DISUSUN OLEH :
YOGI VALFA (22177019)
Evaluasi dalam pendidikan merupakan salah satu komponen yang tak kalah penting
dengan proses pembelajaran. Ketika proses pembelajaran dipandang sebagai proses
perubahan tingkah laku siswa, peran evaluasi proses pembelajaran menjadi sangat penting.
Evaluasi merupakan suatu proses untuk mengumpulkan, menganalisa dan menginterpretasi
informasi untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran oleh peseta
didik. Sistem evaluasi yang baik akan mampu memberikan gambaran tentang kualitas
pembelajaran sehingga pada gilirannya akan mampu membantu pengajar merencanakan
strategi pembelajaran. Bagi peserta didik sendiri, sistem evaluasi yang baik akan
mampu memberikan motivasi untuk selalu meningkatkan kemampuannya (Magdalena, dkk
2020).
Evaluasi merupakan proses penilaian pertumbuhan siswa dalam proses belajar mengajar.
Percapaian perkembangan siswa perlu diukur, baik posisi siswa dalam proses belajar individu
maupun posisinya di dalam kegiatan kelompok. Hal yang demikian perlu disadari oleh guru
karena pada umumnya siswa masuk kelas dengan kemampuan yang bervariasi. Ada siswa yang
dengan cepat menangkap materi pelajaran, tetapi ada pula yang tergolong memiliki kecepatan
biasa dan ada pula yang tergolong lambat. Guru dapat mengevaluasi pertumbuhan kemampuan
siswa tersebut dengan mengetahui apa yang mereka kerjakan pada awal sampai akhir belajar
(Sukardi, 2011: 2).
Adapun asesmen adalah proses pengumpulan informasi tentang peserta didik (melalui
berbagai sumber bukti), berkenaan dengan apa yang mereka ketahui dan apa yang mereka dapat
lakukan. Informasi ini digunakan sebagai dasar untuk membuat suatu keputusan. Asesmen harus
memenuhi dua persyaratan, yaitu 1) mengukur kompetensi dan 2) harus mempunyai efek yang
menguntungkan terhadap proses belajar.
Istilah asesmen berkaitan erat dengan istilah-istilah seperti: tes, pengukuran dan evaluasi.
Asesmen berbeda dengan tes. Tes adalah alat, prosedur, atau rangkaian kegiatan yang digunakan
untuk memperoleh contoh tingkah laku seseorang yang memberikan gambaran tentang
kemampuannya dalam suatu bidang ajaran tertentu. Tes merupakan prosedur administratif yang
dilaksanakan pada waktu yang telah direncanakan dalam sebuah kurikulum ketika pembelajar
sudah melewati semua proses belajar mengajar untuk mengetahui performen akhir. Asesmen
merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan mencakup domain yang lebih luas. Saat peserta
didik merespon pertanyaan, memberikan komentar, atau mencoba-coba dengan struktur baru,
saat itulah sebenarnya guru telah melakukan asesmen terhadap performen peserta didik.
Aktivitas membaca dan mendengar biasanya memerlukan performen produktif yang dinilai oleh
guru. Oleh karena itu, guru yang baik tidak pernah berhenti melakukan asesmen, baik terprogram
maupun insidental. Dengan demikian, tes merupakan bagian dari asesmen, dan tes tersebut
bukan merupakan satu-satunya bentuk asesmen yang dilakukan oleh guru (Brown, 2004)
ISI
1. Pentingnya Evaluasi Dan Assesment
Evaluasi dan assesment sangat penting dilakukan dalam proses pembelajaran. Berikut di
paparkan alasan mengenai pentingnya evaluasi dan assesment.
Evaluasi adalah suatu kegiatan yang disengaja dan bertujuan. Kegiatan evaluasi
dilakukan dengan sadar oleh guru dengan tujuan untuk memperoleh kepastian mengenai
keberhasilan belajar siswa dan memberikan masukan kepada guru mengenai apa yang dia
lakukan dalam kegiatan pengajaran. Dengan kata lain, evaluasi yang dilakukan oleh guru
bertujuan untuk mengetahui bahan bahan pelajaran yang disampaikan apakah sudah dikuasi oleh
siswa ataukah belum. Selain itu, apakah kegiatan pegajaran yang dilaksanakannya itu sudah
sesuai dengan apa yang diharapkan atau belum. Menurut Sudirman N, dkk, bahwa tujuan
penilaian dalam proses pembelajaran adalah:
2. Memahami siswa
proses dan hasil pembelajaran ada beberapa hal, diantaranya yang penting adalah:
a. Hasil bagi siswa yang memuaskan Jika siswa memperoleh hasil yang memuaskan,
tentunya kepuasan ini ingin diperoleh nya kembali pada waktu yang akan datang.
b. Hasil bagi siswa yang tida memuaskan Jika siswa memperoleh hasil yang tidak
memuaskan, maka pada kesempatan yang akan datang dia akan berusaha
memperbaikinya
a. Dapat mengetahui siswa yang manakah menguasai pelajaran dan yang belum.
c. Dapat megeta apakah tujuan dan materi pelajaran yang telah disampaikan itu dikuasai
siswa atau belum (Magdalena, dkk 2020).
Sebagaimana halnya evaluasi, maksud asesmen hakikatnya sama, yang membuat berbeda
adalah tujuannya. Ada beberapa tujuan dilaksanakannya asesmen, yaitu:
1. untuk mengetahui kedudukan peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lain,
2. untuk memisahkan antara peserta didik yang masuk dalam kategori tertentu dan yang
tidak,
5. menunjukkan kesulitan belajar yang dialami peserta didik dan kemungkinan prestasi
yang bisa dikembangkan, yang ini akan membantu guru menentukan apakah seseorang
perlu remidiasi atau pengayaan,
Secara terperinci perbedaan antara asesmen dan evaluasi dapat dilihat di bawah ini.
a. Menurut Frith dan Machintosh, asesmen berkaitan tentang sejauh mana anak memperoleh
manfaat dari sebuah proses pengajaran. Evaluasi berkaitan dengan efektivitas proses
pembelajaran.
b. Evaluasi lebih abstrak dan luas dari pada asesmen, namun menurut Linn dan Gronlund
asesmen lebih luas dalam hal keberagaman prosedur pemerolehan informasi yang dapat
digunakan.
c. Menurut Terms, asesmen memakan waktu yang panjang karena menyangkut proses yang
berkelanjutan, sedang evaluasi dilaksanakan secara berkala.
d. Asesmen lebih terfokus pada mencari data tentang anak didik, sedang evaluasi dapat lebih luas
dari itu (pencapaian tujuan belajar, tingkat penguasaan guru, pengajaran kelas, efektivitas
metode/media, dan lainlain).
Gambar 1.1. Perbedaan antara evaluasi dan assesment dalam pembelajaran (Ramadhani
dkk, 2020).
Ramayulis yang dikutip oleh Hanafi dkk (2018:14) menyebutkan secara umum jenis-jenis
evaluasi pembelajaran dapat dibedakan berdasarkan 3 ruang lingkup yakni:
1) Berdasarkan tujuan meliputi evaluasi diagnostic, selektif, penempatan, formatif dan sumatif.
2) Berdasarkan sasarannya, evaluasi dibagi menjadi evaluasi konteks, input, proses, hasil/
produk dan outcome atau lulusan.
3) Berdasarkan ruang lingkup program pembelajaran evaluasi dibagi menjadi evaluasi program
pembelajaran, proses dan hasil pembelajaran.
Macam-macam assesment :
1) Asesmen Mendengarkan
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan berkaitan dengan pelaksanaan asesmen
mendengarkan, terutama mengenai penyampaian materi yang diimlakkan kepada siswa. Heaton
(1990) memberikan beberapa pertimbangan dalam pemberian materi untuk disimak oleh siswa
dalam tes: i) Usahakan agar nada bicara anda terkesan berbicara langsung dengan siswa dan
bukan membaca. Gunakan ekspresi atau ungkapan normal dipakai dalam bahasa lisan; ii)
Hindari menggunakan teks yang terlalu panjang, karena pada kenyataannya, penutur aslipun
kesulitan untuk mengingat informasi dalam waktu cepat; iii) Jangan menghafal teks, karena akan
membuat cara anda menyampaikan menjadi tidak wajar; iv) Ulangi point-point penting sehingga
cukup jelas ditangkap siswa; v) Gunakan jeda yang agak lama di antara klausa dan kalimat. Ini
lebih baik dan wajar dibanding membaca kalimat secara pelan-pelan.
Untuk mengukur kemampuan berbicara, cara yang paling tepat adalah menyuruh siswa
berbicara, bukan menulis. Maka dari itu, untuk mengukur kemampuan berbicara, perlu
diusahakan agar siswa benar-benar melakukan kegiatan lisan. Dengan berbicara, guru dapat
mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menerapkan semua unsur keterampilan berbicara
(seperti kemampuan mengutarakan makna yang dimaksud dengan menggunakan kosa kata, tata
bahasa, dan lafal secara benar dan lancar). Dengan jawaban tertulis sudah barang tentu siswa
tidak akan dapat memperagakan banyak unsur yang perlu diukur.
KESIMPULAN
Evaluasi dalam pendidikan merupakan salah satu komponen yang tak kalah penting
dengan proses pembelajaran. Ketika proses pembelajaran dipandang sebagai proses perubahan
tingkah laku siswa, peran evaluasi proses pembelajaran menjadi sangat penting. Evaluasi
merupakan suatu proses untuk mengumpulkan, menganalisa dan menginterpretasi informasi
untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran oleh peseta didik. Sistem evaluasi
yang baik akan mampu memberikan gambaran tentang kualitas pembelajaran sehingga pada
gilirannya akan mampu membantu pengajar merencanakan strategi pembelajaran.
Kegiatan evaluasi dilakukan dengan sadar oleh guru dengan tujuan untuk memperoleh
kepastian mengenai keberhasilan belajar siswa dan memberikan masukan kepada guru mengenai
apa yang dia lakukan dalam kegiatan pengajaran. Dengan kata lain, evaluasi yang dilakukan oleh
guru bertujuan untuk mengetahui bahan bahan pelajaran yang disampaikan apakah sudah dikuasi
oleh siswa ataukah belum. Selain itu, apakah kegiatan pegajaran yang dilaksanakannya itu sudah
sesuai dengan apa yang diharapkan atau belum.
Asesmen merupakan istilah umum yang meliputi semua metode yang biasanya dipakai
untuk menjajagi unjuk kerja anak didik secara perseorangan atau kelompok kecil. Asesmen dapat
juga secara luas merujuk pada banyak sumber bukti dan aspek dari pengetahuan, pengertian,
sikap dan keterampilan anak didik. Atau bisa juga merujuk pada suatu kejadian atau instrumen
tertentu, misalnya asesmen portofolio.
Adapun proses asesmen ialah peristiwa mengoleksi, menyeleksi bukti nyata atau
indikator mengenai apa yang sudah dicapai oleh anak didik, kemudian diberikan pemaknaan atau
pendeskripsian. Pemaknaan dan pendeskripsian pencapaian hasil belajar anak tersebut masih
menjadi tugas asesmen, bukan penilaian/evaluasi. Secara harfiah, asesmen adalah mengestimasi,
memperkirakan nilai suatu kualitas berdasarkan pada seperangkat fakta/informasi faktual; dan
tidak perlu bergantung pada bentuk hasil tes, pengukuran atau peringkat. Oleh karena itu, definisi
operasional asesmen adalah suatu upaya menggambarkan (mendeskripsikan) karakteristik
seseorang atau sesuatu, biasanya berbentuk naratif-kualitatif.
DAFTAR PUSTAKA
Bali, M. M. E. I., & Munawwaroh, L. (2022). Kreativitas Guru dalam Mengefektifkan
Pembelajaran Hibrida dan Assesment Pembelajaran di Era Pandemi Covid-19. Jurnal
Basicedu, 6(3), 4154-4162.
Brown, H. Douglas. 2004. Language Assesment: Principles and Classroom Practices. New York:
Pearson Education.
Hanafi, Halid, La Adu, and Zainuddin. (2018). Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: Deepublish
Heaton, J.B. 1990. Writing English Language Tests. London: Longman.
Magdalena, I., Fauzi, H. N., & Putri, R. (2020). Pentingnya evaluasi dalam pembelajaran dan
akibat memanipulasinya. Bintang, 2(2), 244-257.
Ramadhani, R., Wirapraja, A., Sulaiman, O. K., Safitri, M., Jamaludin, J., Gandasari, D.,&
Ahdiyat, M. (2020). Platform Asesmen untuk Pembelajaran Daring: Teori & Praktik.
Yayasan Kita Menulis.
Rosnaeni, R. (2021). Karakteristik dan Asesmen Pembelajaran Abad 21. Jurnal Basicedu, 5(5),
4334-4339.
Torres-Cuello, Maria Alejandra, Luis Pinzón-Salcedo, and Gerald Midgley. (2018). Developing
a Systemic Program Evaluation Methodology: A Critical Systems Perspective. Systems
Research and Behavioral Science 35(5):538–47. doi: 10.1002/sres.2561.