2.6 Oven
Oven merupakan suatu peralatan berupa ruang termal terisolasi yang
dapat digunakan untuk mengeringkan atau memanaskan sebuah benda.
Pengeringan menggunakan oven lebih efisien dan cepat dibandingkan dengan
cara tradisional yaitu menggunakan panas matahari. Adapun kecepatan waktu
pengeringan bergantung pada tebal bahan yang dikeringkan.
Oven biasanya digunakan untuk pengeringan dengan skala yang kecil.
Oven yang kita gunakan pada penelitian ini adalah oven listrik yaitu oven
yang menggunakan energi listrik sebagai daya utama untuk menggerakan
heater dan sistem pengendali. Oven listrik lebih mudah dan efisien dalam
mengendalikan temperatur di dalamnya dibandingkan oven gas yang akan
digunakan dalam percobaan (Rusdy, 2022).
Dengan merujuk pada sejumlah referensi, kami bisa gambarkan bahwa
pada umumnya penentuan kadar air dilakukan dengan mengeringkan bahan
dalam oven pada suhu 105–110ºC selama 2–3 jam atau sampai didapat berat
DEHIDRASI OSMOSIS PADA BUAH-BUAHAN II-9
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA I
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
yang konstan. Perbedaan antara berat sebelum dan sesudah dipanaskan, dan
akan dilakukan sebuah penimbangan dari bobot suatu sampel yang ada dari
pada tekanan osmotik lingkungan, dan menyebabkan terjadinya perpindahan
air. Berkurangnya kandungan air dalam bahan menyebabkan akan kekurangan
air sehingga tekanan turgor mengalami penurunan menyebabkan bahan
menjadi empuk dan lembek. Permukaan bahan yang akan diukur dugaan lain
mungkin disebabkan karena perbedaan ketebalan saat pemotongan bahan
sampel. Dari pengamatan yang dilakukan diketahui bahwa pada menit-menit
awal kekerasan buah pepaya menurun secara drastis dibanding dengan menit
dari pengamatan akhir (Magdalena et al., 2019).
Gambar 1
Hot Plate
3.2 Alat
3.3 Bahan
1. Gula Pasir
2. Buah Pepaya
3. Aquadest
4. Alumunium Foil
5. Tissue
3.4 Cara Kerja
Memotong sampel buah menggunakan pisau menjadi 5 bagian dalam
bentuk lembaran dengan ukuran 2 x 2 x 1 cm, lalu memasukkan sampel ke
dalam petridish yang sudah dilapisi aluminium foil, selanjutnya menimbang
bobot gula pasir dan juga petridish berisi sampel buah, untuk tiap lembaran
DEHIDRASI OSMOSIS PADA BUAH-BUAHAN III-14
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA I
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
sampel menggunakan neraca analitik dan mencatat sebagai berat basah,
kemudian membuat larutan gula sebanyak 1000 mL dengan konsentrasi 20%
kedalam gelas piala 1000 mL. Setelah itu memasukkan magnetic stirer ke
dalam larutan gula yang diatur dengan kecepatan rendah. Setelah larutan
menjadi homogen, memasukkan sampel kedalam bejana (gelas piala 1000
mL), kemudian menimbang sampel dan mencatat sebagai berat kering.
Menimbang sampel pertama dengan menggunakan neraca analik dan mencatat
sebagai bobot basah. Kemudian memasukkan sampel kedalam oven pada suhu
rendah setelah itu mengeluarkan sampel dari oven dan memasukkannya ke
dalam desikator selama selang 5 menit, setelah itu mengambil sampel dari
dalam desikator untuk menghitung bobotnya, terus mengulang prosedur diatas
hingga tercapai bobot konstan.
3.5 Diagram Alir
A. Pengukuran Kadar Air dengan Metode Dehidrasi Osmosis
Memotong buah pepaya menjadi 8 lembaran dengan ukuran 2 × 2 ×1
cm.
35.000
29,600 30,000
30.000 27,800
Kadar Air Tersisa (%)
30,666 30,000
25.000 28,900
20.000
15.000
10.000 13,265
5.000
0
0 10 20 30 40
Waktu (Menit)
Gambar 13. Grafik Hubungan Antara Waktu dan Kadar Air Tersisa pada Pepaya
Ukuran 2 × 2 × 1 cm dengan Larutan Gula 20%.
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa pengaruh waktu terhadap
dehidrasi osmosis sangat berpengaruh, dimana semakin lama waktu yang
digunakan untuk perendaman dari sampel buah pepaya maka semakin besar
perpindahan massa suatu zat yang terjadi antara sampel dengan menggunakan
pelarut (larutaan gula). Pada buah pepaya yang dipotong dengan ukuran 2 × 2
× 1 cm, dengan waktu dehidrasi osmosis pada masing-masing sampel yaitu 5,
10, 15, 20, 25, 30, dan 35 menit di dalam larutan gula pada konsentrasi 20%
maka didapatkan kadar air tersisa dari tiap masing-masing sampel sebesar 13,
265%, 27, 800%, 30, 666%, 29, 600%, 28, 900%, 30,000%, dan 30,000%.
5.2 Saran
A. Saran Untuk Laboratorium
Saran saya untuk laboratorium ada baiknya jika ditambahkan kipas
angin atau ventilasi udara di dalam laboratorium agar praktikan nantinya
merasa nyaman pada saat melakukan praktikum.
B. Saran Untuk Asisten Tetap
1. Saran saya untuk asisten tetap kak Mutia terimakasih sudah sabar
sabar dalam menghadapi praktikan walaupun asistensinya hanya lewat
online dan semangat KKN-nya kak.
2. Saran saya untuk asisten magang kak Rahmi tetap sabar dalam
menghadapi praktikan seperti saya.