Audit Untuk Auditee UMKM
Audit Untuk Auditee UMKM
Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana
dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf I untuk penggunaan secara komersial dipidana
dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan atau dipidana denda paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Setiap orang yang dengan tanpa hak dan atau tanpa izin pencipta atau pemegang hak
cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta sebagaimana dimaksud dalam pasal
9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan atau huruf h, untuk penggunaan secara komersial
dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan atau pidana denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Setiap orang yang dengan tanpa hak dan atau tanpa izin pencipta atau pemegang hak
melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta sebagaimana di dalam pasal 9 ayat (1)
huruf a, huruf b, huruf e, dan atau huruf g, untuk penggunaan secara komersial dipidana
dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan atau pidana denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat 3 yang dilakukan
dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh)
tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
AUDIT UNTUK AUDITEE UMKM
ISBN: 978-623-98627-6-3
ISBN: 978-623-98627-7-0 (PDF)
QRCBN: 62-1448-2164-087
Cetakan Pertama, Maret, 2023
15,5x23 cm; x+73 hal
Diterbitkan oleh:
Penerbit FA
Jl. Tunjungtirto No. 30, Singosari, Malang, Jawa Timur 65153
www.penerbitfa.com
AP Akuntan Publik
IAASB The International Auditing and Assurance Standards Board
IAPI Ikatan Akuntan Publik Indonesia
ISA International Standards on Auditing
HPP Harga Pokok Penjualan
KAP Kantor Akuntan Publik
LAI Laporan Auditor Independen
PSAK Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
SAK EMKM Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan
Menengah
SOP Standard Operating Procedures
SURL Search for Unrecorded Liabilities
SURA Search for Unrecorded Accruals
UMKM Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
WT Walkthrough
TOC Test of Control
v
KATA SAMBUTAN
Saya yakin bahwa buku ini dapat memberikan manfaat, baik bagi
praktisi maupun akademisi, khususnya bagi semua pihak yang terlibat
sebagai pemangku kepentingan UMKM. Buku ini diharapkan dapat
menjadi panduan dan sumber informasi yang bermanfaat dalam
menentukan langkah yang tepat untuk menghadapi audit laporan
vi
keuangan UMKM, sehingga dapat membantu meningkatkan kualitas
laporan keuangan dan meningkatkan kepercayaan para pemangku
kepentingan. Selamat dan sukses buat Penulis, teruslah berprestasi.
vii
KATA PENGANTAR
ISA 200 yang diterbitkan oleh IAASB dan diadopsi oleh IAPI
menyebutkan bahwa tujuan suatu audit adalah untuk meningkatkan
tingkat keyakinan pengguna laporan keuangan yang dituju. Audit yang
dilakukan oleh seorang auditor dari KAP bertujuan untuk memperoleh
keyakinan yang memadai atas laporan keuangan bebas dari salah saji
yang material, baik disebabkan oleh kesalahan (error) maupun
kecurangan (fraud). Untuk mencapai tujuan ini, auditor akan
menjalankan serangkaian prosedur audit seperti memperoleh
pemahaman tentang bisnis dan sistem pengendalian internal, memilih
dan mengevaluasi sampel transaksi dan catatan akuntansi, memverifikasi
akun-akun dalam laporan keuangan dan informasi yang terkait, dan
membuat kesimpulan dan memberikan opini atas laporan keuangan.
Prosedur audit ini dapat berbeda tergantung pada faktor-faktor seperti
ukuran dan kompleksitas perusahaan, risiko salah saji, dan faktor-faktor
lainnya.
viii
UMKM harus memastikan bahwa laporan keuangannya disusun
dan dilaporkan sesuai dengan SAK EMKM atau PSAK yang berlaku. SAK
EMKM adalah standar akuntansi khusus yang dapat digunakan oleh
entitas usaha mikro, kecil, dan menengah yang tidak memiliki
akuntabilitas publik yang signifikan. UMKM ini didefinisikan dan
ditetapkan oleh Undang-Undang No 20 Tahun 2008 tentang UMKM dan
memenuhi definisi entitas tanpa akuntabilitas publik yang signifikan
sesuai dengan SAK ETAP (Dewan Standar Akuntansi Keuangan, 2017).
Persiapan yang baik meliputi implementasi pengendalian internal yang
kuat dan penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku. Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan
audit oleh KAP adalah opini audit wajar tanpa pengecualian (unqualified
opinion), yang menunjukkan bahwa laporan keuangan tersebut dapat
dipercaya dan akurat. Persiapan yang baik dan kepatuhan pada standar
akuntansi akan membantu perusahaan mencapai opini audit yang
diinginkan dan meningkatkan keyakinan para pemangku kepentingan
terhadap laporan keuangan perusahaan.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
x
6.11. Pendapatan ....................................................................................45
6.12. Harga Pokok Penjualan (HPP) ...................................................... 47
6.13. Beban Penjualan ........................................................................... 48
6.14. Beban Umum dan Administrasi................................................... 49
6.15. Beban Perpajakan ......................................................................... 51
7. Tahap Penyusunan Opini Auditor ........................................................54
8. Ringkasan Tahapan dan Prosedur Audit .............................................56
8.1. Tahapan Audit .................................................................................56
8.2. Siklus Transaksi ...............................................................................56
8.3. Persiapan Klien Atas Audit Pada Akun ..........................................56
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 68
TENTANG PENULIS .................................................................................... 71
xi
1. Audit Laporan Keuangan
Apa itu audit laporan keuangan?
Apa tujuan dari audit laporan keuangan?
Apa sifat dasar dari aktivitas pelaporan keuangan?
Siapa yang menyusun standar audit laporan keuangan?
Bagaimana audit laporan keuangan oleh auditor dijalankan?
ISA 200 yang diterbitkan oleh IAASB dan diadopsi oleh IAPI
menyebutkan bahwa tujuan suatu audit laporan keuangan adalah untuk
1
meningkatkan tingkat keyakinan dari pengguna laporan keuangan. Audit
yang dilakukan oleh seorang auditor dari KAP bertujuan untuk
memperoleh keyakinan yang memadai atas laporan keuangan bebas dari
salah saji yang material, baik disebabkan oleh kesalahan (error) maupun
kecurangan (fraud) (The International Auditing and Assurance Standards
Board, 2012).
2
akan menentukan program audit dan prosedur lanjutan untuk
setiap siklus transaksi yang ada pada laporan keuangan klien.
e. Menjalankan respon risiko (Perform Risk Response)
Pada tahap ini, auditor akan mengumpulkan bukti audit,
menentukan metode sampling, menentukan uji pengendalian,
melakukan prosedur analitis substantif, dan menjalankan uji
substantif. Poin langkah ini akan dibahas lebih lengkap pada
bagian 4, 5 dan 6 dalam buku ini.
f. Kesimpulan (Conclusion)
Di tahap ini, auditor sudah melakukan keseluruhan rangkaian
prosedur dan pengujian, dan akan menarik kesimpulan dari hasil
prosedur dan pengujian yang telah dilakukan di dalam audit.
g. Pelaporan (Reporting)
Menentukan jenis opini yang akan diterbitkan dan menerbitkan
opini atau umum disebut LAI.
3
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang
diaudit.
4
material yang disebabkan oleh kesalahan (error) maupun
kecurangan (fraud) yang dapat dilakukan oleh manajemen.
5
2. Auditor & Auditee
Siapa auditor eksternal?
Apa yang dilakukan auditor eksternal secara keseluruhan?
Siapa yang disebut sebagai auditee atau klien?
Apa saja data awal yang harus disiapkan oleh auditee atau klien?
6
konsultasi yang telah menjadi standar industri akuntansi dan asurans di
seluruh dunia. Mereka menawarkan berbagai layanan seperti audit,
asuransi, konsultasi, laporan keuangan, hukum, laporan resiko, serta
pajak. Selain itu, mereka juga sering melakukan audit pada perusahaan-
perusahaan Global Fortune 500.
7
Data awal lain yang bersifat non-keuangan seringkali juga perlu
disiapkan oleh klien seperti akta pendirian perusahaan, adendum akta
perusahaan, Minutes of Meeting (MoM) Direksi dan Komisaris selama
periode berjalan, surat keputusan pembagian deviden, dan dokumen
dokumen signifikan lain tergantung pada seberapa dalam sifat dari
perikatan audit. Struktur organisasi, informasi jumlah karyawan,
dokumen Sistem Operasional Prosedur (SOP) perusahaan, dan informasi
lain yang relevan juga penting disampaikan ke auditor.
8
3. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Apa definisi umum UMKM?
Apa perbedaan antara Perusahaan Besar dan UMKM?
9
langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha
Besar. Usaha Menengah memiliki kekayaan bersih lebih dari
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling
banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil
penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
10
diberikan oleh UMKM akurat, relevan, dan sesuai dengan standar
akuntansi di Indonesia.
11
4. Prosedur Audit
Apa definisi umum prosedur audit?
Apa definisi prosedur substantif?
Apa definisi prosedur analitis?
12
c. Memeriksa transaksi-transaksi keuangan dengan jumlah besar,
penting, atau tidak biasa.
d. Membandingkan angka-angka dalam laporan keuangan
perusahaan dengan periode sebelumnya, atau membandingkan
kewajarannya dengan laporan keuangan dari perusahaan pada
industri sejenis.
e. Melakukan validasi atas asumsi dan estimasi yang digunakan oleh
manajemen perusahaan dalam laporan keuangan.
13
b. “Investigasi” terhadap fluktuasi atau hubungan yang
teridentifikasi yang tidak konsisten dengan informasi relevan
lainnya atau yang berbeda dari nilai yang diharapkan dengan
jumlah yang signifikan” menyiratkan pemahaman tentang apa
yang dapat diharapkan secara wajar dan melibatkan
perbandingan nilai buku yang tercatat dengan ekspektasi auditor
dan pemahaman tentang perbedaan tersebut.
c. "Hubungan antara data keuangan dan nonkeuangan"
menunjukkan bahwa kedua jenis data dapat berguna dalam
memahami hubungan informasi keuangan dan, oleh karena itu,
dalam membentuk ekspektasi.
14
5. Pekerjaan Lapangan Interim
Apa itu pekerjaan lapangan interim?
Kapan pekerjaan lapangan interim dilakukan oleh auditor?
Apa yang dilakukan auditor saat melaksanakan pekerjaan lapangan interim?
Apa yang perlu dilakukan klien saat pekerjaan lapangan interim berlangsung?
15
b. Transaksi signifikan dari siklus penjualan perusahaan.
c. Transaksi signifikan dari siklus pengeluaran kas perusahaan.
d. Transaksi signifikan dari siklus penerimaan kas perusahaan.
e. Alur proses pelaporan keuangan atau Financial Statement Closing
Process (FSCP).
16
5.2. Prosedur Uji Pengendalian (Test of Control/TOC)
Ket:
PO : Purchase Order ada dan lengkap mencantumkan data-data yang benar
Inv : Faktur penjualan ada dan lengkap mencantumkan data-data yang benar
DO : Delivery Order ada dan mencantumkan persetujuan pengiriman dan penerimaan barang oleh pelanggan
App : Otorisasi dari pihak berwenang di setiap dokumen
QC : Dokumen pengecekan kualitas barang yang akan dikirim
Post : Bukti posting jurnal akuntansi ke sistem
TB : Bukti jurnal akuntansi sudah masuk ke dalam Trial Balance
Ok : Dokumen lengkap dan sesuai dengan kaidah pengendalian internal
No : Dokumen pendukung ada, namun ada item pengendalian internal yang belum lengkap (tidak ada stempel)
N/A : Dokumen pendukung tidak ada
17
Ilustrasi kertas kerja uji pengendalian di atas adalah dokumen
umum yang digunakan oleh auditor untuk membantu dalam menguji
efektivitas dari pengendalian internal yang ada dalam sebuah
perusahaan. Dalam hal ini, auditor akan memilih sampel transaksi dan
melakukan pengujian terhadap pengendalian internal yang ada untuk
memastikan bahwa pengendalian tersebut efektif dalam mencegah dan
mendeteksi kesalahan atau kecurangan dalam transaksi.
18
6. Pekerjaan Lapangan Akhir Tahun
Apa itu pekerjaan lapangan akhir tahun?
Kapan pekerjaan lapangan akhir tahun dilakukan oleh auditor?
Apa yang dilakukan auditor saat melaksanakan pekerjaan lapangan akhir tahun?
Apa yang perlu dilakukan klien saat pekerjaan lapangan akhir tahun?
19
Setelah melakukan berbagai uji substantif dan uji analitis, auditor
akan melakukan beberapa tahapan selanjutnya, seperti:
20
Tabel 5.1
Ilustrasi Laporan Posisi Keuangan UMKM
PT XYZ Indonesia
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada
31 Desember 2022
21
Tabel 5.2
Ilustrasi Laporan Laba Rugi UMKM
Pendapatan Rp650.000.000
Harga Pokok Pendapatan Rp350.000.000
Laba Bruto Rp250.000.000
Tabel 5.1 dan Tabel 5.2 di atas adalah ilustrasi Laporan Posisi
Keuangan dan Laporan Laba Rugi dari sebuah UMKM yang akan diaudit
oleh KAP. Akun-akun pada laporan keuangan di atas diilustrasikan
sebagai akun-akun yang umumnya ada pada sebuah laporan keuangan
UMKM. Dari akun-akun yang ada pada contoh, prosedur audit yang akan
dilakukan auditor atas akun-akun tersebut akan dibahas. Prosedur audit
mungkin meliputi pemeriksaan dokumen pendukung, pemeriksaan saldo
akun, membandingkan transaksi dengan catatan bisnis, membandingkan
transaksi dengan bukti-bukti yang terkait, membandingkan saldo akun
dengan buku besar, melakukan pengujian sampel, dan lain-lain.
22
berlangsung. Ini akan mempercepat proses audit dan memastikan hasil
yang akurat dan dapat diandalkan.
23
rekening koran dan memastikan bahwa jumlah nominal saldo kas yang
dicatat sesuai dengan jumlah nominal yang sebenarnya ada di bank. Hasil
dari prosedur ini akan sangat mempengaruhi penyusunan LAI oleh
auditor atas laporan keuangan perusahaan.
24
Pada intinya, auditor akan membandingkan antara harga yang
diterima atau dibayar dengan nilai wajar pada saat tanggal pelaporan
untuk kas dan setara kas yang bersifat non kas. Nilai wajar bisa
didapatkan dari sumber yang independen, seperti kutipan harga pasar,
harga transaksi antar pihak, atau menggunakan metodologi lain yang
diyakini tepat oleh auditor untuk menghitung nilai wajar sesuai dengan
PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar (Dewan Standar Akuntansi Keuangan,
2013). Auditor juga tentunya akan memperhatikan tingkat keyakinan dan
reliabilitas sumber informasi yang digunakan dalam penilaian tersebut.
Piutang Usaha adalah sejumlah uang atau hak yang akan diterima
yang disebabkan karena penjualan barang maupun jasa kepada
pelanggan perusahaan secara kredit. Piutang usaha juga umum dikenal
sebagai piutang dagang, terjadi karena adanya transaksi penjualan secara
kredit kepada pihak lain. Penjualan secara kredit sangat umum dilakukan
di dunia industri. Di industri, umumnya perusahaan A menjual barang
kepada perusahaan B, dengan termin jatuh tempo pembayaran
dirancang antara 30 sampai dengan 90 hari setelah penjualan dilakukan.
25
buku besar lalu mengolah data awal buku besar piutang yang mereka
terima sebagai berikut:
26
juga sangat penting jika perusahaan menjual barang parsial atau menjual
jasa proyek pembangunan by progress. Ini membantu auditor
memastikan bahwa transaksi penjualan yang terjadi telah selesai dan
diterima oleh pelanggan, sehingga piutang usaha dapat dicatat sebagai
piutang usaha yang tertagih.
27
Selain menjalankan prosedur konfirmasi, auditor juga akan
melakukan prosedur penerimaan kas setelah tanggal neraca (subsequent
cash receipt). Prosedur ini dilakukan dengan cara auditor menentukan
sampel pelanggan yang memiliki saldo piutang, lalu meminta data
rekening koran setelah tanggal neraca dan memeriksa uang masuk ke
rekening perusahaan. Misal, jika perusahaan mengakui piutang usaha
dari PT X per tanggal 31 Desember 2022, dan sampai dengan 31 Januari
2023 tidak ada sama sekali uang masuk dari PT X untuk pembayaran
piutang usaha, maka validitas dan realibilitas dari buku besar piutang
usaha tersebut mungkin akan dianggap tidak valid dan tidak reliabel. Atas
hal ini, kunci kebenaran akun piutang usaha adalah dengan
mencantumkan saldo dan daftar pelanggan dengan benar dan sesuai
dengan periode pengakuannya.
28
6.2.4 Pisah Batas (Cut Off)
Lebih jauh lagi, auditor juga akan memeriksa bahan bukti dan
dokumen pendukung untuk menentukan apakah perusahaan memiliki
basis yang wajar untuk menghitung penyisihan piutang tak tertagih.
Dalam hal ini, auditor juga akan mempertimbangkan faktor-faktor seperti
jumlah piutang tak tertagih sebelumnya, waktu yang sudah berlalu sejak
tanggal jatuh tempo, dan perkembangan dalam usaha klien. Prosedur ini
29
bertujuan untuk memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan
memperlihatkan kondisi piutang usaha dengan tepat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
6.3. Persediaan
30
6.3.2 Konfirmasi Persediaan yang Dikuasai Pihak Ketiga
31
6.3.5 Pisah Batas Persediaan (Cut Off)
32
6.4. Beban Dibayar di Muka
33
6.5. Aset Tetap
34
telah berstatus Pengusaha Kena Pajak (PKP), hal ini penting diperhatikan
karena pembelian dan penjualan aset tetap akan mempengaruhi
pencatatan dan administrasi dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
35
disarankan dalam PSAK 16: Aset Tetap. Jika auditor menemukan
perbedaan besar antara kedua metode tersebut, maka auditor harus
melakukan tindak lanjut. Auditor juga harus memastikan bahwa metode
penyusutan yang digunakan oleh entitas berlaku untuk setiap aset yang
disusutkan, dan entitas menggunakan prinsip-prinsip akuntansi yang
tepat.
36
disebutkan dalam buku besar utang usaha sesuai dengan buku besar
pajak dan dokumentasi pendukung lainnya.
Pengujian pisah batas (cut off) utang usaha ini adalah proses
auditor untuk memverifikasi bahwa transaksi yang dicatat oleh
perusahaan sesuai dengan periode akuntansi yang berlaku. Dalam hal
37
utang usaha, cut-off testing akan memastikan bahwa pembelian barang
dan jasa yang tercatat sebagai utang usaha sesuai dengan memo kredit
pemasok dan dicatat pada periode yang benar. Ini bertujuan untuk
memastikan integritas informasi keuangan dan meminimalkan risiko
pengakuan pendapatan atau biaya yang salah periode pengakuan dan
pencatatan.
38
c. Inquiry dengan manajemen: Ini termasuk mengajukan
pertanyaan kepada manajemen tentang kewajiban potensial dan
meninjau setiap korespondensi atau catatan yang mungkin
memberikan informasi tentang kewajiban yang tidak tercatat.
d. Tinjauan pengendalian internal: Auditor juga mungkin meninjau
sistem pengendalian internal perusahaan untuk menentukan
apakah ada kelemahan yang dapat mengakibatkan kewajiban
yang tidak tercatat.
e. Pemeriksaan proses hukum: Ini melibatkan peninjauan proses
hukum yang sedang berlangsung atau potensi yang dapat
mengakibatkan kewajiban di masa depan.
f. Tinjauan catatan pajak: Auditor mungkin meninjau catatan pajak
perusahaan untuk memastikan bahwa semua kewajiban yang
berkaitan dengan pajak telah dicatat dengan benar.
g. Riset pasar: Auditor juga akan meneliti industri dan kondisi pasar
untuk mengidentifikasi kewajiban potensial yang mungkin timbul
di masa depan.
UMKM saat ini tidak jarang yang secara rutin melakukan transaksi
pembelian ke pemasok di luar negeri, dan hampir pasti transaksi tesebut
39
akan menimbulkan saldo utang usaha dengan mata uang asing. Prosedur
ini secara garis besar sama dengan valuasi pada akun lain yang berpotensi
memiliki saldo dalam mata uang asing. Pada intinya, klien harus
menyajikan laporan keuangan dengan mengacu kepada PSAK 10:
Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing, yang secara garis besar adalah
mengkonversi saldo mata uang asing pada akun-akun terkait ke mata
uang Rupiah pada kurs tengah BI di setiap akhir periode.
6.7. Perpajakan
40
mungkin mengurangi independensi mereka. Ini terjadi karena
perhitungan perpajakan tersebut dianggap cukup sulit, apalagi di skala
UMKM. Yang harus dilakukan oleh UMKM tentunya adalah selalu
melakukan pembaruan pengetahuan dan kemampuan untuk
menyelesaikan perhitungan perpajakan ini. Atau jika dirasa tidak mampu,
maka menunjuk sebuah Kantor Jasa Akuntan (KJA) atau Kantor
Konsultan Pajak (KKP) untuk melakukan pendampingan dan konsultasi
mengenai perhitungan perpajakan ini akan selalu menjadi langkah yang
tepat.
41
menentukan kemungkinan adanya beban akrual yang belum dicatat
dalam laporan keuangan klien. Dalam prosedur ini, auditor akan
melakukan analisis data historis, pemeriksaan dokumen pendukung, dan
melakukan konfirmasi dengan pihak terkait untuk memastikan bahwa
semua beban akrual yang harus dicatat dalam laporan keuangan sudah
tercatat.
6.9. Pinjaman
42
yang dimilikinya diumumkan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku.
43
Prosedur ini penting dilakukan untuk memastikan bahwa perusahaan
memenuhi semua persyaratan yang terkait dengan pinjaman baru atau
adendum, dan bahwa informasi mengenai pinjaman dan bunga pinjaman
yang dimilikinya sesuai dengan perjanjian pinjaman yang berlaku. Ini juga
membantu menjaga integritas laporan keuangan perusahaan dan
memastikan bahwa informasi yang disajikan akurat dan dapat
diandalkan.
44
6.10. Ekuitas
6.11. Pendapatan
45
pendapatan yang tercatat sesuai dengan harapan dan mengidentifikasi
perubahan yang tidak wajar. Auditor juga dapat melakukan analisis tren
pendapatan untuk menentukan tren positif atau negatif. Dalam tinjauan
analitis ini, auditor juga akan memeriksa faktor-faktor yang
mempengaruhi pendapatan, seperti tingkat kompetisi, harga produk,
dan volume penjualan.
46
Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan (Dewan Standar Akuntansi
Keuangan, 2017). Auditor akan melakukan pengujian sampel atas
aktivitas pendapatan, seperti memastikan bahwa pendapatan hanya
dicatat setelah terjadi realisasi ekonomi, dan memverifikasi bahwa
pendapatan yang tercatat sesuai dengan bukti yang ada.
47
biaya overhead. Metode perhitungan alokasi biaya overhead harus secara
tertulis dibuat sebagai SOP perusahaan, agar menjadi dasar yang cukup
untuk manajemen melakukan perhitungan.
48
6.14. Beban Umum dan Administrasi
49
untuk melakukan perhitungan imbalan kerja. Evaluasi kepatuhan
terhadap peraturan dan prosedur yang relevan juga tak luput dilakukan
auditor pada prosedur ini. Auditor juga akan memeriksa entri jurnal yang
berkaitan dengan pembayaran saat ini, untuk menentukan bahwa
pembayaran telah dibuat sesuai dengan kewajiban yang berlaku dan
sesuai dengan kondisi-kondisi dalam perjanjian kerja karyawan. Selain itu,
auditor akan meninjau pendapatan, beban, dan akun lainnya yang
berkaitan dengan beban imbalan kerja dan melakukan pemeriksaan
terhadap semua kebijakan pengelolaan imbalan kerja.
50
6.15. Beban Perpajakan
51
6.15.2 Beban Perpajakan Final dan Perpajakan Lainnya
52
sesuai dengan peraturan pajak yang berlaku dan memastikan bahwa
mereka dapat menghadapi proses audit jika diperlukan.
53
7. Tahap Penyusunan Opini Auditor
Apa saja yang dilakukan auditor saat menyusun LAI?
Apa saja yang harus dilakukan klien saat auditor menyusun LAI?
54
rekomendasi auditor, dan lembar opini audit yang diberikan oleh
auditor tentang kewajaran informasi keuangan yang disajikan
dalam laporan keuangan klien. Klien harus memberikan tanda
tangan di setiap halaman pada dokumen ini dan dikembalikan
kepada auditor.
55
8. Ringkasan Tahapan dan Prosedur Audit
Pada bagian akhir, kami merangkum penjelasan-penjelasan yang
ada di bagian sebelumnya yang kami anggap paling penting di dalam
buku ini. Rangkuman ini kami buat agar pembaca dapat memiliki daftar
periksa (checklist) tentang apa saja tahapan dan prosedur penting yang
akan dilakukan auditor dalam perikatan audit laporan keuangan.
56
tidak kami bahas di bagian sebelumnya karena kami berpendapat bahwa
mungkin akun tersebut tidak ada pada laporan keuangan UMKM secara
umum.
B. Surat Berharga
1. Verifikasi keberadaan dan kepemilikan – surat berharga.
Verifikasi keberadaan dan kepemilikan surat berharga yang
tercatat melalui konfirmasi dan pemeriksaan bukti kepemilikan
(misalnya, sertifikat saham, laporan bank, laporan broker).
2. Penilaian pasar – surat berharga.
Mengumpulkan informasi harga pasar atau bukti yang relevan
dari nilai surat berharga.
3. Penilaian terhadap kebijakan akuntansi – surat berharga.
Menguji bahwa surat berharga dicatat sesuai dengan kebijakan
akuntansi entitas dan prinsip akuntansi berterima umum.
4. Reklasifikasi perdagangan dan portofolio investasi – surat
berharga.
Mengumpulkan serta memeriksa dokumen perdagangan dan
portofolio investasi untuk menentukan validitas reklasifikasi
57
investasi, mengacu pada kebijakan akuntansi entitas dan prinsip
akuntansi berterima umum.
C. Piutang Usaha
1. Pemeriksaan buku besar pembantu dengan buku besar – piutang
usaha.
Menelusuri dan menguji seluruh akun piutang usaha berdasarkan
ambang batas yang ditetapkan.
2. Verifikasi – piutang usaha.
Melakukan verifikasi piutang usaha kepada debitur. Memeriksa
dokumen pendukung.
3. Prosedur rollforward – piutang usaha.
Menelusuri peristiwa atau transaksi yang terjadi dari tanggal
interim ke tanggal neraca.
4. Pisah batas piutang usaha.
Melakukan prosedur analitis untuk mengidentifikasi volume
penjualan dengan cara memeriksa daftar penjualan, penagihan,
dokumen pengiriman, dan dokumen pendukung lainnya sebelum
dan setelah akhir periode.
5. Penurunan nilai piutang usaha (cadangan kerugian piutang).
Mengidentifikasi penyisihan penurunan nilai piutang usaha
(penyisihan piutang tak tertagih), dan mengevaluasi kesesuaian
metode yang digunakan untuk menghitung penyisihan piutang
tak tertagih.
6. Penyesuaian lainnya.
Mengevaluasi kecukupan penyesuaian lain, misalnya rabat,
memo kredit dan diskon.
7. Saldo kredit piutang usaha.
Mengidentifikasi daftar saldo kredit piutang usaha dan
menelusuri seluruh item berdasarkan ambang batas pengujian
yang ditetapkan.
58
D. Persediaan
1. Pengamatan fisik persediaan.
Mengevaluasi prosedur dan pengendalian internal manajemen
dalam mencatat, menghitung, dan mengendalikan fisik
persediaan. Memastikan bahwa persediaan telah tercatat secara
akurat.
2. Prosedur rollforward – persediaan.
Menelusuri peristiwa atau transaksi yang terjadi dari tanggal
interim ke tanggal neraca.
3. Pisah batas persediaan.
Menelusuri informasi pisah batas persediaan yang diperoleh
selama pengamatan fisik dan membandingkan dengan catatan
akuntansi penjualan dan pembelian.
4. Kesesuaian penilaian dengan prinsip akuntansi berterima umum.
Menguji penilaian persediaan untuk memverifikasi bahwa
penilaian persediaan telah sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum.
5. Menguji nilai persediaan.
Menguji nilai persediaan untuk mengurangi persediaan yang
telah usang menjadi nilai persediaan bersih. Melakukan verifikasi
bahwa nilai persediaan telah dibuat sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum.
F. Investasi
1. Verifikasi keberadaan dan kepemilikan.
Verifikasi keberadaan dan kepemilikan investasi yang dicatat oleh
manajemen, termasuk investasi pada entitas asosiasi, melakukan
konfirmasi atau pemeriksaan dokumen sebagai bukti
kepemilikan.
59
2. Penilaian – investasi.
Memeriksa laporan keuangan manajemen dan menguji bahwa
investasi diklasifikasikan, dicatat, dan diukur sesuai dengan
kebijakan akuntansi entitas dan prinsip akuntansi berterima
umum.
3. Pengujian penurunan nilai – investasi.
Menguji informasi yang diperoleh selama audit untuk
menentukan apakah manajemen telah mengidentifikasi indikator
penurunan nilai yang tepat dan melakukan verifikasi bahwa
penyesuaian telah dilakukan sesuai dengan kebijakan akuntansi
entitas dan prinsip akuntansi berterima umum.
4. Reklasifikasi perdagangan dan portofolio investasi.
Mengumpulkan dan mengidentifikasi dokumen untuk
menentukan validitas dan reklasifikasi investasi. Dengan
mengacu pada kebijakan akuntansi entitas dan prinsip akuntansi
berterima umum.
5. Perubahan nilai investasi.
Mengidentifikasi dan memastikan perubahan nilai investasi
dicatat dengan benar dalam laporan laba rugi atau penghasilan
komprehensif lain.
60
Mengevaluasi kecukupan bukti penyisihan penurunan nilai
piutang antar perusahaan dengan mempertimbangkan umur,
kolektibilitas, dan temuan dari proses audit yang telah dilakukan.
I. Aset Tetap
1. Identifikasi buku besar pembantu dengan buku besar.
Mengumpulkan informasi dan dokumen aset tetap, termasuk
sewa yang dikapitalisasi, penambahan aset tetap, penjualan aset
tetap, reklasifikasi, depresiasi, deplesi dan/atau amortisasi.
2. Penambahan dan pengurangan.
Mengumpulkan dokumen bukti penambahan dan pengurangan
aset tetap selama periode berjalan, mengidentifikasi faktur,
otorisasi pengeluaran modal, sewa dan dokumen lain yang
relevan dengan penambahan dan pengurangan aset tetap.
3. Depresiasi, deplesi, dan amortisasi.
Menguji metoda penyusutan depresiasi, deplesi, dan amortisasi
dengan mengacu pada kebijakan akuntansi entitas dan prinsip
akuntansi berterima umum.
4. Penurunan nilai aset tetap.
Mengumpulkan informasi penurunan nilai aset tetap dan
mengidentifikasi indikator penurunan nilai yang tepat dan
61
melakukan verifikasi bahwa penyesuaian telah dibuat sesuai
dengan kebijakan akuntansi entitas dan prinsip akuntansi
berterima umum.
J. Aset Takberwujud
1. Bukti perubahan aset takberwujud.
Mengumpulkan bukti perubahan aset takberwujud, termasuk
goodwill, dan menguji dasar penambahan, amortisasi, dan
pelepasan yang dicatat. Memeriksa faktur, otorisasi, kontrak
perjanjian, dan dokumen lain yang relevan dengan kepemilikan
aset takberwujud yang dikapitalisasi dan dilepas selama periode
tersebut.
2. Penurunan nilai aset takberwujud.
Melakukan verifikasi bahwa penyesuaian telah dibuat sesuai
dengan kebijakan akuntansi entitas dan prinsip akuntansi
berterima umum.
K. Wesel Bayar
1. Verifikasi wesel bayar.
Melakukan konfirmasi wesel bayar, meninjau dokumen
pendukung yang relevan mengenai jumlah yang terutang,
persyaratan, jaminan, dan kepatuhan entitas terhadap ketentuan
pinjaman. Menelaah kewajaran perhitungan beban bunga dan
utang bunga.
2. Inspeksi kontrak.
Memeriksa dokumen perjanjian pinjaman atau peraturan
pinjaman jangka pendek lainnya (misalnya, anjak piutang) untuk
menentukan persyaratan, batasan, jalur kredit, dan ketentuan
yang relevan.
3. Kepatuhan kontrak.
Mengidentifikasi bukti lain yang berkaitan dengan kepatuhan
terhadap persyaratan, batasan, atau ketentuan lain dari
perjanjian pinjaman.
62
L. Utang Usaha
1. Mengidentifikasi buku besar pembantu – utang usaha.
Mengidentifikasi buku besar pembantu dengan buku besar utang
usaha, menelusuri seluruh item serta melakukan rekonsiliasi
berdasarkan ambang batas yang telah ditetapkan.
2. Review utang usaha lain-lain.
Mengumpulkan informasi akun utang lain-lain berdasarkan buku
besar pembantu untuk memverifikasi dan mengklasifikasi bahwa
penilaian sesuai dengan kebijakan akuntansi entitas dan prinsip
akuntansi berterima umum.
3. Pisah batas utang usaha.
Menguji pisah batas barang dan jasa yang diterima entitas
berdasarkan memo kredit pemasok untuk memverifikasi bahwa
transaksi dicatat dengan benar sesuai periode berjalan.
4. Menelusuri utang usaha yang tidak tercatat.
Menelusuri utang usaha yang tidak tercatat pada akhir periode,
menentukan pembayaran berikutnya sebagai dasar evaluasi,
serta mengumpulkan informasi atas faktur yang tidak relevan.
63
Meninjau pergerakan saldo akun pajak penghasilan dari periode
sebelumnya (termasuk pajak terutang atau ditangguhkan) dan
perubahan dalam pemulihan aset pajak tangguhan.
5. Ketentuan pajak tidak pasti.
Menentukan provisi yang sesuai dengan undang-undang
perpajakan.
64
3. Review balasan konfirmasi hak gadai, perjanjian dan agunan.
Meninjau balasan bukti konfirmasi hak gadai, hak jaminan,
derivatif, dan aset yang digunakan untuk jaminan, identifikasi
akun buku besar terkait dan verifikasi pengungkapan.
4. Verifikasi keberadaan dan kewajiban – Pinjaman dan pinjaman
tidak lancar.
Melakukan konfirmasi pinjaman dan pinjaman tidak lancar
meninjau dokumentasi pendukung mengenai jumlah terutang,
persyaratan, jaminan, jatuh tempo, dan kepatuhan entitas
terhadap ketentuan perjanjian.
5. Sewa dan kontrak sewa.
Meninjau informasi sewa dan kontrak sewa, menguji laporan
entitas (misalnya, sewa operasi atau keuangan) dengan mengacu
pada kebijakan akuntansi entitas dan prinsip akuntansi berterima
umum. Meninjau dan menguji bukti pendukung biaya sewa.
P. Ekuitas
1. Laporan perubahan ekuitas.
Mengumpulkan dokumen yang relevan, termasuk saham dan
laba ditahan. Mengidentifikasi akun buku besar, menguji laporan
perubahan ekuitas berdasarkan bukti yang telah diperoleh dari
akhir periode sebelumnya ke akhir periode saat ini, melakukan
verifikasi atas kebijakan akuntansi laporan perubahan ekuitas
(misalnya, distribusi laba, pengurangan atau peningkatan
ekuitas), menentukan kelengkapan dan kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan perpajakan. Melakukan
konfirmasi dengan pemegang saham.
2. Pembayaran dividen.
Mengumpulkan informasi bahwa semua pembayaran dividen
telah disetujui, pengumuman dividen dilakukan dengan benar,
dan mematuhi peraturan perpajakan.
65
Q. Pendapatan
1. Tinjauan Analitis Pendapatan Keseluruhan
Melakukan perbandingan antara pendapatan periode yang
sedang diaudit dengan pendapatan periode yang sama pada
tahun-tahun sebelumnya atau dengan pendapatan rata-rata dari
beberapa tahun terakhir.
2. Prosedur Pengakuan Pendapatan
Memastikan bahwa semua akun pendapatan yang tercantum
dalam laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang
berlaku.
S. Pendapatan Keuangan
1. Pendapatan bunga dan dividen.
Menguji pendapatan bunga dan dividen atas investasi yang
dilakukan oleh entitas klien atau memeriksa kewajaran dengan
membandingkan dengan saldo investasi.
66
signifikan dalam persentase margin kotor berdasarkan ambang
pengujian yang ditetapkan.
U. Penggajian
1. Prosedur Substantif Penggajian.
Mengembangkan sistem penggajian dan mengumpulkan
dokumen perubahan penggajian. Membandingkan gaji rata-rata
karyawan dengan periode sebelumnya. Membuat kategori
jabatan karyawan (misalnya top manajemen, middle manajemen
dan lower manajemen). Menelusuri perubahan yang tidak biasa
dan menguji transaksi berdasarkan penilaian risiko dan ambang
pengujian yang ditetapkan.
2. Imbalan Pasca Kerja.
Menguji entri jurnal sehubungan dengan biaya imbalan pasca
kerja, pembayaran saat ini dan perubahan cadangan imbalan
pasca kerja.
67
DAFTAR PUSTAKA
Albitar, K., Gerged, A. M., Kikhia, H., & Hussainey, K. (2021).
Auditing in times of social distancing: the effect of COVID-19
on auditing quality. International Journal of Accounting and
Information Management, 29(1), 169–178.
https://doi.org/10.1108/IJAIM-08-2020-0128
Alvin, A. ,and, & Elder Beasley. (2021). The Art and Science of
Assurance Engagements.
68
Dewan Standar Akuntansi Keuangan. (2010c). PSAK 23:
Pendapatan. http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-
keuangan/sak
Jans, M., Alles, M., & Vasarhelyi, M. (2013). The case for process
mining in auditing: Sources of value added and areas of
application. International Journal of Accounting Information
Systems, 14(1), 1–20.
https://doi.org/10.1016/j.accinf.2012.06.015
69
Handbook of International Quality Control, Auditing Review,
Other Assurance, and Related Services Pronouncements.
http://www.ifac.org/sites/default/files/publications/files/2012
IAASB Handbook Part I_Web.pdf
70
TENTANG PENULIS
ANANTA W. SASONGKO,
SE., M.S.A., ACPA.
71
FARHANI K. NUGRAHA,
S.E., M.S.A., Ak., CA.
Saat ini penulis juga mengabdi di Institut Teknologi dan Bisnis Tuban sebagai
Wakil Rektor II dan dosen tetap Program Studi Bisnis Digital. Buku yang pernah
ditulis dan diterbitkan antara lain: Akuntansi Manajemen Untuk UMKM (2020).
72
MUHAMMAD DIMAR ALAM,
S.E., M.Acc.
Penulis juga memiliki pengalaman menulis buku yang berjudul Akuntabilitas dan
Pelaporan Keberlanjutan: Konsep dan Materialitas di tahun 2022.
Saat ini, penulis berprofesi sebagai Dosen Akuntansi pada Universitas Brawijaya
Malang dalam rumpun pengajaran Manajemen Keuangan & Risiko, Akuntansi
Manajemen dan Akuntansi Keuangan. Penulis juga menjadi praktisi dan
menjabat sebagai Managing Partner dari L9 Consulting Indonesia, perusahaan
yang bergerak di bidang jasa konsultasi manajemen dan dan solusi bisnis yang
berada di kota Malang dengan klien-klien yang berasal dari sektor publik dan
sektor privat.
73
74