Anda di halaman 1dari 3

CRITICAL APPRAISAL WORKSHEET

Nama : Vitria Sari Dewi NIM : 13202 : C / 16 : Pendidikan Dokter 2009 EVIDENCE BASED MEDICINE ON DIAGNOSTIC TEST AND SCREENING Jurnal : Scanning laser entopic perimetry for the detection of visual defect associated with diabetic retinopathy From bjo.bmj.com Are the result of this diagnosis study valid? Was there an independent, blind comparison with reference (gold standard) of diagnosis? Jurnal ini independen dalam hal pengerjaan penelitiannya karena dilakukan tanpa intervensi dari perusahaan alat medis maupun pemerintah, hanya saja stimulus yang diberikan berasal dari perusahaan alat medis tertentu namun tidak ikut campur dalam perhitungan, dll. Penelitian ini hanya bertujuan untuk menentukan sensitivitas dan sensitifitas alat hasil penemuan dengan membandingkan dengan fundus photograph. Tidak dijelaskan secara lugas apakah penelitian ini blinded atau tidak,namun bila melihat inform consent yang diberikan pada pasien dan relawan, mungkin saja penelitian ini tidak blinded karena pasien dan relawan sehat sudah mengetahui apa saja yang akan dilakukan dan konsekuensi medisnya Gold standardnya tidak dijelaskan secara lugas juga. Memang laser entopic perimetry ini dibandingkan dengan fundus photograph, namun tidak ada penjelasan lugas apakah reference standarnya fundus photograph atau bukan. Prinsip kerja dari laser entopic perimetry menggunakan prinsip fenomena Troxler di mana gangguan penglihatan terutama disfungsi retina dapat mengurangi terlihatnya stimulus pada retina sentral sudut 60. Aim: To determine the sensitivity and specificity of entoptic perimetry for diagnosing diabetic retinopathy at all level of severity. (abstract) Methods: A prospective clinical study at the Shiley Eye Center, University of California, and San Diego. 30 patients with photographically documented diabetic retinopathy and 24 controls with a similar age distribution. Sensitivity and specificity of entoptic perimetry were computed for detecting clinically significant macular oedema within the central 120 degree radius of the fovea compared to fundus photographs. (abstract) We received informed consent from each patient and normal controls before testing. (patient and method) We have developed a scanning laser device based on the principle of the Troxler phenomenon to stimulate the central 60 degrees at the retina and used it as an entoptic perimeter to test for visual disturbances. (introduction) The stimulus was delivered through a virtual retinal display (VRD) developed by Microvision, Inc (Bothell, WA, USA).(stimulus) Was the diagnosis test evaluated in an appropiate spectrum of patients (like those in whom it would be used in practice)?

Grup
Prodi

CRITICAL APPRAISAL WORKSHEET

Tes ini dapat digunakan untuk berbagai disfungsi retina mulai dari diabetic retinopathy kategori 1-8, glaukoma, degenerasi makula, retinitis dan retinal detachment. Sehingga alat ini merupakan alat serba guna untuk mendeteksi berbagai masalah pada retina. Namun, alat ini juga mempunyai kelemahan yaitu berlaku untuk berbagai disfungsi retina sehingga tidak spesifik dan juga akan menyulitkan dalam diagnosis penyakit yang sebenarnya. Indeed, we have previously shown that patients with nonexudative age related macular degeneration also have abnormalities in this test,20 as do patients with infectious retinitis and retinal detachment. Thus, the test will show defects in patients with many types of retinal dysfunction and is not specific to a given disease. (discussion)

Was the reference standard applied regardless of the diagnosis result? Reference standard masih tetap digunakan walaupun alat ini juga telah tersedia. Alat ini memang mempunyai banyak keuntungan dan kemudahan dalam pemakaiannya, namun alat ini belum dapat menyamai pemeriksaan retina atau retinal photograph sebagai alat diagnosis utama. These results suggest that scanning laser entoptic perimetryis an effective screening test to detect retinal dysfunctionin diabetic retinopathy. It is portable and would be easily implemented by primary healthcare providers with a minimum of expenditure in time. It might allow asymptomatic patients with diabetic retinopathy to be referred to ophthalmologists before central vision is severely impacted, but probably will not replace direct retinal examination or photography as a screening test. (discussion)

Was the test (or cluster of test) validated in a second?, independent group of patient? Tidak dijelaskan. Hanya dijelaskan mengenai studi lebih lanjut yang diharapkan dapat meningkatkan sensitifitas dari alat ini. Sehingga mungkin masih akan dikaji terlebih dulu sebelum divalidasi kelompok tertentu. Further work to optimise stimulus characteristics may improve the sensitivity of this test and allow better characterisation of sensitivity and specificity for subtypes of diabetic retinopathy. (discussion)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa jurnal ini tidak sepenuhnya valid karena tidak menyebutkan secara lugas mengenai beberapa hal penting dalam critical appraisal. Are the valid result of this diagnostic study is important? Target disorder present A=49 C=7 A+C=56 TOTAL absent B=0 D=43 B+D=43 49 50 99

Positive diagnose Negative diagnose Total 1. Sensitivity

Sensitivity was measured as the ratio of total eyes scored positive by scanning laser entoptic perimetry to the number of eyes scored positive by fundus photography. Hasil yang tertulis di tabel 1, sensitifitasnya adalah 0.88 dengan P value sebesar 0.10 Maka alat tes diagnosis ini mampu memberikan diagnosis benar sakit sebesar 88 orang dari 100 orang yang sakit dan tidak ada karakterisasi/perbedaan yang spesifik antara alat yang digunakan dengan standar referensi karena P valuenya tidak kurang dari 0.05. 2. Specificity

CRITICAL APPRAISAL WORKSHEET

Specificity was measured as the ratio of the number of eyes scored negative by entoptic perimetry to the total number of eyes scored negative by fundus photography. Hasil yang tertulis di tabel 1, spesifisitasnya adalah 1.00 dengan P value sebesar 0. Maka alat tes diagnosis ini mampu memberikan diagnosis sehat sebesar 100 orang dari 100 orang yang benar-benar sehat dan terdapat perbedaan yang spesifik antara alat yang digunakan dibanding dengan standar referensi karena P valuenya kurang dari 0.05. 3. Likelihood ratio for a positive test result (LR +) Merupakan sensitifitas dibagi (1-spesifisitas) =88% dibagi (1-100%) =irrasional Bisa menjadi acuan bahwa perhitungan dalam penelitian ini tidak valid atau terjadi salah ketik dari pembuat jurnal. Likelihood of ratio a negative test result (LR -) Merupakan (1-sensitifitas) dibagi spesifisitas =( 1-0.88)/1 =0.12 Sehingga penggunaan metode diagnosis dengan alat ini masih perlu pertimbangan, bisa berupa pertimbangan harga, jarak korban dengan RS terdekat, dll. Positive predictive value Merupakan rasio dari jumlah pasien yang terdiagnosis positif dari kelompok diabetic retinopathy yang mengidap gangguan retina dibanding dengan jumlah orang yang positif dari semua kelompok. =A/(A+B) =49/49=1 Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat kemungkinan 100 persen orang yang didiagnosis positif retinal disturbance dengan alat ini benar-benar sakit. Negatif predictive value Merupakan kemungkinan orang yang didiagnosis negatif benar-benar tidak mengidap penyakit. = D/C+D =43/(50) =86% Sehingga kemungkinan orang dengan hasil diagnosis negatif benar-benar sehat adalah 86 persen. Pretest probability (prevalence) =(A+C)/(A+B+C+D) =56/99 =56,6% Pretest odds =prevalence/(1-prevalence) =0,5656/0,4343 =1,30 Post-test odds =pretests odds*LR =1,30*irrasional Post-test probability =post-test odds/( post-test odds+1) =irrasional

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Dengan demikian jurnal ini perhitungannya tidak valid karena beberapa parameter yang tidak dapat ditemukan hasilnya.

Anda mungkin juga menyukai