A. Teori-teori
1
perdagangan dengan negara – negara lain praktis tidak ada terkecuali hanya
korea utara. Namun dengan asumsi ini dasar pemikiran dari teori – teori
klasik dapat lebih mudah dipahami. Selanjutnya dengan memakai kerangka
analisis dari teori – teori klasik tersebut,isu – isu aktual yang terkait dengan
perdagangan internasional dapat dianalisis dengan kasus lebih dari 2 negara
dan 2 barang (Tambunan,2004:45).
b. Nilai atas dasar biaya tenaga kerja yang sifatnya homogen
Nilai suatu barang tergantung hanya atas biaya tenaga kerja yakni jumlah
tenaga kerja (dalam jam/hari kerja) yang dibutuhkan untuk memproduksi
dikali upah per pekerja. Pada masa teori klasik faktor – faktor produksi
lainnya seperti modal dan tanah dianggap tidak penting dalam menentukan
biaya produksi dan berarti juga harga produk. Dalam teori – teori klasik faktor
produksi tenaga kerja diasumsikan homogen, artinya tidak ada perbedaan
tenaga kerja antarnegara dalam kualitas (Tambunan,2004:45).
c. Biaya produksi yang tetap tidak berubah
Menurut teori – teori klasik, biaya produksi per unit output konstan, tidak
berubah walaupun volume produksi berubah. Dengan demikian, berapa pun
sesuatau negara memproduksi suatu barang, biaya atau harga per satu
unitnya tetap tidak berubah. Asumsi ini juga tidak realistis karena tidak
mempertimbangkan pengaruh inflasi terhadap sisi suplai/produksi
(Tambunan,2004:45).
d. Tidak ada biaya transportasi
Ini juga merupakan penyederhanaan dari masalah karena dalam kenyataan
nya biaya transportasi sangat mempengaruhi harga jual dari suatu barang
ekspor, yang berarti juga daya saing dari barang tersebut dan akhirnya
pertumbuhan ekspornya. Walaupun harus diakui bahwa dengan kemajuan
tehnologi dalam transportasi, biaya transportasi menurun dan jauh lebih
rendah jika dibandingkan dengan 30 tahun yang lalu (Tambunan,2004:46).
e. Faktor – faktor produksi dapat bergerak bebas di dalam negeri tetapi tidak
antar negara
Asumsi ini pada zaman nya teori–teori klasik baru muncul munkin dekat
dengan kenyataan pada masa itu karena kendala transportasi antar negara.
Tetapi sekarang dapat dilihat banyak negra yang kinerja impor manufaktur
nya sangat cemerlang padahal negara – negara tersebut sangat miskin akan
2
bahan baku, jadi harus dibeli dari negara sedang berkembang. Dalam kata
lain tingginya mobilitas dari faktor – faktor produksi dan input – input lain
antar negara merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam
menganalisis kinerja perdagangan internasional dan daya saing dari suatu
negara (Tambunan,2004:46).
f. Distribusi pendapatan tidak berubah
Dasar pemikiran dari teori – teori klasik adalah bahwa perdagangan dunia
bebas akan memberi manfaat yang sama bagi semua negara yang terlibat,
jadi tidak mengakibatkan perubahan dalam distribusi pendapatan antar
negara. Dalam kenyataan nya tentu tidak demikian karena dalam
perdagangan dunia ada pihak yang dirugikan dan ada pihak yang
diuntungkan yang disebabkan oleh kondisi yang berbeda antarnegara
berbeda (Tambunan,2004:46).
g. Tidak ada perubahan teknologi
Ini termasuk asumsi yang sangat penting dalam arti perdagangan dunia
sangat ditentukan oleh teknologi. Buruknya kinerja ekspor dari NSB
dibandingkan dengan negara – negara maju salah satunya dikarenakan
ketertinggalan NSB dalam teknologi (Tambunan,2004:46).
h. Perdagangan dilaksanakan atas dasar barter
Mungkin karena pada zaman itu belum ada uang maka perdagangan
antarnegara dilakukan atas dasar tukar menukar barang atau barter atau
umum disebut imbal beli. Sekarang ini perdagangan internasional didominasi
oleh pembayaran dengan uang walaupun tetap ada transaksi – transaksi
perdagangan antarnegara dengan sistem barter dengan alasan – alasan
tertentu. Pemerintah indonesia juga sering melakukan nya misalnya
penjualan pesawat buatan IPTN ke pemerintah thailand dengan pembayaran
dalam bentuk komoditi pertanian dari thailand pada masa habibie dan
pembelian beberapa pesawat perang sukhoi danhelikopter dari rusia yang
ditukar dengan minyak kelapa sawit (CPO) (Tambunan,2004:46).
Keunggulan Absolut
Filsafat ekonomi yang dikenal sebagai merkantilisme menyatakan bahwa
cara yang terpenting bagi suatu negara untuk menjadi kaya dan berkuasa
adalah
3
mengekspor lebih banyak dari pada mengimpor. Selisihnya akan diselesaikan
dengan pemasukan dari logam – logam mulia sebagian besar dari emas
(Salvatore,
1997:23). Pada tahun 1776 Adam Smith menerbitkan bukunya yang terkenal
The
Wealth Of Nations yang menyerang pandangan merkantilis dan sebaliknya
menganjurkan perdagangan bebas sebagai suatu kebijaksanaan yang paling
baik
untuk negara – negara di dunia. Adam Smith membuktikan bahwa dengan
perdagangan bebas setiap negara dapat berspesialisasi dalam produksi
komoditi
yang mempunyai keunggulan absolut (memproduksi lebih efisien dibanding
negara – negara lain) dan mengimpor komoditi yang mengalami kerugian
absolut
(memproduksi dengan cara yang kurang efisien). Spesialisasi internasional
dari
faktor – faktor produksi ini akan menghasilkan pertambahan produksi dunia
yang
akan dipakai bersama – sama melalui perdagangan antarnegara. Dengan
demikian
kebutuhan suatu negara tidak diperoleh dari pengorbanan negara – negara
lain,
semua negara dapat memperoleh nya secara serentak.
Keunggulan Komparatif
Ricardo menyatakan bahwa sekalipun suatu negara mengalami kerugian
atau ketidakunggulan absolut dalam memproduksi kedua komoditi jika
dibandingkan dengan negara lain, namun perdagangan yang saling
menguntungkan masih dapat berlangsung. Negara yang kurang efisien akan
berspesialisasi dalam produksi ekspor pada komoditi yang mempunyai
kerugian
absolut lebih kecil. Dari komoditi inilah negara tadi mempunyai keunggulan
komparatif (comparative advantage). Di pihak lain negara tersebut sebaliknya
mengimpor komoditi yang mempunyai kerugian absolut lebih besar. Dari
4
komoditi inilah negara tersebut mengalami kerugian komparatif. hal inilah
dikenal
dengan hukum keunggulan komparatif.
Teori perdagangan internasional mengkaji dasar – dasar terjadinya
perdagangan internasional serta keuntungan yang diperoleh. Kebijakan
perdagangan internasional membahas alasan – alasan serta pengaruh
pembahasan
perdagangan, serta hal – hal yang menyangkut proteksionisme (Salvatore,
1997).
Ide yang mendasar dari perdagangan internasional adalah untuk mengurangi
distorsi yang disebabkan oleh kebijakan pemerintah dalam kebijakan tarif dan
non
– tarif. Pengenaan tarif sebagai pajak menyebabkan biaya perdagangan
meningkat. Akibat dari biaya perdagangan yang meningkat maka harga –
harga
barang impor di negara – negara pengekspor akan meningkat, harga terendah
untuk barang – barang ekspor dan penurunannya volume perdagangan .
5
proporsi yang berbeda dari faktor – faktor produksi. Perbedaan tersebut
disebabkan oleh teknologi yang menentukan cara mengkombinasikan faktor –
faktor produksi yang berbeda untuk membuat suatu produk
(Tambunan,2004:66). Dalam teori H-O keunggulan komparatif dijelaskan oleh
perbedaan kondisi penawaran dalam negeri antar negara . Dasar dari
pemikiran teori ini adalah sebagai berikut.
Negara – negara mempunyai cita rasa dan preferensi yang sama,
menggunakan teknologi yang sama, kualitas dari faktor – faktor produksi
sama, menghadapi skala tambahan hasil yang konstan tetapi sangat berbeda
dalam kekayaan alam atau ketersediaan faktor – faktor produksi. Perbedaan
ini akan mengakibatkan perbedaan dalam hargarelatif dari faktor produksi .
Perbedaan ini akan mengakibatkan perbedaan dalam harag relatif dari faktor
– faktor produksi antar negara. selanjutnya perbedaan tersebut membuat
perbedaan dalam biaya alternatif dari barang yang dibuat antar negara yang
menjadi alasan terjadinya perdagangan antarnegara. Menurut teori H-O tiap
negara akan berspesialisasi pada jenis barang tertentu dan mengekspornya
yang bahan baku atau faktor produksi utamanya berlimpah atau harganya
murah di negara tersebut dan mengimpor barang – barang yang bahan baku
atau faktor produksi utamanya langka atau mahal (Tambunan,2004:67-68).
6
Dalam kata lain perusahaan cenderung diransang oleh kebutuhan dan
kesempatan yang ada di pasar dalam negeri. Selain sebagai sumber
perangsang inovasi, pasar domestik juga berperan sebagai tempat lokasi
pelaksanaan produksi (atau sebagai tempat trial and error). Dekat dengan
pasar membuat manajemen dapat bereaksi cepat terhadap umpan balik
pembeli (Tambunan,2004: 78).
Tahap pertama adalah tahap inovasi atau awal mula suatu produk baru
ditemukan/dikembangkan. Tahap ini mempunyai beberapa ciri antara lain
modal investasi yang diperlukan sangat besar yang terutama sangat
diperlukan untuk pembiayaan laboratorium dan tenaga ahli, desain serta
metode produksinya mengalami perubahan–perubahan terus menerus .
Karena tahap ini tidak hanya memerlukan modal yang tidak sedikit tetapi juga
SDM dengan keahlian teknologi, desain dan lain–lain maka pada umumnya
hanya industri–industri di negara-negara maju yang dapat melakukan nya
karena selain memiliki modal yang besar, juga SDM berkualitas tinggi dan
menguasai teknologi. Selain itu tingkat pendapatan rata – rata dan selera
masyarakat di negara pencipta lebih tinggi dibandingkan di NSB, dan ini
merupakan salah satu faktor perangsang bagi perusahaan – perusahaan di
dalam negeri untuk melakukan inovasi karena yakin ada pasarnya, paling
tidak pada awalnya di dalam negeri (Tambunan,2004:78). Tahap kedua
disebut tahap perluasan (pertumbuhan) produksi. Pada tahap ini permintaan
baik dari dalam negeri maupun internasional (pasar ekspor)
meningkat, dan oleh karena itu produk baru tersebut juga diekspor. Pada
awalnya diekspor ke negara maju lainnya yang memiliki kebutuhan dan
kemampuan (karena pendapatan dan selera tidak terlalu berbeda dengan
negara pencipta) untuk membeli produk baru tersebut. Volume ekspor tumbuh
dan menjadi cukup besar untuk mendukung produksi lokal. Tahap ini juga
merupakan tahap awal dari standarisasi produk dan proses pembuatan nya.
Pola dari proses produksi nya juga berubah dengan mulai menerapkan sistem
perakitan, dan ini berarti ekonomi eksternal menjadi sangat penting. Apabila
perusahaan inovator adalah perusahaan multinasional, produksi akan juga
dilakukan di cabang – cabang nya di luar negeri. kalau tidak punya cabang di
luar negeri, perusahaan – perusahaan di negara – negara lain akan
memperoleh lisensi untuk memproduksinya. Jadi tahap ini mulai muncul
7
pemasok – pemasok baru yang dapat berproduksi dengan skala ekonomis
sehingga biaya produksi dan harga jual menjadi lebih murah daripada
dinegara inovator dan persaingan dalam inovasi produk, dan kualitas berubah
menjadi persaingan dalam harga. Disini NSB mulai bisa bergabung di dalam
proses produksi dari produk tersebut, terutama karena upah tenaga kerjanya
murah (Tambunan,2004:80).
8
buatan negara pengekspor bahan – bahan baku tersebut, karena di jepang
produksi – produksi dapat dilakukan dalam suatu skala ekonomis yang besar
sehingga menghasilkan biaya produksi per satu unit output lebih rendah
daripada di negara yang kaya SDA (Tambunan,2004:84).
Ball dan McCulloch (2000) menyatakan bahwa perdagangan internasional
muncul karena adanya perbedaan harga relatif antar negara . Perbedaan ini
berasal dari perbedaan biaya produksi, yang diakibatkan oleh:
1. Perbedaan atas karunia Tuhan pada faktor produksi .
2. Perbedaan dalam teknologi yang digunakan yang dapat menentukan
intensitas faktor produksi yang diperlukan .
3. Perbedaan dalam efisiensi permintaan faktor produksi
4. Nilai tukar mata uang suatu negara terhadap negara lain
9
b. Pemasaran
Ke negara mana barang akan dipasarkan untuk mendapatkan harga yang
sebaik – baiknya merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan. Sebaliknya
bagi importir penting diketahui adalah dari mana barang–barang tertentu
sebaiknya akan diimpor untuk memperoleh kondisi–kondisi pembayaran yang
lebih baik. Dalam usaha mengamankan kegiatan – kegiatan dalam bidang
ekspor maka teristimewa bagi eksportir perlu ditekankan keharusan
mempelajari teknik – teknik pemasaran, mengetahui potensi barang – barang
yang diperdagangkan dan memperkenalkan keistimewaan barang – barang
tersebut (Hutabarat, 1997:4-5).
c. Sistem Kuota Dan Kondis Hubungan Perdagangan Dengan Negara
Lain
Keinginan eksportir – importir untuk mencari, memelihara atau meningkatkan
hubungan dagang dengan sesamanya juga tergantung pada kondisi negara
kedua pihak yang bersangkutan. Betapapun keinginan kedua belah pihak
untuk meningkatkan transaksi – transaksi yang cukup menguntungkan,
namun bilamana ada pembatasan seperti ketentuan kuota barang dan kuota
negara, maka tidak sepenuhnya dapat terlaksana. Juga apabila hubungan
dagang antara negara – negara yang bersangkutan tidak diperbolehkan
secara resmi maka pengamanan dari pembayaran transaksi tidak akan
terjamin (Hutabarat, 1997:6).
d. Keterikatan Dalam Keanggotaan Organisasi – Organisasi Internasional
Organisasi internasional dimaksudkan untuk mengatur stabilisasi harga dari
barang – barang komoditi ekspor tersebut di pasaran internasional. Namun
terlepas dari manfaat yang diperoleh dari keanggotaan dalam organisasi
tersebut, keanggotaan didalamnya tak jarang merupakan penghambat untuk
dapat melakukan tindakan – tindakan tertentu bagi peningkatan transaksi
komoditi yang bersangkutan (Hutabarat, 1997:6).
e. Kurang Pemahaman Akan Tersedianya Kemudahan – Kemudahan
Internasional
Tersedianya kemudahan – kemudahan internasional banyak membantu
eksportir yang menyediakan kemudahan tarif untuk barang tertentu bagi
pengembangan perdagangan antar negara (Hutabarat, 1997:6).
2. Intern
10
a. Persiapan – Persiapan Teknis
Keharusan perusahan–perusahaan ekspor–impor untuk memenuhi syarat–
syarat berusaha adakalanya tidak mendapat perhatian yang sungguh–
sungguh. Persiapan–persiapan teknis yang seharusnya telah dilakukan
diabaikan karena diburu oleh tujuan yang lebih utama yakni mengejar hasil
yang cepat dan nyata dari perdagangan itu sendiri, sehingga persyaratan–
persyaratan dasar untuk pelaksanaan transaksi ekspor–impor itu terlupakan
(Hutabarat, 1997:7).
b. Kemampuan Dan Pemahaman Transaksi Luar Negeri
Keberhasilan dan kelancaran pelaksanaan transaksi ekspor–impor juga
didukung oleh sejauh mana pengetahuan atau pemahaman eksportir–importir,
baik pimpinan atau petugas – petugasnya, dalam pengenalan transaksi
ekspor – impor itu sendiri. Yang perlu dikuasai adalah dasar – dasar transaksi
ekspor – impor, tata cara pelaksanaannya, pengisian – pengisian formulir
yang diperlukan, peraturan – peraturan pemerintah dalam maupun luar negeri
dimana rekan dagangnya berada (Hutabarat, 1997:8).
c. Pembiayaan
Pembiayaan transaksi merupakan masalah yang penting yang tidak jarang
dihadapi oleh para pengusaha eksportir – importir. Dalam hal ini diperlukan
pengusaha – pengusaha yang mampu mengatur keuangannya secara
bijaksana dan mempelajari serta memanfaatkan kemungkinan fasilitas –
fasilitas pembiayaan untuk pelaksanaan transaksi – transaksi yang dilakukan
(Hutabarat, 1997:8-9).
d. Kekurangsempurnaan Dalam Mempersiapkan Barang – Barang
Khusus dalam transaksi ekspor, kurang mampunya eksportir dalam
menanggulangi penyiapan – penyiapan barang dapat menimbulkan akibat
tidak baik bagi kelangsungan hubungan transaksi dengan rekan dagang di
luar negeri (Hutabarat, 1997:9).
e. Kebijaksanaan Dalam Pelaksanaan Ekspor Impor
Kelancaran pelaksanaan transaksi ekspor–impor pada hakikatnya tergantung
dari peraturan–peraturan yang mendasarinya. Peraturan–peraturan yang
apabila sering berubah–ubah dapat membingungkan dan menimbulkan salah
pengertian dan kekeliruan, baik di pihak pengusaha di dalam negeri maupun
rekan dagangnya di luar negeri. Karena itu biasanya diperlukan waktu atau
11
masa transisi dimana semua pihak telah siap dengan perubahan–perubahan
yang ada. Selain itu diperlukan penjelasan–penjelasan yang cukup tentang
latar belakang perubahan–perubahan dan tujuannya, sehingga masing–
masingpihak memaklumi dan mengetahui aturan permainan dalam traksaksi–
transaksi selanjutnya (Hutabarat, 1997:9).
12
diuntungkan untuk pihak yang dirugikan dan akan masih tetap menyisakan
keuntungan. Dalam kenyataannya kompensasi bagi pihak yang dirugikan oleh
perdagangan internasional itu jarangsekali terwujud. Dengan kata lain
perdagangan internasional memang memperbesar kue ekonomi namun tetap
akan ada pihak – pihak yang bagiannya tetap kecil seperti sebelum
perdagangan berlangsung (Mankiw, 2003:230).
13
2. Pembukaan hubungan dagang tersebut akan menguntungkan negara yang
bersangkutan secara keseluruhan, karena keuntungan terjadi melebihi
kerugiannya (Mankiw, 2003:227).
14
neraca pembayarannya, yaitu satu keadaan di mana aliran uang ke luar
negeri sebagai akibat impor barang dan jasa dan aliran modal ke luar adalah
seimbang dengan aliran uang yang masuk dari hasil ekspor barang dan jasa
dan aliran masuk modal asing. Keseimbangan dalam neraca pembayaran ini
cenderung akan mewujudkan kestabilan dalam kurs valuta asing. (Sukirno,
2007:15). Perusahaan multinasional harus mempertimbangkan prospek mata
uang dari suatu negara tuan rumah dengan cara melakukan analisis ekonomi
dari data neraca pembayaran yang ada. Neraca pembayaran merupakan
sumber informasi tentang kegiatan eksternal dari suatu negara, apakah mata
uang suatu negara dalam keadaan kuat atau melemah. Perkiraan atau pos-
pos neraca pembayaran juga mencakup keikutsertaan perusahaan
multinasional dalam upaya mengubah nilai tukar valuta asing, berikut data
investasi penanaman modal akan menghasilkan analisis dan interpretasi
terhadap problema perekonomian suatu negara dan kehidupan bisnis.
(Waluya, 2003:162)
Secara umum, transaksi ekonomi yang tercakup dalam neraca
pembayaran dapat dibagi menjadi dua kelompok: 1) barang (goods), jasa
(services), pendapatan (income), dan transfer berjalan (current transfer) dan
2) modal/finansial (capital/financial). Transaksi dalam kelompok (1)
merupakan bagian dari transaksi berjalan (current account), sementara
transaksi dalam kelompok (2) merupakan bagian dari transaksi modal dan
finansial (capital and financial account). (Amalia, 2007:100) Dua kelompok
tersebut secara garis besar merupakan faktor yang mempengaruhi neraca
pembayaran. Dengan kata lain, neraca pembayaran di satu sisi dipengaruhi
oleh neraca transaksi barang melalui variabel ekspor dan impor, dan di sisi
lain dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi neraca modal melalui
aliran modal masuk dan aliran modal keluar. Pada akhirnya faktor-faktor
tersebut dapat menyebabkan terjadinya dinamika dalam neraca pembayaran
secara terus menerus.
Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran adalah suatu catatan aliran keuangan yang menunjukkan
nilai transaksi perdagangan dan aliran dana yang dilakukan di antara suatu
negara dengan negara lain dalam suatu tahun tertentu. (Sukirno, 2008:390)
15
Neraca pembayaran (balance of payment) merupakan dokumen sistematis
dari semua transaksi ekonomi antara penduduk satu negara lain dalam jangka
waktu tertentu, biasanya satu tahun. Penduduk di sini adalah individu, badan
hukum dan pemerintah. Individu dimaksudkan orang yang bertempat tinggal
dan mempunyai mata pencaharian di negara tersebut. (Apridar, 2009:135)
Hady (2009:59) mendefinisikan balance of payment (BOP) adalah suatu
catatan yang disusun secara sistematis tentang seluruh transaksi ekonomi
yang meliputi perdagangan barang atau jasa, transfer keuangan dan moneter
antar penduduk suatu negara dan penduduk luar negeri (rest of the world)
untuk suatu periode waktu tertentu, biasanya satu tahun.
16
2. Pendekatan Absorpsi
Pendekatan adsorbsi merupakan gabungan dari perubahan kurs, pendapatan,
dan pengeluaran untuk memperbaiki neraca pembayaran dengan memulihkan
keseimbangan eksternal. Apabila devaluasi menyebabkan meningkatnya
produk
nasional dengan jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan bertambah
besarnya peningkatan daya absorpsi, maka neraca pembayaran akan
bertambah baik, akan tetapi kalau terjadi sebaliknya, maka neraca
pembayaran justru akan memburuk sebagai akibat adanya kebijakan
devaluasi.
17
Gross Domestic Bruto adalah nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh
suatu negara dalam suatu periode tertentu yang menjumlahkan semua hasil
dari warga negara yang bersangkutan ditambah warga negara asing yang
bekerja di negara yang bersangkutan. (Putong, 2003:162)
Sesuai metode standar, penghitungan pendapatan nasional diawali
dengan penghitungan Produk Domestik Bruto (PDB). Produk Domestik Bruto
dapat diukur dengan tiga macam pendekatan, yaitu pendekatan produksi,
pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran. (Tambunan, 2009:45)
Ekspor Neto
Ekspor neto (net exports) sama dengan pembelian produk dalam negeri
oleh orang asing (ekspor) dikurangi pembelian produk luar negeri oleh warga
negara (impor). “Neto” dalam “ekspor neto” mengacu pada kenyataan bahwa
nilai impor dikurangi dari nilai ekspor. Dengan kata lain, ekspor neto
mencakup barang dan jasa yang diproduksi di luar negeri (diberi tanda minus)
karena barang dan jasa ini dicantumkan dalam konsumsi, investasi, dan
belanja pemerintah (diberi tanda plus). (Mankiw,2012:11)
Ekspor neto disebut juga dengan neraca perdagangan. Neraca
perdagangan (balance of trade) terdiri dari catatan-catatan tentang ekspor dan
impor barang. Jika nilai ekspor lebih besar daripada nilai impor dikatakan
bahwa neraca perdagangan adalah surplus, dan sebaliknya apabila nilai
impor yang lebih besar daripada ekspor maka dikatakan neraca perdagangan
adalah defisit.
(Syafril, 2005:31)
18
Hubungan Ekspor Neto dengan Neraca Pembayaran
Perkembangan ekspor menyebabkan kurva neraca pembayaran bergeser
ke kanan, keseimbangan baru akan dicapai yang kemudian menggambarkan
keadaan surplus dalam neraca pembayaran. Maka mata uang dalam negeri
akan mengalami apresiasi dan menyebabkan ekspor dan impor meningkat.
Sebagai akibatnya, kurva neraca pembayaran kembali bergeser ke kiri. Berarti
keseimbangan akan kembali dicapai di titik lain yang menunjukkan
pendapatan nasional dan suku bunga kembali ke tingkat asalnya. (Sukirno,
2007:222).
B. Pembahasan
19
2. Kebutuhan setiap negara dapat tercukupi Dengan perdagangan
internasional, suatu negara yang masuk kekurangan dalam memproduksi
suatu barang dapat dipenuhi dengan mengimpor barang dari negara yang
mempunyai kelebihan hasil produksi. Sebaliknya negara yang mempunyai
kelebihan hasil produksi barang dapat mengekspor barang tersebut ke negara
yang kekurangan. Dengan demikain kebutuhan setiap negara dapat tercukupi.
6. Memperluas lapangan kerja Jika pasar luar negeri semakin meluas, maka
barang atau jasa yang dihasilkan juga semakin bertambah. Perningkatan hasil
produksi meningkatkan kebutuhan tenaga kerja bagi perushaan sehingga
membukan kesempatan kerja baru dan mengurangi pengangguran.
20
2. Kenakian sisi ekspor akan menambah produksi /volume produksi yang
berakibat pada tersedianya kesempatan kerja baru. 11 2. Terjadinya transfer
barang yang akan diikuti dengan masuknya modal ke dalam negeri
21
melakukan pembangunan, salah satu sumber devisa adalah pemasukan
dari perdagangan internasional.
f) Adanya Perbedaan Selera
Dengan adanya perbedaan selera akan memungkinkan suatu
negara melakukan perdagangan. Misalnya negara X dan Y sama-sama
menghasilkan daging sapi dan daging ayam dengan jumlah yang hampir
sama.
g) Adanya Keanekaragaman Kondisi Produksi
Perdagangan diperlukan karena adanya keanekaragaman kondisi
produksi di setiap negara. Misalnya, negara X yang memiliki iklim tropis
bersosialisasi dengan memproduksi pisang dan kopi untuk ditukarkan
dengan barang dan jasa dari negara lain.
h) Perbedaan Kebudayaan dan Gaya Hidup
Perbedaan kebudayaan dan gaya hidup di masing-masing negara
juga dapat mendorong terjadinya perdagangan antarnegara, misalnya
barang-barang seni atau kerajinan yang dihasilkan oleh suatu negara
sangat diwarnai oleh kebudayaan dan gaya hidup masyarakat di negara
yang bersangkutan.
4. KEBIJAKAN PERDAGANGAN
Perdagangan bebas adalah keadaan di mana pertukaran barang / jasa
antar negara terjadi dengan sedikit atau tanpa mengalami rintangan. Alasan
para pendukung kebijakan perdagangan bebas adalah:
a) Perdagangan bebas cenderung memacu persaingan, sehingga
menyempurnakan skala ekonomis dan alokasi sumber daya,
b) Perdagangan bebas mendorong peningkatan efisiensi, perbaikan
mutu produk, dan perbaikan kemajuan teknologi sehingga mengacu
produktivitas faktor produksi,
c) Perdagangan bebas merangsang pertumbuhan ekonomi secara
keseluruhan serta memupuktingkat laba, tabungan, dan investasi.
d) Perdagangan bebas akan lebih mudah menarik modal asing dan
tenaga ahli/laba, tabungan, dan investasi.
22
5. JENIS-JENIS PERDAGANGAN INTERNASIONAL
23
kapasitas produksi di negara berkembang, yang nantinya hasil
produksinya ditampung atau dibeli kembali oleh negara maju.
3) Konsinyasi (Consignment)
a) Pemilik barang menunjuk salah satu broker yang ahli dalam salah
satu komoditi.
b) Broker memeriksa keadaan barang yang akan di lelang terutama
mengenai jenis dan jumlah serta mutu dari barang tersebut.
c) Broker meawarkan harga transaksi atas barang yang akan dijualnya,
harga transaksi ini disampaikan kepada pemilik barang.
d) Oleh panitia lelang akan ditentukan harga lelang yang telah
disesuaikan dengan situasi pasar serta serta kondisi perkembangan
dari barang yang akan dijual.
e) jika pelelangan telah dilakukan broker berhak menjual barang yang
mendapat tawaran dari pembeli yang sama atau yang melebihi harga
lelang.
f) Barang-barang yang ditarik dari pelelangan masih dapat dijual di luar
lelang secara bawah tangan
g) Yang diperkenankan ikut serta dalam pelalangan hanya anggota
yang tergabung dalam salah satu commodities exchange untuk
barang-barang tertentu.
h) Broker mendapat komisi dari hasil pelelangan yang diberikan oleh
pihak yang diwakilinya.
4) Package Deal
24
menetapkan jumlah tertentu dari barang yang akan di ekspor ke negara
tersebut dan sebaliknya dari negara itu akan mengimpor sejumlah
barang tertentu yang dihasilkan negara tersebut.
5) Penyelundupan (Smuggling)
6) Border Agreement
Border Crossing dapat terjadi melalui
Sea Border (lintas batas laut)
Sistem perdagangan yang melibatkan dua negara yang memiliki
batas negara berupa lautan, perdagangan dilakukan dengan cara
penyebrangan laut
Overland Border (lintas batas darat)
Sistem perdagangan yang melibatkan dua negara yang memiliki
batas negara berupa daratan, perdagangan dilakukan dengan cara
setiap penduduk negara tersebut melakukan interaksi dengan
melewati batas daratan di masing-masing negara melalui persetujuan
yang berlaku.
25
catatan yang sistematis mengenai transaksi ekonomi yang dilakukan oleh
penduduk (residen) suatu negara dengan penduduk negara lainnya
(nonresiden) dalam jangka waktu tertentu. Dari definisi tersebut terdapat
beberapa pengertian penting yang perlu diuraikan lebih lanjut, yaitu mengenai
catatan yang sistematis, transaksi ekonomi, pengertian penduduk dan bukan
penduduk, serta periode waktu tertentu.
Catatan sistematis
Sebagaimana penyusunan neraca perusahaan, NP juga disusun secara
sistematis, yaitu dengan mengelompokkan transaksi ekonomi secara
berurutan, mulai dari transaksi riil dan transaksi keuangan yang
menggambarkan lalu lintas sumber daya (resources flow) sampai dengan
hasil akhir yang menggambarkan surplus atau defisit keseluruhan transaksi.
Transaksi ekonomi
Transaksi ekonomi yang dicatat dalam NP merupakan transaksi yang
menimbulkan terjadinya perpindahan kepemilikan aset dan kewajiban antara
penduduk dengan bukan penduduk. Transaksi tersebut meliputi transaksi
barang, jasa, penghasilan (income), unrequited transfer, yaitu penyediaan
barang dan jasa (real resources) dan/atau aset finansial tanpa imbalan,
seperti pemberian barang sebagai hadiah atau hibah; serta transaksi yang
terkait dengan aset dan kewajiban finansial luar negeri. Transaksi ekonomi
sebagaimana dimaksud pada umumnya melibatkan dua pihak, yaitu
penduduk dan bukan penduduk. Namun, transaksi yang melibatkan sesama
penduduk harus pula dicatat dalam NP, sepanjang transaksi tersebut
mengakibatkan perpindahan kepemilikan aset dan kewajiban finansial luar
negeri antarpenduduk dalam sektor yang berbeda.1 Sebagai contoh, apabila
bank sentral menjual devisanya kepada bank komersial, maka telah terjadi
perpindahan kepemilikan aset financial luar negeri dari sektor otoritas moneter
ke sektor perbankan.
Penduduk
Pengertian penduduk dalam NP berbeda dengan pengertian penduduk
dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum, pengertian penduduk suatu
26
negara dalam NP dapat diartikan sebagai individu atau lembaga baik
pemerintah maupun swasta, yang pusat kegiatan ekonominya (center of
economic interest), seperti kegiatan konsumsi dan produksi, dilakukan di
negara yang bersangkutan.
27
lainnya, seperti lembaga swasta nonprofit, antara lain rumah sakit dan
panti sosial.
Periode waktu tertentu
28
d. Mengetahui permasalahan utang luar negeri suatu negara Dari catatan
transaksi modal dan keuangan di NP, dapat diketahui seberapa jauh suatu
negara dapat memenuhi kewajibannya terhadap negara lain.
29
komponennya tidak berbeda. Pencatatan transaksi dalam NP
mempergunakan prinsip double entry system, artinya setiap transaksi dicatat
pada dua sisi, yaitu pada sisi debet dan sisi kredit dengan nilai yang sama.
Perlu dicatat bahwa mengingat NP pada umumnya disajikan dalam bentuk
vertikal, yaitu dari atas ke bawah sehingga tidak tampak sisi debet atau kredit,
maka berdasarkan konvensi, pencatatan pada sisi kredit diberi tanda plus (+)
sedangkan pencatatan pada sisi debet diberi tanda minus (-). Sebagaimana
halnya dengan neraca perusahaan, dalam NP setiap transaksi yang
mengakibatkan pengurangan aset atau pertambahan kewajiban dicatat pada
sisi kredit sedangkan transaksi yang mengakibatkan pertambahan aset atau
pengurangan kewajiban dicatat pada sisi debet. Secara ringkas, pencatatan
transaksi dalam NP dapat dilihat dalam diagram di bawah ini.
a. Sisi Debet
1. Impor barang
2. Jasa-jasa yang diterima penduduk dari bukan penduduk (impor jasa)
3. Pemberian hadiah kepada bukan penduduk (transfer)
4. Penjualan kekayaan (assets) yang dimiliki oleh bukan penduduk
5. Pembelian surat-surat berharga (securities) milik bukan penduduk
6. Penanaman modal langsung oleh penduduk di luar negeri
(directinvestment abroad)
7. Pinjaman yang diberikan kepada bukan penduduk
8. Pembayaran utang (debt repayments) kepada bukan penduduk
30
9. Pembelian emas milik bukan penduduk
Sesuai dengan sistem yang dianut, pencatatan transaksi-transaksi
tersebut di atas harus dibarengi dengan pencatatan di sisi kredit. Sebagai
contoh, apabila impor dibiayai dengan utang maka pencatatan debet
(impor) dibarengi dengan pencatatan kredit (kewajiban).
b. Sisi Kredit
1. Ekspor barang
2. Jasa-jasa yang diberikan penduduk kepada bukan penduduk
(eksporjasa)
3. Penerimaan hadiah dari bukan penduduk (transfer)
4. Pembelian kekayaan (assets) milik penduduk oleh bukan penduduk
5. Penjualan surat-surat berharga (securities) milik penduduk kepada
bukan penduduk
6. Penanaman modal langsung (direct investment) oleh bukanpenduduk
7. Pinjaman yang diterima dari bukan penduduk
8. Pembayaran utang (debt repayments) oleh bukan penduduk
9. Penjualan emas milik penduduk kepada bukan penduduk
31
b. Transaksi yang menyebabkan perubahan hanya pada sisi aset Perubahan
pada sisi aset tidak harus diikuti oleh perubahan pada sisi kewajiban tetapi
dapat diikuti oleh perubahan pada sisi aset lainnya.
Sebagai contoh, penduduk negara B mengimpor barang dari penduduk
negara A, dengan perjanjian bahwa pembayaran oleh B tidak pada saat yang
bersamaan melainkan pembayaran berjangka (trade credit). Jadi bagi negara
A, di satu sisi asetnya dalam bentuk tagihan (trade credit pada negara B)
bertambah, sedangkan di sisi lain, asetnya dalam bentuk barang (ekspor ke
negara B) berkurang. Sesuai dengan cara pembukuan neraca pembayaran,
oleh negara A trade credit tersebut dicatat pada sisi debet (karena
pertambahan aset), di pihak lain, ekspor barang ke B akan dicatat pada sisi
kredit. Dengan demikian, suatu transaksi pada saat yang bersamaan dapat
mengakibatkan pertambahan pada aset, sekaligus juga mengurangi aset.
Apabila nilai ekspor pada contoh di atas adalah $1.000 maka pencatatan NP
negara A adalah sebagai berikut:
32
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan adanya persamaan dan
perbedaan antara metode pencatatan dan penyajian NP dengan neraca
perusahaan sebagai berikut:
a. Penyajian Standar
Komponen-komponen NP dalam penyajian standar disusun menurut
panduan sebagaimana dimuat dalam BOP manual. Penentuan komponen
standar NP didasarkan atas beberapa pertimbangan dan tujuan tertentu,
antara lain:
33
travel.
3) Data mudah tersedia dan tidak terlalu rinci.
4) Komponen tersebut dipergunakan untuk kepentingan yang lain, misalnya
diperlukan untuk rekonsiliasi dengan data statistik yang lain, seperti dalam
penyusunan national account.
5) Pencatatannya sesuai dengan sistem pencatatan statistik
internasionalbyang lain, misalnya current account dalam NP disesuaikan
denganbstruktur pada production dan income accounts dalam
statistikbnational accounts.
b. Penyajian analitis
Penyajian analitis disusun menurut keperluan analisis bagi perumus
kebijakan di masing-masing negara. Namun, komponen-komponen utama
yang disajikan tetap mangacu pada komponen standar dengan menonjolkan
rincian komponen yang dirasakan sangat diperlukan. Sebagai contoh,
penyajian analitis neraca pembayaran Indonesia yang sejak Repelita I
membagi ekspor dan impor baik barang maupun jasa dalam 2 kelompok
besar, yaitu kelompok minyak dan gas bumi (migas) dan kelompok nonmigas.
Hal ini mengingat bahwa peranan migas terhadap perekonomian
Indonesia sangat dominan. Selanjutnya, apabila diperlukan, penyajian ini
dapat diubah, misalnya karena saat ini peranan nonmigas lebih besar
daripada migas sehingga yang lebih ditonjolkan di masa mendatang adalah
peranan nonmigas. Contoh lain dari komponen yang ada di neraca
pembayaran Indonesia adalah kelompok pinjaman yang dibagi menjadi
pinjaman yang berasal dari Inter-Governmental Group on Indonesia (IGGI)
atau Consultative Group for Indonesia (CGI) dan non-IGGI/CGI.
34
swasta nasional di negara A sedangkan sisanya akan dibayarkan pada bulan
Januari 2002.
2) Pada tahun yang sama pemerintah negara A mengimpor barang modal
dengan nilai c.i.f (cost, insurance, and freight) sebesar $750 juta (berarti
termasuk biaya asuransi dan pengapalan yang nilainya sebesar $25 juta).
Seluruh pembayaran dilakukan oleh bank sentral negara A.
3) Turis asing yang datang ke negara A pada bulan Juni 2001 dan tinggal
selama satu minggu tercatat menukarkan uang senilai $100 juta ke salah satu
bank di negara A.
4) Pada bulan Februari, pemerintah negara C memberikan sumbangan
sebagai hibah berupa gandum kepada negara A senilai $25 juta (di luar
transpor dan asuransi ditanggung oleh pemerintah negara C).
5) Pada akhir tahun 2001 pemerintah negara A membayar pinjaman pokok
dan bunga masing-masing sebesar $400 juta dan $150 juta.
6) Pada tahun yang sama pemerintah negara A menarik pinjaman sebesar
$1.000 juta.
7) Salah satu bank komersial di negara A meminjam dari luar negeri sebesar
$200 juta dan selanjutnya bank tersebut mentransfer sebagian ke rekeningnya
di bank sentral negara A sebesar $100 juta
8) Perusahaan asing dari negara D membeli saham perbankan di negara
Asenilai $750 juta.
Berdasarkan contoh di atas, selanjutnya transaksi tersebut dicatat dalam NP.
Contoh di bawah ini didasarkan pada penyajian standar dan menggunakan
format yang sederhana dan dalam bentuk vertikal yaitu dengan lebih dahulu
menggabungkan setiap pos sehingga menghasilkan selisih bersih (net) antara
debet dan kredit.
35
8. Struktur dan Keseimbangan Neraca Pembayaran
Struktur Neraca Pembayaran
36
2) Jasa-jasa (services)
3) Penghasilan (income)
4) Transfer (transfers)
b. Transaksi modal dan keuangan (capital and financial account)
1) Transaski modal (capital account)
2) Transaksi keuangan diluar cadangan devisa (financial account)
a) Penanaman modal langsung (foreign direct investment)
b) Investasi surat berharga (portofolio investment)
c) Investasi lainnya.
c. Perubahan cadangan devisa vhanges in reserves)
d. Selisih perhitungan (errors and omissions)
Penjelasan mengenai masing-masing komponen dalam NP adalah sebagai
berikut.
a. Transaksi Berjalan (Current Account)
Transaksi berjalan meliputi perdagangan barang dan jasa. penghasilan
(income), dan current transfer. Secara keseluruhan, transaksi berjalan
menggambarkan nilai bersih antara sisi kredit dan sisi debet dari seluruh
transaksi yang tercatat dalam setiap komponen transaksi berjalan.
Secara analitis, dalam kelompok transaksi berjalan tersebut terdapat
dua neraca lainnya, yaitu neraca perdagangan, yang merupakan hasil
bersih dari perdagangan barang atau ekspor dan impor barang, dan
neraca jasa yang merupakan basil bersih antara ekspor jasa dan impor
jasa. Khusus mengenai neraca perdagangan, perhitungan baik ekspor
maupun impor harus dalam nilai free on board (f.o.b), bukan dalam nilai
keseluruhan, termasuk cost, insurance, dan freight (c.i.f), mengingat
ongkos dan jasa pengiriman merupakan kelompok transaksi jasa
sehingga harus dikelompokkan dalam jasa-jasa. Beberapa transaksi yang
termasuk dalam kelompok jasa antara lain ialah jasa transportasi,
pariwisata, dan komunikasi. Sementara itu, hasil penggunaan faktor
produksi, modal dan tenaga kerja dicatat dalam kelompok penghasilan
(income), misalnya dividen dan bunga. Selanjutnya transaksi dalam
kelompok transfer meliputi transaksi yang tidak menimbulkan kewaji ban
untuk melakukan pembayaran (unrequited transfer), seperti hibah yang
diterima pemerintah maupun swasta.
37
b. Transaksi Modal dan Keuangan (Capital and Financial Account)
Secara keseluruhan, transaksi modal dan keuangan menggambarkan
nilai bersih antara sisi kredit dan sisi debet dari seluruh transaksi yang
tercatat dalam setiap komponen transaksi modal dan keuangan.
Transaksi modal dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu capital transfer
dan pembelian/penjualan non-financial asset, seperti paten, dan
copyrights. Capital transfer selain mencakup pemberian barang modal
(fixed assets), juga transfer uang dalam rangka pembelian barang modal.
Sementara itu, transaksi keuangan yang meliputi transaksi yang
menyebabkan bertambah atau berkurangnya aset dan atau kewajiban
luar negeri dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu transaksi keuangan di
luar cadangan devisa (reserve assets) dan transaksi yang mengakibatkan
perubahan cadangan devisa. Kelompok transaksi keuangan di luar
reserve mencakup transaksi yang terkait dengan lulu-lintas keuangan baik
jangka pendek, menengah, maupun panjang yang dilakukan baik oleh
Pemerintah, perusahaan pemerintah, maupun swasta, termasuk
penanaman modal asing. Perlu dikemukakan bahwa pembayaran bunga
pinjaman tidak diperhitungkan dalam lalu lintas modal melainkan dalam
jasa-jasa mengingat transaksi tersebut merupakan transaksi jasa.
c. Perubahan Cadangan Devisa (Changes in Reserves)
Sementara itu, transaksi keuangan yang menyangkut cadangan devisa
atau reserve assets merupakan pos yang menampung surplus atau defisit
NP. Pos ini menunjukkan besarnya perubahan jumlah cadangan devisa
yang dikuasai oleh otoritas monetelr sehubungan dengan transaksi
internasional yang terjadi pada periode waktu tertentu, biasanya satu
tahun. Adapun komponen cadangan devisa yang dicatat dalam neraca
pembayaran meliputi:
Emas moneter (monetary gold), yaitu emas yang dikelola otoritas
moneter baik yang disimpan di dalam negeri maupun di luar negeri ;
Reserves Position in the Fund (RPF), merupakan rekening yang
dimiliki anggota IMF yang bersifat likuid (liquid claim) terhadap IMF.
Jumlah RPF yang dimiliki masing-masing anggota terpantung pada
besarnya setoran kuota dalam valuta asing.7 RPF dapat
diperhitungkan sebagai komponen cadangan devisa mengingat
38
sewaktu-waktu dapat ditarik dalam bentuk fasilitas yang dapat
diberikan oleh IMF;
Special Drawing Rights (SDR), merupakan rekening giro yang
dimiliki negara anggota IMF dalam satuan hitung SDR yang
diciptakan oleh IMF untuk digunakan dalam setiap kali melakukan
transaksi keuangan dengan IMF. Pembentukan rekening tersebut
dimaksudkan untuk menunjang stabilitas moneter internasional
dengan cara melakukan alokasi pada Saat kondisi likuiditas
internasional mengalami ketidakseimbangan. Dengan demikian,
SDR memungkinkan bertambah besarnya cadangan devisa
masing-masing negara, sekaligus menambah likuiditas
internasional. Besarnya rekening SDR musing-masing negara
anggota dapat berubah pada Saat mempemleh alokasi atau
tambahan alokasi SDR dan pada Saat melakukan pembelian atau
melakukan transaksi keuangan dengan IMF;
Valuta asing (foreign exchange), tagihan kepada bukan penduduk
dalam bentuk mata uang asing. saldo rekening giro. dan saldo
simpanan berjangka dalam valuta asing serta kertas berharga
dalam valuta.
d. Errors and Omissions (Selisih Perhitungan)
Selisih perhitungan merupakan komponen penyeimbang neraca untuk
menampung selisih atau perbedaan antara pencatatan di sisi kredit dan di
sisi debet. Selisih antara sisi kledit dan sisi debet tersebut dapat terjadi,
mengingat dalam praktik sumber data pencatatan transaksi NP pada sisi
debet berbeda dengan sisi kredit sehingga memungkinkan terjadinya
perbedaan masing-masing sisi. Selain itu, selisih perhitungan juga dapat
terjadi karena kesalahan pencatatan, selisih waktu pencatatan (time-lag),
selisih kurs, dan kesulitan dalam pengumpulan data.
39
atau defisit. Defisit Neraca Pembayaran berarti pembayaran ke luar negeri
melebihi peneri-maan dari luar negeri. Impor melebihi ekspor merupakan
salah satu faktor penting yang menimbulkan defisit neraca pembayaran.
Terjadinya defisit neraca pembayaran akan menimbulkan berbagai efek buruk
terhadap kegiatan dan kestabilan ekonomi suatu negara. Sedangkan Surplus
Neraca Pembayaran berarti penerimaan dari luar negeri melebihi pengeluaran
ke luar negeri.1 Keseimbangan neraca pembayaran perlu diwujudkan. Namun
tidak jarang terdapat neraca pembayaran yang tidak seimbang. Penyebab
ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran dapat timbul sebagai akibat
dari beberapa faktor, diantaranya : alam, kegiatan ekonomi swasta, kegiatan
ekonomi/kebijaksanaan pemerintah (sendiri/asing), yang mengakibatkan
perubahan dalam permintaan dan penawaran valuta asing (Nopirin,
2010:180).2
Komponen yang menimbulkan terjadinya surplus atau defisit meliputi
transaksi yang termasuk dalam transaksi berjalan (current account) dan
transaksi yang termasuk dalam transaksi modal dan keuangan (capital and
financial account) di luar cadangan devisa ( assets), dan disebut dengan
"autonomous transaction". Sementara itu, komponen yang menampung
surplus atau membiayai defisit meliputi transaksi yang mengakibatkan
perubahan cadangan devisa dan disebut "accommodating transaction".
Surplus pada autonomous transaction terjadi apabila sisi kredit dari transaksi-
transaksi yang dicatat lebih besar daripada sisi debet-nya; demikian pula
sebaliknya apabila terjadi defisit. Dalam literatur ekonomi dan keuangan
internasional. autonomous transaction digolong-kan dalam transaksi-transaksi
yang disebut transaksi-transaksi "above the line" (diatas garis pemisah),
sedangkan accommodating transaction merupakan transaksi-transaksi "below
the line" (di bawah garis pemisah).
40
Dalam konsep ini, transaksi yang termasuk autonomous transaction atau
transaksi yang mengakibatkan surplus/defisit hanya transaksi ekspor dan
impor barang sehingga keseimbangan NP diukur dari besarnya surplus
atau defisit kedua transaksi tersebut.
b. Konsep Keseimbangan Transaksi Berjalan (Current Account Balance)
Menentukan surplus/defisit pada autonomous transaction juga
diperhitungkan jasa-jasa, termasuk penghasilan (income) dan transfer.
Surplus terjadi apabila ekspor barang, jasa, penghasilan, dan transfer
lebih besar daripada impor barang, jasa, penghasilan, dan transfer.
Demikian pula sebaliknya.
c. Konsep Basic Balance
Dalam konsep ini yang termasuk dalam autonomous transaction selain
pos-pos dalam transaksi berjalan, juga komponen-komponen dalam
transaksi modal dan keuangan jangka panjang.
d. Konsep Overall Balance
Yang termasuk autonomous transaksi dalam konsep ini adalah
komponen-komponen dalam transaksi modal dan keuangan baik jangka
panjang maupun jangka pendek
Ketidakseimbangan pada neraca pembayaran, bisa terjadi surplus
ataupun defisit. Ketidakseimbangan berupa surplus yang memiliki nilai valas
yang relatif tinggi bisa dikatakan ideal, sedangkan yang dianggap kurang baik
adalah posisi neraca pembayaran yang defisit dan memiliki nilai valas yang
rendah sehingga diusahakan untuk diperbaiki melalui mekanisme
3
penyesuaian (Effendy, 2014).
a. Penyusunan NPI
41
menyusun dan menyampaikan data yang terkait dengan transaksi NP masing-
masing negara. Pelaporan tersebut dilakukan setiap triwulan dan disampaikan
kepada IMF dalam bentuk penyajian standar. Penyampaian perkembangan
NP oleh masing-masing negara anggota IMF dimaksudkan selain untuk
mendiseminasikan perkembangan ekonomi internasional masing-masing
negara anggota, juga untuk melakukan konsolidasi transaksi internasional
semua negara anggota IMF. Informasi perkembangan ekonomi internasional
masing-masing negara tersebut sangat diperlukan oleh investor, perbankan,
pengusaha, dan lembaga internasional lainnya dalam menentukan rencana
kegiatan antara lain yang terkait dengan investasi dan perdagangan.
42
Kementerian Negara Kebudayaan dan Pariwisata, Bank Indonesia, PT
Garuda, Direktorat Jenderal Imigrasi, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,
Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Departemen Luar Negeri,
dan perbankan.
Jasa migas bersumber pada laporan dan informasi antara lain dari
Departemen Pertambangan dan Energi, Pertamina, dan perusahaan
kontraktor migas.
Data transaksi modal dan keuangan bersumber antara lain dari Bank
Indonesia, Bappenas, Departemen Keuangan, Badan Koordinasi
Penanaman Modal, Pertamina, PT Garuda, dan perbankan.
Sementara itu, khusus untuk penyusunan NPI cash basis, data
berasal dari laporan kegiatan lalu lintas devisa yang memberikan informasi
pokok mengenai besarnya pergerakan dana. Laporan tersebut disampaikan
oleh bank-bank devisa, lembaga-lembaga keuangan nonbank, dan perusahaan-
perusahaan kepada Bank Indonesia.
43
untuk transaksi berjalan nonmigas dan menunjukkan surplus untuk
transaksi berjalan migas.
44