PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dunia hukum, karena hal tersebut merupakan konsep dasar yang dapat
perubahan sosial. Pengaruh peranan hukum ini bisa bersifat langsung dan
tidak langsung atau signifikan atau tidak. Hukum memiliki pengaruh yang
1
langsung terhadap masyarakat. Di sisi lain, hukum membentuk atau
Eropa, hukum Agama dan hukum Adat. Sebagian besar sistem yang
dan warisan. Selain itu, di Indonesia juga berlaku sistem hukum Adat,
2
B. Rumusan Masalah
hukum di Indonesia.
D. Metode penelitian
metode pada penelitian sosial, pada metode penelitian hukum penempatan istilah
kualitatif dan kuantitatif di letakan pada teknik analisa, sedangkan untuk metode
1
SoetandyoWignjosoebroto, Hukum, Paradigma Metode dan Dinamika Masalahnya,
Jakarta :IfdhalKasim et.al., Elsam dan Huma, 2002, hlm. 14
2
Ibid., hlm. 147.
3
doctrinal3.Penulis menggunakan pendekatan yuridis normatif oleh karena sasaran
penelitian ini adalah hukum atau kaedah (norm). Pengertian kaedah meliputi asas
hukum, kaedah dalam arti sempit (value), peraturan hukum konkret. Penelitian
yang berobjekan hukum normatif berupa asas-asas hukum, sistem hukum, taraf
3
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Cetakan Kelima,
Jakarta: Ghalia Indonesia, 1994, hlm. 10
4
BAB II
PEMBAHASAN
Hukum adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat
dari Immanuel Kant, para ahli hukum masih mencari tentang apa definisi
hukum (Noch suchen die juristen eine Definition zu ihrem BegrifJe von
Recht). Definisi tentang hukum yang dikemukakan para ahli hukum sangat
dengan definisi dari Rudolf van Jhering yang menyatakan bahwa hukum
orang harus berperilaku. Pendapat ini didukung oleh ahli hukum Indonesia
5
peraturan yang tertulis dan tidak tertulis yang biasanya bersifat memaksa
untuk kelakuan manusia dalam masyarakat negara serta antar negara, yang
berorientasi pada dua asas yaitu keadilan dan daya guna, demi tata tertib dan
adalah sesuatu yang berbeda dari bentuk dan isi konstitusi karena kedudukan
makhluk yang berakal oleh makhluk yang berakal yang berkuasa atasnya. 5
Juristen eine Definition zu ihrem Begriffe von Recht" atau "sampai sekarang
para ahli hukum masih mencari definisi hukum." Disini dapat kita tangkap
bahwa sampai sekarang para ahli masih belum menemukan definisi mengenai
hukum itu sendiri.Hal ini diakibatkan oleh banyaknya segi dan bentuk yang
tidak mungkin dapat dijangkau hanya oleh satu definisi saja, karena cakupan
4
Ibid., hlm. 37
5
Sampara, Said, dan Agis, Abdul,Buku Ajar Pengantar Ilmu Hukum, Total Media, Bandung, 2011.
hlm. 14
6
Lil, Rasjidi, dan Ira Thania,Pengantar Filsafat Hukum, Mandar Maju, 2010. hlm. 16
6
menyertakan beberapa peraturan tentangapa yang harus dilakukan. Norma-
David Hume yang membedakan antara apa yang ada (das sein) dan apa
bahwa, hukum adalah tata aturan (order) sebagai suatu sistem aturan-aturan
pada satu aturan tunggal (rule), tetapi seperangkat aturan (rules) yang
datang dari wahyu, dan hukum yang dibuat oleh manusia. Hukum yang
didapat dari wahyu dinamakan hukum Ilahi positif. Hukum wahyu ada pada
norma-norma moral agama, sedangkan hukum yang datang dari akal budi
manusia ada tiga macam, yaitu hukum alam, hukum bangsa-bangsa, dan
hukum positif manusiawi. Hukum alam bersifat umum, dan karena itu tidak
jelas. Maka perlu disusun hukum yang lebih jelas yang merupakan undang-
ini disebut hukum positif. Apabila hukum positif ini bertentangan dengan
hukum alam, maka hukum alamlah yang berlaku. Keadilan juga merupakan
7
Asshiddiqie, Jimly, dan Safa’at, M. Ali, Teori Hans Kelsen Tentang Hukum, Sekretariat Jenderal
& Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Jakarta, 2006.hlm. 15
7
suatu hat yang utama dalam teori hukum Thomas Aquinas. Meskipun Thomas
keadilan legal, tetapi keadilan legal menduduki peranan yang sangat penting.
Hal ini disebabkan karena keadilan legal menuntut agar orang tunduk pada
bahwa kedua tokoh Kristiani ini mendasarkan teori hukumnya pada hukum
tuhan.8
buku oleh ahli teori hukum Hans Kelsen, pertama kali diterbitkan pada tahun
1934 dan dalam pengembangan yang sangat diperluas di "edisi kedua" (secara
efektif di buku baru) pada tahun 1960. Edisi kedua muncul dalam terjemahan
bahasa Inggris pada tahun 1967, sebagai Teori Hukum Murni,[1] edisi pertama
dalam terjemahan bahasa Inggris pada tahun 1992, sebagai Pengantar Masalah
Teori Hukum. Teori yang diusulkan dalam buku ini mungkin telah menjadi
teori yang paling berpengaruh dari hukum yang dihasilkan selama abad ke-20.
Hal ini, setidaknya, menjadi salah satu poin yang tinggi dari teori hukum
modernis.9
Fokus utama teori hukum murni, menurut Hans Kelsen, bukanlah salinan
ide transendental yang sedikit banyak tidak sempurna. Teori hukum murni ini
tidak berusaha memandang hukum sebagai anak cucu keadilan, sebagai anak
dari orang tua yang suci. Teori hukum tampaknya memegang teguh suatu
8
dengan meniadakan keadilan transendental dari perhatian spesifiknya. Teori
ini tidak melihat manifestasi dari suatu otorita gaib di dalam hukum,
metafisika hukum.10
Pada dasarnya, tidak ada perbedaan esensial antara ilmu hukum analitik
dan teori hukum murni. Adapun letak perbedaannyam, kedua bidang itu
hukum analitik dengan lebih konsisten dari yang diupayakan Austin dan para
hak dan kewajiban hukum di lain pihak. Di Perancis dan Jerman, ilmu hukum
disajikan secara berbeda antara hukum dalam pengertian obyektif dan hukum
totaliter. Teori ini lazim dikaitkan pada mazhab Wina yang tokohnya adalah
Hans Kelsen.11
10
Ibid., hlm. 7
11
Ibid., hlm. 5
9
pemikiran Kelsen adalah Neo Kantialisme, hal ini menghubungkan kelsen
simpulan yang ditarik Kelsen dan Madzhab Wina dari dalil-dalil aliran Neo-
Kant, secara radikal bertentangan dengan dalil-dalil kedua kedua ahli hukum
yang berlaku di seluruh dunia, bersih dari segala sesuatu yang dapat berubah,
Hukum Di Indonesia
yang telah berjalan cukup lama. Jika melihat sejarah panjang tersebut, Hukum
yang ada di Indonesia tersebut berasal dari Negara Belanda, yang dulu pernah
Indonesia adalah negara kolonial jajahan Belanda, jadi mau atau tidak
Indonesia juga harus menerapkan sistem hukum yang ada di Negara Belanda.
berasal dari negara kolonialnya, yaitu Negara Belanda. Hampir semua hukum
yang berjalan di Belanda juga ikut diterapkan di Indonesia. Dengan kata lain,
Hukum Indonesia adalah hukum yang masih mengacu kepada hukum yang
10
sistem Eropa Kontinental juga telah diterapkan di Indonesia. Sistem Hukum
untuk menunjuk pada sistem norma yang berlaku dan atau diberlakukan di
Indonesia. Hukum Indonesia adalah hukum, sistem norma atau sistem aturan
yang berlaku di Indonesia. Dengan kata lain yang juga populer digunakan,
memperkuat atau memperlemah antara satu dengan yang lainnya tidak dapat
dipisahkan.
11
Sebagai suatu sistem, Hukum Indonesia terdiri atas sub-sub sistem atau
elemen-elemen hukum yang beraneka, antara lain Hukum Tata Negara (yang
baigia-bagiannya terdiri dari tata negara dalam arti sempit dan Hukum Tata
Perdata dalam arti sempit, Hukum Acara Perdata dan Hukum Dagang atau
Pidana Umum, Hukum Pidana Tentara, Hukum Pidana Ekonomi serta Hukum
1. Tipologi Normatif :
2. Tipologi Sosiologis :
dimana teori hukum murni dapat dilihat pada Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang
13
Ilhami Bisri, Sistem Hukum Indonesia, prinsip-prinsip dan implementasi hukum di Indonesia,
Jakarta : PT. Raja Grafindo, 2004.
14
Asshiddiqie, Jimly, dan Safa’at, M. Ali, Teori Hans Kelsen Tentang Hukum, Op. Cit., hlm. 41
12
merupakan supremasi tertinggi pengatur negara, dan bukan manusia atau
kekuasaan.15
Teori Hukum Murni muncul karena adanya Ilmu hukum yang Ideologis,
yaitu yang hanya mengembangkan hukum itu sebagai alat pemerintahan dalam
inti ajaran Hukum Murni, dari Hans Kelsen adalah hukum itu harus
dibersihkan dari anasir-anasir yang tidak yuridis seperti etis, sosiologis, politis
dan sebagainya.16
hukum alam, menghindari dari soal penilaian dan juga tidak memberi tempat
bagi hukum kebiasaan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat, hanya
memandang hukum sebagai Sollen Yuridis yang terlepas dari Das Sei/
mentaatinya sebagai suatu kehendak negara. Hukum itu tidak lain merupakan
seharusnya.
konsepsi mengenai “Grundnorm” yang berfungsi sebagai dasar dan tujuan dari
oleh Aolf Merkl yang dikenal dengan Stufenbau Des Recht yang
15
Jimmly Asshidiqqie, Negara Hukum, Jakarta : Sekretariat Mahkamah Konstitusi Indonesia,
2006. hlm. 1
16
Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, Jakarta : Citra Aditya Bakti, 2006, hlm. 278
13
Ajaran Stufentheori untuk hukum di Indonesia sesuai dengan
2. Ketetapan MPR
a. Peraturan Pemerintah
b. Keputusan Presiden
badan negara dan peraturan yang ada masih langsung berlaku, selama belum
itu sendiri yang dahulunya dijajah oleh Belanda yang pada tahun 1938 dengan
17
Ibid., hlm. 51
14
asas konkordansi, Hukum yang berlaku di Belanda diberlakukan pula di
dari Romawi yang mangnut sistem hukum Eropa Kotinental yang pada
1. Hukum Publik.
2. Hukum Privaat.
Dalam hukum publik sesuai dengan asas konkordansi pada tahun 1938
dan pasal II Aturan Peralihan UUD 1945 serta ditegaskan kembali dalam
Indonesia dan masih berlaku sepanjang masih belum dicabut. Sesuai dengan
hukum sendiri dalam arti membuat undang undang yang sesuai dengan dasar
Hans Kelsen. Sehingga pembidangan hukum Publik dan Hukum Privaat tidak
15
dibedakan secara jelas dan tegas, Undang-undang yang telah dibuat Indonesia
mengacu pada UUD 1945 sebagai Grundnorm yang penulis ingat contohnya ;
Pokok Agraria.
Undang tersebut maka sepanjang telah diatur oleh Undang Undang yang
termuat dalam Kitab Undang Undang Hukum Perdata tidak sesuai dengan
sangat banyaknya penulis banyak yang lupa atau tidak mengetahuinya, yang
16
4. Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
yang tercermin dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu Pancasila, yang sesuai
undangan.
nilai luhuhr bangsa Indonesia yang merupakan falsafah Negara dan Pandangan
3. Persatuan Indonesia
17
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
sosiologi dan etika. Teori hukum murni membebaskan diri dari anasir-anasir
sosiologi, politil, ekonomi bahkan etika dan moral menjadikan hukum sebagai
di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh sosiologi, etika dan budaya bangsa
Indonesia itu sendiri dalam arti hukum di Indonesia tidak tertutup hanya
hukum Indonesia :
18
Ibid., hlm. 52
18
dipungkiri (sosial). Dari uraian tersebut maka UUPA mereduksi dari
19
Dari ketiga contoh undang undang tersebut diatas, penulis berpendapat
bahwa toeri Hukum Murni dari Hans Kelsen tidak berlaku dalam Hukum
dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat. Disinilah bahwa hukum di
Indonesia tidak terlepas dari unsur-unsur sosiologi, politis dan budaya bahkan
etika moral. Sistem hukum yang tertutup (Teori Hukum Murni) sama sekali
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
19
Ibid., hlm. 54
20
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya dapat diketahui kesimpulan pada
kaidah yang lebih tinggi yang akhirnya sampai pada Grundnorm, yang
perlindungan, dan lain-lain. Hans Kelsen mengatakan bahwa hal itu berada
di luar ilmu hukum. Oleh karena itu, para penegak hukum, terutama
hukum tidak dapat dilaksanakan dalam ruang lingkup pemerintah dan elit
B. Saran
21
2. Teori Hukum Murni dari Hans Kelsen tidak dapat diterpkan dalam
kepentingan kekuasaan.
DAFTAR PUSTAKA
22
Rasjidi, Lili, Rasjidi, dan Ira Thania, Pengantar Filsafat Hukum, Mandar Maju,
2010.
Jimly Asshiddiqie, dan Safa’at, M. Ali, Teori Hans Kelsen Tentang Hukum,
Sekretariat Jenderal & Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Republik
Indonesia, Jakarta, 2006.
Sampara, Said, dan Agis, Abdul,Buku Ajar Pengantar Ilmu Hukum, Total Media,
Bandung, 2011
23
TEORI HUKUM MURNI DAN PENGARUHNYA
TERHADAP HUKUM DI INDONESIA
MAKALAH
DI SUSUN OLEH:
Ronny Perdana Manullang : 202220251007
24