Konstruksi Kaya
BAB III
JENIS SAMBUNGAN DAN ALAT SAMBUNG
3.1 Sambungan Baut
Sambungan dengan baut dibagi dalam 3
(tiga) golongan sebagai berikut
- Golongan I untuk kayu kelas kuat dan kayu Rasamala,
Sambungan tampang satu P
P
Sambungan tampang dua P
P
P
= 50.1. d.(1- 0,60 sin a)
240. (1 = 0,35 sina)
125. m. d.. (1=0,60 sin @)
250.1.d. (1 0,60 sin a)
480, d*, (1 - 0,35 sina)
~ Golongan II untuk kayu kelas kuat II dan kayu Jati,
Sambungan tampang satu P
Sambungan tampang dua
Pp
Pp
P
Pp
40
218
1... (1- 0,60 sina)
@.(1- 0,35 sina)
100. m.d.(1~ 0,60 sin a)
200.1.d.(1- 0,60 sin a)
= 430. d. (1 - 0,35 sin a)
= Golongan IIT untuk kayu kelas kuat IIL
Sambungan tampang satu P
P
Sambungan tampang dua
dimana:
25.1.d. (1- 0,60 sin a)
170, d. (1 - 0,35 sin a)
60.m.d. (1 0,60 sin a)
120.1. 4. (1 0,60 sin a)
340. d?. (1 0,35 sin a)
P adalah kekuatan ijin baut dalam kg dan diambil yang terkecil.
| dan masing-masing adalah tebal kayu tepi kayu tengah dalam em,
d adalah diameter baut dalam em,
adalah sudut penyimpangan arah gaya terhadap arah serat,
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hindu Indonesia
ulKonstruksi Kaya
‘Untuk kayu kelas-kuat di bawah IIT jarang digunakan sehingga tidak diberikan
perumusannya, Pereneanaan sambungan dengan alat sambung baut _harus
‘mempethatikan syarat-syarat yang berlaku sesuai dengan PKKI 1961
3.2 Sambungan Paku
Apabila pada sambungan digunakan paku yang memenuhi syarat untuk
sambungan tampang dua, maka kekuatan paku dalam Tabel 1.1 dapat dikalikan dua
Panjang paku untuk sambungan tampang satu
Ip = 2,5 .1 (+ tebal kayu muka)
sedangkan untuk sambungan tampang dua:
Ip = 2.m+ 1 (m= tebal kayu tengah).
Dari Tabel 1.1, terlihat bahwa tebal kayu muka tempat awal masuk dibatasi 2-4
em, Schingga apabila tebal kayu muka lebih dari 4 em, maka kekuatan paku tidak dapat
dihitung berdasarkan Tabel 1.1 tersebut.
Jadi apabila tidak menggunakan Tabel 1.1, kekuatan pada paku juga dapat
dibitung dengan rumus:
Tampang satu: P= 0,5.d.1. Tk untuk 17. d
P= 35.d°. Tk untuk 1>7.d
Tampang satu: P = d.m.Tk untuk m7. d
P=7.d.Tk untuk m > 7.d
Harga tampang dapat dilihat pada Tabel 1.1 sesuai dengan berat jenis kayu yang
bersangkutan, Dalam perencanaan, sambungan dengan alat sambung paku harus
‘mempethatikan syarat-syarat dalam PKKI 1961.
Contoh
Sebuah batang tarik berukuran 8/16 mendukung gaya S = 6 ton, Kayu Damar
dengan Bj = 0,5. konstruksi terlindung dan beban tidak tetap. Diminta menyambung
batang tersebut dengan alat sambung paku
Penyelesaian
B=1,y=5/4
Kayu dengan Bj = 0,5
Sebagai plat sambung digunakan kayu ukuran 2 x 4/16
Tebal kayu muka = 4 em, $ = 6000 kg (sangat besar0
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hindu Indonesia 12Konstruksi Kaya
Maka digunakan paku 41/2” BWG 6 (52/114) dengan Ip = 11,4 em, sehingga
‘memenuhi syarat sambung tampang satu.
B= 118. 5/4. 1=147,5 kg
6000
1475
40,7 ,digunakan 42 paku (masing-masing sisi 21 paku)
Jarak-jarak paku: Sd =2,6 em — 4 em (bisa 3 baris)
Wd =5,2 5,5
12d 62 65
Gambar 3,2 Batang tarik yang disambung dengan alat sambung paku
3.3 Sambungan Pasak Kayu Persegi
Sambungan dengan pasak kayu hanya digunakan untuk sambungan tampang dua
saja. Arah serat kayu pada pasak dibuat sejajar dengan arah serat kayu pada batang yang
disambung (batang asli). Syarat-syarat ukuran pasak sbb.
Tinggi pasak, 2t = t> 1,5 em
Panjang pasak, a: 10cm