Anda di halaman 1dari 27

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Alat Pelindung Diri (APD)

2.1.1 Pengertian Alat Peindung Diri (APD)


Alat pelindung diri adalah peralatan yang di gunakan untuk meminimalisir

dan mencegah terjadinya kecelakaan akibat kerja serta penyakit akibat tidak

menggunakannya. Kontak yang salah dengan bahan dan mesin ditempat kerja

dapat mengakibatkan suatu cidera dan penyakit yang cukup serius

(Kuswana,2015).

Berasarkan peraturan menteri tenagakerja dan transmigrasi Republik

Indonesi nomor PER.08/MEN/V11 2010 tentang alat pelindung diri, APD adalah

suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang

fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya ditempat

kerja.

Menurut Occupatioonal Safety and Health Addministration (OSHA) alat pelinudng

diri, didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk melindungi pekerja dari penyakit

akibat kerja baik bersifat biologis, radiasi, kimia, elektrik, fisik, mekanik, dan

lainnya. APD digunakan sebagai upaya terakhir untuk melindungi tenaga kerja

saat melakukan pekerjaan agar tidak terjadi kecelakaan kerja serta penyakit berahaya

(Sholihah,2014).

2.1.2 Definisi persepsi


Persepsi adalah proses ketika kita sadar akan banyaknya stimulus yang

mempengaruhi indera kita. Persepsi mempengaruhi pemaknaan kita terhadap

suatu pesan (Tim Psikologi, 2014). Persepsi adalah proses dimana kita

mengorganisasikan dan menafsirkan pola stimulus di dalam lingkungan. Perepsi

berkenaan dengan fenomena dimana relasi antara stimulus dan pengalaman yang

leih komplek ketimang dengan fenomena yang ada pada sensasi. Fenomena
persepsi tergantung pada proses

10
11

yang lebih tinggi. Persepsi secara umum diperlakukan sebagai satu variable

campur tangan yang tergantung pada faktor-faktor motivasional (Pieter, 2011).

Perepsi adalah ketika individu mengalami melihat, mendengar, menyentuh,

tersenyum, merasakan posisi tulang sendi dn tekanan otot-otot, keseimbangan,

suhu, sakit, semua itu dimulai dari stimulus sel-sel saraf sensorik. Persepsi adalah

sebuah proses aktif. Persepsi bukanlah sesuatu yang dilakukan dnegan kedua mata

atau telinga atau setiap organ indrea yang spesifik (Boeree, 2013).

2.1.3 Peraturan tentang Alat Pelindung Diri (APD)


1. Menurut Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja

1) Pasal 2 ayat (1) butir f : Dengan peraturan perundangan ditetapkan

syarat-syarat untuk memberikan APD.

2) Pasal 9 ayat (1) butir c: pengurus diwajibkan menunjukan dan

menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang APD.

3) Pasal 12 butir b: Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan

atau tidak tenaga kerja untuk memakai APD.

4) Pasal 14 butir c: Pengurus diwajibkan menyediakan APD secara

cuma- cuma.

2. Peraturan menteri tenaga kerja dan tranmigrasi nomer per.01/men/1981

tentang kewajiban melapor penyakit akibat kerja. Menurut pasal 4 ayat (3)

kewajiban pengurus menyediakan APD dan wajib bagi tenaga kerja

menggunakannya untuk pencegahan Penyakit Akibat Kerja (PAK).

3. Permenaker dan Transmigrasi RI No. PER.08/MEN/VII/2010 tentang

APD. Pasal 2 yang berbunyi pengusaha wajib menyediakan APD bagi

perkerja atau buruh ditempat kerja yang diberikan secara cuma-cuma dan

harus sesuai Standrat Nasional Indonesia (SNI). Pasal 4 ayat 1 point e

yang
12

berbunyi APD wajib digunakan tempat kerja dimana dilakukan usaha

pertambangan dan perngelolaan batu-batuan, gas, minyak, panas bumi,

atau mineral bumi lainnya baik dipermukaan, didalam bumi, maupun

didasar perairan.

2.1.4 Jenis-jenis Alat Pelindung Diri (APD)


Menurut Buntarto, 2015 macam-macam APD sebagai berikut:

1. Pakaian pelindung tubuh

1) Apron adalah pakaian pelindung yang menutupi sebagian tubuh mulai

dari dada sampai lutut, apron terbuat dari kain drill, kulit, plastic,

karet, asbes, atau kain yang dilapisi alumunium.

Tabel 2.1 pada petugas sampah di TPA Supit Urang Kota Malang

Jenis Apron Deskripsi


Apron bahan CP atau kulit mitasi
Apron yang terbuat dari bahan CP atau
terkenal dengan istilah kulit mitasi dan
biasanya di pakai oleh perusahaan
industri otomotif dan elektronik dan
bahan ini tidak gampang sobek dan
dapat dibersihkan dengan mudah sekali.
Sumber: ceremek.blogspot.com
Apron berbahan mika

Desain dan ukuran dapat dipesan sesuai


standart perusahaan biasanya banyak
digunakan oleh perusahaan makanan
dan minuman, bahannya mudah sekali
dibersihkan.
Sumber: apron-
industrial.blogspot.com
Apron berbahan katun drill
Apron disamping terbuat dari bahan
katun dan drill ( amerkcan drill, jalan
dril, nagata drill ) dan banyak di
gunakan oleh pabrik makanan dan
minuman model dan ukuran dapat di
pesan sesuai standar perusahaan.
Sumber: apron-industrial.blogspot.com
13

Apron berbahan mika jerry


Apron di samping terbuat dari bahan
mika jerry dan banyak di pakai khusus
oleh perusahaan perikanan dan
pembekuan udang dan cumi-cumi
bahan ini gampang di bersihkan dan
tahan dalam tingkat pembekuan yang
Sumber: apron- sangat tinggi.
industrial.blogspot.com
Apron berbahan Tripollin
Apron ini terbuat dari bahan tripolin
dan biasanya digunakan oleh
perusahaan industri mesin dan
perkapalan karena gampang dibersihkan
cari kotoran minyak ,bentuk dan design
dapat di pesan sesuai standar
Sumber: apron- perusahaan.
industrial.blogspot.com

2) Overalls

Pakaian pelindung tubuh yang menutupi seluruh bagian tubuh.

Pakaian ini biasanya yang digunakan oleh pekerja sampah di Tempat

Pembuangan Akhir (TPA).

Sumber: histeel.blogspot.com

Gambar 2.1 APD jenis Overalls


14

2. Pelindung Kepala (Safety Helmet)

Alat pelindung kepala berfungsi sebagai pelindung dari benturan,

terantuk, kejatuhan atau terpukul benda keras maupun tajam yang

melayang maupun meluncur dari udara, terpapar oleh radiasi panas, api,

percikan bahan bahan kimia dan suhu yang ekstrim (Sholihah, 2014). Alat

pelindung kepala adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi

kepala dari benturan, terantuk, kejatuhan atau terpukul benda tajam atau

benda keras yang melayang atau meluncur di udara, terpapar oleh radiasi

panas, api, percikan bahan-bahan kimia, jasad renik (mikro organisme) dan

suhu yang ekstrim (Soekirman, 2014).

Menurut Buntarto 2015 alat pelindung kepala berdasarkan bentuknya

dibedakan menjadi 3 yaitu :

Tabel 2.2 Tabel Jenis Pelindung Kepala


Jenis pelindung kepala Deskripsi
Topi Pengaman
Topi ini untuk melindungi kepala dari
benturan, kejatuhan, hantaman benda
keras dan tajam. Topi pengaman harus
tahan terhadap pukulan dan benturan,
perubahan cuaca serta oengaruh bahan
kimia. Topi ini harus terbuat dari
bahan yang tidak mudah terbakar dan
Sumber: tidak menghantarkan listrik.
Indonesian.alibaba.blogspot.com
15

Hood

Untuk melindungi kepala dari bahan


kimia, api, dan panas radiasi yang
tinggi. Hood terbuat dari bahan yang
tidak mempunyai celah atau lubang
seperti asbes, kulit, wool, katun yang
di campuri alumunium.

Sumber:
hunderarmour.blogspot.com
Hair Cap

Untuk melindungi kepala dari paparan


debu, dan meindungi rambut dari
bahaya terjerat mesin yang berputar.
Biasanya terbuat dari bahan katun
atau bahan yang mudah di cuci.

Sumber:
canacopegdl.blogspot.com
3. Pelindung Mata

Pelindung mata berfungsi untuk melindungi mata dari percikan

korosif, radiasi gelombang elektro magnetic, dan mencegah masuknya

debu-debu kedalam mata yang menyebabkan iritasi pada mata

(Buntarto,2015). Alat pelindung mata adalah yang digunkan untuk

menvegah debu-debu, partikel- partikel kecil dan mengurangi sinar yang

menyilaukan (Listiyarini,2018).

Sumber: snap361.net/ig-tag/AlatPelindungDiri/

Gambar 2.2 Alat Pelindung Mata


16

4. Alat Pelindung Telinga

Melindungi telinga dari gemuruh mesin yang sangat bising juga

penahan bising dari letupan-letupan (Irzal,2016). Menurut Buntarto 2015

pelindung telinga memiliki dua jenis yaitu ear plug, ear muff. Ear plug adalah

sumbat telinga yang dapat menahan frekuensi tertentu sehingga frekuensi

pembicaraan tidak terganggu. Dapat di buat dari apas, plastic, karet alami,

dan malam. Ear Muff adalah alat pelindung telinga yang terdiri dari dua

buah tutup telinga dan sebuah head band. Isi dari tutup telinga dapat

berupa cairan atau busa yang berfungsi untuk menyersap suara dengan

frekuensi tinggi.

1) Ear Plug 2) Ear Muff

Sumber: Indiamart.com Sumber: Tokootomotif.com

Gambar 2.3 Contoh Gambar Pelindung Teinga 1) Ear Plug; dan 2) Ear Muff

5. Pelindung Pernafasan

Pelindung pernafasan berfungsi untuk melindungi organ pernafasan

dengan cara menyalurkan udara bersih dan sehat atau menyaring cemaran

bahan kimia,mikro-organisme, pertikel yang ebrupa debu, kabur, uap, gas.

Untuk mencegah masuknya kotoran yang dapat meggangu system

pernafasan dengan menggunakan masker (Anizar,2009). Menurut Buntaro

2015 ada beberapa jenis masker pelindung pernafasan yaitu:


17

1) Respirator pemurni udara (Air Purifying Reapirator)

Tabel 2. 3 Jenis Alat Pelindung Pernafasan berdasarkan Air Purifying

Jenis alat pelindung pernafasan Deskripsi


Cemical respirator

Respirator berfungsi sebagai


permbersih udara dengan
cara absorbsi atau
adsobrobsi.
Sumber: Bukalapak.com
Mecanical respirator

Filter ini digunakan sebagai


perlindungan terhadap
paparan aerosol, zat padat
dan aerosol zat cair melalui
filtrasi.
Sumber: Indotrading.com
Combinasi cemical respirator
Respirator ini dilengkapi
dengan filter dan adsorben
sehingga relative lebih berat
dari filter. Respirator ini
digunakan pada penyemprotan
pestisida dan pengecatan.
Sumber: aliexpress.com
2) Respirator penyedia udara (Breathing Aparatus)

Tabel 2.4 Jenis Alat Pelindung Pernafasan berdasarkan Breathing


Aparatus

Jenis alat pelindung pernafasan Deskripsi


Cara kerja masker ini sama dnegan
Air Hose Respirator/Hose Mask air
line respirator yang membedakan
adalah diameter pipa udara yang di
gunakan lebih besar dari pada air
line respirator sehingga
oemakaiannya masih dapat
menghirup udara bersih sekalipun
Sumber: msasafety.com blower dari respirator tersebut tidak
berfungsi.
18

Air Line Respirator

Respirator ini terdiri dari full-half


(Head covering helmet), saluran udara
(air line, selinder atau compressor
udara yang dilengkapi dengan alat
pengatur tekanan.

Sumber: clean-air.cz.com
Self-Contained Breathing
Aparatus (SCBA)

Masker ini di gunakan ditempat-


tempat kerja diaman terdapat zat-zat
yang sangat toxic atau difisiensi
oksigen.

Sumber: diytrade.com

6. Pelindung Tangan

Alat pelindung tangan adalah berfungsi sebgai pelindung tangan saat

bekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cidera tangan

(Kuswana,2015). Sarung tangan adalah perlengkapan yang digunakan

untuk melindungi tangan dari kontak bahan kimia, tergores, atau luka

akibat sentuhan dengan benda runcing dan tajam (Listiyarini, 2016). Alat

pelindung tangan terbuat dari berbagai macam bahan sesuai kebutuhan

perkerja (Irzal,2016). Menurut bentuknya sarung tangan dibedakan menjadi

tiga, yaitu:
19

Tabel 2.5 Jenis Alat Pelindung Pernafasan berdasarkan Breathing Aparatus

Jenis alat pelindung sarung tangan Deskripsi


Gloves

Sarung tangan biasa.

Sumber: gemplers.com
Gounlets

Sarung tangan yang di lapisi


logam

Sumber: jennybeautydiva.club
Mitts Mittens

Sarung tangan yang keempat


jarinya dibungkus jadi satu
kecuali ibu jari

Sumber: ebay.com

7. Pelindung Kaki

Menurut peraturan menteri tenanga kerja dan transmigrasi Republik

Indonesia PER.08/MEN/VII/2010 tentang alat pelindung diri, alat

pelindung kaki berfungsi melinungi kaki dari tertimpa atau berbenturan

dengan benda-benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau

dingin, uap panas, terpajang suhu yang ekstrim, terkena bahan kimia

berbahaya serta tergelincir(Sholihah, 2014). Alat pelindung kaki perlengkapan


20

untuk melindungi kaki dari benda-benda seperti kaca, atau potongan baja,

dan aliran listrik (Listiyarini, 2018).

Sumber: alibaba.com

Gambar 2.4 Contoh Gambar Sabuk Pengaman

8. Tali tau Sabuk Pengaman

Sabuk pengaman merupakan suatu alat yang di rancang untuk

menahan seseorang agar tetap di tempat apabila terjadi benturan. Sbuk

pengaman di rancang untuk mengurangi cidera dengan menahan si

pemakai dari benturan dengan bagian dalam kendaraan atau terlempar dari

dalam kendaraan (Kuswana, 2015).

Sumber: id.tchnology.info.com

Gambar 2.5 Contoh Gambar Pelindung Kaki

2.1.5 Ketentuan Pemilihan Alat Pelindung Diri


Menurut Buntarto 2015, hal-hal yang perlu di perhatikan dalam pemilihan

APD, antara lain :


21

1. Dapat memberikan pelindung yang cukup terhadap bahaya yang dihadapi

oleh pekerja.

2. Harus seringan mungkin dan tidak menyebabkan rasa ketidaknyamanan

yang berlebihan.

3. Tidak mudah rusak.

4. Suku cadang mudah di peroleh.

5. Harus memnuhi ketentuan standart yang telah ada.

6. Dapat dioakai secara fleksibel.

7. Tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi penggunanya misalnya

karena bentuk dan bahan dari alat pelindung diri yang digunakan tidak

tepat.

8. Tidsak membatasi gerakan dan persepsi sesori pemakainya.

Menurut Sholihah 2014 aspek-aspek lain yang perlu diperhatikan dalam

pemilihan APD adalah :

1. Bentuknya menarik, dapat dipakai secara fleksibel dan tahan untuk

pemakaian yang cukup lama.

2. Seringan mungkin dan tidak menyebabkan rasa ketidaknyamanan berlebhan.

3. Dapat memberikan perlindungan yang adekuat terhadap bahaya spesifik

yang diadapi oleh pekerja.

4. Suku cadang mudah diperoleh untuk mempermudah pemeliharaan.


22

2.1.6 Alat Pelindung Diri Pada Petugas Sampah

Sumber : PATH. 2006. Personal


Protective Equipment for Incinerator
Operators.
Gambar 2.6 Standar Operasional Prosedur (SOP) penggunaan
Alat Pelindung Diri

2.1.7 Alat Pelindung Diri Pada Petugas Sampah di TPA Supit Urang Kota
Malang

umber: TPA Supit Urang Kota Malang

Gambar 2.7 Standar Operasional Prosedur (SOP) penggunaan


Alat Pelindung Diri di TPA Supit Urang Kota Malang
23

2.2 Konsep Pengetahuan

2.2.1 Pengertian pengetahuan


Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indra yang di milikinya (mata, hidung, telinga, dan

sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu pengindraan sampai menghasilkan

pengetahuan tersebut sangat di pengaruhi oleh intenstas perhatian dan persepsi

terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra

pendengaran yaitu telinga dan indra pengelihtan yaitu mata (Notoatmodjo, 2012).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2011, pengetahuan adalah sesuatu

yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses belajar ini

dipengaruhi berbagai faktor dari dalam, seperti motivasi dan faktor luar berupa

informasi yang tersedia, serta keadaan sosial budaya. Pengetahuan adalah

informas atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang (Agus,

2013).

2.2.2 Proses terjadinya Pengetahuan


Menurut Notoatmodjo 2011 mengungkapkan bahwa pengetahuan terjadi

sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru yang ada di dalam diri orang

tersebut kemudian terjadilah proses sebagai berikut :

1. Kesadaran (Awareness), dimana orang tersebut menyadari dalam

arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi (obyek).

2. Merasa (Interest), tertarik terhadap stimulasi atau obyek tersebut disini

sikap obyek mulai timbul.

3. Menimbang-nimbang (Evaluation)¸terhadap baik dan tidaknya stimulasi

tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

4. Mencoba (Trial), dimana sibyek mulai mencoba melakuka sesuatu sesuai

dengan apa yang dikehendaki.


24

5. Adaption, dimana sibyek telah berperilaku baru srsuaipengetahuan, kesadaran

dan sikap stimulasi.

2.2.3 Faktor yang mempengaruhi pengetahuan


Menurut Fauzia (2015) pengetahuan seseorang dipengaruhi beberapa faktor

yaitu

1. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruh pada

pengetahuan seseorang, pengetahuan diperoleh melalui proses belajar

terhadap suatu informasi yang diperoleh sesorang. Pendidikan merupakan

bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain

menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat

dan mengisi kehidupan dalam mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

Pendidikan juga mendapat pengaruh yang cukup besar dari pengetahuan

dan teknologi, pedidikan meliputi segala usaha sendiri atau dari pihak luar

untuk meningkatkan penegtahuan dan kecakapan, serta memperoleh

keterampilan dan membentuk sika-sikap tertentu (Achruh, 2018).

Pendidikan juga sangat diperlukan dalam pengetahuan di bidang kesehatan

untuk mendapatkan infromasi. Missalnya pengetahuan para petugas

sampah masih banyak yang kurang tentang Alat Pelindung Diri (APD)

dalam mencegah masalah kesehatan.

2. Informasi

Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan

mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Informasi yang diperoleh baik

dari pendidikan formal maupun non-formal yang dapat memberikan

pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan atau

peningkatan
25

pengetahuan. Contoh seorang petugas sampah yang tidak memiliki

informasi terkait Alat Pleindung Diri (APD) kepatuhan penggunaan APD

pasti akan diabaikan, kemungkinan penyebab kepatuhan penggunaan APD

adalah kurangnya informasi sehingga petugas sampah tidak mengetahui

apa dampak yang akan ditimbulkan ketika tidak menggunakan APD.

3. Pengalaman

Pengalaman adalah guru yang paling baik, serta pelajaran paling berharga

yang harus kita hargai (Haryadi, 2013). Pengalaman adalah pelajaran

terbaik dikehidupan manusia. Berkat engalaman kita dapat membedakan

yang baik dan buruk. Hal tersebut tidak bias hanya diajarkan saja karena

biasanya segera dilupakan. Apabila seseoang sudah memiliki pengalaman

yang banyak maka akan semakin luas pengetahuan yang di milikinya.

Sebagai contoh adalah petugas sampah yang sudah berpengalaman akan

mengetahui dampak yang akan ditimbulkan jika tidak mengeankan APD.

4. Usia

Usia mempengauhi terhadap daya tangkap dan pola pikir sesorang.

Semakin bertambahnya usia akan semakin berkembang daya tangkap dan

pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang dieproleh semakin baik.

Semakin tua usia individu maka akan semakin mempengaruhi daya

tangkap dan pola pikirnya sebagai contoh petugas sampah yang sudah

lama bekerja dan bias dikatakan senior maka akan lebih banyak berpikir

dampak kedepan ketika tidak mentaati peraturan penggunaan Alat

Pleinudng Diri (APD).

5. Lingkungan

Limgkungan adalah tempat pemukiman dengans segala seseuatunya

dimana organismenya hidup berserta segala keadaan dan kondisi yang

secara langsung
26

maupun tidak langsung di diduga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan

maupun kesehatan dari organisme tersebut (Efendi, 2009). Lingkungan

berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam individu, hal

ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan

direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu (Sholihah, 2015).

Sebagai contoh telah kita ketaui petugas sampah banyak menghabiskan

waktu di sekitar lingkungan pembuangan sampah, dengan keadaan

lingkungn seperrti itu akan mempengaruhi petugas sampah untuk lebih

mengetahui bagaimana pecngehan penyakit dengan cara memggunakan

Alat Pelindung Diri (APD).

6. Sosial budaya dan Ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui diskusi

dan hanya sekedar penalaran yang mana orang-orang tidak mengerti baik

atau buruk yang dilakukannya. Dengan demikian seseorang akan

bertambah pengetahuaannya walaupun tidak melakukan kebiasaan atau

tradisi tersebut. (Sholihah, 2015). Manfaat dalam konteks perbaikan dalam

hal penghasilan, produktivitas, kesehatan, nutrisi, kehidupan keluarga,

kebudayaan, rekreasi, dan partisipasi masyarakat. Perbaikan penghasilan

dan sebagian produktivitas adalah merupakan manfaat ekonomi bagi

masyarakat. Perbaikan dari sebagian produktivitas, kesehatan, makanan,

kehidupan keluarga, kebudayaan, rekreasi, dan partisipasi adalah merupakan

manfaat sosial bagi masyarakat (Nurseto, 2010). Misalnya petugas sampah

yang memiliki kebiasaan tidak menggunakan APD lengkap, kebiasaan ini

memungkinkan petgas lainnya juga mengikuti kebiasaan tersebut.

Kebiasaan tersebut yang memungkinkan dapat menurunkan kinerja para

petugas sampah karena banyak dampak yang akan timbul yang dialami

oleh petugas sampah tersebut.


27

2.3 Konsep Persepsi

2.3.1 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Persepsi


Menurut Pieter 2011 ada empat faktor yang mempengaruhi persepsi

diantaranya :

1. Minat

Minat adalah semakin tinggi minat seseorang mterhadap suatu obyek maka

semakin tunggi juga kintanya dalam mempersepsikan obyek tersebut.

1) Kepentingan

Semakin dirasakan penting terhadap suatu obyek atau peristiwa bagi

diri seseorang, maka semakin peka obyek-obyek persepsinya.

2) Kebiasaan

Semakin sering di rasakan obyek atau peristiwa, maka semakin

terbiasa dalam membentuk persepsi.

3) Konstansi

Berarti adanya kecenderungan seseorang untuk melihat obyek atau

kejadian secara konstan sekalipun bervariasi dalam bentuk, ukuran,

warna, dan kecemerlangan.

2.3.2 Macam-macam persepsi


Persepsi menurut Irwanto (2002) terdapat dua jenis persepsi yaitu:

1. Persepsi Positif

Persepsi yang menggambarkan segala pengetahuan yang dimiliki

seseorang dan tanggapan di teruskan dalam bentuk upaya pemanfaatan

dari apa yang diperoleh saat memahami sesuatu.


28

2. Persepsi negative

Persepsi dimana segala pengetahuan dan tanggapan yang tidak selaras

dengan obyek persepsi diteruskan dengan kepasifan ataupun dengan

tolakan serta menentang segala usaha obyek yang di pahami dari cara

memandangnya.

2.3.3 Proses Terjadinya Persepsi


Proses terbentuknya persepsi menurut Walgito (2010), didasari pada

beberapa tahapan, yaitu:

1. Stimulus/Rangsangan

Proses awal persepsi terjadi ketika individu dihadapkan pada suatu

stimulus/rangsangan yang hadir dari lingkungannya.

2. Registrasi

individu yang menderngar atau melihat suatu informasi, kemudian

individu tersebut mendaftar/meregistrasi semua informasi yang terkirim

tersebut dengan indra yang dimilikinya.

3. Interpretasi

Interpretasi yaitu proses memberikan arti kepada stimulus yang telah

diterima. Proses interpretasi bergantung pada motivasi, cara pendalaman,

dan kepribadian seseorang.

2.3.4 Syarat terjadinya persepsi


Menurut Sunaryo (2014) syarat-syarat terjadinya persepsi adalah sebagai

berikut:

1. Adanya benda atau obyek yang dipersepsi

2. Perhatian merupakan persiapan dalam mengadakan persepsi.


29

3. Penerimaan stimulus adalah dengan indera atau reseptor dari obyek yang

dipersepsi.

4. Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak dan alat

untuk mengadakan respon.

2.4 Konsep Self Awareness atau Kesadaran Diri

2.4.1 Pengertian Self Awareness atau Kesadaran Diri

Menurut Sastrawinata (2011) kesadaran diri merupakan proses mengenali

motivasi, pilihan dan kepribadian individu tersebut lalu menyadari pengaruh

faktor- faktor tersebut atas penilaian, keputusan dan interaksi individu tersebut

dengan orang lain. Kesadaran diri merupakan dasar kecerdasan emosional yaitu

merupakan kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu. Self

awareness atau kesadaran diri adalah informasi mengenai alasan-alasan dari

tingkah laku seorang individu atau pemahaman terhadap diri seseorang itu sendiri

(Maharani et al, 2016).

2.4.2 Tingkat Kesadaran


Menurut King (2016), tingkat kesadaran ada 5 bagian, yaitu :

1. Kesadaran tingkat-tinggi yaitu melibatkan pemrosesan terkontrol, ketika

individu secara aktif berfokus pada usaha mereka untuk mencapai tujuan;

kondisi kesadaran yang paling tinggi.

2. Kesadaran tingkat-rendah yaitu meliputi pemrosesan otomais yang

memerluka sedikit perhatian, seperti ketika sedang melamun.

3. Kondisi kesadaran yang berubah yaitu dapat disebabkanolehobat, trauma,

kelelahan hypnosis, dan deprivasi sensoris

4. Keawasan bawah-sadar yaitu dapat terjadi ketika terbangun, atau pun

ketika sedang tidur dan bermimpi.


30

5. Tidak ada keawasan yaitu keyakinan Freud bahwa beberapa pikiran tidak

sadar disebabkan oleh kecemasan dan emosi negative lain yang di akui

oleh kesadaran.

2.4.3 Meningkatkan Kesadaran Diri


Menurut Pieter (2017) mengungkapkan bahwa kesadaran diri merupakan

hal utama dalam memperbaiki kekurangan yang sering kali terjadi dalam proses

komunikasi. Kesadaran diri dapat muncul apabila ada pengetahuan dan kemauan

yang cukup untuk memeperbaiki kualitas seseorang. Kesadaran diri dapat

ditingkatkan melalui pembelajaran, baik itu belajar atas pengalaman orang lain

maupun pengalaman diri sendiri atau bersikap membuka diri terhadap bebagai

saran, kritik dan perubahan yang terjadi.

Menurut Utoyo (2011) ada lima faktor untuk meningkatkan kesadaran diri,

yaitu :

1. Mengenali kemampuan dan kekurangan yang ada pada diri.

2. Melatih kepekaan untuk memahami situasi disekitar.

3. Belajar berkonsentrasi dan focus terhadap sesuatu.

4. Selalu mengevaluasi kekurangan atau kelebihan diri dan kondisi si sekitar kita.

5. Memiliki nilai terhadap diri kita sendiri sebagai tolak ukur kehidupan.

2.5 Konsep Kepatuhan

2.5.1 Definisi Kepatuhan


Kepatuhan adalah perilaku individu yang mana ketika individu tersebut

mematuhi atau menerima permintaan pihak yang memiliki kemampuan

memerintah seseorang yang orang lain tidak memiliki kemampuan itu atau sering

disebut dengan otoritas (King, 2016). Kepatuhan adalah dimana seorang individu

mudah
31

dikendalikan dengan perintah yang di layangkan oleh penguasa (Burger, 2018).

Kepatuhan pekerja akan diukur apabila dalam waktu 6 bulan terakhir

menggunakan APD karena perilaku patuh atau kepatuhan seseorang dapat dinilai

patuh dalam waktu 6 bulan (Fakhradin Ghasemi, 2015)

2.5.2 Kepatuhan Menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)


Peraturan penggunaan alat pelindung diri dijelaskan di Peraturan Menteri

Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.08/MEN/VII/2010 yang

disesuaikan dengan bahaya dan kebutuhan di TPA . Adapun aturan yang

digunakan yaitu dalam pasal 2 ayat 1 TPA wajib menyediakan alat pelindung diri

bagi pegawai di tempat kerja. Pasal 3 jenis alat pelindung diri yang disediakan

meliputi pelindung tangan, pelindung pernafasan, apron,pelindung mata,pelindung

kaki, pelindung muka, pelindung kepala. Pasal 4poin N alat pelindung diri wajib

digunakan di tempat kerja dimana dilakukan pembuangan atau pemusnahan

sampah.

2.5.3 Faktor yang mempengaruhi kepatuhan


Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia seperti berjalan,

berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya.

Yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia,

baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.

Perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan

dari luar) (Notoatmodjo, 2010). Stimulus yang mempengaruhi perilaku kepatuhan

dalam menggunakan alat pelindung diri dibagi dalam beberapa faktor diantaranya

predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong. Faktor predisposisi

meliputi pengetahuan dan sikap tentang alat pelindung diri. Faktor pendukung

mengacu pada daya dukung lingkungan secara fisik meliputi ketersediaan alat

pelindung diri . Faktor


32

pendorong yaitu dukungan sumberdaya manusia di sekitar individu yang selalu

melakukan pengawasan terhadap pengunaanalat pelindung diri saat bekerja.

2.5.3.1 Faktor-faktor predisposisi kepatuhan

Faktor predisposisi adalah faktor yang melatarbelakangi perubahan

perilaku yang menyediakan pemikiran rasional atau motivasi terhadap suatu

perilaku. Faktor ini meliputi pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai,

dan sebagainya.

2.5.3.2 Faktor-faktor pemungkin (enabling factors)

Faktor-faktor pemungkin merupakan faktor-faktor yang merupakan sarana

dan prasarana untuk berlangsungnya suatu perilaku. Yang merupakan faktor

pemungkin misalnya lingkungan fisik dan ketersediaan fasilitas pelayanan

kesehatan setempat.

1. Ketersediaan alat pelindung diri

Permenaker dan Transmigrasi RI No. PER.08/MEN/VII/2010 tentang

APD. Pasal 2 yang berbunyi pengusaha wajib menyediakan APD bagi

perkerja atau buruh ditempat kerja yang diberikan secara cuma-cuma dan

harus sesuai Standrat Nasional Indonesia (SNI). Pasal 4 ayat 1 point E

yang berbunyi APD wajib digunakan tempat kerja dimana dilakukan usaha

pertambangan dan perngelolaan batu-batuan, gas, minyak, panas bumi,

atau mineral bumi lainnya baik dipermukaan, didalam bumi, maupun

didasar perairan.

2. Pelatihan

Menurut Notoatmodjo (2009), pelatihan adalah suatu proses yang akan

menghasilkan suatu perubahan perilaku bagi karyawan atau pegawai.

Pelatihan tenaga kerja adalah setiap usaha untuk memperbaiki performa

pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung


33

jawabnya atau satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaan

(Danang, 2012). Pelatihan adalah proses mengajar karyawan baru atau

yang saat ini sedang bekerja tentang keterampilan dasar yang mereka

butuhkan untuk melakukan pekerjaan mereka (Dessler, 2013).

2.5.3.3 Faktor-faktor penguat (reinforcing factors)

Faktor-faktor penguat adalah faktor yang memperkuat terjadinya suatu

perilaku. Menurut Sudarmo (2016) adalah salah satu faktor penguat untuk

pendorong terjadinya perilaku. Peraturan atau kebijakan penggunaan alat

pelindung diri di tempat kerja adalah salah satu faktor penguat untuk mendorong

petugas sampah menggunakan alat pelindung diridari hasil penelitian bahawa

responden patuh menggunakan alat peindung diri.

2.6 Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) Pada Petugas Sampah

Menurut KBBI (2011), pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui

berkaitan dengan proses pembelajaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang adalah pendidikan, informasi, pengalaman, usia,

lingkungan. Pengetahuan berperan penting dalam kepatuhan penggunaan APD,

karena pengetahuan dapat merubah perilaku seseorang serta dapat meningkatkan

rasa disiplin. Petugas sampah juga perlu memiliki pengetahuan khususnya tentang

APD yang digunakan mereka, untuk menghindari dampak buruk yang disebabkan

akibat ketidakpatuhan penggunaan APD.


34

2.7 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Kepatuhan Penggunaan APD


(Alat Pelindung Diri) Pada Petugas Sampah
Perepsi berkenaan dengan fenomena dimana relasi antara stimulus dan

pengalaman yang lebih komplek ketimbang dengan fenomena yang ada pada

sensasi. Fenomena persepsi tergantung pada proses yang lebih tinggi. Persepsi

secara umum diperlakukan sebagai satu variable campur tangan yang tergantung

pada faktor-faktor motivasional (Pieter, 2011). Persepsi menurut Irwanto (2002)

terdapat dua jenis persepsi yaitu: 1. Persepsi Positif yang menggambarkan segala

pengetahuan yang dimiliki seseorang dan tanggapan di teruskan dalam bentuk

upaya pemanfaatan dari apa yang diperoleh saat memahami sesuatu. 2. Persepsi

negative dimana segala pengetahuan dan tanggapan yang tidak selaras dengan

obyek persepsi diteruskan dengan kepasifan ataupun dengan tolakan serta

menentang segala usaha obyek yang di pahami dari cara memandangnya. Persepsi

seorang petugas sampah didapat ketika petugas sampah itu melihat, mendengar,

menyentuh, merasakan sakit terlebih jika para petugas sampah tidak

menggunakan atau tidak patuh terhadap penggunaan APD, hal tersebut akan

menimbulkan dampak terhadap indera/stimulus yang telah disebutkan. Dari

pernyataan tersebut dapat disimpulkan jika seseorang petugas sampah tidak patuh

menggunakan APD saat bekerja mka orang tersebut memiliki persepsi yang

negative terhadap ketentuan kepatuhan penggunaan APD.

2.8 Hubungan Antara Self Awareness Terhadap Kepatuhan Penggunaan


APD (Alat Pelindung Diri) Pada Petugas Sampah
Self awareness atau kesadaran diri adalah informasi mengenai alasan-

alasan dari tingkah laku seorang individu atau pemahaman terhadap diri seseorang

itu sendiri (Maharani et al, 2016). Kesadaran diri sangatlah penting ketika kita

melakukan pekerjaan dimana pekerjaan itu apakah memberi dampak positif bagi

diri kita atau


35

sebaliknya, contoh adalah petugas sampah yang setiap hari kontak langsung

dengan sumber infeksi, kemungkinan yang akan terjadi adalah masalah kesehatan.

Masalah kesehatan dapat dicegah dengan kepatuhan penggunaan APD yang baik

dan sesuai, hal ini akan menguragi angka kejadian kecelakaan kerja serta

menignkatkan derajat kesehatan para pekerja itu sendiri. Menurut Sastrawinata

(2011) kesadaran diri merupakan proses mengenali motivasi, pilihan dan

kepribadian individu tersebut lalu menyadari pengaruh faktor-faktor tersebut atas

penilaian, keputusan dan interaksi individu tersebut dengan orang lain. Kesadaran

diri merupakan dasar kecerdasan emosional yaitu merupakan kemampuan untuk

memantau perasaan dari waktu ke waktu. Self awareness atau kesadaran diri

adalah informasi mengenai alasan-alasan dari tingkah laku seorang individu atau

pemahaman terhadap diri seseorang itu sendiri (Maharani et al, 2016). Dari

pernyataan tersebut hubungan kesadaran diri dengan kepatuhan peggunaan APD

adalah ketika petugas sampah sadar akan lingkungan sekitarnya yang berbahaya,

maka petugas sampah akan lebih meningkatkan kepatuhan terhadap peggunaan

APD.

Anda mungkin juga menyukai