Anda di halaman 1dari 70
PEDOMAN EVALUASI TINGKAT EFEKTIVITAS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO cee Ada a/v RU TOY as UENO 0 KATA PENGANTAR G@ 7 Py sn rr nn tn naa Si soml in ocmms ten eg e o ria nee ange foe gees Pee eon tera Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah mengamanatkan pimpinan instansi untuk selalu ‘mempertimbangkan risiko pada setiap pengambilan keputusan dalam rangka mewujudian kepemimpinan yang kondusif, yang salah satunya dapat ‘menggunakan pendekatan manajemen risiko. Kementerian PUPR sejak tahun 2021 telah meneraplan manajemen risiko pada seluruh tingkat Unit Pemili Risiko (UPR) dengan diterbitkannya Surat Edaran Menteri PUPR Nomor 08/SE/M/2021 tentang Penerapan Manajemen Risiko di Kementerian PUPR. Penerapan manajemen risiko harus selalu dievaluasi untuk memastikan cfektivitasnya dalam mendukcung organisasi mencapai tujuan dan sasarannya. Evaluasi ini dilakukan pada seluruh tingkat UPR secara berjenjang mulai dari evaluasi mandiri sampai dengan evaluasi tingkat Kementerian, Menindaklanjuti Surat Edaran Menteri PUPR Nomor 04/SB/M/2021 tentang Pedoman Penerapan Manajemen Risiko di Kementerian PUPR, Inspektur Jenderal memiliki tagas untuk menyusun pedoman evaluasi’penerapan ‘manajemen risiko pada UPR di Kementerian PUPR. Untuk itu perl itetapkan pedoman Evaluasi Tingkat Efektivitas Penerapan Manajemen Risiko dengan tujuan untuk memberikan keseragaman standar dan panduan kepada evaluator. Ruang lingkup dari Pedoman Evaluasi Tingkat Efektvitas Penerapan Manajemen Risiko adalah komponen, telmik evalasi, dan sistem informasi Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasi. Jakarta;9Desember 2022 Inspektur Jenderal eT, Iskandar, MT. ‘MIP 196408161992031003, DAFTAR IST BABI PENDAHULUAN AL Latar Belakang B, Dasar Hukum ©. Maksud dan Tajuan D. Definist BABII KOMPONEN DAN TEKNIK EVALUASE ‘A. Komponen Evaluasi B. Teli Bvaluast Sister Informasi BAB III PELAKSANAAN EVALUASI A. Pelaksansan Bvaluasi B. Tingkat Bfektvitas BABI PENDAHULUAN Latar Belakang, Rahwa dalam rangka menilai efektivitas penerapan Manajemen Risiko sesuai Surat Edaran Menteri Pekerjaan Unum dan Perumahan Rakyat Nomor 04/S8/M/2021 tentang Pedoman Penerapan Manajemen Risiko i Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat perla mmenetapkan Pedoman Evalasi Tingkat Efektivitas Penerapan Manajemen Risik di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Dasar Hukum 1. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah; 2, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 20/PRT/M/2018 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; 3, Peraturan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 5 ‘Tahun 2021 tentang Penilaian Maturitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah —Terintegrasi_ Pada Kementerian Lembaga dan Pemerintah Daerah; 4, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 3 ‘Tahun 2022 tentang Pedoman Umum Pengawasan Intern; 5, Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 24/SE/M/2020 Tahun 2020 tentang Pedoman Pengawasan Intern Berbasis Risiko di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; 6. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 04/SE/M/2021 tentang Pedoman Penerapan Manajemen Risiko di Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat ‘Makeud dan Tujuan 1. Pedoman evaluasi ini dimaksudkan untuk memberikan panduan dalam melakukan evaluasi tingkat efektivitas penerapan Manajemen Risiko di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2. Pedoman evaluasi ini bertyjuan untuk memberikan keseragaman dalam pelaksanaan evahuasi tingkat efektivitas penerapan Manajemen Risiko di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Definisi 1. 2 Risiko adalah kemungkinan terjadinya suatu peristiwa atau kejadian ‘yang dapat mengganggzu pencapaian tujuan organisasi Manajemen Risiko adalah suatu proses mengidentifikasi, menilai, ‘mengelola, dan mengendalikan peristiwa atau situasi potensial untule memberiken keyakinan memadsi tentang pencspaian tujuan organisasi. Proses Manajemen Risiko adalah penerapan kebijakan, prosedur, dan praktike manajemen yang bersifat sistematis atas aktivites penetapan konteks, identifikasirisiko, analisis risiko, evaluasi risiko, respons risiko, pemantauan, serta informasi dan komunikasi Unit Kepatuhan Intern yang selanjutnya disebut UKI adalah Unit Kerja yang mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis Kerangka kerja, pembinaan, pengendalian, pemantauan, evaluasi dan pelaporan kepatuhan intern dan Manajemen Risiko pada masing-masing Unit Organisasi Unit Kepatuhan Intern tingkat Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disebut UKI UPT adalah tim yang ditunjuk oleh pimpinan Unit Organisasi untuk melaksanakan tugas bidang kepatuhan intern pada Unit Pelaksana Teknis Unit Pemilik Risiko yang selanjutnya disebut UPR adalah unit yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan Manajemen Risiko. Pemilikt Risiko adalah pimpinan tertinggi pada _tingkat Kementerian/Unit Organisasi/Unit Kerja/Unit Pelaksana Teknis/ Satuan Kerja sebagai pihak yang diangezap memiliki tinglat akuntabilitas dan kewenangan yang cukup dalam mengetola risiko. Pengelola Risiko merupakan pejabat setingkat di bawah Pemilik Risiko, yang membantu Pemilik Risiko dalam mengkoordinasikan pengelolaan Manajemen Risiko, serta_memastikan adanya komunikasi dalam pengelolaan Manajemen Risiko kepada seluruh pegawai di Unit Pemilile Risiko, dan memastikan pengel Manajemen Risiko tersebut dijalankan dengan benar Evaluasi Tingkat Efektivitas Penerapan Manajemen Risiko yang selanjutnya disebut Evaluasi adalah penilaian atas tingkatan suatu UPR dalam memahami dan mengelola risiko dengan menggunakan serangkaian kegiatan membandingkan hasil/prestasi suatu kegiatan dengan standar, rencana, ata norma yang telah ditetaplcan, dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan. 10. Evaluator adalah Tim yang dibentuk untuk melakukan evaluasi terhadap penerapan Manajemen Risiko sesuai dengan lingkup tanggung jawabnya, 11. Evaluatan adalah UPR yang dilakukan evaluasi terhadap penerapan Manajemen Risiko sesuai dengan lingkup tanggung jawabnya, 12. Tingkat Efektivitas Penerapan Manajemen Risiko yang selanjutnya disebut Tingkat Efeleivitas adalah kondisi penerapan Manajemen Risiko di UPR pada saat Evaluasi dilakukan BABI KOMPONEN DAN TEKNIK EVALUASI ‘A. Komponen Evaluasi Bvaluasi dilakukan terhadap 3 (tiga) komponen Manajemen Risto yaitu 1. Infrastrukeur Evaluasi tas infrastruktur Manajemen Risiko dilaicukan untuk menilai pemenuhan UPR dalam menyediaken prasarana yang diperlukan untule membangun Manajemen Risiko yang meliputi: 2. Budaya sadar risiko Evaluasi atas budaya sadar risiko dilakukan untuk meni kkomitmen dan kepedulian UPR dalam pengelolaan risiko meliputi 1)Komitmen pimpinan untuk mempertimbangkan risiko dalam setiap pengambilan keputusan; 2)Komunikasi yang berkelanjutan di internal UPR dan antar ‘ingkat UPR mengenai pentingnya Manajemen Risiko; 3)Penghargaan terhadap UPR dan/atau pegawai yang dapat ‘mengelola risiko dengan baik; 4)Pengintegrasian Manajemen Risiko dalam proses. bisnis organisasi b. Struktur Evaluasi atas struktur dilakukan untuk menilai prosedur ppenetapan Pemilik dan Pengelola Risiko yang memadai dan ‘kapabilitas seluruh pegawai terkait Manajemen Risiko, ¢. Sistem Informasi Bvaluasi atas sistem informasi dilakukan untuk menilai pengelolaan sistem informasi terintegrasi dan kecukupan dokumentasi atas data-data penting dalam penerapan Manajemen Risiko, 4. Anggaran Evaluasi atas anggaran dilakukan untuk menilai implementasi Manajemen Risiko telah didukung dengan anggaran yang ‘memadai dengan memperhatikan analisa biaya dan manfaat, 2. Proses Bvaluasi atas proses Manajemen Risiko dilakukan untuk menilai kkualitas seluruh tahapan proses Manajemen Risiko pada UPR, meliputi: 1. Komunikasi dan konsultasi ‘as komunikasi dan konsultasidilakcakan untuk menilai Evaluasi proses penyampaian informasi dalam rangka meningkatkan kesadaran dan pemahaman atas risiko, serta aktivitas untuk ‘mencari informasi dan umpan balik yang mendukung pengambilan keputusan, >. Perumusan ruang lingkup, konteks dan kriteria Evaluasi stas perumusan ruang lingleap, konteks dan kiteria dilakukan untuk menilai penerapan Manajemen Risiko atas: 1) Periode penerapan 2) Tyjuan/sasaran 3) Identificasi pemangku kepentingan «.Penilaian risiko: 1) Identifikasirisiko ‘Evaluasi atas identifikasi riko dilakukan untuk menilai proses ‘menemukan, mengenali, dan mengurailan risiko yang dapat ‘mengbalangi organisasi dalam mencapai sasarannya. 2) Analisis risikeo ‘Evahuasi atas analisis risiko dilakukan untuk menilai ketepatan ppenentuan besaran dan level Risiko, 3) Bvaluas risiko Evaltasi atas evaluasi risiko dilakukan untuk menilai kketepatan penentuan priritas risiko berdasarkan besaran level tisiko. 4. Respon risiko Evaluasi atas respon risiko dilakcukan untuk menilai kesesuaian antara prioritas risiko dengan inovasi pengendalian sehingga ‘mampu menurunkan nila risiko di bawah garis tolerans ¢, Pemantauan dan tinjauan Evaluasi atas pemantauan dan tinjauan dilakukan untuk menilai cfektivitas penerapan inovasi pengendalian dalam menurunkan tingkat risiko dan memberikan umpan balik bagi penyempurnaan proses Manajemen Risiko. £, Pencatatan dan pelaporan [Evaluasi atas pencatatan dan pelaporan dilakukan untuk menilai dokumentasi atas proses dan keluaran serta kesesuaian pelaksanaan pelaporan Manajemen Risiko. 3, Hesil Penerapan Penilaian atas hasil penerapan dilakukan untuk menilai efecivitas ‘Manajemen Risiko dalam pencapaian tujuan organises 1B. Telnile Bvaluasi Evaluasi dilakukan dengan teknik reviu dokumen dan survel 1, Reviu dokumen RReviu dokumen dilakukan dengan menilai dokumen untuk setiap komponen dan subkomponen, Perhitungan nilai dengan teknik revi doicumen dilakcikan dengan menghitung nilai setiap subkomponen ddan mengalikan dengan bobot subkomponen serta komponen yang telah ditetapkan. Untuk menambah keyakinan atas dokumentasi yang Giberikan, hasil reviu dokumen dapat divalidasi dengan teknile 2. Survei Untuk memberikan keyakinan atas penerapan Manajemen Risiko slilakukan survei dengan tahapan sebagai berikut; 9] Pemilihan Responden Mekanisme pemilihan responden: 1) UPR menyediakan data populasi responden, 2) Evaluator menetapkan sampel responden yang meliputi Pemilil Risiko, Pengelola Risiko dan pejabat/pegawai UPR yang melaksanakan tuges di bidang perencanaan, pengelolaan euangan, dan teknis dengan jumlah minimal 10 (sepuluh) orang, atau sesuai dengan ketersediaan pegavai pada UPR. ») Pelaksanaan Survei Survei dilakukan dengan menyebarkan Kuesioner Survei Persepsi Penerapan Manajemen Risiko kepada responden. Tim Bvaluasi ‘dapat melakukan Diskusi Kelompok Terpumpun dengan responden ‘erpilih untuk mengurangi bias pengisian kuisioner, Pethitungan Nilai Hasil Survei Perhitungan nilai hasil survei dlakukan dengan menghitung rata rata skor jawaban seluruh responden atas pertanyaan pada setiap omponen, dan mengalikan dengan bobot yang telah ditetapkan. Nilai hasil 2valuasi dihitung dengan menjumlahkcan nilaitertimbang dari nilai alghir teknile reviu dokumen dan tekmile survei. Teknile revi ‘dokumen memiliki bobot penilaian 80% dan teknik survei memiliki bobot penilaian 20%. C. Sistem Informasi Sistem informasi dapat digunakan untuk melaksanakan Evaluasi, dengan prinsip: a) Menjaga kualitas data terkait penerapan Manajemen Risiko; 1b) Menjaga konsistensi pelaksanaan Evaluasi; dan 6) Bfektivitas pelaporan, BABI PBLAKSANAAN EVALUASI A. Pelaksanaan Evaluasi Dalam pelaksanaan evaluasi, evaluator harus memperoleh keyakinan, bahwa Manajemen Risiko yang diterapkan mampu menciptakan dan ‘melindungi nilai organisasi. Evaluasi akukan ataspenerapan ‘Manajemen Risiko selama 1 (satu) periode penerapan Manajemen Riso (1 Januazi sd. 31 Desember) tahun berkenaan (Y), Pelaksanaan Evaluasi dilaicukan secara berjenjang, dengan pembagian sebagai berikut: ‘Braluasi Mandici UPR | Minges We T balan) Laporan Hasil Pimpinan UPR a inamiearam|» oman” | "mcs a 8) Rencana Kerja Evaluasi Pimpinan UKI UPT, Pimpinan UKI dan Inspektur Jenderal menyusun rencana kerja evaluasi tahunan dengan memperhatikan ‘sumber daya yang ada. Penetapan Evaluatan dapat menggunakan populasi atau sampel. Teknile pengambilan sampel memperhatikan Deberapa ketentuan berikut: 4) Pengambilan sampel dilalcukan apabila populasi UPR yang ‘menjadi tanggung jawabnya berjumlah lebih dari 20 UPR; 2) Jumlah sampel yang dilakukan Evaluasi a sh 50% dari jumlah populasi yang menjadi tanggung jawabnya; dan 3) Setiap UPR harus dilakukan Evaluasi minimal satu kali dalam 2 tahun, Evaluator dapat meminta UPR untuk melakukan Evaluasi Mandi dalam lingkupnya sesuai kebutuhan. Evaluasi Mandiri dilakcakan dengan menggunakan Teknik Evaluasi yang diatur dalam Surat Edaran ini. Tim Evaluasi Mandiri ditetapkan oleh Pimpinan UPR ddan secara kolektif memiliki kompetensi penerapan Manajemen Risiko, ‘Susunan Tim Evaluator ditetapkan oleh Pejabat yang berwenang. 1) Evaluator UPR-73 dan UPR-T2 sekurang-keurangnya terditi dari 3 (tiga) pegawai dan berjumlah gasal dengan pembagian peran sebagai (a) Ketua; dan (0) Anggota. Evaluator UPR-T1 dan UPR Kementerian sekurang-kurangaya terdiri dari 5 (lima) pegawai dan berjumlah gasal dengan pembagian peran sebagai (a) Pengendali Mutu; (b) Pengendali Teknis; (o) Ketua; dan (4) Anggota, 6) Kompetensi Evaluator secara kolektif memiliki kompetensi penerapan Manajemen Risiko. Program Kerja Evaluasi Evaluator menyusun program kerja evaluasi sebagai panduan dalam pelaksanaan Evaluasi yang meliputi penetapan tujuan, rruang lingkup, langkah kerja, alokasi waktu dan sumber daya. Pelaksanaan a) Rapat Pembukaan Rapat pembukaan dilakukan sebelum dimulainya pelaksanaan Bvaluasi yang dilkuti oleh Evaluator dan Pimpinan UPR. Pertemuan dilakukan agar Pimpinan UPR mendapat gambaran yang tepat tentang Evaluasi yang akan dilakukan dan manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan Evaluasi. Tim mengungkapkan ‘secara jelas tentang tujuan, ruang lingkup, langkah kerja, alokasi ‘waktu dan susunan Evaluator, ») Pelaksanaan Evaluasi ») 2) 4) valuasi dilakukan dengan menggunakan teknik evaluasi yang iatur dalam Surat Edaran ini 9) Rapat Penutupan Rapat penutupan dilakukan setelah berakhirya pelaksanaan Evaluasi yang diikuti oleh Evaluator dan Pimpinan UPR. Pertemuan dilakukan agar Pimpinan UPR mendapat gambaran ‘yang tepat tentang hasil Evaluasi dan rencana tindak lanjut. Hasil pembahasan dituangkan dalam Naskah Hasil Evaluasi 3. Pelaporan a) Laporan Hasil Bvaluasi Mandiri ‘Tim Evaluasi Mandiri menyampaikan konsep Laporan Hasil Evaluasi Mandiri kepada Pimpinan UPR untuk selanjutnya iterbitkan dan disampaikan kepada Evaluator. ») Laporan Hasil Evaluasi UPR-T3 1) Evaluasi dilakukan oleh UKI UPT Evaluator menyampaikan konsep Laporan Hasil Evaluasi ‘kepada Pimpinan UPT untuk selanjutnya diterbitkan. Laporan, Hasil Evaluasi disampaikan kepada Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi Kepatuhan Intern dengan tembusan kepada Pimpinan Unit Organisasi, Sekretaris Unit COrganisasi dan Kepala Satuan Kerja terkait. 2) Bvaluasi dilaleukan oleh UKI Evaluator menyampaikan konsep Laporan Hasil Evaluasi kepada Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi Kepatuhan Intern untuk selanjutnya diterbitkan. Laporan Hasil Evaluasi disampaikan kepada Pimpinan Tinggi Madya terkait dengan tembusan kepada Kepala UPT dan Kepala Satuan Kerja terkait, 6} Laporan Hasil Bvaluasi UPR-T2 Evaluator menyampaikan konsep Laporan Hasil Evaluasi kepada Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi Kepatuhan Intern untuk selanjutnya diterbitkan. Laporan Hasil Bvaluasi UPR: 72 disampaikan kepada Pejabat Pimpinan Tinggi Madya terkait dengan tembusan kepada Pimpinan Unit Organisasi terkait. Laporan Ikhtisar Hasil Evaluasi Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi Kepatuhan, Intern menyampaikan konsep Ikhtisar Hasil Evaluasi Penerapan, Manajemen Risiko UPR-T2 dan UPR-T3 kepada Pimpinan Unit Organisasi untuk selanjutnya diterbitkan. Ikhtisar Hasil Bvaluasi

Anda mungkin juga menyukai