161 369 2 PB
161 369 2 PB
Muhammad Kadir
Email: muhammadkdr@gmail.com
Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkep
ABSTRAK
prinsip-prinsip GAP adalah luas lahan dan nilai ekspektasi terhadap manfaat penerapan
prinsip-prinsip GAP.
Kata kunci: prinsip prinsip GAP, penerapan, pertanian berkelanjutan, usahatani,
ekspektasi.
ABSTRACT
kan kehidupan petani sebagai produsen maupun kemiringan, oleh karena itu
utama bahan makanan pokok tidak prinsip konservasi dan keberlanjutan
pernah bertambah baik (Untari et al, seharusnya sangat ditanamkan pada
2007; Nuraeni et al, 2013). petani di wilayah ini, krena merupakan
Praktek pertanian berkelanjutan daerah Hulu DAS Jeneberang. Sejak
adalah sistem pertanian yang diterima bertahun-tahun, petani menerapkan
secara sosial menghormati harga diri dan prinsip pertanian yang secara umum
hak individu dan kelompok serta bersifat un-sustainable, penggunaan
memperlakukannya secara adil, mem- sarana produksi dalam proses produksi
buka akses informasi, pasar dan usahataninya sangat bersifat dependen
sumberdaya pertanian terkait lainnya dengan produk anorganik. Ini juga
terutama lahan. Akses yang sama juga terjadi pada tahapan pengolahan lahan
disediakan untuk semua jenis kelamin, dan pengaturan pola tanamnya. Penelitian
lembaga sosial, agama, suku serta tentang penerapan Prinsip-prinsip GAP
keadilan bagi generasi saat ini dan mulai dari penggunaan bahan tanam
generasi mendatang. Distribusi tenaga (varietas, botani), aspek budidaya
kerja kurang lebih terdistribusi dalam termasuk pemilihan lokasi lahan,
tahun ke tahun. Keadilan distribusi pemupukan, pengairan, pemeliharaan,
tenaga kerja diantara anggota keluarga dan pengendalian OPT belum banyak
adalah indikator produktivitas manusia dilakukan guna mencari solusi penerapan
dalam lahan pertanian. Sangat baik jika atau penyelesaian prinsip ini secara baik.
seluruh anggota keluarga produktif. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan
Dalam hal Budaya, sistem pertanian yang untuk: (1) Mengetahui tingkat pemaha-
menganut kesesuaian budaya memper- man petani tentang prinsip-prinsip GAP,
timbangkan nilai budaya termasuk (2) Mengetahui Pengaruh pemahaman/
kepercayaan agama dan tradisi dalam persepsi petani mengenai Prinsip-prinsip
pembangunan sistem, rencana dan GAP terhadap nilai ekspektasi manfaat
program pertanian. Kearifan lokal yang Pertanian Berkelanjutan pada usaha
merupakan unsur kebudayaan tidak dapat taninya, (3) Mengetahui tingkat penera-
dikatakan mendukung pertanian pan prinsip-prinsip GAP petani pada
berkelanjutan jika tidak mengakar dan usahataninya, dan (4) Menganalisis
dipraktekkan dalam kehidupan masya- faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
rakat (Kastono, 2007). Implementasi prinsip-prinsip GAP oleh
Kecamatan Tinggi Moncong petani.
adalah salah satu kecamatan di kabupaten Target yang ingin dicapai
Gowa yang merupakan dataran tinggi penelitian ini adalah sebuah kesimpulan
dengan luas kurang lebih 142,87 km2. hasil penelitian yang akan dipublikasikan
Secara geografis wilayah ini terletak pada untuk memberikan gambaran pemahaman
titik koordinat antara 5 derajat 10 menit dan pengetahuan petani tentang prinsip-
LS – 5 derajat 20 menit LS dan 119 prinsip GAP. Jika pemahaman itu
derajat BT – 20 derajat BT. Pertanian dipahami secara beragam, bagaimana
dilakukan pada daerah ketinggian datar pesepsinya terhadap pengaruh GAP
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Agricultural Practice (GAP) untuk Pertanian Berkelanjutan 155
di Kecamatan Tinggi Moncong Kabupaten Gowa
dilakukan adalah konservasi lahan dalam petani cabai di Lampung Selatan dan
bentuk terasering, rorak atau kontur. Data Pinthukas (2015) terhadap petani sayuran
penerapan prinsip GAP pada kedua jenis organik di Provinsi Chiang Mai,
lahan dianalisa berdasarkan persentase Thailand, faktor yang menjadi kendala
penerapan konservasi, budidaya dan penerapan pertanian ramah lingkungan
aspek keamanan petani dalam melak- dan organik adalah faktor rendahnya
sanakan pemeliharaan usaha taninya. pemahaman dan bimbingann aplikasi
Hasil penelitian juga memberikan budidaya, faktor sarana produksi organik,
informasi seberapa penting petani mem- serangan hama penyakit tanaman, serta
perhatikan aspek-aspek tersebut dalam faktor hasil budidaya yang dikhawatirkan
praktek pemngelolaan usaha tani. Hasil tidak meningkat.
penelitian pada kedua populasi petani
sampel pada ekositem berbeda mengenai E. Faktor-faktor yang mempengaruhi
persentase implementasi prinsip-prinsip Tingkat Implementasi Prinsip-
prinsip GAP pada jenis Lahan
GAP dianalisis menggunakan uji t-test
yang Berbeda
unequal variance (Tabel 4).
Tabel 4 menunjukkan bahwa t- Beberapa faktor yang sebenarnya
hitung pada taraf 0.05 sebesar 1,5587 ˂ mempengaruhi mengapa tingkat imple-
T-tabel 2,0244 yang berarti bahwa dalam mentasi prinsip dasar GAP pada lahan
taraf implementasi prinsip-prinsip GAP yang berbeda atau secara keseluruhan
meskipun nilai rata-rata persentase faktor yang mempengaruhi disemua jenis
implementasi pada lahan datar dan lahan lahan. Analisis yang digunakan adalah
miring menunjukkan implementasi di analisis Regresi berganda dengan
lahan miring sedikit lebih tinggi variabel Dummy (Lahan miring=1, dan
(82,0833%) dibanding lahan datar lahan Datar=2). Karakter yang
(77,0833%). Namun secara statistik tidak dimasukkan sebagai variabel bebas
berbeda nyata. Hal ini menunjukkan adalah Umur, Tingkat Pendidikan, Luas
perbedaan resiko lahan belum menim- Lahan serta nilai ekspektasi Petani
bulkan kesadaran yang berarti untuk lebih Terhadap GAP. Hasil analisa menun-
meningkatkan implementasi prinsip- jukkan faktor yang signifikan adalah
prinsip GAP guna mengurangi resiko Luas Lahan dan Ekspektasi (Tabel 5).
ekologis maupun kesehatan. Ada banyak Artinya kemungkinan petani beranggapan
faktor yang menjadi sebab di wilayah lahan yang dikelola tidak begitu luas
kecamatan Tinggi Moncong Kabupaten untuk memberi pengaruh terhadap aspek-
Gowa berdasarkan hasil analisa faktor aspek prinsip GAP, serta dipengaruhi
utama diantaranya adalah kurangnya oleh ekspektasinya yang memang sudah
pemahaman pentingnya penerapan, kurang yakin dengan Penerapan Prinsip-
ketakutan akan tingginya serangan OPT, prinsip GAP pada usaha taninya.
serta ketidakyakinan akan adanya Tabel 5 menunjukkan nilai R2
pembeda berupa peningkatan produksi. sebesar 0,292 atau 29,2 % implementasi
Hal yang sama berdasarkan hasil prinsip-prinsip GAP dijelaskan atau
penelitian Astuti et al. (2013) terhadap dipengaruhi oleh faktor-faktor umur,
160 Sari, et al.
pendidikan, luas lahan, ekspektasi dan yang ditimbulkan dianggap kecil maka
jenis lahannya. Sisanya dipengaruhi prinsip-prinsip GAP kurang dihiraukan.
faktor lain. Data ini menunjukkan masih Penerapan juga dipengaruhi nyata oleh
banyak faktor lain yang mempengaruhi ekspektasi petani sendiri artinya ketika
keputusan petani dalam implementasi petani memiliki ekspektasi yang rendah
prinsip-prinsip GAP dalam usaha taninya. maka akan sangat mempengaruhi
Rendahnya pengaruh faktor dapat pula keputusannya untuk menerapkan
diakibatkan pemahaman petani yang pertanian yang ramah lingkungan.
memang kurang terhadap prinsip Faktor yang berpengaruh seperti
pertanian yang baik sejak awal sehingga luas lahan tentu sangat dipengaruhi oleh
tidak tergambar sesuai prinsip yang ada. persepsi dan ekonomi petani, seperti yang
Variabel yang signifikan atau dikemukakan hasil penelitian Thanh dan
berpengaruh nyata adalah luas lahan dan Yapwattanaphun (2015) pada petani di
ekspektasi petani terhadap GAP itu sebuah provinsi di Thailand tentang
sendiri (sig.0,017 dan 0,035). Ini penerapan Pertanian berkelanjutan, hanya
menunjukkan bahwa petani akan merasa ada 35% yang mau mengadopsi prinsip
dapat memberi pengaruh yang nyata pertanian yang baik dan ramah
terhadap aspek-aspek pertanian yang baik lingkungan. Persepsi yang rendah sejak
jika memiliki luas lahan yang cukup. awal, faktor status ekonomi petani,
Sebaliknya, ketika merasa lahannya tak keterampilan, dan pendidikan petani
cukup ekonomis dan dampak ekologis menjadi faktor penyebabnya.
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Agricultural Practice (GAP) untuk Pertanian Berkelanjutan 161
di Kecamatan Tinggi Moncong Kabupaten Gowa