Anda di halaman 1dari 21

Advocates and Legal Consultants

KESIMPULAN PENGGUGAT
Dalam Perkara Nomor : No. 25/G/KH-FH/2017/PS. TUN. UNPAB – MDN
Antara :

1. SC. SIMAMORA
2. RASDIN ..................................................................................................................
Penggugat

Melawan

Kepala Kantor Pertahanan


Kabupaten Humbang Hasundutan ............................................................................. Tergugat I
JAUMAN ......................................................................................... Tergugat II INTERVENSI

Diajukan oleh PENGGUGAT :


MTS & ASSOCIATES LAW FIRM
Di Pengadilan Tata Usaha Negara Medan
Medan, 05 Agustus 2014
KESIMPULAN PENGGUGAT

 
Jl. Balai Pustaka Timur D-25 Rawamangun, Jakarta Timur, Indonesia 13220
Phone/Fax. 021-457 5050, e-mail:mtslawfirm@yahoo.com
Advocates and Legal Consultants

KESIMPULAN PENGGUGAT
Dalam Perkara Nomor : No. 25/G/KH-FH/2017/PS. TUN. UNPAB – MDN
Antara :

3. SC. SIMAMORA
4. RASDIN ........................................................................................................ Penggugat

Melawan

Kepala Kantor Pertahanan


Kabupaten Humbang Hasundutan ............................................................................. Tergugat I
JAUMAN ........................................................................................ Tergugat II INTERVENSI
Medan, 05 Agustus 2014
 
Kepada Yth :
Ketua Majelis Hakim
Dalam Perkara TUN No : 25/G/KH-FH/2017/PS. TUN. UNPAB – MDN
 
Dengan hormat,
 
Perkenankan Kami, para Advokat dan Konsultan Hukum pada law Office MTS &
ASSOCIATES LAW FIRM, beralamat di Jl. Balai Pustaka Timur D-25, Rawamangun,
Jakarta Timur, Indonesia 13220, Phone/Fax : 021-4755050, bertindak untuk dan atas nama
SC. SIMAMORA dan RASDIN berdasarkan Surat Kuasa No. : 30.05/MTS-LF/SK/V/2014,
tertanggal 11 Juli 2017
 
Bahwa setelah mengikuti proses Persidangan dalam perkara ini di Pengadilan Tata Usaha
Negara Medan, proses jawab menjawab, pengajuan bukti-bukti, baik surat maupun saksi-
saksi dari kedua belah pihak, pemeriksaan setempat/lapangan, serta memperhatikan jalannya
Persidangan, maka dengan ini Penggugat melalui Kuasa Hukumnya mengajukan konklusi
dalam perkara sebagai berikut :
 
I. Dalam Eksepsi
 
1. Bahwa, Penggugat menolak seluruh dahil-dahil yang dikemukakan oleh Tergugat I
dan Tergugat II Intervensi, baik secara tertulis maupun lisan, kecuali yang secara
tegas diakui kebenarannya oleh Penggugat :
2. Bahwa Penggugat telah mengajukan Gugatan sebagaimana dalam Surat Gugatannya
tertanggal 18 Juli 2017 dan terdaftar di Pengadilan Tata Usaha Negara Medan
Dibawah Registrasi Nomor : 25/G/KH-FH/2017/PS. TUN. UNPAB – MDN, serta
mengajukan Replik tanggal  26 September 2017 :

3. Bahwa Penggugat merasa dirugikan akibat tinndakan Tergugat I menerbitkan


Sertifikat Hak Milik Nomor : 00023, tanggal 1 Mei 2017 dengan Surat Ukur Nomor :
00004/Lumbang Tobing/2017 tanggal 24 April 2017 atas 1 (satu) bidang tanah seluas
5.301 M (lima ribu tiga ratus satu meter persegi), yang terletak di Desa Lumban
2

Tobing, Kecamatan Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan, rovinsi


Sumatera Utara, Indonesia dengan batas-batas Patok I s/d XVII terdiri dari Beai atas
nama jauman Simamora (Tergugat II Intervensi), pada hal tanah dalam perkara aquo
tersebut adalah Tanah milik Adat/Tanah Ulayat Milik Semua Keturunan Op.
Pangaloan  Simamora berdasarkan Surat Besloit Huta Pangaloan atau Soerat
Perdjanjian tentang Merintis (Membuka) Huta (Perkampungan) Pangaloan yang
dibuat oleh keturunan Op. Pangaloan Simamora, yaitu Soetan Friedolin alias Sutan
Fridlin Simamora, Atim aalias Atim Simamora dan Mantahari Alias Mantahari
Simamora, dibuat pada tanggal 4 Juli 1931, disaksikan dan ditanda tangani/dicap oleh
De Hil van Loemban Tobing, De Djaihoetan Van Dolok Sanggoel, De Assitent
Demang van Dolok Sanggoel (Bukri P3A), dan Terjemahannya yang dibuat oleh
Syafuddin Zuhri H., M. Hum dan Zufri Hidayat, M. Hum dari Balai Bahasa Provinsi
Sumatera Utara, sebagaimana dimuat dalam P-3B ;

4. Bahwa subjek hukum yang bernama Soetan Friedolin dalam Silsilah Pomparan Op.
Pangaloan Simamora (Bukti P-5) dan yang tercantum dalam Gugatan Penggugat sama
dengan subjek hukum yang bernama Sutan Fridolin yang tercantum dalam Salinan
Putusan Pengadilan Negeri Tarutung No. : 68/1973/Perdata/PN Balige, Tgl 16
Agustus 1973, yang diterbitkan Pengadilan Negeri Tarutung , tanggal 26 Maret 2014
Nomor : 339/2014/PT-Trt, dalam perkara antara Justin Lumban Gaol sebagai
penggugat lawan Victor Simamora, ddk sebagai Para Tergugat (Bukti P-*), yaitu
bahwa Sutan Fridolin sebagai Keturunan Op. Pangaloan Simamora sebagai
Pembuka/Perintis (Pamungka) Perkampungan (Huta) Pangaloan ;

5. Bahwa lokasi objek sengketa dalam perkara aquo merupakan bahagian dari
Perkampungan (Huta) Pengaloan yang terletak di Desa Pangalon, Kecamatan dolok
Sanggul, sampai dengan saat ini belum dibagi oleh Keturunan Op. Pangaloan
Simamora

6. Bahwa menggugat dalam mngajukan Gugatan aquo adalah Pembatalan Sertfikat


Hak Milik Nomor : 0023, tanggal 1 Mei 2017 dengan Surat Ukur Nomor :
00004/Lumbang Tobing/2013 tanggal 24 April 2017 atas 1 (satu) bidang tanah seluas
5.302 M (lima ribu tiga ratus saatu meter persegi), yang terletak di Desa Lumban
2

Tobing, Kecamatan Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi


Sumatera utara, Indonesia dengan batas-batas Patok I s/d XVII terdiri dari Besi atas
nama Jamuan Simamora (Tergugat II Intervensi) karena Penerbitan Sertofikat tersebut
telah menjadi kesalahan proses/prosedur administrasi yang dilakukan oleh
Tergugat I, bukan bertujuan untuk menetukan status kepemilikan tanah dalam
perkara aquo secara Perdata,karena
Urusan kepemilikan tanah adalah melalui Putusan Pngadilan Negeri Setempat,
yang sudah tentu kesalahan tersebut bertentangan dengan Peraturan Perundang-
unadngan yang berlaku dibidang Pendaftaran Tanah dan Asas-asas Umum
Pemerintahan yang Naik sebagaimana dimaksud dalam pasal 53 ayat (2) huruf (a) dan
(b) beserta Penjelasan UU Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan atas Undang-
undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara. Dalam proses
Penerbitan Sertifikat tersebut Tergugat II intervensi menyatakan Tanah aquo
merupakan Tanah Tergugat II Intervensi, sehingga Tergugat I telah melanggar Asas
Kehati-hatian dan telah menunjukkan indikasi adanya keteledoran dan unsur-unsur
yang “tidak bersih”, sehingga secara implisit dapat dinyatakan dan dibuktikan
sebagai suatu kesalahan yang fatal ;

7. Bahwa Penggugat dalam mengajukan Gugatan aquo memiliki kualitas (persona standi
ini judicio) sebagai penggugat karena masih keturunan dari Op. Pangaloan Simamora,
sebagaimana terurai Silsilah Keturunan Op. Pangaloan Simamora, sesuai bukti P-5,
serta Penggugat mengajukan Gugatan untuk mewakili Keturunan Ompu Marhotor dan
Ompu Atim Simamora sesuai dengan Surat Kuasa yang diterima Penggugat dari
Erwin Simamora, Sehat Simamora, Sabar simamora, Mangasi O. Simamora, dan
Mangasa T. Simamora, tertanggal 20 Desember 2013, sesuai Bukti P-1. Dalam bahasa
Batak Toba arti tulisan kata Op., sama dengan Oppu., dan sama artinya dengan kata
Ompu, sehingga arti dan makna dalam Gugatan , Replik, Bukti Surat dan Kesimpulan
Penggugat mempunyai arti yang sama, yaitu menunjukkan Garis Keturunan dari
Orang Tua terdahulu ;

8. Bahwa berdasarkan Surat Besloit Huta Pangaloan atau Soerat Perjanjian Tanggal 4
Juni 1931, dan Kesaksian yang dijadikan sebagai Pertimbangan Hukum dalam Salinan
Putusan Pengadilan Negeri tarurung No. : 68/1973/Perdata/PN Ballige, Tgl. 16
Agustus 1973 tersebut, Besloit mana juga telah dijadikan sebagai Bukti yang tidak
terbantahkan kebenarannya dalam persidangan untuk itu, yaitu bahwa benar yang
Mendirikan/Merintis Perkampungan Pangaloan yang ada di Desa Lumban Tobing,
Kecamatan Dolok Sanggul adalah Keturunan Op. Pangaloan Simamora, terdiri :
 Soetan Friedolin Simamora
 Atim Simamora
 Mantahari Simamora

9. Bahwa adapun Silsilah dari Keturunan Op. Pangaloan alias op. Pangaloan Simamora
adalah terdiri dari 3 (tiga) anak, yaitu Anak Pertama Op. Marhotor alias Op. Marhotor
Simamora, Anak Kedua Op. Balhing Simamora. Adapun Anak-anak dari Tiga
Keturuan Op. Pangaloan tersebut sebgaimana Bukti P-5, adalah sebagai berikut :

1.     Op. Marhotor Simamora mempunyai Dua Orang Anak, yaitu Anak Pertama Op.
Soetan Friedolin Simamora dan Martin Simamora. Selanjutnya Anak Soetan

Friedolin adalah Dolok Simamora. Sementara Anak Martin Simamora sebanyak 5


(lima) Orang yaitu, Sakkeus Simamora, Anteneus Simamura, Luther Simamora,
Victor Simamora, Alpeus Simmamora, Victor Simamora mempunyai anak bernama
Erwin Simamora (Penggugat), Alpheus Simamora mempunyai Anak bernama
Rasdin Simamora (Penggugat) ;

2. Op. Atim Simamora mempunyai Satu Orang Anak Yaitu A. Atim Simamora. Generasi
selanjutnya A. Atim Simamora adalah Atim Simamora (Op. Hermes Simamora) dan
Barulla Simamora (Op. Sanggam Simamora). Sedangkan Atim Simamora (Op.
Hermes Simamora) mempunyai 5 (lima) Orang Anak, yaitu ; Mansor Simamora,
Manimbul Simamora, Mangasi O. Simamora, Surung Simamora alisa Kombes
(Purn.) Drs, S.C Simamora (Penggugat), sedangkan Anak Barullah Simamora (Op.
Sanggam Simamora) mempunyai 3 (tiga) Orang, yaitu : Mangasa Simamora
(Penggugat), Jaupar Simamora, Robet Simamora ;

3. Op. Balhig Simamora mempunyai 3 (tiga) Orang Anak, yaitu : Mantahari Simamora,
Josmen alias Jomen Simamora alias Op. Bistok Simamora, dan Josep alias Op.
Ganjang Simamora. Selanjutnya, Mantahari Simamora mempunyai 3 (tiga) Orang
Anak  terdiri dari Liter Simamora, Manrudut Simamora, Ulam Simamora.
Sedangkan Josmen alias Jomen Simamora alias Op. Bistok Simamora mempunyai 3
(tiga) Orang Anak, yaitu: Pesman Simamora, Maura Simamora Jaiman Simamora,
Jauman Simamora (Tergugat II Intervensi). Dan Josep Simamora alias Op.
Ganjang Simamora mempunyai 2 (dua) Orang Anak, yaitu: Saut Simamora dan
Achmar Maringan Simamora alias Maringan Simamora (Saksi Penggugat).

Oleh karena Gugatan Penggugat bukan untuk menentukan Status Hak Kepemilikan atas
Tanah secara Perdata dan Sistem Garis Keturunan yang berlaku bagi Masyarakat Batak
Toba adalah Patrilineal (Sistem Pewaris dan menarik Garis Keturunan dariu Laki-Laki),
maka Penggugat cukup menguraikan Silsilah Keturunan Op. Pangaloan Simamora mulai
dari Op. Pangaloan Simamora yang berjenis Kelamin Laki-Laki sampai kepada
Level/Generasi Penggugat dan Tergugat II Intervensi.
10. Bahwa berdasarkan Bukti dan Fakta yang terungkap dalam Persidangan,
Keturunan Op. Pangaloan Simamora yang Merintis/Memvbuka Perkampungan dan
Tinggal di Perkampungan Pangaloan merupakan Masyarakat Hukum Adat yang
berhak menguasai wilayah Perkampungan Pangaloan tersebut, dengan Pengertian
semua Keturunan Op. Pangaloan Simamora berhak Tinggal dan menguasai tanah
wilayah Perkampungan Pangaloan karena masih mempunyai pertalian dalam suatu
Keturunan (Genealogi), yaitu sama-sama Keturunan Op. Pangaloan Simamora.
Menguasai Tanah Ulayah/Adat tersebut bukan untuk memiliki secara Pribadi dengan
mensertipikatkan atas nama Pribadi sevagaimana dilakukan Tergugat II Intervensi
Keberadaan Masyarakat Hukum Adat yang tinggal di Perkampungan Pangaloan
Simamora sesuai dengan teori tentang teori tentang Masyarakat Hukum Adat yang
oleh Soepomo dalam buku HUKUM ADAT INDONESIA, doterbitkan oleh PT.
RAJA GRAFINDO PERSADA, halaman 95, mengatakan, “.....maka Masyarakat-
masyarakat Hukum Adat di Indonesia dapat dibagi atas Dua Golongan  menurut
dasar susunannya yaitu yang berdasarkan pertalian Suatu Keturunan (Genealogi)
dan yang berdasar Lingkungan Daerah (Territorial)... “

11. Bahwa penggugat merasa dirugikan terhadap Sertifikat Hak Milik Nomor :
00023, tanggal 1 Mei 2013 tersebut, yaitu bahwa Penggugat  sebagai Keturunan dari
Op. Pangaloan Simamora Kehlangan Hak atas Tanah Ulayat/ Adat milik Keturunan
Op. Pangaloan Simamora tersebut, karena sejak diterbitkannya Sertifikat Tanah
Terperkara, Penggugat tidak dapat lagi memanfaatkan dan menggunakan Tanah
Ulayat tersebut karena berdasarkan Sertifikat Terperkara Tergugat II Intervensi
berhak penuh atas tanah Terperkara. Karena dilihat dari arti Masyarakat Hukum Adat
dalam Kehidupan sehari-hari yang diuraikan oleh Soerjono Soekanto dalam bukunya
halaman 93, “Hukum Adat Indonesia” , mengatakan, “ Masyarakat-masyarakat
Hukum Adat seperti di jawa, marga di Sumatera Selatan, adalah Kesatuan-kesatuan
Kemasyarakatan yang mempunyai Kelengkapan-kelengkapan untuk sanggup berdiri
sendiri yaitu mempunyai Kesatuan Hukum, kesatuan Penguasa dan Kesatuan
Lingkungan hidup berdasarkan Hak Bersama atas Tanah dan Air bagi semua
Anggotanya “. Dengan demikian, objek Tanah Terperkara yang tadinya sebelum
diterbitkan Sertifikat atas Tanah Terperkara dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh
seluruh Keturunan Op. Pangaloan Simamora, namun setelah Terbit Sertifikat tersebut
Penggugat tidak berhak dan tidak dapat lagi menggunakan dan memanfaatkan Tanah
Ulayat tersebut :

12. Bahwa sertifikat Hak Milik Nomor : 00023 Tahn 2013 menjadi objek Gugatan
alam perkara aquo baru diketahui dan sertifikat tersebut didapatkan oleh penggugat
pada tanggal 11 Oktober 2013, sehingga Gugatan dalam perkara aquo diajukan pada
tanggal 06 Januari 2014. Dengan demikian Gugatan perkara aquo masih dalam
tenggang waktu untuk mengajukan  
  
13. Berdsarkan Bukti Surat yang diajukan Penggugat dan berdasarkan fakta yang
terungkap dalam Persidangan, yaitu benar Penguasaan/Pemilik Lokasi/Wilayah
Perkampungan Pangaloan sebagai Tanah Masyarakat Hukum Adat/Ulayah didasarkan
pada Surat Besloit Huta Pangoloan atau Soerat Perdjanjian dibuat Friedolin
Simamora, Atim alias Atim Simamora dan Mantahari alias Mantahari Simamora,
dibuat di Dolok Sanggul pada tanggal 4 Juli 1931 (Bukti P-5), yang terletak Desa
Lumban Tobing, Kecamatan Dolok Sangul didalamnya termasuk Lokasi Objek
Sangketa dalam perkar auo, maka Penggugat sebagai Generasi/Keturunan dari Op.
Pangaloan Simamora berhak untuk mengajukan Pembatalan Sertipikat Tanah
Perkara ;

14. Bahwa pihak-pihak yang bersangketa di muka Peradilan Tata Usaha Negara
termasuk di PTUN Medan adalah Orang atau Badan Hukum Perdata sebagai
Penggugat dan Badan atau Pejabat TUN sebagai Tergugat sehingga diletakannya
Tergugat I sebagai Pihakdalam Gugatan aquo adalah Sudah Tepat, demikian pula
Obyek Gugatan Penggugat adalah mengenai Surat Keputusan Sertifikat Hak Milik
Nomor : 00023 Tahun 2013, tanggal 1 Mei 2013 dengan Surat Ukur Nomor :
00004/Lumbang Tobing/2013 tanggal 1 Mei 2013 dengan Surat Ukur Nomor :
00004/Lumbang Tobing/2013 tanggal 24 April 2013 atas I (satu) Bidang Tanah seluas
5.301 M (lima ribu tiga ratus satu meter persegi), yang terletak di Desa Lumban
2

Tobing, Kecamatan Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Husundutan, Provinsi


Sumatera Utara, Indonesia atas nama Jauman Simamora (Tergugat II Itervensi) yang
dikeluarkan oleh Tergugat I, dimana Surat Keputusan tersebut berisi
Keputusan/Penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Tergugat I sebagai Badan atau
Pejabat TUN, dimana Surat Keputusan aquo memiliki Sifat Konkret, Individual dan
Final yang menimbulkan akibat Hukum bagi Tergugat II Intervensi maupu
Penggugat ;

15. Bahwa berdassarkan fakta yang terungkap di persidangan dan berdasarkan


Pemeriksaan Setempat / Lapangan, telah Terbukti Lokasi Objek Tanah Terperkara
Benar berada di wilayah Desa Lumban Tobing, Kecamatan Dolok Sanggul,
Kabupaten Humbang Husundutan, loksi tersebut merupakan Eks Kuburan Umum
yang Tidak/Bukan merupakan Perkuburan Pemerintah Desa Lumban Tobing maupun
Kecamatan Dolok Sanggul, karena lokasi tersebut bukan merupakan Aset Pemerintah
Setemp[at maupun Pemerintah Pusat ;

16. Bahwa dalam poin 3 huruf (b) halaman 3 Salinan PutusanPengadilan Negeri
Tarutung No. 68/1973/Perdata/PN Balige, Tgl. 16 Agustus 1973 tersebut, menyatakan
bahwa,        “Pe,ilik/Pamungka Kampung Pangoloan adalah Tiga Orang, yaitu: Stn.
Fridolin, Atim Simamora, dan Mantahari Simamora. Justin Lumban Gaol adalah
sebagai Penompang sementara saja dan tidak ada Hak atas Tanah Kampung
Pangoloan dan Perkarangannya sebagai tersebut dalam Salinan Besloit Kampung
terlampir”. Dan dalam halaman 5 Paragraf (10) Putusan tersebut dipertegas bahwa,
“Yang berhak atas Kampung Pangoloan tersebut adalah Simamora.......”, dan
paragraf (11) Berbunyi         “Mengenai si Pungka Huta (Mendirikan Perkampungan)
ialah: Sitan Fridolin Simamora , Atim Simamora, Mantahari Simamora”. Adapun
maksud “Salinan Besloit Kampung” dala salinn Putusan tersebut adalah Surat Besloit
Huta Pangoloan atau Soerat Perdjanjian tentang Merintis (Membuka) Huta
(Perkampungan) Pangaloan yang dibuat oleh keturunan Op. Pangaloan Simamora,
Yaitu: Sutan Fridolin alias Soetan Friedolin Simamora, Atim Alias Atim Simamora
dan Mantahari alias Mantahari Simamora, dibuat di Dolok Sanggul pada tanggal 4
Juni 1931 ;

17. Bahwa berdasarkan Asal Usul dan Sejarah Obyek Sengketa dalam Perkara
aquo adalah benar merupakan Tanah Milik Adat/Tanah Ulayah Milik semua
Keturunan Op.
Pangaloan Simamora yang belum dibagi menjadi Milik/Kepunyaan Seseorang diantara
Keturunan Op. Pangaloan Simamora dan Proses Penerbitan Sertipikat Tanah
Terperkara belum menadapat Persetujuan dari Op. Pangaloan untuk disertipikatkan
atas nama Jauman Simamora (Tergugat II Intervensi) ;

18. Bahwa benar berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan dan


berdasarkan Pemeriksaan Setempat / Lapangan, Tergugat II Intervensi Tidak
Menyampaikan/ Memberitahukan Asal Usul dan Data Yuridis atau Data Fisik tentang
Objek Sengketa dalam perkara aquo kepada Tergugat I yang sebenarnya, sehingga
Data Yuridis atau Data Fisik serta Riwayat Tanah yang ada pada Tergugat I adalah
sepihak dan sudah barang tentu Tidak Benar ;

19. Bahwa benar berdasarkan fakta yang terungkap dalam Persidangan dan
Pemeriksaan Setempat/ Lapangan, Pihak-pihak yang yang diundang dan dijadikan
sebagai pihak yang berbatasan langsung pada setiap Bidang-bidang Tanh Tidak
Lengkap dan tidak berdasarkan fakta yang sebenarnya berbatasan dengan objek Tanah
Terperkara, yaitu disebelah Barat Tidak Benar Lamser Simamora dan Nelson
Simamora, sebagaimana diuraikan dalam Bukti T-10, pada hal yang sebenarnya
secara de facto dan de jure disebelah Barat Objek Tanah Terperkara adalah Milik
Kombes (Purn.) Drs. S.C. Simamora sebagaimana dibuktikan dalam Sertifikat Tanah
Hak Milik Nomor : 00547/ Tahun 2002, sesuai Bukti P-7, Bukti tersebut telah
dicocokan pada saat Pemeriksaan Setempat / lapangan, Tergugat I dan Tergugat II
Intervensi Tidak Bisa membantah kebenaran fakta tersebut ;

20. Bahwa berdasarkan fakta yang terungkap dalam Persidangan dan Pemeriksaan
Setempat/ Lapangan, dilokasi Objek Tanah Terperkara tidak ditemukan Makam/
Kuburan Sutan Fridolin, Atim Simamora, Mantahari Simamora selaku Pendiri
Kampung Pangaloan, termasuk Op. Bistok Simamora (Jomen Simamora) Ayah
Kandung dari Tergugat II Intervensi yang meninggal sebelum tahu 1960, melainkan
para Pendiri Kampung Pengaloan tersebut dikuburkan diluar likasi Objek perkara
aquo. Dalam bahasa batak Toba Makam / Kuburan disebutkan “Tambak” ;

Dalam situs “Bango Batak”, dengan judul, “Hukum Adat Dalihan Na Tolu Tentang Hak
Waris Harta Warisan Yang Tidak Bisa Dibagi” , yang dimuat tanggal 2 Juni 2013,
dengan
Alamat,“www.facebook.com/permalink.php?
id=41452890527148&story_fbid=537823752941982,   “Tambak adalah Kuburan
Keluarga yang ditandai dengan Pohon Beringin. Dimana ada Tambak Leluhur Satu
Marga atau Satu Ompu itu berarti Tanah di sekitarnya itu adalah Tanah
Keturunannya” .

Dari fakta tersebut dikaitkan dengan arti “Tambak” membuktikan bahwa Lokasi Objek
Sengketa dalam perkara aquo, tanah tersbut bukan hanya Milik Keturunan Op. Bistok
Simamora/ Jomen Simamora dan atau Jauman Simamora (Tergugat II Invertasi)
walaupun Bukti dan Saksi Tergugat  II Intervensi yang menyatakan Jauman
menguasai Lokasi Objek Sengketa perkara aquo, melainkan Tanah tersebut
merupakan Milik semua Keturunan Op. Pangaloan Simamora ;

21. Bahwa perbuatan Tergugat I menerbitkan Setifikat Nomor 00023 Tahun 2013
tanpa menelusuri Riwayat Tanah tersebut dan tanpa meneliti Kebenaran Data-data
Yuridis yang diajukan oleh Tergugat II Intervensi, merupakan Bukti Tergugat I
melanggar  Tata cara Pendaftaran Tanah dan Asas-asas Umum Pemerintahan yang
Baik ;

22. Bahwa benar pada tahun 1973 Lokasi sekitar Objek Sertifikat Tanah dalam
perkara aquo dikenal dengan Jalan Kuburan, namun sekarang telah berubah menjadi
Jalan Veteran sebagaimana tertulis pada Gambar Sketsa ;

23. Bahwa sebagai bentuk Pengakuan dan menjaga serta Melestarikan Keberadaan
Masyarakat Hukum Adat yang ada di Kabupaten Humbang Hasundutan, Kecamatan
Dolok Sanggul, khususnya Desa Lumban Tobing dan Perkampungan Pangaloan
sebagaimana semangat dalam Pasal 3 UU Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok yang
juga Mengakui Keberadaan Hak Ulayat dan Hak-hak yang serupa itu dari Masyarakat
Hukum Adat, maka demi Hukum Majelis Hakim yang memeriksa dan menyidangkan
perkara harus membatalkan Sertifikat Hak Milik Nomor : 00023 tanggal 1 Mei 2013
atas 1 (satu) Bidang Tanah  seluas 5.301 M (lima ribu tiga ratus satu meter persegi),
2

yang terletak di Desa Lumban Tobing, Kecamatan Dolok Sanggul, Kabupaten


Humbang Hasundutan, Provinsi Sumtera Utara, Indonesia dengan batas-batas Patok I
s/d XVII terdiri dari Besi atas nama jauman Simamora (Tergugat II Intervensi) ;

24. Bahwa berdasarkan bukti dan fakta-fakta yang terungkap dalam Persidangan,
yaitu Vitram Purba selaku Kepala Desa Lumban Tobing Kepala Desa telah mencabut
seluruh Persetujuan yang dibuat dalam proses Penerbitan Sertifikat Tanah Hak Milik
Nomor : 00023 Tahun 2013, atas nama jauman Simamora (Tergugat II Intevensi),
maka Sertipikat Tanah Hak Milik Nomor : 00023 Tahun 2013 menjadi Cacad Hukum
dan secara Mutandis batal Demi Hukum ;

25. Bahwa berdasarkan Kesaksian Maringan Simamora dalam Persidangan


sebagai saksi penggugat yang merupakan Keturunan Op. Balhing Simamora,
menyatakan Keberatan atas Perbuatan Tergugat II Intervensi dan mendukung upaya
yang dilakukan Penggugat, karena Lokasi Objek Sengketa dalam perkara aquo
merupakan tanah Adat/Tanah Ulayat Milik semua Keturunan Op. Pangaloan
Simamora yang belum dibagi kepada siapapun  ;

26. Bahwa Penggugat mengambil alih Eksepsi dalam Replik Penggugat pada
tanggal 12 Mei 2007 untuk menjadi Satu Kesatuan ang tidak terpisah dalan
Kesimpulan ini, sepanjang tidak bertentangan dengan Kesimpulan.

BUKTI TERTULIS PENGGUGAT :

Bahwa penggugat guna menguatkan Gugatannya serta untuk membuktikan bahwa


KTUN dalam perkara ini bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku dan Melanggar Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik, maka Penggugat
telah mengajukan Bukti-bukti ke Persidangan, terdiri dari Bukti P-1 sampai dengan
Bukti P-22, dimana bukti P-1 s/d P-22 telah sesuai dengan aslinya, dan sudah
memenuhi syarat sebgai bukti yang sah menurut hukum ;

Bahwa berdasarkan Surat Bukti yang diajukan oleh Penggugat tersebut jelas telah
menunjukkan adanya Hubungan Hukum, Kepentingan Hukum Penggugat atas Tanah
dan Kerugian akibat Hukum Terbitnya Sertipikat Hak Milik Nomor : 00023 Tahun
2013, atas nama jauman Simamora (Tergugat II Intervensi).

TENTANG BUKTI TERGUGAT I :

Bahwa Tergugat I telah mengajukan Bukti Surat yang ditandai dengan T-1 sampai
dengan T-10.

TENTANG BUKTI TERGUGAT II INTERVENSI :

Bahwa Tergugat II Intervensi telah mengajukan Bukti Surat yang ditandai dengan
T.II. INTV 1 sampai dengan T.II. INTV 37.

a. VITRAM PURBA (KEPALA DESA LUMBAN TOBING)


Bahwa pada hari Senin tanggal  24 Oktober 2017, Saksi sebelum
menyampaikan kesaksiannya terlebih dahulu diambil Sumpah sesuai dengan
Agamanya : Kristen Protestan, menerangkan sebagai berikut \
1. Bahwa Saksi dalam menyampaikan Kesaksiannya dalam KeadaanSehat
Jasmani dan Rohani serta mengerti dihadirkan dalam Persidangan di
Pengadilan TUN Medan, yaitu untuk memberi Kesaksian mengenai adanya
Gugatan atas terbitnya Sertifikat Tanah Hak Milik Nomor : 00023 Tahun
2017 atas nama JAUMAN (Tergugat II Intervensi) yang terletak di Huta
Pangaloan Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara ;

2. Bahwa Saksi menjabat Kepala desa Lumban Tobing sejak tahun 2007
sampai sekarang untuk Periode yang Kedua, sehingga kehadiran dan
seluruh Kesaksian/Keterangan yang disampaikan dalam Persidangan adalah
dalam kapasitasnya selaku Kepala Desa Lumban Tobing ;

3. Bahwa benar Desa Lumban Tobing terdiri dari 14 (empat belas)


Perkampungan dalam bahasa Batak Toba disebut Huta, didalamnya
termasuk Perkampungan (Huta) Pangaloan, sehingga Saksi selaku Kepala
desa Lumban Tobing sah secara Hukum Untuk menyampaikan keterangan
dalam perkara TUN Nomor  : 02/G/2014/PTUN-MDN ,yaitu yang
berkaitan perkara Pembatalan sertifikat Hak Milik Nomor : 00023 Tahun
2013, atas nama Pemegang Hak JUMAN SIMAMORA (Tergugat II
INTervensi), yang terletak di Huta Pangaloan, Desa Lumban Tobing,
Kecamatan Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi
Sumatera Utara ;

4. Bahwa pada saat Tergugat I dan Tergugat II Itervensi melakukan


Pengukuran Tanah yang dimuat dalam gambar Ukur Nomor :  1399 Tahun
2012, tanggal 14 Nopember 2012, dan Surat Ukur Nomor : 00004/ Lumban
Tobing /2013 dan Sertipikat Tanah Nomor : 00023 Tahun 2013, Kepala
Desa Lumban Tobing atas nama VITRAM PURBA yang menurut
Peraturan Perundang-undangan dibidang Pendaftaran Tanah merupakan
Anggota Tim Adjudikasi, TIDAK IKUT pada saat melakukan Pengukuran
Tanah tersebut, dan sampai degan terbitnya Sertifikat tersebut tidak
mengetahui lokasi Objek Tanah yang disertipikatkan, baru setelah perkara
ini muncul mengetahui lokasi Tanah yang disertipikatkan ;
5. Bahwa benar sekitar tahun 2010 – 2013, (saksi lupa waktu yang pasti),
Tergugat II Intervensi didampingi Lamser Simamora, dan Tergugat I
(badan Pertanahan Nasional Kantor Pertanahan Kabupaten Humbang
Hasundutan) datang ke Rumah Saksi hanya menyodorkan beberapa Surat
untuk ditanda tangan dan disetujui Saksi selaku Kepala Desa Lumban
Tobing, yang berkaitan dengan proses Penerbitan Sertifikat Tanah Nomor :
00023 Tahun 2013, diantaranya Penandatanganan/Persetujuan pada : Surat
Permohonan Pengukuran, Penerbitan Sertipikat Hak Milik melalui
Pengakuan Hak Tanggal 10 Februari 2010 ; Surat Keterangan Kepemikiran
Tanah dengan Nomor : 35/2012/DL/II/2012, tanggal 04 Februari 2010; dan
Surat Pernyataan Penguasaan Fisik Bidang Tanah (Sporadik), tanggal 26
Februari 2013, tanpa memberitahukan Lokasi dan Posisi serta Asal
Usul/Dasar Kepemilikkan atas anah tersebut ;

6. Bahwa benar pada saat Tergugat II Intervensi bersama LAMSER


SIMAMORA dan Tergugat I datang ke Rmah Saksi selaku Kepala Desa
Lumban Tobing, Tergugat II Intervensi bersama LAMSER SIMAMORA
berusaha meyakinkan Saksi, dengan kalimat, “Yakinlah Agung Kampung
(Kepala Desa), bahwa Tanah itu adalah Tanah Kami dan Tidak Akan ada
Masalah”, menunjukkan dan membawa Saksi ke Lokasi Tanah yang
dimohonkan dan tanpa memperlihatkan adanya Bukti Surat atau Dokumen
yang menyatakan bahwa Tanah yang dimohonkan untuk disertipikatkan itu
adalah milik JAUMAN SIMAMORA (Tergugat II Intervensi), baik yang
diperoleh sebagai warisan atau dengan cara lain ;

7. Bahwa benar pada saat Saksi sebelum menanda tangani seluruh Surat-surat
yang diperlukan dalam Proses Penerbitan Sertipikat Tanah Nomor : 00023
Tahun 2013, Saksi mempertanyakan Riwayat Kepemilikkan Tanah tersebut
dan meminta untuk melengkapai Bukti Kepemilikkan/Penguasaan atas
Tanah tersebut dalam bentuk Surat Keterangan Warisan atau yang sejenis
dengan itu, namun JAUMAN SIMAMORA (Tergugat II Intervensi) dan
LAMSER SIMAMORA tidak membertahukan Asal Usul Tanah
perkampungan Pangaloan secara Rinci, Lengkap dan jelas. JAUMAN
SIMAMORA (Tergugat II Intervensi) hanya mengatakan bahwa Tanah itu
miliknya, serta menjanjikan kepada Saksi akan menyerahkan seluruh
Dokumen yang berkaitan dengan Penerbitan Sertifikat Nomor : 00023
Tahun 2013 yang telah ditanda tangani Saksi, termasuk Surat Keterangan
Warisan sebagai Bukti Kepemilikan atas Tanah tersebut, namun hingga
Perkara Aquo disidangkan di Pengadilan TUN Medan, Tergugat II
Intervensi tidak menyerahkan Surat yang diminta oleh Saksi ;

8. Bahwa benar pada saat Tergugat II Intervensi dan LAMSER SIMAMORA


datang ke Rumah SAKSI, Tergugat II Intervensi tidak memberitahukan
adanya Soerat Perdjanjian tanggal 4 Juni 1931 tentang Pendirian Huta
Pangaloan Negeri Dolok Sanggul yang Prakarsai 3 (tiga) Ompu yaitu :
Ompu Marhotor yang diwakili Soetan Pridolin Simamora, Ompu Atim
yang diwakili Atim Simamora, Ompu Balhing yang diwakili oleh
Mantahari Simamora ;

9. Bahwa pada saat Tergugat II Intervensi bersama Intervensi bersama


LAMSER SIMAMORA dan Tergugat I datang ke Rumah Saksi selaku
Kepala Desa Lumban Tobing dengan membawa sekaligus Surat Pernyataan
Fisik Bidang Tanah tanpa menjelaskan Letak dan Posisi Tanah tersebut ;

10. Bahwa Saksi tidak mengetahui JAUMAN SIMAMORA yang menguasai


Tanah yang dimonkan untuk disertipikatkan tersebut yang menjadi Objek
Sengketa TUN saat ini ;

11. Bahwa Saksi tidak mengetahui bahwa Tanah tersebut merupakan Tanah
Eks Pekuburan Umum di Huta (Perkampungan) Pangaloan, Desa Lumban
Tobing, Kecamatan Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan,
Provinsi Sumatera Utara ;

12. Bahwa setelah Saksi selaku Kepala Desa Lumban Tobing menanda tangani
seluruh Dokumen yang berkaitan dengan Proses Penerbitan Sertifikat
Tanah Aquo, yang terdiri dari : Surat Permohonan Pengukura, Penerbitan
Sertipikat Hak Milik melalui Pengakuan hak tanggal 10 Februari 2010;
Surat Keterangan Kepemilikan Tanah dengan nomor : 35/2012/DL/II/2012,
tanggal 04 Februari 2010; dan Surat Pernyataan Penguasaan Fisik Bidang
Tanah (Sporadik), tanggal 26 Februari 2013, Saksi meminta Salinan atau
Pertinggalan dari semua Surat tersebut, namun Tergugat I dan Tergugat II
Intervensi sampai perkara ini disidangkan pada Pengadilan TUN Medan
tidak menyerahkan Pertingga seluruh Surat-surat yang telah ditanda tangan
oleh Saksi selaku Kepala Desa tersebut ;

13. Bahwa pada saat Saksi selaku Kepala Desa menanda tangani seluruh
Dokumen dalam yang berkaitan Penerbitan Sertipikat Tanah Hak Milik
Nomor : 00023 Tahun 2013 meminta seluruh Dokumen yang ditanda
tanganinya untuk dijadikan sebagai Arsip Desa, Saksi minta kepada
Tergugat I dan Tergugat II Intervensi agar menyerahkan seluruh foto copy
yang telah ditanda tangani Saksi, Tergugat I danTergugat II Intervensi akan
menyerahkan seluruh foto copy Dokumen tersebut Saksi, namun sampai
dengan Saksi memberikan keterangan dalam Persidangan, Tergugat I dan
Tergugat II Intervensi tidak menyerahkan Dokumen tersebut ;

14. Bahwa Saksi selaku Kepala Desa Lumban Tobing tidak pernah melakukan
Penempelan Pengumuman Data Fisik dan Data Yuridis atas nama
JAUMAN SIMAMORA (Tergugat II Intervensi) yang seharusnya
ditempelkan/diumumkan di Kantor Kepala Desa Lumban Tobing dan
Tempat-tempat yang Ramai, sebagai Syarat Formil yang harus ditempuh
dalam proses Penerbitan Sertipikat Tanah, sehingga surat yang diteken
Saksi selaku Kepala Desa Lumban Tobing tanggal 23 April 2013, yang
memuat Permintaan Pengumuman dari Badan Pertanahan Nasional Kantor
Pertanahan Kabupaten Humbang Hasundutan Nomor : 33/HTPT/2013
tanggal 21 Februari 2013, Perihal : Penempelan Pengumuman Data Fisik
dan Data Yuridis atas nama JAUMAN adalah TIDAK BENAR dan
TIDAK PERNAH DITEMPEL sebagaimana mestinya. Pengakuan tidak
pernah menempelkan Pengumuman tersebut dinyatakan Saksi VITRAM
PURBA setlah Majelis Hakim memperlihatkan dan mempertanyakan isi
Surat Pengumuman tersebut ;

15. bahwa benar setelah mengetahui Asal Usul Tanah Perkampungan


Pangaloan secara benar dan adanya Soerat Perdjanjian tanggal 4 Juni 1931
tentang Pendirian Huta Pangaloan Negeri Dolok Sanggul yang Prakarsai 3
(tiga) Ompu yaitu : Ompu Marhotor yang diwakili Soetan Fridolin
Simamora, Ompu Atim yang diwakili Atim Simamora, Ompu Balhing yang
diwakili oleh Mantahari Simamora, serta Saksi merasa ditipu dan dibohongi
Tergugat I dan Tergugat II Intervensi, maka Saksi membuat Surat
Pernyataan Pencabutan atas seluruh Surat-surat yang pernah ditanda tangani
Saksi untuk menerbitkan Sertipikat Nomor : 00023 Tahun 2013 atas nama
Jauman Simamora (Tergugat II Intervensi) ;

16. bahwa benar, Saksi selaku Kepala Desa Lumban Tobing Kepala Desa
dalam Persidangan yang dilakukan pada Senin, 23 Juni 2014, kembali
menguatkan dan menyatakan kebenaran seluruh ini Pernyataan yang
dibuatnya tanggal 21 Nopember 2013 sebagaimana Bukti P-6, yaitu bahwa
Saksi Mencabut seluruh Persetujuan yang dibuat dalam proses Penerbitan
Sertipikat Tanah Hak Milik Nomor : 00023 Tahun 20013, karena, karena
Saksi Vitram Purba selaku Kepala Desa Lumban Tobing tidak mengetahui
Lokasi yang disertipikatkan oleh Jauman Simamora (Tergugat II
Intervensi), serta Tidak Diajak/diikutsertakan oleh Tergugat I maupun
Tergugat Intervensi pada saat melakukan Pengukuran Tanah ;

17. bahwa Saksi sebagai Kepala Desa Lumban Tobing, tidak pernah bertemu
dengan Pajabat/Pegawai dari Kantor Pertanahan Kabupaten Humbang
Hasundutan selama Proses Pengukuran dan Penerbitan Sertipikat Tanah
Milik Nomor : 00023 Tahun 2013 ;

18. Bahwa Saksi mengetahui sebahagian Tanah Huta (kampung) Pangaloan


yang berasal dari Marga Purba telah digunakan Masyarkat/ Warga Dolok
Sanggul, secara Khusus Warga Pendatang di Dolok Sanggul yang
meninggal di Desa Lumban Tobing dan Dolok Sanggul sebagai Kuburan,
sementara Warga Asli Dolok Sanggul dan Warga Desa Lumban Tobing
tidak dikuburkan dilokasi, karena masing-masing punya Kuburan Khusus
Keluarga ;

19. Bahwa Saksi mengetahui Tanah Pekuburan yang ada di Huta (Kampung)
pangaloan Desa Lumban Tobing Kecamatan Dolok Sanggul Kabupaten
Humbang Hasundutan bukanlah Pekuburan Pemerintah melainkan Pekuburan
Swasta, dimana makam yang dikubur dilokasi adalah Warga Pendatang yang
meninggal di Dolok Sanggul dan dikuburkan dilokasi tersebut secara bebas ;
20. Bahwa saksi mengetahui Orang yang Meninggal Dunia yang dikubur diatas
Tanah Op. Pangaloan yang ada di Huta (Kampung) pangaloan tidak pernah
perlu meminta Persetujuan dari Pihak Mana pun karena Keturunan Op.
Pangaloan Simamora membiarkan Tanah itu dijadikan Tempat Kuburan
Sembarangan Orang ;

21. Bahwa saksi Lahir dan Besar di Huta (Kampung) Pangaloan Desa Lumban
Tobing Kcamatan Dolok Sanggul Kabupaten Humbang Hasundutan sehingga
semasa Saksi Kecil sampai Usia sekitar 16-17 Tahun, Saksi telah menyaksikan
Kuburan yang ada di Huta Pangaloan Desa Lumban Tobing Kecamatan Dolok
sanggul Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara ;

22. Bahwa benar Warga yang tinggal di Huta (Kampung) Pangaloan adalah
Keluarga Besar Keturunan Op. Pangaloan Simamora ;

23. Bahwa benar Keturunan Op. Pangaloan Simamora terdiri dari 3 (tiga) Oppu
Yaitu Op. Marhotor, Op. Atim Op. Mantahari ;

24. Bahwa Saksi mengetahui setiap Keturunan Op. Pangaloan Simamora yaitu
Op. Marhotor dan Op. Atim dan Op. Mantahari masing-masing telah
mendapat bagian tanah yang ada di Huta (Kampung) Pangaloan untuk
digunakan sebagai Tempat Tinggal, Perlandangan dan Persawahan, akan tetapi
Tanah Kuburan yang ada di Huta (Kampung) Pangaloan adalah merupakan
Tanah Adat/Ulayat yang belum dibagi dan merupakan Milik semua Keturunan
Op. Pangaloan ;

25. Bahwa Saksi menyatakan, Tidak Benar dan Tidak Mungkin Sdr. Jauman
Simamora (TergugatII Intervensi) menerima Penguasaan/Kepemilikan sebagai
Warisan atas Tanah Kuburan yang ada di Perkampungan Pangaloan, Desa
Lumban Tobing, Kecamatan Dolok Sanggul dari Alm. Jomen Simamora sejak
tahun 1961. Hal itu TIDAK MUNGKIN karena Jomes Simamora telah
meninggal Dunia sebelum tahun 1960 ; Dan tidak mungkin Alm. Jomes
Simamora semasa hidupnya Mewariskan Tanah Kuburan yang ada di
Perkampungan Pangaloan kepada Jauman Simamora

KEDUDUKAN SAKSI TERGUGAT I

a. FRISKA OCTAVIA SIAHAAN :


Bahwa pada hari Senin tanggal 31 Oktober 2017, Saksi sebelum menyampaikan
kesaksiaannya terlebih dahulu mengucapkan Sumpah sesuai dengan
agamanya : Kristen Protestan, menerangkan sebagai berikut  :

1. Bahwa Saksi merupakan Pegawai Honorer pada Kantor Badan Pertanahan


Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara ;

2. Berdasarkan dari Keterangan Saksi, Saksi bertugas untuk dan sebagai


Pembatu Tugas Juru Ukur ;
3. Bahwa Pengukuran dilakukan pada tanah 2012 yang terdiri dari P.
Napitupulu (selaku Juru Ukur) dan Saksi Ronal L. Gaol (selaku Pembantu
Juru Ukur) ;

4. Bahwa saksi tidak mengetahui proses penanda-penanda Hasil Ukur dan


Pihak-pihak yang berbatasan langsung dengan Tanah yang diukur yaitu
tanah yang dimaksudkan dalam Sertipikat Nomor : 00023 Tahun 2013

5. Bahwa saksi mengakui pada saat dilakukan Pengukuran, Batas-batas pada


setiap yang Bidang-bidang Tanah berbatasan langsung dengan Tanah
Sertipikat Nomor : 00023 Tahun 2013 hanya menggunakan Patok Kayu ;

6. Bahwa pada saat Pengukuran tidak ada dilakukan dan tidak mengetahui
penanda-penanda tanganan mengenai Batas-batas Tanah oleh Pihak-pihak
yang berbatasan langsung dengan Tanah tersebut ;

7. Bahwa Saksi mengakui pada saat dilakukan Pengukuran tidak di hadiri oleh
Kepala Desa Lumban Tobing, Kecamatan Dolok Sanggul Kabupaten
Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara ;

8. Bahwa pada saat dilakukan Pengukuran, Juru Ukur (P. Napitupulu) bersama
Saksi dan Tergugat II Intervensi ikut membuat Kayu Ranting-ranting Pohon
yang di jadikan sebagai Batas-batas di sebelah Barat, Timur dan Selatan
serta Utara pada Tanah tersebut ;

9. Bahwa Saksi mengakui pada saat Pemeriksaan Setempat / Lapangan oleh


Majelis Hakim PTUN Medan yang menyidangkan Perkara aquo, pada
tanggal 11 juli 2014 tidak menemukan Patok-patok Batas Tanah Terperkara
tersebut yang dibuat pada saat melakukan Pengukuran Tanah Terperkara
pada tahun 2012 ;

10. Bahwa Saksi tidak mengetahui Proses dan Tahapan Penerbitan Sertipikat
Hak Milik Nomor : 00023 Tahun 2013 atas nama Jauman Simamora
(Tergugat II Intervensi).

a. KURNIAWAN :
Lahir di Lumban Baringin tanggal 26 Nopember 1990, tinggal di Jalan Veteran
Kec. Dolok Sanggul. Bahwa pada hari Senin tanggal 31 Oktober 2017,
Saksi sebelum menyampaikan kesaksiannya terlebih dahulu mengucapkan
Sumpah sesuai dengan Agamanya : Kristen Protestan, menerangkan sebagai
berikut :

1. Saksi tinggal di Jalan Veteran Dolok Sanggul Sejak tahun 1980, tidak ada
hubungan Keluarga dengan Tergugat II Intervensi, kenal dengan Tergugat
II Intervensi karena sama-sama berdomisili di Dolok Sanggul ;

2. Bahwa Saksi memiliki Tanah dan Tinggal di Jalan Veteran Dolok Sanggul
dengan cara membeli Tanah dari Jauman Simamora (Tergugat II Intervensi)
yang berbatasan langsung dengan tanah Terperkara aquo disebelah Timur ;
3. Bahwa Saksi mengetahui Tanaman Kopi yang ada diatas Tanah Terperkara
aquo tersebut Tanaman Kopi dan ada Kuburan Umum serta beberapa
Umum serta beberapa Jenis Pohon Kayu, Yaitu Kayu Anti Api, Kayu
Bane ;

4. Bahwa benar Saksi mengetahui Tanaman Kopi yang ada diatas Tanah
Terperkara Aquo tersebut Tanaman yang diusahakan oleh Keturunan Oppu
Bistok Simamora ;

5. Bahwa benar Saksi mengetahui yang meratakan Eks Kuburan Umum


beserta Kopi dan Kayu yang ada di Perkampungan Pangaloan yang menjadi
Lokasi Objek Sengketa dalam perkara aquo adalah Lamser Simamora dan
Jauman Simamora (Tergugat II Intervensi) ;

6. Bahwa saksi mengetahui setiap Orang yang dikubur dilokasi tersebut


terlebih dahulu permisi kepada Keturunan Oppu Bistok simamora ;

7. Bahwa saksi tidak mengetahui Status Tanah Perkampungan Pangaloan


sebagai Tanah Adat/Ulayat dan tidak mengetahui Surat perjanjian tanggal 4
juni 1931 (besloit) dibuat oleh Keturunan Op. Pangaloan Simamora, yaitu
Soetan Fridolin mewakili Oppu Marhotor, Atim Simamora mewakili Oppu
Atim, dan Mantahari mewakili Oppu balhing ;

8. Bahwa Saksi tidak mengatui Status tanah Eks Kuburan dan Perkampungan
Pangaloan tersebut ;

9. Bahwa Saksi mengetahui yang meratakan Tanah Perkuburan adalah Lamser


Simamora antara akhir tahun 2013 sampai awal tahun 2014

1. Bahwa Saksi mengetahui dihadirkan din Persidangan yaitu untuk


menyaksikan bahwa diatas Tanah Terperkara punya Kuburan Keluarganya ;

2. Bahwa benar diatas Tanah Terperkara dan Eks Kuburan Umum ;

3. Bahwa pada tahun 1985 Saudara Saksi yang bernama Rocky Silitonga
dikuburkan ditanah Terperkara tersebut dan pada tahun 2006 Tulang
Berulang Saudara Saksi yang dimakamkan dilokasi Objek Terperkara telah
diangkat secara Sukarela ;

4. Bahwa Saksi sebelum menguburkan Saudaranya diatas tanah Tereperkara


tersebut terlebih dahulu Permisi terhadap Keluarga Oppu Bistok ;

5. Bahwa Saksi mngetahui Tanah Terperkara tersebut sebagai Lokasi


Pemakaman Umum Swasta, bukan Pemakaman Milik Sanggul ;
6. Bahwa Saksi mengetahui yang dimakamkan di lokasi Tanah Terperkara
pada Umumnya Pendatang, sama seperti Orang Tua Saksi (pendatang) yang
datang dari Siborong-borong dan tinggal di Dolok Sanggul ;

7. Bahwa Saksi tidak mengetahui Asal Usul Tanah Perkampungan Pangaloan ;

8. Bahwa saksi tidak mengetahui Status Tanah Perkampungan Pangaloan


sebagai Tanah Adat/Ulayat dan tidak mengetahui Surat Tanah Perjanjian
tanggal 4 Juni 1931 (besloit) dibuat oleh Keturunan Op. Pangaloan
Simamora, yaitu Soetan Fridolin mewakili Oppu Marhotor, Atim Simamora
mewakili Oppu Atim, dan Mantahari mewakili Oppu Balhing ;

9. Bahwa Saksi membuat Kesimpulan Sendiri dengan menyatakan bahwa


Pemilik Tanah terperkara perkara aquo adalah Milik jauman Simamora
(Tergugat II Intervensi) dengan mengacu pada Penglihatan yang menguasai
secara Fisik tanpa mengetahui secara Pasti adanya Bukti Kepemilikan
Tanah tersebut dan tanpa mengetahui Asal Usul Tanah Huta pangaloan.

KESIMPULAN SAKSI TERGUGAT I DAN TERGUGAT II


INTERVENSI :

1. Bahwa berkenaan dengan Saksi yang diajukan oleh Tergugat I, dan


Tergugat II Intervensi sama sekali tidak dapat memberikan Bukti ataupun
menguatkan Dalil – dalil tergugat I dan Tergugat II Intervensi ;
2. Bahwa Tergugat I tidak dapat membuktikan bahwa Proses/Prosedur
Administrasi yang ditempuh dalam Menerbitkan Sertipikat Nomor :00023
Tahun 2017 telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tergugat I dalam
Eksepsinya hanya mengklaim bahwa Proses/Prosedur Penerbitan Sertipikat
tersebut telah memenuhi Syarat :

7. Bahwa Kesaksian Saksi Tergugat I Tidak Bernilai dan Tidak memunyai


Relevensi untuk Membuktikan tentang Kebenaran Proses/Prosedur
Administrasi yang ditempuh dalam Penerbitan Sertipikat Nomor : 00023
Tahun 2013, sehingga Kesaksian Saksi dari Tergugat I haruslah Ditolak dan
Dinyatakan Tidak Bernilai secara Hukum ;

8. Bahwa Tergugat II Intevensi telah mengajukan Bukti-bukti dan Saksi yang


Tidak Relevan untuk membuktikan Lokasi Objek Tanah Terperkara adalah
Milik Tergugat II Intervensi. Oleh karena seluruh saksi dari Tergugat II
Intervensi Tidak mengetahui Asal Usul, Status Tanah Perkampungan
Pangaloan dan Surat Perjanjian tanggal 4 Juni 1931 tentang Perkampungan
Huta Pangaloan, sudah barang tentu seluruh Kesaksian Saksi dari Tergugat
II Intevensi selain dan selebihnya yang menguatkan Dalil Penggugat dan
diakui Kebenarannta oleh Penggugat haruslah Ditolak dan dinyatakan
Tidak Bernilai ;

9. Bahwa denga Pengasaan Jauman Simamora (Tergugat II Intervensi) atas


Tanah Sertipikat dalam Terperkara aquo dengan cara Menanam Kopi bukan
merupakan Dasar Bukti Kepemilikan yang bersifat Individual, karena telah
secara Terang dan jelas bahwa Tanah tersebut merupakan Tanah Adat Milik
bersama seluruh Keturunan Oppu Pangaloan Simamora yang berasal dari
Ama Juara Purba ;

10. Bahwa setiap orang sebelum menguburkan Makam ke lokasi dan


mengangkat Tulang Belulang dari Lokasi Tanah Terperkara terlebih dahulu
Permisi kepada Keturunan Op. Bistok Simamora bukan merupakan Dasar
Bukti Kepemilikan Jauman Simamora (Tergugat II Intervensi) atas Tanah
Terperkara sebagaimana yang dimaksud pada Undang-Undang No. 05
Tahun 1960 tentang Undang-Undang Pokok Agraria ;

11. Bahwa Tergugat II Itervensi telah mengakui dalam Dupliknya, halaman 12


Paragraf Pertama, yang menyatakan bahwa Pemilik Lokasi Objek Perkara
adalah “ ........, akan tetapi Ketiga Keturunan Ompu Pangaloan Simamora
yang sama-sama mempunyai Hak atas Kampong Pangoloan, Dolok
Snaggul”. Dengan Pengakuan Tergugat II Intervensi tersebut, sudah cukup
alasan bagi Majelis Hakim yang menyidangkan, memeriksa dan memutus
perkara ini, menyatakan bahwa Tergugat II Intervensi telah manyampaikan
Data Yuridis dan Data Fisik yang tidak Benar dalam mengajukan
Permohonan Penerbitan Sertipikat Nomor : 00023 Tahun 2013 atas nama
Jauman Simamora (Tergugat II Intervensi) dan Tergugat I telah melakukan
Perbuatan yang melanggar Peraturan Perundang-undang tentang
Pendaftaran Tanah dan melanggar Asas-asas Umum Pemerintahan yang
baik.

PROSEDUR TERBITNYA SERTIPIKAT HAK MILIK NOMOR : 00023


TAHUN 2013

1. Bahwa Prosedur terbitnya Surat Keputusan Sertipikat Hak Milik Nomor :


00023, tanggal 1 Mei 2013 dengan Surat Ukut Nomor : 00004/K|Lumbang
Tobing/2013 tanggal 24 April 2013 yang dikeluarkan oleh Tergugat I
berdasarkan Pengakuan Sepihak dari Terguagat II Intervensi dan tanpa
didukung oleh Data Yuridus atay Data Fisik yang benar tentang Tanah yang
dimohonkan Tergugat II Intervensi untuk disertipikatkan

2. Bahwa dasar Tergugat I untuk menerbitkan Sertipikat Hak Milik Nomor :


00023, tanggal 1 Mei 2013 dengan Surat Ukur Nomor : 00004/Lumban
Tobing/2013 tanggal 24 April 2013, adalah Surat Kepala Desa Lumban
Tobing, Nomor : 35/2012/DL/II/2012 tanggal 04 Pebruari 2010
debagaimana Bukti T-2, namun Kepala Desa Lumban Tobing telah
membatalkan dan mencabut Surat-surat yang pernah ditanda tangani Kepala
Desa Lumban Tobing dalam Proses Penerbitan Sertipikat tersebut
sebagaimana Bukti P-6, didalamnya termasuk Surat Nomor :
35/2012/DL/II/2012 tersebut ;

3. Bahwa Berdasarkan fakta yang terungkap di Lapangan sewaktu Pemeriksa


etempat/Lapangan, terdapat Perbedaan Data antara yang Tertuang dalam
Sertipikat dengan Fakta Riilnya, yaitu Data Bidang Tanah yang berbatasan
disebelah Barat dicantumkan Nelson Lamser Simamora dan Nelson
Simamora, namun yang sebenarnya dilapangan berbatasan langsung adalah
Kombes (Purn) Drs. SC. Simamora dan Maripa Luban Tobing

4. Bahwa berdasarkan Bukti-bukti Penggugst dan Fakta yang Terungkap


dalam Persidangan serta dalam Pemeriksaan Setempat/Lapangan, Tergugat
II Intervensi telah menyampaikan Data Yuridis atau Data Fisik yang benar
mengenai Asal Usul Status Tanah yang tidak benar kepada Tergugat I untuk
diterrbitkan Sertipikatnya ;

5. Bahwa berdasarkan Bukti-bukti fakta yang terungkap dalam Persidangan


dan Diapangan, Tergugat I (Kantor Pertahanan Kabupaten Humbang
Hasundutan) Tidak Tercermat dalam menerbitkan Sertipikat Hak Milik
Nomor : 00023 Tahun 2013, secara Nyata-nyata ditemukan beberapa
Kesalahan yaitu Kesalahan Proses/Prosedur Administrasi, Kesalahan Data
Yuridis atau Data Fisik atas Sertifikat Tanah Terperkara ;

6. Bahwa dari awal Penerbitan Surat terbitnya Surat Keputusan Sertipikat Hak
Milik Nomor : 00023, tanggal 1 Mei 2013 dengan Surat Ukur Nomor :
00004/Lumban Tobing/2013 tanggal 24 April 2013 telah ada upaya dan
kerjasama antara Tergugat II Intervensi dengan Tergugat I untuk
memanipulasi Data Yuridis atau Data Fisik dan Kesalahan Tergugat I
karena tidak menerapkan Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik,
sebagaimana uraian pembuktian dibawah ini :
7. Bahwa berdasarkan bukti P – 7 : Foto Copy SHM No. : 547 Pasar Dolok
Sanggul, tanggal 24 Desember 2012 dan Surat Ukur No. : 51/Psr D.
Sanggul/2002 tanggal 23 Oktober 2002, luas 3.081 M (tiga ribu delapan
2

puluh satu meter persegi), a.n. Drs. Sumurung C. Simamora alias Kombes
(Purn) Drs. S. C. Simamora, terletak di Desa Lumban Tobing Kecamatan
Dolok Sanggul, menunjukan bahwa ketika telitian Tergugat I berkaitan
dengan Batas Kawan Tanah yang menjadi Objek Sertipak Hak Milik atas
nama Tergugat II Intervensi sebelah Barat adalah Tanah Milik Adat yang
berbatasan langasung dengan Objek Sangketa, sesuai dengan Petunjuk Peta
Bidang. Jika Tergugat I menerapkan Asas-asas Umum Pemerintahan yang
Baik, yaitu Asas Kepastian Hukum, Proporsinolitas dan Profesionalitas
untuk mengatahui Kebenaran Data Yurudis dan Data Disik tentang Tanah
Perkara, maka Tergugat I akan mengetahui siapa yang sebenarnya yang
berbatasan langsung di sebelah Barat, yaitu Kombes (Purn) Drs. SC.
Simamora sesuai dengan sertipikat Tanah Hak Milik Nomor : 00547 Tahun
2002, dan Tanah Milik Keluarga Alm. Sidi Simamora/Maripa Br. Lumban
Tobing, bukan Lamser Simamora dan Nelson Simamora ;
8. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II Intervensi secara Sengaja Tidak Melibatkan
Saksi Vitram Purba sebagai Kepala Desa Lumban Tobing pada saat
Pengukuran tanah ;

9. Bahwa Tergugat II Intervensi tidak memberitahukan kepada Kepala Desa


Lumban Tobing lokasi Fisik Tanah yang Disertipikatnkan dalam perkara
aquo;

10. Tergugat I dan Tergugat II Interveksi menjanjikan akan menyerahkan Berkas


Pertinggal seluruh dokumen dalam Proses Penerbitan Sertipikat aquo  yang
sebelumnya dijanjikan akan diserahkan Tergugat I dan Tergugat II kepada
Kepala Desa Lumban Tobing, namun sampai dengan perkara ini disidangkan
Dokumen dimaksud tidak disampaikan keada Kepala Desa Lumban Tobing
untuk dijadikan sebagai arsip Pemerintah Desa Lumban Tobing ;

11. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II Intervensi dalam menerbitkan Sertipikat


Objek Sangketa dalam perkara aquo sekaligis sebagai Bukti kesalahan
Tergugat I mengolah dan meneliti Data Yuridus atau Data Fisik adalah bahwa
Asal Hak atas Tanah dalam Sertipikat Tanah Terperkara masuk Kategori dan
bersumber dari ”Konversi: SK/SK GR/”Tea (tidak jelas)Lain-lainnya
Nomor..” sementara dalam Bukti Tergugat I, daftar bukti T-3, Poin 1
dinyatakan : “bahwa sebidang tanah tersebut Saya peroleh dari “ JOMEN
SIMAMORA” sejak tahun 1961 berdasarkan surat” ...... (tidak diisi lengkap),
dan pada poin 4 dinyatakan : “Bahwa sepajang sepengetahuanSaya Tanah
tersebut Statusnya adalah  Milik Adat (Tanah yang belum diberikan sesuatu
Hak/Sertipokat Hak) atas tanah yang ada pada saat ini merupakan tanah
Pertanian/erumahan yang Tidak/Belum ada bangunan Rumah Rusun
Permanen, yang akan Saya pergunakan untuk Rumah Tempat Tinggal “.
Pernyataan tentang  Asal Usul Tanah tersebut tidak sesuai dengan jenis Asal
Hak sebagai Konversi dimaksud Asal Usul Tanah tersebut tidak sesuai dengan
jenis Asal Hak sebagai Konversi dimaksud. Bahwa dengan merujuk pada isi
Pernyataan Tergugat II Intervensi dalam Bukti T-3, Poin 1 dan poin 4,
seharusnya “Asal Hak Tergugat Intervensi bersumber dari Konversi atas
Pengakuan Hak atas tanah Milik Adat, bukan : SK/SK GR/”Tea” (tidak jelas)/
Lain-lainnya Nomor..’,

12. Bahwa Tergugat I tidak terllebih dahulu melakukan Analisa terhadap Peta
Data Tanah yang ada pada Tergugat I, karena disekitar lokasi objwk Sertipikat
Tanah Terperkara telah Terbit beberapa Sertipikat Tanah, yaitu Sertipikat
Tanah Hak Mmilik Nomor : 00547 Tahun 2002 atas nama Drs. SC. Simamora,
dengan Asal Hak bersumber dari Konversi atas Pengakuan Hak atas tanah
Milik Adat yang berbatasan langsung disebelah Barat Objek Sengketa dalam
perkara aquo (Bukti P-7), Sertipikat Tanah Hak Milik Nomor : 00793 Tahun
2010, atas nama Hangoluan Sigalingging, dengan “Asal Hak bersumber dari
Konversi atas Pengakuan Hak atas Tanah Milik Adat” yang berbatasan
langsung disebelah timur Objek Sangketa dalam perkara aquo (Bukti T.II
Intervensi – 20), Sertipikat Tanah Hak Milik Nomor : 00241 Tahun 1996, atas
nama Jakin Nainggolan dengan Asal Persil bersumber dari Pemberian Hak
atas Tanah yang dikuasai langsung oleh Negara, yang berbatasan langsung
disebelah Timur dengan Objek Sengketa dalam perkara aquo (Bukti T.II
Intervensi – 9). Dengan adanya beberapa Sertipikat Tanah Hak Milik tersebut,
Tergugat I sebelum menerbitkan Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat
dalam perkara aquo, seharusnya terlebih dahulu melakukan Pemeriksaan
terhadap Data Pemetaan Tanah di lokasi untuk memenuhi Syarat-syarat dan
Asas-asas Umum Pemerintahan yang baik sebagai mana dimaksud dalam
Pasal 53 ayat (2) huruf (a) dan (b) Penjelasan UU Nomor 9 Tahun 2004
Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang
Perubahan kedua atas Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang
Peradilan Tata Usaha Negara, sehingnga Tergugat I bisa mewujudkan Unsur-
unsur Transparan, Akuntabel/dapat dipertanggung jawabkan dalam
menjalankan Tugas dan fingsinya dalam melakukan Penataan Tanah, namun
hal itu tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya ;

13. Bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam Persidangan, Tidak


Benar dilakukan Pengumuman atas Tanah tersebut, Bahwa benar terungkap
dalam Persidangan, Kepala Desa Lumban Tobing Tidak pernah melakukan
Penempelan pada Tempat-tempat Umum tentang Proses Penerbitan Sertipikat
dalam perkara aquo sebelum Sertipikat tersebut diterbitkan oleh Tergugat I,
sehingga Bukti Tergugat I (Bukti T-4 dan T-5 dan T-6) dibuat seolah-olah
benar, namun pada faktanya Pengumuman tersebut Tidak Pernah dilakukan
oleh Tergugat I Intervensi dan Kepala Desa Lumban Tobing ;

14. Bahwa apabila Tergugat I dan Tergugat II Intervensi menerapkan Proses


Pendaftaaran Sertifikat Tanah Nomor : 00023 Tahun 2013 secara Tepat dan
Benar, yaitu dengan mengajak Kepala Desa Lumban Tobing pada saat
melakukan Pengukuran, memberitahukan Asal usul Tanah Huta Pangaloan
dengan didalamnya termasik Tanah yang dimohonkan untuk disertipikatkan
dengan memperlihatkan Soerat Perdjanjian tanggal 4 Juni 1931 tentang
Pendirian Perkampungan Huta Pangaloan, dan mengundang serta
memberitahukan Pihak-pihak yang berbatasan langsung dengan Bidang-
bidang Tanah yang dimohonkan secara Tepat dan Benar sesuai Fakta
Dilapangan, maka Tergugat I tidak akan menerbitkan Sertipikat Nomor :
00023 yang menjadi Objek Sangketa dalam perkara aquo ;

15. Bahwa pada saat dilakukan Pemeriksaan Setempat/Lapangan, Tergugat I dan


Tergugat II Intervensi diminta untuk menunjukan Batas-batas Tanah sesuai
dengan Sertipikat Nomor : 00023 Tahun 2013 disebelah Barat, namun
tergugat I dan Tergugat II Intervensi Tidak Dapat Menunjukan  Batas-batas
Patok Tanah sebagaimana disebutkan dalam Sertipikat yaitu Tanda-tanda
batas Patok I sampai dengan Patok XVIII yang terdiri dari Besi ;

16. Bahwa pada saat dilakukan Pemeriksaan Setempat/Lapangan, Tergugat I 16.


dan Tergugat II Interveksi secara bersama-sama Tidak Mampu Membantah
bahwa Batas Tanah disebelah Barat adalah Berbatasan Langsung dengan
Tanah Milik Drs. SC SIMAMORA sebagaimana dimuat dalam Sertipikat
Tanah Nomor : 00547 adalah Tanah Milik Drs. SC SIMAMORA dan
MARLIPA LUMBAN TOBING

17. Bahwa pada saat dilakukan Pemeriksaan Setempat/Lapangan, Tergugat I yang


dihadiri oleh RONAL MARBUN, SELAMAT PONIARDI dan SAUT
LUBIS, bersama-sama dengan Tergugat II Intevensi untuk mencari Batas
Patok yang terbuat dari Kayu dan atau Besi disebelah Barat, Tergugat I dan
Tergugat II tidak bisa menunjukan Patok sebagai Batas disebelah Barat
tersebut ;

18. Bahwa benar Kepala Desa Lumban Tobing Tidak Pernah Diajak/Diundang
Tergugat II Intervensi dan Tergugat I untuk menyaksikan pada saat melakukan
Pengukuran Lokasi Tanah Objek Sertipikat Nomor : 00023 Tahun 2013 yang
Terperkara dalam Perkara TUN Nomor : 02/2014, serta Kepala Desa Tidak
Pernah Bertemu dengan RONAL MARBUN, SELAMAT PONIARDI dan
SAUT LUBIS pada Proses melakukan Pengukuran Tanah hingga Penerbitan
Sertipikat Tanah Nomor : 00023 yang dimaksud ;

19. Bahwa Tergugat I tidak dapat menghadirkan Juru Ukur P. Napitupulu (sesuai
dengan Kesaksian Saksi dari Tergugat I) dan atau Selamat  Poniardi yang
melakukan Pengukuran sebagaimana tercantum dalam Bukti T-8 (Surat Ukur
Nomor : 0004/Lumban Tobing/2013), hal ini merupakan Bukti sebagaimana
yang dimaksud dalam pasal 53 ayat 2 (a) huruf (b) beserta Penjelasannya
Undang-Undang No. 9 Tahun 2004 sebagai perubahan atas Undang-undang
No. 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara ;

20. Bahwa yang seharusnya menyampaikan Kesaksian tentang Tanah Sertipikat


Nomor : 00023 Tahun 2013 untuk memenuhi Asas-asas Umum Pemerintahan
yang Baik, meliputi Asas Kepastian Hukum; Tertib Pelanggaran Negara;
Keterbukaan ; Proporsionalitas; Ankuntabilitas sebagaimana yang dimaksud
dalam Penjelasan Pasal 53 ayat (2) huruf (b) Undang-undang Nomor 9 Tahun
2004 tersebut adalah Selamat Poniardi selaku Juru Ukur, bukan Ronal P.
Lumban Gaol selaku Tenaga Honorer yang berfungsi Pembantu Juru Ukur ;

21. Bahwa dengan demikian Tergugat I dan Tergugat II Interveksi telah


merugikan Kepentingan Penggugat akibat terbitnya Sertipkat Hak Tanah Milik
Nomor : 00023, tanggal 1 Mei 2013 dengan Surat Ukur Nomor :
00004/Lumban Tobing/2013 tanggal 24 April 2013 atas 1 (satu) Bidang Tanah
seluas 5.301 M (limaribu tiga ratus satu meter persegi), yang terletak di Desa
2

Lumban Tobing, Kecamatan Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang


Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia dengan Batas-batas Patok I
s/d XVIII terdiri dari Besi atas nama Jauman Simamora (Tergugat II
Intervensi)

Anda mungkin juga menyukai