Anda di halaman 1dari 8

 

MAKALAH

PENGETAHUAN BUMI & ANTARIKSA

“BADAI PETIR” 

OLEH:

BONITALIA

A 241 10 065

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2011 

1
 

BAB I

PENDAHULUAN

Pada masa sekarang,masih sering terdengar ada orang meninggal karena tersambar petir,
entah itu anak-anak, muda maupun dewasa. Di Indonesia sendiri kejadian semacam ini sangat
sering terdengar. Seperti yang terjadi di Depok, seorang anak meninggal akibat tersambar petir.
Siang itu cuaca mendung dan hujan gerimis. Di dalam rumah, anak laki-laki itu sedang
menonton televisi bersama anggota keluarga lain. Tiba-tiba kilat menyambar antena televisi dan
masuk ke dalam rumah.

Gambar Peta Distribusi Petir di Dunia  

(sumber : NASA)

Gambar diatas adalah Peta Distribusi Petir di Dunia, daerah hitam di Afrika Tengah
adalah tempat terjadinya petir dengan intensitas tertinggi di dunia, daerah yang berwarna merah,
oranye dan kuning adalah daerah dengan intensitas petir tinggi sedangkan daerah yang berwarna
putih atau berwarna biru adalah daerah dengan intensitas rendah.

Dari gambar Peta Distribusi Petir di Dunia diatas terlihat bahwa Indonesia termasuk 
dalam kategori daerah dengan intensitas petir tinggi. Menurut Prof Dr Ir H Djuheri, MM, salah
satu daerah di Indonesia, yakni wilayah Bogor, Jawa Barat pernah tercatat sebagai wilayah yang
memiliki sambaran petir per tahun tertinggi di dunia per harinya, yakni sekitar 322 hari atau 88
persen per tahun.

Oleh karena kerugian-kerugian yang ditimbulkan sangat besar akibat sambaran petir,
maka diperlukanlah suatu sistem proteksi petir yang mampu melindungi fisik maupun peralatan-
peralatan akibat sambaran langsung maupun sambaran petir tidak langsung ( lightning
electromagnetic pulse).

2
 

BAB II

ISI

Petir adalah kilatan cahaya pada langit yang disertai dengan suara gemuruh (guruh )
yang biasanya terjadi pada musim hujan atau pada saat akan hujan.   Petir merupakan gejala alam
yang bisa kita analogikan dengan sebuah kapasitor raksasa, dimana lempeng pertama adalah
awan (bisa lempeng negatif atau lempeng positif) dan lempeng kedua adalah bumi (dianggap
netral). Seperti yang sudah diketahui kapasitor adalah sebuah komponen pasif pada rangkaian
listrik yang bisa menyimpan energi sesaat (energy storage). Petir juga dapat terjadi dari awan ke
awan (intercloud), dimana salah satu awan bermuatan negatif dan awan lainnya bermuatan
positif.

Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan
lainnya. Proses terjadinya muatan pada awan karena dia bergerak terus menerus secara teratur,
dan selama pergerakannya dia akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan negatif 
akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah), sedangkan muatan positif berkumpul
pada sisi sebaliknya. Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan
terjadi pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi atau sebaliknya untuk 
mencapai kesetimbangan. Pada proses pembuangan muatan ini, media yang dilalui elektron
adalah udara. Pada saat elektron mampu menembus ambang batas isolasi udara inilah terjadi
ledakan suara. Petir lebih sering terjadi pada musim hujan, karena pada keadaan tersebut udara

3
 

mengandung kadar air yang lebih tinggi sehingga daya isolasinya turun dan arus lebih mudah
mengalir. Karena ada awan bermuatan negatif dan awan bermuatan positif, maka petir juga bisa
terjadi antar awan yang berbeda muatan.

Gambar Tabel Perbandingan Kematian dan Luka-Luka Akibat Bencana di AS

(Sumber : http://www.lightningsafety.com) 

Gambar ini adalah tabel perbandingan kematian dan luka-luka yang dialami oleh
manusia akibat bencana yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun awal 90-an. Terlihat bahwa
kematian akibat sambaran petir menempati peringkat kedua terbanyak yaitu sebanyak 74 orang
setelah jumlah kematian yang disebabkan karena bencana banjir pada tahun 1990. Bahkan pada
tahun 1991, menempati peringkat pertama. Untuk kasus luka-luka, pada tahun 1991 menempati
peringkat kedua terbanyak setelah tornado. Hal yang sama juga terjadi di beberapa negara di
Eropa.

 Kerusakan yang diakibatkan oleh petir


Keadaan alam iklim tropis Indonesia pada umumnya termasuk daerah dengan hari petir
yang tinggi setiap tahun. Karena keterbatasan data besarnya hari petir untuk setiap lokasi di
Indonesia, pada saat ini diasumsikan bahwa lokasi-lokasi yang tinggi di atas gunung atau menara
yang menonjol ditengah- tengah area yang bebas (sawah, ladang, dll.) mempunyai kemungkinan
sambaran lebih tinggi daripada tempat-tempat di tengah-tengah kota yang dikelilingi bangunan-
bangunan tinggi lainnya. Tempat-tempat dengan tingkat sambaran tinggi (frekwensi maupun
intensitasnya) mendapat prioritas pertama untuk penanggulangannya, sedangkan tempat-tempat
yang relatif kurang bahaya petirnya mendapat prioritas ke dua dengan pemasangan protektor

4
 

yang lebih sederhana. Lokasi yang mempunyai nilai bisnis tinggi (industri kimia, pemancar TV,
Telkom, gedung perkantoran dengan sistem perkantoran dan industri strategis seperti :
hankam, pelabuhan udara, dll.), memerlukan proteksi yang dilakukan seoptimal mungkin,
sedangkan lokasi dengan nilai bisnis rendah mungkin makin sederhana sistem protektor yang
akan dipasang.
Menurut Dr. Ir. Dipl. Ing. Reynaldo Zoro, ahli petir dan direktur PT Lapi Elpatsindo,
ada tiga syarat untuk timbulnya petir. “Ada udara naik, kelembapan, dan partikel bebas atau
aerosol. Ketiga elemen ini akan menyebabkan timbullah muatan dalam awan cumulonimbus.
Umumnya muatan negatif terkumpul dibagian bawah dan ini menyebabkan terinduksinya
muatan positif diatas permukaan tanah, sehingga membentuk medan listrik antara awan dan
tanah. Jika muatan listrik cukup besar dan kuat medan listrik di udara dilampaui, maka terjadi
pelepasan muatan berupa petir atau terjadi sambaran yang bergerak dengan kecepatan cahaya
dengan efek merusak yang sangat dahsyat karena kekuatannya.” 

Mengacu pada IEC (International Electrotechnical Commission) TC 81/1989 tentang


konsep Lightning Protection Zone (LPZ), sistem proteksi petir yang sempurna terdiri dari 3
bagian :

Proteksi Eksternal, yaitu instalasi dan alat-alat di luar sebuah struktur untuk 
menangkap dan menghantar arus petir ke sistem pentanahan atau berfungsi sebagai ujung
tombak penangkap muatan listrik/arus petir di tempat tertinggi. Proteksi Eksternal yang baik 
terdiri atas air terminal/interceptor, down conductor, dan ekuipotensialis. Proteksi Pentanahan,
merupakan bagian terpenting dalam instalasi sistem proteksi petir. Kesulitan pada sistem
pentanahan biasanya karena berbagai macam jenis tanah. Hal ini dapat diatasi dengan
perencanaan dan teknik penerapan yang tepat, serta menghubungkan semua metal
(ekuipotensialisasi) dengan sistem pentanahan, sesuai dengan IEC TC 81 Bab 2.3. Proteksi
 Internal, merupakan proteksi peralatan elektronik terhadap efek dari arus petir. Terutama efek 
medan magnet dan medan listrik pada instalasi metal atau sistem listrik. Sesuai dengan standar
DIV VDE 0185, IEC 1024-1. Proteksi Internal terdiri atas pencegahan terhadap dampak 
sambaran langsung, pencegahan terhadap dampak sambaran tidak langsung, dan
ekuipotensialisasi.

5
 

Biasanya petir disertai dengan suara gemuruh yang biasa disebut guruh atau biasanya sih
dibilang geledek, suara yang kencang itu terjadi karena saat udara dilewati petir, terjadi
pemanasan dan pemuaian udara dengan sangat cepat sehingga udara menjadi plasma dan
meledak menghasilkan suara yang menggelegar.Sebenarnya proses terbentuknya suara ini terjadi
bersamaan dengan saat terjadi petir, namun biasanya guruh baru terdengar setelah petir terlihat.
8
Keterlambatan suara guruh itu terjadi karena perbedaan antara kecepatan cahaya ( 3x10 m/s )
dan kecepatan bunyi di udara ( 340 m/s ).

Sesuai dengan rumus kecepatan :

S=Vxt

Dengan S : jarak (m)

V : kecepatan (m/s)

t : waktu (s)

dapat dihitung jarak antara petir dan pengamat dengan berpedoman pada berapa lama
suara guntur terdengar setelah petir ( karena kecepatan cahaya sangat cepat maka diabaikan ) :

1 km = 340 m/s x t

1000 m = 340 m/s x t

t = 1000 s

340

t = 2.941 s

t =3s

Jadi biasanya jika suara guntur terdengar setelah selang waktu 3 detik   berarti petir itu
terletak sekitar 1 kilometer dari kita. Semakin kecil selang waktunya, berarti semakin dekat letak 
petir itu

6
 

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan
lainnya. Proses terjadinya muatan pada awan karena dia bergerak terus menerus secara teratur,
dan selama pergerakannya dia akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan negatif 
akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah), sedangkan muatan positif berkumpul
pada sisi sebaliknya. Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan
terjadi pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi atau sebaliknya untuk 
mencapai kesetimbangan. Pada proses pembuangan muatan ini, media yang dilalui elektron
adalah udara. Pada saat elektron mampu menembus ambang batas isolasi udara inilah terjadi
ledakan suara. Petir lebih sering terjadi pada musim hujan, karena pada keadaan tersebut udara
mengandung kadar air yang lebih tinggi sehingga daya isolasinya turun dan arus lebih mudah
mengalir. Karena ada awan bermuatan negatif dan awan bermuatan positif, maka petir juga bisa
terjadi antar awan yang berbeda muatan.

7
 

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Petir..  (http://coretancempluk.wordpress.com/tag/petir/  ) Diakses 8 Oktober


2011.

Anonim2. 2011. Petir.  (http://deltanarendra.com/terjadinya-petir/36-mengenaipetir  ) Diakses 8


Oktober 2011.

Anonim 3. 2010. Terjadinya Petir. (http://boimnih.multiply.com/Kenapa_bisa_terjadi_petir_ya  )


Diakses 8 oktober 2011.

Anda mungkin juga menyukai