Anda di halaman 1dari 9

JURNAL KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA

VOLUME 02 No. 04 Desember z 2013 Halaman 180 - 188


R. Hendri Apriyanto, dkk.: Implementasi Kebijakan Subsidi Pelayanan Kesehatan Dasar
Artikel Penelitian

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SUBSIDI PELAYANAN KESEHATAN DASAR


TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS DI KOTA SINGKAWANG

THE IMPLEMENTATION OF PRIMARY HEALTHCARE SUBSIDY POLICY ON THE SERVICE


QUALITY IN THE HEALTH CENTERS OF KOTA SINGKAWANG

R. Hendri Apriyanto1, Tjahjono Kuntjoro2, Lutfhan Lazuardi2


1
Dinas Kesehatan Kota Singkawang
2
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta

ABSTRACT ABSTRAK
Background: Health sector is inseparable from the Latar Belakang: Kesehatan menjadi tanggungjawab dan
decentralized system of local autonomy. Health sector is a urusaan pemerintah daerah, dan seringkali menjadi kebijakan
responsibility of the local government, even though it is politik kepala daerah. Arah kebijakan pelayanan kesehatan
frequently included in the political policies of a leader. The khususnya puskesmas ini dituangkan dalam bentuk Surat
direction of healthcare service development, particularly at keputusan (SK) W alikota Singkawang nomor 82 tahun 2009
the level of Health Center, has been maintained in the Mayor's tentang subsidi pelayanan kesehatan bagi masyarakat kota
Decree of Singkawang No. 82/2009 on the subsidiary of singkawang. Arah kebijakan ini dianggap sebagai bentuk
healthcare in Kota Singkawang. kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan pemerintah
Objective: To find out the quality of healthcare at the Health daerah kepada masyarakat.
Centers in relation to the primary healthcare subsidy based on Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui kualitas pelayanan
the perception of society, control/supervision of Local Health puskesmas dengan kebijakan subsidi pelayanan kesehatan
Office, management, service time, service capacity/type, and dasar dari sisi persepsi masyarakat, kontrol/supervisi dinas,
attitude of the health center staffs. manajemen, waktu pelayanan, kapasitas/jenis pelayanan dan
Method: A descriptive research with case study design was perilaku petugas puskesmas
conducted in three Health Centers: Singkawang Tengah, Sing- Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan
kawang Timur, and Singkawang Utara Health Centers. Sub- rancangan studi kasus Penelitian ini dilaksanakan di tiga
jects of the research were 15 health staffs and 111 patients. puskesmas yaitu; Puskesmas Singkawang Tengah, Timur dan
The data were collected using questionnaire, observation, and Utara di Kota Singkawang. Subjek penelitian ini adalah 15 orang
interviews. petugas kesehatan dan 111 orang pasien. Pengumpulan data
Results: The research found a score of 3.3 for the healthcare dengan Kuesioner, Observasi dan Wawancara
in Singkawang Tengah, Singkawang Timur, and Singkawang Hasil: Penelitian Puskesmas Singkawang Tengah, Timur dan
Utara Health Centers. It means that the Health Center provided Utara yang dinilai masyarakat, yaitu skor 3.33, secara umum
relatively high quality healthcare. From the Reliability dimen- ini berarti kualitas pelayanan puskesmass secara relatifnya
sion, a score of 2.92 was found for Point 2 quick examination baik. Namun Dimensi reliability, point 2 Pelayanan pemeriksaan
service with reference to the standard procedure and a score dilakukan s ecara cepat, ses uai dengan prosedur
of 2.97 for Point 5, the timeliness of healthcare. From the Res- memperlihatkan skor 2.92 dan point 5 Jadwal pelayanan yang
ponsiveness dimension, a score of 2.77 was found for Point 3 tepat memperoleh skor 2.97, pada dimensi responsiveness
– the patients did not wait long to get the healthcare service – Pasien tidak menunggu lama dalam mendapatkan pelayanan
and a score of 2.94 for Point 4 – the working hour of the Health point 3 memperoleh skor 2.77 dan point 4 W aktu buka dan
Center. Qualitative analysis showed that the Local Health Office tutup puskesmas sesuai jadwal memperoleh skor 2.94. Hasil
controlled/supervised the Health Centers by means of utiliza- analisis kualitatif dinas kesehatan mengkontrol/supervisi
tion/visit reports and management. It was found that service puskesmas melalui laporan utilisasi/kunjungan, manajemen dan
time was frequently ignored and that service type/capacity at waktu pelayanan puskesmas sering terabaikan, kapasitas/ jenis
the Health Centers was constrained by the availability of re- pelayanan puskesmas terkendala di reagensia,dan obat-
agents and medication. The health staffs tended to ignore ser- obatan. Perilaku petugas mengabaikan pelayanan dan waktu
vice quality and time and there was an indication of deviation in pelayanan dan adanya indikasikan penyimpangan laporan
the utilization/visit reports sent by the Health Centers. utilisasi/kunjungan pasien di puskesmas.
Conclusion: The Local Health Office did not have adequate Kesimpulan: Dinas kesehatan belum memiliki tools dalam
tools to control/supervise the Health Centers, as evident from mengkontrol/ supervisi puskesmas baik sisi manajemen
the aspect of management, service time, service type/capacity, puskesmas, waktu pelayanan dan kapasitas/jenis pelayanan
and health staff attitude. Procurement of healthcare supplies masih belum lengkap terkendala tender dan perilaku perlu
was hampered by bidding process and the health staffs need pembinaan secara berkelanjutan.
continuous training and development.
Key Words: Dinas kes ehatan, pus kes mas, persepsi
Keywords: Health Office, Health Centers, Public Perception, masyarakat dan kualitas pelayanan
and Healthcare quality

180 z Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 4 Desember 2013
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

PENGANTAR mas, dan petugas laboratorium 3 orang, dengan jum-


Secara umum desentralisasi dapat didefinisikan lah informan stakeholder sebanyak 15 orang. Per-
sebagai pemindahan tanggung jawab dalam peren- sepsi masyarakat terhadap kualitas pelayanan di
canaan, pengambilan keputusan, pembangkit serta tiga puskesmas responden sebanyak 111 orang6.
pemanfaatan sumber daya dan kewenanagan admi- Data kualitatif dengan cara wawancara mendalam7,
nistratif dari pemerintah pusat ke Unit-unit teritorial sedangkan data kuantitatif didapat dengan menye-
dari pemerintah pusat atau kementrian, tingkat peme- barkan kuesioner ke masyarakat, untuk menilai kua-
rintahan yang lebih rendah, organisasi yang otonom, litas pelayanan di puskesmas dengan menggunakan
badan otoritas original, organisasi non pemerintah dimensi SERVQUAL8. Kuesioner terdiri dari 25 per-
atau pemerintahan bersifat sukarela1,2.. Bentuk nyata tanyaan. Kuesioner terdiri dari lima dimensi mutu
dari desentralisasi dalam pemerintahan yaitu otonomi yaitu reliability, responsiveness, assurance, empa-
daerah. Dengan desentralisasi, daerah diberikan oto- thy dan tangible9.
nomi yang merupakan aplikasi suatu pengembangan Skala penilaian menggunakan kaedah skala
dari desentralisasi. Kewenangan otonomi daerah Likert. instrumen penelitian menyediakan lima ja-
adalah kekuasaan daerah untuk menyelenggarakan waban pilihan sebagaimana berikut : 1) Skor “5” untuk
pemerintahan yang mencangkup kewenangan se- jawaban “sangat baik” (Excellent), 2) Skor “4” untuk
mua bidang pemerintahan, kecuali kewenangan di jawaban “baik” (Good), 3) Skor “3” untuk jawaban
bidang politik luar negeri, pertahanan, keamanan, “sederhana” (Average), 4) skor “2” untuk jawaban
peradilan, moneter dan fiskal serta agama3. “tidak baik” (Poor), dan 5) Skor “1” untuk jawaban
Arah kebijakan pelayanan kesehatan ini di “sangat tidak baik” (Very Poor).
tuangkan dalam bentuk Surat Keputusan (SK) Wali-
kota Singkawang No. 82/2009 tentang subsidi pela- HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
yanan kesehatan bagi masyarakat kota singkawang Persepsi Masyarakat Tentang Kualitas
di seluruh puskesmas. Puskesmas merupakan Pelayanan Puskesmas
ujung tombak pelayanan pertama kepada masya- Gambaran mengenai persepsi masyarakat ten-
rakat, agar semua masyarakat mampu menjangkau tang kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan Singkawang Tengah, Timur dan Utara setelah subsidi
merata4. diterapkan, digunakan kuesioner yang masing-ma-
sing terdiri dari 25 pertanyaan. Kuesioner terdiri dari
BAHAN DAN CARA PENELITIAN lima dimensi mutu yaitu dimensi bukti nyata, kehan-
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dalan, ketanggapan, jaminan dan empati.
deskriptif, yaitu menyajikan deskriptif lengkap dari Secara keseluruhan persepsi masyarakat ten-
suatu fenomena yang diamati dalam konteks kehi- tang kualitas pelayanan dari tiga (3) puskesmas di
dupannya, dimana batas-batas antara fenomena dan Singkawang diperoleh skor yaitu diatas rata-rata
konteks tak tampak dengan jelas5. Penelitian ini juga dengan skor persepsi 3.33 (tabel 9). Namun dimensi
bertujuan melihat implementasi kebijakan subsidi reliability, point 2 Pelayanan pemeriksaan dilakukan
pelayanan kesehatan dasar dan persepsi masyara- secara cepat, sesuai dengan prosedur memperlihat-
kat terhadap kualitas pelayanan kesehatan di pus- kan skor 2.92 dan point 5 Jadwal pelayanan yang
kesmas. tepat memperoleh skor 2.97, hal yang sama terjadi
Dalam penelitian ini subjek penelitian adalah pada dimensi responsiveness pasien tidak menung-
stakeholder yang terdiri dari kepala dinas kesehatan gu lama dalam mendapatkan pelayanan point 3
kota, kepala bidang Sistem Informasi Kesehatan memperoleh skor 2.77 dan point 4 Waktu buka dan
(SIK) dan promkes kesehatan pada dinas kesehatan tutup puskesmas sesuai jadwal memperoleh skor
kota, kepala sub bagian perencanaan dan keuangan 2.94. Hasil penilaian masyarakat terhadap kualitas
dinas kesehatan kota, 3 orang kepala puskesmas, pelayanan di tiga puskesmas tersebut terlihat pada
3 orang dokter puskesmas, 3 orang perawat puskes- Gambar 1.

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 4 Desember 2013 z 181
R. Hendri Apriyanto, dkk.: Implementasi Kebijakan Subsidi Pelayanan Kesehatan Dasar

Tabel 1. Skor Persepsi Kualitas Oleh Masyarakat di Puskesmas Singkawang Tengah, Timur dan Utara
Rata-rata Skor
Dimensi Penilaian
Persepsi Kualitas
A. Tangibles/ Bukti Nyata 3.61
Kebersihan, kenyamanan, dan kerapian di lingkungan puskesmas 3.66
Kelengkapan alat-alat kedokteran yang dipakai menunjang pemeriksaan 3.50
Kelengkapan administrasi dalam memberikan pelayanan puskesmas 3.59
Kebersihan dan kerapian petugas berpenampilan (dokter,dll) 3.70
Kondisi bangunan disetiap ruangan/poli dalam kondisi baik dan bersih 3.63
B. Reliability/Kehandalan 3.11
Prosedur penerimaan pasien yang cepat 3.10
Pelayanan pemeriksaan dilakukan secara cepat, sesuai dengan prosedur 2.92
Prosedur pelayanan tidak berbelit 3.45
Petugas memberi penjelasan prosedur pelayanan pengobatan secara jelas 3.11
Jadwal pelayanan yang tepat 2.97
C. Responsiveness/Ketanggapan 3.14
Dokter/petugas kesehatan cepat dan tanggap dalam menangani keluhan pasien 3.41
Kenyamanan saat menerima pengaduan/keluhan layanan 3.05
Pasien tidak menunggu lama dalam mendapatkan pelayanan 2.77
Waktu buka dan tutup puskesmas sesuai jadwal 2.94
Pelayanan pasien berdasarkan urutan 3.53
D. Assurance/ Jaminan 3.48
Pasien merasa aman waktu ditangani petugas kesehatan 3.33
Petugas bersikap ramah dan sopan 3.41
Dokter trampil dalam menangani pasien 3.55
Perawat trampil dalam melayani pasien 3.45
Mutu obat dan pemeriksaan lainya menunjang 3.65
E. Empathy/Empati 3.29
Memberikan waktu yang cukup untuk keluarga berkonsultasi 3.31
Petugas tidak terburu-buru dalam pelayanan 3.29
Petugas memberikan perhatian terhadap keluhan pasien 3.27
Pelayanan sesuai harapan pasien 3.04
Petugas memotivasi pasien untuk kesembuhananya 3.55
TOTAL 3.33
Sumber : Diolah dari data kuesioner

Gambar 1. Dimensi Reliability dan Responsiveness di Puskesmas Kota Singkawang

182 z Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 4 Desember 2013
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

Implementasi Kebijakan Subsidi


1. KONTROL PUSKESMAS PUSKEMAS PUSKESMAS
DINAS KESEHATAN
DINAS SINGKAWANG TENGAH SINGKAWANG TIMUR SINGKAWANG UTARA
R: jadi memang sebelum R: yaa ada sih tapi tidak R: kalau secara khusus R: ya teman-teman dinas
saya sampaikan terlalu tidak terlalu rutin tidak ada supervisi dinas, tentu yaa harusnya,
kesana.memang agak supervisi yaa, biasa sih kami cukup memberikan teman-teman dinas
menjadi menjadi tugas ada evaluasi di tingkat laporan setiap bulan, ini seharusnya banyak hal
dari dinas kesehatan dinas..tapi mereka secara merupakan step-step yang harus dievaluasi
apabila mereka sudah khusus..yaaa..tidak orang dinas salah satu (supervisi) memang
menerapkan pelayan lah.melihat laporan kita di kontrol dinas. hampir setiap tahun ada
bersubsidi ini..memang tingkat dinas ada (Responden 6) beberapa temuan-
mau tidak mau dinas evaluasi. (Responden 5) temuan.
kesehatan harus sering (Responden 1)
melaksanakan supervisi
namun belum dilakukan..
(Responden 4)
R: ya..bang,,kalau..secara R: kontrol....kalau R: klu langsung ngitu R: sementara ini flexsibel
pribadi sih ngak pernah masalah kontrol dinas, yaa..pasien ini apa pernah (kontrol dinas) yaa.. tapi
bang..(dinas supervisi) saya tidak terlalu tahu berobat..ngak pernah kita masih bisa
(Responden 7) yaa..soal saya kan di langsung..dinas yaa berpeluang langsung
pelayanan..tapi dak supervisi (Responden 9) turun ke puskesmas,
pernah ada permasalahan kelurahan..jadi kalau ada
sihh..(Responden 8) indikasi yang kita
ketahui..ini indikasi
penyimpangan.
(Responden 2)
R: ohh belum ada..kalau R: dinas datang R: jarang (supervisi)
seperti itu (supervisi) pernah..tapi kalau dalam arti, pernah datang
belum ada,dari 2006 dari menkontrol atau tapi hanya lihat-lihat saja..
tahun 2006 sama sekali, mensupervisi sih..ngak yaa itulah
jadi kalaupun datang pernah ya..(Responden (Responden 12)
dinas untuk kontrol atau 11)
supervisinya, Laporan
saja. (Responden 10)
R: masalah subsidi, R:..mereka (dinas) datang R:sekali..cuma dari R: memang selama ini
masalah atau dinas ke sini tidak pernah, dinas dinas..itukan tidak kan keluhannya yaa kan
menanggapi masalah memverifikasi pasien lab, bisa..mestinya mereka itu disarana jadi
kekurangan fasilitas di tidak pernah datang ke datangnya..misalnya katanya dengan subsidi
laboratorium?? tidak sini palingkan ada yang kalau kita mengajukan ini tidak diimbagi dengan
pernah dinas supervisi dari sini (petugas permintaaan BHP..awal sarana yang memadai
(Responden 13) puskesmas) kasihkan ke januari misalnya kalau cerita saranakan
sana (dinas) laporannya yaaa..tidak bisa langsung bidang lain..kan seperti
(Responden 14) datang..nanti itu keluhan termasuk
baru 4 bulan baru bahan habis pakai
datang...kita swadaya kurang tapi kami selalu
(reagen)... (Responden croscek selalu
15) berkoordinasi katanya
dibidang yankes itu tidak
ada kekurangan
mungkin ada miss dalam
perencanaan atau miss
informasi selama ini
keluhan di masyarakat
tidak ada
sih.(Responden 2)

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 4 Desember 2013 z 183
R. Hendri Apriyanto, dkk.: Implementasi Kebijakan Subsidi Pelayanan Kesehatan Dasar

2.
MANAJEMEN PUSKESMAS PUSKEMAS PUSKESMAS
DINAS KESEHATAN
PELAYANAN SINGKAWANG TENGAH SINGKAWANG TIMUR SINGKAWANG UTARA
PUSKESMAS
R: iyaa jadi..kita kan ada R: kalau dulu waktu R: manajemen
rapat bulan an pak..jadii pertama diterapkan ada puskesmas kita jalankan
rapat bulan ini menjadi sosialisasi yaa oleh seperti biasa inti yaa
dasar kita ada persoalan kepala puskesmas, pelayanan masyarakat
pada saat kita pelayanan semua staf diberitahukan datang pendaftara dulu
atau pelaksanaaan kapan berlakunya dan yaa setelah itu ia (pasien) R: kalau pelayanan
program di masyarakat prosesnya bagaimana.. masing-masing ke itukan harus ada standar
kita bermasalah begitu (Responden 5) poli..nah itulah yang yaa, identitas itukan
pak yaa, maka kita menjadi draf kita untuk sangat di perlukan sekali
sampaikan persoalan itu menjadi data masyarakat kalau tidak ada identitas
di tingkat dinas..pak..pada yang berkunjung ke sisni itu nanti akan sepertinya
saat rapat di tingkat dinas begit, itulah yang menjadi bukan warga
ataupun pada saat dinas usulan untuk kita klaim singkawang kalau
datang ke puskesmas untuk ke dinas kesehatan memang mereka tidak
(Responden 4) jadi manajemen kita punya kita sarankan
(puskesmas) seperti untuk membuat surat
biasa..jadi pelayanan keterangan dari keluraha
yang kita lakukan untuk hanya untuk tahu bahwa
jamkesmas, askes dan mereka betul warga
lainnya dibuat laporanya. singkawang.
(Responden 6) (Responden 1)

3. WAKTU PUSKESMAS PUSKEMAS PUSKESMAS DINAS KESEHATAN


PELAYANAN SINGKAWANG TENGAH SINGKAWANG TIMUR SINGKAWANG UTARA
PUSKESMAS
R: standar pelayanan R: saya rasa tidak R: kita membuat R: kalau menyangkut
sampai jam 12 pak, jam masalah lah setiap orang kejelasan waktu waktu pelayanan, yang
12..kalau diatas jam 12 pasti ada yang, aturan kitapelayanan dan waktu pertama menyangkut
kita sudah mengurus buka mulai jam 08.00 pelayanan kita tempel di disiplin waktu kerja yaa.
admistrasi pak. sampai jam 13.00. jam ruang pendaftaran bahwa Disiplini kerja masuk jam
(Responden 4) hari kerja yaa, kecuali hari
tertera jam pelayanan di 7 pulangnya jam 1.
R: saya rasa waktu jumat jam 08.00 sampai mulai jam 8 sampai jam 1 (Responden 1)
pelayanan belum jam 11.00 sudah ada (13.00), kita juga
komitmen betul..soalnya tertera memenej SDM kita..kita
kita juga tidak tahu.. (Responden 5) berikan komitmen kepada
(Respondes 10) SDM kita..ya kalau sudah
R: kalau petugas lab sih R:kalau jam pelayanan sih di ruangan jam 8 sudah
komitmen..kalau yang lai memang tidak semua “teng” (mulai) melayani..
wawlahhuama (tidak tahu) (disiplin) yaa, karena (Responden 6)
hasilnya habis masalah jarak ke tempat
dievaluasi..kembali kerja, tapi loket biasanya
bagus..setelah awal datang, memang sih
itu..kembali telat lagi jadwal pelayanan jam 8
(Responden 13) selesai jam 12..tapi kita
pulang jam 12an
lewatlah..karena
mengurus administrasi.
(Respondes 11)

184 z Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 4 Desember 2013
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

4. KAPASITAS PUSKESMAS PUSKEMAS PUSKESMAS DINAS KESEHATAN


PELAYANAN SINGKAWANG SINGKAWANG TIMUR SINGKAWANG UTARA
PUSKESMAS TENGAH
R: semua..(pelayanan di R: samalah yaa semua R: tidak semua..sebagai R: itu kalau tidak salah
subsidi)..semua pak pelayanan di contoh..mungkin di saya ingat itu..terjadi
yaa..ngak ada yang subsidi..apalagi pemeriksaan di perubahan sejak SK
terlewat pak yaa.. yaa sekarang kita sudah laboratorium..dilaboratori walikota yaa..pada saat
memang saya lupa ISO..jadi sesuai aturan um itukan kita paparan awal memang
memang ada yang tidak yang ada..jadi tidak terterkaitan..ketergantun tidak
di subsidi pelayananan membedakan apakah gan dengan semuanya..tapi..kalau
KB, jadi KB itu hanya dia..pasien reagen..reagen ini tidak tidak salah sudah tiga kali
jamkesmas yang jamkesmas..atau yang semua di suplai oleh kita merubah jenis-jenis
mendapat pelayanan lain-lain..(Responden 5) dinas ada reagen yang apa namanya ..jenis item
sedangkan KB ini tidak R: kata yaaa..tidak bisa harus kita beli jadi tidak pelayanan yang
disubsidi oleh pemerintah bagus karena dengan semuanya (Responden ada..artinya mau nya kita
daerah (Responden 4) gratis-gratis itu tidak 6) semuanya
terpenuhi semuanya..jadi terlayani..namun ada hal-
pelayanan tidak hal yang membutuhkan
maksimal. (Responden biaya besar itu tidak
14) masuk tadi
(Responden 1)
Dari segi jumlah..dari R: kita sih, karena begini R: subsidi itu di perda
segi reagen untuk kita kan alat terus memang untuk saat ini
pemeriksaaan lab terus reagen semua suplai tidak semua bisa kita
alat-alat itu harus yaa dari dinas jadi kita tidak bantu karena dalam perda
ada penunjang yaa apa yaa itu kan ada jenis
harus disesuaikan. mengadakan..itu(reagen) pelayanan-pelayanan
jangan minta seluruh sendiri misalnya alat ini yang dikembangkan
orang gratis tapi nanti alat itu karena kita seperti EKG dan
obat tidak ada harus yaa terbatas karena kita sebagainya sehingga kita
dari pemerintah kota pegawai puskesmas tidak akan subsidi
yaaa harus ada bukan rumah saki minta itu..naha kalau sampai
kesinambungan.. lebih dari yang ada yang sampai ke
(Responden 8) ditentukan kita tidak jenjang pelayanan itu ya
R: ya rata-rata ada lakukan tergantung dari harus dirujuk..
masalah kalau kami tadi dinas yaa, kalau di kasih (Responden 2)
itu masalahnya..kalau A yaa kita A. R: program subsidi inikan
lab itu reagen dan BHP (Respondes 15) sebenarnya pekerjaaan
kalau obat itu juga R: misalnya alat komperhensif yaa artinya
pernah ada masalah perawatan misalnya seperti itu jadi terkadang
obat yaaa sering kurang seperti BHP, obat -obat orang memandangnya
bahkan rawat inap sering yang kurang terpenuhi tersekmentasi subsidi itu
kehabisan infus. pernah kita kehabisan miliki ya itu dibidang kami
(Responden 11) hanscound..dinas hanya pada saat ada bebarapa
bilang tunggu..akhirnya puskesmas mengeluh
pasien tidak bisa layani kekurangan sarana
langsung kita rujuk obat,saya tidak bisa
(Responden 12) interpensi karena
menyangkut bidang
lain.(Responden 2)

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 4 Desember 2013 z 185
R. Hendri Apriyanto, dkk.: Implementasi Kebijakan Subsidi Pelayanan Kesehatan Dasar

5. PERILAKU PUSKESMAS PUSKEMAS PUSKESMAS DINAS KESEHATAN


PETUGAS SINGKAWANG TENGAH SINGKAWANG TIMUR SINGKAWANG UTARA
R: kalau menurut R:karena tidak ad R: itu yang saya katakan
aku..karena..kesehatan..apa. kewajaran antara jumlah tadi..jujur saya katakan
pelayanan gratis..jadi obat yang diambil sama ini..ada temuan dari
merasa kesehatan itu murah jumlah pasien kan, harus BPK,BPKP sebagainya
harga yaa.. yaa sebanding artinya harus tidak seperti
kesan nya mereka kurang permintaan obat segini, itu ini sesuatu hal yang
menjaga kesehatan jumlah pasien yaa segini, tidak baik, inilah kita di
pertama, harus dinas kedepan mencoba
kedua ada sedikit keluhan yaa..ada..persamaan. jangan sampai terjadi, itu
sudah dateng ke (Responden 8) tidak tertutup
puskesmaskan gratis kemungkinan kalau tidak
terkesan angka kesakitan ada pengawasan akan
tinggi (Responden 7) bisa terjadi, teman-teman
yang ingin melakukan itu
(penyelewengan)ini
sesuatu yang tidak patut
dilakukan.(Responden 1)
R: kalau dilihat masyarakat R: pokoknya mau puskel
menjadi manja..kadang ada bohong kah atau tidak
yang datang bisa 2 -3 kali kah..tetap dana mereka
datang berobat iyaa kadang di kembalikan ke mereka
pemeriksaan lab lah yaa (puskel) (Responden 14)
pasien yang terkadang
menentukan mau saya mau
cek ini cek itu karena gratis
(Responden 13)

PEMBAHASAN kecil saja yang merupakan unsur pengawasan12, da-


Persepsi kualitas pelayanan kesehatan pus- lam manajemen puskesmas merupakan suatu rang-
kesmas sudah menunjukkan skor yang baik namun kaian kegiatan yang bekerja secara sinergi yang me-
pada kenyataannya masih terdapat beberapa isu pe- liputi perencanaan, penggerakan pelaksanaan serta
layanan seperti pemeriksaan dilakukan secara ce- pengendalian, pengawasan dan penilaian13. Standar
pat, sesuai dengan prosedur, pasien tidak menunggu waktu pelayanan puskesmas telah ditetapkan dan
lama dalam mendapatkan pelayanan, waktu buka dipaparkan secara terbuka oleh puskesmas14 namun
dan tutup puskesmas sesuai jadwal hal ini. Penelitian puskesmas sering tidak mematuhi jadwal pelayanan
oleh Santosa H dan Malina Malek N mengenai peni- sehingga memberikan dampak dalam pelayanan di
laian kualitas pelayanan puskesmas di wilayah su- masyarakat.
matera utara menunjukan skor yang sudah baik Masyarakat yang memanfaatkan subsidi meng-
namun masih ada isu yang menjadi perhatian dari anggap pelayanan yang diberikan sudah cukup ber-
sisi adminitrasi pelayanan, ketepatan kehadiran dok- kualitas ini didukung oleh skor persepsi kualitas pela-
ter, kemahiran perawat,kualitas obat dan kesesuai- yanan di tiga puskesmas, yaitu skor di atas 3 “seder-
an pelayanan10. hana”, hal ini yang menyebabkan masyarakat kem-
Penelitian ini menunjukan bahwa supervisi da- bali memilih pelayanan subsidi pelayanan kesehatan
lam pelaksanaan kesehatan dasar gratis disebutkan di puskesmas namun mutu merupakan suatu kepu-
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Singkawang tusan yang berhubungan dengan proses pelayanan
ke puskesmas secara berkala namun kondisi ter- yang berdasarkan ketika pelayanan memberikan
sebut belum seluruhnya sesuai dengan definisi su- kontribusi terhadap outcomes15.
pervisi adalah kegiatan penting (utama/tertinggi) dari Proses pelayanan kesehatan terbagai menjadi
atasan atau jajaran yang lebih tinggi dengan cara dua komponen utama, yaitu pelayanan teknis medis
mendatangani/melihat langsung operasional kegiat- dan manajemen hubungan interpersonal dan kenya-
an dan hasil-hasil pelaksanaan kegiatan sehingga manan pelayanan, dari sisi teknis medis penelitian
ditemukan permasalahan dan diberikan pengarahan ini juga memperlihatkan bahwa sering terjadinya ke-
serta perbaikan demi untuk tercapainya hasil-hasil kurangan bahan pendukung guna menegakkan di-
kegiatan yang maksimal11. agnosis medis, seperti reagensia, dan obat-obatan
Supervisi merupakan suatu proses yang me- yang menghalagi pelayanan, hal ini terungkap pada
nunjang manajemen dimana sebagian besar ke- saat wawancara mendalam, dan beberapa syarat
giatannya adalah unsur pembimbingan dan sebagian pelayanan kesehatan yang baik, antara lain yaitu

186 z Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 4 Desember 2013
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

tersedia dan berkesinambungan artinya semua jenis dukung baik Bahan Habis Pakai (BHP), reagensia
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masya- maupun obat-obat tersedia melalui tender dinas ke-
rakat tidak sulit ditemukan, serta keberadaannya da- sehatan. Perilaku petugas terutama puskesmas,
lam masyarakat adalah pada setiap saat dibutuh- memperlihatkan adanya indikasi untuk meningkat-
kan16. kan utilisasi/kunjungan puskesmas dengan menam-
Perilaku tenaga kesehatan ini sesuai dengan bahkan jumlah kunjungan walaupun kunjungan se-
teori Planned Behaviour berisi keyakinan-keyakinan benarnya tidak sesuai dengan kunjungan sebenar-
berpengaruh pada sikap terhadap perilaku tertentu, nya.
pada norma-norma subyektif, dan pada kontrol peri-
laku yang dihayati. Ketiga komponen ini berinteraksi Saran
menjadi determinan bagi intensi yang pada gilirannya Dinas kesehatan dalam mengkontrol/supervisi
akan menentukan apakah perilaku yang bersangkut- Kebijakan subssdi pelayanan kesehatan dasar gratis
an akan dilakukan atau tidak17. Perilaku petugas pus- memiliki panduan dalam mensupervisi pelayanan
kesmas melalui sikap mempengaruhi perilaku lewat mulai dari puskesmas induk hingga jaringannya. Da-
suatu proses pengambilan keputusan yang teliti dan lam menjalankan manajemen pelayanan dan waktu
beralasan, dampak terbatas pada 3 hal yaitu : per- pelayanan hendaknya Dinas Kesehatan Kota Sing-
tama, perilaku tidak banyak ditentukan oleh sikap kawang, mengawasi implementasi subsidi kesehat-
umum tetapi oleh sikap yang spesifik oleh sesuatu. an serta perlu mengupayakan advokasi anggaran
Kedua, perilaku dipengaruhi tidak hanya dipengaruhi untuk memenuhi kebutuhan logistik jenis pelayanan/
oleh sikap tetapi oleh norma-norma subyektif yaitu kapasitas yang disubsidikan sesuai perencanaan
keyakinan kita mengenai apa yang orang lain ingin- yang dibuat puskesmas, agar konsep kebijakan gra-
kan agar kita berbuat. Ketiga, yaitu sikap terhadap tis dapat dilaksanakan secara konsisten sesuai atur-
perilaku dimana norma-norma subyektif membentuk an yang telah dibuat. Dinas kesehatan mengupaya-
suatu intensi atau niat untuk perilaku-perilaku ter- kan pembinaan yang berkelanjutan terkait perilaku
tentu18. tenaga kesehatan, pembinaan bisa dilakukan bersa-
Kedepan hasil penelitian ini kiranya dapat mem- ma anatara subag kepegawaian dinas kesehatan
beri kontribusi bagi dinas kesehatan dan puskesmas dengan badan kepegawaian Kota Singkawang.
di Kota Singkawang guna membenahi pelayanan se-
hingga citra pelayanan puskesmas menjadi mem- REFERENSI
baik di masayarakat. 1. Rondinelli DA, Mccullough JS, Johnson RW.
Analysing Decentralization Policies in
KESIMPULAN DAN SARAN Developing Countries/ : a Political-Economy
Kesimpulan Framework. 1989;20:57–87.
Kualitas pelayanan kesehatan di puskesmas 2. Omar M. Health Sector Decentralisation In
secara umum sudah dianggap cukup baik, baik di Developing Countries: Unique or Universal. 2001;
Puskesmas Singkawang Tengah, Timur dan Utara. 3. Dwiyanto A. Mewujudkan Good Governance
Namun demikian persepesi masyarakat tentang kua- melalui Pelayanan Publik. Second Edi. Gadjah
litas pelayanan kesehatan di puskesmas memper- Mada University Press. Yogyakarta. 2005.
lihatkan secara dimesi kualitas pelayanan sudah 4. www.hukor.depkes.go.id. Kebijakan Dasar
baik, namun dimensi kehandalan dan ketanggapan Puskesmas. 6 juni 2012. 2004;
memperlihatkan skor yang “kurang baik”. Supervisi 5. Yin. Studi Kasus, Desain dan Metode. PT. Raja
dilakukan oleh dinas kesehatan dalam bentuk rapat/ Grafindo Persada. Jakata. 2006.
pertemuan bulanan di puskesmas, tanya jawab de- 6. WHO. http://www.who.int/chp/steps/resources/
ngan kepala puskesmas dan petugas di unit pela- sampling/en/. 2012;
yanan, inspeksi sekilas, dan telaah laporan, namun 7. Umeå University Department of Public Health
kontrol/ supervisor dilakukan hanya dengan melihat and Clinical Medicine Sweden. Open Code 3.6.
laporan utilisasi kunjungan setiap bulan. Komitmen 2012;
puskesmas dalam pelayanan mengenai manajemen 8. Zeithmal V.A Parasuraman A. and Berry L.L.
pelayanan, dan waktu pelayanan puskesmas dalam Delivering Quality Services Balancing Customer
pelayanan memperlihatkan ketidakpatuhan petugas Perception dan Expectations. The Free Press,
di puskesmas hal ini disebabkan pola perilaku pe- New York. 1990;
tugas, cara pandang petugas dan pembinaan kepe- 9. Parasuraman Zeithmal Berry. The Service-
gawaian yang terbatas. Kapasitas pelayanan/jenis Quality Puzzle.pdf. 1985;
pelayanan sering menjadi kendala karena bahan pen-

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 4 Desember 2013 z 187
R. Hendri Apriyanto, dkk.: Implementasi Kebijakan Subsidi Pelayanan Kesehatan Dasar

10. www.jmpk-online.net. Penilaian Kualitas Pela- 14. Biro Kepegawaian Departemen Kesehatan RI.
yanan Pusat Kesehatan di Wilayah Sumatera Biro Kepegawaian Departemen Kesehatan RI.
Utara, Indonesia. 3 Juli 2012. 2011; 2000. Standar Waktu Pelaksanaan Tugas di
11. Depkes RI. Monitoring dan Bimbingan Teknis. Puskesmas. Jilid I. Jakarta. 2000.
Jakarta. 2007. 15. Wijono D. Manajemen Mutu Pelayanan Kese-
12. Ramos F O. Dynamic and Techniques of hatan. Edisi 1. Airlangga University Press.
Supervisión. Philipine: Academic Publishing Surabaya. 1999.
Corporation; 1995. 16. Azwar A. Pengantar Administrasi kesehatan.
13. Dirjen Binkesmas Depkes RI. Pedoman Edisi ke 2. Binarupa aksara. Jakarta. 1996.
Perencanaan Tingkat Puskesmas. Departemen 17. Ajzen Icek. Attitudes, Personality and Behavior.
Kesehatan RI. Jakarta. 2006. Dorsey Press, Chicago. 1988.
18. Azwar. Sikap Manusia Teori dan Pengukuran-
nya. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 1995.

188 z Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 4 Desember 2013

Anda mungkin juga menyukai