Dapus 27
Dapus 27
Abstrak
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di
atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian
(mortalitas). Hipertensi pada lansia didefinisikan dengan tekanan sistolik di atas 160 mmHg dan
tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Senam hipertensi merupakan olah raga yang salah satunya
bertujuan untuk meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen ke dalam otot-otot dan rangka yang
aktif khususnya otot jantung sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh senam hipertensi lansia terhadap tekanan darah lansia dengan hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Cakranegara Kelurahan Turida Tahun 2019. Metode penelitian ini
menggunakan metode rancangan pra-eksperimen, one group pretest-posttest. Jumlah sampel 30 orang
yang diambil dengan teknik Purposive Sampling. Pengumpulan data dengan observasi tekanan darah
sebelum dan sesudah intervensi, yang dilakukan dua kali seminggu selama empat minggu. Data
tekanan darah dianalisa menggunakan paired sampel t-test dengan α < 0,05. Hasil penelitian
menunjukkan rata-rata tekanan darah sistolik sebelum senam hipertensi lansia 151,80 mmHg, diastolik
94,73 mmHg dan rata-rata tekanan darah sistolik sesudah senam hipertensi lansia 137,13 mmHg,
diastolik 90,27 mmHg. Hasil uji paired sampel t-test didapatkan þ= 0,000 < α=0,05 sehingga H0
ditolak H1 diterima. Kesimpulan pada penelitian ini adalah ada pengaruh yang signifikan senam
hipertensi lansia terhadap tekanan darah lansia dengan hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Cakranegara Kelurahan Turida Tahun 2019. Saran bahwa senam hipertensi lansia dapat menjadi
alternatif senam yang dapat diberikan pada lansia yang mengikuti program Prolanis maupun kegiatan
olahraga lain.
Abstract
PENDAHULUAN
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di
atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian
(mortalitas) (Kushariyadi, 2011). Hipertensi pada lansia didefinisikan dengan tekanan sistolik di atas
160 mmHg dan tekanan diastolic diatas 90 mmHg (Fatimah, 2010). Menurut Joint National
Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment on High Blood Pressure VII (JNC-
VII), hampir 1 milyar orang menderita hipertensi di dunia. Menurut laporan Badan Kesehatan Dunia
atau WHO, hipertensi merupakan penyebab nomor 1 kematian di dunia dan dan diperkirakan, jumlah
penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang membesar.
Hipertensi di Indonesia pada usia lebih dari 18 tahun sebesar 34,1 % dan tertinggi di Kalimantan
Selatan sebesar 44,1%. Prevalensi hipertensi pada umur 18 tahun ke atas di Provinsi NTB yakni
mencapai 24,3% (Riset Kesehatan Dasar, 2018). Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Provinsi Nusa
Tenggara Barat dari 10 Penyakit Terbanyak yang ada di Nusa Tenggara Barat Tahun 2016 Hipertensi
temasuk penyakit terbanyak nomor 2 dengan jumlah 145,534 dan berdasarkan Profil Dinas Kesehatan
Kota Mataram dari 11 puskesmas yang ada di Kota Mataram Puskesmas Cakranegara termasuk
puskesmas dengan angka kejadian penyakit hipertensi tertinggi dengan jumlah 854 jiwa pertahun
dengan jumlah lansia hipertensi sebanyak 151 perbulannya. Wilayah kerja Puskesmas Cakranegara
yang paling banyak dijumpai kejadian hipertensi pada lansia adalah di wilayah kelurahan Turida yaitu
sebanyak 85 jiwa. Faktor keturunan dan gaya hidup menurut hasil penelitian merupakan penyebab
utama hipertensi. Seseorang yang menderita hipertensi mempunyai resiko penyakit jantung dua kali
dan penyakit stroke delapan kali dibandingkan orang dengan tensi normal (Widharto, 2009). Hal ini
juga ditegaskan oleh Katzung (2007), bahwa hipertensi yang menetap akan merusak pembuluh darah
ginjal, jantung, dan otak serta menyebabkan peningkatan gagal ginjal, penyakit koronaria, gagal
jantung, stroke, dan demensia. Hipertensi selain mengakibatkan angka kematian yang tinggi (high
case fatality rate) juga berdampak kepada penurunan kualitas hidup (Sudarmako, 2008). Tata laksana
untuk hipertensi adalah secara farmakologis dan non farmakologis (Sudoyo, 2006). Secara
nonfarmakologis salah satunya adalah olahraga. Olahraga yang dianjurkan untuk pasien hipertensi
adalah olahraga yang dilakukan secara khusus, yaitu olahraga yang dilakukan secara bertahap dan
HASIL PENELITIAN
Tabel 5. Hasil Uji Paired Sampel T-Test Pengaruh Senam hipertensi lansia Terhadap Tekanan
Darah Lansia Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Cakranegara Kelurahan
Turida, tanggal 01 - 23 Juni 2019.
No Keterangan Sebelum Sesudah
Sistolik Diastolik Sistolik Diastolik
1. ∆ Tekanan darah 151.80 94.73 90.27 90.27
2. St. Deviasi 7.739 3.841 4.394 4.394
3. Sig 0.000 0.000
Sumber : Data primer, 2019
Berdasarkan tabel 5, hasil perhitungan dengan uji Paired Sampel T-Test pada sistem
komputerisasi SPSS 16.0, untuk pengaruh senam hipertensi lansia terhadap tekanan darah
lansia hipertensi dengan analisis statistik pada α = 0,05 diperoleh p = 0,000 < α = 0,05 yang
berarti hipotesa nol (H0) ditolak atau hipotesa kerja (H1) diterima, yang artinya ada pengaruh
senam hipertensi lansia terhadap tekanan darah lansia hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Cakranegara Kelurahan Turida tahun 2019.
PEMBAHASAN
Hasil penelitian tentang jenis kelamin didapatkan bahwa 83,33% responden berjenis kelamin
perempuan. Adib (2010) menyatakan bahwa perubahan hormonal yang sering terjadi pada wanita
lebih cenderung memiliki tekanan darah tinggi. Berkaitan dengan hipertensi, laki-laki mempunyai
resiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi lebih awal. Sedangkan pada perempuan, lebih rentan
terhadap hipertensi ketika berumur di atas 50 tahun (Susilo, 2010). Setelah menopouse, wanita
umumnya memiliki tekanan darah lebih tinggi dari sebelumnya (Berman, 2009). Perempuan yang
belum menopouse dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar HDL.
2. Identifikasi Tekanan Darah Lansia Hipertensi Sesudah Melakukan Senam Hipertensi Lansia
Berdasarkan data hasil penelitian, diketahui bahwa rata-rata tekanan darah lansia sesudah
melakukan senam hipertensi lansia selama peneliian berlangsung yaitu tekanan darah sistolik 131,13
mmHg dan rata-rata tekanan darah diastolik yaitu 90,27 mmHg. Hal ini termasuk dalam kategori pre
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa rata-rata tekanan darah sistolik sebelum dilakukan
senam hipertensi lansia yaitu 151,80 mmHg, rata-rata tekanan darah diastolik yaitu 94,73 mmHg.
Sebagian besar responden masuk dalam klasifikasi hipertensi stadium 1 sebanyak 23 orang. Rata-rata
tekanan darah sistolik sesudah dilakukan senam hipertensi lansia yaitu 137,13 mmHg, rata-rata
tekanan darah diastolik yaitu 90,27 mmHg. Yang terbanyak rmasuk dalam klasifikasi pre hipertensi
sebanyak 22 orang. Berdasarkan hasil uji menggunakan paired sampel t test diperoleh p=0,000
<α=0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, H0 ditolak H1 diterima berarti senam hipertensi
lansia berpengaruh terhadap tekanan darah lansia hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Adib, Miller. 2010. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung dan Stroke.
Yogyakarta : Dianloka Pustaka
Arif M. 2013. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I : Nefrologi dan Hipertensi. Jakarta: Media
Aesculapius FKUI.
Anggraini, dkk. 2009. Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien
yang berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang Periode Januari 2009
Berman, A. 2009. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Kozier & Erb, Alih Bahasa Meiliya dkk,
EGC. Jakarta.
Dinas Kesehatan Provinsi NTB. 2017. Profil Kesehatan Provinsi NTB. Nusa Tenggara Barat.
Fatimah. 2010. Merawat Manusia Lanjut Usia Suatu Pendekatan Proses Keperawatan Gerontik.
Jakarta : TIM.
Katzung, B.G., 2007, Vasodilator & Terapi Angina Pektoris, dalam Katzung, B.G., Farmakologi Dasar
& Klinik (Basic & Clinical Pharmacology), edisi 10, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta
Setiawan dkk. 2008. Hubungan Frekuensi Senam Lansia Terhadap Tekanan Darah dan Nadi Pada
Lansia Hipertensi, Proseding Konferensi Nasional II PPNI Jawa Tengah
Sylvia. 2003. Buku ajar Senam Jantung Sehat. Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Smeltzer, S. C., Bare, B. G., 2012, “Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &Suddarth. Vol.
2. E/8”, EGC, Jakarta.
Widharto. 2009. Bahaya Hipertensi. Sunda Kelapa Pustaka.Jakarta. Divine, Jon G. 2012. Program
Olahraga Tekanan Darah Tinggi. PT Citra Aji Parama. Yogyakarta.