Anda di halaman 1dari 13
MODUL ILMU QIRAAT Pendahuluan Secara etimologi kata qira’ah mempunyai akar kata yang sama dengan kata al-Qur’an, yakni dari kata 1.8 yang bermakna “membaca”. Lafal qira’at (el) merupakan bentuk mashdar dari !.8, yang artinya “bacaan”. Sedangkan secara terminologi menurut Imam Az- Zarkasyi: Qira’at adalah perbedaan (cara mengucapkan) lafadz-lafadz al-qur’an, baik menyangkut huruf hurufnya atau cara pengucapan huruf-huruf tersebut seperti takhfif (meringankan) tatsqil (memberatkan), dan atau yang lainnya. Menurut As-Shabuni: Qira’at adalah suatu madzhab pelafalan Al-Qur’an yang dianut salah seorang imam berdasarkan sanad-sanad yang bersambung kepada Rasulullah SAW. Adapun JImu Qira’at merupakan salah satu cabang kajian dari ulumul qur’an yang membahas tentang cara membaca al-Qur'an, A. Sejarah Perkembangan IImu Qira’at ‘Al-Qur'an turun dalam dua tahapan yaitu ada yang turun sekaligus dan berangsur- angsur. Proses turunnya al-Qur’an sekaligus disebut jumlatan wahidah yaitu proses turunnya al-Qur’an dari sidrat al-Muntaha ke bait al-Izzah atau langit dunia. Kemudian proses selanjutnya al-Qur’an turun berangsur-angsur (munajjaman) yaitu al-Qur’an turun dari bait al-Izzah ke shadr al-Rasul (dada rasul). Qira’at itu ada bersamaan dengan turunnya al-Qur’an kepada Rasulullah SAW. al- Qur'an itu dengan sab ‘atu ahruf (tujuh dialeg atau tujuh cara baca). Rasulullah mengajarkan para sahabat bacaan al-Qur’an dengan qira’at yang berbeda-beda pula. Kemudian pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab terjadilah perluasan wilayah kekuasaan islam, maka para sahabat juga menyebar ke kota-kota perluasan tersebut untuk mengajarkan al-Qur’an beserta qira’atnya, Pada saat inilah awal terjadinya perbedaan-perbedaan qira’at itu. Hingga kemudian pada masa Utsman bin Affan dikumpulkan kembali mushaf-mushaf yang tersebar di kota-kota dan diselaraskan qira’atnya sesuai dengan rasm Utsmani. Memang tidak tercatat mengenai kapan tepatnya ilmu qira’at itu muncul. Tetapi yang jelas, mula-mula orang yang pertama menulis tentang ilmu Qira’at tersebut adalah Abu. Ubaid Al- Qosim Ibn Salam (wafat tahun 244 H). Beliau telah mengumpulkan para imam ip ern anserer gira’at dengan bacaannya masing-masing, para tokoh lain yang turut mempelopori lahirnya stany, Abu Jafar al-Thabary dan Ismail al-Qadhi. Pada permulaan abad pertama Hijriah, sejumlah Ulama dari kalangan Tabi’in membulatkan tekad dan perhatiannya untuk menjadikan qiraat ini sebagai disiplin ilmu yang independen sebagaimana ilmu-ilmu syari’at lainnya. Qira’ah sab’ah menjadi masyhur pada permulaan abad kedua Hijriah. Orang-orang Basrah memakai qiraat Abu Amr dan Ya’qub, Orang-orang Kufah memakai qiraat Hamzah dan ‘Asim, Orang orang Syam memakai qiraat Ibn Amir, Orang-orang Mekkah memakai qiraat Ibn Kasir, dan orang-orang madinah memakai qiraat Nafi’. Pada abad ketiga Hijriyah, Qiraat ini terus berkembang hingga sampailah pada Abu Bakar Ahmad Ibn Musa Ibn Abbas Ibn mujahid yang terkenal dengan panggilan Ibn Mujahid (wafat tahun 324 H) di Bhagdad. Beliaulah yang membukukan Qira’ah sa’bah atau tujuh Qiraat dari tujuh imam yang dikenal di Mekkah, Madinah, Kufah, Basrah, dan Syam. B, Syarat-syarat Qira’at Shabih ‘Adapun syarat sebuah Qira’at itu dinyatakan sebagai Qira’at yang shahih adalah ketika telah memenuhi tiga syarat berikut: 1. Sesuai dengan bahasa Arab 2. Sesuai dengan rasm Utsmani 3. Bersambung sanadnya Berdasarkan tiga syarat Qira’at diatas maka Qira’at itu dibagi menjadi tiga yaitu: mutawatir, masyhur dan syadz. Qira’at yang mutawatir itu ada tujuh, kemudian Imam al- Jazary menambahkan tiga Qira’at lagi karena dianggap telah memenuhi syarat Qira’at shahih, yang merupakan Qira’at masyhur, kemudian pada masa Ustman bin Affan muncul empat Qira’at syadz. Qira’at syadz adalah Qira’at yang tidak cukup syarat mutawatir yang masuk di dalamnya penafsiran al-Qur’an atau bukan al-Qur’an murni. Dalam ilmu Qira’at ada istilah: 1. Qira’at: Semua perbedaan cara baca al-Qur’an yang disandarkan kepada Imam Qira’at. ip ern anserer 2. Riwayat: Semua perbedaan cara baca al-Qur’an yang disandarkan kepada perawi. 3. Thariqah: Semua perbedaan cara baca yang disandarkan kepada thariqnya (Thariq adalah orang yang neriwayatkan dari perawi) 4. Wajhun atau Awjuh: Semua perdaan cara baca al-Qur’an di dalam satu thariqah C. Nama-Nama Imam Qurra’ 1, Nafi’ : Qalun dan Warasy . Abu ‘Amr al-‘Ala’ al-Bashary: Ad-Dury dan As-Susy Ibn ‘Amir As-Syami : Hisyam dan Ibnu Dzakwan . ‘Ashim al-Kufi : Syu’bah dan Hafs . Ibn Katsir : Al-Bazzi dan Qunbul . Hamzah Az-Zayyad : Khalaf dan Khalad . Al-Kisa’i: Abu Harits dan Ad-Dury . Abu Ja’far al-Madany : Isa Tbnu Wardan dan Ibnu Jammas ern avweavwn . Ya’qub al-Bashary : Rauh dan Ruwais 10. Khalaf al-‘Asyir : Ishaq dan Idris D. Biografi Imam Qurra’ a. Imam Nafi’ Nama lengkapnya Abu Ruwaim Nafi’ Ibn Abd Al-Rahman Ibn Abi Na’im al-Laisry. Beliau lahir di Isfahan pada tahun 70 dan wafat di Madinah pad tahun 169 H. Perawinya adalah Qalun (w. 220 H) danWarsy (w. 197 H). b. Abu ‘Amr ‘Abu Amr Nama lengkapnya Abu Amr Zabban Ibn A“la Ibn Ammar al-Bashri yang sering juga dipanggil Yahya. Beliau merupakan satu-satunya imam qiraat yang paling banyak guru gira’atnya. Beliau scorang guru besar qira’at di Kota Bashrah yang wafat di Kuffah pada tahun 154 H. Rawinya yang terkenal ialah Abu Amr ad-Dury (wafat tahun 246 H) dan Ibnu Zyad as- Susy (wafat tahun 261 H). c. Ibn ‘Amir ip ern anserer Nama lengkapnya Abu Imran Abdullah bin Amir al-Yashubi yang merupakan scorang Qadhi di Damaskus pada masa pemerintahan Ibn Abd al-Malik.Beliau lahir pada tahun 21 H. Beliau berasal dari kalangan tabi’in yang belajar Qiraat dari al-Mughirah Ibn Abi Syihab al- Mahzumi, Usman bin Affan dan Raulullah SAW. Beliau wafat tahun 118 H Damaskus. Rawi beliau yang terkenal dalam Qiraat yaitu Hisyam (wafat tahun 245H) dan Ibn Dzakwan (wafat tahun 242 H). d. ‘Ashim Al-Kufi ‘AshimAL-Khufy Nama lengkapnya ‘Ashim Ibn Abi Al-Najud al-Asadi. Beliau seorang tabi’in yang wafat sekitar tahun 127-128 H di Kuffah. Beliau merupakan imam gira’at Kufah yang paling bagus suaranya dalam membaca al-qur"an. Kedua perawinya yang terkenal adalah Syu’bah (wafat tahun 193 H) dan Hafs (wafat tahun 180 H). ce. Ibn Katsir Ibn Katsir Nama lengkapnya Abu Muhammad Abdullah Ibn Katsir Al-Dary al-Makky. Beliau adalah imam Qiraat di Mekkah dari kalangan tabi"in yang pernah hidup bersama sahabat abdullah Ibn Zubair, Abu Ayub al-Anshari dan Anas Ibn Malik. Beliau wafat tahun 291 H, rawinya yang terkenal adalah Al Bazy (wafat tahun 250 H) dan Qunbul (wafat tahun 291 H). f. Hamzah Az-Zayyad Hamzah Nama lengkapnya Hamzah Ibn Habib Ibn Imarah al-Zayyat al-Fardh al-Thaimi yang sering dipanggil Ibn Imarah. Beliau berasal dari kalangan hamba sahaya ikrimah Ibn Robbi? Muthaimi yang wafat di Hawan pada masa khalifah Abu Ja’far al-Manshur tahun 156 H. Kedua perawinya yang terkenal adalah Kholaf (w. 229 H) dan Khallad (w 220 H). g. ALKisa’i AL-Kisa’i Nama lengkapnya Abul Hasan Ali Ibn Hamzah Ibn Abdillah Al-Asady. Selain imam Qori’ beliau terkenal juga sebagai imam nahwu golongan Kufah. Beliau wafat pada tahun 189 H di Ray Perawinya yang terkenal adalah Abd al-Haris (wafat tahun 242 h) dan ‘Ad-Dury (wafat tahun 246 H). Selain qgiraat yang tujuh di atas, Imam al-Jazari (wafat tahun 751 H) mengumpulkan tiga qiraat yang lain dengan gari-qarinya yaitu ip ern anserer h, Abu Ja’far al-Madany Abu Ja'far Yazid bin Al-Qa'ga’ Al-Makhzumi (perawinya yang masyhur ialah Ibnu Wardan dan Ibnu Jammaz). Dengan munculnya tiga qiraat ini maka qiraat menjadi sepuluh yang dikenal dengan sebutan "Qiraat Asyrah” (qiraat sepuluh). i Ya’qub al-Bashary Abu Muhammad Ya'qub bin Ishak Al-Hadhrami (perawinya yang masyhur ialah Ruwais Muhammad bin Mutawakkil dan Ra'uh bin Abdul Mukmin); j. Khalaf al-‘Asyir ‘Abu Muhammad bin Hisyam (perawinya yang masyhur ialah. Ishak Al-Warraq dan Idris AlMadda). Dengan munculnya tiga qiraat ini maka qiraat menjadi sepuluh yang dikenal dengan sebutan "Qiraat Asyrah" (qiraat sepuluh), Selain qiraat yang sepuluh ini muncullah pula empat qiraat dengan qari-qarinya: 1, Muhammad bin Mahaishiz. Al-Makki, 2. Al-A'masy Al-Kufi 3. Hasan Al-Basi 4. Yahya Al-Yazidi Dengan munculnya empat giraat ini, maka semuanya menjadi qiraat empat belas yang terkenal dengan sebutan "Qiraat Arba’ata Asyarah " (Qiraat Empat Belas). Namun qiraat empat yang terakhir ini adalah qiraat lemah (syaz) karena tidak tidak memenuhi syarat syarat Qiraat yang telah ditetapkan ulama. E, Cara Mempelajari Qira’at ‘Asyarah a. Tharigat al-Ifrad (21 89! 42,1) Thariqat al-Ifrad yaitu cara mempelajari qira’at dengan memisahkan antara satu gira’at dengan qira’at lainnya yaitu dengan mempelajari satu persatu riwayat dari dua puluh riwayat yang ada. ip ern anserer b. Thariqat jam’u al-Qira’at (. 3. Idgham, Izhar dan Tkhfa a. Idgham Idgham yaitu dua huruf yang bertemu, huruf petama sukun (mati) dan huruf kedua mutaharrik (hidup), Huruf pertama dimasukkan ke huruf yang kedua (baik secara makhraj ‘maupun sifat). Idgham terbagi menjadi 3 bagian: ip ern anserer 1) Idgham Bigunnah dan Bilaghunnah * Idgham Bighunnah: Memasukkan dengan dengung © Idgham Bilanghunnah: Memasukkan tanpa dengung 2) Idgham Kamil dan Nagis © Idgham Kamil, yaitu dua huruf yang bertemu, huruf petama sukun (mati) dan huruf kedua mutaharrik (hidup). Huruf pertama dimasukkan secara sempuma ke huruf yang kedua (baik secara makhraj maupun sifat). ‘* Idgham Nagis, yaitu dua huruf yang bertemu, huruf petama sukun (mati) dan huruf kedua mutaharrik (hidup), Huruf pertama dimasukkan ke huruf yang kedua, akan tetapi belum sempurna masuknya karena masih ada sifat huruf pertama yang belum dimasukkan ke huruf yang kedua. 3) Idgham Saghir dan Kabir « Idgham Saghir, dua huruf yang bertemu, huruf petama sukun (mati) dan huruf kedua mutaharrik (hidup) dan huruf pertama dimasukkan ke huruf yang kedua (baik secara makhraj maupun sifat). © Idgahm Kabir, yaitu dua huruf yang bertemu, keduanya merupakan huruf mutaharrik (hidup) dan huruf pertama dimasukkan ke huruf yang kedua (baik secara makhraj maupun sifat). NOTE: Idgham Kabir tidak ada dalam riwayat Hafs. 4, Imalah Imalah terbagi dua: a. Imalah Kubra, yaitu bacaan yang dimiringkan ke arah kasrah Contoh: 5 eas wos 4 ae a oy 48 HSI by b. Imalah Sughra/ Taqlil/ Baina Baina, yaitu cara membaca suatu bacaan antara fathah dengan imalah kubra (tidak ada dalam riwayat Hafs). ip ern anserer 5. Ha Kinayah (Ha Dhamir) Ha Kinayah (Ha dhamir) yaitu kata ganti yang menunjukkan orang ketiga tunggal. Contoh: Posisi ha dhamir dalam Al-Qur’an ada 4: 1) Huruf sebelum dan setelah ha dhamir berharakat. Contoh: open gud 2) Huruf Sebelum dan setelah ha dhamir sukun. Contoh: 4) Huruf sebelum ha dhamir berharakat dan setelah ha dhamir sukun. Contoh: bin Ha dahmir dibaca shilah (panjang) apabila sebelum dan setelah ha dhamir ada huruf yang berharakat. Kecuali dalam surah Al-Furgan: Ha dhamir pada kalimat tersebut dibaca panjang dua harakat walaupun huruf sebelumnya sukun, Kalimat tersebut merupakan pengecualian dari kaidah dalam riwayat Hafs. Sedangkan dalam riwayat lain, ada yang membaca shilah, apabila huruf sebelum ha dhamir sukun atau berharakat dan setelah ha dhamir berharakat. Contoh dalam riwayat Ibnu Katsir: ip ern anserer Ha dhamir pada kalimat tersebut dibaca shilah. 6. Ya Idhafah Idhafah artinya sesuatu yang ditambahkan. Ya Idhafah yaitu ya yang ditambahkan dari asal kata, dimana kata tersebut memungkinkan masuknya huruf ha (*) atau kaf (4). Contoh: Se Sedangkan perbedaan membaca ya idhafah dalam riwayat dengan membacanya antara berharakat atau sukun, Contoh: © Ada yang membaca dengan sukun * Ada yang membaca dengan harakat coi cage Semua qiraat membaca ya idhafah tapi dengan cara yang berbeda. Ada yang membaca dengan berharakat dan ada yang membaca dengan sukun. © Pembagian huruf yang dijumpai setelah ya idhafah: 1) Huruf hidup dan harakatnya fathah 2) Huruf hidup dan harakatnya kasrah 3) Huruf hidup dan harakatnya dhammah ip ern anserer 4) Alif_lam ta’rif oes wade 5) Hamzah washal 6) Huruf selain hamzah 7. Ya Zaidah Yaa zaidah adalah ya yang ditambahkan pada satu kata dan berada di akhir kata dan merupakan tambahan dari rasm ustmani. Adapun perbedaan antara ya zaidah dan ya idhafah, adalah: 1) Ya idhafah ada pada ism, fi'il dan hurf, sedangkan ya zaidah hanya ada pada ism dan fil. 2 Ya idhafah ditulis dalam rasm utsmani, sedangkan ya zaidah tidak ditulis dalam rasm utsmani. 3 Ya idhafah berkisar antara dibaca dengan fathah atau sukun, sedangkan ya zaidah perbedaan antara imam qurra’ antara dibaca dan tidaknya huruf ya. (perbedaan cara membaca dalam berbagai riwayat) 4 Ya zaidah merupakan ashliyyah (asli) atau tambahan, sedangkan ya idhafah semuanya tambahan dari dasar kata. 8. Hamzah Hamzah yaitu huruf hijaiyah yang menerima harakat. Posisi hamzah dalam Al-Qur’an: 1) Tahqiq (pasti, jelas), yaitu hamzah yang dibaca dengan tahqiq baik itu fathah, kasrah, dhammah atau sukun. Contoh: hy ip ern anserer 2) Ibdal (JI), yaitu ketika hamzah diganti dengan huruf mad ( 5 !) apabila huruf sebelumnya fathah deganti dengan alif, apabila kasrah diganti dengan ya dan apabila dhammah diganti dengan waw. Contoh: 3) Tashil (Jelly Tashil=dimudahkan shy Tashil yaitu memudahkan membaca hamzah dari tahqiq ke hamzah yang dibaca antara ha (») dan ya (ig). Contoh: 4) Naql (dipindahkan), yaitu harakat hamzah dipindahkan ke huruf sukun sebelumnya. Contoh: 5) Gist 43.291 (dihapus), yaitu hamzahnya dihapus. Contoh: oi ity ole Gata = Saul ip gn Caner

Anda mungkin juga menyukai