Anda di halaman 1dari 6

Jurnal KESMAS, Vol. 7 No.

5, 2018

GAMBARAN KESEHATAN LINGKUNGAN SEKOLAH DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS TONGKAINA TAHUN 2018
Charly Roat*, Woodford B. S. Barens*, Paul A. T. Kawatu*

*Fakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas Sam Ratulangi

ABSTRAK
Upaya kesehatan lingkungan merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi dan sosial yang memungkinkan setiap masyaraka
tmencapai derajat kesehatan yang setinggi - tingginya. Lingkungan sehat mencakup lingkungan
permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum. Sanitasi dasar
merupakan syarat kesehatan lingkungan minimal yang harus dipunyai oleh setiap masyarakat untuk
memenuhi keperluan sehari - hari. Ruang lingkup sanitasi dasar yakni sarana penyediaan air bersih,
sarana jamban keluarga, sarana pembuangan sampah, dan sarana pembuangan air limbah. Tujuan
Penelitian ini adalah gambaran kesehatan lingkungan sekolah diwilayah kerja Puskesmas Tongkaina
tahun 2018. Penelitian ini yaitu observasional deskriptif yang dilakukan pada bulan Oktober –
November tahun 2018 di Wilayah Kerja Puskesmas Tongkaina total populasi berjumlah 8 Sekolah.
Kesehatan lingkungan sekolah dinilai menggunakan formulir inspeksi kesehatan lingkungan sekolah
melalui observasi langsung dengan pengukuran berdasarkan total nilai dari 38 pertanyaan dalam
kuisioner. Data dianalisis secara deskriptif untuk menentukan apakah kesehatan lingkungan sekolah
memenuhi syarat atau tidak. Terdapat 7 sekolah (87,5%) di wilayah kerja puskesmas Tongkaina yang
tidak memenuhi syarat kesehatan dengan jumlah skor <70% dari 5 indikator dan termasuk kriteria
utama minimal. Sedangkan hanya 1 sekolah (12,5%) yang memenuhi syarat kesehatan dari 5 indikator
dengan jumlah skor ≥70% dan merupakan kriteria utama minimal.

ABSTRACT
Environmental health efforts are one of the methods taken to realize the quality of a healthy, physical,
chemical, biological and social environment that enables each community to achieve the highest
degree of health. A healthy environment includes residential environments, workplaces, recreational
areas, and public places and facilities. Basic sanitation is a minimum environmental health
requirement that must be owned by every community to meet daily needs. The scope of basic sanitation
is the provision of clean water, family toilet facilities, waste disposal facilities, and waste water
disposal facilities. The purpose of this study is to describe the health of the school environment in the
working area of Tongkaina Health Center in 2018. This study was observational descriptive conducted
in October - November in 2018 in the Tongkaina Health Center Working Area with a total population
of 8 Schools. School environmental health was assessed using the school environment health
inspection form through direct observation with measurements based on the total value of 38 questions
in the questionnaire. Data were analyzed descriptively to determine whether the health of the school
environment fulfilled the requirements or not. There were 7 schools (87.5%) in the working area of
Tongkaina health center that did not meet health requirements with a score of <70% of the 5
indicators and included the main criteria at a minimum. Whereas only 1 school (12.5%) fulfills the
health requirements of the 5 indicators with a score of ≥70% and is the minimum main criteria.

PENDAHULUAN
yang setinggi-tingginya. Lingkungan sehat
Upaya kesehatan lingkungan merupakan
mencakup lingkungan permukiman, tempat
salah satu cara yang dilakukan untuk
kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan
mewujudkan kualitas lingkungan yang
fasilitas umum. Sanitasi dasar merupakan
sehat, baik fisik, kimia, biologi dan
syarat kesehatan lingkungan minimal yang
sosial yang memungkinkan setiap
harus dipunyai oleh setiap masyarakat
masyarakat mencapai derajat kesehatan

Gambaran Kesehatan Lingkungan Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas


Tongkaina Tahun 2018
Jurnal KESMAS, Vol. 7 No. 5, 2018

peningkatan kualitas kesehatan lingkungan,


untuk memenuhi keperluan sehari-hari.
perilaku hidup bersih dan sehat, nyaman,
Ruang lingkup sanitasi dasar yakni
dan terbebas dari penyakit di sekolah.
sarana penyediaan air bersih, sarana
Sanitasi lingkungan sekolah lebih
jamban keluarga, sarana pembuangan
menekankan pada upaya pengawasan
sampah, dan sarana pembuangan air
pengendalian pada faktor lingkungan fisik
limbah.
Pembanguanan kesehatan manusia seperti keberadaan sekolah,

peningkatan kesadaran dan kemampuan penyediaan air bersih yang memenuhi

hidup sehat bagi setiap masyarakat agar syarat kesehatan, tempat pembuangan

peningkatan derajat kesehatan kotoran dan limbah atau air buangan dan

masyarakat yang setinggi – tingginya kondisi halaman (Kemenkes, 2012).

dapat terwujud. Sesuai dengan visi dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1429

misi pembangunan kesehatan Indonesia tahun 2006 tentang Pedoman

sehat 2015 – 2019 yang bertujuan Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan

mewujud masyarakat sehat, mandiri dan Sekolah, menyebutkan persyaratan

berkeadilan, maka dalam kesehatan lingkungan meliputi beberapa

pelaksanaannya harus menyentuh aspek diantaranya aspek bangunan kantin

seluruh elemen lapisan masyarakat serta sekolah dan fasilitas sanitasi sekolah.

seluruh kelompok umur termaksud Kantin sekolah harus memiliki sistem

murid sekolah. Sekolah dan lingkungan sanitasi yang baik karena kantin merupakan

sekolah yang sehat sangat kondusif tempat dijualnya makanan yang dikonsumsi

untuk berperilaku sehat bagi anak-anak. oleh siswa. Apabila sistem sanitasi

Agar guru dan lingkungan sekolah kantinnya kurang baik, maka kantin

tersebut kondusif bagi perilaku sehat sekolah dapat menjadi perantara dalam

bagi siswa, maka sasaran antara promosi munculnya permasalahan kesehatan yang

kesehatan di sekolah adalah guru. diakibatkan oleh makanan. Sementara itu,

UNESCO sebagai salah satu fasilitas sanitasi sekolah meliputi

lembaga internasional mendeklarasikan penyediaan air bersih, toilet, sarana

“Lingkungan Sekolah Harus Sehat, pembuangan air limbah, dan sarana

Nyaman dan Aman”. Deklarasi ini pembuangan sampah. Fasilitas sanitasi

sebagai bukti perhatian internasional sekolah ini harus memenuhi syarat

terhadap kondisi sekolah. Indonesia kesehatan yang telah ditentukan agar dapat

menyambut deklarasi ini dengan baik mendukung penyelenggaraan kesehatan

yang dituangkan dalam Surat Keputusan lingkungan di sekolah dan mencegah

Bersama guna mendukung upaya penularan penyakit di lingkungan sekolah.

Gambaran Kesehatan Lingkungan Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas


Tongkaina Tahun 2018
Jurnal KESMAS, Vol. 7 No. 5, 2018

Makanan yang telah dicemari oleh dan masih buang air besar (BAB)
bakteri setelah dikonsumsi biasanya sembarangan di sungai, laut atau di daratan.
menimbulkan gejala-gejala seperti Demikian pula toilet sekolah di Indonesia,
muntah-muntah, demam, sakit perut, kondisinya masih banyak yang
gejala terjadi 4-12 jam yang memberi memprihatinkan, dan data program
kesan langsung pada lapisan usus dan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
menyebabkan peradangan. Ada berbagai Berbasis Masyarakat ini memiliki peran
jenis bakteri yang menyebabkan penting dalam dunia pendidikan kesehatan,
keracunan makanan, diantaranya karena mendidik siswanya mengenai
salmonella, staphylococcus, dan pendidikan sanitasi melalui sarana sanitasi
escherichia coli yang merupakan faktor di sekolah. Melalui PAMSIMAS, mencoba
keracunan makanan (Badan POM, 2003) untuk merubah pemahaman tentang
Di Kota Manado kasus penyakit diare penggunaan sarana sanitasi, melalui
dilaporkan pada tahun 2014 berjumlah PAMSIMAS juga mencoba memberi
2.879 dengan angka kesakitan 6 per pendidikan dan pelatihan bagi siswa
1.000 penduduk (Profil Dinkes Kota menerapkan perilaku sanitasi. Berdasarkan
manado, 2014) Disektor kesehatan data SIM PAMSIMAS, pemanfaat sanitasi
sendiri upaya kesehatan akan lebih di sekolah pada 2010 ada 749 jiwa dan
mengutamakan upaya-upaya preventif 2011 ada 1.488 jiwa.
dan promotif yang proaktif, tanpa Pengelolaan lingkungan merupakan
mengabaikan upaya kuratif dan suatu usaha yang harus dilakukan agar
rehabilitatif. Dasar pandangan baru dapat menciptakan kehidupan yang sehat.
dalam pembangunan kesehatan ini Kondisi lingkungan yang sehat dapat
disebut “Paradigma Sehat”. mendukung tumbuhnya perilaku hidup
Pembangunan kesehatan bertujuan sehat, mempengaruhi kesehatan jasmani
meningkatkan kesadaran, kemauan dan maupun rohani, serta dapat terhindar dari
kemampuan hidup sehat bagi setiap efek yang merugikan bagi kesehatan.
penduduk agar dapat mewujudkan Kebersihan lingkungan merupakan salah
derajat kesehatan yang optimal. Derajat satu faktor utama dalam mewujudkan hidup
kesehatan merupakan salah satu faktor sehat. Menurut teori H.L Blum, derajat
yang sangat berpengaruh pada kualitas kesehatan dipengaruhi oleh 4 (empat)
sumberdaya manusia. faktor yaitu lingkungan, perilaku,
Data global pada 2010 pelayanan kesehatan dan keturunan. Dari
mengungkapkan bahwa 63 juta keempat faktor tersebut, di negara yang
penduduk Indonesia tidak memiliki toilet sedang berkembang, faktor perilaku dan

Gambaran Kesehatan Lingkungan Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas


Tongkaina Tahun 2018
Jurnal KESMAS, Vol. 7 No. 5, 2018

faktor lingkungan mempunyai peranan memenuhi syarat atau kotor sehingga


yang sangat besar terhadap peningkatan petugas puskesmas melakukan penyuluhan
derajat kesehatan masyarakat. Tentang dan sekaligus pembinaan kepada pihak
Inspeksi sanitasi lingkungan di SMA sekolah dan juga ada sekolah yang tidak
negeri 1 Martapura bahwa Kondisi mempunyai kantin sekolah dan sebagian
sanitasi di lingkungan sekolah secara ada yang mempunyai kantin tapi tidak
umum sudah baik dan memenuhi sesuai standart kesehatan sehingga pihak
persyaratan sekolah sehat. Nilai sanitasi puskesmas melakukan pembinaan kepada
lingkungan sekolah dan juga pihak kantin agar lebih hygiene untuk
Permasalahan sanitasi di SMA Negeri 1 menjamah makanan yang ada disekolah
Martapura, luas ventilasi pada ruang Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik
kelas dan WC/KM belum memenuhi untuk meneliti dengan judul Gambaran
persyaratan, beberapa ruang intensitas kesehatan lingkungan sekolah dasar
pencahayaanya belum memenuhi diwilayah kerja Puskesmas Tongkaina
persyaratan, jarak WC/KM, TPS, tahun 2018.
penampungan limbah dengan warung
sekolah, dan saluran pembuangan air METODE PENELITIAN
limbah yang terbuka. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif
Sekolah merupakan tempat dengan populasi yaitu semua sekolah dasar
berkumpulnya siswa dalam satu waktu Negeri dan Swasta yang ada diwilayah
yang sama. Kondisi sanitasi sekolah kerja Puskesmas Tongkaina berjumlah 8
yang tidak memenuhi syarat kesehatan sekolah. Sampel pada penelitian ini yaitu
memiliki risiko terhadap munculnya total populasi, dimana jumlah sampel
berbagai masalah kesehatan di adalah keseluruhan populasi yang ada
lingkungan sekolah. Adapun penyakit
dalam penelitian yang berjumlah 8
yang paling banyak terjadi pada anak
sekolah.
usia sekolah adalah diare. Puskesmas
tongkaina adalah salah satu puskesmas
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang terletak di kec. Bunaken. Wilayah
Gambaran Umum Penelitian
kerja puskesmas tongkaina terdapat 4
Kota manado yaitu sebagai Ibu kota dari
kelurahan dan 8 sekolah yang terdiri dari
provinsi Sulawesi Utara. Kota ini memiliki
1 SMA, 2 SMP dan 5 SD. Hasil inspeksi
430.790 penduduk berdasarkan sensus pada
dari petugas kesehatan lingkungan
januari 2014. Luas wilayah daratan yaitu
bahwa didapatkan bahwa terdapat
15.726 Ha. Kota manado dikenal sebagai
jamban, saluran air limbah yang tidak
kota Tinutuan, Kota Damai dan Kota pantai

Gambaran Kesehatan Lingkungan Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas


Tongkaina Tahun 2018
Jurnal KESMAS, Vol. 7 No. 5, 2018

dimana memiliki garis pantai sepanjang jumlah 48 siswa, Sd Inpres 1073 Pandu
18,7 kilometer. Kota ini juga dikelilingi jumlah 130 siswa, Sd Negeri Lahowo
oleh perbukitan dan baris pegunungan. Tongkaina jumlah 48 siswa, Sd Inpres 4/82
Berdasarkan peraturan daerah kota Pandu jumlah 232 siswa, Sd Perisai
manado nomor 2 tahun 2012, kota Bangsa Pandu jumlah 55 siswa, Sma
manado terdiri dari 11 kecamatan dan 87 Solagratia Tongkaina jumlah 65 siswa,
kelurahan. Tempat dalam penelitian ini Smp Solagratia Tongkaina 147 siswa dan
meliputi puskesmas yang berada di Smp Perisai Bangsa Pandu 60 siswa.
kecamatan bunaken di kota manado. Berdasararkan alamat sekolah yang diteliti
Puskesmas Tongkaina ini terdapat di bahwa sekolah yang beralamat di kelurahan
bagian utara laut dari kota manado, Pandu memiliki distribusi terbesar yaitu 4
tepatnya di ds.Tongkaina, kecamatan sekolah (50%) dan sekolah yang beralamat
Bunakaen. Puskesmas ini tidak memiliki di kelurahan Meras memiliki distribusi
fasilitas rawat inap untuk ibu hamil sedikit yaitu 1 sekolah (12,5%). Distribusi
maupun rawat inap untuk pasien umum.. sekolah berdasarkan status sekolah yaitu
Salah satu program puskesmas di bagian distribusi status sekolah memiliki distribusi
kesehatan lingkungan yaitu inspeksi terbesar yaitu masing-masing status sekolah
kesehatan lingkungan disekolah dengan Negeri dan Swasta 4 sekolah (50%).
melakukan pemeriksaan rutin disekolah
yang terdapat di wilayah kerja KESIMPULAN
1. Satu sekolah kondisi kesehatan
puskesmas tongkaina.
lingkungan yang memenuhi syarat.

Gambaran Karakteristik Sekolah 2. Tujuh sekolah kondisi kesehatan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan lingkungan yang tidak memenuhi syarat.

di wilayah kerja puskesmas tongkaina


SARAN
bahwa jumlah penelitian dalam
1. Sebaiknya petugas tenaga kesehatan
penelitian ini yaitu terdapat 8 sekolah.
program kesehatan lingkungan berkerja
Yang terdapat di 3 kelurahan yang ada
sama dengan pihak sekolah dan
diwilayah kerja puskesmas tongkaina.
melakukan edukasi kesehatan
Berdasarkan tingkat pendidikan sekolah
lingkungan untuk meningkatkan standar
penelitian ini terdapat 8 sekolah yaitu 5
kesehatan sekolah tersebut.
sekolah dasar, 2 sekolah menengah
2. Petugas puskesmas mengadakan
pertama dan 1 sekolah menengah atas.
sosialisasi/materi disekolah tentang
Penelitian yang diteliti terdapat 8
kesehatan lingkungan seperti
sekolah yaitu Sd Gmim 88 Meras Molas
pentingnya pola Hidup Bersih dan

Gambaran Kesehatan Lingkungan Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas


Tongkaina Tahun 2018
Jurnal KESMAS, Vol. 7 No. 5, 2018

Sehat (PHBS) disekolah, sehingga Soemirat, S. 2002. Kesehatan Lingkungan.


Yogyakarta: Gajah Mada University
sekolah bisa menyadari pentingnya
Press.
PHBS sekolah demi meningkatkan
Kepmenkes Nomor HK.02.02 tahun 2015
sekolah sehat. tentang Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan tahun 2015-
2019.
DAFTAR PUSTAKA
Hendra, 2017. Inspeksi Sanitasi PAMSIMAS, 2010, Pemanfaatan Sanitasi
Lingkungan di SMA Negeri 1 Di Sekolah.
Martapura. Poltekkes Kemenkes Purba, 2010. Pedoman umum sanitasi dan
Banjarmasin Jurusan Kesehatan higiene sekolah: Program
Lingkungan Penyediaan Sarana Air Minum dan
Kepmenkes Nomor HK.02.02 tahun Sanitasi Berbasis Masyarakat
2015 tentang Rencana Strategis (Pamsimas) Komponen B. Jakarta:
Kementerian Kesehatan tahun Bappenas, Kemen PU, Kemenkes,
2015-2019. Kemendagri, Kemenkeu & The
World Bank 2010.

Gambaran Kesehatan Lingkungan Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas


Tongkaina Tahun 2018

Anda mungkin juga menyukai