Jiptummpp GDL Anineliyan 39207 2 Babi
Jiptummpp GDL Anineliyan 39207 2 Babi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
suatu usaha yang sangat luas dan menyeluruh, usaha tersebut meliputi
semua segi kehidupan yang ruang lingkup dan jangkauannya sangat luas dan
kompleks.
pengertian kesehatan adalah “keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
1
Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 36 Tentang Kesehatan
2
Dinas Kesehatan, 2011, Profil Kesehatan 2011 Edisi 2012
2
obat sebagai bagian dari pelayanan kesehatan masyarakat. Hal itu disebabkan
Kesehatan adalah harapan semua orang, dalam kondisi yang tidak sehat
tidak ada pilihan lain selain melakukan pengobatan. Sayangnya berbagai jenis
Untuk menjamin komposisi obat yang benar dan tepat, maka industri
dengan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan Cara
merupakan pedoman yang dibuat untuk memastikan agar sifat dan mutu obat
yang dihasilkan sesuai dengan syarat bahwa standar mutu obat yang telah
3
Purwanto Hardjosaputra, 2008.“Daftar Obat Indonesia edisi II” , Jakarta, PT.Mulia Purna Jaya
Terbit, hal. 5
3
2. Mutu obat tergantung pada bahan awal, proses pembuatan dan pengawasan
3. Untuk menjamin mutu suatu obat jadi tidak boleh hanya mengandalkan
adalah:
1. Obat bebas
3. Obat keras
4. Narkotika dan
5. Psikotropika
telah disebutkan di atas yaitu obat bebas terbatas (dulu disebut daftar W),
4
Tan Hoan Tjay & Kirana Rahardja, 2007, Obat- obat Penting Khasiat, Penggunaan, Dan Efek-
Efek Sampingnya, edisi keenam, cetakan pertama, PT. Elex Media Komputino, Kelompok
Kompas, Gramedia, Jakarta. hal.6
4
obat-obatan yang dalam jumlah tertentu masih bisa dibeli di apotek, tanpa
resep dokter, memakai tanda lingkaran biru bergaris tepi hitam. Obat bebas
terbatas ini berkhasiat keras yang apabila dipakai sembarangan dan dalam
Obat bebas terbatas ini berkhasiat keras dan bila dipakai sembarangan
keperluan teknik.
Untuk menjamin ketersediaan dan jaminan konsumsi obat yang baik bagi
secara bebas yang tidak dapat terkontrol serta ketidak telitian apoteker dan
di mata dunia internasional. Hal ini terjadi juga karena faktor yang
obat daftar W tanpa izin dan obat tanpa izin edar yang proses pembuatannya
tidak memenuhi standar registrasi obat jadi dan syarat farmakope. Pengaturan
sanksi pidana diatur secara tegas dalam ketentuan Pasal 196, 197 dan pasal
2380/A/K/VI/83 yaitu:
6
1). Tanda khusus untuk obat bebas adalah lingkaran berwarna hijau dengan
2). Tanda khusus untuk obat bebas terbatas adalah lingkaran berwarna bire
3). Tanda khusus dimaksud dalam ayat (1) dan (2) harus diletakkan
4). Ukuran lingkaran tanda khusus dimaksud dalam ayat (1) dan (2)
desesuaikan dengan ukuran dan desain etiket wadah dan bungkus luar yang
bersangkutan dengan ukuran diameter lingkaran terlua dan tebal garis tepi
obatan yang berbahaya tanpa memiliki izin serta keahlian dalam bidang
korbannya. Padahal belum tentu obat yang diedarkan itu benar dan tepat
komposisinya. Jelas ini sangat berbahaya bagi pasien atau pengguna obat
semestinya atau tanpa resep dokter sebaliknya akan menjadi racun bagi tubuh
Seperti yang terjadi pada Kamis 03/01/2013 dua nenek berinisial Suh dan
Cirebon, Ajun Komisaris Besar Irman Sugema melalui Kasat Narkoba Ajun
Inspektur Satu Jarir Sugoro menjelaskan, kedua nenek tersebut ditangkap saat
ratusan pil dextro dan trihex. Sebelumnya dikatakan Jarir, kedua pelaku sudah
diamankan oleh polisi, namun mereka tidak ditahan, kini terpaksa bertindak
terakhir, tahun 2012 lalu korban meninggal akibat overdosis konsumsi pil
5
http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/13/01/03/mg1tj7-edarkan pil dekstro dua nenek
ditangkappolisi diaskses 09 Pebruari 2013
8
pil dextro itu sendiri adalah obat batuk antitusif yang umum untuk saluran
gerak tubuh. 6
pemilik apotek. Pelajar bisa membeli pil dextro karena harganya murah dan
sangat mudah dibeli di apotek-apotek serta toko obat bahkan toko sembako
atau warung klontongan. Tidak hanya itu, banyak masyarakat umum seperti
petani atau yang tanpa memiliki kewenangan serta keahlian di bidang farmasi
menjual atau mengedarkan pil dextro. Namun hingga kini, pil dextro bebas
obat ini juga relatif mudah didapat. Bentuk penyalahgunaannya antara lain
Amuntai Nomor : 167/ Pid. Sus/ 2012/ PN. Amt, jelas bahwa jenis pil dextro,
adalah jenis obat yang termasuk obat keras daftar W (obat bebas terbatas)
6
Dery Fitriadi Ginanjarhttp://m.inilah.com/read/detail/1805156/anak sd smp pemakai dextro paling
tinggi diakses 12 Maret 2013
7
SabiLz 8 http://sabilz52.heck.in/bahaya-dextromethorphan. xhtmldiakses 09 Pebruari 2013
9
yaitu obat keras yang penggunannya atau peredarannya meski tanpa resep
dokter namun hanya boleh diperjual belikan oleh pihak yang memiliki izin
edar saja, karena pil dextro merupakan obat batuk yang mempunyai efek
sama dengan psikotropika pil dextro termasuk turunan dari psikotropika. Pil
dextro sifat atau efek samping sama dengan narkotika dan psikotropika
termasuk narkotika dan psikotropika, tetapi pil dextro itu sendiri yang
Tentang Pengamanan Sediaan dan Alat Kesehatan, pasal 106 ayat (1) dan
Pasal 98:
atau hewan.10 Hal tersebut telah sesuai dengan apa yang dimaksudkan dalam
8
Pasal 98 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
9
Pasal 108 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
10
CST. Kansil,1991, Pengantar Hukum Kesehatan Indonesia , Jakarta; Rineka Cipta, hal 174.
11
dan melawan maraknya penyalahgunaan pil dextro. Selain itu ancaman bagi
para distributor obat agar tidak sembarangan menjual obat-obatan itu kepada
masyarakat.
B. Rumusan Masalah
2. Bentuk pelanggaran apa sajakah yang terjadi dengan adanya penjualan pil
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
manfaat, yaitu secara teoritis dan praktis dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
1). Apotek
Hasil penelitian ini bermanfaat bagi para pihak apotek agar lebih
sesuai dan aman. Serta lebih disiplin pada peraturan yang ada
peraturan peredaran pil dextro secara bebas, agar para pihak non
2). Polisi
dextro secara bebas yang terjadi saat ini. Dan sebagai himbauan serta
dengan wewenangnya.
3). Hakim
berikutnya.
d. Bagi Penulis
Sebagai wawasan hukum bagi penulis dan untuk memenuhi syarat guna
akademika yang ditunut untuk bisa mengkaji dan mengggali sesuatu hal
15
yang baru dalam disiplin inteleketual dan sbegai referensi bagi peneliti
lainnya.
E. Metode Penelitian
undangan yang berlaku dan juga berkaitan dengan teori-teori hukum, serta
Cirebon.
2. Lokasi Penelitian
lokasi kasus pelaksanaan penjualan pil dextro secara bebas, yaitu apotek
11
Bambang Waluyo, 1999, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, hal.17
12
Soerjono Soekanto, 1984, Pengantar Penelitian Hukum, UI PRESS, Jakarta, hal.51.
16
aparat penegak hukum (Polres Kabupaten Cirebon, Balai Besar POM Jawa
akurat.
3. Jenis Data
digunakan adalah:
a. Data Primer
13
Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang, 2007, Pedoman Penulisan Hukum, hal.
11.
17
Judawinata, Kabag. Farmasi bapak Uut,) dan Balai Besar POM Jawa
b. Data Sekunder
14
Ibid hal 12
18
3778
Obat
Farmasi
19
a. Primer
1). Observasi
a. Observasi Terlibat
b. Observasi Pengamatan
20
2). Wawancara
Farmasi bapak Uut,) dan Balai Besar POM Jawa Barat (Seksi
b. Sekunder
15
Arikunto Suharmisi, 2002, Metode Penelitian Kualitatif, Bogor, hal. 202
22
yaitu suatu analisa dengan cara pengumpulan data dan informasi yang
diperoleh dari data primer dan sekunder secara jelas, sehingga nantinya
Cirebon.
16
Sudikno Mertokusumo, 2004, Penemuan Hukum Sebagai Sebuah Pengantar, Penerbit Andi,
Yogyakarta. Hal 37
23
F. Sistematika Penulisan
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini terdari dari 6 (enam) sub bab meliputi latar belakang masalah
tujuan penelitian yaitu yang harus mengarah pada tujuan yang hendak
teori, doktrin atau pendapat sarjana, dan kajian yuridis berdasarkan ketentuan
hukum yang berlaku yang terkait langsung dan menjadi kerangkan ilmiah
tentang kesehatan dan farmasi, tinjauan umum tentang obat, tinjauan umum
Dalam bab ini penulis akan melakukan pembahasan secara spesifik dan
substantif mengenai permasalahan yang ada dalam penelitian ini. Dimana bab
BAB IV PENUTUP
Bab ini adalah bab terakhir yang di dalamnya ada 2 sub bab dalam penutup