Anda di halaman 1dari 6

‫ب للاُه‬ ‫للا َأ ْك َر ُه‬‫ ُه‬،‫للاُ َأ ْك ر هب‬

َ
‫ ه‬،‫للاُ َأ ْك ر هب‬
َ َ ٰ َ
‫ب ه‬ ‫للاُ َأ ْك ُر‬
‫ه‬ ‫ ه‬،‫للا َأ ْك ر هب‬
َ ْ
‫ ُه‬،‫للاُ َأ ْك ر هب‬
َ
‫ب ه‬ ‫للا َأ ْك ُر‬
‫ه‬ َ َ
‫ ُه‬،‫للاُ َأ ْك ر هب‬
َ ْ
‫ ه‬،‫للا َأ ْك ر هب‬
‫ه‬
ََ ُ ْ َ
‫ر ر‬ ‫ر ر‬ ‫ر‬ ‫ر ر‬ َ ‫ر‬ ٰ ‫ه‬
ُ ‫ق رو رعد هُه رون ر ر‬
‫ص‬ ُ ‫للا رو رحد هُه رصد‬ ُ‫ّل ه‬ ُ ‫ل ِال ُه ِإ‬ ُ ،‫للاُ هبك ررةُ روأ ِص ريال‬ ِ ُ ‫لِل ك ِث ْر رًبا رو هس رب رح‬
‫ان‬ ُِ ِ ‫ب ك ِب َْر ًبا روال رح رم ُد‬ُ ‫أ ك َر ه‬
َ ‫ر ر ر ه ر ر َ ه ر ر ه ر ر ر ر ر ر ر ر ر ر ه ر ٰ ر َ ه ر ر ر ر ه ه َ َ ه ه ر ر ْر َ ه ِّ ر ر‬
‫ن رول رُو‬ ُ ‫ي ل ُه الدي‬ ُ ْ ‫اه مخ ِل ِص‬ ُ ‫ل إي‬ ُ ‫ل نعب ُد إ‬ ُ ‫للا و‬ ُ ‫ل‬ ُ ‫ل ال ُه إ‬ ُ . ‫اب َوحد ُه‬ ُ ‫عبد ُه وأع ُز جند ُه وهز ُم األحز‬
‫ َأ رح رم هد ُهه‬،‫ك ْال رق َهار‬ ْ‫ه ِ َ ْ ر ه ِ ر ٰ ْ ر ر ه ْ ر ِ ر ه ٰ ر‬ ‫ه‬ ‫ر‬ ْ ‫للا رو ه‬ ‫ل ه‬ َ ‫َ ر َْ هر ر ر ٰ ر‬
ُ ِ ِ‫ل‬ ‫م‬ ‫ال‬ ُ
‫لِل‬
ِ ِ ُ
‫د‬ ‫م‬ ‫ح‬ ‫ال‬ ُ
‫د‬ ‫م‬ ‫ح‬ ‫ال‬ ُ
‫لِل‬
ِ ِ ‫و‬ ُ
‫ب‬ َ ‫ك‬ ‫أ‬ ُ
‫للا‬ ،‫ب‬ َ ‫ك‬ ‫أ‬ ُ
‫للا‬ ُ ُ ‫ل ِال ُه إ‬ ُ.‫ن‬ ُ ‫كرُه الكافرو‬
َ ‫ْ ر ر َ ر ر هِ َ ر ر ٰ ر‬ ‫ر ر‬ ‫ه ِ ر ر ر ه ِ ر ر ر َ ر َ ِ ر ر ر ر َ َ ر ر ر ر ر َ ر ُ ه ه ر َ ه َ رر‬
ُ ‫ل ِال ُه ِإ‬
‫ل‬ ُ ‫ن‬ ُ ‫أشه ُد أ‬. ‫ار‬ ُِ ‫ف فض ِل ُِه ال ِمدر‬ ُ ِ َ ‫ل مب ِاد‬ َُ ‫ار وأ رشك َرُه ع ر‬ ُِ ‫ال كاألمط‬ ُ ‫ل ِنعمُ تتو‬ ُ ‫ال ع‬ ُ ‫سبحان ُه وتع‬
َ ‫ه‬ ُ ‫ر‬ ‫ه‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ً َ ‫ر‬ ‫ه‬ َ ‫ه‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ َ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ه‬
‫ك ل ُه شهادةُ تن َ ر‬‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ه‬ َ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ه ر ر ر ه ر َر‬
ُ‫سول ُه الن َِ ِ ي‬
‫ب‬ َ ‫ل َ ر ِّ ر ر ِّ ر ر َ ر ِّ ر ه ر َ َ ر ر ر ر ر ر َ ر ر ر ر ر ر ر َ ٰ ر‬
‫ر‬ ‫و‬ ُ
‫ه‬ ‫د‬ ‫ب‬ ‫ع‬ ‫ا‬ ‫د‬ ‫م‬ ‫ح‬ ‫م‬ ُ
‫ن‬ ‫أ‬ ُ
‫د‬ ‫ه‬ ‫ش‬ ‫أ‬‫و‬ . ُ
‫ار‬
ِ ‫الن‬ ُ
‫ن‬ ‫م‬ ِ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ل‬ ‫ائ‬
ِ ‫ق‬ ُ
‫ج‬ ِ ِ ُ ُ
‫ي‬
‫ش‬ ِ ُ ‫للا وحد ُه‬ ُ
‫ر‬ ‫ر‬ ‫ه‬ ٰ ‫ْه ر ر ه‬
‫ل ا ِل ُِه َوأصح ِاب ُِه‬ ُ ‫ج واعتم ُر وع‬ ُ ‫نح‬ ُ ‫لم‬ ُ ‫ل سي ِدنا محمدُ أفض‬ ُ ‫مع‬ ُ ‫ل وسل‬ ُ ‫مص‬ ُ ‫الله‬. ‫ار‬ُ ‫المخت‬
‫نر‬ ‫ر‬ َّ ‫ر َ ر ر َ ر ر ر ر َ ر ي ر‬ ‫ر‬ ‫ررر ر رر‬ ‫رر ر َ َ ر ر ه ر ُ ر ر ُ ر ر ر‬
ُ ‫يا أيها ال ِذي‬: ‫ال‬ ُ ‫ال تع‬ ُ ‫ ق‬،‫للا ع ُز وجل‬ ُِ ‫س بتقوى‬ ُ ‫للا ونف‬ ُِ ‫اد‬ ُ ‫م عب‬ ُ ‫ فأوصيك‬،‫ار ُأما بعد‬ ُ ‫األبر‬
‫ر ر َ ِ ه ر ِ ر ر ه ر ه َ َ ِ ِر َ ر ِ ه ر ه ر ه ر‬ ‫ره ِ َه‬
ُ ‫م مس ِلم‬
‫ون‬ ُ ‫ّل وأنت‬ ُ ‫ن ِإ‬ ُ ‫ق تق ِات ُِه وال تموت‬ ُ ‫للا ح‬ ُ ‫آمنوا اتقوا‬
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Pada pagi yang cerah ini marilah kita panjatkan segala puji dan syukur ke hadirat Allah ‫ ﷻ‬yang
telah memberikan kesehatan, kekuatan, dan kenikmatan sehingga kita dapat hadir di tempat ini
untuk menunaikan salah satu ibadah yang diperintahkan kepada kita sambil mengumandangkan
kalimat-kalimat yang agung, takbir, dan tahmid, yang semuanya kita tujukan kepada keagungan dan
kebesaran Allah.
Shalawat dan salam atas junjungan kita Nabi Besar Muhammad ‫ ﷺ‬yang telah memberi petunjuk-
petunjuk yang benar kepada kita, yang dapat dijadikan pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan
hidup di dunia dan di akhirat.

Hadirin kaum Muslimin yang dirahmati Allah,


Setiap tahun, dalam suasana menyambut hari raya Idul Adha, 10 Dzulhijjah, kita mengumandang-
kan kalimat-kalimat tauhid, takbir, tahmid, dan tahlil. Mengumandangkan kalimat tauhid
menunjukkan suatu pengakuan yang kokoh bahwa Allah adalah Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-
Nya. Kalimat takbir memberi kesan yang kuat dalam diri kita bahwa Allah Mahabesar dan
Mahaagung, tidak ada satu pun yang dapat menyamai kebesaran dan keagungan-Nya. Kalimat
tahmid mengandung makna bahwa zat yang patut dipuji hanyalah Allah swt dan pujian seluruhnya
hanya diperuntukkan bagi-Nya. Kalimat tahlil menegaskan kalimat tahmîd bahwa tidak ada tuhan
yang patut disembah kecuali Allah.

Kalimat-kalimat agung itu pada saat kini tengah menggema di mana-mana, dikumandangkan oleh
umat Islam di seluruh dunia, baik yang ada di belahan barat, di belahan timur, di belahan utara, dan
belahan selatan. Pendek kata, kalimat-kalimat itu sedang dikumandangkan oleh umat Islam di
seluruh pelosok dunia.

Sementara di tempat nan jauh di sana, di tanah suci Makkah, tempat terpancarnya fajar Islam, umat
Islam, tamu Allah, yang sedang menunaikan ibadah haji menyerukan pula kalimat talbiyah, yaitu:
َ َ ََ‫ن ا ْل َح ْم َدَ َوالنِ ْع َمةََ لَكََ َوا ْل ُم ْلك‬
ََ‫ل ش َِريْكََ لَك‬ َ َ ََ‫ لَبَّيْك‬، َ‫ لَبَّيْكََ اللّٰ ُه ََّم لَبَّيْك‬Artinya:َ“Kupenuhiَpanggilan-Mu
ََّ ‫ ِإ‬، َ‫ل ش َِريْكََ لَكََ لَبَّيْك‬
ya Allah, kupenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagimu, sesungguhnya puja, limpahan karunia dan
kekuasaan hanya pada-Mu semata, tiada sekutu bagi-Mu.”َ

Kalimat takbir, tahmid, dan talbiyah itu ditanamkan ke dalam hati, ditancapkan ke lubuk jiwa yang
dalam, sehingga pengaruhnya terpancar dalam wujud nyata yang direalisasikan dalam bentuk
perbuatan dan amal ibadah. Pengakuan kita terhadap kebesaran Allah, yang tiada sekutu bagi-Nya,
pengakuan kita bahwa tidak ada yang patut dipuji melainkan Allah, kepatuhan kita untuk
meninggalkan larangan-larangan dan melaksanakan perintah-perintah-Nya, dan pengakuan mereka
dalam memenuhi panggilan-Nya untuk menunaikan ibadah haji itu, merupakan realisasi dari apa
yang kita ucapkan dan yakini.
Hadirin jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah,
Hari raya Idul Adha yang juga disebut hari raya Kurban mengingatkan kita kepada Nabiyullah
Ibrahim as bersama putranya, Ismail. Ismail adalah putra tunggal Nabi Ibrahim yang telah bertahun-
tahun dirindukan kehadirannya. Sebagai putra tunggal, Ismail sangat disayangi oleh kedua orang
tuanya. Dalam suasana saling kasih sayang seperti itu, turunlah perintah dari Allah kepada sang
ayah, yaitu Nabi Ibrahim, untuk melakukan kurban dengan menyembelih anak kandungnya sendiri,
yaitu Ismail. Nabi Ibrahim as, dengan penuh ketaatan dan kepatuhan bersedia melaksanakan
perintah itu, dan ketika diceritakan oleh Ibrahim kepada Ismail tentang adanya perintah dari Allah
untuk menyembelihnya, Nabi Ismail tidak gentar sedikit pun juga. Ia rela menerima perintah itu dan
meyakinkan ayahnya bahwa ia menerima perintah itu juga dengan penuh ketaatan dan kesabaran.

Keduanya dengan jelas telah sama-sama menunjukkan sikap ingin berkorban yang luar biasa
besarnya. Kesediaan Nabi Ibrahim untuk melaksanakan perintah itu, dan kerelaan Ismail untuk
menerima perintah itu, merupakan perwujudan dari kepatuhan mereka yang tiada taranya terhadap
perintah Allah.

Kita dapat membayangkan bagaimana kalau kita sendiri yang hanya mempunyai putra satu-satunya,
dan anak satu-satunya, rela menyembelihnya demi untuk menjalankan perintah Allah Nabi Ibrahim
dan putranya Ismail telah melaksanakan perintah itu dengan penuh ketaatan, penuh kerelaan, dan
ketenangan serta penuh penyerahan diri. Pengorbanan yang dilakukan oleh kedua hamba Allah
terebut merupakan ujian dan pengorbanan yang amat besar, yang tiada bandingan dan taranya
dalam sejarah umat manusia sampai hari ini. Pengorbanan dan ujian yang beliau berdua lakukan itu
kini tercatat dalam sejarah sebagai peristiwa yang diabadikan sepanjang masa, yang kita namakan
Idul Qurban.

Pengorbanan dan ujian seperti itu kiranya dapat kita tanamkan dalam hati sebagai pelajaran yang
berharga. Sebaliknya, alangkah kecilnya ujian dan pengorbanan kita yang hanya mengorbankan
sebagian dari apa yang kita miliki demi memenuhi perintah Allah dalam hari raya Kurban ini.

Hadirin jamaah Idul Adha,


Pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan Ismail patut kita teladani dan ikuti, dalam
pengertian bahwa kita, dengan kemampuan yang ada, bersedia mematuhi dan menaati perintah
Allah dengan mengorbankan sebagian dari harta yang kita miliki dan mengorbankan apa yang kita
lakukan yang dipandang tidak sesuai dengan perintah dan tuntunan Allah. Pada hari raya Idul Adha
diperintahkan kepada mereka yang mampu untuk menunjukkan kesediaan berkurban dengan
penyembelihan seekor hewan ternak.

Penyembelihan terhadap hewan kurban itu mengalirkan darah dan menghasilkan daging yang akan
dibagi-bagikan kepada yang berhak. Patut kiranya dicatat bahwa yang dinilai oleh Allah dalam
penyembelihan itu bukan darah yang terpancar dan bukan pula daging yang bergelimpangan itu,
melainkan kesucian jiwa dan keikhlasan hati serta kesediaan melakukan kurban. Hal ini dinyatakan
oleh Allah dalam Al-Qur’an,َSuratَAl-Hajj (22) ayat 37:
ُ‫ر‬ ‫َ ر َر ر ٰر ُ ه ر هر رر رۤه ر رٰ ر ر ُ ه َر‬
ُ‫ن َينال ُه التق ٰوى ِمنك رم‬
ُ ‫ّل ِدماؤها ول ِك‬
ُ ‫الِل لحومها و‬
ُ ‫ال‬ ُ ‫ن ين‬
ُ‫ل‬
Artinya:َ“Tidak akan sampai kepada Allah daging dan darah kurban itu, tetapi yang sampai kepada-
Nyaَadalahَtakwamu.”َ

Kesucian jiwa dan keikhlasan hati dalam melaksanakan kurban merupakan satu unsur yang sangat
urgen yang harus mendapat perhatian kita. Hal ini merupakan landasan yang menjadi dasar dalam
melaksanakan segala perbuatan dan ibadah kita. Pernyataan Allah dalam ayat di atas menunjukkan
bahwa pengorbanan yang ditampilkan tidak dilihat dari segi materi, kuantitas, dan bentuk
lahiriahnya, tetapi yang dilihat adalah keikhlasan dan niat yang memberi kurban.
Perintah berkurban yang ditujukan kepada Nabi Ibrahim dengan menyembelih putranya, Ismail,
pada hakikatnya adalah ujian bagi kekuatan iman dan takwa Nabi Ibrahim dan Ismail. Allah ingin
melihat sejauh mana kerelaan dan kesediaan keduanya di dalam melaksanakan perintah itu.
Akhirnya, keduanya telah lulus dari ujian Allah dan telah sanggup menunjukkan kualitas iman dan
takwa mereka, dan dengan kekuasaan Allah Nabi Ismail yang ketika itu hendak disembelih
digantikan dengan seekor kibas oleh Allah.

Allahu akbar 3X
Hadirin yang berbahagia,
Agama kita menetapkan untuk menyembelih kurban binatang, berupa hewan ternak: domba,
kambing, kerbau, sapi atau unta. Yang dikurbankan adalah binatang. Ini mengandung setidaknya
dua makna, yaitu (1) sifat-sifat kebinatangan yang terdapat dalam jiwa seseorang harus dikurbankan
dan disembelih, dan (2) jiwa dan perbuatan seseorang harus dilandasi dengan tauhid, iman, dan
takwa.

Sangat banyak sifat kebinatangan yang terdapat dalam diri manusia, seperti sifat mementingkan diri
sendiri, sifat sombong, sifat yang menganggap bahwa hanya golongannyalah yang selalu benar,
serta sifat yang memperlakukan sesamanya atau selain golongannya sebagai mangsa, atau musuh.
Sifat kebinatangan yang selalu curiga, menyebarkan isu yang tidak benar, fitnah, rakus, tamak, dan
ambisi yang tidak terkendalikan, tidak mau melihat kenyataan hidup, tidak mempan diberi nasihat,
tidak mampu mendengar teguran, dll merupakan sifat-sifat yang tercela dalam pandangan Islam.

Sifat-sifat yang demikian, jika tetap dipelihara dan bercokol di dalam diri seseorang, akan
membawa kepada ketidakstabilan dalam hidupnya, ketidak-harmonisannya dengan lingkungannya,
baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Sifat-sifat yang demikian ini akan
memudahkan jalan bagi terciptanya perpecahan dan ketidaktenteraman dalam kehidupan.

Ajaran Islam dengan ajaran kurbannya menghendaki agar seorang Muslim mau mengorbankan
sifat-sifat seperti itu dengan tujuan agar kestabilan dan ketenteraman hidup dalam masyarakat dapat
diwujudkan dan kedamaian antara sesama manusia dapat direalisir. Ajaran Islam menghendaki agar
kurban yang disampaikan harus binatang yang sempurna sifat-sifatnya, jantan, tidak buta, tidak
lumpuh, tidak kurus, dan tidak cacat. Ini mengandung makna bahwa di dalam melakukan kurban,
beramal, dan berkarya setiap Muslim dituntut untuk berusaha dalam batas-batas kemampuan
maksimal, dengan mengerahkan tenaga secara optimal, tidak bermalas-malasan, tidak melakukan
sesuatu dengan sembrono. Allah menyatakan dalam Al-Qur'an Surat At-Taubah (9): 105:
‫ُ ه ْ ر ه ر‬ َُ ‫ه‬ ‫ر ه ر ُ ر‬
ُ‫للا رع رملك ر‬
ُ‫م رو رر هس رول ُه روال همؤ ِمن رون‬ ُ ‫اع رمل روا ف رس ْر ربى‬ ُ ِ ‫وق‬
‫ل‬
Katakanlah: Berusaha dan bekerjalah karena Allah dan Rasul-Nya serta orang beriman akan melihat
menilai amal kalian itu. Sejalan dengan ayat itu, Allah berfirman dalam Surat Al-Baqarah (2): 148
yang berbunyi: ‫ت‬ َِ ‫“ فَا ْستَبِقُ ْوا ا ْل َخي َْرا‬Berlomba-lombalahَuntukَmelakukanَkebajikan.”َAgamaَIslamَ
memerintahkan untuk berkurban dan beramal semaksimal kemampuan, karena agama Islam sendiri
adalah dinul-udhiyah (agama pengorbanan) dan dinul-‘amalَ(agamaَyangَmengutamakanَkaryaَ
nyata dan usaha). Iman kepada Allah yang kita yakini harus disertai dengan amal perbuatan nyata
dalam kehidupan kita. Dalam pandangan agama, iman saja, tanpa amal, tidaklah cukup dan beramal
tanpa dilandasi dengan iman tidaklah bernilai. Itulah sebabnya, maka dalam Islam, iman dan amal
merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Tidakkah kita perhatikan banyak ayat
dalam Al-Qur'an yang menyatakan secara tegas bahwa kata iman yang diungkapkan dalam bentuk
‫( آ َمنُ ْوا‬orang-orang yang beriman) selalu dirangkaikan dan diikuti oleh kata ‫( َوعملوا الصالحات‬dan
beramal saleh).
Salah satu di antaranya adalah ayat-ayat yang terdapat Surat Al-‘Ashr (103) yang menggambarkan
bahwa orang-orang yang tidak mengalami kerugian adalah mereka yang beriman dan melakukan
amal saleh. Allah menyatakan: ‫ق‬ َِ ‫ص َْوا ِبا ْل َح‬
َ ‫ت َوت ََوا‬
َِ ‫صا ِل َحا‬ َ ‫ ِإلََّ الَّ ِذيْنََ آ َمنُ ْوا َو‬. َ‫ي ُخسْر‬
َّ ‫ع ِملُ ْوا ال‬ َْ ‫سانََ لَ ِف‬
َ ‫اإل ْن‬
ِ ‫ن‬ ْ ‫َوا ْل َع‬
ََّ ‫ ِإ‬. ‫ص َِر‬
‫صب َِْر‬
َّ ‫ص ْوا بِال‬
َ ‫ َوت ََوا‬. Demi waktu. Sesungguhnya manusia dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang
beriman dan beramal saleh dan saling menasihati dan menganjurkan kepada kebenaran dan
kesabaran.

Allahu Akbar 3X
Hadirin yang berbahagia,
Pengorbanan sebagai perlambang bahwa jiwa dan perbuatan seseorang harus dilandasi dengan
tauhid, iman, dan takwa, dapat memberikan arti bahwa kita dituntut untuk meyakini keesaan Allah,
dan apa yang dilakukan itu semata-mata hanya untuk Allah. Ajaran kurban ini juga mengisyaratkan
makna yang mendalam agar kita dapat mengorbankan segala sikap dan perbuatan yang tidak sesuai
dengan ketentuan dan ajaran Allah. Kita dituntut untuk mengorbankan, menyembelih, mengikis
habis kebiasaan-kebiasaan yang dipandang merusak akidah itu, kemudian kita gantikan dengan
sikap-sikap dan perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan akidah Islam dan ketauhidan yang
diajarkannya. Kalau Nabi Ibrahim as diperintahkan untuk mengorbankan putra tunggalnya, Ismail
dan orang-orang yang berkemampuan dan berkecukupan diperintahkan untuk mengorbankan
hewan, maka kita pun sebagai orang yang tidak berkecukupan, tetapi memiliki sifat, sikap, dan
perbuatan yang mengarah kepada pelanggaran terhadap perintah-perintah Allah, dituntut untuk
mengorbankan sifat-sifat itu dan menjauhinya, dan dituntut untuk kembali kepada akidah Islam dan
sikap-sikap yang mengarah kepada ketaatan kepada perintah-perintah Allah. Kalau kita tidak
mampu berkurban dengan hewan, kita mampu berkorban dengan meninggalkan hal-hal yang
dilarang agama.

Allahu Akbar 3X
Hadirin yang jamaah shalat Idul Adha,
Marilah pada hari raya Idul Adha ini kita melihat kembali pandangan kita tentang Islam,
memperbaharui pandangan kita, dan memperbaiki sikap kita yang selama ini dipandang tidak sesuai
dengan ajaran Islam. Islam yang sebenarnya adalah Islam yang tidak hanya menuntut kita
mengucapkan syahadat, mengaku beriman dan bertakwa, tetapi juga lebih dari itu harus berusaha
dan beramal, bahkan semaksimal yang dapat dilakukan. Islam tidak hanya menuntut untuk
beribadah semata, tidak hanya salat semata, tidak hanya puasa saja, tidak hanya menunaikan zakat
saja, dan lain-lainnya, tetapi juga menuntut untuk melakukan berbagai hal yang berkaitan dengan
kemaslahatan dan kebahagiaan hidup di dunia. Islam tidak hanya menekankan urusan dunia, atau
sebaliknya, tetapi menekankan adanya keseimbangan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Tidakkah
kita perhatikan doa pendek yang amat populer yang kita baca: َ‫سنَة‬ َ ‫سنَةَ َوفِي اآلخِ َرةَِ َح‬
َ ‫َربَّنَا آتِنَا فِي الدَ ْينَا َح‬
‫ار‬ ََ َ‫عذ‬
َِ َّ‫اب الن‬ َ ‫ َوقِنَا‬. Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat
dan selamatkanlah kami dari siksaan api neraka.

Marilah kita dengan idul adha ini kita pupuk dan tingkatkan persatuan dan kesatuan, rapatkan
barisan, tingkatkan kedisiplinan dan semangat kerja, kobarkan semangat berkurban, karena dengan
itu semua pembangunan yang kita canangkan untuk mewujudkan kemaslahatan hidup kita sebagai
bangsa dapat kita capai, dengan dilandasi tauhid, iman, dan takwa kepada Allah dan sesuai dengan
tuntunan ajaran agama kita.

Allahu Akbar 3X wa lillahi al-hamd.


Hadirin yang semoga dirahmati Allah, marilah kita bersama-sama menengadahkan tangan untuk
memohon kepada Allah SWT.

Ya Allah, pada hari ini kami baru saja menunaikan salah satu perintah-Mu, menunaikan salat Idul
Adha sambil memuji kebesaran-Mu dan mensyukuri nikmat-Mu. Kami menyadari sepenuhnya
bahwa kami mempunyai kekurangan, kekhilafan, dan dosa terhadap-Mu. Karena itu, ya Allah Yang
Maha Pengampun, ampunilah segala dosa kami, yang besar maupun yang kecil, yang disengaja
maupun tidak, yang tampak maupun yang tersembunyi, yang baru maupun yang lama, sehingga
kami menjadi orang yang bersih, tanpa dosa, karena Engkaulah Yang Maha Mengetahui apa yang
kami lakukan.

Ya Allah Yang Mahaperkasa, berilah kami umur panjang dan kekuatan lahir dan batin untuk
melaksanakan perintah-Mu dan melaksanakan pembangunan masyarakat dan bangsa kami. Berilah
petunjuk kepada pemimpin-pemimpin kami sebagaimana Engkau memberi petunjuk kepada para
Nabi-Mu, Rasul-Mu, dan orang-orang saleh sebelum kami agar kami semua dapat hidup sesuai
dengan tuntunan-Mu. Jauhkanlah bangsa dan negara kami dari segala ujian dan cobaan yang tidak
sanggup kami pikul, dan tunjukkanlah kami dan pemimpin-pemimpin kami jalan terbaik untuk
memecahkan berbagai persoalan dan krisis yang dialami oleh bangsa dan negara kami. sehingga
kami dapat segera terlepas dari krisis yang memperpuruk ekonomi kami. Karena kami yakin,
Engkau, ya Allah, adalah penuntut ke jalan yang benar.

Ya Allah yang Maha pengasih, pada saat ini kami sedang ditimpa pandemi Covid 19, yang sudah
mewabah di seluruh tanah air kami dan bahkan seluruh dunia. Jika pandemi ini menjadi ujian bagi
kami karena dosa dan kesalahan kami, kami memohon kepada-Mu atas semua dosa kami, dan
memohonَagarَEngkauَmenjauhkanَpandemiَiniَdariَkami.َJikaَpandemiَiniَmenjadiَbala’َbagiَ
kami, berilah kekuatan kepada kami untuk menghadapi ini dengan penuh sabar, syukur, dan tawakal
kepada-Mu, dan memohon kepada-MuَagarَEngkauَmenolakَbala’َiniَdariَkamiَsemua.

Ya Allah, perkuatlah iman dan takwa kami, karena kami yakin, tidak ada yang dapat memberi
kekuatan kepada kami selain Engkau. Perkenankanlah segala permohonan kami, Ya mujib al-sa'ilin.
‫ر‬ ‫َر ْر ْ َر‬ َ ‫ر ر ر ر ر ر رر ر‬ ‫ر‬ ‫رَر ر ْ ي ر‬
‫ار ريا رع ِز ري ه ُز ربا‬
ُِ ‫األ رب رر‬
ُ ‫ار روأد َ ِخلنا ال رجن ُة رم رُع‬
ُِ ‫اب الن‬
ُ ‫اآلخرُِة حسنةُ و ِقنا عذ‬
ِ ُ ِ ْ ِ ‫ف الدن ريا رح رسنةُ رو‬
‫ف‬ ُ ‫ربنا آتنا‬
ِّ‫ب‬ ‫ر‬ ٰ ‫ر ر َّ ر ر ْ ر ر ه‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ َ ‫ه ر َ ر ِّ ر ه ر َ ر ر‬ َّ ‫ر َ ه ِ ر ر ِ ِ َ ْ ر َ ر ْر ر ر‬
ُ ‫لِل ر‬ ُِ ِ ‫والحم ُد‬. ‫م‬ ُ ‫ل ِآل ُِه وأصح ِاب ُِه وسل‬ ُ ‫ل سي ِدنا محمدُ وع‬ ُ ‫للا ع‬
ُ ‫ل‬ ُ ‫وص‬. ‫ي‬ ُ ْ ‫ب العال ِم‬
ُ ‫ار يا ر‬ ُ ‫غف‬
‫ير‬ ‫ر‬ َ ْ
ُْ ْ ‫ال رعال ِم‬
Khutbah II
‫ٰ ه َ ْره ٰه َ ْره ٰه َ ْره ٰه َ ْره ٰه َ ْره ٰه َ ْره ٰه َ ْره ر ٰ ْ ر ر ه رَ ر ر ه َ ر ر‬
ُ‫ن ّل‬ ُ ‫ وأشه ُد أ‬،‫لِل الحمد‬ ُِ ِ ‫ب و‬ ُ َ ‫الِل أك‬ ُ ،‫الِل أك َب‬ ُ ‫ب‬ ُ َ ‫الِل أك‬ ُ َ‫ب‬ ُ َ ‫الِل أك‬ َُ ،‫الِل أك َب‬ ُ ‫ب‬ ُ َ ‫الِل أك‬ ُ ‫ب‬ ُ َ ‫الِل أك‬ ُ
ِّ‫ل‬ ‫ر‬ ‫ه‬ ٰ ‫ه‬ ُ ‫ه‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ٰ ‫ه‬ ‫ر‬ ً ‫ر‬ ‫ه‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ َ ‫ه‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ه‬ َ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ه‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ه‬ ٰ َ ‫ٰر‬
ُ ‫مص‬ َُ ‫ الله‬،‫الِل ورسوله‬ ُِ ‫ن س ِّيدنا ون َ ِب َينا مح َمدا ع رب ُد‬ ُ ‫ وأشه ُد أ‬،‫يك له‬ ُ ‫ش‬ َ ‫ّل‬
ُ ُ
‫ه‬ ‫د‬ ‫ح‬ ‫و‬ ُ
‫الِل‬ ُ
‫ّل‬ ‫إ‬ ُ
‫ه‬ ‫إل‬
‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ه‬ َ ‫ْر‬ َ ‫ر ر ر ْر ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ٰ َ ‫ِ ر ر ِِّ ر ر ر ر ر َ ر ِّ ِ ر ر ر ِّ ر ه ر َ ر ر‬
ُ‫م ِب ِإحسان‬ ُ ‫ي له‬ ُ ‫ والتابع‬،‫ل ا ِل ُِه وأصح ِاب ُِه المي ِام ْي‬ ُ ‫ وع‬،‫ل سي ِدنا ُون ِبينا محمد‬ ُ ‫كع‬ ُ ‫م وب ِار‬ ُ ‫وسُل‬
‫ٰ ر ِ رِ رْ َ ْ ٰ ر‬ ‫ٰ رَ ر ر َ ر َه‬ ‫ر‬ ‫رر‬ ‫ََ رر ه ر ر ر ُر ررر‬ ِّ ‫َ ر ر‬
‫ف هذا‬ ُ ‫ال‬ ُ ‫الِل تع‬ ُ ‫ل واتقوا‬ ُ ‫الِل ع ُز وج‬ ُِ ‫س بتقوى‬ ُ ‫م ونف‬ ُ ‫ فأوصيك‬،‫ين أما بعد‬ ُ ‫ل يو ُم الد‬ ُ ‫إ‬
‫ر‬ َ ْ ِ ِّ ِ ‫َ ر ر َ ر ر َ ر‬ ‫ر‬ ُ ‫ِ ْ ر ر ِ ْ ر ِ ر ر َ ه ر َ َ ِ ر َ ر ر ُ ر َِ ر ِ ِ ر ر َ ر ر‬
ُ ِ ‫ل ن ِبي ُِه الك ِري‬
‫م‬ ُ ‫م ِبالصَل ُِة والسَل ِ ُم ع‬ ُ ‫ أمرك‬،‫م ِبأم ُر ع ِظيم‬ ُ ‫للا أمرك‬ ُ ‫ن‬ ُ ‫ واعلموا أ‬،‫اليو ُم الع ِظيم‬
ً‫آم هن روا رصُُّل روا رع َل ري ُه رو رس ِّل هموا رت رسليما‬ ‫ين ر‬ ‫ ريا َأ يي رها َّالذ ُر‬،‫ب‬ ِّ َ َ ‫ر ر ِ ر َ ِ ٰ ر ر ر ر َ ر ه ه ر ُّ ر ر‬
‫ل الن‬ ُ ‫ون ع‬ ُ ‫الِل ومَلئكت ُه يصل‬ ُ ‫ن‬ ُ ‫إ‬: ‫ال‬ ُ ‫فق‬،
‫ر‬ َ ‫ه‬
ِٰ
‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ْ ‫ر‬
ِ
ِّ َ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ٰ ِ َ ‫ٰ ه َ ر ِ ِّ ر ر ِّ ر ر ر ِ ر ر َ ر ِّ ر ر ر ِّ َِر ِ ه ر َ ر ر‬
ُِ ‫م ع‬
‫ن‬ ُ ‫ض الله‬ ُ ‫ وار‬،‫ل ا ِل ُِه وصح ِب ُِه الطي ِب ْي‬ ُ ‫ل سي ِدنا ون ِبينا محمدُ وع‬ ُ ‫كع‬ ُ ‫م وبار‬ ُ ‫ل وسل‬ ُ ‫مص‬ ُ ‫الله‬
‫اغ ِف ُرر‬ ‫ْر ٰ ه َ ر‬ َ ‫ر‬ ‫ر‬ َ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ٍّ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر َ ِ ر ْ ر ه رر ر هرر ر‬ َ ‫ْ ه َر‬
ُ ‫الحي الله‬
‫م‬ ُ ْ ‫ن سا ِئ ُِر الص رحاب ُِة الص‬ ُ ‫ رُوع‬،‫ان وع ِ ِل‬ ُ ‫ب بكرُ وعم ُر وعثم‬ ُ ِ َِ ‫ أ‬،‫اء الر ِاش ِدين‬ ُِ ‫الخلف‬
ُ‫يب‬ ‫ر‬ ‫ق‬
‫ر‬
‫يع‬
ُ ‫م‬ ‫س‬ ‫ك ر‬ ُ
‫َ ر‬
‫ن‬ ‫إ‬ ، ‫ات‬ ‫و‬ ‫م رو راأل رم ر‬ ُ ‫اء م رن هه ر‬ ُ ‫ راأل رح ِر‬،‫ي رو ْال هم رؤم رنات‬
‫ي‬ ُ ‫ رو ْال هم رؤمن ْر‬،‫ي رو ْال هم رسل رمات‬ ُ ‫ل ْل هم رسلم ْر‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ْ ِ ِ ِ ِِْ ِ
‫ه رْ ر‬ ‫ٰ ه َ ر ر رِ ر ر ر ٰ ر ِ ر ر ر ر ر ر ه ً ر ر ر َ ر ر ر ه ً ر ر ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ َ ‫ه‬ ‫ه‬
ُ‫يه طمأ ِنينة‬ ُِ ‫ و ِزدنا ِف‬،‫ ومَسةُ وتراحما‬،‫ل ِعيدنا هذا سعادةُ وتَلحما‬ ُ ‫م َ اجع‬ ُ ‫ الله‬،‫ات‬ ِ ‫يب الدعو‬ ُ ‫م ُ ِج‬
‫ر‬ ‫ر‬ َ ‫ه‬ ٰ َ‫ر ْه ر ر ْرر‬ ‫الرح ر‬‫ر‬ َ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ْ ‫ر‬ ‫ وأعد ُه عل ر‬،‫ وهناءُ ومح َبة‬،‫روأ ْل رفة‬
َ ‫ر‬ ‫ه‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬
ُ ِ ‫م اجع‬
‫ل‬ ُ ‫ الله‬،‫ات‬ ‫ك‬‫ب‬ َ ‫ال‬ ‫و‬ ُ
‫ن‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫ال‬ ‫و‬ ، ‫ات‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫ب‬
ُ ْ ‫خ‬ ‫ال‬ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ي‬
ْ‫ف‬ ‫ِ ر ْ ر ر ِ ٰ ه َ َ ِ َ ر ر ر ِ ر َ ر ر ِ ر ر ر َه ْ ر ر ر ر‬ ِ
َ ‫ررر ررر ر ْ ر ر‬ ‫ْ َر‬
ُ ِ ِ ‫َس البهج ُة‬ ُِ ‫ وان‬،‫ل وط ِننا‬ ُ ‫م أ ِد ِ ُم السعاد ُة ع‬ ُ ‫ الله‬،‫اس ُدأ َبنا‬ ُ ِ ‫ب َ ِللن‬ ُِ ْ ‫ل الخ‬ ُ َ ‫ وبذ‬،‫ال رم رود ُة ِشيمتنا‬
‫هه ر ر ر ر ْ ر ْ ر ر ر ر ر ر ر ْ رر َر ر ْ ي رر ر ر ر رَر ر ْ ي ر‬
‫ف الدن ريا‬ ُ ِ ِ ‫ ربنا آ ِتنا‬،‫ف الدنيا واآل ِخرِة‬ ُِ ِ ‫ك‬ ُ ‫ وأك ِرمنا ِبكرِم‬،‫ف أه ِلينا وأرح ِامنا‬ ُ ِ ِ ‫ واحفظنا‬،‫وتنا‬ ِ ‫بي‬
‫ر ر ر ر ْ ر ر ر ر ر ر ر ر ر ر َ ر َ ر ْ ر ْ ر َ ر ر ر ر رر ر ر ر ه ر ر َ ه ر ر‬
‫ار ‪ِ .‬عب ُ‬
‫اد‬ ‫يز يا غف ُ‬ ‫اب الن ِار‪ ،‬وأد ِخلنا الجن ُة م ُع األبرار‪ ،‬يا عز ُ‬ ‫سنة‪ ،‬و ِقنا عذ ُ‬ ‫ف اآلخرُة ح ُ‬ ‫حسنة‪ ،‬و ُ‬
‫ر ِ ر ر ِ ر ْ ه ر َ ر ر ْر‬ ‫ر‬ ‫ْه ر ر رر ر‬ ‫ر رر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫َ ِ ِ ر ر ْ ِه ه ِ ْ ر ر ر ر‬
‫اء والمنك ُِر والب ِ ُ‬
‫غ‬ ‫ن الفحش ُِ‬ ‫ه ع َ ُِ‬ ‫ب وين ُ‬ ‫اء ِذي القر َ ُ‬ ‫ل واْلحس ِان‪ ،‬و ِإيت ُِ‬ ‫للا يأم ُر ِبالعد ِ ُ‬‫إن ُ‬ ‫للا‪ُ ،‬‬ ‫‪ِ ،‬‬
‫ر‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ْ‬ ‫ر‬ ‫ُ‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫َّ‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ل عامُ‬ ‫ر‬ ‫ر‬
‫للا أك َ هب‪ِ ،‬ع ريدُ رس ِع ريدُ وك يُ‬ ‫ر‬
‫م ول ِذك ه ُر ُِ‬ ‫م يذك ررك رُ‬ ‫للا ال رع ِظ ري رُ‬ ‫ر‬
‫م تذك هرون‪ ،‬فاذك هروا ُ‬ ‫م ُل رعلك رُ‬ ‫ري ِ َعظك رُ‬
‫ر رهر ر‬
‫م ِبخ ْر ُ‬
‫ب‬ ‫وأنت ُ‬

Anda mungkin juga menyukai