Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI

“PENTINGNYA, PERBEDAAN DAN MACAM  EVALUASI DAN ASESMENT”

DISUSUN OLEH :
YOGI VALFA (22177019)

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH :


Dr. Syamsurizal, M.Biomed.

MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
PENDAHULUAN
Secara etimologi "evaluasi" berasal dan bahasa Inggris yaitu evaluation dari akar kata
value yang berarti nilai atau harga. Nilai dalam bahasa Arab disebut alqiamah atau al-taqdir’
yang bermakna penilaian (evaluasi). Sedangkan secara harpiah, evaluasi pendidikan dalam
bahasa Arab sering disebut dengan al-taqdir altarbiyah yang diartikan sebagai penilaian dalam
bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
Secara terminologi, beberapa ahli memberikan pendapat tentang pengertian evaluasi diantaranya:
Edwind dalam Ramayulis mengatakan bahwa evaluasi mengandung pengertian suatu tindakan
atau proses dalam menentukan nilai sesuatu.

M. Chabib Thoha, mendefinisikan evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk


rnengetahui keadaan objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan
tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Pengertian evaluasi secara umum dapat diartikan
sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (ketentuan, kegiatan, keputusan, unjuk-
kerja, proses, orang, objek dan yang lainnya) berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian.
Untuk menentukan nilai sesuatu dengan cara membandingkan dengan kriteria, evaluator dapat
langsung membandingkan dengan kriteria umum, dapat pula melakukan pengukuran terhadap
sesuatu yang dievaluasi kemudian membandingkan dengan kriteria tertentu. Dalam pengertian
lain antara evaluasi, pengukuran, dan penilaian merupakan kegiatan yang bersifat hirarki.

Evaluasi dalam pendidikan merupakan salah satu komponen yang tak kalah penting
dengan proses pembelajaran. Ketika proses pembelajaran dipandang sebagai proses
perubahan tingkah laku siswa, peran evaluasi proses pembelajaran menjadi sangat penting.
Evaluasi merupakan suatu proses untuk mengumpulkan, menganalisa dan menginterpretasi
informasi untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran oleh peseta
didik. Sistem evaluasi yang baik akan mampu memberikan gambaran tentang kualitas
pembelajaran sehingga pada gilirannya akan mampu membantu pengajar merencanakan
strategi pembelajaran. Bagi peserta didik sendiri, sistem evaluasi yang baik akan
mampu memberikan motivasi untuk selalu meningkatkan kemampuannya (Magdalena, dkk
2020).

Evaluasi merupakan proses penilaian pertumbuhan siswa dalam proses belajar mengajar.
Percapaian perkembangan siswa perlu diukur, baik posisi siswa dalam proses belajar individu
maupun posisinya di dalam kegiatan kelompok. Hal yang demikian perlu disadari oleh guru
karena pada umumnya siswa masuk kelas dengan kemampuan yang bervariasi. Ada siswa yang
dengan cepat menangkap materi pelajaran, tetapi ada pula yang tergolong memiliki kecepatan
biasa dan ada pula yang tergolong lambat. Guru dapat mengevaluasi pertumbuhan kemampuan
siswa tersebut dengan mengetahui apa yang mereka kerjakan pada awal sampai akhir belajar
(Sukardi, 2011: 2).

Guba dan Lincoln mendefinisikan evaluasi sebagai proses pemberian pertimbangan,


berkaitan dengan nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan (Torres-Cuello, Pinzón-Salcedo,
and Midgley 2018:6). Dalam setiap pembelajaran, pendidik harus berusaha mengetahui sejauh
mana perancangan, proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan. Pentingnya diketahui hasil ini
karena dapat menjadi salah satu patokan bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana proses
pembelajaran yang dia lakukan dapat mengembangkan potensi peserta didik. Dengan evaluasi,
maka maju dan mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula, kita
dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih
baik ke depan.

Adapun asesmen adalah proses pengumpulan informasi tentang peserta didik (melalui
berbagai sumber bukti), berkenaan dengan apa yang mereka ketahui dan apa yang mereka dapat
lakukan. Informasi ini digunakan sebagai dasar untuk membuat suatu keputusan. Asesmen harus
memenuhi dua persyaratan, yaitu 1) mengukur kompetensi dan 2) harus mempunyai efek yang
menguntungkan terhadap proses belajar.

Istilah asesmen berkaitan erat dengan istilah-istilah seperti: tes, pengukuran dan evaluasi.
Asesmen berbeda dengan tes. Tes adalah alat, prosedur, atau rangkaian kegiatan yang digunakan
untuk memperoleh contoh tingkah laku seseorang yang memberikan gambaran tentang
kemampuannya dalam suatu bidang ajaran tertentu. Tes merupakan prosedur administratif yang
dilaksanakan pada waktu yang telah direncanakan dalam sebuah kurikulum ketika pembelajar
sudah melewati semua proses belajar mengajar untuk mengetahui performen akhir. Asesmen
merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan mencakup domain yang lebih luas. Saat peserta
didik merespon pertanyaan, memberikan komentar, atau mencoba-coba dengan struktur baru,
saat itulah sebenarnya guru telah melakukan asesmen terhadap performen peserta didik.
Aktivitas membaca dan mendengar biasanya memerlukan performen produktif yang dinilai oleh
guru. Oleh karena itu, guru yang baik tidak pernah berhenti melakukan asesmen, baik terprogram
maupun insidental. Dengan demikian, tes merupakan bagian dari asesmen, dan tes tersebut
bukan merupakan satu-satunya bentuk asesmen yang dilakukan oleh guru (Brown, 2004)
ISI
1. Pentingnya Evaluasi Dan Assesment
Evaluasi dan assesment sangat penting dilakukan dalam proses pembelajaran. Berikut di
paparkan alasan mengenai pentingnya evaluasi dan assesment.

Evaluasi adalah suatu kegiatan yang disengaja dan bertujuan. Kegiatan evaluasi
dilakukan dengan sadar oleh guru dengan tujuan untuk memperoleh kepastian mengenai
keberhasilan belajar siswa dan memberikan masukan kepada guru mengenai apa yang dia
lakukan dalam kegiatan pengajaran. Dengan kata lain, evaluasi yang dilakukan oleh guru
bertujuan untuk mengetahui bahan bahan pelajaran yang disampaikan apakah sudah dikuasi oleh
siswa ataukah belum. Selain itu, apakah kegiatan pegajaran yang dilaksanakannya itu sudah
sesuai dengan apa yang diharapkan atau belum. Menurut Sudirman N, dkk, bahwa tujuan
penilaian dalam proses pembelajaran adalah:

1. Mengambil keputusan tentang hasil belajar.

2. Memahami siswa

3. Memperbaiki dan mengembangkan program pengajaran.

Manfaat dilaksanakannya evaluasi

proses dan hasil pembelajaran ada beberapa hal, diantaranya yang penting adalah:

1. Memperoleh pemahaman pelaksanaan dan hasil pembelajaran yang telah


berlangsung/dilaksanakan pendidik,

2. Membuat keputusan berkenaan dengan pelaksanaan dan hasil pembelajaran, dan

3. Meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran dalam rangka upaya


meningkatkan kualitas keluaran

Adapun beberapa uraian tentang pentingnya evaluasi pembelajaran, diantaranya :


1. Pentingnya evaluasi pembelajaran bagi siswa Bagi siswa, evaluasi digunakan untuk
mengukur pencapaian keberhasilan dalam mengikuti pelajaran yang telah diberikan oleh
guru. Dalam hal ini ada 2 kemungkinan:

a. Hasil bagi siswa yang memuaskan Jika siswa memperoleh hasil yang memuaskan,
tentunya kepuasan ini ingin diperoleh nya kembali pada waktu yang akan datang.

b. Hasil bagi siswa yang tida memuaskan Jika siswa memperoleh hasil yang tidak
memuaskan, maka pada kesempatan yang akan datang dia akan berusaha
memperbaikinya

2. Pentingnya evaluasi pembelajaran bagi orang

a. Mengetahui kemajuan belajar anaknya

b. Membimbing kegiatan belajar anaknya

c. Menentukan tindak lanjut pendidikan yang sesuai kemampuan anaknya

3. Pentingnya evaluasi Pembelajaran bagi guru

a. Dapat mengetahui siswa yang manakah menguasai pelajaran dan yang belum.

b. Dapat mengetahui ketepatan metode yang digunakan dalam menyajikan bahan


pelajaran tersebut.

c. Dapat megeta apakah tujuan dan materi pelajaran yang telah disampaikan itu dikuasai
siswa atau belum (Magdalena, dkk 2020).

Sebagaimana halnya evaluasi, maksud asesmen hakikatnya sama, yang membuat berbeda
adalah tujuannya. Ada beberapa tujuan dilaksanakannya asesmen, yaitu:

1. menentukan kemajuan perkembangan prestasi anak;

2. membuat keputusan tentang penempatan dan promosi;

3. mendiagnosis masalah belajar dan guru

4. membantu sebagai dasar untuk laporan kepada orang tua;

5. membantu siswa dengan penilaian terhadap kemajuannya, dan


6. mengidentifikasi siswa dengan kebutuhan khusus.

Asesmen yang dilakukan memiliki beberapa tujuan, antara lain:

1. untuk mengetahui kedudukan peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lain,

2. untuk memisahkan antara peserta didik yang masuk dalam kategori tertentu dan yang
tidak,

3. untuk menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai


kompetensi, 4. untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu
peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik
untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan,

5. menunjukkan kesulitan belajar yang dialami peserta didik dan kemungkinan prestasi
yang bisa dikembangkan, yang ini akan membantu guru menentukan apakah seseorang
perlu remidiasi atau pengayaan,

6. untuk mendapatkan informasi yang dapat memprediksi bagaimana kinerja peserta


didik pada jenjang pendidikan berikutnya,

7. untuk mengetahui tingkat efisiensi metode pembelajaran dan komponen-komponen


lain yang dipergunakan selama jangka waktu tertentu

2. Perbedaan Evaluasi dan Assesment


Evaluasi adalah proses mengumpulkan data dasar dan menelaahmisalnya tentang
efektivitas program belajar dan pembelajaran, seperti misalnya dalam PKB (Program Kegiatan
Belajar), kebijakan dan prosedur pelaksanaan PPP (Program Pembentukan Perilaku) atau
PKD(Pengembangan Kemampuan Dasar).

Secara operasional mengevaluasi program pembelajaran berarti mengamati, memeriksa,


meneliti maksud atau tujuan dalam merencanakan dan melaksanakan suatu kegiatan program
tertentu, misalnya tujuan sasaran (TPK = Tujuan Pembelajaran Khusus), dan hasilnya (hasil
belajar aktual) apakah sudah seperti patokan perilaku sesuai standar kompetensi yang
diharapkan, dan menyatakan kemajuan yang telah dicapai anak, apakah sudah ke arah tujuan
atau belum.
Asesmen adalah proses mengumpulkan data bukti dan menelaah kebutuhan, keunggulan,
kemampuan/abilitas dan deskripsi pencapaian perkembangan dan belajar anak didik dalam
kegiatannya di lembaga pendidikan anak usia dini, antara lain: di TPA, KB, Posyandu dan TK.
Asesmen merupakan istilah umum yang meliputi semua metode yangbiasanya dipakai untuk
menjajagi unjuk kerja anak didik secara perseoranganatau kelompok kecil. Asesmen dapat juga
secara luas merujuk pada banyaksumber bukti dan aspek dari pengetahuan, pengertian, sikap dan
keterampilananak didik. Atau bisa juga merujuk pada suatu kejadian atau instrumentertentu,
misalnya asesmen portofolio.

Secara terperinci perbedaan antara asesmen dan evaluasi dapat dilihat di bawah ini.

a. Menurut Frith dan Machintosh, asesmen berkaitan tentang sejauh mana anak memperoleh
manfaat dari sebuah proses pengajaran. Evaluasi berkaitan dengan efektivitas proses
pembelajaran.

b. Evaluasi lebih abstrak dan luas dari pada asesmen, namun menurut Linn dan Gronlund
asesmen lebih luas dalam hal keberagaman prosedur pemerolehan informasi yang dapat
digunakan.

c. Menurut Terms, asesmen memakan waktu yang panjang karena menyangkut proses yang
berkelanjutan, sedang evaluasi dilaksanakan secara berkala.

d. Asesmen lebih terfokus pada mencari data tentang anak didik, sedang evaluasi dapat lebih luas
dari itu (pencapaian tujuan belajar, tingkat penguasaan guru, pengajaran kelas, efektivitas
metode/media, dan lainlain).
Gambar 1.1. Perbedaan antara evaluasi dan assesment dalam pembelajaran (Ramadhani
dkk, 2020).

3. Macam-Macam Evaluasi dan Assesmet


Berikut macam-macam evaluasi dan assesment :

Ramayulis yang dikutip oleh Hanafi dkk (2018:14) menyebutkan secara umum jenis-jenis
evaluasi pembelajaran dapat dibedakan berdasarkan 3 ruang lingkup yakni:

1) Berdasarkan tujuan meliputi evaluasi diagnostic, selektif, penempatan, formatif dan sumatif.

2) Berdasarkan sasarannya, evaluasi dibagi menjadi evaluasi konteks, input, proses, hasil/
produk dan outcome atau lulusan.

3) Berdasarkan ruang lingkup program pembelajaran evaluasi dibagi menjadi evaluasi program
pembelajaran, proses dan hasil pembelajaran.

Macam-macam assesment :

1) Asesmen Mendengarkan

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan berkaitan dengan pelaksanaan asesmen
mendengarkan, terutama mengenai penyampaian materi yang diimlakkan kepada siswa. Heaton
(1990) memberikan beberapa pertimbangan dalam pemberian materi untuk disimak oleh siswa
dalam tes: i) Usahakan agar nada bicara anda terkesan berbicara langsung dengan siswa dan
bukan membaca. Gunakan ekspresi atau ungkapan normal dipakai dalam bahasa lisan; ii)
Hindari menggunakan teks yang terlalu panjang, karena pada kenyataannya, penutur aslipun
kesulitan untuk mengingat informasi dalam waktu cepat; iii) Jangan menghafal teks, karena akan
membuat cara anda menyampaikan menjadi tidak wajar; iv) Ulangi point-point penting sehingga
cukup jelas ditangkap siswa; v) Gunakan jeda yang agak lama di antara klausa dan kalimat. Ini
lebih baik dan wajar dibanding membaca kalimat secara pelan-pelan.

2. Assasesmen Kemampuan Membaca

Keterampilan membaca dapat dikelompokkan bersama dengan keterampilan


mendengarkan, yakni keterampilan memahami pesan (receptive skill). Dalam mendengarkan,
kegiatannya adalah memahami pesan yang disampaikan secara lisan, sedangkan dalam
rnembaca, kegiatannya adalah memahami pesan tertulis. Oleh karena itu, teknik-teknik yang
dapat dipakai untuk mengukur keterampilan mendengarkan dapat juga dipakai untuk mengukur
keterampilan membaca. Perbedaannya adalah di dalam penilaian membaca yang digunakan
adalah teks tertulis. Sedangkan pada penilaian mendengarkan digunakan teks lisan. Di samping
itu, karena siswa dapat berhadapan dengan teks visual lebih lama daripada dengan teks lisan,
maka untuk siswa yang sama dapat diberikan teks tertulis yang lebih panjang di dalam tes
membaca. Sedangkan untuk penilaian mendengarkan digunakan teks lisan yang lebih pendek dan
lebih sederhana dibandingkan teks untuk menilai membaca.

3. Asesmen Kemampuan Bebicara

Untuk mengukur kemampuan berbicara, cara yang paling tepat adalah menyuruh siswa
berbicara, bukan menulis. Maka dari itu, untuk mengukur kemampuan berbicara, perlu
diusahakan agar siswa benar-benar melakukan kegiatan lisan. Dengan berbicara, guru dapat
mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menerapkan semua unsur keterampilan berbicara
(seperti kemampuan mengutarakan makna yang dimaksud dengan menggunakan kosa kata, tata
bahasa, dan lafal secara benar dan lancar). Dengan jawaban tertulis sudah barang tentu siswa
tidak akan dapat memperagakan banyak unsur yang perlu diukur.

4. Asesmen Kemampuan Menulis


Kemampuan menulis dapat diperoleh melalui tugas-tugas dan membutuhkan waktu
banyak. Menulis dipandang sebagai suatu proses yang berlangsung terus menerus meliputi
prewriting, drafting, revising, editing dan kadang-kadang menampilkan karya-karya terbaiknya.
Guru memberi contoh bentuk-bentuk tulisan (seperti: pesan singkat, teks naratif, recount,
deskriptif), mendiskusikannya dengan siswa, siswa mencoba membuat sendiri, mendiskusikan
hasil tulisan siswa, memperbaiki tulisannya, mengedit tulisan sampai mendapatkan hasil terbaik
(Sudrajat, 2019).

KESIMPULAN
Evaluasi dalam pendidikan merupakan salah satu komponen yang tak kalah penting
dengan proses pembelajaran. Ketika proses pembelajaran dipandang sebagai proses perubahan
tingkah laku siswa, peran evaluasi proses pembelajaran menjadi sangat penting. Evaluasi
merupakan suatu proses untuk mengumpulkan, menganalisa dan menginterpretasi informasi
untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran oleh peseta didik. Sistem evaluasi
yang baik akan mampu memberikan gambaran tentang kualitas pembelajaran sehingga pada
gilirannya akan mampu membantu pengajar merencanakan strategi pembelajaran.

Kegiatan evaluasi dilakukan dengan sadar oleh guru dengan tujuan untuk memperoleh
kepastian mengenai keberhasilan belajar siswa dan memberikan masukan kepada guru mengenai
apa yang dia lakukan dalam kegiatan pengajaran. Dengan kata lain, evaluasi yang dilakukan oleh
guru bertujuan untuk mengetahui bahan bahan pelajaran yang disampaikan apakah sudah dikuasi
oleh siswa ataukah belum. Selain itu, apakah kegiatan pegajaran yang dilaksanakannya itu sudah
sesuai dengan apa yang diharapkan atau belum.
Asesmen merupakan istilah umum yang meliputi semua metode yang biasanya dipakai
untuk menjajagi unjuk kerja anak didik secara perseorangan atau kelompok kecil. Asesmen dapat
juga secara luas merujuk pada banyak sumber bukti dan aspek dari pengetahuan, pengertian,
sikap dan keterampilan anak didik. Atau bisa juga merujuk pada suatu kejadian atau instrumen
tertentu, misalnya asesmen portofolio.

Adapun proses asesmen ialah peristiwa mengoleksi, menyeleksi bukti nyata atau
indikator mengenai apa yang sudah dicapai oleh anak didik, kemudian diberikan pemaknaan atau
pendeskripsian. Pemaknaan dan pendeskripsian pencapaian hasil belajar anak tersebut masih
menjadi tugas asesmen, bukan penilaian/evaluasi. Secara harfiah, asesmen adalah mengestimasi,
memperkirakan nilai suatu kualitas berdasarkan pada seperangkat fakta/informasi faktual; dan
tidak perlu bergantung pada bentuk hasil tes, pengukuran atau peringkat. Oleh karena itu, definisi
operasional asesmen adalah suatu upaya menggambarkan (mendeskripsikan) karakteristik
seseorang atau sesuatu, biasanya berbentuk naratif-kualitatif.

DAFTAR PUSTAKA
Bali, M. M. E. I., & Munawwaroh, L. (2022). Kreativitas Guru dalam Mengefektifkan
Pembelajaran Hibrida dan Assesment Pembelajaran di Era Pandemi Covid-19. Jurnal
Basicedu, 6(3), 4154-4162.

Brown, H. Douglas. 2004. Language Assesment: Principles and Classroom Practices. New York:
Pearson Education.
Hanafi, Halid, La Adu, and Zainuddin. (2018). Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: Deepublish
Heaton, J.B. 1990. Writing English Language Tests. London: Longman.
Magdalena, I., Fauzi, H. N., & Putri, R. (2020). Pentingnya evaluasi dalam pembelajaran dan
akibat memanipulasinya. Bintang, 2(2), 244-257.
Ramadhani, R., Wirapraja, A., Sulaiman, O. K., Safitri, M., Jamaludin, J., Gandasari, D.,&
Ahdiyat, M. (2020). Platform Asesmen untuk Pembelajaran Daring: Teori & Praktik.
Yayasan Kita Menulis.
Rosnaeni, R. (2021). Karakteristik dan Asesmen Pembelajaran Abad 21. Jurnal Basicedu, 5(5),
4334-4339.

Sudrajat, D. (2019). Asesmen Pembelajaran Bahasa Inggris: Model dan


Pengukurannnya. Intelegensia: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 4(1), 1-20.
Sukardi, M. 2011. Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara.
(Sudiono, n.d.)
Suttrisno, S., Yulia, N. M., & Fithriyah, D. N. (2022). Mengembangkan Kompetensi Guru
Dalam Melaksanakan Evaluasi Pembelajaran Di Era Merdeka Belajar. ZAHRA: Research
and Tought Elementary School of Islam Journal, 3(1), 52-60.

Torres-Cuello, Maria Alejandra, Luis Pinzón-Salcedo, and Gerald Midgley. (2018). Developing
a Systemic Program Evaluation Methodology: A Critical Systems Perspective. Systems
Research and Behavioral Science 35(5):538–47. doi: 10.1002/sres.2561.

Anda mungkin juga menyukai