Anda di halaman 1dari 10

Oseana, Volume XLII, Nomor 3 Tahun 2017 : 21 - 30 ISSN 0216-1877

PENCEMARAN PLASTIK DI LAUT

Oleh
M. Reza Cordova1)

ABSTRACT
PLASTICS POLLUTION IN THE SEA. Indonesia is considered as the second
biggest plastic waste producer in the sea. Information on waste pollution and its impact on
marine organisms in Indonesia is still limited. Waste disposal and solid waste (plastics)
into the sea are continuously occuring; elevating the thoughts of global impact of plastic waste
contamination. Increased use of plastic is a consequence of the development of technologies,
industries and also the population. This paper is expected to provide knowledge and
information of plastics that exist in the sea, especially Indonesian Sea.

PENDAHULUAN untuk bahan bangunan dan transportasi


(Santos & Duarte, 2015). Sampah plastik
Kawasan pesisir dan laut merupakan merupakan masalah besar, bukan hanya
lingkungan perairan yang mudah terpen- di Indonesia, tetapi di seluruh dunia.
garuh dengan adanya buangan limbah Menurut Kemenperin (2013), sekitar 1,9
dari darat. Bahan pencemar yang berasal juta ton plastik diproduksi selama tahun
dari berbagai kegiatan industri, pertanian, 2013 di Indonesia, dengan rata-rata
rumah tangga di daratan akhirnya produksi 1,65 juta ton/tahun. Thompson et
menimbulkan dampak negatif bukan al. (2009) memperkirakan bahwa 10%
saja pada sungai, tetapi juga pesisir dan dari semua plastik yang baru diproduksi
lautan. Dampak yang terjadi antara lain akan dibuang melalui sungai dan berakhir
kerusakan ekosistem mangrove, padang di laut. Hal ini berarti sekitar 165 ribu ton
lamun, terumbu karang, kehidupan dari plastik/tahun akan bermuara ke perairan
jenis-jenis biota laut yang hidup di dalam- laut Indonesia.
nya, dan abrasi (UNEP, 2011). Salah satu
bahan pencemar yang berdampak negatif Peningkatan penggunaan plastik
pada biota laut adalah pembuangan ini merupakan konsekuensi dari berkem-
sampah plastik. bangnya teknologi, industri dan juga
jumlah populasi penduduk. Di Indone-
Plastik hadir dalam setiap aspek sia, kebutuhan plastik terus meningkat
kehidupan kita sehari-hari, karena sifat hingga mengalami kenaikan rata-rata
plastik yang menguntungkan (serbaguna, 200 ton per tahun. Tahun 2002, tercatat
ringan, kuat, tahan lama dan murah). Plastik 1,9 juta ton, tahun 2003 naik menjadi 2,1
digunakan dalam berbagai aplikasi, juta ton, selanjutnya tahun 2004 naik lagi
mulai dari rumah tangga dan barang- menjadi 2,3 juta ton per tahun. Pada ta-
barang pribadi, pakaian dan kemasan
1)
Kelompok Penelitian Pencemaran Laut dan Bioremediasi, Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI, Jakarta

21
hun 2010, kebutuhan plastik sekitar 2,4 beberapa molekul sederhana (monomer),
juta ton, dan pada tahun 2011 mening- melalui proses kimia menjadi molekul
kat menjadi 2,6 juta ton. Akibat dari besar (makromolekul atau polimer).
peningkatan penggunaan plastik tersebut, Untuk membuat plastik, salah satu
maka dampaknya adalah bertambah pula bahan baku yang sering digunakan
sampah plastik (Surono, 2013). Berdasar- adalah naphta, yaitu bahan yang dihasil-
kan asumsi Kementerian Lingkungan kan dari penyulingan minyak bumi atau
Hidup (KLH), setiap hari penduduk Indo- gas alam (PlasticsEurope, 2013).
nesia menghasilkan 0,8 kg sampah per
Plastik dapat dikelompokkan men-
orang atau secara total sebanyak 189 ribu
jadi dua macam yaitu thermoplastic dan
ton sampah/hari. Dari jumlah tersebut,
termosetting. Thermoplastic adalah bahan
15% berupa sampah plastik atau
plastik yang jika dipanaskan sampai
sejumlah 28,4 ribu ton sampah plastik/
suhu tertentu, akan mencair dan dapat
hari. Pencemaran laut yang disebabkan
dibentuk kembali menjadi bentuk yang
oleh sampah plastik yang ada di perairan
diinginkan. Adapun thermosetting adalah
Indonesia harus segera ditangani secara
plastik yang jika telah dibuat dalam bentuk
holistik dan berkelanjutan dengan penuh
padat, tidak dapat dicairkan kembali dengan
kesadaran akan perlindungan dan
cara dipanaskan. Berdasarkan sifat
pengelolaan lingkungan perairan Indonesia.
kedua kelompok plastik di atas, termo-
Tulisan ini diharapkan memberikan
plastik termasuk jenis yang memung-
pengetahuan dan informasi pencemaran
kinkan untuk didaur ulang (Surono,
plastik yang ada di laut, khususnya
2013). Jenis termoplastik yang dapat didaur
Indonesia.
ulang diberi kode berupa nomor untuk
memudahkan dalam mengidentifikasi
PLASTIK
dan penggunaannya (Gambar 1; Tabel 1).
Plastik merupakan jenis makro- Daya tahan dan persistensi dari plastik,
molekul yang dibentuk dengan proses dikombinasikan dengan meningkatnya
polimerisasi, yaitu proses penggabungan produksi dan rendahnya tingkat pemulihan
(US EPA, 2014).

Gambar 1. Nomor kode plastik


(UNEP, 2009)

22
Tabel 1. Jenis plastik, kode dan penggunaannya

No. Jenis Plastik Penggunaan


Kode
1 PETE (polyethylene botol kemasan air mineral, botol minyak goreng,
terephthalate) jus, botol sambal, botol obat, dan botol kosmetik

2 HDPE (High-density botol obat, botol susu cair, jerigen pelumas, dan
Polyethylene) botol kosmetik
3 PVC (Polyvinyl Chlo- pipa selang air, pipa bangunan, mainan, taplak
ride) meja plastik, botol shampo dan botol sambal
4 LDPE (Low-density kantong kresek, tutup plastik, plastik pem-
Polyethylene) bungkus daging beku, dan berbagai macam plastik
tipis lainnya.
5 PP (Polypropylene cup plastik, tutupbotol dari plastik, mainan anak,
atau Poly-propene) dan margarine
6 PS (Polystyrene) kotak CD, sendok dan garpu plastik, gelas plastik
atau tempat makanan dari styrofoam, dan terupat
makan plastik transparan

7 Other (0), jenis plastik botol susu bayi, plastik kemasan, gallon air mi-
lainnya selain no 1 - 6 num, suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga,
komputer, alat-alat elektronik, sikat gigi dan main-
an lego
Sumber: Kurniawan (2012)

PENCEMARAN PLASTIK DAN ke dalam laut memiliki dampak yang


DAMPAKNYA PADA KEHIDUPAN bermacam-macam. Sampah plastik yang
DI LAUT dibuang, terapung dan akan terendap di
lautan. Massa plastik di lautan diperkirakan
Pencemaran laut adalah masuknya menumpuk hingga seratus juta metrik ton.
atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, Kondisi ini sangat berpengaruh buruk, dan
energi, dan/atau komponen lain ke dalam sangat sulit terurai oleh bakteri. Sumber
lingkungan laut oleh kegiatan manusia, sampah plastik di laut juga berasal dari
sehingga kuantitasnya turun sampai jaring ikan yang sengaja dibuang atau ter-
ke tingkat tertentu yang menyebabkan tinggal di dasar laut
lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan
baku mutu dan/atau fungsinya (PP-RI Menurut NOAA (2013,) sampah
19/1999). Bahan pencemar termasuk laut (marine debris) ialah benda padat
partikel kimia, limbah industri, limbah yang kuat dan tahan lama, diproduksi atau
pertanian dan perumahan, yang masuk diproses oleh manusia, secara langsung

23
atau tidak langsung, sengaja atau tidak Konsumsi berlebih terhadap plastik,
sengaja, dibuang atau ditinggalkan di dalam mengakibatkan jumlah sampah plastik yang
lingkungan laut. Tipe sampah laut di besar. Plastik sintesis merupakan 90%
antaranya plastik, kain, busa, styrofoam dari total produksi dunia (Andrady &
(gabus), kaca, keramik, logam, kertas, Neal, 2009). Polyethylene (PE), polypro-
karet, dan kayu. Sampah plastik merupa- pylene (PP), polyvinyl chloride (PVC),
kan salah satu jenis plastik yang mencemari polystyrene (PS) dan polyethylene tere-
laut. Penggunaan plastik dalam berbagai phthalate (PET) yang memiliki densitas
kegiatan manusia menyebabkan produksi rendah dan tinggi, merupakan plastik
plastik semakin meningkat. Andrady sintetis yang paling banyak digunakan dan
(2011) menyatakan lebih dari dua ratus menjadi polutan di lingkungan pesisir
dan laut (Andrady, 2011; Engler, 2012).
juta ton plastik telah diproduksi sejak
Plastik sintesis bukan berasal dari senyawa
pertengahan abad terakhir. Produksi global
biologis, dan memiliki sifat yang sulit
polimer organik sintetik, yang disebut
terdegradasi (non biodegradable). Plastik
"plastik" telah meningkat dari sekitar 0,5
diperkirakan membutuhkan waktu 100
juta ton per tahun pada tahun 1950 sampai
sampai 500 tahun, hingga dapat terde-
dengan 288 juta ton pada tahun 2012 komposisi (terurai) dengan sempurna.
(PlasticsEurope, 2013). Sekitar 10% dari
seluruh plastik, menjadi sampah di lautan Plastik merupakan tipe sampah laut
dunia melalui pembuangan yang disengaja yang dominan (CBD-STAP, 2012). Polusi
dan penanganan yang tidak tepat (Wright plastik telah ditemukan dalam habitat
et al., 2013). laut dari kutub ke khatulistiwa dan dari
garis pantai ke laut dalam (Browne et al.,
2011). Penelitian terbaru mendokumen-

Gambar 2. Pembuangan sampah yang disengaja ke ekosistem perairan laut


(Sumber: Dokumentasi pribadi di perairan pantai Ternate, 2017).

24
tasikan peningkatan sampah di Samudera menelan sampah laut di seluruh dunia
Pasifik (Eriksen et al., 2013; Goldstein, (CBD, 2012; Galgani et al., 2013). Tujuh
2012). Sampah plastik yang bervariasi spesies penyu laut, 14 spesies cetacean,
diklasifikasikan menurut ukuran, asal, 20 spesies anjing laut, dan 56 spesies
bentuk, dan komposisi. Kategori ukuran burung laut ditemukan terjerat dan meng-
digunakan untuk mengklasifikasikan konsumsi plastik dalam jumlah besar dan
marine debris, yaitu mega plastik debris (> mengakumulasi bahan kimia yang me-
100 mm), makro plastik debris (> 20-100 nempel di plastik (Katsanevakis, 2008,
mm), meso plastik debris (> 5-20 mm), Tanaka et al., 2013; Acampora et al.,
dan mikro plastik debris (0.3-5 mm). 2014).
Sampah plastik menunjukkan berbagai
bentuk, selain benda-benda plastik dikenali, Sampah plastik ukuran besar,
bentuk yang paling umum adalah potongan megaplastik dan makroplastik, menim-
(fragmen), film, pelet, garis, serat, filamen, bulkan resiko kesehatan secara langsung
dan butiran (Andrady, 2011). bagi hewan air, termasuk ikan, penyu,
burung, serta penyu laut, karena salah
Sampah plastik dapat memiliki
konsumsi (Boerger et al., 2010). Kon-
dampak ekologi dan ekonomi yang luas
sumsi plastik oleh hewan air dapat
di perairan tawar dan lingkungan laut.
Dampak negatif langsung dari perkem- menyebabkan pendarahan internal dan
bangan jumlah plastik yang sangat banyak bisul, serta penyumbatan pada saluran
pada organisme laut, seperti terjerat oleh pencernaan (Wright et al., 2013). Efek
plastik dan membuat penyumbatan pada negatif dari plastik juga dapat memberi-
saluran pencernaan (Gambar 2) (Gregory, kan dampak lain seperti terikatnya in-
2009). Sekitar 370 spesies hewan laut vertebrata bentik, burung, ikan, mamalia
telah ditemukan terjerat dalam atau telah dan penyu oleh kabel plastik dan jaring

Gambar 3. Dampak langsung sampah plastik pada biota (plastic-pollution.org)

25
(Besseling et al., 2013; Wegner et al., nutup permukaan sedimen dan mencegah
2012; Foekema et al., 2013). Sampah pertumbuhan benih mangrove (Smith,
plastik dapat bertindak sebagai vektor 2012), maka kehadiran mikroplastik
untuk kontaminan, termasuk polutan or- dalam sedimen pesisir mengakibatkan
ganik persisten (POPs), polychlorinated konsekuensi yang tak terduga, seperti
biphenyls (PCB), hidrokarbon aromatik perubahan sifat secara fisik dari pantai
polisiklik (PAH), dichlorodiphenyltri- dan masalah yang terkait lainnya (Carson
chloroethane (DDT), difenileter bifenil et al, 2011). Semakin kecil partikel, se-
(PBDE), dan bisphenol A (BPA) dan logam makin besar kemungkinan plastik untuk
berat (Ashton et al., 2010; Holmes et al., dicerna oleh kehidupan di laut (Carson,
2012; Zarfl & Matthies, 2010). Hal terse- 2013; von Moos et al., 2012; Andrady,
but menunjukkan pentingnya meneliti 2011).
plastik sebagai media transportasi polutan
dari lingkungan perairan ke biota laut dan Plastik dengan ukuran kurang dari
manusia (Tanaka et al., 2013), karena 5 mm yang disebut mikroplastik, terlihat
plastik memiliki dampak yang signifikan seperti organisme planktonik dan partikel
terhadap organisme laut (Murray & Cowie, organik tersuspensi, yang merupakan
2011; Van Franeker et al., 2011; von makanan bagi biota laut (Wright et al.,
Moos et al., 2012; Fossi et al., 2012; Far- 2013). Mikroplastik akan memberikan
rell & Nelson, 2013; Cole et al., 2013). dampak negatif dari plastik bagi biota laut.
Potensi efek secara kimia cenderung Ukurannya yang mikroskopis membuat
meningkat seiring menurunnya ukuran kemungkinan bioavailability dari mikro-
partikel plastik (mikroplastik), sedang- plastik terjadi melalui saluran pencernaan
kan efek secara fisik meningkat seiring (Betts, 2008). Biota laut yang terdeteksi
meningkatnya ukuran makrodebris mengakumulasi mikroplastik diantaranya
(UNEP, 2011). Bila makrodebris mem- adalah kopepoda dan kepiting (Cole et
berikan dampak secara fisik, seperti me- al., 2013, Farrell & Nelson, 2013), kima

Gambar 4. Plastik ukuran mikroskopis yang dimakan plankton (Cole et al., 2013)

26
(Van Cauwenberghe & Janssen, 2014), REFERENSI
dan kerang biru. Dampak langsung
Acampora, H., Q.A Schuyler, K.A.
mikroplastik yang masuk ke tubuh or-
Townsend, and B.D. Hardesty.
ganisme laut tersebut mengganggu kerja
2014. Comparing Plastic In-
saluran pencernaan (Cole et al., 2013)
gestion in Juvenile and Adult
dan sebagai vektor/pembawa bahan tam-
Stranded Short-Tailed Shear-
bahan, dan juga bahan pencemar organik
waters (Puffinus Tenuirostris)
lain yang teradsorpsi pada mikroplastik
in Eastern Australia. Marine
(Teuten et al., 2009).
Pollution Bulletin 78 (1): 63–68.
PENUTUP Andrady, A.L. 2011. Microplastics in
the Marine Environment. Mar.
Penggunaan plastik dalam berbagai
Poll. Bull. 62: 1596-1605.
kegiatan manusia menyebabkan produksi
plastik semakin meningkat. Polusi plastik Ashton, K., L. Holmes and A. Turner.
awalnya dilihat hanya masalah estetika, 2010. Association of Metals
tetapi penelitian selama beberapa With Plastic Production Pellets
dekade terakhir menunjukkan bahwa in the Marine Environment.
biota laut dapat terkena dampak negatif Mar. Poll. Bul. 60: 2050- 2055.
seperti salah konsumsi, lilitan, dan
tersangkut/terjerat. Plastik yang masuk Besseling, E., A. Wegner, E.M. Foekema,
ke ekosistem laut mengalami degradasi M. van den Heuvel-Greve and
baik secara oksidasi termal dengan radiasi A.A. Koelmans. 2013. Effects
ultraviolet, dan degradasi secara mekanik of Microplastic on Fitness and
sehingga ukurannya akan semakin kecil. PCB Bioaccumulation by The
Semakin kecil ukuran dari plastik Lugworm Arenicola marina
akan meningkatkan kemungkinan bio- (L.). Environmental Science
availabilitas plastik pada organisme laut. and Technology 47: 593–600.
Dampak langsung plastik pada biota laut Betts, K. 2008. Why Small Plastic Parti-
seperti terjerat dan salah konsumsi yang cles May Pose A Big Problem
menyebabkan penyumbatan pada saluran in the Oceans. Env. Sci. and
pencernaan. Dampak tidak langsung akibat Tech. 42 (24): 8995–8995.
pencemaran plastik dapat berupa men-
empelnya bahan pencemar pada plastik Boerger, C.M., G.L. Lattin, S.L. Moore
dan terkonsumsi oleh biota. Dengan alasan and C.J. Moore. 2010. Plastic
tersebut, diperlukan penelitian untuk Ingestion By Planktivorous
mengetahui seberapa besar potensi Fishes in The North Pacific
pencemaran yang terjadi akibat sampah Central Gyre. Mar. Poll. Bull.
plastik pada kawasan ekosistem laut di 60 (12): 2275–2278.
Indonesia, sehingga diperoleh data yang
Browne, M.A., P. Crump, S.J. Niven, E.
baik untuk pengelolaan sampah plastik
Teuten, A. Tonkin, T. Galloway
yang tepat.
and R.C.Thompson. 2011. Ac-

27
cumulation of Microplastic on Eriksen, M., N. Maximenko, M. Thiel, A.
Shorelines Worldwide: Sources Cummins, G. Lattin, S. Wilson
and Sinks. Env. Sci. and Tech. and S. Rifman. 2013. Plastic
45: 9175-9179. Pollution in The South Pacific
Subtropical Gyre. Mar. Poll.
Carson, H.S., S.L. Colbert, M.J. Kaylor and Bull. 68 (1): 71–76.
K.J. McDermid. 2011. Small
Plastic Debris Changes Water Farrell, P. and K. Nelson. 2013. Trophic
Movement and Heat Transfer Level Transfer of Microplastics:
Through Beach Sediments. Mytilus Edulis (L.) To Carcinus
Mar. Poll. Bull. 62: 1708-1713. Maenas (L.). Environmental
Pollution 177: 1-3.
Carson, H.S., M.S. Nerheim, K.A. Carroll
and M. Eriksen. 2013. The Foekema, E.M., C. De Gruijter, M.T.
Plastic-Associated Microorgan- Mergia, J.A. van Franeker,
isms of the North Pacific gyre. A.J Murk and A.A. Koelmans.
Mar. Poll. Bul. 75: 126 –132. 2013. Plastic in North Sea
fish. Environ. Sci. Technol.
[CBD] Convention on Biological Diversity. 47, 8818–8824. http://dx.doi.
2012. Impacts of Marine De- org/10.1021/es400931.
bris on Biodiversity: Current
Status and Potential Solutions. Fossi, M.C., C. Panti, C. Guerranti, D.
Secretariat of the Convention Coppola, M. Giannetti, L. Mar-
on Biological Diversity and the sili and R. Minutoli. 2012. Are
Scientific and Technical Advi- Baleen Whales Exposed to
sory Panel GEF. Technical The Threat of Microplastics?
Series No. 67, Montreal: 61 A Case Study of The Medi-
hlm. terranean Fin Whale (Balae-
noptera physalus). Mar. Poll.
Cole, M., P. Lindeque, E. Fileman, C. Bull. 64: 2374-2379. http://
Halsband, R.M. Goodhead, J. dx.doi.org/10.1016/j.marpol-
Moger and T. Galloway. 2013. bul.2012.08.013.
Microplastic Ingestion By
Zooplankton. Environmen- Galgani, F., G. Hanke, S. Werner and L.
tal Science and Technology De Vrees. 2013. Marine Litter
47: 6646– 6655. http://dx.doi. Within The European Marine
org/10.1021/es400663f. Strategy Framework Directive.
ICES Journal of Marine Science
Engler, R.E. 2012. The Complex Inter- 70 (6): 1055–1064.
action Between Marine Debris
and Toxic Chemicals In The Goldstein, M.C., M. Rosenberg and L.
Ocean. Environmental Sci- Cheng. 2012. Increased Ocean-
ence and Technology 46 (22): ic Microplastic Debris Enhances
12302-12315. Oviposition in An Endemic

28
Pelagic Insect. Biology Letters pore’s Coastal Mangrove Eco-
8 (5): 817-820. systems. Mar. Poll. Bull. 79
(1): 278–283.
Gregory, M.R. 2009. Environmental Im-
plications of Plastic Debris In National Oceanic and Atmospheric
Marine Settings—Entangle- Administration. 2013. Pro-
ment, Ingestion, Smothering, grammatic Environmental
Hangers-On, Hitch-Hiking And Assessment (PEA) for the
Alien Invasions. Philos. Trans. NOAA Marine Debris Pro-
Roy. Soc. B: Biol. Sci. 364 gram (MDP). Maryland (US):
(1526): 2013–2025. NOAA. 168 p.
Holmes, L. A. 2013. Interactions of trace [PP-RI] Peraturan Pemerintah No. 19
metals with plastic production Tahun 1999 Tentang : Pengen-
pellets in the marine environ- dalian Pencemaran Dan/Atau
ment [thesis]. Plymouth (UK): Perusakan Laut
University of Plymouth.
Plastics Europe. 2013. Plastics the
Katsanevakis, S. 2008. Marine Debris, Facts 2013. An Analysis of
A Growing Problem: Sources, European Latest Plastics Pro-
Distribution, Composition, and duction, Demand and Waste
Impacts. New Research. Nova Data. Plastics Europe: Associ-
Science Publishers, New York, ation of Plastic Manufacturers,
Marine Pollution, 53–100. Brussels, p. 40.
Kementerian Perindustrian dan Per- Santos, T.R. and A.C. Duarte. 2015. A
dagangan. 2013. Konsumsi Critical Overview of The Ana-
plastik 1,9 juta ton [Internet]. lytical Approaches to The Oc-
http://www.kemenperin.go.id/ currence, The Fate and the Be-
artikel/6262/Semester-I,-Kon- havior of Microplastics in the
sumsi-Plastik-1,9-Juta-Ton. Environment. Trends in Ana-
Diakses pada tanggal 1 April lytical Chemistry 65 (2015):
2015 47–53.
Murray, F. and P.R Cowie. 2011. Plas- Smith, S.D.A. 2012. Marine debris:
tic Contamination In The De- A proximate threat to ma-
capod Crustacean Nephrops rine sustainability in Bootless
norvegicus (Linnaeus, 1758). Bay, Papua New Guinea. Mar.
Marine Pollution Bulle- Poll. Bull. 64:1880- 1883.
tin 62, 1207–1217. http:// doi:10.1016/j.marpol-
dx.doi.org/10.1016/j.marpol- bul.2012.06.013.
bul.2011.03.032.
Surono, U. B. 2013. Berbagai Metode
Mohamed Nor, N.H. and J.P. Obbard. Konversi Sampah Plastik
2014. Microplastics in Singa- Menjadi Bahan Bakar Minyak.

29
Jurusan Teknik Mesin Univer- 2014. Microplastics in Bivalves
sitas Janabadra Yogyakarta Cultured for Human Consump-
tion. Env. Poll. 193: 65-70.
Tanaka, K., H. Takada, R. Yamashita, K.
Mizukawa, M. Fukuwaka and Van Franeker, J.A., C. Blaize, J. Daniel-
Y. Watanuki. 2013. Accumula- sen, K. Fairclough, J. Gollan,
tion of Plastic-Derived Chem- N. Guse, P.L. Hansen, M. Heu-
icals in Tissues Of Seabirds beck, J.K. Jensen, G. Le Guil-
Ingesting Marine Plastics. Mar. lou, B. Olsen, K.O. Olsen, J.
Poll. Bul. 69, 219-222. Pedersen, E.W.M Stienen and
D.M Turner. 2011. Monitoring
Teuten, E.J. J.M. Saquing, D.R.U. Plastic Ingestion By The North-
Knappe, M.A. Barlaz, S. Jons- ern Fulmar Fulmarus Glacialis
son, A Bjorn, S.J. Rowlamd, in The North Sea. Env. Poll.
R.C. Thompson, T.S. Gallo- 159: 2609-2615.
way, R. Yamashita, D. Ochi, Y.
Watanuki, C. Moore, P.H. Viet , von Moos, N., P. Burkhardt-Holm and A.
T.S. Tana, M. Prudente, R. Boo- Koehler. 2012. Uptake and Ef-
nyatumanond, M.P. Zakaria, K. fects of Microplastics on Cells
Akkhavong, Y. Ogata, H. Hirai, S. and Tissues of The Blue Mussel
Isawa, K. Mizukawa, Y. Hagi- Mytilus edulis L. After Experi-
no, A. Imamura, M. Saha and mental Exposure. Environmen-
H. Takada, , 2009. Transport tal Science and Technology. 46:
And Release Of Chemical From 11327-11335.
Plastics To The Environment
Wegner, A., E. Besseling, E. M. Foeke-
and To Wildlife. Philos. Trans.
ma, P. Kamermans, and A. A.
R. Soc. B. 364: 2027-2045.
Koelmans. 2012. Efects Of
Thompson, R.C, C.J Moore, F.S vom Saal Nanopolystyrene on The Feed-
and S.H Swan. 2009. Plastics, ing Behavior of The Blue Mus-
The Environment and Human sel (Mytilus edulis L.). Environ.
Health: Current Consensus and Toxicol. Chem. 31: 2490-2497.
Future Trends. Philos. Trans. R.
Wright, S.L., R.C. Thompson and T. S.
Soc. Lond. B 364: 2153–2166.
Galloway. 2013. The Physical
http://dx.doi.org/10.1098/
Impact of Microplastics On
rstb.2009.0053.
Marine Organisms: A Review.
[UNEP] United Nations Environment Env. Poll. 178: 483-492.
Programme. 2011. UNEP Year
Zarfl, C. and M. Matthies. 2010. Are Marine
Book 2011: Emerging Issues in
Plastic Particles Transport Vec-
Our Global Environment. Nai-
tors for Organic Pollutants to
robi (KE): UNEP. 79 hal.
The Arctic? Mar. Poll. Bull. 60
Van Cauwenberghe, L. and C.R. Janssen. (10): 1810-1814.

30

Anda mungkin juga menyukai