Sistem Pen Dengar An
Sistem Pen Dengar An
DIKTAT KULIAH
SISTEM PENDENGARAN
Oleh
dr. Ahmad Aulia Jusuf, PhD
Bagian Histologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Jl. Salemba Raya 6 Jakarta
2003
2
PENDAHULUAN
TELINGA LUAR
Telinga luar terdiri atas daun telinga (auricle/pinna), liang telinga luar (meatus
accus-ticus externus) dan gendang telinga (membran timpani) (Gb-1).
Daun telinga /aurikula (Gb-2) disusun oleh tulang rawan elastin yang ditutupi oleh
kulit tipis yang melekat erat pada tulang rawan. Dalam lapisan subkutis terdapat beberapa
lembar otot lurik yang pada manusia rudimenter (sisa perkembangan), akan tetapi pada
binatang yang lebih rendah yang mampu menggerakan daun telinganya, otot lurik ini lebih
menonjol.
Liang telinga luar (Gb-1 dan Gb-3) merupakan suatu saluran yang terbentang dari
daun telinga melintasi tulang timpani hingga permukaan luar membran timpani. Bagian
permukaannya mengandung tulang rawan elastin dan ditutupi oleh kulit yang
mengandung folikel rambut, kelenjar sebasea dan modifikasi kelenjar keringat yang
dikenal sebagai kelenjar serumen. Sekret kelenjar sebacea bersama sekret kelenjar
serumen merupakan komponen penyusun serumen. Serumen merupakan materi bewarna
coklat seperti lilin dengan rasa pahit dan berfungsi sebagai pelindung.
Membran timpani (Gb-4) menutup ujung dalam meatus akustiskus eksterna. Permukaan
luarnya ditutupi oleh lapisan tipis epidermis yang berasal dari ectoderm, sedangkan lapisan
3
sebelah dalam disusun oleh epitel selapis gepeng atau kuboid rendah turunan dari endoderm.
Di antara keduanya terdapat serat-serat kolagen, elastis dan fibroblas. Gendang telinga
menerima gelombang suara yang di sampaikan lewat udara lewat liang telinga luar.
Gelombang suara ini akan menggetarkan membran timpani. Gelombang suara lalu diubah
menjadi energi mekanik yang diteruskan ke tulang-tulang pendengaran di telinga tengah.
terdapat suatu katup pengaman yang terletak dalam dinding medial rongga timpani di bawah
dan belakang tingkap oval dan diliputi oleh suatu membran elastis yang dikenal sebagai
tingkap bulat (fenestra rotundum)(Gb-4). Membran ini memisahkan rongga timpani dari
perilimf dalam skala timpani koklea.
Tuba auditiva (Eustachius) (Gb-1) menghubungkan rongga timpani dengan
nasofarings lumennya gepeng, dengan dinding medial dan lateral bagian tulang rawan
biasanya saling berhadapan menutup lumen. Epitelnya bervariasi dari epitel bertingkat,
selapis silindris bersilia dengan sel goblet dekat farings. Dengan menelan dinding tuba
saling terpisah sehingga lumen terbuka dan udara dapat masuk ke rongga telinga tengah.
Dengan demikian tekanan udara pada kedua sisi membran timpani menjadi seimbang.
arah anterior rongga vestibulum berhubungan dengan koklea tulang dan tingkap bulat
(fenestra rotundum).
Koklea (Gb-1, Gb-4, Gb-5 dan Gb-6) merupakan tabung berpilin mirip rumah siput.
Bentuk keseluruhannya mirip kerucut dengan dua tiga-perempat putaran. Sumbu koklea
tulang di sebut mediolus. Tonjolan tulang yang terjulur dari modiolus membentuk rabung
spiral dengan suatu tumpukan tulang yang disebut lamina spiralis. Lamina spiralis ini
terdapat pembuluh darah dan ganglion spiralis, yang merupakan bagian koklear nervus
akustikus.
sampai selapis kuboid rendah. Pada sakulus dan ultrikulus terdapat reseptor sensorik yang
disebut makula sakuli dan makula ultrikuli. Makula sakuli terletak paling banyak pada
dinding sehingga berfungsi untuk mendeteksi percepatan vertikal lurus sementara makula
ultrikuli terletak kebanyakan di lantai /dasar sehingga berfungsi untuk mendeteksi
percepatan horizontal lurus.
Makula disusun oleh 2 jenis sel neuroepitel (disebut sel rambut) yaitu tipe I dan II
(Gb-9) serta sel penyokong (Gb7) yang duduk di lamina basal.Serat-serat saraf dari
bagian vestibular nervus vestibulo-akustikus (N.VIII) akan mempersarafi sel-sel
neuroepitel ini.
Sel rambut I berbentuk seperti kerucut dengan bagian dasar yang membulat berisi inti
dan leher yang pendek. Sel ini dikelilingi suatu jala terdiri atas badan akhir saraf dengan
beberapa serat saraf eferen, mungkin bersifat penghambat/ inhibitorik. Sel rambut tipe II
berbentuk silindris dengan badan akhir saraf aferen maupun eferen menempel pada
bagian bawahnya. Kedua sel ini mengandung stereosilia pada apikal, sedangkan pada
bagian tepi stereosilia terdapat kinosilia. Sel penyokong (sustentakular) merupakan sel
berbentuk silindris tinggi, terletak pada lamina basal dan mempunyai mikrovili pada
permukaan apikal dengan beberapa granul sekretoris.
Pada permukaan makula (Gb-7) terdapat suatu lapisan gelatin dengan ketebalan 22
mikrometer yang dikenal sebagai membran otolitik. Membran ini mengandung banyak
badan-badan kristal yang kecil yang disebut otokonia atau otolit yang mengandung
kalsium karbonat dan suatu protein. Mikrovili pada sel penyokong dan stereosilia serta
kinosilia sel rambut terbenam dalam membran otolitik. Perubahan posisi kepala
mengakibatkan perubahan dalam tekanan atau tegangan dalam membran otolitik dengan
akibat terjadi rangsangan pada sel rambut. Rangsangan ini diterima oleh badan akhir
saraf yang terletak di antara sel-sel rambut.
(Gb-8). Tiap krista ampularis di bentuk oleh sel-sel penyokong dan dua tipe sel rambut
yang serupa dengan sel rambut pada makula. Mikrovili, stereosilia dan kinosilianya
terbenam dalam suatu massa gelatinosa yang disebut kupula (Gb-8) serupa dengan
membran otolitik tetapi tanpa otokonia.
Dalam krista ampularis, sel-sel rambutnya di rangsang oleh gerakan endolimf akibat
percepatan sudut kepala. Gerakan endolimf ini mengakibatkan tergeraknya stereosilia
dan kinosilia. Dalam makula sel-sel rambut juga terangsang tetapi perubahan posisi
kepala dalam ruang mengakibatkan suatu peningkatan atau penurunan tekanan pada sel-
sel rambut oleh membran otolitik.
basalnya yang melintas di antara sel-sel falangs dalam untuk menuju ke sel-sel rambut
luar. Sel-sel falangs luar dan sel rambut luar terdapat dalam suatu ruang yaitu
terowongan Nuel. Ruang ini akan berhubungan dengan terowongan dalam.
4. Sel falangs dalam terletak berdampingan dengan sel tiang dalam. Seperti sel falangs
luar sel ini juga menyanggah sel rambut dalam.
5. Sel batas membatasi sisi dalam organ corti
6. Sel Hansen membatasi sisi luar organ Corti. Sel ini berbentuk silindris terletak antara
sel falangs luar dengan sel-sel Claudius yang berbentuk kuboid. Sel-sel Claudius ter-
letak di atas sel-sel Boettcher yang berbentuk kuboid rendah.
Permukaan organ Corti diliputi oleh suatu membran yaitu membrana tektoria yang
merupakan suatu lembaran pita materi gelatinosa. Dalam keadaan hidup membran ini
menyandar di atas stereosilia sel-sel rambut.
peka terhadap bunyi berfrekuensi tinggi , sedangkan bunyi berfrekuensi rendah lebih
diterima pada bagian lain duktus koklearis.
Rujukan
1. Wonodirekso, S dan Tambajong J (editor) (1990), Organ-Organ Indera Khusus dalam
Buku Ajar Histologi Leeson and Leeson (terjemahan), Edisi V, EGC, Jakarta,
Indonesia Hal.574-583.
2. Fawcett, D.W (1994), The Ear in: A Textbook of Histology (Bloom and Fawcett), 12th
edition, Chapman and Hall, New York, USA, pp. 919-941
3. diFiore, MSH (1981), Organs of Special Sense and Associated Structures, in Atlas of
Human Histology, 5th edition, Lea and Febiger, Philadelphia, USA, pp.256-257.
4. Young, B and Heath, J.W. (2000), Special Sense Organs in Wheater’s Functional
Histology, 4th edition, Churchill Livingstone, London, UK, pp 380-405
5. Gartner, LP and Hiatt, J.L. (1997), Special Senses in: Color Textbook of Histology,
W.B. Saunder Company, USA, pp. 422-442