REVIEW PERENCANAAN
PEMBANGUNAN REST AREA
PROVINSI SULAWESI SELATAN
DI KABUPATEN JENEPONTO
T.A. 2022
KONSULTAN PERENCANA
:
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022
BAB I
URAIAN & SYARAT – SYARAT UMUM PELAKSANAAN
PASAL 01
UMUM
1. DOKUMEN KONTRAK
Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan, Ketentuan Umum dan Syarat-Syarat Kontrak,
Persyaratan Umum, Gambar-gambar, Rencana Daftar Anggaran Biaya, Daftar Harga
Satuan, semuanya harus dibaca menjadi satu kesatuan dengan spesifikasi ini, hal-hal
yang memang berhubungan ditunjukkan atau diuraikan di dalam salah satu dokumen-
dokumen tersebut di atas, tidak perlu diulang lagi di dalam dokumen yang lainnya.
Tanpa melupakan adanya pembagian bab-bab dengan judul masing-masing bab yang
berbeda di dalam spesifikasi ini, masing-masing bab tetap dianggap saling melengkapi dan
saling menunjang satu sama lain.
Semua referensi yang dipakai dalam spesifikasi ini merupakan referensi-referensi terhadap
pasal atau sub pasal itu sendiri, kecuali jika secara tegas dinyatakan lain.
Spesifikasi Teknis Pek. Urain dan Syarat-syarat Umum Pekerjaan - BAB I halaman 1
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022
Patok atau titik lain yang ada disekitar lokasi tidak ditunjukkan dalam gambar. Jika
diperlukan, data yang lebih tepat dapat diberikan kepada Kontraktor sebelum pekerjaan
dilaksanakan di lapangan.
7. DIMENSI
Semua ukuran dimensi, jarak, dan ketinggian dalam Review Perencanaan, kecuali yang
disebutkan secara khusus, selalu menggunakan satuan millimeter dan centimeter.
Kontraktor harus memeriksa semua ukuran dimensi yang ada dalam gambar. Tidak ada
biaya tambahan yang akan dibayarkan untuk mengganti kerugian yang terjadi sebagai
akibat dari kesalahan dari ukuran dimensi. Apabila diperlukan gambar tambahan,
kontraktor harus mengajukan gambar-gambar tambahan tersebut dengan menggunakan
satuan ukuran dalam milimeter untuk diperiksa oleh Konsultan Pengawas sebelum
pekerjaan dapat dilaksanakan di lapangan. Apabila dimensi yang diajukan tidak sesuai
dengan ukuran standart yang telah ditetapkan, maka dapat diganti dengan standart lain
yang sesuai dan yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Tidak ada pembayaran
tambahan yang dapat diberikan untuk perubahan dimensi dengan alasan tersebut di atas
tanpa ada persetujuan khusus dari Konsultan Pengawas.
Spesifikasi Teknis Pek. Urain dan Syarat-syarat Umum Pekerjaan - BAB I halaman 2
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022
sebagai akibat kerugian yang timbul karena rusaknya jaringan tersebut harus menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
c. Menyingkirkan Rintangan
Kegiatan menyingkirkan rintangan besar yang tidak terduga yang ditemukan oleh
Kontraktor di bawah tanah tidak termasuk dalam kontrak ini dan harus dirundingkan
kembali oleh Kontraktor dengan Pemberi Tugas. Dalam hal ini Kontraktor harus
mengikuti instruksi yang diberikan oleh Pemberi Tugas atau Konsultan Pengawas.
d. Izin
Izin untuk menyingkirkan rintangan yang ada seperti yang diuraikan dalam pasal
tersebut di atas harus disampaikan secara tertulis oleh Pemberi Tugas (Konsultan
Pengawas) dan harus menjadi tanggung jawabnya. Izin untuk menyingkirkan rintangan
tersebut harus diberikan sesuai jadwal waktu yang disepakati oleh Kontraktor.
Usaha menyingkirkan rintangan tersebut tidak dapat dilaksanakan sebelum kawasan
tempat rintangan tersebut berada dilengkapi dengan struktur-struktur sementara
dan/atau rambu-rambu peringatan yang sesuai yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
e. Perlindungan Terhadap Sesuatu Obyek
Kontraktor tidak boleh membongkar atau memindahkan suatu obyek tertentu baik yang
ditunjukkan maupun yang tidak ditunjukkan dalam gambar, kecuali ada perintah khusus
dari Konsultan Pengawas. Kontraktor harus menjaga dan memelihara agar obyek-
obyek yang berada di dalam atau di sekitar lokasi proyek tidak rusak.
Setiap obyek yang ada yang terletak di kawasan proyek harus dilindungi agar tidak
rusak terhadap gangguan yang timbul.
Jika sampai terjadi kerusakan, maka kerusakan tersebut harus diperbaiki kembali oleh
Kontraktor sehingga mencapai kondisi seperti keadaan semula.
Spesifikasi Teknis Pek. Urain dan Syarat-syarat Umum Pekerjaan - BAB I halaman 3
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022
PASAL 02
LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto ini terdiri atas;
1. Pekerjaan Cut & Fill dan pematangan lahan,
2. Pekerjaan Jalan, Drainase, Pedestrian, area Parkir, Landsekap/Taman dan Ornamen
3. Pekerjaan Masjid,
4. Pekerjaan Toilet Umum,
5. Pekerjaan Pos Jaga
6. Pekerjaan Instalasi Elektrikal dan Plumbing Kawasan
PASAL 03
KONDISI LAPANGAN
Lokasi pekerjaan berada di Lingkungan Borong Untia Desa Karama Kelurahan Benteng
Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan, dan kondisi saat ini
merupakan lahan kosong yang berkontur.
PASAL 04
BAHAN BANGUNAN DAN MUTU PEKERJAAN
2. STANDART
a. Standart Spesifikasi
Jika tidak dinyatakan lain secara khusus, semua standart material dalam mutu kerja
harus berdasarkan pada Standart Nasional Indonesia yang berlaku, yang dijadikan
pedoman dalam penulisan spesifikasi ini, atau berdasarkan standart maupun manual
lainnya yang sesuai untuk diterapkan dalam pekerjaan ini. Standart dan manual yang
dianggap menentukan adalah standart yang berlaku dalam 30 hari sebelum kontrak
Spesifikasi Teknis Pek. Urain dan Syarat-syarat Umum Pekerjaan - BAB I halaman 4
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022
ditandatangani. Apabila ada Standart atau manual selain dari Standart Nasional maka
standart ini dapat diusulkan untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
b. Standart di Lapangan
Kontraktor harus memiliki dan menyediakan di lapangan paling tidak 1 copy Standart
maupun manual yang digunakan dan menjadi referensi Spesifikasi ini dan/atau Standart
Nasional atau standart lain yang telah disetujui, dan sebagai tambahan, juga harus
disiapkan di lapangan standart dan manual tentang peralatan dan material yang
digunakan atau mutu kerja yang harus dicapai dalam pekerjaan ini. Standart ini harus
selalu tersedia untuk sewaktu-waktu diperiksa oleh Konsultan Pengawas.
d. Penggantian
Jika Kontraktor mengajukan penggantian material, peralatan atau cara konstruksi yang
berbeda dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam spesifikasi, maka mutu material,
peralatan atau cara konstruksi pengganti tersebut harus mempunyai mutu yang setara
dengan yang tercantum dalam spesifikasi.
Beban biaya dalam memberikan informasi yang diperlukan untuk dapat mengajukan usul
penggantian material, peralatan atau cara konstruksi tersebut menjadi tanggung jawab
Kontraktor. Material atau peralatan yang diusulkan sebagai pengganti harus memenuhi
semua persyaratan Review Perencanaan, kriteria desain dan ketentuan-ketentuan lain
yang berlaku. Kontraktor perlu memperhatikan pertimbangan-pertimbangan minimal
seperti di bawah ini yang menjadi bahan pertimbangan Konsultan Pengawas sebelum
menyetujui penggantian material, peralatan atau bagian peralatan maupun cara
konstruksinya:
1) Harus memenuhi kriteria standart kriteria desain, konsep-konsep Review
Perencanaan dan penampilannya
2) Dimensi fisik yang diperlukan untuk memenuhi ukuran seperti yang tercantum dalam
gambar
3) Dapat ditukarnya komponen dan suku cadang
4) Kemudahan dalam pemeliharaan dan kemungkinan penggantiannya
5) Kecocokan dengan bahan yang lain dan pemasangannya
6) Sesuai dengan persyaratan test yang ditetapkan
7) Sesuai dengan jaminan yang ditetapkan
Walaupun proyek ini banyak menggunakan Spesifikasi Standart Nasional Indonesia,
tetapi peralatan yang dirancang berdasarkan standart internasional lainnya yang diakui
dan memenuhi kriteria desain maupun persyaratan penampilan yang telah ditetapkan
disini dapat juga diterima.
Tanggung jawab untuk membuktikan bahwa standart tersebut memang setara adalah
tanggung jawab Kontraktor. Diterimanya usul penggantian material tersebut tidak
membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya berdasarkan kontrak ini, termasuk
semua jaminan yang terkandung di dalamnya.
Spesifikasi Teknis Pek. Urain dan Syarat-syarat Umum Pekerjaan - BAB I halaman 5
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022
Spesifikasi Teknis Pek. Urain dan Syarat-syarat Umum Pekerjaan - BAB I halaman 6
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022
PASAL 04
PROGRAM / JADWAL KEGIATAN
Sesuai ketentuan dalam Syarat-syarat kontrak, Kontraktor harus mengajukan jadwal rencana
kerjanya Program Pelaksanaan dalam bentuk Bar-Chard, dan dalam bentuk Network Planning
yang dapat memperlihatkan alur kerja untuk setiap kegiatan untuk mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas. Jadwal tersebut harus disajikan dalam kegiatan mingguan yang
menunjukkan rencana operasi masing-masing komponen pekerjaan. Sehingga tampak
dengan jelas kapan suatu kegiatan akan dimulai dan kapan akan selesai.
Program kegiatan tersebut sekurang-kurangnya harus mengandung informasi berikut ini:
a. Jumlah, golongan dan jangka waktu kegiatan masing-masing kelompok seperti pelaksana,
buruh kasar dan pembantu lainnya yang direncanakan dalam program
b. Jumlah dan jenis peralatan berat dan peralatan lain yang penting dalam proyek ini
termasuk kendaraan berat, jangka waktu penggunaan dan tempat dimana peralatan
tersebut direncanakan akan digunakan
c. Volume atau jumlah termasuk jadwal pengiriman masing-masing bahan bangunan yang
direncanakan akan digunakan di proyek ini
Dengan disetujuinya program atau rencana atau jadwal kerja Kontraktor ini tidak mengurangi
tanggung jawab Kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu apabila menurut pendapat Konsultan Pengawas jumlah personil,
peralatan dan bahan bangunan yang telah disetujui dalam jadwal tersebut ternyata tidak
mencukupi untuk dapat mencapai target waktu yang telah ditetapkan, maka Konsultan
Pengawas dapat memerintahkan Kontraktor untuk menambahnya untuk menghindarkan
terjadinya keterlambatan. Biaya yang timbul sebagai akibat dari penambahan personil,
peralatan maupun material tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
PASAL 06
GAMBAR-GAMBAR DAN PERHITUNGAN
1. GAMBAR KONTRAK
Gambar-gambar Konstruksi tercantum dalam Dokumen Kontrak dan pada prinsipnya
menunjukkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor.
2. GAMBAR TAMBAHAN
Kontraktor harus melengkapi gambar-ganbar tambahan untuk pelaksanaan dan
pemeliharaan pekerjaan. Gambar tambahan tersebut harus berdasarkan data dari gambar
kontrak dan harus diserahkan pada Konsultan Pengawas dalam waktu yang sesuai dengan
jadwal untuk mendapat persetujuan. Gambar-gambar tersebut mencakup aspek-aspek
berikut :
a. Lokasi dan tata letak dari barak dan kantor lapangan Kontraktor dan Konsultan
Pengawas, termasuk jalan masuk dan pagar batas
b. Gambar denah kantor Konsultan Pengawas, lengkap dengan furniture, perlengkapan
lain, penerangan dan lain-lain
c. Lokasi dan tata letak areal kerja, bengkel, depo dan gudang peralatan, bahan bakar dan
bahan termasuk jalan masuk, jaringan listrik, air, sambungan telepon dan pagar batas
lokasi
d. Lokasi dan usul untuk pekerjaan sementara lainnya selama pekerjaan ini berlangsung
Spesifikasi Teknis Pek. Urain dan Syarat-syarat Umum Pekerjaan - BAB I halaman 7
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022
c. Gambar kerja dan perhitungan-perhitungan dari semua pekerjaan sementara yang perlu
untuk proyek ini
d. Jika ada desain alternatif, Kontraktor harus mengikuti prosedur yang ada dalam
persyaratan Kontrak. Kontraktor harus mengajukan desain alternatif lengkap dengan
gambar dan perhitungannya untuk mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
PASAL 07
PEKERJAAN SEMENTARA DI LAPANGAN
Spesifikasi Teknis Pek. Urain dan Syarat-syarat Umum Pekerjaan - BAB I halaman 8
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022
tidak berhubungan dengan pekerjaan seperti yang diuraikan dalam dokumen spesifikasi
ini.
Tidak kurang dari 14 hari sebelum memulai kegiatan dari bagian pekerjaan ini, Kontraktor,
jika diminta, harus mengajukan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat
persetujuannya, gambar-gambar yang lengkap mengenai bangunan sementara yang
mungkin akan diperlukan oleh Kontraktor untuk melaksanakan bagian pekerjaan tersebut.
Spesifikasi Teknis Pek. Urain dan Syarat-syarat Umum Pekerjaan - BAB I halaman 9
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022
8. PAPAN NAMA
Papan nama harus dibuat dan dipasang di lokasi yang ditentukan oleh Konsultan
Pengawas. Desain papan nama yang menunjukkan judul dan nama Proyek, nama
Pemberi Tugas, nama Konsultan Perencana, Nama Konsultan Pengawas, nama
Kontraktornya, termasuk jenis dan warna cat, harus disetujui oleh Konsultan Pengawas
setelah berkonsultasi dengan Pemberi Tugas sebelum dipasang.
PASAL 08
FASILITAS SEMENTARA KONSULTAN PANGAWAS
Spesifikasi Teknis Pek. Urain dan Syarat-syarat Umum Pekerjaan - BAB I halaman 10
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022
Ruangan dalam bangunan kantor dibatasi dengan dinding partisi yang penuh sampai
plafond dan cukup kedap suara.
Kontraktor juga harus melengkapinya dengan lampu-lampu penerangan, tenaga listrik,
serta persediaan kopi, teh dan minuman ringan yang dibutuhkan sehari-hari untuk kantor
Konsultan Pengawas. Kontraktor harus mengurus agar kantor dibersihkan setiap hari.
Ruang kantor dan perlengkapannya termasuk listrik dan suplai air harus sudah tersedia
dalam waktu 15 hari setelah pekerjaan dimulai.
Ruang kantor dilengkapi dengan Air Conditioning (AC), pelataran parkir, paling sedikit
untuk 5 kendaraan. Kontraktor harus mengatur sedemikian rupa agar jalan masuk ke
kantor lapangan tidak pernah terganggu.
Kontraktor harus membayar semua rekening yang ditagih sehubungan dengan sambungan
telepon termasuk keperluan pembicaraan local maupun internasional. Kontraktor harus
mengajukan rencana tata letak fasilitas kantor tersebut kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapat persetujuannya sebelum melaksanakan pembangunan kantor tersebut.
Apabila biaya penyediaan direksi keet tidak dianggarkan di RAB, maka Pihak
Kontraktor dapat mengajukan permohonan untuk memakai ruangan pada Gedung
yang sudah ada dalam lokasi pekerjaan pada pemilik proyek.
3. SISTEM KOMUNIKASI
Kontraktor harus menyediakan untuk Konsultan Pengawas peralatan komunikasi dengan
radio untuk memudahkan Konsultan Pengawas berkomunikasi dengan stafnya di
lapangan. Radio komunikasi tersebut juga harus mampu untuk berkomunikasi dengan
Kontraktor termasuk stafnya dan juga dengan staf pemberi tugas.
Kontraktor harus menyediakan juga fasilitas email dengan kapasitas cukup dengan
berlangganan kepada profider yang bagus pelayanannya. Kontraktor bebas memilih
profider yang diinginkan.
Spesifikasi Teknis Pek. Urain dan Syarat-syarat Umum Pekerjaan - BAB I halaman 11
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022
PASAL 09
PENGAWASAN
1. Pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh Konsultan Pengawas.
2. Konsultan Pengawas berhak pada setiap waktu yang dianggap perlu tanpa memberitahukan
sebelumnya, untuk mengadakan inspeksi / pemeriksaan kepada Kontraktor atau Sub
Kontraktor.
3. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tapi luput dari pengawasan Konsultan
Pengawas setelah menjadi tanggung jawab Kontraktor pekerjaan tersebut jika diperlukan
harus segera dibuka sebagian atau seluruhnya untuk kepentingan pemeriksaan.
4. Jika diperlukan pengawasan oleh Konsultan Pengawas di luar jam-jam kerja, maka segala
biaya untuk itu menjadi beban Kontraktor. Permintaan Kontraktor tersebut harus dengan
surat disampaikan kepada Konsultan Pengawas, di dalam jawabannya akan memberikan
besarnya biaya, setelah ada persetujuan Konsultan Pengawas.
5. Di tempat pekerjaan, Konsultan Pengawas menempatkan petugas–petugas bagian
pengawasan. Jam kerja pengawas adalah dari jam 08.00 s/d 16.00 waktu setempat.
6. Apabila Kontraktor akan bekerja lembur dimana item pekerjaan tersebut diperlukan
pengawas maka Kontraktor harus memberitahukan satu hari sebelumnya dan biaya tersebut
termasuk biaya lembur Konsultan Pengawas menjadi tugas Kontraktor.
PASAL 10
TEST DAN PENGUJIAN
1. LABORATORIUM
Semua contoh-contoh, jika diminta harus diuji di laboratorium yang diusulkan oleh Kontraktor
dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Urusan dengan pegawai laboratorium untuk prosedur pengujiannya akan diselenggarakan
oleh Kontraktor atau oleh Konsultan Pengawas.
Biaya yang berkaitan dengan adanya ketentuan dalam pasal ini harus sudah termasuk
dalam harga kontrak.
2. INSPEKSI
Kontraktor harus selalu mengawasi dan melakukan inspeksi sejak muatan beban mulai
dibongkar. Jika menurut pendapat Kontraktor ada bagian-bagian yang kurang sempurna
atau rusak, maka Kontraktor harus segera memberi tahu Konsultan Pengawas.
Konsultan Pengawas harus memutuskan bahwa komponen tersebut harus diperbaiki atau
tidak. Jika ternyata kerusakan tersebut tidak dapat diperbaiki kembali, maka Kontraktor
harus mengambil langkah-langkah yang perlu untuk menggantinya dengan biaya dari
Kontraktor sepenuhnya. Tidak akan ada perpanjangan waktu yang akan diberikan untuk
penggantian komponen-komponen ini, kecuali telah disetujui oleh Konsultan Pengawas
secara tertulis. Kontraktor harus mengikuti instruksi yang diberikan oleh Konsultan
Pengawas.
Pasal 11
LAPORAN PELAKSANAAN
Spesifikasi Teknis Pek. Urain dan Syarat-syarat Umum Pekerjaan - BAB I halaman 12
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022
Jumlah hasil pekerjaan yang diperoleh dalam waktu 1 (satu) minggu serta
perbandingannya dengan schedule yang disepakati dan Prestasi fisik yang dicapai,
dibandingkan dengan program, dan dibandingkan dengan minggu sebelumnya dalam
suatu Curva "S" serta hal-hal penting yang timbul atau berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan.
5. Laporan Bulanan dibuat setiap bulan yang terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan
berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam satu bulan.
Pasal 12
KONDISI/CUACA
Pekerjaan harus dihentikan apabila cuaca tidak mengijinkan, yang dapat mengakibatkan
penurunan mutu pekerjaan.
Pasal 13
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
1. Pemborong harus menyediakan kotak P3K untuk pertolongan pertama berisi obat-obatan
sesuai peraturan P3K dan palang merah.
2. Pemborong harus memenuhi/mentaati peraturan-peraturan hukum tentang perawatan para
korban dan keluarga.
3. Apabila terjadi kecelakaan terhadap pegawai/buruh ditempat pekerjaan, pemborong harus
segera mengambil tindakan-tindakan penyelamatan korban, hal mana harus pula
dilaporkan kepada Direksi.
4. Pemborong harus senantiasa menyediakan air minum yang bersih dan sudah dimasak
untuk para pekerja.
Spesifikasi Teknis Pek. Urain dan Syarat-syarat Umum Pekerjaan - BAB I halaman 13
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022
BAB II
SYARAT - SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN CUT & FIIL dan PEMATANGAN LAHAN
BAGIAN I
SYARAT-SYARAT UMUM
PASAL 1
KETENTUAN UMUM
sebagian bahan yang dipesan atau diantarkan untuk penggunaan dalam pekerjaan, cocok
untuk maksud tersebut dan keputusan Direksi/Konsultan Pengawas dalam hal ini pasti dan
menentukan .
12. Data Ketinggian
Ketinggian terdapat pada gambar didasarkan pada titik tetap utama, yang letak dan
angkanya terdapat pada gambar rencana,. Selanjutnya detail dari penjelasan tentang titik
tersebut diperoleh dengan mengajukan permintaan secara tertulis kepada Direksi.
13. Pengukuran / Pematokan
Dari data ketinggian yang tercantum pada pasal 4 (empat) pemborong harus memeriksa
semua titik tetap yang lain yang akan dipakai untuk pengukuran pekerjaan ini dan harus
membuat titik tetap lain sedemikian sehingga jarak antar kedua titik dibangun pada tanah
milik kegiatan dan atas persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
Pemborong harus memberikan pada Direksi semua data dalam bentuk yang telah disetujui
yang memberikan perincian lokasi dan ketinggian masing – masing titik tetap yang
ditetapkan dan digunakan oleh pemborong.
Ketinggian harus ditetapkan kembali dengan metode pengukuran yang dipakai atas
persetujuan Direksi. Buku-buku lapangan dan tabel data harus tersedia dan selalu dirawat
dengan baik guna pemeriksaan pengecekan oleh Direksi apabila diperintahkan.
Ketelitian pengukuran harus tidak melewati batas – batas keseksamaan berikut :
▪ Titik untuk tampang lintang, harus terletak kurang dari 20 mm dari posisi yang ditentukan,
baik dalam arah tegak maupun mendatar.
▪ Pengukuran titik tinggi harus diselesaikan pada titik tetap atau dibawah kembali ketitik
pertama.
▪ Patok – patok yang menunjukkan titik tinggi akhir dari pekerjaan – pekerjaan tanah harus
dipasang dengan tidak melewati 2,5 mm dari titik tinggi permukaan yang sebenarnya.
▪ Garis singgung dari lengkung, perbedaannya dengan benar harus kurang dari 20 mm.
Titik untuk bangunan harus tidak lebih dari 2,5 mm dari kedudukan yang sebenarnya
kecuali pada pemasangan peralatan yang memerlukan ketelitian yang tinggi.
▪ Untuk memudahkan pelaksanaan penimbunan sebaiknya pada saat exit dilapangan
langsung dilakukan pengukuran dengan menggunakan Water Pass (Alat) dilakukan oleh
Kontraktor Pelaksana dan bersama Konsultan Pengawas guna mendapatkan titik tetap
Level ketinggian Timbunan .
14. Tindakan Pengamanan Bagi Keselamatan
Pemborong harus menyelenggarakan, membangun dan memelihara rintangan–rintangan,
lampu–lampu peringatan yang sesuai dan cukup, tanda–tanda bahaya dan isyarat–isyarat
serta harus mengambil tindakan–tindakan yang perlu untuk perlindungan pekerjaan dan
keselamatan umum. Jalan-jalan yang tertutup bagi lalu lintas harus dilindungi rintangan-
rintangan yang cukup. Rintangan-rintangan tersebut harus diberi penerangan/lampu
dimalam hari semua lampu harus dinyalakan dari/mulai matahari terbenam hingga
matahari terbit.
15. Pemberitahuan Pelaksanaan
Pemborong harus memberikan kepada Direksi/Konsultan Pengawas sekurang-kurangnya
14 hari sebelum suatu pekerjaan dimulai untuk mengukur ketinggian tanah asal (existing).
Tidak boleh ada suatu pekerjaan baru yang dilaksanakan oleh Pemborong tanpa
sepengetahuan Direksi/Konsultan Pengawas.
16. Pengukuran
Apabila, menurut pendapat Direksi keadaan lapangan telah banyak berubah sejak
pengukuran oleh Perencana, maka Direksi dapat memerintahkan kepada Pemborong
untuk mengukur sebagian atau seluruh site yang ada. Apabila Pemborong diminta untuk
melakukan pengukuran dari site, maka ia harus mengambil data-data ketinggian
sepanjang lokasi pekerjaan. Potongan melintang harus diambil setiap jarak 20 meter
kecuali dibuat persyaratan lain. Seluruh hasil pengukuran harus disetujui Direksi secara
tertulis sebelum dipakai untuk keperluan perhitungan dan pembayaran.
Pasal 2
URUTAN PEKERJAAN.
Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi untuk proyek ini harus mengikuti daftar urut (Flow
chart) yang diusulkan oleh kontraktor berdasarkan pertimbangan efesiensi dalam pelaksanaan
dan telah disetujui bersama oleh Direksi. Secara garis besar contoh urutan pekerjaan dimaksud
adalah sebagai berikut :
Pasal 3
PEKERJAAN PERSIAPAN
BAGIAN II
SYARAT-SARAT TEKNIS
Pasal 1
TIMBUNAN TANAH PILIHAN
A. UMUM
1) Uraian
a) Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi
atau lebih rendah 2 cm dari yang ditentukan atau disetujui.
b) Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan
harus memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air
permukaan yang bebas.
c) Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm
dari garis profil yang ditentukan.
3) Standar Rujukan
Semua lubang pada pekerjaan akhir yang timbul akibat pengujian kepadatan atau
lainnya harus secepatnya ditutup kembali oleh Kontraktor dan dipadatkan sampai
mencapai kepadatan dan toleransi permukaan yang disyaratkan oleh Spesifikasi
ini.
dalam Pasal 3.2.3.(3).(b).
B. BAHAN
1) Sumber Bahan
Bahan timbunan harus dipilih dari sumber bahan yang disetujui adalah
Tanah/Pasir Timbunan dari Lokasi yang disetujui oleh direksi , atau kurang lebih
5 km dari lokasi pekerjaan.
2) Timbunan Biasa
3) Timbunan Pilihan
Bahan timbunan pilihan di atas tanah rawa haruslah pasir atau kerikil atau bahan
berbutir bersih lainnya dengan Index Plastisitas maksimum 6 %.
2) Penghamparan Timbunan
3) Pemadatan Timbunan
D. JAMINAN MUTU
2) Percobaan Pemadatan
Kontraktor harus bertanggung jawab dalam memilih metode dan peralatan untuk
mencapai tingkat kepadatan yang disyaratkan. Bilamana Kontraktor tidak sanggup
mencapai kepadatan yang disyaratkan, prosedur pemadatan berikut ini harus
diikuti :
1) Pengukuran Timbunan
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan di atas, dalam jarak angkut
berapapun yang diperlukan, harus dibayar untuk per satuan pengukuran dari
masing-masing harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk
Mata Pembayaran, atau sesuai dengan harga kontrak pekerjaan dimana harga
tersebut harus sudah merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan,
pemasokan, penghamparan, pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian
bahan, seluruh biaya lain yang perlu atau biaya untuk penyelesaian yang
sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.
Pasal 2
TALUD / DRAINASE PASANGAN BATU KALI/GUNUNG/BELAH
1. Umum
1.1 Uraian.
Yang dimaksud dengan pekerjaan Talud pada pekerjaan ini ialah pemasangan batu
gunung/belah yang juga akan berfungsi sebagai pondasi drainase dan Penahan
Tanah.
1.2 Jenis dan Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Talud/Drainase meliputi jenis – jenis pekerjaan galian tanah, urugan pasir
dibawah pondasi, pasangan batu kosong, pasangan batu gunung serta penimbunan
kembali bekas galian. Teknis dan pelaksanaannya sesuai dengan spesifikasi, dalam
batas – batas kedudukan, kemiringan dan ukuran – ukuran sebagaimana tertera
dalam gambar rencana dan petunjuk – petunjuk lebih lanjut dari Direksi atau
Konsultan Pengawas.
1.3 Perhitungan Direksi / Konsultan Pengawas.
1. Direksi / Konsultan Pengawas dapat memberikan petunjuk – petunjuk tambahan
dilapangan, sepanjang tidak menyalahi perencanaan.
2. Data dan jenis / jumlah bahan yang dipergunakan harus disetujui Direksi. Mutu
hasil pekerjaan harus disetujui berdasarkan hasil pemeriksaan dengan jumlah
dan cara yang ditetapkan.
3. Bila terjadi ketidak sesuaian dengan persyaratan atau ketentuan – ketentuan
yang telah ditetapkan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaiki /
meyempurnakan sesuai dengan Petunujk Direksi / Konsultan Pengawas. Segala
2.2 Bahan.
- Batu yang dipergunakan harus terdiri dari batu gunung keras dengan permukaan
kasar, memiliki kekuatan dan bersih dari kotoran dan zat-zat kimia, batu tersebut
harus diambil dari sumber yang disetujui Direksi atau Konsultan Pengawas.
- Adukan yang dipergunakan terdiri dari Campuran Semen Portland dan pasir
kasar dengan perbandingan 1 Pc : 4 Psr kecuali ditetapkan lain oleh Direksi /
Konsultan Pengawas.
- Pasir.
Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir, penambahan bahan lain
seperti pasir dari batu pecah akan diizinkan apabila menurut pendapat direksi
pasir yang ada tidak memenuhi Gradasinya. Pasir harusnya mempunyai gradasi
yang baik kekasarannya yang memungkinkan untuk menghasilkan adukan yang
baik.
- Semen.
Semen yang dipakai adalah semen yang ada dipasaran yang memenuhi standar
mutu.
- Air.
Air yang digunakan untuk campuran adukan haruslah air bersih, tidak berwarna
dan tidak mengandung Lumpur (zat organik)
2.3 Pelaksanaan
- Lubang galian sesuai dengan bentuk dan kemiringan yang dikehendaki seperti
tertera dalam gambar rencana.
- Apabila dinding – dinding dan dasar galian masih dalam keadaan gembur, harus
dilakukan pemadatan sepenuhnya agar didapat permukaan yang stabill dan
padat.
- Batu – batu yang telah dipecah dengan ukuran terpanjang ± ¾ tebal dinding dan
tidak lebih dari 25 cm, dipasangkan setelah terlebih dahulu diberikan lapisan
adukan yang cukup. Batu – batu yang lebih kecil ditempatkan mengisi rongga
agar pemasangan diantara batu – batu tidak menjadi terlalu tebal. Permukaan
luar harus diatur sedemikian agar didapat permukaan yang rata dan rapi. Pada
umumnya tebal pasangan tidak boleh kurang dari 20 cm kecuali ada petunjuk lain
dari Direksi/Konsultan pengawas. Ukuran campuran untuk pasangan batu
kali/batu belah adalah 1 Pc : 4 Psr.
- Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah mempunyai ukuran yang
tetap, sehingga jumlah dari setiap bahan adukan (semen, pasir) ditentukan
secara tepat dan disetujui oleh Direksi/konsultan pengawas. Apabila mesin mixer
(molen) yang dipakai untuk mengaduk, maka bahan – bahan adukan harus
dicampur lebih dahulu didalam mesin selama paling tidak 2 menit. Apabila
pengadukan dilakukan dengan tenaga manusia (pekerja), bahan – bahan adukan
haruslah dicampur dalam kotak persegi dari bahan kayu atau bahan lain dan
pencampuran diaduk 2 (dua) kali secara kering dan merata dan akhirnya 3
(tiga) kali diberi air sampai semua merata. Adukan harus dicampur sebanyak
yang diperlukan untuk dipakai, dan adukan yang tidak dipakai selama 30 menit
harus dibuang.
2.4 Finishing dari Permukaan Pasangan Batu.
Finishing dari permukaan Saluran adalah Pesteran/ Siaran dengan campuran 1Pc :
2Psr sedang bagian atas sesuai gambar kerja diplester dengan campuran 1 pc : 2
Psr dan diaci dengan air semen
2.5 Pengukuran hasil pekerjaan.
Pengukuran dilakukan dalam meter panjang hasil pekerjaan yang telah selesai dan
disetujui Direksi/konsultan pengawas. Untuk pekerjaan galian akan diperhitungkan
menurut keadaan tanah setempat.
2.6. Dasar pembayaran.
Pembayaran untuk pekerjaan dari pasangan batu kali/gunung / batu belah
diperhitungkan dalam satuan Meter kubik yang terpasang dengan baik dan disetujui
Direksi/konsultan pengawas.
Pasal 3
PEKERJAAN BETON
1. Umum.
Pekerjaan beton dalam pekerjaan ini adalah pembuatan plat duiker pada pekerjaan
Pembuatan Jalan Masuk Area Kompleks, Parkir dan Pekerjaan Lainnya Yang disebut
dalam Rencana Anggaran Biaya.
1.1. Kontraktor harus mengetahui persyaratan – persyaratan dalam NI – 2, 1991..
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaannya dengan ketepatan dan kesesuaian
yang tinggi menurut spesifikasi, gambar kerja dan instruksi – instruksi oleh
Direksi/konsultan pengawas.
1.2. Direksi/konsultan pengawas berhak untuk memeriksa pekerjaan yang dikerjakan
oleh kontraktor.
1.3. Semua pekerjaan – pekerjaan yang jelek dan tidak memenuhi Rencana Kerja dan
Syarat – syarat (RKS) harus dibongkar dan diganti atas biaya kontrakor.
1.4. Semua material harus baru dengan kualitas yang terbaik dari yang ditentukan dan
harus disetujui oleh Direksi/konsultan pengawas sebelum dipakai. Direksi/konsultan
pengawas menyimpan contoh – contoh yang telah disetujui sebagai standar untuk
memeriksa pengiriman – pengiriman selanjutnya.
2. Semen.
2.1. Semua semen yang digunakan adalah jenis portland semen biasa, dengan mutu
baik dan harus memenuhi syarat – syarat peraturan semen Portland Indonesia NI-8,
1972 atau semen yang digunakan adalah semen yang ada dipasaran Kota
Pasangkayu dan sekitarnya.
2.2. Semen harus disimpan dalam gudang/silo yang baik untuk mencegah terjadinya
kerusakan – kerusakan. Semen – semen yang menggumpal, tercampur dengan
kotoran – kotoran atau kena air/lembab ditolak untuk digunakan dan harus
dikeluarkan dengan segera dari proyek atas biaya kontraktor.
3. Aggregat.
1.1 Aggregat harus mengikuti syarat – syarat yang berlaku.
1.2 Dimensi maksimun aggregat kasar tidak lebih dari 2,5 cm dan lebih dari seperempat
dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan
4. Mutu Beton.
Campuran beton yang digunakan ialah K-300.
5. Persiapan Pengecoran.
5.1 Sebelum pembuatan beton dimulai semua alat – alat pengaduk dan pengangkut beton
harus bersih. Sebelum beton dicor semua ruang – ruang yang akan di isi beton harus
bersih dari kotoran – kotoran dan bagian – bagian beton yang lepas. Cetakan pada
pasangan – pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus dibasahi
dengan air sampai jenuh dan tulangan sudah harus terpasang dengan baik. Bidang –
bidang beton yang lama yang akan dicor dikasarkan dulu dan kemudian dibersikan
dari segala kotoran – kotoran beton yang lepas. Sesaat sebelum beton di cor maka
bidang – bidang tersebut harus disapu dengan spesi mortel dengan susunan yang
sama seperti yang terdapat dalam betonnya.
5.2 Air harus dibuang dari semua ruang – ruang yang akan di cor beton.
7. Pemadatan Beton.
Beton harus dipadatkan keseluruhannya dengan mechanical vibrator yang dikerjakan oleh
orang – orang yang berpengalaman untuk pekerjaan tersebut.
8. Perawatan.
8.1. Beton harus dilindungi dari hujan lebat, aliran air hujan dan dari kerusakan yang
disebabkan oleh alat – alat. Semua beton selalu dalam keadaan basah, selama
paling sedikit 7 (tujuh) hari, dengan dibasahi dengan air, dengan system menyiram air
dari pipa atau system lain yang menjadikan bidang permukaan beton itu selalu
dalam keadaan basah.
8.2. Bekisting kayu dibiarkan tinggal agar beton itu tetap basah selama perawatan untuk
mencegah retak pada sambungan dan pengeringan beton yang terlalu cepat. Air
yang dipergunakan untuk perawatan harus bersih dan sama sekali bebas dari unsur –
unsur kimia yang mungkin menyebabkan perubahan warna pada beton.
8.3. Sangat dilarang mempergunakan lantai yang masih muda umurnya untuk tempat
penimbunan / lalu lintas bahan – bahan berat.
9.3. Sebelum pengecoran berikutnya dikerjakan maka seluruh beton yang kena hujan /
aliran air hujan harus diperiksa, diperbaiki dan dibersihkan dari beton – beton yang
tercampur / terkikis air hujan. Pengecoran selanjutnya harus dapat izin Direksi/
Konsultan Pengawas terlebih dahulu.
10. Bekisting.
10.1. Bahan – bahan.
Bekisting yang sama bila akan digunakan lagi, harus menghasilkan permukaan
“Ekspose” yang serupa.
10.2. Pembuatan.
Bekisting – bekisting tidak boleh bocor dan cukup kaku untuk mencegah perpindahan
tempat atau kelongsoran dari penyangga. Permukaan bekisting harus halus dan rata
tidak boleh ada lekukan, lubang – lubang atau boleh melendut.
10.3. Sambungan – sambungan pada bekisting harus diusahakan lurus dan rata dalam
arah horizontal dan vertical bila digunakan permukaan yang tidak diplester lagi
(ekspose concrete).
10.4. Semua bekisting dibersihkan sebelum dipergunakan kembali. Pekerjaan pembuatan
bekisting diusahakan sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kemungkinan
adanya beton yang keropos dan lain – lain yang nantinya mengakibatkan kerusakan
pada beton.
10.5. Tiap – tiap bagian dari bekisting, bagian – bagian yang structural, harus diperiksa
oleh Direksi/ Konsultan Pengawas segera sebelum beton dicor pada bagian itu.
Pasal 4
PERATURAN PENUTUP
1. Meskipun dalam RKS / gambar bestek tidak dinyatakan kata – kata yang harus disediakan
atau yang harus dibuat oleh Kontraktor, tetapi pekerjaan dan bahan – bahannya nyata,
menjadi bagian pekerjaan, maka pekerjaan tersebut tetap dianggap dan memuat dalam
RKS ini.
2. Pekerjaan yang nyata menjadi bagian dari pekerjaan yang dikerjakan, akan tetapi tidak
diuraikan atau dimuat dalam RKS/ gambar ini, tetapi harus diselenggarakan dan
diselesaikan oleh Kontraktor, maka dianggap seakan – akan pekerjaan tersebut diuraikan
dan dimuat dalam RKS, demi menuju penyerahan pekerjaan yang lengkap, sempurna dan
selesai dengan hasil yang baik.
3. Sebelum penyerahan pertama, pemborong harus meneliti semua bagian pekerjaan yang
mungkin perlu penyempurnaan dan diperbaiki sesuai dengan tanggung jawab.
4. Meskipun telah ada pengawas/ Direksi, semua penyimpangan dari ketentuan bestek dan
gambar, tetap menjadi tanggung jawab pemborong, kecuali ada perintah tertulis dari
Direksi.
5. Setelah penyerahan Kedua semua barang serta peralatan yang menjadi milik pemborong,
harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dan segera melunasi pembayaran galian C .
Sesuai peraturan daerah setempat.
6. Hal-hal yang belum tercantum dalam RKS ini diharapkan agar Kontraktor terlebih
dahulu.berkonsultasi dengan Direksi.
BAB III
PEKERJAAN JALAN PAVING BLOK, AREA PARKIR,
TAMAN/LANSEKAP& PAPAN INFORMASI
BAGIAN I
SYARAT - SYARAT UMUM
Pasal 01
KETENTUAN-KETENTUAN UMUM
1. Jika terdapat perbedaan antara Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini dengan
gambar, maka yang berlaku dan mengikat ialah Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) ini.
2. Jika terdapat perbedaan atau ketidak cocokan antara gambar-gambar rencana, RKS
dengan gambar detail, maka yang berlaku dan mengikat ialah gambar-gambar detail.
3. Untuk hal-hal yang tersebut pada ayat 1 dan 2 pada pasal ini saling bertentangan,
kontraktor diwajibkan berkonsultasi dengan direksi.
Pasal 02
SYARAT-SYARAT DAN PERATURAN-PERATURAN
Spesifikasi Teknis Pek. Jalan, Area Parkir & Taman – BAB III halaman 1
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022
4. Sarana Bekerja
a. Tenaga kerja/tenaga ahli yang cukup memadai dengan jenis peke rjaan yang akan
dilaksanakan.
b. Alat-alat bantu seperti beton molen, vibrator, pompa air, pengangkutan dan
peralatan lain yang dipergunakan untuk melancarkan pelaksanaan.
c. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang
akan dilaksanakan tepat pada waktunya.
Pasal 03
SITUASI DAN UKURAN
1. Situasi
a. Volume pekerjaan tersebut dalam pasal terdahulu merupakan batasan minimal
yang harus dipenuhi dan dimasukan sebagai garis pelaksanaan dan pegangan
kontraktor.
b. Kontraktor wajib meneliti situasi lapangan, terutama keadaan tanah, sifat dan
luasan pekerjaan serta hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga penawaran
kontraktor.
c. Kelalaian atau kekurang telitian kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan alasan
untuk mengajukan tuntutan.
2. Ukuran
a. Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut
bentuk, ukuran-ukuran dan mutu yang tercamtum dalam rencana kerja dan
syarat-syarat (RKS) pekerjaan ini.
b. Kontraktor berkewajiban mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain dan segera
melaporkan kepada direksi bila mana terdapat ketidak cocokan ukuran-ukuran di
dalam gambar-gambar RKS ini dan tidak diperkenangkan membetulkan
kesalahan-kesalahan ukuran/gambar-gambar sebelum berkonsultasi dengan
Direksi.
c. Apabila terdapat ketidaksesuaian ukuran-ukuran, maka pengukuran bersama
dijadikan patokan.
d. Elevasi titik nol bangunan Pagar dan Jalan ini ditentukan berdasarkan titik
Benchmark yang ada pada lokasi pembangunan, atau sesuai petunjuk
Direksi/Konsultan Pengawas
e. Titik peil ini harus ditetapkan dengan mengadakan pengukuran Mutual Chek
(MC.0) dan membuat patok permanen yang selama dalam pelaksanaan tidak
boleh bergeser/berubah.
f. Untuk selanjutnya patok permanen tersebut harus menjadi dasar bagi setiap
ukuran dan kedalaman.
g. Atas persetujuan Direksi, penentuan titik lainnya dilakukan oleh pemborong
dilapangan dengan alat ukur optik yang sudah ditera kebenarannya dan harus
selalu berpedoman pada titik duga pokok (titik nol).
Spesifikasi Teknis Pek. Jalan, Area Parkir & Taman – BAB III halaman 2
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022
Pasal 04
PROGRAM PELAKSANAAN
1. Penyedia jasa harus membuat Program Pelaksanaan dalam bentuk Bar-Chard, dan
dalam bentuk Network Planning yang dapat memperlihatkan alur kerja untuk setiap
kegiatan hal-hal sebagai berikut :
a. Jenis kegiatan dan volume.
b. Waktu pelaksanaan.
c. Jumlah dan jenis tenaga kerja, perlatan dan material yang diperlukan.
2. Aktivitas yang diperlihatkan pada Program harus sudah termasuk pelaksanaan
pekerjaan mobilisasi, persiapan, dan lain-lain, serta kelonggaran waktu dengan
adanya libur umum.
Pasal 05
DAERAH KERJA DAN JALAN MASUK
1. Penyedia Jasa akan diberikan daerah kerja untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
2. Penyedia Jasa harus membatasi operasinya di lapangan yang betul-betul diperlukan
untuk pekerjaan tersebut. Tata letak yang meliputi jalan masuk, lokasi penyimpangan
bahan bangunan dan jalur pengangkutan material dibuat oleh Penyedia Jasa dengan
persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
3. Penyedia Jasa dan orang-orang yang diberi wewenang olehnya harus selalu bebas
memasuki tempat kerja dan lapangan, termasuk semua bengkel (workshop) dan tempat-
tempat dimana pekerjaan disiapkan atau material diproduksi, perlengkapan dan mesin-
mesin diperoleh untuk digunakan dalam proyek ini dan Penyedia Jasa harus mengurus
semua fasilitas dan bantuan untuk mendapatkan akses memasuki daerah tersebut.
4. Penyedia Jasa harus mengurusnya sendiri dan mengajukan usulan mengenai pengadaan
fasilitas memasuki daerah-daerah tersebut dengan kerjasama dari Pejabat Pembuat
Komitmen maupun Direksi/Konsultan Pengawas. Tidak ada fasilitas tambahan yang dapat
dilaksanakan tanpa adanya persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas.
5. Dalam melaksanakan pekerjaan dan pengangkutan bahan-bahan untuk keperluan
pekerjaan, Penyedia Jasa harus berhati-hati sedemikian sehingga tidak mengganggu
kelancaran lalu-lintas atau menimbulkan kerusakan terhadap bangunan yang telah
ada serta prasarana lainnya. Bila terjadi kerusakan, Penyedia Jasa berkewajiban
untuk memperbaiki atau menggantinya. Penyedia Jasa juga harus menyediakan
rambu-rambu/tanda-tanda peringatan di sekitar lapangan kerja atau jalan masuk ke
lokasi pekerjaan.
Pasal 06
KONDISI/CUACA
Pekerjaan harus dihentikan apabila cuaca tidak mengijinkan, yang dapat mengakibatkan
penurunan mutu pekerjaan.
Pasal 07
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
1. Pemborong harus menyediakan kotak P3K untuk pertolongan pertama berisi obat -
obatan sesuai peraturan P3K dan palang merah.
2. Pemborong harus memenuhi/mentaati peraturan-peratuiran hukum tentang
perawatan para korban dan keluarga.
Spesifikasi Teknis Pek. Jalan, Area Parkir & Taman – BAB III halaman 3
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022
Spesifikasi Teknis Pek. Jalan, Area Parkir & Taman – BAB III halaman 4
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022
BAGIAN II
SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pasal 01
JENIS DAN LINGKUP PEKERJAAN
A. Jenis Pekerjaan
• Kegiatan : Pembangunan Rest Area Sulawesi Selatan di Kabupaten Jeneponto.
• Pekerjaan : Pekerjaan Perencanaan Jalan Paving Blok dan Area Parkir, Taman &
Papan Informasi.
• Pekerjaan-pekerjaan lain sesuai gambar yang belum disebut disini
B. Lingkup Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan ini harus dilakukan oleh Penyedia Jasa yang telah
berpengalaman dalam pekerjaan sejenis, dengan kapasitas peralatan yang memadai
serta kualitas personil yang melaksanakan pekerjaan yang telah berpengalaman,
sehingga Pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lancar, seperti yang disyaratkan dalam
RKS dan spesifikasi ini.
Lingkup dari pekerjaan ini meliputi semua penyediaan tenaga, peralatan dan bahan,
sehubungan dengan pekerjaan Pekerjaan Jalan Paving Blok, Pedestrian, Drinase,
Taman dan Papan Informasi Rest Area Jeneponto sesuai dengan Gambar RKS,
yang secara garis besar meliputi sebagai berikut:
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. PEKERJAAN TANAH
3. PEKERJAAN KANSTIN BETON
4. PEKERJAAN JALAN PAVING BLOK DAN AREA PARKIR
5. PEKERAAAN PAPAN INFORMASI
6. PEKERJAAN TAMAN/LANSEKAP
7. PEKERJAAN PEMBERSIHAN
8. PEKERJAAN LAIN-LAIN
C. Lokasi
Lokasi pekerjaan berada di Lingkungan Borong Untia Desa Karama Kelurahan
Benteng Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan .
Pasal 02
BAHAN-BAHAN DASAR BANGUNAN
1. Semen Portland
a. Memenuhi persyaratan-persyaratan SII dan NI-8
b. Yang digunakan harus terdiri dengan satu jenis merek dari mutu yang baik dan
atas persetujuan Direksi.
c. Penyimpanan semen harus ditempat yang kering dengan lantai terangkat, bebas
pengaruh air dari tanah dan menurut urutan pengiriman. Semen yang telah rusak
karena terlalu lama disimpan, mengeras ataupun tercampur dengan bahan yang
dapat merusak struktur bangunan, tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dari
tempat pekerjaan.
2. Pasir
a. Pasir urugan dan pasir pasangan yang digunakan adalah pasir dari jenis yang
baik serta bersih dan tidak bercampur dengan tanah liat atau kotoran/bahan
organis lainnya.
b. Pasir untuk campuran beton dipakai yang berbutir kasar bersih dari lumpur dan
bahan organis lainnya.
Spesifikasi Teknis Pek. Jalan, Area Parkir & Taman – BAB III halaman 5
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022
3. Cipping/Batu Pecah
a. Cipping/Batu Pecah dapat berupa batu alam atau batu-batuan yang diperoleh
dari pemecahan batu dengan gradasi yang tertentu dan cocok untuk penggunaan
campuran beton, cipping tersebut adalah hasil dari mesin batu pecah/stone
cruiser.
b. Bahan ini harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori, bebas dari
bahan-bahan yang dapat merusak fungsinya terhadap konstruksi.
c. Dalam segala hal, syarat-syarat ini disesuaikan dengan ketentuan dalam PBI
1971.
4. Air Kerja
a. Air kerja adalah air yang tidak mengandung minyak asam, alkali, garam -garam,
bahan organis atau bahan lain yang dapat merusak mutu beton, bersih dan
dapat diminum.
b. Selama air dilokasi pekerjaan belum mendapat persetujuan untuk dipergunakan
sebagai air kerja, maka pihak pemborong harus dapat mengadakan air dari
sumber lain yang disetujui.
5. Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri dan Kwalitas KW 1,
serta material yang digunakan harus mendapat persetujuan dari Direksi.
Pasal 03
PERALATAN
1. Penyedia Jasa harus menyediakan sendiri semua peralatan kerja dalam jumlah
yang cukup sesuai dengan jenis dan volume pekerjaan
2. Disamping peralatan kerja utama, Penyedia Jasa juga harus memyediakan
peralatan kerja bantu yang cocok dan lazim digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, serta jumlahnya cukup
Pasal 04
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pekerjaan Pembersihan dan Pembongkaran
a. Sebagai langkah awal pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan
pembersihan lokasi sebelum pekerjaan dimulai, sehingga lokasi tersebut
bersih dan aman dari segala kotoran dan tumbuh-tumbuhan yang akan
mengganggu pelaksanaan, namun jika masih ada pohon atau tanaman yang tdk
menggangu perletakan bangunan harus tetap dipertahankan atau sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas.
b. Bekas pembersihan dan pembongkaran yang tidak dimanfaatkan lagi seperti
dijelaskan dalam gambar rencana, harus disingkirkan dari lokasi atas biaya
kontraktor.
2. Pengukuran dan Pemasangan Papan Bouwplank
a. Kontraktor melakukan pengukuran Elevasi titik nol bangunan yang ditentukan
berdasarkan titik Benchmark yang ada pada lokasi pembangunan, atau sesuai
petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas
b. Atas persetujuan Direksi, penentuan titik lainnya dilakukan oleh pemborong
dilapangan dengan alat ukur optik yang sudah ditera kebenarannya dan harus
selalu berpedoman pada titik duga pokok (titik nol).
c. Pemasangan patok dan papan bauwplank boleh menggunakan kayu/papan kelas
III yang diketam rata pada sisi kerjanya.
d. Tinggi bouwplank sama dengan titik nol atau apabila dikehendaki lain harus
dibicarakan dan mendapat persetujuan Direksi.
e. Setelah pemasangan bouwplank harus dilaporkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan selanjutnya dilaksanakan.
Spesifikasi Teknis Pek. Jalan, Area Parkir & Taman – BAB III halaman 6
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022
Pasal 05
PEKERJAAN KANSTIN BETON
Spesifikasi Teknis Pek. Jalan, Area Parkir & Taman – BAB III halaman 7
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022
Pasal 06
PEKERJAAN JALAN PAVING BLOK, PEDESTRIAN DAN AREA PARKIR
A. Umum
1. Jenis Pekerjaan
- Jalan Utama : Ukuran sesuai dengan gambar.
- Area Parkir, ukuran sesuai dengan gambar.
2. Bahan
Harus dibuat dari bahan yang mempunyai ketahanan lebih besar terhadap
pengerusakan oleh lalulintas di banding dengan persyaratan yang biasa untuk
bahan urugan.
B. Pekerjaan Pendahuluan
- Kontraktor harus mengadakan pembersihan lokasi sebelum pekerjaan dimulai,
sehingga lokasi tersebut bersih dan aman dari segala kotoran dan tumbuh -
tumbuhan yang akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
- Setelah lokasi bersih, selanjutnya diadakan pengukuran penentuan peil dan
diadakan pematokan bersama dengan pihak Pengawas Lapangan atau Direksi.
- Semua biaya yang timbul dan berkaitan dengan ayat ini menjadi tanggungan
pihak kontraktor.
C. Pekerjaan Utama
Pekerjaan utama meliputi :
- Pekerjaan alas pasir
- Pekerjaan pasangan kanstin beton pracetak
- Pekerjaan pasangan paving blok
Spesifikasi Teknis Pek. Jalan, Area Parkir & Taman – BAB III halaman 8
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022
ditarik suatu benang ke arah memanjang yang disetujui oleh Pengawas Lapangan
atau Direksi, sehingga menghasilkan bagian permukaan perkerasan jalan ke arah
memanjang yang tidak bergelombang.
Lapisan perkerasan terdiri dari tanah pilihan. Material tersebut harus bersih dari
kotoran. Pelaksanaan pemasangan lapisan perkerasan dihampar secara merata pada
permukaan tanah dasar. Kemudian dilakukan penggilasan dengan alat pemadat.
Kanstin dipasang sedemikian rupa sesuai dengan bentuk, ukuran, kedudukan yang
diisyaratkan pada gambar.
Sambungan-sambungan harus diisi dengan adukan semen. Untuk itu ikuti petunjuk
teknis Pengawas Lapangan atau Direksi di lapangan.
Sedangkan ukuran paving blok harus mengikuti gambar yaitu model/motif batu
bata Mutu beton K-300 dan tebal 8 cm, jalan utama, lingkungan dan pelataran
parkir. Pasangan paving blok yang telah selesai terpasang harus dipadatkan
secara merata sehingga celah-celah pasangan saling mengikat dengan
sempurna. Pada bagian-bagian tertentu yang menurut pengawas harus diberi
ikatan berupa adukan semen, harus diberi adukan campuran 1 pc : 2 ps sebagai
ikatan agar pasangan paving blok tidak lepas, dan terpasang dengan kokoh.
Bila ternyata terdapat pasangan paving blok yang terpasang tidak memenuhi
persyaratan, maka harus dibongkar dan diganti dengan pasangan paving blok baru.
Segala resiko yang timbul akibat penggantian pasangan baru ini menjadi tanggung
jawab kontraktor.
Spesifikasi Teknis Pek. Jalan, Area Parkir & Taman – BAB III halaman 9
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022
mempunyai daya dukung maksimal sesuai yang ditujukkan dalam gambar dan sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas.
5. Pekerjaan-pekerjaan di bawah tanah, lubang service dan lainnya harus dikerjakan dan
diselesaikan sebelum pekerjaan paving blok dilaksanakan.
6. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing dari pola
paving block untuk disetujui Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas.
7. Jarak antara unit-unit pemasangan paving block yang terpasang (lebar siar-siar), harus
sama lebar maksimum 5 mm, atau sesuai detail gambar serta petunjuk Konsultan
Pengawas / Pemberi Tugas, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama
lebarnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku dan saling
berpotongan tegak lurus sesamanya.
8. Pertemuan unit paving block dengan curb, trotoir harus menggunakan key block dan
pemotongan harus menggunakan alat pemotong khusus sesuai persyaratan dari pabrik
yang bersangkutan.
9. Areal pemasangan paving block harus dipadatkan dengan plate vibrator ukuran plate
0,3 – 0,5 m2 dan mempunyai tekanan sentrifugal 1,6 – 2,0 ton. Pemadatan dilakukan 3
kali sebelum siar-siar di isi pasir, setelah itu dipadatkan dan diratakan beberapa kali
dengan roller 3 ton.
10.Area paving block tidak boleh digunakan sebelum seluruh area selesai dan terkunci.
11.Untuk setiap paving block, toleransi deviasi tidak lebih dari 6 mm dan perbedaaan
ketinggian setiap blok tidak lebih dari 2 mm.
12.Seluruh pekerjaan paving block harus bebas dari kotoran semen maupun oli.
13. Selama pemasangan dan setidaknya 3 hari setelah selesainya pekerjaan, seluruh area
paving block harus tertutup dari lalu lintas dan pekerjaan lainnya.
Pasal 07
PEKERJAAN PAPAN NAMA DAN INFORMASI
2. Penjelasan :
Semua item pekerjaan tersebut di atas harus dilaksanakan sesuai
dengan :
- Uraian dan syarat-syarat kerja
- Gambar situasi, gambar rencana dan detail serta gambar susulan bila ada.
- Ukuran-ukuran pokok yang tertera pada gambar bestek dan atau gambar dari
kontraktor yang disetujui Pengawas Lapangan atau Direksi.
- Risalah rapat penjelasan.
- Petunjuk-petunjuk dan atau gambar kerja dari Pengawas Lapangan atau Direksi.
- Apabila terdapat perbedaan ukuran menurut ketentuan sebagaimana point -point di
atas, maka harus segera dikonsultasikan ke Pengawas Lapangan atau Direksi.
- Setiap akan memulai dan atau mengakhiri suatu item pekerjaan, maka pihak
kontraktor harus terlebih dahulu menyampaikan kepada pengawas lapangan agar
melakukan pengecekan/pemeriksaan pekerjaan. Pengawas lapangan akan
menentukan dapat atau tidaknya dimulai atau diakhiri suatu pekerjaan.
Pasal 08
PEKERJAAN TATA HIJAU/LANSEKAP
1. Lingkup Kerja
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga , bahan-bahan dan peralatan dan alat bantu
lainnya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan penanaman, guna mendapatkan hasil yang
Spesifikasi Teknis Pek. Jalan, Area Parkir & Taman – BAB III halaman 10
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022
baik. Pekerjaan penanaman yang dilaksanakan meliputi semua pekerjaan yang tertera
dalam gambar Kerja dan sesuai petunjuk Pengawas Lapangan, meliputi :
• Pekerjaan persiapan pembentukan tanah
• Pekerjaan Penanaman
• Pekerjaan Pemeliharaan / perawatan tanaman
2. Tahapan Pekerjaan
Tahapan pelaksanaan pekerjaan menyesuaikan dengan kondisi lahan dan kesiapan
lapangan. Pekerjaan penanaman hanya dilaksanakan pada bagian site yang telah siap dan
tidak lagi dilakukan pekerjaan fisik, untuk menghindari kerusakan tanaman sebagai akibat
aktivitas pembangunan fisik lainnya. Semua Pekerjaan penanaman harus dilaksanakan
mengikuti petunjuk Gambar kerja dan sesuai petunjuk yang diberikan Pengawas. Jika terjadi
perbedaan antara Gambar Kerja dan keadaan lapangan, Kontraktor harus melaporkan
kepada Pengawas Lapangan untuk diambil keputusan penyelesaiinya. Semua tata letak
tanaman dilapangan yang menyimpang dari ketentuan Gambar Kerja yang disebabkan
karena keadaan lapangan, harus mendapat persetujuan Pengawas.
Spesifikasi Teknis Pek. Jalan, Area Parkir & Taman – BAB III halaman 11
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022
diangkut ke lokasi penanaman pada pagi hari atau sore hari. Tidak dibenarkan
menyimpan tanaman terlalu lama di lokasi pekerjaan ( tidak lebih dari 2 hari ).
• Khusus untuk tanaman Pohon hendaknya bukan merupakan tanaman yang baru
dicabut/dipindahkan dari tanah asal. Nursery harus mempersiapkan tanaman,
perakaran terbungkus karung dengan baik, minimal 3 minggu sebelum di tanam.
Sebaiknya pelaksana memilih pohon yang telah ditanam dalam pot. Untuk
mempertahankan kelembaban tanaman tersebut disiram 2 kali sehari, pagi dan
sore.
• Besar dan tinggi tanaman yang akan ditanam harus sesuai dengan yang tertulis
dalam persyaratan atau gambar rencana dan disetujui oleh pengawas.
• Jenis tanaman yang tidak terdapat dalam rencana, tetapi pada pelaksanaan diminta
sebagai pengganti ataupun sebagai tanaman tambahan, akan ditentukan kemudian
oleh direksi atau pengawas.
e. Pekerjaan Penanaman
1. Persiapan Tanam
Persiapan tanam dilakukan sebaiknya pada awal musim hujan. Yang termasuk
pekerjaan ini adalah pembuatan lubang tanam, penggunaan pestisida untuk
mencegah serangan serangga ulat tanah, pemberian pupuk kandang.
2. Penanaman Tanaman
• Tanaman dikeluarkan dari wadah sementara ( pot, karung, polybag dll ) dengan
hati-hati supaya akar tidak rusak.
• Akar diurai agar menjadi “ bebas “ dan tidak membelit atau terlipat.
• Tanaman ditanam dalam keadaan akar “ bebas “ menghadap keluar
• Tanah atas dikembalikan ke dalam lubang dan dipadatkan di sekitar leher
batang tanaman.
• Kemudian dipasang Steger/penyangga untuk menjaga agar tanaman dapat
berdiri tegak dengan stabil. Mengingat pohon sangat peka terhadap
goncangan, maka pemasangan steger / penyangga pohon harus benar-benar
kuat.
• Siram tanaman dengan baik sehingga air dapat meresap dan menjangkau
daerah perakaran.
3. Pemeliharaan
Lamanya waktu pemeliharaan 180 hari (6 Bulan). Ketentuan ini dapat berubah atas
persetujuan direksi / pengawas. Selama masa pemeliharaan pelaksana diwajibkan
melakukan penyiraman dan pemupukan serta pemangkasan, dengan ketentuan
sebagai berikut :
• Pemeliharaan yang dilakukana adalah penyiraman dan pemupukan.
Penyiraman dilakukan setiap hari ( pagi dan sore, bila tidak terjadi hujan).
• Pemupukan baru dilakukan lebih kurang 1 bulan setelah penanaman. Pupuk
yang diberikan sebaiknya pupuk NPK ,
• Pemangkasan tanaman, baru dilakukam jika pertumbuhan tanaman sudah
melebihi batas maksimal ukuran tumbuh yang direncanakan, atau telah tumbuh
ranting – ranting liar yang tidak diharapkan.
• Penyemprotan obat-obatan baik insektisida maupun fungisida dilakukan jika
terlihat adanya gejala serangan hama atau penyakit.
Spesifikasi Teknis Pek. Jalan, Area Parkir & Taman – BAB III halaman 12
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022
Pasal 09
PEKERJAAN PEMBERSIHAN
1. Pekerjaan pembersihan baik noda-noda yang masih tersisa karena hasil pekerjaan
dalam pembangunan maupun pembersihan halaman harus adilaksanakan sebagai
bagian pekerjaan sampai masa pemeliharaan berakhir. Dan pelaksanaanya
mengikuti petunjuk Direksi.
2. Semua pekerjaan yang terdapat dalam gambar bestek tapi tidak dinyatakan dalam
RKS ini atau sebaliknya akan tetapi menyangkut pekerjaan bangunan ini, maka wajib
pemborong menyelesaikan sesuai petunjuk Direksi
Pasal 10
PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Apabila terdapat perbedaan ukuran atau keterangan antara gambar dengan dokumen
ini, maka yang mengikat adalah gambar, namun perbedaan ini disampaikan tertulis
kepada Direksi/Pengawas.
2. Semua pekerjaan yang terdapat dalam gambar bestek tapi tidak dinyatakan dalam
RKS ini atau sebaliknya akan tetapi menyangkut pekerjaan bangunan ini, maka
Penyedia Jasa wajib menyelesaikan sesuai petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
3. Hal-hal yang belum tercantum dalam syarat-syarat teknis ini, akan ditentukan dalam
Surat Perintah Kerja atau Direksi/Pengawas.
Spesifikasi Teknis Pek. Jalan, Area Parkir & Taman – BAB III halaman 13
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan Di Kabupaten Jeneponto Ta. 2022
BAB IV
PEKERJAAN MASJID
BAGIAN I
SYARAT - SYARAT UMUM
Pasal 01
KETENTUAN-KETENTUAN UMUM
1. Jika terdapat perbedaan antara Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini
dengan gambar, maka yang berlaku dan mengikat ialah Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) ini.
2. Jika terdapat perbedaan atau ketidak cocokan antara gambar-gambar rencana,
RKS dengan gambar detail, maka yang berlaku dan mengikat ialah gambar -
gambar detail.
3. Untuk hal-hal yang tersebut pada ayat 1 dan 2 pada pasal ini saling
bertentangan, kontraktor diwajibkan berkonsultasi dengan direksi.
Pasal 02
SYARAT-SYARAT DAN PERATURAN-PERATURAN
Pasal 03
SITUASI DAN UKURAN
1. Situasi
a. Volume pekerjaan tersebut dalam pasal terdahulu merupakan batasan
minimal yang harus dipenuhi dan dimasukan sebagai garis pelaksanaan
dan pegangan kontraktor.
b. Kontraktor wajib meneliti situasi lapangan, terutama keadaan tanah, sifat
dan luasan pekerjaan serta hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga
penawaran kontraktor.
c. Kelalaian atau kekurang telitian kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan
alasan untuk mengajukan tuntutan.
2. Ukuran
a. Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan
menurut bentuk, ukuran-ukuran dan mutu yang tercamtum dalam rencana
kerja dan syarat-syarat (RKS) pekerjaan ini.
b. Kontraktor berkewajiban mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain dan
segera melaporkan kepada direksi bila mana terdapat ketidak cocokan
ukuran-ukuran di dalam gambar-gambar RKS ini dan tidak diperkenangkan
membetulkan kesalahan-kesalahan ukuran/gambar-gambar sebelum
berkonsultasi dengan Direksi.
c. Apabila terdapat ketidaksesuaian ukuran-ukuran, maka pengukuran
bersama dijadikan patokan.
d. Elevasi titik nol bangunan Masjid Rest Area Jeneponto ditentukan
berdasarkan titik Benchmark yang ada pada lokasi pembangunan, atau
sesuai petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas
e. Titik peil ini harus ditetapkan dengan mengadakan pengukuran Mutual
Chek (MC.0) dan membuat patok permanen yang selama dalam
pelaksanaan tidak boleh bergeser/berubah.
f. Untuk selanjutnya patok permanen tersebut harus menjadi dasar bagi
setiap ukuran dan kedalaman.
Pasal 04
PROGRAM PELAKSANAAN
Pasal 05
DAERAH KERJA DAN JALAN MASUK
1. Penyedia Jasa akan diberikan daerah kerja untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
2. Penyedia Jasa harus membatasi operasinya di lapangan yang betul-betul
diperlukan untuk pekerjaan tersebut. Tata letak yang meliputi jalan masuk,
lokasi penyimpangan bahan bangunan dan jalur pengangkutan material dibuat
oleh Penyedia Jasa dengan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
3. Penyedia Jasa dan orang-orang yang diberi wewenang olehnya harus selalu bebas
memasuki tempat kerja dan lapangan, termasuk semua bengkel (workshop) dan
tempat-tempat dimana pekerjaan disiapkan atau material diproduksi, perlengkapan
dan mesin-mesin diperoleh untuk digunakan dalam proyek ini dan Penyedia Jasa
harus mengurus semua fasilitas dan bantuan untuk mendapatkan akses memasuki
daerah tersebut.
4. Penyedia Jasa harus mengurusnya sendiri dan mengajukan usulan mengenai
pengadaan fasilitas memasuki daerah-daerah tersebut dengan kerjasama dari
Pejabat Pembuat Komitmen maupun Direksi/Konsultan Pengawas. Tidak ada
fasilitas tambahan yang dapat dilaksanakan tanpa adanya persetujuan dari
Direksi/Konsultan Pengawas.
5. Dalam melaksanakan pekerjaan dan pengangkutan bahan-bahan untuk
keperluan pekerjaan, Penyedia Jasa harus berhati-hati sedemikian sehingga
tidak mengganggu kelancaran lalu-lintas atau menimbulkan kerusakan
terhadap bangunan yang telah ada serta prasarana lainnya. Bila terjadi
kerusakan, Penyedia Jasa berkewajiban untuk memperbaiki atau
menggantinya. Penyedia Jasa juga harus menyediakan rambu-rambu/tanda-
tanda peringatan di sekitar lapangan kerja atau jalan masuk ke lokasi
pekerjaan.
Pasal 06
KONDISI/CUACA
Pasal 07
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
BAGIAN II
SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pasal 01
JENIS DAN LINGKUP PEKERJAAN
A. Jenis Pekerjaan
• Kegiatan : Pembangunan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest
Area Sulawesi Selatan di Kabupaten Jeneponto.
• Pekerjaan :Pembangunan Masjid.
• Pekerjaan-pekerjaan lain sesuai gambar yang belum disebut disini.
B. Lingkup Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan ini harus dilakukan oleh Penyedia Jasa yang telah
berpengalaman dalam pekerjaan sejenis, dengan kapasitas peralatan y ang
memadai serta kualitas personil yang melaksanakan pekerjaan yang telah
berpengalaman, sehingga Pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lancar, seperti
yang disyaratkan dalam RKS dan spesifikasi ini.
Lingkup dari pekerjaan ini meliputi semua penyediaan tenaga, peralatan dan
bahan, sehubungan dengan pekerjaan Pembangunan Masjid Rest Area
Jeneponto, sesuai dengan Gambar RKS, yang secara garis besar meliputi
sebagai berikut:
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. PEKERJAAN TANAH
3. PEKERJAAN PONDASI
4. PEKERJAAN BETON
5. PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN
6. PEKERJAAN LANTAI
7. PEKERJAAN KAYU
8. PEKERJAAN KUSEN/DAUN PINTU JENDELA DAN KACA
9. PEKERJAAN KUNCI DAN PENGGANTUNGAN
10. PEKERJAAN PLAFOND
11. PEKERJAAN PENGECATAN
12. PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP
13. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
14. PEKERJAAN PEMBERSIHAN
15. PEKERJAAN LAIN-LAIN
C. Lokasi
Lokasi pekerjaan berada di Lingkungan Borong Untia Desa Karama Kelurahan
Benteng Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan .
Pasal 02
BAHAN-BAHAN DASAR BANGUNAN
1. Semen Portland
a. Memenuhi persyaratan-persyaratan SII dan NI-8
b. Yang digunakan harus terdiri dengan satu jenis merek dari mutu yang baik
dan atas persetujuan Direksi.
c. Penyimpanan semen harus ditempat yang kering dengan lantai terangkat,
bebas pengaruh air dari tanah dan menurut urutan pengiriman. Semen
yang telah rusak karena terlalu lama disimpan, mengeras ataupun
tercampur dengan bahan yang dapat merusak struktur bangunan, tidak
boleh dipakai dan harus disingkirkan dari tempat pekerjaan.
2. Pasir
a. Pasir urugan dan pasir pasangan yang digunakan adalah pasir dari jenis
yang baik serta bersih dan tidak bercampur dengan tanah liat atau
kotoran/bahan organis lainnya.
b. Pasir untuk campuran beton dipakai yang berbutir kasar bersih dari lumpur
dan bahan organis lainnya.
3. Cipping/Batu Pecah
a. Cipping/Batu Pecah dapat berupa batu alam atau batu-batuan yang
diperoleh dari pemecahan batu dengan gradasi yang tertentu dan cocok
untuk penggunaan campuran beton, cipping tersebut adalah hasil dari
mesin batu pecah/stone cruiser.
b. Bahan ini harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori, bebas
dari bahan-bahan yang dapat merusak fungsinya terhadap konstruksi.
c. Dalam segala hal, syarat-syarat ini disesuaikan dengan ketentuan dalam
PBI 1971.
4. Batu
a. Batu gunung:
• Bahan untuk batu gunung kecuali dipersyaratkan lain, harus sesuai
dengan PUBB 1977 NI-3.
• Batu gunung yang digunakan berukuran sesuai standar kebutuhan
untuk pondasi dan untk pasangan batu kosong bahwa pondasi,
berstruktur cukup kuat dan awet serta tidak foreus.
• Batu gunung yang berdiameter lebih dari 20 cm harus dipecah dan
yang dalam keadaan bulat tidak dapat dipergunakan.
b. Batu bata
Semua batu bata yang dipergunakan harus berkualitas baik yang
berwarna merata, sisi-sisinya tegak lurus satu sama lain dan rapi serta
mempunyai ukuran/bentuk yang sama pejal dan utuh, matang dalam
pembakaran.
5. Air Kerja
a. Air kerja adalah air yang tidak mengandung minyak asam, alkali, garam -
garam, bahan organis atau bahan lain yang dapat merusak mutu beton,
bersih dan dapat diminum.
b. Selama air dilokasi pekerjaan belum mendapat persetujuan untuk
dipergunakan sebagai air kerja, maka pihak pemborong harus dapat
mengadakan air dari sumber lain yang disetujui.
6. Besi Beton
a. Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai
dengan yang ditentukan dalam SII dan PBI 71.
b. Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari
cacat-cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
c. Dimensi dan ukuran penampang bulat besi beton/baja tulangan harus
sesuai dengan petunjuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi minimal)
seperti yang disyaratkan dalam PBI 1971.
d. Besi beton/baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah
tertulis dari Direksi.
e. Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1
mm dan tidak bersepuh seng.
7. Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri dan Kwalitas
KW 1, serta material yang digunakan harus mendapat persetujuan dari
Direksi.
Pasal 03
PERALATAN
1. Penyedia Jasa harus menyediakan sendiri semua peralatan kerja dalam
jumlah yang cukup sesuai dengan jenis dan volume pekerjaan
2. Disamping peralatan kerja utama, Penyedia Jasa juga harus memyediakan
peralatan kerja bantu yang cocok dan lazim digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, serta jumlahnya cukup
Pasal 04
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pekerjaan Pembersihan dan Pembongkaran
a. Sebagai langkah awal pelaksanaan pekerjaan, kontraktor sudah harus
membersihkan lapangan berupa Penebangan pohon/pembersihan yang
harus tuntas sampai pada akar-akarnya sehingga tidak merusak struktur
tanah, namun jika masih ada pohon atau tanaman yang tdk menggangu
perletakan bangunan harus tetap dipertahankan atau sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas.
b. Bekas pembersihan/bongkaran yang tidak dimanfaatkan lagi seperti
dijelaskan dalam gambar rencana, harus disingkirkan dari lokasi atas biaya
kontraktor.
2. Pengukuran dan Pemasangan Papan Bouwplank
a. Kontraktor melakukan pengukuran Elevasi titik nol bangunan yang
ditentukan berdasarkan titik Benchmark yang ada pada lokasi
pembangunan, atau sesuai petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas
b. Atas persetujuan Direksi, penentuan titik lainnya dilakukan oleh pemborong
dilapangan dengan alat ukur optik yang sudah ditera kebenarannya dan
harus selalu berpedoman pada titik duga pokok (titik nol).
c. Pemasangan patok dan papan bauwplank boleh menggunakan kayu/papan
kelas III yang diketam rata pada sisi kerjanya.
d. Tinggi bouwplank sama dengan titik nol atau apabila dikehendaki lain harus
dibicarakan dan mendapat persetujuan Direksi.
e. Setelah pemasangan bouwplank harus dilaporkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan selanjutnya dilaksanakan.
Pasal 05
PEKERJAAN TANAH
1. Galian Tanah
a. Sebelum melaksanakan penggalian, posisi galian dan ukuran seperti tertera
dalam gambar sudah dipastikan benar dan harus mendapat persetujuan
Direksi/Pengawas lapangan.
b. Penggalian tanah untuk pondasi dapat dimulai setelah pemasangan
bouwplank dan patok-patok disetujui Direksi/Pengawas Lapangan.
c. Dasar galian harus mencapai tanah keras, dan jika pada galian terdapat
akar-akar kayu, kotoran-kotoran dan bagian-bagian tanah yang longgar
(tidak padat), maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya kemudian
lubang yang terjadi diisi dengan pasir urug lapis demi lapis dan apabila
dimungkinkan dipadatkan dengan menyiram air sampai jenuh, sehingga
mencapai peramukaan yang diinginkan.
d. Urutan kerja penggalian harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan gangguan pada lingkungan tapak/bangunan ataupun
menyebabkan timbulnya genangan air.
e. Untuk mempertahankan kepadatan muka tanah galian, maka lubang yang
sudah siap segera dilanjutkan dengan pemasangan pasir urug dan batu
kosong.
2. Urugan
a. Pengurugan tanah untuk pondasi dilakukan berdasarkan petunjuk Direksi,
dimana macam pekerjaannya tergantung pada bentuk pondasi bangunan.
b. Sebelum dipasang pondasi, galian pondasi dilapis dengan pasir urug
dengan ketebalan seperti keterangan dalam gambar.
c. Setelah pasangan pondasi cukup kuat, atas izin Direksi lubang-lubang
galian dapat diurug kembali.
d. Untuk pasir urugan bawah lantai menggunakan pasir urug yang dipadatkan
mulai atas pondasi hingga bawah lantai.
e. Tanah bekas galian yang berlebihan dapat dipakai untuk meratakan
halaman atau diangkut ke luar halaman atas biaya kontraktor.
f. Pasir yang digunakan seperti yang dijelaskan pada pasal terdahulu (bahan
dasar) .
Pasal 06
PEKERJAAN PONDASI
1. Pasangan Batu Kosong
a. Ukuran ketebalan dan lebar pasangan batu kosong disesuaikan dengan
gambar kerja/detail.
b. Pada bagian sisi/celah pasangan batu kosong diisi dengan pasir urug yang
dipadatkan dengan menyiram air hingga sisi atau celah pasangan batu telah
padat betul.
2. Pekerjaan Pondasi Batu Gunung
a. Pelaksanaan pekerjaan dan syarat bahan yang digunakan harus memenuhi
seperti yang dipersyaratkan dalam pasal terdahulu.
b. Sebelum pemasangan dilaksanakan, kontraktor harus mempelajari letak-
letak jalur pondasi garis peperti dalam gambar.
c. Demikian halnya dengan letak-letak dari saluran yang menembus pasangan
pondasi serta stek-stek besi kolom yang harus disediakan agar pekerjaan
bongkar pasang tidak terjadi.
d. Spesi campuran untuk pondasi batu gunung dipasang dan disusun dengan
rapi sehingga duduk kokoh dengan adukan 1 pc : 4 ps .
e. Pada bagian sisi luar pondasi yang nampak harus diplaster dengan
campuran 1 : 4 ps.
f. Celah-celah yang besar antara pasangan batu pondasi harus diisi dengan
batu pasak atau batu kricak.
g. Bentuk dan ukuran pondasi dan disesuaikan dengan gambar kerja/detail.
Pasal 07
PEKERJAAN BETON
1. Pekerjaan beton bertulang pada pekerjaan sloef, kolom, dan ringbalk.
2. Konstruksi beton bertulang untuk seluruh bagian harus mencapai mutu beton
yang ditentukan.
3. Konstruksi beton dibuat sesuai dengan ukuran-ukuran, termasuk besi
penulangan dan beugel/sengkangyang tertera dalam gambar-gambar rencana
dan detail.
4. Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa sehingga tidak mengalami
perubahan bentuk maupun tempat selama pengecoran berlangsung.
5. Pengadukan beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk Beton Molen,
atau alat lain yang disetujui Direksi.
6. Alat penggetar harus digunakan berdiri 90 derajat, hanya dalam keadaan
khusus diperkenangkan menyentuh tulangan. Penghentian pengecoran hanya
dilakukan pada tempat-tempat yang disetujui Direksi/Pengawas Lapangan di
dalam pola rencana pengecoran.
7. Untuk melaksanakan pekerjaan beton bertulang berlaku ketentuan-ketentuan
dan persyaratan-perysaratan dalam PBI 1971, dan tak ada satu bagian
pekerjaan beton yang dapat di cor tanpa persetujuan Direksi/Pengawas
Lapangan.
8. Adukan beton yang tidak memenuhi syarat-syarat, seperti sudah mengeras
sebagian, tercampur dengan bahan-bahan asing atau terlalu encer tidak boleh
dipergunakan.
9. Bahan
• Penggunaan bahan, seperti dipersyaratkan dalam pasal bahan dasar dan
sesuai syarat-syarat serta aturan-aturan dalam PBI 1971, terdiri dari: Besi
beton, Semen, Pasir beton, krikil/batu pecah dan air kerja.
• Semua bahan dasar dan pekerjaan beton harus mendapatkan persetujuan
Direksi sebelum dilaksanakan.
Pasal 08
PEKERJAAN DINDING DAN PLASTERAN
• Nat plin
• Neut kosen
• Semua permukaan pasangan saluran terbuka.
Pasal 09
PEKERJAAN LANTAI
1. Penjelasan Umum
a. Sebelum pemasangan lantai dilaksanakan sudah dipastikan kepadatan
pasir alas bawah lantai sudah benar-benar bersih, serta semua saluran
bawah lantai sudah terpasang.
b. Pemakaian bahan lantai dan ubin untuk setiap bagian pekerjaan harus
dalam produksi yang sama.
c. Pemasangan saluran ubin harus rata air.
d. Adukan terisi padat serta lot, siku dan waterpassnya baik.
e. Tebal siar harus kontinyu sehingga setiap perpotongan siar membentuk
garis lurus dan saling tegak lurus sesamanya.
f. Untuk alas lantai keramik menggunakan lantai rabat beton tebal 7 cm.
2. Lantai Tegel/Ubin
a. Semua lantai ruangan lantai 01 dan 02 menggunakan Granit/Homogeneus
Tile ukuran 60 x 60 cm motif pholished
b. Untuk teras menggunakan lantai keramik produk Asia Tile atau setara
dengan ukuran 40 x 40 cm motif rock/kasar.
c. Semua lantai Km/WC menggunakan lantai Granit/Homogeneus Tile ukuran
dengan ukuran 40 x 40 cm (motif kasar) serta dinding menggunakan
Granit/Homogeneus Tile ukuran ukuran 40 x 40 cm.
d. Pasangan Plint untuk interior bangunan menggunakan
Granit/Homogeneus Tile ukuran 10 x 60 cm. Sedangkan untuk di teras dan
selasar menggunakan plint keramik produk Asia Tile atau setara dengan
ukuran 10 x 40 cm.
e. Adukan untuk pasangan lantai dan dinding keramik menggunakan
campuran 1 Pc : 3 Ps.
f. Setelah pemasangan keramik, nat-nat tegel diisi dengan pasta semen
warna sama dengan warna keramik dan sebelum pasta semen mengering
dipermukaan lantai dibersihkan sampai tidak ada noda semen pada lantai.
Pasal 10
PEKERJAAN KAYU
1. Bahan kayu yang digunakan harus memenuhi persyaratan bahan seperti yang
dijelaskan dalam pasal terdahulu (bahan dasar).
2. Jenis dan Penggunaan kayu.
a. Jenis kayu
Jenis kayu yang digunakan adalah jenis kayu (balok/papan) kls I lokal
sejenis kayu Lasi atau setara dan kls II sejenis Meranti atau setara dengan
kualitas terbaik.
b. Penggunaan
• Kayu kelas 1 untuk:
- Kosen pintu dan jendela
- Daun jendela panel kaca
- Daun pintu panil
- Rangka daun pintu
• Kayu kelas 2 untuk:
- Maal Beton (Becasting)
3. Jenis dan Kelengkapan
a. Ukuran-ukuran mutlak mengikuti ukuran dalam gambar rencana/detail
b. Semua permukaan potongan/sambungan harus dicat meni terlebih dahulu
sebelum di pasang
Pasal 11
PEKERJAAN KOSEN/DAUN PINTU DAN JENDELA
1. Pintu dan jendela kayu
a. Sebelum melaksanakan pemasangan kosen-kosen pada tempat-tempat
sesuai gambar rencana, kontraktor harus memperhatikan dengan
seksama kosen-kosen/daun pintu/daun jendela yang harus di pasang.
b. Sebelum kosen dipasang, agar diperhatikan dengan teliti kembali letak -
letak dan ukuran lubang-lubang pintu maupun jendela serta type-type
kosen yang akan dipasang, dan sudah harus lengkap dengan angkeratau
dok kosen yang jumlahnya disesuaikan gambar rencana.
c. Pemborong harus memperhatikan dan menjaga agar bidang-bidang kayu
terlihat tidak boleh ada lubang-lubang paku bekas penyetelan penunjang
atau penipu
d. Daun Pintu multipleks tebal 3,5 mm lapis sungkai, mengunakan rangka
kayu kelas 1 dengan ukuran serta bentuk sesuai petunjuk gambar
rencana/detail.
e. List-list kaca disesuaikan dengan petunjuk gambar rencana/detail
f. Semua permukaan kayu yang mendapat finisihing pengecetan harus
terlebih dahulu di cat meni.
2. Kaca
a. Kaca yang digunakan kaca ryben tebal 5 mm sesuai dengan ukuran dan
bentuk dalam gambar.
b. Kaca harus terpasang dengan kokoh pada tempatnya dan tidak goyah.
Pasal 12
PEKERJAAN KUSEN/DAUN PINTU JENDELA
DAN KACA ALUMUNIUM
1. Pintu dan jendela alumunium
c. Semua bagian pekerjaan pintu dan jendela alumunium warna baik
material, design, ukuran, ketebalan harus sesuai dengan gambar rencana.
d. Material yang digunakan harus alumunium paduan untuk keperluan
arsitektur dengan Alloy 6063 – temper & 5 setaraf produk Alexindo atau
Alcomexindo.
e. Finishing permukaan alumunium harus menpunyai ketebalan anodice 18
micron dengan toleransi 2 micron, yang diproses berdasarkan teknik
pewarna analog dan harus memberikan jaminan ketahanan warna secara
tertulis selama 20 tahun (dinyatakan dalam surat garansi).
f. Ukuran profile disesuaikan dengan gambar rencana dengan ketebalan
minimum 1,8 mm kecuali bagian-bagian yang tidak mempengaruhi
kekuatan dari pintu dan jendela.
3. Kaca
a. Kaca yang digunakan kaca ryben/polos tebal 5 mm sesuai dengan ukuran
dan bentuk dalam gambar.
b. Tidak diperkenangkan adanya kontak langsung antara kaca dan
aluminium. Pada pinggir-pinggir kaca harus dilapisi bahan mastic atau
sealant yang elastic dan kedap udara.
c. Kaca harus terpasang dengan kokoh pada tempatnya dan tidak goyah.
Pasal 13
PEKERJAAN KUNCI DAN PENGGANTUNGAN
1. Kuncu-kunci
a. Semua contoh-contoh kunci dan penggantungan harus mendapat
persetujuan Direksi sebelum pemasangan dilaksanakan
b. Kunci-kunci dan penggantungan harus dilengkapi dan dipasang dengan
menggunakan sekrup sesuai dengan ukuran lubangnya, tidak
diperkenankan menggunakan paku
c. Semua kunci-kunci dan penggantungan produksi dalam Negeri kualitas
baik tidak cacat dan macet.
d. Kunci tanam daun pintu memakai kunci berkwalitas baik setaraf dengan
merek SES 1 Kali putar.
e. Semua kunci-kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun
pintu. Dipasang setinggi 90 cm di atas lantai, atau sesuai petunjuk Direksi.
2. Grendel
a. Setiap daun pintu dilengkapi dengan grendel.
b. Masing-masing daun jendela dipasang grendel tanam kecil
c. Pemasangan grendel harus dilaksanakan dengan persetujuan pengawas,
terutama menyangkut letak/posisi grendel
d. Pemasangan grendel jendela harus dilaksanakan dengan rapih dan tidak
merusak/mengakibatkan cacat pada daun jendela atau ambang kuseng.
3. Hak angin/Kait-kait
a. Setiap daun jendela dipasang sepasang hak angin/kait-kait
b. Hak angin/kait-kait dipasang masing-masing pada sisi dalam daun
jendela yang dilengkapi tumpuan kaitan pada ambang koseng.
Pasal 14
PEKERJAAN PLAFOND
1. Rangka plafon
a. Rangka plafon menggunakan Besi hollow galvanis 4/4 dan 2/4 dipasang
per 61 cm.
b. Rangka plafon menggunakan penggantung Besi hollow galvanis 4/4 atau
kawat suspense yang dipasang pada tempat-tempat/jarak tertentu yang
digantung pada rangka atap.
2. Bahan Plafon
a. Bahan plafon menggunakan bahan Kalsiboard tebal 3,5 mm untuk
eksterior dan interior.
b. Sebelum pemasangan bahan plafon terlebih dahulu di cat dasar yang
rata.
3. Teknis Kelengkapan
a. Pemasangan plafon harus rata/tidak terjadi lendutan, dan sebelum
memasang penutup plafon harus sudah dipastikan semua pekerjaan
instalasi listrik yang seharusnya berada di atas plafon sudah
selesai/rampung.
Pasal 15
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
1. Atap pada bangunan ini semuanya menggunakan rangka baja profil IWF yang
dikerjakan oleh tenaga yang bersertifikat dan berpengalaman dalam pekerjaan
tersebut. Persyaratan harus sesuai dengan SNI kecuali di tentukan lain dalam
gambar rencana.
2. Sebelum dilaksanakan pemasangan, penyedia jasa wajib memberikan
”sertifikat test” kepada pengawas mengenai bahan rangka baja profil IWF dari
produsen.
3. Bila tidak ada sertifikat itu penyedia jasa harus melakukan pengujian atas
bahan tersebut di laboratorium dan hasilnya diserahkan kepada pengawas
secepatnya.
4. Mutu dan kwalitas rangka atap baja profil IWF harus sesuai dengan standar
dan dikerjakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman serta Direksi berhak
untuk menolak/memberhentikan tenaga kerja yang tidak berpengalaman dalam
pekerjaan tersebut.
5. Semua besi profil harus di Cat Zincromate.
6. Penyedia jasa harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan
teknis operated dari pembuat sebagai informasi bagi konsultan pengawas.
7. Rangka atap dibuat dari Rangka Atap Baja profil IWF, dan Gording Besi C .
125.50.20.2,3, Fin. Cat Zincromate.
8. Bahan penutup atap menggunakan Spandek Zincalume 0.4 mm dan Nok
Zincalume 0.4 mm.
9. Tumpuan kaki kuda-kuda harus diikat pada besi kolom dengan menekuk besi
tersebut pada balok tarik ataupun diperkuat dengan mour beugel yang sudah
tertanam sebelumnya pada kolom atau ring balk.
10. Sistem pengangkutan, penyimpanan, dan pemasangan harus sesuai dengan
ketentuan yang dikeluarkan oleh pabriknya.
11. Pemasangan harus rapi dan rapat sehingga terhindar dari kebocoran akibat
kesalahan pemasangan.
Pasal 16
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Bahan
a. Pengertian cat meliputi /termasuk emulsi , enamel, vernis, sealer, cement
emulsion filler dan pelapis-pelapis lain yang dipakai sebagai cat dasar,
cat perantara, cat ahir.
b. Semua cat yang akan dipakai harus mendapat persetujuan Direksi.
Untuk cat tembok bagian dalam dan bangunan menggunakan cat
Mowilex atau setara. Cat kayu/besi sejenis Avian atau setara, dan cat
plafon sejenis Metrolite atau setara.
c. Plamour dan dempul untuk pekerjaan cat tembok yang digunakan adalah
A Plus atau setara.
d. Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik yang sama dengan
yang diencerkan.
2. Jenis pekerjaan
a. Mengecat dengan cat tembok semua bidang dinding eksterior/interior
yang nampak ,sesuai petunjuk gambar.
b. Mengecat dengan cat besi mengkilat semua railing tangga dan balkon.
c. Memeni semua sambungan permukaan bidang besi yang tertanam dan
berhubungan langsung dengan tembok ,
d. Mengecat dengan cat tembok bagian permukaan plafon.
3. Cara Pelaksanaan
a. Cat Tembok
• Yang termasuk pekerjaan cat tembok/dinding adalah pengecatan
seluruh permukaan plasteran bangunan yang telah diaci dan diplam our
atau bagian-bagian lain yang ditentukan dalam gambar.
• Permukaan plasteran yang telah rata diaci dengan pasta seperti yang
telah ditentukan dandilanjutkan dengan pekerjaan plamour dengan
menggunakan alat seperti pisau plamour dari plat baja tipis.
• Lapisan plamour dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang rata
dan halus.
• Setelah permukaan dinding diflmour dan disaksikan tidak ada lagi
permukaan yang bergelombang, retak dan retak-retak rambut,
permukaan dinding sudah halus dibersihkan untuk selanjutnya
dilakukan pekerjaan pengecatan.
• Pengecatan dilakukan dengan tiga kali lapisan yang menggunakan alat
seperti Roller, kuas, atau cara lain yang di anjurkan direksi.
b. Cat Plafond
• Pengecatan plafon diulang sebanyak tiga kali sampai rata dan tidak
belang .
• Untuk memudahkan pelaksanaan pengecatan plafon, dapat
dilaksanakan pengecatan pertama sebelum pemasangan bahan plafon
yang dilanjutkan dengan pengecatan berikutnya pada saat bahan plafon
sudah dipasang.
Pasal 17
PEKERJAAN DINDING & ATAP ORNAMEN PANEL GRC
1. Pekerjaan ini meliputi pembuatan dinding dan atap GRC dengan Rangka
penguat dari besi siku 50.50.5 atau Besi Kanal U 100.50.2,7 mm, serta dinding
dan atap GRC yang digunakan dengan ketebalan 10 mm, termasuk dengan
penyediaan bahan-bahan, teknis pemasangan dan semua pekerjaan
pembuatan seperti yang tertera pada gambar.
2. Bahan material yang digunakan adalah panel GRC yang telah dicetak
sebelumnya dengan rangka pengisi besi tulangan serta bahan-bahan
pendukung lainnya. Ukuran sesuai dengan gambar.
3. Dalam pelaksanaan pekerjaan dinding dan atap GRC ini setiap sambungan
rangka dibuat dengan rapi/baik.
4. Cara Pelaksanaan pemasangan dinding dan atap GRC antara lain:
a. Persiapkan panel-panel GRC yang akan dipasang.
b. Persiapkan perlengkapan yang akan digunakan untuk memasang panel GRC.
• Chain block atau kerekan yang dilengkapi tali tambang. Pemasangan alat ini
diusahakan bersifat portabel/ mudah untuk dipindahkan.
• Scaffolding. Alat bantu ini disusun sedemikian rupa dengan estimasi jarak
yang tidak mengganggu proses pemasangan GRC, yaitu sekira 50 cm dari
tempat pemasangan.
• Electric drill (jika dibutuhkan) untuk mengunci mur baut sebagai penguat mur
saat pemasangan rangka besi atau pun panel GRC.
c. Setelah perlengkapan sudah dipersiapkan, pastikan sekali lagi bahwa panel-
panel GRC yang akan dipasang sudah tepat posisi (tidak salah penempatan).
d. Panel GRC dinaikkan/ diangkat/ ditempatkan sesuai posisi yang diinginkan
dengan menggunakan kerekan dan bantuan tali tambang untuk menghindari
benturan dengan bangunan atua benda lain.
e. Setelah panel GRC sudah ditempatkan di posisi yang tepat, pasangan bisa
disipat menggunakan bantuan lot gantung untuk memastikan tingkat lurus dan
tidaknya panel GRC. Jika sudah jelas lurus dan tidak ada masalah, maka panel
GRC bisa dikancing dengan sistem pengelasan panel ke dinding tumpuan.
f. Setelah lurus dan selesai melakukan pengelasan (baca: panel sudah terpasang),
proses terakhir adalah melakukan pekerjaan finishing. Proses ini dilakukan untuk
memperbaiki panel GRC yang cacat akibat benturan atau pemakaian bahan
penutup flexible joint antar panel. Bahan-bahan yang bisa dipakai pada
proses finishing adalah adonan dari serabut fiber, lem, dan semen yang dicampur
dengan air secukupnya untuk memperhalus bagian-bagian cacat yang dimaksud.
Pasal 18
PEKERJAAN WATERPROFING MEMBARAN BAKAR
1. Bahan
Untuk pelat dan daerah basah lainnya seperti toilet dan sebagainya
menggunakan lembaran (membrane bakar) dari Produk Bituline pp-300 3 mm,
atau sejenisnya yang setara.
2. Cara Pelaksanaan
Pasal 19
PEKERJAAN RAILING TANGGA DAN BALKON
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua macam railing besi
serta bahan-bahan lain sesuai gambar-gambar dan persyaratannya.
2. Bahan material yang digunakan adalah besi hollow 4 x 4 cm dan 2 x 4 xm dan
bahan-bahan pendukung lainnya.
3. Dalam pelaksanaan pekerjaan railing ini, setiap sambungan dilas dengan
rapi/baik kemudian didempul serta dicat.
Pasal 20
PEKERJAAN MEKANIKAL & ELETRIKAL
1. Pekerjaan Mekanikal
a. Lingkup pekerjaan
• Sistem Pemipaan Air Bersih
• Sistem Pembuangan Air Kotor dan Air Bekas
• Sistem Pembuangan Air Hujan
• Perlengkapan-perlengkapan lain.
b. Material
• Pipa Air bersih menggunakan pipa PVC class AW merk “MASPION”
atau setara.
• Pipa-pipa air kotor mengggunakan dari pipa PVC class AW merk
“MASPION” atau setara.
• Semua floor drain yang dipasang pada lantai dengan lapisan water
Proofing harus dibuat dengan konstruksi sedemikian rupa sehingga
dapat mencegah perembesan air sepanjang pipanya sendiri.
• Pipa-pipa dan fittings untuk vent dari pipa PVC class AW merk
“MASPION” atau setara.
c. Fitting
• Semua sambungan yang menghubungkan pipa-pipa dengan luas
penampang yang berbeda harus digunakan “reducing” atau “increasing”
• Sedapat mungkin harus digunakan belokan-belokan dengan long radius.
Belokan-belokan dari jenis ‘short radius” hanya boleh digunakan apabila
kondisi tempat tidak memungkinkan penggunaan jenis long radius, dan
kontraktor harus memberitahukan kepada Pengawas.
• Fitting atau alat-alat yang menimbulkan tahanan aliran-lairan yang tidak
wajar tidak boleh digunakan.
d. Closed duduk setara dengan produk TOTO dengan asesoris.
e. Semua floor drain terbuat dari plat berlubang-lubang dan dilapisi dengan
chrome, dilengkapi dengan water trap merk produk Toto atau setara.
f. Kran-kran air dan jet washer dalam toilet menggunakan produk Toto atau
setara.
g. Pelaksanaan dan pemasangan
1) Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi plumbing, kontraktor
diwajibkan membuat gambar kerja yang diperlukan dan disetujui oleh
Pengawas Lapangan.
2) Gambar-gambar tersebut meliputi :
• Penembusan pipa/sleeves pada pondasi, plat beton dan lain-lain.
• Detail pemasangan setiap sanitary fixtures.
• Penggambaran jalur-jalur pipa air bersih dan pipa air kotor lengkap
dengan hanger/support.
3) Pembersihan dan Pengecatan
• Semua bagian pipa terlindung dinding harus bebas dari lemak dan
kotoran-kotoran lainnya.
• Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau
finishing arsitektural atau timbulnya kerusakan lainnya yang
semuanya atas kelalaian kontraktor karena tidak membersihkan
sistem pemipaan dengan baik, maka semua perbaikan adalah
menjadi tanggung jawab kontraktor.
• Penggantung/penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya
harus dilapisi dengan pencegah karat.
• Harus dilakukan pengujian untuk menghindari kegagalan sistem
instalasi, dan bila ternyata terjadi kegagalan maka kontraktor harus
mengganti bagian yang rusak/gagal tersebut sampai memuaskan
Pengawas lapangan. Bahan yang rusak/gagal harus diganti dengan
bahan yang baru.
2. Pekerjaan Elektrikal
a. Lingkup Pekerjaan
Seluruh pekerjaan listrik dalam proyek ini meliputi:
• Pengadaan dan pemasangan lampu penerangan baik di dalam
bangunan maupun di luar bangunan, termasuk perkawatan, titik nyala,
armature sampai panel-panel penerangan.
• Pengadaan dan pemasangan stop kontak termasuk perkawatan dan
panel-panel.
Pasal 21
KWALITAS, CORAK, WARNA DAN UKURAN BAHAN
1. Semua bahan yang akan digunakan terlebih dahulu diperiksa dan diteliti oleh
unsur teknis / direksi.
2. Semua bahan yang digunakan harus dimasukkan contohnya.
3. Bahan bahan yang ditolak segera dikeluarkan dari kompleks pekerjaan selambat
lambatnya 2 x 24 jam.
4. Warna / corak akan ditentukan kemudian oleh direksi.
Pasal 22
PEKERJAAN PEMBERSIHAN
1. Pekerjaan pembersihan baik noda-noda yang masih tersisa karena hasil
pekerjaan dalam pembangunan maupun pembersihan halaman harus
dilaksanakan sebagai bagian pekerjaan sampai masa pemeliharaan berakhir.
Dan pelaksanaanya mengikuti petunjuk Direksi.
2. Semua pekerjaan yang terdapat dalam gambar bestek tapi tidak dinyatakan
dalam RKS ini atau sebaliknya akan tetapi menyangkut pekerjaan bangunan
ini, maka wajib pemborong menyelesaikan sesuai petunjuk Direksi
Pasal 23
PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Apabila terdapat perbedaan ukuran atau keterangan antara gambar dengan
dokumen ini, maka yang mengikat adalah gambar, namun perbedaan ini
disampaikan tertulis kepada Direksi/Pengawas.
2. Semua pekerjaan yang terdapat dalam gambar bestek tapi tidak dinyatakan
dalam RKS ini atau sebaliknya akan tetapi menyangkut pekerjaan bangunan ini,
maka Penyedia Jasa wajib menyelesaikan sesuai petunjuk Direksi/Konsultan
Pengawas.
3. Hal-hal yang belum tercantum dalam syarat-syarat teknis ini, akan ditentukan
dalam Surat Perintah Kerja atau Direksi/Pengawas.
BAB V
PEKERJAAN PEMBANGUNAN TOILET UMUM
BAGIAN I
SYARAT - SYARAT UMUM
Pasal 01
KETENTUAN-KETENTUAN UMUM
1. Jika terdapat perbedaan antara Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini
dengan gambar, maka yang berlaku dan mengikat ialah Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) ini.
2. Jika terdapat perbedaan atau ketidak cocokan antara gambar-gambar rencana,
RKS dengan gambar detail, maka yang berlaku dan mengikat ialah gambar -
gambar detail.
3. Untuk hal-hal yang tersebut pada ayat 1 dan 2 pada pasal ini saling
bertentangan, kontraktor diwajibkan berkonsultasi dengan direksi.
Pasal 02
SYARAT-SYARAT DAN PERATURAN-PERATURAN
Pasal 03
SITUASI DAN UKURAN
1. Situasi
a. Volume pekerjaan tersebut dalam pasal terdahulu merupakan batasan
minimal yang harus dipenuhi dan dimasukan sebagai garis pelaksanaan
dan pegangan kontraktor.
b. Kontraktor wajib meneliti situasi lapangan, terutama keadaan tanah, sifat
dan luasan pekerjaan serta hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga
penawaran kontraktor.
c. Kelalaian atau kekurang telitian kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan
alasan untuk mengajukan tuntutan.
2. Ukuran
a. Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan
menurut bentuk, ukuran-ukuran dan mutu yang tercamtum dalam rencana
kerja dan syarat-syarat (RKS) pekerjaan ini.
b. Kontraktor berkewajiban mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain dan
segera melaporkan kepada direksi bila mana terdapat ketidak cocokan
ukuran-ukuran di dalam gambar-gambar RKS ini dan tidak diperkenangkan
membetulkan kesalahan-kesalahan ukuran/gambar-gambar sebelum
berkonsultasi dengan Direksi.
c. Apabila terdapat ketidaksesuaian ukuran-ukuran, maka pengukuran
bersama dijadikan patokan.
d. Elevasi titik nol bangunan Toilet Umum ditentukan berdasarkan titik
Benchmark yang ada pada lokasi pembangunan, atau sesuai petunjuk
Direksi/Konsultan Pengawas
e. Titik peil ini harus ditetapkan dengan mengadakan pengukuran Mutual
Chek (MC.0) dan membuat patok permanen yang selama dalam
pelaksanaan tidak boleh bergeser/berubah.
f. Untuk selanjutnya patok permanen tersebut harus menjadi dasar bagi
setiap ukuran dan kedalaman.
g. Atas persetujuan Direksi, penentuan titik lainnya dilakukan oleh
pemborong dilapangan dengan alat ukur optik yang sudah ditera
kebenarannya dan harus selalu berpedoman pada titik duga pokok (titik
nol).
Pasal 04
PROGRAM PELAKSANAAN
Pasal 05
DAERAH KERJA DAN JALAN MASUK
1. Penyedia Jasa akan diberikan daerah kerja untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
2. Penyedia Jasa harus membatasi operasinya di lapangan yang betul-betul
diperlukan untuk pekerjaan tersebut. Tata letak yang meliputi jalan masuk,
lokasi penyimpangan bahan bangunan dan jalur pengangkutan material dibuat
oleh Penyedia Jasa dengan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
3. Penyedia Jasa dan orang-orang yang diberi wewenang olehnya harus selalu bebas
memasuki tempat kerja dan lapangan, termasuk semua bengkel (workshop) dan
tempat-tempat dimana pekerjaan disiapkan atau material diproduksi, perlengkapan
dan mesin-mesin diperoleh untuk digunakan dalam proyek ini dan Penyedia Jasa
harus mengurus semua fasilitas dan bantuan untuk mendapatkan akses memasuki
daerah tersebut.
4. Penyedia Jasa harus mengurusnya sendiri dan mengajukan usulan mengenai
pengadaan fasilitas memasuki daerah-daerah tersebut dengan kerjasama dari
Pejabat Pembuat Komitmen maupun Direksi/Konsultan Pengawas. Tidak ada
fasilitas tambahan yang dapat dilaksanakan tanpa adanya persetujuan dari
Direksi/Konsultan Pengawas.
5. Dalam melaksanakan pekerjaan dan pengangkutan bahan-bahan untuk
keperluan pekerjaan, Penyedia Jasa harus berhati-hati sedemikian sehingga
tidak mengganggu kelancaran lalu-lintas atau menimbulkan kerusakan
terhadap bangunan yang telah ada serta prasarana lainnya. Bila terjadi
kerusakan, Penyedia Jasa berkewajiban untuk memperbaiki atau
menggantinya. Penyedia Jasa juga harus menyediakan rambu-rambu/tanda-
tanda peringatan di sekitar lapangan kerja atau jalan masuk ke lokasi
pekerjaan.
Pasal 06
KONDISI/CUACA
Pasal 07
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
BAGIAN II
SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pasal 01
JENIS DAN LINGKUP PEKERJAAN
A. Jenis Pekerjaan
• Kegiatan : Pembangunan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest
Area Sulawesi Selatan di Kabupaten Jeneponto.
• Pekerjaan : Review Perencanaan Pembangunan Toilet Umum Rest Area
Kabupaten Jeneponto.
• Pekerjaan-pekerjaan lain sesuai gambar yang belum disebut disini.
B. Lingkup Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan ini harus dilakukan oleh Penyedia Jasa yang tel ah
berpengalaman dalam pekerjaan sejenis, dengan kapasitas peralatan yang
memadai serta kualitas personil yang melaksanakan pekerjaan yang telah
berpengalaman, sehingga Pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lancar, seperti
yang disyaratkan dalam RKS dan spesifikasi ini.
Lingkup dari pekerjaan ini meliputi semua penyediaan tenaga, peralatan dan
bahan, sehubungan dengan pekerjaan Pembangunan Toilet Umum, sesuai
dengan Gambar RKS, yang secara garis besar meliputi sebagai berikut:
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. PEKERJAAN TANAH
3. PEKERJAAN PONDASI
4. PEKERJAAN BETON
5. PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN
6. PEKERJAAN LANTAI
7. PEKERJAAN KAYU
8. PEKERJAAN KUSEN/DAUN PINTU JENDELA DAN KACA
9. PEKERJAAN KUNCI DAN PENGGANTUNGAN
10. PEKERJAAN PLAFOND
11. PEKERJAAN PENGECATAN
12. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
13. PEKERJAAN PEMBERSIHAN
14. PEKERJAAN LAIN-LAIN
C. Lokasi
Lokasi pekerjaan berada di Lingkungan Borong Untia Desa Karama Kelurahan
Benteng Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan .
Pasal 02
BAHAN-BAHAN DASAR BANGUNAN
1. Semen Portland
a. Memenuhi persyaratan-persyaratan SII dan NI-8
b. Yang digunakan harus terdiri dengan satu jenis merek dari mutu yang baik
dan atas persetujuan Direksi.
c. Penyimpanan semen harus ditempat yang kering dengan lantai terangkat,
bebas pengaruh air dari tanah dan menurut urutan pengiriman. Semen
yang telah rusak karena terlalu lama disimpan, mengeras ataupun
tercampur dengan bahan yang dapat merusak struktur bangunan, tidak
boleh dipakai dan harus disingkirkan dari tempat pekerjaan.
2. Pasir
a. Pasir urugan dan pasir pasangan yang digunakan adalah pasir dari jenis
yang baik serta bersih dan tidak bercampur dengan tanah liat atau
kotoran/bahan organis lainnya.
b. Pasir untuk campuran beton dipakai yang berbutir kasar bersih dari lumpur
dan bahan organis lainnya.
3. Cipping/Batu Pecah
a. Cipping/Batu Pecah dapat berupa batu alam atau batu-batuan yang
diperoleh dari pemecahan batu dengan gradasi yang tertentu dan cocok
untuk penggunaan campuran beton, cipping tersebut adalah hasil dari
mesin batu pecah/stone cruiser.
b. Bahan ini harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori, bebas
dari bahan-bahan yang dapat merusak fungsinya terhadap konstruksi.
c. Dalam segala hal, syarat-syarat ini disesuaikan dengan ketentuan dalam
PBI 1971.
4. Batu
a. Batu gunung:
• Bahan untuk batu gunung kecuali dipersyaratkan lain, harus sesuai
dengan PUBB 1977 NI-3.
• Batu gunung yang digunakan berukuran sesuai standar kebutuhan
untuk pondasi dan untk pasangan batu kosong bahwa pondasi,
berstruktur cukup kuat dan awet serta tidak foreus.
• Batu gunung yang berdiameter lebih dari 20 cm harus dipecah dan
yang dalam keadaan bulat tidak dapat dipergunakan.
b. Batu bata
Semua batu bata yang dipergunakan harus berkualitas baik yang
berwarna merata, sisi-sisinya tegak lurus satu sama lain dan rapi serta
mempunyai ukuran/bentuk yang sama pejal dan utuh, matang dalam
pembakaran.
5. Air Kerja
a. Air kerja adalah air yang tidak mengandung minyak asam, alkali, garam -
garam, bahan organis atau bahan lain yang dapat merusak mutu beton,
bersih dan dapat diminum.
b. Selama air dilokasi pekerjaan belum mendapat persetujuan untuk
dipergunakan sebagai air kerja, maka pihak pemborong harus dapat
mengadakan air dari sumber lain yang disetujui.
6. Besi Beton
a. Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai
dengan yang ditentukan dalam SII dan PBI 71.
b. Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari
cacat-cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
c. Dimensi dan ukuran penampang bulat besi beton/baja tulangan harus
sesuai dengan petunjuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi minimal)
seperti yang disyaratkan dalam PBI 1971.
d. Besi beton/baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah
tertulis dari Direksi.
e. Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1
mm dan tidak bersepuh seng.
7. Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri dan Kwalitas
KW 1, serta material yang digunakan harus mendapat persetujuan dari
Direksi.
Pasal 03
PERALATAN
1. Penyedia Jasa harus menyediakan sendiri semua peralatan kerja dalam
jumlah yang cukup sesuai dengan jenis dan volume pekerjaan
2. Disamping peralatan kerja utama, Penyedia Jasa juga harus memyediakan
peralatan kerja bantu yang cocok dan lazim digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, serta jumlahnya cukup
Pasal 04
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pekerjaan Pembersihan dan Pembongkaran
Sebagai langkah awal pelaksanaan pekerjaan, kontraktor sudah harus
membersihkan lapangan berupa Penebangan pohon/pembersihan yang harus
tuntas sampai pada akar-akarnya sehingga tidak merusak struktur tanah,
namun jika masih ada pohon atau tanaman yang tdk menggangu perletakan
bangunan harus tetap dipertahankan atau sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas.
2. Pengukuran dan Pemasangan Papan Bouwplank
a. Kontraktor melakukan pengukuran Elevasi titik nol bangunan yang
ditentukan berdasarkan titik Benchmark yang ada pada lokasi
pembangunan, atau sesuai petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas
b. Atas persetujuan Direksi, penentuan titik lainnya dilakukan oleh pemborong
dilapangan dengan alat ukur optik yang sudah ditera kebenarannya dan
harus selalu berpedoman pada titik duga pokok (titik nol).
c. Pemasangan patok dan papan bauwplank boleh menggunakan kayu/papan
kelas III yang diketam rata pada sisi kerjanya.
d. Tinggi bouwplank sama dengan titik nol atau apabila dikehendaki lain harus
dibicarakan dan mendapat persetujuan Direksi.
e. Setelah pemasangan bouwplank harus dilaporkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan selanjutnya dilaksanakan.
Pasal 05
PEKERJAAN TANAH
1. Galian Tanah
a. Sebelum melaksanakan penggalian, posisi galian dan ukuran seperti tertera
dalam gambar sudah dipastikan benar dan harus mendapat persetujuan
Direksi/Pengawas lapangan.
b. Penggalian tanah untuk pondasi dapat dimulai setelah pemasangan
bouwplank dan patok-patok disetujui Direksi/Pengawas Lapangan.
c. Dasar galian harus mencapai tanah keras, dan jika pada galian terdapat
akar-akar kayu, kotoran-kotoran dan bagian-bagian tanah yang longgar
(tidak padat), maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya kemudian
lubang yang terjadi diisi dengan pasir urug lapis demi lapis dan apabila
dimungkinkan dipadatkan dengan menyiram air sampai jenuh, sehingga
mencapai peramukaan yang diinginkan.
d. Urutan kerja penggalian harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan gangguan pada lingkungan tapak/bangunan ataupun
menyebabkan timbulnya genangan air.
e. Untuk mempertahankan kepadatan muka tanah galian, maka lubang yang
sudah siap segera dilanjutkan dengan pemasangan pasir urug dan batu
kosong.
2. Urugan
a. Pengurugan tanah untuk pondasi dilakukan berdasarkan petunjuk Direksi,
dimana macam pekerjaannya tergantung pada bentuk pondasi bangunan.
b. Sebelum dipasang pondasi, galian pondasi dilapis dengan pasir urug
dengan ketebalan seperti keterangan dalam gambar.
c. Setelah pasangan pondasi cukup kuat, atas izin Direksi lubang-lubang
galian dapat diurug kembali.
d. Untuk pasir urugan bawah lantai menggunakan pasir urug yang dipadatkan
mulai atas pondasi hingga bawah lantai.
e. Tanah bekas galian yang berlebihan dapat dipakai untuk meratakan
halaman atau diangkut ke luar halaman atas biaya kontraktor.
f. Pasir yang digunakan seperti yang dijelaskan pada pasal terdahulu (bahan
dasar) .
Pasal 06
PEKERJAAN PONDASI
1. Pasangan Batu Kosong
a. Ukuran ketebalan dan lebar pasangan batu kosong disesuaikan dengan
gambar kerja/detail.
b. Pada bagian sisi/celah pasangan batu kosong diisi dengan pasir urug yang
dipadatkan dengan menyiram air hingga sisi atau celah pasangan batu telah
padat betul.
2. Pekerjaan Pondasi Batu Gunung
a. Pelaksanaan pekerjaan dan syarat bahan yang digunakan harus memenuhi
seperti yang dipersyaratkan dalam pasal terdahulu.
b. Sebelum pemasangan dilaksanakan, kontraktor harus mempelajari letak -
letak jalur pondasi garis peperti dalam gambar.
c. Demikian halnya dengan letak-letak dari saluran yang menembus pasangan
pondasi serta stek-stek besi kolom yang harus disediakan agar pekerjaan
bongkar pasang tidak terjadi.
d. Spesi campuran untuk pondasi batu gunung dipasang dan disusun dengan
rapi sehingga duduk kokoh dengan adukan 1 pc : 4 ps .
e. Pada bagian sisi luar pondasi yang nampak harus diplaster dengan
campuran 1 : 4 ps.
f. Celah-celah yang besar antara pasangan batu pondasi harus diisi dengan
batu pasak atau batu kricak.
g. Bentuk dan ukuran pondasi dan disesuaikan dengan gambar kerja/detail.
Pasal 07
PEKERJAAN BETON
1. Pekerjaan beton bertulang pada pekerjaan pondasi palt poer beton, sloef,
kolom, balok dan Plat Atap beton.
2. Konstruksi beton bertulang untuk seluruh bagian harus mencapai mutu beton
yang ditentukan.
3. Konstruksi beton dibuat sesuai dengan ukuran-ukuran, termasuk besi
penulangan dan beugel/sengkangyang tertera dalam gambar-gambar rencana
dan detail.
4. Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa sehingga tidak mengalami
perubahan bentuk maupun tempat selama pengecoran berlangsung.
5. Pengadukan beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk Beton Molen,
atau alat lain yang disetujui Direksi.
6. Alat penggetar harus digunakan berdiri 90 derajat, hanya dalam keadaan
khusus diperkenangkan menyentuh tulangan. Penghentian pengecoran hanya
dilakukan pada tempat-tempat yang disetujui Direksi/Pengawas Lapangan di
dalam pola rencana pengecoran.
7. Untuk melaksanakan pekerjaan beton bertulang berlaku ketentuan-ketentuan
dan persyaratan-perysaratan dalam PBI 1971, dan tak ada satu bagian
pekerjaan beton yang dapat di cor tanpa persetujuan Direksi/Pengawas
Lapangan.
8. Adukan beton yang tidak memenuhi syarat-syarat, seperti sudah mengeras
sebagian, tercampur dengan bahan-bahan asing atau terlalu encer tidak boleh
dipergunakan.
9. Bahan
• Penggunaan bahan, seperti dipersyaratkan dalam pasal bahan dasar dan
sesuai syarat-syarat serta aturan-aturan dalam PBI 1971, terdiri dari: Besi
beton, Semen, Pasir beton, krikil/batu pecah dan air kerja.
• Semua bahan dasar dan pekerjaan beton harus mendapatkan persetujuan
Direksi sebelum dilaksanakan.
10. Pekerjaan Maal Beton (Becasting)
a. Becasting harus dibuat dan direncanakan sedemikian rupa sehingga
tidak ada perubahan bentuk yang nyata dan cukup kuat, kaku untuk
menahan getaran dan kejutan gaya yang diterima tanpa perubahan
b. Beton yang sudah dicor pada tempatnya harus dijaga agar selalu lembab
dengan jalan menutup beton dengan karung basah atau menyiram dengan
air secara rutin, hingga beton berumur satu minggu.
Pasal 08
PEKERJAAN DINDING DAN PLASTERAN
Pasal 09
PEKERJAAN LANTAI
1. Penjelasan Umum
a. Sebelum pemasangan lantai dilaksanakan sudah dipastikan kepadatan
pasir alas bawah lantai sudah benar-benar bersih, serta semua saluran
bawah lantai sudah terpasang.
b. Pemakaian bahan lantai dan ubin untuk setiap bagian pekerjaan harus
dalam produksi yang sama.
c. Pemasangan saluran ubin harus rata air.
d. Adukan terisi padat serta lot, siku dan waterpassnya baik.
e. Tebal siar harus kontinyu sehingga setiap perpotongan siar memben tuk
garis lurus dan saling tegak lurus sesamanya.
f. Untuk alas lantai keramik menggunakan lantai rabat beton tebal 7 cm.
2. Lantai Tegel/Ubin
a. Semua lantai ruangan Klinik kesehatan menggunakan Granit/Homogeneus
ukuran 60 x 60 cm motif pholished
b. Semua lantai Toilet menggunakan Keramik produk Asia Tile setara ukuran
40 x 40 cm motif pholished.
c. Untuk teras menggunakan lantai keramik produk Asia Tile atau setara
dengan ukuran 40 x 40 cm motif rock/kasar.
d. Semua dinding menggunakan keramik produk Asia Tile atau setara ukuran
40 x 40 cm.
e. Pasangan Granit menggunakan plint 10x60 cm dan keramik Plint untuk
interior bangunan menggunakan Keramik Tile atau setara ukuran 10 x 40
cm. Sedangkan untuk di teras dan selasar menggunakan plint keramik
produk Asia Tile atau setara dengan ukuran 10 x 40 cm.
f. Adukan untuk pasangan lantai dan dinding keramik menggunakan
campuran 1 Pc : 3 Ps.
g. Setelah pemasangan keramik, nat-nat tegel diisi dengan pasta semen
warna sama dengan warna keramik dan sebelum pasta semen mengering
dipermukaan lantai dibersihkan sampai tidak ada noda semen pada lantai.
Pasal 10
PEKERJAAN KOSEN/DAUN PINTU DAN JENDELA
1. Pintu dan jendela kayu
a. Sebelum melaksanakan pemasangan kosen-kosen pada tempat-tempat
sesuai gambar rencana, kontraktor harus memperhatikan dengan
seksama kosen-kosen/daun pintu/daun jendela yang harus di pasang.
b. Dimensi/ukuran kosen yang digunakan adalah 6/15 dengan bentuk
seperti gambar rencana/detail
c. Sebelum kosen dipasang, agar diperhatikan dengan teliti kembali letak -
letak dan ukuran lubang-lubang pintu maupun jendela serta type-type
kosen yang akan dipasang, dan sudah harus lengkap dengan angkeratau
dok kosen yang jumlahnya disesuaikan gambar rencana.
d. Pemborong harus memperhatikan dan menjaga agar bidang-bidang kayu
terlihat tidak boleh ada lubang-lubang paku bekas penyetelan penunjang
atau penipu
e. Daun pintu panil tebal 4 cm dengan ukuran serta bentuk sesuai petunjuk
gambar rencana/detail
f. Semua sambungan-sambungan baik kosen maupun daun pintu/jendela
menggunakan pasak kayu
g. List-list kaca disesuaikan dengan petunjuk gambar rencana/detail
h. Semua permukaan kayu yang mendapat finisihing pengecetan harus
terlebih dahulu di cat meni.
2. Kaca
a. Kaca yang digunakan kaca ryben tebal 5 mm sesuai dengan ukuran dan
bentuk dalam gambar.
b. Kaca harus terpasang dengan kokoh pada tempatnya dan tidak goyah.
Pasal 11
PEKERJAAN KUSEN/DAUN PINTU JENDELA
DAN KACA ALUMUNIUM
1. Pintu dan jendela alumunium
c. Semua bagian pekerjaan pintu dan jendela alumunium warna baik
material, design, ukuran, ketebalan harus sesuai dengan gambar rencana.
d. Material yang digunakan harus alumunium paduan untuk keperluan
arsitektur dengan Alloy 6063 – temper & 5 setaraf produk Alexindo atau
Alcomexindo.
e. Finishing permukaan alumunium harus menpunyai ketebalan anodice 18
micron dengan toleransi 2 micron, yang diproses berdasarkan teknik
pewarna analog dan harus memberikan jaminan ketahanan warna secara
tertulis selama 20 tahun (dinyatakan dalam surat garansi).
f. Ukuran profile disesuaikan dengan gambar rencana dengan ketebalan
minimum 1,8 mm kecuali bagian-bagian yang tidak mempengaruhi
kekuatan dari pintu dan jendela.
3. Kaca
a. Kaca yang digunakan kaca ryben tebal 5 mm sesuai dengan ukuran dan
bentuk dalam gambar.
b. Tidak diperkenangkan adanya kontak langsung antara kaca dan
aluminium. Pada pinggir-pinggir kaca harus dilapisi bahan mastic atau
sealant yang elastic dan kedap udara.
c. Kaca harus terpasang dengan kokoh pada tempatnya dan tidak goyah.
Pasal 12
PEKERJAAN KUNCI DAN PENGGANTUNGAN
1. Kuncu-kunci
a. Semua contoh-contoh kunci dan penggantungan harus mendapat
persetujuan Direksi sebelum pemasangan dilaksanakan
b. Kunci-kunci dan penggantungan harus dilengkapi dan dipasang dengan
menggunakan sekrup sesuai dengan ukuran lubangnya, tidak
diperkenankan menggunakan paku
c.Semua kunci-kunci dan penggantungan produksi dalam Negeri kualitas baik
tidak cacat dan macet.
d. Kunci tanam daun pintu memakai kunci berkwalitas baik setaraf dengan
merek SES 2 Kali putar.
e. Semua kunci-kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun
pintu. Dipasang setinggi 90 cm di atas lantai, atau sesuai petunjuk Direksi.
2. Grendel
a. Setiap daun pintu dilengkapi dengan grendel.
b. Masing-masing daun jendela dipasang grendel tanam kecil
c. Pemasangan grendel harus dilaksanakan dengan persetujuan pengawas,
terutama menyangkut letak/posisi grendel
d. Pemasangan grendel jendela harus dilaksanakan dengan rapih dan tidak
merusak/mengakibatkan cacat pada daun jendela atau ambang kuseng.
3. Hak angin/Kait-kait
a. Setiap daun jendela dipasang sepasang hak angin/kait-kait
b. Hak angin/kait-kait dipasang masing-masing pada sisi dalam daun
jendela yang dilengkapi tumpuan kaitan pada ambang koseng.
Pasal 13
PEKERJAAN PLAFOND
1. Rangka plafon
a. Rangka plafon menggunakan Besi hollow galvanis 4/4 dan 2/4 dipasang
per 61 cm.
b. Rangka plafon menggunakan penggantung Besi hollow galvanis 4/4 atau
kawat suspense yang dipasang pada tempat-tempat/jarak tertentu yang
digantung pada rangka atap.
2. Bahan Plafon
a. Bahan plafon menggunakan bahan Kalsiboard 3,5 mm untuk eksterior
dan untuk interior.
b. Sebelum pemasangan bahan plafon terlebih dahulu di cat dasar yang
rata.
3. Teknis Kelengkapan
a. Pemasangan plafon harus rata/tidak terjadi lendutan, dan sebelum
memasang penutup plafon harus sudah dipastikan semua pekerjaan
instalasi listrik yang seharusnya berada di atas plafon sudah
selesai/rampung.
Pasal 14
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
1. Atap pada bangunan ini semuanya menggunakan rangka baja ringan yang
dikerjakan oleh tenaga yang bersertifikat dan berpengalaman dalam pekerjaan
tersebut. Persyaratan harus sesuai dengan SNI kecuali di tentukan lain dalam
gambar rencana.
2. Sebelum dilaksanakan pemasangan, penyedia jasa wajib memberikan
”sertifikat test” kepada pengawas mengenai bahan rangka baja ringan dari
produsen.
3. Bila tidak ada sertifikat itu penyedia jasa harus melakukan pengujian atas
bahan tersebut di laboratorium dan hasilnya diserahkan kepada pengawas
secepatnya.
4. Mutu dan kwalitas rangka atap baja ringan harus sesuai dengan standar dan
dikerjakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman serta Direksi berhak untuk
menolak/memberhentikan tenaga kerja yang tidak berpengalaman dalam
pekerjaan tersebut.
5. Penyedia jasa harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan
teknis operated dari pembuat sebagai informasi bagi konsultan pengawas.
6. Rangka atap dibuat dari Rangka Atap Baja Ringan Kanal C AZ 100 dan Reng
baja ringan.
7. Bahan penutup atap menggunakan Spandek Zincalume 0.4 mm.
8. Sistem pengangkutan, penyimpanan, dan pemasangan harus sesuai dengan
ketentuan yang dikeluarkan oleh pabriknya.
9. Semua Pemasangan Listplank sesuai petunjuk gambar menggunakan Litsplank
dari Woodplank dengan ukuran 30 Cm.
10. Pemasangan harus benar-benar lurus menutupi gording dan ujung kaki kuda-
kuda. Pemakuan/Sekrup dilakukan pada setiap jarak 1 M’ panjang dengan
jumlah sekrup minimal 2 buah pada setiap tempat pemakuan.
11. Semua listplank yang baru dipasang harus dicat dasar dan difinishing dengan
cat dan disesuaikan dengan jenis bahan listplank yang digunakan. Warna
sesuai petunjuk direksi.
12. Pemasangan harus rapi dan rapat sehingga terhindar dari kebocoran akibat
kesalahan pemasangan.
Pasal 15
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Bahan
a. Pengertian cat meliputi /termasuk emulsi , enamel, vernis, sealer, cement
emulsion filler dan pelapis-pelapis lain yang dipakai sebagai cat dasar,
cat perantara, cat ahir.
b. Semua cat yang akan dipakai harus mendapat persetujuan Direksi.
Untuk cat tembok bagian dalam dan bangunan menggunakan cat
Mowilex atau setara. Cat kayu/besi sejenis Avian atau setara, dan cat
plafon sejenis Mowilex atau setara.
c. Plamour dan dempul untuk pekerjaan cat tembok yang digunakan adalah
A Plus atau setara.
d. Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik yang sama dengan
yang diencerkan.
2. Jenis pekerjaan
a. Mengecat dengan cat tembok semua bidang dinding eksterior/interior
yang nampak ,sesuai petunjuk gambar.
b. Mengecat dengan cat besi mengkilat semua railing tangga dan balkon.
c. Memeni semua sambungan permukaan bidang besi yang tertanam dan
berhubungan langsung dengan tembok ,
d. Mengecat dengan cat tembok bagian permukaan plafon.
3. Cara Pelaksanaan
a. Cat Tembok
• Yang termasuk pekerjaan cat tembok/dinding adalah pengecatan
seluruh permukaan plasteran bangunan yang telah diaci dan diplamour
atau bagian-bagian lain yang ditentukan dalam gambar.
• Permukaan plasteran yang telah rata diaci dengan pasta seperti yang
telah ditentukan dan dilanjutkan dengan pekerjaan plamour dengan
menggunakan alat seperti pisau plamour dari plat baja tipis.
• Lapisan plamour dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang rata
dan halus.
• Setelah permukaan dinding diflmour dan disaksikan tidak ada lagi
permukaan yang bergelombang, retak dan retak-retak rambut,
permukaan dinding sudah halus dibersihkan untuk selanjutnya
dilakukan pekerjaan pengecatan.
• Pengecatan dilakukan dengan tiga kali lapisan yang menggunakan alat
seperti Roller, kuas, atau cara lain yang di anjurkan direksi.
b. Cat Plafond
• Pengecatan plafon diulang sebanyak tiga kali sampai rata dan tidak
belang .
• Untuk memudahkan pelaksanaan pengecatan plafon, dapat
dilaksanakan pengecatan pertama sebelum pemasangan bahan plafon
yang dilanjutkan dengan pengecatan berikutnya pada saat bahan plafon
sudah dipasang.
Pasal 16
PEKERJAAN MEKANIKAL & ELETRIKAL
1. Pekerjaan Mekanikal
a. Lingkup pekerjaan
• Sistem Pemipaan Air Bersih
• Sistem Pembuangan Air Kotor dan Air Bekas
• Sistem Pembuangan Air Hujan
• Perlengkapan-perlengkapan lain.
b. Material
pemeliharaan.
c. Pemeriksaan
Selama masa pemeliharaan ini, pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dan
pemeriksaan rutin dilaksanakan tidak kurang dari 2 (dua) minggu.
Pasal 17
KWALITAS, CORAK, WARNA DAN UKURAN BAHAN
1. Semua bahan yang akan digunakan terlebih dahulu diperiksa dan diteliti oleh
unsur teknis / direksi.
2. Semua bahan yang digunakan harus dimasukkan contohnya.
3. Bahan bahan yang ditolak segera dikeluarkan dari kompleks pekerjaan selambat
lambatnya 2 x 24 jam.
4. Warna / corak akan ditentukan kemudian oleh direksi.
Pasal 18
PEKERJAAN PEMBERSIHAN
1. Pekerjaan pembersihan baik noda-noda yang masih tersisa karena hasil
pekerjaan dalam pembangunan maupun pembersihan halaman harus
dilaksanakan sebagai bagian pekerjaan sampai masa pemeliharaan berakhir.
Dan pelaksanaanya mengikuti petunjuk Direksi.
2. Semua pekerjaan yang terdapat dalam gambar bestek tapi tidak dinyatakan
dalam RKS ini atau sebaliknya akan tetapi menyangkut pekerjaan bangunan
ini, maka wajib pemborong menyelesaikan sesuai petunjuk Direksi
Pasal 19
PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Apabila terdapat perbedaan ukuran atau keterangan antara gambar dengan
dokumen ini, maka yang mengikat adalah gambar, namun perbedaan ini
disampaikan tertulis kepada Direksi/Pengawas.
2. Semua pekerjaan yang terdapat dalam gambar bestek tapi tidak dinyatakan
dalam RKS ini atau sebaliknya akan tetapi menyangkut pekerjaan bangunan ini,
maka Penyedia Jasa wajib menyelesaikan sesuai petunjuk Direksi/Konsultan
Pengawas.
3. Hal-hal yang belum tercantum dalam syarat-syarat teknis ini, akan ditentukan
dalam Surat Perintah Kerja atau Direksi/Pengawas.
BAB VI
PEKERJAAN POS JAGA
BAB I
SYARAT - SYARAT UMUM
Pasal 01
KETENTUAN-KETENTUAN UMUM
1. Jika terdapat perbedaan antara Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini dengan
gambar, maka yang berlaku dan mengikat ialah Rencana Kerja dan Syarat -syarat
(RKS) ini.
2. Jika terdapat perbedaan atau ketidak cocokan antara gambar-gambar rencana, RKS
dengan gambar detail, maka yang berlaku dan mengikat ialah gambar-gambar detail.
3. Untuk hal-hal yang tersebut pada ayat 1 dan 2 pada pasal ini saling bertentangan,
kontraktor diwajibkan berkonsultasi dengan direksi.
Pasal 02
SYARAT-SYARAT DAN PERATURAN-PERATURAN
Pasal 03
SITUASI DAN UKURAN
1. Situasi
a. Volume pekerjaan tersebut dalam pasal terdahulu merupakan batasan minimal
yang harus dipenuhi dan dimasukan sebagai garis pelaksanaan dan pegangan
kontraktor.
b. Kontraktor wajib meneliti situasi lapangan, terutama keadaan tanah, sifat dan
luasan pekerjaan serta hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga penawaran
kontraktor.
c. Kelalaian atau kekurang telitian kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan alasan
untuk mengajukan tuntutan.
2. Ukuran
a. Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut
bentuk, ukuran-ukuran dan mutu yang tercamtum dalam rencana kerja dan
syarat-syarat (RKS) pekerjaan ini.
b. Kontraktor berkewajiban mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain dan segera
melaporkan kepada direksi bila mana terdapat ketidak cocokan ukuran-ukuran di
dalam gambar-gambar RKS ini dan tidak diperkenangkan membetulkan
kesalahan-kesalahan ukuran/gambar-gambar sebelum berkonsultasi dengan
Direksi.
c. Apabila terdapat ketidaksesuaian ukuran-ukuran, maka pengukuran bersama
dijadikan patokan.
d. Elevasi titik nol bangunan Pos Jaga ditentukan berdasarkan titik Benchmark
yang ada pada lokasi pembangunan, atau sesuai petunjuk Direksi/Konsultan
Pengawas
e. Titik peil ini harus ditetapkan dengan mengadakan pengukuran Mutual Chek
(MC.0) dan membuat patok permanen yang selama dalam pelaksanaan tidak
boleh bergeser/berubah.
f. Untuk selanjutnya patok permanen tersebut harus menjadi dasar bagi setiap
ukuran dan kedalaman.
g. Atas persetujuan Direksi, penentuan titik lainnya dilakukan oleh pemborong
dilapangan dengan alat ukur optik yang sudah ditera kebenarannya dan harus
selalu berpedoman pada titik duga pokok (titik nol).
h. Pengukuran sudut-sudut 90 derajat atau bukan, hanya boleh dilakukan dengan
alat ukur optik.
i. Pengukuran siku dengan benang secara azas segitiga phytagoras hanya
diperkenangkan untuk bagian-bagian ruang kecil saja.
Pasal 04
PROGRAM PELAKSANAAN
1. Penyedia jasa harus membuat Program Pelaksanaan dalam bentuk Bar-Chard, dan
dalam bentuk Network Planning yang dapat memperlihatkan alur kerja untuk setiap
kegiatan hal-hal sebagai berikut :
a. Jenis kegiatan dan volume.
b. Waktu pelaksanaan.
c. Jumlah dan jenis tenaga kerja, perlatan dan material yang diperlukan.
2. Aktivitas yang diperlihatkan pada Program harus sudah termasuk pelaksanaan
pekerjaan mobilisasi, persiapan, dan lain-lain, serta kelonggaran waktu dengan
adanya libur umum.
Pasal 05
DAERAH KERJA DAN JALAN MASUK
1. Penyedia Jasa akan diberikan daerah kerja untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
2. Penyedia Jasa harus membatasi operasinya di lapangan yang betul-betul diperlukan
untuk pekerjaan tersebut. Tata letak yang meliputi jalan masuk, lokasi penyimpangan
bahan bangunan dan jalur pengangkutan material dibuat oleh Penyedia Jasa dengan
persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
3. Penyedia Jasa dan orang-orang yang diberi wewenang olehnya harus selalu bebas
memasuki tempat kerja dan lapangan, termasuk semua bengkel (workshop) dan tempat-
tempat dimana pekerjaan disiapkan atau material diproduksi, perlengkapan dan mesin-
mesin diperoleh untuk digunakan dalam proyek ini dan Penyedia Jasa harus mengurus
semua fasilitas dan bantuan untuk mendapatkan akses memasuki daerah tersebut.
4. Penyedia Jasa harus mengurusnya sendiri dan mengajukan usulan mengenai pengadaan
fasilitas memasuki daerah-daerah tersebut dengan kerjasama dari Pejabat Pembuat
Komitmen maupun Direksi/Konsultan Pengawas. Tidak ada fasilitas tambahan yang dapat
dilaksanakan tanpa adanya persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas.
5. Dalam melaksanakan pekerjaan dan pengangkutan bahan-bahan untuk keperluan
pekerjaan, Penyedia Jasa harus berhati-hati sedemikian sehingga tidak mengganggu
kelancaran lalu-lintas atau menimbulkan kerusakan terhadap bangunan yang telah
ada serta prasarana lainnya. Bila terjadi kerusakan, Penyedia Jasa berkewajiban
untuk memperbaiki atau menggantinya. Penyedia Jasa juga harus menyediakan
rambu-rambu/tanda-tanda peringatan di sekitar lapangan kerja atau jalan masuk ke
lokasi pekerjaan.
Pasal 06
KONDISI/CUACA
Pekerjaan harus dihentikan apabila cuaca tidak mengijinkan, yang dapat mengakibatkan
penurunan mutu pekerjaan.
Pasal 07
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
1. Pemborong harus menyediakan kotak P3K untuk pertolongan pertama berisi obat -
obatan sesuai peraturan P3K dan palang merah.
2. Pemborong harus memenuhi/mentaati peraturan-peratuiran hukum tentang
perawatan para korban dan keluarga.
3. Apabila terjadi kecelakaan terhadap pegawai/buruh ditempat pekerjaan, pemborong
harus segera mengambil tindakan-tindakan penyelamatan korban, hal mana harus
pula dilaporkan kepada Direksi.
4. Pemborong harus senantiasa menyediakan air minum yang bersih dan sudah
dimasak untuk para pekerja.
BAB II
SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pasal 01
JENIS DAN LINGKUP PEKERJAAN
A. Jenis Pekerjaan
• Kegiatan : Pembangunan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Sulawesi Selatan di Kabupaten Jeneponto.
• Pekerjaan : Pembangunan Pos Jaga.
• Pekerjaan-pekerjaan lain sesuai gambar yang belum disebut disini.
B. Lingkup Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan ini harus dilakukan oleh Penyedia Jasa yang telah
berpengalaman dalam pekerjaan sejenis, dengan kapasitas peralatan yang memadai
serta kualitas personil yang melaksanakan pekerjaan yang telah berpengalaman,
sehingga Pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lancar, seperti yang disyaratkan dalam
RKS dan spesifikasi ini.
Lingkup dari pekerjaan ini meliputi semua penyediaan tenaga, peralatan dan bahan,
sehubungan dengan pekerjaan Pembangunan Pos Jaga sesuai dengan Gambar RKS,
yang secara garis besar meliputi sebagai berikut:
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. PEKERJAAN TANAH
3. PEKERJAAN PONDASI
4. PEKERJAAN BETON
5. PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN
6. PEKERJAAN LANTAI
7. PEKERJAAN KUSEN/DAUN PINTU JENDELA DAN KACA
8. PEKERJAAN KUNCI DAN PENGGANTUNGAN
9. PEKERJAAN PLAFOND
10. PEKERJAAN PENGECATAN
11. PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP
12. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
13. PEKERJAAN PEMBERSIHAN
14. PEKERJAAN LAIN-LAIN
C. Lokasi
Lokasi pekerjaan berada di Lingkungan Borong Untia Desa Karama Kelurahan
Benteng Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan .
Pasal 02
BAHAN-BAHAN DASAR BANGUNAN
1. Semen Portland
a. Memenuhi persyaratan-persyaratan SII dan NI-8
b. Yang digunakan harus terdiri dengan satu jenis merek dari mutu yang baik dan
atas persetujuan Direksi.
c. Penyimpanan semen harus ditempat yang kering dengan lantai terangkat, bebas
pengaruh air dari tanah dan menurut urutan pengiriman. Semen yang telah rusak
karena terlalu lama disimpan, mengeras ataupun tercampur dengan bahan yang
dapat merusak struktur bangunan, tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dari
tempat pekerjaan.
2. Pasir
a. Pasir urugan dan pasir pasangan yang digunakan adalah pasir dari jenis yang
baik serta bersih dan tidak bercampur dengan tanah liat atau kotoran/bahan
organis lainnya.
b. Pasir untuk campuran beton dipakai yang berbutir kasar bersih dari lumpur dan
bahan organis lainnya.
3. Cipping/Batu Pecah
a. Cipping/Batu Pecah dapat berupa batu alam atau batu-batuan yang diperoleh
dari pemecahan batu dengan gradasi yang tertentu dan cocok untuk penggunaan
campuran beton, cipping tersebut adalah hasil dari mesin batu pecah/stone
cruiser.
b. Bahan ini harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori, bebas dari
bahan-bahan yang dapat merusak fungsinya terhadap konstruksi.
c. Dalam segala hal, syarat-syarat ini disesuaikan dengan ketentuan dalam PBI
1971.
4. Batu
a. Batu gunung:
• Bahan untuk batu gunung kecuali dipersyaratkan lain, harus sesuai dengan
PUBB 1977 NI-3.
• Batu gunung yang digunakan berukuran sesuai standar kebutuhan untuk
pondasi dan untk pasangan batu kosong bahwa pondasi, berstruktur cukup
kuat dan awet serta tidak foreus.
• Batu gunung yang berdiameter lebih dari 20 cm harus dipecah dan yang
dalam keadaan bulat tidak dapat dipergunakan.
b. Batu bata
Semua batu bata yang dipergunakan harus berkualitas baik yang berwarna
merata, sisi-sisinya tegak lurus satu sama lain dan rapi serta mempunyai
ukuran/bentuk yang sama pejal dan utuh, matang dalam pembakaran .
5. Air Kerja
a. Air kerja adalah air yang tidak mengandung minyak asam, alkali, garam -garam,
bahan organis atau bahan lain yang dapat merusak mutu beton, bersih dan
dapat diminum.
b. Selama air dilokasi pekerjaan belum mendapat persetujuan untuk dipergunakan
sebagai air kerja, maka pihak pemborong harus dapat mengadakan air dari
sumber lain yang disetujui.
6. Besi Beton
a. Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan yang
ditentukan dalam SII dan PBI 71.
b. Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacat-
cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
c. Dimensi dan ukuran penampang bulat besi beton/baja tulangan harus sesuai
dengan petunjuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi minimal) seperti yang
disyaratkan dalam PBI 1971.
d. Besi beton/baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan
dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari
Direksi.
e. Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm
dan tidak bersepuh seng.
7. Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri dan Kwalitas KW
1, serta material yang digunakan harus mendapat persetujuan dari Direksi.
Pasal 03
PERALATAN
1. Penyedia Jasa harus menyediakan sendiri semua peralatan kerja dalam jumlah
yang cukup sesuai dengan jenis dan volume pekerjaan
2. Disamping peralatan kerja utama, Penyedia Jasa juga harus memyediakan
peralatan kerja bantu yang cocok dan lazim digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, serta jumlahnya cukup
Pasal 04
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pekerjaan Pembersihan dan Pembongkaran
a. Sebagai langkah awal pelaksanaan pekerjaan, kontraktor sudah harus
membersihkan lapangan berupa Penebangan pohon/pembersihan yang harus
tuntas sampai pada akar-akarnya sehingga tidak merusak struktur tanah, namun
jika masih ada pohon atau tanaman yang tdk menggangu perletakan bangunan
harus tetap dipertahankan atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
b. Bekas pembersihan/bongkaran yang tidak dimanfaatkan lagi seperti dijelaskan
dalam gambar rencana, harus disingkirkan dari lokasi atas biaya kontraktor.
2. Pengukuran dan Pemasangan Papan Bouwplank
a. Kontraktor melakukan pengukuran Elevasi titik nol bangunan Pos Jaga yang
ditentukan berdasarkan titik Benchmark yang ada pada lokasi pembangunan, atau
sesuai petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas
b. Atas persetujuan Direksi, penentuan titik lainnya dilakukan oleh pemborong
dilapangan dengan alat ukur optik yang sudah ditera kebenarannya dan harus
selalu berpedoman pada titik duga pokok (titik nol).
c. Pemasangan patok dan papan bauwplank boleh menggunakan kayu/papan kelas
III yang diketam rata pada sisi kerjanya.
d. Tinggi bouwplank sama dengan titik nol atau apabila dikehendaki lain harus
dibicarakan dan mendapat persetujuan Direksi.
e. Setelah pemasangan bouwplank harus dilaporkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan selanjutnya dilaksanakan.
3. Papan Nama Proyek
a. Kontraktor harus membuat Papan Nama Proyek yang dipasang pada tempat
bagian depan lokasi pekerjaan dimana dapat terlihat dengan jelas.
b. Papan Nama Proyek terbuat dari patok kayu yang kuat dan ditancap diatas tanah
dengan tinggi sekurang-kurangnya 3 (tiga) meter.
4. Dokumentasi dan Pelaporan
a. Penyedia Jasa harus membuat foto-foto dokumentasi dalam tahapan pekerjaan
sebagai berikut :
- Sebelum pekerjaan dimulai 0 %
- Pelaksanaan lapangan mencapai 50 %
- Pekerjaan mencapai 100 %.
b. Tata cara pengambilan foto dokumentasi diambil dalam arah dan tempat yang
sama setiap tahapan sehingga dapat menggambarakan kemajuan secara
kronologis dan jelas, khususnya yang dianggap penting disusun dalam album dan
diserahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas sebanyak 3 (tiga) rangkap
beserta negatif filmnya dan selanjutnya menjadi dokumen proyek.
c. Untuk kepentingan pengendalian pekerjaan dan pengawasan pekerjaan
dilapangan, Penyedia jasa wajib membuat laporan harian, laporan mingguan dan
laporan bulanan.
d. Semua laporan pelaksanaan yang dibuat oleh Penyedia jasa, harus diperiksa dan
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas, dibuat dalam rangkap 3 (tiga) untuk
diserahkan kepada Pemberi Tugas melalui Direksi/Konsultan Pengawas.
e. Laporan harian, harus berisi: Kuantitas dan macam bahan yang ada di lapangan;
penempatan tenaga untuk setiap macam tugas; jumlah, jenis dan kondisi
peralatan; Kuantitas dan jenis pekerjaan yang dilaksanakan; dan Keadaan cuaca
termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang berpengaruh terhadap
kelancaran pekerjaan.
f. Laporan Mingguan, dibuat setiap minggu, yang terdiri dari rangkuman laporan
harian dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta
hal-hal penting yang timbul atau berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
g. Laporan Bulanan dibuat setiap bulan yang terdiri dari rangkuman laporan
mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam satu bulan.
5. Pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Pasal 05
PEKERJAAN TANAH
1. Galian Tanah
a. Sebelum melaksanakan penggalian, posisi galian dan ukuran seperti tertera
dalam gambar sudah dipastikan benar dan harus mendapat persetujuan
Direksi/Pengawas lapangan.
b. Penggalian tanah untuk pondasi dapat dimulai setelah pemasangan bouwplank
dan patok-patok disetujui Direksi/Pengawas Lapangan.
c. Khusus galian tanah untuk pondasi poer plat harus dilakukan sesuai dengan
lebar lantai kerja pondasi.
d. Dasar galian harus mencapai tanah keras, dan jika pada galian terdapat akar -akar
kayu, kotoran-kotoran dan bagian-bagian tanah yang longgar (tidak padat), maka
bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya kemudian lubang yang terjadi diisi
dengan pasir urug lapis demi lapis dan apabila dimungkinkan dipadatkan dengan
menyiram air sampai jenuh, sehingga mencapai peramukaan yang diinginkan.
e. Urutan kerja penggalian harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan gangguan pada lingkungan tapak/bangunan ataupun menyebabkan
timbulnya genangan air.
f. Untuk mempertahankan kepadatan muka tanah galian, maka lubang yang sudah
siap segera dilanjutkan dengan pemasangan pasir urug dan batu kosong.
2. Urugan
a. Pengurugan tanah untuk pondasi dilakukan berdasarkan petunjuk Direksi, dimana
macam pekerjaannya tergantung pada bentuk pondasi bangunan.
b. Sebelum dipasang pondasi, galian pondasi dilapis dengan pasir urug dengan
ketebalan seperti keterangan dalam gambar.
c. Setelah pasangan pondasi cukup kuat, atas izin Direksi lubang-lubang galian
dapat diurug kembali.
d. Untuk pasir urugan bawah lantai menggunakan pasir urug yang dipadatkan mulai
atas pondasi hingga bawah lantai.
e. Tanah bekas galian yang berlebihan dapat dipakai untuk meratakan halaman atau
diangkut ke luar halaman atas biaya kontraktor.
f. Pasir yang digunakan seperti yang dijelaskan pada pasal terdahulu (bahan dasar)
.
Pasal 06
PEKERJAAN PONDASI
1. Pasangan Batu Kosong
a. Ukuran ketebalan dan lebar pasangan batu kosong disesuaikan dengan gambar
kerja/detail.
b. Pada bagian sisi/celah pasangan batu kosong diisi dengan pasir urug yang
dipadatkan dengan menyiram air hingga sisi atau celah pasangan batu telah
padat betul.
2. Pekerjaan Pondasi Batu Gunung
a. Pelaksanaan pekerjaan dan syarat bahan yang digunakan harus memenuhi
seperti yang dipersyaratkan dalam pasal terdahulu.
b. Sebelum pemasangan dilaksanakan, kontraktor harus mempelajari letak -letak
jalur pondasi garis peperti dalam gambar.
c. Demikian halnya dengan letak-letak dari saluran yang menembus pasangan
pondasi serta stek-stek besi kolom yang harus disediakan agar pekerjaan bongkar
pasang tidak terjadi.
d. Spesi campuran untuk pondasi batu gunung dipasang dan disusun dengan rapi
sehingga duduk kokoh dengan adukan 1 pc : 4 ps .
e. Pada bagian sisi luar pondasi yang nampak harus diplaster dengan campuran 1 :
4 ps.
f. Celah-celah yang besar antara pasangan batu pondasi harus diisi dengan batu
pasak atau batu kricak.
g. Bentuk dan ukuran pondasi dan disesuaikan dengan gambar kerja/detail.
Pasal 07
PEKERJAAN BETON
1. Pekerjaan beton bertulang pada pekerjaan sloef, kolom, dan ringbalk.
2. Konstruksi beton bertulang untuk seluruh bagian harus mencapai mutu beton yang
ditentukan.
3. Konstruksi beton dibuat sesuai dengan ukuran-ukuran, termasuk besi penulangan
dan beugel/sengkangyang tertera dalam gambar-gambar rencana dan detail.
4. Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa sehingga tidak mengalami perubahan
bentuk maupun tempat selama pengecoran berlangsung.
5. Pengadukan beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk Beton Molen, atau alat
lain yang disetujui Direksi.
6. Alat penggetar harus digunakan berdiri 90 derajat, hanya dalam keadaan khusus
diperkenangkan menyentuh tulangan. Penghentian pengecoran hanya dilakukan
pada tempat-tempat yang disetujui Direksi/Pengawas Lapangan di dalam pola
rencana pengecoran.
7. Untuk melaksanakan pekerjaan beton bertulang berlaku ketentuan -ketentuan dan
persyaratan-perysaratan dalam PBI 1971, dan tak ada satu bagian pekerjaan beton
yang dapat di cor tanpa persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan.
8. Adukan beton yang tidak memenuhi syarat-syarat, seperti sudah mengeras
sebagian, tercampur dengan bahan-bahan asing atau terlalu encer tidak boleh
dipergunakan.
9. Bahan
• Penggunaan bahan, seperti dipersyaratkan dalam pasal bahan dasar dan sesuai
syarat-syarat serta aturan-aturan dalam PBI 1971, terdiri dari: Besi beton,
Semen, Pasir beton, krikil/batu pecah dan air kerja.
• Semua bahan dasar dan pekerjaan beton harus mendapatkan persetujuan Direksi
sebelum dilaksanakan.
10. Pekerjaan Maal Beton (Becasting)
a. Becasting harus dibuat dan direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada
perubahan bentuk yang nyata dan cukup kuat, kaku untuk menahan getaran
dan kejutan gaya yang diterima tanpa perubahan bentuk selama
berlangsungnya pengecoran. Semua becasting harus dibuat penguat datar dan
silang sehingga kemungkinan bergetarnya (bergeser) becasting selama
pelksanaan dapat dihindarkan. Juga harus cukup rapat untuk menghindarkan
keluarnya adukan campuran beton selama berlangsungnya pengecoran.
b. Kerapihan dan ketelitian pemasangan becasting harus diperhatikan agar
setelah becasting dibongkar/dilepas memberikan bidang-bidang yang rata.
c. Kayu becasting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran.
d. Penyangga-penyangga harus diberi jarak antara yang dapat mencegah difleksi
bahan-bahan becasting.
e. Seluruh pekerjaan menyangkut pekerjaan becasting harus mengikuti
persyaratan dalam normalisasi NI-2 dan NI-3.
11. Pubrikasi Besi Beton
a. Kontraktor harus mengusahakan agar besi yang dipasang sesuai diameter
yang ada dalam gambar.
b. Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang ditetapkan
dalam gambar, maka dapat dilakukan pergantian ukuran diameter besi yang
terdekat dengan ketentuan :
• Harus ada persetujuan dari Konsultan Pengawas atau Direksi.
• Jumlah besi persatuan panjang atau persatuan yang terpasang dijamin
secara konstruksi dapat menyamai/setara dengan besi yang dibutuhkan.
Pasal 08
PEKERJAAN DINDING DAN PLASTERAN
Pasal 09
PEKERJAAN LANTAI
1. Penjelasan Umum
a. Sebelum pemasangan lantai dilaksanakan sudah dipastikan kepadatan pasir
alas bawah lantai sudah benar-benar bersih, serta semua saluran bawah lantai
sudah terpasang.
b. Pemakaian bahan lantai dan ubin untuk setiap bagian pekerjaan harus dalam
produksi yang sama.
c. Pemasangan saluran ubin harus rata air.
d. Adukan terisi padat serta lot, siku dan waterpassnya baik.
e. Tebal siar harus kontinyu sehingga setiap perpotongan siar membentuk garis
lurus dan saling tegak lurus sesamanya.
f. Untuk alas lantai keramik menggunakan lantai rabat beton tebal 7 cm.
2. Lantai Tegel/Ubin
a. Semua lantai ruangan menggunakan Keramik produk Asia Tile setara ukuran 40
x 40 cm motif pholished.
b. Untuk teras menggunakan lantai keramik produk Asia Tile atau setara dengan
ukuran 40 x 40 cm motif rock/kasar.
c. Pasangan keramik Plint untuk interior bangunan menggunakan Keramik Tile
atau setara ukuran 10 x 40 cm. Sedangkan untuk di teras dan selasar
menggunakan plint keramik produk Asia Tile atau setara dengan ukuran 10 x 40
cm.
d. Adukan untuk pasangan lantai dan dinding keramik menggunakan campuran 1
Pc : 3 Ps.
e. Setelah pemasangan keramik, nat-nat tegel diisi dengan pasta semen warna
sama dengan warna keramik dan sebelum pasta semen mengering dipermukaan
lantai dibersihkan sampai tidak ada noda semen pada lantai.
f. Meja beton menggunakan Granite/Homogeneus 60x60 cm.
Pasal 10
PEKERJAAN KUSEN/DAUN PINTU JENDELA
DAN KACA ALUMUNIUM
1. Pintu dan jendela alumunium
a. Semua bagian pekerjaan pintu dan jendela alumunium warna baik material,
design, ukuran, ketebalan harus sesuai dengan gambar rencana.
b. Material yang digunakan harus alumunium paduan untuk keperluan arsite ktur
dengan Alloy 6063 – temper & 5 setaraf produk Alexindo atau Alcomexindo.
c. Finishing permukaan alumunium harus menpunyai ketebalan anodice 18 micron
dengan toleransi 2 micron, yang diproses berdasarkan teknik pewarna analog
dan harus memberikan jaminan ketahanan warna secara tertulis selama 20
tahun (dinyatakan dalam surat garansi).
d. Ukuran profile disesuaikan dengan gambar rencana dengan ketebalan minimum
1,8 mm kecuali bagian-bagian yang tidak mempengaruhi kekuatan dari pintu dan
jendela.
2. Kaca
a. Kaca yang digunakan kaca polos/rayban tebal 5 mm sesuai dengan ukuran dan
bentuk dalam gambar.
b. Tidak diperkenangkan adanya kontak langsung antara kaca dan aluminium.
Pada pinggir-pinggir kaca harus dilapisi bahan mastic atau sealant yang elastic
dan kedap udara.
c. Kaca harus terpasang dengan kokoh pada tempatnya dan tidak goyah.
Pasal 11
PEKERJAAN KUNCI DAN PENGGANTUNGAN
1. Kuncu-kunci
a. Semua contoh-contoh kunci dan penggantungan harus mendapat persetujuan
Direksi sebelum pemasangan dilaksanakan
b. Kunci-kunci dan penggantungan harus dilengkapi dan dipasang dengan
menggunakan sekrup sesuai dengan ukuran lubangnya, tidak diperkenankan
menggunakan paku
c. Semua kunci-kunci dan penggantungan produksi dalam Negeri kualitas baik
tidak cacat dan macet.
d. Kunci tanam daun pintu memakai kunci berkwalitas baik setaraf dengan merek
SES 1 Kali putar.
e. Semua kunci-kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu.
Dipasang setinggi 90 cm di atas lantai, atau sesuai petunjuk Direksi.
2. Grendel
a. Setiap daun pintu dilengkapi dengan grendel.
b. Masing-masing daun jendela dipasang grendel tanam kecil
c. Pemasangan grendel harus dilaksanakan dengan persetujuan pengawas,
terutama menyangkut letak/posisi grendel
d. Pemasangan grendel jendela harus dilaksanakan dengan rapih dan tidak
merusak/mengakibatkan cacat pada daun jendela atau ambang kuseng.
3. Hak angin/Kait-kait
a. Setiap daun jendela dipasang sepasang hak angin/kait-kait
b. Hak angin/kait-kait dipasang masing-masing pada sisi dalam daun jendela yang
dilengkapi tumpuan kaitan pada ambang koseng.
Pasal 12
PEKERJAAN PLAFOND
1. Rangka plafon
a. Rangka plafon menggunakan Besi hollow galvanis 4/4 dan 2/4 dipasang per 61
cm.
b. Rangka plafon menggunakan penggantung Besi hollow galvanis 4/4 atau
kawat suspense yang dipasang pada tempat-tempat/jarak tertentu yang
digantung pada rangka atap.
2. Bahan Plafon
a. Bahan plafon menggunakan bahan Kalsiboard tebal 3,5 mm untuk interior dan
eksterior.
b. Sebelum pemasangan bahan plafon terlebih dahulu di cat dasar yang rata .
3. Teknis Kelengkapan
a. Pemasangan plafon harus rata/tidak terjadi lendutan, dan sebelum memasang
penutup plafon harus sudah dipastikan semua pekerjaan instalasi listrik yang
seharusnya berada di atas plafon sudah selesai/rampung.
Pasal 13
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Bahan
a. Pengertian cat meliputi /termasuk emulsi , enamel, vernis, sealer, cement
emulsion filler dan pelapis-pelapis lain yang dipakai sebagai cat dasar, cat
perantara, cat ahir.
b. Semua cat yang akan dipakai harus mendapat persetujuan Direksi. Untuk cat
tembok bagian dalam bangunan menggunakan cat Metrolit Mowilex interior
atau setara dan cat tembok bagian luar menggunakan cat Mowilex Eksterior
atau setara. Cat kayu/besi sejenis Avian atau setara, dan cat plafon sejenis
Mowilex atau setara.
c. Plamour dan dempul untuk pekerjaan cat tembok yang digunakan adalah A
Plus atau setara.
d. Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik yang sama dengan yang
diencerkan.
2. Jenis pekerjaan
a. Mengecat dengan cat tembok semua bidang dinding eksterior/interior yang
nampak ,sesuai petunjuk gambar.
b. Memeni semua sambungan permukaan bidang besi yang tertanam dan
berhubungan langsung dengan tembok ,
c. Mengecat dengan cat tembok bagian permukaan plafon.
3. Cara Pelaksanaan
a. Cat Tembok
• Yang termasuk pekerjaan cat tembok/dinding adalah pengecatan seluruh
permukaan plasteran bangunan yang telah diaci dan diplamour atau bagian-
bagian lain yang ditentukan dalam gambar.
• Permukaan plasteran yang telah rata diaci dengan pasta seperti yang telah
ditentukan dandilanjutkan dengan pekerjaan plamour dengan menggunakan
alat seperti pisau plamour dari plat baja tipis.
• Lapisan plamour dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang rata dan
halus.
• Setelah permukaan dinding diflmour dan disaksikan tidak ada lagi permukaan
yang bergelombang, retak dan retak-retak rambut, permukaan dinding sudah
halus dibersihkan untuk selanjutnya dilakukan pekerjaan pengecatan.
• Pengecatan dilakukan dengan tiga kali lapisan yang menggunakan alat
seperti Roller, kuas, atau cara lain yang di anjurkan direksi.
b. Cat Plafond
• Pengecatan plafon diulang sebanyak tiga kali sampai rata dan tidak belang .
Pasal 14
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
1. Atap pada bangunan ini semuanya menggunakan rangka baja ringan yang dikerjakan
oleh tenaga yang bersertifikat dan berpengalaman dalam pekerjaan tersebut.
Persyaratan harus sesuai dengan SNI kecuali di tentukan lain dalam gambar
rencana.
2. Sebelum dilaksanakan pemasangan, penyedia jasa wajib memberikan ”sertifikat test”
kepada pengawas mengenai bahan rangka baja ringan dari produsen.
3. Bila tidak ada sertifikat itu penyedia jasa harus melakukan pengujian atas bahan
tersebut di laboratorium dan hasilnya diserahkan kepada pengawas secepatnya.
4. Mutu dan kwalitas rangka atap baja ringan harus sesuai dengan standar dan
dikerjakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman serta Direksi berhak untuk
menolak/memberhentikan tenaga kerja yang tidak berpengalaman dalam peke rjaan
tersebut.
5. Penyedia jasa harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis
operated dari pembuat sebagai informasi bagi konsultan pengawas.
6. Rangka atap dibuat dari Rangka Atap Baja Ringan Kanal C AZ 150 dan Gording baja
ringan.
7. Bahan penutup atap menggunakan Spandek Zincalume 0.4 mm.
8. Talang air menggunkan plat zincalume t. 0,4 mm
9. Tumpuan kaki kuda-kuda harus diikat pada besi kolom dengan menekuk besi
tersebut pada balok tarik ataupun diperkuat dengan mour beugel yang sudah
tertanam sebelumnya pada kolom atau ring balk.
10. Sistem pengangkutan, penyimpanan, dan pemasangan harus sesuai dengan
ketentuan yang dikeluarkan oleh pabriknya.
11. Semua Pemasangan Listplank sesuai petunjuk gambar menggunakan Litsplank dari
Alumunium Composite Panel (ACP) PVDF tebal alumunium 0,3 mm merek Seven.
Rangka Kombinasi : Steel Hollow Galvanis 40.40 mm & 40.20 mm
12. Pemasangan harus rapi dan rapat sehingga terhindar dari kebocoran akibat
kesalahan pemasangan.
Pasal 15
PEKERJAAN MEKANIKAL & ELETRIKAL
1. Pekerjaan Mekanikal
a. Lingkup pekerjaan
• Sistem Pembuangan Air Hujan
• Perlengkapan-perlengkapan lain.
b. Material
• Pipa Air bersih menggunakan pipa PVC class AW merk “MASPION” atau
setara.
• Pipa-pipa air kotor mengggunakan dari pipa PVC class AW merk “MASPION”
atau setara.
• Roofdrain menggunkan merek setara Toto.
c. Fitting
• Semua sambungan yang menghubungkan pipa-pipa dengan luas penampang
yang berbeda harus digunakan “reducing” atau “increasing”
• Sedapat mungkin harus digunakan belokan-belokan dengan long radius.
Belokan-belokan dari jenis ‘short radius” hanya boleh digunakan apabila
kondisi tempat tidak memungkinkan penggunaan jenis long radius, dan
kontraktor harus memberitahukan kepada Pengawas.
• Fitting atau alat-alat yang menimbulkan tahanan aliran-lairan yang tidak wajar
tidak boleh digunakan.
d. Pelaksanaan dan pemasangan
Pasal 16
PEKERJAAN PEMBERSIHAN
1. Pekerjaan pembersihan baik noda-noda yang masih tersisa karena hasil pekerjaan
dalam pembangunan maupun pembersihan halaman harus dilaksanakan sebagai
bagian pekerjaan sampai masa pemeliharaan berakhir. Dan pelaksanaanya
mengikuti petunjuk Direksi.
2. Semua pekerjaan yang terdapat dalam gambar bestek tapi tidak dinyatakan dalam
RKS ini atau sebaliknya akan tetapi menyangkut pekerjaan bangunan ini, maka wajib
pemborong menyelesaikan sesuai petunjuk Direksi
Pasal 17
PEKERJAAN LAIN-LAIN
a. Apabila terdapat perbedaan ukuran atau keterangan antara gambar dengan dokumen
ini, maka yang mengikat adalah gambar, namun perbedaan ini disampaikan tertulis
kepada Direksi/Pengawas.
b. Semua pekerjaan yang terdapat dalam gambar bestek tapi tidak dinyatakan dalam
RKS ini atau sebaliknya akan tetapi menyangkut pekerjaan bangunan ini, maka
Penyedia Jasa wajib menyelesaikan sesuai petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
c. Hal-hal yang belum tercantum dalam syarat-syarat teknis ini, akan ditentukan dalam
Surat Perintah Kerja atau Direksi/Pengawas.
BAB VII
PEKERJAAN ME SITE
BAGIAN I
SYARAT - SYARAT UMUM
Pasal 01
KETENTUAN-KETENTUAN UMUM
1. Jika terdapat perbedaan antara Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini dengan
gambar, maka yang berlaku dan mengikat ialah Rencana Kerja dan Syarat -syarat
(RKS) ini.
2. Jika terdapat perbedaan atau ketidak cocokan antara gambar-gambar rencana, RKS
dengan gambar detail, maka yang berlaku dan mengikat ialah gambar-gambar detail.
3. Untuk hal-hal yang tersebut pada ayat 1 dan 2 pada pasal ini saling bertentangan,
kontraktor diwajibkan berkonsultasi dengan direksi.
Pasal 02
SYARAT-SYARAT DAN PERATURAN-PERATURAN
Pasal 03
SITUASI DAN UKURAN
1. Situasi
a. Volume pekerjaan tersebut dalam pasal terdahulu merupakan batasan minimal
yang harus dipenuhi dan dimasukan sebagai garis pelaksanaan dan pegangan
kontraktor.
b. Kontraktor wajib meneliti situasi lapangan, terutama keadaan tanah, sifat dan
luasan pekerjaan serta hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga penawaran
kontraktor.
c. Kelalaian atau kekurang telitian kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan alasan
untuk mengajukan tuntutan.
2. Ukuran
a. Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut
bentuk, ukuran-ukuran dan mutu yang tercamtum dalam rencana kerja dan
syarat-syarat (RKS) pekerjaan ini.
b. Kontraktor berkewajiban mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain dan segera
melaporkan kepada direksi bila mana terdapat ketidak cocokan ukuran -ukuran di
dalam gambar-gambar RKS ini dan tidak diperkenangkan membetulkan
kesalahan-kesalahan ukuran/gambar-gambar sebelum berkonsultasi dengan
Direksi.
c. Apabila terdapat ketidaksesuaian ukuran-ukuran, maka pengukuran bersama
dijadikan patokan.
d. Elevasi-elevasi bangunan ditentukan berdasarkan titik Benchmark yang ada
pada lokasi pembangunan, atau sesuai petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas
e. Titik peil ini harus ditetapkan dengan mengadakan pengukuran Mutual Chek
(MC.0) dan membuat patok permanen yang selama dalam pelaksanaan tidak
boleh bergeser/berubah.
f. Untuk selanjutnya patok permanen tersebut harus menjadi dasar bagi setiap
ukuran dan kedalaman.
g. Atas persetujuan Direksi, penentuan titik lainnya dilakukan oleh pemborong
dilapangan dengan alat ukur optik yang sudah ditera kebenarannya dan harus
selalu berpedoman pada titik duga pokok (titik nol).
h. Pengukuran sudut-sudut 90 derajat atau bukan, hanya boleh dilakukan dengan
alat ukur optik.
Pasal 04
PROGRAM PELAKSANAAN
1. Penyedia jasa harus membuat Program Pelaksanaan dalam bentuk Bar-Chard, dan
dalam bentuk Network Planning yang dapat memperlihatkan alur kerja untuk setiap
kegiatan hal-hal sebagai berikut :
a. Jenis kegiatan dan volume.
b. Waktu pelaksanaan.
c. Jumlah dan jenis tenaga kerja, perlatan dan material yang diperlukan.
2. Aktivitas yang diperlihatkan pada Program harus sudah termasuk pelaksanaan
pekerjaan mobilisasi, persiapan, dan lain-lain, serta kelonggaran waktu dengan
adanya libur umum.
Pasal 05
DAERAH KERJA DAN JALAN MASUK
1. Penyedia Jasa akan diberikan daerah kerja untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
2. Penyedia Jasa harus membatasi operasinya di lapangan yang betul-betul diperlukan
untuk pekerjaan tersebut. Tata letak yang meliputi jalan masuk, lokasi penyimpangan
bahan bangunan dan jalur pengangkutan material dibuat oleh Penyedia Jasa dengan
persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
3. Penyedia Jasa dan orang-orang yang diberi wewenang olehnya harus selalu bebas
memasuki tempat kerja dan lapangan, termasuk semua bengkel (workshop) dan tempat-
tempat dimana pekerjaan disiapkan atau material diproduksi, perlengkapan dan mesin-
mesin diperoleh untuk digunakan dalam proyek ini dan Penyedia Jasa harus mengurus
semua fasilitas dan bantuan untuk mendapatkan akses memasuki daerah tersebut.
4. Penyedia Jasa harus mengurusnya sendiri dan mengajukan usulan mengenai pengadaan
fasilitas memasuki daerah-daerah tersebut dengan kerjasama dari Pejabat Pembuat
Komitmen maupun Direksi/Konsultan Pengawas. Tidak ada fasilitas tambahan yang dapat
dilaksanakan tanpa adanya persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas.
5. Dalam melaksanakan pekerjaan dan pengangkutan bahan-bahan untuk keperluan
pekerjaan, Penyedia Jasa harus berhati-hati sedemikian sehingga tidak mengganggu
kelancaran lalu-lintas atau menimbulkan kerusakan terhadap bangunan yang telah
ada serta prasarana lainnya. Bila terjadi kerusakan, Penyedia Jasa berkewajiban
untuk memperbaiki atau menggantinya. Penyedia Jasa juga harus menyediakan
rambu-rambu/tanda-tanda peringatan di sekitar lapangan kerja atau jalan masuk ke
lokasi pekerjaan.
Pasal 06
KONDISI/CUACA
Pekerjaan harus dihentikan apabila cuaca tidak mengijinkan, yang dapat mengakibatkan
penurunan mutu pekerjaan.
Pasal 07
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
1. Pemborong harus menyediakan kotak P3K untuk pertolongan pertama berisi obat -
obatan sesuai peraturan P3K dan palang merah.
2. Pemborong harus memenuhi/mentaati peraturan-peratuiran hukum tentang
perawatan para korban dan keluarga.
3. Apabila terjadi kecelakaan terhadap pegawai/buruh ditempat pekerjaan, pemborong
harus segera mengambil tindakan-tindakan penyelamatan korban, hal mana harus
pula dilaporkan kepada Direksi.
4. Pemborong harus senantiasa menyediakan air minum yang bersih dan sudah
dimasak untuk para pekerja.
BAGIAN II
SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pasal 01
JENIS DAN LINGKUP PEKERJAAN
A. Jenis Pekerjaan
• Kegiatan : Pembangunan Penyusunan Dokumen Review Perencanaan Rest Area
Sulawesi Selatan di Kabupaten Jeneponto.
• Pekerjaan : Instalasi ME Site Rest Area.
• Pekerjaan-pekerjaan lain sesuai gambar yang belum disebut disini.
B. Lingkup Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan ini harus dilakukan oleh Penyedia Jasa yang telah
berpengalaman dalam pekerjaan sejenis, dengan kapasitas peralatan yang memadai
serta kualitas personil yang melaksanakan pekerjaan yang telah berpengalaman,
sehingga Pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lancar, seperti yang disyaratkan dalam
RKS dan spesifikasi ini.
Lingkup dari pekerjaan ini meliputi semua penyediaan tenaga, peralatan dan bahan,
sehubungan dengan pekerjaan Pembangunan Instalasi ME Rest Area sebagai
berikut:
1. PEKERJAAN PENDAHULUAN
2. PEKERJAAN PIPING
3. PEKERJAAN BAK KONTROL
4. PEKERJAAN PEKERJAAN BIOSEPTIK TANK
5. PEKERJAAN GENSET
6. PEKERJAAN PLUMBING
7. PEKERJAAN JARINGAN AIR BERSIH
8. PEKERJAAN PEMBERSIHAN
9. PEKERJAAN LAIN-LAIN
C. Lokasi
Lokasi pekerjaan berada di Lingkungan Borong Untia Desa Karama Kelurahan
Benteng Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan .
Pasal 02
BAHAN-BAHAN DASAR BANGUNAN
1. Semen Portland
a. Memenuhi persyaratan-persyaratan SII dan NI-8
b. Yang digunakan harus terdiri dengan satu jenis merek dari mutu yang baik dan
atas persetujuan Direksi.
c. Penyimpanan semen harus ditempat yang kering dengan lantai terangkat, bebas
pengaruh air dari tanah dan menurut urutan pengiriman. Semen yang telah rusak
karena terlalu lama disimpan, mengeras ataupun tercampur dengan bahan yang
dapat merusak struktur bangunan, tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dari
tempat pekerjaan.
2. Pasir
a. Pasir urugan dan pasir pasangan yang digunakan adalah pasir dari jenis yang
baik serta bersih dan tidak bercampur dengan tanah liat atau kotoran/bahan
organis lainnya.
b. Pasir untuk campuran beton dipakai yang berbutir kasar bersih dari lumpur dan
bahan organis lainnya.
3. Cipping/Batu Pecah
a. Cipping/Batu Pecah dapat berupa batu alam atau batu-batuan yang diperoleh
dari pemecahan batu dengan gradasi yang tertentu dan cocok untuk penggunaan
campuran beton, cipping tersebut adalah hasil dari mesin batu pecah/stone
cruiser.
b. Bahan ini harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori, bebas dari
bahan-bahan yang dapat merusak fungsinya terhadap konstruksi.
c. Dalam segala hal, syarat-syarat ini disesuaikan dengan ketentuan dalam PBI
1971.
4. Batu
a. Batu gunung:
• Bahan untuk batu gunung kecuali dipersyaratkan lain, harus sesuai dengan
PUBB 1977 NI-3.
• Batu gunung yang digunakan berukuran sesuai standar kebutuhan untuk
pondasi dan untk pasangan batu kosong bahwa pondasi, berstruktur cukup
kuat dan awet serta tidak foreus.
• Batu gunung yang berdiameter lebih dari 20 cm harus dipecah dan yang
dalam keadaan bulat tidak dapat dipergunakan.
b. Batu bata
Semua batu bata yang dipergunakan harus berkualitas baik yang berwarna
merata, sisi-sisinya tegak lurus satu sama lain dan rapi serta mempunyai
ukuran/bentuk yang sama pejal dan utuh, matang dalam pembakaran.
5. Air Kerja
a. Air kerja adalah air yang tidak mengandung minyak asam, alkali, garam -garam,
bahan organis atau bahan lain yang dapat merusak mutu beton, bersih dan
dapat diminum.
b. Selama air dilokasi pekerjaan belum mendapat persetujuan untuk dipergunakan
sebagai air kerja, maka pihak pemborong harus dapat mengadakan air dari
sumber lain yang disetujui.
6. Besi Beton
a. Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan yang
ditentukan dalam SII dan PBI 71.
b. Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacat -
cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
c. Dimensi dan ukuran penampang bulat besi beton/baja tulangan harus sesuai
dengan petunjuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi minimal) seperti yang
disyaratkan dalam PBI 1971.
d. Besi beton/baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan
dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari
Direksi.
e. Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm
dan tidak bersepuh seng.
7. Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri dan Kwalitas KW
1, serta material yang digunakan harus mendapat persetujuan dari Direksi.
Pasal 03
PERALATAN
1. Penyedia Jasa harus menyediakan sendiri semua peralatan kerja dalam jumlah
yang cukup sesuai dengan jenis dan volume pekerjaan
2. Disamping peralatan kerja utama, Penyedia Jasa juga harus memyediakan
peralatan kerja bantu yang cocok dan lazim digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, serta jumlahnya cukup
Pasal 04
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pengukuran dan Pemasangan Papan Bouwplank
a. Kontraktor melakukan pengukuran Elevasi titik nol bangunan ditentukan
berdasarkan titik Benchmark yang ada pada lokasi pembangunan, atau sesuai
petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas
b. Atas persetujuan Direksi, penentuan titik lainnya dilakukan oleh pemborong
dilapangan dengan alat ukur optik yang sudah ditera kebenarannya dan harus
selalu berpedoman pada titik duga pokok (titik nol).
c. Pemasangan patok dan papan bauwplank boleh menggunakan kayu/papan kelas
III yang diketam rata pada sisi kerjanya.
d. Tinggi bouwplank sama dengan titik nol atau apabila dikehendaki lain harus
dibicarakan dan mendapat persetujuan Direksi.
e. Setelah pemasangan bouwplank harus dilaporkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan selanjutnya dilaksanakan.
2. Papan Nama Proyek
a. Kontraktor harus membuat Papan Nama Proyek yang dipasang pada tempat
bagian depan lokasi pekerjaan dimana dapat terlihat dengan jelas.
b. Papan Nama Proyek terbuat dari patok kayu yang kuat dan ditancap diatas tanah
dengan tinggi sekurang-kurangnya 3 (tiga) meter.
3. Dokumentasi dan Pelaporan
a. Penyedia Jasa harus membuat foto-foto dokumentasi dalam tahapan pekerjaan
sebagai berikut :
- Sebelum pekerjaan dimulai 0 %
- Pelaksanaan lapangan mencapai 50 %
- Pekerjaan mencapai 100 %.
b. Tata cara pengambilan foto dokumentasi diambil dalam arah dan tempat yang
sama setiap tahapan sehingga dapat menggambarakan kemajuan secara
kronologis dan jelas, khususnya yang dianggap penting disusun dalam album dan
diserahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas sebanyak 3 (tiga) rangkap
beserta negatif filmnya dan selanjutnya menjadi dokumen proyek.
c. Untuk kepentingan pengendalian pekerjaan dan pengawasan pekerjaan
dilapangan, Penyedia jasa wajib membuat laporan harian, laporan mingguan dan
laporan bulanan.
d. Semua laporan pelaksanaan yang dibuat oleh Penyedia jasa, harus diperiksa dan
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas, dibuat dalam rangkap 3 (tiga) untuk
diserahkan kepada Pemberi Tugas melalui Direksi/Konsultan Pengawas.
e. Laporan harian, harus berisi: Kuantitas dan macam bahan yang ada di lapangan;
penempatan tenaga untuk setiap macam tugas; jumlah, jenis dan kondisi
peralatan; Kuantitas dan jenis pekerjaan yang dilaksanakan; dan Keadaan cuaca
termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang berpengaruh terhadap
kelancaran pekerjaan.
f. Laporan Mingguan, dibuat setiap minggu, yang terdiri dari rangkuman laporan
harian dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta
hal-hal penting yang timbul atau berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
g. Laporan Bulanan dibuat setiap bulan yang terdiri dari rangkuman laporan
mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam satu bulan.
4. Pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Penyelesaian izin-izin lain yang terkait dengan pelaksanaan pembangunan berupa
Izin Mendirikan bangunan Bangunan (IMB) dengan pihak Pemerintah daerah
setempat.
Pasal 05
PEKERJAAN BETON
7. Pengadukan beton harus dilakukan dengan mesin ready mix atau pengaduk Beton
Molen, atau alat lain yang disetujui Direksi.
8. Alat penggetar harus digunakan berdiri 90 derajat, hanya dalam keadaan khusus
diperkenangkan menyentuh tulangan.
9. Penghentian pengecoran hanya dilakukan pada tempat-tempat yang disetujui
Direksi/Pengawas Lapangan di dalam pola rencana pengecoran.
10. Untuk melaksanakan pekerjaan beton bertulang berlaku ketentuan -ketentuan dan
persyaratan-perysaratan dalam PBI 1971, dan tak ada satu bagian pekerjaan beton
yang dapat di cor tanpa persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan.
11. Adukan beton yang tidak memenuhi syarat-syarat, seperti sudah mengeras
sebagian, tercampur dengan bahan-bahan asing atau terlalu encer tidak boleh
dipergunakan.
12. Bahan
• Penggunaan bahan, seperti dipersyaratkan dalam pasal bahan dasar dan sesuai
syarat-syarat serta aturan-aturan dalam PBI 1971, terdiri dari: Besi beton,
Semen, Pasir beton, krikil/batu pecah dan air kerja.
• Semua bahan dasar dan pekerjaan beton harus mendapatkan persetujuan Direksi
sebelum dilaksanakan.
13. Peralatan
Untuk kelancaran dan mutu beton yang dihasilkan kontraktor harus menyediakan
alat yang cukup untuk melaksanakan pekerjaan seperti Beton molen, alat penggetar
dll.
14. Pekerjaan Maal Beton (Becasting)
a. Becasting harus dibuat dan direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada
perubahan bentuk yang nyata dan cukup kuat, kaku untuk menahan getaran
dan kejutan gaya yang diterima tanpa perubahan bentuk selama
berlangsungnya pengecoran. Semua becasting harus dibuat penguat datar dan
silang sehingga kemungkinan bergetarnya (bergeser) becasting selama
pelksanaan dapat dihindarkan. Juga harus cukup rapat untuk menghindarkan
keluarnya adukan campuran beton selama berlangsungnya pengecoran.
b. Kerapihan dan ketelitian pemasangan becasting harus diperhatikan agar
setelah becasting dibongkar/dilepas memberikan bidang-bidang yang rata.
c. Kayu becasting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran.
d. Penyangga-penyangga harus diberi jarak antara yang dapat mencegah difleksi
bahan-bahan becasting.
e. Seluruh pekerjaan menyangkut pekerjaan becasting harus mengikuti
persyaratan dalam normalisasi NI-2 dan NI-3.
15. Pubrikasi Besi Beton
a. Kontraktor harus mengusahakan agar besi yang dipasang sesuai diameter
yang ada dalam gambar.
b. Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang ditetapkan
dalam gambar, maka dapat dilakukan pergantian ukuran diameter besi yang
terdekat dengan ketentuan :
• Harus ada persetujuan dari Konsultan Pengawas atau Direksi.
• Jumlah besi persatuan panjang atau persatuan yang terpasang dijamin
secara konstruksi dapat menyamai/setara dengan besi yang dibutuhkan.
16. Toleransi Besi
Diameter, ukuran sisi (jarak antara Variasi dlm berat Toleransi
dua permukaan yang berlawanan yang diperbolehkan diameter
< 0,10 mm ±7% ± 0,4 mm
0,10 mm – 0,15 mm ±5% ± 0,4 mm
0,16 mm – 0,28 mm ±5% ± 0,4 mm
Pasal 06
PEKERJAAN DINDING DAN PLASTERAN BAK KONTROL
Pasal 07
PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN BIOSEPTIK TANK
1. Dimensi Tank :
Panjang 455cm Lebar 125cm Tinggi 175cm(Kotak)
Pipa Circulation : 3"&4" wavin rucika
Ventilasi : 2"
Cleaning Tube : 4"
Inflow & Outflow : 4"
Manhole : D.60cm (4buah)
Media Ball & Pvc Sheet Injection & Honey comd PVc
anerob & aerob System
1 buah Mesin Blower Supply Oksigen
1 buah Pump Airlift / Back wash
1 buah Control Panel Auto/manual
4 buah Diffuser Pvc
(Equitment Optional sesuai kebutuhan Project)
Bahan Fiberglass High Quality - Ketebalan 5-8mm
Pasal 08
PEKERJAAN PLUMBING IPAL
1. Pekerjaan Mekanikal
a. Lingkup pekerjaan
• Sistem instalasi pipa distribusi limbah ke bak penampungan.
• Perlengkapan-perlengkapan lain.
b. Material
• Pipa-pipa air distribusi mengggunakan dari pipa PVC class AW merk
“MASPION/RUCIKA” atau setara.
• Dimensi pipa Ø 1”, Ø 2”,
• Pipa-pipa dan fittings pipa PVC class AW merk “MASPION/RUCIKA” atau
setara.
c. Fitting
• Semua sambungan yang menghubungkan pipa-pipa dengan luas penampang
yang berbeda harus digunakan “reducing” atau “increasing”
• Sedapat mungkin harus digunakan belokan-belokan dengan long radius.
Belokan-belokan dari jenis ‘short radius” hanya boleh digunakan apabila
kondisi tempat tidak memungkinkan penggunaan jenis long radius, dan
kontraktor harus memberitahukan kepada Pengawas.
• Fitting atau alat-alat yang menimbulkan tahanan aliran-lairan yang tidak wajar
tidak boleh digunakan.
d. Pelaksanaan dan pemasangan
1) Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi pipa, kontraktor diwajibkan
membuat gambar kerja yang diperlukan dan disetujui oleh Pengawas
Lapangan.
2) Gambar-gambar tersebut meliputi :
• Penembusan pipa/sleeves pada pondasi, plat beton dan lain-lain.
• Penggambaran jalur-jalur pipa lengkap dengan hanger/support.
3) Pelaksanaan
• Sebelum pemasangan pipa dimulai , terlebih dahulu diadakan galian
tanah lebar 30 cm dan kedalaman 50 cm.
• Galian di timbun pasir setebal 10 cm lalu pemasangan pipa dimulai.
• Sambungan pipa harus memakai jenis yang sama.
• Untuk penyambungan pipa menggunakan lem pipa.
• Selanjutnya di timbun pasir kembali setebal 15 cm.
• Sisa lubang di tutup dengan tanah timbunan.
Pasal 09
PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH
Pasal 10
PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN GENSET
Pasal 11
PEKERJAAN PEMBERSIHAN
1. Pekerjaan pembersihan baik noda-noda yang masih tersisa karena hasil pekerjaan
dalam pembangunan maupun pembersihan halaman harus dilaksanakan sebagai
bagian pekerjaan sampai masa pemeliharaan berakhir. Dan pelaksanaanya
mengikuti petunjuk Direksi.
2. Semua pekerjaan yang terdapat dalam gambar bestek tapi tidak dinyatakan dalam
RKS ini atau sebaliknya akan tetapi menyangkut pekerjaan bangunan ini, maka wajib
pemborong menyelesaikan sesuai petunjuk Direksi
Pasal 12
PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Apabila terdapat perbedaan ukuran atau keterangan antara gambar dengan dokumen
ini, maka yang mengikat adalah gambar, namun perbedaan ini disampaikan tertulis
kepada Direksi/Pengawas.
2. Semua pekerjaan yang terdapat dalam gambar bestek tapi tidak dinyatakan dalam
RKS ini atau sebaliknya akan tetapi menyangkut pekerjaan banguna n ini, maka
Penyedia Jasa wajib menyelesaikan sesuai petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
3. Hal-hal yang belum tercantum dalam syarat-syarat teknis ini, akan ditentukan dalam
Surat Perintah Kerja atau Direksi/Pengawas.
BAB XV
PERSYARATAN-PERSYARATAN LAIN
DAN PERUBAHAN
Pasal 1
PERSYARATAN – PERSYARATAN LAIN
Penyedia Jasa diwajibkan membuat gambar-gambar revisi (bila diperlukan) serta
gambar-gambar detail dari pekerjaan yang dilaksanakan. Gambar-gambar tersebut
diajukan kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk disetujui.
Pasal 2
PERUBAHAN DALAM SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR-GAMBAR
Semua ketentuan-ketentuan dalam Spesifikasi Teknis maupun gambar kerja dapat
dirubah, ditambah atau dihilangkan sesuai kebutuhan di bawah ini :
a. Untuk perubahan yang dianggap perlu sebelum pelelangan, akan dilakukan pada
waktu Aanwijzing dan dituangkan di dalam Berita Acara.
b. Perubahan yang dianggap perlu untuk penyelesaian dengan kondisi lapangan atau
menyangkut perubahan desain, dilakukan dengan pemberitahuan secara tertulis
kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Pasal 3
PENUTUP
Spesifikasi Teknis ini, bersama dengan penjelasan dan Daftar Isian Penawaran
merupakan satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan bagian dari
Dokumen Penyedia Jasa.
Disusun Oleh :
KONSULTAN PERENCANA
CV. MULTILINE TATARANCANA
1. Plafond dalam dan Luar bangunan bangunan Jaya Board atau setara
(Eksterior), termasuk Teras, Balkon dan Kalsiboard atau setara
Toilet/KM/WC
Standard Pemakaian Material Cat
JENIS MATERIAL PRODUK
No Matrial Merk
1 Panel Pana Panel,Cipta Panel,
OniPanel,DWP
2 Komponen Panel (,MCCB,MCB) MG,LS,ABB
3 Armatur Lampu ( komplit Set). Philips,Bega,Simes,
Zometobel.
4 Saklar & Stop Kontak Clipsal/Broco/Panasonic
5 Kabel Kabelindo,Metal,Tranka
Suprime.
6 Try & Leader cable Tri Abadi,L Pro
7 Conduit,TeeDos Clipsal,EGA
LAMPIRAN JENIS TANAMAN :
No Jenis Tanaman Spesifikasi dan Syarat Penanaman
1 Ketapang Kencana
• Tinggi 1,5 s/d 2 meter cabang 3.
• Media tanam terdiri atas tanah humus,
pupuk kendang, sekam bakar (1:1:1).
• Lubang tanam 60 cm atau disesuaikan
dengan perakaran bibit tanaman.
• Pada saat ditanam polybag dilepas dari
bibit.
• Tanaman ditopang menggunakan
staiger yang terdiri dari 3 batang
bamboo selama 3 bulan.
• Tanama disiram pagi sore selama 14
hari setelah ditanam, selanjutnya
disiram setiap hari.
• Pemupukan menggunkan NPK setiap 3
Bulan
2 Palem Raja
• Tinggi 2 meter.
• Media tanam terdiri atas tanah humus,
pupuk kendang, sekam bakar (1:1:1).
• Lubang tanam 60 cm atau disesuaikan
dengan perakaran bibit tanaman.
• Pada saat ditanam polybag dilepas dari
bibit.
• Tanaman ditopang menggunakan
staiger yang terdiri dari 3 batang
bamboo selama 3 bulan.
• Tanaman disiram pagi sore selama 14
hari setelah ditanam, selanjutnya
disiram setiap hari.
• Pemupukan menggunkan NPK setiap 3
Bulan
• Pemeliharaan selama 6 bulan
5 Oleander kuning
• Tinggi 0,3 s/d 0,5 meter.
• Jarak tanam 30 s/d 50 cm
• Media tanam terdiri atas tanah humus,
pupuk kendang, sekam bakar (1:1:1).
• Lubang tanam 20 cm atau disesuaikan
dengan perakaran bibit tanaman.
• Pada saat ditanam polybag dilepas dari
bibit.
• Tanaman disiram pagi sore selama 14
hari setelah ditanam, selanjutnya
disiram setiap hari.
• Pemupukan menggunkan NPK setiap 3
Bulan
• Pemeliharaan selama 6 bulan
6 Pucuk Merah
• Tinggi 0,5 s/d 1 meter.
• Jarak Tanam 30 s/d 50 cm
• Media tanam terdiri atas tanah humus,
pupuk kendang, sekam bakar (1:1:1).
• Lubang tanam 30 cm atau disesuaikan
dengan perakaran bibit tanaman.
• Pada saat ditanam polybag dilepas dari
bibit.
• Tanama disiram pagi sore selama 14
hari setelah ditanam, selanjutnya
disiram setiap hari.
• Pemupukan menggunkan NPK setiap 3
Bulan
• Pemeliharaan selama 6 bulan
7 Arachis
• Jarak tanam 30 s/d 50 cm
• Media tanam terdiri atas tanah humus,
pupuk kendang, sekam bakar (1:1:1).
• Lubang tanam 20 cm atau disesuaikan
dengan perakaran bibit tanaman.
• Pada saat ditanam polybag dilepas dari
bibit.
• Tanaman disiram pagi sore selama 14
hari setelah ditanam, selanjutnya
disiram setiap hari.
• Pemupukan menggunkan NPK setiap 3
Bulan
• Pemeliharaan selama 6 bulan
8 Krokot
• Jarak tanam 30 s/d 50 cm
• Media tanam terdiri atas tanah humus,
pupuk kendang, sekam bakar (1:1:1).
• Lubang tanam 20 cm atau disesuaikan
dengan perakaran bibit tanaman.
• Pada saat ditanam polybag dilepas dari
bibit.
• Tanaman disiram pagi sore selama 14
hari setelah ditanam, selanjutnya
disiram setiap hari.
• Pemupukan menggunkan NPK setiap 3
Bulan
• Pemeliharaan selama 6 bulan
9 Hanjuang
• Tinggi 1,5 s/d 2 meter.
• Jarak tanam 30 s/d 50 cm
• Media tanam terdiri atas tanah humus,
pupuk kendang, sekam bakar (1:1:1).
• Lubang tanam 20 cm atau disesuaikan
dengan perakaran bibit tanaman.
• Pada saat ditanam polybag dilepas dari
bibit.
• Tanaman disiram pagi sore selama 14
hari setelah ditanam, selanjutnya
disiram setiap hari.
• Pemupukan menggunkan NPK setiap 3
Bulan
• Pemeliharaan selama 6 bulan
2. Persiapan tanah
4. Ratakan tanah
6. Taburkan pasir
7. Penyiraman