“GO EXPLORE”
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Program Diploma III
Disusun Oleh :
Nim 42160550
Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir yang telah saya buat dengan judul “Go
Explore” adalah asli (orisinil) atau tidak plagiat (menjiplak) dan belum pernah
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada
paksaan dari pihak manapun juga. Apabila dikemudian hari ternyata saya
memberikan keterangan palsu adalah hasil karya milik seseorang atau badan tertentu,
saya bersedia diproses baik secara pidana maupun perdata dan kelulusan saya dari
atau dibatalkan.
Dibuat di : Bekasi
Yang Menyatakan,
Ferry Fajar
Kusuma
42160550
ii
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Dengan ini menyetujui untuk memberikan izin kepada pihak Fakultas Komunikasi
dan Bahasa Universitas Bina Sarana Informatika, hak bebas Royalti Non –
Ekslusif ( Non exlusive Royalti – Free Right ) atas karya ilmiah kami yang berjudul :
“Go Explore“, beserta perangkat yang diperlukan ( apabila ada ).
Dengan Hak Bebas Royalti Non – Ekslusif ini pihak Fakultas Komunikasi dan
Bahasa Universitas Bina Sarana Informatika berhak menyimpan, mengalihkan
media atau diformatkan, Mengelolanya dalam pangkalan data (database),
mendistribusikannya dan menampilkan atau mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari kami selama
tetap mencamtukan nama kami sebagai penulis/pencipta karya ilmiah tersebut.
Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Fakultas
Komunikasi dan Bahasa Universitas Bina Sarana Informatika Jakarta, segala
bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah
saya ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat Di : Bekasi
Yang Menyatakan,
Ferry Fajar
Kusuma
42160550
iii
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR
Untuk dipertahankan pada periode I-2019 dihadapan penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang di perlukan untuk memproleh Diploma Ahli Madya (A.Md)
pada Program Diploma Tiga (D.III) Fakultas Komunikasi dan Bahasa Universitas
Bina Sarana Informatika.
DEWAN PENGUJI
iv
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR
Untuk dipertahankan pada periode I-2019 dihadapan penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang di perlukan untuk memproleh Diploma Ahli Madya (A.Md)
pada Program Diploma Tiga (D.III) Fakultas Komunikasi dan Bahasa Universitas
Bina Sarana Informatika.
Jakarta,
DEWAN PENGUJI
v
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR
Untuk dipertahankan pada periode I-2019 dihadapan penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang di perlukan untuk memproleh Diploma Ahli Madya (A.Md)
pada Program Diploma Tiga (D.III) Fakultas Komunikasi dan Bahasa Universitas
Bina Sarana Informatika.
Jakarta,
DEWAN PENGUJI
vi
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR
Untuk dipertahankan pada periode I-2019 dihadapan penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang di perlukan untuk memproleh Diploma Ahli Madya (A.Md)
pada Program Diploma Tiga (D.III) Fakultas Komunikasi dan Bahasa Universitas
Bina Sarana Informatika.
Jakarta,
DEWAN PENGUJI
vii
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR
Untuk dipertahankan pada periode I-2019 dihadapan penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang di perlukan untuk memproleh Diploma Ahli Madya (A.Md)
pada Program Diploma Tiga (D.III) Fakultas Komunikasi dan Bahasa Universitas
Bina Sarana Informatika.
Jakarta,
DEWAN PENGUJI
viii
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR
Untuk dipertahankan pada periode I-2019 dihadapan penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang di perlukan untuk memproleh Diploma Ahli Madya (A.Md)
pada Program Diploma Tiga (D.III) Fakultas Komunikasi dan Bahasa Universitas
Bina Sarana Informatika.
Jakarta,
DEWAN PENGUJl
ix
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR
Untuk dipertahankan pada periode I-2019 dihadapan penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang di perlukan untuk memproleh Diploma Ahli Madya (A.Md)
pada Program Diploma Tiga (D.III) Fakultas Komunikasi dan Bahasa Universitas
Bina Sarana Informatika.
Jakarta,
DEWAN PENGUJI
x
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR
Untuk dipertahankan pada periode I-2019 dihadapan penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang di perlukan untuk memproleh Diploma Ahli Madya (A.Md)
pada Program Diploma Tiga (D.III) Fakultas Komunikasi dan Bahasa Universitas
Bina Sarana Informatika.
Jakarta,
DEWAN PENGUJI
xi
xii Scanned with CamS
Scanned with CamScanne
xiii
Scanned with CamScanne
xiv
Scanned with CamScanne
xv
Scanned with CamScanne
xvi
Scanned with CamScanne
xvii
Scanned with CamScanne
xviii
Scanned with CamScanne
xix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala nikmat, karunia, dan kemudahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Desain Produksi Tugas Akhir ini dengan baik. Adapun judul tugas akhir yang penulis
ambil adalah “ Go Explore”.
Tujuan dari penulisan tugas akhir ini dibuat sebagai salah satu syarat
kelulusan Program Diploma Tiga (D.III) Fakultas Komunikasi Dan Bahasa
Universitas Bina Sarana Informatika. Pembuatan dari materi yang ada pada desain
produksi ini bermula dari proses pra produksi, hingga pasca produksi. Penulis paham
betul dalam pembuatan tugas akhir ini dorongan secara moril dan materil sangat
berpengaruh. Oleh karena itu pada kesempatan ini, izinkanlah penullis
menyampaikan rasa terimakasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Direktur Universitas Bina Sarana Informatika
3. Kaprodi Penyiaran (Broadcasting) Universitas Bina Sarana Informatika
4. Ibu Mike Indarsih, M.Ikom Selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir
5. Staff/ karyawan/ dosen dilingkungan Fakultas Komunikasi Dan Bahasa
Universitas Bina Sarana Informatika
6. Orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan moral maupun spiritual.
7. Teman-teman mahasiswa Universitas Bina Sarana Informatika
8. Teman-teman kelas penyiaran (Broadcasting) 42.6A.05 dan 42.6B.05.
Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Penulis menyadari
bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh sekali dari kata sempurna.
Akhir kata semoga tugas akhir ini dapat berguna khususnya bagi para
pembaca yang berminat pada umumnya.
Penulis
x
ABSTRA
Ferry Fajar Kusuma 42160550, Randi Herdian 42161049, Dinda Putri Ayu
Permata 42160807, Deswan 42160829, Konita Nabila 42160955, Icha Nabilla
Hakim 42160420, Ayu Lestari 42160589, Monica Ayu 42160450.
x
ABSTRAC
Ferry Fajar Kusuma 42160550, Randi Herdian 42161049, Dinda Putri Ayu
Permata 42160807, Deswan 42160829, Konita Nabila 42160955, Icha Nabilla
Hakim 42160420, Ayu Lestari 42160589, Monica Ayu 42160450.
x
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................xx
ABSTRAK.................................................................................................................xxi
DAFTAR ISI...........................................................................................................xxiii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xxviii
DAFTAR TABEL................................................................................................xxviiii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................xxix
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
3.1.2 Produksi........................................................................................14
3.2.2 Produksi........................................................................................36
3.3.2 Produksi......................................................................................114
xx
3.4 Proses Kerja Camera Person................................................................155
3.4.2 Produksi......................................................................................158
3.5.2 Produksi......................................................................................199
3.6.2 Produksi......................................................................................243
3.7.2 Produksi......................................................................................280
xx
3.7.3 Pasca Produksi............................................................................282
3.8.2 Produksi......................................................................................302
BAB IV PENUTUP.................................................................................................315
4.1 Kesimpulan...........................................................................................315
4.2 Saran.....................................................................................................315
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................317
LAMPIRAN-LAMPIRAN.....................................................................................327
xx
DAFTAR
xx
DAFTAR
xxv
DAFTAR
xx
BAB
PENDAHULUAN
penerima siaran gambar bergerak beserta suara. Kata “televise” merupakan gabungan
dari kata tele dan visio. Tele yang berarti “jauh” yang diambil dari Bahasa yunani dan
visio yang artinya “penglihatan” yang diambil dari Bahasa latin, sehingga televisi
dapat diartikan sebagai “alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual
atau penglihatan”. Kotak televisi pertama kali dijual secara komersial sejak tahun
1920-an dan sejak saat itu televisi telah menjadi barang biasa dirumah, kantor bisnis,
beberapa format program yang lazim di sajikan oleh televisi, yaitu: Program berita,
documenter, magazine show, reality show, variety show, music, talkshow, kuis,
yang banyak digemari oleh masyarakat umum. Khususnya untuk remaja yang lebih
gemar program televisi yang ringan, informatif, sekaligus menghibur. Tidak sedikit
dari kita yang pernah bahkan tergila gila akan program tayangan yang dalam dunia
penyiaran di kenal istilah magazine show. Dengan menampilkan liputan berupa fakta
yang dikemas secara menghibur melalui unsur seni kreatifitas baik visual maupun
audio, maka magazine show jadi primadona pemirsa dan mampu mencapai rating
yang dimana topik dan temanya disajikan mirip dengan pembahasan dalam suatu
majalah,
BAB
1
2
hanya saja ini berupa audio dan visual. Sebagai contoh beberapa stasiun Televisi
swasta masih eksis dengan berbagai program magazine. Beberapa program magazine
show yang ada di televisi swasta diantaranya ilook (Net TV) untuk peminat penonton
yang suka merubah gaya berpakaian dan berpenampilan, celebrity on vacation (Trans
show. Dari survey lembaga Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) tahun 2015 beberapa
program Magazine Show adalah acara TV yang menyerupai seperti majalah yang di
dalamnya terdiri dari beberapa rubrik. Penulis ingin membuat program acara
berformat Magazine show yang di dalamnya terdiri dari berbagai macam rubrik dan
tema yang di sajikan lebih variatif untuk menarik minat masyarakat. Penulis
membuat program acara dengan judul GO EXPLORE ini berdasarkan ide-ide serta
serta hiburan yang dapat membuat akhir pekan audiens atau penonton lebih nyaman
team karena pada dasarnya acara ini melakukan ekplorisasi ke berbagai wilayah di
Indonesia. Program ini memiliki sebutan untuk para penonton setianya yang biasa di
sebut “Goers”.
penyampaian yang menarik dan inovatif. Dengan hadirnya acara ini, khalayak umum
program televisi non drama. Dalam hal ini pembuatan program televisi non drama
Sebagai salah satu syarat kelulusan Tugas Akhir dan merupakan syarat untuk
Sumber: id.wikipedia.org
Gambar I.1
Logo Program Weekend List (Net Tv)
2) Stasiun TV : NET
4) Durasi : 30 Menit
7) Deskripsi Program :
4
lokasi-lokasi menarik, tempat makan yang keren, berbagi tips, referensi, musik dan
semua hal yang perlu diketahui oleh penonton untuk menghabiskan akhir pekan yang
mengenai cara menyajikan liputan rubrik yang menarik dan informatif. Weekend List
menarik dan komunikatif, teknik pengambilan gambar yang tidak membosankan, dan
B. Celebrity On Vacation
Sumber: pikstagram.com
Gambar I.3
Logo Program Celebrity On Vacation (Trans TV)
2) Stasiun TV : Trans Tv
4) Durasi : 30 menit
5) Tema : Traveling
7) Deskripsi Program :
5
beberapa artis terkenal di Indonesia, untuk pergi ke sebuah tempat, baik itu dalam
atau luar negeri. Program ini menayangkan kegiatan para artis di beberapa lokasi,
dan kegiatan apa saja yang mereka lakukan di tempat tersebut. Gambar yang
dihasilkan dari program ini sama seperti kebanyakan program-program televisi lain
yang juga shooting diluar studio. Misalnya Fullshot, Medium Shot, lalu angle-angle
yang paling sering digunakan adalah Eye Level, dan Normal Eye.
C. My Trip My Adventure
Sumber: id.wikipedia.org
Gambar I.4
Logo Program My Trip My Adventure (Trans TV)
2) Stasiun TV : Trans Tv
4) Durasi : 30 menit
5) Tema : Traveling
7) Deskripsi Program :
wisata yang dilakukan oleh host acara di berbagai tempat di Indonesia, dengan tujuan
program
6
My Trip My Adventure serta menggali potensi-potensi lokal wisata yang dimiliki oleh
Indonesia agar menarik minat para penonton program untuk dapat berkunjung ke
KAJIAN PROGRAM
merupakan sarana hiburan bagi masyarakat karna melalui televisi masyarakat bisa
terhibur dengan program acara yang stasiun televisi sajikan. Televisi bersifat audio
memahami isi dari pesan yang disampaikan oleh program tersebut. Walaupun televisi
bersifat audio visual tidak berarti gambar lebih penting dari kata-kata.
informasi, program berita, program budaya, dan program hiburan. Setiap program
yang di produksi memiliki tujuan sendiri-sendiri sesuai sasaran yang hendak di capai.
Menurut (Latief & Utud, 2017) mengatakan bahwa “Soft news atau disebut juga
berita ringan adalah program yang tidak terkait dengan waktu (timeless), tetapi tetap
actual. Soft news pada program televise terdiri dari beberapa format, yaitu
7
8
Dari kutipan diatas, dikatakan bahwa berita lunak atau soft news memberikan
informasi dengan lebih santai juga mudah di terima oleh audience dan tidak bersifat
harus segera di tayangkan, salah satu program yang termasuk dalam bentuk lunak
informasi secara ringan dan fokus kepada minat pemirsanya dengan dikemas
sekreatif mungkin. Karena itu, penulis mengambil format program magazine supaya
dapat memberikan informasi dengan gaya yang lebih santai agar lebih mudah di
Pada program GO EXPLORE penulis dan tim sepakat memilih program ini ber-
kategorikan informasi dan hiburan. Alasan penulis memilih informasi dan hiburan
adalah karena program ini memiliki unsur hiburan di dalamnya, namun meskipun
memberikan informasi yang di kemas secara ringan dan lebih santai sehingga tetap
Format acara merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu program
televisi . dalam suatu program televisi, format acara harus dibuat dengan mengikuti
apa yang diinginkan penonton. Format acara televisi adalah suatu konsep acara yang
dibuat sesuai dengan keiinginan penulis dan menyesuaikan dengan target audience
itu sendiri. Format acara televisi dibuat oleh penulis sesuai krativitas dan imajinasi
Menurut (Latief & Utud, 2017) mengatakan bahwa “program hiburan terbagi
menjadi dua, yaitu program drama dan nondrama. Pemisahan ini dilihat dari dalam
drama dan juga nondrama. Nondrama merupakan format acara televise yang di
produksi dan diciptakan melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dan realitas
kehidupan sehari- hari tanpa harus menginterpretasikan ulang dan tanpa harus cerita
kedalam program non drama. Penulis dan tim ingin membuat program non drama ber
format magazine show yang dimana di dalamnya memiliki unsur kreatif dengan
kedalam program Variety Magazine atau bisa di sebut juga sebagai magazine
pariwisata karena dalam program kami menyajikan kumpulan feature tentang laporan
keunikannya. Program yang kami buat menyajikan informasi actual dan juga hiburan
yang memiliki berbagai rubrik serta di kemas dengan menarik dalam pembuatan
memilih format program magazine show agar dapat memberikan informasi dengan
adalah upaya mengubah naskah menjadi bentuk audio video (AV). Produksi berupa
Dari kutipan diatas, dijelaskan bahwa dalam karakteristik produksi ada dua
metode siaran langsung (live) dan taping. Karakteristik program diartikan kedalam
lakukan didalam studio dan langsung disiarkan kepada khalayak saat produksi itu
sedang dilakukan. Sedangkan untuk program yang bersifat rekaman itu dilakukan
dengan cara merekam suatu liputan atau gambar baru di lakukan tahap editing untuk
keperluan visual, apakah layak atau tidak gambar yang ada untuk diberikan kepada
kegiatan merekam adegan dari naskah menjadi bentuk audio video (AV). Materi
hasil rekamannya akan ditayangkan pada waktu yang berbeda dengan peristiwanya.”
adegan yanf hasilnya akan di tayangkan pada waktu yang berbeda dengan
periwtiwanya. Dalam program ini, tim sepakat untuk memilih produksi secara
(record) karena membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan persiapan
penulis selesaikan dalam waktu singkat. Selain itu, penulis akan melalui proses
editing untuk menggabungkan hasil rekaman dan memilih gambar yang menarikdan
Menurut (Latief & Utud, 2017) mengatakan “multi camera recording adalah
rekaman yang dilakukan dengan beberapa kamera pada satu adegan. Dimana setiap
gambar berbeda. Hasil rekaman ini akan disatukan dalam proses editing sebelum
disiarkan.
gambar saat produksi. Karena dengan menggunakan multicamera hasil gambar akan
lebih bervariasi, angle lebih banyak. Pada program GO EXPLORE penulis dan tim
melakukan recording atau merekam terlebih dahulu. Hal ini di karenakan jenis
program ini sendiri yang berformat magazine show yang dimana setiap momen dan
materi yang di suguhkan kepada audience bukan di siarkan atau di produksi langsung
Judul adalah bagian terpenting dalam membuat sebuah karya. Karena judul
mempunyai keterkaitan dengan isi dari program nya sendiri. Selain itu, dalam
membuat judul harus menarik perhatian yang dapat menimbulkan keingin tahuan
audience.
ambil dari kata eksplorasi yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
1
penyelidikan; penjajakan.
acara kami yang memang senang menjelajahi tempat tempat indah di seluruh dunia.
Di dalam acara ini kami akan mengajak Goers (sebutan untuk penonton GO
keindahannya.
1. Usia
Keberhasilan suatu program televisi tidak lain tidak bukan karena penontonnya, jika
suatu program tidak ada penonton maka acara tersebut di anggap gagal.
Biasanya audience dibedakan menurut usia, yaitu anak anak, remaja, dewasa,
dan orang tua. Dan pada program kami dapat disaksikan oleh siapa saja namun
sasaran utamanya adalah dewasa (15 – 40 tahun keatas) karena pada usia tersebut
sudah berpola pikir dewasa dalam memilih program acara sehingga mudah untuk
2. Jenis Kelamin
dalam pemasarannya. Ada satu program yang hanya kepada wanita atau hanya
kepada pria,
1
masing masing memiliki strategi promosi program yang berbeda. Program non
drama magazine show yang berjudul GO EXPLORE ini dapat disaksikan oleh laki-
laki dan perempuan, karena memang program ini tidak di khususkan hanya untuk
yang dipublikasikan pada media televisi, 26% dari total populasi adalah kelas
menengah atas (SES AB). Sedangkan kelompok terbesar adalah SES C dengan
komposisi 51%. Dimana profil penonton televisi laki-laki (47%) dan perempuan
(53%), dan penonton perempuan usia 10-24 tahun adalah yang terbesar. Berdasarkan
pengeluaran rumah tangga, persentase kelas bawah (SES C) adalah yang terbesar
(49%) sebaliknya persentase penonton kelas menengah atas (SES AB) sebesar 22%
(Fachrudin, 2012).
memiliki uang yang cukup untuk melakukan perjalanan seperti yang di lakukan oleh
penonton yang banyak. Magazine show yang berjudul GO EXPLORE tayang setiap
hari sabtu dan minggu pukul 10.00 wib alasan nya adalah di hari tersebut mayoritas
bagi audience yang dapat mempengaruhi dalam hal positif maupun hal negatif sikap
seseorang.
1
disajikan dalam bentuk paket atau biasa dikenal dengan package (PKG). Dalam
materi isinya terdapat narasi (voice over) dan terdapat intro yang dibacakan
Tahap ini, penulis berdiskusi dengan penulis naskah untuk membuat voice over
Menurut Syarifah Aminah dan Juniawati (Haronas Kutanto & Yousep Eka
medium tidaklah terlepas dari aspek potensi atau keunggulan medium yang
bersangkutan di satu sisi dan juga aspek kelemahan atau keterbatasan medium
EXPLORE ini digunakan proses recording dan multi camera. Alasan kami memilih
menggunakan multi camera adalah karena ingin memberikan pecahan shoot yang
baik.
1
BAB III
LAPORAN PRODUKSI
Pada dunia penyiaran hal yang utama adalah seorang produser karena seorang
produksi dan bertanggung jawab penuh produksi mulai dari konsep program, ide
lokasi, memesan logistik, peralatan dan lain sebagainya yang dibutuhkan para tim
informatif”
produksi. Tidak hanya itu saja, tetapi produser juga berperan aktif dalam semua
tahapan proses pembuatan suatu program baik pra produksi, produksi dan pasca
produksi.
bertugas menjadi fasilitator dan menyiapkan segala kebutuhan produksi dari tahap
awal hingga tahap akhir, termasuk didalamnya menyiapkan formulir, dan catatan
15
1
Selain itu, seorang produser juga harus tegas dan bijaksana dalam mengambil
keputusan. Produser juga harus peka dalam semua hal yang dibutuhkan oleh kru nya
agar semua produksi berjalan baik dan lancar serta sesuai dengan apa yang
diharapkan. Oleh karena itu didalam sebuah produksi kinerja produser sangatlah
penting.
Jadi, selain memikirkan konsep program dan pemilihan team, produser juga
bertanggung jawab dalam mengatur budgeting yang akan di gunakan dalam membuat
sebuah produksi.
EXPLORE ini kami harus menguasai tahap pra produksi karena di dalam tahap pra
produksi adalah tahapan yang paling penting untuk membangun sebuah produksi
magazine show, pra produksi mencakup semua tahapan persiapan sebelum adanya
tahap Produksi. Produser harus benar – benar menyiapkan semuanya dengan matang
Tahap pra produksi ini sangat penting karena persiapan pra produksi
dimaksudkan agar eksekusi di lapangan lebih efisien dalam hal waktu, tenaga, dan
1
biaya. Sebagai produser tahap ini adalah tahap produser mempersiapkan segalanya
Tugas produser yang pertama saat pra produksi adalah menentukan kru atau
anggota tim yang akan membuat film tersebut dan menempatinya sesuai dengan jobs
description masing – masing, misalnya tidak mungkin kru yang tidak bisa memegang
kamera ditempatkan diposisi penata kamera oleh karena itu langkah pertama pada
tahap pra produksi adalah membentuk suatu tim yang kompak untuk bekerja dari
awal hingga akhir produksi ini. Setelah itu produser bersama tim menentukan ide
Pada tahapan pra produksi ini produser bertanggung jawab atas seluruh isi
proposal terutama pada BAB I dan BAB II serta menyusun biaya rancangan produksi
dan juga mengawasi proses kerja tim melalui laporan yang diterima dari tiap jobdesk
masing – masing. Berikut ini adalah tahap – tahap yang produser lakukan dalam
1. Meeting Crew
3. Hunting lokasi
5. Mencari talent/pemain
3.1.2 Produksi
Tahapan ini dimana hampir seluruh team mulai bekerja. Seorang sutradara
dan produser sangat dituntut kehandalannya untuk mengatasi kru dalam tiap tahap
ini.
Saat proses shooting dilaksanakan, dalam kondisi dan situasi apapun seorang
produser harus tetap menjaga kekompakan kru untuk tetap kompak saat proses
Pada saat produksi hari pertama berjalan lancar, walaupun pada hari pertama
sudah ada kendala yang terjadi yaitu pemeran utama tidak datang ke lokasi tetapi
membebani semua kru yang ada. Pada saat shooting hari kedua dan seterusnya proses
shooting mengalami kemajuan sampai dengan semangatnya para kru dan pemain.
Tahap ini adalah tahap penyelesaian akhir dari semua kegiatan shooting yang
diselesaikan pada tahap ini. Setelah melakukan produksi selanjutnya hasil dari
produksi tersebut di edit oleh editor, disini produser melihat hasil dari produksi
bersama semua kru yang terlibat, lalu produser merinci budget yang telah terpakai
Disaat tahap pasca produksi ini seorang produser mengevaluasi kembali apa
yang dilakukan pada tahapan produksi dan mengevaluasi kendala – kendala yang ada
saat pra produksi, produksi maupun pasca produksi. Setelah memasuki tahapan pasca
produksi produser masih harus memeriksa hasil editing dari seorang editor dan
Pada semua produksi apapun seorang produser lah yang aktif dalam semua
hal dan pastinya pada tahapan pra produksi, produksi serta pasca produksi, mulai dari
pemunculan ide dan pengembangan hingga penyaluran proyek film tersebut. Namun,
suata ide tidak hanya seorang produser yang bisa diambil tetapi penulis naskah dan
Adapun peran dan tanggung jawab seorang produser dalam produksi drama
ini meliputi :
lokasi shooting
9. Menyediakan transportasi
2
1. Konsep Kreatif
bertemakan menyelusuri keindahan dan keaneka ragaman yang ada di dunia. Dalam
hal ini seorang produser bekerja sama dengan seorang sutradara serta dengan semua
kru dalam membuat rancangan mulai dari penyusunan jadwal kerja maupun
penentuan jadwal shooting. Dan pada tahap awal seorang produser melakukan riset
lokasi. Dengan kata lain seorang produser bertanggung jawab atas semua tahapan.
2. Konsep Produksi
Dalam tahap produksi ini seorang produser memiliki beberapa orang untuk
diberikan jabatan sebagai kru, yang tentunya sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki oleh tiap – tiap kelompok. Didalam produksi seorang produser memberikan
kebebasan untuk masing – masing jobdesk agar memakai alat – alat shooting yang
dibutuhkan namun sesuai standart operating prosedur yang tentunya juga harus di
musyawarahkan bersama seluruh kru. Selain itu di dalam tahap produksi seorang
Pada tahap ini seorang produser juga bertanggung jawab penuh terhadap
3. Konsep Teknis
dipakai adalah double camera alasannya karena karena ingin memberikan pecahan
shoot yang sangat detail. Kamera yang kami gunakan adalah Sony Handycam NEX-
Vg30 . Untuk lighting kami menggunakan LED Video Light Viltrox VL D85T yang
microphone 3.5 Clip On Mic, dan Audio Zoom H4N. Untuk editing kami
menggunakan satu unit laptop Lenovo Ideapad 330 AMD A9 dengan software Adobe
Premier CC 2017.
1. Pada tahap pra produksi yang terjadi selama proses pembuatan magazine show
GO EXPLORE adalah sulitnya untuk mengatur jadwal rapat pada semua kru yang
bertugas dikarenakan ada beberapa kru yang kerja dan solusinya sebagai seorang
produser harus bisa menemukan waktu yang tepat agar bisa berkumpul semua untuk
2. Pada tahap produksi yang terjadi selama proses pembuatan magazine show GO
EXPLORE dihari pertama adalah hilang nya shooting schedule yang telah di print
Pada tahap awal, penulis sebagai produser mencari konsep ide untuk
membuat sebuah magazine show yang sedang di minati oleh penonton. Lalu setelah
itu, penulis mencari team yang bisa di ajak berkerjasama dalam pembuatan karya
dengan penulis naskah dan sutradara untuk mengembangkan ide konsep yang telah
Selain menyiapkan konsep dan juga crew yang bertugas, penulis juga
menentukan siapa yang layak menjadi host dalam program magazine show kami
Pacitan” yang arti nya kita akan melakukan shooting di kota yang di sebut dengan
team sesuai shooting schedule yang telah di buat dan menyerahkan semua kepada
bertujuan untuk me-review apa saja yang kurang dalam shooting sehingga dapat di
Pada tahapan terakhir, disini lah tugas penulis sebenarnya, yaitu membuat
dan menyusun design produksi dan lembar kerja seluruh crew yang bertugas dan
WORKING SCHEDULE
Tabel III.1
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1 Pra Menentukan *
Produksi Crew
2 Pembagian *
Jobdesk
3 Penemuan Ide *
4 Pembentukan *
Konsep
5 Penulisan * *
Naskah
6 Hunting *
Lokasi
7 Produksi Shooting * *
8 Evaluasi *
Produksi
9 Pra Editing * * *
Produksi
10 Penyelesaian * * * *
Dispro
2
BREAKDOWN BUDGET
Tabel III.2
1 Pra Produksi
Print+Foto Rp.158.000
-
Copy+ATK
Artistik - Rp.450.000
Make Up - Rp.50.000
Wardobe - -
Produksi
2.3 Konsumsi
Fee Talent
SHOOTING SCHEDULE
Tabel III.3
SHOOTING SCHEDULE
Tabel III.3
Persiapan Make Up
2 07.00 – 08.00
& Talent Call
Perjalanan Menuju
3 08.00 – 09.00
Pantai Watukarung
Pengambilan Gambar
5 10.00 – 12.00
Pantai Watu karung
Perjalanan Menuju
7 12.30 – 13.00
Sungai Maron
Kamis, 16 Mei 2019 Pengambilan Gambar
8 13.00 – 14,30
Sungai Maron
Perjalanan Menuju
9 14.30 – 15.00
Goa Gong
Pengambilan Gambar
10 15.00 – 16.00
Goa Gong
SHOOTING SCHEDULE
Tabel III.3
SHOOTING SCHEDULE
Tabel III.3
Call Sheet
Tabel III.4
Tabel III.5
Tabel III.5
Tabel III.5
Tabel III.5
Tabel III.6
Tabel III.6
3
Tabel III.6
Tabel III.6
Nama Alat Type Keterangan Jumlah Barang Milik
merupakan pemimpin utama yang memiliki tanggung jawab yang cukup besar dalam
keputusan, pengarahan, dan juga penguasaan teknik untuk mendapatkan hasil yang
maksimal dan layak untuk ditonton. Seorang pengarah acara juga harus memahami
berbagai teknis yang ada dalam pembuatan film maupun program televisi seperti
teknik kamera, tata cahaya (lighting), dan juga dalam proses editing, karena itu
semua merupakan perpaduan yang menjadi tanggung jawab seorang pengarah acara.
Dalam suatu program televisi, seorang sutradara bisa disebut juga dengan Pengarah
Acara (program director) yang pada dasarnya harus bisa memimpin dengan bijak
jalannya produksi suatu program televisi dan mampu menjalin hubungan baik dengan
ide karya yang kemudian diterapkan menjadi suatu program, baik itu Drama maupun
Non drama, dengan menggunakan metode single maupun multi camera, karena
seorang pengarah acara harus menguasai semua teknis dalam pembuatan suatu
program karya.
ditayangkan, dan juga pengarah acara memegang tanggung jawab penuh terhadap
kreatif seperti naskah dan juga susunan acara kedalam suatu produksi, yang
adalah seorang yang ditunjuk untuk bertanggung jawab secara teknis pelaksanaan
yang cukup besar pada suatu program televisi, baik itu secara teknis seperti alat alat
pendukung yang dipakai pada saat produksi, dan seluruh tim crew harus mengikuti
perintah pengarah acara pada saat siaran berlangsung karena pengarah acara lah yang
Seorang pengarah acara juga bertanggung jawab pada hasil akhir sebuah
karya, karena hasil akhir sebuah karya tersebut merupakan penggabungan dari tiga
Pasca Produksi (Post Production). Peran pengarah acara dalam tiga fase yang
kompleks tersebut sangatlah besar, karena semua fase tersebut harus berada dibawah
pengawasan seorang pengarah acara sehingga hasil karya akan tetap sesuai dengan
bayangan sang pengarah acara. Di tiga fase tersebut, pengarah acara dituntut untuk
memberikan ide dan gagasan agar proses pembuatan suatu karya akan berjalan
dengan
4
baik, dan juga harus mempunyai beberapa ide cadangan sehingga pada saat rencana
awal tidak bisa dilaksanakan, ide yang lain dapat dilakukan pada saat proses
menuntut kerjasama dari tiga jobdesk utama yang menjadi penentu dalam pembuatan
konsep karya nondrama televisi ini, yaitu Produser, Sutradara, dan Penulis Naskah
atau yang biasa disebut Triangle System yaitu tiga juru kunci utama dalam suatu
persiapan serta tindak-tanduk anggota tim produksi sebelum hari pertama eksekusi
produksi di lapangan atau studio masih merupakan rangkaian fase pra produksi”.
sebelum hari pertama produksi, baik di lapangan atapupun studio masih menjadi
bagian dari fase pra produksi. Seorang sutradara harus mempunyai hubungan yang
baik dengan Produser dan juga Penulis Naskah, karena tiga orang ini merupakan
jobdesk yang menjadi kunci utama dalam setiap pengambilan keputusan, mulai dari
ide kreatif cerita, penentuan calon pemain utama hingga ke model pendukung,
Penulis Naskah dan Produser untuk menghasilkan ide dan konsep yang benar benar
menarik dan layak untuk ditonton. Seorang sutradara juga dituntut untuk memiliki 2
peran, yaitu pembuat dan juga penikmat. Dimana pembuat yaitu sutradara harus tahu
4
teknik pembuatan dari suatu karya dan penikmat yang berarti sutradara dapat
disukai penonton dan mana yang tidak disukai penonton, karena hal ini lah yang
menentukan faktor sukses atau tidaknya sebuah karya yang diterima oleh penonton.
menjelaskan kepada seluruh tim hasil dan keputusan yang telah diambil dan
selanjutnya yang akan diterapkan pada saat proses produksi. Semua factor
keberhasilan langkah yang telah diambil, bergantung kepada team work dari setiap
jobdesk masing masing yang menjalankan proses produksi. Maka untuk menghindari
kegagalan ide dan langkah tersebut, sutradara bertugas untuk memberikan arahan
kepada setiap jobdesk agar tidak ada kesalahan informasi atau miscommunication
antar semua jobdesk dalam proses produksi serta memberikan arahan kepada talent
membicarakan shot size yang akan digunakan pada saat produksi, yang dituangkan
dalam catatan kecil seorang Pengarah Acara yang disebut dengan Director
Treatment, yang digunakan untuk menjadi patokan seorang pengarah acara untuk
menerapkan konsep kreatif nya kedalam karya audio visual. Setelah semuanya
Penulis Naskah, untuk menemukan pengisi acara yang cocok dan juga mempunyai
dengan produser dan juga penulis naskah untuk menentukan pengisi acara program
televisi ini berdasarkan penguasaan materi, cara pembawaan, dan juga pengalaman
para kandidat pengisi acara. Setelah pengisi acara ditentukan, penulis melakukan
supaya host tersebut dapat menguasai materi yang akan dibawakan pada saat proses
produksi.
3.2.2 Produksi
memproduksi suatu karya. Karena ditahap ini lah, seorang pengarah acara dituntut
untuk bermain imajinasi untuk menghasilkan hasil karya yang menarik untuk
adalah pemimpin utama jalannya produksi. Seorang sutradara dituntut untuk bijak
agar tercipta suasana produksi yang baik supaya produksi berjalan dengan lancar dan
mendapatkan hasil yang baik. Pengarah acara juga harus bisa membuat hubungan
antar team crew tetap baik, agar menciptakan team work yang solid. Seorang
pengarah acara juga harus menguasai teknik pengambilan gambar pada saat proses
produksi, agar sesuai dengan apa yang digambarka dan menjadi tontonan yang layak
dengan kebutuhan.
kepada talent supaya mendapat gambaran sesuai visi sang pengarah acara pada saat
pengambilan gambar berlangsung. Dan pada saat pengarah acara melontarkan kata
Action! , pengarah acara mulai fokus pada hasil talent dan hasil gambar di kamera
4
dua, karena penulis juga bertanggung jawab pada kamera dua. Kemudian, penulis
hasil nya sesuai dengan gambaran sang pengarah acara. Dan tidak lupa, penulis juga
gambar dimulai, karena penulis naskah juga mempunyai gambaran dan selera yang
dengan penata cahaya agar komposisi cahaya yang dihasilkan sesuai dengan yang
dibutuhkan dan tidak terlalu berlebihan. Penulis juga berdiskusi kembali dengan
Penata Artistik untuk mengatur properti apa yang seharusnya berada didalam frame
agar terlihat lebih menarik untuk dilihat, seperti yang sudah ada di catatan penata
artistik,. Dan tidak lupa, penulis juga bekerja sama dengan Penata Gambar dan
Penata Suara untuk menyelaraskan hasil dari pengambilan gambar, karena suara
yang dihasilkan oleh talent berhubungan dengan pengambilan gambar, jika suara
yang dihasilkan tidak sesuai atau ada gangguan, maka pengambilan gambar harus
diulang, begitu juga sebaliknya. Maka dari itu, pengarah acara harus sangat teliti
Penulis selaku pengarah acara melakukan kerja sama dengan semua tim
crew terutama Camera Person, Penata Suara, dan juga Penulis Naskah selama
sendirian pada saat proses produksi berlangsung. Dan untuk menghindari kendala
yang tidak diinginkan, penulis melakukan pencadangan gambar (back up) hasil
penyunting gambar.
4
Dan tidak lupa, pada saat proses pengambilan gambar selesai, penulis
dihari berikutnya agar hasilnya bisa lebih baik dari hari sebelumnya
Pasca produksi ini adalah tahap akhir atau tahap kerja kreatif untuk
mewujudkan hasil karya ini sesuai dengan visi seorang pengarah acara, dengan cara
(postproduction) adalah tahapan akhir dari proses produksi program sebelum on air.”
Dalam tahap ini pasca produksi ini, penulis selaku pengarah acara bertugas
untuk membantu penyunting gambar dan penata suara dalam proses penyuntingan
gambar dan suara (mixing) agar berjalan dengan lancar. Dan juga, berdiksui dengan
yang akan dipakai, transisi, dan juga menerapkan konsep Cutting on Beat yaitu
pergantian gambar sesuai irama musik agar terkesan lebih menarik dan juga
bervariasi.
Penulis bekerja sama dengan penyunting gambar selama kurang lebih tiga
bulan, untuk memastikan hasil karya yang diinginkan sesuai dengan visi sang
penulis, dan juga layak untuk dinikmati oleh masyarakat, karena penulis ingin
mempersembahkan suatu karya yang berguna dan juga menghibur untuk para
penikmat program televisi, khususnya program Magazine. Hasil akhir dari karya
tidak luput dari campur tangan produser, karena produser juga mempunyai peran
Tiga bulan bukanlah waktu yang singkat dalam menyelesaikan karya ini,
maka dari itu penulis dan juga penyunting gambar sangat memanfaatkan waktu
setiap hari nya untuk melakukan perbaikan disetiap pemotongan gambar. Agar
terkesan lebih menarik dan juga berwarna, penulis tidak lupa untuk menentukan
ilustrasi musik/backsound yang dipakai dalam program ini, dengan dibantu oleh
penata suara, penulis memilih beberapa ilustrasi musik yang pas dan sesuai dengan
Dan penulis tidak lupa untuk mengajak semua tim crew untuk melihat
bersama-sama hasil karya ini, karena memberi kesempatan untuk seluruh tim untuk
memberi masukan apakah ada kekurangan disetiap potongan demi potongan gambar.
Dan penulis sangat menerima saran dari seluruh tim produksi program ini, yang
kemudian bisa di diskusikan kembali dengan penyunting gambar hingga hasil akhir
Pada tahap akhir (finishing) penyuntingan gambar, penulis dan seluruh tim
produksi sangat bangga dengan hasil karya yang telah kami buat karena karya ini lah
hasil jerih payah para tim produksi ini. Setelah hasil karya masuk tahap akhir, penulis
masih melihat-lihat kembali dan memastikan apakah masih ada yang kurang dalam
hasil tersebut, karena penulis ingin mempersembahkan suatu karya yang menarik,
menghibur dan memberikan edukasi disaat yang bersamaan, yang dimana semua
menjadi satu elemen dalam suatu program televisi non drama Magazine yang
Penulis selaku pengarah acara memiliki peran dan tanggung jawab dalam
Mulai dari pembedahan naskah, sampai ke proses penyuntingan gambar agar hasil
dalam proses pembuatan suatu karya, khususnya pada saat proses produksi. Semua
team crew harus mengikuti perintah dari seorang pengarah acara karena pengarah
acara ibarat pemimpin atau komandan. Karena pengarah acara lah penanggung jawab
acara akan sangat membantu imajinasinya pada saat pengemasan ide dan gambar
yang akan menjadi tontonan yang layak untuk masyarakat, dan mempunyai nilai.
4
berperan
menjadi seorang pengamat pemasaran televisi yang justru harus membatasi diri.
Sutradara tidak hanya dituntut untuk berkreasi, tetapi juga dituntut untuk menjadi
pengamat yang mengerti kondisi dan kebutuhan stasiun televisi, sponsor, dan
penonton.” Selain dituntut untuk berkreasi untuk karya nya, tetapi pengarah acara
juga harus membicarakan dampak karya visual nya terhadap penonton dan juga harus
mempunyai sense of marketing agar penjelmaan idealism visual dalam diri seorang
pengarah acara dapat bersentuhan dengan kondisi pemasaran yang akan mendanai
produksi nya.
cukup luas mengenai teknis yang akan dipakai pada saat produksi berlangsung,
karena pada saat pelaksanaan produksi terdapat persoalan – persoalan teknis yang
berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Bila satu permasalahan teknis muncul,
a. Konsep Kreatif
akan ditampilkan adalah kerealistisan dan keseruan sang host dari program ini
agar penonton merasakan sensasi yang ada didalam program ini. Pemilihan lokasi
didalam program ini dibuat semenarik dan serealistis mungkin dan tidak dilebih
lebihkan.
Konsep kreatif awal dari program nondrama ini adalah menampilkan shot
yang terlihat sederhana tapi nyata dalam teknik pengambilan gambar agar mata
penonton dimanjakan dengan shot yang santai tetapi bisa merasakan dimensi dari
program ini. Konsep pencahayaan dalam program ini bersifat natural karena
program ini memakan banyak tempat yang bersifat outdoor. Penulis mengambil
produksi NET TV, dimana pembawaan sang host yang sangat santai tetapi bisa
mengajak penonton untuk ikut merasakan dan dari segi editing, dan program My
Trip My Adventure dan Celebrity On Vacation yang di produksi oleh Trans TV,
karena program tersebut memiliki pengambilan gambar yang unik, bagus dan
kreatif.
Dan juga, agar informasi yang disampaikan lebih bervarian dapat dicerna
oleh penikmat, penulis menerapkan tiga rubrik didalam program non drama ini.
Rubrik pertama yang bernama Go-Spot yaitu berisi tentang informasi seputar
objek wisata pilihan dari program ini yang layak untuk dikunjungi. Dan rubrik
adrenaline untuk memasuki objek wisata yang tidak biasa yang bias memacu
adrenaline penontom.
4
Dan yang terakhir, Go-Culture yang mengajak para penikmat untuk mengetahui
a. Konsep Produksi
Pada saat proses pembuatan karya ini, penulis bekerja sama dengan
seluruh team agar mendapatkan hasil yang baik dan menarik. Sebelum
b. Konsep Teknis
penulis beserta seluruh tim sepakat menggunakan kamera jenis SONY NEX-
VG30 yang telah disesuaikan dengan kebutuhan pengambilan gambar. Dan utuk
menyempurnakaan pencahayaan dan warna pada karya ini, penulis dan tim
sepakat untuk menggunakan LED Lighting untuk menerangi bagian yang masih
sedikit gelap agar sesuai kebutuhan. Dan untuk audio, penulis menggunakan clip
on sennheiser dan zoom h4n untuk merekam apa yang diucapkan oleh host dan
atmosfir sekitar lokasi agar suara yang dihasilkan lebih jernih, serta penambahan
lagu lagu yang mendukung dan sesuai dengan tema karya ini, agar terkesan hidup
1. Kerusakan drone yang membuat beberapa shot tidak bisa diambil. Solusi
yang dilakukan sutradara adalah mengganti shot yang tidak bisa diambil
kembali adegan. Solusi yang dilakukan sutradara untuk menjaga mood talent
5
agar tetap bagus pada saat pengambilan gambar ulang yaitu menyemangati
talent.
3. Masih tutupnya objek wisata seruling samudera karena ombak pasang pada
saat ingin mengambil gambar. Solusi yang dilakukan oleh sutradara yaitu
pemandu.
5
Tahap awal yang dilakukan oleh penulis untuk memulai tugasnya yaitu
berdiskusi mengenai ide dan konsep yang menarik bersama produser dan penulis
naskah. Dan juga, penulis menentukan rubrik yang akan digunakan untuk program
non drama ini. Setelah berdiskusi dengan produser dan juga penulis naskah, penulis
menyampaikan kembali kepada seluruh tim apa yang sudah diputuskan yang
selanjutnya akan diterapkan pada saat proses produksi. Kemudian, penulis berdiskusi
dengan camera person untuk membicarakan shot size apa saja yang akan digunakan
pada saat proses produksi guna membantu penulis untuk menyusun Director
Treatment yang berguna untuk membantu penulis pada saat proses produksi
berlangsung.
jalannya produksi dengan menerapkan apa yang sudah tercatat di Director Treatment
kedalam bentuk audio visual, bekerja sama dengan camera person dan penata suara
penulis, baik dari segi pengambilan gambar maupun audio. Dan juga, mem-brief
yaitu membantu proses editing untuk mewujudkan hasil karya yang sesuai dengan
gambaran seorang sutradara. Dengan dibantu oleh penata suara, sutradara juga
membantu proses mixing agar komposisi gambar dan suara bisa sesuai dengan apa
1. Variation on Objects
nondrama ini sekreatif mungkin agar kesan gambar yang dihasilkan lebih menarik
2. Rubrikasi
mengininkan tema yang berbeda setiap minggu nya dan juga rubrik yang berbeda
disetiap segmen nya, agar penonton merasa tidak bosan dan mudah memahami
informasi yang didapatkan. Pada episode kali ini, penulis dan tim menampilkan
beberapa tempat wisata disetiap rubriknya dan kebudayaan khas Pacitan yang belum
3. Backsound
yang mengiringi sepanjang program non drama ini berjalan. Sifat dari backsound
yang diinginkan oleh sutradara yaitu yang memiliki tempo beat yang sesuai dengan
isi dari program ini agar penonton yang menikmati acara ini tidak bosan dan
4. Cutting on Beat
dengan cara pemotongan gambar sesuai tempo dari irama musik/backsound yang
DIRECTOR TREATMENT
INFORMATIKA
Tabel III.7
VISUAL
SIZE
MOVE ANGLE
OPENING
5
RINI/ARDI:
LETS
GOOO
RINI:
YAAPP/
BENER
BANGET
NIH DI/
NAH KALI
INI/
5
ARDI: YA
GA GITU
JUGA RIN//
NAH
MAKANYA
BUAT
GOWERS
YANG
PADA
PENASARA
N JUGA
KAYA RINI/
5
GUA
SENDIRI
JUGA
PENASARA
N
(TERTAWA
) MENDING
IKUTIN AJA
PERJALAN
AN KITA
KALI INI/
DALAM
EPISODE
RUBRIK 1
E PANTAI GO SPOT
WATUKARU
NG
5
WATUKARU (VO
NG HOST)
GAN GO-SPOT
6
ARDI:
(TERTAWA
) BENER
BANGET/
MAAF
BANGET
NIH
GOWERS//
ARDI:
PANTAI
WATU
KARUNG/
BENER
6
BANGET
RIN.
SHOT WATUKARU
NG
6
E POHON
KELAPA
E
6
E PASIR
PANTAI
LONG L DI PANTAI
SHOT
L PANTAI
LONG E OMBAK
SHOT
LONG L
SHOT
BENER
BANGET
PANTAI PERTAM
A DARI
RUBRIK
GO SPOT
E MENGAMBI DAN
L RANTING STOCK
SHOT
RINI:
HARUS
BANGET
DONG
PASTINYA//
SHOT
6
TO
LONG
SHOT
E SUNGAI TEMPAT
MARON KEDUA
E SUNGAI TEMPAT
MARON KEDUA
SEKITAR
EMPAT
PULUH
METER/
DARI KOTA
NIH
GOWERS//
L PEPOHONA
E KAPAL
7
RINI: LETS
GOO// GUA
UDAH GA
SABAR
MAU
MENIKMAT
I
KEINDAHA
N SUNGAI
MARON//
ARDI: LETS
GO LETS
GOO//
E TANGGA TEMPAT
KEDUA
(PENGEN
ALAN
TEMPAT)
7
L PERAHU TEMPAT
KEDUA
(PENGEN
ALAN
TEMPAT)
SKAN
7
TEMPAT
NYA)
STOCK
SHOT
SKAN
TEMPAT
NYA)
STOCK
SHOT
L
7
MARON TEMPAT
INI/
KALIAN NYA)
HARUS
DATENG DI
SAAT
MUSIM
KEMARAU/
/ KARNA
AIRNYA
BAKALAN
BENER-
BENER
BERWARN
A JERNIH
KEBIRUAN/
/
ARDI: NAH
BAGIAN
TERDALA
M DI
7
SUNGAI
MARON INI
/ TEPAT
BANGET
BERADA
DISANA
L TERDALAM
SUNGAI
MARON
AYUNAN
7
ACARA KE DAN
KAMERA STOCK
SHOT
(STOCK
SHOT)
L MASUK
PANTAI
KLAYAR
7
E PANTAI
KLAYAR
LONG E PANTAI
SHOT KLAYAR
E KALAU TEMPAT
KALIAN
INGIN KETIGA
MENIKMAT
I PANTAI (PENGEN
KLAYAR
ALAN
TEMPAT)
7
ARDI: LETS
GO
LETS GOOO
RINI: NAH
PASTI
GOWERS
DIRUMAH
PADA
PENASARA
N KAN
SEPERTI
APA
SERULING
SAMUDER
8
ANYA
ITU?//
ARDI:
SEKARANG
GUA SAMA
RINI MAU
MENUJU
SUNGAI
SAMUDER
A ITU NIH
GOWERS//
RINI: LETS
GO
GOWERS//
L ATV RUBRIK
GO-SPOT
TEMPAT
KETIGA
L OMBAK RUBRIK
GO-SPOT
TEMPAT
KETIGA
8
L RUBRIK
GO-SPOT
TEMPAT
KETIGA
RINI:
UNTUK
MENIKMAT
I SERULING
SAMUDER
ANYA/
KITA
HARUS
MENAIKI
KARANG-
KARANG/
DAN
MELEWATI
BATU
8
SPHINX
NYA//
L RUBRIK
GO SPOT
TEMPAT
KETIGA
AI SUARA SKAN
SERULING
NIH TEMPAT)
GOWERS!/
HOST)
8
SKAN
TEMPAT)
E SERULING RUBRIK
SAMUDERA GO-SPOT
8
TEMPAT
KETIGA
RINI: SEGMEN
OHIYA/
NGOMONG T DUA
-
INI)
NGOMONG
SOAL ITU/
GUA
BELOM
LIAT NIH
8
GOANYA//
RINI:
TERUS
KITA
HARUS
DATENGIN
SERIBU
SATU
GOANYA?//
ARDI: YA
GAUSAH
SERIBU
SATU GOA
SIH/
POKONYA
KITA AKAN
DATENGIN
SALAH
SATU
GOANYA
NIH/ KITA
AKAN
MENGUNJU
NGI GOA
YANG
PALING
TERKENAL
DI
PACITAN//
RINI:
DIMANA
TUH?
ARDI:
PENASARA
N?/
GOWERS
JUGA
PENASARA
N?/ TERUS
SAKSIKAN
PERJALAN
8
AN KITA
KALI INI DI
GO
EXPLORE?//
DAN TEMPAT
MELANJUT KETIGA
KAN
MENIKMATI
SERULING
SAMUDERA
RUBRIK 2
L TULISAN RUBRIK
DRENALI
NE
ARDI: NAH
UNTUK
SAMPAI KE
GOANYA/
KALIAN
HARUS
MENAIKI
ANAK
TANGGA/
YANG…
BISA
DIBILANG
LUMAYAN
BANYAK
NIH
JUMLAH
ANAK
9
TANGGAN
YA//
ARDI:
SETUJU
BANGET
RIN/
L MENAIKKI RUBRIK
TANGGA GO-
DRENALI
NE
L SENTER RUBRIK
9
GO-
DRENALI
NE
L PAPAN RUBRIK
TARIF GO-
DRENALI
NE
MASUK DRENALI
LEBIH
DALAM/ NE (VO
DAN
HOST)
MENYUSU
RI LORONG
GOA
SEPANJAN
G DUA
RATUS
LIMA
PULUH
ENAM
METER INI
GOWERS/
GOA GO-
9
DRENALI
NE
HOST)
ARDI: ITU
GA
BERLAKU
DI GOA INI
RIN/ BAY
DE WEY..
GUE
KAYANYA
MULAI
NGERASA
LAPER DEH
GOWERS//
9
L GO-
DRENALI
NE
RUBRIK 3
DAN GO-
MASUK CULTURE
L WARUNG RUBRIK
MAKAN GO-
CULTURE
RUMAH GO-
MAKAN CULTURE
RUMAH GO-
MAKAN CULTURE
10
RINI:
KAYAKNY
A YANG
GURIHNYA
ITU DARI
SINGKONG
NYA DEH
DI/ KARNA
INI NASI
SAMA
SINGKONG
YA//
10
MAKANAN GO-
CULTURE
TEMPAT
INI
ADALAH
SEDANG
MEMOTON
G IKAN
E TANGAN RUBRIK
HOST GO-
MENGADUK CULTURE
MAKANAN
UP K GO-
MAKANAN CULTURE
SHOT L RUBRIK
10
MENIKMATI GO-
MAKANAN CULTURE
RINI: SELESAI
KAYANYA
MAKAN)
SINGKONG
NYA BIKIN
JADI
KENYANG
DEH DI//
PERTAM
A)
10
RINI: LETS
GO //
MENJELA
SKAN
10
BATIK
PACE)
(VO HOST
MENJELA
SKAN
BATIK
PACE)
PACE)
10
E SEDANG
MENGUKIR
ARDI:/ STOCK
TERNYATA
NGEBATIK SHOT
TUH GA
BATIK
SEMUDAH
YANG DI (KEMUDI
BAYANGK
AN LOH AN VO
GOWERS!//
HOST)
E PEMBUATA RUBRIK
N BATIK GO
CULTURE
BATIK NIH
GOWERS//
PACE
BATIK CULTURE
PACE
PACE GO-
CULTURE
CLOSING
RINI: SERU
BANGET
DI//
11
MAKANYA
BANYAK
BANGET
WISATAW
AN YANG
MAU
DATANG
KE KOTA
INI//
RINI: KITA
UDAH KE
WATU
KARUNG/
SAMPAI
KESINI/
BELAJAR
MEMBUAT
BATIK
PACE
DISINI//
ARDI: TAPI
SORI
BANGET
KITA
HARUS
UNDUR
DIRI/
KARENA
SELAMA
TIGA
PULUH
11
MENIT INI
KITA UDAH
NGAJAK
KALIAN
SEMUA
UNTUK
MENIKMAT
I
KEINDAHA
N KOTA
PACITAN//
ARDI:
TETAP
SAKSIKAN
11
TERUS
KITA DI GO
EXPLORE?
KEMUDIAN
OUT OF
FRAME
INFORMATIKA
Tabel III.8
11
NO RU CAST WARDRO MAKE SETTI PROPE SPECI NOTES
BRI BE UP NG RTY AL
K EQUIP
MENT
Kuning, Eye
Sendal Shadow,
Gladiator Eye
Liner,
Maskara
, Blush
On
Kacamata
Hitam
CASTING LIST
INFORMATIKA
Tabel III.9
Warna kulit
sawo matang,
Humoris,
agak kekar,
1 Ardiansyah Ramah, -
rambut pendek,
Menyenangkan
berpostur tubuh
sedang
Berkulit sawo
matang,
Ramah, Baik,
Berambut
2 Rini dan -
pendek,
Menyenangkan
Berpostur tubuh
kecil
12
dalam menulis naskah teks maupun narasi pada program TV adalah menemukan ide
atau gagasan”
Dari kutipan diatas, penulis menyimpulkan bahwa hal yang paling pertama di
lakukan oleh seorang penulis naskah adalah menemukan ide. Setelah ide di dapatkan,
baru lah seorang penulis naskah dapat menuangkan ide tersebut kedalam bentuk
naskah.
menemukan sebuah ide dan mengumpulkan data-data yang menarik dari berbagai
media atau terjun langsung ke lokasi. Setelah mengumpulkan ide yang di dapat,
penulis naskah menuangkannya ke dalam bentuk tulisan. Penulis naskah harus bisa
mengembangkan ide agar menjadi sebuah program yang menarik. Biasanya ide yang
di dapat adalah hasil dari imaginasi dan atau mengumpulkan dari berbagai informasi,
mengubah ide ke dalam bentuk naskah, sehingga bisa menjadi bentuk tulisan yang
12
menarik dan memiliki makna bagi dirinya dan orang lain. Penulis naskah biasanya
Penulis yang merupakan penulis naskah harus menguasai ide dan konsep
serta mampu mengungkapkan fakta dan informasi yang dibutuhkan penulis secara
lengkap. Seorang penulis naskah memiliki tanggung jawab dan peran penting untuk
menentukan apa saja yang akan ada pada setiap segmen yang kemudian di bicarakan
kepada sutradara yang mempunyai keahlian untuk meraciknya kedalam bentuk karya
audio visual yang estetis. Selanjutnya, penentuan isi tema per segmen ini di rapatkan
dalam menulis naskah teks maupun narasi pada program TV adalah menemukan ide
atau gagasan”
Dari kutipan diatas, penulis menyimpulkan bahwa hal yang paling pertama di
lakukan oleh seorang penulis naskah adalah menemukan ide. Setelah ide di dapatkan,
baru lah seorang penulis naskah dapat menuangkan ide tersebut kedalam bentuk
naskah.
menemukan sebuah ide dan mengumpulkan data-data yang menarik dari berbagai
media atau terjun langsung ke lokasi. Setelah mengumpulkan ide yang di dapat,
12
penulis naskah menuangkannya ke dalam bentuk tulisan. Penulis naskah harus bisa
mengembangkan ide agar menjadi sebuah program yang menarik. Biasanya ide yang
di dapat adalah hasil dari imaginasi dan atau mengumpulkan dari berbagai informasi,
mengubah ide ke dalam bentuk naskah, sehingga bisa menjadi bentuk tulisan yang
menarik dan memiliki makna bagi dirinya dan orang lain. Penulis naskah biasanya
Penulis yang merupakan penulis naskah harus menguasai ide dan konsep
serta mampu mengungkapkan fakta dan informasi yang dibutuhkan penulis secara
lengkap. Seorang penulis naskah memiliki tanggung jawab dan peran penting untuk
menentukan apa saja yang akan ada pada setiap segmen yang kemudian di bicarakan
kepada sutradara yang mempunyai keahlian untuk meraciknya kedalam bentuk karya
audio visual yang estetis. Selanjutnya, penentuan isi tema per segmen ini di rapatkan
3.2.2. Produksi
Pekerjaan penulis naskah tidak hanya berhenti sampai di kertas. Karna selain
harus memikirkan agar cerita enak dibaca secara tulisan (gunanya untuk dibaca
produser, sutradara, pemain, kru, dll) yang lebih penting lagi penulis naskah harus
Memasuki tahap produksi, penulis sebagai seorang penulis naskah ikut serta
Penulis ingin terjun secara langsung ke lokasi syuting untuk mengamati bagaimana
skenario hasil kerjanya dikerjakan oleh sutradara dan tim produksi. Beberapa jenis
cerita dan skenario tersebut dapat di interpretasikan secara langsung oleh penulis
scenario, bila dibutuhkan dan juga untuk membantu sutradara menciptakan adegan
memiliki tanggung jawab materi, baik berupa sajian gambar peristiwa maupun
menjadi reporter, bersama dengan campers memiliki tanggung jawab tentang sajian
gambar yang nantinya akan di suguhkan dalam setiap frame. Di samping itu Penulis
Naskah dapat mengamati setiap gambar yang akan diambil oleh Sutradara.
Memperhatikan tata cara pembawaan naskah oleh Host serta improvisasi yang
dilakukan oleh Host agar bisa di catat dan di revisi oleh Penulis Naskah.
produksi. Penulis dan sutradara bekerja sama memperhatikan tiap adegan yang
berlangsung. Penulis pun memperhatikan tentang tata bicara talent. Tak jarang,
adegan. Di sela-sela waktu istirahat, penulis bersama pengarah acara melihat kembali
Pada saat produksi penulis naskah juga memperhatikan jalannya acara untuk
mencocokan naskah yang dibuat pada saat pengambilan gambar. Penulis juga
melakukan hal-hal seperti melakukan briefing, reading bersama host. Dan meminta
Setelah melewati tahap pra produksi dan tahap produksi, maka tahap yang
harus di lakukan setelahnya adalah pasca produksi. Pada tahapan pasca produksi ini,
penulis terlibat langsung dalam proses editing. Penulis memiliki peran untuk
telah ada dan juga menuntun agar kerja editor tidak berbeda dari skenario yang telah
ditentukan.
Dalam tahap ini, penulis selaku penulis naskah kembali melihat hasil dari
rekaman yang telah diambil oleh campers yang juga ditemani oleh crew lain. Dengan
berbekal naskah yang telah dibuat, pada tahap editing ini penulis bersama sutradara
membantu editor dalam pemilihan gambar yang sesuai dengan naskah. Dalam setiap
proses drama, non drama, maupun dokumenter, semuanya berakhir pada tahap akhir
produser akan melakukan review terhadap naskah tersebut. Selanjutnya proses voice
melakukan proses voice over pada saat pasca produksi berlangsung.Pada tahap ini
penulis membutuhkan ketelitian lebih agar program acara yang dibuat layak untuk
sesuai dengan gambar yang diambil, karena script vo harus sesuai dengan apa yang
sudah di
12
visualisasikan. Selain itu rundown pun harus di koreksi kembali untuk durasi dan isi
konten acara persegmen agar sesuai dengan hasil video yang sudah di edit.
cerita yang telah ditentukan dan sesuai dengan kesepakatan bersama. Dalam produksi
non drama magazine show ini, rancangan naskah mulai dikerjakan pada tahap pra
produksi dan matang pada tahap pasca produksi yang kemudian masih harus melalui
dengan produser dan juga sutradara untuk mematangkan konsep dan desain produksi.
Melakukan bedah naskah dan melakukan perbaikan atau tambahan bila ada ide dari
produser dan sutradara. Penulis juga mencari referensi yang nantiya akan
dikembangkan juga oleh seluruh tim hingga berbentuk sebuah ide yang akan
digunakan penulis untuk membuat naskah. Sebuah naskah sangat penting dalam
Peran dan tanggung jawab penulis sebagai penulis naskah dalam tim produksi
yaitu, penulis membuat konsep mulai dari ide, treatment , script, rundown. Semua
tahap-tahap pembuatan konsep dilakukan pada saat pra produksi yang akan di
butuhkan pada saat produksi dan pasca produksi. Untuk castinghost juga merupakan
salah satu tanggung jawabnya. Namun dalam hal ini penulis dibantu oleh semua tim
12
penulis terutama produser dan sutradara. Pada tahap ini produksi tanggung jawab
Peran dan tanggung jawab Penulis Naskah dalam tahap produksi yang
produksi. Penulis harus membuat dasar acuan dalam bentuk naskah atas dasar ide
cerita sendiri atau dari kru lain. Bagi penulis dasar acuan itu bisa dilakukan secara
tahap mulai dari ide cerita, synopsis (basic story) treatment dan naskah. Penulis
mengarahkan cerita yang sebelumnya telah dibuat dan disetujui oleh dosen
pembimbing untuk segera di produksi dengan sesuai naskah, apabila dalam proses
produksi terdapat kendala dari berbagai factor dan di haruskan merubah cerita pada
tahap akhir yaitu tahap pasca produksi, penulis sebagai Penulis Naskah tetap
mengawasi setiap proses suntingan gambar yang telah di lakukan oleh Sutradara dan
Adapun yang di lakukan penulis naskah yaitu, Penulis di bantu tim produksi
sehingga dapat membuat konsep yang sesuai dan menarik. Setelah konsep yang
disiapkan telah matang maka terbentuklah program acara magazine show “GO
hingga Rundown. Setelah semua jadwal tersusun rapi, penulis mengajak host untuk
reading agar sesuai dengan script yang telah dibuat. Pada saat produksi, membantu
sutradara untuk mem-briefing Talent. Pada saat pasca produksi bersama sutradara
a. Konsep Kreatif
Dalam pembuatan karya program acara magazine show ini, langkah awal
penulis naskah adalah melakukan diskusi dengan seluruh tim untuk menentukan ide
dan tema yang akan di angkat. Setelah itu penulis mencari referensi audio visual
untuk memunculkan banyak ide kreatif yang bertujuan untuk membuat naskah
semakin menarik baik secara tertulis maupun audio visual. Kemudian penulis
melakukan pengembangan ide berdasarkan masukan dan saran yang diberikan oleh
produser sutradara maupun crew yang lainnya. Penulis menampung semua masukan
dan saran, serta melihat referensi dari program magazine show yang sudah tayang.
penulis akhirnya dapat membayangkan program apa yang akan dibuat. Maka dari itu,
penulis menemukan ide dan konsep cerita pada program non drama magazine show
pada program non drama magazine show penulis dan tim sepakat
memberikan judul GO EXPLORE dengan tagline LETS GO!!! kami juga membuat
nama panggilan untuk penonton acara kami yaitu GOWERS. Tema yang diangkat
dalam program ini yaitu berisi tentang eksplorasi alam indonesia. Pada kesempatan
kali ini kami menentukan episode yang berjudul “Discover The Beautiful Pacitan”
Dalam program GO EXPLORE ini penulis dan tim memutuskan membagi program
ini kedalam 3 Rubrik. Dalam Rubrik pertama “Go-Spot”, penulis dan tim
ada di kota
12
tersebut. Dimana kami ingin memberikan hiburan yang juga di isi dengan informasi
Dalam Rubrik yang ketiga “Go-Drenaline”, penulis dan tim ingin mengajak
penonton untuk mengunjungi tempat wisata alam yang lebih menantang. Dalam
rubrik ini kami ingin mengajak penonton untuk ikut merasakan sensasi mengunjungi
wisata- wisata yang lebih menantang adrenaline. Dalam Rubrik terakhir “Go-
Culture”, penulis dan tim sepakat menutup acara dengan mengajak penonton untuk
lebih mengetahui tentang budaya apa aja yang terdapat dalam kota tersebut.
b. Konsep Produksi
Pada saat produksi program acara GO EXPLORE penulis ikut serta dalam
rubrik pada saat di lapangan, ataupun penambahan pembahasan dan eksplorasi dari
seorang host untuk membuat acara terlihat lebih hidup dan menarik. Tugas penulis
membantu sutradara dalam mengarahkan host. Pada saat produksi penulis dan tim
masing berdasarkan peran yang dipilih. Dalam hal ini Penulis menyesuaikan naskah
dengan gambar yang akan di ambil. Penulis juga mengarahkan Sutradara agar tidak
keluar jalur konsep yang penulis sudah buat. Adakalanya penulis menemukan
kesulitan dalam merevisi naskah dan dibantu oleh Sutradara. Di setiap segmen Host
melakukan improvisasi dalam berdialog, maka dari itu penulis langsung merubah
naskah.
c. Konsep Teknis
Dalam konsep teknis ini, penulis lebih menganalisa untuk isi acara mulai dari
bagaimana penulis bisa memberikan trik – trik yang digunakan untuk mendapatkan
12
perhatian penonton. Untuk perhitungan durasi ini, penulis tuangkan kedalam bentuk
rundown. Agara menghasilkan sebuah video yang sepadan dengan naskah VO yang
sudah ada, disini penulis juga berkerjasama dengan seorang sutradara dan produser
Untuk konsep teknis ini penulis menggunakan media handphone pada saat
riset untuk memudahkan penulis jika ada hal yang harus di catat, dan juga mudah
penulis mulai mengetik di Microsoft word yang di sesuaikan dengan aturan yang
telah di tetapkan oleh kampus, standar penulisan yang digunakan dengan jenis times
new roman, ukuran 12pt dan paragraph 2,0 spasi. Ketentuan lain juga di tetapkan
oleh kampus adalah durasi. Untuk sebuah karya program non drama, kampus
menetapkan maksimal 30 menit untuk durasi. Dan dalam program ini penulis
Pada tahapan terakhir atau editing, penulis ikut menemani editor pada saat
mengedit. Penulis yang juga di temani oleh sutradara, bekerja sama dengan editor
dalam pemilihan gambar mana saja yang sesuai dengan naskah dan pantas untuk di
edit.
Setiap dalam tim pasti memiliki kendala yang harus di hadapi masing-
masing, dalam hal ini tidak terkecuali Penulis Naskah yang pada saat produksi
menghasilkan gambar yang diingingkan dan tidak melenceng dari tema yang
sudah ditentukan.
2. Dalam beberapa segmen host melakukan improvisasi yang terlalu jauh, sehingga
keluar dari konsep yang sudah di tentukan oleh tim. Solusinya, penulis selalu
3. Banyaknya revisi naskah di karenakan banyaknya ide masukan dari para kru.
Solusinya penulis selalu mendiskusikan bila ada tambahan dengan para tim kru.
13
3.3.7.2 Sinopsis
3.3.7.3 Treatment
3.3.7.4 Rundown
konten perkonten mulai dari isi acara, membuat sinopsis, treatment, naskah sampai
dengan rundown. Pada saat proses pembuatan naskah penulis bersama tim juga turut
andil dalam membuat naskah demi kesepakatan bersama. Setelah naskah selesai
dibuat, produksi pun dimulai. Bahasa yang digunakan dalam naskah adalah bahasa
sehari-hari yang mudah dimengerti dan host pun tidak terlalu kaku dalam
membawakannya.
menciptakan sebuah karya. Karena proses pra produksi dapat dikatakan sebagai
ruang kerja bagi penulis naskah. Pada proses inilah penulis mendapatkan ruang dan
waktu yang cukup untuk menyajikan bahan naskah yang akan diolah lebih matang.
Pada saat produksi dimulai, seorang penulis naskah ikut serta dalam
pembahasan yang ada di setiap rubrik agar sesuai dengan naskah yang telah dibuat.
Sebelum produksi benar benar dimulai, penulis sebagai seorang penulis melakukan
Memasuki pasca produksi, penulis menjaga komunikasi dengan editor dan juga
sutradara dalam menjaga alur agar penyusunan setiap pembahasan sesuai dengan
rundown yang telah dibuat, serta mengecek kembali durasi per-rubrik. Dalam tahap
ini penulis harus teliti karna program yang akan ditayangkan harus layak tayang.
Script
v.o harus sesuai dengan yang di visualisasikan dan rundown pun harus di koreksi
durasi dan isi perkontennya supaya sesuai dengan video yang selesai di edit.
13
Adventure, Weekend List, Celebrity On Vacation dan beberapa video lokal di dunia
maya, selain itu penulis juga dibantu oleh tim dalam penyusunan konsep ini dengan
Konsep penulisan naskah yang dibuat oleh penulis naskah dalam program
pembawaan dan gaya Bahasa host, penulis terinspirasi dari program acara magazine
berdurasi dua puluh enam menit ini, untuk menuangkannya ide-ide kreatif penulis
banyak menonton acara non drama lainnya agar dapat mengembangkan naskah
Dengan melihat banyak referensi penulis beserta tim menentukan rubtik apa
saja yang akan ditampilkan oleh program acara GO EXPLORE ini. Pada episode
yang akan di angkat kali ini, GO EXPLORE mengunjungi kota pacitan yang
merupakan salah satu kota yang berada di Jawa Timur. pada Rubrik pertama ‘Go-
Spot’ ini berisi tentang tempat-tempat wisata menarik yang ada di kota pacitan. Host
kedalam List untuk dikunjungi saat liburan telah tiba. Pada Rubrik kedua ada ‘Go-
Drenaline’, pada rubrik ini host akan mengajak penonton untuk mengunjungi
tempat- tempat yang lebih menantang adrenaline. Dan pada Rubrik terakhir adalah
‘Go- Culture’ host akan mengenalkan budaya yang ada di kota pacitan seperti
Pada saat proses pembuatan naskah, penulis bersama tim juga turut andil
dalam membuat naskah demi kesepakatan bersama. Setelah naskah selesai dibuat,
produksi pun dimulai. Bahasa yang digunakan dalam naskah adalah Bahasa sehari-
hari yang mudah dimengerti dan host pun tidak terlalu kaku dalam membawakannya.
3.3.7.2 Sinopsis
show yang berdurasi 30 menit. Dengan dipandu oleh dua orang host, laki-laki dan
perempuan. Program ini mengajak pemirsa untuk menelusuri wisata tanah air dengan
maksud menambahkan rasa cinta kepada tanah air. Tayangan ini memiliki 3 segment,
dimana pada setiap segmentnya akan terdapat beragam informasi yang seru dan juga
menarik. Dalam episode kali ini, GO EXPLORE mengambil tema “Discover the
beautiful pacitan” yaitu mengunjungi kota pacitan yang berada di jawa timur.
Pada rubrik pertama, kami menamainya dengan GO-SPOT. Rubrik ini berisi
tentang host yang akan mengajak para GOWERS (sebutan untuk penonton GO
pacitan. diawali dengan opening yang di pandu oleh dua host, laki-laki dan
watu karung. Kemudian host akan mengajak untuk menikmati keindahan sungai
maron. Dan spot terakhir yang akan di kunjungi adalah pantai klayar, yang terkenal
ini host akan mengajak para gowers untuk memasuki goa yang paling terkenal di
kota pacitan, wisata goa gong. Dan di segment terakhir, tim sepakat untuk menamai
rubrik ini dengan GO-CULTURE. Setelah lelah bermain-main di pantai dan juga
mengunjungi goa, host akan mengajak para gowers untuk menikmati makanan yang
13
menjadi ciri khas kota pacitan, yaitu nasi tiwul. Setelah menikmati lezatnya nasi
tiwul, host akan mengajak para gowers untuk membuat batik khas pacitan, batik
pace.
3.3.7.3 Treatment
Rubrik 1
Rubrik satu diawali dengan bumper, lalu di lanjutkan dengan dua host laki-laki dan
perempuan membuka acara di alun-alun pacitan. Dan setelah itu kedua host
berbincang membahas tema yang akan di suguhkan dalam episode ini. Memasuki
rubrik pertama yaitu Go-Spot. kedua host mengunjungi tempat pertama, pantai watu
mengenai pantai tersebut. Setelah bermain di pantai watu karung. Kedua host
mengunjungi tempat wisata kedua, yaitu sungai maron. Kemudian kedua host
menggunakan sebuah perahu. Setelah asik menikmati sungai maron, kedua host
mengunjungi tempat terakhir dalam rubrik go-spot ini. Tempat terakhir dari rubrik
ini adalah pantai klayar. Kedua host menikmati pemandangan di sekitar sungai
klayar dengan menggunakan atv. Kemudian kedua host juga mendatangi seruling
Rubrik 2
Memasuki rubrik kedua yaitu Go-Drenaline. Dalam segment ini diawali dari host dan
co host yang kembali menyapa pemirsa. Kedua host memberikan informasi tempat
yang sedang mereka kunjungi yaitu wisata goa gong. Setelah membuka segment
kedua di depan pintu masuk goa gong, kedua host menaiki anak tangga dan melewati
jembatan untuk sampai ke goa gong. Kemudian kedua host menyapa pemirsa lagi
dan mengajak pemirsa untuk memasuki goa gong. Setelah keluar dari goa dan selesai
menikmati keindahan di dalam goa, kedua host mengajak pemirsa untuk menikmati
Rubrik 3
Rubrik terakhir dalam acara ini yaitu Go-Culture. Kedua host kembali menyapa di
depan warung rumah makan bu gandos. Kemudian kedua host memasuki warung dan
tersebut, sedikit memberikan review dan juga sedikit memberikan informasi tentang
nasi tiwul. Sambil menghabiskan makanan mereka, kedua host memberi informasi
bahwa pacitan memiliki batik khas yang di sebut dengan batik pace. Setelah kedua
pembuatan batik pace. Host juga mencoba untuk membuat batik pace, kemudian
kedua host memberikan sedikit informasi mengenai batik pace. Selesai membuat
batik pace dan sedikit melihat-lihat hasil dari batik pace ini, kedua host keluar dari
3.3.7.4 Rundown
1 menuju sungai
maron
15. Opening Host 8” 00.06.11-00.06.19
Sungai Maron
16. Host membeli 24” 00.06.19-00.06.43
tiket perahu
17. Establish host PB 37” 00.06.43-00.07.20
menaiki perahu
dan menikmati
pemandangan
sungai maron
18. Host diatas 70” 00.07.20-00.08.30
perahu
19. Establish PB 9” 00.08.30-00.08.39
pemandangan
sungai maron
13
Tabel III.11
NO SEGMEN VIDIO AUDIO DURASI REMARK
1. 1 BUMPER STOCK SHOOT GRAPHIC
AND
(VO) AUDIO
2. 1 OPENING (STOCK SHOOT)
HOST
ALUN ALUN (HOST)
ARDI: HALO GOWERS/
KETEMU LAGI NIH
SAMA GUE ARDI/ DAN
PARTNER GUE//
RINI: GUE RINI
ARDI: DI GO
EXPLORE?
RINI/ARDI: LETS
GOOO
ARDI: KITA BERDUA
BAKALAN NGAJAK
KALIAN SEMUA
UNTUK HEF FAN
BARENG KITA/
SELAMA TIGA PULUH
14
MENIT KEDEPAN YA
RIN YA?
RINI: YAAPP/ BENER
BANGET NIH DI/ NAH
KALI INI/ KITA
BAKALAN
NGUNJUNGIN KOTA
YANG DI KENAL
SEBAGAI SURGANYA
PULAU JAWA//
ARDI: SELAIN ITU YA
RIN/ KOTA INI JUGA
DISEBUT KOTA
SERIBU SATU GOA//
RINI: HAH SERIBU
SATU GOA?/ APA
SETIAP JALANNYA DI
PENUHI SAMA GOA-
GOA GITU DI?//
ARDI: YA GA GITU
JUGA RIN/ NAH
MAKANYA BUAT
GOWERS YANG PADA
PENASARAN JUGA
KAYA RINI/ GUA
SENDIRI JUGA
PENASARAN/
(TERTAWA) MENDING
IKUTIN AJA
PERJALANAN KITA
KALI INI/ DALAM
EPISODE//
ARDI/RINI: ‘DISCOVER
THE BEAUTIFUL
PACITAN’
RINI: SO? (MENATAP
HOST CEWO)
ARDI: GO EXPLORE?
ARDI/RINI: LETS
GOOO//
(MENATAP KAMERA
KEMUDIAN OUT OF
FRAME)
3. 2 BUMPER RUBRIK ‘GO – SPOT’ GRAPHIC
AND
AUDIO
4. 2 HOST (VO)
14
(VO)
FAFORIT TEMEN-
TEMEN PSC UNTUK
LATIHAN SURFING//
RINI: NAH LO TAU GA
SIH DI/ KALAU
PANTAI WATU
KARUNG INI/
TERKENAL DENGAN
SURFINGNYA/
SAMPAI KE
MANCANEGARA
LOH//
ARDI: OHYA?/ SAMPAI
MANCANGERA RIN?/
TAPI KATANYA/
PANTAI INI MASIH
TERBILANG BARU
RIN UNTUK PARA
WISATAWAN
DOMESTIK//
RINI: EITS/ JANGAN
SALAH DI/ MESKIPUN
PANTAI INI MASIH
TERBILANG BARU//
DENGAN PANORAMA
OMBAK DAN
HAMPARAN PASIR
PUTIHNYA/ PANTAI
WATU KARUNG INI
LANGSUNG
TERKENAL HINGGA
KE MANCANEGARA
DI//
ARDI: GA HERAN SIH
YA RIN/ KARNA
MEMANG PASIRNYA
MASIH PUTIH
BANGET/ DAN YANG
PALING PENTING
OMBAKNYA/ GA
HERAN YA KALAU
BANYAK TURIS YANG
MAU LATIHAN
SURFING DISNI//
(STOCK SHOOT)
(VO)
14
(ARDI MENGAMBIL
RANTING KAYU,
MEMBELAHNYA
MENJADI DUA, DAN
MEMBERIKAN SALAH
SATUNYA KEPADA
RINI. MEREKA
BERDUA
MENULISKAN NAMA
ACARA “GO EXPLORE
– LETS GOO” DI
PANTAI PASIR
TERSEBUT. RINI DAN
ARDI DUDUK DI ATAS
TULISAN ITU DAN
BERKATA KEPADA
KAMERA)
ARDI: GO EXPLORE?
RINI&ARDI: LETS
GOOO//
(RINI DAN ARDI
BERLARI KEARAH
PANTAI DAN
KEMBALI BERMAIN
DI PANTAI)
5. 2 TREATMENT BRIDGING TO SUNGAI GRAPHIC
MARON AND
AUDIO
6. 2 HOST (STOCK SHOOT
PERJALANAN
MENUJU SUNGAI
MARON)
(VO)
(SAMPAI DI DEPAN
SUNGAI MARON)
ARDI: HALO
GOWERS!/ SEKARANG
KITA UDAH ADA DI
LOKASI
SELANJUTNYA/
DIMANA RIN?//
RINI: DI SUNGAI
MARON//
(ARDI DAN RINI
MENUNJUKAN
TULISAN SUNGAI
MARON)
14
(VO)
KEINDAHAN SUNGAI
MARON INI/ KALIAN
HARUS DATENG DI
SAAT MUSIM
KEMARAU// KARNA
AIRNYA BAKALAN
BENER-BENER
BERWARNA JERNIH
KEBIRUAN//
RINI: BETUL BANGET
TUH/ KARNA KALAU
KALIAN DATANG
SAAT MUSIM HUJAN/
AIRNYA BAKALAN
BERWARNA
KECOKLATAN/
AKIBAT LUAPAN
AIRNYA//
ARDI: NAH BAGIAN
TERDALAM DI
SUNGAI MARON INI /
TEPAT BANGET
BERADA DI SANA//
RINI: EMANG
SEDALEM APASIH
DI?//
ARDI: KURANG LEBIH
DALEMNYA SEKITAR
EMPAT PULUH METER
RIN//
RINI: OH DALEM JUGA
YA/ DAN GOWERS
DISINI JUGA ADA
SPOT FOTO YANG
INSTAGRAM-EBEL
BANGET/ ADA
AYUNAN DISANA/
JADI KALAU MAU
FOTO-FOTO BISA
BANGET//
RINI&ARDI: GO
EXPLORE? LETS GOO//
(VO)
(VO)
SAMUDERA LOH
GOWERS//
ARDI: SERULING
SAMUDERANYA
PANTAI INI SENDIRI/
BERADA DI SISI KIRI
PANTA GOWERS//
RINI: NAH PASTI
GOWERS DIRUMAH
PADA PENASARAN
KAN SEPERTI APA
SERULING
SAMUDERANYA
ITU?//
ARDI: SEKARANG
GUA SAMA RINI MAU
MENUJU SUNGAI
SAMUDERA ITU NIH
GOWERS//
RINI: LETS GO
GOWERS//
(VO)
SAKSIKAN
PERJALANAN KITA
KALI INI DI GO
EXPLORE?//
RINI & ARDI: LETS GO
(VO)
(VO)
RINI: KAYAKNYA
YANG GURIHNYA ITU
DARI SINGKONG NYA
DEH DI/ KARNA INI
NASI SAMA
SINGKONG KAN//
(VO)
GIMANASIH
PEMBUATANNYA/
ABIS INI KITA BAKAL
NGUNJUNGIN
PEMBUATAN BATI
PACE//
ARDI: SELAIN
TERKENAL DENGAN
PANTAINYA YANG
INDAH/ DAN JUGA
BANYAK NYA GOA/
PACITAN DI KENAL
DENGAN BATIKNYA//
RINI: BATIK PACE!
BATIK INI
MERUPAKAN SIMBOL
KULTUR DARI KOTA
PACITAN//
ARDI: SEPERTI APA
PEMBUATAN
LANGSUNG DARI
BATIK PACE INI?/ YUK
KITA LIAT SAMA-
SAMA//
(VO)
(RINI DAN ARDI
SEDANG MENCOBA
MEMBUAT BATIK
PACE)
15
ARDI: HALO
GOWERS!/ GIMANA
NIH PERJALANAN
KITA SELAMA DI
KOTA PACITAN?/
SERU KAN?//
RINI: SERU BANGET
DI// MAKANYA
15
BANYAK BANGET
WISATAWAN YANG
MAU DATANG KE
KOTA INI//
ARDI: BENER
BANGET/ SELAMA DI
PACITAN KITA UDAH
KEMANA AJA NIH
RIN?//
RINI: KITA UDAH KE
WATU KARUNG/
SAMPAI KESINI/
BELAJAR MEMBUAT
BATIK PACE DISINI//
ARDI: TAPI SORI
BANGET KITA HARUS
UNDUR DIRI/ KARENA
SELAMA TIGA PULUH
MENIT INI KITA UDAH
NGAJAK KALIAN
SEMUA UNTUK
MENIKMATI
KEINDAHAN KOTA
PACITAN//
RINI: TAPI JANGAN
SEDIH/ KITA AKAN
TERUS MENEMANI/
DAN MENGAJAK
GOWERS UNTUK
JALAN-JALAN
MENIKMATI
KEINDAHAN NEGERI
KITA TERCINTA
INDONESIA//
ARDI: SO GUA ARDI
PAMIT//
RINI: GUA RINI
PAMIT//
ARDI: TETAP
SAKSIKAN TERUS
KITA DI GO
EXPLORE?
RINI&ARDI: LETS
GOO
Camera Person bertanggung jawab penuh atas apa saja yang berhubungan dengan
kamera terutama dalam merekam gambar. Dalam sebuah produksi sosok Camera
Person bisa dibilang peran yang sangat penting karena tanpa adanya Camera Person
maka tidak akan terciptanya audio visual. Penulis sebagai Camera Person juga harus
bisa berkerja sama dengan baik dengan semua tim terutama dengan Pengarah Acara
Gambar adalah orang yang bertanggung jawab atas pengambilan gambar untuk
program televisi”.
Oleh karena itu, seorang Camera Person harus bekerja sama dengan baik
dengan Pengarah Acara agar bisa dengan mudah memahami apa yang Pengarah
pergerakan kamera. Dan Camera Person juga harus mempersiapkan segala sesuatu
yang berhubungan dengan teknis seperti pengunaan kamera, lensa serta apapun alat
penunjang lainya.
menghasilkan gambar yang baik, tapi seorang penata kamera harus memahami
motivasi dan informasi apa saja yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
gambar”.
banyak hal yang harus diperhatikan bukan hanya mendapatkan gambar yang baik
16
baik serta mempersiapkan posisi kamera di setiap tempatnya sesuai dengan konsep
yang telah ditentukan, dan juga harus menentukan kamera apa yang dijunakan serta
alat penunjang lainya. Camera Person disebut juga sebagai D.O.P atau Director Of
Photograpy adalah seorang seniman yang melukis dengan cahaya. Dan juga bekerja
sama dengan Pengarah Acara untuk mengubah dari bahasa tulisan ke audio visual.
Camera Person bertangung jawab atas semua aspek yang berhubungan dengan
pengambilan gambar, dan selalu menjaga kestabilan kamera agar tetap aman untuk
digunakan pada saat produksi. Penulis sebagai Camera Person juga harus berinisiatif
untuk memperbanyak pengambilan Stok shot agar bisa mendapatkan hasil yang
terbaik.
Person bertugas untuk merekam gambar serta memperhatikan semua aspek yang
berhubungan dengan pengambilan gambar yang sesuai dengan ketentuan yang telah
ditentukan bersama, dan harus bisa bekerja sama dengan baik dengan Pengarah
Acara karena disini seorang Camera Person bekerja atas ketentuan yang telah
Pengarah Acara buat. Dan penulis sebagai Camera person juga mempunyai 3
tahapan yang penting yakni Pra Produksi, Produksi, dan Pasca Produksi. Penulis
memang akan bekerja pada saat produksi namun bukan berarti tidak memiliki andil
keberhasilan untuk menghasilkan karya audio visual yang baik, persiapan merupakan
bagian dari prosedur yang harus di lalui oleh cameraman sebelum melakukan
Dalam pembuatan proses karya pasti tidak luput dari tahap pra produksi ini,
karana tahap ini sangat penting dalam pembuatan sebuah karya dan tahap ini juga
mentukan baik atau buruknya hasil karyanya nanti. Maka dalam tahap ini penulis
sebagai Camera Person berkerja sama dengan baik dengan semua tim agar bisa
Dari kutipan di atas benar bahwa pada tahap pra produksi ini sangat
berpengaruh terhadap apa yang dihasilkan nantinya. Jadi di tahap pra produksi ini
penulis sebagai Camera person bersama dengan Produser, Pengarah Acara, Penulis
Naskah dan crew lainya berdiskusi menentukan konsep karya seperti apa yang akan
keseimpulan konsep seperti apa yang akan di buat selajutnya penulis bersama tim
menentukan lokasi yang akan kita kunjungi untuk melakukan produksi, dalam fase
ini penulis bersama tim terdapat beberapa pilihan lokasi di antaranya Bali, Pacitan
Jawa Timur dan Malang Jawa Timur dan akhir penulis bersama tim sepakat untuk
mengunjungi Pacitan Jawa Timur untuk melakukan produksi dengan alasan lokasi
tersebut belum banyak dikunjungi oleh orang lain dan mempunyai keindahan
dan cirikhas
16
didalamnya. Setalah melewati proses tersebut penulis bersama tim mencari host
dengan cara membuka open casting agar dapat memilih host yang sesuai dengan
konsep yang telah kita sepakati bersama. Kemudian penulis bersama tim melakukan
riset lokasi agar bisa mengatahui seperti apa kondisi disana, penulis sebagai Camera
Person melakukan penggambaran shot-shot seperti apa yang digunakan pada saat
berbentuk tulisan sesuai dengan lokasi yang telah disepakati oleh Produser, Pengrah
Acara dan crew yang lain sebagai bahan acuan dasar untuk melakukan produksi.
menginginkan untuk mengunakan System multi camera. Tetapi disini penulis sebagai
Camera Person tidak hanya menerima apa yang diinginkan Pengara acara saja
Produser seperti ide pengambilan gambar,serta kebutuhan alat apa saja yang akan
Dengan mengunakan system multi camera penulis memilih kamera Sony NEX VG
30. Alasan memilih kamera Sony NEX VG 30 adalah karena kamera tersebut
memiliki kualitas gambar HD (High Definition) seperi yang saat ini banyak
yang tidak terlalu besar jadi mempermudah gerak Camera Person pada saat
berjalanya produksi karena mengingat ada beberapa lokasi yang kondisinya sempit
dan lumyan susah untuk dimasuki maka kamera tersebut sangat cocok digunakan
seperti di lokasi tersebut, dan juga cara penyetingan kamera tersebut juga praktis jadi
pekerjaan dan tangung jawab seperti ikut serta menentukan konsep bersama tim dan
memilih peralatan apa saja yang digunakan, dan membuat patokan seperti Shot list,
floor flan. Kemudian memperlajari naskah yang telah di sepakati bersama dan
berdiskusi dengan Pengarah Acara agar bisa menyatukan visi dan misi pada saat
proses produksi.
3.4.2 Produksi
Menurut (Pintoko & Umbara, 2010) “Ini tahap yang penting untuk seorang
Kameraman, Shooting script director treatment menjadi acuan untuk membuat shot
bagi kameraman.
merekam gambar yang sesuai dengan director tratment yang dimiliki Pengarah
Acara, tahapan ini adalah tahapan paling penting dalam pebuatan karya dan disini
penulis sebagai Camera person harus mempelajari naskah yang telah disepakati dan
bekerjasa sama dengan Pengarah Acara agar bisa mencapai hasil yang baik.
Kemudian disini juga penulis sebagai Camera Person bertangung jawab penuh atas
apapun yang berhubungan dengan kamera seperti menjaga kamera tetap aman dan
mengubah naskah menjadi bentuk audio video (AV). Produksi berupa pelaksanaan
Teknik dan angle pengambilan gambar adalah kunci pokok pda saat produksi,
karena karya yang akan disuguhkan ditelevisi adalah kulitas gambar dan suaranya,
jadi
16
fungsi Camera Person bisa disebut sebagai tanganya Pengarah Acara karena
penulis sebagai Camera Person berdiskusi dengan Pengarah Acara tentang angle
seperti apa yang Pengarah Acara inginkan yang sesuai dengan director triatmant.
Dan disini penulis sebagai Camera Person juga harus menjaga kestabilan Kamera
selalu berdiskusi dengan Pengarah Acara agar pengambilan gambar yang dilakukan
dapat sesuai dengan konsep yang telah ditentukan bersama. Dan juga penulis sebagai
Camera Person juga bekerja sama dengan Penata Cahaya agar komposisi gambar
person 80 % (delapan puluh persen) menggunakan Handheld dan hanya 20% (dua
puluh persen) mengunakan Tripod. Hal lain yang perlu diperhatikan juga adalah
sebuah angle dan shot, dalam hal ini Camera Person perlu mengeluarkan ide-ide
yang cemerlang guna memperkaya shot dengan teknik dan berbagai macam cara
pengambilan gambar. Karena gambar dengan angle dan shot yang bervariasi mampu
Dalam tahap produksi ini pelunis sebagai Camera Person memiliki beberapa
naskah yang telah disepakati agar hasil sesuai dengan konsep yang diinginkan, selalu
berdiskusi dengan Pengarah Acara agar tidak berbeda pendapat, dan berinisiatif
mengambil stok shot sebanyak banyaknya dan selalu menjaga kamera agar tetap
Menurut (Pintoko & Umbara, 2010) “Tidak banyak hal yang dilakukan oleh
Pada tahap Pasca produksi seperti pernyataan kutipan di atas bahwa tidak
banyak yang harus seorang Camera Person lakukan di tahap ini. Di tahap ini penulis
sebagai Camera Person selain menyerahkan semua hasil pengambilan gambar yang
dilakukan pada saat produksi dan bentuk memory SD Card kepada Penyunting
memilih shot-shot yang terbaik dan layak dimasukan kedalam karya sehingga
visual yang sudah di tentukan berdasarkan treatment yang telah dibuat oleh Penulis
Naskah. Penulis sebagai Camera Person juga harus membuat Camera Report atau
laporan hasil produksi yang berisi angle, shot,dan camera movment yang telah
Dan pada tahap ini juga penulis sebagai Camera Person juga tidak hanya
sebagai Camera Person juga ikut serta hingga selesainya proses pengeditan
gambar dan
17
melakukan apa yang penulis bisa lakukan agar mempermuda dan mempersingkat
waktu proses pengeditan. Penulis juga selalu ikut serta setiap tim melakukan review
shot yang telah di susun oleh Penyunting gambar agar tidak terjadinya kesalahan
dalam pemilihan gambar, dan juga penulis sebagai Camera Person ikut serta
agar bisa mendapatkan hasil yang sesuai dengan konsep dan bisa dinikmati oleh
penonton.
Peran dan tanggung jawab Camera Person tentunya berbeda dengan yang
lain, Camera Person ini memiliki peran yang sangat penting dalam pembutan sebuah
karya karena tanpa adanya Camera Person maka tidak akan tercintanya suatu karya
akan membahas tentang tugas dan tanggung jawab. Seperti profesi pada umunya,
Camera Person sebagai bagian dari crew produksi film dan televisi mempunyai
tugas dan tanggung jawab yang spesifik. Pada umumnya seorang Camera Person
tidak bekerja sendiri, dan secara umum tugas dan tanggun jawab Camera Person
meliputi :
2. Mempelajari naskah
baik
17
Acara mengenai angle-angle seperti apa yang akan di ambil, seorang Camera
komposisi gambar dan pengambilan shot-shot yang menarik. Berawal dari pra
alat- alat penunjang yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsep
yang telah disepakati bersama. Serta membuat floor plan/bloking camera dari
konsep yang telah disepakati agar proses pengambailan gamabar bisa tertata
perlokasinya sehingga tidak bingung pada saat produksi. Pada saat produksi
juga mewujudkan dari bahasa tulisan ke audio visual, sebagai Camera Person
dengan adanya Director Treatment sangat beguna pada saat produksi karna
pasca produksi penulis sebagai Camera Person tidak terlalu banyak tugasnya
seperti memberi semua hasil shot pada saat hasil produksi beserta
menerangkan shot seperti apa dan objek apa yang telah diambil untuk
yang baik.
17
Camera Person karena penulis merasa sudah memumpuni dibidang ini, penulis
mengatahui sedikit banyaknya hal-hal yang berhubungan dengan kamera dan teknik
pengambilan gambar, maka dari itu penulis merasa bisa menghasilkan karya yang
baik dan bisa dinikmati oleh penonton. Penulis juga ingin merapkan kemampuannya
Camera Person profesiaonal pada umumnya, tetapi penulis selalu berusaha agar
mendapatkan hasil yang terbaik untuk program ini. Di program ini juga penulis
sebagai Camera Person sangat memperhatikan type shot serta angle kamera yang di
A. Konsep Kreatif
untuk merekam gambar dan pengambilan gambar mengunakan sistem multi camera.
Lalu penulis sebagai Camera Person menciptakan angle-angle seperti High angle,
Eye level dan Low angle kemudian ditambah dengan type shot yang variatif dari
yang terluas Extreme long shot hingga yang terdekat Extream Close up lalu
memainkan dengan Camera movement seperti Panning, Tracking, dan following dan
Didalam program ini juga menggunakan konsep Color full dan ceria,
B. Konsep Produksi
EXPLORE maka penulis sebagai Camera Person harus bener-bener paham cara
kerja kamera dan lokasi-lokasi yang akan digunakan, karena dalam penggunaan
sistem multi camera ini melakukan perekaman gambar pada satu objek secara
bersamaan, hal ini berkemungkinan besar akan terjadinya perbedaan warna karena di
suatu tempat bisa saja terjadi perbedaan cahaya dari arah yang berbeda dan juga
terjadinya bocor (sesuatu yang mucul di layar yang tidak dikehendaki), maka dari itu
dapat terlaksana dengan baik dan bener jika dipahami untuk apa gambar diambil,
(angle), moment seperti yang sesuai dengan konsep program, arah dan tujuan
Pada konsep ini Camera Person berusaha menyesuaikan segala bentuk teknik
pengambilan gambar dengan tetap mengacu pada director tratment. Mulai dari
kamera (camera movment) sesuai dengan treatment yang telah disepakati bersama
Pengarah Acara. Dari treatment tersebut Camera Person juga bekerja sama
dengan Penata
17
Artistik dan Penata Cahaya untuk menciptakan keselarasan artistik dan pencahayaan
saat produksi.
C. Konsep Teknis
Dalam konsep teknis yang pertama dilakukan penulis sebagai Camera Person
adalah memilih peralatan yang akan digunakan pada saat produksi sperti kamera,
tripod dan alat penunjang pendukung lainya. Seorang Camera Person harus bisa
tertuju pada tujuan pengambilan gambar. Jika ingin mendapatkan suatu moment dan
menghasilkan gambar yang terbaik, jangan pernah takut untuk melakukan apapun
untuk mendapatkan hasil gambar yang terbaik seperti mengambil gambar dari
Person juga harus percaya diri dalam pengambilan gambar dengan bermacam-
macam variasi shot. Lalu penggunaan alat lainya seperti tripod juga harus digunakan
pada saat host berbicara panjang agar dapat mengurang gambar shaking (goyang)
pengambilan gambar (shot) yang dibutuhkan dalam dalam penciptaan karya program
magazine GO EXPLORE.
1. Pada saat produksi di Goa Gong penulis sebagai Camera Person kesulitan
saat produksi di loaksi Watu Karung karena angin yang sangat kencang
sehingga
17
3. Pada saat produksi ada masalah pada Drone tidak mau menyala. Solusinya
mengambil gambar dari ketinggihan dan memperbanyak stok shot yang bagus
4. Pada saat produksi salah satu kamera bermasalah dengan batre yang sangat
cepat abis. Solusinya dalam pengambilan stok shot hanya mengunakan satu
kamera dan kamera yang boros batrenya hanya digunakan pada saat
Pada Pada tahap awal penulis sebagai Camera Person mempunyai beberapa
pekerjaan dan tangung jawab seperti ikut serta menentukan konsep bersama tim dan
memilih peralatan apa saja yang digunakan, dan membuat patokan seperti Shot list,
floor flan. Kemudian memperlajari naskah yang telah di sepakati bersama dan
berdiskusi dengan Pengarah Acara agar bisa menyatukan visi dan misi pada saat
proses produksi.
memperlajari naskah yang telah disepakati agar hasil sesuai dengan konsep yang
diinginkan, selalu berdiskusi dengan Pengarah Acara agar tidak berbeda pendapat,
dan berinisiatif mengambil stok shot sebanyak banyaknya dan selalu menjaga kamera
semua hasil pengambilan gambar yang dilakukan pada saat produksi dan bentuk
mendamping Penyunting Gambar untuk memilih shot-shot yang terbaik dan layak
treatment yang telah dibuat oleh Penulis Naskah. Penulis sebagai Camera Person
juga harus membuat Camera Report atau laporan hasil produksi yang berisi angle,
shot,dan camera movment yang telah digunakan dalam program yang telah dibuat.
17
sebagai Camera Person melakukan pengambilan gambar yang sesuai dengan konsep
yang telah disepakati bersama pada saat pra produksi, dan memperhatikan type
shot,angle kamera, pergerakan kamera dan komposisi gambar pada saat produksi.
Dalam produksi program ini penulis sebagai Camera Person ingin memberikan
sentuhan shot-shot yang berdeda dari yang lain. Perencanaan konsep teknik juga
sangat dibutuhkan dan didukung juga dengan pembuatan floorplan dan camera
hingga pasca produksi pasti tidak luput dari kesulitan masing-masing, tetapi penulis
dan selalu berdiskusi dengan tim terutama dengan Pengarah Acara. Penulis sebagai
Camera Person sangat memperhatikan shot-shot dan angle yang di ambil agar bisa
mendapatkan hasil yang terbaik. Dan penulis juga menerapkan shot-shot yang
INFORMATIKA
VISUAL
Low Kota
1 OP 1 LS Pen Right OK
Angle Pacitan
Eye Suasana
2 1 LS Still OK
OP
Level jalanan
Tulisan
Eye
3 1 MS Pen Right alun-alun OK
OP
Level
Pacitan
Eye Host
4 1 LS Pen Left OK
OP
Level berjalan
Eye Host
5 2 LS Still OK
OP
Level berjalan
18
Petunjuk
arah
Low
8 1 1 LS Still jalan OK
Angle
Masuk
Low pantai
9 1 LS Track in OK
1
Angle Watu
Karung
Eye Suasana
10 1 ELS Pen Left OK
1
Angle Pantai
Eye Suasana
11 1 ELS Pen Left OK
1
Angle Pantai
High Suasana
12 1 ELS Pen Right OK
1
Angle Pantai
Suasana
High
13 1 ELS Pen Left Pantai OK
1
Angle
18
Host
opening
Eye 1-2 : C
14 2 MS Still pantai
1
Level 3 : OK
Watu
Karung
Host
opening
Eye 1-2 : C
15 1 MLS Still pantai
1
Level 3 : OK
Watu
Karung
High Suasana
16 1 ELS Pen Left OK
1
Angle Pantai
High Host
17 1 MS Track in OK
1
Angle Berjalan
Eye Suasana
18 1 LS Pen Left OK
1
Level Pantai
Eye Host
19 1 LS Still OK
1
Level Berjalan
Low Suasana
20 1 CU Pen Left OK
1
Angle pantai
Host
berjalan
21 1 CU Frog Eye Still OK
1
ke arah
pantai
18
Host
High
22 2 LS Still bermain OK
1
Angle
di pantai
Eye Suasana
23 1 LS Pen Right OK
1
Level pantai
Eye Suasana
24 1 MS Still OK
1
Level Pantai
Host
Hight
25 2 MLS Still bermain OK
1
Angle
di pantai
Host
Menjelas
Eye kan
26 1 LS Still OK
1
Level tentang
Watu
Karung
High Orang
27 1 LS Still OK
1
Angle berenang
Host
menjelas
Eye kan
28 1 LS Still OK
1
Level tentang
Watu
Karung
18
Host
menjelas
Eye kan
29 2 MS Still OK
1
Level tentang
Watu
Karung
Eye
30 1 LS Still Suasana OK
1
Level
Pantai
Eye Orang
31 1 LS Still OK
1
Level berenang
Eye Suasana
32 1 LS Pen Left OK
1
Level pantai
Host
Eye
33 1 LS Still bermain OK
1
Level
di pantai
Host
Eye
34 1 CU Still mengam OK
1
Level
bil kayu
Host
Eye
1 LS Still berjalan OK
1
Level
High
35 1 CU Still Karang OK
1
Angle
18
Host
High
36 1 LS Still bermain OK
1
Angle
di pantai
Host
High
37 2 LS Still bermain OK
1
Angle
di pantai
Closing
Eye
38 1 MLS Pen Left Watu OK
1
Level
Karung
Low Suasana
39 1 LS Pen Left OK
1
Angle Pacitan
Petunjuk
Low
40 1 LS Still arah OK
1
Angle
jalan
Suasana
Low
41 1 LS Pen Left Sungai OK
1
Angle
Maron
Suasana
Eye
42 1 LS Pen Right Sungai OK
1
Level
Maron
Eye Host
43 1 LS Still OK
1
Level berjalan
Eye Host
44 2 MS Still OK
1
Level opening
18
Suangai
Maron
Host
Hight opening
45 1 LS Still OK
1
Angle Sungai
Maron
Host
perahu
Host
Eye
47 1 MS Still Menaiki OK
1
Angle
Perahu
Host
Hight
48 2 LS Still menaiki OK
1
Angle
perahu
Suasana
Eye
43 1 LS Still Sungai Ok
1
Level
Maron
Suasana
Low
49 1 LS Pen Left Sungai
1
Angle
Maroon
Eye Host
50 1 MS Still OK
1
Level menikma
18
ti
suasana
Suangi
Maron
Suasana
Eye
51 1 1 LS Till Down Sungai OK
Level
Maron
Host
menjelas
Eye kan
52 2 MS Still OK
1
Level tentang
Sungai
Maron
Host
menjelas
Eye kan
53 1 MS Still OK
1
Level tentang
Sungai
Maron
Suasana
Eye
54 1 LS Still Sungai OK
1
Level
Maron
18
Suasana
High
55 1 ELS Till Down Pantai OK
1
Angle
Klayar
Pintu
Low
56 1 LS Till Up masuk OK
1
Angle
pantai
Low Petunjuk
57 1 LS Still OK
1
Angle arah
Susana
High
58 1 ELS Till Down pantai OK
1
Angle
Klayar
Host
Klayar
Tulisan
Low
60 1 MS Pen Right Pantai OK
1
Angle
Klayar
High Suasana
61 1 LS Pen Left OK
1
Angle Pantai
Host
tentang
18
pantai
Klayar
Host
menjelas
pantai
Klayar
Menunju
kan
Eye bagian-
64 1 CU Till Down OK
1
Level bagian
ATV
Host
Eye menaiki
65 1 LS Pen Left OK
1
Level ATV
Eye Suasana
66 1 LS Still OK
1
Level pantai
Host
Eye
67 1 LS Still naik OK
1
Level
ATV
18
Host
menjelas
Eye
68 1 MLS Still kan OK
1
Level
tentang
pantai
Host
Eye Suasana
70 1 LS Pen Right OK
1
Level Pantai
Eye Suasana
71 1 LS Pen Left OK
1
Level pantai
Host
Eye menjelas
72 1 MLS Still OK
1
Level kan
pantai
Suasana
Eye
73 1 LS Still pantai OK
1
Level
Eye Host
74 1 LS Still OK
1
Level berjalan
Eye Suasana
75 1 LS Still OK
1
Level pantai
19
Eye Seluling
76 1 MS Still OK
1
Level samudra
Low Batu
77 1 LS Still OK
1
Angle Sping
Host
menjelas
Eye kan
78 1 LS Still OK
1
Level tentang
seluling
samudra
Host
menjelas
Eye kan
79 2 MS Still OK
1
Level tentang
seluling
samudra
Host
menikma
Eye
80 1 LS Still ti OK
1
Level
seluling
samudra
Eye Suasana
81 1 LS Pen Right OK
1
Level pantai
19
Host
Eye closing
82 1 LS Still OK
1
Level pantai
Klayar
Host
Eye closing
83 2 MS Still OK
1
Level pantai
Klayar
Eye Host
84 2 1 LS Still OK
Level berfose
Selamat
Low datang
85 1 MS Pen Right OK
2
Angle Goa
Gong
opening
Eye
86 1 MLS Still Goa OK
2
Level
Gong
Low Host
87 1 LS Still OK
2
Angle berjalan
Eye Host
88 1 LS Still OK
2
Level berjalan
Tarip
Low
89 1 MS Still Goa OK
2
Angle
Gong
19
Host
mengaja
Eye
90 1 LS Still k masuk OK
2
Angle
Goa
Gong
Host
mengaja
Eye
91 2 MS Still k masuk OK
2
Angle
Goa
Gong
Low Arah
92 1 CU Pen Left OK
2
Angle masuk
Low Suasana
93 1 LS Pen Left OK
2
Angle goa
Low Host
94 1 MS Till Up OK
2
Angle berjalan
Suasana
Eye
95 1 LS Still goa OK
2
Level
High Host
96 1 MS Still OK
2
Angle berjalan
Hight Suasana
97 1 LS Pen Right OK
2
Angle goa
19
Hight
98 1 MS Still Host OK
2
Angle
berjalan
Suasana
Low
99 1 LS Till Down goa OK
2
Angle
Host
menjelas
Eye kan
100 1 LS Still OK
2
Level tentang
Goa
Gong
Host
menjelas
Eye kan
101 1 MS Still OK
2
Level tentang
Goa
Gong
Low Suasana
102 1 LS Till Down OK
2
Angle goa
Host
Low opening
103 3 1 LS Till Down OK
Angle di Bu
Gandos
19
Host
Eye opening
104 2 MS Still OK
3
Level di Bu
Gandos
Eye Tempat
105 1 MS Still OK
3
Level kasir
Suasana
Eye
106 1 LS Pen Right Bu OK
3
Level
Gandos
Eye Host
107 1 MS Still OK
3
Level Makan
Macam-
Hight
108 1 CU Pen Right macam OK
3
Angle
makanan
Suasana
Eye
109 1 LS Still Bu OK
3
Level
Gandos
High Panggan
110 1 MS Still OK
3
Angle g ikan
Memoto
High
111 1 CU Still ng OK
3
Angle
makanan
Eye Makan
112 1 ECU Still OK
3
Level makanan
19
Suasana
Eye
113 1 LS Till Down Bu OK
3
Level
Gandos
Host
Eye menjelas
114 1 MS Still OK
3
Level kan
makanan
Host
Eye menjelas
115 2 MS Still OK
3
Level kan
makana
Host
Eye menjelas
116 1 MS Still OK
3
Level kan
makana
Eye Host
117 2 MS Still OK
3
Level berjalan
Host
opening
Eye
118 1 LS Still di Batik OK
3
Level
Pace
Eye Host
119 2 MS Still OK
3
Level opening
19
di Batik
Pace
Low Suasana
120 1 MS Still OK
3
Angle tempat
Macam-
High
121 1 CU Pen Left macam OK
3
Angle
batik
Eye
122 1 CU Till Down Batik OK
3
Level
Lagi
High
123 1 CU Still membati OK
3
Angle
k
Host
menjelas
Eye
124 1 MS Still kan OK
3
Level
tentang
batik
High Membati
125 1 CU Still OK
3
Angle k
Cetakan
Eye
126 1 MS Still batik OK
3
Level
High Membati
127 1 CU Still OK
3
Angle k
19
Host
menjelas
Eye kan
128 1 MS Still OK
3
Level tentang
batik
Eye
129 2 CU Still Batik OK
3
Level
Host
melihat
Eye
130 1 MS Still berbagai OK
3
Level
macam
batik
Eye Host
131 1 LS Still OK
3
Level closing
Eye Host
132 2 MS Still OK
3
Level closing
Eye Host
133 1 LS Still OK
3
Level closing
19
Ket :
1. Host 1
2. Host 2
3. Camera 1
4. Camera 2
Ket :
1. Host 1
2. Host 2
3. Camera 1
4. Camera 2
5. Pantai
Ket :
1. Host 1
2. Host 2
3. Camera 1
4. Camera 2
5. Pantai
19
Ket :
1. Host 1
2. Host 2
3. Camera 1
4. Camera 2
Ket :
1. Host 1
2. Host 2
3. Camera 1
4. Camera 2
5. Air
6. Kapal
Ket :
1. Host 1
2. Host 2
3. Camera 1
4. Camera 2
20
Ket :
1. Host 1
2. Host 2
3. Camera 1
4. Camera 2
Ket :
1. Host 1
2. Host 2
3. Camera 1
4. Camera 2
i. Lokasi Bu Gandos 1
Ket :
1. Host 1
2. Host 2
3. Camera 1
4. Camera 2
20
j. Lokasi Bu Gandos 2
Ket :
1. Host 1
2. Host 2
3. Camera 1
4. Camera 2
5. Meja Makanan
Ket :
1. Host 1
2. Host 2
3. Camera 1
4. Camera 2
5. Pintu
Ket :
1. Host 1
2. Host 2
3. Camera 1
4. Camera 2
5. Pintu
20
Gambar
3.1
Shape Horizontal
Optical Sensor
Exmor APS HD CMOS sensor(23.5 x 15.6mm)
Type / Size
Valid Pixel 16.1MP
Touch Panel ya
Finder ya
Spesifikasi
Night Shot ya
Rinci
Koneksi miniHDMI, USB2.0 Hi-speed
Dimensi
Approx. 91mm x 130mm x 223mm
Ukuran (WxHxD)
Berat Approx.1520g(with SELP18200 LENS)
20
penulis di percaya sebagai penyunting gambar atau yang biasa di sebut sebagai
dari seluruh perkerjaan produksi dalam penggarapan sebuah karya visual film dn
kreatif sehingga mampu memberikan sentuhan seni pada hasil akhirr karya visual”.
untuk menghubungkan shot-shot yang telah di ambil kemudian menjadi satu pristiwa
yang utuh dalam rangkaian scene ataupun sequence agar mempunyai makna dan
gamabar adalah sbutan bagi orang yang bertanggung jawab memotong gambar dan
tercipta program yang sesuai dengan konsep yang diinginkan. Proses penyunting
gambar memang menduduki posisi penting dalam menghasilkan karya film yang
gambar harus mempunyai kemampuan teknik maupun non teknik, karena itu modal
terpenting untuk menjadi seorang penyunting gambar. Hal ini dapat dikuasi memlalui
proses berlatih dengan membuat banyak karya audio visual serta banyak menonton
Bila dilihat dari devisnisi yang ada makna prnyuntingan gambar ini memiliki
fungsi antara lainnya menyusun (arrange) ialah menyusun secara urut bahan hasil
shotnya dan penyunting gambar harus sangat mengerti konstruksi dari struktur cerita
yang menarik, serta kadar dramatik yang di dalam shot-shot yang di susun dan
cerita tersebut secara tepat dari awal hingga akhir. Proses penyuntingan gambar
dapat dilakukan jika shot (stock shot) dan unsur pendukung lainnya seperti audio,
sound effect, dan musik sudah mencukupi, penulis berhak mengajukan usul kepada
pengarah acara untuk mengubah urutan konsep yang ada bila memang pada saat
dengan baik. Penulis di wajibkan mampu menerjemahkan pola visual program yang
Tahap pra roduksi merupakan satu tahap yang penting dalam pembuatan
suatu karya audio visual. Pada tahap ini dibuatnya pembentukan kru agar terciptanya
kerjasama yang maksimal, kesamaan pendapat karena itu merupakan hal yang utama.
Penulis bersana tim produksi melakukan pemilihan konsep yang akan di jalankan.
Menurut (Latief & Utud, 2017e) mengatakan bahwa “Pra produksi adalah
Dalam hal ini menurut kutipan di atas menyimpulakn penulis dan penulis
sudah di setujui oleh dosen pembimbing, pada tahap pra produksi ini penulis tidak
merupakan tahapan yang penting dalam sebuah produksi program acara. Dalam
tahapan ini semua persiapan sebelum pelaksaan produksi dilakukan. Semakin baik
persiapan yag dilakukan maka semakin baik pula program yang di tayangkan”.
Yang harus di persiapkan pada tahap pra produksi ini penyunting gambar
tidak hanya diam dan menunggu hasil gambar produksi, melainkan bersama-sama
dengan kru lainnya melakukan kegiatan pra produksi, salah satunya, salah satunya
adalah melakukan riset. Pada tahap ni seorang Editor harus menyiapkan beberapa
audio visual
20
konsep editing seperti apa yang akan di pakai kemudian melihat dan meningatkan
pngarah acara shot apa yang tepat untuk produksi yang akan dilaksanakan. Dan
penyunting gambar juga berdiskusi dan memberi masukan dengan pengarah acara
untuk mencari stock shot yang dapat di gunakan serta angle yang tepat untuk
produksi yang akan di laksanakan. Penulis sebagai seorang penyunting gambar harus
sudah mempunyai gambaran saat melihat naskah dan memberiak ide ataupun
masukan kembali kepada pengarah acara, seoraang penyunting gambar juga harus
mendiskusikan hal ini kepada dapartemen lain seperti penata suara dan camera
person agar semua sesuai pada tahap produksi. Seorang penyunting gambar bersama
dengan produser dan pengarah acara lah yang menentukan dalam pasca produksi.
Dalam tahap pra produksi penulis juga ikut serta membantu mengembangkan konsep
yang sudah ada agar menjadi tayangan yang tidak menonton dan terliat
Dalam tahap ini penulis sebagai penyunting gambar juga harus menyiapkan
desain produksi dan yang di gunakan pada saat proses penyuntingan gambar
dan untuk perangkat software sepeerti abode premier pro, photoshop, dan konsep
yang akan di gunakan penyunting gambar pada saat pasca produksi nanti.
3.5.2 Produksi
gambar selalu selalu berkomunikasi dengan tim dan pengarah acara untuk
20
mengingatkan pengarah acara dan lainnya apabila ada shot yang terlewat dalam
Penyunting gambar juga ikut terlibat dalam proses produksi dimana penulis dapat di
jadikan penasehat dalam pengambilan gambar dan meminta shot apa saja yang di
adalah proses untuk merubah naskan ke dalam bentuk gambar. Perubahan visual ini
bertujuan program yang di buat dapat di nikmati oleh penonto dan pesan yang ingin
di sampaikan tercapai “.
pengarah acara dalam hal shoot yang akan di ambil agar jangan sampai terlewat.
Proses ini adalah proses dimana penulis sebagai penyunting gambar harus
selalu berkomunikasi dengan tim untuk materi yang akan di edit, dalam tahapan
syuting ini tim sepakat menggunakan dua kamera atau multi camera, saat proses
editing.
4. Seorang penyunting gambar juga harus memikirkan transisi dan effek apa
Pada saat pasca produksi penulis mengecek gambar hasil editing secara
terekam berupa komposisi, angle (sudut pengambilan gambar), dan harus sudah
membuat catatan mengenai kumpulan gambar dan suara yang akan di masukan ke
dalam hasil editing, baik itu yang terdapat dari stock shot.
Menurut (Latief & Utud, 2017e) menyatakan bahwa “ Dalam tahapan pasca
produksi program yang sudah di rekam harus melaui beberapa proses diantaranya
editing ofline, online, isert graphic, narasi, effect visual, dan audio serta mixing.”
proses editing ini menyajikan suatu cerita dengan jelas kepada penonton jadi seorang
pemotongan gambar secara runtut dan utuh dari bagian-bagian dari hasil rekaman
dan suara,
adalah tahapan akhir dari sebuah rangkaian pembuatan karya visual, dalam hal ini
penulis mengaitkan dengan program acaratelisis baik News, Drama, dan Nondrama.”
berpikir bahwa proses ini di serahkan kepada penyunting gambar padahal mestinya
seorang penyunting gambar juga harus terlibat dari awal dalam merancang sebuah
melakukan tugasnya
20
proses produksi lalu menggabungkannya menjadi sebuah cerita utuh dan lengkap,
penulis mengunakan teknik penyuntingan gambar Non Liner Editing dalam tahap pra
produksi,dalam hal terdapat dua teknik editing yaitu: pertama yang di sebut editing
dengan teknik analog atau linier, kedua, editing dengan teknik digital atau non linier
dengan komputer. Teknik analaog atau yang di sebut juga dengan linier editing sudah
Penulis harus mampu membaca setiap pergerakan yang di lakukan talent dan
akan di seuaikan dengan konsep yang sudah di sepakati. Penulis harus mempunyai
kreatifitas tinggi karena penulis harus harus melakukan proses perekaman sekaligus
A. Offline
akan mulai melakukan proses editing dari data yang masih bersifat kasar sampai
proses fine cut (menyusun atau merapihkan gambar), dalam tahap ini tidak ada
capture karena pada saat produksi menggunakan kamera yang memakai memory card
1. logging
2. Backup
Backup adalah proses membuat data cadangan dengan cara menyalin atau
3. Assembling
yang dilakukan masih sangat kasar dan masih menggunakan durasi yang
sebenernya.
4. Rough cut
Fine cut lebih halus dari rough cut, penulis mrapihkan setiap potongan
antara shot yang masih kurang rapih. Dalam tahap ini penulis
dan scene. Tujuan fine cut agar konsep yang sudah di buat tersusun baik
B. Online
Pada tahap ini penulis sudah mulai merapihkan hasil offline, memperbaiki
kualitas video yang sudah di edit dan memberikan tambahan transisi serta effect
khusus yang di butuhkan sesuai dengan konsep editing. Ditahap ini krangka konsep
yang sudah di buat sudah di bentuk dari potongan gambar yang sudah tersusun di
1. Colour grading
Proses pewarnaan sebuah film, warna hasil akhir akan sesuai dengan
2. Titling
Tahap ini memberikan title dan pemunculan nama host saat opening,
C. Mixing
suara, dan pemberian effect suara berupa musik pada program (adegan) dengan
jalanan bias di tambahkan dengan effect suara kendaraan bermotor atau effect
program tersebut. Jika proses mixing sudah selesai dilakukan priview. Mengecek
keseluruhan materi program. Kalau tidak ada masalah, program tersebut siap on air,
namun jika ilustrasi music dengan dialog belum seimbang dapat di lakukan lagi
penyempurnaan lagi.
21
Proses penyuntingan gambar secara langsung dari kaset (pita) ke kaset (pita)
dengan menggunakan media VTR ke VTR (Video Tape Recorder). Jadi VTR
yang satu untuk media playback (tempat kita memilah milah gambar) dan
VTR yang satunya lagi untuk media perekam hasil gambar yang kita pilah
pilah tadi.
Proses editing yang menggunakan media digital seperti computer. Proses ini
tidak langsung seperti liner editing, karena audio video yang ada di kaset pita
harus di transfer dulu ke Hardisk computer (proses transfer ini bias disebut
capture). Setelah tahap capture baru kita bias melakukan tahap proses
penyuntingan gambar.
di lakukan talent dan akan di sesuaikan dengan konsep yang sudah di sepakati.
Penulis harus mempunyai kratifitas tinggi karena penulis selaku penyunting gambar
saat pasca produksi mulai dari memilih stock shot, transisi, motion, grafis dan
pelengkap lainnya sehingga menjadikan sebuh karya yang utuh. Salah satu peran
penulis yaitu bisa menentukan durasi dari suatu program, menentukan titik
pemotongan gambar, bsa menentukan jenis transisi yang sesuai dan menciptakan
pengambilan gambar untuk kemudian disusun kembali menjadi sebuh jalinan cerita
proses produksi, adapun peran dan tanggung jawab seorang penyunting gambar erat
ada hubungannya pada proses pasca produksi antara lain, menjawab keinginan
pengarah acara dalam proses editing, dan tukar pikiran sangatlah penting dalam
mana dan yag tidak mana. Seorang editor haruslah sigap dalam kendala-kendala
teknis yang ada misalnya seperti software yang tiba-tiba eror dengan sendirinya
tersebut belum di simpan. Editing dapat juga berpengaruh besar terhadap makna
yang di sampaikan oleh gambar itu. Dalam tahap awal editing sudah di buat catatan
saksama mengenai kumpulan gambar-gambar dan suara asli misalnya dialog talent
pengarah acara untuk mencari stock shot yang dapat digunakan serta angle yang tepat
untuk produksi yang akan dilaksanakan.berdiskusi dengan dapatemen dan crew yang
lain untuk pembahasan secara teknis.penulis juga harus mampu buat karya yang
menarik dan tidak membosankan, seorang penyunting gambar juga harus mempunyai
sense of story telling atau (pesadaraan atau rasa atau indra penceritaan)
21
1. Konsep Kreatif
sesuai dengan konsep yang ada dengan tujuan dapat di nikmati khalayak dalam hal
agar memberikan sebuah alur konsep yang jelas sesuai yang ada,serta metode
menyambungan cut to cut, dissolve, dip to black, dan lainnya agar pergerakan dari
2. Konsep Produksi
yang berbeda dengan penyunting gambar yang lain, juga mempunyai strategi yang di
Penyunting gambar dan pengarah acara harus bias berkerja sama agar proses
koordinasikan terlebih dahulu kepada pengarah acara, karena pengarah acara yang
menentukan efek atau konten seperti apa yang pantas atau tidak pantas untuk di
3. Konsep Teknis
acara yang kemudian dikonfrimasi kepada produser dalam hal pemilihan alat-alat
yang di gunakan. Semua itu erat hubungannya demi kemudahan sebuah produksi
penggunaan alat yang terbaru dan aplikasi tersebut dan hasilnya adalah penulis
2. Pada saat proses editing ada kendala pada laptop yang membuat proses
flash disk
3. Laptop sering tidak merespon dan tiba-tiba data hilang, solusinya setiap
4. Menyatukan gambar dan memberi effect terkadang laptop tidak merespon dan
Proses awal Penyunting gambar merupakan salah satu proses awal untuk
menciptakan sebuah karya audio visual. Dimana penulis dan kru lain berdiskusi dan
berkeja sama untuk pemilihan konsep yang akan di jalankan, pada proses ini penulis
ajukan kepada dosen pembimbing. Setelah di setujui oleh dosen pembimbing penulis
merencang tahapan editing yang di diskusikan dengan pengarah acara yang bertujuan
untuk memberikan masukan terhadap suatu karya yang akan di buat nanti, penulis
juga harus mempersiapkan prangkat yang akan di gunakan pada saat proses editing
nanti.
Penyunting gambar juga bisa membantu kru pada saat produksi seperti
mangambil behind the scene pada saat produksi berlangsung. Dan juga memahami
camera person dalam menentukan blocking kamera untuk rubrik selanjutnya, dan
yang sudah di ambil ke dalam laptop agar memori kamera tidak kepenuhan dan
menyempurnakan stock shot gambar pada saat editing, penulis juga berhak menolak
stock shot atau gambar yang di anggap tidak sesuai dengan konsep yang dibuat
pengarah acara pada saat produksi, penulis di perbolehkan membirakn saran kepada
pengarah acara perihal stockshot dan gamabar yang akan di ambil pada saat proses
prosuksi, penulis beranggung jawab penuh terhadap semua aspek editing seperti
video, suaea, transisi, mation grafis dan perlenkapan lainnya seta tanggung jawan
gambar-gambar dan suara yang akan di masukan ke dalam hasil edit. Setelah
jumping penulis harus mampu membaca setiap pergerakan yang dilakukan talent dan
dalam tahap pasca produksi yaitu seperti offline, logging, assembing, rought cut, fine
konsep penyuntingan gambar yang di gunakan tidak terlalu rumit dan tidak
penonton betah untuk menikmatinya, ada beberapa konsep yang kami amabil dari
televisi lalu kami aplikasikan ke program kami, tentunya kami membuatnya dengan
versi kami sendiri dengan sentuhan yang berbeda namun tetap enak untuk di lihat.
ketilitian yang tinggi dan tingkat ke kreatifan, agar transisi antar gambar tidak
jumping, dan proses cut to cut harus sangat di perhatikan, shinggan gambar
tersebutberkelanjutan dan tidak terlihat aneh dan dapat di nikmati oleh penonton.
Penulis dan tim sudah sepakat untuk memakai konsep colour full tentunya kami
disini memakai warna warna yang cerah dan enak untuk di lihat.
21
LAPORAN EDITOR
Table III.14
NO SCE EX KETERANGAN
NE T/I
NT
RINI/ARDI: LETS
GOOO
ARDI: YA GA GITU
JUGA RIN// NAH
22
MAKANYA BUAT
GOWERS YANG PADA
PENASARAN JUGA
KAYA RINI/ GUA
SENDIRI JUGA
PENASARAN
(TERTAWA) MENDING
IKUTIN AJA
PERJALANAN KITA
KALI INI/ DALAM
EPISODE
ARDI/RINI:
‘DISCOVER THE
BEAUTIFUL PACITAN’
RINI: SO?
ARDI: GO EXPLORE?
ARDI/RINI: LETS
GOOO
COMBREAK
ARDI: (TERTAWA)
BENER BANGET/
MAAF BANGET NIH
GOWERS// BAY DE
WEY KITA LAGI ADA
DIMANA NIH RIN?
ARDI: HMM
SEPERTINYA IDE
BAGUS/ YUK TURUN//
SAAT MUSIM
KEMARAU// KARNA
AIRNYA BAKALAN
BENER-BENER
BERWARNA JERNIH
KEBIRUAN//
15 Rubr Ext Stocksh ARDI: TIKET NASUK Natural/B Cutting Lument 8 dtk
KE PANTAI INI DI acksound ri
ik 1 ot HARGAI LIMA RIBU Colour,
RUPIAH RGB
PERORANGNYA
Curvers
GOWERS//
22
ARDI: SERULING
SAMUDERANYA
PANTAI INI
SENDIRI/ BERADA
DI SISI KIRI PANTAI
GOWERS//
ARDI: SEKARANG
GUA SAMA RINI MAU
MENUJU SUNGAI
SAMUDERA ITU NIH
GOWERS//
RINI: LETS GO
GOWERS//
NGOMONGKAN/
BAHWA KOTA
PACITAN INI
TERKENAL DENGAN
SERIBU SATU
GOA/RINI: IYA GUA
INGET BANGET TUH
TAPI BY THE WAY
GUA BELUM TAU TUH
GOA NYA DI// ARDI:
NAH/ MAKNNYA GA
AFDOL KALO KITA
KEPACITAN GA
NGUNJUNGIN GOA
NYA NIH GOWERS
RINI: SETUJU SIH/
TAPI KITA HARUS
DATENGIN SERIBU
SATU GOANYA GITU
DI// ARDI:YA ENGGA
SEMUA NYA SIH/
POKONYA KITA
AKAN DATENGIN
GOA YANG
TERKENAL DI
PACITAN//
MAKANNYA JANGAN
KEMANA MANA
TETEP IKUTIN TERUS
PERJALANAN KITA
KALI INI DI GO
EXPLORE LEST’S
GO!!!
COMBREAK
PALING TERKENAL DI
KOTA PACITAN/
LANGSUNG AJA YUK
KITA MASUK
GOWERS//
ARDI: SETUJU
BANGET RIN
SAMPAI DI BERI
NAMA LOH GOWERS//
PALING TERKENAL DI
KOTA PACITAN//
ARDI: ITU GA
BERLAKU DI GOA INI
RIN/ BAY DE WEY..
GUE KAYANYA
MULAI NGERASA
LAPER DEH RIN//
NAH! GOWERS
DIRUMAH JUGA PASTI
PADA PENASARAN
KAN? MAKANYA
TETEP SAKSIKAN
KITA DI GO EXPLORE?
RINI&ARDI: LETS
GOOO
23
COMBREAK
39 Rubr Ext MS/LS RINI: GOWERS!/ KITA Natural/B Cutting Lume 10 dtk
ik 3 UDAH SAMPAI NIH DI acksound ntri
DEPAN WARUNG BU Colou
GANDOS!/ KATANYA r,
SIH NASI TIWULNYA RGB
BU GANDOS INI Curve
PALING TERKENAL DI rs
PACITAN!//
ARDI: AYO
LANGSUNG MASUK
AJA DEH/ GUA UDAH
LAPER BANGET NIH
RINI: EH DI/
TUNGGUIN DONGG/
GA SABAR BANGET
SIH//
RINI: BENER
BANGET!//
NGOMONG-
NGOMONG NIH
GOWERS!/ KALAU
KALIAN MERHATIIN
DARI TADI GUE LAGI
PAKE BAJU BATIK
KHAS PACITAN NIH!//
KESERUAN
PEMBUATAN BATIK
PACE INI?/
RINI: LETS GO
GOWERS//
KHASIATNYA
SANGAT LUAR
BIASA//
HARUS EKSTRA
TELITI DAN SABAR
SAAT MEMBUAT
BATIK TULIS INI
GOWERS HIHI//
ARDI: SUNGAI
MARON BENER
BANGET// NAH
KALAU DISURUH
MILIH/ KIRA KIRA
YANG MANA NIH
24
TEMPAT FAVORITE
LO SEJAUH INI?//
ARDI: SO GOWERS GA
KERASA KITA UDAH
NGAJAK KALIAN
SERU-SERUAN
DIKOTA PACITAN!
TAPI SAYANG
BANGET KITA UDAH
HARUS PAMIT UNDUR
DIRI//
TERCINTA/
INDONESIA//
ARDI: SO GOWERS/
GUA ARDI PAMIT//
ARDI: TETAP
SAKSIKAN TERUS
KITA DI GO EXPLORE?
LOGGING PICTURE
INFORMATIKA
Tabel III.15
2 00:00:00:00-:00:00:10 Program ID - -
OPENING
RUBRIK 1
RUBRIK 2
27 00:00:13:53-:00:13:58 Iklan - -
RUBRIK 3
42 00:00:18:11-:00:18:16 Iklan - -
57 00:00:25:05-00:25:10 Copyright - -
58 00:00:25:10-00:25:55 Cv Instrument -
Gambar III.3
2. ID Program
Gambar
24
3. Logo BSI
Gambar III.5
4. Counting Leader
Gambar III.6
5. Pengenalan Rubrik
Gambar
25
6. Bumper
Gambar III.8
7. Isi Konten
Gambar III.9
8. CreditTitle
25
Gambar III.10
9. Copy Right
Gambar III.11
A. Hardware
Gambar III.12
Layar TFT LCD dengan LED backlight 14 inci resolusi 1366 x 768 piksel, Anti-
glare
Prosesor AMD APU A9-9425 dual-core 3,1GHz dengan Turbo Core 3,7GHz
Chipset AMD
25
D. Sofware
b. Audio/Sound : Cubase
Penata suara adalah seseorang yang biasa mengontrol dan betanggung jawab
atas pengambilan dan pemilihan suara pada saat proses produksi. Pengatur suara
dalam sebuah program acara di tentukan oleh seorang penata suara. Pada produksi
tugas akhir ini, penulis berkesempatan menjadi seorang penata suara dalam produksi
Menurut (Latief & Utud, 2015) “Penata suara adalah petugas yang
ini bukan spesifikasinya. Juga mengetahui apa yang disebut boom microphone, hand
kepada seluruh suara,musik,bunyi atau efek audio. Seorang penata suara biasanya
adalah orang yang sudah mengikuti pendidikan dan pelatihan, namun banyak yang
Menurut (Purba, 2013) “Merekam suara adalah salah satu usaha atau kegiatan
menangkap informasi yang berupa suara dan menyimpan informasi itu pada suatu
25
sarana penyimpanan yang sebaik-baiknya dengan maksud informasi suara itu dapat
Alasan penulis menggunakan clip on yaitu karena dapat menangkap suara demngan
jelas. Suara noise masuk tapi tidak terlalu jelas melainkan cenderung suara host yang
masuk dari pada suara di sekitar, tergantung mengatur sensitive pada clip onnya.
penonton terbawa suasana dan tidak mononton, telinga audience akan semakin
dimanjakan dengan penataan suara yang baik. Penulis juga berusaha menghasilkan
audio visual dengan baik dan tepat untuk di dengar, karena dalam program ini
Pengaturan suara dalam sebuah program acara ditentukan oleh seorang penata
suara. Penata suara adalah yang bertanggung jawab terhadap kualitas audio secara
orang yang bertanggung jawab soal teknik dan artistik tata suara, kontrol audio level,
balance, serta kualitas semua aspek penyuaraan baik pada saat pada saat rehealser,
Peran penata suara sangat penting dalam menunjang sebuah program yang
bersifat audio-visual. maka dari itu penata suara dituntut untuk menghasilkan
Pada awal pra produksi penulis dan tim terlebih dahulu menentukan tema
yang akan dijadikan karya non-drama tugas akhir. penulis dan tim ber diskusi dan
menyatukan ide-ide apoa saja, lalu semua tim sepakat membuat format acara yaitu
Lalu sebulan sebelum produksi di mulai penulis dan tim mengadakan survei
ke beberapa lokasi untuk mendapatkan gambaran suasana pada saat shooting nanti,
Saat pengambilan alat penata suara mengecek alat yang akan digunakan
dengan detail sekali agar tidak terjadinya hal hal yang tidak dinginkan pada saat
Menurut (Latief & Utud, 2015) “Bertanggung jawab terhadap porsi suara
Tidak hanya itu penulis juga memilih dan mencatatat beberapa refrensi
backsound dan scoringan apa saja yang tepat dengan menyesuaikan konsep program
Pemahaman Naskah
konsep-konsep apa saja yang di inginkan dan dibutuhkan oleh sutradara untuk segi
Setelah mengetahui apa saja peralatan yang dibutuhkan dalam produksi nanti,
maka penulis mendata apa saja yang dibutuhkan dan meminimalis kesalahan pada
saat produksi.
memudahkan proses produksi saat mengalami masalah atau hal-hal yang tidak
3.6.2 Produksi
Kemudian pada saat produksi, penulis mengecek kembali alat pada saat
beberpa menit sebelum di mulai agar pada saat berlangsung nya shooting tidak
membuang waktu, mengatur tinggi dan rendahnya audio yang akan di rekam, lalu
memasangkan clip on kepada para host, ketika sound tidak sesuai atau noise sebagai
penata suara yang baik segara menghapus rekaman yang tidak diperlukan dan
meminta host untuk mengulang kembali,penulis berkerja sama kepada sutradara dan
camera person untuk memastikan apakah perekaman suara tepat atau tidak,
sesampainya di tempat penginapan penulis dan host segera membuat voice over dan
penulis tidak lupa untuk mencatat nomer file agar mempermudah pada saat proses
penyunting gambar
Menurut (Purba, 2013) “Suara yang jernih dan jelas, serta visualisasi yang
memikat bagi pandangan mata (cantik,tampan,unik) adalah syarat mutlak yang harus
Mengingat lokasi shooting dilakukan tempat terbuka atau outdor, penulis juga
langsung melakukan rekaman voice over untuk melengkapi apa saja yang kurang
gambar untuk mereview dan memastikan apakah terjadinya noise atau tidak, melihat
catatan yang telah dicatat penulis pada saat produksi apakah sesuai dengan gambar
atau tidak
Mencocokan suara dan gambar apakah pas atau tidak, mengatur tinggi
rendahnya suara pada gambar, penulis segera membuat beberapa music backsound
dan scoringan apa saja yang pas untuk perkenalan rubik dan bumper lalu di masukan
gambar dan suara. Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik juga sudah
direkam lalu dimasukan ke dalam pita hasil editing on line susuai dengan petunjuk
Menurut Lamintang (2013) “Audio Director atau Soundman adalah bagian yang
mempunya tanggung jawab atas segala penanggung jawab audio pada suatu
rangkaian produksi”
Penulis selaku penata suara harus paham aspek yang berhubangan dengan audio.
menguasai penggunaan alat- alat audio dan bertanggung jawab terhadap kualitas
audio baik secara teknis maupun non teknis karna akan fatal jika penulis tidak
mengetahui tentang
audio.
Di sini penulis bertanggung jawabakan hal-hal yang berhubungan dengan audio seperti suara dan
3.6.5Kendala Produksi Dan Solusinya
kendala-kendala baik dari segi teknis maupun non teknis, berikut seperti:
1. Kendalanya, pada shooting hari pertama di pinggiran pantai host perempuan terjatuh di
Solusinya, penulis berusaha menjemur di pinggiran pantai, hairdryer pada
berdekatan dan suara salah satu host apabila yang dipakai clip on
sebaliknya.
noise motor dan mobil lewat karena tempat percis berada di pinggir jalan
a. Konsep Kreatif
Pada produksi kali ini penulis memegang jabatan sebagai penata suara dalam
berkaitan dengan suara merupakan tanggung jawab penulis. Setalah proses bedah
naskah bersama seluruh tim, penulis sebagai penata suara mendapat ide untuk
membuat penonton larut dan terbawa suasana serta menciptakan ilustrasi musik yang
b. Konsep Produksi
melakukan tugas penulis sebagai penata suara. Penulis harus tepat dalam
pemasangan audio atau clip on dan zoom h4n yang sebelumnya sudah di atur dengan
tingkat sensitifnya agar dapat terdengar dan terekam dengan baik agar tidak
menentukan musik yang dipilih sesuai dengan program acara serta merancang tata
c. Konsep Teknis
berdasarkan imajinasi dan permintaan sutradara Seluruh masalah audio baik itu
secara music, sound effect, atau backsound yang digunakan untuk memperkuat
suasana diserahkan kepada penulis. Penulis mengatur dan merancang suatu program
yang akan dibawakan disesuaikan dengan latar belakang musik yang akan
mengiringinya.
Dalam program non-drama ini penata suara harus dipilih secara tepat
penggunaan alat apa saja yang harus dipakai agar tidak terjadinya noise dan sesuai dengan keingin
dibawakan sesuai dengan latar belakang musik yang akan mengiringinya.
Pada awal pra produksi penulis mendata apa saja peralatan teknis
pengambilan alat penata suara mengecek alat yang akan digunakan agar tidak
terjadinya hal hal yang tidak dinginkan pada saat produksi, memilih beberapa
Kemudian pada saat produksi penulis mengecek kembali alat pada saat 10
menit sebelum take, agar pada saat take tidak membuang waktu, mengatur tinggi
rendahnya audio yang akan di rekam, memasangkan clip on kepada para host, ketika
sound tidak sesuai atau noise penata suara segara menghapus rekaman yang tidak
diperlukan,mencatat nomer file agar mempermudah pada saat proses editor dan
ketika ada kendala clip on penulis harus lebih detail untuk bilang ke host agar jarak
host perempuan dengan host laki-laki harus selalu berdekatan, agar suara seimbang
Lalu pada saat pasca produksi penulis mendampingi proses editor untuk
mereview dan memastikan terjadinya noise atau tidak, melihat catatan yang telah
dicatat penulis pada saat produksi apakah sesuai atau tidak, mencocokan suara dan
gambar apakah pas atau tidak, mengatur tinggi rendahnya suara pada gambar, penulis
segera membuat beberapa music backsound dan scoringan apa saja yang pas untuk di
masukan ke dalam proses editor dan menemani proses editor sampai selesai.
26
Lavarier dan Zoom H4N. Bertujuan untuk merekam suara host antara host dan juga
pada saat wawancara dengan narasumber, alasan kenapa memilih mic lavarier dan
zoom h4n adalah melihat dari sisi alatnya cukup memudahkan penata suara dalam
a. Zoom H4N
Gambar 3.1
Resolution : 128 x 64
b. Sennheiser Ew G4
Gambar 3.2
Type : Dynamic
Analog/Digital : Analog
Battery : 8 Hours
Battery Type : 2 x AA
Displays :LCD
Gambar 3.3
26
FAKULTAS KOMUNIKASI
1. 22 STOCK SHOOT
dtk (VO)
2. 1 (STOCK SHOOT)
ALUN ALUN
(HOST) Clip On : ANDY.M –
ARDI: HALO
50 Microphone SUMMER
GOWERS/ KETEMU
dtk LAGI NIH SAMA 3.5
GUE ARDI/ DAN
PARTNER GUE// Hand
26
RINI/ARDI: LETS
GOOO
ARDI: KITA
BERDUA
BAKALAN NGAJAK
KALIAN SEMUA
UNTUK HEF FAN
BARENG KITA/
SELAMA TIGA
PULUH MENIT
KEDEPAN YA RIN
YA?
RINI: YAAPP/
BENER BANGET
NIH DI/ NAH KALI
INI/ KITA
BAKALAN
NGUNJUNGIN
KOTA YANG DI
KENAL SEBAGAI
SURGANYA PULAU
JAWA//
ARDI: YA GA GITU
JUGA RIN/ NAH
26
MAKANYA BUAT
GOWERS YANG
PADA PENASARAN
JUGA KAYA RINI/
GUA SENDIRI JUGA
PENASARAN/
(TERTAWA)
MENDING IKUTIN
AJA PERJALANAN
KITA KALI INI/
DALAM EPISODE//
ARDI/RINI:
‘DISCOVER THE
BEAUTIFUL
PACITAN’
RINI: SO?
(MENATAP HOST
CEWO)
ARDI: GO
EXPLORE?
ARDI/RINI: LETS
GOOO//
(MENATAP
KAMERA
KEMUDIAN OUT
OF FRAME)
3. 1 RUBRIK ‘GO –
SPOT’
4. 1 (VO)
18
dtk
Clip On : JARICO-
(RINI DAN ARDI
SEDANG Microphone ISLAND
MEMANDANGI
3.5
PANTAI.
KEMUDIAN Hand
MEREKA
27
33 ARDI: OH HAII
GOWERS!//
dtk
RINI: HALO
GOWERS!/ SAMPAI
LUPA BUAT
NYAPA KALIAN
SEMUA YA DI/
KEASIKAN
SENDIRI NIH
KITA//
ARDI: (TERTAWA)
BENER BANGET/
MAAF BANGET
NIH GOWERS// BAY
DE WEY KITA LAGI
ADA DIMANA NIH
RIN?//
ARDI: PANTAI
WATU KARUNG/
BENER BANGET
RIN//
RINI: TAPI
TUNGGU DULU DI/
KAYANYA
BAKALAN LEBIH
SERU KALAU KITA
TURUN KE BAWAH
DEH DI// BIAR
BISA MENIKMATI
PASIR PUTIH DAN
JUGA DEBURAN
OMBAKNYA//
27
ARDI: HMM
SEPERTINYA IDE
BAGUS/ YUK
TURUN//
55 Clip On :
(VO)
dtk Microphone
3.5
ARDI: NAH
GOWERS!/ SEPERTI Hand
YANG TADI
Recorder:
DIBILANG SAMA
TEMEN GUE/ Zoom H4N
PANTAI INI
ADALAH SALAH
SATU PANTAI
FAFORIT TEMEN-
TEMEN PSC
UNTUK LATIHAN
SURFING//
ARDI: OHYA?/
SAMPAI
MANCANGERA
RIN?/ TAPI
KATANYA/ PANTAI
INI MASIH
TERBILANG BARU
RIN UNTUK PARA
27
WISATAWAN
DOMESTIK//
RINI: EITS/
JANGAN SALAH DI/
MESKIPUN PANTAI
INI MASIH
TERBILANG
BARU// DENGAN
PANORAMA
OMBAK DAN
HAMPARAN PASIR Clip On :
PUTIHNYA/
Microphone
PANTAI WATU
KARUNG INI 3.5
LANGSUNG
TERKENAL Hand
HINGGA KE
MANCANEGARA Recorder:
DI//
Zoom H4N
ARDI: GA HERAN
SIH YA RIN/
KARNA MEMANG
PASIRNYA MASIH
PUTIH BANGET/
DAN YANG
PALING PENTING
OMBAKNYA/ GA
HERAN YA KALAU
BANYAK TURIS LEVEL-UP
YANG MAU
LATIHAN SURFING RANTING
DISNI//
KAYU
20
(STOCK SHOOT)
dtk
(VO)
Clip On :
27
ARDI: GO
EXPLORE?
RINI&ARDI: LETS
GOOO//
5. 1 BRIDGING TO
SUNGAI MARON
6. 1 (STOCK SHOOT
PERJALANAN Clip On : A HIMITSU
MENUJU SUNGAI
Microphone –
MARON)
3.5 AND
dtk Recorder:
27
ARDI: HALO
8 GOWERS!/
SEKARANG KITA
dtk
UDAH ADA DI
LOKASI Clip On :
SELANJUTNYA/
DIMANA RIN?// Microphone
ARDI: SO GUA
UDAH PEGANG
TIKETNYA NIH//
KITA MAU NAIK
PERAHUNYA DAN
MENGELILINGI
SUNGAI MARON//
(VO)
20 Recorder:
RINI: BUAT PARA
dtk GOWERS YANG Zoom H4N
SUKA MENIKMATI
PEMANDANGAN/
DENGAN SUASANA
YANG SEJUK/ DAN
MENENANGKAN/
SUNGAI MARON
INI PAS BANGET WITH YOU
NIH BUAT
-
MENJADI SALAH
SATU DESTINASI
LIBURAN KALIAN
NANTI GOWERS//
BAKALAN BENER-
BENER
BERWARNA
JERNIH
KEBIRUAN//
Clip On :
RINI: BETUL
BANGET TUH/ Microphone
KARNA KALAU
KALIAN DATANG 3.5
SAAT MUSIM
HUJAN/ AIRNYA Hand
BAKALAN
Recorder:
BERWARNA
KECOKLATAN/ Zoom H4N
AKIBAT LUAPAN
AIRNYA//
ARDI: NAH
BAGIAN
TERDALAM DI
SUNGAI MARON
INI / TEPAT
BANGET BERADA
DI SANA//
RINI: EMANG
SEDALEM APASIH
DI?//
ARDI: KURANG
LEBIH DALEMNYA
SEKITAR EMPAT
PULUH METER
RIN//
RINI: OH DALEM
JUGA YA/ DAN
GOWERS DISINI
3
JUGA ADA SPOT
dtk FOTO YANG
INSTAGRAM-EBEL
BANGET/ ADA
AYUNAN DISANA/
27
RINI&ARDI: GO
EXPLORE? LETS
GOO//
dtk
(VO)
18 MENURUNI
TANGGA)
dtk
ARDI: NAH UNTUK
MENIKMATI
KEINDAHAN DARI
PANTAI KLAYAR
INI/ KALIAN BISA
BERKELILING
DENGAN
MENGGUNAKAN
ATV//
(VO)
RINI: YANG
SPESIAL DARI Clip On :
PANTAI KLAYAR
INI ADALAH
PANTAI INI
27
MEMILIKI Microphone
SERULING
SAMUDERA LOH 3.5
GOWERS//
Hand
ARDI: SERULING
Recorder:
SAMUDERANYA
PANTAI INI Zoom H4N
SENDIRI/ BERADA
DI SISI KIRI PANTA
GOWERS//
ARDI: SEKARANG
GUA SAMA RINI
MAU MENUJU
SUNGAI ATV
SAMUDERA ITU
NIH GOWERS//
RINI: LETS GO
GOWERS//
Clip On :
(RINI DAN ARDI
17 Microphone
MENUJU
dtk SERULING 3.5
SAMUDERA
MENGGUNAKAN Hand
ATV. SETELAH
SAMPAI RINI DAN Recorder:
ARDI TURUN DARI
Zoom H4N
ATV TERSEBUT)
ARDI: SO GOWERS/
KITA HARUS
28
RINI: UNTUK
MENIKMATI
SERULING
SAMUDERANYA/
KITA HARUS
MENAIKI KARANG-
KARANG INI/ DAN
MELEWATI BATU
SPHINX NYA
GOWERS//
(STOCK SHOOT
RINI DAN ARDI
MENIKMATI
SERULING
SAMUDERA)
35
dtk (VO)
RINI: GOWERS!/
JADI DISINI NIH/
LETAKNYA
28
SERULING
SAMUDERA ITU/
SERULING
ARDI: NANTI
KALAU ADA
OMBAK/ AKAN
ADA AIR YANG
MENYEMBUR DARI
CELAH-CELAH
KARANG INI/ DAN
MENGHASILKAN
BUNYI YANG
MENYERUPAI
SUARA SERULING//
RINI: SERU
BANGET// JADI
KITA DISINI
MENIKMATI
SAMBIL DENGER
SUARA
SERULINGNYA//
(STOCK SHOOT
ARDI DAN RINI
BERMAIN DI
SERULING
SAMUDERA DAN
MENIKMATI
PEMANDANGAN DI
SEKITARNYA)
ARDI: BENER
BANGET/ NAH RIN
TADI KAN GUA
SEMPET BILANG/
KALAU PACITAN
ITU PUNYA
SEBUTAN SERIBU
SATU GOA//
RINI: OHIYA/
NGOMONG-
NGOMONG SOAL
ITU/ GUA
BELOM LIAT NIH
GOANYA//
ARDI: NAH
MAKANYA/ GA
AFDOL KE
PACITAN KALAU
GA DATENGIN
GOANYA//
SERIBU SATU
GOANYA?//
ARDI: YA GAUSAH
SERIBU SATU GOA
SIH/ POKONYA
KITA AKAN
DATENGIN SALAH
SATU GOANYA
NIH/ KITA AKAN
MENGUNJUNGI
GOA YANG
PALING TERKENAL
DI PACITAN//
RINI: DIMANA
TUH?
ARDI:
PENASARAN?/
GOWERS JUGA
PENASARAN?/
TERUS SAKSIKAN
PERJALANAN KITA
KALI INI DI GO
EXPLORE?//
9. 2 RUBRIK
‘GO – DRENALINE’
10. 2 (RINI DAN ARDI FRENCH
SAMPAI DI GOA
GONG) MAN –
28
STREET
RINI: SEKARANG
KITA DIMANA NIH
13 DI?// Clip On :
ARDI&RINI: LETS
GOO
20
dtk (VO)
ARDI: LANGSUNG
AJA KITA MASUK
YUK?//
28
ARDI&RINI: LETS
GOO
(STOCK SHOOT
1 RINI DAN ARDI
MEMASUKI GOA)
mnt
5
(VO)
dtk SAX
- MBB
ARDI: ITU GA
BERLAKU DI GOA
INI RIN/ BAY DE
WEY.. GUE
KAYANYA MULAI
28
NGERASA LAPER
DEH RIN//
RINI: PENASARAN
KAN? GOWERS JUG
PENASARAN?/
MAKANYA IKUTIN
KITA TERUS DI GO
EXPLORE?
RINI&ARDI: LETS
GOOO
11. 3 RUBRIK
‘GO – CULTURE’
23
RINI: GOWERS!/
dtk KITA UDAH Clip On :
SAMPAI NIH DI
28
(ARDI LANGSUNG
MEMASUKI
TEMPAT MAKAN
BU GANDOS)
RINI: EH DI/
TUNGGUIN
DONGG/ GA SABAR
BANGET SIH// (RINI
MENYUSUL ARDI
MASUK KEDALAM)
ARDI: HMM..
RASANYA AGAK-
20
AGAK GURIH GITU
dtk YA RIN//
RINI: KAYAKNYA
YANG GURIHNYA
ITU DARI
SINGKONG NYA
10 DEH DI/ KARNA INI
NASI SAMA
dtk SINGKONG KAN//
(VO)
DITAMBAH
SINGKONG JUGA//
RINI: BENER
BANGET!//
NGOMONG-
NGOMONG NIH
GOWERS!/ KALAU
KALIAN
55 MERHATIIN DARI
TADI GUE LAGI
dtk PAKE SYAL BATIK
KHAS PACITAN
NIH!//
ARDI: BARU
SADAR/ TADI KITA
UDAH PADA
GANTI BAJU DAN
GUE BARU SADAR
KALAU LU PAKE
SYAL BATIK KHAS
PACITAN//
RINI: NAH
GOWERS/ PASTI
PENASARAN KAN
KAYA GIMANASIH
PEMBUATANNYA/
ABIS INI KITA
BAKAL
NGUNJUNGIN
PEMBUATAN BATI
PACE//
13. BRIDGING TO
BATIK PACE
29
VACATION
(RINI DAN ARDI
MASUK KE DALAM
DAN MELIHAT-
LIHAT CARA
PEMBUATAN
25 BATIK PACE)
dtk
(VO) Clip On :
29
Microphone
Recorder:
(ARDI DAN RINI
MELIHAT-LIHAT Zoom H4N
HASIL
PEMBUATAN
BATIK PACE)
RINI: NAH
GOWERS/ JADI
YANG DIMAKSUD
DENGAN PACE
ADALAH BUAH
MENGKUDU//
ARDI: GAMBAR
BUAH PACE INI
LAH/ YANG
MENJADI CIRI
KHAS DARI BATIK
29
40
RINI: SERU
BANGET DI//
MAKANYA
BANYAK BANGET
WISATAWAN
YANG MAU
DATANG KE KOTA
INI//
ARDI: BENER
BANGET/ SELAMA
DI PACITAN KITA
UDAH KEMANA
AJA NIH RIN?//
KARUNG/ SAMPAI
KESINI/ BELAJAR
MEMBUAT BATIK
PACE DISINI//
RINI&ARDI: LETS
GOO
Dalam proses kerja penata artistik terdapat seseorang yang mengatur atau
material artistik yang akan dipakai saat produksi. Maka dari itu, seorang penata
artistik merupakan suatu hal yang sangat penting dalam menciptakan suasana dan
keindahan yang terdapat didalam sebuah produksi program acara televisi magazine
show yang berjudul GO EXPLORE ini. Selain itu, Penata artistik juga harus bisa
menciptakan suatu ciri khas dari semua karakter pemain yang ada didalam layar dan
juga harus mampu membuat daya tarik dalam sebuah program acara televisi.
seseorang yang ahli dalam menata ruang atau lokasi pengambilan gambar sesuai
harus mempunyai ide-ide yang luas dan cemerlang untuk bisa menghasilkan suatu
hasil yang baik yang akan digunakan pada saat produksi. Dan juga mampu bekerja
sama dengan penulis naskah agar bisa sesuai dengan konsep yang sudah dibuat.
membuat list set atau breakdown tata artistik agar dalam produksi yang akan berjalan
dapat menyesuaikan dengan apa yang sudah dibuat didalam skenario. Dan juga harus
29
mampu memberikan hal-hal yang menarik dalam menata sesuatu yang akan dipakai
atau digunakan pada saat produksi untuk menghasilkan suatu tayangan yang bagus
kepada audience.
Menurut (Latief & Utud, 2017) mengemukakan bahwa, “Penata Artistik atau
pengarah artistik, disebut juga art designer atau art director adalah seseorang yang
mampu membuat konsep produksi yang terlihat bagus dan keren didalam kamera
pada saat berada dilokasi outdoor maupun indoor untuk menghasilkan sebuah
Dalam sebuah produksi, ada sebuah proses yang harus dilakukan yaitu tahap
pra produksi. Tahap ini adalah tahap awal dari mulainya sebuah program yang akan
dibuat. Pada tahap pra produksi ini, hal yang pertama dilakukan adalah
mempersiapkan segala hal dimulai dari waktu, tenaga, dan juga biaya yang akan
dikeluarkan. Selain itu, penulis juga melakukan bedah naskah yang sudah dibuat oleh
penulis naskah untuk mewujudkan suatu karya tata artistik yang nyata pada saat
produksi dimulai. Selain bedah naskah, selanjutnya penulis melakukan survey lokasi
untuk mengetahui tata letak artistik yang akan dipakai atau digunakan, setelah
artistik untuk mendata secara keseluruhan barang-barang apa saja yang akan
serta menyusun anggaran yang akan dikeluarkan untuk memenuhi semua kebutuhan
produksi yang akan dibawa dan digunakan agar tidak ada yang tertinggal saat
merupakan salah satu unsur pokok dalam sebuah produksi acara tv ataupun produksi
Dari kutipan diatas dapat di simpulkan bahwa tata artistik dari suatu program
yang juga sangat menentukan yaitu bagian ahli dekorasi atau property yang dimana
memiliki tugas untuk membangun set produksi atau mencari segala hal yang
yang dibutuhkan saat produksi serta mengawasi rancangan atau desain produksi
dalam meciptakan suasana, warna dan bentuk dari setiap material artitistik yang akan
digunakan untuk produksi program acara non-drama khususnya magazine show yang
sesuai dengan naskah yang sudah dibuat sehingga bisa menjadi daya tarik atau
3.7.2 Produksi
Setelah pra produksi selesai disiapkan, tahapan kedua adalah produksi. Dalam
tahapan produksi ini yang dilakukan penulis adalah mulai bekerja membuat set yang
telah ditentukan pada desain produksi, mempersiapkan semua wardrobe yang akan
dipakai disetiap rubriknya, dan memperhatikan make up. Penulis juga harus tetap
berada dilokasi shooting saat produksi sedang berlangsung untuk berjaga-jaga jika
ada kekurangan atau hal-hal yang harus diatur oleh penata artistik agar didalam
harus bekerja sama secara terpadu dengan penata grafis serta seluruh kerabat kerja
produksi dan juga dengan bagian pemasaran atau promosi –melalui kerjasama yang
dibangun ini akan menghasilkan sebuah produk yang kreatif yang mampu
harus selalu berkolaborasi atau berdiskusi dengan seluruh kerabat kerja karena proses
kerja dari penata artistik itu tidak bisa dilakukan sendiri tetapi membutuhkan
kerjasama dalam sebuah tim untuk mencapai kreativitas yang tinggi sehingga
segala bentuk pakaian atau yang dikenakan oleh pemain dalam melakukan adegan
dibuat ini. Dimana program ini menggunakan jenis gaya pakaian casual dengan
tambahan warna-warna cerah yang akan dipakai oleh para host disetiap rubrik yang
berbeda. Serta memakai tambahan hiasan seperti anting, bando, kacamata, jam
tangan, dan lain-lain untuk menambah kiasan yang dipakai oleh para host. Dalam hal
diartikan melukis dengan bahan dan alat kosmetik. Make up juga dikatakan sebagai
segala sesuatu yang berhubungan dengan tata rias untuk pemain dalam melakukan
Dari kutipan diatas, penulis meyimpulkan bahwa make up adalah suatu hal
karakteristik yang sesuai pada pemain yang terdapat didalam naskah. Dalam program
make up natural yang akan dipakai oleh host. Tujuannya agar saat dikamera wajah
para host tidak terlihat tebal ataupun tidak terlihat pucat tetapi akan terlihat fresh.
on, dan lipstik. Jika shooting berlangsung, penulis akan selalu standby di lokasi,
karena selalu ada hal-hal yang harus dirapikan. Seperti wajah yang berkeringat atau
produksi. Dimana pada tahap ini, penulis melakukan evaluasi proses kerja yang
sudah dilakukan dari pra produksi sampai pasca produksi. Hal ini dilakukan agar
pengambilan gambar agar tidak terjadi kembali di masa yang akan datang.
evaluasi dari semua divisi yang terdapat di dalam Art Departemen, dilihat
mengembalikan dan merapikan semua property dan peralatan Art yang lain. Pada
harus teliti dalam memeriksa ulang semua kebutuhan yang sudah dipakai atau
digunakan pada saat produksi. Dan juga penata artistik harus bisa menyesuaikan
pengeluaran yang sudah dipakai dari mulai pra produksi sampai pasca produksi.
program terdapat beberapa rangkaian proses, yaitu pra produksi, produksi, dan pasca
produksi. Proses tahapan ini juga merupakan refleksi dari suatu perencanaan yang
matang untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan kualitas yang baik.
program akan mendapatkan hasil yang baik jika seluruh proses kerja produksi
yang memuaskan bagi para tim serta penonton yang akan menontonnya.
30
bertugas mengatur segala aspek yang dibutuhkan saat produksi untuk menunjang
program dalam membuat sebuah suasana dan karakter pemain dalam layar untuk
a. Konsep Kreatif
digunakan untuk dipakai saat produksi, tentunya yang dilakukan penulis terlebih
dahulu adalah membuat sebuah konsep kreatif. Dimana hal ini harus berkolaborasi
atau berkerjasama dengan penulis naskah agar penulis bisa mendalami isi dari
naskah yang sudah dibuat untuk program acara magazine show yang berjudul GO
EXPLORE. Ketika penulis sudah tau jalan cerita yg sudah dibuat oleh penulis
naskah, penulis merasa tertarik dan mulai memikirkan untuk memakai properti dan
set seperti apa untuk memenuhi kelengkapan shooting. Penulis juga harus bisa
30
mengerti maksud dari isi naskah dan lokasi set apa saja yang diinginkan oleh
Dalam penjelasan isi dari konsep kreatif ini, penulis hanya menambahkan
beberapa properti pendukung sebagai pelengkap saat di lokasi shooting yang berada
di daerah Jawa Timur yaitu Alun-alun Pacitan, Pantai Klayar, Pantai Watukarung,
Sungai Maron, Goa Gong, Rumah makan Bu Ghandos, dan Batik Tulis Pace.
Properti yang digunakan dalam produksi pun tidak banyak yang ditambahkan untuk
kebutuhan shooting, karena penulis memiliki tujuan untuk tetap menjaga keaslian
atau kearifan dari lokasi tersebut, dan lokasi yang dipakai pun banyak
menggunakan lokasi outdoor seperti pantai, sungai, dan lain-lain. Jadi banyak
Selain menggunakan lokasi outdoor, lokasi indoor seperti saat di Goa Gong,
dirumah makan dan ditempat batik pun, penulis tidak banyak menyiapkan properti.
Dengan konsep yang menampilkan sebuah kota dari Pacitan, konsep yang
sudah dibuat adalah keunikan dari keindahan sebuah tempat-tempat wisata yang
ada di kota Pacitan tersebut. Oleh karena itu, penulis sebagai penata artistik hanya
menyiapkan kebutuhan yang akan dipakai oleh para host dan hanya menyiapkan
konsep yang colour full dengan jenis pakaian casual agar para host dari program
berjelajah atau menelusuri tempat-tempat wisata yang berada di kota Pacitan. Oleh
karena itu, seorang penata artistik harus lebih teliti dalam memilih jenis properti
sesuai dengan konsep yang diinginkan untuk program acara magazine show yang
berjudul GO EXPLORE.
b. Konsep Produksi
memikirkan dan membuat sebuah konsep yang akan dipakai saat produksi. Dalam
tahap ini, penulis harus cekatan dalam menyiapkan semua properti dari wardrobe
hingga make up yang cocok dengan menyesuaikan rubrik-rubrik yang sudah dibuat
untuk program magazine show GO EXPLORE ini. Selain itu, penulis juga
menyiapkan properti lainnya seperti topi, kacamata, jam tangan, ranting, dan
handphone untuk lokasi di Pantai Klayar, Pantai Watukarung, dan Sungai Maroon.
Dan lokasi selanjutnya seperti Goa Gong, Rumah makan Bu Ghandos, dan Batik
Tulis Pace, penulis menyediakan alat seperti senter, tempat tissue, tempat sendok
dan garpu, canting, serta kain batik yang akan digunakan pada tempat-tempat
penjagaan set atau tetap standby dilokasi karena selalu ada hal-hal yang harus
dirapikan. Seperti wajah yang berkeringat atau rambut yang berantakan. Selain itu
c. Konsep Teknis
berlangsungnya proses shooting, penulis sebagai penata artistik akan selalu ada
dilokasi dan berdiskusi dengan pengarah acara atau camera person untuk
memastikan gambar yang akan diambil. Hal ini dilakukan penulis untuk
memperhatikan tata letak property atau wardrobe serta make up yang dipakai agar
ini, penulis sebagai penata artistik juga memiliki kendala beserta solusinya, yaitu:
1. Pada saat shooting di lokasi outdoor cuaca yang cukup terik membuat make up
yang dipakai para host terlihat luntur karena wajah para host jadi lebih mudah
keringatan. Dan setelah beberapa hari shooting, jenis warna kulit dari para host
berubah jadi lebih sedikit gelap. Dan solusinya adalah penulis selalu membawa
2. Ketika shooting di pantai host wanita terjatuh karena terbawa ombak, sehingga
3. Pada saat shooting dilokasi pertama, penulis lupa dan kurang teliti untuk
Solusinya itu, melihat hasil dari perekaman gambar yang sudah diambil oleh
camera person pada saat shooting. Dan mencoba untuk tidak mengulanginya
lagi agar penulis tetap tau continity yang akan berlangsung di setiap rubrik.
30
Dalam sebuah lembar kerja penata artistik, penulis selaku penata artistik
EXPLORE. Dalam tahap pra produksi ini, hal yang pertama dilakukan adalah
mempersiapkan segala hal dimulai dari waktu, tenaga, dan juga biaya yang akan
dikeluarkan. Selain itu, penulis juga melakukan bedah naskah yang sudah dibuat oleh
penulis naskah untuk mewujudkan suatu karya tata artistik yang nyata pada saat
produksi dimulai. Selain bedah naskah, selanjutnya penulis melakukan survey lokasi
untuk mengetahui tata letak artistik yang akan dipakai atau digunakan, setelah
artistik untuk mendata secara keseluruhan barang-barang apa saja yang akan
bekerja membuat set yang telah ditentukan pada desain produksi, mempersiapkan
semua wardrobe yang akan dipakai disetiap rubriknya, dan memperhatikan make up.
Penulis juga harus tetap berada dilokasi shooting saat produksi sedang berlangsung
untuk berjaga-jaga jika ada kekurangan atau hal-hal yang harus diatur oleh penata
artistik agar didalam kamera terlihat bagus dan tidak ada kesalahan.
produksi. Dimana pada tahap ini, penulis melakukan evaluasi proses kerja yang
sudah dilakukan dari pra produksi sampai pasca produksi. Hal ini dilakukan agar
pengambilan gambar agar tidak terjadi kembali di masa yang akan datang.
30
Pada konsep penata artistik yang dibuat oleh penulis ini adalah konsep
informasi dan hiburan. Dalam program yang berjudul GO EXPLORE ini, penulis
tempat wisata yang berada di daerah Jawa Timur yaitu Alun-alun Pacitan, Pantai
Klayar, Pantai Watukarung, Sungai Maron, Goa Gong, Rumah makan Bu Ghandos,
dan Batik Tulis Pace. Karena penulis memiliki tujuan untuk tetap menjaga keaslian
atau kearifan dari lokasi tersebut, dan lokasi yang dipakai pun banyak menggunakan
lokasi outdoor seperti pantai, sungai, dan lain-lain. Jadi banyak menampilkan
menggunakan lokasi outdoor, lokasi indoor seperti saat di Goa Gong, dirumah
makan dan ditempat batik pun, penulis tidak banyak menyiapkan properti.
Untuk konsep wardrobenya sendiri, penulis memiliki konsep yang colour full
untuk jenis pakaian casual dengan tambahan accessories yang sudah di tentukan
oleh penulis di breakdown tata artistik. Dan selanjutnya untuk make up, penulis
hanya menggunakan make up yang natural untuk para host dengan menggunakan
sedikit foundation, bedak yang tipis, eye shadow, blush on, mascara, eyeliner, dan
lipstick agar tidak terlihat kusam atau berminyak saat di depan kamera.
30
Tabel III.18
Int/
No. Lokasi Set Rubrik Waktu Cast Wardrobe Property MakeUp
ext
2. Pacitan, Alun- Op Ext Siang Rini Kemeja Jam Tangan, Sun Cream,
Jawa alun Orange, Bandana, Foundation,
Timur Pacitan Tank Top Anting Blus On,
Putih, Eye Shadow
Celana Bedak,
Jeans Pensil Alis,
Tosca, Maskara,
Sepatu Eyeliner,
Sneakers Bulu Mata,
Putih Lipstik
3. Pacitan, Pantai 1 Ext Siang Ardi Kemeja Jam Tangan, Bb Cream,
Jawa Watukar Pantai, Gelang, Bedak,
Timur ung Kaos Kacamata Liptint
Putih, Hitam,
Celana Handphone,
Pendek Ranting
Chino, Pohon
Sendal
4. Pacitan, Pantai 1 Ext Siang Rini Dress Topi Pantai, Sun Cream,
Jawa Watukar Kuning, Kacamata Foundation,
Timur ung Kaos Kuning, Blus On,
30
Jeans Eyeliner,
High Lipstik
Waist,
Sepatu
Sneakers
Putih
11. Pacitan, Rumah 3 Ext Siang Ardi Kemeja Jam Tangan, Bb Cream,
Jawa Abu-abu Gelang, Box Bedak,
Timur Makan Bu Garis, Tissue, Liptint
Kaos Tempat
Gandos Putih, sendok
Celana
Panjang
Abu-abu,
Sepatu
Sneakers
Putih
12. Pacitan, Rumah 3 Ext Siang Rini Kemeja Jam Tangan, Sun Cream,
Jawa Hijau, Rok Anting, Foundation,
Timur Makan Bu Coklat, Kunciran, Blus On,
Slayer Box Tissue, Eye Shadow
Gandos Batik, Tempat Bedak,
Sepatu sendok Pensil Alis,
Sneakers Maskara,
Putih, Eyeliner,
Lipstik
13. Pacitan, Batik Tulis 3 Ext Siang Ardi Kemeja Jam Tangan, Bb Cream,
Jawa Abu-abu Gelang, Bedak,
Timur Saji Khas Garis, Kain Batik, Liptint
Kaos Canting,
Pacitan Putih, Jengkok
Celana
Panjang
Abu-abu,
Sepatu
Sneakers
Putih
14. Pacitan, Batik Tulis 3 Ext Siang Rini Kemeja Jam Tangan, Sun Cream,
Jawa Hijau, Rok Anting, Foundation,
Timur Saji Khas Coklat, Kunciran, Blus On,
Slayer Jengkok Eye Shadow
Pacitan Batik, Bedak,
Sepatu Pensil Alis,
Sneakers Maskara,
Putih, Eyeliner,
Lipstik
31
Tabel III.19
Cast : Ardi
Wardrobe yang dipakai saat
opening di Alun-alun Pacitan
31
Cast : Rini
Wardrobe yang dipakai saat
opening di Alun-alun Pacitan
Cast : Ardi
Rubrik 1 : Go Spot
Setting : Pantai Watukarung,
Sungai Maron, Pantai Klayar
31
Cast : Rini
Rubrik 1 : Go Spot
Setting : Pantai
Watukarung, Sungai Maron,
Pantai Klayar
31
Cast : Ardi
Rubrik 2 : Go Drenaline
Setting : Goa Gong
Cast : Rini
Rubrik 2 : Go Drenaline
Setting : Goa Gong
31
Cast : Ardi
Rubrik 3 : Go Culture
Setting : Rumah Makan Bu
Gandos dan Batik Tulis
Saji Khas Pacitan
Cast : Rini
Rubrik 3 : Go Culture
Setting : Rumah Makan Bu
Gandos dan Batik Tulis
Saji Khas Pacitan
31
FLOOR PLAN
3 2 2
4
2 2
5
Gambar III.16
No. Lokasi5
Rubrik :3
Keterangan :
Penata cahaya adalah orang yang bertanggung jawab dalam mengatur tata
cahaya atau lampu dalam pembuatan film, drama, dan sebagainya. Pada kali ini
penulis diberi kesempatan oleh tim untuk menjadi penata cahaya, yang dimana
berarti penulis diberi tanggung jawab atas semua masalah yang berhubungan dengan
pencahayaan. Dan di tahap ini, penulis dan tim membuat program acara non drama
Menurut (Rahmawati & Rusnandi, 2015) “Penata cahaya atau Lighting man,
penting untuk sebuah produksi program acara, karena orang yang memegang jabatan
tersebut bertanggung jawab atas penuh atas pencahayaan yang pas dalam proses
jawab atas pencahayaan di tangan penata cahaya karena memang cahaya sangat
penting untuk produksi sebuah program, yang dimana jika lokasi tersebut kurang
pencahayaannya akan tidak terlihat dengan jelas dan tidak nyaman untuk di tonton.
Menurut (Rusman & Utud, 2015) “Lightingman atau penata cahaya adalah
Dari kutipan di atas, penulis menentukan posisi penempatan cahaya yang pas
agar pada saat produksi objek akan terlihat dengan jelas. Untuk menghasilkan
gambar yang terang juga harus bisa memposisikan lighting dengan benar agar
Menurut (Supriyadi & Dkk, 2014) “Lighting Director bertanggung jawab atas
tanggunng jawab yang besar atas pencahayaan dan posisi tata letak penempatannya
juga bertanggung jawab atas segala pemilihan lighting, dan juga dapat menentukan
jenis lighting apa yang akan di pakai. Dan pada hal ini, penulis hanya memakai 2
buah lampu jenis led, selain cahaya yang dihasilkan kualitasnya sudah sangat baik,
Pada tahap pra produksi, setelah mengembangkan ide bersama tim, yang
dilakukan penulis ialah riset lokasi bersama tim untuk membayangkan penempatan
posisi lighting dan juga menentukan dimana saja yang membutuhkan lighting, dan
dimana yang cahayanya sudah cukup terbantu dengan cahaya matahari pada saat itu.
Setelah itu berdiskusi juga dengan tim untuk menentukan lighting apa yang cocok
untuk dibawa, karena memang perjalanan kami yang cukup jauh jadi penulis
Setelah itu mulai mempersiapkan segala sesuatu untuk siap produksi. Dan mencari
tempat penyawaan alat karena alat yang digunakan masih menyewa ditempat
penyewan alat.
camera person untuk menentukan dimana nantinya yang pas untuk penempatan
lighting, dan juga penulis mencari tau led yang ingin dibawa, led jenis lampu led
cahaya maupun kru lainnya melakukan set up dan rehearsal yang dipimpin oleh
Pada kutipan diatas, penulis sebagai penata cahaya melakukan latihan atau
percobaan dalam penggunaan lighting dan juga mencari untuk menentukan tata letak
yang baik dimana pada saat nanti terjun langsung untuk produksi.
Menurut (Indah & Dodoy, 2014) “Dalam pencahayaan, seorang Lighting man
Pada kutipan diatas, yang berarti bahwa, penulis sebagai penata cahaya harus
mengetahui teknik pencahayaan, yang dimana agar pada ssaat melakukan tugasnya
sebagai penata cahaya tidak bertanya atau bingung untuk menentukan segalanya.
Yang berarti penulis harus melukis dengan cahaya, agar gambar atau objek terlihat
3.8.2 Produksi
Setelah melewati tahap pra produksi, penulis memasuki tahap produksi yang
digunakan, baik dari segi batre, tripod dan led. Selain itu juga penulis berdiskusi
dengan camera person untuk menentukan penempatan lighting agar sesuai dengan
ditentukan sebelumnya pada posisi yang telah direncanakan, khususnya saat shoting
presenter.”
Pada kutipan di atas, penulis sebagai penata cahaya saat sampai di lokasi harus
;langsung menempatkan posisi lighting dengan yang sudah di rencanakan dari awal,
tetapi penulis juga harus bisa membaca situasi agar pada saat terjadi kesalahan
langsung bisa merubah atau memindahkan posisi lighting dengan sesuai agar host
secara teknis medium televisi dengan melakukan kreasi untuk memperoleh efek
menyeimbangkan segala keterbatasan yang terjadi dan juga harus menciptakan efek
cahaya terang dan juga menarik mata penonton agar pada saat program ini di tonton
peralatan lighting yang dipakai dan selalu bersiap jika terjadi gangguan teknis.”
Apa yang dilakukan oleh penata cahaya pada kutipan di atas bisa dijelaskan
bahwa saat produksi selain harus bisa menempatkan posisi lighting yang sesuai, juga
harus bisa mengerti lighting secara teknis agar jika terjadi kendala atau ada gangguan
teknis, penulis sebagai penata cahaya langsung bisa menanganinya tanpa haarus
lokasi tersebut sangat sulit jika harus memakai 2 lighting dan di dalam goa juga
sudah terdapat beberapa lampu yang memang ada di dalam studio. Pada lokasi kedua
ialah Rumah Makan Bu Ghandos, dilokasi ini memakai 2 lighting karna memang
didalam ruangan yang memang butuh pencahayaan yang cukup. Serta di lokasi
ketiga Batik Pace, lighting juga dipakai dua-duanya karena di lokasi tersebut
Setelah itu lokasi lainnya seperti di Pantai Klayar, Pantai Watu Karung dan
camera person dan pencahayaan di lokasi tersebut sudah cukup terbantu oleh cahaya
matahari.
Dalam tahap pasca produksi, penulis memeriksa kembali hasil akhir atau ikut
me-review, dan juga mengecek keutuhan alat yang sudah digunakan apakah terjadi
kerusakan atau ada kehilangan agar pada saat ingin mengembalikan alat ke tempat
Menurut (Kusumawati & Dkk, 2017) “Mereview hasil gambar untuk melihat
penataan cahaya yang telah diproduksi, menganalisa hasil akhir gambar, dan men-
data kekurangan dari gambar yang telah diambil, mengvaluasi hasil akhir gambar.”
Penulis pada saat pasca produksi ikut mereview hasil akhir pencahayaan
dikamera, jadi apabila ada keurangan cahaya pada gambar akan dicari jalan
keluarnya, juga penulis berdiskusi dengan penata kamera dan sutradara apakah hasil
gambar yang diinginkan cahaya sudah cukup baik atau masih banyak kurangnya
juga penulis harus mendata kekurangan apa saja pada saat produksi sehingga penulis
tidak akan mengulanginya dan akan teliti pada saat produksi agar tidak terjadi
Tak lupa juga penulis sebagai penata cahaya harus mengecek keutuhan alat karna
penulis untuk kesediaan alat masih menyewa, jadi apabila ada kerusakan akan
pencahayaan dan tata letak penetapan lighting, Pada saat penata cahaya sedang
mencari letak yang pas untuk menempatkan lighting di satu tempat, penata cahaya di
tuntut agar bekerja secara benar dan teliti agar hasil gambar di kamera dapat terlihat
dengan jelas dan intensitas cahaya yang di hasilkan juga pas. Pada tahap pra
lighting, setelah itu pada saat produksi, penulis dituntut harus bisa langsung
membaca situasi apakah pada saat produksi cahaya terlalu terang atau gelap, terlalu
kuning ata putih, itu semua tanggung jawab penata cahaya untuk mengatur dan
menentukan cahaya apa yang pas pada saat produksi, dan juga pada saat pasca
produksi, penata cahaya harus ikut melihat hasil akhir dan juga menyiapkan alat
untuk dikembalikan ke tempat penyewaan dan memastikan semua alat yang penulis
sewa dalam keadaan baik-baik saja dan tidak terjadi kerusakan apapun.
Menurut (Rusman & Utud, 2015) “Penata cahaya haruslah mengetahui sumber
– sumber cahaya, dengan kualitas dan ukuran cahaya yang dihasilkan serta
dihasilkan pada saat di lokasi, juga dengan kualitas yang memang sudah cukup baik
dan jelass, juga penulis harus mengetahui jenis lampu apa yang penulis pakai, agar
tidak terjadi kebingungan kalau ada suatu kendala pada lighting yang digunakan.
A. Konsep Kreatif
penting karena sebuah program tanpa adanya penata cahaya akan tidak bisa
dinikmati oleh penonton, maka dari itu penulis dengan membayangkan penempatan
lighting pada salah satu lokasi yang memang ada kendala pada jalannya agar
nantinya penulis dapat menempatkan posisi lighting agar menghasilkan kualitas yang
baik. Selain itu juga penulis menyusun posisi lighting dengan tepat agar tidak terjadi
backlight yang akan membuat program tidak nyaman di nikmati oleh penontn.
Penulis juga mempelajari konsep yang telah di buat, juga membaca naskah
yang sudah disusun oleh penulis naskah juga penulis harus mengetahui sumber-
sumber cahaya yang ada agar kualitas cahaya yang dihasilkan cukup baik dan jelas di
kamera.
B. Konsep Produksi
Dalam tahap ini, penulis menyiapkan alat yang akan dipakai untuk produksi.
Penulis juga mengecek alat yang akan digunakan seperti memastikan baterai pada
lampu led telah terisi penuh, tripod berfungsi dengan baik atau tidak dan lighting
kurang.
32
Pada rubrik pretama yaitu pada saat di pantai Watu Karung, Pantai Klayar
menggunakan lighting, tetapi penulis mengandalkan cahaya matahari yang pada saat
itu sudah cukup terbantu dengan cahaya alami. Setelah itu pada rubrik kedua, di Goa
Gong, penulis memakai satu lighting dan tanpa tripod, dikarenakan kondisi dan
keadaan pada saat di dalam Goa tidak memungkinkan untuk membawa dua lighting
karena jalur yang licin dan naik turun tangga, dan juga di dalam Goa sudah terdapat
lampu warna-warni yang memang sudah terdapat di dalam Goa. Selanjutnya pada
rubrik ketiga, di Rumah makan Bu Gandhos dan juga Batik Pace, penulis
menggunakan dua lighting karena memang pada lokasi ini indoor dan juga sangat
membutuhkan lighting untuk bantuan cahayanya agar pada saat camera person
sesuai dengan yang diinginkan dan juga penulis selalu mengikuti arahan dari
pengarah acara apabila penempatan cahaya kurang tepat dan kurang jelas.
C. Konsep Teknis
Pada konsep teknis ini, penata cahaya harus memilih alat yang akan
digunakan agar tidak terjadi kesalahan disaat produksi sedang berlangsung atau saat
alat akan digunakan. Pada hal ini penulis hanya menggunakan dua buah lampu led
agar lebih mudah untuk dibawa kemana-mana dengan hasil pencahayaan yang cukup
baik.
Setelah memilih alat yang tepat, penulis juga mencoba apakah alat yang
dipilih mempunyai kualitas yang baik dan bisa digunakan, agar proses unuk
penata cahaya harus mengetahui tema apa yang akan dipakai untuk program
nondrama ini agar saat produksi, penata cahaya dapat langsung menentukan posisi
Dalam konsep teknis ini penata cahaya selain harus mengatur pencahayaan
yang digunakan pada saat produksi juga harus kreatif karna saat membuat program
televisi, penata cahaya mempunyai peran yang cukup penting agar dapat mendukung
Pada saat produksi program non drama ini, penulis mendapat beberapa
kendala dan penulis segera mencari solusi agar shooting bisa berjalan dengan lancar.
Seperti:
1. Kendalanya, pada saat di lokasi, di dalam GOA GONG yang cukup sulit untuk
penulis membawa lighting karena kondisi di dalam sangat gelap, pengap dan
2. Solusinya, penulis dibantu oleh anggota yang lain untuk membawa lighting.
3. Kendalanya, penulis kesulitan untuk mencari tata letak lighting agar tidak terjadi
backlight.
Pada tahap awal setelah penulis mendapatkan tanggung jawab menjadi penata
cahaya, penulis langsung mencari lighting apa yang akan digunakan dan berapa
memutuskan untuk hanya memakai led, selain tidak terlalu berat juga cahaya yang
dihasilkan oleh lampu led sangat pas untuk produksi. Setelah menyewa lighting,
penulis langsung memeriksa apakah lighting berfungsi dengan baik atau tidak, batre
bocor atau tidak serta memastikan kalau tripod aman untuk digunakan pada saat
produksi.
Penulis sebagai penata cahaya juga mencari sumber cahaya matahari agar
pada saat melakukan shot, penempatan posisi lighting pas dan tidak terjadi backlight,
penulis juga selalu bekerja sama dengan penata kamera apakah cahaya sudah cukup
atau masih memerlukan bantuan lighting dikarenakan cahaya sangat berbeda jika
hanya memakai cahaya matahari atau bantuan lighting. Di beberapa tempat juga
penulis tidak memasang lighting karena memang menurut penulis cahaya matahari
sudah cukup baik untuk membantu jalannya produksi, kecuali untuk di dalam
ruangan yang memang penulis akan selalu menggunakan bantuan lighting agar
Pada tahap ini setelah penulis selesai dengan tugasnya, penulis langsung
membereskan alat-alat seperti tripod dan juga lighting, serta memastikan bahwa tidak
terjadi kerusakan pada saat produksi berhari-hari, dan juga ikut membantu
foto pada saat survey dan menentukan pemilihan lighting juga penempatan posisi
lighting untuk setiap host dan narasumber agar pada saat produksi pengambilan
1 1 LED LED - -
2 3 LED LED - -
3 4 LED LED - -
4 4 LED LED - -
33
4. Lighting
5. Lighting
Keterangan:
1.Batik 1
2.Host 2
3.Host 3
4.Lighting
5.Lighting
2. Host
3. Lighting
33
1.Host
2.Host
3. Lighting
3
Keterangan:
2
1.Host
2.Host 1
3.Lighting
1.Host
2
2.Host
3.Lighting
Gambar III.17
33
Voltage 5.5V-9V
Power 70 Watt
Tabel III.21
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
serta imajinasi yang tinggi untuk memajukan pertelevisian indonesia. Televisi adalah
salah satu media massa yang memberikan pengaruh besar terhadap penonton baik
besar terhadap sebuah acara televisi yang akan di produksi. Salah satu program
televisi adalah program magazine show. Program magazine show merupakan jenis
program yang sangat menghibur, tapi tidak hanya menghibur melainkan dapat
Pada tugas akhir ini penulis membuat program magazine show yang berjudul
“Go Explore” sebagai salah satu pilihan tontonan yang dapat menghibur
penontonnya karena pada magazine show ini penulis mengangkat kota Pacitan yang
terkenal dengan sebutan kota 1001 goa ini. Selain goa, Pacitan juga terkenal akan
keindahan pantai nya yang bahkan terkenal hingga mancanegara tersebut. Semoga
karya non drama magazine show tersebut dapat memberikan hiburan dan juga dapat
33
DAFTAR PUSTAKA
Andi Purba, Januarius. (2013). Shooting Yang Benar!. Yogyakarta: Penerbit Andi
Irwanto, dkk. (2014). Broadcasting Televisi, Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha
Cendekia.
Kusumawati, Nina, dkk. (2017). Produksi Program Televisi dan Film. Yogyakarta:
Graha Cendekia.
Lamintang, Franciscus Theojunior. (2013). Pengantar Ilmu Broadcasting dan
Cinematography. Jakarta: In Media
Latief, Rusman dan Yustiatie. (2017). Menjadi Produser Televisi Profesional
Mendesain Program Televisi. Jakarta: Prenadamedia Group.
Latief, Rusman dan Yustiatie. (2015). Siaran Televisi Non-Drama. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Mabruri, Anton. (2013). Teori Dasar Editing Program Acara Televisi & Film.
Depok: Mind 8 Publishing House.
Naratama. (2013). Menjadi Sutradara Televisi: dengan Single dan Multi-camera.
Jakarta: PT. Grasindo.
Pintoko, Wahyu Wary dan Umbara, Diki. (2010). How To Become A Cameraman.
Yogyakarta: Interprebook.
Rahmawati, Indah dan Rusnandi, Dodoy. (2014). Berkarier Di Dunia Broadcast.
Jakarta: Laskar Askara.
Suprapto, Tommy. (2013). Berkarier Di Bidang Broadcasting. Jakarta: PT. Buku
Seru.
33
DAFTAR RIWAYAT
A. Biodata Mahasiswa
NIM 42160550
33
DAFTAR RIWAYAT
A. Biodata Mahasiswa
NIM 42161049
Randi Herdian
33
DAFTAR RIWAYAT
A. Biodata Mahasiswa
NIM 42160807
33
DAFTAR RIWAYAT
A. Biodata Mahasiswa
NIM 42160829
Deswan
33
DAFTAR RIWAYAT
A. Biodata Mahasiswa
NIM 42160955
Konita Nabila
33
DAFTAR RIWAYAT
A. Biodata Mahasiswa
NIM 42160420
34
DAFTAR RIWAYAT
A. Biodata Mahasiswa
NIM 42160589
Ayu Lestari
34
DAFTAR RIWAYAT
A. Biodata Mahasiswa
NIM 42160450
34