Anda di halaman 1dari 7

TRADISI TUK SI BEDUG

Disusun Oleh:
Yulia Bilqis Majene Putri

SMA INSAN MULIA BOARDING SCHOOL


YOGYAKARTA
2022
Tradisi Tuk Si Bedug

Oleh:

Yulia Bilqis Majene Putri

SMA Isan Mulia Boarding School

Sub Tema : Sejarah Wilayah atau Peristiwa di Padukuhan/Desa


Kabupaten Sleman (legenda, toponimi, tradisi lisan, reorganisasi tanah
atau sejarah perjuangan)

Latar Belakang
Pada penelitian ini peneliti ingin mencari informasi tentang s
ejarah yang ada di daerah Dusun Mranggen, Kalurahan Margodadi,
Seyegan ,Kabupaten Sleman,Yogyakarta yaitu situs Tuk Si Bedug.
Selain itu peneliti juga ingin mengetahui bagaimana proses terbent
uknya mata air Tuk Si Bedug, tradisi Tuk Si Bedug yang dilaksanak
an di Dusun Mranggen, Margodadi, Seyegan ,Kabupaten Sleman,Y
ogyakarta serta kegunaan dari adanya mata air Tuk SI Bedug ini.
Alasan peneliti memilih tempat penelitian di Dusun Mrangge
n karena peneliti tertarik dengan sumber mata air yang memiliki kis
ah tersendiri, dimana kisahnya masih bersangkutan dengan tokoh a
gama yang mendapatkan amanah untuk menyampaikan ajaran isla
m yaitu Sunan Kalijaga. Peneliti juga tertarik dengan adanya masya
rakat yang mengadakan upacara tradisi Tuk Si Bedug di Dusun Mr
anggen,Margodadi,Seyegan sebagai wujud penghormatan masyar
akat kepada sang pencipta.
Menurut peneliti Tuk Si Bedug ini memiliki sejarah yang men
arik dan semua orang harus mengetahui adanya mata air ini. Selai
n itu masyarakat harus menjaga dan melestarikan tradisi Tuk Si Be
dug. Ada beberapa cara untuk merawat sumber mata air tersebut s
alah satu cara nya dengan menguras setengah air dari sumber ma
ta air tersebut untuk dibersihkan

Gambar 1.

Foto Bersama Bapak Nur Rahim di Tuk Si Bedug

Pembahasan

A. Tuk Si Bedug

Tuk Si Bedug merupakan sumber mata air peninggalan Sunan Kalijaga


yang terletak di Seyegan lebih tepatnya di Dusun Mranggen,Margodadi,Se
yegan ,Kabupaten Sleman,Yogyakarta. Tuk merupakan sebutan sumber a
ir yang oleh masyarakat Seyegan diyakini tidak pernah mengalami kekeri
ngan meskipun musim kemarau. Masyarakat Seyegan juga percaya bahw
a Tuk itulah keberkahan bagi mereka karena dari Tuk Si Beduglah mereka
dapat mengairi sawah dan ladang tempat mereka bercocok tanam.
Sunan Kalijaga merupakan salah satu tokoh agama yang diberi amana
h menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa. Dalam perjalanan menuju te
mpat menyebarkan agama Islam, Sunan Kalijaga memutuskan untuk beris
itirahat sejenak di Desa Seyegan, saat itu bertepatan dengan hari Jumat d
imana khususnya bagi umat laki-laki termasuk Sunan Kalijaga diwajibkan
untuk salat Jumat.

Disinilah sejarah awal mula terbentuknya Tuk Si Bedug yang berawal d


ari utusan Allah SWT melalui perantara Sunan Kalijaga sampai di tempat i
ni. Ketika waktu zuhur Sunan Kalijaga hendak bersuci tetapi ditempat ini ti
dak ada air. Sunan Kalijaga kemudian memohon kepada Allah SWT deng
an perantara sebuah tongkat yang ditancapkannya ke dalam tanah, setela
h tongkat dicabut sumber mata air muncul dari tanah yang semula tandus,
karena air itu terlalu deras Sunan Kalijaga mengambil daun pisang dan di
buat pincuk lalu di tutupkan ditempat mata air itu. Karena kehendak Allah
SWT air itu reda, setelah reda pincuk diambil kemudian dilemparkan keara
h selatan dan disitulah terjadinya gunung Ambon. Setelah berwudhu Suna
n Kalijaga sholat disebelah barat mata air terletaknya mata air Tuk Si Bed
ug. Sumber mata air itu lah yang kemudian dikenal dengan Tuk Si Bedug
dan sebagai wujud penghormatan masyarakat Seyengan Sunan Kalijaga,
mengadakan tradisi Tuk si Bedug.

B. Tradisi Tuk Si Bedug

Tradisi Tuk Si Bedug dilaksanakan pada hari Jumat Kliwon bulan Ruw
ah dengan mengadakan selametan,kenduri dan membaca surat Al-Ikhlas,
setelah itu pengambilan dengan diiringi Sholawat,kemudian air tersebut di
ambil dan dibawa ke Balai Desa untuk di semayamkan selama empat min
ggu, lalu pada hari Jumat Wahing setelah selesai diadakan upacara adat,
mulai dari Balai Desa dan juru kunci mengambil air yang dititipkan didesa,l
alu kirab di mulai sejalan dari desa menuju Grogol, sesampainya disana la
ngsung mengadakan upacara syukuran dengan mengadakan taburan uan
g, setelah selesai lalu berangkat ke utara menuju tempat upacara letaknya
tepat disebelah timur SMK, setelah itu upacara dimulai dengan susunan a
cara pembukaan, penyerahan air ke balai desa,dari kepala desa diserahk
an ke Bupati Sleman, setelah itu sambutan Bapak Bupati dan segala adat
tumpengan setelah itu upacara adat selesai.

Selain itu, situs Tuk Si Bedug sering dikunjungi banyak orang untuk m
engambil air di mata air Tuk Si Bedug dengan tujuan untuk pengobatan or
ang yang datang ke lokasi tersebut diperbolehkan mengambil mata air de
ngan syarat tidak untuk hal yang aneh aneh ,sumber mata air itu juga bisa
digunakan untuk pengobatan dengan syarat minta doa dan restu kepada y
ang maha kuasa dengan perantara Bapak Nur Rahim,beliau adalah sesep
uh yang diberi amanah untuk menjaga sumber mata air tersebut.

Ada beberapa orang yang menganggap bahwa Tuk Si Bedug hanyala


h mitos belaka tetapi juga ada beberapa yang menganggap sumber mata
air tersebut sebagai keberkahan bagi mereka jadi disini kembali lagi den
gan kepercayaan masing masing.

Gambar 2.

Foto Bersama Bapak Nur Rahim Di Tuk Si Bedug


Penutup

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa berdiri


nya tuk si bedug pada tahun 513.Tokoh yang berkaitan dengan acara upa
cara tersebut antara lain pengurus,ketua 1,ketua 2,sekertaris,bendahara,d
an juga ada juru kunci .waktu terjadinya pristiwa tersebut pada hari jumat
pukul 12;00 . upacara tersebut dilaksanakan dalam 1 tahun 2x.hanya 16
padukuhan yang mengikuti upacara adat tersebut dikarenakan upacara te
rsebut menurut kepercayaan masing masing. Ada beberapa yang menga
nggap bahwa ini hanyalah sebuah mistos tetapi ada juga yang menggang
gap hal ini sebagai pembawa rezeki bagi mereka.jadi Sunan Kalijaga lah y
ang berperan penting atas berdirinya Tuk Si Bedug.

tradisi ini sudah menjadi upacara yang khususnya oleh masyarakat


Seyegan sudah sebagai kegiatan yang penting yang dipercayai bisa mem
beri keberkahan kepada mereka terutama orang-orang yang mengikuti up
acara tradisi tersebut. Maka dapat disimpulkan juga bahwasannya Bapak
Nur-Rahim telah diberi amanah oleh masyarakat sebagai seseorang yang
bisa menjaga sumber mata air tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Nur Rahim.2022.”Tuk Si Bedug”.Hasil Wawancara Pribadi: 23 Oktober 20


22,Seyegan, Sleman,Yogyakarta.

Gambar 4.

Foto Peneliti Dengan Narasumber

Anda mungkin juga menyukai