Anda di halaman 1dari 3

Praktik Pengauditan

A220.1
Analisis Vertikal membandingkan masing-masing pos dalam periode berjalan dengan jumlah
total pada laporan yang sama dapat bermanfaat untuk menyoroti hubungan yang signifikan
dalam laporan keuangan. Dalam analisis vertikal terhadap neraca, masing-masing pos aktiva
dinyatakan sebagai persen dari total aktiva. Masing-masing pos kewajiban dan ekuitas pemilik
dinyatakan sebagai persen dari total kewajiban dan ekuitas pemilik. Dalam analisis vertikal
terhadap laporan laba-rugi, masing-masing pos dinyatakan sebagai persen dari total pendapatan
atau penghasilan. Analisis vertikal juga bisa diterapkan untuk beberapa periode guna menyoroti
perubahan hubungan sepanjang waktu.
A220.2
Rasio-Rasio
a. Rasio Lancar : Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo dengan aktiva lancar yang
tersedia.
Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar, semakin tinggi
kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Rasio Lancar PT Unesa sebesar 213,07%, yang artinya perhitungannya diatas 100% (1x)
berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua utang lancar. Total asset lancar
perusahaan dapat digunakan untuk membayar 2x utang lancarnya.
b. Rasio Kas : rasio yang mencerminkan posisi kas dan setara kas perusahaan untuk
menutupi kewajiban-kewajiban lancar atau utang jangka pendek.
Rasio Kas PT Unesa tahun 2020 sebesar 142,09%, berarti perhitungannya diatas 100%
(1x), dapat dikatakan bahwa kas dan setara kas perusahaan dapat menutupi semua utang
lancarnya.
c. Rasio cepat : Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban atau
utang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan.
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi
utang lancar.
d. Perputaran Persediaan : Perputaran persediaan artinya berapa kali bisnis menjual dan
mengganti persediaan dalam kurun waktu tertentu.
Perputara persediaan : rasio yang mencerminkan kecepatan persediaan yang ada di
gudang perusahaan terjual kepada konsumen atau pelanggan. Semakin besar rasio
perputaran persediaan semakin baik, karena berarti semakin cepat perusahaan mampu
menjual barang persediaan berarti semakin cepat pula perusahaan menghasilkan
pendapatan.
Perputaran persediaan PT Unesa sebesar 500%, berarti dalam 1 periode, perusahaan
mampu melakukan 5x restock barang
e. Perputaran Piutang Usaha : cara yang mengukur seberapa sering piutang usaha berubah
menjadi kas dalam setahun.
Perputaran piutang PT Unesa 4x setahun, artinya dalam setahun perusahaan dapat
mengubah piutang menjadi kas sebanyak 4x
f. Perputaran Total Aset : rasio yang digunakan untuk mengukur berapa jumlah penjualan
yang bisa dihasilkan dari setiap rupiah yang tertanam dalam total aset perusahaan.
Perputaran total asset PT unesa sebesar 81,26% atau 0,81 yang berarti bahwa setiap 1
rupiah total asset di tahun 2020 akan menghasilkan penjualan sebesar 0,81 rupiah.
bisa disimpulkan bahwa kemampuan perusahaan A untuk menghasilkan penjualan dari
total aktiva yang dimiliki cukup rendah karena total aktiva yang dimiliki lebih besar dari
jumlah penjualan yang dihasilkan setiap tahunnya. Hal tersebut bisa dilihat dari rasio
perputaran yang dihasilkan tidak melebihi 1 kali perputaran untuk tiap tahunnya. Artinya,
efektifitas penggunaan total aktiva pada perusahaan A kurang baik dan menjadi satu
indikasi rendahnya kinerja keuangan perusahaan.
g. Perputaran Modal Kerja :  rasio keuangan untuk mengukur seberapa efisien perusahaan
memanfaatkan modal kerja mereka untuk menghasilkan pendapatan. 
PT Unesa memiliki perputaran modal kerja sebesar 159%, artinyasetiap Rp1 modal kerja
perusahaan dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp1,59
h. Perputaran Hutang Usaha : rasio yang mencerminkan kecepatan utang usaha dilunasi
oleh perusahaan kepada pemasok. Semakin kecil rasio perputaran utang usaha semakin
baik, karena berarti semakin lama perusahaan melunasi utang usaha, sehingga dananya
dapat dimanfaatkan untuk aktivitas lain yang lebih produktif.
PT Unesa pada tahun 2020 memiliki rasio perputaran hutang usaha sebesar 421%, artinya
perusahaan rata-rata membayar utang kepada pemasok kurang lebih 4x dalam setahun.
i. Jumlah hari persediaan : Jumlah hari persediaan adalah total hari yang dibutuhkan
perusahaan untuk menjual rata-rata persediaannya. Angka ini juga menentukan
banyaknya hari supaya memenuhi persediaan rata-rata saat ini. Perusahaan menggunakan
metrik ini untuk mengevaluasi efisiensi penggunaan persediaan.
Jumlah hari persediaan PT Unesa pada tahun 2020 sebesar 68,57, artinya perusahaan
membutuhkan waktu selama 69 hari untuk menjual habis seluruh persediaaan yang
dimilikinya.
j. Jumlah hari piutang usaha : menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengumpulkan
jumlah piutang untuk setiap jangka waktu tertentu. Piutang usaha berputar dengan baik
juka perusahaan mampu menagih jumlah piutang dengan waktu yang relatif lebih singkat
ketimbang syarat penagihan piutang yang disyaratkan.
Jumlah hari piutang PT Unesa sebanyak 86,57 hari, mengindikasikan rata-rata piutang
berputar selama 87 hari, yang artinya perusahaan membutuhkan waktu rata-rata sebanyak
87 hari untuk menagih piutang.
k. Jumlah hari hutang usaha : rasio keuangan yang mengukur jumlah hari rata-rata yang
dibutuhkan perusahaan untuk membayar pemasoknya.
Jumlah hari utang PT Unesa sebanyak 86,62 hari, artinya perusahaan membutuhkan
waktu selama 87 hari untuk dapat melunasi utang yang dimilikinya.
l. Siklus operasi bersih :  jumlah hari yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengubah
persediaannya menjadi uang tunai. Dengan kata lain, ini adalah periode antara tanggal
perolehan barang dan tanggal realisasi kas dari penjualan.
PT Unesa membutuhkan waktu selama 68,52 hari untuk mempu mengubah persediaan
menjadi uang tunai.
m. Rasio hutang banding ekuitas : rasio yang mengukur besaran penggunaan utang oleh
perusahaan dibandingkan dengan penggunaan ekuitas atau modal pemegang saham untuk
membiayai kegiatan bisnis perusahaan.
Rasio DER PT Unesa sebesar 75,76%. Semakin kecil Debt to Equity Ratio sebuah
perusahaan maka akan semakin baik, Debt to Equity Ratio dapat dikatakan baik adalah
dibawah 1x atau dibawah 100% yang menandakan hutang masih wajar dan normal.
n. Rasio Leverage : mengukur performa perusahaan dalam mengelola ekuitas para
pemegang saham agar bisa membayar aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.
Rasio Laverage PT Unesa sebesar 176% berarti total ekuitas pemegang saham
perusahaan dapat digunakan untuk membayar asset yang dimiliki sebanyak 176%
o. Rasio Coverage : (Times interest earned) : mengukur jumlah laba sebelum pajak dan
bunga yang digunakan untuk membayar biaya bunga di masa depan.
Data tidak menyajikan informasi lengkap tentang beban bunga PT Unesa, sehingga kami
tidak dapat menghitung rasio coverage.
p. Margin Laba Kotor : Rasio Margin Kotor adalah rasio profitabilitas untuk menghitung
besaran persentase laba kotor terhadap pendapatan dari penjualan (sales revenue).
PT Unesa memiliki margin laba kotor sebesar 19,71%, artinya penjualan pt unesa mampu
menghasilkan laba kotor sebesar 19,71%
q. Margin Laba Bersih : untuk menghitung besaran persentase laba bersih terhadap
pendapatan dari penjualan (sales revenue).
sama seperti margin laba kotor, karena tidak ada data laba setelah pajak (perusahaan tidak
membayar pajak)
r. ROA : rasio profitabilitas yang mampu menilai kemampuan perusahaan dalam hal
memperoleh laba dari aktiva yang digunakan. ROA digunakan untuk bisa mengevaluasi
apakah pihak manajemen sudah mendapatkan imbalan yang sesuai berdasarkan aset yang
sudah dimilikinya.
ROA PT Unesa sebesar 13,62%, artinya asset perusahaan mampu digunakan untuk
memperoleh laba sebesar 0,13. Artinya perusahaan tidak mampu mengelola asset dengan
baik untuk memperoleh laba yang lebih maksimal.
s. ROE : perhitungan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba bersih dengan menggunakan modal sendiri dan menghasilkan laba
bersih yang tersedia bagi pemilik atau investor.
ROE PT Unesa sebesar 23,94%, artinya perusahaan hanya mampu menghasilkan laba
sebesar 0,23 dari modal/ekuitas yang dimiliki.
Hasil perhitungan ROE mendekati 1 menunjukkan semakin efektif dan efisiennya
penggunaan ekuitas perusahaan untuk menghasilkan pendapatan, demikian sebaliknya
jika ROE mendekati 0 berarti perusahaan tidak mampu mengelola modal yang tersedia
secara efisien untuk menghasilkan pendapatan.

Anda mungkin juga menyukai