2 PB
2 PB
php/jrpm
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh pendekatan pembelajaran realistik dan
saintifik terhadap prestasi belajar, kemampuan penalaran matematis, dan minat belajar. Jenis penelitian ini
adalah quasi experiment dengan pretest-posttest nonequivalent group design. Sampel penelitian adalah tiga
kelas yang dipilih secara acak dari enam kelas yang ada. Instrumen yang digunakan adalah tes prestasi
belajar, tes kemampuan penalaran matematis, dan angket minat belajar. Untuk menguji keefektifan
pendekatan pembelajaran realistik dan saintifik serta pembelajaran konvensional menggunakan uji t one
sample. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran matematika realistik efektif
terhadap prestasi belajar, kemampuan penalaran matematis, dan minat belajar; pendekatan pembelajaran
saintifik efektif terhadap prestasi belajar dan minat belajar tetapi tidak efektif terhadap kemampuan
penalaran matematis; sedangkan pembelajaran konvensional tidak efektif terhadap prestasi belajar,
kemampuan penalaran matematis, dan minat belajar. Pendekatan pembelajaran realistik dan saintifik
memberikan berpengaruh yang lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran konvensional terhadap
prestasi belajar, kemampuan penalaran matematis, dan minat belajar. Pendekatan pembelajaran realistik
lebih efektif daripada pendekatan saintifik terhadap prestasi belajar kemampuan penalaran matematis, dan
minat belajar.
Kata Kunci: Pendekatan realistik, pendekatan saintifik, prestasi belajar, kemampuan penalaran matematis,
minat belajar
How to Cite: Wibowo, A. (2017). Pengaruh pendekatan pembelajaran matematika realistik dan saintifik
terhadap prestasi belajar, kemampuan penalaran matematis dan minat belajar. Jurnal Riset Pendidikan
Matematika, 4(1), 1-10. doi:http://dx.doi.org/10.21831/jrpm.v4i1.10066
Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.21831/jrpm.v4i1.10066
dugaan matematika; (c) mengembangkan dan dan kemudian model tersebut dijadikan dasar
mengevaluasi argumen matematika dan pem- untuk mengembangkan matematika formalnya.
buktian; (d) memilih dan menggunakan berbagai Ada dua macam model yang terjadi dalam
jenis metode penalaran dan pembuktian. Dalam proses tersebut yakni model dari situasi (model
penelitian ini kemampuan penalaran matematis of situation) dan model untuk matematis (model
meliputi: (1) menyelesaikan masalah dalam for formal mathematics). Selanjutnya Hadi
menemukan pola; (2) membuat generalisasi; (3) (2005, p. 24) mendeskripsikan proses pembel-
mengevaluasi argumen matematika. ajaran dalam RME yaitu: (1) titik awal pembel-
Salah satu aspek psikologi yang dapat ajaran harus memberi pengalaman nyata bagi
mendorong seseorang mencapai tujuan tertentu siswa sehingga dapat terlibat secara langsung
adalah minat. Seseorang yang memiliki minat dalam aktifitas matematika (2) untuk menam-
terhadap suatu objek, cenderung memberikan pung pengetahuan matematika yang dimiliki
perhatian yang lebih besar kepada objek tersebut siswa, titik awal tersebut juga harus dijelaskan
(Dewey, 1975, p. 1). Ketika siswa mempunyai berdasarkan tujuan potensial urutan belajar
minat yang bagus, mereka relatif mempunyai (learning sequence); (3) urutan pembelajaran
keberhasilan diri yang tinggi dan mempunyai harus melibatkan kegiatan dimana siswa mem-
perhatian lebih, mempunyai tujuan dan meng- buat dan menguraikan model-model simbolik
gunakan strategi dalam berdisiplin daripada dari aktifitas matematika informal mereka (4)
siswa dengan minat yang kurang (Preiss & ketiga ajaran tersebut efektif apabila direalisasi-
Sternberg, 2010, p. 108). Demikian pula terjadi kan dalam pembelajaran interaktif (5) fenomena
pada pembelajaran matematikan, minat siswa riil bentuk-bentuk dan konsep matematik di-
terhadap matematika menjadi salah satu faktor manifestasikan dalam keterkaitan (intertwining)
penting dalam menentukan keberhasilan pem- berbagai sub pokok bahasan.
belajaran matematika. Siswa yang mempunyai Altenatif pembelajaran lainnya yang dapat
minat belajar matematika berarti mempunyai meningkatkan prestasi belajar matematika siswa,
usaha dan kemauan untuk mempelajari mate- kemampuan penalaran matematis, dan minat
matika. Adapun aspek minat belajar siswa dalam belajar siswa adalah pendekatan saintifik. Pen-
penelitian ini adalah: (1) perhatian; (2) keter- dekatan saintifik menjadikan pembelajaran lebih
tarikan; (3) keingintahuan; (4) pilihan seseorang aktif dan tidak membosankan. Siswa dapat
terhadap pembelajaran matematika. mengonstruksi pengetahuan dan keterampilan-
Di antara pendekatan pembelajaran yang nya melalui fakta-fakta yang ditemukan dalam
dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan penyelidikan dilapangan guna pembelajaran.
prestasi belajar matematika siswa, kemampuan Pada pembelajaran matematika misalnya, siswa
penalaran matematis, dan minat belajar siswa dapat diajak melihat langsung peristiwa, meng-
adalah pendekatan matematika realistik. amati kejadian, fenomena, konteks atau situasi
Gravemeijer (1994, p. 82) mengemukakan yang berkaitan dengan penggunaan bilangan
bahwa “realistic mathematics education is bulat, seperti temperatur atau suhu berbagai
rooted in Freudenthal’s interpretation of benda, ketinggian pohon atau daratan, dan
mathematics as an activity” pernyataan tersebut sebagainya.
bermakna RME didasari dari pandangan Menurut Hosnan & Sikumbang (2014, p.
Freudenthal bahwa matematika adalah aktivitas 36), pembelajaran dengan pendekatan saintifik
manusia. Lebih lanjut Crompton & Traxler memiliki ciri-ciri atau karakteristik: (1) berpusat
(2015, p. 97) “RME is an approach to mathe- pada siswa; (2) melibatkan keterampilan proses
matics education that involves students develop- dalam menguasai konsep, hukum dan prinsip;
ing their understanding by exploring and solv- (3) melibatkan proses-proses kognitif yang
ing problem set in contexts that engage their potensial dalam merangsang perkembangan
interest”. RME adalah sebuah pendekatan untuk intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat
pendidikan matematika yang melibatkan siswa tinggi siswa; (4) dapat mengembangkan karakter
mengembangkan pemahaman mereka dengan siswa.
mengeksplorasi dan memecahkan masalah yang Beberapa ahli mengemukakan pendapat
ditetapkan dalam konteks yang terlibat keter- untuk mendefinisikan pendekatan saintifk.
tarikan siswa. Scientific method menurut D’Amico &
Menurut Sugiman (2011, p. 8) tipe real- Gallaway (2010, p. 34) memiliki beberapa
istik yang mempunyai ciri pendekatan bottom- tahapan yaitu:
up dimana siswa mengembangkan model sendiri
instrumen penelitian yang digunakan dalam sional efektif terhadap kemampuan penalaran
penelitian ini adalah instrumen tes prestasi matematis apabila rata-rata lebih dari sama
belajar, tes kemampuan penalaran matematis, dengan 70. Secara statistik, hipotesis tersebut
dan pengisian angket minat belajar. dapat dituliskan sebagai berikut :
Dari segi validitas isi, instrumen tes dan , i = 1, 2, 3
angket layak digunakan menurut ahli. Dari segi , i = 1, 2, 3
validitas konstruk, berdasarkan hasil analisis
Dimana rata-rata kemampuan pena-
faktor pada angket minat belajar siswa instru-
laran matematis pada pembelajaran konven-
men dinyatakan valid. Reliabilitas tes prestasi
belajar terdiri atas tes pilihan ganda yaitu 0,713 sional, rata-rata kemampuan penalaran
dan 0,765 dengan Standar Error Measurement matematis pada pendekatan pembelajaran real-
(SEM) sebesar 9,6 dan 8,97. Reliabilitas tes istik, dan rata-rata kemampuan penalaran
kemampuan penalaran matematis adalah 0,766 matematis pada pendekatan sainifik.
dan 0,773 dengan SEM sebesar 7,6 dan 7,842. Untuk menjawab apakah pendekatan real-
Reliabilitas angket minat belajar adalah 0,893 istik dan saintifik serta pembelajaran konven-
dengan SEM sebesar 5,062. sional efektif terhadap minat belajar apabila
Untuk mengetahui keefektifan pembel- rata-rata lebih dari sama dengan 102. Secara
ajaran dengan pendekatan realistik, saintifik dan statistik, hipotesis di atas dapat dituliskan
konvensional pada masing-masing variabel pres- sebagai berikut :
tasi belajar, kemampuan penalaran matematis , i = 1, 2, 3
dan minat belajar siswa dilakukan uji t one , i = 1, 2, 3
sample. Ditetapkan standar untuk variabel pres- Dimana rata-rata minat belajar
tasi belajar dan kemampuan penalaran mate- siswa pada pembelajaran konvensional,
matis dikatakan efektif jika lebih dari KKM rata-rata minat belajar siswa pada pendekatan
sekolah untuk mata pelajaran matematika yaitu
70, sedangkan untuk variabel minat belajar pembelajaran realistik, dan rata-rata
dikatakan efektif jika telah mencapai kategori minat belajar siswa pada pendekatan sainifik.
tinggi (skor lebih dari 102). Statistik uji yang digunakan untuk
Untuk mengetahui keefektifan masing- menguji hipotesis di atas adalah uji one sample
masing pendekatan pembelajaran terhadap pres- t-test dengan formula sebagai berikut:
tasi belajar, kemampuan penalaran matematis
dan minat belajar matematika siswa maka diuji
hipotesis sebagai berikut, dengan menetapkan
kelas ke-1 adalah kelas konvensional, kelas ke-2 Keterangan:
adalah kelas realistik kelas ke-3 adalah kelas = nilai rata-rata yang diperoleh
saintifik, variabel ke-1 adalah prestasi belajar, = nilai yang dihipotesiskan
variabel ke-2 adalah kemampuan penalaran = standar deviasi sampel
matematis, dan variabel ke-3 adalah minat
= banyak anggota sampel.
belajar matematika.
Untuk menjawab apakah pendekatan Ho ditolak jika nilai thitung > ttabel.
realistik dan saintifik serta pembelajaran kon- Untuk menyelidiki pengaruh pendekatan
vensional efektif terhadap prestasi belajar pembelajaran realistik, saintifik dan konvensio-
nal terhadap prestasi belajar, kemampuan
apabila rata-rata lebih dari sama dengan 70.
Secara statistik, hipotesis di atas dapat dituliskan penalaran matematis dan minat belajar siswa
sebagai berikut : dilakukan uji MANOVA planned comparisons
dengan kontras Helmert. Dalam kontras Helmert
, i = 1, 2, 3 ada 2 hipotesis yang diuji, yaitu sebagai berikut.
, i = 1, 2, 3 1. GPS (1)
Dimana rata-rata prestasi belajar
2. GPS (2)
siswa pada pembelajaran konvensional,
rata-rata prestasi belajar siswa pada pendekatan Pada kontras Helmert GPS 1 untuk
menjawab apakah ada pengaruh pendekatan
pembelajaran realistik, dan rata-rata pres-
realistik dan saintifik terhadap prestasi belajar,
tasi belajar siswa pada pendekatan sainifik.
kemampuan penalaran matematis, dan minat
Untuk menjawab apakah pendekatan real-
belajar adalah sebagai berikut.
istik dan saintifik serta pembelajaran konven-
Tidak ada pengaruh kelas pendekatan Perhitungan hasil analisis untuk GPS
pembelajaran realistik dan saintifik ter- kemudian ditransformasikan untuk memperoleh
hadap prestasi belajar, kemampuan pena- nilai dari distribusi F dengan formula sebagai
laran matematis dan minat belajar siswa. berikut.
Ada pengaruh kelas pendekatan pembel- Uji Multivariat
ajaran realistik dan saintifik terhadap
prestasi belajar, kemampuan penalaran
Dengan kriteria, jika ,
matematis dan minat belajar siswa.
Secara statistik, hipotesis tersebut dapat maka ditolak.
disimbolkan sebagai berikut. Uji Univariat
digunakan dalam penelitian ini, nilai tertinggi dan kontrol, dan hasil posttest saintifik juga
pretest yang dicapai siswa adalah 65,00 dan lebih tinggi daripada kelas kontrol.
nilai terendah 10,00. Berdasarkan Tabel 5, rata-rata minat bel-
Berdasarkan Tabel 2, rata-rata nilai ajar siswa sebelum diberikan perlakuan pada
posttest kelas realistik, kelas saintifik dan kelas kelas realistik 89,47; kelas saintifik 86,67 dan
kontrol, berturut-turut adalah 85,156; 75,303 kelas kontrol 86,47. Rata-rata skor minat belajar
dan 55,735. Secara deskriptif, hasil posttest sebelum perlakuan pada setiap kelas berada
kelas realistik lebih tinggi dibanding kelas pada interval skor 78 < 102 yaitu termasuk
saintifik dan kontrol, dan hasil posttest saintifik pada kriteria sedang.
juga lebih tinggi dibanding kelas kontrol.
Tabel 6. Deskripsi Data Minat Belajar Sesudah
Tabel 3. Data Kemampuan Penalaran Matematis Perlakuan
pada Pretest
Kelas
Kelas Deskripsi
Deskripsi Realistik Saintifik Konven
Realistik Saintifik Konven Rata-rata 116,72 107,76 98,53
Rata-rata 28,82 27,27 28,59 Varians 128,47 82,06 99,59
Varians 111,38 76,42 60,11 Standar dev 11,33 9,06 9,98
Standar dev 10,55 8,74 7,75 Min teo 30 30 30
Min teo 0 0 0 Nilai min 93,00 89,00 80,00
Nilai min 11,11 11,11 8,33 Maks teo 150 150 150
Maks teo 100 100 100 Nilai maks 138,00 125,00 115,00
Nilai maks 50,00 55,56 47,22 Rata-rata skor minat belajar siswa setelah
Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai rata- diberikan perlakuan pada kelas realistik 116,72;
rata pretest pada ketiga kelas relatif sama yaitu kelas saintifik 107,76 dan kelas kontrol 98,53.
pada kelas realistik 28,82; kelas saintifik 27,27 Rata-rata skor minat setelah perlakuan pada
dan kontrol 28,59. Dari ketiga kelas yang digu- kelas realistik dan saintifik berada pada interval
nakan dalam penelitian ini, nilai tertinggi pretest skor 102 < 126 yaitu pada termasuk pada
yang dicapai siswa adalah 55,56 dan nilai kriteria tinggi, sedangkan untuk kelas konven-
terendah 8,33.
sonal pada interval 78 < 102 yaitu pada
Tabel 4. Data Kemampuan Penalaran Matematis kategori sedang. Terlihat bahwa pada ketiga ke-
pada Posttest las terjadi peningkatan skor minat belajar mate-
Kelas matika jika dibandingkan antara skor sebelum
Deskripsi perlakuan dengan rata-rata skor setelah
Realistik Saintifik Konven
Rata-rata 77,69 71,30 47,22 perlakuan.
Varians 63,96 94,84 119,25 Uji normalitas dan homogenitas data pres-
Standar dev 8,00 9,74 10,92 tasi belajar, kemampuan penalaran matematis,
Min teo 0 0 0 dan minat belajar siswa untuk sebelum dan
Nilai min 58,33 47,22 30,56 setelah perlakuan, baik untuk kelas realistik,
Maks teo 100 100 100 kelas saintifik, dan kelas konvensional secara
Nilai maks 91,67 88,89 75,00 berturut-turut bisa dilihat pada Tabel 7 dan
Tabel 5. Data Minat Belajar Sebelum Perlakuan Tabel 8.
Kelas Tabel 7. Hasil Uji Normalitas
Deskripsi
Realistik Saintifik Konven
Rata-rata 89,47 86,67 86,47 Kelas Sebelum Setelah
Varians 156,71 259,98 260,07 Perlakuan Perlakuan
Standar dev 12,52 16,12 16,13 Realistik 43,75% 50%
Min teo 30 30 30 Saintifk 45,45% 48,48%
Nilai min 65,00 55,00 53,00 Konven 52,94% 50%
Maks teo 150 150 150 Tabel 7 memperlihatkan bahwa sekitar 50%
Nilai maks 115,00 119,00 119,00 data mempunyai nilai . Dengan
Berdasarkan Tabel 4, rata-rata nilai kata lain, data prestasi belajar, data kemampuan
posttest kelas realistik, kelas saintifik dan kelas penalaran matematis, dan minat belajar siswa
kontrol, berturut-turut adalah 77,69; 71,30 dan untuk sebelum dan setelah perlakuan, baik untuk
47,22. Secara deskriptif, hasil posttest kelas kelas realistik, kelas saintifik, dan kelas konven-
realistik lebih tinggi dibanding kelas saintifik sional sudah memenuhi asumsi normalitas.
Tabel 8. Hasil Uji Homogenitas belajar, minat dan rasa percaya diri terhadap
matematika siswa. Untuk kemampuan penalaran
Sebelum perlakuan Setelah perlakuan
Box’s M 12,668 16,177 matematis tidak sejalan dengan kajian teori
F 1,008 1,287 karena terdapat beberapa keterbatasan seperti
Sig. 0,438 0,218 jam pelajaran yang tidak dapat diubah saat
Berdasarkan Tabel 8, diperoleh informasi penelitian.
bahwa nilai signifikansi F lebih besar dari 0,05 Untuk pembelajaran konvensional tidak
atau dengan kata lain, data prestasi belajar, efektif terhadap prestasi belajar, kemampuan
kemampuan penalaran matematis, dan minat penalaran matematis, dan minat belajar siswa.
belajar siswa untuk sebelum dan setelah perla- Hal ini sejalan dengan pendapat Suryanto (2010,
kuan sudah memenuhi asumsi homogenitas. p. 49) pembelajaran konvensional merupakan
Keefektifan pembelajaran diuji dengan t pembelajaran yang berorientasi pada guru, siswa
one sample, dengan kriteria jika thitung > ttabel menerima materi pelajaran secara pasif dan guru
maka pembelajaran tersebut dikatakan efektif yang aktif menyampaikan pengetahuan dan yang
untuk variabel yang ditentukan. Hasil perhi- dipentingkan adalah produk yang disebut
tungan dapat dilihat pada Tabel 9. prestasi bukan proses dan pemahaman.
Ada tidaknya pengaruh pendekatan
Tabel 9. Hasil Uji t One Sample pembelajaran realistik dan saintifik terhadap
Var Kelas Ket prestasi belajar kemampuan penalaran
Realistik 9,231 1,696 Efektif
matematis, dan minat belajar diuji kontras
Saintifik 3,856 1,694 Efektif Helmert. Hasil perhitungan dengan kontras
Prestasi Helmert untuk GPS 1 disajikan pada Tabel 10.
Konven -10,058 1,692 Tidak
efektif Rata-rata nilai kelas realistik dan saintifik
Realistik 5,440 1,696 Efektif dengan kelas konvensional disajikan pada Tabel
Penalaran
Saintifik 0,765 1,694 Tidak 11.
efektif
Konven -12,163 1,692 Efektif Tabel 10. Hasil Uji Kontras Helmert (GPS 1)
Realistik 7,346 1,696 Efektif Uji Var. Fhitung Ftabel Sig.
Saintifik 3,651 1,694 Efektif Multivariat 16,6 2,7 0,0
Minat
Konven -2,028 1,692 Tidak Prestasi 18,6 3,9 0,0
efektif Univariat Penalaran 17,8 3,9 0,0
Berdasarkan Tabel 9. diperoleh informasi Minat 4,1 3,9 0,0
bahwa pendekatan realistik efektif terhadap
prestasi belajar, kemampuan penalaran mate- Tabel 11. Nilai Rata-rata Kelas Realistik dan
matis dan minat belajar. Hal ini sejalan dengan Saintifik dengan Kelas Konvensional
pendapat Rangkuti (2015, p. 14) bahwa pembel- Variabel Rata-rata Real & Rata-rata
ajaran dengan menggunakan pendekatan mate- Sain Konv
matika realistik dapat memberi kesempatan Prestasi 80,23 55,74
siswa untuk meningkatkan kemampuanya. Penalaran 74,49 47,22
Selanjutnya menurut Zaini & Marsigit (2014, p. Minat 112,24 98,53
152) yang mengungkapkan bahwa pembelajaran Pada Tabel 10. menunjukkan bahwa
dengan pendekatan matematika realistik lebih terdapat pengaruh pendekatan pembelajaran
baik dari pembelajaran konvensional ditinjau realistik dan saintifik terhadap prestasi belajar,
dari kemampuan penalaran dan komunikasi kemampuan penalaran matematis dan minat
matematik siswa. belajar siswa. Sedangkan untuk Tabel 11. Me-
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik nunjukkan bahwa rata-rata nilai kelas realistik
efektif terhadap prestasi belajar dan minat dan saintifik dibanding kelas konvensional lebih
belajar siswa tetapi tidak efektif terhadap tinggi yang berarti kelas saintifik dan realistik
kemampuan penalaran matematis. Hal ini lebih efektif.
sejalan dengan Efriana (2014, p. 108) yang Pendekatan realistik dan saintifik meru-
menyatakan bahwa penerapan pendekatan pakan pendekatan yang berbasis kontruktivis
saintifk dapat meningkatkan prestasi belajar dimana siswa aktif dalam mengembangkan
siswa. Selanjutnya menurut Suhendar & pengetahuanya sendiri. (Hadi, 2005, p. 14) me-
Widjajanti (2016) yang menyatakan bahwa ngemukakan bahwa prinsip-prinsip kontrukstivis
pendekatan saintifik efektif ditinjau dari prestasi dalam pembelajaran antara lain (1) pengetahuan
dibangun oleh siswa sendiri, baik secara perso-
nal maupun sosial, (2) pengetahuan tidak dapat sedangkan pada pendekatan saintifik hanya pada
dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali hanya langkah mengkomunikasikan.
dengan keaktifan siswa sendiri untuk menalar, Pada pendekatan realistik ada empat lang-
(3) murid aktif mengkonstruksi terus menerus, kah yang dapat menyebabkan kemampuan pena-
sehingga selalu terjadi perubahan konsep me- laran matematis meningkat yaitu pada langkah
nuju konsep yang lebih rinci, lengkap, serta mengawali masalah yang kontekstual, melaku-
sesuai dengan konsep ilmiah. Dari prinsip kan matematika horizontal, melakukan matema-
kontruktivis tersebut diketahui bahwa pembel- tika vertikal, dan melakukan refleksi sedangkan
ajaran berbasis kontrukstivis dapat membuat pada pendekatan saintifik juga terdapat empat
siswa membangun sendiri pengetahuanya langkah yang dapat meningkatkan kemampuan
sehingga prestasi dan kemampuan penalaranya penalaran yaitu langkah mengamati, mengum-
bisa meningkat. pulkan informasi, mengasosiasi dan mengomu-
Perbandingan keefektifan pendekatan nikasikan. Namun hasil penelitian menunjukkan
pembelajaran realistik dengan saintifik terhadap bahwa pendekatan realistik lebih unggul
prestasi belajar, kemampuan penalaran mate- dibandingkan dengan pendekatan saintifik.
matis, dan minat belajar diuji dengan kontras Begitu juga untuk minat belajar, untuk
Helmert. Hasil perhitungan dengan kontras pendekatan realistik terdapat tiga yaitu meng-
Helmert untuk GPS 2 disajikan pada Tabel 12. awali masalah yang kontekstual, melakukan
Rata-rata nilai kelas realistik dan kelas saintifik matematika vertikal dan melakukan refleksi
disajikan pada Tabel 13. sedangkan untuk saintifik pada langkah meng-
amati, menanya dan mengumpulkan informasi.
Tabel 12. Hasil Uji Kontras Helmert (GPS 2)
Namun hasil penelitian menunjukkan bahwa
Uji Var. Fhitung Ftabel Sig. pendekatan realistik lebih unggul dibandingkan
Multivariat 16,9 2,7 0,0 dengan pendekatan saintifik.
Prestasi 21,9 3,9 0,0
Univariat Penalaran 7,1 3,9 0,0 SIMPULAN
Minat 12,7 3,9 0,0 Pendekatan pembelajaran realistik efektif
Tabel 13. Nilai Rata-rata Kelas Realistik dan terhadap prestasi belajar, kemampuan penalaran
Kelas Saintifik matematis, dan minat belajar siswa; dan pen-
dekatan pembelajaran saintifik efektif terhadap
Variabel Rata-rata Real Rata-rata Sain prestasi belajar, dan minat belajar siswa tetapi
Prestasi 85,16 75,30
tidak efektif terhadap kemampuan penalaran
Penalaran 77,69 71,30
Minat 116,72 107,76 matematis, sedangkan pembelajaran konvensio-
Berdasarkan Tabel 12. diketahui bahwa nal tidak efektif terhadap prestasi belajar,
secara multivariat dan univariat Fhitung > Ftabel kemampuan penalaran matematis, dan minat
yang berarti ada perbedaan keefektifan antara belajar. Pendekatan pembelajaran realistik dan
kelas realistik dan saintifik. Kemudian, berda- saintifik berpengaruh dan lebih efektif diban-
sarkan Tabel 13. diketahui bahwa rata-rata real- dingkan dengan pembelajaran konvensional
istik lebih tinggi daripada kelas saintifik, yang terhadap prestasi belajar, kemampuan penalaran
berarti bahwa kelas realistik lebih efektif matematis, dan minat belajar. Pendekatan
dibandingkan kelas saintifik. pembelajaran realistik lebih efektif daripada
Hasil penelitian ini sesuai dengan hipo- saintifik terhadap prestasi belajar, kemampuan
tesis penelitian bahwa pendekatan realistik lebih penalaran dan minat belajar siswa.
efektif dibandingkan dengan pendekatan DAFTAR PUSTAKA
saintifik terhadap prestasi belajar, kemampuan
Crompton, H., & Traxler, J. (2015). Mobile
penalaran matematis dan minat belajar siswa.
learning and mathematics : foundations,
Walaupun kedua pendekatan ini berbasis kon-
design, and case studies.
trukstivis dan sama-sama efektif terhadap pres-
tasi belajar, namun hasil penelitian pada variabel D’Amico, J., & Gallaway, K. (2010).
prestasi belajar untuk kelas realistik lebih Differentiated instruction for the middle
unggul dibandingkan dengan saintifik. Pada school language arts teacher: Activities
pendekatan realistik ada dua langkah yang dapat and strategies for an inclusive classroom.
menyebabkan prestasi belajar meningkat yaitu San Francisco: Jossey-Bass.
pada langkah melakukan matematika vertikal Dewey, J. (1975). Interest and effort in
dan mengkomunikasikan secara interaktif,