Case Report Ods Hipermetropi Presbiopi PDF Free
Case Report Ods Hipermetropi Presbiopi PDF Free
Pembimbing :
dr. Ida Nugrahani, Sp.M
Diajukan Oleh :
Mita Apriyanti, S.Ked
J510170074
Telah disetujui dan disahkan oleh bagian Program Pendidikan Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari ,tanggal ,
Pembimbing:
dr. Ida Nugrahani, Sp.M ( )
BAB I
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. SN
Usia : 61 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Karang Pandan
Tanggal Masuk : 12 Oktober 2017
B. ANAMNESIS
Autoanamnesis dilakukan di Poliklinik Mata RSUD Karanganyar
Keluhan Utama : pasien merasa penglihatan yang terasa kabur dan ingin
mengganti kacamata.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke poli Mata RSUD Karanganyar dengan keluhan penglihatan yang
terasa kabur. Pasien mengeluhkan melihat jauh dan dekat terasa kabur dan kurang
jelas. Sebelumnya pasien sudah menggunakan kaca mata, dan kaca mata yang
digunakan pasien sudah lebih dari dua tahun. Akhir-akhir ini pasien mengeluh
penglihatan bertambah kabur. Keluhan mata merah (-), nrocos (-), pandangan silau
(-), terasa gatal (-), mata terasa mengganjal (-), kotoran mata (-), pandangan
terlihat kabur saat melihat pada jarak dekat (+).
C. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalisata
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Aktifitas : Normoaktif
Kooperatif : Kooperatif
Status Gizi : Cukup
Status opthalmologi
Normal
OCULUS DEXTRA OCULUS SINISTRA
No. Pemeriksaan OD OS
1. Visus 6/12 6/12
2 Koreksi S+1,00 S+1,00
Add S+3,00 Add S+3,00
6/6 6/6
3. Palpebra Edema (-) Edema (-)
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Nyeri Tekan (-) Nyeri Tekan (-)
Blefarospasme(-) Blefarospasme(-)
Lagoftalmus (-) Lagoftalmus (-)
Ektropion (-) Ektropion (-)
Entropion (-) Entropion (-)
Lesi Kulit (-) Lesi Kulit (-)
5. Kornea :
- Kejernihan Jernih Jernih
6. COA :
- Kedalaman Cukup Cukup
8. Pupil :
- Bentuk Bulat Bulat
- Diameter 3 mm 3 mm
- Letak Ditengah Ditengah
- Reflek cahaya D + / ID + D + / ID +
9. Lensa Jernih Jernih
10. Funduskopi Dilakukan Dilakukan
Papil: berbatas tegas Papil: berbatas tegas
Arteri/vena: 2 : 3 Arteri/vena: 2 : 3
C/D ratio: 0,3 C/D ratio: 0,3
Macula: reflek (+) Macula: reflek (+)
cemerlang cemerlang
Retina: darah (-), Retina: darah (-),
eksudat (-), dalam eksudat (-), dalam
batas normal batas normal
D. DIAGNOSIS KERJA
ODS Hipermetropi Presbiopi
E. PENATALAKSANAAN
Oculi Dextra Oculi Sinistra
F. PROGNOSIS ODS
1. Quo ad vitam : ad bonam
2. Quo ad sanam : dubia ad malam
3. Quo ad cosmeticam : ad bonam
4. Quo ad functionam : dubia ad bonam
G. EDUKASI
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien bahwa pasien mempunyai kelainan
mata hipermetropi dan presbiopi yang menyebabkan penglihatan pasien kabur, pusing
disekitar mata.
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien bahwa pasien mempunyai kelainan
mata rabun dekat yang menyebabkan pasien sulit melihat jarak dekat dan lebih jelas
bila dijauhkan.
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien bahwa terapi dari kelainan mata
rabun dekat adalah dengan menggunakan kacamata yang sesuai dengan koreksi.
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien agar pasien rutin melakukan
pemeriksaan visus setiap 1 tahun sekali.
H. PEMBAHASAN
Diagnosis pada pasien ini adalah ODS Hipermetropi Presbiopi yang berdasarkan
pada anamnesis dan pemeriksaan fisik yang mengarah pada diagnosis tersebut. Anamnesis
didapatkan pasien mengeluh penglihatan mata kabur dan lebih jelas bila agak dijauhkan,
sedangkan penglihatan mata kiri seperti melihat ganda. Keluhan mata merah (-), nrocos (-
), pandangan silau (-), terasa gatal (-), mata terasa mengganjal (-), kotoran mata (-
),pandangan terlihat kabur saat melihat pada jarak dekat.
Pemeriksaan status oftamologis tidak didapakan adanya kekeruhan media refrakta
dan didapatkan visus awal OD 6/12 dan OS 6/12. Setelah dilakukan koreksi visus OD
dengan lensa sferis positif 1,00 dioptri dengan Add S+3,00 dan OS dengan lensa sferis
positif 1,00 dengan Add S+3,00, visus kedua mata menjadi 6/6.
Pada pasien ini diberikan terapi kacamata dengan lensa sesuai hasil koreksi, pasien
menderita ODS Hipermetropi Presbiopi yang dapat diakibatkan oleh bayangan jatuh di
belakang retina dan berkas sinar tidak dapat difokuskan pada satu titik dengan tajam, serta
adanya penurunan keelastisitasan lensa untuk mencembung sehingga pasien merasa kabur
melihat jauh.
Pemberian terapi kacamata sesuai koreksi dilakukan untuk memperbaiki
penglihatan pasien. Pemeriksaan visus tiap 1 tahun disarankan untuk memantau
progresifitas dari kelainan refraksi yang diderita pasien. Edukasi yang diberikan kepada
pasien bertujuan untuk mencegah progresifitas secara cepat dan dipertahankan keadaan
penglihatan sebaik mungkin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bola mata bentuknya merupai kistik yang dipertahankan oleh adanya tekanan
didalamnya. Walaupun secara umum bola mata dikatakan bentuknya bulat atau globe
namun bentuknya tidak bulat sempurna.
Orbita adalah tulang-tulang rongga mata yang didalamnya terdapat bola mata,
otot-otot ekstraokular, nervus, lemak dan pembuluh darah. Tiap-tiap tulang orbita
berbentuk menyerupai buah pear, yang bagian posteriornya meruncing pada daerah
apeks dan optik kanal.
MEDIA REFRAKSI
Hasil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan yang
terdiri atas kornea, aqueous humor (cairan mata), lensa, badan vitreous (badan kaca),
dan panjangnya bola mata. Pada orang normal susunan pembiasan oleh media
penglihatan dan panjang bola mata sedemikian seimbang sehingga bayangan benda
setelah melalui media penglihatan dibiaskan tepat di daerah makula lutea. Mata yang
normal disebut sebagai mata emetropia dan akan menempatkan bayangan benda tepat
di retinanya pada keadaan mata tidak melakukan akomodasi atau istirahat melihat
jauh.
FISIOLOGI REFRAKSI
B. HIPERMETROPI
DEFINISI
Hipermetropi juga dikenal dengan istilah hiperopia atau rabun dekat.
Hipermetropi merupakan keadaan gangguan kekuatan pembiasan mata dimana sinar
sejajar jauh tidak cukup dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di belakang makula
lutea. Hipermetropi adalah suatu kondisi ketika kemampuan refraktif mata terlalu
lemah yang menyebabkan sinar yang sejajar dengan sumbu mata tanpa akomodasi
difokuskan di belakang retina. Hipermetropi adalah keadaan mata yang tidak
berakomodasi memfokuskan bayangan di belakang retina. Hipermetropi terjadi jika
kekuatan yang tidak sesuai antara bola mata dan kekuatan pembiasan kornea dan
lensa lemah sehingga titik fokus sinar terletak di belakang retina.
ETIOLOGI
Penyebab utama hipermetropi adalah panjangnya bola mata yang lebih
pendek. Akibat bola mata yang lebih pendek, bayangan benda akan difokuskan di
belakang retina. Berdasarkan penyebabnya, hipermetropi dapat dibagi atas :
Hipermetropi sumbu atau aksial, merupakan kelainan refraksi akibat bola mata
pendek atau sumbu anteroposterior yang pendek. Hipermetropi kurvatur, dimana
kelengkungan kornea atau lensa kurang sehingga bayangan difokuskan di belakang
retina. Hipermetropi indeks refraktif, dimana terdapat indeks bias yang kurang pada
sistem optik mata.
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI
Beberapa bentuk dari hipermetropi, yakni:
1. Hipermetropi manifes, ialah hipermetropi yang dapat dikoreksi dengan
kaca mata positif maksimal yang memberikan tajam penglihatan normal.
Hipermetropi ini terdiri atas hipermetropi absolut ditambah dengan
hipermetropi fakultatif.
2. Hipermetropi absolute, dimana kelainan refraksi tidak diimbangi dengan
akomodasi dan memerlukan kaca mata positif untuk melihat jauh.
3. Hipermetropi fakultatif, dimana kelainan hipermetropi dapat diimbangi
dengan akomodasi ataupun dengan kaca mata positif. Pasien yang hanya
mempunyai hipermetropi fakultatif akan melihat normal tanpa kaca mata.
Bila diberikan kaca mata positif yang memberikan penglihatan normal
maka otot akomodasinya akan mendapatkan istirahat. Hipermetropi
manifest yang masih memakai tenaga akomodasi disebut sebagai
hipermetropi fakultatif.
4. Biasanya hipermetropi laten yang ada berakhir dengan hipermetropi absolut
ini. Hipermetropi manifes yang tidak memakai tenaga akomodasi sama
sekali disebut sebagai hipermetropi absolut, sehingga jumlah hipermetropi
fakultatif dengan hipermetropi absolut adalah hipermetropi manifest.
5. Hipermetropi laten, dimana kelainan hipermetropi tanpa siklopegia (atau
dengan obat yang melemahkan akomodasi) diimbangi seluruhnya dengan
akomodasi. Hipermetropi laten hanya dapat diukur bila diberikan
siklopegia. Makin muda makin besar komponen hipermetropi laten
seseorang. Makin tua seseorang akan terjadi kelemahan akomodasi
sehingga hipermetropi laten menjadi hipermetropi fakultatif dan kemudian
menjadi hipermetropi absolut. Hipermetropi laten sehari-hari diatasi pasien
dengan akomodasi terus-menerus, terutama bila pasien masih muda dan
daya akomodasinya masih kuat.
6. Hipermetropi total, hipermetropi yang ukurannya didapatkan sesudah
diberikan siklopegia.
PENATALAKSANAAN
Untuk memperbaiki kelainan refraksi adalah dengan mengubah sistem
pembiasan dalam mata. Pada hipermetropi, mata tidak mampu mematahkan sinar
terutama untuk melihat dekat. Mata dengan hipermetropi memerlukan lensa cembung
atau konveks untuk mematah sinar lebih kuat ke dalam mata. Pengobatan
hipermetropi adalah diberikan koreksi hipermetropi manifest dimana tanpa sikloplegia
didapatkan ukuran lensa positif maksimal yang memberikan tajam penglihatan normal
(6/6).
Bila terdapat juling ke dalam atau esotropia, diberikan kaca mata koreksi
hipermetropi total. Bila terdapat tanda atau bakat juling keluar (eksoforia) maka
diberikan kaca mata koreksi positif kurang. Bila terlihat tanda ambliopia diberikan
koreksi hipermetropi total. Mata ambliopia tidak terdapat daya akomodasi.
Koreksi lensa positif kurang berguna untuk mengurangkan berat kaca mata
dan penyesuaian kaca mata. Biasanya resep kaca mata dikurangkan 1-2 dioptri kurang
daripada ukuran yang didapatkan dengan pemberian sikloplegik.
Pada pasien dengan hipermetropi sebaiknya diberikan kaca mata sferis positif
terkuat atau lensa positif terbesar yang masih memberikan tajam penglihatan
maksimal. Bila pasien dengan + 3.0 ataupun dengan + 3.25 memberikan ketajaman
penglihatan 6/6, maka diberikan kaca mata + 3.25. Hal ini untuk memberikan istirahat
pada mata akibat hipermetropi fakultatifnya diistirahatkan dengan kaca mata (+).
Pada pasien dimana akomodasi masih sangat kuat atau pada anak-anak, maka
sebaiknya pemeriksaan dilakukan dengan memberikan sikloplegik atau melumpuhkan
otot akomodasi. Dengan melumpuhkan otot akomodasi, maka pasien akan
mendapatkan koreksi kaca matanya dengan mata yang istirahat.
Pada pasien diberikan kaca mata sferis positif terkuat yang memberikan
penglihatan maksimal.
PENYULIT
Mata dengan hipermetropi sering akan memperlihatkan ambliopia akibat mata
tanpa akomodasi tidak pernah melihat obyek dengan baik dan jelas. Bila terdapat
perbedaan kekuatan hipermetropi antara kedua mata, maka akan terjadi ambliopia
pada salah satu mata. Mata ambliopia sering menggulir ke arah temporal.
Penyulit lain yang dapat terjadi pada pasien dengan hipermetropi adalah
esotropia dan glaukoma. Esotropia atau juling ke dalam terjadi akibat pasien
selamanya melakukan akomodasi. Glaukoma sekunder terjadi akibat hipertrofi otot
siliar pada badan siliar yang akan mempersempit sudut bilik mata.
C. PRESBIOPI
DEFINISI
Presbiopi merupakan kondisi mata dimana lensa kristalin kehilangan
fleksibilitasnya sehingga membuatnya tidak dapat fokus pada benda yang dekat.
Presbiopi adalah suatu bentuk gangguan refraksi, dimana makin berkurangnya
kemampuan akomodasi mata sesuai dengan makin meningkatnya umur.
Presbiopi merupakan bagian alami dari penuaan mata. Presbiopi ini bukan
merupakan penyakit dan tidak dapat dicegah. Presbiopi atau mata tua yang
disebabkan karena daya akomodasi lensa mata tidak bekerja dengan baik akibatnya
lensa mata tidak dapat menmfokuskan cahaya ke titik kuning dengan tepat sehingga
mata tidak bisa melihat yang dekat. Presbiopi adalah suatu bentuk gangguan refraksi,
dimana makin berkurangnya kemampuan akomodasi mata sesuai dengan makin
meningkatnya umur. Adanya kekakuan yang terjadi pada lensa seiring dengan
bertambahnya usia, sehingga kemampuan lensa untuk memfokuskan bayangan saat
melihat dekat. Hal tersebut menyebabkan pandangan kabur saat melihat dekat.
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi presbiopi lebih tinggi pada populasi dengan usia harapan hidup
yang tinggi. Karena presbiopi berhubungan dengan usia, prevalensinya berhubungan
langsung dengan orang-orang lanjut usia dalam populasinya.
Walaupun sulit untuk melakukan perkiraan insiden presbiopi karena
onsetnya yang lambat, tetapi bisa dilihat bahwa insiden tertinggi presbiopi terjadi
pada usia 42 hingga 44 tahun. Studi di Amerika pada tahun 1955 menunjukkan 106
juta orang di Amerika mempunyai kelainan presbiopi. Faktor resiko utama bagi
presbiopi adalah usia, walaupun kondisi lain seperti trauma, penyakit sistemik,
penyakit kardiovaskular, dan efek samping obat juga bisa menyebabkan presbiopi
dini.
ETIOLOGI
1. Terjadi gangguan akomodasi lensa pada usia lanjut
2. Kelemahan otot-otot akomodasi
3. Lensa mata menjadi tidak kenyal, atau berkurang elastisitasnya akibat
kekakuan (sklerosis) lensa
KLASIFIKASI
1. Presbiopi Insipien – tahap awal perkembangan presbiopi, dari anamnesa
didapati pasien memerlukan kaca mata untuk membaca dekat, tapi tidak
tampak kelainan bila dilakukan tes, dan pasien biasanya akan menolak
preskripsi kaca mata baca
2. Presbiopi Fungsional – Amplitud akomodasi yang semakin menurun dan
akan didapatkan kelainan ketika diperiksa
3. Presbiopi Absolut – Peningkatan derajat presbiopi dari presbiopi
fungsional, dimana proses akomodasi sudah tidak terjadi sama sekali
Presbiopi Prematur – Presbiopia yang terjadi dini sebelum usia 40 tahun
dan biasanya berhungan dengan lingkungan, nutrisi, penyakit, atau obat-
obatan
4. Presbiopi Nokturnal – Kesulitan untuk membaca jarak dekat pada kondisi
gelap disebabkan oleh peningkatan diameter pupil.
PATOFISOLOGI
Gambar 6. Presbiopi
TANDA DAN GEJALA
Akibat gangguan akomodasi ini maka pada pasien berusia lebih dari 40 tahun,
akan memberikan keluhan setelah membaca yaitu berupa mata lelah, berair dan sering
terasa pedas.
Karena daya akomodasi berkurang maka titik dekat mata makin menjauh dan
pada awalnya akan kesulitan pada waktu membaca dekat huruf dengan cetakan kecil.
Dalam upayanya untuk membaca lebih jelas maka penderita cenderung
menegakkan punggungnya atau menjauhkan obyek yang dibacanya sehingga
mencapai titik dekatnya dengan demikian obyek dapat dibaca lebih jelas.
Presbiopia timbul pada umur 45 tahun untuk ras Kaukasia dan 35 tahun untuk
ras lainnya.
NILAI
Ukuran lensa yang memberikan ketajaman penglihatan sempurna merupakan
ukuran lensa yang diperlukan untuk adisi kacamata baca. Hubungan lensa adisi dan
umur biasanya:
2) Uji refraksi
i. Subjektif
Optotipe dari Snellen & Trial lens
Metode yang digunakan adalah dengan Metoda ‘trial and error’ Jarak pemeriksaan
6 meter/ 5 meter/ 20 kaki. Digunakan kartu Snellen yang diletakkan setinggi mata
penderita, Mata diperiksa satu persatu dibiasakan mata kanan terlebih dahulu
Ditentukan visus / tajam penglihatan masing-masing mata. Bila visus tidak 6/6
dikoreksi dengan lensa sferis positif, bila dengan lensa sferis positif tajam
penglihatan membaik atau mencapai 5/5, 6/6, atau 20/20 maka pasien dikatakan
menderita hipermetropi, apabila dengan pemberian lensa sferis positif menambah
kabur penglihatan kemudian diganti dengan lensa sferis negatif memberikan tajam
penglihatan 5/5, 6/6, atau 20/20 maka pasien menderita miopia. Bila setelah
pemeriksaan tersebut diatas tetap tidak tercapai tajam penglihatan maksimal
mungkin pasien mempunyai kelainan refraksi astigmat. Pada keadaan ini lakukan
uji pengaburan (fogging technique).
ii. Objektif
- Autorefraktometer
Yaitu menentukan myopia atau besarnya kelainan refraksi dengan menggunakan
komputer. Penderita duduk di depan autorefractor, cahaya dihasilkan oleh alat dan
respon mata terhadap cahaya diukur. Alat ini mengukur berapa besar kelainan
refraksi yang harus dikoreksi dan pengukurannya hanya memerlukan waktu
beberapa detik.
- Keratometri
Adalah pemeriksaan mata yang bertujuan untuk mengukur radius kelengkungan
kornea. Keratometer dipakai klinis secara luas dan sangat berharga namun
mempunyai keterbatasan.
3) Uji pengaburan
Setelah pasien dikoreksi, maka tajam penglihatannya dikaburkan dengan lensa
positif, sehingga tajam penglihatan berkurang 2 baris pada kartu Snellen, misalnya
dengan menambah lensa spheris positif 3. Pasien diminta melihat kisi-kisi juring
astigmat, dan ditanyakan garis mana yang paling jelas terlihat. Bila garis juring
pada 90° yang jelas, maka tegak lurus padanya ditentukan sumbu lensa silinder,
atau lensa silinder ditempatkan dengan sumbu 180°. Perlahan-lahan kekuatan lensa
silinder negatif ini dinaikkan sampai garis juring kisi-kisi astigmat vertikal sama
tegasnya atau kaburnya dengan juring horizontal atau semua juring sama jelasnya
bila dilihat dengan lensa silinder ditentukan yang ditambahkan. Kemudian pasien
diminta melihat kartu Snellen dan perlahan-lahan ditaruh lensa negatif sampai
pasien melihat jelas.
TATALAKSANA
Diberikan penambahan lensa sferis positif sesuai pedoman umur yaitu umur
40 tahun (umur rata – rata) diberikan tambahan sferis + 1.00 dan setiap 5 tahun
diatasnya ditambahkan lagi sferis + 0.50
Lensa sferis (+) yang ditambahkan dapat diberikan dalam berbagai cara:
1. Kacamata baca untuk melihat dekat saja
2. Kacamata bifokal untuk sekaligus mengoreksi kelainan yang lain
3. Kacamata trifokus mengoreksi penglihatan jauh di segmen atas,
penglihatan sedang di segmen tengah, dan penglihatan dekat di segmen
bawah
4. Kacamata progressive mengoreksi penglihatan dekat, sedang, dan jauh,
tetapi dengan perubahan daya lensa yang progresif dan bukan bertingkat.
DAFTAR PUSTAKA