Anda di halaman 1dari 113

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN TATA RUANG


Jalan Andi Pangerang Pettarani No. 90 Makassar

REVIEW PERENCANAAN
PEMBANGUNAN REST AREA
PROVINSI SULAWESI SELATAN
DI KABUPATEN JENEPONTO
T.A. 2022

KONSULTAN PERENCANA
:
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)


PEKERJAAN PENYUSUNAN DOKUMEN
REVIEW PERENCANAAN REST AREA
PROVINSI SULAWESI SELATAN DI KABUPATEN JENEPONTO
TAHUN ANGGARAN 2022

BAB I
URAIAN & SYARAT – SYARAT UMUM PELAKSANAAN

PASAL 01
UMUM

1. DOKUMEN KONTRAK
Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan, Ketentuan Umum dan Syarat-Syarat Kontrak,
Persyaratan Umum, Gambar-gambar, Rencana Daftar Anggaran Biaya, Daftar Harga
Satuan, semuanya harus dibaca menjadi satu kesatuan dengan spesifikasi ini, hal-hal
yang memang berhubungan ditunjukkan atau diuraikan di dalam salah satu dokumen-
dokumen tersebut di atas, tidak perlu diulang lagi di dalam dokumen yang lainnya.
Tanpa melupakan adanya pembagian bab-bab dengan judul masing-masing bab yang
berbeda di dalam spesifikasi ini, masing-masing bab tetap dianggap saling melengkapi dan
saling menunjang satu sama lain.
Semua referensi yang dipakai dalam spesifikasi ini merupakan referensi-referensi terhadap
pasal atau sub pasal itu sendiri, kecuali jika secara tegas dinyatakan lain.

2. URUTAN-URUTAN DALAM MENGUTAMAKAN BERBAGAI INFORMASI


Jika ada perbedaan informasi yang terdapat dalam gambar dengan yang terkandung
dalam spesifikasi teknis ini, maka ketentuan dalam spesifikasi teknis dinyatakan yang
berlaku dan mengikat. Apabila terjadi perbedaan antara gambar dengan Bill of Quantity
(BQ), maka yang dilaksanakan adalah yang mempunyai kualitas tertinggi atau pilihan
paling baik.

3. LOKASI PEKERJAAN / PROYEK


Lokasi pekerjaan berada di Lingkungan Borong Untia Desa Karama Kelurahan Benteng
Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan dengan luas lahan
± 3,5 Ha. Lokasi proyek ditunjuk dalam gambar.

4. JALAN MASUK KE LOKASI PROYEK DAN LAPANGAN


Kontraktor dan orang-orang yang diberi wewenang olehnya harus selalu bebas memasuki
tempat kerja dan lapangan, termasuk semua bengkel (workshop) dan tempat-tempat
dimana pekerjaan disiapkan atau material diproduksi, perlengkapan dan mesin-mesin
diperoleh untuk digunakan dalam proyek ini dan Kontraktor harus mengurus semua
fasilitas dan bantuan untuk mendapatkan hak memasuki daerah-daerah tersebut.
Kontraktor harus mengurusnya sendiri dan mengajukan usulan mengenai pengadaan
fasilitas memasuki daerah-daerah tersebut melalui kerjasama dengan pemberi Tugas
maupun Konsultan Pengawas. Tidak ada fasilitas tambahan yang dapat dilaksanakan
tanpa adanya persetujuan dari Konsultan Pengawas.

5. ELEVASI DAN PATOK


Semua elevasi dalam satuan milimeter dengan titik acuan area lahan depan Gedung Pasar
Produk Rakyat dengan ketinggian elavasi masing-masing sesuaikan dengan gambar.
Kontraktor harus bertanggung jawab dan menjamin bahwa pekerjaan yang dilaksanakan
didasarkan atas data-data tersebut di atas.

Spesifikasi Teknis Pek. Urain dan Syarat-syarat Umum Pekerjaan - BAB I halaman 1
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

Patok atau titik lain yang ada disekitar lokasi tidak ditunjukkan dalam gambar. Jika
diperlukan, data yang lebih tepat dapat diberikan kepada Kontraktor sebelum pekerjaan
dilaksanakan di lapangan.

6. DATA TENTANG PROYEK


Data sebagai informasi tentang ketinggian permukaan dan dimensi tentang proyek
ditunjukkan dalam gambar-gambar. Detail-detail, jika tidak disebutkan akan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas dalam masa pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

7. DIMENSI
Semua ukuran dimensi, jarak, dan ketinggian dalam Review Perencanaan, kecuali yang
disebutkan secara khusus, selalu menggunakan satuan millimeter dan centimeter.
Kontraktor harus memeriksa semua ukuran dimensi yang ada dalam gambar. Tidak ada
biaya tambahan yang akan dibayarkan untuk mengganti kerugian yang terjadi sebagai
akibat dari kesalahan dari ukuran dimensi. Apabila diperlukan gambar tambahan,
kontraktor harus mengajukan gambar-gambar tambahan tersebut dengan menggunakan
satuan ukuran dalam milimeter untuk diperiksa oleh Konsultan Pengawas sebelum
pekerjaan dapat dilaksanakan di lapangan. Apabila dimensi yang diajukan tidak sesuai
dengan ukuran standart yang telah ditetapkan, maka dapat diganti dengan standart lain
yang sesuai dan yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Tidak ada pembayaran
tambahan yang dapat diberikan untuk perubahan dimensi dengan alasan tersebut di atas
tanpa ada persetujuan khusus dari Konsultan Pengawas.

8. PEMBERITAHUAN TENTANG KEGIATAN OPERASI YANG PENTING


Kontraktor harus mengajukan pemberitahuan secara tertulis dan lengkap tentang akan
adanya kegiatan operasi yang penting kepada Konsultan Pengawas dalam jangka waktu
yang cukup sebelum operasi tersebut dapat dilaksanakan untuk memberi kesempatan
kepada Konsultan Pengawas untuk mengaturnya karena mungkin Konsultan Pengawas
memandang perlu melakukan inspeksi atau untuk maksud-maksud yang lain. Kontraktor
dilarang melakukan kegiatan operasi yang penting tersebut tanpa adanya persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas.

9. KABEL, SALURAN PIPA DAN / ATAU BERBAGAI HAMBATAN LAINNYA


a. Pendahuluan
Gambar yang menunjukkan jaringan kabel tenaga listrik, dan sistem perpipaan yang
terdapat dalam lokasi proyek tidak dicantumkan dalam Dokumen Pelelangan Umum.
Usaha untuk memperoleh data dari lembaga-lembaga terkait sehubungan dengan
informasi tersebut di atas akan dilakukan oleh Pemberi Tugas atau Konsultan
Pengawas. Gambar atau informasi lain yang dapat menunjukkan adanya jaringan kabel
dan atau perpipaan jika dapat diperoleh akan diberikan pada Kontraktor.
b. Informasi dan Instruksi
Informasi dan instruksi untuk mencegah timbulnya bahaya sehubungan dengan
jaringan kabel dan saluran tersebut, jika sistem-sistem tersebut memang ada, harus
dilakukan sebelum dan selama pekerjaan berlangsung dan akan diberitahukan oleh
Pemberi Tugas atau Konsultan Pengawas dengan kerjasama dengan lembaga-
lembaga yang berwenang.
Dalam hal ini Kontraktor harus mengikuti semua instruksi yang diberikan oleh Pemberi
Tugas, Konsultan Pengawas, instansi atau badan yang berwenang. Kontraktor harus
menjaga, menyediakan, menunjang semua usaha yang perlu untuk menjamin agar
jaringan utilitas yang ada tidak terganggu selama pekerjaan berlangsung. Jika terjadi
kerusakan terhadap jaringan dimaksud atau bagian daripadanya sebagai akibat dari
kegiatan kontraktor atau seseorang yang ditunjuk oleh kontraktor untuk melakukan
pekerjaan ini, maka kontraktor harus bertanggung jawab sepenuhnya untuk segera
memperbaiki kerusakan yang terjadi oleh seseorang yang memang ahli bidang tersebut
dan disetujui oleh Konsultan Pengawas untuk memperbaikinya. Semua biaya yang
timbul untuk memperbaiki kerusakan jaringan utilitas (perpipaan dan kabel-kabel) yang
merupakan milik Pemberi Tugas di lapangan maupun milik orang lain tersebut di atas

Spesifikasi Teknis Pek. Urain dan Syarat-syarat Umum Pekerjaan - BAB I halaman 2
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

sebagai akibat kerugian yang timbul karena rusaknya jaringan tersebut harus menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
c. Menyingkirkan Rintangan
Kegiatan menyingkirkan rintangan besar yang tidak terduga yang ditemukan oleh
Kontraktor di bawah tanah tidak termasuk dalam kontrak ini dan harus dirundingkan
kembali oleh Kontraktor dengan Pemberi Tugas. Dalam hal ini Kontraktor harus
mengikuti instruksi yang diberikan oleh Pemberi Tugas atau Konsultan Pengawas.
d. Izin
Izin untuk menyingkirkan rintangan yang ada seperti yang diuraikan dalam pasal
tersebut di atas harus disampaikan secara tertulis oleh Pemberi Tugas (Konsultan
Pengawas) dan harus menjadi tanggung jawabnya. Izin untuk menyingkirkan rintangan
tersebut harus diberikan sesuai jadwal waktu yang disepakati oleh Kontraktor.
Usaha menyingkirkan rintangan tersebut tidak dapat dilaksanakan sebelum kawasan
tempat rintangan tersebut berada dilengkapi dengan struktur-struktur sementara
dan/atau rambu-rambu peringatan yang sesuai yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
e. Perlindungan Terhadap Sesuatu Obyek
Kontraktor tidak boleh membongkar atau memindahkan suatu obyek tertentu baik yang
ditunjukkan maupun yang tidak ditunjukkan dalam gambar, kecuali ada perintah khusus
dari Konsultan Pengawas. Kontraktor harus menjaga dan memelihara agar obyek-
obyek yang berada di dalam atau di sekitar lokasi proyek tidak rusak.
Setiap obyek yang ada yang terletak di kawasan proyek harus dilindungi agar tidak
rusak terhadap gangguan yang timbul.
Jika sampai terjadi kerusakan, maka kerusakan tersebut harus diperbaiki kembali oleh
Kontraktor sehingga mencapai kondisi seperti keadaan semula.

10. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN KONTRAKTOR


a. Persyaratan Umum tentang Peralatan dan Perlengkapan
Kontraktor harus menyediakan semua peralatan dan perlengkapan yang perlu
untuk melaksanakan pekerjaan ini dan memenuhi semua persyaratan Kontrak.
Kontraktor diharuskan membuat Daftar Bahan dan Peralatan (Check List) sebelum
melaksanakan setiap jenis pekerjaan, yang harus disetujui terlebih dahulu oleh
Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas.
Kontraktor harus menggunakan peralatan dan perlengkapan yang benar-benar
lengkap, dapat beroperasi penuh dan terpelihara dengan baik, secara mekanis
berfungsi dengan sempurna dan sesuai untuk proyek ini sehingga Kontraktor
dapat melaksanakan tugasnya dengan aman, dalam waktu yang tepat dan efisien
sesuai dengan persyaratan dalam kontrak.
Peralatan yang disebutkan dalam Daftar Peralatan yang disampaikan oleh
Kontraktor dalam penawarannya merupakan jumlah perawatan minimum yang
Kontraktor sendiri setuju untuk mengadakan dan menggunakannya, kecuali
ditetapkan lain oleh Konsultan Pengawas. Dengan adanya daftar tersebut tidak
berarti bahwa pemberi tugas mengakui jumlah peralatan tersebut mencukupi untuk
melaksanakan pekerjaan ini.
b. Penggantian Peralatan dan Perlengkapan
Kontraktor harus selalu dan segera melaporkan kepada Konsultan Pengawas
secara tertulis jika terjadi cacat, kerusakan atau hal-hal lain yang mungkin
menyebabkan peralatan tersebut tidak dapat berfungsi sesuai dengan kapasitas
kerjanya.
Kontraktor dalam hal tersebut di atas harus membicarakannya dengan Konsultan
Pengawas dan bersama dengan Konsultan Pengawas meninjau kembali program
kerja untuk pekerjaan ini, dan jika perlu membicarakan penggantian peralatan
yang tidak berfungsi sesuai rencana. Konsultan Pengawas dalam kondisi seperti
tersebut di atas dapat memerintahkan agar peralatan dan/atau perlengkapan
tersebut disingkirkan dan diganti sesuai rencana. Konsultan Pengawas dalam
kondisi seperti tersebut disingkirkan dan diganti sesuai dengan ketentu an dalam
Syarat-syarat Kontrak.

Spesifikasi Teknis Pek. Urain dan Syarat-syarat Umum Pekerjaan - BAB I halaman 3
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

c. Penambahan Peralatan dan Perlengkapan


Kontraktor harus segera mengatur tambahan peralatan yang perlu agar dapat
menyesuaikan pekerjaan dengan baik dan sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini, sesuai dengan Dokumen Kontrak.
d. Biaya Penambahan dan/atau Penggantian Peralatan
Dengan mendasarkan kepada pasal penambahan dan/atau penggantian peralatan
dan/atau perlengkapan, jika kontraktor diminta untuk mengganti peralatan dan/atau
perlengkapan kerjanya atau untuk menambah peralatan dan/atau perlengkapan
yang perlu, maka penambahan biaya tersebut dapat dilaksanakan dengan usulan
Konsultan Pengawas yang telah disetujui terlebih dahulu oleh Pemberi Tugas.

PASAL 02
LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto ini terdiri atas;
1. Pekerjaan Cut & Fill dan pematangan lahan,
2. Pekerjaan Jalan, Drainase, Pedestrian, area Parkir, Landsekap/Taman dan Ornamen
3. Pekerjaan Masjid,
4. Pekerjaan Toilet Umum,
5. Pekerjaan Pos Jaga
6. Pekerjaan Instalasi Elektrikal dan Plumbing Kawasan

PASAL 03
KONDISI LAPANGAN
Lokasi pekerjaan berada di Lingkungan Borong Untia Desa Karama Kelurahan Benteng
Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan, dan kondisi saat ini
merupakan lahan kosong yang berkontur.

PASAL 04
BAHAN BANGUNAN DAN MUTU PEKERJAAN

1. SUMBER DAN JENIS DARI BAHAN DAN PERALATAN


Kontraktor harus mengurus semua hal yang perlu untuk menetapkan letak maupun memilih
dan memproses bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan Spesifikasi Teknis ini dan
jauh hari sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan, harus menyerahkan contoh-contohnya
kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya, informasi yang lengkap
tentang lokasi sumber material yang diusulkannya. Persetujuan yang diberikan oleh
Konsultan Pengawas sehubungan dengan lokasi tersebut tidak dapat diartikan bahwa
semua material yang berasal dari tempat tersebut telah disetujui. Sebelum melakukan
pemesanan bahan atau peralatan yang akan digunakan dalam proyek ini, Kontraktor harus
menyerahkan kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui nama-nama pemasok dan
produsennya termasuk Negara asal barang, spesifikasi yang diterbitkan oleh produsen,
mutu barang, berat, kekuatan dan keterangan-keterangan lainnya tentang bahan maupun
peralatan yang akan dipesan tersebut.
Kontraktor harus menyerahkan satu salinan dari setiap surat pemesanan yang diterbitkan
dan salinan tersebut akan selalu disimpan oleh Konsultan Pengawas. Tidak boleh ada
barang / bahan yang dipesan atau diperoleh oleh Kontraktor dari sesuatu perusahaan yang
belum disetujui secara tertulis oleh Konsultan Pengawas

2. STANDART
a. Standart Spesifikasi
Jika tidak dinyatakan lain secara khusus, semua standart material dalam mutu kerja
harus berdasarkan pada Standart Nasional Indonesia yang berlaku, yang dijadikan
pedoman dalam penulisan spesifikasi ini, atau berdasarkan standart maupun manual
lainnya yang sesuai untuk diterapkan dalam pekerjaan ini. Standart dan manual yang
dianggap menentukan adalah standart yang berlaku dalam 30 hari sebelum kontrak

Spesifikasi Teknis Pek. Urain dan Syarat-syarat Umum Pekerjaan - BAB I halaman 4
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

ditandatangani. Apabila ada Standart atau manual selain dari Standart Nasional maka
standart ini dapat diusulkan untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

b. Standart di Lapangan
Kontraktor harus memiliki dan menyediakan di lapangan paling tidak 1 copy Standart
maupun manual yang digunakan dan menjadi referensi Spesifikasi ini dan/atau Standart
Nasional atau standart lain yang telah disetujui, dan sebagai tambahan, juga harus
disiapkan di lapangan standart dan manual tentang peralatan dan material yang
digunakan atau mutu kerja yang harus dicapai dalam pekerjaan ini. Standart ini harus
selalu tersedia untuk sewaktu-waktu diperiksa oleh Konsultan Pengawas.

c. Hal yang Tidak Tercakup dalam Standart


Semua bahan, peralatan, dan mutu kerja yang tidak dinyatakan dalam standart kerja atau
manual, harus memiliki pembuktian dari balai penelitian yang diakui sedemikian rupa
sehingga dapat dikatakan bermutu tinggi. Konsultan Pengawas akan menilai apakah
material atau peralatan yang akan dipakai telah sesuai untuk proyek ini dan keputusan
Konsultan Pengawas adalah mutlak dan harus dipatuhi. Keterlambatan penyelesaian
pekerjaan yang merupakan akibat dari kegagalan berfungsinya suatu peralatan tidak
membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya untuk menyelesaikan pekerjaan
sesuai jadwal waktu yang telah ditetapkan. Semua peralatan harus selalu berada dalam
kondisi baik dan dapat berfungsi. Jika menurut Konsultan Pengawas adalah peralatan
atau bagian peralatan yang rusak, tidak dapat berfungsi dengan baik dan menurut
pendapat Konsultan Pengawas tidak dapat diperbaiki, maka Kontraktor harus
menggantinya dengan segera dengan peralatan yang baru setelah diterimanya perintah
secara tertulis dari Konsultan Pengawas.

d. Penggantian
Jika Kontraktor mengajukan penggantian material, peralatan atau cara konstruksi yang
berbeda dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam spesifikasi, maka mutu material,
peralatan atau cara konstruksi pengganti tersebut harus mempunyai mutu yang setara
dengan yang tercantum dalam spesifikasi.
Beban biaya dalam memberikan informasi yang diperlukan untuk dapat mengajukan usul
penggantian material, peralatan atau cara konstruksi tersebut menjadi tanggung jawab
Kontraktor. Material atau peralatan yang diusulkan sebagai pengganti harus memenuhi
semua persyaratan Review Perencanaan, kriteria desain dan ketentuan-ketentuan lain
yang berlaku. Kontraktor perlu memperhatikan pertimbangan-pertimbangan minimal
seperti di bawah ini yang menjadi bahan pertimbangan Konsultan Pengawas sebelum
menyetujui penggantian material, peralatan atau bagian peralatan maupun cara
konstruksinya:
1) Harus memenuhi kriteria standart kriteria desain, konsep-konsep Review
Perencanaan dan penampilannya
2) Dimensi fisik yang diperlukan untuk memenuhi ukuran seperti yang tercantum dalam
gambar
3) Dapat ditukarnya komponen dan suku cadang
4) Kemudahan dalam pemeliharaan dan kemungkinan penggantiannya
5) Kecocokan dengan bahan yang lain dan pemasangannya
6) Sesuai dengan persyaratan test yang ditetapkan
7) Sesuai dengan jaminan yang ditetapkan
Walaupun proyek ini banyak menggunakan Spesifikasi Standart Nasional Indonesia,
tetapi peralatan yang dirancang berdasarkan standart internasional lainnya yang diakui
dan memenuhi kriteria desain maupun persyaratan penampilan yang telah ditetapkan
disini dapat juga diterima.
Tanggung jawab untuk membuktikan bahwa standart tersebut memang setara adalah
tanggung jawab Kontraktor. Diterimanya usul penggantian material tersebut tidak
membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya berdasarkan kontrak ini, termasuk
semua jaminan yang terkandung di dalamnya.

Spesifikasi Teknis Pek. Urain dan Syarat-syarat Umum Pekerjaan - BAB I halaman 5
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

3. PEMASOKAN, PENGIRIMAN DAN PEMASANGAN KOMPONEN SIAP PAKAI


a. Umum
Pemasokan, pengiriman dan pemasangan barang-barang yang tidak di lapangan dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proyek (komponen-komponen siap pasang)
harus dikerjakan sesuai dengan spesifikasi ini dan ketentuan-ketentuan atau standart-
standart lain yang diterbitkan oleh produsen dan sesuai untuk digunakan dalam proyek.

b. Pemasokan dan Pengiriman


Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperoleh ijin import, pembelian, fabrikasi,
inspeksi, asuransi dan transportasi ke lapangan tepat pada waktunya.
Kontraktor harus menjaga proposal dari produsen komponen-komponen siap pasang yang
telah dipilihnya kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya, 1 bulan
sebelum melakukan pemesanan.
Dokumen-dokumen asli, termasuk jaminan keawetan dan operasinya, pemeliharaan dan
manual operasi setelah peralatan tersebut selesai dipasang di tempat yang telah
ditentukan, harus diserahkan kepada Pemberi Tugas sebagai arsip dan referensi.
Pengepakan “crating”, pemberian tanda-tanda dan pengamanan lainnya harus dilakukan
secara professional untuk mencegah terjadinya kerusakan atau kehilangan selama
transportasi komponen-komponen tersebut ke lapangan.

c. Pembongkaran Muatan, Transportasi dan Penyimpanan


Pembongkaran muatan, transportasi dan penyimpanan barang harus dilakukan oleh
orang-orang yang terampil dan dengan suatu cara sedemikian rupa supaya tidak merusak
sesuatu bagian dari komponen tersebut. Penyimpanannya harus ditempatkan di kawasan
yang telah disediakan untuk itu dan dengan cara sedemikian rupa sehingga seluruh
komponen terlindung dari sinar matahari secara langsung, dan dari debu maupun air
hujan.
Biaya yang timbul untuk memperbaiki komponen-komponen yang rusak selama
pembongkaran muatan, transportasi dan menyimpan ini harus menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
Kontraktor harus menjamin bahwa jalan masuk ke kantor lapangan Konsultan Pengawas,
kantor lapangan kontraktor, dan lapangan tempat penimbunan material harus selalu bebas
dan tidak terhalang walaupun pada saat penyimpanan barang-barang sedang dilakukan.

d. Lapisan Cat dari Pabrikan yang Rusak


Kerusakan yang terjadi pada lapisan cat dari pabrikan yang mungkin disebabkan karena
pembongkaran muatan, transportasi, atau penyimpanan, harus diperbaiki di lapangan
sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
Kerusakan terhadap coating galvanis harus diperbaiki sesuai dengan standart semula.
Semua biaya yang timbul untuk pengecatan kembali ini harus ditanggung oleh Kontraktor.

e. Pemasangan dan Operasi


Pemasangan harus dilakukan sesuai dengan spesifikasi dan standart yang ditentukan oleh
produsen.
Angker-angker harus di cor oleh Kontraktor ditempat-tempat yang benar seperti yang
ditentukan dalam gambar-gambar dari produsen. Tidak boleh ada sekrup, mur, atau baut
dan lain-lain selain dari yang telah dirancang secara khusus. Untuk itu, sistem tersebut,
yang digunakan untuk menghubungkan sesuatu bagian yang lain.

Spesifikasi Teknis Pek. Urain dan Syarat-syarat Umum Pekerjaan - BAB I halaman 6
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

PASAL 04
PROGRAM / JADWAL KEGIATAN

Sesuai ketentuan dalam Syarat-syarat kontrak, Kontraktor harus mengajukan jadwal rencana
kerjanya Program Pelaksanaan dalam bentuk Bar-Chard, dan dalam bentuk Network Planning
yang dapat memperlihatkan alur kerja untuk setiap kegiatan untuk mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas. Jadwal tersebut harus disajikan dalam kegiatan mingguan yang
menunjukkan rencana operasi masing-masing komponen pekerjaan. Sehingga tampak
dengan jelas kapan suatu kegiatan akan dimulai dan kapan akan selesai.
Program kegiatan tersebut sekurang-kurangnya harus mengandung informasi berikut ini:
a. Jumlah, golongan dan jangka waktu kegiatan masing-masing kelompok seperti pelaksana,
buruh kasar dan pembantu lainnya yang direncanakan dalam program
b. Jumlah dan jenis peralatan berat dan peralatan lain yang penting dalam proyek ini
termasuk kendaraan berat, jangka waktu penggunaan dan tempat dimana peralatan
tersebut direncanakan akan digunakan
c. Volume atau jumlah termasuk jadwal pengiriman masing-masing bahan bangunan yang
direncanakan akan digunakan di proyek ini
Dengan disetujuinya program atau rencana atau jadwal kerja Kontraktor ini tidak mengurangi
tanggung jawab Kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu apabila menurut pendapat Konsultan Pengawas jumlah personil,
peralatan dan bahan bangunan yang telah disetujui dalam jadwal tersebut ternyata tidak
mencukupi untuk dapat mencapai target waktu yang telah ditetapkan, maka Konsultan
Pengawas dapat memerintahkan Kontraktor untuk menambahnya untuk menghindarkan
terjadinya keterlambatan. Biaya yang timbul sebagai akibat dari penambahan personil,
peralatan maupun material tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

PASAL 06
GAMBAR-GAMBAR DAN PERHITUNGAN

1. GAMBAR KONTRAK
Gambar-gambar Konstruksi tercantum dalam Dokumen Kontrak dan pada prinsipnya
menunjukkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor.

2. GAMBAR TAMBAHAN
Kontraktor harus melengkapi gambar-ganbar tambahan untuk pelaksanaan dan
pemeliharaan pekerjaan. Gambar tambahan tersebut harus berdasarkan data dari gambar
kontrak dan harus diserahkan pada Konsultan Pengawas dalam waktu yang sesuai dengan
jadwal untuk mendapat persetujuan. Gambar-gambar tersebut mencakup aspek-aspek
berikut :
a. Lokasi dan tata letak dari barak dan kantor lapangan Kontraktor dan Konsultan
Pengawas, termasuk jalan masuk dan pagar batas
b. Gambar denah kantor Konsultan Pengawas, lengkap dengan furniture, perlengkapan
lain, penerangan dan lain-lain
c. Lokasi dan tata letak areal kerja, bengkel, depo dan gudang peralatan, bahan bakar dan
bahan termasuk jalan masuk, jaringan listrik, air, sambungan telepon dan pagar batas
lokasi
d. Lokasi dan usul untuk pekerjaan sementara lainnya selama pekerjaan ini berlangsung

3. GAMBAR KERJA DAN PERHITUNGAN KONSTRUKSI


Kontraktor harus menyerahkan gambar kerja berikut ini kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapat persetujuannya, jika memang perlu sesuai dengan pasal-pasal yang relevan,
menyerahkan juga :
a. Gambar-gambar kerja (shop drawing) dalam skala yang tepat yang mengindikasikan
ukuran-ukuran khusus dan metode-metode pemasangan sesuai dengan gambar-gambar
petunjuk yang disediakan oleh Konsultan Pengawas dengan aplikasi dan lokasi yang
dispesifikasikan dalam proyek
b. Daftar tekukan dan daftar tulangan baja, termasuk perhitungan-perhitungannya

Spesifikasi Teknis Pek. Urain dan Syarat-syarat Umum Pekerjaan - BAB I halaman 7
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

c. Gambar kerja dan perhitungan-perhitungan dari semua pekerjaan sementara yang perlu
untuk proyek ini
d. Jika ada desain alternatif, Kontraktor harus mengikuti prosedur yang ada dalam
persyaratan Kontrak. Kontraktor harus mengajukan desain alternatif lengkap dengan
gambar dan perhitungannya untuk mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

4. GAMBAR PEKERJAAN YANG DILAKSANAKAN (AS BUILT DRAWING)


Kontraktor harus menyerahkan gambar dari pekerjaan yang dilaksanakan (as built drawing)
kepada Konsultan Pengawas, sebelum penyerahan pekerjaan secara resmi terutama dari
gambar detail struktur yang dibangun. Oleh karena gambar tersebut akan disimpan sebagai
gambar dokumentasi yang permanen, maka gambar tersebut harus dibuat di atas kertas
yang dapat dicetak kembali, dengan mutu kertas yang baik dan juga dalam bentuk file
Autocad Format CD dan disetujui Konsultan Pengawas.

5. PROSEDUR UNTUK GAMBAR DAN PERHITUNGAN


Gambar dan perhitungan yang dibuat oleh Kontraktor harus dibuat dan diserahkan sesuai
dengan ketentuan di bawah ini:
a. Semua gambar yang menunjukkan bagian-bagian dari seluruh pekerjaan harus dibuat
dengan jelas dan lengkap. Skala yang digunakan dalam gambar-gambar kontrak pada
umumnya harus dipakai. Skala yang disarankan dalam satuan ukuran centimeter 1:10,
1:15, 1:20, 1:50, 1:100, 1:200, 1:300, NTS, tergantung pada jenis dan/atau detail yang
digambar. Ukuran kertas gambar harus sama dengan standart ukuran kertas seperti
pada dokumen kontrak.
b. Jika perlu mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas, Kontraktor harus
menyerahkan 2 copy dari setiap gambar dan perhitungan yang dibuat.
Dalam waktu 2 minggu sejak diserahkannya gambar-gambar tersebut oleh Kontraktor,
Konsultan Pengawas harus mengembalikan kepada Kontraktor 1 copy dari gambar dan
perhitungan tersebut di atas lengkap dengan persetujuannya atau dengan komentar-
komentar yang harus diperhatikan oleh kontraktor untuk dapat disetujui.
c. Perubahan dan/atau komentar yang dibuat oleh Konsultan Pengawas pada gambar dan
perhitungan yang dibuat oleh Kontraktor harus segera dicantumkan dan diajukan kembali
dalam 2 copy sampai mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
d. Dari gambar dan perhitungan yang telah disetujui, harus diserahkan kembali kepada
Konsultan Pengawas 4 copy untuk setiap setnya.
e. Semua biaya yang berkaitan dengan penyerahan gambar-gambar dan perhitungan
tersebut di atas kepada Konsultan Pengawas harus sudah termasuk dalam Bill of
Quantity untuk pekerjaan mobilisasi.
f. Dimulainya kegiatan pelaksanaan untuk setiap bagian pekerjaan hanya diizinkan setelah
gambar dan perhitungannya disetujui oleh Konsultan Pengawas.
g. Persetujuan gambar dan perhitungan oleh Konsultan Pengawas termasuk perubahan
yang dibuat oleh Konsultan Pengawas, tidak berarti membebaskan Kontraktor dari
tanggung jawabnya dalam proyek ini, sesuai dengan persyaratan dan kelengkapan
pekerjaan yang ditentukan dalam dokumen kontrak.
h. Semua perubahan harus dilaksanakan tanpa ada tambahan biaya. Jika ada
ketidaksepakatan dengan perubahan yang dilakukan, maka Kontraktor harus
mengajukan pernyataan tertulis kepada Konsultan Pengawas dalam waktu 7 hari setelah
diterimanya perubahan gambar-gambar tersebut, dalam 2 copy kepada Konsultan
Pengawas sebagai tambahan pertimbangan.

PASAL 07
PEKERJAAN SEMENTARA DI LAPANGAN

1. FASILITAS SEMENTARA UNTUK KEGIATAN KONSTRUKSI


Kontraktor harus mengatur, menyediakan dan membangun serta memelihara semua
utilitas dan fasilitas pelayanan lain, jalan konstruksi dan sebagainya, dimana Konsultan
Pengawas, Kontraktor dan para pimpinan maupun personil termasuk insinyur lain yang
memerlukannya baik di lapangan maupun didekat lapangan yang secara langsung atau

Spesifikasi Teknis Pek. Urain dan Syarat-syarat Umum Pekerjaan - BAB I halaman 8
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

tidak berhubungan dengan pekerjaan seperti yang diuraikan dalam dokumen spesifikasi
ini.
Tidak kurang dari 14 hari sebelum memulai kegiatan dari bagian pekerjaan ini, Kontraktor,
jika diminta, harus mengajukan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat
persetujuannya, gambar-gambar yang lengkap mengenai bangunan sementara yang
mungkin akan diperlukan oleh Kontraktor untuk melaksanakan bagian pekerjaan tersebut.

2. LOKASI, TATA LETAK REVIEW PERENCANAAN JALAN SEMENTARA DAN


FASILITAS LAINNYA
Dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, namun tidak lebih dari satu bulan setelah
pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menyerahkan gambar detail, spesifikasi,
dan semua data terinci mengenai lokasi, tata letak dan konstruksi struktur bangunan,
konstruksi jalan, jaringan utilitas dan perlengkapan lainnya, termasuk segala sesuatu
perlengkapan yang memang harus disediakan, dipasang dan dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan dalam pasal ini untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas sebelum
material tersebut dipesan atau pekerjaannya dilaksanakan.

3. PERUMAHAN UNTUK KONTRAKTOR


Kontraktor harus mengusahakan sendiri penyelenggaraan perumahan dan fasilitas mess
untuk staff karyawannya.

4. KANTOR, BENGKEL, FASILITAS KONSTRUKSI UNTUK KONTRAKTOR


Kontraktor harus menyediakan, mendirikan, membangun dan melengkapi seluruh ruang
kantor, bengkel, gudang, tempat kerja dan memasang semua fasilitas yang diperlukan
untuk memulai dan menyelenggarakan kegiatan pelaksanaan termasuk semua sarana
penunjang yang diperlukan (termasuk peralatan, mesin-mesin, jalan masuk, dll) yang
memang diperlukan oleh Kontraktor, personil-personilnya, Konsultan Pengawas, baik
secara langsung maupun tidak langsung yang berhubungan dengan kegiatan konstruksi,
pemeliharaan dan perbaikan pekerjaan ini, dengan konsultasi dengan Konsultan
Pengawas.
Kontraktor diperbolehkan juga menggunakan sebagian dari kawasan untuk mendirikan
fasilitas pengecoran komponen beton pra cetak termasuk fasilitas “Batching plant”nya.

5. LAMPU PENERANGAN SEMENTARA, PENJAGAAN, PAGAR, DAN RAMBU-RAMBU


LAINNYA
Dalam kaitannya dengan pekerjaan ini, kontraktor harus menyediakan dan memelihara
atas biaya tanggungan biayanya sendiri semua fasilitas penerangan, penjaga keamanan,
pagar dan pengawasan lainnya dimana dan jika memang diperlukan atau diminta oleh
Konsultan Pengawas atau lembaga resmi yang berwenang dalam masalah tersebut untuk
melindungi proyek ini atau demi keamanan dan keselamatan masyarakat atau pihak ketiga
lainnya.
Kontraktor harus menyediakan fasilitas sementara seperti yang disebutkan dalam Sub Bab
ini, dan pekerjaan sementara ini harus dianggap sebagai bagian dari fasilitas Kontraktor
lapangan.
a. Lampu Penerangan dan Pagar
Kontraktor harus melindungi lokasi proyek ini dengan lampu penerangan sementara,
pagar dan rambu-rambu keamanan sedemikian rupa sehingga menurut pendapat
Konsultan Pengawas cukup memuaskan
b. Rambu-rambu Lalu Lintas
Rambu-rambu lalu lintas harus dipasang ditempat-tempat yang telah ditentukan oleh
Konsultan Pengawas. Bentuk dan cara pemasangan rambu-rambu lalu lintas harus
sesuai dengan ketentuan dan standart yang berlaku untuk lalu lintas di Indonesia.
Pondasi beton untuk rambu-rambu lalu lintas termasuk dalam lingkup pengadaan ini.
Semua rambu-rambu lalu lintas harus dipasang dengan tegak dan rapi sesuai
ketentuan yang berlaku.

Spesifikasi Teknis Pek. Urain dan Syarat-syarat Umum Pekerjaan - BAB I halaman 9
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

6. MASA BEROPERASI DAN PEMELIHARAAN FASILITAS LAPANGAN


Kontraktor harus mengoperasikan, memelihara dan memperbaiki semua fasilitas lapangan
yang ada, sejak dimulainya pelaksanaan pekerjaan di lapangan sampai berakhirnya masa
pemeliharaan pekerjaan atau dalam waktu yang lebih pendek sesuai pengarahan
Konsultan Pengawas.
Setelah selesainya kontrak, Kontraktor harus membongkar kembali fasilitas lapangannya
dari lokasi proyek, kecuali yang memang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas untuk
tidak dibongkar.

7. PEMELIHARAAN DAN ASURANSI


Kontraktor harus menjaga agar keadaan selalu bersih dan rapi, memelihara, mencat
kembali, memperbaharui dan memperbaiki seluruh bangunan yang didirikan, dipasang,
dioperasikan atau disediakan oleh Kontraktor sesuai dengan ketentuan dalam pasal ini.
Semua struktur dan layanan termasuk apa saja yang dibangun, disediakan, dioperasikan
atau dipasang oleh Kontraktor sesuai dengan ketentuan dalam pasal ini adalah tanggung
jawab dan resiko yang harus ditanggung oleh Kontraktor sepenuhnya walaupun
penggunaannya dipakai oleh pihak-pihak lain dan tidak terbatas pada ketentuan-ketentuan
yang tercantum dalam syarat-syarat kontrak saja.
Pada akhir masa pemeliharaan, kantor dengan segala perlengkapan, furniture, peralatan,
layanan dan sebagainya harus dikembalikan kepada Kontraktor.
Semua pekerja Pemborong harus mendaftarkan seluruh pegawainya yang terlibat dalam
proyek ini kepada asuransi JAMSOSTEK.

8. PAPAN NAMA
Papan nama harus dibuat dan dipasang di lokasi yang ditentukan oleh Konsultan
Pengawas. Desain papan nama yang menunjukkan judul dan nama Proyek, nama
Pemberi Tugas, nama Konsultan Perencana, Nama Konsultan Pengawas, nama
Kontraktornya, termasuk jenis dan warna cat, harus disetujui oleh Konsultan Pengawas
setelah berkonsultasi dengan Pemberi Tugas sebelum dipasang.

9. FOTO-FOTO DAN PENGAMBILAN REKAMAN DENGAN VIDEO


Kontraktor harus menyiapkan empat (4) set dari 100 lembar foto berwarna berukuran
125x90 mm yang dipasang di dalam album-album sebagai catatan tentang kemajuan
pekerjaan setiap bulan dengan menunjukkan kemajuan secara umum dari proyek dan
detail-detail struktur atau kegiatan yang diarahkan oleh Konsultan Pengawas.
Setelah pekerjaan selesai, seluruh klise film dari foto-foto tersebut dan rekaman video
yang berisi catatan tersebut harus diserahkan kepada Pemberi Tugas.
Selain itu Penyedia Jasa harus membuat foto-foto dokumentasi dalam tahapan pekerjaan
sebagai berikut :
a. Sebelum pekerjaan dimulai 0 %
b. Pelaksanaan lapangan mencapai 50 %
c. Pekerjaan mencapai 100 %.
Tata cara pengambilan foto dokumentasi diambil dalam arah dan tempat yang sama setiap
tahapan sehingga dapat menggambarakan kemajuan secara kronologis dan jelas,
khususnya yang dianggap penting disusun dalam album dan diserahkan kepada
Direksi/Konsultan Pengawas sebanyak 3 (tiga) rangkap beserta negatif filmnya dan
selanjutnya menjadi dokumen proyek.

PASAL 08
FASILITAS SEMENTARA KONSULTAN PANGAWAS

1. RUANG KANTOR/DIREKSI KEET UNTUK KONSULTAN PENGAWAS


Kontraktor harus menyediakan kantor lapangan/Direksi keet untuk Pemberi tugas dan
Konsultan Pengawas. Kantor tersebut harus berdekatan dengan kantor lapangan
Kontraktor.
Kantor tersebut harus mempunyai lantai kokoh dengan dinding dan pintu-pintu dapat
dikunci, dan mempunyai jendela yang dapat ditutup.

Spesifikasi Teknis Pek. Urain dan Syarat-syarat Umum Pekerjaan - BAB I halaman 10
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

Ruangan dalam bangunan kantor dibatasi dengan dinding partisi yang penuh sampai
plafond dan cukup kedap suara.
Kontraktor juga harus melengkapinya dengan lampu-lampu penerangan, tenaga listrik,
serta persediaan kopi, teh dan minuman ringan yang dibutuhkan sehari-hari untuk kantor
Konsultan Pengawas. Kontraktor harus mengurus agar kantor dibersihkan setiap hari.
Ruang kantor dan perlengkapannya termasuk listrik dan suplai air harus sudah tersedia
dalam waktu 15 hari setelah pekerjaan dimulai.
Ruang kantor dilengkapi dengan Air Conditioning (AC), pelataran parkir, paling sedikit
untuk 5 kendaraan. Kontraktor harus mengatur sedemikian rupa agar jalan masuk ke
kantor lapangan tidak pernah terganggu.
Kontraktor harus membayar semua rekening yang ditagih sehubungan dengan sambungan
telepon termasuk keperluan pembicaraan local maupun internasional. Kontraktor harus
mengajukan rencana tata letak fasilitas kantor tersebut kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapat persetujuannya sebelum melaksanakan pembangunan kantor tersebut.
Apabila biaya penyediaan direksi keet tidak dianggarkan di RAB, maka Pihak
Kontraktor dapat mengajukan permohonan untuk memakai ruangan pada Gedung
yang sudah ada dalam lokasi pekerjaan pada pemilik proyek.

2. FURNITURE, PERLENGKAPAN DAN PERALATAN YANG PERLU UNTUK KANTOR


KONSULTAN PENGAWAS
Kontraktor harus melengkapi kantor Konsultan Pengawas dengan Furniture dan
perlengkapan lainnya. Furniture dan perlengkapan tersebut harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas sebelum dipasang. Kualitas dari barang tersebut harus cukup baik menurut
standart yang berlaku di Indonesia, dan setara dengan mutu furniture yang diberikan untuk
kantor dengan tingkatan Konsultan Pengawas di proyek yang mempunyai kontrak yang
mirip dengan kontrak ini.
Material dan Mutu Kerja
Material dan mutu kerja yang digunakan dalam pembangunan kantor lapangan ini harus
sesuai seperti yang tercantum dalam spesifikasi.
Khususnya, Kontraktor harus memenuhi standart umum berikut ini :
• Lokasi harus diratakan dan tanah disekitar konstuksi diberi kemiringan untuk
memudahkan air mengalir ketempat pembuangan
• Atap kantor harus dibuat sesuai dengan konstruksi yang disetujui. Pintu-pintu harus
dibuat cukup baik dan tidak mudah terbuka karena angin, jendela harus dapat
ditutup dan dilengkapi dengan rak dan perlengkapan lainnya.
Kantor harus dilengkapi dengan 1 buah closet jongkok lengkap dengan sistem
pembuangannya. Perlengkapan dan jaringan listrik harus disediakan secukupnya,
termasuk box distribusi, socket daya dan penerangan, jaringan kabel, lampu-lampu dan
lain-lain dan disambung ke sumber daya yang telah disetujui.

3. SISTEM KOMUNIKASI
Kontraktor harus menyediakan untuk Konsultan Pengawas peralatan komunikasi dengan
radio untuk memudahkan Konsultan Pengawas berkomunikasi dengan stafnya di
lapangan. Radio komunikasi tersebut juga harus mampu untuk berkomunikasi dengan
Kontraktor termasuk stafnya dan juga dengan staf pemberi tugas.
Kontraktor harus menyediakan juga fasilitas email dengan kapasitas cukup dengan
berlangganan kepada profider yang bagus pelayanannya. Kontraktor bebas memilih
profider yang diinginkan.

4. PEMILIKAN ALAT KOMUNIKASI DAN KANTOR LAPANGAN


Setelah pekerjaan selesai, atau dalam waktu yang lebih pendek atau lebih panjang lagi,
sesuai dengan perintah Konsultan Pengawas, radio komunikasi, dan kantor lapangan
dan/atau semua tambahannya harus diserahkan menjadi milik Pemberi Tugas.

Spesifikasi Teknis Pek. Urain dan Syarat-syarat Umum Pekerjaan - BAB I halaman 11
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

PASAL 09
PENGAWASAN
1. Pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh Konsultan Pengawas.
2. Konsultan Pengawas berhak pada setiap waktu yang dianggap perlu tanpa memberitahukan
sebelumnya, untuk mengadakan inspeksi / pemeriksaan kepada Kontraktor atau Sub
Kontraktor.
3. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tapi luput dari pengawasan Konsultan
Pengawas setelah menjadi tanggung jawab Kontraktor pekerjaan tersebut jika diperlukan
harus segera dibuka sebagian atau seluruhnya untuk kepentingan pemeriksaan.
4. Jika diperlukan pengawasan oleh Konsultan Pengawas di luar jam-jam kerja, maka segala
biaya untuk itu menjadi beban Kontraktor. Permintaan Kontraktor tersebut harus dengan
surat disampaikan kepada Konsultan Pengawas, di dalam jawabannya akan memberikan
besarnya biaya, setelah ada persetujuan Konsultan Pengawas.
5. Di tempat pekerjaan, Konsultan Pengawas menempatkan petugas–petugas bagian
pengawasan. Jam kerja pengawas adalah dari jam 08.00 s/d 16.00 waktu setempat.
6. Apabila Kontraktor akan bekerja lembur dimana item pekerjaan tersebut diperlukan
pengawas maka Kontraktor harus memberitahukan satu hari sebelumnya dan biaya tersebut
termasuk biaya lembur Konsultan Pengawas menjadi tugas Kontraktor.

PASAL 10
TEST DAN PENGUJIAN
1. LABORATORIUM
Semua contoh-contoh, jika diminta harus diuji di laboratorium yang diusulkan oleh Kontraktor
dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Urusan dengan pegawai laboratorium untuk prosedur pengujiannya akan diselenggarakan
oleh Kontraktor atau oleh Konsultan Pengawas.
Biaya yang berkaitan dengan adanya ketentuan dalam pasal ini harus sudah termasuk
dalam harga kontrak.

2. INSPEKSI
Kontraktor harus selalu mengawasi dan melakukan inspeksi sejak muatan beban mulai
dibongkar. Jika menurut pendapat Kontraktor ada bagian-bagian yang kurang sempurna
atau rusak, maka Kontraktor harus segera memberi tahu Konsultan Pengawas.
Konsultan Pengawas harus memutuskan bahwa komponen tersebut harus diperbaiki atau
tidak. Jika ternyata kerusakan tersebut tidak dapat diperbaiki kembali, maka Kontraktor
harus mengambil langkah-langkah yang perlu untuk menggantinya dengan biaya dari
Kontraktor sepenuhnya. Tidak akan ada perpanjangan waktu yang akan diberikan untuk
penggantian komponen-komponen ini, kecuali telah disetujui oleh Konsultan Pengawas
secara tertulis. Kontraktor harus mengikuti instruksi yang diberikan oleh Konsultan
Pengawas.

Pasal 11
LAPORAN PELAKSANAAN

1. Untuk kepentingan pengendalian pekerjaan dan pengawasan pekerjaan di lapangan,


Penyedia jasa wajib membuat laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan.
2. Semua laporan pelaksanaan yang dibuat oleh Penyedia jasa, harus diperiksa dan disetujui
oleh Direksi/Konsultan Pengawas, dibuat dalam rangkap 3 (tiga) untuk diserahkan kepada
Pemberi Tugas melalui Direksi/Konsultan Pengawas.
3. Laporan harian, harus berisi: Kuantitas dan macam bahan yang ada di lapangan;
penempatan tenaga untuk setiap macam tugas; jumlah, jenis dan kondisi peralatan;
Kuantitas dan jenis pekerjaan yang dilaksanakan; bahan yang masuk; pekerjaan tambah
kurang; Catatan dari Pemberi Tugas/Direksi/Konsultan Pengawas yang telah
disampaikan secara tertulis maupun lisan dan Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan
peristiwa alam lainnya yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan.
4. Laporan Mingguan, dibuat setiap minggu, yang terdiri dari rangkuman laporan harian dan
berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, laporan mingguan yang
minimal berisikan :

Spesifikasi Teknis Pek. Urain dan Syarat-syarat Umum Pekerjaan - BAB I halaman 12
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

Jumlah hasil pekerjaan yang diperoleh dalam waktu 1 (satu) minggu serta
perbandingannya dengan schedule yang disepakati dan Prestasi fisik yang dicapai,
dibandingkan dengan program, dan dibandingkan dengan minggu sebelumnya dalam
suatu Curva "S" serta hal-hal penting yang timbul atau berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan.
5. Laporan Bulanan dibuat setiap bulan yang terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan
berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam satu bulan.

Pasal 12
KONDISI/CUACA
Pekerjaan harus dihentikan apabila cuaca tidak mengijinkan, yang dapat mengakibatkan
penurunan mutu pekerjaan.

Pasal 13
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
1. Pemborong harus menyediakan kotak P3K untuk pertolongan pertama berisi obat-obatan
sesuai peraturan P3K dan palang merah.
2. Pemborong harus memenuhi/mentaati peraturan-peraturan hukum tentang perawatan para
korban dan keluarga.
3. Apabila terjadi kecelakaan terhadap pegawai/buruh ditempat pekerjaan, pemborong harus
segera mengambil tindakan-tindakan penyelamatan korban, hal mana harus pula
dilaporkan kepada Direksi.
4. Pemborong harus senantiasa menyediakan air minum yang bersih dan sudah dimasak
untuk para pekerja.

Spesifikasi Teknis Pek. Urain dan Syarat-syarat Umum Pekerjaan - BAB I halaman 13
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

BAB II
SYARAT - SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN CUT & FIIL dan PEMATANGAN LAHAN

BAGIAN I
SYARAT-SYARAT UMUM

PASAL 1
KETENTUAN UMUM

1. Lokasi dan Uraian Singkat dari Pekerjaan


Pekerjaan dalam Kontrak ini meliputi :
Pekerjaan Cut & Fill dan Pematangan Lahan Area Lahan Rest Area Kabupaten
Jeneponto.
2. Gambar – Gambar Pelelangan
Gambar-gambar yang dipakai waktu pelelangan tercantum didalam RKS ini.
3. Sekurang – kurangnya 1 (satu) rekaman / copy Surat Perjanjian Pemborongan (Kontrak)
dan Gambar – gambar rencana, RKS, rencana waktu pelaksanaan pekerjaan (Time
Schedule/Curva S) dan buku catatan / laporan perkembangan pekerjaan harian serta buku
tamu selalu harus berada dalam ruangan Direksi dan selama Pelaksanaan pekerjaan
selalu diisi.
4. Pelaksanaan Pekerjaan harus dilakukan sesuai dengan Surat Perjanjian (Kontrak) dan
seluruh lampirannya berupa gambar – gambar rencana, gambar detail, RKS, berita Acara
Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing), dan ketentuan serta petunjuk – petunjuk direksi,
yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
5. Segala penyimpangan yang dilakukan oleh pihak Kontraktor tanpa seizin Direksi akan
dibongkar dan harus disesuaikan dengan rencana semula, sedangkan biayanya menjadi
beban Kontraktor Pelaksana .
6. Setiap Perintah dari Direksi kepada Kontraktor yang bersifat menyimpang dari RKS ini
harus disampaikan secara tertulis dan ditandatangani oleh yang memberi perintah.
7. Jika terdapat perbedaan antara Rencana Kerja dan Syrat-syarat (RKS) ini dengan gambar,
maka yang berlaku dan mengikat ialah Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.
8. Jika terdapat perbedaan atau ketidak cocokan antara gambar-gambar rencana, RKS
dengan gambar detail, maka yang berlaku dan mengikat adalah gambar-gambar detail.
9. Untuk hal-hal yang tersebut pada ayat 1.6 dan 1.7 pada pasal ini saling bertentangan,
kontraktor diwajibkan berkonsultasi dengan direksi .
10. Selama tidak bertentangan dengan RKS ini, yang dianggap sah dan mengikat adalah :
a. Keppres No. 16 Tahun 2018 dengan lampiran-lampirannya
b. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 : NI - 2
c. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972 : NI – 8
d. Semen Portland harus memenuhi NI - 8, SII 0013 - 81 dan ASTM C 1500 – 78 A.
e. Pengendalian seluruh pekerjaan beton ini harus sesuai dengan persyaratan :
PBI 1971 (NI-2) PUBI 1982 dan (NI - 8).
f. Spesifikasi Teknis Balitbang PU Tahun 2016
g. Peraturan-peraturan Pemerintah lainnya yang bersangkutan dengan pekerjaan ini.
h. Peraturan Pembangunan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah setempat dalam
hal ini Pemerintah Kabupaten Jeneponto.
Petunjuk / peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan oleh Direksi, sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan – peraturan tersebut diatas dan tidak menyimpang.
11. Spesifikasi Data
Kecuali ditentukan lain bahan dan hasil pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan yang
berlaku 7 (tujuh) hari sebelum tanggal penyerahan Surat Penawaran. Spesifikasi lain
mungkin dapat disubtitusikan atas ketetapan Direksi/Konsultan Pengawas.
Pemborong harus menyediakan dilapangan satu berkas RKS lengkap gambar kerja.
Bahan dan hasil pekerjaan yang tidak sepenuhnya diperinci disini atau dicakup oleh
Standar Nasional atau standar lain yang telah disetujui haruslah bahan dan hasil pekerjaan
semacam untuk pekerjaan kelas satu. Direksi akan menetapkan apakah semua atau

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Persiapan & Sitework BAB II- halaman 1


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

sebagian bahan yang dipesan atau diantarkan untuk penggunaan dalam pekerjaan, cocok
untuk maksud tersebut dan keputusan Direksi/Konsultan Pengawas dalam hal ini pasti dan
menentukan .
12. Data Ketinggian
Ketinggian terdapat pada gambar didasarkan pada titik tetap utama, yang letak dan
angkanya terdapat pada gambar rencana,. Selanjutnya detail dari penjelasan tentang titik
tersebut diperoleh dengan mengajukan permintaan secara tertulis kepada Direksi.
13. Pengukuran / Pematokan
Dari data ketinggian yang tercantum pada pasal 4 (empat) pemborong harus memeriksa
semua titik tetap yang lain yang akan dipakai untuk pengukuran pekerjaan ini dan harus
membuat titik tetap lain sedemikian sehingga jarak antar kedua titik dibangun pada tanah
milik kegiatan dan atas persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
Pemborong harus memberikan pada Direksi semua data dalam bentuk yang telah disetujui
yang memberikan perincian lokasi dan ketinggian masing – masing titik tetap yang
ditetapkan dan digunakan oleh pemborong.
Ketinggian harus ditetapkan kembali dengan metode pengukuran yang dipakai atas
persetujuan Direksi. Buku-buku lapangan dan tabel data harus tersedia dan selalu dirawat
dengan baik guna pemeriksaan pengecekan oleh Direksi apabila diperintahkan.
Ketelitian pengukuran harus tidak melewati batas – batas keseksamaan berikut :
▪ Titik untuk tampang lintang, harus terletak kurang dari 20 mm dari posisi yang ditentukan,
baik dalam arah tegak maupun mendatar.
▪ Pengukuran titik tinggi harus diselesaikan pada titik tetap atau dibawah kembali ketitik
pertama.
▪ Patok – patok yang menunjukkan titik tinggi akhir dari pekerjaan – pekerjaan tanah harus
dipasang dengan tidak melewati 2,5 mm dari titik tinggi permukaan yang sebenarnya.
▪ Garis singgung dari lengkung, perbedaannya dengan benar harus kurang dari 20 mm.
Titik untuk bangunan harus tidak lebih dari 2,5 mm dari kedudukan yang sebenarnya
kecuali pada pemasangan peralatan yang memerlukan ketelitian yang tinggi.
▪ Untuk memudahkan pelaksanaan penimbunan sebaiknya pada saat exit dilapangan
langsung dilakukan pengukuran dengan menggunakan Water Pass (Alat) dilakukan oleh
Kontraktor Pelaksana dan bersama Konsultan Pengawas guna mendapatkan titik tetap
Level ketinggian Timbunan .
14. Tindakan Pengamanan Bagi Keselamatan
Pemborong harus menyelenggarakan, membangun dan memelihara rintangan–rintangan,
lampu–lampu peringatan yang sesuai dan cukup, tanda–tanda bahaya dan isyarat–isyarat
serta harus mengambil tindakan–tindakan yang perlu untuk perlindungan pekerjaan dan
keselamatan umum. Jalan-jalan yang tertutup bagi lalu lintas harus dilindungi rintangan-
rintangan yang cukup. Rintangan-rintangan tersebut harus diberi penerangan/lampu
dimalam hari semua lampu harus dinyalakan dari/mulai matahari terbenam hingga
matahari terbit.
15. Pemberitahuan Pelaksanaan
Pemborong harus memberikan kepada Direksi/Konsultan Pengawas sekurang-kurangnya
14 hari sebelum suatu pekerjaan dimulai untuk mengukur ketinggian tanah asal (existing).
Tidak boleh ada suatu pekerjaan baru yang dilaksanakan oleh Pemborong tanpa
sepengetahuan Direksi/Konsultan Pengawas.

16. Pengukuran
Apabila, menurut pendapat Direksi keadaan lapangan telah banyak berubah sejak
pengukuran oleh Perencana, maka Direksi dapat memerintahkan kepada Pemborong
untuk mengukur sebagian atau seluruh site yang ada. Apabila Pemborong diminta untuk
melakukan pengukuran dari site, maka ia harus mengambil data-data ketinggian
sepanjang lokasi pekerjaan. Potongan melintang harus diambil setiap jarak 20 meter
kecuali dibuat persyaratan lain. Seluruh hasil pengukuran harus disetujui Direksi secara
tertulis sebelum dipakai untuk keperluan perhitungan dan pembayaran.

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Persiapan & Sitework BAB II- halaman 2


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

Pasal 2
URUTAN PEKERJAAN.

Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi untuk proyek ini harus mengikuti daftar urut (Flow
chart) yang diusulkan oleh kontraktor berdasarkan pertimbangan efesiensi dalam pelaksanaan
dan telah disetujui bersama oleh Direksi. Secara garis besar contoh urutan pekerjaan dimaksud
adalah sebagai berikut :

2.1. Pekerjaan persiapan :


2.1.1. Membuat rencana kerja termasuk rencana waktu pengadaan bahan dan
tenaga kerja sesuai dengan tahapan pekerjaan (manning and materials
schedule)
2.1.2. Pengukuran Lapangan untuk menentukan Peil + 0.00 , Perletakan Bangunan
yang akan dikerjakan , Menentukan jalan masuk logistik kelokasi pekerjaan
untuk efesiensi kerja dan menentukan tempat penumpukan material diluar
areal bangunan yang akan dibangun .
2.1.3. Mengadakan dan menyimpan cadangan air untuk keperluan konstruksi
utamanya adalah pekerjaan Saluran , Talud dan Duikker.

Pasal 3
PEKERJAAN PERSIAPAN

3.1. Patok penentuan tinggi titik duga (Bench Mark) :


3.1.1.Tinggi titik duga permukaan tanah Timbunan adalah – 0,40 cm
dari peil ( 0,00) diambil dari Lantai Free Market Place/ Area Pasar Terbuka
Supermarket/Michi No Eki dan harus dilakukan pengukuran ulang dengan Water
Pass.
3.1.2. Kepastian permukaan timbunan harus sesuai dengan gambar rencana detail yang
telah disetujui Penanggung jawab kegiatan dan diketahui oleh PTP, Konsultan
Pengawas dan Kontraktor Pelaksana.

3.4. Papan bangunan (bouwplank) :


Papan (bouwplank) yang dibuat dari papan klas II, ukuran 2 x 18 cm. Patok – patok
penahan bouwplank dibuat dari kayu klas II ukuran 5 x 7 cm dan dipasang pada setiap
jarak 6 m’ baik untuk Saluran dan Talud .

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Persiapan & Sitework BAB II- halaman 3


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

BAGIAN II
SYARAT-SARAT TEKNIS

Pasal 1
TIMBUNAN TANAH PILIHAN

A. UMUM

1) Uraian

a) Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan


pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan
timbunan, untuk penimbunan lahan , untuk persiapan pembangunan
gedung , dan untuk timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk
dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi
penampang melintang / memanjang yang disyaratkan atau disetujui.

b) Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam pekerjaan ini yaitu ,


timbunan pilihan.
Timbunan pilihan akan digunakan sebagai lapis penopang (capping
layer) untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar, juga digunakan di
daerah saluran air dan lokasi serupa dimana bahan yang plastis sulit
dipadatkan dengan baik.
2) Toleransi Dimensi

a) Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi
atau lebih rendah 2 cm dari yang ditentukan atau disetujui.
b) Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan
harus memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air
permukaan yang bebas.
c) Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm
dari garis profil yang ditentukan.

3) Standar Rujukan

Standar Nasional Indonesia (SNI)

4) Pengajuan Kesiapan Kerja

a) Untuk setiap timbunan yang akan dibayar menurut ketentuan pekerjaan


dari Spesifikasi ini, Kontraktor harus menyerahkan pengajuan kesiapan di
bawah ini kepada Direksi Pekerjaan sebelum setiap persetujuan untuk
memulai pekerjaan disetujui oleh Direksi Pekerjaan :

i) Gambar detil penampang melintang yang menunjukkan permukaan


yang telah dipersiapkan untuk penghamparan timbunan;

ii) Hasil pengujian kepadatan yang membuktikan bahwa pemadatan


pada permukaan yang telah disiapkan untuk timbunan yang akan
dihampar cukup memadai, bilamana diperlukan menurut item
3.2.3.(1).(b) di bawah ini.

b) Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut ini kepada Direksi


Pekerjaan paling lambat 3 hari sebelum tanggal yang diusulkan untuk
penggunaan pertama kalinya sebagai bahan timbunan :

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Persiapan & Sitework BAB II- halaman 4


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

i) Dua contoh masing-masing 50 kg untuk setiap jenis bahan, satu


contoh harus disimpan oleh Direksi Pekerjaan untuk rujukan
selama Periode Kontrak;

ii) Pernyataan tentang asal dan komposisi setiap bahan yang


diusulkan untuk bahan timbunan, bersama-sama dengan hasil
pengujian laboratorium yang menunjukkan bahwa sifat-sifat bahan
tersebut memenuhi ketentuan yang disyaratkan item no 3.

c) Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut ini dalam bentuk tertulis


kepada Direksi Pekerjaan segera setelah selesainya setiap bagian lokasi
pekerjaan, dan sebelum mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan,
tidak diperkenankan menghampar bahan lain di atas pekerjaan timbunan
sebelumnya :

i) Hasil pengukuran permukaan dan data survei yang menunjukkan


bahwa toleransi permukaan yang disyaratkan dalam Pasal 3.
dipenuhi.

5) Kondisi Tempat Kerja

a) Kontraktor harus menjamin bahwa pekerjaan harus dijaga tetap kering


segera sebelum dan selama pekerjaan penghamparan dan pemadatan,
dan selama pelaksanaan timbunan harus memiliki lereng melintang yang
cukup untuk membantu drainase badan jalan dari setiap curahan air hujan
dan juga harus menjamin bahwa pekerjaan akhir mempunyai drainase
yang baik. Bilamana memungkinkan, air yang berasal dari tempat kerja
harus dibuang ke dalam sistim drainase . Cara menjebak lanau yang
memadai harus disediakan pada sistem pembuangan sementara ke
dalam sistim drainase pembuang .

b) Kontraktor harus selalu menyediakan pasokan air yang cukup untuk


pengendalian kadar air timbunan selama operasi penghamparan dan
pemadatan.

6) Perbaikan Terhadap Timbunan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan atau Tidak


Stabil

a) Timbunan akhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang


disyaratkan atau disetujui atau toleransi permukaan yang disyaratkan
dalam item 3 harus diperbaiki dengan menggemburkan permukaannya
dan membuang atau menambah bahan sebagaimana yang diperlukan
dan dilanjutkan dengan pembentukan kembali dan pemadatan kembali.

b) Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal batas-batas


kadar airnya yang disyaratkan dalam item 3 atau seperti yang
diperintahkan Direksi Pekerjaan, harus diperbaiki dengan menggaruk
bahan tersebut, dilanjutkan dengan penyemprotan air secukupnya dan
dicampur seluruhnya dengan menggunakan "motor grader" atau
peralatan lain yang disetujui.

c) Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti dinyatakan dalam


batas-batas kadar air yang disyaratkan atau seperti yang diperintahkan
Direksi Pekerjaan, harus diperbaiki dengan menggaruk bahan tersebut
dengan penggunaan motor grader atau alat lainnya secara berulang-
ulang dengan selang waktu istirahat selama penanganan, dalam cuaca
cerah. Alternatif lain, bilamana pengeringan yang memadai tidak dapat
dicapai dengan menggaruk dan membiarkan bahan gembur tersebut,

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Persiapan & Sitework BAB II- halaman 5


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan agar bahan tersebut dikeluarkan


dari pekerjaan dan diganti dengan bahan kering yang lebih cocok.

d) Timbunan yang telah dipadatkan dan memenuhi ketentuan yang


disyaratkan dalam Spesifikasi ini, menjadi jenuh akibat hujan atau banjir
atau karena hal lain, biasanya tidak memerlukan pekerjaan perbaikan
asalkan sifat-sifat bahan dan kerataan permukaan masih memenuhi
ketentuan dalam Spesifikasi ini.

e) Perbaikan timbunan yang tidak memenuhi kepadatan atau ketentuan


sifat-sifat bahan dari Spesifikasi ini haruslah seperti yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan dan dapat meliputi pemadatan tambahan,
penggemburan yang diikuti dengan penyesuaian kadar air dan
pemadatan kembali, atau pembuangan dan penggantian bahan.

f) Perbaikan timbunan yang rusak akibat gerusan banjir atau menjadi


lembek setelah pekerjaan tersebut selesai dikerjakan dan diterima oleh
Direksi Pekerjaan haruslah seperti yang disyaratkan dalam item 3. dari
Spesifikasi ini.

7) Pengembalian Bentuk Pekerjaan Setelah Pengujian

Semua lubang pada pekerjaan akhir yang timbul akibat pengujian kepadatan atau
lainnya harus secepatnya ditutup kembali oleh Kontraktor dan dipadatkan sampai
mencapai kepadatan dan toleransi permukaan yang disyaratkan oleh Spesifikasi
ini.
dalam Pasal 3.2.3.(3).(b).

B. BAHAN

1) Sumber Bahan

Bahan timbunan harus dipilih dari sumber bahan yang disetujui adalah
Tanah/Pasir Timbunan dari Lokasi yang disetujui oleh direksi , atau kurang lebih
5 km dari lokasi pekerjaan.

2) Timbunan Biasa

a) Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas


tinggi. Bila penggunaan tanah yang berplastisitas tinggi tidak dapat
dihindarkan, bahan tersebut harus digunakan hanya pada bagian dasar
dari timbunan atau pada penimbunan kembali yang tidak memerlukan
daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi. Tanah plastis seperti itu
sama sekali tidak boleh digunakan pada 30 cm lapisan langsung di bawah
bagian dasar perkerasan .

3) Timbunan Pilihan

a) Timbunan hanya boleh diklasifikasikan sebagai "Timbunan Pilihan" bila


digunakan pada lokasi atau untuk maksud dimana timbunan pilihan telah
ditentukan atau disetujui secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan.

b) Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari


bahan tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas untuk
timbunan biasa dan sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu
yang tergantung dari maksud penggunaannya, seperti diperintahkan atau
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Persiapan & Sitework BAB II- halaman 6


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

c) Bahan timbunan pilihan yang akan digunakan bilamana pemadatan


dalam keadaan jenuh atau banjir yang tidak dapat dihindari, haruslah
pasir atau kerikil atau bahan berbutir bersih lainnya dengan Indeks
Plastisitas maksimum 6 %.

4) Timbunan Pilihan di atas Tanah Rawa

Bahan timbunan pilihan di atas tanah rawa haruslah pasir atau kerikil atau bahan
berbutir bersih lainnya dengan Index Plastisitas maksimum 6 %.

C. PENGHAMPARAN DAN PEMADATAN TIMBUNAN

1) Penyiapan Tempat Kerja

a) Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan


yang tidak diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan .

b) Bilamana tinggi timbunan satu meter atau kurang, dasar pondasi


timbunan harus dipadatkan (termasuk penggemburan dan pengeringan
atau pembasahan bila diperlukan) sampai 15 cm bagian permukaan atas
dasar pondasi memenuhi kepadatan yang disyaratkan untuk timbunan
yang ditempatkan diatasnya.

2) Penghamparan Timbunan

a) Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan


disebar dalam lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi
toleransi tebal lapisan yang disyaratkan dalam item A.
Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan
tersebut sedapat mungkin dibagi rata sehingga sama tebalnya.

b) Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan


ke permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan
disebarkan. Penumpukan tanah timbunan untuk persediaan biasanya
tidak diperkenankan, terutama selama musim hujan.

3) Pemadatan Timbunan

a) Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis


harus dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui
Direksi Pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan .dalam
item A.3.

b) Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air


bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1%
di atas kadar air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai
kadar air pada kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana
tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-1989.

c) Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang


disya ratkan dan harus diterima oleh Direksi Pekerjaan sebelum lapisan
berikutnya dihampar.

d) Timbunan Pilihan di atas Tanah Rawa mulai dipadatkan pada batas


permukaan air dimana timbunan terendam, dengan peralatan yang
disetujui oleh Direksi Pekerjaan apa bila ada dilapangan .

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Persiapan & Sitework BAB II- halaman 7


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

D. JAMINAN MUTU

1) Pengendalian Mutu Bahan

a) Jumlah data pendukung hasil pengujian yang diperlukan untuk


persetujuan awal mutu bahan akan ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan,
tetapi bagaimanapun juga harus mencakup seluruh pengujian yang
disyaratkan dalam item B dengan paling sedikit tiga contoh yang mewakili
sumber bahan yang diusulkan, yang dipilih mewakili rentang mutu bahan
yang mungkin terdapat pada sumber bahan ( quari ).

b) Setelah persetujuan mutu bahan timbunan yang diusulkan, menurut


pendapat Direksi Pekerjaan, pengujian mutu bahan dapat diulangi lagi
agar perubahan bahan atau sumber bahannya dapat diamati.

c) Suatu program pengendalian pengujian mutu bahan rutin harus


dilaksanakan untuk mengendalikan perubahan mutu bahan yang
dibawa ke lapangan. Jumlah pengujian harus seperti yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan.

2) Percobaan Pemadatan

Kontraktor harus bertanggung jawab dalam memilih metode dan peralatan untuk
mencapai tingkat kepadatan yang disyaratkan. Bilamana Kontraktor tidak sanggup
mencapai kepadatan yang disyaratkan, prosedur pemadatan berikut ini harus
diikuti :

Percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan variasi jumlah lintasan


peralatan pemadat dan kadar air sampai kepadatan yang disyaratkan tercapai
sehingga dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan. Hasil percobaan lapangan ini
selanjutnya harus digunakan dalam menetapkan jumlah lintasan, jenis peralatan
pemadat dan kadar air untuk seluruh pemadatan berikutnya.

E. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1) Pengukuran Timbunan

a) Timbunan harus diukur sebagai jumlah meter kubik bahan terpadatkan


yang diperlukan, diselesaikan di tempat dan diterima. Volume yang diukur
harus berdasarkan gambar penampang melintang profil tanah asli yang
disetujui atau profil galian sebelum setiap timbunan ditempatkan dan
sesuai dengan garis, kelandaian dan elevasi pekerjaan timbunan akhir
yang disyaratkan dan diterima. Metode perhitungan volume bahan
haruslah metode luas bidang ujung, dengan menggunakan penampang
melintang / memanjang sesuai lokasi site.
b) Timbunan yang ditempatkan di luar garis dan penampang melintang yang
disetujui, termasuk setiap timbunan tambahan yang diperlukan .

i) Bila timbunan akan ditempatkan di atas tanah rawa yang dapat


diper-kirakan terjadinya konsolidasi tanah asli. Dalam kondisi
demikian maka timbunan akan diukur untuk pembayaran dengan
salah satu cara yang ditentukan menurut pendapat Direksi
Pekerjaan berikut ini :

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Persiapan & Sitework BAB II- halaman 8


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

▪ Dengan pemasangan pelat dan batang pengukur


penurunan (settlement) yang harus ditempatkan dan diamati
bersama oleh Direksi Pekerjaan dengan Kontraktor.
Kuantitas timbunan dapat ditentukan berdasarkan elevasi
tanah asli setelah penurunan (settlement). Pengukuran
dengan cara ini akan dibayar menurut atau sesuai dengan
kondisi reel dilapangan dengan syarat hanya akan
diperkenankan bilamana catatan penurunan (settlement)
didokumentasi dengan baik.

▪ Dengan volume gembur yang diukur pada kendaraan


pengangkut sebelum pembongkaran muatan di lokasi
penimbunan. Kuantitas timbunan dapat ditentukan
berdasarkan penjumlahan kuantitas bahan yang dipasok,
yang diukur dan dicatat oleh Direksi

c) Timbunan yang digunakan dimana saja di luar batas Kontrak pekerjaan,


atau untuk mengubur bahan sisa atau yang tidak terpakai, atau untuk
menutup sumber bahan, tidak boleh dimasukkan dalam pengukuran
timbunan.

2) Dasar Pembayaran

Kuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan di atas, dalam jarak angkut
berapapun yang diperlukan, harus dibayar untuk per satuan pengukuran dari
masing-masing harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk
Mata Pembayaran, atau sesuai dengan harga kontrak pekerjaan dimana harga
tersebut harus sudah merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan,
pemasokan, penghamparan, pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian
bahan, seluruh biaya lain yang perlu atau biaya untuk penyelesaian yang
sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.

Pasal 2
TALUD / DRAINASE PASANGAN BATU KALI/GUNUNG/BELAH

1. Umum
1.1 Uraian.
Yang dimaksud dengan pekerjaan Talud pada pekerjaan ini ialah pemasangan batu
gunung/belah yang juga akan berfungsi sebagai pondasi drainase dan Penahan
Tanah.
1.2 Jenis dan Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Talud/Drainase meliputi jenis – jenis pekerjaan galian tanah, urugan pasir
dibawah pondasi, pasangan batu kosong, pasangan batu gunung serta penimbunan
kembali bekas galian. Teknis dan pelaksanaannya sesuai dengan spesifikasi, dalam
batas – batas kedudukan, kemiringan dan ukuran – ukuran sebagaimana tertera
dalam gambar rencana dan petunjuk – petunjuk lebih lanjut dari Direksi atau
Konsultan Pengawas.
1.3 Perhitungan Direksi / Konsultan Pengawas.
1. Direksi / Konsultan Pengawas dapat memberikan petunjuk – petunjuk tambahan
dilapangan, sepanjang tidak menyalahi perencanaan.
2. Data dan jenis / jumlah bahan yang dipergunakan harus disetujui Direksi. Mutu
hasil pekerjaan harus disetujui berdasarkan hasil pemeriksaan dengan jumlah
dan cara yang ditetapkan.
3. Bila terjadi ketidak sesuaian dengan persyaratan atau ketentuan – ketentuan
yang telah ditetapkan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaiki /
meyempurnakan sesuai dengan Petunujk Direksi / Konsultan Pengawas. Segala

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Persiapan & Sitework BAB II- halaman 9


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

biaya dan resiko sebagai akibat perbaikan / penyempurnaan tersebut menjadi


tanggung jawab kontraktor.
2. Pasangan Batu.
2.1 Uraian.
Pekerjaan ini terdiri dari pembuatan Talud dari pasangan batu kali/belah dengan
bentuk, kemiringan dan ukuran – ukuran seperti yang tertera dalam gambar rencana.

2.2 Bahan.
- Batu yang dipergunakan harus terdiri dari batu gunung keras dengan permukaan
kasar, memiliki kekuatan dan bersih dari kotoran dan zat-zat kimia, batu tersebut
harus diambil dari sumber yang disetujui Direksi atau Konsultan Pengawas.
- Adukan yang dipergunakan terdiri dari Campuran Semen Portland dan pasir
kasar dengan perbandingan 1 Pc : 4 Psr kecuali ditetapkan lain oleh Direksi /
Konsultan Pengawas.
- Pasir.
Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir, penambahan bahan lain
seperti pasir dari batu pecah akan diizinkan apabila menurut pendapat direksi
pasir yang ada tidak memenuhi Gradasinya. Pasir harusnya mempunyai gradasi
yang baik kekasarannya yang memungkinkan untuk menghasilkan adukan yang
baik.
- Semen.
Semen yang dipakai adalah semen yang ada dipasaran yang memenuhi standar
mutu.
- Air.
Air yang digunakan untuk campuran adukan haruslah air bersih, tidak berwarna
dan tidak mengandung Lumpur (zat organik)
2.3 Pelaksanaan
- Lubang galian sesuai dengan bentuk dan kemiringan yang dikehendaki seperti
tertera dalam gambar rencana.
- Apabila dinding – dinding dan dasar galian masih dalam keadaan gembur, harus
dilakukan pemadatan sepenuhnya agar didapat permukaan yang stabill dan
padat.
- Batu – batu yang telah dipecah dengan ukuran terpanjang ± ¾ tebal dinding dan
tidak lebih dari 25 cm, dipasangkan setelah terlebih dahulu diberikan lapisan
adukan yang cukup. Batu – batu yang lebih kecil ditempatkan mengisi rongga
agar pemasangan diantara batu – batu tidak menjadi terlalu tebal. Permukaan
luar harus diatur sedemikian agar didapat permukaan yang rata dan rapi. Pada
umumnya tebal pasangan tidak boleh kurang dari 20 cm kecuali ada petunjuk lain
dari Direksi/Konsultan pengawas. Ukuran campuran untuk pasangan batu
kali/batu belah adalah 1 Pc : 4 Psr.
- Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah mempunyai ukuran yang
tetap, sehingga jumlah dari setiap bahan adukan (semen, pasir) ditentukan
secara tepat dan disetujui oleh Direksi/konsultan pengawas. Apabila mesin mixer
(molen) yang dipakai untuk mengaduk, maka bahan – bahan adukan harus
dicampur lebih dahulu didalam mesin selama paling tidak 2 menit. Apabila
pengadukan dilakukan dengan tenaga manusia (pekerja), bahan – bahan adukan
haruslah dicampur dalam kotak persegi dari bahan kayu atau bahan lain dan
pencampuran diaduk 2 (dua) kali secara kering dan merata dan akhirnya 3
(tiga) kali diberi air sampai semua merata. Adukan harus dicampur sebanyak
yang diperlukan untuk dipakai, dan adukan yang tidak dipakai selama 30 menit
harus dibuang.
2.4 Finishing dari Permukaan Pasangan Batu.
Finishing dari permukaan Saluran adalah Pesteran/ Siaran dengan campuran 1Pc :
2Psr sedang bagian atas sesuai gambar kerja diplester dengan campuran 1 pc : 2
Psr dan diaci dengan air semen
2.5 Pengukuran hasil pekerjaan.

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Persiapan & Sitework BAB II- halaman 10


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

Pengukuran dilakukan dalam meter panjang hasil pekerjaan yang telah selesai dan
disetujui Direksi/konsultan pengawas. Untuk pekerjaan galian akan diperhitungkan
menurut keadaan tanah setempat.
2.6. Dasar pembayaran.
Pembayaran untuk pekerjaan dari pasangan batu kali/gunung / batu belah
diperhitungkan dalam satuan Meter kubik yang terpasang dengan baik dan disetujui
Direksi/konsultan pengawas.

Pasal 3
PEKERJAAN BETON

1. Umum.
Pekerjaan beton dalam pekerjaan ini adalah pembuatan plat duiker pada pekerjaan
Pembuatan Jalan Masuk Area Kompleks, Parkir dan Pekerjaan Lainnya Yang disebut
dalam Rencana Anggaran Biaya.
1.1. Kontraktor harus mengetahui persyaratan – persyaratan dalam NI – 2, 1991..
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaannya dengan ketepatan dan kesesuaian
yang tinggi menurut spesifikasi, gambar kerja dan instruksi – instruksi oleh
Direksi/konsultan pengawas.
1.2. Direksi/konsultan pengawas berhak untuk memeriksa pekerjaan yang dikerjakan
oleh kontraktor.
1.3. Semua pekerjaan – pekerjaan yang jelek dan tidak memenuhi Rencana Kerja dan
Syarat – syarat (RKS) harus dibongkar dan diganti atas biaya kontrakor.
1.4. Semua material harus baru dengan kualitas yang terbaik dari yang ditentukan dan
harus disetujui oleh Direksi/konsultan pengawas sebelum dipakai. Direksi/konsultan
pengawas menyimpan contoh – contoh yang telah disetujui sebagai standar untuk
memeriksa pengiriman – pengiriman selanjutnya.

2. Semen.
2.1. Semua semen yang digunakan adalah jenis portland semen biasa, dengan mutu
baik dan harus memenuhi syarat – syarat peraturan semen Portland Indonesia NI-8,
1972 atau semen yang digunakan adalah semen yang ada dipasaran Kota
Pasangkayu dan sekitarnya.
2.2. Semen harus disimpan dalam gudang/silo yang baik untuk mencegah terjadinya
kerusakan – kerusakan. Semen – semen yang menggumpal, tercampur dengan
kotoran – kotoran atau kena air/lembab ditolak untuk digunakan dan harus
dikeluarkan dengan segera dari proyek atas biaya kontraktor.

3. Aggregat.
1.1 Aggregat harus mengikuti syarat – syarat yang berlaku.
1.2 Dimensi maksimun aggregat kasar tidak lebih dari 2,5 cm dan lebih dari seperempat
dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan

4. Mutu Beton.
Campuran beton yang digunakan ialah K-300.

5. Persiapan Pengecoran.
5.1 Sebelum pembuatan beton dimulai semua alat – alat pengaduk dan pengangkut beton
harus bersih. Sebelum beton dicor semua ruang – ruang yang akan di isi beton harus
bersih dari kotoran – kotoran dan bagian – bagian beton yang lepas. Cetakan pada
pasangan – pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus dibasahi
dengan air sampai jenuh dan tulangan sudah harus terpasang dengan baik. Bidang –
bidang beton yang lama yang akan dicor dikasarkan dulu dan kemudian dibersikan
dari segala kotoran – kotoran beton yang lepas. Sesaat sebelum beton di cor maka
bidang – bidang tersebut harus disapu dengan spesi mortel dengan susunan yang
sama seperti yang terdapat dalam betonnya.
5.2 Air harus dibuang dari semua ruang – ruang yang akan di cor beton.

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Persiapan & Sitework BAB II- halaman 11


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

6. Pengangkutan dan Pengecoran Beton.


6.1. Pengecoran beton tidak diperbolehkan, sebelum Direksi/konsultan pengawas
memeriksa dan menyetujui cetakan bekisting (form work), tulangan, angkur – angkur
dan lain – lain dimana beton tersebut akan diletakkan atau di cor. Kontraktor harus
mendapat izin dari Direksi/Konsultan Pengawas untuk setiap kali akan mengecor
beton.
6.2. Isi dari mixer yang akan dikeluarkan pada waktu operasi yang kontinyu harus
diangkut tanpa timbulnya segregasi. Methoda pengangkutan dapat digunakan
dengan seizin dari Direksi/Konsultan Pengawas setelah Kontraktor mengajukan
teknik cara pengangkutannya.
6.3. Alat – alat dan tempat yang digunakan untuk pengangkutan harus dibersihkan dan
dicuci, bila pekerjaan terhenti lebih lama dari 30 menit. Semua campuran beton disite
harus diletakkan pada tempatnya dan dipadatkan dalam waktu 40 menit sejak
penambahan air dalam mixer.
6.4. Beton pada umumnya tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih besar dari
1,5 m '. Pengecoran harus dilaksanakan dengan menghindari timbulnya segregasi
dan menjamin satu pengecoran yang tidak terputus.
6.5. Beton, cetakan atau penulangan tidak boleh diganggu sampai kurang lebih 24 jam
setelah beton dicor. Semua pengecoran harus dilaksanakan siang hari dan
pengecoran dari suatu bagian pekerjaan jangan dimulai apabila tidak dapat
diselesaikan pada siang hari, kecuali atas seizin Direksi/ Konsultan Pengawas boleh
dikerjakan pada malam hari. Izin tidak akan diberikan, bila system penerangan yang
dipersiapkan kontraktor belum disetujui Direksi/ Konsultan Pengawas.

7. Pemadatan Beton.
Beton harus dipadatkan keseluruhannya dengan mechanical vibrator yang dikerjakan oleh
orang – orang yang berpengalaman untuk pekerjaan tersebut.

8. Perawatan.
8.1. Beton harus dilindungi dari hujan lebat, aliran air hujan dan dari kerusakan yang
disebabkan oleh alat – alat. Semua beton selalu dalam keadaan basah, selama
paling sedikit 7 (tujuh) hari, dengan dibasahi dengan air, dengan system menyiram air
dari pipa atau system lain yang menjadikan bidang permukaan beton itu selalu
dalam keadaan basah.
8.2. Bekisting kayu dibiarkan tinggal agar beton itu tetap basah selama perawatan untuk
mencegah retak pada sambungan dan pengeringan beton yang terlalu cepat. Air
yang dipergunakan untuk perawatan harus bersih dan sama sekali bebas dari unsur –
unsur kimia yang mungkin menyebabkan perubahan warna pada beton.
8.3. Sangat dilarang mempergunakan lantai yang masih muda umurnya untuk tempat
penimbunan / lalu lintas bahan – bahan berat.

9. Perlindungan dari keadaan alam.


9.1. Cuaca panas.
Menggenang air atau menutupi dengan penutup basah yang berwarna terang dapat
dibuat pada bagian yang telah selesai dicor dan tindakan perlindungan yang
demikian harus segera diambil setelah pengecoran dan pekerjaan akhir selesai
dikerjakan.
9.2. Musim Hujan.
Tidak diperbolehkan mengecor selama turun hujan, dan beton yang baru dicor harus
segera dilindungi dari curahan air hujan. Beton yang baru dicor harus dilindungi
terhadap pengikisan aliran air hujan.

9.3. Sebelum pengecoran berikutnya dikerjakan maka seluruh beton yang kena hujan /
aliran air hujan harus diperiksa, diperbaiki dan dibersihkan dari beton – beton yang
tercampur / terkikis air hujan. Pengecoran selanjutnya harus dapat izin Direksi/
Konsultan Pengawas terlebih dahulu.

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Persiapan & Sitework BAB II- halaman 12


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

10. Bekisting.
10.1. Bahan – bahan.
Bekisting yang sama bila akan digunakan lagi, harus menghasilkan permukaan
“Ekspose” yang serupa.
10.2. Pembuatan.
Bekisting – bekisting tidak boleh bocor dan cukup kaku untuk mencegah perpindahan
tempat atau kelongsoran dari penyangga. Permukaan bekisting harus halus dan rata
tidak boleh ada lekukan, lubang – lubang atau boleh melendut.
10.3. Sambungan – sambungan pada bekisting harus diusahakan lurus dan rata dalam
arah horizontal dan vertical bila digunakan permukaan yang tidak diplester lagi
(ekspose concrete).
10.4. Semua bekisting dibersihkan sebelum dipergunakan kembali. Pekerjaan pembuatan
bekisting diusahakan sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kemungkinan
adanya beton yang keropos dan lain – lain yang nantinya mengakibatkan kerusakan
pada beton.
10.5. Tiap – tiap bagian dari bekisting, bagian – bagian yang structural, harus diperiksa
oleh Direksi/ Konsultan Pengawas segera sebelum beton dicor pada bagian itu.

Pasal 4
PERATURAN PENUTUP

1. Meskipun dalam RKS / gambar bestek tidak dinyatakan kata – kata yang harus disediakan
atau yang harus dibuat oleh Kontraktor, tetapi pekerjaan dan bahan – bahannya nyata,
menjadi bagian pekerjaan, maka pekerjaan tersebut tetap dianggap dan memuat dalam
RKS ini.

2. Pekerjaan yang nyata menjadi bagian dari pekerjaan yang dikerjakan, akan tetapi tidak
diuraikan atau dimuat dalam RKS/ gambar ini, tetapi harus diselenggarakan dan
diselesaikan oleh Kontraktor, maka dianggap seakan – akan pekerjaan tersebut diuraikan
dan dimuat dalam RKS, demi menuju penyerahan pekerjaan yang lengkap, sempurna dan
selesai dengan hasil yang baik.

3. Sebelum penyerahan pertama, pemborong harus meneliti semua bagian pekerjaan yang
mungkin perlu penyempurnaan dan diperbaiki sesuai dengan tanggung jawab.

4. Meskipun telah ada pengawas/ Direksi, semua penyimpangan dari ketentuan bestek dan
gambar, tetap menjadi tanggung jawab pemborong, kecuali ada perintah tertulis dari
Direksi.

5. Setelah penyerahan Kedua semua barang serta peralatan yang menjadi milik pemborong,
harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dan segera melunasi pembayaran galian C .
Sesuai peraturan daerah setempat.

6. Hal-hal yang belum tercantum dalam RKS ini diharapkan agar Kontraktor terlebih
dahulu.berkonsultasi dengan Direksi.

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Persiapan & Sitework BAB II- halaman 13


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

BAB III
PEKERJAAN JALAN PAVING BLOK, AREA PARKIR,
TAMAN/LANSEKAP& PAPAN INFORMASI

BAGIAN I
SYARAT - SYARAT UMUM

Pasal 01
KETENTUAN-KETENTUAN UMUM

1. Jika terdapat perbedaan antara Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini dengan
gambar, maka yang berlaku dan mengikat ialah Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) ini.
2. Jika terdapat perbedaan atau ketidak cocokan antara gambar-gambar rencana, RKS
dengan gambar detail, maka yang berlaku dan mengikat ialah gambar-gambar detail.
3. Untuk hal-hal yang tersebut pada ayat 1 dan 2 pada pasal ini saling bertentangan,
kontraktor diwajibkan berkonsultasi dengan direksi.

Pasal 02
SYARAT-SYARAT DAN PERATURAN-PERATURAN

1. Pekerjaan yang dilaksanakan harus mengikuti dan sesuai dengan:


a. Syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalam Rencana Kerja
dan Syarat-syarat (RKS) ini serta gambar-gambar terlampir.
b. Berita Acara Penjelasan (Aanwijzing) yang merupakan bagian dari RKS ini.
c. Petunjuk-petunjuk yang diberikan secara tertulis oleh Direksi pada waktu
pelaksanaan pekerjaan berlangsung, ataupun oleh Dinas Pekerjaan Umum
setempat.
2. Untuk pekerjaan ini, kecuali bila ketentuan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat
ketentuan-ketentuan dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya:
a. Keppres No. 16 Tahun 2018 dengan lampiran-lampirannya
b. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 : NI - 2
c. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 : NI - 5
d. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972 : NI – 8
e. Semen Portland harus memenuhi NI - 8, SII 0013 - 81 dan ASTM C 1500 – 78 A.
f. Pengendalian seluruh pekerjaan beton ini harus sesuai dengan persyaratan :
PBI 1971 (NI-2) PUBI 1982 dan (NI - 8).
g. Standar dari bahan waterproofing mengikuti prosedur yang ditentukan oleh pabrik
dan standar-standar lainnya seperti : NI - 3, ASTM 828, ASTME, TAPP I 803 dan
407.
h. Pengendalian pekerjaan keramik harus sesuai dengan peraturan ASTM, NI
19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII - 0023 - 81.
i. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai dengan persyaratan dalam NI-S
(PKKI tahun 1961), PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan pada PUBI 1982
pasal 54 dan NI-4.
j. Pengendalian seluruh pekerjaan cat, harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari
pihak yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan pada PUBI 1982 pasal 54 dan
NI-4.
k. Bahan cat yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam
PUBI 1982 pasal 533, BS NL3900: 1970/1971, AS. K-41. serta mengikuti
ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
l. Spesifikasi Teknis Balitbang PU Tahun 2016
m. Peraturan-peraturan Pemerintah lainnya yang bersangkutan dengan pekerjaan
ini.
3. Cara Pemeriksaan Bahan Bangunan

Spesifikasi Teknis Pek. Jalan, Area Parkir & Taman – BAB III halaman 1
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

a. Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang


ditentukan.
b. Konsultan Pengawas berwenang menanyakan asal bahan dan kontraktor wajib
memberitahukan.
c. Semua contoh bahan bangunan yang akan digunakan harus diperiksa oleh
konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
d. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh kontraktor di lapangan, tetapi
ditolak pemakaiannya oleh Konsultan Pengawas, maka harus segera dikeluarkan
dari lapangan pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 3 x 24 jam terhitung
dari jam penolakan.
e. Apabila Konsultan Pengawas merasa perlu meneliti suatu bahan lebih lanjut,
Konsultan Pengawas berhak mengirimkan bahan tersebut peda Balai Penelitian
bahan-bahan (laboratorium) yang terdekat untuk diteliti. Biaya pengiriman dan
penelitian menjadi tanggungan kontraktor, apapun hasil penelitian bahan
tersebut.

4. Sarana Bekerja
a. Tenaga kerja/tenaga ahli yang cukup memadai dengan jenis peke rjaan yang akan
dilaksanakan.
b. Alat-alat bantu seperti beton molen, vibrator, pompa air, pengangkutan dan
peralatan lain yang dipergunakan untuk melancarkan pelaksanaan.
c. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang
akan dilaksanakan tepat pada waktunya.

Pasal 03
SITUASI DAN UKURAN
1. Situasi
a. Volume pekerjaan tersebut dalam pasal terdahulu merupakan batasan minimal
yang harus dipenuhi dan dimasukan sebagai garis pelaksanaan dan pegangan
kontraktor.
b. Kontraktor wajib meneliti situasi lapangan, terutama keadaan tanah, sifat dan
luasan pekerjaan serta hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga penawaran
kontraktor.
c. Kelalaian atau kekurang telitian kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan alasan
untuk mengajukan tuntutan.
2. Ukuran
a. Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut
bentuk, ukuran-ukuran dan mutu yang tercamtum dalam rencana kerja dan
syarat-syarat (RKS) pekerjaan ini.
b. Kontraktor berkewajiban mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain dan segera
melaporkan kepada direksi bila mana terdapat ketidak cocokan ukuran-ukuran di
dalam gambar-gambar RKS ini dan tidak diperkenangkan membetulkan
kesalahan-kesalahan ukuran/gambar-gambar sebelum berkonsultasi dengan
Direksi.
c. Apabila terdapat ketidaksesuaian ukuran-ukuran, maka pengukuran bersama
dijadikan patokan.
d. Elevasi titik nol bangunan Pagar dan Jalan ini ditentukan berdasarkan titik
Benchmark yang ada pada lokasi pembangunan, atau sesuai petunjuk
Direksi/Konsultan Pengawas
e. Titik peil ini harus ditetapkan dengan mengadakan pengukuran Mutual Chek
(MC.0) dan membuat patok permanen yang selama dalam pelaksanaan tidak
boleh bergeser/berubah.
f. Untuk selanjutnya patok permanen tersebut harus menjadi dasar bagi setiap
ukuran dan kedalaman.
g. Atas persetujuan Direksi, penentuan titik lainnya dilakukan oleh pemborong
dilapangan dengan alat ukur optik yang sudah ditera kebenarannya dan harus
selalu berpedoman pada titik duga pokok (titik nol).

Spesifikasi Teknis Pek. Jalan, Area Parkir & Taman – BAB III halaman 2
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

h. Pengukuran sudut-sudut 90 derajat atau bukan, hanya boleh dilakukan dengan


alat ukur optik.
i. Pengukuran siku dengan benang secara azas segitiga phytagoras hanya
diperkenangkan untuk bagian-bagian ruang kecil saja.

Pasal 04
PROGRAM PELAKSANAAN

1. Penyedia jasa harus membuat Program Pelaksanaan dalam bentuk Bar-Chard, dan
dalam bentuk Network Planning yang dapat memperlihatkan alur kerja untuk setiap
kegiatan hal-hal sebagai berikut :
a. Jenis kegiatan dan volume.
b. Waktu pelaksanaan.
c. Jumlah dan jenis tenaga kerja, perlatan dan material yang diperlukan.
2. Aktivitas yang diperlihatkan pada Program harus sudah termasuk pelaksanaan
pekerjaan mobilisasi, persiapan, dan lain-lain, serta kelonggaran waktu dengan
adanya libur umum.

Pasal 05
DAERAH KERJA DAN JALAN MASUK

1. Penyedia Jasa akan diberikan daerah kerja untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
2. Penyedia Jasa harus membatasi operasinya di lapangan yang betul-betul diperlukan
untuk pekerjaan tersebut. Tata letak yang meliputi jalan masuk, lokasi penyimpangan
bahan bangunan dan jalur pengangkutan material dibuat oleh Penyedia Jasa dengan
persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
3. Penyedia Jasa dan orang-orang yang diberi wewenang olehnya harus selalu bebas
memasuki tempat kerja dan lapangan, termasuk semua bengkel (workshop) dan tempat-
tempat dimana pekerjaan disiapkan atau material diproduksi, perlengkapan dan mesin-
mesin diperoleh untuk digunakan dalam proyek ini dan Penyedia Jasa harus mengurus
semua fasilitas dan bantuan untuk mendapatkan akses memasuki daerah tersebut.
4. Penyedia Jasa harus mengurusnya sendiri dan mengajukan usulan mengenai pengadaan
fasilitas memasuki daerah-daerah tersebut dengan kerjasama dari Pejabat Pembuat
Komitmen maupun Direksi/Konsultan Pengawas. Tidak ada fasilitas tambahan yang dapat
dilaksanakan tanpa adanya persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas.
5. Dalam melaksanakan pekerjaan dan pengangkutan bahan-bahan untuk keperluan
pekerjaan, Penyedia Jasa harus berhati-hati sedemikian sehingga tidak mengganggu
kelancaran lalu-lintas atau menimbulkan kerusakan terhadap bangunan yang telah
ada serta prasarana lainnya. Bila terjadi kerusakan, Penyedia Jasa berkewajiban
untuk memperbaiki atau menggantinya. Penyedia Jasa juga harus menyediakan
rambu-rambu/tanda-tanda peringatan di sekitar lapangan kerja atau jalan masuk ke
lokasi pekerjaan.

Pasal 06
KONDISI/CUACA

Pekerjaan harus dihentikan apabila cuaca tidak mengijinkan, yang dapat mengakibatkan
penurunan mutu pekerjaan.

Pasal 07
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Pemborong harus menyediakan kotak P3K untuk pertolongan pertama berisi obat -
obatan sesuai peraturan P3K dan palang merah.
2. Pemborong harus memenuhi/mentaati peraturan-peratuiran hukum tentang
perawatan para korban dan keluarga.

Spesifikasi Teknis Pek. Jalan, Area Parkir & Taman – BAB III halaman 3
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

3. Apabila terjadi kecelakaan terhadap pegawai/buruh ditempat pekerjaan, pemborong


harus segera mengambil tindakan-tindakan penyelamatan korban, hal mana harus
pula dilaporkan kepada Direksi.
4. Pemborong harus senantiasa menyediakan air minum yang bersih dan sudah
dimasak untuk para pekerja.

Spesifikasi Teknis Pek. Jalan, Area Parkir & Taman – BAB III halaman 4
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

BAGIAN II
SYARAT - SYARAT TEKNIS

Pasal 01
JENIS DAN LINGKUP PEKERJAAN

A. Jenis Pekerjaan
• Kegiatan : Pembangunan Rest Area Sulawesi Selatan di Kabupaten Jeneponto.
• Pekerjaan : Pekerjaan Perencanaan Jalan Paving Blok dan Area Parkir, Taman &
Papan Informasi.
• Pekerjaan-pekerjaan lain sesuai gambar yang belum disebut disini
B. Lingkup Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan ini harus dilakukan oleh Penyedia Jasa yang telah
berpengalaman dalam pekerjaan sejenis, dengan kapasitas peralatan yang memadai
serta kualitas personil yang melaksanakan pekerjaan yang telah berpengalaman,
sehingga Pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lancar, seperti yang disyaratkan dalam
RKS dan spesifikasi ini.
Lingkup dari pekerjaan ini meliputi semua penyediaan tenaga, peralatan dan bahan,
sehubungan dengan pekerjaan Pekerjaan Jalan Paving Blok, Pedestrian, Drinase,
Taman dan Papan Informasi Rest Area Jeneponto sesuai dengan Gambar RKS,
yang secara garis besar meliputi sebagai berikut:
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. PEKERJAAN TANAH
3. PEKERJAAN KANSTIN BETON
4. PEKERJAAN JALAN PAVING BLOK DAN AREA PARKIR
5. PEKERAAAN PAPAN INFORMASI
6. PEKERJAAN TAMAN/LANSEKAP
7. PEKERJAAN PEMBERSIHAN
8. PEKERJAAN LAIN-LAIN
C. Lokasi
Lokasi pekerjaan berada di Lingkungan Borong Untia Desa Karama Kelurahan
Benteng Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan .

Pasal 02
BAHAN-BAHAN DASAR BANGUNAN
1. Semen Portland
a. Memenuhi persyaratan-persyaratan SII dan NI-8
b. Yang digunakan harus terdiri dengan satu jenis merek dari mutu yang baik dan
atas persetujuan Direksi.
c. Penyimpanan semen harus ditempat yang kering dengan lantai terangkat, bebas
pengaruh air dari tanah dan menurut urutan pengiriman. Semen yang telah rusak
karena terlalu lama disimpan, mengeras ataupun tercampur dengan bahan yang
dapat merusak struktur bangunan, tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dari
tempat pekerjaan.
2. Pasir
a. Pasir urugan dan pasir pasangan yang digunakan adalah pasir dari jenis yang
baik serta bersih dan tidak bercampur dengan tanah liat atau kotoran/bahan
organis lainnya.
b. Pasir untuk campuran beton dipakai yang berbutir kasar bersih dari lumpur dan
bahan organis lainnya.

Spesifikasi Teknis Pek. Jalan, Area Parkir & Taman – BAB III halaman 5
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

3. Cipping/Batu Pecah
a. Cipping/Batu Pecah dapat berupa batu alam atau batu-batuan yang diperoleh
dari pemecahan batu dengan gradasi yang tertentu dan cocok untuk penggunaan
campuran beton, cipping tersebut adalah hasil dari mesin batu pecah/stone
cruiser.
b. Bahan ini harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori, bebas dari
bahan-bahan yang dapat merusak fungsinya terhadap konstruksi.
c. Dalam segala hal, syarat-syarat ini disesuaikan dengan ketentuan dalam PBI
1971.
4. Air Kerja
a. Air kerja adalah air yang tidak mengandung minyak asam, alkali, garam -garam,
bahan organis atau bahan lain yang dapat merusak mutu beton, bersih dan
dapat diminum.
b. Selama air dilokasi pekerjaan belum mendapat persetujuan untuk dipergunakan
sebagai air kerja, maka pihak pemborong harus dapat mengadakan air dari
sumber lain yang disetujui.
5. Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri dan Kwalitas KW 1,
serta material yang digunakan harus mendapat persetujuan dari Direksi.

Pasal 03
PERALATAN
1. Penyedia Jasa harus menyediakan sendiri semua peralatan kerja dalam jumlah
yang cukup sesuai dengan jenis dan volume pekerjaan
2. Disamping peralatan kerja utama, Penyedia Jasa juga harus memyediakan
peralatan kerja bantu yang cocok dan lazim digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, serta jumlahnya cukup

Pasal 04
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pekerjaan Pembersihan dan Pembongkaran
a. Sebagai langkah awal pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan
pembersihan lokasi sebelum pekerjaan dimulai, sehingga lokasi tersebut
bersih dan aman dari segala kotoran dan tumbuh-tumbuhan yang akan
mengganggu pelaksanaan, namun jika masih ada pohon atau tanaman yang tdk
menggangu perletakan bangunan harus tetap dipertahankan atau sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas.
b. Bekas pembersihan dan pembongkaran yang tidak dimanfaatkan lagi seperti
dijelaskan dalam gambar rencana, harus disingkirkan dari lokasi atas biaya
kontraktor.
2. Pengukuran dan Pemasangan Papan Bouwplank
a. Kontraktor melakukan pengukuran Elevasi titik nol bangunan yang ditentukan
berdasarkan titik Benchmark yang ada pada lokasi pembangunan, atau sesuai
petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas
b. Atas persetujuan Direksi, penentuan titik lainnya dilakukan oleh pemborong
dilapangan dengan alat ukur optik yang sudah ditera kebenarannya dan harus
selalu berpedoman pada titik duga pokok (titik nol).
c. Pemasangan patok dan papan bauwplank boleh menggunakan kayu/papan kelas
III yang diketam rata pada sisi kerjanya.
d. Tinggi bouwplank sama dengan titik nol atau apabila dikehendaki lain harus
dibicarakan dan mendapat persetujuan Direksi.
e. Setelah pemasangan bouwplank harus dilaporkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan selanjutnya dilaksanakan.

Spesifikasi Teknis Pek. Jalan, Area Parkir & Taman – BAB III halaman 6
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

Pasal 05
PEKERJAAN KANSTIN BETON

1. Pekerjaan beton terdapat pada pekerjaan kanstin beton.


2. Pemborong di wajibkan membuat pola rencana pengecoran, bila ingin memcetak
sendiri kanstin beton.
3. Pembuatan Kanstin beton harus mencapai mutu beton yang ditentukan.
4. Selama pelaksanaan pengecoran beton, pemborong diharuskan membuat kubus -
kubus beton dengan ukuran yang sesuai dengan ketentuan.
5. Pengadukan beton harus dilakukan dengan mesin ready mix atau pengaduk Beton
Molen, atau alat lain yang disetujui Direksi.
6. Alat penggetar harus digunakan berdiri 90 derajat, hanya dalam keadaan khusus
diperkenangkan menyentuh tulangan.
7. Adukan beton yang tidak memenuhi syarat-syarat, seperti sudah mengeras
sebagian, tercampur dengan bahan-bahan asing atau terlalu encer tidak boleh
dipergunakan.
8. Bahan
• Penggunaan bahan, seperti dipersyaratkan dalam pasal bahan dasar dan sesuai
syarat-syarat serta aturan-aturan dalam PBI 1971, terdiri dari: Semen, Pasir
beton, krikil/batu pecah dan air kerja.
• Semua bahan dasar dan pekerjaan beton harus mendapatkan persetujuan Direksi
sebelum dilaksanakan.
9. Peralatan
Untuk kelancaran dan mutu beton yang dihasilkan kontraktor harus menyediakan
alat yang cukup untuk melaksanakan pekerjaan seperti Beton molen, alat penggetar
dll.
10. Pekerjaan Maal Beton (Becasting)
a. Becasting harus dibuat dan direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada
perubahan bentuk yang nyata dan cukup kuat, kaku untuk menahan getaran
dan kejutan gaya yang diterima tanpa perubahan bentuk selama
berlangsungnya pengecoran. Semua becasting harus dibuat penguat datar dan
silang sehingga kemungkinan bergetarnya (bergeser) becasting selama
pelaksanaan dapat dihindarkan. Juga harus cukup rapat untuk menghindarkan
keluarnya adukan campuran beton selama berlangsungnya pengecoran.
b. Kerapihan dan ketelitian pemasangan becasting harus diperhatikan agar
setelah becasting dibongkar/dilepas memberikan bidang-bidang yang rata.
c. Kayu becasting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran.
d. Penyangga-penyangga harus diberi jarak antara yang dapat mencegah difleksi
bahan-bahan becasting.
e. Seluruh pekerjaan menyangkut pekerjaan becasting harus mengikuti
persyaratan dalam normalisasi NI-2 dan NI-3.
11. Kualitas/Mutu Beton
a. Kualitas/mutu beton untuk kanstin beton mengunakan mutu beton K-300..
b. Bila terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan sehingga meragukan kualitas
beton, maka Direksi berhak untuk mengadakan pemerikaan kualitas beton
dengan cara teknis yang disetujui atas biaya kontraktor.
c. Untuk menjaga konsistensi (kekentalan) adukan beton, kontraktor diwajibkan
membuat pengujian slump, sesuai ketentuan yang berlaku (PBI-71). Nilai slump
dianjuran antara 8-10 cm.

Spesifikasi Teknis Pek. Jalan, Area Parkir & Taman – BAB III halaman 7
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

12. Perawatan Beton


a. Perawatan beton harus memperhatikan pengaruh penguapan yang cepat dari
beton dan dibasahi paling sedikit 10 hari setelah pengecoran. Pada umur 24 jam
harus dijaga dari air hujan yang deras, air mengalir, getaran-getaran dan sinar
matahari.
b. Beton yang sudah dicor pada tempatnya harus dijaga agar selalu lembab dengan
jalan menutup beton dengan karung basah atau menyiram dengan air secara
rutin, hingga beton berumur satu minggu.

Pasal 06
PEKERJAAN JALAN PAVING BLOK, PEDESTRIAN DAN AREA PARKIR

A. Umum
1. Jenis Pekerjaan
- Jalan Utama : Ukuran sesuai dengan gambar.
- Area Parkir, ukuran sesuai dengan gambar.

2. Bahan
Harus dibuat dari bahan yang mempunyai ketahanan lebih besar terhadap
pengerusakan oleh lalulintas di banding dengan persyaratan yang biasa untuk
bahan urugan.

3. Petunjuk Pengawas Lapangan atau Direksi


- Pengawas Lapangan atau Direksi dapat memberikan petunjuk-petunjuk
tambahan
- Mutu dan jumlah bahan yang dipergunakan harus disetujui Pengawas
Lapangan atau Direksi.
- Mutu hasil pekerjaan harus disetujui berdasarkan hasil pemeriksaan dengan
jumlah dan cara yang ditetapkan.
- Bila terjadi ketidak sesuain dengan persyaratan ataupun ketentuan -ketentuan
yang ditetapkan, kontraktor diwajibkan untuk memperbaiki/ menyempurnakan
tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.

B. Pekerjaan Pendahuluan
- Kontraktor harus mengadakan pembersihan lokasi sebelum pekerjaan dimulai,
sehingga lokasi tersebut bersih dan aman dari segala kotoran dan tumbuh -
tumbuhan yang akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
- Setelah lokasi bersih, selanjutnya diadakan pengukuran penentuan peil dan
diadakan pematokan bersama dengan pihak Pengawas Lapangan atau Direksi.
- Semua biaya yang timbul dan berkaitan dengan ayat ini menjadi tanggungan
pihak kontraktor.

C. Pekerjaan Utama
Pekerjaan utama meliputi :
- Pekerjaan alas pasir
- Pekerjaan pasangan kanstin beton pracetak
- Pekerjaan pasangan paving blok

D. Pekerjaan Alas Pasir


Alas pasir untuk pasangan paving blok, harus pasir yang bersih, tidak mengandung
bahan-bahan yang tidak diinginkan. Timbunan alas pasir harus dipadatkan dengan
jalan disiram air dan dipadatkan dengan menggunakan stamper atau alat pemadat
lainnya yang diizinkan oleh Pengawas Lapangan atau Direksi.

E. Pekerjaan Pemadatan/Perkerasan tanah


Sebelum lapisan perkerasan dimulai, perlu ditentukan terlebih dahulu perkiraan tinggi
permukaan jalan. Apakah perlu penimbunan atau pengisian badan jalan. Setelah itu

Spesifikasi Teknis Pek. Jalan, Area Parkir & Taman – BAB III halaman 8
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

ditarik suatu benang ke arah memanjang yang disetujui oleh Pengawas Lapangan
atau Direksi, sehingga menghasilkan bagian permukaan perkerasan jalan ke arah
memanjang yang tidak bergelombang.

Lapisan perkerasan terdiri dari tanah pilihan. Material tersebut harus bersih dari
kotoran. Pelaksanaan pemasangan lapisan perkerasan dihampar secara merata pada
permukaan tanah dasar. Kemudian dilakukan penggilasan dengan alat pemadat.

Penggilasan dilaksanakan dari tepi hamparan tanah pilihan menuju ke tengah,


dilakukan 7 kali lintasan yang disiram dengan air untuk mencapai kepadatan
maksimum.

F. Pekerjaan Pasangan Kanstin Beton Pracetak


Kanstin yang digunakan adalah kanstin beton Pracetak dengan mutu beton K-300 dan
ukurannya harus sama dengan gambar rencana dan PBI 1971.

Kanstin dipasang sedemikian rupa sesuai dengan bentuk, ukuran, kedudukan yang
diisyaratkan pada gambar.

Sambungan-sambungan harus diisi dengan adukan semen. Untuk itu ikuti petunjuk
teknis Pengawas Lapangan atau Direksi di lapangan.

G. Pekerjaan Pasangan Paving Blok


Paving blok yang digunakan adalah paving blok yang telah melalui uji coba memenuhi
standar mutu yang diisyaratkan oleh pihak Pengawas Lapangan atau Direksi. Mutu
beton paving yang digunkan adalah K-300, Paving blok yang tidak memenuhi standar
mutu/patah-patah, harus disingkirkan dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan. Cara -
cara pemasangan paving blok mengikuti petunjuk teknis Pengawas Lapangan atau
Direksi. Pasangan paving blok harus dipasang sedemikian rupa, sehingga nampak
artistik.

Sedangkan ukuran paving blok harus mengikuti gambar yaitu model/motif batu
bata Mutu beton K-300 dan tebal 8 cm, jalan utama, lingkungan dan pelataran
parkir. Pasangan paving blok yang telah selesai terpasang harus dipadatkan
secara merata sehingga celah-celah pasangan saling mengikat dengan
sempurna. Pada bagian-bagian tertentu yang menurut pengawas harus diberi
ikatan berupa adukan semen, harus diberi adukan campuran 1 pc : 2 ps sebagai
ikatan agar pasangan paving blok tidak lepas, dan terpasang dengan kokoh.

Bila ternyata terdapat pasangan paving blok yang terpasang tidak memenuhi
persyaratan, maka harus dibongkar dan diganti dengan pasangan paving blok baru.
Segala resiko yang timbul akibat penggantian pasangan baru ini menjadi tanggung
jawab kontraktor.

H. Syarat-Syarat Pelaksanaan Paving Blok


1. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus diserahkan
contohcontohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi/Pengawas
Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan.
2. Paving Blok yang dipasang harus melalui uji laboratorium untuk memastikan mutu
betonnya.
3. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian / penggantian dalam pekerjaan ini, harus baru, kualitas terbaik dari
jenisnya dan harus disetujui Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas.
4. Untuk pasangan paving blok yang langsung di atas tanah, maka lapisan pasir urug sub
grade dan lantai kerja di bawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah
dipadatkan sesuai persyaratan) dan memiliki kemiringan permukaan 2,5 % dan telah

Spesifikasi Teknis Pek. Jalan, Area Parkir & Taman – BAB III halaman 9
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

mempunyai daya dukung maksimal sesuai yang ditujukkan dalam gambar dan sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas.
5. Pekerjaan-pekerjaan di bawah tanah, lubang service dan lainnya harus dikerjakan dan
diselesaikan sebelum pekerjaan paving blok dilaksanakan.
6. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing dari pola
paving block untuk disetujui Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas.
7. Jarak antara unit-unit pemasangan paving block yang terpasang (lebar siar-siar), harus
sama lebar maksimum 5 mm, atau sesuai detail gambar serta petunjuk Konsultan
Pengawas / Pemberi Tugas, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama
lebarnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku dan saling
berpotongan tegak lurus sesamanya.
8. Pertemuan unit paving block dengan curb, trotoir harus menggunakan key block dan
pemotongan harus menggunakan alat pemotong khusus sesuai persyaratan dari pabrik
yang bersangkutan.
9. Areal pemasangan paving block harus dipadatkan dengan plate vibrator ukuran plate
0,3 – 0,5 m2 dan mempunyai tekanan sentrifugal 1,6 – 2,0 ton. Pemadatan dilakukan 3
kali sebelum siar-siar di isi pasir, setelah itu dipadatkan dan diratakan beberapa kali
dengan roller 3 ton.
10.Area paving block tidak boleh digunakan sebelum seluruh area selesai dan terkunci.
11.Untuk setiap paving block, toleransi deviasi tidak lebih dari 6 mm dan perbedaaan
ketinggian setiap blok tidak lebih dari 2 mm.
12.Seluruh pekerjaan paving block harus bebas dari kotoran semen maupun oli.
13. Selama pemasangan dan setidaknya 3 hari setelah selesainya pekerjaan, seluruh area
paving block harus tertutup dari lalu lintas dan pekerjaan lainnya.

Pasal 07
PEKERJAAN PAPAN NAMA DAN INFORMASI

1. Pekerjaan terdiri atas :


- Pekerjaan Galian tanah dan pasir urug pondasi
- Pekerjaan pondasi dan kolom beton K-225
- Pekerjaan Rangka Papan Nama dan Informasi
- Pekerjaan Alucopan dan Acrilyc

2. Penjelasan :
Semua item pekerjaan tersebut di atas harus dilaksanakan sesuai
dengan :
- Uraian dan syarat-syarat kerja
- Gambar situasi, gambar rencana dan detail serta gambar susulan bila ada.
- Ukuran-ukuran pokok yang tertera pada gambar bestek dan atau gambar dari
kontraktor yang disetujui Pengawas Lapangan atau Direksi.
- Risalah rapat penjelasan.
- Petunjuk-petunjuk dan atau gambar kerja dari Pengawas Lapangan atau Direksi.
- Apabila terdapat perbedaan ukuran menurut ketentuan sebagaimana point -point di
atas, maka harus segera dikonsultasikan ke Pengawas Lapangan atau Direksi.
- Setiap akan memulai dan atau mengakhiri suatu item pekerjaan, maka pihak
kontraktor harus terlebih dahulu menyampaikan kepada pengawas lapangan agar
melakukan pengecekan/pemeriksaan pekerjaan. Pengawas lapangan akan
menentukan dapat atau tidaknya dimulai atau diakhiri suatu pekerjaan.

Pasal 08
PEKERJAAN TATA HIJAU/LANSEKAP

1. Lingkup Kerja
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga , bahan-bahan dan peralatan dan alat bantu
lainnya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan penanaman, guna mendapatkan hasil yang

Spesifikasi Teknis Pek. Jalan, Area Parkir & Taman – BAB III halaman 10
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

baik. Pekerjaan penanaman yang dilaksanakan meliputi semua pekerjaan yang tertera
dalam gambar Kerja dan sesuai petunjuk Pengawas Lapangan, meliputi :
• Pekerjaan persiapan pembentukan tanah
• Pekerjaan Penanaman
• Pekerjaan Pemeliharaan / perawatan tanaman

2. Tahapan Pekerjaan
Tahapan pelaksanaan pekerjaan menyesuaikan dengan kondisi lahan dan kesiapan
lapangan. Pekerjaan penanaman hanya dilaksanakan pada bagian site yang telah siap dan
tidak lagi dilakukan pekerjaan fisik, untuk menghindari kerusakan tanaman sebagai akibat
aktivitas pembangunan fisik lainnya. Semua Pekerjaan penanaman harus dilaksanakan
mengikuti petunjuk Gambar kerja dan sesuai petunjuk yang diberikan Pengawas. Jika terjadi
perbedaan antara Gambar Kerja dan keadaan lapangan, Kontraktor harus melaporkan
kepada Pengawas Lapangan untuk diambil keputusan penyelesaiinya. Semua tata letak
tanaman dilapangan yang menyimpang dari ketentuan Gambar Kerja yang disebabkan
karena keadaan lapangan, harus mendapat persetujuan Pengawas.

3. Syarat Pelaksanaan Pekerjaan


a. Persyaratan Umum
Dalam melakukan berbagai aktivitas pekerjaan tidak diperkenankan
mengakibatkan terganggunya kelancaran lalu lintas, serta tetap memperhatikan
keamanan baik pekerja maupun pemakai jalan. Dalam mendatangkan alat maupun
bahan ke lokasi harus memperhitungkan berbagai hal, terutama yang menyangkut
keamanan dan kelancaran lalulintas, serta kebersihan lingkungannya. Alat dan bahan
harus ditempatkan pada tempat yang aman, tidak mengganggu kelancaran pekerjaan
lain dan memperhitungkan keselamatan baik pelaksana maupun yang lainnya. Alat-alat
yang dipergunakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pelaksana.

b. Pekerjaan Persiapan dan Pembentukan Tanah


Sebelum pekerjaan dimulai, keadaan tapak / site harus bersih dari segala macam kotoran
/ sampah dan rintangan-rintangan lain yang dapat mengganggu kelancaran pekerjaan.
Pelaksana diwajibkan untuk mengadakan pengukuran yang dilakukan dengan cermat
dan teliti, agar dapat dicapai titik akurasi yang maksimal sesuai gambar rencana.
Pengukuran dilakukan untuk menentukan titik / patok untuk semua pekerjaan sesuai
gambar rencana. Semua kelainan / perbedaan berkaitan dengan hasil pengukuran harus
dibicarakan dengan petugas yang berwenang / pengawas.

c. Pekerjaan Urugan dan Pembentukan Tanah Subur


• Pembersihan area yang akan ditimbun.
• Timbunan/urugan tanah subur/Humus untuk area taman/area tanam, ketebalan
urugan 5-10 cm.
• Pembentukan urugan/timbunan tanah sesuai piel ketinggian yang direncanakan.
• Dalam melaksanakan pengurugan tanah, harus diperhatikan kebersihan
• lingkungan jalan. Tanah tidak berceceran mengotori jalan. Jalan harus segera
dibersihkan bila terdapat ceceran tanah akibat pekerjaan pengurugan tanah di lokasi
pekerjaan.
• Setelah pekerjaan tanah selesai segera dilaksanakan penanaman pohon semak
perdu dan tanaman rumput. Untuk menutupi permukaan tanah tersebut.
• Penyiraman rumput dilakukan 2 kali dalam sehari, pagi dan sore.

d. Pekerjaan Penyediaan Tanaman


Sebelum tanaman ditanam di tempat yang telah ditentukan , terlebih dahulu harus
dilakukan penilaian kebenaran jenis tanaman, kesehatan tanaman dan ukuran tanaman
tersebut oleh pengawas.
• Dalam menyiapkan tanaman dikebun bibit / nursery, tanaman yang akan ditanam
harus sudah disiapkan dalam polybag dan dalam kondisi sehat dan segar. Tanaman

Spesifikasi Teknis Pek. Jalan, Area Parkir & Taman – BAB III halaman 11
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

diangkut ke lokasi penanaman pada pagi hari atau sore hari. Tidak dibenarkan
menyimpan tanaman terlalu lama di lokasi pekerjaan ( tidak lebih dari 2 hari ).
• Khusus untuk tanaman Pohon hendaknya bukan merupakan tanaman yang baru
dicabut/dipindahkan dari tanah asal. Nursery harus mempersiapkan tanaman,
perakaran terbungkus karung dengan baik, minimal 3 minggu sebelum di tanam.
Sebaiknya pelaksana memilih pohon yang telah ditanam dalam pot. Untuk
mempertahankan kelembaban tanaman tersebut disiram 2 kali sehari, pagi dan
sore.
• Besar dan tinggi tanaman yang akan ditanam harus sesuai dengan yang tertulis
dalam persyaratan atau gambar rencana dan disetujui oleh pengawas.
• Jenis tanaman yang tidak terdapat dalam rencana, tetapi pada pelaksanaan diminta
sebagai pengganti ataupun sebagai tanaman tambahan, akan ditentukan kemudian
oleh direksi atau pengawas.

e. Pekerjaan Penanaman
1. Persiapan Tanam
Persiapan tanam dilakukan sebaiknya pada awal musim hujan. Yang termasuk
pekerjaan ini adalah pembuatan lubang tanam, penggunaan pestisida untuk
mencegah serangan serangga ulat tanah, pemberian pupuk kandang.

2. Penanaman Tanaman
• Tanaman dikeluarkan dari wadah sementara ( pot, karung, polybag dll ) dengan
hati-hati supaya akar tidak rusak.
• Akar diurai agar menjadi “ bebas “ dan tidak membelit atau terlipat.
• Tanaman ditanam dalam keadaan akar “ bebas “ menghadap keluar
• Tanah atas dikembalikan ke dalam lubang dan dipadatkan di sekitar leher
batang tanaman.
• Kemudian dipasang Steger/penyangga untuk menjaga agar tanaman dapat
berdiri tegak dengan stabil. Mengingat pohon sangat peka terhadap
goncangan, maka pemasangan steger / penyangga pohon harus benar-benar
kuat.
• Siram tanaman dengan baik sehingga air dapat meresap dan menjangkau
daerah perakaran.

3. Pemeliharaan
Lamanya waktu pemeliharaan 180 hari (6 Bulan). Ketentuan ini dapat berubah atas
persetujuan direksi / pengawas. Selama masa pemeliharaan pelaksana diwajibkan
melakukan penyiraman dan pemupukan serta pemangkasan, dengan ketentuan
sebagai berikut :
• Pemeliharaan yang dilakukana adalah penyiraman dan pemupukan.
Penyiraman dilakukan setiap hari ( pagi dan sore, bila tidak terjadi hujan).
• Pemupukan baru dilakukan lebih kurang 1 bulan setelah penanaman. Pupuk
yang diberikan sebaiknya pupuk NPK ,
• Pemangkasan tanaman, baru dilakukam jika pertumbuhan tanaman sudah
melebihi batas maksimal ukuran tumbuh yang direncanakan, atau telah tumbuh
ranting – ranting liar yang tidak diharapkan.
• Penyemprotan obat-obatan baik insektisida maupun fungisida dilakukan jika
terlihat adanya gejala serangan hama atau penyakit.

4. Tanggung Jawab Kontraktor dalam Masa Pemeliharaan


o Kontraktor bertanggung jawab atas rusaknya/matinya pekerjaan perkerasan
dan tanaman pada masa pemeliharaan, diminta untuk segera
memperbaiki/mengganti kerusakan tesebut selambat-lambatnya 3 (tiga) hari
terhitung perintah dari Pengawas dikeluarkan. Kerusakan selama masa
pemeliharaan sampai serah terima pekerjaan merupakan tanggung jawab
Kontraktor untuk menggantinya.

Spesifikasi Teknis Pek. Jalan, Area Parkir & Taman – BAB III halaman 12
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

▪ Lamanya masa pemeliharaan ditentukan selama 6 (enam) bulan sejak serah


terima pekerjaan tahap I (satu) atau sesuai ketentuan yang berlaku.

Pasal 09
PEKERJAAN PEMBERSIHAN
1. Pekerjaan pembersihan baik noda-noda yang masih tersisa karena hasil pekerjaan
dalam pembangunan maupun pembersihan halaman harus adilaksanakan sebagai
bagian pekerjaan sampai masa pemeliharaan berakhir. Dan pelaksanaanya
mengikuti petunjuk Direksi.
2. Semua pekerjaan yang terdapat dalam gambar bestek tapi tidak dinyatakan dalam
RKS ini atau sebaliknya akan tetapi menyangkut pekerjaan bangunan ini, maka wajib
pemborong menyelesaikan sesuai petunjuk Direksi

Pasal 10
PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Apabila terdapat perbedaan ukuran atau keterangan antara gambar dengan dokumen
ini, maka yang mengikat adalah gambar, namun perbedaan ini disampaikan tertulis
kepada Direksi/Pengawas.
2. Semua pekerjaan yang terdapat dalam gambar bestek tapi tidak dinyatakan dalam
RKS ini atau sebaliknya akan tetapi menyangkut pekerjaan bangunan ini, maka
Penyedia Jasa wajib menyelesaikan sesuai petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
3. Hal-hal yang belum tercantum dalam syarat-syarat teknis ini, akan ditentukan dalam
Surat Perintah Kerja atau Direksi/Pengawas.

Spesifikasi Teknis Pek. Jalan, Area Parkir & Taman – BAB III halaman 13
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

BAB IV
PEKERJAAN MASJID

BAGIAN I
SYARAT - SYARAT UMUM

Pasal 01
KETENTUAN-KETENTUAN UMUM

1. Jika terdapat perbedaan antara Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini
dengan gambar, maka yang berlaku dan mengikat ialah Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) ini.
2. Jika terdapat perbedaan atau ketidak cocokan antara gambar-gambar rencana,
RKS dengan gambar detail, maka yang berlaku dan mengikat ialah gambar -
gambar detail.
3. Untuk hal-hal yang tersebut pada ayat 1 dan 2 pada pasal ini saling
bertentangan, kontraktor diwajibkan berkonsultasi dengan direksi.

Pasal 02
SYARAT-SYARAT DAN PERATURAN-PERATURAN

1. Pekerjaan yang dilaksanakan harus mengikuti dan sesuai dengan:


a. Syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalam Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini serta gambar-gambar terlampir.
b. Berita Acara Penjelasan (Aanwijzing) yang merupakan bagian dari RKS ini.
c. Petunjuk-petunjuk yang diberikan secara tertulis oleh Direksi pada waktu
pelaksanaan pekerjaan berlangsung, ataupun oleh Dinas Pekerja an Umum
setempat.
2. Untuk pekerjaan ini, kecuali bila ketentuan lain dalam RKS ini, berlaku dan
mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini termasuk segala perubahan dan
tambahannya:
a. Keppres No. 16 Tahun 2018 dengan lampiran-lampirannya
b. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 : NI - 2
c. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 : NI - 5
d. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972 : NI – 8
e. Semen Portland harus memenuhi NI - 8, SII 0013 - 81 dan ASTM C 1500 –
78 A.
f. Pengendalian seluruh pekerjaan beton ini harus sesuai dengan
persyaratan : PBI 1971 (NI-2) PUBI 1982 dan (NI - 8).
g. Standar dari bahan waterproofing mengikuti prosedur yang ditentukan oleh
pabrik dan standar-standar lainnya seperti : NI - 3, ASTM 828, ASTME, TAPP I
803 dan 407.
h. Pengendalian pekerjaan keramik harus sesuai dengan peraturan
ASTM, NI 19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII - 0023 - 81.
i. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai dengan persyaratan dalam
NI-S (PKKI tahun 1961), PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan pada
PUBI 1982 pasal 54 dan NI-4.
j. Pengendalian seluruh pekerjaan cat, harus memenuhi ketentuan-ketentuan
dari pihak yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan pada PUBI 1982
pasal 54 dan NI-4.
k. Bahan cat yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam PUBI 1982 pasal 533, BS NL3900: 1970/1971, AS. K-41. serta
mengikuti ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
l. Spesifikasi Teknis Balitbang PU Tahun 2016

Spek. Teknis Pekerjaan Masjid – BAB IV halaman 1


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

m. Peraturan-peraturan Pemerintah lainnya yang bersangkutan dengan


pekerjaan ini.
3. Cara Pemeriksaan Bahan Bangunan
a. Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan.
b. Konsultan Pengawas berwenang menanyakan asal bahan dan kontraktor
wajib memberitahukan.
c. Semua contoh bahan bangunan yang akan digunakan harus diperiksa o leh
konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
d. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh kontraktor di lapangan, tetapi
ditolak pemakaiannya oleh Konsultan Pengawas, maka harus segera
dikeluarkan dari lapangan pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 3 x
24 jam terhitung dari jam penolakan.
e. Apabila Konsultan Pengawas merasa perlu meneliti suatu bahan lebih
lanjut, Konsultan Pengawas berhak mengirimkan bahan tersebut peda Balai
Penelitian bahan-bahan (laboratorium) yang terdekat untuk diteliti. Biaya
pengiriman dan penelitian menjadi tanggungan kontraktor, apapun hasil
penelitian bahan tersebut.
4. Sarana Bekerja
a. Tenaga kerja/tenaga ahli yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan
yang akan dilaksanakan.
b. Alat-alat bantu seperti beton molen, vibrator, pompa air, pengangkutan dan
peralatan lain yang dipergunakan untuk melancarkan pelaksanaan.
c. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan
yang akan dilaksanakan tepat pada waktunya.

Pasal 03
SITUASI DAN UKURAN
1. Situasi
a. Volume pekerjaan tersebut dalam pasal terdahulu merupakan batasan
minimal yang harus dipenuhi dan dimasukan sebagai garis pelaksanaan
dan pegangan kontraktor.
b. Kontraktor wajib meneliti situasi lapangan, terutama keadaan tanah, sifat
dan luasan pekerjaan serta hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga
penawaran kontraktor.
c. Kelalaian atau kekurang telitian kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan
alasan untuk mengajukan tuntutan.
2. Ukuran
a. Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan
menurut bentuk, ukuran-ukuran dan mutu yang tercamtum dalam rencana
kerja dan syarat-syarat (RKS) pekerjaan ini.
b. Kontraktor berkewajiban mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain dan
segera melaporkan kepada direksi bila mana terdapat ketidak cocokan
ukuran-ukuran di dalam gambar-gambar RKS ini dan tidak diperkenangkan
membetulkan kesalahan-kesalahan ukuran/gambar-gambar sebelum
berkonsultasi dengan Direksi.
c. Apabila terdapat ketidaksesuaian ukuran-ukuran, maka pengukuran
bersama dijadikan patokan.
d. Elevasi titik nol bangunan Masjid Rest Area Jeneponto ditentukan
berdasarkan titik Benchmark yang ada pada lokasi pembangunan, atau
sesuai petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas
e. Titik peil ini harus ditetapkan dengan mengadakan pengukuran Mutual
Chek (MC.0) dan membuat patok permanen yang selama dalam
pelaksanaan tidak boleh bergeser/berubah.
f. Untuk selanjutnya patok permanen tersebut harus menjadi dasar bagi
setiap ukuran dan kedalaman.

Spek. Teknis Pekerjaan Masjid – BAB IV halaman 2


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

g. Atas persetujuan Direksi, penentuan titik lainnya dilakukan oleh


pemborong dilapangan dengan alat ukur optik yang sudah ditera
kebenarannya dan harus selalu berpedoman pada titik duga pokok (titik
nol).
h. Pengukuran sudut-sudut 90 derajat atau bukan, hanya boleh dilakukan
dengan alat ukur optik.
i. Pengukuran siku dengan benang secara azas segitiga phytagoras han ya
diperkenangkan untuk bagian-bagian ruang kecil saja.

Pasal 04
PROGRAM PELAKSANAAN

1. Penyedia jasa harus membuat Program Pelaksanaan dalam bentuk Bar-Chard,


dan dalam bentuk Network Planning yang dapat memperlihatkan alur kerja
untuk setiap kegiatan hal-hal sebagai berikut :
a. Jenis kegiatan dan volume.
b. Waktu pelaksanaan.
c. Jumlah dan jenis tenaga kerja, perlatan dan material yang diperlukan.
2. Aktivitas yang diperlihatkan pada Program harus sudah termasuk pelaksanaan
pekerjaan mobilisasi, persiapan, dan lain-lain, serta kelonggaran waktu dengan
adanya libur umum.

Pasal 05
DAERAH KERJA DAN JALAN MASUK

1. Penyedia Jasa akan diberikan daerah kerja untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
2. Penyedia Jasa harus membatasi operasinya di lapangan yang betul-betul
diperlukan untuk pekerjaan tersebut. Tata letak yang meliputi jalan masuk,
lokasi penyimpangan bahan bangunan dan jalur pengangkutan material dibuat
oleh Penyedia Jasa dengan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
3. Penyedia Jasa dan orang-orang yang diberi wewenang olehnya harus selalu bebas
memasuki tempat kerja dan lapangan, termasuk semua bengkel (workshop) dan
tempat-tempat dimana pekerjaan disiapkan atau material diproduksi, perlengkapan
dan mesin-mesin diperoleh untuk digunakan dalam proyek ini dan Penyedia Jasa
harus mengurus semua fasilitas dan bantuan untuk mendapatkan akses memasuki
daerah tersebut.
4. Penyedia Jasa harus mengurusnya sendiri dan mengajukan usulan mengenai
pengadaan fasilitas memasuki daerah-daerah tersebut dengan kerjasama dari
Pejabat Pembuat Komitmen maupun Direksi/Konsultan Pengawas. Tidak ada
fasilitas tambahan yang dapat dilaksanakan tanpa adanya persetujuan dari
Direksi/Konsultan Pengawas.
5. Dalam melaksanakan pekerjaan dan pengangkutan bahan-bahan untuk
keperluan pekerjaan, Penyedia Jasa harus berhati-hati sedemikian sehingga
tidak mengganggu kelancaran lalu-lintas atau menimbulkan kerusakan
terhadap bangunan yang telah ada serta prasarana lainnya. Bila terjadi
kerusakan, Penyedia Jasa berkewajiban untuk memperbaiki atau
menggantinya. Penyedia Jasa juga harus menyediakan rambu-rambu/tanda-
tanda peringatan di sekitar lapangan kerja atau jalan masuk ke lokasi
pekerjaan.

Pasal 06
KONDISI/CUACA

Pekerjaan harus dihentikan apabila cuaca tidak mengijinkan, yang dapat


mengakibatkan penurunan mutu pekerjaan.

Spek. Teknis Pekerjaan Masjid – BAB IV halaman 3


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

Pasal 07
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Pemborong harus menyediakan kotak P3K untuk pertolongan pertama berisi


obat-obatan sesuai peraturan P3K dan palang merah.
2. Pemborong harus memenuhi/mentaati peraturan-peratuiran hukum tentang
perawatan para korban dan keluarga.
3. Apabila terjadi kecelakaan terhadap pegawai/buruh ditempat pekerjaan,
pemborong harus segera mengambil tindakan-tindakan penyelamatan korban,
hal mana harus pula dilaporkan kepada Direksi.
4. Pemborong harus senantiasa menyediakan air minum yang bersih dan sudah
dimasak untuk para pekerja.

Spek. Teknis Pekerjaan Masjid – BAB IV halaman 4


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

BAGIAN II
SYARAT - SYARAT TEKNIS

Pasal 01
JENIS DAN LINGKUP PEKERJAAN

A. Jenis Pekerjaan
• Kegiatan : Pembangunan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest
Area Sulawesi Selatan di Kabupaten Jeneponto.
• Pekerjaan :Pembangunan Masjid.
• Pekerjaan-pekerjaan lain sesuai gambar yang belum disebut disini.
B. Lingkup Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan ini harus dilakukan oleh Penyedia Jasa yang telah
berpengalaman dalam pekerjaan sejenis, dengan kapasitas peralatan y ang
memadai serta kualitas personil yang melaksanakan pekerjaan yang telah
berpengalaman, sehingga Pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lancar, seperti
yang disyaratkan dalam RKS dan spesifikasi ini.
Lingkup dari pekerjaan ini meliputi semua penyediaan tenaga, peralatan dan
bahan, sehubungan dengan pekerjaan Pembangunan Masjid Rest Area
Jeneponto, sesuai dengan Gambar RKS, yang secara garis besar meliputi
sebagai berikut:
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. PEKERJAAN TANAH
3. PEKERJAAN PONDASI
4. PEKERJAAN BETON
5. PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN
6. PEKERJAAN LANTAI
7. PEKERJAAN KAYU
8. PEKERJAAN KUSEN/DAUN PINTU JENDELA DAN KACA
9. PEKERJAAN KUNCI DAN PENGGANTUNGAN
10. PEKERJAAN PLAFOND
11. PEKERJAAN PENGECATAN
12. PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP
13. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
14. PEKERJAAN PEMBERSIHAN
15. PEKERJAAN LAIN-LAIN
C. Lokasi
Lokasi pekerjaan berada di Lingkungan Borong Untia Desa Karama Kelurahan
Benteng Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan .

Pasal 02
BAHAN-BAHAN DASAR BANGUNAN
1. Semen Portland
a. Memenuhi persyaratan-persyaratan SII dan NI-8
b. Yang digunakan harus terdiri dengan satu jenis merek dari mutu yang baik
dan atas persetujuan Direksi.
c. Penyimpanan semen harus ditempat yang kering dengan lantai terangkat,
bebas pengaruh air dari tanah dan menurut urutan pengiriman. Semen
yang telah rusak karena terlalu lama disimpan, mengeras ataupun
tercampur dengan bahan yang dapat merusak struktur bangunan, tidak
boleh dipakai dan harus disingkirkan dari tempat pekerjaan.
2. Pasir
a. Pasir urugan dan pasir pasangan yang digunakan adalah pasir dari jenis
yang baik serta bersih dan tidak bercampur dengan tanah liat atau
kotoran/bahan organis lainnya.

Spek. Teknis Pekerjaan Masjid – BAB IV halaman 5


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

b. Pasir untuk campuran beton dipakai yang berbutir kasar bersih dari lumpur
dan bahan organis lainnya.
3. Cipping/Batu Pecah
a. Cipping/Batu Pecah dapat berupa batu alam atau batu-batuan yang
diperoleh dari pemecahan batu dengan gradasi yang tertentu dan cocok
untuk penggunaan campuran beton, cipping tersebut adalah hasil dari
mesin batu pecah/stone cruiser.
b. Bahan ini harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori, bebas
dari bahan-bahan yang dapat merusak fungsinya terhadap konstruksi.
c. Dalam segala hal, syarat-syarat ini disesuaikan dengan ketentuan dalam
PBI 1971.
4. Batu
a. Batu gunung:
• Bahan untuk batu gunung kecuali dipersyaratkan lain, harus sesuai
dengan PUBB 1977 NI-3.
• Batu gunung yang digunakan berukuran sesuai standar kebutuhan
untuk pondasi dan untk pasangan batu kosong bahwa pondasi,
berstruktur cukup kuat dan awet serta tidak foreus.
• Batu gunung yang berdiameter lebih dari 20 cm harus dipecah dan
yang dalam keadaan bulat tidak dapat dipergunakan.
b. Batu bata
Semua batu bata yang dipergunakan harus berkualitas baik yang
berwarna merata, sisi-sisinya tegak lurus satu sama lain dan rapi serta
mempunyai ukuran/bentuk yang sama pejal dan utuh, matang dalam
pembakaran.
5. Air Kerja
a. Air kerja adalah air yang tidak mengandung minyak asam, alkali, garam -
garam, bahan organis atau bahan lain yang dapat merusak mutu beton,
bersih dan dapat diminum.
b. Selama air dilokasi pekerjaan belum mendapat persetujuan untuk
dipergunakan sebagai air kerja, maka pihak pemborong harus dapat
mengadakan air dari sumber lain yang disetujui.
6. Besi Beton
a. Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai
dengan yang ditentukan dalam SII dan PBI 71.
b. Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari
cacat-cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
c. Dimensi dan ukuran penampang bulat besi beton/baja tulangan harus
sesuai dengan petunjuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi minimal)
seperti yang disyaratkan dalam PBI 1971.
d. Besi beton/baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah
tertulis dari Direksi.
e. Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1
mm dan tidak bersepuh seng.
7. Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri dan Kwalitas
KW 1, serta material yang digunakan harus mendapat persetujuan dari
Direksi.

Pasal 03
PERALATAN
1. Penyedia Jasa harus menyediakan sendiri semua peralatan kerja dalam
jumlah yang cukup sesuai dengan jenis dan volume pekerjaan
2. Disamping peralatan kerja utama, Penyedia Jasa juga harus memyediakan
peralatan kerja bantu yang cocok dan lazim digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, serta jumlahnya cukup

Spek. Teknis Pekerjaan Masjid – BAB IV halaman 6


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

Pasal 04
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pekerjaan Pembersihan dan Pembongkaran
a. Sebagai langkah awal pelaksanaan pekerjaan, kontraktor sudah harus
membersihkan lapangan berupa Penebangan pohon/pembersihan yang
harus tuntas sampai pada akar-akarnya sehingga tidak merusak struktur
tanah, namun jika masih ada pohon atau tanaman yang tdk menggangu
perletakan bangunan harus tetap dipertahankan atau sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas.
b. Bekas pembersihan/bongkaran yang tidak dimanfaatkan lagi seperti
dijelaskan dalam gambar rencana, harus disingkirkan dari lokasi atas biaya
kontraktor.
2. Pengukuran dan Pemasangan Papan Bouwplank
a. Kontraktor melakukan pengukuran Elevasi titik nol bangunan yang
ditentukan berdasarkan titik Benchmark yang ada pada lokasi
pembangunan, atau sesuai petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas
b. Atas persetujuan Direksi, penentuan titik lainnya dilakukan oleh pemborong
dilapangan dengan alat ukur optik yang sudah ditera kebenarannya dan
harus selalu berpedoman pada titik duga pokok (titik nol).
c. Pemasangan patok dan papan bauwplank boleh menggunakan kayu/papan
kelas III yang diketam rata pada sisi kerjanya.
d. Tinggi bouwplank sama dengan titik nol atau apabila dikehendaki lain harus
dibicarakan dan mendapat persetujuan Direksi.
e. Setelah pemasangan bouwplank harus dilaporkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan selanjutnya dilaksanakan.

Pasal 05
PEKERJAAN TANAH
1. Galian Tanah
a. Sebelum melaksanakan penggalian, posisi galian dan ukuran seperti tertera
dalam gambar sudah dipastikan benar dan harus mendapat persetujuan
Direksi/Pengawas lapangan.
b. Penggalian tanah untuk pondasi dapat dimulai setelah pemasangan
bouwplank dan patok-patok disetujui Direksi/Pengawas Lapangan.
c. Dasar galian harus mencapai tanah keras, dan jika pada galian terdapat
akar-akar kayu, kotoran-kotoran dan bagian-bagian tanah yang longgar
(tidak padat), maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya kemudian
lubang yang terjadi diisi dengan pasir urug lapis demi lapis dan apabila
dimungkinkan dipadatkan dengan menyiram air sampai jenuh, sehingga
mencapai peramukaan yang diinginkan.
d. Urutan kerja penggalian harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan gangguan pada lingkungan tapak/bangunan ataupun
menyebabkan timbulnya genangan air.
e. Untuk mempertahankan kepadatan muka tanah galian, maka lubang yang
sudah siap segera dilanjutkan dengan pemasangan pasir urug dan batu
kosong.
2. Urugan
a. Pengurugan tanah untuk pondasi dilakukan berdasarkan petunjuk Direksi,
dimana macam pekerjaannya tergantung pada bentuk pondasi bangunan.
b. Sebelum dipasang pondasi, galian pondasi dilapis dengan pasir urug
dengan ketebalan seperti keterangan dalam gambar.
c. Setelah pasangan pondasi cukup kuat, atas izin Direksi lubang-lubang
galian dapat diurug kembali.
d. Untuk pasir urugan bawah lantai menggunakan pasir urug yang dipadatkan
mulai atas pondasi hingga bawah lantai.
e. Tanah bekas galian yang berlebihan dapat dipakai untuk meratakan
halaman atau diangkut ke luar halaman atas biaya kontraktor.

Spek. Teknis Pekerjaan Masjid – BAB IV halaman 7


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

f. Pasir yang digunakan seperti yang dijelaskan pada pasal terdahulu (bahan
dasar) .

Pasal 06
PEKERJAAN PONDASI
1. Pasangan Batu Kosong
a. Ukuran ketebalan dan lebar pasangan batu kosong disesuaikan dengan
gambar kerja/detail.
b. Pada bagian sisi/celah pasangan batu kosong diisi dengan pasir urug yang
dipadatkan dengan menyiram air hingga sisi atau celah pasangan batu telah
padat betul.
2. Pekerjaan Pondasi Batu Gunung
a. Pelaksanaan pekerjaan dan syarat bahan yang digunakan harus memenuhi
seperti yang dipersyaratkan dalam pasal terdahulu.
b. Sebelum pemasangan dilaksanakan, kontraktor harus mempelajari letak-
letak jalur pondasi garis peperti dalam gambar.
c. Demikian halnya dengan letak-letak dari saluran yang menembus pasangan
pondasi serta stek-stek besi kolom yang harus disediakan agar pekerjaan
bongkar pasang tidak terjadi.
d. Spesi campuran untuk pondasi batu gunung dipasang dan disusun dengan
rapi sehingga duduk kokoh dengan adukan 1 pc : 4 ps .
e. Pada bagian sisi luar pondasi yang nampak harus diplaster dengan
campuran 1 : 4 ps.
f. Celah-celah yang besar antara pasangan batu pondasi harus diisi dengan
batu pasak atau batu kricak.
g. Bentuk dan ukuran pondasi dan disesuaikan dengan gambar kerja/detail.

Pasal 07
PEKERJAAN BETON
1. Pekerjaan beton bertulang pada pekerjaan sloef, kolom, dan ringbalk.
2. Konstruksi beton bertulang untuk seluruh bagian harus mencapai mutu beton
yang ditentukan.
3. Konstruksi beton dibuat sesuai dengan ukuran-ukuran, termasuk besi
penulangan dan beugel/sengkangyang tertera dalam gambar-gambar rencana
dan detail.
4. Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa sehingga tidak mengalami
perubahan bentuk maupun tempat selama pengecoran berlangsung.
5. Pengadukan beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk Beton Molen,
atau alat lain yang disetujui Direksi.
6. Alat penggetar harus digunakan berdiri 90 derajat, hanya dalam keadaan
khusus diperkenangkan menyentuh tulangan. Penghentian pengecoran hanya
dilakukan pada tempat-tempat yang disetujui Direksi/Pengawas Lapangan di
dalam pola rencana pengecoran.
7. Untuk melaksanakan pekerjaan beton bertulang berlaku ketentuan-ketentuan
dan persyaratan-perysaratan dalam PBI 1971, dan tak ada satu bagian
pekerjaan beton yang dapat di cor tanpa persetujuan Direksi/Pengawas
Lapangan.
8. Adukan beton yang tidak memenuhi syarat-syarat, seperti sudah mengeras
sebagian, tercampur dengan bahan-bahan asing atau terlalu encer tidak boleh
dipergunakan.
9. Bahan
• Penggunaan bahan, seperti dipersyaratkan dalam pasal bahan dasar dan
sesuai syarat-syarat serta aturan-aturan dalam PBI 1971, terdiri dari: Besi
beton, Semen, Pasir beton, krikil/batu pecah dan air kerja.
• Semua bahan dasar dan pekerjaan beton harus mendapatkan persetujuan
Direksi sebelum dilaksanakan.

Spek. Teknis Pekerjaan Masjid – BAB IV halaman 8


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

10. Pekerjaan Maal Beton (Becasting)


a. Becasting harus dibuat dan direncanakan sedemikian rupa sehingga
tidak ada perubahan bentuk yang nyata dan cukup kuat, kaku untuk
menahan getaran dan kejutan gaya yang diterima tanpa perubahan
bentuk selama berlangsungnya pengecoran. Semua becasting harus
dibuat penguat datar dan silang sehingga kemungkinan bergetarnya
(bergeser) becasting selama pelksanaan dapat dihindarkan. Juga harus
cukup rapat untuk menghindarkan keluarnya adukan campuran beton
selama berlangsungnya pengecoran.
b. Kerapihan dan ketelitian pemasangan becasting harus diperhatikan agar
setelah becasting dibongkar/dilepas memberikan bidang-bidang yang
rata.
c. Kayu becasting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum
pengecoran.
d. Penyangga-penyangga harus diberi jarak antara yang dapat mencegah
difleksi bahan-bahan becasting.
e. Seluruh pekerjaan menyangkut pekerjaan becasting harus mengikuti
persyaratan dalam normalisasi NI-2 dan NI-3.
11. Pubrikasi Besi Beton
a. Kontraktor harus mengusahakan agar besi yang dipasang sesuai
diameter yang ada dalam gambar.
b. Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan pergantian ukuran
diameter besi yang terdekat dengan ketentuan :
• Harus ada persetujuan dari Konsultan Pengawas atau Direksi.
• Jumlah besi persatuan panjang atau persatuan yang terpasang
dijamin secara konstruksi dapat menyamai/setara dengan besi yang
dibutuhkan.
12. Toleransi Besi
Diameter, ukuran sisi (jarak antara Variasi dlm berat Toleransi
dua permukaan yang berlawanan yang diperbolehkan diameter
< 0,10 mm ±7% ± 0,4 mm
0,10 mm – 0,15 mm ±5% ± 0,4 mm
0,16 mm – 0,28 mm ±5% ± 0,4 mm

13. Pemasangan Pipa-pipa


Pemasangan pipa-pipa dalam beton tidak boleh sampai merusak kekuatan
konstruksi, untuk itu dipersyaratkan aturan-aturan dalam PBI 1971.
14. Pengangkeran pada kolom beton
Pada semua sambungan-sambungan vertical dari kolom beton dan dinding,
harus diberi batang tulangan, dari baja lunak/besi beton Φ 8 mm panjang 50
cm ujung dibengkokkan yang masing-masing ujungnya saling mengikat pada
bidangnya.
15. Kualitas/Mutu Beton
a. Mutu beton yang dipersyaratkan adalah K-225
b. Spesifikasi campuran:
Untuk pekerjaan beton bertulang menggunakan adukan/takaran 1 pc : 2 ps
: 3 Kr, untuk : sloef, kolom, ringbalok, dan meja beton serta beton lain
yang ditunjukkan dalam gambar.
c. Untuk beton tidak bertulang, beton tumbuk/rabat beton menggunakan
campuran 1 pc : 3 ps : 5 Kr.
d. Untuk menjaga konsistensi (kekentalan) adukan beton, kontraktor
diwajibkan membuat pengujian slump, sesuai ketentuan yang berlaku
(PBI-71). Nilai slump dianjuran antara 8-10 cm.

Spek. Teknis Pekerjaan Masjid – BAB IV halaman 9


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

16. Perawatan Beton


a. Perawatan beton harus memperhatikan pengaruh penguapan yang cepat
dari beton dan dibasahi paling sedikit 10 hari setelah pengecoran. Pada
umur 24 jam harus dijaga dari air hujan yang deras, air mengalir, getaran -
getaran dan sinar matahari.
b. Beton yang sudah dicor pada tempatnya harus dijaga agar selalu lembab
dengan jalan menutup beton dengan karung basah atau menyiram dengan
air secara rutin, hingga beton berumur satu minggu.

Pasal 08
PEKERJAAN DINDING DAN PLASTERAN

1. Pekerjaan Dinding Tembok (Batu Merah)


a. Bahan batu merah yang digunakan seperti yang dipersyaratkan dalam pasal
bahan dasar.
b. Pasangan dinding batu bata adalah pasangan ½ batu.
c. Batu bata/merah sebelum di pasang terlebih dahulu harus direndam dalam
air hingga jenuh.
d. Pasangan dinding bata/merah sebelum di plaster harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu dan siar-siar telah dikeruk sehingga permukaan dinding
terpasang rapi dan memudahkan untuk pekerjaan plasteran.
e. Untuk ketepatan dan kelurusan pasangan tembok/dinding, digunakan alat
waterpass, benang atau alat lain yang disetujui Direksi.
f. Bagian pasangan dinding tembok yang dihubungkan dengan setiap bagian
pekerjaan beton (kolom, balok dll) harus diberi penguat stek-stek besi
beton.
g. Pembuatan perancah tidak boleh menembus tembok.
h. Macam tembok dan jenis spesifikasi campurannya:
1. Pasangan Trasraam 1 pc : 2 ps, pada:
• Seluruh dinding bangunan bagian bawah mulai dari pasangan batu
di atas sloef hingga 50 cm di atas lantai.
• Dinding KM/WC dan semua dinding yang berhubungan langsung
dengan air.
• Pasangan batu bata untuk saluran terbuka.
• Bagian-bagian dinding seperti yang dijelaskan dalam gambar kerja.
2. Pasangan dinding 1 pc ; 4 ps, untuk semua pasangan dinding selain
pasangan tembok tersebut di atas.
2. Pekerjaan Plasteran dan Aus PC Licin
a. Pekerjaan plasteran untuk semua bidang dinding tembok eksterior
bangunan, dimana terdapat pekerjaan pasangan dinding. Sebelum
melaksanakan pekerjaan pelasteran, bidang dinding yang akan diplaster
harus dibasahi terlebih dahulu dan dipastikan bahwa permukaan dinding
tersebut telah rata.
b. Untuk mendapatkan hasil plasteran yang lurus dan rata, diharuskan
menggunakan alat waterpass, benang atau alat lain atas anjuran Direksi.
c. Jenis spesifikasi campuran plasteran dan aus pc licin sebagai berikut:
1. Plasteran Trasram 1 pc : 2 ps, pada:
• Seluruh dinding bangunan bagian bawah mulai dari pasangan batu
di atas sloef hingga 50 cm di atas lantai.
• Dinding KM/WC dan semua dinding yang berhubungan langsung
dengan air.
• Pasangan batu bata untuk saluran terbuka.
• Bagian-bagian dinding yang telah dijelaskan dlam gambar kerja.
2. Plasteran 1 pc : 4 ps, pada semua pekerjaan plasteran dinding tembok
selain yang tersebut di atas.
3. Aus Pc Licin, pada :
• Dinding plasteran

Spek. Teknis Pekerjaan Masjid – BAB IV halaman 10


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

• Nat plin
• Neut kosen
• Semua permukaan pasangan saluran terbuka.

Pasal 09
PEKERJAAN LANTAI
1. Penjelasan Umum
a. Sebelum pemasangan lantai dilaksanakan sudah dipastikan kepadatan
pasir alas bawah lantai sudah benar-benar bersih, serta semua saluran
bawah lantai sudah terpasang.
b. Pemakaian bahan lantai dan ubin untuk setiap bagian pekerjaan harus
dalam produksi yang sama.
c. Pemasangan saluran ubin harus rata air.
d. Adukan terisi padat serta lot, siku dan waterpassnya baik.
e. Tebal siar harus kontinyu sehingga setiap perpotongan siar membentuk
garis lurus dan saling tegak lurus sesamanya.
f. Untuk alas lantai keramik menggunakan lantai rabat beton tebal 7 cm.
2. Lantai Tegel/Ubin
a. Semua lantai ruangan lantai 01 dan 02 menggunakan Granit/Homogeneus
Tile ukuran 60 x 60 cm motif pholished
b. Untuk teras menggunakan lantai keramik produk Asia Tile atau setara
dengan ukuran 40 x 40 cm motif rock/kasar.
c. Semua lantai Km/WC menggunakan lantai Granit/Homogeneus Tile ukuran
dengan ukuran 40 x 40 cm (motif kasar) serta dinding menggunakan
Granit/Homogeneus Tile ukuran ukuran 40 x 40 cm.
d. Pasangan Plint untuk interior bangunan menggunakan
Granit/Homogeneus Tile ukuran 10 x 60 cm. Sedangkan untuk di teras dan
selasar menggunakan plint keramik produk Asia Tile atau setara dengan
ukuran 10 x 40 cm.
e. Adukan untuk pasangan lantai dan dinding keramik menggunakan
campuran 1 Pc : 3 Ps.
f. Setelah pemasangan keramik, nat-nat tegel diisi dengan pasta semen
warna sama dengan warna keramik dan sebelum pasta semen mengering
dipermukaan lantai dibersihkan sampai tidak ada noda semen pada lantai.

Pasal 10
PEKERJAAN KAYU
1. Bahan kayu yang digunakan harus memenuhi persyaratan bahan seperti yang
dijelaskan dalam pasal terdahulu (bahan dasar).
2. Jenis dan Penggunaan kayu.
a. Jenis kayu
Jenis kayu yang digunakan adalah jenis kayu (balok/papan) kls I lokal
sejenis kayu Lasi atau setara dan kls II sejenis Meranti atau setara dengan
kualitas terbaik.
b. Penggunaan
• Kayu kelas 1 untuk:
- Kosen pintu dan jendela
- Daun jendela panel kaca
- Daun pintu panil
- Rangka daun pintu
• Kayu kelas 2 untuk:
- Maal Beton (Becasting)
3. Jenis dan Kelengkapan
a. Ukuran-ukuran mutlak mengikuti ukuran dalam gambar rencana/detail
b. Semua permukaan potongan/sambungan harus dicat meni terlebih dahulu
sebelum di pasang

Spek. Teknis Pekerjaan Masjid – BAB IV halaman 11


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

c. Penggunaan besi, angker, baut, beugel disesuaikan dengan kebutuhan


dalam gambar rencana/detail, atau menurut petunjuk Dirensi
d. Semua pekerjaan kayu yang nampak harus mendapat penyelesaian
finishing cat sesuai dengan spesifikasi pengecatan yang akan dijelaskan
pada pasal selanjutnya

Pasal 11
PEKERJAAN KOSEN/DAUN PINTU DAN JENDELA
1. Pintu dan jendela kayu
a. Sebelum melaksanakan pemasangan kosen-kosen pada tempat-tempat
sesuai gambar rencana, kontraktor harus memperhatikan dengan
seksama kosen-kosen/daun pintu/daun jendela yang harus di pasang.
b. Sebelum kosen dipasang, agar diperhatikan dengan teliti kembali letak -
letak dan ukuran lubang-lubang pintu maupun jendela serta type-type
kosen yang akan dipasang, dan sudah harus lengkap dengan angkeratau
dok kosen yang jumlahnya disesuaikan gambar rencana.
c. Pemborong harus memperhatikan dan menjaga agar bidang-bidang kayu
terlihat tidak boleh ada lubang-lubang paku bekas penyetelan penunjang
atau penipu
d. Daun Pintu multipleks tebal 3,5 mm lapis sungkai, mengunakan rangka
kayu kelas 1 dengan ukuran serta bentuk sesuai petunjuk gambar
rencana/detail.
e. List-list kaca disesuaikan dengan petunjuk gambar rencana/detail
f. Semua permukaan kayu yang mendapat finisihing pengecetan harus
terlebih dahulu di cat meni.
2. Kaca
a. Kaca yang digunakan kaca ryben tebal 5 mm sesuai dengan ukuran dan
bentuk dalam gambar.
b. Kaca harus terpasang dengan kokoh pada tempatnya dan tidak goyah.

Pasal 12
PEKERJAAN KUSEN/DAUN PINTU JENDELA
DAN KACA ALUMUNIUM
1. Pintu dan jendela alumunium
c. Semua bagian pekerjaan pintu dan jendela alumunium warna baik
material, design, ukuran, ketebalan harus sesuai dengan gambar rencana.
d. Material yang digunakan harus alumunium paduan untuk keperluan
arsitektur dengan Alloy 6063 – temper & 5 setaraf produk Alexindo atau
Alcomexindo.
e. Finishing permukaan alumunium harus menpunyai ketebalan anodice 18
micron dengan toleransi 2 micron, yang diproses berdasarkan teknik
pewarna analog dan harus memberikan jaminan ketahanan warna secara
tertulis selama 20 tahun (dinyatakan dalam surat garansi).
f. Ukuran profile disesuaikan dengan gambar rencana dengan ketebalan
minimum 1,8 mm kecuali bagian-bagian yang tidak mempengaruhi
kekuatan dari pintu dan jendela.
3. Kaca
a. Kaca yang digunakan kaca ryben/polos tebal 5 mm sesuai dengan ukuran
dan bentuk dalam gambar.
b. Tidak diperkenangkan adanya kontak langsung antara kaca dan
aluminium. Pada pinggir-pinggir kaca harus dilapisi bahan mastic atau
sealant yang elastic dan kedap udara.
c. Kaca harus terpasang dengan kokoh pada tempatnya dan tidak goyah.

Spek. Teknis Pekerjaan Masjid – BAB IV halaman 12


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

Pasal 13
PEKERJAAN KUNCI DAN PENGGANTUNGAN
1. Kuncu-kunci
a. Semua contoh-contoh kunci dan penggantungan harus mendapat
persetujuan Direksi sebelum pemasangan dilaksanakan
b. Kunci-kunci dan penggantungan harus dilengkapi dan dipasang dengan
menggunakan sekrup sesuai dengan ukuran lubangnya, tidak
diperkenankan menggunakan paku
c. Semua kunci-kunci dan penggantungan produksi dalam Negeri kualitas
baik tidak cacat dan macet.
d. Kunci tanam daun pintu memakai kunci berkwalitas baik setaraf dengan
merek SES 1 Kali putar.
e. Semua kunci-kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun
pintu. Dipasang setinggi 90 cm di atas lantai, atau sesuai petunjuk Direksi.
2. Grendel
a. Setiap daun pintu dilengkapi dengan grendel.
b. Masing-masing daun jendela dipasang grendel tanam kecil
c. Pemasangan grendel harus dilaksanakan dengan persetujuan pengawas,
terutama menyangkut letak/posisi grendel
d. Pemasangan grendel jendela harus dilaksanakan dengan rapih dan tidak
merusak/mengakibatkan cacat pada daun jendela atau ambang kuseng.
3. Hak angin/Kait-kait
a. Setiap daun jendela dipasang sepasang hak angin/kait-kait
b. Hak angin/kait-kait dipasang masing-masing pada sisi dalam daun
jendela yang dilengkapi tumpuan kaitan pada ambang koseng.

Pasal 14
PEKERJAAN PLAFOND
1. Rangka plafon
a. Rangka plafon menggunakan Besi hollow galvanis 4/4 dan 2/4 dipasang
per 61 cm.
b. Rangka plafon menggunakan penggantung Besi hollow galvanis 4/4 atau
kawat suspense yang dipasang pada tempat-tempat/jarak tertentu yang
digantung pada rangka atap.
2. Bahan Plafon
a. Bahan plafon menggunakan bahan Kalsiboard tebal 3,5 mm untuk
eksterior dan interior.
b. Sebelum pemasangan bahan plafon terlebih dahulu di cat dasar yang
rata.
3. Teknis Kelengkapan
a. Pemasangan plafon harus rata/tidak terjadi lendutan, dan sebelum
memasang penutup plafon harus sudah dipastikan semua pekerjaan
instalasi listrik yang seharusnya berada di atas plafon sudah
selesai/rampung.

Pasal 15
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
1. Atap pada bangunan ini semuanya menggunakan rangka baja profil IWF yang
dikerjakan oleh tenaga yang bersertifikat dan berpengalaman dalam pekerjaan
tersebut. Persyaratan harus sesuai dengan SNI kecuali di tentukan lain dalam
gambar rencana.
2. Sebelum dilaksanakan pemasangan, penyedia jasa wajib memberikan
”sertifikat test” kepada pengawas mengenai bahan rangka baja profil IWF dari
produsen.
3. Bila tidak ada sertifikat itu penyedia jasa harus melakukan pengujian atas
bahan tersebut di laboratorium dan hasilnya diserahkan kepada pengawas
secepatnya.

Spek. Teknis Pekerjaan Masjid – BAB IV halaman 13


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

4. Mutu dan kwalitas rangka atap baja profil IWF harus sesuai dengan standar
dan dikerjakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman serta Direksi berhak
untuk menolak/memberhentikan tenaga kerja yang tidak berpengalaman dalam
pekerjaan tersebut.
5. Semua besi profil harus di Cat Zincromate.
6. Penyedia jasa harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan
teknis operated dari pembuat sebagai informasi bagi konsultan pengawas.
7. Rangka atap dibuat dari Rangka Atap Baja profil IWF, dan Gording Besi C .
125.50.20.2,3, Fin. Cat Zincromate.
8. Bahan penutup atap menggunakan Spandek Zincalume 0.4 mm dan Nok
Zincalume 0.4 mm.
9. Tumpuan kaki kuda-kuda harus diikat pada besi kolom dengan menekuk besi
tersebut pada balok tarik ataupun diperkuat dengan mour beugel yang sudah
tertanam sebelumnya pada kolom atau ring balk.
10. Sistem pengangkutan, penyimpanan, dan pemasangan harus sesuai dengan
ketentuan yang dikeluarkan oleh pabriknya.
11. Pemasangan harus rapi dan rapat sehingga terhindar dari kebocoran akibat
kesalahan pemasangan.

Pasal 16
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Bahan
a. Pengertian cat meliputi /termasuk emulsi , enamel, vernis, sealer, cement
emulsion filler dan pelapis-pelapis lain yang dipakai sebagai cat dasar,
cat perantara, cat ahir.
b. Semua cat yang akan dipakai harus mendapat persetujuan Direksi.
Untuk cat tembok bagian dalam dan bangunan menggunakan cat
Mowilex atau setara. Cat kayu/besi sejenis Avian atau setara, dan cat
plafon sejenis Metrolite atau setara.
c. Plamour dan dempul untuk pekerjaan cat tembok yang digunakan adalah
A Plus atau setara.
d. Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik yang sama dengan
yang diencerkan.
2. Jenis pekerjaan
a. Mengecat dengan cat tembok semua bidang dinding eksterior/interior
yang nampak ,sesuai petunjuk gambar.
b. Mengecat dengan cat besi mengkilat semua railing tangga dan balkon.
c. Memeni semua sambungan permukaan bidang besi yang tertanam dan
berhubungan langsung dengan tembok ,
d. Mengecat dengan cat tembok bagian permukaan plafon.
3. Cara Pelaksanaan
a. Cat Tembok
• Yang termasuk pekerjaan cat tembok/dinding adalah pengecatan
seluruh permukaan plasteran bangunan yang telah diaci dan diplam our
atau bagian-bagian lain yang ditentukan dalam gambar.
• Permukaan plasteran yang telah rata diaci dengan pasta seperti yang
telah ditentukan dandilanjutkan dengan pekerjaan plamour dengan
menggunakan alat seperti pisau plamour dari plat baja tipis.
• Lapisan plamour dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang rata
dan halus.
• Setelah permukaan dinding diflmour dan disaksikan tidak ada lagi
permukaan yang bergelombang, retak dan retak-retak rambut,
permukaan dinding sudah halus dibersihkan untuk selanjutnya
dilakukan pekerjaan pengecatan.
• Pengecatan dilakukan dengan tiga kali lapisan yang menggunakan alat
seperti Roller, kuas, atau cara lain yang di anjurkan direksi.
b. Cat Plafond

Spek. Teknis Pekerjaan Masjid – BAB IV halaman 14


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

• Pengecatan plafon diulang sebanyak tiga kali sampai rata dan tidak
belang .
• Untuk memudahkan pelaksanaan pengecatan plafon, dapat
dilaksanakan pengecatan pertama sebelum pemasangan bahan plafon
yang dilanjutkan dengan pengecatan berikutnya pada saat bahan plafon
sudah dipasang.

Pasal 17
PEKERJAAN DINDING & ATAP ORNAMEN PANEL GRC
1. Pekerjaan ini meliputi pembuatan dinding dan atap GRC dengan Rangka
penguat dari besi siku 50.50.5 atau Besi Kanal U 100.50.2,7 mm, serta dinding
dan atap GRC yang digunakan dengan ketebalan 10 mm, termasuk dengan
penyediaan bahan-bahan, teknis pemasangan dan semua pekerjaan
pembuatan seperti yang tertera pada gambar.
2. Bahan material yang digunakan adalah panel GRC yang telah dicetak
sebelumnya dengan rangka pengisi besi tulangan serta bahan-bahan
pendukung lainnya. Ukuran sesuai dengan gambar.
3. Dalam pelaksanaan pekerjaan dinding dan atap GRC ini setiap sambungan
rangka dibuat dengan rapi/baik.
4. Cara Pelaksanaan pemasangan dinding dan atap GRC antara lain:
a. Persiapkan panel-panel GRC yang akan dipasang.
b. Persiapkan perlengkapan yang akan digunakan untuk memasang panel GRC.
• Chain block atau kerekan yang dilengkapi tali tambang. Pemasangan alat ini
diusahakan bersifat portabel/ mudah untuk dipindahkan.
• Scaffolding. Alat bantu ini disusun sedemikian rupa dengan estimasi jarak
yang tidak mengganggu proses pemasangan GRC, yaitu sekira 50 cm dari
tempat pemasangan.
• Electric drill (jika dibutuhkan) untuk mengunci mur baut sebagai penguat mur
saat pemasangan rangka besi atau pun panel GRC.
c. Setelah perlengkapan sudah dipersiapkan, pastikan sekali lagi bahwa panel-
panel GRC yang akan dipasang sudah tepat posisi (tidak salah penempatan).
d. Panel GRC dinaikkan/ diangkat/ ditempatkan sesuai posisi yang diinginkan
dengan menggunakan kerekan dan bantuan tali tambang untuk menghindari
benturan dengan bangunan atua benda lain.
e. Setelah panel GRC sudah ditempatkan di posisi yang tepat, pasangan bisa
disipat menggunakan bantuan lot gantung untuk memastikan tingkat lurus dan
tidaknya panel GRC. Jika sudah jelas lurus dan tidak ada masalah, maka panel
GRC bisa dikancing dengan sistem pengelasan panel ke dinding tumpuan.
f. Setelah lurus dan selesai melakukan pengelasan (baca: panel sudah terpasang),
proses terakhir adalah melakukan pekerjaan finishing. Proses ini dilakukan untuk
memperbaiki panel GRC yang cacat akibat benturan atau pemakaian bahan
penutup flexible joint antar panel. Bahan-bahan yang bisa dipakai pada
proses finishing adalah adonan dari serabut fiber, lem, dan semen yang dicampur
dengan air secukupnya untuk memperhalus bagian-bagian cacat yang dimaksud.

Pasal 18
PEKERJAAN WATERPROFING MEMBARAN BAKAR

1. Bahan
Untuk pelat dan daerah basah lainnya seperti toilet dan sebagainya
menggunakan lembaran (membrane bakar) dari Produk Bituline pp-300 3 mm,
atau sejenisnya yang setara.
2. Cara Pelaksanaan

Spek. Teknis Pekerjaan Masjid – BAB IV halaman 15


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

• Persiapan permukaan yang dilapis waterproofing lantai beton harus


bebas dari kotoran yang melekat seperti bitumen, oli, bercak-bercak cat,
lemak dan lain-lain.
• Lapisan dasar primer untuk meratakan permukaan lantai beton
dan membuat kemiringan dengan screeding beton campuran 1 : 2
ditambahkan 0,5 kg/m2 dengan semen slurry bonding agent lain yang
setara. Kemiringan screeding beton sekurang- kurangnya 2%,
selanjutnya Kontraktor melapor Pengawas Lapangan untuk mendapat
persetujuan.
• Seluruh lapisan waterproofing, jika tidak ditentukan lain harus pula
menutupi kaki-kaki bidang-bidang tegak sampai ketinggian permukaan air
(minimal 30 cm). Pertemuan bidang horizontal dan vertikal harus
dipasang polyster mesh. Disekeliling pipa-pipa pembuang harus dibobok
untuk kemudian diisi dengan semen non shrink.
• Aplikasi pemasangan oleh tenaga ahli dan persyaratan dari produsen :
• Campuran waterproofing adalah semen slurry 3 kg/m2 dicampur dengan
bonding agen (additive) sehingga mencapai ketebalan minimum 3 mm.
• Waterproofing membrane bakar dilaksanakan pada pekerjaan beton
daerah terbuka yang besinggungan dengan air seperti atap dak beton
dan dilapisi Secret Finising Akhir.
• Pada pekerjaan beton yang bersinggungan dengan air dan digunakan
untuk lalu lintas manusia, water proofing yang digunakan harus
memiliki campuran butiran berbatu keras.
• Untuk semua waterproofing yang terpasang harus diadakan uji
coba terhadap kebocoran selama 24 jam atau hingga dapat dipastikan
tidak terdapat bukti adanya kebocoran.
• Pekerjaan waterproofing harus mendapat sertifikat pemeliharaan cuma-
cuma selama 2 (dua) tahun.
• Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang
berpengalaman dan sesuai dengan "metode pelaksanaan" berdasarkan
spesifikasi pabrik.
• Khusus untuk bahan water proofing yang dipasang di tempat yang
berhubungan langsung dengan matahari tetapi tidak mempunyai lapis
pelindung terhadap ultra violet maka di atasnya harus diberi lapisan
pelindung sesuai gambar pelaksanaan, atau petunjuk pengawas,
dimana lapisan ini dapat berupa screed maupun material finishing
lainnya.

Pasal 19
PEKERJAAN RAILING TANGGA DAN BALKON
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua macam railing besi
serta bahan-bahan lain sesuai gambar-gambar dan persyaratannya.
2. Bahan material yang digunakan adalah besi hollow 4 x 4 cm dan 2 x 4 xm dan
bahan-bahan pendukung lainnya.
3. Dalam pelaksanaan pekerjaan railing ini, setiap sambungan dilas dengan
rapi/baik kemudian didempul serta dicat.

Pasal 20
PEKERJAAN MEKANIKAL & ELETRIKAL
1. Pekerjaan Mekanikal
a. Lingkup pekerjaan
• Sistem Pemipaan Air Bersih
• Sistem Pembuangan Air Kotor dan Air Bekas
• Sistem Pembuangan Air Hujan
• Perlengkapan-perlengkapan lain.

Spek. Teknis Pekerjaan Masjid – BAB IV halaman 16


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

b. Material
• Pipa Air bersih menggunakan pipa PVC class AW merk “MASPION”
atau setara.
• Pipa-pipa air kotor mengggunakan dari pipa PVC class AW merk
“MASPION” atau setara.
• Semua floor drain yang dipasang pada lantai dengan lapisan water
Proofing harus dibuat dengan konstruksi sedemikian rupa sehingga
dapat mencegah perembesan air sepanjang pipanya sendiri.
• Pipa-pipa dan fittings untuk vent dari pipa PVC class AW merk
“MASPION” atau setara.
c. Fitting
• Semua sambungan yang menghubungkan pipa-pipa dengan luas
penampang yang berbeda harus digunakan “reducing” atau “increasing”
• Sedapat mungkin harus digunakan belokan-belokan dengan long radius.
Belokan-belokan dari jenis ‘short radius” hanya boleh digunakan apabila
kondisi tempat tidak memungkinkan penggunaan jenis long radius, dan
kontraktor harus memberitahukan kepada Pengawas.
• Fitting atau alat-alat yang menimbulkan tahanan aliran-lairan yang tidak
wajar tidak boleh digunakan.
d. Closed duduk setara dengan produk TOTO dengan asesoris.
e. Semua floor drain terbuat dari plat berlubang-lubang dan dilapisi dengan
chrome, dilengkapi dengan water trap merk produk Toto atau setara.
f. Kran-kran air dan jet washer dalam toilet menggunakan produk Toto atau
setara.
g. Pelaksanaan dan pemasangan
1) Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi plumbing, kontraktor
diwajibkan membuat gambar kerja yang diperlukan dan disetujui oleh
Pengawas Lapangan.
2) Gambar-gambar tersebut meliputi :
• Penembusan pipa/sleeves pada pondasi, plat beton dan lain-lain.
• Detail pemasangan setiap sanitary fixtures.
• Penggambaran jalur-jalur pipa air bersih dan pipa air kotor lengkap
dengan hanger/support.
3) Pembersihan dan Pengecatan
• Semua bagian pipa terlindung dinding harus bebas dari lemak dan
kotoran-kotoran lainnya.
• Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau
finishing arsitektural atau timbulnya kerusakan lainnya yang
semuanya atas kelalaian kontraktor karena tidak membersihkan
sistem pemipaan dengan baik, maka semua perbaikan adalah
menjadi tanggung jawab kontraktor.
• Penggantung/penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya
harus dilapisi dengan pencegah karat.
• Harus dilakukan pengujian untuk menghindari kegagalan sistem
instalasi, dan bila ternyata terjadi kegagalan maka kontraktor harus
mengganti bagian yang rusak/gagal tersebut sampai memuaskan
Pengawas lapangan. Bahan yang rusak/gagal harus diganti dengan
bahan yang baru.
2. Pekerjaan Elektrikal
a. Lingkup Pekerjaan
Seluruh pekerjaan listrik dalam proyek ini meliputi:
• Pengadaan dan pemasangan lampu penerangan baik di dalam
bangunan maupun di luar bangunan, termasuk perkawatan, titik nyala,
armature sampai panel-panel penerangan.
• Pengadaan dan pemasangan stop kontak termasuk perkawatan dan
panel-panel.

Spek. Teknis Pekerjaan Masjid – BAB IV halaman 17


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

• Pengujian dan pengesahan seluruh instalasi listrik.


• Pekerjaan dianggap selesai apabila:
- Semua system yang dipasang sesuai dengan rencana
- Ada surat pengesahan/sertifikat hasil tes dari PLN setempat
- Setelah pekerjaan selesai, instlatur harus membuat 3 (tiga) lembar
revisi (as build drawing).
b. Standar dan Referensi
Standar dan referensi yang digunakan di sini adalah sesuai dengan
standar :
- Peraturan Umum Instalasi Listrik Tahun 1987 (PUIL)
- Peraturan Menteri Pekerja Umum dan tenaga Listrik No.
023/PRT/1978 Tentang Peraturan Instalasi Listrik (PIL)
- Peraturan Menteri Pekerja Umum dan Tenaga Listrik No.
024/PRT/1978 Tentang Syarat-syarat Penyambungan Listrik (SPL)
- AVE Belanda
- VDE Jerman
- British Standard Associates
- USA Standard
- JIS Japan Standard
c. Teknik Instalasi
Instalasi Kabel
• Bahan :
Kabel dengan merek Eterna atau setara dengan kerangka kabel
yang sudah diakui oleh PLN melalui LMK. Jenis kabel yang
digunakan sejenis kabel TWIZ, NYY dan NYM.
• Pelaksanaan
- Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain
seperti karet, PVC, asbes, glass, tape sintetis dll, harus dari
tipe yang disetujui untuk: penggunaan, lokasi voltage yang
tertentu dan harus dipasang memakai cara yang disetujui
menurut anjuran dialer atau manufacture.
- Kabel-habel harus disambung sesuai dengan warna-warna
atau namanya masing-masing.
- Untuk instalasi penerangan di daerah tanpa menggunakan
ceiling gantung, maka seluruh pengan tar (conduit) ditanam
dalam beton dan untuk instalasi yang berada di atas ceiling
menggunakan rol isolator.
- Semua armatur lampu dan komponennya dipasang sesuai
dalam gambar rencana dan atas persetujuan Direksi/Konsultan
Pengawas.
- Pemasangan instalasi listrik harus diserahkan kepada tenaga
instalatur yang cukup ahli dan mendapat persetujuan
Direksi/Pengawas. Dalam hal ini Penyedia Jasa tetap
bertanggung jawab sepenuhnya terhadap hasil pekerjaannya.

Instalasi Sakelar dan Stop Kontak (Outlet)


• Saklar-saklar:
Saklar yang digunakan adalah setara Broco/Panasonic/Clipsal dan
yang harus dari jenis rocker mekanisme dengan ranting 5A-10A, 250
V sakelar dipasang inbouw pada dinding tembok dengan ketinggian
140 cm di atas lantai. Saklar-saklar tersebut harus dipasang dalam
kotak dan ring, dengan penyetelan yang standar dilengkapi dengan
penutup persegi. Sambungan-sambungannya diperbolehkan antara
kotak-kotak yang berdekatan.
• Stop Kontak
Stop kontak yang digunkanan setara Broco/Panasonic/Clipsal dan
harus dengan type yang memakai carthing contact dengan ranting 10

Spek. Teknis Pekerjaan Masjid – BAB IV halaman 18


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

A, 250 V, AC. Semua pasangan stop kontak dengan tegangan kerja


220 V harus diberi saluran ke tanah (grounding) pasangan stop
kontak pada dinding atau landasan-landasan yang telah ditentukan
disesuaikan dengan detail-detail pada gambar kerja.
• Fixture/Armatur penerangan:
- Type lampu LED 7 Watt setara Philips
- Type lampu LED 12 Watt setara Philips
- Lampu Plafond Hias 40 Watt (LED) Ex. Philips
- Lampu Baret 20 watt + Fitting (LED) Ex. Philips
- Lampu T5-120 (13 Watt) Drop Ceiling Plafond LED Ex. Philips
• Exhaust Fan:
- Selain sistem instalasi vent yang ada pada pekerjaan
plumbing, juga dilengkapi dengan exhaust fan yang tempatnya
pada ditentukan pada gambar.
- Exhaust fan yang akan dipergunakan dapat dilihat type, ukuran
dan kapasitas pada gambar. Adapun mereknya setara dengan
National, Phanasonic.
• Rak Kabel/kabel Tray.
- Rak kabel yang digunakan untuk menyanggqa kabel-kabel daya
kabel instalasi daya, penerangan serta kabel instalasi arus
lemah.
- Tray Kabel Instalasi Listrik uk. 200x100 mm Tipe C Elektro
Galvanized.
- Penggantung rak kabel dipasang pada plat beton dengan
anchor bolt dan harus kuat untuk menyangga rak kabel beserta
isiannya serta harus tahan pula menahan gangguan-gangguan
mekanis
- Rak kabel harus mempunyai penggantung yang dapat diatur
(adjustable) yang terbuat
- dari bahan besi.
3. Lain-lain
a. Commisioning dan Testing
- Penyedia Jasa pekerjaan instalasi harus melakukan semua testing dan
pengukuran-pengukuran yang dianggap perlu untuk
memeriksa/mengetahui seluruh instalasi telah dapat berfungsi dengan
baik dan memenuhi semua persyaratan.
- Semua tenaga, bahan dan perlengkapannya yang perlu untuk testing
tersebut merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa. Termasuk peralatan
khusus yang perlu untuk testing seluruh sistem ini, seperti dianjurkan
oleh pabrik, harus disediakan oleh Penyedia Jasa.
- Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas dalam 3
(tiga) rangkap dokumen-dokumen mengenai hal-hal sebagai berikut:
1) Hasil Pengetesan kabel-kabel
2) Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi.
3) Hasil pengetesan semua persyaratan operasi dan instalasi.
4) Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain.
b. Garansi dan Pemeliharaan
- Peralatan-peralatan instalasi ini harus digaransi selama 1 (satu) tahun
terhitung saat penyerahan pertama.
- Pekerjaan baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti-bukti hasil
pemeriksaan baik yang ditanda-tangani bersama oleh Penyedia Jasa
serta persetujuan Konsultan Pengawas serta jika perlu disahkan oleh
Instansi yang berwenang.
- Jika dalam masa pemeliharaan instalasi tidak melaksanakan teguran-
teguran atau perbaikan-perbaikan / penggantian, maka Konsultan
Pengawas berhak menyerahkan pekerjaan perbaikan/kekurangan

Spek. Teknis Pekerjaan Masjid – BAB IV halaman 19


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

tersebut kepada pihak lain.


- Selama masa pemeliharaan pekerjaan ini Penyedia Jasa harus
mendidik/melatih karyawan/ petugas dari pemberi tugas. Sehingga
mengenali sistem instalasi dan dapat menjalankan serta melaksanakan
pemeliharaan.
c. Pemeriksaan
Selama masa pemeliharaan ini, pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dan
pemeriksaan rutin dilaksanakan tidak kurang dari 2 (dua) minggu.

Pasal 21
KWALITAS, CORAK, WARNA DAN UKURAN BAHAN

1. Semua bahan yang akan digunakan terlebih dahulu diperiksa dan diteliti oleh
unsur teknis / direksi.
2. Semua bahan yang digunakan harus dimasukkan contohnya.
3. Bahan bahan yang ditolak segera dikeluarkan dari kompleks pekerjaan selambat
lambatnya 2 x 24 jam.
4. Warna / corak akan ditentukan kemudian oleh direksi.

Pasal 22
PEKERJAAN PEMBERSIHAN
1. Pekerjaan pembersihan baik noda-noda yang masih tersisa karena hasil
pekerjaan dalam pembangunan maupun pembersihan halaman harus
dilaksanakan sebagai bagian pekerjaan sampai masa pemeliharaan berakhir.
Dan pelaksanaanya mengikuti petunjuk Direksi.
2. Semua pekerjaan yang terdapat dalam gambar bestek tapi tidak dinyatakan
dalam RKS ini atau sebaliknya akan tetapi menyangkut pekerjaan bangunan
ini, maka wajib pemborong menyelesaikan sesuai petunjuk Direksi

Pasal 23
PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Apabila terdapat perbedaan ukuran atau keterangan antara gambar dengan
dokumen ini, maka yang mengikat adalah gambar, namun perbedaan ini
disampaikan tertulis kepada Direksi/Pengawas.
2. Semua pekerjaan yang terdapat dalam gambar bestek tapi tidak dinyatakan
dalam RKS ini atau sebaliknya akan tetapi menyangkut pekerjaan bangunan ini,
maka Penyedia Jasa wajib menyelesaikan sesuai petunjuk Direksi/Konsultan
Pengawas.
3. Hal-hal yang belum tercantum dalam syarat-syarat teknis ini, akan ditentukan
dalam Surat Perintah Kerja atau Direksi/Pengawas.

Spek. Teknis Pekerjaan Masjid – BAB IV halaman 20


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

BAB V
PEKERJAAN PEMBANGUNAN TOILET UMUM

BAGIAN I
SYARAT - SYARAT UMUM

Pasal 01
KETENTUAN-KETENTUAN UMUM

1. Jika terdapat perbedaan antara Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini
dengan gambar, maka yang berlaku dan mengikat ialah Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) ini.
2. Jika terdapat perbedaan atau ketidak cocokan antara gambar-gambar rencana,
RKS dengan gambar detail, maka yang berlaku dan mengikat ialah gambar -
gambar detail.
3. Untuk hal-hal yang tersebut pada ayat 1 dan 2 pada pasal ini saling
bertentangan, kontraktor diwajibkan berkonsultasi dengan direksi.

Pasal 02
SYARAT-SYARAT DAN PERATURAN-PERATURAN

1. Pekerjaan yang dilaksanakan harus mengikuti dan sesuai dengan:


a. Syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalam Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini serta gambar-gambar terlampir.
b. Berita Acara Penjelasan (Aanwijzing) yang merupakan bagian dari RKS ini.
c. Petunjuk-petunjuk yang diberikan secara tertulis oleh Direksi pada waktu
pelaksanaan pekerjaan berlangsung, ataupun oleh Dinas Pekerjaan Umum
setempat.
2. Untuk pekerjaan ini, kecuali bila ketentuan lain dalam RKS ini, berlaku dan
mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini termasuk segala perubahan dan
tambahannya:
a. Keppres No. 16 Tahun 2018 dengan lampiran-lampirannya
b. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 : NI - 2
c. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 : NI - 5
d. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972 : NI – 8
e. Semen Portland harus memenuhi NI - 8, SII 0013 - 81 dan ASTM C 1500 –
78 A.
f. Pengendalian seluruh pekerjaan beton ini harus sesuai dengan
persyaratan : PBI 1971 (NI-2) PUBI 1982 dan (NI - 8).
g. Standar dari bahan waterproofing mengikuti prosedur yang ditentukan oleh
pabrik dan standar-standar lainnya seperti : NI - 3, ASTM 828, ASTME, TAPP I
803 dan 407.
h. Pengendalian pekerjaan keramik harus sesuai dengan peraturan
ASTM, NI 19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII - 0023 - 81.
i. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai dengan persyaratan dalam
NI-S (PKKI tahun 1961), PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan pada
PUBI 1982 pasal 54 dan NI-4.
j. Pengendalian seluruh pekerjaan cat, harus memenuhi ketentuan-ketentuan
dari pihak yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan pada PUBI 1982
pasal 54 dan NI-4.
k. Bahan cat yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam PUBI 1982 pasal 533, BS NL3900: 1970/1971, AS. K-41. serta
mengikuti ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
l. Spesifikasi Teknis Balitbang PU Tahun 2016
m. Peraturan-peraturan Pemerintah lainnya yang bersangkutan dengan
pekerjaan ini.

Spek. Teknis Pek. Toilet Umum – BAB V halaman 1


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

3. Cara Pemeriksaan Bahan Bangunan


a. Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan.
b. Konsultan Pengawas berwenang menanyakan asal bahan dan kontraktor
wajib memberitahukan.
c. Semua contoh bahan bangunan yang akan digunakan harus diperiksa oleh
konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
d. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh kontraktor di lapangan, tetapi
ditolak pemakaiannya oleh Konsultan Pengawas, maka harus segera
dikeluarkan dari lapangan pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 3 x
24 jam terhitung dari jam penolakan.
e. Apabila Konsultan Pengawas merasa perlu meneliti suatu bahan lebih
lanjut, Konsultan Pengawas berhak mengirimkan bahan tersebut peda Balai
Penelitian bahan-bahan (laboratorium) yang terdekat untuk diteliti. Biaya
pengiriman dan penelitian menjadi tanggungan kontraktor, apapun hasil
penelitian bahan tersebut.
4. Sarana Bekerja
a. Tenaga kerja/tenaga ahli yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan
yang akan dilaksanakan.
b. Alat-alat bantu seperti beton molen, vibrator, pompa air, pengangkutan dan
peralatan lain yang dipergunakan untuk melancarkan pelaksanaan.
c. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan
yang akan dilaksanakan tepat pada waktunya.

Pasal 03
SITUASI DAN UKURAN
1. Situasi
a. Volume pekerjaan tersebut dalam pasal terdahulu merupakan batasan
minimal yang harus dipenuhi dan dimasukan sebagai garis pelaksanaan
dan pegangan kontraktor.
b. Kontraktor wajib meneliti situasi lapangan, terutama keadaan tanah, sifat
dan luasan pekerjaan serta hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga
penawaran kontraktor.
c. Kelalaian atau kekurang telitian kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan
alasan untuk mengajukan tuntutan.
2. Ukuran
a. Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan
menurut bentuk, ukuran-ukuran dan mutu yang tercamtum dalam rencana
kerja dan syarat-syarat (RKS) pekerjaan ini.
b. Kontraktor berkewajiban mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain dan
segera melaporkan kepada direksi bila mana terdapat ketidak cocokan
ukuran-ukuran di dalam gambar-gambar RKS ini dan tidak diperkenangkan
membetulkan kesalahan-kesalahan ukuran/gambar-gambar sebelum
berkonsultasi dengan Direksi.
c. Apabila terdapat ketidaksesuaian ukuran-ukuran, maka pengukuran
bersama dijadikan patokan.
d. Elevasi titik nol bangunan Toilet Umum ditentukan berdasarkan titik
Benchmark yang ada pada lokasi pembangunan, atau sesuai petunjuk
Direksi/Konsultan Pengawas
e. Titik peil ini harus ditetapkan dengan mengadakan pengukuran Mutual
Chek (MC.0) dan membuat patok permanen yang selama dalam
pelaksanaan tidak boleh bergeser/berubah.
f. Untuk selanjutnya patok permanen tersebut harus menjadi dasar bagi
setiap ukuran dan kedalaman.
g. Atas persetujuan Direksi, penentuan titik lainnya dilakukan oleh
pemborong dilapangan dengan alat ukur optik yang sudah ditera
kebenarannya dan harus selalu berpedoman pada titik duga pokok (titik
nol).

Spek. Teknis Pek. Toilet Umum – BAB V halaman 2


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

h. Pengukuran sudut-sudut 90 derajat atau bukan, hanya boleh dilakukan


dengan alat ukur optik.
i. Pengukuran siku dengan benang secara azas segitiga phytagoras hanya
diperkenangkan untuk bagian-bagian ruang kecil saja.

Pasal 04
PROGRAM PELAKSANAAN

1. Penyedia jasa harus membuat Program Pelaksanaan dalam bentuk Bar-Chard,


dan dalam bentuk Network Planning yang dapat memperlihatkan alur kerja
untuk setiap kegiatan hal-hal sebagai berikut :
a. Jenis kegiatan dan volume.
b. Waktu pelaksanaan.
c. Jumlah dan jenis tenaga kerja, perlatan dan material yang diperlukan.
2. Aktivitas yang diperlihatkan pada Program harus sudah termasuk pelaksanaan
pekerjaan mobilisasi, persiapan, dan lain-lain, serta kelonggaran waktu dengan
adanya libur umum.

Pasal 05
DAERAH KERJA DAN JALAN MASUK

1. Penyedia Jasa akan diberikan daerah kerja untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
2. Penyedia Jasa harus membatasi operasinya di lapangan yang betul-betul
diperlukan untuk pekerjaan tersebut. Tata letak yang meliputi jalan masuk,
lokasi penyimpangan bahan bangunan dan jalur pengangkutan material dibuat
oleh Penyedia Jasa dengan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
3. Penyedia Jasa dan orang-orang yang diberi wewenang olehnya harus selalu bebas
memasuki tempat kerja dan lapangan, termasuk semua bengkel (workshop) dan
tempat-tempat dimana pekerjaan disiapkan atau material diproduksi, perlengkapan
dan mesin-mesin diperoleh untuk digunakan dalam proyek ini dan Penyedia Jasa
harus mengurus semua fasilitas dan bantuan untuk mendapatkan akses memasuki
daerah tersebut.
4. Penyedia Jasa harus mengurusnya sendiri dan mengajukan usulan mengenai
pengadaan fasilitas memasuki daerah-daerah tersebut dengan kerjasama dari
Pejabat Pembuat Komitmen maupun Direksi/Konsultan Pengawas. Tidak ada
fasilitas tambahan yang dapat dilaksanakan tanpa adanya persetujuan dari
Direksi/Konsultan Pengawas.
5. Dalam melaksanakan pekerjaan dan pengangkutan bahan-bahan untuk
keperluan pekerjaan, Penyedia Jasa harus berhati-hati sedemikian sehingga
tidak mengganggu kelancaran lalu-lintas atau menimbulkan kerusakan
terhadap bangunan yang telah ada serta prasarana lainnya. Bila terjadi
kerusakan, Penyedia Jasa berkewajiban untuk memperbaiki atau
menggantinya. Penyedia Jasa juga harus menyediakan rambu-rambu/tanda-
tanda peringatan di sekitar lapangan kerja atau jalan masuk ke lokasi
pekerjaan.

Pasal 06
KONDISI/CUACA

Pekerjaan harus dihentikan apabila cuaca tidak mengijinkan, yang dapat


mengakibatkan penurunan mutu pekerjaan.

Pasal 07
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Pemborong harus menyediakan kotak P3K untuk pertolongan pertama berisi


obat-obatan sesuai peraturan P3K dan palang merah.

Spek. Teknis Pek. Toilet Umum – BAB V halaman 3


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

2. Pemborong harus memenuhi/mentaati peraturan-peratuiran hukum tentang


perawatan para korban dan keluarga.
3. Apabila terjadi kecelakaan terhadap pegawai/buruh ditempat pekerjaan,
pemborong harus segera mengambil tindakan-tindakan penyelamatan korban,
hal mana harus pula dilaporkan kepada Direksi.
4. Pemborong harus senantiasa menyediakan air minum yang bersih dan sudah
dimasak untuk para pekerja.

Spek. Teknis Pek. Toilet Umum – BAB V halaman 4


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

BAGIAN II
SYARAT - SYARAT TEKNIS

Pasal 01
JENIS DAN LINGKUP PEKERJAAN

A. Jenis Pekerjaan
• Kegiatan : Pembangunan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest
Area Sulawesi Selatan di Kabupaten Jeneponto.
• Pekerjaan : Review Perencanaan Pembangunan Toilet Umum Rest Area
Kabupaten Jeneponto.
• Pekerjaan-pekerjaan lain sesuai gambar yang belum disebut disini.
B. Lingkup Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan ini harus dilakukan oleh Penyedia Jasa yang tel ah
berpengalaman dalam pekerjaan sejenis, dengan kapasitas peralatan yang
memadai serta kualitas personil yang melaksanakan pekerjaan yang telah
berpengalaman, sehingga Pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lancar, seperti
yang disyaratkan dalam RKS dan spesifikasi ini.
Lingkup dari pekerjaan ini meliputi semua penyediaan tenaga, peralatan dan
bahan, sehubungan dengan pekerjaan Pembangunan Toilet Umum, sesuai
dengan Gambar RKS, yang secara garis besar meliputi sebagai berikut:
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. PEKERJAAN TANAH
3. PEKERJAAN PONDASI
4. PEKERJAAN BETON
5. PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN
6. PEKERJAAN LANTAI
7. PEKERJAAN KAYU
8. PEKERJAAN KUSEN/DAUN PINTU JENDELA DAN KACA
9. PEKERJAAN KUNCI DAN PENGGANTUNGAN
10. PEKERJAAN PLAFOND
11. PEKERJAAN PENGECATAN
12. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
13. PEKERJAAN PEMBERSIHAN
14. PEKERJAAN LAIN-LAIN
C. Lokasi
Lokasi pekerjaan berada di Lingkungan Borong Untia Desa Karama Kelurahan
Benteng Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan .

Pasal 02
BAHAN-BAHAN DASAR BANGUNAN
1. Semen Portland
a. Memenuhi persyaratan-persyaratan SII dan NI-8
b. Yang digunakan harus terdiri dengan satu jenis merek dari mutu yang baik
dan atas persetujuan Direksi.
c. Penyimpanan semen harus ditempat yang kering dengan lantai terangkat,
bebas pengaruh air dari tanah dan menurut urutan pengiriman. Semen
yang telah rusak karena terlalu lama disimpan, mengeras ataupun
tercampur dengan bahan yang dapat merusak struktur bangunan, tidak
boleh dipakai dan harus disingkirkan dari tempat pekerjaan.
2. Pasir
a. Pasir urugan dan pasir pasangan yang digunakan adalah pasir dari jenis
yang baik serta bersih dan tidak bercampur dengan tanah liat atau
kotoran/bahan organis lainnya.
b. Pasir untuk campuran beton dipakai yang berbutir kasar bersih dari lumpur
dan bahan organis lainnya.

Spek. Teknis Pek. Toilet Umum – BAB V halaman 5


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

3. Cipping/Batu Pecah
a. Cipping/Batu Pecah dapat berupa batu alam atau batu-batuan yang
diperoleh dari pemecahan batu dengan gradasi yang tertentu dan cocok
untuk penggunaan campuran beton, cipping tersebut adalah hasil dari
mesin batu pecah/stone cruiser.
b. Bahan ini harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori, bebas
dari bahan-bahan yang dapat merusak fungsinya terhadap konstruksi.
c. Dalam segala hal, syarat-syarat ini disesuaikan dengan ketentuan dalam
PBI 1971.
4. Batu
a. Batu gunung:
• Bahan untuk batu gunung kecuali dipersyaratkan lain, harus sesuai
dengan PUBB 1977 NI-3.
• Batu gunung yang digunakan berukuran sesuai standar kebutuhan
untuk pondasi dan untk pasangan batu kosong bahwa pondasi,
berstruktur cukup kuat dan awet serta tidak foreus.
• Batu gunung yang berdiameter lebih dari 20 cm harus dipecah dan
yang dalam keadaan bulat tidak dapat dipergunakan.
b. Batu bata
Semua batu bata yang dipergunakan harus berkualitas baik yang
berwarna merata, sisi-sisinya tegak lurus satu sama lain dan rapi serta
mempunyai ukuran/bentuk yang sama pejal dan utuh, matang dalam
pembakaran.
5. Air Kerja
a. Air kerja adalah air yang tidak mengandung minyak asam, alkali, garam -
garam, bahan organis atau bahan lain yang dapat merusak mutu beton,
bersih dan dapat diminum.
b. Selama air dilokasi pekerjaan belum mendapat persetujuan untuk
dipergunakan sebagai air kerja, maka pihak pemborong harus dapat
mengadakan air dari sumber lain yang disetujui.
6. Besi Beton
a. Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai
dengan yang ditentukan dalam SII dan PBI 71.
b. Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari
cacat-cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
c. Dimensi dan ukuran penampang bulat besi beton/baja tulangan harus
sesuai dengan petunjuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi minimal)
seperti yang disyaratkan dalam PBI 1971.
d. Besi beton/baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah
tertulis dari Direksi.
e. Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1
mm dan tidak bersepuh seng.
7. Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri dan Kwalitas
KW 1, serta material yang digunakan harus mendapat persetujuan dari
Direksi.

Pasal 03
PERALATAN
1. Penyedia Jasa harus menyediakan sendiri semua peralatan kerja dalam
jumlah yang cukup sesuai dengan jenis dan volume pekerjaan
2. Disamping peralatan kerja utama, Penyedia Jasa juga harus memyediakan
peralatan kerja bantu yang cocok dan lazim digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, serta jumlahnya cukup

Spek. Teknis Pek. Toilet Umum – BAB V halaman 6


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

Pasal 04
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pekerjaan Pembersihan dan Pembongkaran
Sebagai langkah awal pelaksanaan pekerjaan, kontraktor sudah harus
membersihkan lapangan berupa Penebangan pohon/pembersihan yang harus
tuntas sampai pada akar-akarnya sehingga tidak merusak struktur tanah,
namun jika masih ada pohon atau tanaman yang tdk menggangu perletakan
bangunan harus tetap dipertahankan atau sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas.
2. Pengukuran dan Pemasangan Papan Bouwplank
a. Kontraktor melakukan pengukuran Elevasi titik nol bangunan yang
ditentukan berdasarkan titik Benchmark yang ada pada lokasi
pembangunan, atau sesuai petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas
b. Atas persetujuan Direksi, penentuan titik lainnya dilakukan oleh pemborong
dilapangan dengan alat ukur optik yang sudah ditera kebenarannya dan
harus selalu berpedoman pada titik duga pokok (titik nol).
c. Pemasangan patok dan papan bauwplank boleh menggunakan kayu/papan
kelas III yang diketam rata pada sisi kerjanya.
d. Tinggi bouwplank sama dengan titik nol atau apabila dikehendaki lain harus
dibicarakan dan mendapat persetujuan Direksi.
e. Setelah pemasangan bouwplank harus dilaporkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan selanjutnya dilaksanakan.

Pasal 05
PEKERJAAN TANAH
1. Galian Tanah
a. Sebelum melaksanakan penggalian, posisi galian dan ukuran seperti tertera
dalam gambar sudah dipastikan benar dan harus mendapat persetujuan
Direksi/Pengawas lapangan.
b. Penggalian tanah untuk pondasi dapat dimulai setelah pemasangan
bouwplank dan patok-patok disetujui Direksi/Pengawas Lapangan.
c. Dasar galian harus mencapai tanah keras, dan jika pada galian terdapat
akar-akar kayu, kotoran-kotoran dan bagian-bagian tanah yang longgar
(tidak padat), maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya kemudian
lubang yang terjadi diisi dengan pasir urug lapis demi lapis dan apabila
dimungkinkan dipadatkan dengan menyiram air sampai jenuh, sehingga
mencapai peramukaan yang diinginkan.
d. Urutan kerja penggalian harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan gangguan pada lingkungan tapak/bangunan ataupun
menyebabkan timbulnya genangan air.
e. Untuk mempertahankan kepadatan muka tanah galian, maka lubang yang
sudah siap segera dilanjutkan dengan pemasangan pasir urug dan batu
kosong.
2. Urugan
a. Pengurugan tanah untuk pondasi dilakukan berdasarkan petunjuk Direksi,
dimana macam pekerjaannya tergantung pada bentuk pondasi bangunan.
b. Sebelum dipasang pondasi, galian pondasi dilapis dengan pasir urug
dengan ketebalan seperti keterangan dalam gambar.
c. Setelah pasangan pondasi cukup kuat, atas izin Direksi lubang-lubang
galian dapat diurug kembali.
d. Untuk pasir urugan bawah lantai menggunakan pasir urug yang dipadatkan
mulai atas pondasi hingga bawah lantai.
e. Tanah bekas galian yang berlebihan dapat dipakai untuk meratakan
halaman atau diangkut ke luar halaman atas biaya kontraktor.
f. Pasir yang digunakan seperti yang dijelaskan pada pasal terdahulu (bahan
dasar) .

Spek. Teknis Pek. Toilet Umum – BAB V halaman 7


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

Pasal 06
PEKERJAAN PONDASI
1. Pasangan Batu Kosong
a. Ukuran ketebalan dan lebar pasangan batu kosong disesuaikan dengan
gambar kerja/detail.
b. Pada bagian sisi/celah pasangan batu kosong diisi dengan pasir urug yang
dipadatkan dengan menyiram air hingga sisi atau celah pasangan batu telah
padat betul.
2. Pekerjaan Pondasi Batu Gunung
a. Pelaksanaan pekerjaan dan syarat bahan yang digunakan harus memenuhi
seperti yang dipersyaratkan dalam pasal terdahulu.
b. Sebelum pemasangan dilaksanakan, kontraktor harus mempelajari letak -
letak jalur pondasi garis peperti dalam gambar.
c. Demikian halnya dengan letak-letak dari saluran yang menembus pasangan
pondasi serta stek-stek besi kolom yang harus disediakan agar pekerjaan
bongkar pasang tidak terjadi.
d. Spesi campuran untuk pondasi batu gunung dipasang dan disusun dengan
rapi sehingga duduk kokoh dengan adukan 1 pc : 4 ps .
e. Pada bagian sisi luar pondasi yang nampak harus diplaster dengan
campuran 1 : 4 ps.
f. Celah-celah yang besar antara pasangan batu pondasi harus diisi dengan
batu pasak atau batu kricak.
g. Bentuk dan ukuran pondasi dan disesuaikan dengan gambar kerja/detail.

Pasal 07
PEKERJAAN BETON
1. Pekerjaan beton bertulang pada pekerjaan pondasi palt poer beton, sloef,
kolom, balok dan Plat Atap beton.
2. Konstruksi beton bertulang untuk seluruh bagian harus mencapai mutu beton
yang ditentukan.
3. Konstruksi beton dibuat sesuai dengan ukuran-ukuran, termasuk besi
penulangan dan beugel/sengkangyang tertera dalam gambar-gambar rencana
dan detail.
4. Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa sehingga tidak mengalami
perubahan bentuk maupun tempat selama pengecoran berlangsung.
5. Pengadukan beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk Beton Molen,
atau alat lain yang disetujui Direksi.
6. Alat penggetar harus digunakan berdiri 90 derajat, hanya dalam keadaan
khusus diperkenangkan menyentuh tulangan. Penghentian pengecoran hanya
dilakukan pada tempat-tempat yang disetujui Direksi/Pengawas Lapangan di
dalam pola rencana pengecoran.
7. Untuk melaksanakan pekerjaan beton bertulang berlaku ketentuan-ketentuan
dan persyaratan-perysaratan dalam PBI 1971, dan tak ada satu bagian
pekerjaan beton yang dapat di cor tanpa persetujuan Direksi/Pengawas
Lapangan.
8. Adukan beton yang tidak memenuhi syarat-syarat, seperti sudah mengeras
sebagian, tercampur dengan bahan-bahan asing atau terlalu encer tidak boleh
dipergunakan.
9. Bahan
• Penggunaan bahan, seperti dipersyaratkan dalam pasal bahan dasar dan
sesuai syarat-syarat serta aturan-aturan dalam PBI 1971, terdiri dari: Besi
beton, Semen, Pasir beton, krikil/batu pecah dan air kerja.
• Semua bahan dasar dan pekerjaan beton harus mendapatkan persetujuan
Direksi sebelum dilaksanakan.
10. Pekerjaan Maal Beton (Becasting)
a. Becasting harus dibuat dan direncanakan sedemikian rupa sehingga
tidak ada perubahan bentuk yang nyata dan cukup kuat, kaku untuk
menahan getaran dan kejutan gaya yang diterima tanpa perubahan

Spek. Teknis Pek. Toilet Umum – BAB V halaman 8


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

bentuk selama berlangsungnya pengecoran. Semua becasting harus


dibuat penguat datar dan silang sehingga kemungkinan bergetarnya
(bergeser) becasting selama pelksanaan dapat dihindarkan. Juga harus
cukup rapat untuk menghindarkan keluarnya adukan campuran beton
selama berlangsungnya pengecoran.
b. Kerapihan dan ketelitian pemasangan becasting harus diperhatikan agar
setelah becasting dibongkar/dilepas memberikan bidang-bidang yang
rata.
c. Kayu becasting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum
pengecoran.
d. Penyangga-penyangga harus diberi jarak antara yang dapat mencegah
difleksi bahan-bahan becasting.
e. Seluruh pekerjaan menyangkut pekerjaan becasting harus mengikuti
persyaratan dalam normalisasi NI-2 dan NI-3.
11. Pubrikasi Besi Beton
a. Kontraktor harus mengusahakan agar besi yang dipasang sesuai
diameter yang ada dalam gambar.
b. Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan pergantian ukuran
diameter besi yang terdekat dengan ketentuan :
• Harus ada persetujuan dari Konsultan Pengawas atau Direksi.
• Jumlah besi persatuan panjang atau persatuan yang terpasang
dijamin secara konstruksi dapat menyamai/setara dengan besi yang
dibutuhkan.
12. Toleransi Besi
Diameter, ukuran sisi (jarak antara Variasi dlm berat Toleransi
dua permukaan yang berlawanan yang diperbolehkan diameter
< 0,10 mm ±7% ± 0,4 mm
0,10 mm – 0,15 mm ±5% ± 0,4 mm
0,16 mm – 0,28 mm ±5% ± 0,4 mm

13. Pemasangan Pipa-pipa


Pemasangan pipa-pipa dalam beton tidak boleh sampai merusak kekuatan
konstruksi, untuk itu dipersyaratkan aturan-aturan dalam PBI 1971.
14. Pengangkeran pada kolom beton
Pada semua sambungan-sambungan vertical dari kolom beton dan dinding,
harus diberi batang tulangan, dari baja lunak/besi beton Φ 8 mm panjang 50
cm ujung dibengkokkan yang masing-masing ujungnya saling mengikat pada
bidangnya.
15. Kualitas/Mutu Beton
a. Mutu Beton yang dipesyaratkan adalah K-225
b. Spesifikasi campuran:
Untuk pekerjaan beton bertulang menggunakan adukan/takaran 1 pc : 2 ps
: 3 Kr, untuk : pondasi, sloef, kolom, ringbalok, dan meja beton, plat atap
beton serta beton lain yang ditunjukkan dalam gambar.
c. Untuk beton tidak bertulang, beton tumbuk/rabat beton menggunakan
campuran 1 pc : 3 ps : 5 Kr.
d. Untuk menjaga konsistensi (kekentalan) adukan beton, kontraktor
diwajibkan membuat pengujian slump, sesuai ketentuan yang berlaku
(PBI-71). Nilai slump dianjuran antara 8-10 cm.
16. Perawatan Beton
a. Perawatan beton harus memperhatikan pengaruh penguapan yang cepat
dari beton dan dibasahi paling sedikit 10 hari setelah pengecoran. Pada
umur 24 jam harus dijaga dari air hujan yang deras, air mengalir, getaran -
getaran dan sinar matahari.

Spek. Teknis Pek. Toilet Umum – BAB V halaman 9


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

b. Beton yang sudah dicor pada tempatnya harus dijaga agar selalu lembab
dengan jalan menutup beton dengan karung basah atau menyiram dengan
air secara rutin, hingga beton berumur satu minggu.

Pasal 08
PEKERJAAN DINDING DAN PLASTERAN

1. Pekerjaan Dinding Tembok (Batu Merah)


a. Bahan batu merah yang digunakan seperti yang dipersyaratkan dalam pasal
bahan dasar.
b. Pasangan dinding batu bata adalah pasangan ½ batu.
c. Batu bata/merah sebelum di pasang terlebih dahulu harus direndam dalam
air hingga jenuh.
d. Pasangan dinding bata/merah sebelum di plaster harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu dan siar-siar telah dikeruk sehingga permukaan dinding
terpasang rapi dan memudahkan untuk pekerjaan plasteran.
e. Untuk ketepatan dan kelurusan pasangan tembok/dinding, digunakan alat
waterpass, benang atau alat lain yang disetujui Direksi.
f. Bagian pasangan dinding tembok yang dihubungkan dengan setiap bagian
pekerjaan beton (kolom, balok dll) harus diberi penguat stek-stek besi
beton.
g. Pembuatan perancah tidak boleh menembus tembok.
h. Macam tembok dan jenis spesifikasi campurannya:
1. Pasangan Trasraam 1 pc : 2 ps, pada:
• Seluruh dinding bangunan bagian bawah mulai dari pasangan batu
di atas sloef hingga 50 cm di atas lantai.
• Dinding KM/WC, Bak air dan semua dinding yang berhubungan
langsung dengan air.
• Pasangan batu bata untuk saluran terbuka.
• Bagian-bagian dinding seperti yang dijelaskan dalam gambar kerja.
2. Pasangan dinding 1 pc ; 4 ps, untuk semua pasangan dinding selain
pasangan tembok tersebut di atas.
2. Pekerjaan Plasteran dan Aus PC Licin
a. Pekerjaan plasteran untuk semua bidang dinding tembok eksterior
bangunan, dimana terdapat pekerjaan pasangan dinding. Sebelum
melaksanakan pekerjaan pelasteran, bidang dinding yang akan diplaster
harus dibasahi terlebih dahulu dan dipastikan bahwa permukaan dinding
tersebut telah rata.
b. Untuk mendapatkan hasil plasteran yang lurus dan rata, diharuskan
menggunakan alat waterpass, benang atau alat lain atas anjuran Direksi.
c. Jenis spesifikasi campuran plasteran dan aus pc licin sebagai berikut:
1. Plasteran Trasram 1 pc : 2 ps, pada:
• Seluruh dinding bangunan bagian bawah mulai dari pasangan batu
di atas sloef hingga 50 cm di atas lantai.
• Dinding KM/WC dan semua dinding yang berhubungan langsung
dengan air.
• Pasangan batu bata untuk saluran terbuka.
• Bagian-bagian dinding yang telah dijelaskan dlam gambar kerja.
2. Plasteran beton 1 pc : 3 ps, pada semua struktur beton sloof, kolom,
balok, ringbalk dan beton lain yang ditunjukkan dalam gambar.
3. Plasteran 1 pc : 4 ps, pada semua pekerjaan plasteran dinding tembok
selain yang tersebut di atas.
4. Aus Pc Licin, pada :
• Dinding plasteran
• Nat plin
• Neut kosen
• Semua permukaan pasangan saluran terbuka.

Spek. Teknis Pek. Toilet Umum – BAB V halaman 10


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

Pasal 09
PEKERJAAN LANTAI
1. Penjelasan Umum
a. Sebelum pemasangan lantai dilaksanakan sudah dipastikan kepadatan
pasir alas bawah lantai sudah benar-benar bersih, serta semua saluran
bawah lantai sudah terpasang.
b. Pemakaian bahan lantai dan ubin untuk setiap bagian pekerjaan harus
dalam produksi yang sama.
c. Pemasangan saluran ubin harus rata air.
d. Adukan terisi padat serta lot, siku dan waterpassnya baik.
e. Tebal siar harus kontinyu sehingga setiap perpotongan siar memben tuk
garis lurus dan saling tegak lurus sesamanya.
f. Untuk alas lantai keramik menggunakan lantai rabat beton tebal 7 cm.
2. Lantai Tegel/Ubin
a. Semua lantai ruangan Klinik kesehatan menggunakan Granit/Homogeneus
ukuran 60 x 60 cm motif pholished
b. Semua lantai Toilet menggunakan Keramik produk Asia Tile setara ukuran
40 x 40 cm motif pholished.
c. Untuk teras menggunakan lantai keramik produk Asia Tile atau setara
dengan ukuran 40 x 40 cm motif rock/kasar.
d. Semua dinding menggunakan keramik produk Asia Tile atau setara ukuran
40 x 40 cm.
e. Pasangan Granit menggunakan plint 10x60 cm dan keramik Plint untuk
interior bangunan menggunakan Keramik Tile atau setara ukuran 10 x 40
cm. Sedangkan untuk di teras dan selasar menggunakan plint keramik
produk Asia Tile atau setara dengan ukuran 10 x 40 cm.
f. Adukan untuk pasangan lantai dan dinding keramik menggunakan
campuran 1 Pc : 3 Ps.
g. Setelah pemasangan keramik, nat-nat tegel diisi dengan pasta semen
warna sama dengan warna keramik dan sebelum pasta semen mengering
dipermukaan lantai dibersihkan sampai tidak ada noda semen pada lantai.

Pasal 10
PEKERJAAN KOSEN/DAUN PINTU DAN JENDELA
1. Pintu dan jendela kayu
a. Sebelum melaksanakan pemasangan kosen-kosen pada tempat-tempat
sesuai gambar rencana, kontraktor harus memperhatikan dengan
seksama kosen-kosen/daun pintu/daun jendela yang harus di pasang.
b. Dimensi/ukuran kosen yang digunakan adalah 6/15 dengan bentuk
seperti gambar rencana/detail
c. Sebelum kosen dipasang, agar diperhatikan dengan teliti kembali letak -
letak dan ukuran lubang-lubang pintu maupun jendela serta type-type
kosen yang akan dipasang, dan sudah harus lengkap dengan angkeratau
dok kosen yang jumlahnya disesuaikan gambar rencana.
d. Pemborong harus memperhatikan dan menjaga agar bidang-bidang kayu
terlihat tidak boleh ada lubang-lubang paku bekas penyetelan penunjang
atau penipu
e. Daun pintu panil tebal 4 cm dengan ukuran serta bentuk sesuai petunjuk
gambar rencana/detail
f. Semua sambungan-sambungan baik kosen maupun daun pintu/jendela
menggunakan pasak kayu
g. List-list kaca disesuaikan dengan petunjuk gambar rencana/detail
h. Semua permukaan kayu yang mendapat finisihing pengecetan harus
terlebih dahulu di cat meni.
2. Kaca

Spek. Teknis Pek. Toilet Umum – BAB V halaman 11


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

a. Kaca yang digunakan kaca ryben tebal 5 mm sesuai dengan ukuran dan
bentuk dalam gambar.
b. Kaca harus terpasang dengan kokoh pada tempatnya dan tidak goyah.

Pasal 11
PEKERJAAN KUSEN/DAUN PINTU JENDELA
DAN KACA ALUMUNIUM
1. Pintu dan jendela alumunium
c. Semua bagian pekerjaan pintu dan jendela alumunium warna baik
material, design, ukuran, ketebalan harus sesuai dengan gambar rencana.
d. Material yang digunakan harus alumunium paduan untuk keperluan
arsitektur dengan Alloy 6063 – temper & 5 setaraf produk Alexindo atau
Alcomexindo.
e. Finishing permukaan alumunium harus menpunyai ketebalan anodice 18
micron dengan toleransi 2 micron, yang diproses berdasarkan teknik
pewarna analog dan harus memberikan jaminan ketahanan warna secara
tertulis selama 20 tahun (dinyatakan dalam surat garansi).
f. Ukuran profile disesuaikan dengan gambar rencana dengan ketebalan
minimum 1,8 mm kecuali bagian-bagian yang tidak mempengaruhi
kekuatan dari pintu dan jendela.
3. Kaca
a. Kaca yang digunakan kaca ryben tebal 5 mm sesuai dengan ukuran dan
bentuk dalam gambar.
b. Tidak diperkenangkan adanya kontak langsung antara kaca dan
aluminium. Pada pinggir-pinggir kaca harus dilapisi bahan mastic atau
sealant yang elastic dan kedap udara.
c. Kaca harus terpasang dengan kokoh pada tempatnya dan tidak goyah.

Pasal 12
PEKERJAAN KUNCI DAN PENGGANTUNGAN
1. Kuncu-kunci
a. Semua contoh-contoh kunci dan penggantungan harus mendapat
persetujuan Direksi sebelum pemasangan dilaksanakan
b. Kunci-kunci dan penggantungan harus dilengkapi dan dipasang dengan
menggunakan sekrup sesuai dengan ukuran lubangnya, tidak
diperkenankan menggunakan paku
c.Semua kunci-kunci dan penggantungan produksi dalam Negeri kualitas baik
tidak cacat dan macet.
d. Kunci tanam daun pintu memakai kunci berkwalitas baik setaraf dengan
merek SES 2 Kali putar.
e. Semua kunci-kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun
pintu. Dipasang setinggi 90 cm di atas lantai, atau sesuai petunjuk Direksi.
2. Grendel
a. Setiap daun pintu dilengkapi dengan grendel.
b. Masing-masing daun jendela dipasang grendel tanam kecil
c. Pemasangan grendel harus dilaksanakan dengan persetujuan pengawas,
terutama menyangkut letak/posisi grendel
d. Pemasangan grendel jendela harus dilaksanakan dengan rapih dan tidak
merusak/mengakibatkan cacat pada daun jendela atau ambang kuseng.
3. Hak angin/Kait-kait
a. Setiap daun jendela dipasang sepasang hak angin/kait-kait
b. Hak angin/kait-kait dipasang masing-masing pada sisi dalam daun
jendela yang dilengkapi tumpuan kaitan pada ambang koseng.

Spek. Teknis Pek. Toilet Umum – BAB V halaman 12


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

Pasal 13
PEKERJAAN PLAFOND
1. Rangka plafon
a. Rangka plafon menggunakan Besi hollow galvanis 4/4 dan 2/4 dipasang
per 61 cm.
b. Rangka plafon menggunakan penggantung Besi hollow galvanis 4/4 atau
kawat suspense yang dipasang pada tempat-tempat/jarak tertentu yang
digantung pada rangka atap.
2. Bahan Plafon
a. Bahan plafon menggunakan bahan Kalsiboard 3,5 mm untuk eksterior
dan untuk interior.
b. Sebelum pemasangan bahan plafon terlebih dahulu di cat dasar yang
rata.
3. Teknis Kelengkapan
a. Pemasangan plafon harus rata/tidak terjadi lendutan, dan sebelum
memasang penutup plafon harus sudah dipastikan semua pekerjaan
instalasi listrik yang seharusnya berada di atas plafon sudah
selesai/rampung.

Pasal 14
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
1. Atap pada bangunan ini semuanya menggunakan rangka baja ringan yang
dikerjakan oleh tenaga yang bersertifikat dan berpengalaman dalam pekerjaan
tersebut. Persyaratan harus sesuai dengan SNI kecuali di tentukan lain dalam
gambar rencana.
2. Sebelum dilaksanakan pemasangan, penyedia jasa wajib memberikan
”sertifikat test” kepada pengawas mengenai bahan rangka baja ringan dari
produsen.
3. Bila tidak ada sertifikat itu penyedia jasa harus melakukan pengujian atas
bahan tersebut di laboratorium dan hasilnya diserahkan kepada pengawas
secepatnya.
4. Mutu dan kwalitas rangka atap baja ringan harus sesuai dengan standar dan
dikerjakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman serta Direksi berhak untuk
menolak/memberhentikan tenaga kerja yang tidak berpengalaman dalam
pekerjaan tersebut.
5. Penyedia jasa harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan
teknis operated dari pembuat sebagai informasi bagi konsultan pengawas.
6. Rangka atap dibuat dari Rangka Atap Baja Ringan Kanal C AZ 100 dan Reng
baja ringan.
7. Bahan penutup atap menggunakan Spandek Zincalume 0.4 mm.
8. Sistem pengangkutan, penyimpanan, dan pemasangan harus sesuai dengan
ketentuan yang dikeluarkan oleh pabriknya.
9. Semua Pemasangan Listplank sesuai petunjuk gambar menggunakan Litsplank
dari Woodplank dengan ukuran 30 Cm.
10. Pemasangan harus benar-benar lurus menutupi gording dan ujung kaki kuda-
kuda. Pemakuan/Sekrup dilakukan pada setiap jarak 1 M’ panjang dengan
jumlah sekrup minimal 2 buah pada setiap tempat pemakuan.
11. Semua listplank yang baru dipasang harus dicat dasar dan difinishing dengan
cat dan disesuaikan dengan jenis bahan listplank yang digunakan. Warna
sesuai petunjuk direksi.
12. Pemasangan harus rapi dan rapat sehingga terhindar dari kebocoran akibat
kesalahan pemasangan.

Spek. Teknis Pek. Toilet Umum – BAB V halaman 13


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

Pasal 15
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Bahan
a. Pengertian cat meliputi /termasuk emulsi , enamel, vernis, sealer, cement
emulsion filler dan pelapis-pelapis lain yang dipakai sebagai cat dasar,
cat perantara, cat ahir.
b. Semua cat yang akan dipakai harus mendapat persetujuan Direksi.
Untuk cat tembok bagian dalam dan bangunan menggunakan cat
Mowilex atau setara. Cat kayu/besi sejenis Avian atau setara, dan cat
plafon sejenis Mowilex atau setara.
c. Plamour dan dempul untuk pekerjaan cat tembok yang digunakan adalah
A Plus atau setara.
d. Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik yang sama dengan
yang diencerkan.
2. Jenis pekerjaan
a. Mengecat dengan cat tembok semua bidang dinding eksterior/interior
yang nampak ,sesuai petunjuk gambar.
b. Mengecat dengan cat besi mengkilat semua railing tangga dan balkon.
c. Memeni semua sambungan permukaan bidang besi yang tertanam dan
berhubungan langsung dengan tembok ,
d. Mengecat dengan cat tembok bagian permukaan plafon.
3. Cara Pelaksanaan
a. Cat Tembok
• Yang termasuk pekerjaan cat tembok/dinding adalah pengecatan
seluruh permukaan plasteran bangunan yang telah diaci dan diplamour
atau bagian-bagian lain yang ditentukan dalam gambar.
• Permukaan plasteran yang telah rata diaci dengan pasta seperti yang
telah ditentukan dan dilanjutkan dengan pekerjaan plamour dengan
menggunakan alat seperti pisau plamour dari plat baja tipis.
• Lapisan plamour dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang rata
dan halus.
• Setelah permukaan dinding diflmour dan disaksikan tidak ada lagi
permukaan yang bergelombang, retak dan retak-retak rambut,
permukaan dinding sudah halus dibersihkan untuk selanjutnya
dilakukan pekerjaan pengecatan.
• Pengecatan dilakukan dengan tiga kali lapisan yang menggunakan alat
seperti Roller, kuas, atau cara lain yang di anjurkan direksi.
b. Cat Plafond
• Pengecatan plafon diulang sebanyak tiga kali sampai rata dan tidak
belang .
• Untuk memudahkan pelaksanaan pengecatan plafon, dapat
dilaksanakan pengecatan pertama sebelum pemasangan bahan plafon
yang dilanjutkan dengan pengecatan berikutnya pada saat bahan plafon
sudah dipasang.

Pasal 16
PEKERJAAN MEKANIKAL & ELETRIKAL
1. Pekerjaan Mekanikal
a. Lingkup pekerjaan
• Sistem Pemipaan Air Bersih
• Sistem Pembuangan Air Kotor dan Air Bekas
• Sistem Pembuangan Air Hujan
• Perlengkapan-perlengkapan lain.
b. Material

Spek. Teknis Pek. Toilet Umum – BAB V halaman 14


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

• Pipa Air bersih menggunakan pipa PVC class AW merk


“MASPION/RUCIKA” atau setara.
• Pipa-pipa air kotor mengggunakan dari pipa PVC class AW merk
“MASPION/RUCIKA” atau setara.
• Semua floor drain yang dipasang pada lantai dengan lapisan water
Proofing harus dibuat dengan konstruksi sedemikian rupa sehingga
dapat mencegah perembesan air sepanjang pipanya sendiri.
• Pipa-pipa dan fittings untuk vent dari pipa PVC class AW merk
“MASPION/RUCIKA” atau setara.
c. Fitting
• Semua sambungan yang menghubungkan pipa-pipa dengan luas
penampang yang berbeda harus digunakan “reducing” atau “increasing”
• Sedapat mungkin harus digunakan belokan-belokan dengan long radius.
Belokan-belokan dari jenis ‘short radius” hanya boleh digunakan apabila
kondisi tempat tidak memungkinkan penggunaan jenis long radius, dan
kontraktor harus memberitahukan kepada Pengawas.
• Fitting atau alat-alat yang menimbulkan tahanan aliran-lairan yang tidak
wajar tidak boleh digunakan.
d. Closed duduk dan washtafel setara dengan produk TOTO dengan asesoris.
e. Semua floor drain terbuat dari plat berlubang-lubang dan dilapisi dengan
chrome, dilengkapi dengan water trap merk produk Toto atau setara.
f. Kran-kran air, shower head, dan jet washer dalam toilet menggunakan
produk Toto atau setara.
g. Kran-kran untuk pantry menggunakan kran swing produk Toto atau setara.
h. Pelaksanaan dan pemasangan
1) Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi plumbing, kontraktor
diwajibkan membuat gambar kerja yang diperlukan dan disetujui oleh
Pengawas Lapangan.
2) Gambar-gambar tersebut meliputi :
• Penembusan pipa/sleeves pada pondasi, plat beton dan lain-lain.
• Detail pemasangan setiap sanitary fixtures.
• Penggambaran jalur-jalur pipa air bersih dan pipa air kotor lengkap
dengan hanger/support.
3) Pembersihan dan Pengecatan
• Semua bagian pipa terlindung dinding harus bebas dari lemak dan
kotoran-kotoran lainnya.
• Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau
finishing arsitektural atau timbulnya kerusakan lainnya yang
semuanya atas kelalaian kontraktor karena tidak membersihkan
sistem pemipaan dengan baik, maka semua perbaikan adalah
menjadi tanggung jawab kontraktor.
• Penggantung/penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya
harus dilapisi dengan pencegah karat.
• Harus dilakukan pengujian untuk menghindari kegagalan sistem
instalasi, dan bila ternyata terjadi kegagalan maka kontraktor harus
mengganti bagian yang rusak/gagal tersebut sampai memuaskan
Pengawas lapangan. Bahan yang rusak/gagal harus diganti dengan
bahan yang baru.
2. Pekerjaan Elektrikal
a. Lingkup Pekerjaan
Seluruh pekerjaan listrik dalam proyek ini meliputi:
• Pengadaan dan pemasangan lampu penerangan baik di dalam
bangunan maupun di luar bangunan, termasuk perkawatan, titik nyala,
armature sampai panel-panel penerangan.
• Pengadaan dan pemasangan stop kontak termasuk perkawatan dan
panel-panel.
• Pengujian dan pengesahan seluruh instalasi listrik.

Spek. Teknis Pek. Toilet Umum – BAB V halaman 15


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

• Pekerjaan dianggap selesai apabila:


- Semua system yang dipasang sesuai dengan rencana
- Ada surat pengesahan/sertifikat hasil tes dari PLN setempat
- Setelah pekerjaan selesai, instlatur harus membuat 3 (tiga) lembar
revisi (as build drawing).
b. Standar dan Referensi
Standar dan referensi yang digunakan di sini adalah sesuai dengan
standar :
- Peraturan Umum Instalasi Listrik Tahun 1987 (PUIL)
- Peraturan Menteri Pekerja Umum dan tenaga Listrik No.
023/PRT/1978 Tentang Peraturan Instalasi Listrik (PIL)
- Peraturan Menteri Pekerja Umum dan Tenaga Listrik No.
024/PRT/1978 Tentang Syarat-syarat Penyambungan Listrik (SPL)
- AVE Belanda
- VDE Jerman
- British Standard Associates
- USA Standard
- JIS Japan Standard
c. Teknik Instalasi
Instalasi Kabel
• Bahan :
Kabel dengan merek Eterna atau setara dengan kerangka kabel
yang sudah diakui oleh PLN melalui LMK. Jenis kabel yang
digunakan sejenis kabel TWIZ, NYY dan NYM.
• Pelaksanaan
- Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain
seperti karet, PVC, asbes, glass, tape sintetis dll, harus dari
tipe yang disetujui untuk: penggunaan, lokasi voltage yang
tertentu dan harus dipasang memakai cara yang disetujui
menurut anjuran dialer atau manufacture.
- Kabel-habel harus disambung sesuai dengan warna-warna
atau namanya masing-masing.
- Untuk instalasi penerangan di daerah tanpa menggunakan
ceiling gantung, maka seluruh pengan tar (conduit) ditanam
dalam beton dan untuk instalasi yang berada di atas ceiling
menggunakan rol isolator.
- Semua armatur lampu dan komponennya dipasang sesuai
dalam gambar rencana dan atas persetujuan Direksi/Konsultan
Pengawas.
- Pemasangan instalasi listrik harus diserahkan kepada tenaga
instalatur yang cukup ahli dan mendapat persetujuan
Direksi/Pengawas. Dalam hal ini Penyedia Jasa tetap
bertanggung jawab sepenuhnya terhadap hasil pekerjaannya.

Instalasi Sakelar dan Stop Kontak (Outlet)


• Saklar-saklar:
Saklar yang digunakan adalah setara Broco dan yang harus dari jenis
rocker mekanisme dengan ranting 5A-10A, 250 V sakelar dipasang
inbouw pada dinding tembok dengan ketinggian 140 cm di atas lantai.
Saklar-saklar tersebut harus dipasang dalam kotak dan ring, dengan
penyetelan yang standar dilengkapi dengan penutup persegi.
Sambungan-sambungannya diperbolehkan antara kotak-kotak yang
berdekatan.
• Stop Kontak
Stop kontak yang digunkanan setara Broco dan harus dengan type
yang memakai carthing contact dengan ranting 10 A, 250 V, AC.
Semua pasangan stop kontak dengan tegangan kerja 220 V harus
diberi saluran ke tanah (grounding) pasangan stop kontak pada

Spek. Teknis Pek. Toilet Umum – BAB V halaman 16


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

dinding atau landasan-landasan yang telah ditentukan disesuaikan


dengan detail-detail pada gambar kerja.
• Fixture/Armatur penerangan:
- Type lampu LED 12 Watt setara Philips
- Type lampu LED 7 Watt setara Philips
- Type lampu Baret 20 Watt setara Philips
• Exhaust Fan:
- Selain sistem instalasi vent yang ada pada pekerjaan
plumbing, juga dilengkapi dengan exhaust fan yang tempatnya
pada ditentukan pada gambar.
- Exhaust fan yang akan dipergunakan dapat dilihat type, ukuran
dan kapasitas pada gambar. Adapun mereknya setara dengan
National, Phanasonic.
• Rak Kabel/kabel Tray.
- Rak kabel yang digunakan untuk menyanggqa kabel-kabel daya
kabel instalasi daya, penerangan serta kabel instalasi arus
lemah.
- Tray Kabel Instalasi Listrik uk. 200x100 mm Tipe C Elektro
Galvanized.
- Penggantung rak kabel dipasang pada plat beton dengan
anchor bolt dan harus kuat untuk menyangga rak kabel beserta
isiannya serta harus tahan pula menahan gangguan-gangguan
mekanis
- Rak kabel harus mempunyai penggantung yang dapat diatur
(adjustable) yang terbuat
- dari bahan besi.
-
3. Lain-lain
a. Commisioning dan Testing
- Penyedia Jasa pekerjaan instalasi harus melakukan semua testing dan
pengukuran-pengukuran yang dianggap perlu untuk
memeriksa/mengetahui seluruh instalasi telah dapat berfungsi dengan
baik dan memenuhi semua persyaratan.
- Semua tenaga, bahan dan perlengkapannya yang perlu untuk testing
tersebut merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa. Termasuk peralatan
khusus yang perlu untuk testing seluruh sistem ini, seperti dianjurkan
oleh pabrik, harus disediakan oleh Penyedia Jasa.
- Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas dalam 3
(tiga) rangkap dokumen-dokumen mengenai hal-hal sebagai berikut:
1) Hasil Pengetesan kabel-kabel
2) Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi.
3) Hasil pengetesan semua persyaratan operasi dan instalasi.
4) Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain.
b. Garansi dan Pemeliharaan
- Peralatan-peralatan instalasi ini harus digaransi selama 1 (satu) tahun
terhitung saat penyerahan pertama.
- Pekerjaan baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti-bukti hasil
pemeriksaan baik yang ditanda-tangani bersama oleh Penyedia Jasa
serta persetujuan Konsultan Pengawas serta jika perlu disahkan oleh
Instansi yang berwenang.
- Jika dalam masa pemeliharaan instalasi tidak melaksanakan teguran-
teguran atau perbaikan-perbaikan / penggantian, maka Konsultan
Pengawas berhak menyerahkan pekerjaan perbaikan/kekurangan
tersebut kepada pihak lain.
- Selama masa pemeliharaan pekerjaan ini Penyedia Jasa harus
mendidik/melatih karyawan/ petugas dari pemberi tugas. Sehingga
mengenali sistem instalasi dan dapat menjalankan serta melaksanakan

Spek. Teknis Pek. Toilet Umum – BAB V halaman 17


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

pemeliharaan.
c. Pemeriksaan
Selama masa pemeliharaan ini, pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dan
pemeriksaan rutin dilaksanakan tidak kurang dari 2 (dua) minggu.

Pasal 17
KWALITAS, CORAK, WARNA DAN UKURAN BAHAN

1. Semua bahan yang akan digunakan terlebih dahulu diperiksa dan diteliti oleh
unsur teknis / direksi.
2. Semua bahan yang digunakan harus dimasukkan contohnya.
3. Bahan bahan yang ditolak segera dikeluarkan dari kompleks pekerjaan selambat
lambatnya 2 x 24 jam.
4. Warna / corak akan ditentukan kemudian oleh direksi.

Pasal 18
PEKERJAAN PEMBERSIHAN
1. Pekerjaan pembersihan baik noda-noda yang masih tersisa karena hasil
pekerjaan dalam pembangunan maupun pembersihan halaman harus
dilaksanakan sebagai bagian pekerjaan sampai masa pemeliharaan berakhir.
Dan pelaksanaanya mengikuti petunjuk Direksi.
2. Semua pekerjaan yang terdapat dalam gambar bestek tapi tidak dinyatakan
dalam RKS ini atau sebaliknya akan tetapi menyangkut pekerjaan bangunan
ini, maka wajib pemborong menyelesaikan sesuai petunjuk Direksi

Pasal 19
PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Apabila terdapat perbedaan ukuran atau keterangan antara gambar dengan
dokumen ini, maka yang mengikat adalah gambar, namun perbedaan ini
disampaikan tertulis kepada Direksi/Pengawas.
2. Semua pekerjaan yang terdapat dalam gambar bestek tapi tidak dinyatakan
dalam RKS ini atau sebaliknya akan tetapi menyangkut pekerjaan bangunan ini,
maka Penyedia Jasa wajib menyelesaikan sesuai petunjuk Direksi/Konsultan
Pengawas.
3. Hal-hal yang belum tercantum dalam syarat-syarat teknis ini, akan ditentukan
dalam Surat Perintah Kerja atau Direksi/Pengawas.

Spek. Teknis Pek. Toilet Umum – BAB V halaman 18


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

BAB VI
PEKERJAAN POS JAGA

BAB I
SYARAT - SYARAT UMUM

Pasal 01
KETENTUAN-KETENTUAN UMUM

1. Jika terdapat perbedaan antara Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini dengan
gambar, maka yang berlaku dan mengikat ialah Rencana Kerja dan Syarat -syarat
(RKS) ini.
2. Jika terdapat perbedaan atau ketidak cocokan antara gambar-gambar rencana, RKS
dengan gambar detail, maka yang berlaku dan mengikat ialah gambar-gambar detail.
3. Untuk hal-hal yang tersebut pada ayat 1 dan 2 pada pasal ini saling bertentangan,
kontraktor diwajibkan berkonsultasi dengan direksi.

Pasal 02
SYARAT-SYARAT DAN PERATURAN-PERATURAN

1. Pekerjaan yang dilaksanakan harus mengikuti dan sesuai dengan:


a. Syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalam Rencana Kerja
dan Syarat-syarat (RKS) ini serta gambar-gambar terlampir.
b. Berita Acara Penjelasan (Aanwijzing) yang merupakan bagian dari RKS ini.
c. Petunjuk-petunjuk yang diberikan secara tertulis oleh Direksi pada waktu
pelaksanaan pekerjaan berlangsung, ataupun oleh Dinas Pekerjaan Umum
setempat.
2. Untuk pekerjaan ini, kecuali bila ketentuan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat
ketentuan-ketentuan dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya:
a. Keppres No. 54 Tahun 2010 dengan lampiran-lampirannya
b. Peraturan umum tentang pelaksanaan pembangunan di Indonesia, AV tahun
1941
c. Peraturan umum bahan bangunan Indonesia tahun 1982
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1971
d. Peraturan konstruksi kayu Indonesia (PKKI) 1961
e. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL)
f. Peraturan umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja
g. Peraturan Semen Portland Indonesia NI No. 8
h. Peraturan Muatan Industri 1983.
i. Peraturan-peraturan Umum yang berlaku di Indonesia untuk proyek ini :
- Agregat Halus : ASTM C 33-78
- Agregat Kasar : ASTM C 33-78
- Air : NI-2 PBI 71
- Admixtures : ASTM C 494-81
- Batu : ASTM C 127-81, ASTM C 535-81,
ASTM C 88-78
j. Peraturan-peraturan Pemerintah lainnya yang bersangkutan dengan pekerjaan
ini.
3. Cara Pemeriksaan Bahan Bangunan
a. Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan.
b. Konsultan Pengawas berwenang menanyakan asal bahan dan kontraktor wajib
memberitahukan.
c. Semua contoh bahan bangunan yang akan digunakan harus diperiksa oleh
konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
d. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh kontraktor di lapanga, tetapi ditolak
pemakaiannya oleh Konsultan Pengawas, maka harus segera dikeluarkan dari

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pos Jaga – BAB VI halaman 1


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

lapangan pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 3 x 24 jam terhitung dari


jam penolakan.
e. Apabila Konsultan Pengawas merasa perlu meneliti suatu bahan lebih lanjut,
Konsultan Pengawas berhak mengirimkan bahan tersebut peda Balai Penelitian
bahan-bahan (laboratorium) yang terdekat untuk diteliti. Biaya pengiriman dan
penelitian menjadi tanggungan kontraktor, apapun hasil penelitian bahan
tersebut.
4. Sarana Bekerja
a. Tenaga kerja/tenaga ahli yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
b. Alat-alat bantu seperti beton molen, pompa air, pengangkutan dan peralatan lain
yang dipergunakan untuk melancarkan pelaksanaan.
c. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang
akan dilaksanakan tepat pada waktunya.

Pasal 03
SITUASI DAN UKURAN
1. Situasi
a. Volume pekerjaan tersebut dalam pasal terdahulu merupakan batasan minimal
yang harus dipenuhi dan dimasukan sebagai garis pelaksanaan dan pegangan
kontraktor.
b. Kontraktor wajib meneliti situasi lapangan, terutama keadaan tanah, sifat dan
luasan pekerjaan serta hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga penawaran
kontraktor.
c. Kelalaian atau kekurang telitian kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan alasan
untuk mengajukan tuntutan.
2. Ukuran
a. Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut
bentuk, ukuran-ukuran dan mutu yang tercamtum dalam rencana kerja dan
syarat-syarat (RKS) pekerjaan ini.
b. Kontraktor berkewajiban mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain dan segera
melaporkan kepada direksi bila mana terdapat ketidak cocokan ukuran-ukuran di
dalam gambar-gambar RKS ini dan tidak diperkenangkan membetulkan
kesalahan-kesalahan ukuran/gambar-gambar sebelum berkonsultasi dengan
Direksi.
c. Apabila terdapat ketidaksesuaian ukuran-ukuran, maka pengukuran bersama
dijadikan patokan.
d. Elevasi titik nol bangunan Pos Jaga ditentukan berdasarkan titik Benchmark
yang ada pada lokasi pembangunan, atau sesuai petunjuk Direksi/Konsultan
Pengawas
e. Titik peil ini harus ditetapkan dengan mengadakan pengukuran Mutual Chek
(MC.0) dan membuat patok permanen yang selama dalam pelaksanaan tidak
boleh bergeser/berubah.
f. Untuk selanjutnya patok permanen tersebut harus menjadi dasar bagi setiap
ukuran dan kedalaman.
g. Atas persetujuan Direksi, penentuan titik lainnya dilakukan oleh pemborong
dilapangan dengan alat ukur optik yang sudah ditera kebenarannya dan harus
selalu berpedoman pada titik duga pokok (titik nol).
h. Pengukuran sudut-sudut 90 derajat atau bukan, hanya boleh dilakukan dengan
alat ukur optik.
i. Pengukuran siku dengan benang secara azas segitiga phytagoras hanya
diperkenangkan untuk bagian-bagian ruang kecil saja.

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pos Jaga – BAB VI halaman 2


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

Pasal 04
PROGRAM PELAKSANAAN

1. Penyedia jasa harus membuat Program Pelaksanaan dalam bentuk Bar-Chard, dan
dalam bentuk Network Planning yang dapat memperlihatkan alur kerja untuk setiap
kegiatan hal-hal sebagai berikut :
a. Jenis kegiatan dan volume.
b. Waktu pelaksanaan.
c. Jumlah dan jenis tenaga kerja, perlatan dan material yang diperlukan.
2. Aktivitas yang diperlihatkan pada Program harus sudah termasuk pelaksanaan
pekerjaan mobilisasi, persiapan, dan lain-lain, serta kelonggaran waktu dengan
adanya libur umum.

Pasal 05
DAERAH KERJA DAN JALAN MASUK

1. Penyedia Jasa akan diberikan daerah kerja untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
2. Penyedia Jasa harus membatasi operasinya di lapangan yang betul-betul diperlukan
untuk pekerjaan tersebut. Tata letak yang meliputi jalan masuk, lokasi penyimpangan
bahan bangunan dan jalur pengangkutan material dibuat oleh Penyedia Jasa dengan
persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
3. Penyedia Jasa dan orang-orang yang diberi wewenang olehnya harus selalu bebas
memasuki tempat kerja dan lapangan, termasuk semua bengkel (workshop) dan tempat-
tempat dimana pekerjaan disiapkan atau material diproduksi, perlengkapan dan mesin-
mesin diperoleh untuk digunakan dalam proyek ini dan Penyedia Jasa harus mengurus
semua fasilitas dan bantuan untuk mendapatkan akses memasuki daerah tersebut.
4. Penyedia Jasa harus mengurusnya sendiri dan mengajukan usulan mengenai pengadaan
fasilitas memasuki daerah-daerah tersebut dengan kerjasama dari Pejabat Pembuat
Komitmen maupun Direksi/Konsultan Pengawas. Tidak ada fasilitas tambahan yang dapat
dilaksanakan tanpa adanya persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas.
5. Dalam melaksanakan pekerjaan dan pengangkutan bahan-bahan untuk keperluan
pekerjaan, Penyedia Jasa harus berhati-hati sedemikian sehingga tidak mengganggu
kelancaran lalu-lintas atau menimbulkan kerusakan terhadap bangunan yang telah
ada serta prasarana lainnya. Bila terjadi kerusakan, Penyedia Jasa berkewajiban
untuk memperbaiki atau menggantinya. Penyedia Jasa juga harus menyediakan
rambu-rambu/tanda-tanda peringatan di sekitar lapangan kerja atau jalan masuk ke
lokasi pekerjaan.

Pasal 06
KONDISI/CUACA

Pekerjaan harus dihentikan apabila cuaca tidak mengijinkan, yang dapat mengakibatkan
penurunan mutu pekerjaan.

Pasal 07
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Pemborong harus menyediakan kotak P3K untuk pertolongan pertama berisi obat -
obatan sesuai peraturan P3K dan palang merah.
2. Pemborong harus memenuhi/mentaati peraturan-peratuiran hukum tentang
perawatan para korban dan keluarga.
3. Apabila terjadi kecelakaan terhadap pegawai/buruh ditempat pekerjaan, pemborong
harus segera mengambil tindakan-tindakan penyelamatan korban, hal mana harus
pula dilaporkan kepada Direksi.
4. Pemborong harus senantiasa menyediakan air minum yang bersih dan sudah
dimasak untuk para pekerja.

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pos Jaga – BAB VI halaman 3


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

BAB II
SYARAT - SYARAT TEKNIS

Pasal 01
JENIS DAN LINGKUP PEKERJAAN

A. Jenis Pekerjaan
• Kegiatan : Pembangunan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Sulawesi Selatan di Kabupaten Jeneponto.
• Pekerjaan : Pembangunan Pos Jaga.
• Pekerjaan-pekerjaan lain sesuai gambar yang belum disebut disini.
B. Lingkup Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan ini harus dilakukan oleh Penyedia Jasa yang telah
berpengalaman dalam pekerjaan sejenis, dengan kapasitas peralatan yang memadai
serta kualitas personil yang melaksanakan pekerjaan yang telah berpengalaman,
sehingga Pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lancar, seperti yang disyaratkan dalam
RKS dan spesifikasi ini.
Lingkup dari pekerjaan ini meliputi semua penyediaan tenaga, peralatan dan bahan,
sehubungan dengan pekerjaan Pembangunan Pos Jaga sesuai dengan Gambar RKS,
yang secara garis besar meliputi sebagai berikut:
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. PEKERJAAN TANAH
3. PEKERJAAN PONDASI
4. PEKERJAAN BETON
5. PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN
6. PEKERJAAN LANTAI
7. PEKERJAAN KUSEN/DAUN PINTU JENDELA DAN KACA
8. PEKERJAAN KUNCI DAN PENGGANTUNGAN
9. PEKERJAAN PLAFOND
10. PEKERJAAN PENGECATAN
11. PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP
12. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
13. PEKERJAAN PEMBERSIHAN
14. PEKERJAAN LAIN-LAIN
C. Lokasi
Lokasi pekerjaan berada di Lingkungan Borong Untia Desa Karama Kelurahan
Benteng Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan .

Pasal 02
BAHAN-BAHAN DASAR BANGUNAN
1. Semen Portland
a. Memenuhi persyaratan-persyaratan SII dan NI-8
b. Yang digunakan harus terdiri dengan satu jenis merek dari mutu yang baik dan
atas persetujuan Direksi.
c. Penyimpanan semen harus ditempat yang kering dengan lantai terangkat, bebas
pengaruh air dari tanah dan menurut urutan pengiriman. Semen yang telah rusak
karena terlalu lama disimpan, mengeras ataupun tercampur dengan bahan yang
dapat merusak struktur bangunan, tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dari
tempat pekerjaan.
2. Pasir
a. Pasir urugan dan pasir pasangan yang digunakan adalah pasir dari jenis yang
baik serta bersih dan tidak bercampur dengan tanah liat atau kotoran/bahan
organis lainnya.
b. Pasir untuk campuran beton dipakai yang berbutir kasar bersih dari lumpur dan
bahan organis lainnya.

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pos Jaga – BAB VI halaman 4


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

3. Cipping/Batu Pecah
a. Cipping/Batu Pecah dapat berupa batu alam atau batu-batuan yang diperoleh
dari pemecahan batu dengan gradasi yang tertentu dan cocok untuk penggunaan
campuran beton, cipping tersebut adalah hasil dari mesin batu pecah/stone
cruiser.
b. Bahan ini harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori, bebas dari
bahan-bahan yang dapat merusak fungsinya terhadap konstruksi.
c. Dalam segala hal, syarat-syarat ini disesuaikan dengan ketentuan dalam PBI
1971.
4. Batu
a. Batu gunung:
• Bahan untuk batu gunung kecuali dipersyaratkan lain, harus sesuai dengan
PUBB 1977 NI-3.
• Batu gunung yang digunakan berukuran sesuai standar kebutuhan untuk
pondasi dan untk pasangan batu kosong bahwa pondasi, berstruktur cukup
kuat dan awet serta tidak foreus.
• Batu gunung yang berdiameter lebih dari 20 cm harus dipecah dan yang
dalam keadaan bulat tidak dapat dipergunakan.
b. Batu bata
Semua batu bata yang dipergunakan harus berkualitas baik yang berwarna
merata, sisi-sisinya tegak lurus satu sama lain dan rapi serta mempunyai
ukuran/bentuk yang sama pejal dan utuh, matang dalam pembakaran .
5. Air Kerja
a. Air kerja adalah air yang tidak mengandung minyak asam, alkali, garam -garam,
bahan organis atau bahan lain yang dapat merusak mutu beton, bersih dan
dapat diminum.
b. Selama air dilokasi pekerjaan belum mendapat persetujuan untuk dipergunakan
sebagai air kerja, maka pihak pemborong harus dapat mengadakan air dari
sumber lain yang disetujui.
6. Besi Beton
a. Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan yang
ditentukan dalam SII dan PBI 71.
b. Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacat-
cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
c. Dimensi dan ukuran penampang bulat besi beton/baja tulangan harus sesuai
dengan petunjuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi minimal) seperti yang
disyaratkan dalam PBI 1971.
d. Besi beton/baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan
dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari
Direksi.
e. Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm
dan tidak bersepuh seng.
7. Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri dan Kwalitas KW
1, serta material yang digunakan harus mendapat persetujuan dari Direksi.

Pasal 03
PERALATAN
1. Penyedia Jasa harus menyediakan sendiri semua peralatan kerja dalam jumlah
yang cukup sesuai dengan jenis dan volume pekerjaan
2. Disamping peralatan kerja utama, Penyedia Jasa juga harus memyediakan
peralatan kerja bantu yang cocok dan lazim digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, serta jumlahnya cukup

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pos Jaga – BAB VI halaman 5


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

Pasal 04
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pekerjaan Pembersihan dan Pembongkaran
a. Sebagai langkah awal pelaksanaan pekerjaan, kontraktor sudah harus
membersihkan lapangan berupa Penebangan pohon/pembersihan yang harus
tuntas sampai pada akar-akarnya sehingga tidak merusak struktur tanah, namun
jika masih ada pohon atau tanaman yang tdk menggangu perletakan bangunan
harus tetap dipertahankan atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
b. Bekas pembersihan/bongkaran yang tidak dimanfaatkan lagi seperti dijelaskan
dalam gambar rencana, harus disingkirkan dari lokasi atas biaya kontraktor.
2. Pengukuran dan Pemasangan Papan Bouwplank
a. Kontraktor melakukan pengukuran Elevasi titik nol bangunan Pos Jaga yang
ditentukan berdasarkan titik Benchmark yang ada pada lokasi pembangunan, atau
sesuai petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas
b. Atas persetujuan Direksi, penentuan titik lainnya dilakukan oleh pemborong
dilapangan dengan alat ukur optik yang sudah ditera kebenarannya dan harus
selalu berpedoman pada titik duga pokok (titik nol).
c. Pemasangan patok dan papan bauwplank boleh menggunakan kayu/papan kelas
III yang diketam rata pada sisi kerjanya.
d. Tinggi bouwplank sama dengan titik nol atau apabila dikehendaki lain harus
dibicarakan dan mendapat persetujuan Direksi.
e. Setelah pemasangan bouwplank harus dilaporkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan selanjutnya dilaksanakan.
3. Papan Nama Proyek
a. Kontraktor harus membuat Papan Nama Proyek yang dipasang pada tempat
bagian depan lokasi pekerjaan dimana dapat terlihat dengan jelas.
b. Papan Nama Proyek terbuat dari patok kayu yang kuat dan ditancap diatas tanah
dengan tinggi sekurang-kurangnya 3 (tiga) meter.
4. Dokumentasi dan Pelaporan
a. Penyedia Jasa harus membuat foto-foto dokumentasi dalam tahapan pekerjaan
sebagai berikut :
- Sebelum pekerjaan dimulai 0 %
- Pelaksanaan lapangan mencapai 50 %
- Pekerjaan mencapai 100 %.
b. Tata cara pengambilan foto dokumentasi diambil dalam arah dan tempat yang
sama setiap tahapan sehingga dapat menggambarakan kemajuan secara
kronologis dan jelas, khususnya yang dianggap penting disusun dalam album dan
diserahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas sebanyak 3 (tiga) rangkap
beserta negatif filmnya dan selanjutnya menjadi dokumen proyek.
c. Untuk kepentingan pengendalian pekerjaan dan pengawasan pekerjaan
dilapangan, Penyedia jasa wajib membuat laporan harian, laporan mingguan dan
laporan bulanan.
d. Semua laporan pelaksanaan yang dibuat oleh Penyedia jasa, harus diperiksa dan
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas, dibuat dalam rangkap 3 (tiga) untuk
diserahkan kepada Pemberi Tugas melalui Direksi/Konsultan Pengawas.
e. Laporan harian, harus berisi: Kuantitas dan macam bahan yang ada di lapangan;
penempatan tenaga untuk setiap macam tugas; jumlah, jenis dan kondisi
peralatan; Kuantitas dan jenis pekerjaan yang dilaksanakan; dan Keadaan cuaca
termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang berpengaruh terhadap
kelancaran pekerjaan.
f. Laporan Mingguan, dibuat setiap minggu, yang terdiri dari rangkuman laporan
harian dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta
hal-hal penting yang timbul atau berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
g. Laporan Bulanan dibuat setiap bulan yang terdiri dari rangkuman laporan
mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam satu bulan.
5. Pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pos Jaga – BAB VI halaman 6


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

Penyelesaian izin-izin lain yang terkait dengan pelaksanaan pembangunan berupa


Izin Mendirikan bangunan Bangunan (IMB) dengan pihak Pemerintah daerah
setempat.

Pasal 05
PEKERJAAN TANAH
1. Galian Tanah
a. Sebelum melaksanakan penggalian, posisi galian dan ukuran seperti tertera
dalam gambar sudah dipastikan benar dan harus mendapat persetujuan
Direksi/Pengawas lapangan.
b. Penggalian tanah untuk pondasi dapat dimulai setelah pemasangan bouwplank
dan patok-patok disetujui Direksi/Pengawas Lapangan.
c. Khusus galian tanah untuk pondasi poer plat harus dilakukan sesuai dengan
lebar lantai kerja pondasi.
d. Dasar galian harus mencapai tanah keras, dan jika pada galian terdapat akar -akar
kayu, kotoran-kotoran dan bagian-bagian tanah yang longgar (tidak padat), maka
bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya kemudian lubang yang terjadi diisi
dengan pasir urug lapis demi lapis dan apabila dimungkinkan dipadatkan dengan
menyiram air sampai jenuh, sehingga mencapai peramukaan yang diinginkan.
e. Urutan kerja penggalian harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan gangguan pada lingkungan tapak/bangunan ataupun menyebabkan
timbulnya genangan air.
f. Untuk mempertahankan kepadatan muka tanah galian, maka lubang yang sudah
siap segera dilanjutkan dengan pemasangan pasir urug dan batu kosong.
2. Urugan
a. Pengurugan tanah untuk pondasi dilakukan berdasarkan petunjuk Direksi, dimana
macam pekerjaannya tergantung pada bentuk pondasi bangunan.
b. Sebelum dipasang pondasi, galian pondasi dilapis dengan pasir urug dengan
ketebalan seperti keterangan dalam gambar.
c. Setelah pasangan pondasi cukup kuat, atas izin Direksi lubang-lubang galian
dapat diurug kembali.
d. Untuk pasir urugan bawah lantai menggunakan pasir urug yang dipadatkan mulai
atas pondasi hingga bawah lantai.
e. Tanah bekas galian yang berlebihan dapat dipakai untuk meratakan halaman atau
diangkut ke luar halaman atas biaya kontraktor.
f. Pasir yang digunakan seperti yang dijelaskan pada pasal terdahulu (bahan dasar)
.

Pasal 06
PEKERJAAN PONDASI
1. Pasangan Batu Kosong
a. Ukuran ketebalan dan lebar pasangan batu kosong disesuaikan dengan gambar
kerja/detail.
b. Pada bagian sisi/celah pasangan batu kosong diisi dengan pasir urug yang
dipadatkan dengan menyiram air hingga sisi atau celah pasangan batu telah
padat betul.
2. Pekerjaan Pondasi Batu Gunung
a. Pelaksanaan pekerjaan dan syarat bahan yang digunakan harus memenuhi
seperti yang dipersyaratkan dalam pasal terdahulu.
b. Sebelum pemasangan dilaksanakan, kontraktor harus mempelajari letak -letak
jalur pondasi garis peperti dalam gambar.
c. Demikian halnya dengan letak-letak dari saluran yang menembus pasangan
pondasi serta stek-stek besi kolom yang harus disediakan agar pekerjaan bongkar
pasang tidak terjadi.
d. Spesi campuran untuk pondasi batu gunung dipasang dan disusun dengan rapi
sehingga duduk kokoh dengan adukan 1 pc : 4 ps .
e. Pada bagian sisi luar pondasi yang nampak harus diplaster dengan campuran 1 :
4 ps.

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pos Jaga – BAB VI halaman 7


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

f. Celah-celah yang besar antara pasangan batu pondasi harus diisi dengan batu
pasak atau batu kricak.
g. Bentuk dan ukuran pondasi dan disesuaikan dengan gambar kerja/detail.

Pasal 07
PEKERJAAN BETON
1. Pekerjaan beton bertulang pada pekerjaan sloef, kolom, dan ringbalk.
2. Konstruksi beton bertulang untuk seluruh bagian harus mencapai mutu beton yang
ditentukan.
3. Konstruksi beton dibuat sesuai dengan ukuran-ukuran, termasuk besi penulangan
dan beugel/sengkangyang tertera dalam gambar-gambar rencana dan detail.
4. Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa sehingga tidak mengalami perubahan
bentuk maupun tempat selama pengecoran berlangsung.
5. Pengadukan beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk Beton Molen, atau alat
lain yang disetujui Direksi.
6. Alat penggetar harus digunakan berdiri 90 derajat, hanya dalam keadaan khusus
diperkenangkan menyentuh tulangan. Penghentian pengecoran hanya dilakukan
pada tempat-tempat yang disetujui Direksi/Pengawas Lapangan di dalam pola
rencana pengecoran.
7. Untuk melaksanakan pekerjaan beton bertulang berlaku ketentuan -ketentuan dan
persyaratan-perysaratan dalam PBI 1971, dan tak ada satu bagian pekerjaan beton
yang dapat di cor tanpa persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan.
8. Adukan beton yang tidak memenuhi syarat-syarat, seperti sudah mengeras
sebagian, tercampur dengan bahan-bahan asing atau terlalu encer tidak boleh
dipergunakan.
9. Bahan
• Penggunaan bahan, seperti dipersyaratkan dalam pasal bahan dasar dan sesuai
syarat-syarat serta aturan-aturan dalam PBI 1971, terdiri dari: Besi beton,
Semen, Pasir beton, krikil/batu pecah dan air kerja.
• Semua bahan dasar dan pekerjaan beton harus mendapatkan persetujuan Direksi
sebelum dilaksanakan.
10. Pekerjaan Maal Beton (Becasting)
a. Becasting harus dibuat dan direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada
perubahan bentuk yang nyata dan cukup kuat, kaku untuk menahan getaran
dan kejutan gaya yang diterima tanpa perubahan bentuk selama
berlangsungnya pengecoran. Semua becasting harus dibuat penguat datar dan
silang sehingga kemungkinan bergetarnya (bergeser) becasting selama
pelksanaan dapat dihindarkan. Juga harus cukup rapat untuk menghindarkan
keluarnya adukan campuran beton selama berlangsungnya pengecoran.
b. Kerapihan dan ketelitian pemasangan becasting harus diperhatikan agar
setelah becasting dibongkar/dilepas memberikan bidang-bidang yang rata.
c. Kayu becasting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran.
d. Penyangga-penyangga harus diberi jarak antara yang dapat mencegah difleksi
bahan-bahan becasting.
e. Seluruh pekerjaan menyangkut pekerjaan becasting harus mengikuti
persyaratan dalam normalisasi NI-2 dan NI-3.
11. Pubrikasi Besi Beton
a. Kontraktor harus mengusahakan agar besi yang dipasang sesuai diameter
yang ada dalam gambar.
b. Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang ditetapkan
dalam gambar, maka dapat dilakukan pergantian ukuran diameter besi yang
terdekat dengan ketentuan :
• Harus ada persetujuan dari Konsultan Pengawas atau Direksi.
• Jumlah besi persatuan panjang atau persatuan yang terpasang dijamin
secara konstruksi dapat menyamai/setara dengan besi yang dibutuhkan.

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pos Jaga – BAB VI halaman 8


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

12. Toleransi Besi


Diameter, ukuran sisi (jarak antara Variasi dlm berat Toleransi
dua permukaan yang berlawanan yang diperbolehkan diameter
< 0,10 mm ±7% ± 0,4 mm
0,10 mm – 0,15 mm ±5% ± 0,4 mm
0,16 mm – 0,28 mm ±5% ± 0,4 mm

13. Pemasangan Pipa-pipa


Pemasangan pipa-pipa dalam beton tidak boleh sampai merusak kekuatan
konstruksi, untuk itu dipersyaratkan aturan-aturan dalam PBI 1971.
14. Pengangkeran pada kolom beton
Pada semua sambungan-sambungan vertical dari kolom beton dan dinding, harus
diberi batang tulangan, dari baja lunak/besi beton Φ 8 mm panjang 50 cm ujung
dibengkokkan yang masing-masing ujungnya saling mengikat pada bidangnya.
15. Kualitas/Mutu Beton
a. Spesifikasi campuran:
Untuk pekerjaan beton bertulang menggunakan adukan/takaran 1 pc : 2 ps : 3
Kr, untuk : sloef, kolom, ringbalok, dan meja beton serta beton lain yang
ditunjukkan dalam gambar.
b. Untuk beton tidak bertulang, beton tumbuk/rabat beton menggunakan campuran
1 pc : 3 ps : 5 Kr.
c. Untuk menjaga konsistensi (kekentalan) adukan beton, kontraktor diwajibkan
membuat pengujian slump, sesuai ketentuan yang berlaku (PBI-71). Nilai slump
dianjuran antara 8-10 cm.
16. Perawatan Beton
a. Perawatan beton harus memperhatikan pengaruh penguapan yang cepat dari
beton dan dibasahi paling sedikit 10 hari setelah pengecoran. Pada umur 24 jam
harus dijaga dari air hujan yang deras, air mengalir, getaran-getaran dan sinar
matahari.
b. Beton yang sudah dicor pada tempatnya harus dijaga agar selalu lembab dengan
jalan menutup beton dengan karung basah atau menyiram dengan air secara
rutin, hingga beton berumur satu minggu.

Pasal 08
PEKERJAAN DINDING DAN PLASTERAN

1. Pekerjaan Dinding Tembok (Batu Merah)


a. Bahan batu merah yang digunakan seperti yang dipersyaratkan dalam pasal
bahan dasar.
b. Pasangan dinding batu bata adalah pasangan ½ batu.
c. Batu bata/merah sebelum di pasang terlebih dahulu harus direndam dalam air
hingga jenuh.
d. Pasangan dinding bata/merah sebelum di plaster harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu dan siar-siar telah dikeruk sehingga permukaan dinding terpasang
rapi dan memudahkan untuk pekerjaan plasteran.
e. Untuk ketepatan dan kelurusan pasangan tembok/dinding, digunakan alat
waterpass, benang atau alat lain yang disetujui Direksi.
f. Bagian pasangan dinding tembok yang dihubungkan dengan setiap bagian
pekerjaan beton (kolom, balok dll) harus diberi penguat stek-stek besi beton.
g. Pembuatan perancah tidak boleh menembus tembok.
h. Macam tembok dan jenis spesifikasi campurannya:
1. Pasangan Trasraam 1 pc : 2 ps, pada:
• Seluruh dinding bangunan bagian bawah mulai dari pasangan batu di atas
sloef hingga 20 cm di atas lantai.
• Pasangan batu bata untuk saluran terbuka.
• Bagian-bagian dinding seperti yang dijelaskan dalam gambar kerja.

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pos Jaga – BAB VI halaman 9


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

2. Pasangan dinding 1 pc ; 4 ps, untuk semua pasangan dinding selain


pasangan tembok tersebut di atas.
2. Pekerjaan Plasteran dan Aus PC Licin
a. Pekerjaan plasteran untuk semua bidang dinding tembok eksterior bangunan,
dimana terdapat pekerjaan pasangan dinding. Sebelum melaksanakan pekerjaan
pelasteran, bidang dinding yang akan diplaster harus dibasahi terlebih dahulu dan
dipastikan bahwa permukaan dinding tersebut telah rata.
b. Untuk mendapatkan hasil plasteran yang lurus dan rata, diharuskan menggunakan
alat waterpass, benang atau alat lain atas anjuran Direksi.
c. Jenis spesifikasi campuran plasteran dan aus pc licin sebagai berikut:
1. Plasteran Trasram 1 pc : 2 ps, pada:
• Seluruh dinding bangunan bagian bawah mulai dari pasangan batu di atas
sloef hingga 50 cm di atas lantai.
• Pasangan batu bata untuk saluran terbuka.
• Bagian-bagian dinding yang telah dijelaskan dlam gambar kerja.
2. Plasteran 1 pc : 4 ps, pada semua pekerjaan plasteran dinding tembok
selain yang tersebut di atas.
3. Aus Pc Licin, pada :
• Dinding plasteran
• Nat plin
• Neut kosen
• Semua permukaan pasangan saluran terbuka.

Pasal 09
PEKERJAAN LANTAI
1. Penjelasan Umum
a. Sebelum pemasangan lantai dilaksanakan sudah dipastikan kepadatan pasir
alas bawah lantai sudah benar-benar bersih, serta semua saluran bawah lantai
sudah terpasang.
b. Pemakaian bahan lantai dan ubin untuk setiap bagian pekerjaan harus dalam
produksi yang sama.
c. Pemasangan saluran ubin harus rata air.
d. Adukan terisi padat serta lot, siku dan waterpassnya baik.
e. Tebal siar harus kontinyu sehingga setiap perpotongan siar membentuk garis
lurus dan saling tegak lurus sesamanya.
f. Untuk alas lantai keramik menggunakan lantai rabat beton tebal 7 cm.
2. Lantai Tegel/Ubin
a. Semua lantai ruangan menggunakan Keramik produk Asia Tile setara ukuran 40
x 40 cm motif pholished.
b. Untuk teras menggunakan lantai keramik produk Asia Tile atau setara dengan
ukuran 40 x 40 cm motif rock/kasar.
c. Pasangan keramik Plint untuk interior bangunan menggunakan Keramik Tile
atau setara ukuran 10 x 40 cm. Sedangkan untuk di teras dan selasar
menggunakan plint keramik produk Asia Tile atau setara dengan ukuran 10 x 40
cm.
d. Adukan untuk pasangan lantai dan dinding keramik menggunakan campuran 1
Pc : 3 Ps.
e. Setelah pemasangan keramik, nat-nat tegel diisi dengan pasta semen warna
sama dengan warna keramik dan sebelum pasta semen mengering dipermukaan
lantai dibersihkan sampai tidak ada noda semen pada lantai.
f. Meja beton menggunakan Granite/Homogeneus 60x60 cm.

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pos Jaga – BAB VI halaman 10


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

Pasal 10
PEKERJAAN KUSEN/DAUN PINTU JENDELA
DAN KACA ALUMUNIUM
1. Pintu dan jendela alumunium
a. Semua bagian pekerjaan pintu dan jendela alumunium warna baik material,
design, ukuran, ketebalan harus sesuai dengan gambar rencana.
b. Material yang digunakan harus alumunium paduan untuk keperluan arsite ktur
dengan Alloy 6063 – temper & 5 setaraf produk Alexindo atau Alcomexindo.
c. Finishing permukaan alumunium harus menpunyai ketebalan anodice 18 micron
dengan toleransi 2 micron, yang diproses berdasarkan teknik pewarna analog
dan harus memberikan jaminan ketahanan warna secara tertulis selama 20
tahun (dinyatakan dalam surat garansi).
d. Ukuran profile disesuaikan dengan gambar rencana dengan ketebalan minimum
1,8 mm kecuali bagian-bagian yang tidak mempengaruhi kekuatan dari pintu dan
jendela.
2. Kaca
a. Kaca yang digunakan kaca polos/rayban tebal 5 mm sesuai dengan ukuran dan
bentuk dalam gambar.
b. Tidak diperkenangkan adanya kontak langsung antara kaca dan aluminium.
Pada pinggir-pinggir kaca harus dilapisi bahan mastic atau sealant yang elastic
dan kedap udara.
c. Kaca harus terpasang dengan kokoh pada tempatnya dan tidak goyah.

Pasal 11
PEKERJAAN KUNCI DAN PENGGANTUNGAN
1. Kuncu-kunci
a. Semua contoh-contoh kunci dan penggantungan harus mendapat persetujuan
Direksi sebelum pemasangan dilaksanakan
b. Kunci-kunci dan penggantungan harus dilengkapi dan dipasang dengan
menggunakan sekrup sesuai dengan ukuran lubangnya, tidak diperkenankan
menggunakan paku
c. Semua kunci-kunci dan penggantungan produksi dalam Negeri kualitas baik
tidak cacat dan macet.
d. Kunci tanam daun pintu memakai kunci berkwalitas baik setaraf dengan merek
SES 1 Kali putar.
e. Semua kunci-kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu.
Dipasang setinggi 90 cm di atas lantai, atau sesuai petunjuk Direksi.
2. Grendel
a. Setiap daun pintu dilengkapi dengan grendel.
b. Masing-masing daun jendela dipasang grendel tanam kecil
c. Pemasangan grendel harus dilaksanakan dengan persetujuan pengawas,
terutama menyangkut letak/posisi grendel
d. Pemasangan grendel jendela harus dilaksanakan dengan rapih dan tidak
merusak/mengakibatkan cacat pada daun jendela atau ambang kuseng.
3. Hak angin/Kait-kait
a. Setiap daun jendela dipasang sepasang hak angin/kait-kait
b. Hak angin/kait-kait dipasang masing-masing pada sisi dalam daun jendela yang
dilengkapi tumpuan kaitan pada ambang koseng.

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pos Jaga – BAB VI halaman 11


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

Pasal 12
PEKERJAAN PLAFOND
1. Rangka plafon
a. Rangka plafon menggunakan Besi hollow galvanis 4/4 dan 2/4 dipasang per 61
cm.
b. Rangka plafon menggunakan penggantung Besi hollow galvanis 4/4 atau
kawat suspense yang dipasang pada tempat-tempat/jarak tertentu yang
digantung pada rangka atap.
2. Bahan Plafon
a. Bahan plafon menggunakan bahan Kalsiboard tebal 3,5 mm untuk interior dan
eksterior.
b. Sebelum pemasangan bahan plafon terlebih dahulu di cat dasar yang rata .
3. Teknis Kelengkapan
a. Pemasangan plafon harus rata/tidak terjadi lendutan, dan sebelum memasang
penutup plafon harus sudah dipastikan semua pekerjaan instalasi listrik yang
seharusnya berada di atas plafon sudah selesai/rampung.

Pasal 13
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Bahan
a. Pengertian cat meliputi /termasuk emulsi , enamel, vernis, sealer, cement
emulsion filler dan pelapis-pelapis lain yang dipakai sebagai cat dasar, cat
perantara, cat ahir.
b. Semua cat yang akan dipakai harus mendapat persetujuan Direksi. Untuk cat
tembok bagian dalam bangunan menggunakan cat Metrolit Mowilex interior
atau setara dan cat tembok bagian luar menggunakan cat Mowilex Eksterior
atau setara. Cat kayu/besi sejenis Avian atau setara, dan cat plafon sejenis
Mowilex atau setara.
c. Plamour dan dempul untuk pekerjaan cat tembok yang digunakan adalah A
Plus atau setara.
d. Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik yang sama dengan yang
diencerkan.
2. Jenis pekerjaan
a. Mengecat dengan cat tembok semua bidang dinding eksterior/interior yang
nampak ,sesuai petunjuk gambar.
b. Memeni semua sambungan permukaan bidang besi yang tertanam dan
berhubungan langsung dengan tembok ,
c. Mengecat dengan cat tembok bagian permukaan plafon.
3. Cara Pelaksanaan
a. Cat Tembok
• Yang termasuk pekerjaan cat tembok/dinding adalah pengecatan seluruh
permukaan plasteran bangunan yang telah diaci dan diplamour atau bagian-
bagian lain yang ditentukan dalam gambar.
• Permukaan plasteran yang telah rata diaci dengan pasta seperti yang telah
ditentukan dandilanjutkan dengan pekerjaan plamour dengan menggunakan
alat seperti pisau plamour dari plat baja tipis.
• Lapisan plamour dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang rata dan
halus.
• Setelah permukaan dinding diflmour dan disaksikan tidak ada lagi permukaan
yang bergelombang, retak dan retak-retak rambut, permukaan dinding sudah
halus dibersihkan untuk selanjutnya dilakukan pekerjaan pengecatan.
• Pengecatan dilakukan dengan tiga kali lapisan yang menggunakan alat
seperti Roller, kuas, atau cara lain yang di anjurkan direksi.
b. Cat Plafond
• Pengecatan plafon diulang sebanyak tiga kali sampai rata dan tidak belang .

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pos Jaga – BAB VI halaman 12


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

• Untuk memudahkan pelaksanaan pengecatan plafon, dapat dilaksanakan


pengecatan pertama sebelum pemasangan bahan plafon yang dilanjutkan
dengan pengecatan berikutnya pada saat bahan plafon sudah dipasang.

Pasal 14
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
1. Atap pada bangunan ini semuanya menggunakan rangka baja ringan yang dikerjakan
oleh tenaga yang bersertifikat dan berpengalaman dalam pekerjaan tersebut.
Persyaratan harus sesuai dengan SNI kecuali di tentukan lain dalam gambar
rencana.
2. Sebelum dilaksanakan pemasangan, penyedia jasa wajib memberikan ”sertifikat test”
kepada pengawas mengenai bahan rangka baja ringan dari produsen.
3. Bila tidak ada sertifikat itu penyedia jasa harus melakukan pengujian atas bahan
tersebut di laboratorium dan hasilnya diserahkan kepada pengawas secepatnya.
4. Mutu dan kwalitas rangka atap baja ringan harus sesuai dengan standar dan
dikerjakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman serta Direksi berhak untuk
menolak/memberhentikan tenaga kerja yang tidak berpengalaman dalam peke rjaan
tersebut.
5. Penyedia jasa harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis
operated dari pembuat sebagai informasi bagi konsultan pengawas.
6. Rangka atap dibuat dari Rangka Atap Baja Ringan Kanal C AZ 150 dan Gording baja
ringan.
7. Bahan penutup atap menggunakan Spandek Zincalume 0.4 mm.
8. Talang air menggunkan plat zincalume t. 0,4 mm
9. Tumpuan kaki kuda-kuda harus diikat pada besi kolom dengan menekuk besi
tersebut pada balok tarik ataupun diperkuat dengan mour beugel yang sudah
tertanam sebelumnya pada kolom atau ring balk.
10. Sistem pengangkutan, penyimpanan, dan pemasangan harus sesuai dengan
ketentuan yang dikeluarkan oleh pabriknya.
11. Semua Pemasangan Listplank sesuai petunjuk gambar menggunakan Litsplank dari
Alumunium Composite Panel (ACP) PVDF tebal alumunium 0,3 mm merek Seven.
Rangka Kombinasi : Steel Hollow Galvanis 40.40 mm & 40.20 mm
12. Pemasangan harus rapi dan rapat sehingga terhindar dari kebocoran akibat
kesalahan pemasangan.

Pasal 15
PEKERJAAN MEKANIKAL & ELETRIKAL
1. Pekerjaan Mekanikal
a. Lingkup pekerjaan
• Sistem Pembuangan Air Hujan
• Perlengkapan-perlengkapan lain.
b. Material
• Pipa Air bersih menggunakan pipa PVC class AW merk “MASPION” atau
setara.
• Pipa-pipa air kotor mengggunakan dari pipa PVC class AW merk “MASPION”
atau setara.
• Roofdrain menggunkan merek setara Toto.
c. Fitting
• Semua sambungan yang menghubungkan pipa-pipa dengan luas penampang
yang berbeda harus digunakan “reducing” atau “increasing”
• Sedapat mungkin harus digunakan belokan-belokan dengan long radius.
Belokan-belokan dari jenis ‘short radius” hanya boleh digunakan apabila
kondisi tempat tidak memungkinkan penggunaan jenis long radius, dan
kontraktor harus memberitahukan kepada Pengawas.
• Fitting atau alat-alat yang menimbulkan tahanan aliran-lairan yang tidak wajar
tidak boleh digunakan.
d. Pelaksanaan dan pemasangan

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pos Jaga – BAB VI halaman 13


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

1) Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi plumbing, kontraktor diwajibkan


membuat gambar kerja yang diperlukan dan disetujui oleh Pengawas
Lapangan.
2) Gambar-gambar tersebut meliputi :
• Penembusan pipa/sleeves pada pondasi, plat beton dan lain-lain.
• Penggambaran jalur-jalur pipa air bersih dan pipa air kotor lengkap
dengan hanger/support.
3) Pembersihan dan Pengecatan
• Semua bagian pipa terlindung dinding harus bebas dari lemak dan
kotoran-kotoran lainnya.
• Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau
finishing arsitektural atau timbulnya kerusakan lainnya yang semuanya
atas kelalaian kontraktor karena tidak membersihkan sistem pemipaan
dengan baik, maka semua perbaikan adalah menjadi tanggung jawab
kontraktor.
• Penggantung/penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya harus
dilapisi dengan pencegah karat.
• Harus dilakukan pengujian untuk menghindari kegagalan sistem instalasi,
dan bila ternyata terjadi kegagalan maka kontraktor harus mengganti
bagian yang rusak/gagal tersebut sampai memuaskan Pengawas
lapangan. Bahan yang rusak/gagal harus diganti dengan bahan yang
baru.
2. Pekerjaan Elektrikal
a. Lingkup Pekerjaan
Seluruh pekerjaan listrik dalam proyek ini meliputi:
• Pengadaan dan pemasangan lampu penerangan baik di dalam bangunan
maupun di luar bangunan, termasuk perkawatan, titik nyala, armature sampai
panel-panel penerangan.
• Pengadaan dan pemasangan stop kontak termasuk perkawatan dan panel-
panel.
• Pengujian dan pengesahan seluruh instalasi listrik.
• Pekerjaan dianggap selesai apabila:
- Semua system yang dipasang sesuai dengan rencana
- Ada surat pengesahan/sertifikat hasil tes dari PLN setempat
- Setelah pekerjaan selesai, instlatur harus membuat 3 (tiga) lembar revisi
(as build drawing).
b. Standar dan Referensi
Standar dan referensi yang digunakan di sini adalah sesuai dengan standar :
- Peraturan Umum Instalasi Listrik Tahun 1987 (PUIL)
- Peraturan Menteri Pekerja Umum dan tenaga Listrik No. 023/PRT/1978
Tentang Peraturan Instalasi Listrik (PIL)
- Peraturan Menteri Pekerja Umum dan Tenaga Listrik No. 024/PRT/1978
Tentang Syarat-syarat Penyambungan Listrik (SPL)
- AVE Belanda
- VDE Jerman
- British Standard Associates
- USA Standard
- JIS Japan Standard
c. Teknik Instalasi
Instalasi Kabel
• Bahan :
Kabel dengan merek Eterna atau setara dengan kerangka kabel yang
sudah diakui oleh PLN melalui LMK. Jenis kabel yang digunakan sejenis
kabel TWIZ, NYY dan NYM.
• Pelaksanaan
- Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti
karet, PVC, asbes, glass, tape sintetis dll, harus dari tipe yang

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pos Jaga – BAB VI halaman 14


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

disetujui untuk: penggunaan, lokasi voltage yang tertentu dan harus


dipasang memakai cara yang disetujui menurut anjuran dialer atau
manufacture.
- Kabel-habel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau
namanya masing-masing.
- Untuk instalasi penerangan di daerah tanpa menggunakan ceiling
gantung, maka seluruh pengan tar (conduit) ditanam dalam beton
dan untuk instalasi yang berada di atas ceiling menggunakan rol
isolator.
- Semua armatur lampu dan komponennya dipasang sesuai dalam
gambar rencana dan atas persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
- Pemasangan instalasi listrik harus diserahkan kepada tenaga
instalatur yang cukup ahli dan mendapat persetujuan
Direksi/Pengawas. Dalam hal ini Penyedia Jasa tetap bertanggung
jawab sepenuhnya terhadap hasil pekerjaannya.

Instalasi Sakelar dan Stop Kontak (Outlet)


• Saklar-saklar:
Saklar yang digunakan adalah setara Broco/Panasonic/Clipsal dan yang
harus dari jenis rocker mekanisme dengan ranting 5A-10A, 250 V sakelar
dipasang inbouw pada dinding tembok dengan ketinggian 140 cm di atas
lantai. Saklar-saklar tersebut harus dipasang dalam kotak dan ring, dengan
penyetelan yang standar dilengkapi dengan penutup persegi. Sambungan -
sambungannya diperbolehkan antara kotak-kotak yang berdekatan.
• Stop Kontak
Stop kontak yang digunkanan setara Broco/Panasonic/Clipsal dan harus
dengan type yang memakai carthing contact dengan ranting 10 A, 250 V,
AC. Semua pasangan stop kontak dengan tegangan kerja 220 V harus
diberi saluran ke tanah (grounding) pasangan stop kontak pada dinding
atau landasan-landasan yang telah ditentukan disesuaikan dengan detail-
detail pada gambar kerja.
• Fixture/Armatur penerangan:
- Type lampu LED 7 Watt setara Philips
3. Lain-lain
a. Commisioning dan Testing
- Penyedia Jasa pekerjaan instalasi harus melakukan semua testing dan
pengukuran-pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa/mengetahui
seluruh instalasi telah dapat berfungsi dengan baik dan memenuhi semua
persyaratan.
- Semua tenaga, bahan dan perlengkapannya yang perlu untuk testing tersebut
merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa. Termasuk peralatan khusus yang
perlu untuk testing seluruh sistem ini, seperti dianjurkan oleh pabrik, harus
disediakan oleh Penyedia Jasa.
- Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas dalam 3 (tiga)
rangkap dokumen-dokumen mengenai hal-hal sebagai berikut:
1) Hasil Pengetesan kabel-kabel
2) Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi.
3) Hasil pengetesan semua persyaratan operasi dan instalasi.
4) Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain.
b. Garansi dan Pemeliharaan
- Peralatan-peralatan instalasi ini harus digaransi selama 1 (satu) tahun terhitung
saat penyerahan pertama.
- Pekerjaan baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti-bukti hasil
pemeriksaan baik yang ditanda-tangani bersama oleh Penyedia Jasa serta
persetujuan Konsultan Pengawas serta jika perlu disahkan oleh Insta nsi yang
berwenang.
- Jika dalam masa pemeliharaan instalasi tidak melaksanakan teguran-teguran
atau perbaikan-perbaikan / penggantian, maka Konsultan Pengawas berhak

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pos Jaga – BAB VI halaman 15


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

menyerahkan pekerjaan perbaikan/kekurangan tersebut kepada pihak lain.


- Selama masa pemeliharaan pekerjaan ini Penyedia Jasa harus
mendidik/melatih karyawan/ petugas dari pemberi tugas. Sehingga mengenali
sistem instalasi dan dapat menjalankan serta melaksanakan pemeliharaan.
c. Pemeriksaan
Selama masa pemeliharaan ini, pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dan
pemeriksaan rutin dilaksanakan tidak kurang dari 2 (dua) minggu.

Pasal 16
PEKERJAAN PEMBERSIHAN
1. Pekerjaan pembersihan baik noda-noda yang masih tersisa karena hasil pekerjaan
dalam pembangunan maupun pembersihan halaman harus dilaksanakan sebagai
bagian pekerjaan sampai masa pemeliharaan berakhir. Dan pelaksanaanya
mengikuti petunjuk Direksi.
2. Semua pekerjaan yang terdapat dalam gambar bestek tapi tidak dinyatakan dalam
RKS ini atau sebaliknya akan tetapi menyangkut pekerjaan bangunan ini, maka wajib
pemborong menyelesaikan sesuai petunjuk Direksi

Pasal 17
PEKERJAAN LAIN-LAIN
a. Apabila terdapat perbedaan ukuran atau keterangan antara gambar dengan dokumen
ini, maka yang mengikat adalah gambar, namun perbedaan ini disampaikan tertulis
kepada Direksi/Pengawas.
b. Semua pekerjaan yang terdapat dalam gambar bestek tapi tidak dinyatakan dalam
RKS ini atau sebaliknya akan tetapi menyangkut pekerjaan bangunan ini, maka
Penyedia Jasa wajib menyelesaikan sesuai petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
c. Hal-hal yang belum tercantum dalam syarat-syarat teknis ini, akan ditentukan dalam
Surat Perintah Kerja atau Direksi/Pengawas.

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pos Jaga – BAB VI halaman 16


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

BAB VII
PEKERJAAN ME SITE

BAGIAN I
SYARAT - SYARAT UMUM

Pasal 01
KETENTUAN-KETENTUAN UMUM

1. Jika terdapat perbedaan antara Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini dengan
gambar, maka yang berlaku dan mengikat ialah Rencana Kerja dan Syarat -syarat
(RKS) ini.
2. Jika terdapat perbedaan atau ketidak cocokan antara gambar-gambar rencana, RKS
dengan gambar detail, maka yang berlaku dan mengikat ialah gambar-gambar detail.
3. Untuk hal-hal yang tersebut pada ayat 1 dan 2 pada pasal ini saling bertentangan,
kontraktor diwajibkan berkonsultasi dengan direksi.

Pasal 02
SYARAT-SYARAT DAN PERATURAN-PERATURAN

1. Pekerjaan yang dilaksanakan harus mengikuti dan sesuai dengan:


a. Syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalam Rencana Kerja
dan Syarat-syarat (RKS) ini serta gambar-gambar terlampir.
b. Berita Acara Penjelasan (Aanwijzing) yang merupakan bagian dari RKS ini.
c. Petunjuk-petunjuk yang diberikan secara tertulis oleh Direksi pada waktu
pelaksanaan pekerjaan berlangsung, ataupun oleh Dinas Pekerjaan Umum
setempat.
2. Untuk pekerjaan ini, kecuali bila ketentuan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat
ketentuan-ketentuan dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya:
a. Keppres No. 54 Tahun 2010 dengan lampiran-lampirannya
b. Peraturan umum tentang pelaksanaan pembangunan di Indonesia, AV tahun
1941
c. Peraturan umum bahan bangunan Indonesia tahun 1982
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1971
d. Peraturan konstruksi kayu Indonesia (PKKI) 1961
e. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL)
f. Peraturan umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja
g. Peraturan Semen Portland Indonesia NI No. 8
h. Peraturan Muatan Industri 1983.
i. Peraturan-peraturan Umum yang berlaku di Indonesia untuk proyek ini :
- Agregat Halus : ASTM C 33-78
- Agregat Kasar : ASTM C 33-78
- Air : NI-2 PBI 71
- Admixtures : ASTM C 494-81
- Batu : ASTM C 127-81, ASTM C 535-81, ASTM C 88-78
j. Peraturan-peraturan Pemerintah lainnya yang bersangkutan dengan pekerjaan
ini.

Spes Teknis Pekerjaan ME SITE – BAB VII halaman 1


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

3. Cara Pemeriksaan Bahan Bangunan


a. Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan.
b. Konsultan Pengawas berwenang menanyakan asal bahan dan kontraktor wajib
memberitahukan.
c. Semua contoh bahan bangunan yang akan digunakan harus diperiksa oleh
konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
d. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh kontraktor di lapangan, tetapi
ditolak pemakaiannya oleh Konsultan Pengawas, maka harus segera dikeluarkan
dari lapangan pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 3 x 24 jam terhitung
dari jam penolakan.
e. Apabila Konsultan Pengawas merasa perlu meneliti suatu bahan lebih lanjut,
Konsultan Pengawas berhak mengirimkan bahan tersebut peda Balai Penelitian
bahan-bahan (laboratorium) yang terdekat untuk diteliti. Biaya pengiriman dan
penelitian menjadi tanggungan kontraktor, apapun hasil penelitian bahan
tersebut.
4. Sarana Bekerja
a. Tenaga kerja/tenaga ahli yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
b. Alat-alat bantu seperti beton molen, vibrator, pompa air, pengangkutan dan
peralatan lain yang dipergunakan untuk melancarkan pelaksanaan.
c. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang
akan dilaksanakan tepat pada waktunya.

Pasal 03
SITUASI DAN UKURAN
1. Situasi
a. Volume pekerjaan tersebut dalam pasal terdahulu merupakan batasan minimal
yang harus dipenuhi dan dimasukan sebagai garis pelaksanaan dan pegangan
kontraktor.
b. Kontraktor wajib meneliti situasi lapangan, terutama keadaan tanah, sifat dan
luasan pekerjaan serta hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga penawaran
kontraktor.
c. Kelalaian atau kekurang telitian kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan alasan
untuk mengajukan tuntutan.
2. Ukuran
a. Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut
bentuk, ukuran-ukuran dan mutu yang tercamtum dalam rencana kerja dan
syarat-syarat (RKS) pekerjaan ini.
b. Kontraktor berkewajiban mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain dan segera
melaporkan kepada direksi bila mana terdapat ketidak cocokan ukuran -ukuran di
dalam gambar-gambar RKS ini dan tidak diperkenangkan membetulkan
kesalahan-kesalahan ukuran/gambar-gambar sebelum berkonsultasi dengan
Direksi.
c. Apabila terdapat ketidaksesuaian ukuran-ukuran, maka pengukuran bersama
dijadikan patokan.
d. Elevasi-elevasi bangunan ditentukan berdasarkan titik Benchmark yang ada
pada lokasi pembangunan, atau sesuai petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas
e. Titik peil ini harus ditetapkan dengan mengadakan pengukuran Mutual Chek
(MC.0) dan membuat patok permanen yang selama dalam pelaksanaan tidak
boleh bergeser/berubah.
f. Untuk selanjutnya patok permanen tersebut harus menjadi dasar bagi setiap
ukuran dan kedalaman.
g. Atas persetujuan Direksi, penentuan titik lainnya dilakukan oleh pemborong
dilapangan dengan alat ukur optik yang sudah ditera kebenarannya dan harus
selalu berpedoman pada titik duga pokok (titik nol).
h. Pengukuran sudut-sudut 90 derajat atau bukan, hanya boleh dilakukan dengan
alat ukur optik.

Spes Teknis Pekerjaan ME SITE – BAB VII halaman 2


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

i. Pengukuran siku dengan benang secara azas segitiga phytagoras hanya


diperkenangkan untuk bagian-bagian ruang kecil saja.

Pasal 04
PROGRAM PELAKSANAAN

1. Penyedia jasa harus membuat Program Pelaksanaan dalam bentuk Bar-Chard, dan
dalam bentuk Network Planning yang dapat memperlihatkan alur kerja untuk setiap
kegiatan hal-hal sebagai berikut :
a. Jenis kegiatan dan volume.
b. Waktu pelaksanaan.
c. Jumlah dan jenis tenaga kerja, perlatan dan material yang diperlukan.
2. Aktivitas yang diperlihatkan pada Program harus sudah termasuk pelaksanaan
pekerjaan mobilisasi, persiapan, dan lain-lain, serta kelonggaran waktu dengan
adanya libur umum.

Pasal 05
DAERAH KERJA DAN JALAN MASUK

1. Penyedia Jasa akan diberikan daerah kerja untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
2. Penyedia Jasa harus membatasi operasinya di lapangan yang betul-betul diperlukan
untuk pekerjaan tersebut. Tata letak yang meliputi jalan masuk, lokasi penyimpangan
bahan bangunan dan jalur pengangkutan material dibuat oleh Penyedia Jasa dengan
persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
3. Penyedia Jasa dan orang-orang yang diberi wewenang olehnya harus selalu bebas
memasuki tempat kerja dan lapangan, termasuk semua bengkel (workshop) dan tempat-
tempat dimana pekerjaan disiapkan atau material diproduksi, perlengkapan dan mesin-
mesin diperoleh untuk digunakan dalam proyek ini dan Penyedia Jasa harus mengurus
semua fasilitas dan bantuan untuk mendapatkan akses memasuki daerah tersebut.
4. Penyedia Jasa harus mengurusnya sendiri dan mengajukan usulan mengenai pengadaan
fasilitas memasuki daerah-daerah tersebut dengan kerjasama dari Pejabat Pembuat
Komitmen maupun Direksi/Konsultan Pengawas. Tidak ada fasilitas tambahan yang dapat
dilaksanakan tanpa adanya persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas.
5. Dalam melaksanakan pekerjaan dan pengangkutan bahan-bahan untuk keperluan
pekerjaan, Penyedia Jasa harus berhati-hati sedemikian sehingga tidak mengganggu
kelancaran lalu-lintas atau menimbulkan kerusakan terhadap bangunan yang telah
ada serta prasarana lainnya. Bila terjadi kerusakan, Penyedia Jasa berkewajiban
untuk memperbaiki atau menggantinya. Penyedia Jasa juga harus menyediakan
rambu-rambu/tanda-tanda peringatan di sekitar lapangan kerja atau jalan masuk ke
lokasi pekerjaan.
Pasal 06
KONDISI/CUACA
Pekerjaan harus dihentikan apabila cuaca tidak mengijinkan, yang dapat mengakibatkan
penurunan mutu pekerjaan.
Pasal 07
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Pemborong harus menyediakan kotak P3K untuk pertolongan pertama berisi obat -
obatan sesuai peraturan P3K dan palang merah.
2. Pemborong harus memenuhi/mentaati peraturan-peratuiran hukum tentang
perawatan para korban dan keluarga.
3. Apabila terjadi kecelakaan terhadap pegawai/buruh ditempat pekerjaan, pemborong
harus segera mengambil tindakan-tindakan penyelamatan korban, hal mana harus
pula dilaporkan kepada Direksi.
4. Pemborong harus senantiasa menyediakan air minum yang bersih dan sudah
dimasak untuk para pekerja.

Spes Teknis Pekerjaan ME SITE – BAB VII halaman 3


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

BAGIAN II
SYARAT - SYARAT TEKNIS

Pasal 01
JENIS DAN LINGKUP PEKERJAAN

A. Jenis Pekerjaan
• Kegiatan : Pembangunan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Sulawesi Selatan di Kabupaten Jeneponto.
• Pekerjaan : Instalasi ME Site Rest Area.
• Pekerjaan-pekerjaan lain sesuai gambar yang belum disebut disini.
B. Lingkup Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan ini harus dilakukan oleh Penyedia Jasa yang telah
berpengalaman dalam pekerjaan sejenis, dengan kapasitas peralatan yang memadai
serta kualitas personil yang melaksanakan pekerjaan yang telah berpengalaman,
sehingga Pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lancar, seperti yang disyaratkan dalam
RKS dan spesifikasi ini.
Lingkup dari pekerjaan ini meliputi semua penyediaan tenaga, peralatan dan bahan,
sehubungan dengan pekerjaan Pembangunan Instalasi ME Rest Area sebagai
berikut:
1. PEKERJAAN PENDAHULUAN
2. PEKERJAAN PIPING
3. PEKERJAAN BAK KONTROL
4. PEKERJAAN PEKERJAAN BIOSEPTIK TANK
5. PEKERJAAN GENSET
6. PEKERJAAN PLUMBING
7. PEKERJAAN JARINGAN AIR BERSIH
8. PEKERJAAN PEMBERSIHAN
9. PEKERJAAN LAIN-LAIN

C. Lokasi
Lokasi pekerjaan berada di Lingkungan Borong Untia Desa Karama Kelurahan
Benteng Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan .

Pasal 02
BAHAN-BAHAN DASAR BANGUNAN
1. Semen Portland
a. Memenuhi persyaratan-persyaratan SII dan NI-8
b. Yang digunakan harus terdiri dengan satu jenis merek dari mutu yang baik dan
atas persetujuan Direksi.
c. Penyimpanan semen harus ditempat yang kering dengan lantai terangkat, bebas
pengaruh air dari tanah dan menurut urutan pengiriman. Semen yang telah rusak
karena terlalu lama disimpan, mengeras ataupun tercampur dengan bahan yang
dapat merusak struktur bangunan, tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dari
tempat pekerjaan.
2. Pasir
a. Pasir urugan dan pasir pasangan yang digunakan adalah pasir dari jenis yang
baik serta bersih dan tidak bercampur dengan tanah liat atau kotoran/bahan
organis lainnya.
b. Pasir untuk campuran beton dipakai yang berbutir kasar bersih dari lumpur dan
bahan organis lainnya.
3. Cipping/Batu Pecah
a. Cipping/Batu Pecah dapat berupa batu alam atau batu-batuan yang diperoleh
dari pemecahan batu dengan gradasi yang tertentu dan cocok untuk penggunaan
campuran beton, cipping tersebut adalah hasil dari mesin batu pecah/stone
cruiser.
b. Bahan ini harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori, bebas dari
bahan-bahan yang dapat merusak fungsinya terhadap konstruksi.

Spes Teknis Pekerjaan ME SITE – BAB VII halaman 4


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

c. Dalam segala hal, syarat-syarat ini disesuaikan dengan ketentuan dalam PBI
1971.
4. Batu
a. Batu gunung:
• Bahan untuk batu gunung kecuali dipersyaratkan lain, harus sesuai dengan
PUBB 1977 NI-3.
• Batu gunung yang digunakan berukuran sesuai standar kebutuhan untuk
pondasi dan untk pasangan batu kosong bahwa pondasi, berstruktur cukup
kuat dan awet serta tidak foreus.
• Batu gunung yang berdiameter lebih dari 20 cm harus dipecah dan yang
dalam keadaan bulat tidak dapat dipergunakan.
b. Batu bata
Semua batu bata yang dipergunakan harus berkualitas baik yang berwarna
merata, sisi-sisinya tegak lurus satu sama lain dan rapi serta mempunyai
ukuran/bentuk yang sama pejal dan utuh, matang dalam pembakaran.
5. Air Kerja
a. Air kerja adalah air yang tidak mengandung minyak asam, alkali, garam -garam,
bahan organis atau bahan lain yang dapat merusak mutu beton, bersih dan
dapat diminum.
b. Selama air dilokasi pekerjaan belum mendapat persetujuan untuk dipergunakan
sebagai air kerja, maka pihak pemborong harus dapat mengadakan air dari
sumber lain yang disetujui.
6. Besi Beton
a. Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan yang
ditentukan dalam SII dan PBI 71.
b. Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacat -
cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
c. Dimensi dan ukuran penampang bulat besi beton/baja tulangan harus sesuai
dengan petunjuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi minimal) seperti yang
disyaratkan dalam PBI 1971.
d. Besi beton/baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan
dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari
Direksi.
e. Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm
dan tidak bersepuh seng.
7. Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri dan Kwalitas KW
1, serta material yang digunakan harus mendapat persetujuan dari Direksi.

Pasal 03
PERALATAN
1. Penyedia Jasa harus menyediakan sendiri semua peralatan kerja dalam jumlah
yang cukup sesuai dengan jenis dan volume pekerjaan
2. Disamping peralatan kerja utama, Penyedia Jasa juga harus memyediakan
peralatan kerja bantu yang cocok dan lazim digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, serta jumlahnya cukup

Pasal 04
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pengukuran dan Pemasangan Papan Bouwplank
a. Kontraktor melakukan pengukuran Elevasi titik nol bangunan ditentukan
berdasarkan titik Benchmark yang ada pada lokasi pembangunan, atau sesuai
petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas
b. Atas persetujuan Direksi, penentuan titik lainnya dilakukan oleh pemborong
dilapangan dengan alat ukur optik yang sudah ditera kebenarannya dan harus
selalu berpedoman pada titik duga pokok (titik nol).
c. Pemasangan patok dan papan bauwplank boleh menggunakan kayu/papan kelas
III yang diketam rata pada sisi kerjanya.

Spes Teknis Pekerjaan ME SITE – BAB VII halaman 5


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

d. Tinggi bouwplank sama dengan titik nol atau apabila dikehendaki lain harus
dibicarakan dan mendapat persetujuan Direksi.
e. Setelah pemasangan bouwplank harus dilaporkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan selanjutnya dilaksanakan.
2. Papan Nama Proyek
a. Kontraktor harus membuat Papan Nama Proyek yang dipasang pada tempat
bagian depan lokasi pekerjaan dimana dapat terlihat dengan jelas.
b. Papan Nama Proyek terbuat dari patok kayu yang kuat dan ditancap diatas tanah
dengan tinggi sekurang-kurangnya 3 (tiga) meter.
3. Dokumentasi dan Pelaporan
a. Penyedia Jasa harus membuat foto-foto dokumentasi dalam tahapan pekerjaan
sebagai berikut :
- Sebelum pekerjaan dimulai 0 %
- Pelaksanaan lapangan mencapai 50 %
- Pekerjaan mencapai 100 %.
b. Tata cara pengambilan foto dokumentasi diambil dalam arah dan tempat yang
sama setiap tahapan sehingga dapat menggambarakan kemajuan secara
kronologis dan jelas, khususnya yang dianggap penting disusun dalam album dan
diserahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas sebanyak 3 (tiga) rangkap
beserta negatif filmnya dan selanjutnya menjadi dokumen proyek.
c. Untuk kepentingan pengendalian pekerjaan dan pengawasan pekerjaan
dilapangan, Penyedia jasa wajib membuat laporan harian, laporan mingguan dan
laporan bulanan.
d. Semua laporan pelaksanaan yang dibuat oleh Penyedia jasa, harus diperiksa dan
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas, dibuat dalam rangkap 3 (tiga) untuk
diserahkan kepada Pemberi Tugas melalui Direksi/Konsultan Pengawas.
e. Laporan harian, harus berisi: Kuantitas dan macam bahan yang ada di lapangan;
penempatan tenaga untuk setiap macam tugas; jumlah, jenis dan kondisi
peralatan; Kuantitas dan jenis pekerjaan yang dilaksanakan; dan Keadaan cuaca
termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang berpengaruh terhadap
kelancaran pekerjaan.
f. Laporan Mingguan, dibuat setiap minggu, yang terdiri dari rangkuman laporan
harian dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta
hal-hal penting yang timbul atau berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
g. Laporan Bulanan dibuat setiap bulan yang terdiri dari rangkuman laporan
mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam satu bulan.
4. Pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Penyelesaian izin-izin lain yang terkait dengan pelaksanaan pembangunan berupa
Izin Mendirikan bangunan Bangunan (IMB) dengan pihak Pemerintah daerah
setempat.

Pasal 05
PEKERJAAN BETON

1. Pekerjaan beton bertulang pada pekerjaan, antara lain :


- Pekerjaan Penutup Bak Kontrol Tebal 10 Cm
2. Pemborong di wajibkan membuat pola rencana pengecoran, mulai dari plat/lantai
beton hingga seluruh pekerjaan beton selesai dengan membuat catatan -catatan
mengenai pelaksanaan.
3. Konstruksi beton bertulang untuk seluruh bagian harus mencapai mutu beton yang
ditentukan.
4. Selama pelaksanaan pengecoran beton, pemborong diharuskan membuat kubus -
kubus beton dengan ukuran yang sesuai dengan ketentuan.
5. Konstruksi beton dibuat sesuai dengan ukuran-ukuran, termasuk besi penulangan
dan beugel/sengkang yang tertera dalam gambar-gambar rencana dan detail.
6. Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa sehingga tidak mengalami perubahan
bentuk maupun tempat selama pengecoran berlangsung.

Spes Teknis Pekerjaan ME SITE – BAB VII halaman 6


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

7. Pengadukan beton harus dilakukan dengan mesin ready mix atau pengaduk Beton
Molen, atau alat lain yang disetujui Direksi.
8. Alat penggetar harus digunakan berdiri 90 derajat, hanya dalam keadaan khusus
diperkenangkan menyentuh tulangan.
9. Penghentian pengecoran hanya dilakukan pada tempat-tempat yang disetujui
Direksi/Pengawas Lapangan di dalam pola rencana pengecoran.
10. Untuk melaksanakan pekerjaan beton bertulang berlaku ketentuan -ketentuan dan
persyaratan-perysaratan dalam PBI 1971, dan tak ada satu bagian pekerjaan beton
yang dapat di cor tanpa persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan.
11. Adukan beton yang tidak memenuhi syarat-syarat, seperti sudah mengeras
sebagian, tercampur dengan bahan-bahan asing atau terlalu encer tidak boleh
dipergunakan.
12. Bahan
• Penggunaan bahan, seperti dipersyaratkan dalam pasal bahan dasar dan sesuai
syarat-syarat serta aturan-aturan dalam PBI 1971, terdiri dari: Besi beton,
Semen, Pasir beton, krikil/batu pecah dan air kerja.
• Semua bahan dasar dan pekerjaan beton harus mendapatkan persetujuan Direksi
sebelum dilaksanakan.
13. Peralatan
Untuk kelancaran dan mutu beton yang dihasilkan kontraktor harus menyediakan
alat yang cukup untuk melaksanakan pekerjaan seperti Beton molen, alat penggetar
dll.
14. Pekerjaan Maal Beton (Becasting)
a. Becasting harus dibuat dan direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada
perubahan bentuk yang nyata dan cukup kuat, kaku untuk menahan getaran
dan kejutan gaya yang diterima tanpa perubahan bentuk selama
berlangsungnya pengecoran. Semua becasting harus dibuat penguat datar dan
silang sehingga kemungkinan bergetarnya (bergeser) becasting selama
pelksanaan dapat dihindarkan. Juga harus cukup rapat untuk menghindarkan
keluarnya adukan campuran beton selama berlangsungnya pengecoran.
b. Kerapihan dan ketelitian pemasangan becasting harus diperhatikan agar
setelah becasting dibongkar/dilepas memberikan bidang-bidang yang rata.
c. Kayu becasting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran.
d. Penyangga-penyangga harus diberi jarak antara yang dapat mencegah difleksi
bahan-bahan becasting.
e. Seluruh pekerjaan menyangkut pekerjaan becasting harus mengikuti
persyaratan dalam normalisasi NI-2 dan NI-3.
15. Pubrikasi Besi Beton
a. Kontraktor harus mengusahakan agar besi yang dipasang sesuai diameter
yang ada dalam gambar.
b. Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang ditetapkan
dalam gambar, maka dapat dilakukan pergantian ukuran diameter besi yang
terdekat dengan ketentuan :
• Harus ada persetujuan dari Konsultan Pengawas atau Direksi.
• Jumlah besi persatuan panjang atau persatuan yang terpasang dijamin
secara konstruksi dapat menyamai/setara dengan besi yang dibutuhkan.
16. Toleransi Besi
Diameter, ukuran sisi (jarak antara Variasi dlm berat Toleransi
dua permukaan yang berlawanan yang diperbolehkan diameter
< 0,10 mm ±7% ± 0,4 mm
0,10 mm – 0,15 mm ±5% ± 0,4 mm
0,16 mm – 0,28 mm ±5% ± 0,4 mm

Spes Teknis Pekerjaan ME SITE – BAB VII halaman 7


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

17. Pemasangan Pipa-pipa


Pemasangan pipa-pipa dalam beton tidak boleh sampai merusak kekuatan
konstruksi, untuk itu dipersyaratkan aturan-aturan dalam PBI 1971.
18. Pengangkeran pada kolom beton
Pada semua sambungan-sambungan vertical dari kolom beton dan dinding, harus
diberi batang tulangan, dari baja lunak/besi beton Φ 8 mm panjang 50 cm ujung
dibengkokkan yang masing-masing ujungnya saling mengikat pada bidangnya.
19. Kualitas/Mutu Beton
a. Kualitas/mutu beton untuk bangunan sipil menggunakan mutu beton K-225.
b. Bila terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan sehingga meragukan kualitas
beton, maka Direksi berhak untuk mengadakan pemerikaan kualitas beton
dengan cara teknis yang disetujui atas biaya kontraktor.
c. Spesifikasi campuran:
Untuk pekerjaan beton bertulang menggunakan adukan/takaran 1 pc : 1,5 ps :
2,5 Kr, untuk : plat lantai beton, dinding beton, plat dank beton dan balo serta
beton lain yang ditunjukkan dalam gambar.
d. Untuk beton tidak bertulang, beton tumbuk/rabat beton menggunakan campuran
1 pc : 3 ps : 5 Kr.
e. Untuk menjaga konsistensi (kekentalan) adukan beton, kontraktor diwajibkan
membuat pengujian slump, sesuai ketentuan yang berlaku (PBI-71). Nilai slump
dianjuran antara 8-10 cm.
20. Perawatan Beton
a. Perawatan beton harus memperhatikan pengaruh penguapan yang cepat dari
beton dan dibasahi paling sedikit 10 hari setelah pengecoran. Pada umur 24 jam
harus dijaga dari air hujan yang deras, air mengalir, getaran-getaran dan sinar
matahari.
b. Beton yang sudah dicor pada tempatnya harus dijaga agar selalu lembab dengan
jalan menutup beton dengan karung basah atau menyiram dengan air secara
rutin, hingga beton berumur satu minggu.

Pasal 06
PEKERJAAN DINDING DAN PLASTERAN BAK KONTROL

1. Pekerjaan Dinding Tembok (Batu Merah)


a. Bahan batu merah yang digunakan seperti yang dipersyaratkan dalam pasal
bahan dasar.
b. Pasangan dinding batu bata adalah pasangan ½ batu.
c. Batu bata/merah sebelum di pasang terlebih dahulu harus direndam dalam air
hingga jenuh.
d. Pasangan dinding bata/merah sebelum di plaster harus dibasahi deng an air
terlebih dahulu dan siar-siar telah dikeruk sehingga permukaan dinding terpasang
rapi dan memudahkan untuk pekerjaan plasteran.
e. Untuk ketepatan dan kelurusan pasangan tembok/dinding, digunakan alat
waterpass, benang atau alat lain yang disetujui Direksi.
f. Bagian pasangan dinding tembok yang dihubungkan dengan setiap bagian
pekerjaan beton (kolom, balok dll) harus diberi penguat stek-stek besi beton.
g. Pembuatan perancah tidak boleh menembus tembok.
2. Pekerjaan Plasteran dan Aus PC Licin
a. Pekerjaan plasteran untuk semua bidang dinding tembok eksterior bangunan,
dimana terdapat pekerjaan pasangan dinding. Sebelum melaksanakan pekerjaan
pelasteran, bidang dinding yang akan diplaster harus dibasahi terlebih dahulu dan
dipastikan bahwa permukaan dinding tersebut telah rata.
b. Untuk mendapatkan hasil plasteran yang lurus dan rata, diharuskan menggunakan
alat waterpass, benang atau alat lain atas anjuran Direksi.

Spes Teknis Pekerjaan ME SITE – BAB VII halaman 8


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

Pasal 07
PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN BIOSEPTIK TANK
1. Dimensi Tank :
Panjang 455cm Lebar 125cm Tinggi 175cm(Kotak)
Pipa Circulation : 3"&4" wavin rucika
Ventilasi : 2"
Cleaning Tube : 4"
Inflow & Outflow : 4"
Manhole : D.60cm (4buah)
Media Ball & Pvc Sheet Injection & Honey comd PVc
anerob & aerob System
1 buah Mesin Blower Supply Oksigen
1 buah Pump Airlift / Back wash
1 buah Control Panel Auto/manual
4 buah Diffuser Pvc
(Equitment Optional sesuai kebutuhan Project)
Bahan Fiberglass High Quality - Ketebalan 5-8mm

2. Septic Tank STP (Sewage Treatment Plan) BIOTECH BIOSUNG ramah


lingkungan dengan tecnology teruji sebagai salah satu rekomendasi guna
melestarikan lingkungan sekitar kita mencakup nasional.
Cara kerja Sepic tank memanfaatkan biology sistem rantai makanan sehingga
hasil buangan septic tank aman dan tidak berpolusi bagi tanah dan air sekitar
rumah.
Dilengkapi tube disinfectan berfungsi untuk steril buangan dari bakteri pantogen,
cara maintance yang mudah , ANTI SEDOT, bergarasni 10-15tahun, tebal, tidak
korosi tahan terhadap cuaca ekstrim, sesuai aturan badan lingkungan hidup.

Pasal 08
PEKERJAAN PLUMBING IPAL
1. Pekerjaan Mekanikal
a. Lingkup pekerjaan
• Sistem instalasi pipa distribusi limbah ke bak penampungan.
• Perlengkapan-perlengkapan lain.
b. Material
• Pipa-pipa air distribusi mengggunakan dari pipa PVC class AW merk
“MASPION/RUCIKA” atau setara.
• Dimensi pipa Ø 1”, Ø 2”,
• Pipa-pipa dan fittings pipa PVC class AW merk “MASPION/RUCIKA” atau
setara.
c. Fitting
• Semua sambungan yang menghubungkan pipa-pipa dengan luas penampang
yang berbeda harus digunakan “reducing” atau “increasing”
• Sedapat mungkin harus digunakan belokan-belokan dengan long radius.
Belokan-belokan dari jenis ‘short radius” hanya boleh digunakan apabila
kondisi tempat tidak memungkinkan penggunaan jenis long radius, dan
kontraktor harus memberitahukan kepada Pengawas.
• Fitting atau alat-alat yang menimbulkan tahanan aliran-lairan yang tidak wajar
tidak boleh digunakan.
d. Pelaksanaan dan pemasangan
1) Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi pipa, kontraktor diwajibkan
membuat gambar kerja yang diperlukan dan disetujui oleh Pengawas
Lapangan.
2) Gambar-gambar tersebut meliputi :
• Penembusan pipa/sleeves pada pondasi, plat beton dan lain-lain.
• Penggambaran jalur-jalur pipa lengkap dengan hanger/support.

Spes Teknis Pekerjaan ME SITE – BAB VII halaman 9


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

3) Pelaksanaan
• Sebelum pemasangan pipa dimulai , terlebih dahulu diadakan galian
tanah lebar 30 cm dan kedalaman 50 cm.
• Galian di timbun pasir setebal 10 cm lalu pemasangan pipa dimulai.
• Sambungan pipa harus memakai jenis yang sama.
• Untuk penyambungan pipa menggunakan lem pipa.
• Selanjutnya di timbun pasir kembali setebal 15 cm.
• Sisa lubang di tutup dengan tanah timbunan.

4) Pembersihan dan Pengecatan


• Semua bagian pipa terlindung dinding harus bebas dari lemak dan
kotoran-kotoran lainnya.
• Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau
finishing arsitektural atau timbulnya kerusakan lainnya yang semuanya
atas kelalaian kontraktor karena tidak membersihkan sistem pemipaan
dengan baik, maka semua perbaikan adalah menjadi tanggung jawab
kontraktor.
• Harus dilakukan pengujian untuk menghindari kegagalan sistem instalasi,
dan bila ternyata terjadi kegagalan maka kontraktor harus mengganti
bagian yang rusak/gagal tersebut sampai memuaskan Pengawas
lapangan. Bahan yang rusak/gagal harus diganti dengan bahan yang
baru.

Pasal 09
PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH

Pekerjaan Jaringan Air Bersih, antara lain :


• Geolistrik
• Test Pompa (Pumping Test)
• Pemeriksaan Kualitas Air
• Pengeboran Sumur dalam Prasarana dan Sarana air bersih termasuk
Pengadaan Pompa dan Assesoris Pelengkap lainnya

Pasal 10
PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN GENSET

1. Merek Perkins atau setara


2. Specifications:
Alternator Brand: Stamford
Type: Direct coupling, AVR
Frequency: 50 Hz
Voltage: 220 / 380 V
Phase / Power Factor: 3 / 0,8
Prime Output Power: 30 KVA (24.000 Watt)
Max. Output Power: 33 KVA(26.400 Watt

Perkins Engine Specifications:


Type: Diesel 4 stroke
Perkins Engine Model: 1103A-33G
Cooling System: Water cooled
Aspiration & Cooling: Natural
Compression Ratio: 19,25 : 1
Cylinder - Arrangement: 3 - Inline

Spes Teknis Pekerjaan ME SITE – BAB VII halaman 10


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

Bore x Stroke: 105 x 127 mm

Total Displacement: 3,3 L


Engine Power Output at Max. Power: 31 kWm / 41,6 HP
Fuel Consumption: 5,61 L/h (at 75% Load); 7,2 L/h (at 100% Load)
Fuel Tank Capacity: Minimum for 8 hours operation
Total Oil Lubricating Capacity: 8,3 L
Coolant Capacity (Engine Only): 10,2 L
Control System: AMF (Auto Main Failure) Control Module
Approx. Genset Dimension: 1,575 x 0,825 x 1,256 m (open type); 2,2 x 0,93 x
1,409 m (silent type

Approx. Genset Weight: 754 Kg (open type); 1049 Kg (silent type)

Pasal 11
PEKERJAAN PEMBERSIHAN
1. Pekerjaan pembersihan baik noda-noda yang masih tersisa karena hasil pekerjaan
dalam pembangunan maupun pembersihan halaman harus dilaksanakan sebagai
bagian pekerjaan sampai masa pemeliharaan berakhir. Dan pelaksanaanya
mengikuti petunjuk Direksi.
2. Semua pekerjaan yang terdapat dalam gambar bestek tapi tidak dinyatakan dalam
RKS ini atau sebaliknya akan tetapi menyangkut pekerjaan bangunan ini, maka wajib
pemborong menyelesaikan sesuai petunjuk Direksi

Pasal 12
PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Apabila terdapat perbedaan ukuran atau keterangan antara gambar dengan dokumen
ini, maka yang mengikat adalah gambar, namun perbedaan ini disampaikan tertulis
kepada Direksi/Pengawas.
2. Semua pekerjaan yang terdapat dalam gambar bestek tapi tidak dinyatakan dalam
RKS ini atau sebaliknya akan tetapi menyangkut pekerjaan banguna n ini, maka
Penyedia Jasa wajib menyelesaikan sesuai petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
3. Hal-hal yang belum tercantum dalam syarat-syarat teknis ini, akan ditentukan dalam
Surat Perintah Kerja atau Direksi/Pengawas.

Spes Teknis Pekerjaan ME SITE – BAB VII halaman 11


Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022

BAB XV
PERSYARATAN-PERSYARATAN LAIN
DAN PERUBAHAN
Pasal 1
PERSYARATAN – PERSYARATAN LAIN
Penyedia Jasa diwajibkan membuat gambar-gambar revisi (bila diperlukan) serta
gambar-gambar detail dari pekerjaan yang dilaksanakan. Gambar-gambar tersebut
diajukan kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk disetujui.
Pasal 2
PERUBAHAN DALAM SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR-GAMBAR
Semua ketentuan-ketentuan dalam Spesifikasi Teknis maupun gambar kerja dapat
dirubah, ditambah atau dihilangkan sesuai kebutuhan di bawah ini :
a. Untuk perubahan yang dianggap perlu sebelum pelelangan, akan dilakukan pada
waktu Aanwijzing dan dituangkan di dalam Berita Acara.
b. Perubahan yang dianggap perlu untuk penyelesaian dengan kondisi lapangan atau
menyangkut perubahan desain, dilakukan dengan pemberitahuan secara tertulis
kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Pasal 3
PENUTUP
Spesifikasi Teknis ini, bersama dengan penjelasan dan Daftar Isian Penawaran
merupakan satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan bagian dari
Dokumen Penyedia Jasa.

Makassar, Agustus 2022

Disusun Oleh :
KONSULTAN PERENCANA
CV. MULTILINE TATARANCANA

IDRIS HASAN, ST.


Direktur

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Persyaratan lain & Perubahan


Standard Pemakaian Material Lantai

JENIS MATERIAL PRODUK

1. Lantai Ruang Dalam (interior) Ex. Niro Granite/Indogress


2. Lantai Tangga Ex. Niro Granite/Indogress
3. Lantai Toilet/KM/WC Ex. Niro Granite/Indogress
4. Dinding Toilet/KM/WC Ex. Niro Granite/Indogress
5. Meja dan dinding Pantry Ex. Niro Granite/Indogress
6. Plint lantai ruang dalam (interior) Ex. Niro Granite/Indogress
7. Keramik Lantai Ex. KIA / Asia Tile
8. Guilding Blok Ex. Niro Granite/Indogress

Standard Pemakaian Material Kusen Alumunium

JENIS MATERIAL PRODUK

1. Kusen Alumunium Alexindo, YKK atau setara

Standard Pemakaian Material Kaca


JENIS MATERIAL PRODUK

1. Kaca Polos 5 mm Asahimas atau setara


2. Kaca Rayban tebal 5 mm Asahimas atau setara

Standard Pemakaian Material Kunci-Kunci

JENIS MATERIAL PRODUK

1. Kunci-kunci dan asesorisnya DEKSON, SOlID, SES atau setara


2. Engsel SEIS atau setara
3. Handle pintu & Door Closer CISA atau setara
4. Assesoris Pintu Frameless (Over Panel, Dorma atau setara
Floor Hinge, Patch Fitting, Lock)

Standard Pemakaian Material Atap

JENIS MATERIAL PRODUK

1. Atap Atap spandek Lysaght Clean


COLORBOND atau setara
2. Rangka Baja Ringan Smarttrus atau setara

Standard Pemakaian Material Kalsibard

JENIS MATERIAL PRODUK

1. Plafond dalam dan Luar bangunan bangunan Jaya Board atau setara
(Eksterior), termasuk Teras, Balkon dan Kalsiboard atau setara
Toilet/KM/WC
Standard Pemakaian Material Cat
JENIS MATERIAL PRODUK

1. Cat dinding dalam (Interior) Mowilex/Dulux/Jotun atau setara


2. Cat dinding luar (Eksterior) Mowilex/Dulux/Jotun atau setara
3. Cat Plafond Mowilex/Dulux/Jotun atau setara
4. Cat Besi Glotex, Avian atau setara

Standard Pemakaian Material Sanitary:

JENIS MATERIAL PRODUK

1. Closed Duduk Toto (tipe CW 660NJ/SW 660J/ TX 212 CWS), atau


setara
2. Washtafel Wastafel ex. TOTO LW240CJ, TX 109LD c/w SS atau
setara
3. Urinoir Toto (tipe U57M), atau setara
4. Urinoir Divider Toto (tipe A100), atau setara
5. Jetwasher Toto (tipe TB 19CSMCR), atau setara
6. Kran Air Toto, San-Ei, setara
7. Kran Air panjang Toto, San-Ei, Wasser setara
8. Kitchenzink Royal, setara
9. Floordrain Toto (tipe TX1BN), atau setara
10. Roofdrain Wasser, atau setara
11. Clean out Toho, atau setara
12. Kaca Cermin Ashahimas atau setara

Standard Pemakaian Material Pipa:

JENIS MATERIAL PRODUK

1. Pipa PVC Maspion, Wavin atau setara


2. Valve-valve Onda, Kitz, Toyo atau setara
3. Septiktank Biotech, atau setara

Standard Pemakaian Material Elektrikal:

No Matrial Merk
1 Panel Pana Panel,Cipta Panel,
OniPanel,DWP
2 Komponen Panel (,MCCB,MCB) MG,LS,ABB
3 Armatur Lampu ( komplit Set). Philips,Bega,Simes,
Zometobel.
4 Saklar & Stop Kontak Clipsal/Broco/Panasonic
5 Kabel Kabelindo,Metal,Tranka
Suprime.
6 Try & Leader cable Tri Abadi,L Pro
7 Conduit,TeeDos Clipsal,EGA
LAMPIRAN JENIS TANAMAN :
No Jenis Tanaman Spesifikasi dan Syarat Penanaman
1 Ketapang Kencana
• Tinggi 1,5 s/d 2 meter cabang 3.
• Media tanam terdiri atas tanah humus,
pupuk kendang, sekam bakar (1:1:1).
• Lubang tanam 60 cm atau disesuaikan
dengan perakaran bibit tanaman.
• Pada saat ditanam polybag dilepas dari
bibit.
• Tanaman ditopang menggunakan
staiger yang terdiri dari 3 batang
bamboo selama 3 bulan.
• Tanama disiram pagi sore selama 14
hari setelah ditanam, selanjutnya
disiram setiap hari.
• Pemupukan menggunkan NPK setiap 3
Bulan

2 Palem Raja
• Tinggi 2 meter.
• Media tanam terdiri atas tanah humus,
pupuk kendang, sekam bakar (1:1:1).
• Lubang tanam 60 cm atau disesuaikan
dengan perakaran bibit tanaman.
• Pada saat ditanam polybag dilepas dari
bibit.
• Tanaman ditopang menggunakan
staiger yang terdiri dari 3 batang
bamboo selama 3 bulan.
• Tanaman disiram pagi sore selama 14
hari setelah ditanam, selanjutnya
disiram setiap hari.
• Pemupukan menggunkan NPK setiap 3
Bulan
• Pemeliharaan selama 6 bulan

3 Palem Ekor Tupai


• Tinggi 1,5 s/d 2 meter.
• Media tanam terdiri atas tanah humus,
pupuk kendang, sekam bakar (1:1:1).
• Lubang tanam 60 cm atau disesuaikan
dengan perakaran bibit tanaman.
• Pada saat ditanam polybag dilepas dari
bibit.
• Tanaman ditopang menggunakan
staiger yang terdiri dari 3 batang
bamboo selama 3 bulan.
• Tanaman disiram pagi sore selama 14
hari setelah ditanam, selanjutnya
disiram setiap hari.
• Pemupukan menggunkan NPK setiap 3
Bulan
• Pemeliharaan selama 6 bulan
4 Bunga Kana
• Tinggi 0,3 s/d 0,5 meter.
• Jarak tanam 30 s/d 50 cm
• Media tanam terdiri atas tanah humus,
pupuk kendang, sekam bakar (1:1:1).
• Lubang tanam 20 cm atau disesuaikan
dengan perakaran bibit tanaman.
• Pada saat ditanam polybag dilepas dari
bibit.
• Tanaman disiram pagi sore selama 14
hari setelah ditanam, selanjutnya
disiram setiap hari.
• Pemupukan menggunkan NPK setiap 3
Bulan
• Pemeliharaan selama 6 bulan

5 Oleander kuning
• Tinggi 0,3 s/d 0,5 meter.
• Jarak tanam 30 s/d 50 cm
• Media tanam terdiri atas tanah humus,
pupuk kendang, sekam bakar (1:1:1).
• Lubang tanam 20 cm atau disesuaikan
dengan perakaran bibit tanaman.
• Pada saat ditanam polybag dilepas dari
bibit.
• Tanaman disiram pagi sore selama 14
hari setelah ditanam, selanjutnya
disiram setiap hari.
• Pemupukan menggunkan NPK setiap 3
Bulan
• Pemeliharaan selama 6 bulan
6 Pucuk Merah
• Tinggi 0,5 s/d 1 meter.
• Jarak Tanam 30 s/d 50 cm
• Media tanam terdiri atas tanah humus,
pupuk kendang, sekam bakar (1:1:1).
• Lubang tanam 30 cm atau disesuaikan
dengan perakaran bibit tanaman.
• Pada saat ditanam polybag dilepas dari
bibit.
• Tanama disiram pagi sore selama 14
hari setelah ditanam, selanjutnya
disiram setiap hari.
• Pemupukan menggunkan NPK setiap 3
Bulan
• Pemeliharaan selama 6 bulan

7 Arachis
• Jarak tanam 30 s/d 50 cm
• Media tanam terdiri atas tanah humus,
pupuk kendang, sekam bakar (1:1:1).
• Lubang tanam 20 cm atau disesuaikan
dengan perakaran bibit tanaman.
• Pada saat ditanam polybag dilepas dari
bibit.
• Tanaman disiram pagi sore selama 14
hari setelah ditanam, selanjutnya
disiram setiap hari.
• Pemupukan menggunkan NPK setiap 3
Bulan
• Pemeliharaan selama 6 bulan

8 Krokot
• Jarak tanam 30 s/d 50 cm
• Media tanam terdiri atas tanah humus,
pupuk kendang, sekam bakar (1:1:1).
• Lubang tanam 20 cm atau disesuaikan
dengan perakaran bibit tanaman.
• Pada saat ditanam polybag dilepas dari
bibit.
• Tanaman disiram pagi sore selama 14
hari setelah ditanam, selanjutnya
disiram setiap hari.
• Pemupukan menggunkan NPK setiap 3
Bulan
• Pemeliharaan selama 6 bulan
9 Hanjuang
• Tinggi 1,5 s/d 2 meter.
• Jarak tanam 30 s/d 50 cm
• Media tanam terdiri atas tanah humus,
pupuk kendang, sekam bakar (1:1:1).
• Lubang tanam 20 cm atau disesuaikan
dengan perakaran bibit tanaman.
• Pada saat ditanam polybag dilepas dari
bibit.
• Tanaman disiram pagi sore selama 14
hari setelah ditanam, selanjutnya
disiram setiap hari.
• Pemupukan menggunkan NPK setiap 3
Bulan
• Pemeliharaan selama 6 bulan

10 Rumput Gajah Mini


7 langkah menanam rumput gajah mini.
1. Alat dan bahan yang dipakai

Alat dan bahannya adalah rumput gajah mini, pasir,


tanah merah, pacul, dan papan kayu.

2. Persiapan tanah

Pertama-tama, kelupaslah tanah dasar yang masih


keras dan berumput liar, menggunakan pacul.

Ratakan tanah, buatlah agar ketinggian tanah dasar


ini semakin rendah ke arah lubang air.

Ini bertujuan agar air yang digunakan untuk


menyiram atau air hujan tidak akan menggenang di
atas rumput, yang bisa mengakibatkan rumput
membusuk.

3. Keluarkan batu di dalam tanah

Ambillah semua akar-akar rumput liar yang masih


tertinggal, agar rumput liar tidak tumbuh lagi.

Pisahkan juga batu-batu yang ada agar tak


mengganggu pertumbuhan rumput gajah mini
nantinya.

Setelah tanah dasar selesai diolah, timbunlah


dengan tanah merah yang halus.

Tanah merah ini adalah media utama rumput gajah


mini untuk tumbuh.

4. Ratakan tanah

Ratakan tanah merah dengan menggunakan papan


kayu.
Ini supaya rumput gajah mini nantinya akan dapat
tumbuh rata, tidak bergelombang.

Saat meratakan tanah merah ini, pilahlah lagi batu-


batu besar yang sekiranya dapat mengganggu
pertumbuhan rumput gajah mini.

5. Mulai menanam rumputnya

Pecah-pecahlah rumput gajah mini yang berukuran


besar, menjadi dua atau tiga bagian.

Semakin kecil pecahannya, semakin bagus,


sehingga nantinya rumput tidak tumbuh
bergerombol.

Tanam rumput gajah mini di atas tanah merah satu


persatu, prinsip penanamannya adalah ujung daun
bertenu dengan ujung daun.

Dengan demikian rumput gajah mini akan tumbuh


dengan baik, dan tidak tumpang tindih.

6. Taburkan pasir

Pukul-pukul permukaan rumput yang sudah ditanam


dengan papan kayu.

Ini untuk memastikan rumput gajah mini tertanam


dengan baik di tanah.

Setelah itu taburkan pasir yang sudah diayak ke atas


permukaan rumput dan tanah, hingga seluruh
permukaannya tertutup pasir.

Pasir ini akan menahan tanah merah supaya tidak


naik ke permukaan saat hujan atau disiram,
sehingga tanah akan terjaga kesuburannya

7. Penyiraman

Siramlah dengan air agar rumput tidak terlalu


tertutup pasir.

Bila sampai dua hari setelah penanaman hujan tidak


turun, maka kamu harus menyiram rumput gajah
mini ini, untuk menyingkirkan pasir-pasir yang masih
menutupinya, agar rumput tidak membusuk

Anda mungkin juga menyukai