Anda di halaman 1dari 11

LK 1.

1 : Lembar Kerja Belajar Mandiri


STEVANIE F. TOAR, S.Pd
Judul Modul Modul 2 Aljabar Dan Program Linear
Judul Kegiatan Belajar 1. Kegiatan Belajar 1 : Bentuk Aljabar dan Sistem persamaan Linear
(KB) 2. Kegiatan Belajar 2 : Matriks dan Vektor Pada Bidang dan Ruang
3. Kegiatan Belajar 3 : Program linear
4. Kegiatan Belajar 4 : Pembelajaran Aljabar
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta Kegiatan Belajar 1 : Bentuk aljabar dan sistem persamaan
konsep (istilah linear
dan definisi) di 1. Bentuk Aljabar adalah suatu bentuk matematika yang dalam
penyajiannya memuat huruf-huruf untuk mewakili bilangan yang
modul ini
belum diketahui. Dalam suatu bentuk aljabar terdapat unsur-unsur
aljabar, yang meliputi variabel (peubah), koefisien, konstanta,
faktor, dan suku (suku sejenis dan suku tidak sejenis).
2. Suku adalah bagian dari bentuk aljabar yang dipisah dengan
tanda - atau +.
3. Faktor adalah bilangan yang membagi bilangan lain atau hasil
kali.
4. Koefisien adalah faktor bilangan pada hasil kali dengan suatu
peubah.
5. Konstanta adalah lambang yang menyatakan bilangan tertentu
(bilangan konstan / tetap) .
6. Suku sejenis memiliki peubah dan pangkat dari peubah yang
sama. Jika berbeda, disebut dengan suku tidak sama atau suku
tidak sejenis.
7. Operasi hitung pada bentuk aljabar tidak berbeda dengan
operasi hitung pada bilangan bulat, yakni penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian.
8. Pada perkalian antarsuku bentuk aljabar, kita dapat
menggunakan sifat distributif sebagai konsep dasarnya.
9. Persamaan adalah kalimat terbuka yang menggunakan tanda
hubung ” = ” (sama dengan).
10. Persamaan linear dengan satu variabel (PLSV) adalah suatu
persamaan yang memiliki satu variabel (peubah) dan pangkat
tertingginya satu.
11. Penyelesaian (solusi) dari suatu PLSV adalah bilangan real yang
menggantikan variabel sehingga persamaan tersebut menjadi
bernilai benar.
12. Persamaan linear dengan dua variabel (PLDV) adalah
persamaan yang memiliki dua peubah dan pangkat tertingginya
satu.
13. Pertidaksamaan adalah kalimat matematis yang dibangun
dengan menggunakan satu atau lebih simbol <, >, ≤, atau ≥,
untuk membandingkan 2 kuantitas. Pertidaksamaan linear adalah
pertidaksamaan yang pangkat tertinggi dari variabelnya adalah
satu. Pertidaksamaan linear adalah pertidaksamaan yang pangkat
tertinggi dari variabelnya adalah satu.
14. Menyelesaikan pertidaksamaan artinya mencari nilai dari
variabel yang membuat hubungan dua kuantitas dalam urutan
yang benar. Nilai dari variabel yang membuat pertidaksamaan
menjadi kalimat yang benar disebut penyelesaian pertidaksamaan.
Himpunan semua penyelesaian dari pertidaksamaan disebut
himpunan penyelesaian pertidaksamaan.
15. Persamaan linear dengan n variabel adalah persamaan yang
berbentuk a1x1 + a2x2+ … + anxn = b, dengan a1 , a2 , …, an ,
b bilangan-bilangan riil dan a1 , a2 , …, antidak semuanya nol.
16. Dlam penulisan suatu SPL digunakan tanda “{“. Terkadang
“tanda kurung kurawal” diletakkan di bagian belakang,
sehingga menggunakan tanda “}”.
17. SPL konsisten (consistent), jika SPL tersebut mempunyai solusi.
18. SPL tak konsisten (inconsistent), jika SPL tersebut tidak
mempunyai solusi.
19. Jika A matriks berukuran nxn, maka pernyataan berikut ekivalen.
A invertible (mempunyai invers).
20. Metode grafik, metode eliminasi, metode substitusi, dan metode
gabungan (eliminasi dan substitusi).
21. Operasi Baris Elementer (OBE). augmented matrix

Kegiatan Belajar 2 : Matriks dan Vektor pada Bidang dan


Ruang

KB 2. Matriks dan Vektor pada Bidang dan Ruang


1. Matriks adalah susunan persegi panjang dari bilangan-bilangan.
Bilangan-bilangan pada susunan tersebut disebut entri atau
komponen atau elemen dari matriks
2. Secara umum matriks mxn ditulis sebagai berikut.

Notasi digunakan apabila ukuran matriks diperhatikan


dan notasi digunakan apabila ukuran matriksnya tidak
diperhatikan.
3. Jenis-jenis Matriks

Misalkan matriks A = .

(1) Matriks A disebut matriks persegi berorder n


jika A mempunyai n baris dan nkolom.
Komponen a11, a22, …, ann disebut komponen diagonal
utama dari A.

(2) Matriks A disebut matriks segitiga bawah jika


semua komponen di atasdiagonal utama nol.
(3) Matriks A disebut matriks segitiga atas jika
semua komponen di bawahdiagonal utama nol.
(4) Matriks A disebut matriks segitiga jika matriks
A merupakan matriks segitigaatas atau segitiga
bawah.
(5) Matriks A disebut matriks diagonal jika A
merupakan matriks segitiga atasdan matriks
segitiga bawah.
(6) Matriks A disebut matriks skalar jika A
merupakan matriks diagonal dankomponen
pada diagonal utama sama.
(7) Matriks A disebut matriks identitas jika A
merupakan matriks persegi yangsemua
komponen pada diagonal utama adalah 1 dan
komponen lainnya 0. Matriks identitas ditulis I.
Jika ukuran matriks diperhatikan, maka matriks identitas
nxn ditulis In.
(8) Matriks A disebut matriks nol jika semua
komponennya 0. Matriks nol ditulis O. Jika
ukuran matriks diperhatikan maka matriks O
berukuran pxq ditulis Opxq.
(9) Matriks A disebut matriks kolom jika hanya
mempunyai satu kolom. Matriks A disebut
matriks baris jika hanya mempunyai satu baris.
4. Dua matriks dikatakan sama jika kedua matriks tersebut
berukuran sama dankomponen yang bersesuaian sama.
Dengan notasi matriks, jika dan berukuran
sama maka

5. Jika A dan B matriks yang berukuran sama, maka


jumlah A + B merupakan matriks yang diperoleh
dengan menjumlahkan komponen-komponen matriks A
dan B yang bersesuaian
6. Jika A sebarang matriks dan α sebarang skalar, maka
hasil kali skalar αA adalah matriks yang diperoleh
dengan mengalikan setiap komponen dari A dengan α.
Dalam notasi matriks, jika maka ( )ij = αaij
7. Jika adalah matriks p x q dan matriks q x r
maka hasilkali ABmerupakan matriks berukuran p x r yang
komponennya (AB)ij = Definisi perkalian matriks
memerlukan syarat banyaknya kolom dari matrikspertama, yaitu
A, sama dengan banyaknya baris matriks kedua, yaitu B.
Jika syarat ini tidak dipenuhi maka perkaliannya tidak
terdefinisi.
8. Teorema 2.1
Jika matriks berikut berukuran sedemikian sehingga
operasi-operasinya dapat dilakukan dan
bilangan real maka aturan berikut berlaku Sifat
Komutatif penjumlahan, sifat asosiatif penjumlahan,
sifat asosiatif perkalian dan sifat distributif
9. Jika A matriks persegi dan terdapat matriks B
sedemikian sehingga AB = BA = I,maka A is dikatakan
invertibel dan B dikatakan invers A.
Jika A invertibel, maka inversnya dinyatakan dengan simbol
.
10. Jika A dan B mariks invertibel berukuran sama, maka
(1) AB invertibel
(2)

11. Suatu matriks n x n disebut matriks elementer jika


dapat diperoleh dari matriks identitas In berukuran nxn
dengan melakukan satu operasi baris elementer.
12. Jika A mariks n x n yang invertibel, maka untuk
setiap matriks b berordo nx1, sistem persamaan Ax = b
mempunyai tepat satu penyelesaian, yaitu .
13. Misalkan A matriks persegi. Determinan A, ditulis
det(A) atau |A| , dan didefinisikan sebagai jumlah
semua hasilkali elementer bertanda dari A
14. Misalkan matriks berukuran nxn.

Minor aij ,ditulis Mij, didefinisikan sebagai


determinan sub matriks A setelah bariske-i dan
kolom ke-j dihilangkan. Bilangan Cij=(-1)i+j Mij,
disebut kofaktor aij.
Matriks disebut matriks kofaktor dari A.
Matriks disebut adjoin dari A, ditulis adj(A)
15. Aturan Cramer
Jika Ax = b sistem persamaan linear dengan n
persamaan dan n variabel dengandet(A) 0,
maka mempunyai penyelesaian tunggal, yaitu

dengan adalah matriks A yang komponen


kolom ke-j diganti dengan komponen pada
matriks
16. Vektor-vektor pada bidang ( ) dan ruang ( ) dapat dinyatakan
secarageometris sebagai ruas-ruas garis berarah

17. Vektor-vektor yang panjang dan arahnya sama disebut


ekivalen.Jika v dan w ekivalen, ditulis v = w.
Vektor yang panjangnya nol disebut vektor nol, dinotasikan 0.
Vektor nolmempunyai arah ke segala arah
18. Hasilkali Titik (Dot Product)
Misalkan u dan v dua vektor tak-nol di atau
dan asumsikan vektor-vektor ini diposisikan
sedemikian sehingga titik pangkalnya berimpit.
Sudut antara u dan v didefinisikan sebagai sudut θ yang
ditentukan oleh u dan v yang memenuhi 0
19. Jika u dan v dua vektor tak-nol di atau dan θ adalah
sudut antara u dan v

maka hasil kali titik u.v didefinisikan oleh

u.v =

Dua vektor u dan v disebut ortogonal, ditulis u┴v , jika u.v =


0.

20. Hasil kali Silang (Cross Product)


Jika u = (u1, u2 , u3 ) dan v = (v1, v2 , v3) vektor-vektor di
maka hasilkali silang

u x v adalah vektor yang didefinisikan oleh


u x v = (u2 v3 – u3 v2, u3 v1 – u1 v3 , u1 v2 – u2 v1) atau
dengan notasi determinan
uxv=

21. Perbedaan penting antara hasilkali titik dan


hasilkali silang adalah hasilkali titik merupakan
skalar, tetapi hasil kali silang merupakan vektor.
Teorema berikut ini menyatakan hubungan
penting antara hasilkali titik dan hasilkali silang
dan menunjukkan bahwa u x v ortogonal pada u
dan v

22. Jika transformasi yang didefinisikan oleh

maka komponen matriks dan


dipandang sebagai koordinat-koordinat titik

23. Secara umum, transformasi pada atau yang


memetakan titik kebayangan simetrisnya terhadap garis atau
bidang disebut transformasi refleksi
24. Transformasi yang merotasikan setiap vektor di sebesar
sudut tetap disebut transformasi rotasi pada .
Transformasi yang memindahkan (menggeser) setiap titik di
menurutbesar dan arah yang tetap disebut translasi

Kegiatan Belajar 3 : Program linear

1. Program linear merupakan bagian dari Operation Research yang


mempelajari masalah optimum
2. Fungsi tujuan/fungsi objektif adalah fungsi yang
dimaksimalkan atau diminimalkan
3. Masalah program linear adalah masalah yang berkaitan dengan
upaya menemukan nilai optimal dari fungsi tujuan (yang
merupakan fungsi linear dalam bentuk ,
dengan variabel keputusan tergantung pada
kendala/pembatas masalah yang dinyatakan dalam bentuk
persamaan atau pertidaksamaan linear
4. Kendala/pembatas masalah disebut sebagai fungsi
kendala/pembatas (constraints function),
5. Daerah penyelesaian fisibel (the feasible region) atau DPF
adalah himpunan titik-titik yang memenuhi semua fungsi kendala.
6. Definisi Himpunan Konveks
S merupakan himpunan titik-titik. S disebut himpunan konveks
jika ruas garis yang menghubungkan sebarang titik di S berada di
dalam S
7. Definisi titik ekstrim
Pada sebarang himpunan konveks S, titik P di S disebut sebagai
titik ekstrim jika setiap ruas garis yang berada di dalam S dan
memuat titik P maka P merupakan titik akhir (ujung) dari ruas
garis tersebut.
8. Titik pojok daerah penyelesaian adalah titik pada daerah
penyelesaian yang merupakan perpotongan dua garis pembatas.
9. Isoprofit lines adalah garis selidik untuk masalah maksimum
Isocost lines adalah garis selidik untuk masalah minimum

Kegiatan Belajar 4 : Pembelajaran Aljabar

1. Tokoh-tokoh yang mendukung teori belajar konstruktivisme


dalam pembelajaran matematika antara lain: Bruner, Dienes,
Piaget, Ausubel, dan Vygotsky. Menurut Bruner, untuk
pengetahuan dibentuk melalui tahapan enaktif, ikonik, dan
simbolik.
2. Discovery Learning (DL) merupakan salah satu model
pembelajaran yang diperkenalkan pada tahun 1960-an oleh pakar
konstruktivisme Jerome Bruner. Menurut Bruner, Discovery
Learning (DL) merupakan pendekatan pembelajaran berbasis-
inquiry dimana siswa membangun pengetahuan baru berdasarkan
pengetahuan awal yang dimilikinya dan pengalaman aktif.
3. Karakteristik utama DL adalah siswa menghasilkan unit dan
struktur pengetahuan abstrak seperti konsep dan aturan
menggunakan penalaran induktif mereka tentang bahan belajar
nonabstrak yang disediakan lingkungan belajar.
4. Menurut Hosnan (2014: 287-288); Marzano (dalam Markaban,
2008: 18), beberapa kelebihan dari model discovery learning
yaitu sebagai berikut.
a. Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan
keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif.
b. Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan
masalah.
c. Pengetahuan yang diperoleh melalui strategi ini sangat pribadi
dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan,dan
transfer.
d. Strategi ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat
dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.
e. Strategi ini dapat membantu siswa memperkuat konsep
dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerjasama dengan
yang lainnya.
f. Berpusat kepada siswa dan guru berperan sama-sama
aktifmengeluarkan gagasan-gagasan.
g. Mendorong keterlibatan keaktifan siswa.
h. Menimbulkan rasa senang siswa, karena tumbuhnya rasa
menyelidiki dan berhasil.
i. Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.
j. Siswa akan mengerti konsep dasar ide-ide lebih baik.
k. Melatih siswa belajar mandiri.
l. Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa.
5. Kekurangan model discovery learning, menurut Markaban
(2008: 18-19) dan Hosnan (2014: 288-289) yaitu sebagai berikut.
a. Untuk materi tertentu, waktu yang tersita lebih banyak.
b. Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini.
Di lapangan, beberapa siswa masih terbiasa dan mudah
mengerti dengan model ceramah.
c. Tidak semua topik cocok disampaikan dengan model ini.
Umumnya topik-topik yang berhubungan dengan prinsip
dapat dikembangkan dengan model temuan terbimbing.
6. Sintaks pembelajaran discovery learning menurut Kemendikbud
(2012: 6) adalah: (1) stimulation; (2) problem statement; (3) data
collecting; (4) data processing; (5) verification; dan (6)
generalization.
7. Menciptakan stimulus/rangsangan (stimulation) dilakukan pada
saat siswa melakukan aktivitas mengamati fakta atau fenomena
dengan cara melihat, mendengar, membaca, atau menyimak.
8. Menyiapkan pernyataan masalah (problem statement)
dilakukan setelah stimulasi, selanjutnya guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan
pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam
bentuk hipotesis (jawaban sementara atau opini atas pertanyaan
masalah).
9. Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan
kepada siswa untuk mengumpulkan data/informasi (data
collecting) sebanyak-banyaknya yang relevan dalam rangka
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Dengan demikian
siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection)
berbagai informasi yang relevan, melalui berbagai cara, misalnya
membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan
narasumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. Manfaat
dari tahap ini adalah siswa belajar secara aktif untuk menemukan
sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi,
sehingga secara alamiah siswa menghubungkan masalah dengan
pengetahuan yang telah dimiliki.
10. Pengolahan data (data processing) merupakan kegiatan
mengolah data dan informasi yang telah diperoleh siswa baik
melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan.
11. Memverifikasi data (verification). Pada tahap ini siswa
melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar
atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan sebelumnya dengan
temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing.
12. Tahap generalisasi/menarik kesimpulan (generalization)
adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan
prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah
yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.
13. Pembelajaran abad 21 menggunakan istilah yang dikenal
sebagai 4Cs (critical thinking, communication, collaboration, and
creativity), adalah empat keterampilan yang telah diidentifikasi
sebagai keterampilan abad ke-21 (P21) sebagai keterampilan yang
sangat penting dan diperlukan untuk pendidikan abad ke-21.
14. Menurut Ariyana dkk (2018), keterampilan abad ke-21 yang
pertama adalah kreativitas berpikir dan inovasi. Maksud dari
keterampilan kreativitas berpikir dan inovasi adalah peserta didik
dapat menghasilkan, mengembangkan, dan mengimplementasikan
ide-ide mereka secara kreatif baik secara mandiri maupun
berkelompok.
15. Keterampilan kedua adalah berpikir kritis dan pemecahan
masalah. Maksudnya adalah peserta didik dapat mengidentifikasi,
menganalisisi, mengintrepetasikan, dan mengevaluasi bukti-bukti,
argumentasi, klaim dan data-data yang tersaji secara luas melalui
pengkajian secara mendalam, serta merefleksikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
16. Keterampilan ketiga adalah komunikasi. Peserta didik dapat
mengkomunikasikan ide-ide dan gagasan secara efektif
menggunakan media lisan, tertulis, maupun teknologi.
17. Keterampilan keempat adalah kolaborasi. Peserta didik dapat
bekerja sama dalam sebuah kelompok dalam memecahkan
permasalahan yang ditemukan.
18. Lima nilai utama karakter yang saling berkaitan membentuk
jejaring nilai yang perlu dikembangkan sebagai prioritas gerakan
PPK adalah religius, nasionalis, mandiri, gotong-royong,
integritas.
19. Pelaksanaan Gerakan PPK disesuaikan dengan kurikulum
pada satuan pendidikan masing-masing dan dapat dilakukan
melalui tiga cara, yaitu:
a. Mengintegrasikan pada mata pelajaran yang ada di dalam
struktur kurikulum dan mata pelajaran Muatan Lokal (Mulok)
melalui kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler.
b. Mengimplementasikan PPK melalui kegiatan ekstrakurikuler
yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
20. Gerakan PPK dapat dilaksanakan dengan berbasis struktur
kurikulum yang sudah ada dan mantap dimiliki oleh sekolah, yaitu
pendidikan karakter berbasis kelas, budaya sekolah, dan
masyarakat/komunitas (Albertus, 2015).
2 Daftar materi Kegiatan Belajar 1 : Bentuk Aljabar dan Sistem persamaan
yang sulit Linear
dipahami di
1. Menentukan Penyelesaian sistem persamaan linear menggunakan
modul ini
OBE (Operasi Baris Elementer)
2. Cara menentukan sistem persamaan linear homogen dan non
homogen.
3. Cara membuktikan SPLDV yang tidak konsisten.

Kegiatan Belajar 2 : Matriks dan Vektor Pada Bidang dan


Ruang

1. Operasi Baris Elementer


2. Kofaktor dan adjoin matriks ordo 3x3
3. Operasi perkalian vektor
4. Rotasi

Kegiatan Belajar 3 : Program linear

1. Menentukan penyelesaian persamaan linier dua variabel dengan


Metode grafik
2. Menentukan penyelesaian persamaan linier dua variabel dengan
metode simpleks

Kegiatan Belajar 4 : Pembelajaran Aljabar

1. Kesulitan dalam memilih topik pembelajaran yang cocok dengan


discovery learning
2. Merancang Skenario Pembelajaran Problem Based Learning,
Discovery Learning, dan Project Based Learning
3. Sintaks pembelajaran discovery learning
4. Membuat peserta didik mampu untuk menghasilkan,
mengembangkan, dan mengimplementasikan ide-ide mereka secara
kreatif baik secara mandiri maupun berkelompok (Critical thinking)

3 Daftar materi Kegiatan Belajar 1 : Bentuk Aljabar dan Sistem persamaan


yang sering Linear
mengalami
miskonsepsi 1. Perbedaan jenis solusi penyelesaian sistem persamaan linear yang
memiliki banyak penyelesaian dan yang tidak memiliki
penyelesaian.
2. Sistem persamaan linear homogen yang dan non homogen.

Kegiatan Belajar 2 : Matriks dan Vektor Pada Bidang dan


Ruang
1. Invers matriks 3x3
2. Proyeksi ortogonal
3. Hasil kali silang vektor (cross product)
Kegiatan Belajar 3 : Program linear
1. Penyelesaian masalah primal dan dual.

Kegiatan Belajar 4 : Pembelajaran Aljabar


1. Menyiapkan pernyataan masalah (Problem Statement)
2. Membedakan sintaks Pembelajaran Geometri menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning, Discovery Learning, dan
Project Based Learning

Anda mungkin juga menyukai