Anda di halaman 1dari 31

KONSEP CARING

Ns. Lia Fitriyanti S.Kep.M.Kes


BAHAN DISKUSI
Konsep Caring:
— Pengertian caring
— Teori keperawatan tentang caring
— Perbedaan caring dan curing
— Aplikasi caring dalam kehidupan sehari-
hari dan praktik keperawatan
CARING
— Caring adalah holistik keperawatan yang berguna untuk
mendukung proses kesembuhan klien dan cara menjalin
hubungan penduli dengan klien dan bertanggung jawab
atas kondisi klien (Swanson dalam Potter & Perry 2010)
— Leininger (1984, dalam Kozier, et al 2010)
mengungkapkan perilaku caring merupakan
kenyamanan, kasih sayang, kepedulian, perilaku koping,
empati, dukungan dan kepercayaan.
— Caring adalah fokus pemersatu untuk praktek
keperawatan. Perilaku caring juga sangat penting untuk
tumbuh kembang, memperbaiki dan meningkatkan
kondisi atau cara hidup manusia (Blais, 2007).
— Caring juga merupakan sikap peduli,
menghormati dan menghargai orang lain, artinya
memberi perhatian dan mempelajari kesukaan –
kesukaan seseorang dan bagaimana seseorang
berfikir dan bertindak.
— Memberikan asuhan (Caring) secara sederhana
tidak hanya sebuah perasaan emosional atau
tingkah laku sederhana, karena caring merupakan
kepedulian untuk mencapai perawatan yang lebih
baik, perilaku caring bertujuan dan berfungsi
membangun struktur sosial, pandangan hidup dan
nilai kultur setiap orang yg berbeda pada satu
tempat (Dwidiyanti, 2007 ).
— Leininger dalam Farland, (2002) mengemukakan juga
bahwa caring adalah kebutuhan dasar manusia yang
esensial, caring adalah keperawatan, caring adalah
penyembuhan, caring adalah jantung dan jiwa
keperawatan, caring adalah kekuatan, caring adalah ciri-ciri
istimewa dari keperawatan sebagai suatu profesi atau
disiplin.
— Sebagai seorang perawat harus dapat memahami masalah
yang dihadapi oleh klien, selain itu seorang perawat dapat
berpenampilan menarik. Untuk itu seorang perawat
memerlukan kemampuan untuk memperhatikan orang lain,
ketrampilan intelektual, teknikal dan interpersonal yang
tercermin dalam perilaku caring atau kasih sayang
— Keunggulan perawat adalah Perilaku Caringnya dan ini
sudah dikenal sejak diakuinya profesi perawat di dunia
bahwa salah satu yang harus dimiliki seorang perawat adalah
“Mother Insting” atau jiwa keibuan yang memiliki kepedulian
seperti seorang ibu yang merawat anaknya
Teori keperawatan tentang caring
— Teori Watson's Human Caring
— Teori Swanson’s Middle Range
Caring
Teori Watson's Human Caring
— Menurut Fawcet (2005, dalam Ozan 2015), teori Watson's
Human Caring berfokus pada paradigma manusia dan
keperawatan
— Hal ini menegaskan bahwa manusia tidak dapat disembuhkan
sebagai obyek, sebaliknya bahwa manusia merupakan bagian
dari dirinya, lingkungan, alam, dan alam semesta yang lebih
besar.
— Lingkungan dalam teori ini diartikan sebagai rasa nyaman,
indah, dan damai dan bahwa kepedulian merupakan cita-cita
moral yang melibatkan pikiran, tubuh, jiwa satu sama lain.
— Teori ini menjelaskan juga keperawatan termasuk kategori
ilmu kemanusiaan dan sebagai profesi yang melakukan pratik
sesuai dengan ilmiah, etis dan estensi. Bertujuan untuk
menyeimbangkan dan setara antara pengalaman kesehatan
dan penyakit.
Dalam praktik keperawatan Watson memiliki 10
faktor Carative, yaitu (Potter & Perry, 2010)
1. Membentuk sistem altruistik, yaitu memberi kasih sayang dan
sikap terbuka kepada pasien
2. Menciptakan harapan dan kepercayaan , yaitu menjali hubungan
dengan pasien untuk menawarkan bantuan
3. Meningkatkan rasa sensitif terhadap diri sendiri dan sesama, yaitu
belajar menerima keadaan diri sendiri dan orang lain
4. Membangun pertolongan dan kepercayaan, serta hubungan caring
manusia, yaitu membangun komunikasi yang efektif dengan
pasien dalam memwujudkan kepercayaan
5. Mempromosikan dan mengungkapkan prasaan yang positif dan
negatif, yaitu mendukung dan menerima prasaan pasien dalam
kondisi apapun
Dalam praktik keperawatan Watson memiliki 10
faktor Carative, yaitu (Potter & Perry, 2010)
6. Menggunakan proses caring yang kreatif dalam penyelesaian
masalah, yaitu menerapkan proses keperawatan yang sistematik
dan memecahkan masalah pasien secara ilmiah
7. Mempromosikan transpersonal belajar – mengajar, yaitu
mengajarkan pasien agar trampil dalam merawat diri
8. Menyediakan dukungan, perlindungan, dan perbaikan mental,
fisik, sosial, dan spritual, yaitu memulihkan suasana prasaan
pasien fisik maupun non-fisik
9. Memperoleh bantuan manusia, yaitu membatu pasien
mendapatkan kebutuhan dasar
10. memgizinkan adanya kekuatan fenomena yang bersifat spiritual,
yaitu untuk memberi pengertian yang lebih bak pada kondisi
pasien
Teori Swanson’s Middle Range Caring

— Swanson (1991, dalam Potter &Perry, 2010)


mengungkapkan bahwa caring adalah cara
memelihara suatu hubungan dengan
menghargai orang lain serta komitmen dan
tanggung jawab
— Teori ini diartikan teori yang fokus pada
kepentingan dalam memperhatikan
kebutuhan dan kesejahteraan pasien,
— Teori ini memberikan kontribusi yang unik
dalam membangun hubungan antar perawat
(Kavanaugh et al, 2010)
Dalam teori ini tedapat 5 kategori
dalam proses caring
— Maintaining Belief,
— Knowing,
— Being With,
— Doing For And
— Enabling
Maintaining Belief
(mempertahankan kepercayaan)
– Adalah menaruh keyakinan atau kepercayaan
kepada kemampuan perawat dalam mengatasi
kondisi atau transisi kehidupan pasien yang
dialami saat ini. Dan perawat lebih
memusatkan perhatiaanya kepada pasien.
– Perhatian yang diberikan untuk
mempertahankan sikap penuh harapan dari
pasien dengan cara perawat membantu pasien
dalam mencapai sesuatu yang bermakna dalam
diri pasien sehingga perawat memperoleh
kepercayaan dari pasien
Knowing (Mengetahui)
— adalah berusaha memahami suatu keadaan yang dialami
seorang pasien dan memiliki makna yang mendalam bagi
kehidupanya. Dengan menghindari asumsi yang akan
mengganggu kondisi pasien, sehinga perhatian perawat
berpusat pada kebutuhan dasar pasien, melakukan penilaian
pada kondisi pasien.

Being With (Kehadiran)


– adalah hadir secara emosional untuk berbagai perasaan dengan
pasien baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan.
Kehadiran dan berbagi secara dipantau pada akhirnya akan
menimbulkan kepedulian dan keterbukaan antar pasien dengan
perawat yang bertanggung jawab.
Doing For (Melakukan)
– adalah melakukan sebisa mungkin untuk kenyamanan pasien
selama menerima perawatan, protektif dan antisipatif. Perawat
melakukan tengan trampil dan kompeten serta menjaga martabat
pasien, sehingga pasien dapat lebih mandiri dalam melakukan
kegiatan yang mungkin bisa dilakukan sendiri.

Enabling (Memampukan)
– adalah memfasilitasi pasien menjalani transisi kehidupan dan
kejadian yang tak terduga. Bertujuan untuk menanamkan dan
mengaktualisasikan diri pasien, meningkatkan penyembuhan,
melatih perawat diri pada pasien dengan cara memberikan
informasi, memberi dukungan, fokus pada masalah pasien dan
menghasilkan pemikiran yang relevan dari umpan balik.
Karakteristik Caring
Menurut Meidiana (2007), karakteristik caring adalah sebagai
berikut:
— Be ourself, sebagai manusia harus jujur, dapat dipercaya,
tergantung pada orang lain.
— Clarity, keinginan untuk terbuka dengan orang lain.
— Respect, selalu menghargai orang lain.
— Separateness, dalam caring perawat tidak terbawa dalam
depresi atau ketakutan dengan orang lain.
— Freedom, memberi kebebasan kepada orang lain untuk
mengekspresikan perasaannya.
— Empathy, mengalami emosi yang serupa dengan emosi
orang lain, mengetahui apa yang orang lain rasakan dan
pikirkan.
— Communicative, komunikasi verbal dan non verbal harus
menunjukan kesesuaian dan evaluasi dilakukan secara
bersama-sama.
Dimensi dari Caring
1. Dengan kehadiran perawat menjadikan
suasana yang menetramkan klien
2. Mengenali klien sebagai individu yang
memiliki unik dengan ciri khas masing –
masing
3. Menjaga hubungan kebersamaan
dengan klien
4. Memberikan perhatian penuh kepada
klien
Perbedaan caring dan curing
CARING CURING
— Caring identik dengan perawatan — Curing lebih kepada
pada pasien dan merupakan tugas pengobatan untuk penyakit
primer perawat pasien sebagai tugas
— Caring dapat dilihat dari sekunder perawat.
perawatan yang dilakukan perawat — Curing lebih kepada
dalam memenuhi kebutuhan diagnosa yang telah ada dan
pasien dilakukannya pengobatan
— Tujuan dari perilaku caring, yaitu: — Tujuan dari kegiatan curing
1. Membantu pelaksanaan rencana adalah menentukan dan
pengobatan atau terapi. menyingkirkan penyebab
penyakit atau mengubah
2. Membantu pasien/ klien problem penyakit dan
beradaptasi dengan masalah penanganannya
kesehatan, mandiri memenuhi
kebutuhan dasarnya, mencegah
penyakit, meningkatkan
kesehatan, dan meningkatkan
fungsi dari tubuh pasien.
— Menurut Rogers (2003), perawatan telah
menekankan kembali pada pentingnya
merawat (caring) ketika menyembuhkan
atau mengobati ( curing ) sudah tidak
mungkin. Dalam hal ini, curing merupakan
pendukung
— Perawat harus tahu dalam membedakan
caring dan curing karena caring sangat
penting dalam pelayanan kesehatan untuk
pemulihan pasien dan curing adalah
bagian dari caring yang lebih kompleks
Tahap perkembangan hubungan
caring :
— Attachment (pertalian), empat tugas yang
menandai pertalian
yaitu recognisi (menyadari kehadiran orang
lain dan menerima orang ini dapat
mempunyai arti), membuka diri (membagi
informasi yang beresiko rendah atau tidak
mengancam), validasi (memberikan
persetujuan pada informasi yang dibagikan
atau perilaku yang diperlihatkan) dan
potensi (kehendak dan kekuatan untuk
memajukan hubungan).
— Assiduity (perilaku selalu penuh perhatian), selama
tahap ini perhatian yang diteliti diberikan pada kerja
menjalin hubungan kepedulian. Respek adalah perilaku
atau tugas pertama dari assiduity, respek melibatkan
mengakui dan menerima keinginan, kebutuhan,
kesukaan, perbedaan dan permintaan orang lain.
— Selanjutnya potentiality, dimana recognisi diberikan
pada kemungkinan saling meningkatkan hubungan, yang
tidak akan terjadi dengan mengorbankan individualitas
orang lain. Memperhatikan, melibatkan, mendengar dan
menerima orang lain. Menurut Murray dan Bevis ini
merupakan salah satu aspek hubungan memperhatikan
yang paling penting. Kejujuran diperlukan agar hubungan
menjadi terbuka, kejujuran dapat berupa mengatakan
kebenaran atau keinginan untuk tidak membahas
sesuatu. Membuka diri terjadi dalam dua tahap yaitu
rasa tanggung jawab dan keberanian untuk maju.
— Intimasi (melibatkan berbagi diri), tahap ditandai
dengan hubungan fisik dan mental yang tepat. Tugas
dalam tahap ini memerlukan ketulusan (integritas,
kepercayaan), membuka diri (yang mempunyai arti
menempatkan seseorang dalam posisi yang
terbuka), wawasan (memiliki pandangan yang cepat
terhadap orang lain) dan perlibatan (orang lain
dapat dilibatkan dalam hubungan tanpa terancam).
— Konfirmasi, validasi personal menghasilkan
perasaan positif tentang kesadaran dan
pertumbuhan. Argumentasi memungkinkan untuk
memperbesar, memperkuat dan lebih
mempermudah hubungan memperhatikan, karena
kemampuan untuk peduli dengan dasar yang luas
(Rothrock, 2000).
APLIKASI PERILAKU
CARING PERAWAT
Berikut contoh kecil aplikasi perilaku caring perawat saat
memberikan asuhan keperawatan pada klien yang dapat
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan keselamatan klien
yang tentunya diharapkan dapat membantu kesembuhan klien.
— Perawat memperkenalkan diri saat pertama kali kontak dengan
klien
— Selalu tersenyum saat kontak dengan klien
— Perawat Memiliki rasa empati (menolong klien misalnya dalam
menghilangkan rasa sakit)
— Perawat menunjukan perhatian kepada klien (misalnya
menanyakan keadaan/keluhan yang dirasakan)
— Perawat selalu melibatkan keluarga klien dalam proses
kesembuhan klien
— Perawat melakukan pengkajian secara menyeluruh (pengkajian
yang holistik/bio-psiko-sosio-spritual-kultural)
— Perawat memiliki pendekatan yang konsisiten pada klien
— Perawat melakukan asuhan keperawatan dengan kemampuan
yang kompeten
— Perawat mendengar keluhan, perasaan, dan masukan dari
klien
— Perawat menunjukan sikap sabar dalam melakukan proses
keperawatan pada klien
— Perawat memberikan rasa aman dan nyaman kepada klien
— Perawat menyarankan kepada klien bila ada
kesulitan/menemui masalah segera menghubungi perawat
— Perawat melakukan tindakan sesuai SPO
— Perawat menghormati hak-hak klien.
— Perawat membantu klien dan memberikan kesempatan
untuk memandirikan klien dalam mengatasi masalah
— Perawat memberikan motivasi klien untuk selalu berpikir
positif tentang kondisi sakitnya
— Perawat mengajarkan cara untuk merawat diri sendiri jika
itu memungkinkan untuk dilakukan oleh klien.
— Perawat mendiskusikan kndisi klien dan memberikan
umpan balik pada klien
Tahap Bayi (Basic Trust Vs Miss
Trust)
— Adalah tahap perkembangan bayi usia 0-18 bulan
dimana pada usia ini bayi belajar terhadap
kepercayaan dan ketidakpercayaan. Masa ini
merupakan krisis pertama yang dihadapi oleh
bayi.
— Karakteristik Normal
q Menangis ketika ditinggalkan oleh ibunya
q Menangis saat basah, lapar, haus, dingin, panas, sakit.
q Menolak atau menangis saat digendong oleh orang yang tidak dikenalnya
q Segera terdiam saat digendong, dipeluk atau dibuai
q Saat menangis mudah dibujuk untuk diam kembali
q Menyembunyikan wajah dan tidak langsung menangis saat bertemu dengan
orang yang tidak dikenalnya
q Mendengarkan musik atau bernyanyi dengan senang
q Menoleh mencari sumber suara saat namanya dipanggil
q Saat diajak bermain memperlihatkan wajah senang
q Saat diberikan mainan meraih mainan atau mendorong dan
membantingnya.
CONTOH SIKAP CARING PADA
BAYI
— Segera menggendong, memeluk dan membuai bayi saat
bayi menangis
— Memenuhi kebutuhan dasar bayi (lapar, haus, basah,
sakit)
— Memberi selimut saat bayi kedingingan
— Mengajak berbicara dengan bayi
— Memanggil bayi sesuai dengan namanya
— Mengajak bayi bermain (bersuara lucu, menggerakkan
benda, memperlihatkan benda berwarna menarik,
benda berbunyi)
— Keluarga bersabar dan tidak melampiaskan kekesalan
atau kemarahan pada bayi
— Segera membawa bayi kepada pusat layanan kesehatan
bila bayi mengalami masalah kesehatan atau sakit.
TAHAP DEWASA MUDA
(INTIM VS ISOLASI)
— Merupakan tahap perkembangan manusia
yang berada pada 18-30 tahun dan pada usia
ini individu harus mampu berinteraksi akrab
dengan oranglain (Erickson, 1963).
— Pada masa ini penekanan utama dalam
perkembangan identitas diri untuk membuat
ikatan dengan oranglain yang menghasilkan
hubungan intim.
— Kegagalan dalam berhubungan akrab dan
memperoleh pekerjaan dapat menyebabkan
individu menjauhi pergaulan dan merasa
kesepian lalu menyendiri
— Karakteristik Prilaku Normal
◦ Menjalin interaksi yang hangat dan akrab dengan oranglian
◦ Mempunyai hubungan dekat dengan orang-orang tertenti
(pacar, sahabat)
◦ Membentuk keluarga
◦ Mempunyai komitmen yang jelas dalam bekerja dan
berinteraksi
◦ Merasa mampu mandiri karena sudah bekerja
◦ Memperlihatkan tanggungjawab secara ekonomi, sosial dan
emosional
◦ Mempunyai konsep diri yang realistis
◦ Menyukai diri dan mengetahui tujuan hidup
◦ Berinteraksi baik dengan keluarga
◦ Mampu mengatasi strss akibat perubahan dirinya
◦ Menganggap kehidupan sosialnya bermakna
◦ Mempunyai nilai yang menjadi pedoman hidupya
CONTOH SIKAP CARING PADA
DEWASA MUDA
— Diskusikan tentang perkembangan psikososial yang normal dan
menyimpang
— Diskusikan cara mencapai perkembangan psikososial yang
normal :
Ø Menetapkan tujuan hidup
Ø Berinteraksi dengan banyak orang termasuk lawan jenis
Ø Berperan serta/ melibatkan diri dalam kegiatan di
masyarakat
Ø Memilih calon pasangan hidup
Ø Menetapkan karier/pekerjaan
Ø Mempunyai pekerjaan
Ø Motivasi dan berikan dukungan pada individu untuk
melakukan tindakan yang dapat memenuhi perkembangan
psikososialnya.
TUGAS MINGGU DEPAN (Diskusi
dan Presentasi)
— Aplikasi Caring pada keluarga
— Aplikasi Caring pada survivor kanker
— Aplikasi caring pada masa konsepsi-
newborn
— Aplikasi Caring pada masa prasekolah
— Aplikasi caring pada anak sekolah
— Aplikasi caring pada remaja

Anda mungkin juga menyukai