Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH EFEK SAMPING OAT (OBAT ANTI

TUBERCULOSIS) TERHADAP KEPATUHAN MINUM


OBAT PADA PASIEN TBC DI PUSKESMAS

Seniantara, I Kadek 1, Ivana, Theresia2, Adang, Yohana Gabrilinda3


1mahasiswa STIKES Suaka Insan Banjarmasin
2,3Dosen STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Email: ikadekseniantara@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang: Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi kronis yang masih
menjadi masalah kegawat daruratan global dan penyebab kematian terbesar
setelah Human Immunodeficiency Virus. Sekitar 80% kasus TB yang dilaporkan
terjadi di 22 negara di dunia, Indonesia termasuk dalam negara High-Burden
countries dan berada diperingkat kelima sebagai negara dengan kasus TB terbesar
setelah India, Cina, Afrika Selatan dan Nigeria. Adanya Efek samping obat anti
tuberkulosis dan putusnya terapi obat diketahui merupakan salah satu fakor risiko
terjadinya kegagalan pengobatan.
Tujuan: mengetahui pengaruh efek samping OAT terhadap kepatuhan minum
obat pada pasien TBC di Puskesmas Pekauman Banjarmasin.
Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian Corelational
study. Teknik sampling non-probability sampling jenis purposive sampling,
jumlah sampel 40 penderita TB. Analisa data menggunakan analisa univariat dan
bivariat dengan uji Spearman rank. Instrument penelitian menggunakan kuesioner
dengan 13 butir soal untuk variable Pengaruh dan 14 kuesioner untuk variable
Kepatuhan.
Hasil: Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa korelasi yang terjadi antara
efek samping OAT dan kepatuhan minum obat adalah hubungan yang berbanding
lurus artinya semakin berat efek samping OAT maka semakin tidak patuh minum
obat, dan semakin ringan efek samping OAT maka semakin patuh minum obat.
Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara pengaruh efek samping OAT
terhadap kepatuhan minum obat pada pasien TBC di Puskesmas Pekauman
Banjarmasin.

Kata Kunci: Efek Samping OAT, Kepatuhan Minum Obat, Pasien TBC.
PENDAHULUAN Indonesia termasuk dalam
Tuberkulosis (TB) merupakan negara High-Burden countries
penyakit infeksi kronis yang masih (HBCs) dan berada diperingkat
menjadi masalah kegawatdaruratan kelima sebagai negara dengan kasus
global dan penyebab kematian TB terbesar setelah India, Cina,
setelah Human Immunodeficiency Afrika Selatan dan Nigeria (WHO,
Virus (HIV). Hal ini terbukti dengan 2012). Indonesia merupakan salah
masuknya perhatian terhadap satu negara di Asia Tenggara yang
penanganan TB dalam MDGs. memiliki masalah dengan kasus TB.
Tujuan keenam MDGs berisi tentang Berdasarkan data World Health
pengendalian penyebaran dan Statistics 2013, pada tahun 2011
penurunan jumlah kasus baru prevalensi TB paru di Indonesia
tuberkulosis dan pencapaian tersebut berada pada posisi keenam di Asia
diindikasikan oleh angka kejadian Tenggara dengan angka 281 per
dan tingkat kematian serta proporsi 100.000 penduduk, angka kejadian
tuberkulosis yang ditemukan, TB sebesar 187 per 100.000
diobati, dan disembuhkan dalam penduduk, dan angka kematian
program DOTS (Directly Observed mencapai 27 per 100.000
Treatment Shortcourse penduduk(Kemenkes RI , 2013).
Chemotherapy) (Bappenas, 2012). Sejak tahun 1995 Indonesia
Sekitar 80% kasus TB yang berhasil menurunkan kasus TB di
dilaporkan terjadi di 22 negara di Indonesia menggunakan strategi
dunia. Berdasarkan laporan hasil Directly Observed Treatment Short
survei yang dilakukan oleh WHO Cases (DOTS) yang dicanangkan
dari tahun 2008 sampai dengan 2012 WHO (Kemenkes, 2011). Fokus
di negara-negara di dunia, utama DOTS adalah penemuan dan
penggunaan Directly Observed penyembuhan klien, dengan
Treatment Short Course (DOTS) dan memprioritas pasien TB BTA
strategi stop TB mampu menurunkan positive UPP dan PL (Depkes RI,
beban TB setiap tahunnya. 2011). Angka kesuksesan
Penggunaan DOTS dan strategi stop pengobatan TB (proporsi hasil
TB merupakan pengobatan dengan pengobatan sembuh dan lengkap)
pengawasan langsung terapi dengan pada tahun 2012 mencapai 90,2 %
cara membantu pasien mengambil sedangkan di Provinsi Kalimantan
obat secara teratur untuk memastikan Selatan angka kesuksesan
kepatuhan pasien dalam pengobatan pengobatan tahun 2016 mencapai
TB Paru. Kepatuhan pasien dalam 87,0% yaitu hanya 1,1% di atas
pengobatan TB Paru sangat berarti target minimal yang ditetapkan
bahwa dunia berada di trek untuk WHO (Kemenkes RI, 2016). Di kota
mencapai tujuan Millenium Banjarmasin sendiri pada tahun 2010
Development Goals (MDGs) untuk perkiraan 1.242 kasus total penderita
membalikkan penyebaran TB pada TBC yang diobati tahun 2010
tahun 2015 dan angka kematian yang sebanyak 1.119 jiwa persentase
disebabkan oleh TB Paru menurun kesembuhan sebesar 92,41%
45% dan diperkirakan sekitar 22 juta meninggal 1,22% atau kasus TBC
jiwa di dunia diselamatkan oleh yang meninggal sebanyak 6 jiwa.
program tersebut (WHO, 2013). Cakupan penemuan pasien baru TB
BTA positif sebanyak 947 kasus
capaian 76% (Dinkes Banjarmasin, putus obat. Sebagian besar penderita
2015). merasa tidak tahan terhadap efek
Adanya efek samping obat anti samping OAT yang dialami selama
tuberkulosis diketahui merupakan pengobatan. Beratnya efek samping
salah satu fakor risiko terjadinya yang dialami tersebut akan
default (CDC, 2007). Efek samping berdampak pada kepatuhan berobat
obat anti tuberkulosis yang sering penderita dan bahkan dapat berakibat
muncul adalah kehilangan nafsu putus berobat (loss to follow-up) dari
makan, mual, sakit perut, nyeri sendi, pengobatan (Sari, dkk., 2014).
kesemutan sampai dengan rasa Sementara menurut Kemenkes
terbakar di kaki dan warna RI bahwa angka loss to follow-up
kemerahan pada air seni. Efek tidak boleh lebih dari 10%, karena
samping yang lebih berat seperti akan menghasilkan proporsi kasus
gatal dan kemerahan pada kulit, tuli, retreatment yang tinggi dimasa yang
gangguan keseimbangan, gangguan akan datang yang disebabkan karena
penglihatan, ikterus tanpa penyebab ketidakefektifan dari pengendalian
lain, bingung dan muntah-muntah Tuberkulosis (Kemenkes RI, 2014).
hingga purpura dan renjatan atau Oleh karena itu, menurut Kemenkes
syok (Depkes, 2008). RI bahwa dalam rangka
Morbiditas dan mortalitas akibat meningkatkan upaya pengendalian
tuberkulosis merupakan TB dan khususnya mencegah pasien
permasalahan yang sangat serius loss to follow-up dari pengobatan,
terutama akibat permasalahan maka sangat penting untuk
timbulnya efek samping akibat memantau kondisi klinis pasien
penggunaan Obat Anti Tuberkulosi selama masa pengobatan sehingga
(OAT). Putusnya terapi akibat timbul efek samping berat dapat segera
efek samping menimbulkan 3 diketahui dan ditatalaksanakan
resistensi kuman sehingga secara tepat (Kemenkes RI, 2014).
memperberat beban penyakit dan Berdasarkan data dari Dinas
beban pasien itu sendiri (Sari, dkk., Kesehatan Kota Bajarmasin pada
2014). tahun 2015 didapatkan hasil angka
Salah satu kunci dalam kejadian penderita tuberkulosis di
keberhasilan pengobatan TB yaitu Banjarmasin sebanyak 4.375,
kepatuhan pasien. Penderita TB yang sedangkan 2016 didapatkan hasil
tidak patuh dalam pengobatan angka kejadian penderita
kemungkinan besar disebabkan tuberkulosis di Banjarmasin
pemakaian obat jangka panjang, efek sebanyak 4.624 jiwa, dan untuk
samping yang mungkin timbul, dan daerah dengan angka kejadian
kurangnya kesadaran penderita akan penderita tuberkulosis tertinggi
penyakitnya. Untuk mendapatkan adalah di daerah Banjarmasin Barat
hasil pengobatan yang tepat perlu tepatnya di puskesmas Pekauman
adanya pemantauan efek samping banjarmasin untuk 2015 sebanyak 98
obat, Semua pasien TB yang berobat kasus dan 2016 sebanyak 185 kasus
seharusnya diberitahukan tentang TB.
adanya efek samping obat anti Berdasarkan pengalaman pribadi
tuberkulosis. Ini sangat penting yang di dapat pada saat peraktik
untuk dilakukan agar pasien tidak dinas di puskesmas Pekauman
salah paham yang bisa menimbulkan Banjarmasin pada tahun 2016 dari
beberapa pasien yang menderita TB penelitian ini yaitu kepatuhan minum
peneliti menemukan beberapa pasien obat pada pasien TBC.
yang melakukan pengobatan ulang Populasi dalam penelitian ini
dan berdasarkan data yang di dapat adalah pasien TBC yang dalam
dari Puskesmas Pekauman proses pengobatan di Puskesmas
Banjarmasin pada tahun 2016 Pekauman Banjarmasin. Jumlah 99
penderita TB paru sebanyak 185 orang pasien TBC. Sampel dalam
orang, dari 185 orang tersebut 17 penelitian ini adalah penderita TBC
orang sempat putus obat dan kembali di Puskesmas Pekauman
melakukat pengobatan ulang. Banjarmasin dan telah memenuhi
Hasil Wawancara yang persyaratan atau kriteria yang telah
dilakukan pada 31 Oktober 2017 ditetapkan oleh peneliti sebanyak
dengan 10 penderita Tuberkulosis yaitu 40 responden. Pada penelitian
paru BTA positif yang sedang ini teknik pengambilan sample
berobat di Puskesmas Pekauman menggunakan metode non-
Banjarmasin didapatkan data bahwa probability sampling dengan jenis
10 orang (100%) penderita purposive sampling.
tuberkulosis selama minum OAT Penelitian ini akan dilakukan
mengalami efek samping antara lain pada pasien TBC di Puskesmas
tidak nafsu makan dan mual, badan Pekauman Banjarmasin dengan
cepat lelah, nyeri sendi, serta badan kriteria sebagai berikut: Kriteria
terasa gatal-gatal dan kemerahan. inklusi adalah kriteria dimana subyek
Dan tidak ada keinginan untuk penelitian yang memenuhi syarat
berhenti minum obat. Dua orang sebagai sampel, yaitu: Pasien TBC
(20%) dari 10 (100%) penderita yang telah menjalani pengobatan
tuberkulosis setelah mengalami efek minimal 1 bulan. Kooperatif dan
samping tidak nafsu makan dan bersedia menjadi responden usia 17-
mual, badan terasa gatal dan 45 tahun, bukan TB MDR. Kriteria
kemerahan serta berat badan ekslusi untuk penelitian ini adalah
menurun, menghentikan pengobatan Pasien TBC yang tidak dapat
tuberkulosis selama 1 bulan setelah 2 berkomunikasi dengan baik dan
bulan pengobatan dan sekarang pasien TBC dengan penyakit
mengulang kembali pengobatan penyerta lain.
tuberkulosis setelah merasa kondisi Instrumen untuk penelitian pada
kesehatannya lebih baik. pengaruh efek samping OAT
terdapat 13 pertanyaan dan
instrument kepatuhan 14 pertanyaan
METODOLOGI PENELITIAN sehingga total keseluruhan
Jenis penelitian yang digunakan instrument berjumlah 27 instrumen
dalam penelitian ini yaitu penelitian pernyataan dengan menggunakan
kuantitatif, rancangan penelitian ini skala Guttman dengan dua pilihan
menggunakan Corelational study, jawaban “ya” dan “tidak”.
dengan pendekatan yang digunakan Penelitian ini dilakukan di
bersifat cross sectional. Puskesmas Pekauman Banjarmasin
Variabel penelitian ini terdiri pada tanggal 28 Maret - 25 April
dari Variabel bebas pengaruh efek 2018.
samping OAT Variabel terikat dalam
HASIL Table 3. Distribusi Frekuensi Responden
Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel Berdasarkan Pendidikan
1 dibawah ini,
No Tingkat Frekuensi %
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Pendidikan
berdasarkan Usia Responden. 1 Tidak 3 7.5
tamat SD
2 SD 16 40
No Umur Frekuensi %
3 SLTP 9 22,5
1 17-25 tahun 1 2,5
4 SLTA 9 22,5
(remaja akhir)
5 Akademi 2 5
2 26-35 tahun 14 35
6 Sarjana 1 2,5
(dewasa awal)
Jumlah 40 100
3 36-45 tahun 25 62,5
(dewasa akhir)
Jumlah 40 100 Interpretasi Tabel 3 diatas menunjukkan
bahwa karakteristik pasien TBC
Interpretasi Tabel 1 di atas menunjukkan berdasarkan tingkat pendidikan di
bahwa karakteristik pasien TBC Puskesmas Pekauman Banjarmasin yang
berdasarkan umur di Puskesmas paling banyak adalah SD sebanyak 16
Pekauman Banjarmasin yang paling responden (40%).
banyak adalah umur 36-45 tahun
sebanyak 25 responden (62,5%). Sedang Table 4. Karakteristik Responden
yang terendah yaitu berjumlah 1 orang berdasarkan pekerjaan.
(2,5%) pada usia 17-25 tahun pada masa
remaja akhir yang mengalami TBC dan No Pekerjaan Frekuensi %
sedang dalam masa pengobatan. 1 Tidak bekerja 21 52,5
2 Bekerja 19 47,5
Table 2. Distribusi Karakteristik Jumlah 40 100
Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Interpretasi tabel 4. di atas
No Jenis Kelamin Frekuensi % menunjukkan bahwa karakteristik pasien
1 Laki-laki 25 62,5
TBC berdasarkan pekerjaan di
Puskesmas Pekauman Banjarmasin yang
2 Perempuan 15 37,5 paling banyak adalah tidak bekerja
Jumlah 40 100 sebanyak 21 responden (52,5%).

Table 5. Distribusi Frekuensi Efek


Interpretasi Tabel 2. di atas
Samping Akibat Penggunaan OAT
menunjukkan bahwa karakteristik pasien
TBC berdasarkan jenis kelamin di
No Efek samping Jumlah %
Puskesmas Pekauman Banjarmasin yang OAT kasus
paling banyak adalah laki-laki sebanyak 1 Jantung berdebar 29 72,5%
25 responden (62,5%) sedangkan 2 Gangguan 29 72,5%
perempuan sebanyak 15 responden penglihatan
(37,5%). 3 Muntah 25 62,5%
4 Gatal pada kulit 24 60%
5 Gangguan 23 57,5%
keseimbangan
6 Nyeri ulu hati 22 55%
7 Air seni berwarna 22 55%
merah
8 Demam 21 52,5%
9 Kaki rasa terbakar 21 52,5%
10 Tidak nafsu makan 20 50%
11 Gangguan 20 50% banyak aktivitas yang mengharuskan
pendengaran bertemu banyak orang sehingga
12 Nyeri sendi 18 45%
kemungkinan tertular dari penderita
13 Kesemutan 18 45%
lain juga lebih besar (Depkes RI,
Interpretasi tabel 5. di atas menunjukkan 2012).
bahwa dari 40 (100%) responden yang Hasil penelitian ini
di teliti di Puskesmas Pekauman menyimpulkan bahwa pada usia
Banjarmasin maka di dapatkan hasil, dewasa akhir (36-45 tahun) adalah
Jantung berdebar-debar dan gangguan usia produktif yang memang lebih
penglihatan adalah efek yang sering beresiko terkena atau tertular
terjadi sebanyak 72,5% setelah minum Tuberkulosis lebih tinggi karena
obat, Muntah merupakan efek samping lebih sering berinteraksi dengan
kedua yang terbanyak dirasakan pasien lingkungan sekitar, serta umumnya
yaitu sebanyak 62,5%, dimana efek
mempunyai aktifitas cukup tinggi
samping ini akan langsung dirasakan
oleh pasien ketika pasien selesai
dalam kegiatan sehari-hari sehingga
meminum obat. sering melupakan untuk kunjungan
berobat dan minum obat secara
Tabel 6. Kepatuhan Minum Obat pada teratur.
Pasien TBC Hiswani (2014) dalam
penelitiannya menyebutkan bahwa
No Kepatuhan Frekuensi Persentasi Penyakit TB Paru cenderung lebih
Minum Obat % tinggi pada jenis kelamin laki-laki
1 Patuh 26 65 dibandingkan perempuan, karena
2 Tidak Patuh 14 35
Jumlah 40 100
merokok tembakau dan minum
alkohol sehingga dapat menurunkan
Interpretasi tabel 6. di atas menunjukkan sistem pertahanan tubuh, sehingga
bahwa kepatuhan minum obat pasien lebih mudah dipaparkan dengan agen
TBC di Puskesmas Pekauman penyebab TB Paru
Banjarmasin mayoritas pada kategori Hasil penelitian ini menyebutkan
patuh yaitu sebanyak 26 responden bahwa laki-laki lebih dominan
(65%). menderita Tuberkulosis Paru karena
kebiasaan merokok dibandingkan
dengan perempuan yang lebih
PEMBAHASAN
banyak melakukan kegiatan rumah
Indonesia, setiap tahunnya
tangga. Selain itu rutinitas kehidupan
ditemukan 528.000 penderita baru
laki-laki yang lebih banyak berada di
TB dengan angka kematian 41 orang
luar rumah dapat menimbulkan
per 10.000 sebagian besar penderita
faktor pemicu terjadinya penyakit TB
TB atau sebesar 75% adalah
paru. Ada kecenderungan laki-laki
penduduk usia produktif antara 15-49
tidak patuh dalam mengonsumsi
tahun (Yoga, 2011). Faktor usia
OAT dibandingkan dengan
diduga kuat memiliki hubungan
perempuan, sedangkan risiko untuk
dengan terjadinya kasus penyakit
kepatuhan dalam melakukan
Tuberkulosis. Hasil penelitian
tindakan, ada kesamaan antara
menunjukkan bahwa sekitar 75%
penderita pria dan wanita.
penderita Tuberkulosis adalah
Wilkinson, dkk (2011), dalam
kelompok usia produktif (15-50)
penelitiannya membuktikan bahwa
tahun. Orang-orang pada usia
pendidikan rendah tidak selalu
produktif biasanya memiliki lebih
berhubungan dengan rendahnya Sahat dan teori dalam Curry (2010)
kepatuhan. Hubungan tingkat yang mengatakan bahwa penularan
pendidikan dengan pengetahuan TB TB akan lebih cepat pada tempat
dan dampaknya terhadap kepatuhan yang sedikit terjadi sirkulasi udara.
berobat bervariasi di berbagai Peneliti menemukan adanya
negara. Hal ini sejalan dengan hubungan antara variable pekerjaan
penelitian Suswanti (2010) yang dan kepatuhan. Hasil penelitian
menyatakan bahwa tidak ada menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan antara tingkat pendidikan perbedaan persentase pada kategori
dengan kepatuhan minum obat pada yang bekerja dan tidak bekerja
penderita TB Paru. dengan variable kepatuhan. Tidak
Hasil penelitian ini adanya perbedaan ini dikarenakan
menunjukkan bahwa tidak hanya bekerja bukanlah halangan untuk
pendidikan SD yang rentan terkena mereka yang tidak mau melakukan
Tuberkulosis, tapi juga pendidikan pengobatan, mengingat jadwal yang
yang lebih tinggi pun bisa menderita hanya 2 kali seminggu, sehingga
TB Paru. Bahkan tidak memandang tidak menggangu rutinitas pekerjaan
orang tersebut perokok berat atau mereka. Sedangkan untuk mereka
perokok pasif. Kurangnya yang bekerja, banyak yang patuh
pengetahuan atau tidak pedulinya karena tidak ada aktifitas lain yang
dengan teguran akan bahayanya terganggu akibat pengobatan.
TBC, dapat menyebabkan masalah Hasil penelitian menunjukkan
kesehatan yang berat akibat efek bahwa terdapat obat yang dicurigai
samping OAT. Hal ini menunjukkan menyebabkan efek samping seperti
bahwa pendidikan memang bukan muntah ini yaitu Rifampisin dan
menyebabkan perubahan perilaku. Isoniazid. Efek samping berikutnya
Prilaku akan berubah sesuai dengan yang dialami pasien karena OAT
tingkat pendidikannya dan hal adalah gatal-gatal pada kulit 60%,
tersebut juga dipengaruhi oleh gangguan keseimbangan sebanyak
motivasi dalam dirinya, dan motivasi 57,5%, nyeri Ulu hati sebanyak
itu sendiri akan timbul bila ada 55%, Air seni berwarna merah 55%,
kebutuhan yang tidak dapat ditunda Demam kaki terbakar 52,5%, tidak
pemenuhannya. Pasien TB dengan nafsu makan, gangguan pendengaran
pendidikan rendah dan tinggi 50%, nyeri sendi, dan kesemutan
memiliki kesempatan yang sama 45%.
terhadap kepatuhan untuk minum Hasil Penelitian mengenai efek
OAT di Puskesmas Pekauman obat ini, didukung oleh penelitian
Banjarmasin. serupa yang dilakukan oleh Caroll
Persebaran pekerjaan pada (2012) terhadap 655 responden.
penderita TB di wilayah Pekauman Penelitian Caroll menyimpulkan
adalah Ibu Rumah Tangga, buruh, bahwa efek samping utama yang
pedagang, PNS, tukang, wiraswasta, paling sering timbul pada penderita
ojek, dan petani. Data penelitian ini TBC adalah gangguan pencernaan
menunjukkan bahwa pekerjaan (53 orang), gangguan nyeri otot sendi
umum yang digeluti oleh responden (22 orang), gangguan psikis (10
kebanyakan adalah berada diluar orang), gangguan visual (9 orang)
ruangan. Data penelitian ini tidak dan gangguan syaraf (8 orang). Efek
sesuai dengan hasil penelitian milik samping ini lebih sering timbul pada
pasien yang menjalani terapi lini rendah dan tidak mempunyai
kedua, namun jenis obat lini pertama pekerjaan sehingga berpengaruh
yang paling sering menimbulkan pada tingkat kepatuhan dalam
efek samping adalah Pirazinamid, menjalankan minum obat TB.
umumnya terjadi pada lebih dari 1 Masalah utama mereka juga karena
orang dari 6 responden. Isoniazid: masalah ekonomi dan keluarga. Hal
efek sampingnya terjadi pada 5 orang ini dapat terjadi sebagai akibat dari
(kulit kemerahan 3 orang, hepatitis 1 pelaksanaan minum obat TB tidak
orang dan gangguan syaraf 1 orang). ketat. Kekambuhan TBC pada pasien
Etambutol: gangguan visual 9 orang, ini sebagai akibat dari seringnya
Pirazinamid: nyeri otot sendi 22 berada dilapangan yang banyak
orang dan gangguan pencernaan 2 terdapat orang yang merokok, serta
orang. tidak ada pengawasan dan dorongan
Kepatuhan dalam minum OAT dari keluarga agar tepat waktu
sangat berperan penting dalam proses minum obat TB.
penyembuhan penyakit Tuberkulosis Soeparman (2011) dalam
Paru, sebab hanya dengan meminum penelitiannya menunjukkan bahwa
obat secara teratur dan patuh maka ada beberapa hal yang menyebabkan
penderita Tuberkulosis Paru akan penderita menghentikan minum obat
sembuh secara total. D.Rokhmah diantaranya adalah adanya rasa bosan
(2010) dalam penelitiannya yang disebabkan pengobatan yang
menyebutkan bahwa kepatuhan begitu lama, sudah merasa sehat
sangat dipengaruhi oleh pengetahuan setelah mendapat pengobatan
dan sikap agar bisa menyesuaikan beberapa lama lalu menghentikan
diri dengan perubahan diri atau pengobatannya, kesadaran penderita
dalam artian adalah sikap patuh masih kurang karena kurangnya
minum obat. Kepatuhan terjadi bila pengetahuan tentang Tuberkulosis
aturan pakai obat yang diresepkan Paru, Jarak yang terlalu jauh antara
serta pemberiannya diikuti dengan rumah penderita dengan RS Paru.
benar. Jika dilihat dari indikator
Hasil dari master table pernyataan dalam kuesioner
penelitian ini menyebutkan bahwa kepatuhan, 26 pasien (65%) patuh
yang banyak menyatakan patuh dalam petunjuk yang diberikan
adalah sebanyak 26 pasien (65%), petugas kesehatan tentang cara
patuh yang dimaksudkan disini minum obat TB dan 26 pasien (65%)
adalah patuh terhadap petunjuk yang patuh pada jadwal pemeriksaan
diberikan petugas kesehatan dalam dahak dan pengambilan obat TB, 25
cara minum obat TB. Selanjutnya, pasien (62,5%) tepat waktu dalam
sebanyak 26 pasien (65%) tepat minum obat pada tahap awal (2
waktu dalam minum obat pada tahap bulan) dan 23 pasien (57,5%) tahap
awal (2 bulan) sedangkan sebanyak lanjutan (4 bulan) minum obat 3x
10 pasien (20%) pernah dengan dalam seminggu, 14 pasien (35%)
sengaja tidak minum obat. minum obat tidak sesuai jarak dan
Hasil dari penelitian ini waktu yang dianjurkan, 10 pasien
menunjukkan bahwa sebagian besar (25%) saat ada efek samping,
responden tidak patuh dalam berhenti minum obat, 8 pasien (20%)
menjalankan tugas minum obat TB pernah mengganti obat TB dengan
dikarenakan tingkat pendidikan yang obat tradisional, 5 pasien (12,5%)
pernah membuang obat TB, 5 pasien pasien TB dengan koefisien korelasi
(12,5%) pernah dengan sengaja tidak 0,568 terdapatnya tingkat kekuatan
minum obat. hubungan yang kuat.
Pengaruh Efek Samping OAT Berdasarkan hasil penelitian,
terhadap Kepatuhan Minum Obat diketahui dari 40 responden, 25
Pada Pasien TBC berdasarkan hasil responden dengan efek samping yang
penelitian menunjukkan bahwa, efek berat banyak yang tidak patuh dalam
samping OAT ringan yang patuh minum obat, karna beratnya efek
minum obat sebanyak 15 orang samping yang dirasakan responden
(37,5%), responden yang mempunyai dalam minum obat TB
efek samping OAT ringan yang tidak mengakibatkan lebih tinggi
patuh minum obat sebanyak 0 orang mengalami ketidak patuhan minum
(00,0%), responden yang mempunyai obat TB. Obat TB yang sering di
efek samping OAT berat dan patuh konsumsi seperti Isoniasid,
minum obat sebanyak 11 orang Rifampicin, Pirazinamid dan
(65%), dan responden yang Etambutol. Adapun efek samping
mempunyai efek samping berat dan yang sering dirasakan pasien berupa
tidak patuh minum obat sebanyak 14 rasa kesemutan dan baal pada tangan
orang (35%) di Puskesmas dan kaki, mual, urin, berwarna merah
Pekauman Banjarmasin. muda. hilang selera makan dan sakit
Hasil analisis statistik antara perut ringan, kadang timbul diare,
pengaruh efek samping OAT ruam di kulit, nyeri sendi, demam,
terhadap kepatuhan minum obat pada gangguan penglihatan serta kadang
pasien TB dengan menggunakan uji terjadi gangguan pendengaran. Salah
korelasi Spearman rank, diperoleh satu penyebab ketidakpatuhan adalah
nilai ρ value = 0,000 < α 0,05 yang tingkat pendidikan yang rendah
artinya Ha diterima, artinya ada sehingga terjadi kurangnya
hubungan yang signifikan antara pengetahuan pasien tentang efek
pengaruh efek samping OAT samping OAT dan cara
terhadap kepatuhan minum obat pada penanganannya. Sebagian dari
pasien TB, dengan nilai Corelations mereka malah pernah mendapatkan
coefision r = -0,568. Karena hasil pendidikan kesehatan tentang TBC
negative (-) sehingga dapat tapi tidak terlalu mengerti tentang
disimpulkan hubungan kedua penjelasan tenaga kesehatan tersebut.
variabel tersebut bersifat tidak Hal ini sejalan dengan beberapa
searah. Hasil dari penelitian ini penelitian bahwa pengetahuan
menunjukkan bahwa korelasi yang berpengaruh secara signifikan
terjadi antara efek samping OAT dan terhadap tingkat kepatuhan berobat
kepatuhan minum obat adalah (Dhewi, dan Sari, 2011). Firdous dkk
hubungan yang tidak searah artinya (2013) bahkan menunjukkan bahwa
semakin berat efek samping OAT seseorang yang mempunyai
maka semakin tidak patuh minum pengetahuan buruk akan berpeluang
obat, dan semakin ringan efek mengalami ketidaksembuhan 5,5 kali
samping OAT maka semakin patuh lebih besar dibandingkan orang yang
minum obat. Berdasarkan penjabaran berpengetahuan baik.
interprestasi diatas, maka antara Responden di Puskesmas
pengaruh efek samping OAT Pekauman Banjarmasin mempunyai
terhadap kepatuhan minum obat pada pengaruh efek samping OAT yang
berat, hal ini dikarenakan sebagian Perubahan sikap dan perilaku
besar responden patuh meminum individu menurut Kelman dimulai
obat secara teratur, Tingkat dengan kepatuhan, identifikasi
kesadaran dan pengetahuan kemudian baru menjadi internalisasi.
responden tentang Tuberkulosis Paru Mula-mula individu mematuhi
berperan dalam hal proses anjuran atau instruksi petugas tanpa
kesembuhan penderita sendiri. kerelaan untuk melakukan tindakan
Penderita mengetahui bahwa jika tersebut dan seringkali karena ingin
tidak patuh dalam mengikuti regimen menghindari hukuman/sanksi jika
pengobatan selama 6 bulan justru tidak patuh atau untuk memperoleh
akan menyebabkan resistensi imbalan yang dijanjikan jika
terhadap obat Tuberkulosis Paru dan mematuhi anjuran tersebut tahap ini
akan menambah sumber penularan bersifat sementara, artinya bahwa
penyakit Tuberkulosis Paru. Salah tindakan itu dilakukan selama masih
satu faktor yang berperan dalam ada pengawasan petugas. Tetapi
keberhasilan pengobatan penderita begitu pengawasan itu mengendur
Tuberkulosis Paru di Puskesmas atau hilang, perilaku itu pun
Pekauman Banjarmasin adalah ditinggalkan (Suparyanto, 2010).
pengetahuan penderita Tuberkulosis Adanya kecenderungan bahwa
Paru tentang penyakit TB Paru dan semakin ringan efek samping yang
pengobatannya. Pengetahuan dirasakan responden akan semakin
tersebut dapat digali dengan patuh dalam minum obat TB, dan
bertanya, bagaimana pengetahuan semakin berat efek samping akan
dan sikap penderita TB Paru setelah berdampak semakin tidak patuh
diketahui ia menderita TB Paru, responden dalam minum obat TB.
bagaimana penularan penyakit TB dengan demikian tingkat pendidikan
Paru dan bagaimana pengobatannya. dapat mempengaruhi responden
Hasil dari pendataan didapatkan dalam kepatuhan minum obat TB.
yang patuh dalam minum OAT Hasil uji statistic korelasi Spearman
adalah mereka yang mendapat rank diperoleh nilai signifikan ρ =
pengawasan dari keluarga mereka di 0,000 yang menunjukkan bahwa ada
rumah, bisa istri, suami, anak, orang hubungan antara pengaruh efek
tua atau saudara mereka. Sehingga samping OAT dengan kepatuhan
waktu pemberian obat pun lebih minum obat pada pasien TBC.
tepat jam pemberiannya. Dari Meskipun hasil penelitian ini
keluarga mereka ada yang menunjukkan adanya hubungan
memberikan support, menyiapkan pengaruh efek samping OAT dengan
obat pada saat waktu pemberiannya, kepatuhan minum obat pada pasien
mengingatkan saatnya minum obat TBC, secara keseluruhan data
dan ada juga yang memberikan menunjukkan tingkat pendidikan
iming-iming agar pasien patuh. masih dianggap belum seluruhnya
Terkadang, dapat ditemukan baik, dimana 16% rata-rata
ketegangan antara pasien dan pendidikan terakhir pasien adalah
keluarga, terutama dalam kaitannya sampai jenjang SD saja, demikian
dengan kegiatan mengingat waktu juga kepatuhan dalam kategori patuh
minum obat. Tapi, hal ini bisa diatasi hanya 65%, artinya perlu adanya
dengan saling memahami satu sama tindakan lebih lanjut baik dari
lain. keluarga sendiri untuk membantu
pasien menerapkan minum obat TB DAFTAR PUSTAKA
secara ketat agar meningkatkan BKKBN. 2013. Survey Demografi
kepatuhan sehingga tidak mengalami Dan Kependudukan Indonesia
kekambuhan TBC. Faktor pekerjaan 2012. Jakarta
yang sering berada dilapangan BPS, BKKBN, Kemenkes, DHS
ataupun penganguran cukup Marco
berpengaruh menjadikan pasien Caroll, MW, et al. 2012. Frequency
kembali mengalami TB, serta of adverse Reactions to First-
ketidakpatuhan dalam minum obat and Second-Line Tuberculosis
TB. Chemotherapy a Korean Cohort.
Int J Tuberc. Lung Dis : of J. Int.
KESIMPULAN DAN SARAN Union against Tuberc. And Lung
Hasil dari penelitian ini Dis. 16 (7) : 961-967
menunjukkan bahwa korelasi yang Carpenito, L J. 2010. Book Of
terjadi antara efek samping OAT dan Nursing Diagnosis, Edisi 8.
kepatuhan minum obat adalah Jakarta : ECG
hubungan yang tidak searah, artinya Curry, F.J. 2010. National
semakin berat efek samping OAT Tuberculosis Center :
maka semakin tidak patuh minum Tuberculosis Infection Control :
obat, dan semakin ringan efek A Practical Manual For
samping OAT maka semakin patuh Preventing TB. Diakses dari
minum obat. Hasil yang didapatkan https://www.ndhealth.gov/Disea
dari efek samping OAT pada pasien se/TB/Documents/Infection%20
TBC di Puskesmas Pekauman Control.pdf pada tanggal 4 April
Banjarmasin menunjukan ada 2018
hubungan yang signifikan antara D.Rokhmah. 2010. Gender dan
pengaruh efek samping OAT Penyakit Tuberculosis :
terhadap kepatuhan minum obat di Implikasinya Terhadap Akses
Puskesmas Pekauman banjarmasin Layanan Kesehatan Masyarakat
2018. Berdasarkan hasil penelitian Miskin Yang Rendah. National
ini, maka peneliti memberikan saran Public Health Journal 7 (10),
kepada peneliti lain supaya hasil 447-452
penelitian ini dapat sebagai bahan Depkes R.I. 2012. Pedoman
referensi untuk penelitian Nasional Penanggulangan
selanjutnya. Tuberkulosis. Cetakan Kedua.
Jakarta : Bakti Husada
ACKNOWLEDGMENT Depkes RI. 2019. Klasifikasi Umur
Ucapan Terima kasih yang Menurut Kategori . Jakarta :
sebesar-besarnya bagi seluruh Departemen Kesehatan Republik
responden yang sudah dengan sangat Indonesia
baik membantu menyukseskan Depkes, 2010. Pedoman Nasional
kegiatan peneltian ini. Terima kasih Penanggulangan Tuberculosis.
juga kepada Puskesmas Pekauman Departemen Kesehatan Republik
dan STIKES Suaka Insan yang sudah Indonesia, Jakarta
sangat mendukung terselesaikannya Dhewi dan Sari. 2011. Studi
penelitian ini. Monitoring Efek Samping Obat
Anti Tuberculosis, Laporan
Akhir Penelitian. Jakarta : Pusat
Teknologi Intervensi Kesehatan Suswanti, E. 2010. Hubungan Tigkat
Masyarakat : h 2-4 Pendidikan Dengan Kepatuham
Hiswani. 2014. Tuberkulosis Minum Obat Pada Penderita
Merupakan Penyakit Infeksi Tuberculosis Paru. Jurnal
Yang Masih Menjadi Masalah UnejVol. 3 No 1, Juni 2010 : 67-
Kesehatan Masyarakat. E-USU : 73
Sumatera Utara. Jakarta: Wilkinson, J. M. 2011. Buku Saku
Salemba Medika Diagnosis Keperawatan dengan
Kautsar, A.P. (2016). Kepatuhan dan Intervensi NIC dan Kriteri Hasil
Efektivitas Terapi Obat Anti NOC Edisi 7. Jakarta : ECG
Tuberkulosis (OAT) Kombinasi
Dosis Tetap (KDT) dan Tunggal
pada Penderita TB Paru Anak di
Salah Satu Rumah Sakit di Kota
Bandung.Jurnal Farmasi Klinik
Indonesia. 5(3). 215–224
Kunoli, Firdaus J. 2013. Pengantar
Epidemiologi Penyakit Menular.
Jakarta : CV. Trans Info Media.
Niven, Nill, 2012. Psikologi
Kesehatan Pengantar Untuk
Perawat dan Profesional
kesehatan lain. Jakarta : ECG
Sahat P Manalu, Helper. 2010.
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kejadian TB
Paru dan Upaya
Penanggulanganya. Jurnal
Ekologi Kesehatan. Vol. 9 No.
4, Desember 2010 : 1340-1346
Sari, ID Yuniar Y, dan Syaripuddin
M. 2014. Study Monitoring Efek
Samping Obat Anti Tuberculosis
FDC Kategori 1 di Provinsi
Banten dan Provinsi Jawa
Barat. Jurnal Media Litbangkes
vol 24
Sarwono, Sarlito.W. dan Meinarno,
Eko.A. (2009). Psikologi Sosial.
Jakarta : Salemba Humanika.
Soeparman., W.S. 2011. Buku Ilmu
Penyakit Dalam. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI
Suparyanto. 2010. Konsep
Kepatuhan. (Online) http://dr-
suparyanto.blogspot.com/konsep
-kepatuhan-2.html. (diakses pada
6 april 2018)

Anda mungkin juga menyukai