Anda di halaman 1dari 11

22

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu Tahap I uji bakteri
Salmonella sp pada ayam pedaging (Gallus domesticus) dan tahap II
pengembangan handout pembelajaran pada konsep eubacteria di SMA kelas X.
Adapun tahapannya sebagai berikut :

3.1 Tahap I : Deteksi Bakteri Salmonella sp.


3.1.1 Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
Kedokteran dan Laboraturium Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Ilmu
Pendidikan Universitas Riau pada bulan Juli hingga Agustus 2020.

3.1.2 Alat dan Bahan


1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ice box, neraca
analitik, mortar dan alu, spatula, hot plate, pipet ukur, tabung reaksi, rak
tabung reaksi, inkubator, autoklaf, gelas ukur, gelas kimia, jarum ose,
cawan petri, lampu bunsen, korek api, kertas label, kapas, batang
pengaduk, kamera, termometer, kertas lakmus, pipet tetes, spidol,
sarung tangan karet, masker.

2. Bahan
Bahan yang digunakan adalah sampel ayam pedaging, alkohol
70%, kapas, aquades, aluminium foil, Selenite Cystine Broth (SCB),
Salmonella Shigella Agar (SSA), Triple Sugar Iron Agar (TSIA),
Sulphite Indole Motility (SIM), Simon Citrate Agar (SCA)

22
23

3.1.3 Rancangan Penelitian


Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan
analisis deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada ayam pedaging yang djual di 4
pasar tradisional dan 4 pasar modern yang berada di Kota Pekanbaru.

3.1.4 Teknik Pengumpulan Data


Lokasi yang dijadikan sebagai lokasi pengambilan sampel daging ayam
adalah penjual ayam pedaging di pasar tradisional dan pasar modern kota
Pekanbaru. Penjual ayam pedaging dipilih dengan menggunakan teknik
purposive sampling berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan peneliti yaitu
penjual yang ada di pasar tradisional dan pasar modern kota Pekanbaru.
Sampel daging ayam diambil sebanyak 8 potong ayam pedaging dari 4 pasar
tradisional dan 4 pasar modern yang memiliki perbedaan cara penyimpanan
yang dilakukan oleh penjual tersebut. Sampel daging ayam kemudian
dimasukkan dalam plastik dan diberi tanda dengan kertas label. Setelah itu,
sampel daging ayam dibawa untuk dilakukan tahap pengujian di laboraturium.
Saat melakukan pengambilan sampel, peneliti juga melakukan
wawancara dengan penjual ayam pedaging. Wawancara dilakukan untuk
mendapatkan informasi yang lebih detail dalam memperkuat dugaan
keberadaan bakteri Salmonella sp pada ayam pedaging dalam aspek higiene
dan sanitasi. Selanjutnya sampel dibawa menuju laboratorium untuk diuji.

3.1.5 Prosedur Penelitian


Prosedur penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan dimulai dari
pengambilan sampel, sterilisasi alat dan bahan, pembuatan media, dan uji
bakteri Salmonella sp. yang terdiri dari pengkayaan, isolasi pada media
selektif dan dilanjutkan dengan uji biokimia. Berikut tahapan penelitian :

A. Tahap Persiapan
Alat yang digunakan untuk mendeteksi Salmonella seperti cawan petri,
tabung reaksi, erlenmeyer, dispo dan mikropipet disterilisasi terlebih
24

dahulu. Bahan yang digunakan untuk mendeteksi Salmonella seperti


media Selenite Cystine Broth (SCB), media Salmonella Shigella Agar
(SSA), media Triple Sugar Iron Agar (TSIA), media Sulphite Indole
Motility (SIM), dan media Simmon’s Citrate Agar (SIM) disterilisasi
terlebih dahulu.

B. Tahap Deteksi Salmonella sp

Menggunakan
Selenite cystine broth Pengkayaan
mikropipet 2x24 jam

Pengamatan
Isolasi Media Selektif
Makroskopis 1x24 jam

Uji Biokimia

Tripel Sugar Iron Simon’s Citrate Sulphite Indole


Agar Agar Motility

Gambar 3.1.5 Skema tahapan deteksi Salmonella sp


25

a) Pengambilan sampel
Sampel ayam pedaging dibeli pada lokasi pengambilan sampel
di 8 pasar diantaranya yaitu 4 pasar pasar tradisional dan 4 pasar
modern yang ada di Pekanbaru, setelah itu sampel dibawa ke
laboratorium untuk di deteksi. Sampel diambil dengan perbedaan cara
penyimpanan yang dilakukan oleh penjual yang ada di pasar tersebut.

b) Pembuatan media
1) Media Selenite Cystein Broth (SCB) merupakan media
pengkaya untuk Salmonellla sp. Media Selenite Cystein Broth
(SCB) mengandung pepton, sodium selenite, natrium fosfat,
dan laktosa. Media dibuat dengan melarutkan 8 gr Selenite
Cystine Broth dengan aquades sebanyak 500 ml, lalu
dipanaskan sambil diaduk. Setelah Selenite Cystine Broth larut
kemudian di angkat dan di tuang ke dalam erlenmeyer dan di
tutup dengan alumunium foil, lalu di sterilkan dengan
menggunakan autoclave pada suhu 121oC dan tekanan 2 atm
selama 15 menit.
2) Media Salmonella Shigella Agar (SSA) merupakan media
yang digunakan untuk mengisolasi bakteri Salmonella sp dan
Shigella sp dari sampel feses, urin, dan makanan. Media ini
tersusun atas beberapa bahan, seperti campuran ekstrak,
vitamin, mineral, dan asam amino, campuran bile salt, sodium
sitrat, dan brilliant green, neutral red ,dan ferric citrate. (Hart
dan Paul, 1997) Media SSA ditimbang 10,2 gram dan
dimasukkan ke dalam erlenmeyer 170 mL kemudian dilarutkan
dengan akuades sebanyak 120 mL. Media dipanaskan sampai
larut dengan baik, dan disterilisasi dengan autoclave pada suhu
1210C selama 15 menit.
3) Media Triple Sugar Iron Agar (TSIA) merupakan media yang
digunakan untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam
26

memfermentasi karbohidrat. Pada media TSIA terdapat tiga


macam gula yaitu glukosa, laktosa, dan sukrosa. Komposisi
media ini terdiri dari beef ekstrac 3 gr, yeast ekstrac, peptone,
proteose-peptone, lactose, saccharose, dexote, ferrous sulfat,
sodium chloride, sodium thiosulfate, phenol red, dan agar.
Media TSIA dibuat dengan mencampur 65gr serbuk Triple
Sugar Iron Agar dan 1000 ml akuades yang dipanaskan lalu
diaduk homogen. Media dimasukan kedalam tabung reaksi
sebanyak 5ml menggunakan pipet ukur kemudian tabung
ditutup dengan menggunakan aluminium foil dan disterilisasi
dengan autoclave pada suhu 1210C selama 15 menit. Tabung
reaksi diletakan dalam keadaan miring hingga media membeku
(Badan Standarisasi Nasional,2008)
4) Media Sulphite Indole Motility (SIM) adalah media agar
semisolid digunakan untuk menentukan produksi hidrogen
sulfida (H2S), pembentukan indol, dan motilitas. SIM media
digunakan untuk membedakan anggota keluarga
Enterobacteriaceae. Timbang media yang digunakan sebanyak
30g dalam 1 liter. Masukkan media yang sudah berisi aquades
kedalam tabung erlenmeyer dan homogenkan pada hot plate
stirer menggunakan magnetic stirer. Setelah homogen, media
dituang kedalam tabung reaksi dan disterilkan kembali dalam
autoclave selama 15 menit. Setelah steril, media dikeluarkan
dari autoclave dan dibiarkan dalam posisi tegak.
5) Media Simon Citrat Agar (SCA) merupakan media yang
digunakan untuk menguji bakteri yang menggunakan sitrat
sebagai sumber karbon. Menurut Capuccino (1987) bahan-
bahan dalam pembuatan SCA terdiri dari ammonium
dihydrogen phospate, doatossium phospate, sodium chloride,
sodium citrate, magnesium sulfate, brom tymol blue dan agar.
Sebanyak 25gr bubuk Simon Citrat Agar di campur dengan
27

1000 ml akuades dipanaskan lalu diaduk homogen. Media


dimasukan kedalam tabung reaksi sebanyak 3 ml
menggunakan pipet ukur kemudian tabung ditutup dengan
menggunakan aluminium foil dan disterilisasi dengan
autoclave pada suhu 1210C selama 15 menit. Tabung reaksi
diletakan dalam keadaan miring hingga media membeku.

c) Sterilisasi alat dan bahan


Sterilisasi dilakukan menggunakan autoklaf dengan suhu 121oC
dan tekanan 2 atm selama 15 menit (Capuccino, 1987).

d) Deteksi bakteri Salmonella sp


Proses deteksi bakteri Salmonella sp dilakukan melalui tiga
tahap pengujian sesuai dengan Badan Standarisasi Nasional (2008).
1) Pengkayaan
Sampel ayam pedaging di timbang sebanyak 25 gram
menggunakan neraca analitik, kemudian digerus menggunakan mortar
dan alu, ditambahkan aquades sebanyak 9 ml. Setelah itu disaring
menggunakan kertas saring, setelah disaring, larutan tersebut diambil
sebanyak 1 ml dengan menggunakan mikropipet, kemudian
dimasukkan ke dalam 9 ml Selenite Cystine Broth (SCB) dan
selanjutnya diinkubasi pada suhu 370C selama 48 jam. (Badan
Standarisasi Nasional,2008).

2) Isolasi media agar selektif


Bakteri yang terdapat di media pengkayaan diambil dengan
menggunakan ose yang sudah difiksasi, kemudian diinokulasi pada
media SSA dengan cara digoreskan (Streak plate). Media SSA tersebut
diinkubasi selama 1x24 jam pada suhu 370C di inkubator. Observasi
dilakukan dengan melihat pertumbuhan koloni bakteri Salmonella sp.
28

yang ditandai dengan adanya pertumbuhan koloni tidak berwarna


sampai merah muda dengan titik hitam di tengah. (Hart dan Paul, 1997)

3) Uji Biokimia
a) Uji Triple Sugar Iron Agar (TSIA)
Koloni diambil dari media yang diduga positif (+) dari ketiga
media tersebut kemudian diinokulasikan ke TSIA dengan cara
menusuk sampai sepertiga dasar tabung kemudian diangkat dan
digores secara zig-zag pada media agar miring kemudian
inkubasikan pada suhu 37ºC selama 24 jam. Hasil uji positif
Salmonella ditandai terjadinya warna hitam pada tusukan dan
goresan pada media. (Badan Standarisasi Nasional, 2008).

b) Uji Simon Citrat Agar (SCA)


Koloni diambil dari positif (+) TSIA dengan ose kemudian
diinokulasikan ke media Simmon Citrate Agar (SCA) dengan cara
menggoreskan bagian miringnya dan menusuk bagian tegaknya.
Selanjutnya diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam. Hasil uji
positif ditandai adanya pertumbuhan koloni yang diikuti perubahan
warna dari hijau menjadi biru. Hasil uji negatif ditandai dengan
tidak adanya pertumbuhan koloni atau tumbuh sangat sedikit dan
tidak terjadi perubahan warna. Umumnya Salmonella memberikan
hasil positif pada uji sitrat (Badan Standarisasi Nasional, 2008).

c) Uji Sulphite Indole Motility (SIM)


Koloni diambil dari positif (+) SIM dengan ose kemudian
diinokulasikan ke media Sulphite Indole Motility (SIM) dengan
cara menusuk bagian tegaknya. Hasil uji positif ditandai adanya
pertumbuhan bakteri yang menyebar. Hasil uji negatif ditandai
dengan tidak adanya pertumbuhan koloni atau tumbuh sangat
sedikit dan tidak terjadi perubahan warna. Umumnya Salmonella
29

memberikan hasil positif pada uji sitrat. Hasil uji positif meliputi
produksi H2S ditandai dengan media berwarna hitam (Badan
Standarisasi Nasional, 2008).

3.1.6 Parameter Penelitian


Parameter dalam penelitian ini adalah keberadaan bakteri Salmonella sp
pada ayam pedaging (Gallus domesticus) di pasar tradisional dan pasar
modern kota Pekanbaru melalui pengamatan morfologi koloni (bentuk koloni,
tepi koloni, warna koloni dan elevasi koloni), dan uji biokimia
(Capuccino,J,B., and Sherman,N, 2005).

3.1.7 Teknik Analisis Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yg
diperoleh dari hasil pemeriksaan ayam pedaging di pasar tradisional dan pasar
modern kota Pekanbaru. Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis
secara deskriptif kualitatif yang akan ditampilkan dalam bentuk gambar dan
tabel hasil penelitian.

3.2 Tahap II. Pengembangan Handout Pembelajaran

3.2.1 Tempat dan Waktu


Tahap perancangan modul pembelajaran dilaksanakan di Kampus
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau dari bulan Agustus sampai dengan
bulan Oktober 2020.

3.2.2 Rancangan Penelitian


Hasil penelitian deteksi bakteri Salmonella sp pada ayam pedaging
(Gallus domesticus) yang dijual di pasar tradisional dan pasar modern kota
Pekanbaru selanjutnya akan dikembangkan menjadi rancangan handout yang
digunakan sebagai sumber belajar. Tahapan pengembangan modul mengacu
pada model pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development,
Implementation and Evaluation) yang disederhanakan menjadi tahap Analysis
30

dan Design. Adapun tahap perancangan handout dapat dilihat pada gambar
3.2.2

Tahap 1 : Analisis

Analisis Kurikulum (Permendikbud No.24 Thn 2016)

Hasil Penelitian
Kompetensi Dasar :
Berisi tentang Kompetensi Dasar (KD) yang
berkaitan dengan hasil penelitian

Tahap 2 : Desain

Materi Pokok  Rancangan Indikator


ciri-ciri bakteri  Rancangan Materi
Salmonella sp  Rancangan Tujuan Pembelajaran
 Rancangan Isi Handout

Perancangan Handout

Gambar 3.2.2 Bagan alir perancangan handout pembelajaran


(Sumber : Enggia Pradipta, dkk. 2014).
Secara garis besar, perancangan handout terdiri dari tahap analisis dan
tahap perancangan.Tahap analisis terdiri dari analisis kurikulum 2013 pada
materi yang tekait dan tahap design terdiri dari rancangan pembelajaran dan
design handout.
a. Tahap Analisis Kurikulum
Tahap awal dari analisis kurikulum adalah menganalisis silabus yang
dikeluarkan oleh Kemendikbud 2017 untuk menentukan kompetensi dasar
dan materi yang berpotensi menggunakan penelitian sebagai rancangan
handout pembelajaran biologi yang dapat membantu tercapainya indikator
pencapaian kompetensi dari pembelajaran. Adapun kompetensi dasar
yang berkaitan dengan hasil penelitian sebagai berikut
31

Tabel 3.2.2 Kompetensi dasar yang dapat dijadikan rancangan handout


pembelajaran Biologi SMA Kelas X
Satuan Kelas Kompetensi Dasar Uraian Potensi
Pendidikan (KD) Materi Pengembangan
3.5 Mengidentifikasi
struktur, cara hidup, Eubacteria Modul
SMA/MA X reproduksi dan
peranan bakteri
dalam kehidupan
4.5 menyajikan data
tentang ciri-ciri dan Eubacteria LKPD
peranan bakteri
dalam kehidupan

Kompetensi dasar yang terdapat pada tabel 3.2.2 peneliti memilih KD


3.5 dan 4.5 mengenai kingdom monera sebagai bahan untuk merancang
sebuah handout pembelajaran, hal tersebut dikarenakan materi
pembelajaran mengenai kingdom monera memiliki keterkaitan dengan
hasil penelitian yang dilakukan. Keterkaitan tersebut dapat dilihat dengan
menyesuiakan sub bab dari pokok bahasan mengenai karakteristik dan
perkembangbiakan bakteri pada silabus pemerintah dan buku cetak SMA
kelas X semester I yang dapat di integrasikan dengan hasil penelitian.

b. Tahap design
Handout yang dirancang sesuai dengan kurikulum 2013. Perancangan
desain terdiri dari 2 tahap yaitu:
a. Rancangan perangkat pembelajaran
Rancangan perangkat pembelajaran meliputi peracangan silabus
dan RPP. RPP yang dirancang menggunakan model discovery
learning.
32

b. Desain handout
Tahapan yang dilakukan dalam merancang konsep materi yang
berkaitan dengan fakta dan data yang diperoleh dari hasil
penelitian. Kemudian memodifikasi rancangan handout dari
Depdiknas 2008 dengan beberapa peneliti yang telah melakukan
pengembangan handout yaitu Yessi Hermawati, dkk (2017) dan
Qorry Aulya Rohmana, dkk (2018).

1. Cover (Judul, Nama penulis, Pokok Bahasan)


2. Pendahuluan
 KI dan KD
 Tujuan
 Petunjuk penggunaan
3. Penjabaran materi
4. Soal evaluasi
5. Daftar pustaka

Gambar 3. 2.3 Format penulisan handout modifikasi Qorry Aulya Rohmana,

dkk (2018): Yessi Hermawati, dkk, (2017)

Anda mungkin juga menyukai