Anda di halaman 1dari 10

JURNAL KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA

VOLUME 02 No. 02 Juni  2013 Halaman 61 - 70


Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia
Artikel Penelitian

EVALUASI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERSALINAN BAGI


MASYARAKAT MISKIN OLEH BIDAN PRAKTEK SWASTA
DI KOTA TANJUNGPINANG
THE EVALUATION OF IMPLEMENTING DELIVERY CARE POLICY FOR POOR COMMUNITY BY
PRIVATE MIDWIFE PRACTICE IN TANJUNGPINANG MUNICIPALITY

Elfrida Tambun1, Mubasysyir Hasanbasri2


1
Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

ABSTRACT ABSTRAK
Background: Economy factor is one of the factors that could Latar belakang: Faktor ekonomi merupakan salah satu faktor
hampered community’s access in the utilization of health ser- yang menghambat akses masyarakat dalam pemanfaatan
vice. To guarantee effort of poor community access toward pelayanan kesehatan. Dalam upaya menjamin akses masyara-
health service, the government was conducted managed pro- kat miskin terhadap pelayanan kesehatan pemerintah menye-
gram. The limitation of working hours in primary health care lenggarakan jaminan kesehatan masyarakat. Adanya keterba-
was causing limited service hours. Therefore, in order to solve tasan jam kerja puskesmas mengakibatkan jam pelayanan
the problem, the government stated that private midwife prac- terbatas. Mengatasi hal ini pemerintah menetapkan praktek bi-
tice as one of the health services could be utilized by poor dan swasta salah satu pelayanan kesehatan yang dapat digu-
community with budget that was covered by government. The nakan masyarakat miskin dengan biaya pelayanan ditanggung
government’s policy has not yet able to improve the coverage oleh pemerintah. Kebijakan pemerintah ini belum berhasil
of delivery attendant by health care provider. Hence, an evalu- meningkatkan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
ation to find out the phenomenon occurred in the community is kesehatan. Untuk itu perlu dilakukan suatu evaluasi untuk
necessary to solve this problem in order to improve the health mengetahui fenomena yang terjadi di masyarakat agar dapat
service in the future. dic arikan pemec ahan mas alah dalam upaya perbaikan
Objective : This research was aimed to find out the descrip- pelayanan kesehatan di masa mendatang.
tion of delivery care for poor community by private midwife in Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui gambaran implementasi
Tanjungpinang Municipality. kebijakan pertolongan persalinan bagi masyarakat miskin oleh
Method: This was a descriptive research that used qualita- bidan swasta di Kota Tanjungpinang.
tive approach with case study design. The research subject Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan
was civil servant midwife who had midwifery private prac- pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus. Subjek
tice, head of primary health care, head of health office, head penelitian adalah bidan PNS yang melakukan praktek kebidanan,
of family health division, and mothers who delivered and had Kepala Puskesmas, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Bidang
askeskin (health insurance for poor community) card. The Kesehatan Keluarga, dan ibu bersalin pengguna kartu
selection for midwife and mothers who delivered was using askeskin. Pemilihan responden untuk bidan dan ibu bersalin
purposive sampling technique. Furthermore, the data was digunakan tehnik purpos ive sampling. J enis data yang
collected by using primary data that was obtained from indepth dikumpulkan meliputi data primer yang diperoleh dari hasil
interview result that used interview guidance, while the sec- wawancara mendalam dengan menggunakan panduan
ondary data was obtained from document observation, and wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh dengan telaah
the data will be analysed qualitatively. dokumen. Data dianalisis secara kualitatif.
Result: The policy of delivery for poor community in Hasil: Kebijakan persalinan masyarakat miskin di Kota
Tanjungpinang Municipality has not yet obtained optimal Tanjungpinang belum mendapat dukungan secara optimal dari
support.The limited bugdet availability affected in a way that pemerintah daerah. Plafon biaya yang kecil membuat tidak
not all of the midwives were willing to assist askeskin patient semua bidan bersedia menolong pasien askeskin dengan klaim
with cost claim to primary health care. Private practice mid- biaya ke puskesmas. Bidan praktek swasta melakukan iur biaya
wife asked for fee from askeskin patient. There was no differ- dari pasien askeskin. Tidak ada perbedaan jenis pertolongan
ence the treatment given between askeskin patient and pri- yang diberikan bidan praktek swasta antara pasien askeskin
vate/paying patient. However, askeskin patient was satisfied dan masyarakat umum. Pasien askeskin merasa puas dengan
with the service given by private practice midwife. pelayanan yang diberikan bidan praktek swasta.
Conclusion: The implementation of delivery policy for poor Kesimpulan: Implementasi kebijakan persalinan bagi
community by private practice midwife has not yet optimal as masyarakat miskin oleh bidan praktek swasta belum berjalan
there was a lack of support from municipality government, optimal karena kurangnya dukungan dari pemerintah kota baik
administratively or financially. secara administratif maupun secara finansial.

Keyword: Evaluation, policy implementation, private midwife Kata Kunci: Evaluasi, implementasi kebijakan, bidan praktek
practice and poor community swasta, dan masyarakat miskin

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 1 Maret 2013  61


Elfrida Tambun, dkk.: Evaluasi Implementasi Kebijakan Persalinan

PENGANTAR tu hal yang mutlak sehingga masyarakat dapat


Pembangunan kesehatan merupakan bagian in- mengakses pelayanan kesehatan. Barrier ekonomi
tegral dari pembangunan nasional. Pembangunan dan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan telah
kesehatan diarahkan untuk meningkatkan mutu sum- disiasati pemerintah dengan adanya program jam-
ber daya manusia yang sehat, cerdas dan produktif, kesmas dimana pemerintah menjamin pelayanan
serta mampu memelihara dan meningkatkan kese- kesehatan masyarakat miskin termasuk pertolongan
hatan masyarakat dengan komitmen yang tinggi ter- persalinan oleh bidan praktek swasta. Namun
hadap kemanusiaan dan etika, dan dilaksanakan de- kebijakan ini dirasakan belum dapat berjalan secara
ngan semangat pemberdayaan dan kemitraan yang optimal.
tinggi1. Berdasarkan situasi di atas, penulis mencoba
Sebagaimana diamanatkan dalam amandemen mengeksplorasi fenomena-fenomena pertolongan
UUD 1945 pasal 28 H ayat 1 bahwa setiap orang persalinan yang dilakukan oleh bidan praktek swasta
berhak hidup sejahtera lahir dan bathin, bertempat di Kota Tanjungpinang.
tinggal, dan mendapat lingkungan hidup yang baik
dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan ke- BAHAN DAN CARA PENELITIAN
sehatan. Jaminan pemeliharaan kesehatan dikem- Jenis penelitian ini merupakan penelitian des-
bangkan terus untuk menjamin terselenggaranya pe- kriptif dengan pendekatan kualitatif dan rancangan
meliharaan kesehatan yang lebih merata dan ber- case study. Pendekatan kualitatif dimaksudkan ka-
mutu, serta dengan harga yang terkendali. rena dalam penelitian ini bertujuan mengeksplorasi
Angka Kematian Ibu (AKI) masih relatif tinggi di dalam upaya mengembangkan konsep-konsep yang
Indonesia. Hasil SDKI tahun 2002 menyebutkan membantu pemahaman lebih mendalam atas feno-
bahwa AKI masih berkisar 307 per 100.000 kelahiran mena sosial dan perilaku dalam setting ilmiah dan
hidup. Melihat masih tingginya AKI dan kecende- pemahaman yang lebih baik mengenai kompleksitas
rungan penurunan AKI yang relatif lambat, maka yang ada dalam interaksi manusia6.
sasaran the millenium development goals (MDGs) Subjek dalam penelitian ini terdiri dari kepala
di bidang kesehatan diperhitungkan akan tercapai dinas kesehatan, kepala bidang kesehatan keluarga,
bila daya dorong strategis untuk pencapaian AKI kepala puskesmas, bidan PNS yang melakukan
tersebut dapat digerakkan dan dikembangkan sesuai praktek kebidanan, dan ibu bersalin yang mengguna-
keperluan2. kan kartu askeskin. Teknik pengambilan subjek pene-
Salah satu faktor yang menghambat masyara- litian dari unit analisis bidan PNS yang melakukan
kat tidak dapat mengakses pelayanan kesehatan praktek kebidanan dan ibu bersalin pengguna kartu
adalah faktor ekonomi. Menurut penelitian Dhakal3 askeskin dilaksanakan secara purposive sampling.
di Nepal bahwa salah satu barrier utama dalam pe- Jenis data yang digunakan sebagai bahan pene-
manfaatan pelayanan kesehatan post-natal adalah litian adalah data primer dan data sekunder, data
tingkat pendapatan masyarakat yang rendah. Hal primer adalah data yang didapat melalui tehnik
senada ditemukan oleh Saimi4 bahwa semakin tinggi wawancara mendalam (in-depth interview) dengan
pendapatan keluarga/masyarakat ibu bersalin, maka berpedoman kepada daftar pertanyaan yang telah
akan semakin kecil untuk memanfaatkan pelayanan disediakan dan dibantu alat rekam tape recorder,
persalinan gratis, sebaliknya semakin rendah penda- sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan
patan keluarga maka akan semakin tinggi untuk me- dengan telaah dokumen yang terdapat di Dinas
manfaatkan pelayanan persalinan gratis di puskes- Kesehatan Kota Tanjungpinang, puskesmas dan
mas. bidan praktek swasta.
Jumlah masyarakat miskin yang terdapat di
Kota Tanjungpinang pada tahun 2007 sebanyak HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
15,25%. Pencapaian pelayanan kesehatan ibu di Pada hakekatnya pelayanan kesehatan terha-
Kota Tanjungpinang masih tergolong relatif rendah. dap masyarakat miskin merupakan tanggungjawab
Salah satu indikatornya adalah cakupan persalinan dan dilaksanakan bersama oleh Pemerintah Pusat
oleh tenaga kesehatan di Kota Tanjungpinang baru dan Pemerintah Daerah. Pada saat ini Pemerintah
sebesar 78,99%5. Besar cakupan ini belum menca- Pusat telah mengambil kebijakan menyelenggarakan
pai target baik target daerah maupun target indikator asuransi kesehatan masyarakat miskin yang bertu-
Indonesia Sehat 2010 yaitu sebesar 90%. juan untuk meningkatkan akses masyarakat miskin
Di samping masalah ekonomi, faktor keterse- terhadap pelayanan kesehatan termasuk salah satu-
diaan sarana pelayanan kesehatan merupakan sua- nya pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan.

62  Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 1 Maret 2013


Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

Upaya Pemerintah Kota Tanjungpinang untuk tusan Walikota Tanjungpinang Nomor 67/2007 ten-
meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan ibu tang pembebasan biaya pelayanan kesehatan dasar
dan anak diwujudnyatakan dengan pengembangan di puskesmas dan jaringannya bagi usia lanjut dan
dua unit puskesmas menjadi puskesmas perawatan ibu hamil termasuk pelayanan antenatal care (ANC).
yaitu Puskesmas Pancur dan Puskesmas Kampung Pelayanan persalinan bagi masyarakat yang meng-
Bugis, serta dikeluarkannya Surat Keputusan Wali- gunakan kartu askeskin diberikan secara cuma-cu-
kota Tanjungpinang Nomor 67/2007 tentang pembe- ma dengan puskesmas mengajukan klaim ke dana
basan biaya pelayanan kesehatan dasar di puskes- askeskin.
mas dan jaringannya bagi usia lanjut dan ibu hamil Pelayanan yang diberikan bidan praktek swasta
di Kota Tanjungpinang. Namun kebijakan ini belum kepada pasien askeskin pada umumnya meliputi pe-
didukung secara finansial. Hal ini dapat dilihat dari meriksaan kehamilan, pemberian tablet Fe, perto-
telaah dokumen DPA Puskesmas dimana belum me- longan persalinan, serta kunjungan neonatus. Untuk
muat alokasi anggaran yang khusus untuk mendu- pertolongan persalinan para bidan mengaku hanya
kung terlaksananya kebijakan persalinan yang memberikan persalinan normal karena mengacu ke-
tertuang dalam SK tersebut. pada standar pelayanan. Namun ketika peneliti
Puskesmas sebagai ujung tombak terdepan da- menggali lebih dalam akhirnya terungkap kalau terka-
lam memberikan pelayanan kesehatan kepada ma- dang bidan menolong persalinan yang beresiko de-
syarakat diharapkan proaktif untuk meningkatan ngan alasan bahwa pasien tidak mau dirujuk ke ru-
derajat kesehatan masyarakat. Dalam upaya pe- mah sakit. Untuk pelayanan post partum, pelayanan
ningkatan cakupan kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan bidan umumnya mencakup perawatan
ibu dan anak salah satu indikatornya adalah perto- tali pusat dan imunisasi. Sedangkan untuk memandi-
longan persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk kan bayi sudah merupakan tanggung jawab keluarga
mencapai upaya tersebut berbagai terobosan dila- dengan terlebih dahulu sudah diajarkan selama
kukan oleh puskesmas berdasarkan keadaan dan menginap di praktek swasta.
fungsi yang diemban puskesmas. Dari hasil wawancara yang dilakukan baik pada
Dari hasil wawancara mendalam dengan infor- sisi pasien sebagai konsumen pelayanan kesehatan
man diketahui bahwa puskesmas mempunyai kebi- maupun dari sisi bidan swasta sebagai penyeleng-
jakan yang berbeda-beda dalam upaya meningkatkan gara pelayanan kesehatan mengatakan bahwa tidak
cakupan pertolongan persalinan ibu melahirkan di ada perbedaan jenis pelayanan kesehatan yang dibe-
wilayah kerja masing-masing. Fungsi puskesmas rikan pada pasien umum dengan pasien pengguna
yang non-perawatan mengakibatkan puskesmas kartu askeskin. Pengakuan masyarakat ini diungkap-
hanya beroperasional pada jam kerja pada siang hari. an ketika peneliti bertanya apa ada merasa perbe-
Keterbatasan jam kerja ini disiasati puskesmas agar daan perlakuan yang dilakukan bidan terhadap pa-
dapat tetap memberikan pelayanan kepada masya- sien pengguna kartu askeskin dengan pasien umum
rakat khususnya pertolongan persalinan masyarakat yang membayar.
miskin dengan adanya kebijakan penunjukan bidan- Dalam pedoman pelaksanaan jaminan kesehat-
bidan di masing-masing wilayah kelurahan untuk an bagi masyarakat miskin disebutkan bahwa besar-
menolong persalinan masyarakat miskin di praktek an plafon biaya asuransi kesehatan di pelayanan
bidan tersebut dan jasa pertolongan persalinan dapat tingkat pertama untuk jasa tindakan persalinan nor-
diklaim ke puskesmas. mal adalah Rp200.000,00 dan unit cost paket rawat
Berdasarkan hasil telaah dokumen diperoleh inap per hari Rp50.000,00 . Besaran plafon biaya ini
bahwa jumlah klaim persalinan yang dilakukan oleh dipandang para bidan swasta sangat tidak layak.
bidan praktek swasta sebanyak 32. Secara absolut Dari pengakuan para bidan bahwa klaim atas jasa
jumlah persalinan masyarakat miskin yang ditolong pertolongan persalinan yang mereka lakukan yaitu
oleh bidan swasta adalah kecil. Berbagai pemikiran dibayar sebesar Rp300.000,00 yang terdiri dari
bisa muncul dengan melihat jumlah yang sedikit ini. Rp200.000,00 untuk jasa persalinan dan
Namun seberapa kecilpun jumlah yang ditolong Rp100.000,00 untuk unit cost perawatan ibu bersalin
tersebut tidak dapat diabaikan karena tetap memberi di rumah bidan yang diasumsikan setiap ibu baru
kontribusi terhadap derajat kesehatan ibu dan anak melahirkan membutuhkan perawatan selama dua
di Kota Tanjungpinang. hari di rumah bidan.
Sementara itu untuk puskesmas perawatan Plafon biaya ini dianggap bidan belum mencu-
yang baru dikembangkan di Kota Tanjungpinang, ke- kupi untuk penyelenggaraan pertolongan persalinan.
bijakan yang diambil merujuk kepada Surat Kepu- Semua bidan swasta mengatakan bahwa jumlah

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 1 Maret 2013  63


Elfrida Tambun, dkk.: Evaluasi Implementasi Kebijakan Persalinan

biaya yang ada tersebut hanya cukup untuk biaya swasta, jenis pelayanan yang diberikan, obat-obatan
operasional penyelenggaraan pelayanan belum ter- yang diberikan kepada pasien. Pengakuan informan
masuk jasa medis. Minimnya plafon biaya askeskin bidan swasta diketahui bahwa besar iur biaya yang
mungkin merupakan satu hal ini yang menjadi bahan dipungut dari pasien askeskin berkisar Rp100.000,00
pertimbangan sehingga adanya kebijakan jamkes- – Rp300.000,00. Namun angka ini sedikit berbeda
mas yang ingin merangkul bidan-bidan praktek swas- dengan pengakuan informan ibu bersalin yang me-
ta tidak membuat serta-merta seluruh bidan praktek ngaku besaran iur biaya yang dilakukan bidan berki-
swasta bersedia memberikan pertolongan persalinan sar Rp350.000,00 - Rp550.000,00. Persalinan nor-
cuma-cuma kepada pasien pengguna askeskin mal untuk masyarakat umum di Kota Tanjungpinang
dengan nantinya jasa pelayanan akan diklaim ke para bidan swasta ini menarik bayaran berkisar
puskesmas. Rp400.000,00 - Rp800.000,00. Hal ini senada dengan
Berbagai motivasi dipaparkan oleh bidan-bidan jawaban dari informan ibu bersalin yang mengatakan
swasta yang memberikan pertolongan persalinan bahwa kisaran tarif persalinan normal berkisar
bagi masyarakat miskin. Motivasi mereka tidak ha- Rp600.000,00 – Rp900.000,00. Besaran iur biaya
nya bersifat materil namun juga non-materil. Rasa persalinan yang ditarik oleh bidan dari pasien askes-
senang karena dapat menolong orang lain, adanya kin dan tarif pasien umum berdasarkan pengakuan
rasa prihatin, berharap bahwa kebaikannya saat ini bidan dan pasien askeskin dapat dilihat pada Tabel
akan berbalas kelak mungkin bukan untuk si bidan 1 berikut :
tapi kepada anaknya, rasa sosial, adanya penunjuk-
an dari pimpinan untuk menolong persalinan peng- Tabel 1. Besaran Iur Biaya Persalinan Masyarakat
guna askeskin dan bisa diklaim di puskesmas meru- Miskin dan Tarif Pasien Umum Berdasarkan
Pengakuan Bidan dan Ibu Bersalin
pakan alasan-alasan yang dikemukan oleh informan
Tarif Pasien
bidan swasta. Jumlah Iur
Kode Informan (Rp) Umum
Dalam wawancara yang lebih jauh lagi dengan (Rp)
para bidan swasta yang menolong persalinan ma- a. Bidan
I01 150,000 600.000 - 700.000
syarakat miskin ditemui suatu kenyataan kalau I02 200,000 700,000
dalam penyelenggaraan pelayanan tersebut terjadi I03 100,000-200,000 500.000 - 600.000
iur biaya yang sebenarnya tidak diperkenankan se- I04 150,000-200,000 600.000 - 800.000
I05 200,000 400.000 - 600.000
bagaimana dinyatakan dalam pedoman pelaksanaan I06 300,000 600,000 - 750,000
jamkesmas. Para bidan mengaku memang melaku- b. Ibu Bersalin
kan iur biaya dengan berbagai pertimbangan. Minim- I13 400,000
nya dana yang tersedia dalam klaim jamkesmas se- I14 300,000 700,000
I15 500,000 850,000 - 900,000
hingga tidak mencukupi untuk memberikan perto- I16 550,000 > 800,000
longan merupakan alasan utama. Alasan lain yang I17 350,000 600,000
diungkapkan informan yaitu masyarakat miskin ter-
sebut kelihatan mampu dimana pasien mengguna- Penghitungan untuk real cost pertolongan persa-
kan motor, handphone, perhiasan dan perlengkapan linan normal sudah pernah dilakukan oleh salah satu
bayi yang baru dan bagus, pasien dari awal mencari informan dari puskesmas. Penghitungan yang dilaku-
pertolongan sudah mengatakan akan membayar pe- kan menunjukkan bahwa hanya untuk keperluan obat
nuh, adanya obat-obatan yang lebih diberikan kepa- dibutuhkan biaya minimum sebesar Rp207.000,00.
da pasien seperti infus, untuk memberi rasa tang- Jika ditambahkan dengan jasa medis Rp200.000,00
gung jawab terhadap pasien, pasien sudah memper- dan unit cost Rp50.000,00 per hari untuk lama pera-
siapkan dana persalinan sebelumnya. Namun tidak watan dua hari maka biaya yang benar-benar dibu-
jarang juga bidan tidak menarik bayaran sama sekali tuhkan untuk pertolongan persalinan normal di pus-
dari pasien karena melihat keadaan ekonomi pasien kesmas sebesar Rp507.000,00. Besaran perhitungan
yang sangat memprihatinkan. Bahkan informan bidan biaya ini sebenarnya sama dengan harapan para bi-
juga mengaku kadang mereka menolong persalinan dan ketika ditanya jumlah plafon biaya yang diharap-
tanpa dibayar karena pasien tidak mampu dan tidak kan untuk pertolongan masyarakat miskin. Mayoritas
memiliki kartu askeskin sementara tidak semua bidan mengatakan plafon yang layak yaitu berkisar
puskesmas menerima klaim dengan menggunakan Rp500.000,00 – Rp700.000,00, usulan para bidan
Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM). ini tidak jauh berbeda dengan perhitungan informan
Besaran iur biaya yang dilakukan bidan berva- puskesmas yang mengatakan tarif plafon yang layak
riasi. Hal ini didasarkan pada fasilitas bidan praktek berkisar Rp400.000,00 – Rp650.000,00.

64  Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 1 Maret 2013


Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

Iur biaya yang dilakukan bidan swasta ditang- Banyak faktor yang dipertimbangkan di dalam
gapi beragam oleh ibu melahirkan. Sebagian infor- memilih tempat persalinan. Kondisi ekonomi masya-
man mengatakan bahwa mereka merasa terbeban rakat merupakan salah satu faktor yang membatasi
untuk membayar. Membayar iur biaya tersebut seba- pilihan tersebut. Adanya keterbatasan ekonomi un-
gian pasien ini mengaku dengan cara meminjam ke tuk masyarakat miskin menyebabkan pilihan yang
tetangga dan saudara, namun mereka masih tetap ada tidak terlalu banyak namun masih mempunyai
merasa tertolong karena besaran biaya yang mereka kesempatan untuk memilih. Mengingat keterbatasan
bayar tidak sebesar tarif persalinan masyarakat pilihan tersebut agar masyarakat miskin bisa meren-
umum ditambah lagi bidan memberi kelonggaran canakan tempat persalinan sejak dini, para bidan
dengan adanya sistem pembayaran secara mencicil. swasta mengaku telah memberikan masukan kepa-
Beberapa informan lain mengatakan bahwa da ibu hamil pada saat pemeriksaan kehamilan.
mereka tidak merasa keberatan dengan adanya iur Tempat persalinan yang direkomendasikan oleh
biaya dari bidan. Mereka mengungkapkan bahwa itu bidan swasta adalah rumah sakit umum daerah dan
sudah merupakan tanggung jawab mereka dan puskesmas perawatan yang telah dikembangkan di
memberikannya secara sukarela. Adanya perasaan Kota Tanjungpinang. Beberapa pasien tetap memilih
mereka bahwa tarif yang mereka bayar hanya bersalin di bidan praktek swasta. Berbagai alasan
separoh dari tarif normal membuat informan merasa yang diungkapkan informan antara lain sudah kenal,
sangat bersyukur dan mengatakan mungkin akan masih saudara dan letak tempat praktek bidan yang
lebih mahal jika ditolong oleh bidan lain. Informan ini lebih dekat dengan rumah pasien dibandingkan ru-
juga mengatakan bahwa tarif itu belum sebanding mah sakit. Pertimbangan pasien memilih jarak yang
dengan rasa capek si bidan. Respon ibu bersalin dekat karena tidak membutuhkan biaya transport
akan iur biaya yang dilakukan oleh bidan swasta lagi serta memudahkan mengurus anak-anaknya
secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2 berikut: yang lain dan saudara-saudaranya dekat untuk men-
jenguk. Alasan lain yang dikemukan informan adalah
Tabel 2. Respon Ibu Bersalin Pengguna Kartu adanya rasa takut untuk melahirkan di rumah sakit.
Askeskin terhadap Iur Biaya yang Dilakukan Bidan Hal ini didasarkan atas pengakuan informan yang
Kode Respon terhadap iur Cara
memiliki pengalaman kurang menyenangkan ketika
Informan membayar iur
I13 Merasa keberatan Membayar saudaranya melahirkan di rumah sakit dan yang
lunas dengan lainnya ketika suaminya dirawat di rumah sakit.
cara meminjam Pertolongan persalinan berbeda dengan pela-
kepada orang
lain menambahi
yanan kesehatan lainnya. Rasa sakit yang dialami
dana cadangan ibu hamil memerlukan penanganan yang segera tan-
I14 Tidak keberatan karena sudah Lunas karena pa menunggu proses administrasi. Bidan swasta
dipersiapkan dan biaya yang dana sudah
dibayar hanya separoh dari dipersiapkan
dalam melakukan pertolongan persalinan kepada
tarif normal, informan merasa masyarakat pengguna kartu askeskin tidak berpatok-
bahwa adanya potongan an kepada alur birokrasi. Keadaan dan keselamatan
harga karena saudara bukan pasien merupakan prioritas utama dibandingkan de-
karena memakai kartu
askeskin ngan urusan administrasi termasuk kemampuan
I15 Sedikit merasa berat, tetapi Menyicil membayar si pasien. Semua bidan mengaku tidak
tetap bersyukur karena pernah menanyakan perihal pembayaran jasa persa-
biayanya lebih kecil dan dapat
dicicil 2 kali linan kepada pasien apakah menggunakan kartu
I16 Merasa tidak terlalu berat Lunas, sudah askeskin atau sebagai pasien umum terutama jika
walaupun hutang sedikit, dipersiapkan dalam kondisi darurat. Kelengkapan administrasi bia-
pasien merasa tidak tapi sebagian
mempunyai pilihan karena hutang ke orang
sanya ditanyakan setelah pasien melahirkan dan
disuruh membayar dan pasien lain untuk sudah dibersihkan.
berharap semuanya menambah Secara umum alur pelayanan yang dilalui pasien
ditanggung pemerintah uang pegangan pengguna kartu askeskin dalam mendapatkan
I17 Tidak merasa beban karena Lunas, sudah
itu tanggung jawab, kerelaan dipersiapkan pertolongan persalinan dapat digambarkan sebagai
hati, iklas, sangat bersyukur, berikut :
merasa beruntung dengan
jumlah iur biaya yang diminta
bidan dan merasa kalau sama
bidan lain bisa lebih mahal,
merasa biaya itu masih kurang
dibanding pertolongan dan
rasa capek si bidan

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 1 Maret 2013  65


Elfrida Tambun, dkk.: Evaluasi Implementasi Kebijakan Persalinan

Ya

Diperiksa/ Ditolong Kelengkap Pasien


Pasien PBS an adm pulang
anamnesa

Tidak
Dirujuk

Gambar 1. Alur pelayanan masyarakat miskin dalam mendapatkan pertolongan persalinan


di bidan praktek swasta

Pendanaan program Jamkesmas merupakan tuhkan dalam pengajuan klaim biaya diakui bidan
dana bantuan sosial. Dana untuk pelayanan kese- tidak merupakan suatu kendala atau hal yang me-
hatan masyarakat miskin di puskesmas dan jaringan- ngurangi motivasi bidan untuk menolong persalinan
nya disalurkan langsung dari Departemen Kesehatan pemakai kartu askeskin. Secara umum alur yang
(cq Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat) ke puskes- dilalui bidan dalam mengajukan klaim biaya persalin-
mas melalui pihak PT.Pos Indonesia. Penyaluran an masyarakat pengguna kartu askeskin dapat
dana ke puskesmas berdasarkan Surat Keputusan dilihat pada Gambar 2.
Kepala Dinas kesehatan Kabupaten/Kota yang men- Penyebarluasan informasi merupakan salah
cantumkan nama dan alokasi puskesmas penerima satu langkah penting agar program-program maupun
dana yang akan dikirimkan secara bertahap. kebijakan yang diambil pemerintah diketahui dan da-
Dana jamkesmas yang telah tersedia di reke- pat dilaksanakan masyarakat luas. Dinas Kesehatan
ning puskesmas memungkinkan alur klaim biaya per- dan jaringannya telah melaksanakan sosialisasi pro-
tolongan persalinan yang dilakukan bidan praktek gram asuransi kesehatan bagi masyarakat miskin
swasta lebih ringkas. Hal ini dibenarkan oleh para sudah dilaksanakan termasuk sosialisasi tentang
informan yang merupakan pimpinan puskesmas kebijakan pemerintah bahwa bidan praktek swasta
yang menyatakan bahwa memang klaim dana terse- merupakan salah satu rujukan tempat persalinan
but sangat mudah dan tidak membutuhkan waktu yang ditanggung oleh pemerintah.
yang lama. Sepanjang persyaratan berkas-berkas Sosialisasi untuk bidan dilakukan antara lain
yang dibutuhkan sudah lengkap, klaim biaya bisa melalui rapat atau apel pagi, pertemuan rutin IBI,
langsung dicairkan. dan pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan. So-
Persyaratan berkas yang diperlukan dalam sialisasi kepada masyarakat luas dilaksanakan de-
mengajukan klaim biaya ini meliputi fotocopy kartu ngan melibatkan unsur pimpinan kecamatan dan to-
askeskin pasien atau SKTM, KTP suami istri, KK, koh masyarakat. Namun sosialisasi yang telah
partograph, surat keterangan lahir dari bidan, dan dilaksanakan khususnya untuk masyarakat luas
kwitansi. Adanya beberapa berkas-berkas yang dibu- nampaknya belum memberi pemahaman yang

Berkas PBS
klaim

ya

Kelengkapan Persetujuan
klaim Verifikasi
nilai ganti

tidak

Berkas yang tidak lengkap


Pembayaran
akan dikembalikan

Gambar 2. Alur klaim biaya persalinan oleh bidan praktek swasta

66  Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 1 Maret 2013


Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

menyeluruh kepada masyarakat. Hal ini dapat dike- Dukungan dana dari Pemerintah Pusat agar ke-
tahui dari pernyataan ibu bersalin yang mengatakan bijakan asuransi kesehatan masyarakat miskin da-
bahwa mereka tidak mengetahui kalau kartu askes- pat terlaksana dengan cara menyediakan dana klaim
kin yang mereka terima dapat dipergunakan untuk dari pelayanan kesehatan. Dana ini didropping ke
mendapatkan pertolongan persalinan secara cuma- puskesmas dan dapat diklaim oleh petugas kese-
cuma termasuk di pelayanan bidan praktek swasta. hatan yang telah memberikan pelayanan kepada
Tarif jasa pertolongan yang pada umumnya lebih ren- masyarakat miskin dimana salah satu jenis pela-
dah dari tarif pasien umum dianggap sebagai kemu- yanan yang diberikan tersebut adalah pertolongan
rahan hati bidan atau karena adanya hubungan per- persalinan oleh bidan praktek swasta9. Jumlah klaim
saudaraan bukan karena menggunakan kartu as- yang diterima bidan praktek swasta dari puskesmas
keskin. adalah sebesar Rp300.000,00. Besar klaim yang ter-
Adanya rasa pesimis akan kualitas pelayanan sedia dinilai para pelaksana kegiatan belum men-
yang diberikan oleh tenaga kesehatan dengan ada- cukupi untuk menyelenggarakan pelayanan. Akibat-
nya kebijakan menggratiskan pelayanan kepada ma- nya tidak semua pelaksana dalam hal ini bidan ber-
syarakat miskin ternyata tidak berlaku kepada para sedia melaksanakan pertolongan persalinan bagi ma-
bidan swasta. Hal ini dapat terlihat dari pengakuan syarakat miskin dengan mengajukan klaim ke
para pasien bersalin yang menggunakan kartu as- puskesmas.
keskin. Semua ibu-ibu bersalin ini mengaku bahwa Keterbatasan dana klaim dari puskesmas meng-
mereka merasa puas dan tidak merasakan adanya akibatkan adanya iur biaya oleh bidan swasta kepa-
perbedaan perlakuan dari bidan kepada mereka dan da pasien askeskin. Keterbatasan dana ini memang
pasien umum. diakui oleh mayoritas informan karena dikaitkan de-
Implementasi kebijakan dipengaruhi oleh ba- ngan tingkat kemahalan biaya hidup di Kota Tanjung-
nyak faktor, adalah adanya enam variabel yang mem- pinang. Walaupun dalam pedoman pelaksanaan pro-
pengaruhi kinerja implementasi yaitu: 1) standar dan gram jaminan kesehatan masyarakat miskin dise-
sasaran kebijakan, 2) sumberdaya, 3) komunikasi butkan bahwa tidak diperkenankan adanya iur biaya
antarorganisasi dan penguatan aktivitas, 4) karak- dari pasien dengan alasan apapun, informan bidan
teristik agen pelaksana, 5) kondisi sosial, ekonomi mengakui adanya iur dengan alasan plafon biaya
dan politik, dan 6) disposisi implementor. Dalam im- hanya mencakup biaya operasional penyelenggara-
plementasi pertolongan persalinan bagi masyarakat an pertolongan persalinan bagi ibu melahirkan, se-
miskin di Kota Tanjungpinang menunjukkan adanya dangkan jasa medis belum termasuk didalamnya.
keterkaitan dari masing-masing variabel-variabel Keterbatasan dana klaim dari puskesmas meng-
tersebut7. akibatkan adanya iur biaya oleh bidan swasta kepa-
Hasil wawancara mendalam dengan informan da pasien askeskin. Keterbatasan dana ini memang
bidan swasta yang menyatakan pembagian kartu diakui oleh mayoritas informan karena dikaitkan de-
askeskin belum tepat sasaran. Hal ini didasarkan ngan tingkat kemahalan biaya hidup di Kota Tanjung-
pada kenyataan adanya masyarakat yang seharus- pinang. Pedoman pelaksanaan program jaminan ke-
nya mendapat kartu askeskin namun tidak memiliki- sehatan masyarakat miskin disebutkan bahwa tidak
nya, namun sebaliknya masyarakat yang kelihatan- diperkenankan adanya iur biaya dari pasien dengan
nya mampu memiliki kartu askeskin. Adanya keti- alasan apapun, informan bidan mengakui adanya iur
daktepatan sasaran ini berkaitan erat dengan stan- dengan alasan plafon biaya hanya mencakup biaya
dar dan sasaran kebijakan. Standar dan sasaran ke- operasional penyelenggaraan pertolongan persalinan
bijakan harus jelas dan terukur sehingga dapat direa- bagi ibu melahirkan, sedangkan jasa medis belum
lisir. Apabila standar dan sasaran kebijakan kabur, termasuk didalamnya.
maka akan terjadi multiinterpretasi dan mudah me- Adanya ketidaktaatan para pelaksana kebijakan
nimbulkan konflik di antara para agen implementasi7. terhadap aturan yang telah ditentukan karena kurang
Puskesmas di Kota Tanjungpinang mempunyai tersedianya sumber daya yang dimiliki. Winarno8 me-
program yang berbeda-beda dalam mengimplemen- ngatakan jika jumlah uang atau sumber-sumber lain
tasikan kebijakan dari Pemerintah Pusat tersebut. dipandang tersedia, maka para pelaksana mungkin
Winarno8 menyebutkan bahwa pada tahap imple- memandang program dengan senang hati dan ke-
mentasi berbagai kepentingan akan saling bersaing, mungkinan besar akan mendorong ketaatan para pe-
beberapa implementasi kebijakan mendapat dukung- laksana kebijakan karena berharap akan memper-
an para pelaksana (implementors), namun beberapa oleh keuntungan dari sumber-sumber tersebut, atau
yang lain mungkin akan ditentang oleh para pelak- hal sebaliknya bila suatu program tidak mempunyai
sana.

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 1 Maret 2013  67


Elfrida Tambun, dkk.: Evaluasi Implementasi Kebijakan Persalinan

cukup sumber-sumber pendukung dan dengan demi- jenis paket dan tarif pelayanan kesehatan. Keterba-
kian tidak prospekif, maka dukungan dan ketaatan tasan APBD Kota Tanjungpinang membuat kontribusi
terhadap program akan menurun. daerah tidak dapat bekerja secara maksimal dalam
Penelitian Elfian menemukan bahwa adanya ke- mendukung jamkesmas. Implementasi pertolongan
bijakan puskesmas gratis di Kabupaten Kampar persalinan bagi masyarakat yang memanfaatkan
yang tidak diimbangi dengan insentif yang adil ke- jasa bidan praktek swasta akhirnya berjalan sesuai
pada petugas menyebabkan petugas memberikan dengan hukum pasar.
pelayanan tidak prima dan petugas bekerja dengan Hasil sembilan studi kasus di Indonesia yang
setengah terpaksa dan melakukan protes yang diwu- dilakukan Tim ADB terhadap proyek-proyek yang
judkan dengan sikap ngomel dan malas, namun petu- didanai oleh ADB menemukan bahwa desentralisasi
gas masih taat karena statusnya sebagai Pegawai dan kepemimpinan merupakan faktor kunci dalam
Negeri Sipil10. penyediaan layanan publik yang inovatif. Dampak
Mukti11 mengatakan bahwa untuk menjamin be- positif inovasi terancam ketika hukum dan peraturan
kerjanya sistem jaminan sosial, perlu diatur keten- daerah yang menyokong inovasi tersebut lemah atau
tuan mengenai penegakan hukumnya, baik dalam kurang menunjang12.
bentuk sanksi administratif maupun sanksi pidana. Penelitian Saimi menemukan bahwa salah satu
Secara strategis, keduanya diperlukan sebagai pe- faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan
maksa bagi kepatuhan dan ketaatan pihak-pihak ter- persalinan di puskesmas adalah persepsi tentang
kait guna terwujudnya sistem jaminan sosial yang mutu pelayanan, semakin baik persepsi mutu pela-
efektif dan memadai sebagaimana diharapkan. yanan persalinan puskesmas maka pemanfaatan
Dukungan politis Pemerintah Kota Tanjungpi- pelayanan persalinan gratis akan tinggi4. Pelayanan
nang terhadap peningkatan cakupan pertolongan per- yang diberikan oleh praktek bidan swasta dirasakan
salinan khususnya untuk masyarakat miskin diwu- dapat memenuhi keinginan pasien askeskin. Adanya
judnyatakan dengan peresmian dua unit puskesmas pernyataan rasa puas akan pelayanan yang diberikan
menjadi puskesmas rawat inap oleh walikota Tan- bidan menghapus penilaian pesimis akan mutu pela-
jungpinang. Kedua puskesmas tersebut yaitu Pus- yanan yang diberikan kepada masyarakat miskin.
kesmas Pancur dan Puskesmas Kampung Bugis. Pelayanan yang dirasakan oleh pasien tidak berbeda
Puskesmas Pancur diperuntukkan khusus untuk pe- dengan pasien umum kemungkinan adanya fakta
rawatan persalinan yang melayani baik masyarakat bahwa memang bidan praktek swasta melakukan
umum maupun pengguna kartu askeskin. Dukungan iur biaya yang menunjukkan bahwa jumlah jasa
ini dikukuhkan dengan adanya SK Walikota Nomor persalinan yang diterima bidan praktek swasta dari
Surat Keputusan Walikota Tanjungpinang No. 67/ masyarakat miskin dan masyarakat umum memiliki
2007 tentang pembebasan biaya pelayanan kesehat- jumlah yang tidak jauh berbeda.
an dasar di puskesmas dan jaringannya bagi usia Komunikasi antarorganisasi dan kegiatan pelak-
lanjut dan ibu hamil termasuk pelayanan Antenatal sanaan merupakan salah satu variabel yang juga
Care (ANC). Namun kebijakan ini belum didukung mempengaruhi implementasi kebijakan7. Upaya
secara finansial. Hal ini dapat dilihat dari telaah doku- penyebarluasan informasi program askekin kepada
men DPA Puskesmas dimana belum memuat alo- masyarakat luas dan penyedia pelayanan telah
kasi anggaran yang khusus untuk mendukung terlak- dilakukan sejak program ini diluncurkan pemerintah.
sananya kebijakan persalinan yang tertuang dalam Namun upaya yang telah dilakukan dinas kesehatan
Surat Keputusan (SK) tersebut. dan jaringannya nampaknya belum membuahkan ha-
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan masya- sil optimal dengan adanya kenyataan di lapangan
rakat miskin pada hakekatnya merupakan tanggung bahwa masyarakat kurang mengetahui kebijakan-
jawab dan dilaksanakan bersama oleh Pemerintah kebijakan dalam penyelenggaraan askeskin terma-
Pusat dan Pemerintah Daerah. Salah satu upaya suk didalamnya pemanfaatan kartu. Hal ini menye-
pelibatan peran Pemerintah Daerah dalam penye- babkan masyarakat tidak memahami sepenuhnya
lenggaraan jamkesmas yaitu kontribusi dalam me- apa yang menjadi haknya dan apa yang menjadi
nunjang dan melengkapi pembiayaan pelayanan ke- kewajibannya.
sehatan bagi masyarakat miskin di daerah masing- Salah satu dampak akibat adanya informasi
masing. Kontribusi dimaksud antara lain menang- yang terhalang dan tidak sampai ke masyarakat ten-
gung masyarakat miskin yang tidak termasuk dalam tang kebijakan askeskin ini yaitu adanya interpretasi
pertanggungan kepesertaan jaminan kesehatan yang keliru dari masyarakat. Dalam hal iur biaya
masyarakat dan apabila adanya selisih harga di luar misalnya dimana pasien merasa bahwa iur biaya

68  Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 1 Maret 2013


Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

yang dilakukan bidan praktek swasta sebagai tindak- nunjukkan bahwa masyarakat miskin Kota Tanjung-
an mulia karena tarif yang ditarik lebih kecil dari tarif pinang masih tergolong dalam kategori memiliki ke-
persalinan masyarakat umum. Adanya pengurangan mampuan dan kemauan membayar jasa pelayanan
tarif ini bukan karena ibu bersalin menggunakan kartu yang diterimanya sebagai indikator peluang pengem-
askeskin melainkan karena hubungan personal anta- bangan suatu jaminan kesehatan daerah di Kota
ra bidan dan pasien baik itu hubungan saudara atau- Tanjungpinang yang melibatkan sektor masyarakat,
pun hubungan sosial. Dalam upaya mewujudkan swasta dan pemerintah agar pelayanan yang
transparansi dalam penyelenggaraan pemerintahan menyeluruh dapat lebih efektif.
termasuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan Adanya pembatasan subjek penelitian hanya
yang semakin dituntut saat ini, sosialisasi berbagai para bidan praktek swasta yang mengajukan klaim
program pemerintah hendaknya ditingkatkan baik jasa persalinan ke puskesmas mengakibatkan tidak
yang mencakup hak maupun kewajiban masyarakat diketahui secara pasti faktor-faktor yang melatarbela-
agar pelayanan yang tersedia dapat berjalan efektif. kangi bidan praktek swasta yang tidak mau meno-
Pemilihan metode sosialisasi yang akan diseleng- long masyarakat pengguna kartu askeskin dengan
garakan merupakan hal yang mutlak agar informasi mengajukan klaim jasa persalinan ke puskesmas.
dapat diterima masyarakat secara jelas dan menye- Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut dengan
luruh. subjek penelitian yang lebih luas sehingga dapat
Kerelaan pasien masyarakat miskin membayar diketahui secara pasti motivasi para bidan yang mau
iur biaya yang ditentukan oleh bidan menunjukkan menolong dan tidak mau menolong, hal ini dimaksud-
bahwa masyarakat miskin Kota Tanjungpinang masih kan agar dapat dicarikan suatu model manajemen
tergolong dalam kategori memiliki kemampuan dan yang tepat untuk meningkatkan peran aktif bidan
kemauan membayar jasa pelayanan yang dimiliki- praktek swasta dalam pelayanan KIA.
nya. Kemampuan dan kemauan membayar (ability
and willingness to pay) pasien masyarakat miskin REFERENSI
ini memberikan nilai positif akan kemungkinan ada- 1. Hapsara R, Pembangunan Kesehatan di Indo-
nya pengembangan suatu jaminan kesehatan daerah nesia, Gadjah Mada University Press, Yogya-
di Kota Tanjungpinang yang melibatkan sektor karta, 2004.
masyarakat, swasta dan pemerintah. 2. Departemen Kesehatan RI, Rencana Pem-
bangunan Kesehatan Tahun 2005 – 2009,
KESIMPULAN DAN SARAN Jakarta, 2006.
Kesimpulan 3. Dhakal S, Chapman GN, Simkhada PP,
Bidan praktek swasta tidak semuanya bersedia Teijlingen ER, Stephens J, Raja AE, Utilisation
memberikan pelayanan pertolongan persalinan bagi of postnatal care among rural women in Nepal,
masyarakat miskin dengan mengajukan klaim ke Journal of Biomed Central Pregnancy and Child-
puskesmas. Dukungan Pemerintah Kota Tanjung- birth, 2007;7:19
pinang terhadap implementasi askeskin diwujudnya- 4. Saimi, Faktor-faktor yang Mempengaruhi
takan dengan pengembangan dua unit puskesmas Pemanfaatan Pelayanan Persalinan Gratis di
menjadi puskesmas perawatan. Pelayanan perto- Puskesmas Kabupaten Lombok Tengah Provinsi
longan persalinan bagi masyarakat miskin yang Nusa Tenggara Barat, Tesis, Universitas Gadjah
diberikan bidan praktek swasta tidak berbeda dengan Mada, Yogjakarta, 2005.
pasien umum. 5. Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang, Profil
Plafon klaim biaya jasa persalinan bagi masya- Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2007,
rakat miskin dinilai para bidan praktek swasta terlalu Tanjungpinang, 2008.
minim dan mengakibatkan adanya iur biaya dari pa- 6. Sarwono J, Metode Penelitian Kuantitatif dan
sien. Pengajuan klaim biaya jasa pertolongan persa- Kualitatif, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006.
linan oleh bidan praktek swasta cepat dan mudah. 7. Subarsono AG, Analisis Kebijakan Publik,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005.
Saran 8. Winarno, Budi, Kebijakan Publik : Teori dan
Dalam upaya meningkatkan peran aktif bidan Proses, Media Pressindo, Yogyakarta, 2007.
praktek swasta dan kelanggengan kerjasama antara 9. Departemen Kesehatan RI, Pedoman Pelaksa-
praktek bidan swasta dengan pemerintah perlu naan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
ditegaskan dalam suatu kontrak kerja. Masyarakat Miskin, Jakarta, 2007.
Adanya kerelaan pasien masyarakat miskin 10 Elfian, Penerimaan Dokter dan Perawat
membayar iur biaya yang ditentukan oleh bidan me- Terhadap Sistem Pelayanan Gratis di

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 1 Maret 2013  69


Elfrida Tambun, dkk.: Evaluasi Implementasi Kebijakan Persalinan

Puskesmas Kabupaten Kampar. Tesis, Univer-


sitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2007.
11 Mukti AG, Sistem Jaminan Kesehatan Konsep
Desentralisasi Terintegrasi, Karya Husada
Mukti, Yogyakarta, 2007.
12 Bank Dunia, Inovasi Pelayanan Pro-miskin,
Sembilan Studi Kasus di Indonesia, 2006.

70  Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 1 Maret 2013

Anda mungkin juga menyukai