Anda di halaman 1dari 18

1).

Syarat instalasi listrik penerangan 1 fasa Maksud dan tujuan Persyaratan Umum Instalasi Listrik ini adalah untuk membentuk terselenggaranya instalasi listrik yang baik dan sesuai peraturan. Peraturan ini lebih diutamakan pada keselamatan manusia terhadap bahaya sentuhan serta kejut arus listrik, keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya dan keamanan serta isinya terhadap kebakaran akibat listrik. Persyaratan ini berlaku untuk semua instalasi arus kuat, baik mengenai perencanaan, pemasangan, pemeriksaan dan pengujian, pelayanan, pemeliharaan dan pengawasannya. Di samping Persyaratan Umum Instalasi Listrik dan peraturan mengenai kelistrikan yang berlaku, harus diperhatikan pula syarat-syarat dalam pemasangan instalasi listrik, antara lain : 1. Syarat keamanan Instalasi listrik harus dibuat sedemikian rupa, sehingga kemungkinan timbul kecelakaan sangat kecil. Aman dalam hal ini berarti tidak membahayakan jiwa manusia dan terjaminnya peralatan dan benda benda disekitarnya dari kerusakan akibat dari adanya gangguan seperti:gangguan hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih dan sebagainya. 2. Syarat keandalan dalam Kelangsungan pengaliran arus listrik kepada konsumen harus terjamin secara baik. Jadi instalasi listrik harus direncana sedemikian rupa sehingga kemungkinan terputusnya atau terhentinya aliran listrik adalah sangat kecil. Kompetensi Dasar : MEMAHAMI INSTALASI PENERANGAN 1 FASA 2). K3 dalam pemasangan instalasi penerangan 1 fasa Dalam pemasangan instalasi listrik, biasanya rawan terhadap terjadinya kecelakaan. Kecelakaan bisa timbul akibat adanya sentuh langsung dengan penghantar beraliran arus atau kesalahan dalam prosedur pemasangan instalasi. Oleh Karena itu perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan bahaya listrik serta tindakan keselamatan kerja. Penyebab terjadinya kecelakaan listrik antara lain yaitu : 1. Peralatan atau hubungan listrik yang dibiarkan terbuka 2. Hubung pendek terjadi tanpa pengaman atau dengan pengaman yang salah 3. Penyambungan peralatan listrik pada kotak kontak (stop kontak) dengan kontak tusuk yang lebih dari satu (bertumpuk) 4. Ledakan, percikan api atau pemanasan lokal yang timbul karena salah pemilihan dan penggunaan perlengkapan listrik 5. Pemasangan sistem proteksi mengunakan pengaman beban lebih yang tidak sesuai dan termasuk dengan sistem pembumian instalasi yang tidak benar 6. Peralatan listrik yang sebelum digunakan oleh konsumen harus melalui uji kelayakan 7. Peralatan tidak memenuhi persyaratan keamanan baik yang disyaratkan dalam standar maupun dalam PUIL. Kompetensi Dasar :

MEMAHAMI INSTALASI PENERANGAN 1 FASA 3). Komponen-komponen instalasi penerangan 1 fasa Komponen pokok instalasi listrik adalah perlengkapan yang paling pokok dalam suatu rangkaian listrik. Pada dasarnya komponen instalasi listrik dapat dikelompokan sebagai berikut: 1. Bahan penghantar listrik Yang dimaksud dengan bahan penghantar listrik yaitu suatu bahan yang berisi banyak elektronelektron bebas dan sanggup membawa arus listrik dengan baik. Oleh sebab itu logam seperti perak, tembaga, dan aluminium adalah penghantar listrik yang baik, sebab pada logam ini berisi banyak elektron-elektron bebas. Bahan seperti ini disebut dengan Konduktor. Penghantar atau kabel yang sering digunakan untuk instalasi listrik penerangan umumnya terbuat dari tembaga. Pemakaian tembaga sebagai penghantar adalah dengan pertimbangan bahwa tembaga merupakan suatu bahan yang mempunyai daya hantar yang baik setelah perak. Ditinjau dari jumlah penghantar dalam satu kabel, penghantar dapat diklasifikasikan menjadi: - Penghantar simplex (NYA), adalah kabel yang dapat berfungsi untuk satu macam penghantar saja (misal: untuk fasa atau netral saja). - Penghantar duplex (NYM), adalah kabel yang dapat menghantarkan dua aliran (dua fasa yang berbeda).

Gambar 1. Kabel NYA dan NYM 2. Bahan Isolasi Bahan isolasi atau isolator dibuat dari porselen atau bahan lain yang sedrajat, Misalnya PVC. Pemasangan isolator ini harus kuat sehingga tidak ada gaya mekanis lebih pada hantaran yang ditunjang. 3. Pipa Instalasi

Pipa instalasi berfungsi sebagai pelindung hantaran dan untuk membentuk instalasi menjadi lebih rapi. Di pasaran, pipa-pipa instalasi terdapat dalam potongan empat meter dengan diameter yang bervariasi. Syarat umum pipa instalasi ialah harus cukup tahan terhadap tekanan mekanis, tahan panas, dan lembab serta tidak menjalarkan api. Pipa yang tidak ditanam dalam dinding harus ditanam dengan baik mengunakan klem yang sesuai dengan jarak antar klem tidak lebih dari satu meter untuk pemasangan lurus. Keuntungan penggunaan pipa PVC yaitu antara lain : - Daya isolasi baik, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya gangguan - Tidak mudah jika menjalarkan nyala api - Mudah dalam penggunaannya 4. Kotak Sambung Penyambungan atau pencabangan hantaran listrik pada instalasi dengan pipa harus dilakukan dalam kotak sambung. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi sambungan atau percabangan hantaran dari gangguan yang membahayakan. Pada umumnya bentuk sambungan yang digunakan pada kotak sambung ialah sambungan ekor babi (pig tail), kemudian setiap sambungan ditutup dengan las dop setelah diisolasi. Berikut bentuk macam-macam kotak sambung.

Gambar 2. Macam-macam kotak sambung 5. Sakelar

Sakelar atau switch merupakan komponen instalasi listrik yang berfungsi untuk menyambung atau memutus aliran listrik pada suatu penghantar. Penempatan saklar dekat pintu dan mudah dicapai oleh tangan, arah tuas (kutub) saklar harus sama baik saat di-on-kan maupun di-offkan, sedangkan pemasangan dan penempatan kotak kontak disesuaikan dengan beban yang akan disambung. Tinggi penempatan saklar dan kotak kontak 150 cm diatas lantai. - Sakelar tunggal, merupakan sakelar yang hanya mempunyai satu buah kanal input yang terhubung dengan sumber listrik, serta kanal output yang terhubung dengan beban listrik/alat listrik yang digunakan. - Sakelar majemuk/ seri, merupakan sakelar yang memiliki satu buah kanal input yang terhubung dengan sumber listrik, namun memiliki banyak kanal output yang terhubung dengan beberapa beban/alat listrik yang digunakan. Jumlah kanal output tergantung dari jumlah tombol pada sakelar tersebut.

Gambar 3. Saklar tunggal dan saklar majemuk 6. Fitting Fitting adalah suatu komponen listrik tempat menghubungkan lampu dengan kawat-kawat hantaran. Ada bermacam-meacam fitting di antaranya fitting duduk, fitting gantung, fitting bayonet, dan fitting kombinasi stop kontak.

Gambar 4. Jenis-jenis Fitting 7. Stop kontak

Stop kontak merupakan komponen listrik yang berfungsi sebagi muara hubungan antara alat listrik dengan aliran listrik. Agar alat listrik terhubung dengan stop kontak, maka diperlukan kabel dan steker atau colokan yang nantinya akan ditancapkan pada stop kontak.

Gambar 5. Stop kontak in bow dan outbow Kompetensi Dasar : MEMAHAMI INSTALASI PENERANGAN 1 FASA 4). Peralatan-peralatan dalam pemasangan instalasi penerangan 1 fasa Dalam pemasangan instalasi penerangan 1 fasa, ini juga membutuhkan peralatan-peralatan penunjang dalam pemasangannya, dan untuk memenuhi persyaratan instalasi penerangan I fasa, peralatan tersebut diantaranya yaitu : 1. Klem, digunakan untuk menahan pipa agar dapat dipasang pada dinding atau langit-langit. Klem dipasang menggunakan sekrup atau paku dengan jarak antara satu dengan lainnya tidak lebih dari satu meter.

Gambar 6. Bentuk klem 2. Lengkungan siku (elbow), berfungsi sebagai penyambung siku untuk jalan pipa yang berbelok siku. Penggunaan lengkungan siku lebih mudah daripada harus membengkokkan pipanya.

Gambar 7. Lengkungan siku 3. Sambungan pipa, berfungsi untuk menyambung pipa dalam hantaran untuk dapat menghemat bahan dan dengan ini pengerjaannya akan lebih praktis.

Gambar 8. Sambungan Pipa 4. Obeng, berfungsi untuk mengencangkan dan melepaskan sekrup 5. Tang, berfungsi untuk memotong kawat penghantar dan kabel. Macam-macam tang yaitu terdiri dari tang kombinasi, tang potong, dan tang lancip. 6. Pengupas kabel, berfungsi untuk memotong isolasi dan melepas isolasi dari kabel listrik. 7. Palu, untuk memasang dan memukul paku dan kayu pada pemasangan instalasi. Kompetensi Dasar : MEMAHAMI INSTALASI PENERANGAN 1 FASA

1). Alat-alat gambar, dan skala gambar Selain menguasai persyaratan, perancangan dan memiliki pengetahuan tentang peralatan instalasi, hal yang tidak boleh ditinggalkan oleh seorang ahli listrik adalah kemampuan mengerti alat-alat gambar dan membaca gambar instalasi. Gambar denah ruangan yang akan dilengkapi dengan instalasi, pada umumnya digambar dengan skala 1:100 atau 1:50. Dalam menentukan skala gambar harus menyesuaikan ketepatan antara gambar rencana dengan bentuk yang sebenarnya. Kompetensi Dasar : Menggambar Rencana Instalasi Penerangan 2). Ketentuan perencanaan instalasi listrik Pada denah instalasi yang akan dipasang, dengan menggunakan lambang-lambang yang berlaku. Sebuah gambar bagan menjelaskan dengan bantuan lambang-lambang, bagaimana cara menghubungkan bagian-bagian instalasi. Dalam suatu perencanaan instalasi, produk yang dihasilkan adalah gambar dan analisa. Gambar ini dapat berupa gambar sket, gambar perspektif, gambar proyeksi, gambar denah dan gambar situasi. Setelah semua dari perencanaan selesai kemudian dalam pemasangan instalasi listrik harus terlebih dahulu melihat gambar-gambar rencana instalasi yang sudah dibuat oleh perencana berdasarkan denah dimana peletakan instalasinya akan dipasang. Kompetensi Dasar : Menggambar Rencana Instalasi Penerangan

3). Simbol-simbol bangunan dan kelistrikan Dalam merencanakan instalasi penerangan seorang perencana harus memahami mengenai simbol-simbol dalam pemasangan instalasi. Berikut gambar simbol kelistrikan.

Gambar 9. Simbol gambar kelistrikan 4). Jenis-jenis gambar Ada beberapa jenis gambar yang harus dikerjakan dalam tahap perancangan suatu proyek pemasangan instalasi listrik penerangan dan tenaga yang baku menurut PUIL 2000. Jenis gambar rencana instalasi listrik yaitu : 1. Gambar situasi, adalah gambar yang menunjukkan dengan jelas letak bangunan instalasi tersebut akan dipasang dan rencana penyambungannya dengan jaringan listrik PLN.

Gambar 10. Gambar situasi 2. Diagram pengawatan, merupakan gambar yang menyatakan alur perencanaan pengawatan dalam pemasangan instalasi listrik.

Gambar 11. Diagram pengawatan 3. Gambar instalasi, merupakan rancangan tata letak yang menunjukkan dengan jelas tata letak perlengkapan listrik beserta sarana pelayanannya (kendalinya), seperti titik lampu, saklar, kotak kontak, panel hubung bagi dan lain-lain.

Gambar 12. Gambar denah instalasi 4. Gambar diagram garis tunggal, yaitu gambar keterangan mengenai ukuran, jenis, dan besar nominal komponennya yang terpasang.

Gambar 13. Diagram garis tunggal 5). Rekapitulasi daya dan skema bagan arus Setiap perencanaan instalasi listrik, perhitungan dari pemakaian rangkaian dan beban-beban yang akan dipakai dalam instalasi sangat dibutuhkan karena agar prediksi kapasitas listrik yang akan digunakan sesuai dengan perencanaan, dan juga untuk penentuan jenis pengaman yang akan dipakai.

Gambar 14. Rekapitulasi daya dan beban 6). Rekapitulasi material dan harga Menganalisis kebutuhan bahan dan biaya instalasi listrik penerangan rumah tinggal merupakan kegiatan seorang perencana untuk menghitung unit komponen atau bahan instalasi, pemipaan, pengkabelan,saklar dan kotak kontak serta papan hubung bagi dengan gambar rencana.

Gambar 15. Rekapitulasi material dan harga 1). Prosedur pemasangan komponen instalasi listrik Untuk pemasangan instalasi listrik penerangan terlebih dahulu harus melihat gambar-gambar rencana instalasi yang sudah dibuat oleh perencana berdasarkan denah rumah dimana komponen instalasinya akan dipasang. Selain itu juga spesifikasi dan syarat-syarat pekerjaan yang diterima dari pemilik bangunan/rumah, dan syarat tersebut tidak terlepas dari peraturan yang harus dipenuhi dari yang berwajib ialah yang mengeluarkan peraturan yaitu PLN setempat. Kompetensi Dasar : Memasang Instalasi Penerangan di Dalam & Luar Permukaan

Syarat -Syarat Pemasangan Instalasi Rumah/Gedung Untuk pemasangan instalasi listrik penerangan dan tenaga untuk rumah/gedung terlebih dahulu harus melihat gambar-gambar rencana instalasi yang sudah dibuat oleh perencana berdasarkan denah rumah/bangunan dimana instalasinya akan dipasang. Selain itu juga spesifikasi dan syarat -syarat pekerjaan yang diterima dari pemilik bangunan/rumah, dan syarat tersebut tidak terlepas dari peraturan yang harus dipenuhi dari yang berwajib ialah yang mengeluarkan peraturan yaitu PLN setempat. Syarat -syarat pekerjaan instalasi rumah /gedung 1. Gambar situasi untuk menyatakan letak bangunan, dimana instalasinya akan dipasang serta rencana penyambungannya dengan jaringan PLN. 2. Gambar instalasi Rencana penempatan semua peralatan listrik yang akan dipasang dan sarana pelayanannya, misalnya titik lampu, saklar dan kotak kontak, panel hubung bagi, data teknis yang penting dari setiap peralatan listrik yang akan dipasang 3. Rekapitulasi Rekapitulasi atau perhitungan jumlah dari komponen yang diperlukan antara lain : - Rekapitulasi material dan harga - Rekapitulasi daya atau skema bagan arusnya - Rekapitulasi tenaga dan biaya Selain itu terdapat persyaratan lain yang harus dipenuhi dalam pemasangan instalasi listrik dan tenaga, antara lain : Sumber Tegangan Sumber tegangan yang digunakan untuk menyuplai instalasi listrik rumah/gedung adalah sumber tegangan 3 phase, 220 volt/380 volt. Jumlah beban untuk masing-masing fasa dalam sistem 3 phase diharuskan seimbang agar kestabilan distribusi daya dapat terjamin. Pemasangan Penghantar Penghantar yang digunakan untuk instalasi penerangan (rangkaian akhir) adalah penghantar jenis NYA dan untuk instalasi daya (feeder /pengisi/incoming) dengan menggunakan penghantar jenis NYM yang memiliki isolasi yang baik, agar mudah cara pemasangan dan perbaikan pemasangan penghantar tersebut masuk ke dalam pipa instalasi. Ukuran penghantar jalur utama termasuk jalur ke stop kontak dan penghantar jalur cabang dari saklar ke lampu yaitu 2,5 mm2 dengan menggunakan penghantar yang sesuai ketentuan maka keselamatan instalasi dapat terjamin dan apabila instalasi akan diperluas masih dalam batas kemampuannya. Penghantar untuk jenis NYM dilengkapi dengan hantaran pentanahan/arde karena untuk instalasi daya, misalnya untuk AC, motor listrik dimaksudkan agar bagian yang terbuat dari logam dapat ternetralisir dan apabila terjadi hubung singkat aliran arus akan segera ke tanah. Pipa Instalasi Semua penghantar

dalam instalasi listrik dimasukkan dalam pipa PVC dengan ukuran " agar penghantar aman dari benturan mekanis, disamping itu juga penghantar akan terisolasi serta mudah dalam perawatan apabila terjadi kerusakan dalam perbaikan. Saklar dan Kotak Kontak Fungsi saklar dalam instalasi listrik penerangan untuk memutuskan dan menghubungkan arus listrik dari sumber ke beban. Di dalam saklar dilengkapi dengan pegas yang dapat memutuskan rangkaian dalam waktu yang sangat singkat, dengan cepatnya pemutusan ini kemungkinan timbulnya busur api antara kontak (tuas) saklar menjadi lebih kecil. Saklar yang digunakan pada umumnya jenis saklar tunggal, saklar seri dan saklar tukar (hotel) jenis inbow (terpendam dalam tembok). Aturan pemasangan saklar : a. Tinggi pemasangan 150 cm di atas lantai. b. Dekat dengan pintu dan mudah dicapai tangan/sesuai kondisi tempat. c. Arah posisi kontak (tuas) saklar seragam bila pemasangan lebih dari satu. Fungsi kotak kontak (stop kontak) dalam instalasi listrik sebagai alat penghubung beban dengan sumber listrik. Aturan pemasangan stop kontak : a. Tinggi pemasangan 150 cm di atas lantai, apabila kurang dari 150 cm harus dilengkapi tutup. b. Mudah dicapai tangan. c. Di pasang sedemikian rupa, sehingga penghantar netralnya berada disebelah kanan atau di sebelah bawah. Kotak Pembagi Daya Listrik/PHB/Distribusi Panel (DP) Panel bagi di dalam instalasi listrik rumah/gedung merupakan peralatan yang berfungsi sebagai tempat membagi dan menyalurkan tenaga listrik ke beban yang memerlukan agar merata dan seimbang. Di dalam panel bagi terdapat komponen antara lain rel (busbar), saklar utama, pengaman, pengaman, alat-alat ukur dan lampu indikator. Rating Pengaman Rating pengaman yang dipakai menurut PUIL harus sama dengan atau lebih besar dari arus nominal beban (I pengaman > I nominal). Pengaman yang digunakan dalam instalasi listrik adalah pemutus rangkaian (MCB) untuk pengaman tiap kelompok beban dan pemutus rangkaian pusat (MCCB) untuk pengaman seluruh kelompok beban. Besarnya rating arus MCB maupun MCB diperhitungkan arus beban yang dipikul atau dipasang di dalam instalasi agar memenuhi syarat keamanan.

3). Pemasangan komponen instalasi penerangan di dalam dan luar permukaan - Dalam pemasangan instalasi dalam tembok (inbow)/permukaan harus membuat ruangan dalam tembok. Tujuan pembuatan ini adalah untuk memberikan tempat bagi bahan-bahan listrik yang akan dipasang. Selain itu untuk menempatkan komponen-komponen instalasi dibutuhkan sebuah dos.

Gambar 16. Instalasi di dalam permukaan - Dalam pemasangan instalasi di luar tembok (outbow)/permukaan, macam instalasi seperti ini adalah instalasi yang sering dipasang di rumah-rumah, dimana Instalasi ini terdiri dari komponen-komponen seperti sakelar tunggal, lampu, T dos, klem dan penghantar. Jika pemasangan instalasi di luar tembok menggunakan klem maka untuk pemasangan instalasi dalam tembok menggunakan paku. Fungsi paku adalah untuk menahan agar pipa dan dos yang terpasang tidak goyah sebelum dilapisi semen.

Gambar 17. Instalasi di luar permukaan Kompetensi Dasar : Memasang Instalasi Penerangan di Dalam & Luar Permukaan 4). Prosedur pemeriksaan, pengawatan, dan hasil pemasangan Instalasi listrik memiliki potensi bahaya bagi manusia maupun bagi instalasi itu sendiri. Potensi bahaya ini bisa menjadi sumber penyebab terjadinya kecelakaan listrik. Sesuai pada PUIL 2000, terdapat 4 macam bahaya listrik yaitu :

- Bahaya kejut listrik karena tersentuh tegangan - Bahaya kebakaran - Bahaya panas yang dapat merusak isolasi - Bahaya ledakan atau percikan metal panas Kondisi tersebut terjadi karena beberapa hal yaitu : - Beban lebih tanpa pengaman atau dengan pengaman yang tidak sesuai. - Pelaksanaan pemasangan sistem proteksi termasuk di dalamnya sistem pembumian instalasi yang tidak benar - Kontak pada peralatan pemutus, terminal, sambungan, dan pada klem buruk kondisinya. - Kesalahan yang dilakukan oleh perencana, karena salah memilih peralatan dalam perhitungan/perencanaan - Kesalahan pengoperasian oleh pemakai instalasi/peralatan listrik. Instalasi listrik yang selesai dipasang, harus diperiksa dan diuji dahulu sebelum dialiri listrik. Pemeriksaan mengenai prosedur pengawatan dan pemasangannya yaitu diantaranya : - Perlengkapan listrik yang dipasang - Cara memasang perlengkapan listrik - Pembumian - Resistansi isolasi - Fungsi pengamanan sistem instalasi listrik - Semua bagian instalasi listrik harus diperiksa dan dibersihkan secara berkala - Hasil pemeriksaan berkala suatu instalasi harus dimuat dalam berita laporan Kompetensi Dasar : Memasang Instalasi Penerangan di Dalam & Luar Permukaan 1). Jenis-jenis lampu

1. Lampu pijar, Merupakan lampu yang mempunyai bentuk fisik lampu yang sederhana, yang menghasilkan cahayanya dengan memanaskan serabut pijar (filamen) dan lampu ini praktis dalam pemasangannya. Secara umum lampu pijar mempunyai cahaya berwarna kekuningan yang menimbulkan suasana hangat.

Gambar 18. Lampu pijar 2. Lampu TL, merupakan lampu yang berbentuk tabung melingkar ada yang memanjang atau melingkar. di bagian dinding dalam tabung dilapisi serbuk pasphor. Jenis lampu ini di dalam tabung mengandung gas yang akan menguap bila dipanasi. Cahaya yang dipancarkan pada lampu ini lebih terang daripada lampu pijar pada daya yang sama.

Gambar 19. Lampu TL 3. Lampu LHE (Lampu Hemat Energi), merupakan hampir sama dengan lampu TL tapi pada ini berbentuk lebih kecil dan dapat dipasang pada suatu fitting lampu. Dalam penggunaan lampu ini daya listrik lebih efisien dibanding dengan jenis lampu lain, tapi untuk menyalakan lampu dengan cahaya normal, memerlukan waktu beberapa menit untuk dapat mendapatkan cahaya yang maksimal.

Gambar 20. Lampu LHE Kompetensi dasar : Memasang Lampu Penerangan Termasuk Instalasi Dalam Armatur lampu

2). Pencahayaan Ruangan Penyebaran Cahaya dari suatu lampu bergantung pada konstruksi sumber cahaya itu sendiri dan armature yang digunakan. Jika kita berada dalam suatu ruang yang ada sumber cahaya dari sebuah lampu, maka ada dua sumber cahaya, yaitu sumber cahaya primer yang berasal dari lampu tersebut dan sumber cahaya sekunder yang merupakan pantulan dari fiting lampu tersebut. Prosedur dalam penentuan pencahayaan suatu ruangan yaitu : 1. Menentukan sumber cahaya (jenis lampu) yang paling efisien (efikasi tinggi) sesuai dengan penggunaan termasuk renderasi warnanya. 2. Penggunaan armatur yang efisien, yang menyerap cahaya minimal, mempunyai distribusi cahaya sesuai dengan rancangan yang dikehendaki dan yang memancarkan panas yang minimal ke dalam ruangan. 3. Menentukan cara pemasangan armatur dan pemilihan jenis, bahan dan warna permukaan ruangan (dinding, lantai, langit-langit). 4. Menentukan jenis pencahayaan, pencahayaan merata atau setempat. 5. Menghitung jumlah daya terpasang dan periksa apakah daya terpasang per-m2 tidak melampaui harga maksimum yang telah ditentukan. Kompetensi dasar : Memasang Lampu Penerangan Termasuk Instalasi Dalam Armatur lampu

3). Tata Letak Lampu Dalam penentuan tata letak lampu perlu diperhatikan mengenai bentuk ruangan, luas, kondisi yang ada didalam ruangan, dan kegunaan dari fungsi ruangan tersebut. Luminansi merupakan suatu ukuran terangnya suatu benda baik pada sumber cahaya maupun pada suatu permukaan dalam penentuan tata letak lampu. Terdapat 3 sistem penerangan dalam penentuan tata letak lampu, yaitu : 1. Sistem penerangan merata, penentuan tata letak lampu yang memberikan intensitas penerangan yang seragam pada seluruh ruangan. 2. Sistem penerangan terarah, tata letak lampu yang cahayanya diarahkan kejurusan tertentu dalam ruangan, misalkan digunakan untuk menerangi suatu objek tertentu agar kelihatan menonjol. 3. Sistem penerangan setempat, tata letak lampu yang dalam penerangan cahayanya dikonsentrasikan pada tempat mengerjakan pekerjaan visual khusus. Kompetensi dasar : Memasang Lampu Penerangan Termasuk Instalasi Dalam Armatur lampu

4). Pemasangan Lampu dalam armature dilakukan sesuai prosedur Dalam pemilihan armature harus mempunyai karakteristik distribusi pencahayaan yang sesuai dengan penggunaannya, dan mempunyai efisiensi yang tinggi serta tidak mengakibatkan silau atau refleksi yang menggangu pandangan mata. Faktor dan pertimbangan dalam pemasangan armature lampu antara lain : 1. Kontras ruangan (Luminance Distribution) 2. Pemerataan distribusi cahaya (Uniformity) 3. Tingkat pencahayaan (illumination level) 4. Sistem distribusi cahaya dari armatur yang digunakan 5. lntensitas pencahayaan yang konstan 6. Menghindari kesilauan.

Gambar 21. Macam-macam armature lampu Konstruksi dalam pemasangan armature antara lain ditentukan oleh : 1. 2. 3. 4. Cara pemasangannya pada dinding atau langit-langit Cara pemasangan fitting atau fitting didalam armature Perlindungan sumber cahayanya Penyebaran cahayanya

Kompetensi dasar : Memasang Lampu Penerangan Termasuk Instalasi Dalam Armatur lampu

Anda mungkin juga menyukai