Analisis Penerapan Konsep 5S Di Bagian Proses Maintenance PT. Traktor Nusantara
Analisis Penerapan Konsep 5S Di Bagian Proses Maintenance PT. Traktor Nusantara
2, 2016
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian iniadalah untuk mengetahui persentase tanggapan positif dan negatif karyawan
terhadap implementasi 5S, mengetahui masalah–masalah dalam penerapan 5S pada bagian proses maintenance,
serta untuk menentukan proses pengendalian dan tindak lanjut penerapan 5S pada bagian proses maintenance di
PT. Traktor Nusantara Pekanbaru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode 5S. 5S adalah
teknik untuk menjaga mutu lingkungan sebuah perusahaan atau institusi dengan cara mengembangkan
keterorganisirannya, perlunya tempat kerja yang aman dan nyaman, pengelolaan tempat kerja, dan pentingnya
peningkatan efisiensi dan produktifitas. Responden pada penelitian ini adalah seluruh mekanik yang bekerja pada
bagian maintenance PT. Traktor Nusantara Pekanbaru. Hasil pengolahan data terhadap konsep 5S secara
keseluruhan indikator, dapat diketahui bahwa rata-rata yaitu sebanyak 84,91% responden memberikan tanggapan
positif. Hal ini mengindikasikan bahwa pada umumnya mekanik PT. Traktor Nusantara sudah baik dalam
memahami dan mengaplikasikan konsep 5S. Namun masih terdapat sekelompok mekanik yang memiliki respon
negatif yaitu sebesar 15,08%. Masalah-masalah dalam penerapan 5S, mekanik kurang optimal dalam hal
menerapkan prinsip-prinsip Seiketsu (pemantapan). Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan pengkodean
peralatan dan mengaruskan setiap karyawan untuk mengembalikan perlengkapan kerja yang sudah digunakan
ketempat asal.
112
Jurnal Teknik Industri Vol. 2, No. 2, 2016
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri
113
Jurnal Teknik Industri Vol. 2, No. 2, 2016
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri
tumbuh rasa memiliki terhadap keberadaan Manfaat penerapan 5S secara umum, akan
perusahaan tempat mereka bekerja. menghasilkan berbagai manfaat bagi perusahaan,
Metode 5S (Seiri, Seiton, Seiso Seiketsu, seperti (Suwondo, 2012):
dan Shitsuke) ini pertama kali muncul pada tahun 1. Meningkatkan semangat kerja tim.
1980 an yang digagas oleh Takashi Osada. Metode 2. Tempat kerja yang lebih bersih, rapi dan
5S merupakan sebuah metode yang dapat teratur.
digunakan untuk tujuan menciptakan dan menjaga 3. Lingkungan kerja yang lebih aman dan
kualitas lingkungan kerja dalam organisasi. nyaman.
Pengertian falsafah 5S yaitu (Gasperz, 4. Pengunaan ruang kerja secara optimal.
2001 dikutip oleh Risma, 2008): 5. Mempermudah pemeliharaan rutin.
1. Seiri, yaitu menyisihkan barang yang tidak 6. Mengadakan standar kerja yang jelas.
diperlukan dengan yang perlu atau 7. Kendali persediaan yang lebih efektif.
menyisihkan dan membuang barang yang 8. Mengurangi biaya operasional.
tidak perlu di tempat kerja. 9. Meningkatkan citra perusahaan.
2. Seiton (susun), yaitu menata alat-alat kerja 10. Mengurangi keluhan pelanggan.
yang digunakan dengan rapi dan benar-benar Pemeliharaan kualitas lingkungan tempat
menghilangkan kegiatan mencari agar alat-alat kerja yang baik akan dapat mengurangi potensi
dapat mudah ditemukan dengan cepat. terjadinya “bencana” seperti kesulitan mencari
3. Seiso, yaitu memelihara kebersihan tempat dokumen penting, staff yang cedera karena
kerja. tersandung, dan sebagainya. “Bencana” tersebut
4. Seiketsu, yaitu mempertahankan seiri, seiton, bisa jadi diakibatkan oleh ketidak rapian dan
dan seiso agar dapat berlangsung terus- ketidak terorganisiran barang-barang di tempat
menerus. kerja
5. Shitsuke, yaitu sebagai suatu kedisiplinan dan Adapun tujuan dari 5S adalah (Risma,
benar-benar menjadi kebiasaan, sehingga 2008):
pekerja terbiasa menaati peraturan dan 1. Memberikan penyadaran kepada peserta
diadakan penyuluhan terhadap pekerja untuk tentang perlunya tempat kerja yang aman dan
bekerja secara profesional. nyaman.
Menurut Gurel, 2013 dikutip oleh 2. Memberikan pengetahuan kepada peserta
Widianti, dkk., 2015, menekankan bahwa 5S juga tentang dasar pentingnya pengelolaan tempat
bertujuan untuk menjaga lingkungan kerja tetap kerja.
aman, bersih, nyaman dan kondusif. Bayo,dkk., 3. Memberikan penyadaran kepada peserta
2010 dikutip oleh Widianti, dkk., 2015, menyatakan tentang pentingnya peningkatan efisiensi dan
bahwa 5S memiliki hubungan yang positif terhadap produktifitas.
kualitas dan produktivitas. Tujuan yang diharapkan dengan menerapkan
Penerapan 5S harus memperhatikan 5S di perusahaan adalah sebagai berikut (Osada,
konteks dan kebutuhan praktikal sebuah organisasi 2004):
agar tujuan organisasi dapat tercapai. Penerapan 1. Keamanan
metode 5S umumnya dilakukan di industri Hampir selama puluhan tahun, kedua kata
manufaktur. Namun seiring dengan kebutuhan, 5S pemilahan dan penataan menjadi ciri khas
juga diterapkan dibidang lain misalnya di pada poster-poster dan surat kabar bahkan di
laboratorium dan perhotelan. Walaupun penerapan perusahaan-perusahaan kecil. Karena
5S telah sukses, perusahaan masih harus fokus pemilahan dan penataan sangat berperan besar
melakukan peningkatan terus-menerus karena di dalam masalah keamanan.
dengan jalan inilah mutu bisa dicapai. 2. Tempat kerja yang rapi
5S adalah teknik untuk menjaga mutu Tempat kerja yang menerapkan 5S dengan
lingkungan sebuah perusahaan atau institusi dengan teliti tidak perlu terus-menerus membicarakan
cara mengembang-kan keterorga-nisirannya. Teknik keamanan, dan kecelakaan industri yang
yang dimaksud ini melibatkan 5 langkah yang dialaminya akan lebih sedikit ketimbang
dikerjakan secara berurutan dan dapat dilakukan pabrik yang hanya mengutamakan peralatan
dimanapun selama 6 hingga 2 tahun atau sampai dan prosedur yang sedemikian aman sehingga
dengan penerapan secara menyeluruh (Listiani, tidak mungkin gagal.
2010). 3. Efisiensi
114
Jurnal Teknik Industri Vol. 2, No. 2, 2016
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri
115
Jurnal Teknik Industri Vol. 2, No. 2, 2016
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri
M
Terlalu kecil
responden yang berbeda. Realibilitas kuesioner Kurang teliti
oti
va ku
si ran
berkaitan dengan skor hasil pengukuran terbebas
ke
Lupa Warna kurang
rja g
dari kesalahan pengukuran. Metode yang digunakan
ren
mencolok
da
Kejenuhan
h/
dalam uji reliabilitas adalah metode Cronbach’s Tidak mengembalikan
perlengkapan kerja yang
Alpha. Metode Cronbach’s Alpha sangat cocok
ah
sudah digunakan ketempat
Lel
digunakan pada skor berbentuk skala atau skor Inventaris tidak tertata asal pengambilan
dengan rapi
rentangan. Pengujian reliabilitas menggunakan
batasan: reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang kotor
Jumlah Pembobotan =
Manusia
(frek.SS x 4) + (frek.S x 3) + (frek.KS x 2) +
Me ituu ti
(frek.TS x 1)
nga dak
Kurang peduli
ngg
Kurang training
ap entin
Lupa
per
peraturan kerja
SS : Sangat setuju Kurang mentaati setiap
S : Setuju bentuk peraturan kerja.
KS : Kurang setuju Tidak tersedianya
TS : Tidak setuju tempat sampah kecil Peraturan kerja tidak
dipajang didinding
workshop
116
Jurnal Teknik Industri Vol. 2, No. 2, 2016
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri
Manusia
Manusia
Kurangnya sosialisasi
Kurang peduli dengan dari atasan
peraturan yg ada Kurangnya kemampuan
Kurang peduli dengan komunikasi
Tidak ada kemauan peraturan yg ada
Kurang training
untuk belajar
Kurang training
Kurangnya sosialisasi
Lupa dari atasan
Kurang memahami setiap Merasa segan Rekan kerja kurang
peraturan kerja.
mengingatkan untuk
menciptakan suasana kerja
Poster mengenai
pentingnya APD masih Peraturan kerja tidak yang tertib dan nyaman.
kurang dipajang didinding Terdapat alat pengeras Alat pengeras suara
workshop suara di workshop bebas digunakan
Lingkungan
Lingkungan Mesin / alat
Gambar 3. Diagram Sebab Akibat Kurang
Gambar 5. Diagram Sebab Akibat Rekan
Memahami Setiap Peraturan Kerja
Kerja Kurang Mengingatkan untuk
Menciptakan Suasana Kerja yang Tertib dan
Masalah keempat terdapat pada indikator
Nyaman
kelima yaitu indikator Seiketsu (pemantapan):
pertanyaan nomor 13 (setiap peralatan kerja (tools)
Hambatan yang dihadapi mekanik dalam
disimpan dan dibedakan berdasarkan pengkodean).
penerapan konsep 5S diantaranya adalah:
Hal ini karena mekanik hanya memiliki respon
1. Tingkat kesadaran mekanik dalam upaya
positif sebesar 83,33% dan respon negatif sebesar
menciptakan lingkungan kerja yang dapat
16,67%, dan nilai pembobotan 55. Gambar berikut
memberi kemudahan untuk menyelesaikan
menyajikan akar penyebab permasalahan tersebut.
pekerjaan, masih kurang.
Contoh:
Manusia Mesin / alat Pada umumnya mekanik belum secara
Kurangnya sosialisasi konsisten mentaati segala bentuk peraturan
Bentuk sama dengan
Kurang teliti
dari atasan
tools produk lain kerja dan memberikan contoh baik untuk
Kurang training
Menganggap hal itu menciptakan lingkungan kerja yang tertata.
tidak penting Kotak dan lemari tools
kurang Kurang maksimalnya 2. Belum semua mekanik memiliki kemauan
Lupa penyimpanan dan
pembedaan tools
untuk bersama-sama menciptakan lingkungan
Inventaris tidak tertata
berdasarkan pengkodean kerja yang bersih, tertib, dan menyenangkan.
(sesuai permasalahan).
dengan rapi Contoh:
kotor Masih cukup banyak mekanik yang kurang
peduli terhadap lingkungan kerja yang tidak
tertata rapi, dan berdebu.
Lingkungan
3. Faktor kebiasaan yang kurang baik di rumah,
terbawa ke dalam lingkungan kerja. Contoh:
Gambar 4. Diagram Sebab Akibat Kurang Tidak menyimpan kembali peralatan kerja
Maksimalnya Penyimpanan dan Pembedaan (tools) di tempatnya semula, sehingga
Tools Berdasarkan Pengkodean (Sesuai menyulitkan diri sendiri dan mekanik lain
Permasalahan) untuk menemukan peralatan tersebut pada saat
membutuhkannya.
Masalah kelima terdapat pada indikator
kelima yaitu Seiketsu (pemantapan): pertanyaan Kesimpulan
nomor 21 (setiap rekan kerja saling mengingatkan
untuk menciptakan suasana kerja yang tertib dan Berdasarkan dari tujuan penelitian maka
nyaman). Hal ini karena mekanik hanya memiliki disimpulkan sebagai berikut :
respon positif sebesar 72,22% dan respon negatif 1. Berdasarkan pengolahan data terhadap
sebesar 27,78%, dan nilai pembobotan 56. Gambar penerapan konsep 5S, secara keseluruhan
berikut menyajikan akar penyebab permasalahan indikator, responden memberikan tanggapan
tersebut.
117
Jurnal Teknik Industri Vol. 2, No. 2, 2016
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri
positif sebesar 84,91% dan 15,08% memiliki Micromotion Study dan Penerapan Metode 5S
respon negatif. Artinya, bahwa pada umumnya untuk Meningkatkan Produktifitas. Jurnal
mekanik PT. Traktor Nusantara sudah baik Teknologi, Vol. 1 No 2 Hal. 191-203.
dalam memahami dan mengaplikasikan Desember 2008.
konsep 5S Suwondo, C. Penerapan Budaya Kerja Unggulan 5S
2. Masalah-masalah dalam penerapan konsep 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke)
pada Bagian Proses Maintenance berdasarkan di Indonesia. Jurnal Magister Manajemen.
kelima indikator adalah : Vol. 1 No. 1 Hal. 29-48. April 2012.
a. Mekanik kesulitan dalam menemukan Widianti, T., dkk. Implementasi 5S untuk
peralatan kerja dan kurangnya rasa Optimalisasi Keselamatan, Kesehatan, dan
nyaman saat bekerja akibat bunyi musik Performa Kerja. Prosiding Seminar Nasional
yang keras. Teknologi Pengelolaan Limbah XIII. 30
b. Masih ditemukannya sampah berupa Desember 2015.
kertas-kertas kecil, abu, puntung rokok, Wiratmani, E. Implementasi Metode 5S pada Divisi
dan kayu-kayu kecil di lingkungan kerja. Gudang Barang Jadi. Jurnal Ilmiah Faktor
c. Mekanik masih kurang memahami dan Exacta. Vol. 3 No. 3 Hal. 268-286. September
mentaati peraturan yang ada. 2010.
d. Mekanik masih belum maksimal dalam
menjaga kebersihan lingkungan kerja
maupun peralatan kerja.
3. Upaya peningkatan penerapan konsep 5S
sebagai proses pengendalian dan tindak lanjut
penerapan 5S diantaranya adalah:
a. Mekanik saling mengingatkan untuk
menciptakan kenyamanan di lingkungan
kerja.
b. Supervisor hendaknya melakukan
evaluasi setiap hari terhadap kebersihan
dan ketertiban lingkungan kerja.
c. Supervisor membuat peraturan atau
slogan-slogan yang menggugah
semangat untuk menciptakan lingkungan
kerja yang nyaman.
d. Mengadakan lomba ketertiban,
kebersihan, dan kedisiplinan bagi diri
mekanik.
Daftar Pustaka
118
Lampiran 1
Lampiran 2
No. Jumlah
Peringkat Pertanyaan
Pertanyaan Pembobotan
Lingkungan kerja Bapak/Saudara bersih dari sampah yang
15 8 berserakan (misal: kertas, puntung/abu rokok, bungkus 56
permen, dst).
Peralatan kerja (tools) yang digunakan serta pendukung
16 9 kerja Bapak/ Saudara (misal: meja, kursi, lemari) bersih 56
tidak berdebu.
Bapak/Saudara bersama rekan kerja saling mengingatkan
17 21 56
untuk menciptakan suasana kerja yang tertib dan nyaman.
Setiap peralatan kerja (tools) Bapak/Saudara disimpan dan
18 13 55
dibedakan berdasarkan pengkodean (sesuai permasalahan).
19 17 Bapak/Saudara memahami setiap peraturan kerja. 55
20 18 Bapak/Saudara mentaati setiap bentuk peraturan kerja. 55
Mengembalikan perlengkapan kerja yang sudah digunakan
21 15 54
ke tempat asal pengambilan.