Anda di halaman 1dari 2

4.

Umumnya perusahaan menjadi pailit karena tidak mampu bersaing dalam pasar dan


mengalami proses inovasi yang lamban. Kebutuhan konsumen dapat berubah dengan cepat.
Selain itu, dengan perkembangan teknologi informasi saat ini. Tren dan produk
baru dapat muncul setiap saat. Dengan demikian, semua hal tersebut akan berdampak pada
pendapatan, laba, kemampuan keuangan perusahaan kewajiban. Perusahaan wajib terus berinovasi untuk
bertahan hidup dan menghindari kebangkrutan yang bisa menimpa siapa pun.

Kurang mengamati gerakan pesaing juga menyebabkan perusahaan pailit. Perusahaan menjadi
kurang kompetitif dan tertinggal jauh di belakang. 

Penetapan harga yang terlalu tinggi juga mendorong perusahaan pailit. Sebaiknya perusahaan
tidak menetapkan harga yang terlalu mahal. Memang, ada orang-orang yang percaya bahwa
harga mahal dari sebuah perusahaan mencerminkan produk berkualitas lebih baik dan lebih
mewah daripada yang lain. Namun, jika ada perusahaan baru yang merilis produk rilis dan
menjualnya jauh lebih murah, kemungkinan bisnis akan kalah dan konsumen akan memilih
kompetitor. 

Penyelesaian Sengketa di luar pengadilan yaitu Penyelesaian Sengketa alternatif dan


Arbitrase. Arbitrase adalah cara penyelesaian sengketa perdata di luar peradilan umum yang
didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat oleh para pihak yang bersengketa. Sengketa
yang dapat diselesaikan melalui arbitrase hanya yang sengketa yang bersifat hukum perdata dan
hukum dagang. Menurut Undang – Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS), apabila dalam sengketa perdata dagang, perjanjian yang
memuat klausul arbitrase, maka penyelesaian sengketanya harus melalui lembaga arbitrase,
sehingga pengadilan negeri wajib menolak dan menyatakan tidak berwenang untuk mengadili
perkara tersebut. Dalam penyelesaian sengketa perkara kepailitan timbul polemik mengenai
kewenangan antara pengadilan niaga dengan lembaga arbitase dalam hal penyelesaian sengketa
yang perjanjiannya memuat klausul arbitase. jika didalam putusan yang dijatuhkan tersebut
terdapat kesalahan administratif, para pihak dalam waktu 14 hari terhitung sejak putusan
dijatuhkan diberikan hak untuk meminta dilakukannya koreksi atas putusan tersebut. Putusan
arbitrase merupakan putusan pada tingkat akhir (final) dan langsung mengikat para pihak.
Putusan arbitrase dapat dilaksanakan setelah putusan tersebut didaftarkan arbiter atau kuasanya
ke panitera pengadilan negeri. Setelah didaftarkan, ketua pengadilan negeri diberikan waktu 30
hari untuk memberikan perintah pelaksanaan putusan arbitrase.

5. Pak Ismail memiliki usaha kebun dan merupakan pemasok langsung bagi pihak yang
memesan. Suatu hari, sebuah truk pengangkut buah mengalami kecelakaan akibat bencana alam,
sehingga produk tersebut tidak dapat sampai ke tangan pelanggan. Dalam kejadian ini
sebenarnya Pak Ismail menjalankan tugasnya dengan itikad baik karena sudah mengirimkan
produk, namun kejadian tersebut di luar kendalinya. Oleh karena itu, Pak Ismail tidak dianggap
lalai dan tidak dapat digugat ganti rugi. Sesuai dengan Pasal 1444 KUH Perdata

1. Jika barang tertentu yang menjadi bahan perjanjian, musnah, tak lagi dapat
diperdagangkan, atau hilang, sedemikian hingga sama sekali tak diketahui apakah barang
itu masih ada, maka hapuslah perikatannya, asal barang itu musnah atau hilang di luar
salahnya si berhutang, dan sebelum ia lalai menyerahkannya.

2. Bahkan meskipun si berhutang lalai menyerahkan sesuatu barang sedangkan ia tidak


telah menanggung terhadap kejadian-kejadian yang tak terduga, perikatan hapus jika
barangnya akan musnah secara yang sama di tangan si berpiutang, seandainya sudah
diserahkan kepadanya

3. Si berhutang diwajibkan membuktikan kejadian yang tak terduga, yang dimajukan itu

4. Dengan cara bagaimanapun sesuatu barang, yang telah dicuri, musnah atau hilang,
hilangnya barang ini tidak sekali-kali membebaskan orang yang mencuri barang dari
kewajibannya untuk mengganti harganya

Anda mungkin juga menyukai