Anda di halaman 1dari 2

MEKANISME JEJAS SEL Secara jelas, terapat banyak cara berbeda untuk menginduksi jejas sel .

Selain itu, mekanisme biookimiawi yang menghubungkan setiap cedera tertentu dan manifestasi selular dan jaringan yang terjadi bersifat kompleks dan saling terjalin erat dengan jalur intrasel lain. Oleh karena itu, pemisahan antara sebab dan akibat mungkin sukar. Namun demikian, beberapa prinsip umum relevan dengan sebagian besar bentuk cedera sel :


Respons seluler terhadap stimulus yang berbahaya bergantung pada tipe cedera, durasi, dan keparahannya. Jadi, toksin berdosis rendah atau iskemia berdurasi singkat bisa menimbulkan jejas sel yang reversibel, sedangkan toksin berdosis lebih tinggi atau iskemia dalam waktu yang lebih lama, akan menyebabkan jejas ireversibel dan kematian sel. Akibat suatu stimulus yang berbahaya bergantung pada tipe , status, kemampuan adaptasi, dan susunan genetik sel yang mengalami jejas. Jejas yang sama mempunyai dampak yang sangat berbeda, bergantung pada tipe sel ; jadi, otot lurik skelet di tungkai mengakomodasi iskemia kompleks selama 2 3 jam tanpa terjadi jejas ireversibel, sedangkan otot jantung akan mati hanya setelah 20 30 menit. Status nutrisi (atau hormonal) juga dapat berperan penting ; hepatosit yang penuh dengan glikogen akan menoleransi iskemia jauh lebih baik dibandingkan hepatosit yang baru saja membakar molekul glukosa akhirnya. Perbedaan yang ditentukan secara genetis pada jalur metabolik juga penting ; saat terpajan toksin dengan dosis yang sama, individu dengan polimorfisme gen enzim dapat mengatabolisme toksin dengan efikasi ( kemanjuran ) yang berbeda. Dengan selesainya proyek genom manusia, sekarang ini upaya yang lebih besar ditujukan untuk memahami peran polimorfisme genetik pada kerentanan penyakit. Empat sistem intraselular yang paling mudah terkena adalah : 1) keutuhan meembran sel, yang kritis terhadap homeostatis osmotik dan ionik selular; 2) pembentukan adenosin tripospat (ATP), paling besar melalui respirasi aerobik mitokondria : 3) sintesis protein: 4)keutuhan perlengkapan genetik. Komponen struktural dan biokimia suatu sel terhubung secara utuh tanpa memandang lokus awal jejas, efek mutiple sekunder yang terjadi sangat cepat. Misalnya, keracunan respirasi aerobik dengan sianida menyebabkan berkurangnya aktifitas natrium kalium ATPase yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan osmotik intraselular ; akibatnya sel dapat membengkak dan struktur secara cepat. Fun gsi sel hilang jauh sebelum terjadi kematian sel, dan perubahan morfologi jejas sel atau mati. Karena aktivitas spesifiknya secara khas bergantung pada semua sistem yang masih utuh, sel kehilangan aktivitas fungsionalnya relatif cepat, meskipun tidak mati. Misalnya, sel miokardial menjadi nonkontraktil setelah 1 2 menit terungkit lagi mengalami iskemia walaupun sel itu tidak mati sampai 20-30 menit setelah terjadi iskemia. Selain itu perubahan gambaran sel terbukti hanya terjadi setelah beberapa sistem biokimia yang kritis terurai, dalam waktu yang cukup lama berlalu untuk menampakan perubaha tersebut. Miosit yang n sama yang mati setelah 30 menit iskemia, tidak kelihatan mati dengan pemeriksaan ultrastruktur (mikroskop elektron) selama 2- 3 jam, dan dengan mikroskop cahaya selama 6 12 jam.

Mekanisme Biokimiawi Umum Dengan zat yang berbahaya tertentu, mekanisme pasti patogenesis ditentukan ; jadi, sianida menginaktifasi sitokrom oksidase dalam mitokondria, menyebabkan deplesi ATP, dan bakteri tertentu dapat menguraikan fosfolipase yang mendegrasi fosdolipid membran sel. Namun demikian, dengan banyaknya stimulus yang akhirnya menyebabkan jejas sel (atau kematian sel) tidak sepenuhnya dipahami. Meskipun demikian, beberapa prinsip biokimiawi dasar yang muncul pada penyebab cedera:


Deplesi ATP. Fosfat berenergi tinggi ATP penting bagi setiap proses yang terjadi dalam sel termasuk mempertahankan osmolaritas selular, proses transpor, sintesis protein, dan jalur metabolik dasar. Hilangnya sintesis ATP (baik melalui fosforilasi oksidatif mitokondrial maupun glikolisis anaerobik) menyebabkan penutupan cedera jalur homeostatis yang paling kritis. Deprivasi oksigen atau pembentukan spesies oksigen reaktif. Kekurangan oksigen jelas mendasari patogenesis jejas sel pada iskemia, tetapi sebagian pengurangan spesies oksigen teraktifasi juga merupakan mediator penting pada kematian sel. Spesies radikal bebas ini menyebabkan peroksidasi lipid dan efek delesi lainnya pada struktur sel.

Anda mungkin juga menyukai