Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Teknik Industri Vol. 4, No.

1, 2018
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

Analisis Beban Kerja Mental Operator Lantai Produksi Pabrik Kelapa


Sawit Dengan Metode NASA-TLX
di PT. Bina Pratama Sakato Jaya, Dharmasraya

Dewi Diniaty, ST., M.Ec.Dev1, Muhammad Ikhsan2


1,2
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Jl. HR. Soebrantas No. 155 Simpang Baru, Panam, Pekanbaru, 28293
Email: dewidiniaty, Ikhsanjoe7@gmail.com

ABSTRAK

PT. Bina Pratama Sakato Jaya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan
kelapa sawit. PT. Bina Pratama Sakato Jaya memiliki kapasitas 600 ton/hari atau 50.000 Kg minyak mentah
yang dihasilkan. Penelitian ini dilakukan terhadap operator lantai produksi yaitu pada stasiun Loading Ramp,
Setrilizer, Tippler, Threshing, Press, Clarification, Nut & Kernel dan Boiler, dimana pada mesin produksi ini
memiliki satu operator setiap stasiun. Dari hasil observasi yang dilakukan di PT. Bina Pratama Sakato Jaya
bahwasanya pada stasiun lantai produksi inilah pekerjaan yang harus memiliki ketelitian, mental dan tenaga
yang tinggi dalam melakukan produksi. Pekerja harus bekerja selama 7 jam/hari. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui tingkat beban kerja mental dari operator lantai produksi PT. Bina Pratama Sakato
Jaya dengan menggunakan metode NASA-TLX, yang diukur melalui 6 indikator yaitu kebutuhan fisik,
kebutuhan mental, usaha, tingkat frustasi, kebutuhan waktu, dan performansi. Dari hasil pengukuran terhadap
8 orang operator lantai produksi mendapatkan nilai WWL kategori sangat tinggi yaitu Loading Ramp 92,6,
Clarification 92,6, sedangkan kategori tinggi yaitu Setrilizer 76, Tippler 78, Threshing 77,3, Press 74, Nut &
Kernel 84,6 dan Boiller 72,0. Karena rata-rata beban kerja yang dialami tergolong tinggi, peneliti
memberikan alternatif perbaikan diantaranya menambah karyawan dilantai produksi dan diberikan pelatihan-
pelatihan tentang kondisi pabrik dan kondisi mesin yang ada pada lantai produksi.

Kata Kunci: Beban Kerja Mental, Metode NASA – TLX, Operator lantai produksi

Pendahuluan beban kerja. Beban kerja dapat didefinisikan


sebagai perbedaan antara kemampuan pekerja
Pada zaman globalisasi saat ini, dengan tuntutan pekerjaan (Widyanti, 2010)
perusahaan dituntut untuk terus meningkatkan Beban Kerja mental adalah kondisi kerja
produktivitasnya, baik dari segi efektivitas dimana informasi yang masih harus diproses di
maupun efisiensinya. Untuk meningkatkan hal dalam otak. Kerja mental meliputi kerja otak
tersebut, pada suatu proses produksi diperlukan dalam pengertian sempit dan pemrosesan
pemberdayaan secara optimal sumber daya yang informasi. Kerja otak dalam pengertian sempit
ada, terutama sumber daya manusianya. adalah proses berfikir yang memerlukan
Sumber daya manusia adalah salah satu kreatifitas, misalnya membuat mesin, membuat
aset perusahaan yang harus dikelola dengan baik rencana produksi, mempelajari file dan menulis
karena sangat berpengaruh terhadap kinerja yang laporan. Beban kerja mental yaitu selisih antara
dihasilkan pada suatu perusahaan. Pengelolaan tuntutan beban kerja dari suatu tugas dengan
yang baik mengandung arti bahwa yang kapasitas maksimum beban mental seseorang
dihasilkan setiap karyawan dapat memenuhi apa dalam kondisi termotivasi (Mutia, 2014).
yang telah ditargetkan oleh perusahaan. Penelitian ini dilakukan terhadap operator
Pada dasarnya, aktivitas manusia dapat lantai produksi yaitu pada stasiun Loading Ramp,
digolongkan menjadi kerja fisik (otot) dan kerja Setrilizer, Tippler, Threshing, Press,
mental (otak). Meskipun tidak dapat dipisahkan, Clarification, Nut & Kernel dan Boiler, dimana
namun masih dapat dibedakan pekerjaan dengan pada mesin produksi ini memiliki satu operator
dominasi fisik dan pekerjaan dengan dominasi setiap stasiun. Dari hasil observasi yang dilakukan
aktivitas mental. Aktivitas fisik dan mental ini di PT. Bina Pratama Sakato Jaya bahwasanya
menimbulkan konsekuensi, yaitu munculnya pada stasiun lantai produksi inilah pekerjaan

1
Jurnal Teknik Industri Vol. 4, No. 1, 2018
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

yang harus memiliki ketelitian, mental dan tenaga Pengukuran Beban Kerja Mental
yang tinggi dalam melakukan produksi.
Pengukuran beban kerja mental dapat
Metode Penelitian dilakukan dengan berbagai pendekatan yaitu
(Widyanti dkk., 2010):
Beban kerja adalah beban yang diterima 1. Metode Pengukuran Objektif
pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya, Beban kerja mental dapat diukur dengan
seperti mengangkat, berlari dan lain-lain. Setiap pendekatan fisologis (karena terkuantifikasi
pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya. dengan dengan kriteria obyektif, maka disebut
Beban tersebut dapat berupa fisik, mental atau metode obyektif). Kelelahan mental pada
sosial. Derajat beratnya beban kerja tidak hanya seorang pekerja terjadi akibat adanya reaksi
tergantung pada jumlah kalori yang dikonsumsi, fungsionil dari tubuh dan pusat kesadaran.
akan tetapi juga bergantung pada jumlah otot Pendekatan yang bisa dilakukan antara lain:
yang terlibat pada pembebanan otot statis. a. Pengukuran variabilitas
Konsumsi energi dapat menghasilkan denyut denyut jantung.
jantung yang berbeda-beda, selain itu temperatur b. Pengukuran selang waktu kedipan mata
sekeliling yang tinggi, tingginya pembebanan (eye blink rate).
otot statis serta semakin sedikit otot yang terlibat c. Flicker test.
dalam suatu kondisi kerja dapat meningkatkan
denyut jantung, dengan demikian denyut jantung d. Pengukuran kadar asam saliva.
dipakai sebagai indeks beban kerja (Koesyanto, 2. Metode Pengukuran Secara Subjektif
2008). Metode pengukuran beban kerja secara
Menurut Menpan, pengertian beban kerja subjektif merupakan pengukuran beban kerja
adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang mental berdasarkan persepsi subjektif
harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau responden atau pekerja. Berikut ini
pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu. merupakan beberapa jenis metode pengukuran
Dari beberapa pengertian mengenai Beban kerja subjektif:
dapat ditarik kesimpulan beban kerja adalah a. Subjective Workload Assessment
sejumlah kegiatan yang membutuhkan proses Technique (SWAT)
mental atau kemampuan yang harus diselesaikan Dalam model SWAT, performansi kerja
dalam jangka waktu tertentu, baik dalam bentuk manusia terdiri dari tiga dimensi ukuran
fisik maupun psikis (Dhania, 2010). beban kerja yang dihubungkan dengan
performansi.
Beban Kerja Mental b. NASA TLX
Dalam NASA TLX terdapat 6 dimensi
Beban kerja mental adalah sebuah ukuran beban kerja yaitu Mental Demand,
kombinasi antara faktor-faktor yang terkait Physical Demand, Temporal Demand,
dengan tuntutan tugas, kondisi operator dan Performance, Effort dan Frustation Level.
faktor-faktor waktu (Purwaningsih, 2012). Stres c. Modified Cooper Harper Scaling.
adalah kondisi fisik dan psikologis yang d. Multidescriptor Scale
disebabkan karena adaptasi seseorang pada .
lingkungannya. Selain itu, stres adalah “persiapan Indeks Tugas Tugas NASA (Hart &
yang tidak disadari” oleh seseorang untuk Staveland, 1988) menggunakan enam dimensi
menghindar atau menghadapi tuntutan untuk menilai beban kerja mental: permintaan
tuntutan lingkungannya. Stres akibat kerja mental, permintaan fisik, permintaan sementara,
didefinisikan sebagai respon emosional dan fisik kinerja, usaha, dan frustrasi. Skala bipolar
yang bersifat mengganggu atau merugikan yang Twentystep digunakan untuk mendapatkan
terjadi pada saat tuntutan tugas tidak sesuai penilaian untuk dimensi ini. Prosedur pembobotan
dengan kapabilitas, sumber daya, atau keinginan digunakan untuk menggabungkan enam penilaian
pekerja. Seseorang dapat di kategorikan skala individu menjadi nilai global. Prosedur ini
mengalami stres kerja, apabila stres yang dialami memerlukan tugas perbandingan berpasangan
melibatkan juga pihak organisasi perusahaan yang harus dilakukan sebelum penilaian beban
tempat orang yang bersangkutan bekerja. Stres kerja. Perbandingan berpasangan mengharuskan
kerja dapat berdampak buruk pada kondisi operator memilih dimensi mana yang lebih
kejiwaan apabila tidak dilakukan relevan dengan beban kerja di semua pasangan
penanggulangan (Kurnia, 2012). dari enam dimensi. Frekuensi dimensi yang
dipilih lebih relevan adalah bobot skala dimensi
untuk tugas yang diberikan untuk operator

2
Jurnal Teknik Industri Vol. 4, No. 1, 2018
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

tersebut. Skor beban kerja dari 0 sampai 100 peringkat yang diberikan pada kesulitan
diperoleh untuk setiap tugas penilaian dengan tugas memberikan informasi langsung
mengalikan berat dengan skala skala dimensi terhadap persepsi kebutuhan subjek yang
individu, menjumlahkan skala, dan membagi dibedakan oleh tugas. Tekanan waktu
dengan 15 (jumlah total perbandingan dinyatakan sebagai faktor utama dalam
berpasangan). (Jose M. Puente , 2004). definisi dan model beban kerja yang
Beberapa pengembangan metode NASA paling operasional, di kuantitatifkan
TLX, antara lain (Hendrawan dkk., 2014): dengan membandingkan waktu
1. Kerangka konseptual yang diperlukan untuk serangkaian tugas
Beban kerja timbul dari interaksi antara dalam eksperimen.
kebutuhan tugas dan pekerjaan, kondisi kerja, c. Skala yang berhubungan dengan tingkah
tingkah laku, dan persepsi pekerja (teknisi). laku faktor usaha fisik memanipulasi
Tujuan kerangka konseptual adalah eksperimen dengan faktor kebutuhan fisik
menghindari variabel-variabel yang tidak sebagai komponen kerja utama. Faktor
berhubungan dengan beban kerja. subjektif. usaha mental merupaka kontributor
Dalam kerangka konseptual, sumber-sumber penting pada beban kerja pada saat jumlah
yang berbeda dan hal- hal yang dapat tugas operasional meningkat karena
mengubah beban kerja disebutkan satu demi tanggung jawab pekerja berpindah- pindah
satu dan dihubungkan. dari pengendalian fisik langsung menjadi
2. Informasi yang diperoleh pengawasan. Peringkat usaha mental
dari peringkat (rating) berkorelasi dengan peringkat beban kerja
subjektif keseluruhan dala setiap katagori
Peringkat subjektif merupakan metode yang eksperimen dan merupakan faktor kedua
paling sesuai untuk mengukur beban kerja yang paling tinggi korelasinya dengan
mental dan memberikan indikator yang beban kerja keseluruhan.
umumnya paling valid dan sensitif. Peringkat d. Skala yang berhubungan dengan subjek
subjektif merupakan satu-satunya metode frustasi merupakan beban kerja ketiga
yang memberikan informasi mengenai yang paling relevan. Peringkat frustasi
pengaruh tugas secara subjektif terhadap berkorelasi dengan peringkat beban kerja
pekerja atau teknisi dan menggabungkan keseluruhan secara signifikan pada semua
pengaruh dari kontributor beban kerja. katagori eksperimen. Peringkat stres
mewakili manipulasi yang mempengaruhi
peringkat beban kerja keseluruhan dan
3. Pembuatan skala rating beban kerja merupakan skala yang paling independen.
a. Memilih kumpulan sub-skala yang paling
tepat.
Langkah-langkah pengukuran beban kerja
b. Menentukan bagaimana menggabungkan
mental dengan menggunakan NASA- TLX adalah
sub-skala tersebut untuk memperoleh nilai
sebagai berikut (Hidayat dkk., 2013):
beban kerja yang sensitif terhadap sumber
dan definisi beban kerja yang berbeda, 1. Pembobotan hasil kuesioner
baik di antara tugas maupun di antara Data beban kerja mental dengan menggunakan
pemberi peringkat. metode NASA-TLX menggunakan enam
c. Menentukan prosedur terbaik untuk indikator yang diukur untuk mengetahui
memperoleh nilai terbaik untuk seberapa besar beban kerja mental yang
memperoleh nilai numerik untuk subskala dialami. Indikator tersebut adalah Mental
tersebut. Demand (MD), Physical Demand (PD),
Temporal Demand (TD), Performance (P),
4. Pemilihan sub-skala
Frustation level (FR). Sedangkan pembobotan
Ada tiga subskala dalam penelitian, yaitu
merupakan tahap pemberian bobot yang
a. skala yang berhubungan dengan tugas, dan
menyajikan 15 pasangan indikator kemudian
skala yang berhubungan dengan tingkah
diisi oleh responden dengan cara melingkari
laku (usaha fisik, usaha mental,
salah satu pasangan indikator yang lebih
performansi), skala yang berhubungan
dominan.
dengan subjek (frustasi, stres, dan
kelelahan). Susilowati (1999) juga
menjelaskan beberapa subskala yang Tabel 1. Kartu dari metode NASA-TLX
ditulis Hart dan Staveland (1981), antara
lain:
b. Skala yang berhubungan dengan tugas

3
Jurnal Teknik Industri Vol. 4, No. 1, 2018
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

Kebutuhan waktu Kebutuhan fisik Performansi


atau atau atau
tingkat frustasi performansi tngkat frustasi

Kebutuhan waktu Tingkat usaha Tingkat usaha


atau atau atau
Tingkat usaha Performansi Kebutuhan fisik

Tingkat Frustasi
Kebutuhan Mental Performansi
ATAU
ATAU ATAU
Kebutuhan
Tingkat Usaha Kebutuhan Mental
Mental

Gambar 1. Hasil pembobotan


Kebutuhan mental Performansi Tingkat frustasi
atau atau atau
Kebutuhan fisik Kebutuhan waktu Tingkat usaha
Pemberian nilai atau skala

Kebutuhan Waktu Kebutuhan Fisik Kebutuhan Fisik


Pemberian rating atau peringkat merupakan
ATAU ATAU ATAU tahap setelah pembobotan ditahap sebelumnya.
Kebutuhan Mental Kebutuhan Waktu Tingkat Frustasi Pada tahap ini, pekerja di lantai produksi diminta
untuk memberikan rating antara 1-100 untuk
setiap faktor sesuai dengan beban kerja yang
2. Pengkategorian penilaian beban kerja dirasakan oleh pekerja di lantai produksi. Hasil
Berdasarkan penjelasan Hart dan pemberian rating dapat dilihat seperti berikut :
Staveland (1981) dalam teori Nasa- TLX,
skor beban kerja yang diperoleh dapat
diintepretasikan sebagai berikut:

Tabel 2. Interval pengkategorian beban kerja


mental
No Kategori Skala Interval
1. Sangat Rendah 0-20
2. Rendah 21-40
3. Sedang 41-60
4. Tinggi 61-80
Gambar 2. Hasil rating
5. Sangat Tinggi 81-100
(Sumber: Diniaty, 2016) Perhitungan Weigted Workload (WWL)

Pembobotan Hasil Kuesioner Nilai WWL merupakan nilai beban kerja


mental yang dirasakan oleh pekerja di lantai
Pada tahap ini, pekerja di lantai produksi produksi pabrik kelapa sawit PT Bina Pratama
diminta untuk memilih dengan cara memberikan Sakato Jaya. Penentuan skala tinggi atau rendah
tanda centang (√) atau menulis salah satu dari beban kerja mental bisa berdasarkan subjektifitas
dua faktor yang lebih dominan mempengaruhi seseorang. Menghitung WWL bertujuan untuk
beban kerja mereka. Hasil pembobotan dapat mendapatkan nilai dari beban kerja mental tiap
dilihat seperti berikut : faktor.

4
Jurnal Teknik Industri Vol. 4, No. 1, 2018
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

Stasiun Perebusan
Berdasarkan perhitungan beban kerja
Mental yang dilakukan, beban kerja mental pada
Stasiun perebusan adalah sebesar 76. Maka
berdasarkan nilai tersebut, beban kerja mental
pada operator Stasiun Loading Ramp termasuk
dalam beban kerja yang tinggi. Performansi
menjadi faktor yang mendominasi dalam
penentuan beban kerja operator Stasiun
perebusan.

Stasiun Tippler
Berdasarkan perhitungan
beban kerja yang dilakukan, beban kerja
Gambar 3. Hasil WWL mental pada Stasiun Tippler adalah sebesar 78.
Maka berdasarkan nilai tersebut, beban kerja
mental pada operator Stasiun Tippler termasuk
Pengkategorian Penilaian Beban Kerja dalam beban kerja yang tinggi. Faktor yang
mendominasi pada penilaian beban kerja mental
Kategori penilaian beban kerja terdiri dari adalah performansi
tiga tingkatan, yaitu rendah dengan skala interval
0 – 9, sedang dengan skala interval 10 – 29, agak Stasiun Threshing
tinggi dengan skala interval 30 – 49, tinggi Berdasarkan perhitungan beban kerja yang
dengan skala interval 50 – 79 dan sangat tinggi dilakukan, beban kerja mental pada Stasiun
dengan skala interval 80 – 100. Berikut ini adalah Threshing adalah sebesar 77,3. Maka
pilihan kategori penilaian Beban Kerja. berdasarkan nilai tersebut, beban kerja mental
pada operator Stasiun Threshing termasuk dalam
Tabel 3. Kategori Penilaian Beban Kerja beban kerja yang tinggi. Faktor yang menjadi
Nilai dominan pada Stasiun Treshing adalah kebutuhan
No Stasiun Beban Kategori mental.
Kerja
Loading Sangat Stasiun Press
1 92,6
ramp Tinggi Berdasarkan perhitungan beban kerja
2 Perebusan 76,0 Tinggi mental yang dilakukan, beban kerja mental pada
3 Tippler 78,0 Tinggi Stasiun Press adalah sebesar 74. Maka
4 Thereshing 77,3 Tinggi berdasarkan nilai tersebut beban kerja mental
5 Press 74,0 Tinggi pada operator Stasiun Press termasuk dalam
beban kerja yang tinggi. Kebutuhan mental dan
Sangat usaha menjadi faktor yang dominan pada
6 Klarifikasi 92,6
Tinggi operator Stasiun Pres.
Nut dan Sangat
7 84,6
Kernel Tinggi Stasiun Klarifikasi
8 Boiler 72,0 Tinggi Berdasarkan perhitungan beban kerja
Sumber : PT. Bina Pratama Sakato jaya (2017) mental yang dilakukan pada Stasiun klarifikasi
adalah sebesar 92,6. Maka berdasarkan nilai
Analisa tersebut, beban kerja mental pada operator
Stasiun klarifikasi termasuk dalam beban kerja
Stasiun Loading Ramp sangat tinggi. Faktor yang mendominasi pada
Berdasarkan perhitungan beban kerja penilaian beban mental operator Stasiun
mental yang dilakukan pada Stasiun Loading klarifikasi ini adalah Usaha.
Ramp adalah sebesar 92,6. Maka berdasarkan
nilai tersebut, beban kerja mental pada operator Stasiun Nut dan Kernel
Stasiun Loading Ramp termasuk dalam beban Berdasarkan perhitungan beban kerja
kerja sangat tinggi. Faktor dominan yang sangat mental yang dilakukan pada Stasiun nut dan
mempengaruhi dalam penentuan beban kerja kernel adalah sebesar 84,6. Maka berdasarkan
mental ini adalah performansi nilai tersebut, beban kerja mental pada operator
Stasiun Nut dan Kernel termasuk dalam beban

5
Jurnal Teknik Industri Vol. 4, No. 1, 2018
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

kerja yang sangat tinggi. Faktor yang [3] Diniaty Dewi, Mulyadi Zukri. Analisis
mendominasi pada penilaian beban mental Beban Kerja Fisik Dan Mental Karyawasn
operator Stasiun Nut dan Kernel adalah Pada Lantai Produksi Dipt Pesona Lancang
Kebutuhan Fisik. Kuning. Teknik Industri, Fakultas Sains dan
Stasiun Boiler Teknologi, Universitas Islam Negeri Sultan
Berdasarkan perhitungan beban kerja Syarif Kasim Riau, 2016.
mental yang dilakukan pada Stasiun Boiler [4] Hidayat T. Fariz, Pujangkoro Sugiharto,
adalah sebesar 72. Maka berdasarkan nilai Anizar. Pengukuran Beban Kerja Perawat
tersebut beban kerja mental pada operator Stasiun Dengan Menggunakan Metpde NASA-TLX
Boiler termasuk dalam beban kerja tinggi. Faktor Dirumah Sakit XYZ. Teknik Industri,
yang mendominasi pada penilaian beban mental Fakultas Teknik, Universitas Sumatera
operator Stasiun Boiler adalah Kebutuhan Fisik Utara, 2013.
[5] Koesyanto Herry. Hubungan antara Beban
Analisis Pengaruh Terhadap Setiap Kerja Dengan Kelelahan Kerja Mengajar
Stasiun Lantai Produksi Pada Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan
Kategori atau faktor yang paling Semarang Barat Tahun Ajaran 2006/2007.
berpengaruh pada Semua stasiun lanta Produksi Jurusan IKM FIK Universitas Negeri
dengan melakukan penilaian beben kerja mental Semarang, 2008.
dengan menggunakan NASA-TLX ini adalah [6] Lubis Iskandar, Yohansyah Monika Willy.
Kebutuhan Fisik, Performansi, Kebutuhan Analisis Produktivitas Kelapa Sawit (Elaeis
Mental dan Usaha berdasarkan hitungan WWL guineensis Jacq) di PT. Perdana Inti Sawit
dari hasil pembobotan kuesioner NASA-TLX. Perkasa I Riau. Departemen Agronomi dan
Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut
Kesimpulan Pertanian Bogor, 2014.
[7] Mutia Mega. Pengukuran Beban Kerja
Fisiologis Dan Psikologis Pada Operator
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan
Pemetikan Teh Dan Operator Produksi Teh
pengukuran menggunakan metode NASA-TLX
Hijau Di PT. Mitra Kerinci. Jurusan Teknik
menunjukkan hasil pengkategorian beban kerja
Industri, Fakultas Teknik, Universitas
mental dapat diketahui operator yang memiliki
Andalas, Padang, 2014.
beban kerja yang tergolong sangat tinggi yaitu
[8] Puente M.Jose, Martin Jesus, Diaz Eva,
pada stasiun Loading Ramp 92,6 %, Klarifikasi
Rubio Susana. Evaluation of Subjective
92,6 % dan Nut dan Kernel 84 %, sedangkan
operator yang memiliki beban kerja mental Mental Workload: A Comparison of
SWAT, NASA-TLX, and Workload Profile
tergolong tinggi pada stasiun Perebusan 76 %,
Methods. Department of Differential and
pada stasiun Tippler 78 %, pada stasiun
Work Psychology, Faculty of Psychology,
Thereshing 77,3 %, pada stasiun Press 74 % dan
Universidad Complutense de Madrid, 2004.
pada stasiun Boiler 72. Karena rata-rata beban
[9] Soleman, Aminah. Analisis Beban Kerja
kerja yang dialami tergolong tinggi, peneliti
Ditinjau dari Faktor Usia dengan
memberikan alternatif perbaikan diantaranya
Pendekatan Recommended Weight Limit.
menambah karyawan dilantai produksi dan
Universitas Patimura, 2011.
diberikan pelatihan-pelatihan tentang kondisi
[10] Widyanti, Ari dan Jhondon, Addie.
pabrik dan kondisi mesin yang ada pada lantai
Pengukuran Beban Kerja Mental dalam
produksi.
Searching Task dengan Metode Rating
Scale Mental Effort (RSME). Institut
Daftar Pustaka
Teknologi Bandung, 2015.
[1] Andriyanto, Bariyah Choirul. Analisis
Beban Kerja Operator Mesin Pemotong
Batu Besar (Sirkel 160 Cm) Dengan
Menggunakan Metode 10 Denyut. Jurusan
Teknik Industri, Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta, 2012.
[2] Astuty, Miranti Siti. Tingkat Beban Kerja
Mental Masinis Berdasarkan NASA-TLX
(Task Load Index) Di PT. KAI Daop. II
Bandung. Jurusan Teknik Industri Itenas
Bandung, 2013.

Anda mungkin juga menyukai