadar asam tinggi. Di Indonesia, tanaman
melinjo didapatkan dari daerah pantai yang berhawa panas, sampai ke daerah
dan daerah 6 pegunungan tanaman ini dapat hidup baik dan menghasilkan dengan
dan musim kering selama 3 bulan. Perbedaannya daun tanaman melinjo yang
tumbuh di daerah pegunungan lebih tebal dan kurang lemas, sehingga daun muda
yang disebut daun so itu bila dimasak sebagai sayur terasa kurang enak (Sunanto,
1991)
komponen dalam pembuatan sayur ataupun dalam pembuatan kue kering yang
sekitar pulau Danaman, pulau Sumatera dan pulau Jawa. Di pulau Sumatera,
produksi melinjo lebih dari 20.000 granules (biji) per tahun. Hal ini merupakan
pertumbuhan yang spontan untuk satu spesies tanaman di hutan dan melinjo juga
7
dari biji mempunyai sistem perakaran tunggang, seperti halnya tumbuhan dikotil.
Akar pokok tumbuh ke berbagai sisi. Melinjo yang tumbuh dari hasil perbanyakan
secara vegetatif, seperti cangkok dan stek, tidak berakar tunggang. Batang Batang
menurut (Honton (2004) dalam Nindy, Tiara M.N, 2014) dalam dunia tumbuh-
Kigdom : Plantae
Divisi : Gnetophyta
Subdivisi : Gnetophytina
Kelas : Gnetopsida
Subkelas : Gnetidae
Ordo : Gnetales
Famili : Gnetaceae
Genus : Gnetum
dibedakan atas akar, batang, daun, dan bunga. Melinjo yang tumbuh dari biji
8
melinjo berkayu dan bercabang. Tinggi pohon ini antara 5 – 22 meter. Bentuk
membentuk kerucut dengan karangan bunga melingkar. (Manner dan Elevitch, 2006).
1. Akar
– abu gelap, dan juga dalam menembus dengan kedalam tanah 3-5 meter
2. Batang
cabangnya.
3. Daun
Daun tunggal, berbentuk bulat oval dan terdiri dari beberapai helai daun,
menyirip. Selain itu, bagian dalam daun akan memiliki serabut halus
berwarna keputihan.
4. Bunga
Bunga tidak sempurna, terpisah antara bunga jantan dan betina. Bunga
jantan ini terdiri dari benang sari, dan bunga betina terdiri dari karangan
5. Biji
Biji melinjo terbuka, lapisan luar keras, selaput dalam dilindungi dengan
tandan bunga yang berdaging, biji berwarna hijau muda kalau belum
6. Daun
Daun tunggal, berbentuk bulat oval dan terdiri dari beberapai helai daun,
menyirip. Selain itu, bagian dalam daun akan memiliki serabut halus
berwarna keputihan.
7. Bunga
Bunga tidak sempurna, terpisah antara bunga jantan dan betina. Bunga
jantan ini terdiri dari benang sari, dan bunga betina terdiri dari karangan
8. Biji
Biji melinjo terbuka, lapisan luar keras, selaput dalam dilindungi dengan
tandan bunga yang berdaging, biji berwarna hijau muda kalau belum
senyawa kulit buah melinjo antara lain flavonoid, tanin, saponin, dan triterpen
daun maupun kulit biji mengandung senyawa antioksidan seperti likopen dan
Daun muda, perbungaan, tangkil, dan buah tua melinjo dimasak sebagai sayur
(terutama sayur asem). Bijinya merupakan bagian yang terpenting, buahnya tidak
lain dari biji yang terbungkus oleh kulit dalam yang kaku (kulit biji) dan kulit luar
yang tipis dan dapat dimakan. Biji melinjo umumnya direbus atau dijadikan emping
dan digoreng. Suatu macam serat yang berkualitas tinggi dihasilkan dari kulit
batang bagian dalam, kulit ini dimanfaatkan sebagai tali panah yang terkenal di
pulau Sumba, juga untuk tali pancing atau jaring, berkat ketahanannya terhadap air
laut. Kayu melinjo tak ada manfaatnya yang khusus, mungkin alasannya ialah karena
Pohon berumah dua yang selalu hijau dan berbatang lurus, tinggi dapat
mencapai 5-10 m. Daun berhadapan, berbentuk jorong, urat daun sekunder saling
panjang bunga 3-6 cm. Terdapat 5 - 8 bunga betina di tiap nodus, berbentuk bola.
Buah seperti buah kacang, berbentuk jorong, bagian ujungnya runcing pendek, ketika
masak warna buah berangsur-angsur akan berubah dari kuning, merah hingga
keunguan. Satu biji dalam satu buah, buah besar dan kulit tengahnya keras berkayu.
tanaman ini. Tidak ada syarat tertentu terhadap faktor kualitas dan kedalaman tanah,
namun kadar ikat air pada tanah atau irigasi perlu dilakukan selama musim kering
(Cerianet, 2010).
bahan papan dan alat rumah tangga sederhana. Daun mudanya (disebut sebagai so
dalam bahasa Jawa) digunakan sebagai bahan sayuran (misalnya pada sayur asem).
"Bunga" (jantan maupun betina) dan bijinya yang masih kecil-kecil (pentil)
maupun yang sudah masak dijadikan juga sebagai sayuran. Biji melinjo juga
2022, yang akan dilakukan di Kota Pekanbaru. Peta lokasi penelitian ini disajikan
Pekanbaru)
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis,
buku identifikasi melijo, kamera, parang, GPS, Herbarium Kit (etiket gantung,
gunting tanaman, cutter, roll meter, sasak, sabuk ikat, kantong plastik, oven).
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alkohol 70%, sampel
pohon dan berumah dua (dioecious, terdapat individu jantan dan betina) maupun
biji melinjo tidak dibungkus oleh daging tetapi dibungkus oleh kulit luar di Kota
3.5.1 Obsevasi
dengan teliti lokasi penelitian sebelum melakukan penelitian. Selain itu juga dapat
3.5.2 Wawancara
Indonesia, nama jenis melinjo (jika diketahui), manfaat melinjo untuk masyarakat
setempat, dan lokasi tumbuhnya. Hasil dari wawancara akan disimpulkan oleh
melinjo, penentuan titik dari 19 penelitian dan jalur jelajah secara purposive
Jika tidak terdapat didaerah tersebut tidak ada yang menanam melinjo atau
daerah tersebut dan paham mengenai melinjo di daerah tersebut. Setiap jenis
disemprotkan dengan alkohol 70% dan dimasukkan kedalam kantong plastik lalu
kemudian diatur diantara lembaran koran dan dimasukkan kedalam sasak untuk di
oven minimal selama 3 hari dengan suhu 60oC. Pada setiap lokasi pengambilan
bagian yang harus diambil untuk herbarium bunga, daun, batang dan buah.
kemudian lapisi dengan kertas karton dan dipres menggunakan kayu atau
16
dengan suhu yang sangat rendah selama beberapa waktu yang bertujuan
spesimen baik itu jamur ataupun serangga agar tidak merusak spesimen.
ataupun dengan selotip, bagian yang mudah rontok seperti bunga dan buah
nama penemu, nama famili, nama jenis, tanggal, tempat tumbuh, dan nama
penemu.
Botani Jurusan Biologi FMIPA UNRI yang dilakukan oleh orang yang ahli
identifikasi, deskripsi, dan gambar dari data pada melinjo dan yang telah
Asri, I. W. Y. (2010). Analisis usaha industri emping melinjo skala rumah tangga
di kabupaten magetan.
Cadiz, R. T., and Florido, H. B. 2001. Bago : Gnetum gnemon Linn. Research
Information Series on Ecosystem, 13(2).
Dewi, A. N. (2018). Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Kulit Buah Melinjo (Gnetum
Gnemon Jurnal Berdaya Mandiri Vol. 1 No. 2 Tahun 2019 E-ISSN: 2685-
8398 109 L.) pada Mencit Jantan Galur DDY. Skripsi. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
Kato 2009 . Stilbenoids Isolated from the Seeds of Melinjo (Gnetum gnemon L.)
and Their Biological Activity. J.Agric. Food Chem. 2009, 57, 2544-2549
Nindy, Tiara M.N, 2014. Uji Efektivitas Protein Biji Melinjo (Gnetum Gnemon
Linn.) Terhidrolisis Sebagai Hepatoprotektor Terhadap Radikal Bebas Dalam
Mencegah Peningkatan. Universitas Jember.
Parhusip dan Sitanggang, 2011. Uji Efektivitas Protein Biji Melinjo (Gnetum
Gnemon Linn.) Universitas Sumatera Utara