Anda di halaman 1dari 15

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif

yang bersifat asosiatif. penelitian asosiatif adalah jenis penelitian yang mejelaskan

pegaruh variable bebas dengan variable terikat (sugiyono, 2008:5).

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten/Kota di Povinsi Bali, yang masuk

memiliki 8 Kabupaten yaitu Badung, Gianyar, Tabanan, Jembrana, Buleleng,

Klungkung, Bangli, dan Karangasem serta 1 Kota yaitu Denpasar. Lokasi ini

dipilih karena berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Stratistika

Provinsi Bali tahun 2019 bahwa kesejahteraan masyarakat yang dilihat dari Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) masih terdapat disparitas kesejahteraan masyarakat

antara wilayah Metropolitan SARBAGITA (Denpasar, Badung, Gianyar,

Tabanan) dengan wilayah diluar SARBAGITA terutama wilayah timur Bali yang

mempunyai nilai IPM terendah diantara wilayah Bali lainnya setiap tahunnya.

3.3 Objek Penelitian

Objek pada penelitian ini adalah Investasi Swasta (X1) dan Belanja Modal (X2)

terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y1) dan Kesejahteraan Masyarakat (Y2).

31
3.4 Variabel penelitian

3.4.1 Identifikasi variable

Menurut Sugyono (2010: 38) variable adalah sesuatu yang berbentuk apa saja

yang diterpkan oleh peneliti untuk dipelajari dan akhirnya ditarik kesimpulannya.

Variable-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a). Variabel endogen (endogenous variable) adalah variable yang dianggap

dipengaruhi oleh variable lainnya dalam model atau variable yang

dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variable eksogen. Variable

endogen dalam penelitian ini adalah kesejahteraan masyarakat

b). Variable eksogen (eksogenous variable) adalah variable yang dianggap

memiliki pengaruh terhadap variable lain, namun tidak dipengaruhi oleh

variable lain dalam model. Variable eksogen dalam penelitian ini adalah

Investasi swasta dan Belanja Modal.

c). Variable intervening menurut Sugiyono (2010: 39) adalah variable yang

secara teoritis mempengaruhi hubungan antar variable eksogen dengan

variable endogen menjadi hubungan tidak langsung, variable intervening

dalam penelitian ini adalah Pertumbuhan Ekonomi.

3.4.2 Definisi oprasional

Menurut Ikhsan (dalam jayanthi 2019) definisi oprasional variable adalah

definisi yang diberikan untuk variable dalam bentuk istilah yang diajukan secara

spesifik. Berikut adalah definisi oprasional variable masing-masing variable.

32
a). Kesejahteraan masyarakat

Konsep kesejahteraan masyarakat merujuk pada konsep pembangunan

kesejahteraan sosial, yakni serangkaian aktivitas yang terencana dan melembaga

yang ditujukan untuk meningkatkan standar dan kualitas kehidupan manusia

(Suharto,2006). Pengertian kesejahteraan sosial menurut Whithaker dan Federico

(dalam Setiawan, 2015) merupakan sistem suatu bangsa tentang manfaat barang

dan jasa untuk membantu masyarakat guna memperoleh kebutuhan

sosial,ekonomi, pendidikan, kesehatan yang penting bagi kelangsungan

masyarakat. Menurut Human Development Report (dalam Setiawan, 2015)

pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbesar pilihan-pilihan

bagi manusia bahwa fokus pembangunan suatu negara adalah penduduk karena

penduduk adalah kekayaan nyata suatu Negara.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009

tentang kesejahteraan sosial, pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa kesejahteraan

sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spritual, dan sosial warga

negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri sehingga dapat

melaksanakan fungsi sosialnya. (dalam satuan poin)

b). Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah perubahan jangka panjang secara perlahan

dan mantap yang terjadi melalui kenaikan tabungan dan penduduk (Jhingan,

2007). Pertumbuhan Ekonomi adalah salah satu indikator yang digunakan untuk

mengukur prestasi ekonomi suatu negara. Dalam kegiatan ekonomi yang

sebenarnya, pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan ekonomi fisik. Beberapa

33
perkembangan ekonomi fisik yang terjadi di suatu negara adalah pertambahan

produksi barang dan jasa, dan perkembangan infrastruktur. Semua hal tersebut

biasanya diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai suatu

negara dalam periode tertentu. Menurut Prof. Simon Kuznets dalam (Jhingan,

2004:57) mendefinisikan pertumbuhan ekonomi kenaikan jangka panjang dalam

kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-

barang ekonomi kepada penduduknya.

Pada dasarnya pertumbuhan ekonomi tidak hanya mengejar angka-angka

pertumbuhan atau PDB semata, Akan tetapi lebih menekankan pada kehidupan

yang lebih baik bagi seluruh masyarakat. Dengan demikian, pertumbuhan

ekonomi yang tinggi tidak memiliki arti apapun, apabila pertumbuhan tersebut

tidak berkualitas, yaitu pertumbuhan yang tidak memberikan dampak positif bagi

terwujdunya kesejahteraan social masyarakat (Suradi, 2012). (dalam satuan

persen)

c). Investasi swasta

Adapun jenis-jenis Investasi swasta atau penanaman modal sektor swasta,

yaitu terdiri atas dua bagian utama adalah sebagai berikut:

1). Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

Penanaman Modal Dalam Negeri yaitu Badan Usaha Milik Negara

(BUMN), Swasta Nasional ataupun Swasta Asing yang berdomisili di Indonesia,

yang disisihkan/disediakan guna menjalankan suatu usaha, penanaman modal

yang berasal dari kekayaan masyarakat Indonesia termasuk hak-hak dan benda-

benda yaitu pengertian dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Sumber

34
investasi domestik (modal dalam negeri) yaitu berasal dari a). tabungan sukarela

masyarakat yaitu sebagian pendapatan yang diterima masyarakatdengan sukarela

tidak digunakan dalam konsumsi, b). Tabungan pemerintah yaitu kelebihan

anggaran antara pendapatan dengan biaya pengeluaran pembangunan, c).

Tabungan paksa yaitu sebagai contoh pajak, pinjaman dari masyarakat dan

pembelanjaan defisit.

2). Penanaman Modal Asing (PMA)

Undang-Undang No.1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA),

modal asing adalah:

a). Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari kekayaan

devisa Indonesia yang dengan persetujuan pemerintah digunakan untuk

membiayai Indonesia.

b). Alat-alat untuk perusahaan termasuk penemuan-penemuan baru milik

orang Asing dan bahan-bahan yang dimasukkan dari luar negeri ke dalam

wilayah Indonesia selama alat-alat tersebut tidak dibiayai dari kekayaan

devisa Indonesia.

c). Bagian dari hasil perusahaan yang berdasarkan undang-undang ini

diperkenakan di transfer, tetapi digunakan untuk membiayai perusahaa di

Indonesia. Megalirnya modal asing ke Indonesia akan meningkatkan

pertumbuhan perusahaan nasional yang akhirnya dapat menunjang

pembangunan nasional.

35
Investasi swasta merupakan komponen dari belanja agregat yang sifatnya

tidak stabil, dan menjadi salah satu sumber penting dari konjungtur dalam

perekonomian. Besarnya investasi perusahaan dapat diterangkan dalam analisis

hubungannya dengan tingkat suku bunga, apabila suku bunga rendah lebih banyak

investasi yang akan dilakukan, dan sebaliknya kenaikan suku bunga akan

menyebabkan pengurangan dalam jumlah investasi (Sukirno, 2000). Selanjutnya

dikatakan bahwa kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus

menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, sehinga dapat

meningkatkan pendapatan nasional dan Kesejahteraan masyarakat. (dalam juta

rupiah)

d). Belanja Modal

Menurut peraturan pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, belanja modal adalah

belanja modal pemerintah yang manfaatnya melebihi satu tahun anggaran danakan

menambah kekayaan atau asset daerah dan akan menambah belanja yang bersifat

rutin seperti biaya pemeliharaan pada kelompok belanja administrasi umum.

Belanja modal dapat digunakan untuk memperoleh asset tetap pemerintah daerah

seperti peralatan, infrastruktur, dan harta tetap lainnya.

Menurut kementerian keuangan republik Indonesia direktorat jendral

anggaran, belanja modal adalah pengeluaran anggaran yang dapat digunakan

dalam rangka memperoleh atau menambah aset tetap dan aset lainnya yang

memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi serta melebihi batasan minimal

kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang ditatapkan pemerintah. (juta rupiah)

36
3.5 Jenis dan sumber data

3.5.1 Jenis data

Penelitian ini meggunakan data dengan jenis data kuantitatif, dimana data

dalam penelitian ini meliputi angka-angka kesejahteraan masyarakat berupa IPM,

Pertumbuhan Ekonomi, investasi swasta, dan Belanja Modal di Kabupaten/Kota

di Provinsi Bali.

3.5.2 Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dimana data

sekender merupakan data yang sudah dikumpulkan dan dioleh terlebih dahulu

oleh pihak lain. Dalam penelitian ini data sekender yang digunakan adalah data

yang didapat dari Badan Pusat Stratistika Provinsi Bali 2019 (BPS Provinsi Bali

2019). Data sekunder dalam peelitian ini meliputi data IPM, Pertumbuhan

Ekonomi, investasi swasta dan Belanja Modal di Kabupaten/Kota di Provinsi Bali.

3.6 Titik Pengamatan

titik pegamatan dalam penelitian ini adalah Sembilan kabupaten/kota di

Provinsi Bali dalam rentan waktu lima Tahun (5 tahun) Maka besarnya sampel

adalah 9 x 5 = 45 pengamatan meggunakan kombinasi data time series dan

cross section

3.7 Metode pegumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode observasi nonprilaku, dimana peneliti tidak terlibat langsung dalam

pengumpulan data dan bertindak sebagai pegamat independen (sugiyono,

2010:145). Data yang digunaka dalam penelitian ini adalah Kesejahteraan

37
masyarakat, Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Belanja Modal serta data-data yang

diperoleh dari berbagai leteratur buku, karya ilmiah, skripsi, jurnal dan situs-situs

internet yang relevan.

3.8 Teknik analisis data

Teknik analisis data yang gunakan untuk memecahkan masalah dalam

penelitian ini adalah teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

jalur (path analysis). Path analysis atau analisis jalur digunakan untuk menganalis

pola hubungan diantara variabel (Sani dan Maharani). Analisis jalur dipergunakan

untuk memprediksi hubungan kausalitas antar variabel yang ditetapkan

berdasarkan teori, disamping analisis jaur digunakan untuk memprediksi

kebermaknaan hubungan suatu variable dengan variable lainnya, serta adanya

pengaruh tidak langsung (Suyana Utama, 2016: 159). Model ini bertujuan untuk

mengetahui Pengaruh langsung maupun tidak langsung variable eksogen terhadap

variabel endogen.

1). Langkah pertama merancang model analisis jalur berdasarkan konsep, teori

dan penelitian sebelumnya serta logika, maka dikembangkan model teoritis

sebagi berikut:

a. Investasi swasta (X1) dan Belanja Modal (X2) berpengaruh positif

terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y1) di Kabupaten/kota di Provinsi

Bali

b. Investasi swasta (X1) dan Belanja Modal (X2) Pertumbuhan Ekonomi

(Y1) berpengaruh positif terhadap kesejahteraan masyarakat (Y2) di

Kabupaten/kota di Provinsi Bali

38
c. Pertumbuhan Ekonomi (Y1) merupakan variable intervening dari

pengaruh investasi dan Belanja Modal terhadap kesejahteraan

masyarakat.

2). Menetukan persamaan model struktural

Menurut Suyana (2016:179) persamaan model struktural dapat dibuat sebagai

berikut:

Persamaan substruktural I

Y1 = β1X1 + β2X2 + e1 ..................................................................................(1)

Persamaan substruktural II

Y2 = β3X1 + β4X2 + β5Y1 + e1 .....................................................................(2)

Keterangan
Y1 = Pertumbuhan Ekonomi
Y2 = Kesejahteraan masyarakat
X1 = Investasi swasta
X2 = Belanja Modal
e1, e2 = Nilai Standar error
β1, β2, β3, β4, β5 = koefisien masing-masing variable

Investasi
swasta (X1)

Pertumbuhan Kesejahteraan
Ekonomi (Y1) masyarakat
(Y2)
e1

Belanja Modal e2
(X2)

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Pengaruh Investasi Swasta dan Belanja


Modal TerhadpaPertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan
Masyarakat.

39
Pada gambar 3.1 menujukkan bahwa terdapat dua hubungan substruktural.

Substruktural pertama menunjukkan hubngan dari X1 dan X2 ke Y1. Substruktural

yang kedua meunjukkan bahwa terdapat hubungan antara X 1, X2, Y1 ke Y2. Anak

panah dari e1 ke variable Pertumbuhan Ekonomi (Y 1) meunjukkan jumlah variansi

variable Pertumbuhan Ekonomi yang tidak dijelaskan oleh variable investasi

swasta, Belanja Modal memiliki nilai kekeliruan standar taksiran (standard error

of estimate) yaitu:

e1 = √ (1−R ) .................................................................................................(3)
2
1

Anak panah dari e2 ke variable Kesejahteraan masyarakat (Y2)

menunjukkan jumlah variansi variable kesejahteraan masyarakat yang tidak

dijelaskan oleh variable investasi swasta, belanja modal dan pertumbuhan

ekonomi memiliki nilai kekeliruan standar taksiran (standard error of estimate)

yaitu:

e2 = √ (1−R )..................................................................................................(4)
2
2

Total keragaman data yang dijelaskan dapt diukur dengan:

R2m = 1- (e12 e22 …..ep2).................................................................................(5)

Dalam hal ini intrepetasi terhadap R2m sama degan interpretasi koefisien

determinasi (R2) pada analisis jalur.

3). Langkah ketiga yaitu perhitungan koefisien analisis jalur yang dilakukan

dengan analisis regresi emnggunakan software statistic product and service

40
solution (SPSS) versi 24.0 for windows, melalui analisis regresi secara parsial

dimana koefisien jalurnya merupakan koefisien regresi yang disentralisasi

untuk pengaruh langsungnya. Untuk pegaruh tidak langsungnya merupakan

hasil perkalian dari koefisien jalur yang dilalui setiap persamaan. Pegaruh

total adalah jumlah dari pengaruh langsunng dan pengaruh tidak langsung.

4). Langkah keempat yaitu melakukan interpretasi hasil analisis dengan cara

menginterpretasi hasil parameter yang sudah ada. Koefisien yang tidak

signifikan nilainya dianggap tidak ada sedangkan nilai parameter yang sudah

signifikan bisa dilihat seberapa besar pegaruh tidak langsung.

3.7.1 Pegujian hipotesis

1). Pengujian Pegaruh Langsung

a. pengaruh langsung Investasi swasta terhadap Pertumbuhan Ekonomi di

wilayah Bali Timur.

Rumusan hipotesisnya sebagai berikut:

H0 : β1 ≤ 0, Investasi swasta tidak berpengaruh positif terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Provisi Bali.

H1 : β1 > 0, Investasi swasta berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Kabupaten/Kota di Provisi Bali

b. pengaruh langsung Belanja Modal terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Kabupaten/Kota di Provinsi Bali.

Rumusan hipotesisnya sebagai berikut:

H0 : β2 ≤ 0, Belanja Modal tidak berpengaruh positif terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Provisi Bali.

41
H1 : β2 > 0, Belanja Modal berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Kabupaten/Kota di Provisi Bali.

c. pengaruh langsung Investasi swasta terhadap Kesejahteraan Masyarakat

Kabupaten/Kota di Provinsi Bali.

Rumusan hipotesisnya sebagai berikut:

H0 : β3 ≤ 0, Investasi swasta tidak berpengaruh positif Kesejahteraan

Masyarakat Kabupaten/Kota di Provinsi Bali.

H1 : β3 > 0, Investasi swasta tidak berpengaruh positif Kesejahteraan

Masyarakat Kabupaten/Kota di Provinsi Bali.

d. Pengaruh Langsung Belanja Modal terhadap Kesejahteraan Masyarakat

Kabupaten/Kota di Provinsi Bali.

Rumusan hipotesisnya sebagai berikut:

H0 : β4 ≤ 0, Belanja Modal tidak berpengaruh positif Kesejahteraan

Masyarakat Kabupaten/Kota di Provinsi Bali.

H1 : β4 > 0, Belanja Modal berpengaruh positif Kesejahteraan Masyarakat

Kabupaten/Kota di Provinsi Bali.

e. pengaruh langsung Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kesejahteraan

Masyarakat di wilayah Bali Timur.

Rumusan hipotesisnya sebagai berikut:

H0 : β5 ≤ 0, pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh positif terhadap

Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten/Kota di Provinsi Bali.

H1 : β5 > 0, pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap

Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten/Kota di Provinsi Bali.

42
Krteria seluruh rumusan hipotesis tersebut adalah:

2). Tingkat signifikansi 5% atau α = 0,05

3). Kriteria pengujian

H0 diterima apabila nilai signifikansi ≥ 0,05

H0 ditolak atau terima H1 apabila nilai signifikansi < 0,05

4). Simpulan

Memberikan interpretasi dari hasil olah data menggunakan SPSS.

2). Pengujian Pengaruh Tidak Langsung (Uji sobel)

Uji sobel atau sering disebut uji pengaruh tidak langsung merupakan cara

untuk menguji kekuatan pengaruh tidak lansung antaravariable eksogen terhadap

variable endogen melalui veriabel intervening.

a. Pertumbuhan ekonomi sebagai variable Intervening dari pegaruh investasi

swasta terhadap Kesejahteraan massyarakat di wilayah Bali Timur.

i). Rumusan hipootesis

H0 : β = 0 Pertumbuhan Ekonomi bukan sebagai variable intervening

dari variable investasi swasta terhadap kesejahteraan

masyarakat Kabupaten/Kota di Provinsi Bali.

H1 : β ≠ 0 Pertumbuhan Ekonomi bukan sebagai variable intervening

dari variable investasi swasta terhadap kesejahteraan

masyarakat Kabupaten/Kota di Provinsi Bali.

Keterangan : β6 = β1. β5

43
ii). Taraf nyata : α = 0,05 maka Z0,025 = 1,96

iii).Kriteria pengujian

Jika Zhitung ≤ 1,96 maka H0 diterima atau H1 ditolak, berarti Pertumbuhan

Ekonomi bukan sebagai variable intervening

Jika Zhitung > 1,96 maka H0 ditolak atau H1 diterima, berarti Pertumbuhan

Ekonomi merupakan variable intervening

iv). Perhitungan

Sβ1. β5 = √ β 52 Sβ 12+ β 12 S β 5 2 ...........................................................(6)

β 1β5
Z= .........................................................................................(7)
sβ 1 sb 5

kekterangan :

Sβ1 = standar error koefesien regresi variable X1 terhadap Y2

Sβ5 = standar error koefesien regresi variable Y1 terhadap Y2

β1 = koefisien pengaruh variable X1 terhadap Y2

β5 = koefisien pengaruh variable Y1 terhadap Y2

v). Kesimpulan

Menyesuaikan melalui perbandingan hasil perhitungan dan kriteria

pengujian.

b. pengaruh tidak langsung Belanja Modal terhadap Kesejahteraan masyarakat

melalui Pertumbuhan ekonom.

i). Rumusan hipootesis

H0 : β7 = 0, Pertumbuhan Ekonomi bukan sebagai variable intervening

dari variable Belanja Modal terhadap kesejahteraan

masyarakat Kabupaten/Kota di Provinsi Bali.

44
H1 : β7 ≠ 0, Pertumbuhan Ekonomi sebagai variable intervening dari

variable Belanja Modal terhadap kesejahteraan masyarakat

Kabupaten/Kota di Provinsi Bali.

Keterangan : β7 = β2. β5

ii). Taraf nyata : β6 = 0,05

iii).Kriteria pengujian

Jika Zhitung ≤ 1,96 maka H0 diterima atau H1 ditolak, berarti Pertumbuhan

Ekonomi bukan sebagai variable intervening

Jika Zhitung > 1,96 maka H0 ditolak atau H1 diterima, berarti Pertumbuhan

Ekonomi merupakan variable intervening

iv). Perhitungan

β2. β5 = √ β 52 Sβ 22+ β 22 S β 52 ..............................................................(8)

β 2β 5
Z= .........................................................................................(9)
sβ 2 sb 5

Keterangan :
Sβ1 = standar error koefesien regresi variable X2 terhadap Y2

Sβ5 = standar error koefesien regresi variable Y2 terhadap Y2

β1 = koefisien pengaruh variable X1 terhadap Y2

β5 = koefisien pengaruh variable Y1 terhadap Y2

v). Kesimpulan

Menyesuaikan melalui perbandingan hasil perhitungan dan kriteria

pengujian.

45

Anda mungkin juga menyukai