Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.

3 Tahun 2014: 193-199 ISSN 0216-468X

Pengaruh Waktu Pemanasan (Anil) terhadap Ketahanan


Korosi pada Gelas Metalik Berbasis Zirkonium
1,2 2 1
Ongki Budi Anggriawan , Moch. Agus Choiron , Jing-Chie Lin
1
Department of Mechanical Engineering,National Central University
2
Department of Mechanical Engineering,Brawijaya University
E-mail:ongkibudi07@gmail.com

Abstract
The effects of annealing time on the corrosion resistance of a Zr-based bulk
metallic glass (BMGs) were studied. The Zr48Cu36Al8Ag8 BMGs annealed at the
temperatures of 471 oC for 0, 23 and 27 min respectively. The partially and fully
crystallized was identified by differential thermal analysis (DSC) and by X-ray
diffraction (XRD). The corrosion resistances of those BMGs was identified by open
circuit potential (OCP), Tafel plot (TP), dan cyclic anodic potentiodynamic
polarization (CAPD). The results show that the as-cast of Zr48Cu36Al8Ag8 BMGs (0
min, full amorphous) has higher corrosion resistance than that of the annealing
specimen for 23 and 27 min, while the fully crystallized specimen (27 min) has
worst corrosion resistance when compared to the other samples in 0.1 M NaCl
solution. The improvement of the corrosion resistance for as-cast (0 min) is better
than annealed specimen (23 and 27 min), because the as-cast does not have
defects like grain boundary (full amorphous). When the annealing time is longer (27
min), the crystallites grow up (more boundary regions), therefore increasing the
susceptibility to the localized corrosion.
Keywords: Metallic glass, Zr-Cu-Al-Ag, corrosion, NaCl

PENDAHULUAN menyimpulkan tiga kriteria penting [7-10]


Gelas metalik atau bulk metallic glass untuk meningkatkan kemungkinan
(BMGs) atau material amorf pertama terbentuknya gelas metalik atau struktur
ditemukan pada tahun 1960-an [1, 2]. Lelehan amorf, yang meliputi: (1) menggunakan
logam harus didinginkan secara cepat dengan paduan yang terdiri atas tiga atau lebih
kecepatan sekitar 105- 106 K/s untuk elemen penyusun, (2) perbedaan ukuran
menghindari terbentuknya fasa kristal [1, 3]. atom elemen penyusun lebih besar dari 12%,
Gelas metalik pertama kali ditemukan pada dan (3) panas pencampuran antara elemen
tahun 1960-an [1, 2] sebagai kategori baru pembentuk paduan harus negatif (ΔG < 0).
untuk metal dengan struktur amorf pada fase Zirconium dan paduanya sering sekali
padat. Pada tahun 1976, Liebermann, H. dan digunakan dalam industri, seperti industri
Graham, C. menemukan metode baru untuk kimia, bejana reaktor dan pipa vakum [11].
membuat pita tipis dari gelas metalik dengan Paduan zirkonium pada gelas metalik dipilih
paduan besi, nikel, dan boron dengan alat karena memiliki kemampuan pembentukan
roda berputar cepat superdingin (supercooled gelas (GFA) yang tinggi, memiliki kekuatan
fast spinning wheel) [4]. dan kekerasan yang tinggi, batas elastik
Akhir-akhir ini gelas metalik banyak regangan besar, ketahanan korosi yang
sekali diteliti atau dikembangakan karena tinggi, dan tidak beracun [12-14]. Banyak
memiliki sifat yang menarik dan unggul jika sekali keunggulan yang diperoleh dengan
dibandingkan dengan paduan logam lainnya, mencampurkan paduan pada gelas metalik.
seperti memiliki kekuatan dan kekerasan yang Penambahan elemen lain, misalnya Ni, Cu,
tinggi, batas elastik regangan besar, dan Ag, Al, Si, Cr, Mo, Ti atau Nb pada gelas
ketahanan korosi yang tinggi [3-6]. Gelas metalik dapat meningkatkan kekuatan dan
metalik dapat diaplikasikan pada alat kekerasan, serta memiliki ketahanan korosi
olahraga, pegas, implan tubuh dan alat medis yang lebih baik [13-17]. Pada tahun 1989,
[1-6]. Berdasarkan pada banyak penelitian Inoue, A. [18] menemukan bahwa gelas
tentang gelas metalik, Inoue, A. metalik Zr60Al20Ni20 memiliki kemampuan

193
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.3 Tahun 2014: 193-199 ISSN 0216-468X

pembentukan gelas (GFA) yang tinggi, berbeda, yaitu 0 menit (tanpa anil), 23 menit,
memiliki kekuatan dan kekerasan yang tinggi. dan 27 menit untuk mendapatkan perbedaan
Sejak saat itu, gelas metalik berbasis paduan persentase dari fasa kristal pada tiap
zirkonium sangat diminati untuk banyak spesimen. Untuk mengetahui persentase fasa
aplikasi. kristal pada spesimen dapat dilakukan
Gelas metalik dengan paduan Zr-Cu-Al- dengan menggunakan DSC (differential
Ag sangat sesuai untuk digunakan pada alat scanning calorimetric) dan XRD (X-ray
medis atau implan pada tubuh manusia diffraction).
karena memiliki banyak sekali keunggulan,
diantaranya adalah: memiliki kemampuan
pembentukan gelas (GFA) yang tinggi,
memiliki kekuatan dan kekerasan yang tinggi,
batas elastik regangan besar, anti bakteri
sehingga sulit sekali terjadi infeksi untuk
implan tubuh, tidak beracun, dan ketahanan
terhadap korosi yang tinggi [13-17].
Secara umum korosi didefinisikan
sebagai kerusakan suatu bahan material
akibat reaksi dengan lingkungan [19]. Gambar 1. (a) elektroda reference (saturated
Konsekuensi serius dari dampak korosi calomel electrode, SCE (saturated KCl)), (b)
menyebabkan hal ini sangat penting untuk elektroda pembantu (platinized titanium
dicegah. Beberapa dampak dari korosi antara mesh), dan (c) elektroda kerja (spesimen).
lain, yaitu: terkontaminasinya suatu produk,
membutuhkan biaya perawatan atau bahkan
harus melakukan penggantian, tingkat
keamanan yang menurun, serta menurunnya
efisiensi.
Pengujian korosi secara umum dilakukan
dengan teknik elektrokimia, dengan
menggunakan metode sel tiga elektroda. Uji
ketahanan korosi dapat dilakukan dengan
berbagai cara, misal open circuit potential
(OCP), Tafel plot (TP), cyclic anodic
potentiodynamic polarization (CAPD), dan
electrochemical impedance spectroscopy
(EIS).

METODE PENELITIAN
Ingot dari gelas metalik dengan
komposisi Zr48Cu36Al8Ag8 dibentuk dengan
pencampuran bahan Zr, Cu, Al, dan Ag murni
dengan tungku peleburan (arc-melting) dalam Gambar 2. Skema diagram dari uji korosi
kondisi atmosfer argon murni. Ingot dicairkan elektrokimia dengan tiga elektrode dalam
o
sebanyak 3 kali untuk mendapatkan larutan NaCl 0.1 M pada temperatur 25 C.
pencampuran yang sempurna. Pada proses
yang terakhir dilakukan pendinginan cepat Sebelum uji korosi, spesimen diamplas
(quenching dalam air) untuk membentuk sampai halus dengan amplas grid #400; #600;
gelas metalik berupa pelat dengan ketebalan #1000; dan #2000 hingga permukaan benar-
2 mm. Pelat tersebut kemudian dipotong benar bersih dan mengkilap seperti cermin
dengan mesin EDM (Electrical Discharge yang kemudian dibersihkan kembali dengan
Machining) dengan ukuran 10 x 10 mm. cairan acetone, alkohol dan terakhir
Selanjutnya sampel dipanaskan pada dikeringkan dengan gas nitrogen. Sedangkan
o
temperatur 471 C dengan waktu anil yang uji korosi dilakukan menggunakan alat

194
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.3 Tahun 2014: 193-199 ISSN 0216-468X

potensiostat. Pengujian ketahanan korosi spesimen tersebut terbukti sepenuhnya


dilakukan dengan menggunakan sel adalah fasa kristal (kristal 100%).
elektrokimia (sel tiga elektroda). Ketiga Persentase kristal pada spesimen dapat
elektrode (Gambar 1) tersebut dimasukkan ke dihitung dengan menggunakan enthalpy yang
dalam larutan NaCl 0.1 M. Sel korosi hilang (ΔH). ΔH tersebut berasal dari
kemudian dihubungkan dengan potensiostat spesimen tanpa dan dengan dianil yang
dan dilakukan pengolah data dengan software diperoleh dari program analisis saat
powersuit untuk mengetahui ketahanan korosi melakukan tes DSC. Hasil ΔH dari spesimen
dari tiap spesimen, sebagaimana terlihat pada dengan waktu anil 0, 23, dan 27 menit adalah
Gambar 2. 40.22, 20.26, dan 0 J/g. Dengan rumus (1) di
bawah, maka kita dapat menghitung
HASIL DAN PEMBAHASAN persentasi kristal yang secara berurutan
Persentase Kristal pada Spesimen sebesar 0, 49.62, dan 100% yang ditunjukkan
Dari hasil DSC yang terlihat pada pada Tabel 1.
Gambar 3, menunjukkan gelas metalik
Zr48Cu36Al8Ag8 tanpa anil (0 menit) memiliki
puncak eksotermik yang tinggi, ini
menjelaskan bahwa spesimen tersebut tidak Dimana ΔHo adalah enthalpy yang
memiliki fasa kristal (semuanya fasa amorf), hilang dari spesimen tanpa dianil (0 menit)
sedangkan spesimen dengan anil selama 23 dan ΔHx adalah enthalpy yang hilang dari
menit memiliki puncak eksotermik yang lebih spesimen yang dianil dengan lama waktu
rendah dari spesimen tanpa dianil. yang berbeda.
Gambar 4 Menunjukkan grafik XRD dari
spesimen tanpa dan dengan dianil. Untuk
spesimen tanpa dianil (0 menit), grafik tidak
menunjukkan puncak kristal sama sekali, hal
ini menunjukkan bahwa spesimen tersebut
sepenuhnya fasa amorf. Pola difraksi pada
spesimen dengan anil selama 23 menit
menunjukkan sedikit fasa kristal (hanya fasa
kristal Cu10Zr7 yang terbentuk). Sedangkan
spesimen dengan anil selama 27 menit tidak
hanya fasa kristal Cu10Zr7 yang terbentuk
tetapi juga CuZr, Zr2Cu, ZrO2, dan ZrAl2
terlihat dalam grafik tersebut.

Gambar3.Grafik DSC dari gelas metalik


Zr48Cu36Al8Ag8dengan variasi waktu anil 0, 23,
o
dan 27 menit pada temperatur 471 C.

Hal ini menjelaskan bahwa spesimen


tersebut memiliki sebagian fasa kristal dan
sebagian fasa amorf. Semakin lama waktu
anil maka puncak eksotermik yang terbentuk
semakin rendah. Pada spesimen dengan
waktu anil yang semakin lama, yaitu 27 menit
(bertujuan agar terjadi kristalisasi secara Gambar 4. Pola difraksi sinar-X dari gelas
penuh) tidak menunjukkan puncak metalik Zr48Cu36Al8Ag8 dengan variasi waktu
o
eksotermik, hal ini menjelaskan bahwa anil 0, 23 dan 27 menit di temperatur 471 C.

195
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.3 Tahun 2014: 193-199 ISSN 0216-468X

Ketahanan Korosi pada Spesimen


Gambar 5 menunjukkan hasil variasi dari
open-circuit potential (Eoc) untuk gelas metalik
Zr48Cu36Al8Ag8pada larutan NaCl 0.1 M
selama 4 jam. Dari gambar 5, kita dapat
mengetahui nilai Eoc setelah stabil nilainya
menurun dari -0.392 V (0 menit, tanpa anil),
kemudian -0.514 V (23 menit), dan terakhir -
0.736 V (27 menit). Dimana spesimen tanpa
perlakuan anil memiliki nilai Eoc terbesar, hal
ini menunjukan bahwa spesimen ini memiliki
ketahanan korosi yang baik. Di sisi lain,
spesimen dengan waktu anil yang lama (27 Gambar 6.Tafel plot (TP) dari gelas metalik
menit) memiliki nilai Eoc yang kecil, hal ini Zr48Cu36Al8Ag8dengan variasi waktu anil 0, 23,
menunjukkan bahwa spesimen ini memiliki dan 27 menit pada larutan NaCl 0.1 M.
ketahanan korosi yang rendah.
Gambar 7 menunjukan cyclic anodic
potentiodynamic polarization (CAPD) dari
gelas metalik Zr48Cu36Ag8Al8 dalam larutan
NaCl 0.1 M untuk spesimen tanpa dan
dengan proses anil. Potensial korosi
(corrosion potential,Ecorr), Eprot dan Iprot dari
hasil cyclic anodic potentiodynamic
polarization (CAPD)juga tertera pada Tabel 1.
Dimana nilai Ecorrdaricyclic anodic
potentiodynamic polarization (CAPD) tidak
jauh beda dengan hasil Tafel plot, dimana
Gambar 5. Grafik open-circuit potential nilai Ecorr menurun dengan semakin lamanya
(Eoc)darigelas metalik Zr48Cu36Al8Ag8dengan waktu anil, -0.409 V untuk spesimen tanpa
variasi waktu anil 0, 23, dan 27 menit pada anil (0 menit), -0.535 V
larutan NaCl 0.1 M selama 4 jam.

Tabel 1. Data propertis dan nilai hasil uji korosi spesimen gelas metalik Zr48Cu36Al8Ag8pada
larutan NaCl 0.1 M.

Waktu Persentase OCP Tafel Plot CAPD


Anil kristal
Eoc Ecorr Icorr Ecorr Eprot Iprot
(menit) (%)
(V) (V) (Log A/cm2) (V) (V) (Log A/cm2)
0 0 -0.392 -0.402 -4.31 -0.409 -0.049 -3.510

23 49.62 -0.514 -0.523 -3.89 -0.535 -0.165 -3.185

27 100 -0.736 -0.741 -3.04 -0.754 -0.354 -2.468

Untuk spesimen dengan waktu anil 23 lamanya waktu anil, yaitu -3.510 log A/cm2
menit, dan -0.754 V untuk spesimen dengan untuk spesimen tanpa dianil (0 menit), -3.185
waktu anil 27 menit. Sedangkan nilai Eprot juga log A/cm2 untuk spesimen dengan waktu anil
menurun dengan semakin lamanya waktu 23 menit, dan -2.468 log A/cm2 untuk
anil, -0.049 V untuk spesimen tanpa dianil (0 spesimen dengan waktu anil 27 menit.
menit), -0.165 V untuk spesimen dengan Hasil dari open-circuit potential (Eoc),
waktu anil 23 menit, dan -0.354 V untuk corrosion potential (Ecorr), current density
spesimen dengan waktu anil 27 menit. Disisi (Icorr), EprotdanIprot dari Tafel plots (TP) and
lain, nilai Iprot meningkat dengan semakin cyclic anodic potentiodynamic polarization

196
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.3 Tahun 2014: 193-199 ISSN 0216-468X

(CAPD) secara berurutan, tercantum pada Dimana batas butir merupakan area yang
Tabel 1. Spesimen gelas metalik tidak stabil yang memiliki peluang besar
Zr48Cu36Ag8Al8 tanpa perlakuan anil (0 (paling mudah) terjadinya korosi lokal
menit) emiliki ketahanan korosi yang paling (localized corrosion) [20]. Hal inilah yang
baik pada larutan NaCl 0.1 M bila menyebabkan spesimen Zr48Cu36Ag8Al8
dibandingkan dengan spesimen lainnya, yang dengan proses anil selama 27 menit memiliki
ditunjukkan dengan nilai Eoc, Ecorr (hasil dari ketahanan korosi paling rendah pada larutan
TP dan CAPD), dan Eprot yang paling tinggi, NaCl 0.1 M bila dibandingkan dengan
sedangkan untuk nilai Icorr dan Iprot dari spesimen tanpa dianil dan dianil selama 23
spesimen ini memiliki nilai terendah. Hal ini menit.
disebabkan karena spesimen tanpa perlakuan
anil (0 menit) tidak memiliki cacat atau defect
seperti batas butir yang merupakan area
paling mudah untuk terserang korosi [20].
Oleh sebab itu spesimen gelas metalik
Zr48Cu36Ag8Al8tanpa perlakuan anil (0 menit)
memiliki ketahanan korosi yang terbaik pada
larutan NaCl 0.1 M bila dibandingkan dengan
spesimen yang di anil selama 23 dan 27
menit.

Gambar 8. Foto kamera (a) sebelum dan (b)


sesudah untuk spesimen tanpa perlakuan
anil; (c) sebelum dan (d) sesudah untuk
spesimen yang dianil selama 23 menit; (e)
Gambar 7.cyclic anodic potentiodynamic sebelum dan (f) sesudah untuk spesimen
polarization (CAPD) dari gelas metalik yang dianil selama 27 menit dilakukan
Zr48Cu36Al8Ag8dengan variasi waktu anil 0, 23, perendaman pada larutan NaCl 0.1 M selama
dan 27 menit pada larutan NaCl 0.1 M. 7 hari.

Spesimen gelas metalik Zr48Cu36Ag8Al8 Gambar 8 (a, c, e) menunjukkan foto


yang dianil selama 23 menit memiliki kamera yang diambil sebelum dan (b, d, f)
ketahanan korosi yang lebih baik pada larutan sesudah perendaman dalam larutan NaCl 0.1
NaCl 0.1 M bila dibandingkan dengan M selama 7 hari. Dari Gambar 8 (a, c, e)
spesimen yang dianil selama 27 menit. Hal ini terlihat bahwa spesimen tanpa dan dengan
dikarenakan spesimen ini memiliki sebagian proses anil sebelum dilakukan perendaman
fasa kristal dalam fasa amorfnya. Persentase dalam larutan NaCl 0.1 M semuanya memiliki
fasa kristal pada spesimen gelas metalik yang permukaan yang bersih dan bersinar. Disisi
dianil selama 23 menit sebesar 49.62% lain, Gambar 8 (b, d, f) menunjukkan
(Tabel 1). Sedangkan spesimen yang dianil spesimen gelas metalik Zr48Cu36Ag8Al8tanpa
dengan durasi 27 menit sepenuhnya dan dengan proses anil setelah direndam
merupakan fasa kristal. Sehingga spesimen dalam larutan NaCl 0.1 M selama 7 hari
ini memiliki banyak batas butir apabila di memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
bandingkan dengan spesimen lainnya.

197
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.3 Tahun 2014: 193-199 ISSN 0216-468X

Spesimen tanpa perlakuan anil (Gambar [2] Babilas,R.&Nowosielski,R.,2010, “Iron -


8 (a)) memiliki permukaan mengkilap yang based bulk amorphous alloys”, Archives
masih cukup banyak bila dibandingkan of Materials Science and Engineering,
dengan spesimen yang lain setelah direndam Vol. 44, 5–27.
dalam larutan NaCl 0.1 M selama 7 hari. Hal [3] Inoue, A., Makino, A. &Mizushima, T.,
ini menunjukkan Spesimen tanpa perlakuan 2000, “Ferromagnetic bulk glassy alloys”,
anil (0 menit) memiliki ketahanan korosi yang Journal of Magnetism and Magnetic
tinggi. Sedangkan spesimen Zr48Cu36Ag8Al8 Materials, Vol. 215-216, 246-252.
dengan perlakuan anil selama 27 menit [4] Libermann, H. & Graham,C., 1976,
memiliki permukaan yang tampak sangat “Production Of Amorphous Alloy Ribbons
gelap, banyak terdapat lubang, dan tidak And Effects Of Apparatus Parameters On
halus (Gambar 8 (f)), hal ini mengindikasikan Ribbon Dimensions”.IEEE Transactions
bahwa dengan meningkatnya waktu dari on Magnetics, Vol.12, 921-923.
proses anil dapat menurunkan ketahanan [5] Basu, W. &Ranganathan,S., 2003, “Bulk
korosi pada larutan NaCl 0.1 M karena metallic glasses: A new class of
terbentuknya fasa kristal. engineering materials”, Sadhana, Vol. 28,
SpesimenZr48Cu36Ag8Al8dengan perlakuan 783–798.
anil selama 27 menit memiliki ketahanan [6] Anantharaman,T. R.,1984, “Metallic
korosi yang sangat rendah pada larutan NaCl glasses: Production, properties and
0.1 M bila dibandingkan dengan spesimen applications”, Trans. Tech. Publications.
tanpa perlakuan anil dan spesimen dengan [7] Takeuchi, A. & Inoue,A., 2005,
perlakuan anil 23 menit. “Classification of bulk metallic glasses by
atomic size difference, heat of mixing and
KESIMPULAN period of constituent elements and its
Dari hasil penelitian dapat ditarik application to characterization of the
beberapa kesimpulan yaitu : main alloying element”, Materials
1. Pembentukan gelas metalik (fasa amorf) Transactions, Vol. 46, No. 12, 2817-
Zr48Cu36Ag8Al8telah berhasil dilakukan 2829.
dengan tungkupeleburan (arc- [8] Inoue,A., 1995, “High strength bulk
melting)dalamkondisiatmosfer argon amorphous alloys with low critical cooling
murni. rates”, Materials Transactions JIM, Vol.
2. Pembentukan fasa kristal pada gelas 36, 866-875.
metalik Zr48Cu36Ag8Al8melalui proses anil [9] Inoue,A., 2001, “Bulk amorphous and
dengan variasi waktu yang berbeda, nanocrystalline alloys with high functional
yaitu 0, 23, 27 menit menghasilkan properties”, Materials Science and
persentase kristal sebesar 0, 50, dan Engineering, Vol.A 304-306, 1-10.
100% fasa kristal. [10] Inoue,A.,Shen,B. L. C.,&Chang,T., 2006,
3. Spesimen gelas metalik “Fe- and Co-based bulk glassy alloys
Zr48Cu36Ag8Al8tanpa perlakuan anil (0 with ultrahigh strength of over 4000
menit) memiliki ketahanan korosi yang MPa”, Intermetallics, Vol. 14, 936-944.
paling baik jika dibandingkan dengan [11] Schroeder, V., Gilbert, C. J., & Ritchie, R.
spesimen dengan perlakuan anil (23 dan O., 1998, “Comparison of the corrosion
27 menit). Sedangkan spesimen dengan behavior of a bulk amorphous metal,
perlakuan anil selama 27 menit memiliki Zr41.2Ti13.8Cu12.5Ni10Be22.5, with its
ketahanan korosi paling buruk pada crystallized form”, Materials Science and
larutan NaCl 0.1 M jika dibandingkan Mineral Engineering, Vol. 38, 1481–1485.
dengan yang lain. [12] Nie, X. P., Xu, X. M., Jiang, Q. K., Chen,
L. Y., Xu, Y., Fang, Y. Z., Xie, G. Q., Luo,
DAFTAR PUSTAKA M. F., Wu, F. M., Wang, X. D., Cao, Q.
[1] Kalay, I., 2010, “Devitrification kinetics P., & Jiang, J. Z., 2009, “Effect of
and phase selection mechanisms in Cu- microalloying of Nb on corrosion
Zr metallic glasses”, Materials Science resistance and thermal stability of ZrCu-
and Engineering, Vol.95, 226-233. based bulk betallic glasses”, Journal of

198
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.3 Tahun 2014: 193-199 ISSN 0216-468X

Non-Crystalline Solids, Vol. 355, 203– [17] Paillier, J., Mickel, C., Gostin, P. F., &
207. Gebert, A., 2010, “Characterization of
[13] Hua, N., Pang, S. Y., Wang, Li, J., Li, R., corrosion phenomena of Zr–Ti–Cu–Al–Ni
Georgarakis, K., Yavari, A. R., Vaughan, metallic glass by SEM and TEM”,
G., .& Zhang, T., 2011, “Ni- and Cu-free Materials Characterization, Vol. 61, 1000-
Zr–Al–Co–Ag bulk metallic glasses with 1008.
superior glass-forming ability”, Journal of [18] Inoue, A., Zhang, T., Masumoto, T.,
Materials Research, Vol.26, 539-546. 1989, “Zr-Al-Ni amorphous alloys with
[14] Inoue, A., Zhang, T., Masumoto, T., high glass transition temperature and
1990, “Zr-Al-Ni amorphous alloy with high significant supercooled liquid region”,
glass transition temperature and Mater. Trans., Vol. 30, 965-972.
significant supercooled liquid region”, [19] Dittmer, M., Ritzberger, C., Schweiger,
Mater. Trans. Japan Institute metalurgi, M., Rheinberger, V., Wörle, M., &
Vol. 31, 177-183. Höland, W., 2014, “Phase and
[15] Zander, D., & Köster, U., 2004, microstructure formation and their
“Corrosion of amorphous and influence on the strength of two types of
nanocrystalline Zr-based alloys”, glass-ceramics”, Journal of Non-
Materials Science and Engineering, Vol. Crystalline Solids, Vol. 384, 55–60.
A 375–377, 53–59. [20] Tam, M. K. & Shek, C. H., 2006,
[16] Tan, C. G., Jiang, W. J., Wu, X. Q., “Crystallization and corrosion resistance
Wang, X. F., & Lin, J. G., 2007, “Effect of of Cu50Zr45Al5 bulk amorphous alloy”,
crystallization on corrosion resistance of Materials Chemistry and Physics, Vol.
Cu52.5Ti30Zrll.5Ni6 bulk amorphous alloy”, 100, 34–37.
Material and Photoelectronic Physics,
Vol. 17, 751-754.

199

Anda mungkin juga menyukai