Contoh Laporan Evaluasi Program
Contoh Laporan Evaluasi Program
PENDAHULUAN
I.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui hasil penerapan program UU. No. 20 Tahun
2003 pasal 3 dalam aspek tanggung jawab dan aktif-kreatif siswa di
SMA N 3 Kota Palembang.
I.4. Manfaat
Terciptanya remaja yang memiliki kemampuan penyesuaian sosial dalam
aspek tanggungjawab dan aktif-kreatif, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah,
maupun masyarakat sekitar dengan berperilaku prososial yang altruistik.
1
BAB II
KAJIAN TEORI
II.2. Bertanggung-Jawab
Bertanggung-Jawab adalah Kemampuan seseorang untuk menjalankan
suatu kewajiban karena adanya dorongan didalam dirinya, biasanya juga
disebut dengan panggilan jiwa (Abdullah : 2010)
Bertanggung-Jawab adalah suatu bentuk sikap dan perilaku seseorang
dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya baik terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan alam, lingkungan sosial budaya, negara dan
masyarakat (Agus : 2012)
Bertanggung-Jawab adalah suatu perbuatan untuk siap menanggung
segala sesuatu hal yang muncul sebagai akibat dari dilakukannya suatu
aktivitas tertentu (Magdalena : 2011)
II.3. Aktif-Kreatif
Aktif adalah adanya keterlibatan siswa secara fisik, mental, emosional,
intelektual, dan personal dalam proses belajar; adanya berbagai keaktifan
siswa mengenal, memahami, menganalisis, berbuat, memutuskan, dan
berbagai kegiatan belajar lainnya yang mengandung unsure kemandirian
yang cukup tinggi; keterlibatan secara aktif oleh siswa dalam menciptakan
suasana belajar yang serasi, selaras dan seimbang dalam proses belajar dan
pembelajaran; keterlibatan siswa dalam mengajukan prakarsa, memberikan
jawaban atas pertanyaan guru, mengajukan pertanyaan/masalah dan
berupaya menjawabnya sendiri, menilai jawaban dari rekannya, dan
memecahkan masalah yang timbul selama berlangsungnya proses belajar
mengajar tersebut (Hamalik, 2003).
Kreatif adalah keadaan dimana siswa memodifikasi cara belajarnya agar
dapat lebih memahami materi dan memberikan ide-ide baru terhadap
materinya.
Kreativitas adalah hasil dari interaksi antara individu dan lingkungannya
seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia
berada dengan demikian baik berubah di dalam individu maupun di dalam
lingkungan dapat menunjang atau dapat menghambat upaya kreatif
(Munandar, 1995 : 12).
Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu
yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda
dengan apa yang telah ada sebelumnya (Supriyadi, 1994 : 7)
2
Sedangkan proses belajar kreatif menurut Torance dan Myres
berpendapat bahwa proses belajar kreatif sebagai : “keterlibatan dengan
sesuatu yang berarti, rasa ingin tahu dan mengetahui dalam kekaguman,
ketidak lengkapan, kekacauan, kerumitan, ketidakselarasan,
ketidakteraturan dan sebagainya.
3
BAB III
METODE EVALUASI
4
sampling.
5
1. Situasi yang dibuat sedemikian rupa sehingga
observasi tidak mengetahui maksud diadakannya
observasi,
2. Dibuat variasi situasi untuk menimbulkan tingkah laku
tertentu,
3. Observasi dihadapkan pada situasi yang seragam,
4. Situasi ditimbulkan atau dibuat sengaja,
5. Faktor-faktor yang tidak diinginkan pengaruhnya
dikontrol secermat mungkin,
6. Segala aksi-reaksi dari observasi dicatat dengan teliti
dan cermat.
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen Evaluasi Program
UU. No. 20 Tahun 2003 Terhadap Sikap Sosial
Dalam Lingkup Bertanggung-Jawab dan Aktif-Kreatif
2. Aktif-Kreatif
1. Berani untuk bertanya
2. Beraktifitas Mandiri
3. Berdiskusi dengan terbuka 6,7,8,9
4. Membaca Materi terlebih dahulu sebelum dan 10
dipaparkan oleh pendidik
5. Menyampaikan ide-idenya saat berdiskusi
6
III.4.2. Uji Instrumen Evaluasi
A. Validitas
Instrumen disusun berdasarkan kisi-kisi instrumen
yang dibuat dan berdasarkan kajian teori yang ada.
Sugiyono (2014: 121) menjelaskan bahwa instrumen
yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur.
Validitas instrumen evaluasi penerapan UU No. 20
Tahun 2003 dilakukan melalui analisis butir soal, yaitu
mengkorelasikan skor yang ada dalam setiap butir soal
dengan skor total. Analisis validitas konstruk dilakukan
secara bertahap satu per satu. Prosedur perhitungan
dilakukan dengan cara menganalisis setiap item dengan
skor total (korelasi produk momen).
Menurut Sugiyono (2014: 126), syarat minimum butir
soal dianggap memenuhi syarat validitas adalah jika r ≥
0,30. Harga korelasi butir soal dengan skor total kurang
dari 0,30 maka butir soal dalam instrumen tersebut
dinyatakan tidak valid begitu pula sebaliknya jika harga
korelasi butir soal dengan skor total lebih dari sama
dengan 0,30 maka butir soal dalam instrumen tersebut
dinyatakan valid. Perhitungan analisis validitas instrumen
menggunakan bantuan software statistik.
- Pernyataan 1 : rhitung < rtabel
0,55 > 0,30 = Valid
- Pernyataan 2 : rhitung < rtabel
0,42 > 0,30 = Valid
- Pernyataan 3 : rhitung < rtabel
0,39 > 0,30 = Valid
- Pernyataan 4 : rhitung < rtabel
0,81 > 0,30 = Valid
- Pernyataan 5 : rhitung < rtabel
0,54 > 0,30 = Valid
- Pernyataan 6 : rhitung < rtabel
0,38 > 0,30 = Valid
- Pernyataan 7 : rhitung < rtabel
0,65 > 0,30 = Valid
- Pernyataan 8 : rhitung < rtabel
0,71 > 0,30 = Valid
- Pernyataan 9 : rhitung < rtabel
0,50 > 0,30 = Valid
- Pernyataan 10 : rhitung < rtabel
0,44 > 0,30 = Valid
7
B. Realibilitas
Reliabel pada instrumen evaluasi implementasi
Kurikulum 2013 dari aspek context, input, process, dan
product pada penelitian ini dihitung menggunakan rumus
Alpha Cronbach. Perhitungan reliabilitas instrumen
menggunakan bantuan software statistik.
Sugiyono (2014: 121) menyatakan bahwa instrumen
yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama. Pedoman untuk
memberikan interpretasi koefisien korelasi menurut
Sugiyono (2014: 184) adalah sebagai berikut:
Capaian = x 100%
8
Pedoman untuk capaian Sikap Sosial dalam aspek bertanggung-jawab dan
aktif-kreatif peserta didik
75%-100% = Tinggi
50%-74,99% = Sedang
25%-49,99% = Rendah
0% -24,99% = Sangat Rendah
9
BAB IV
HASIL EVALUASI
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Series 1
Inti keseluruhan hasil persentase butir soal adalah
747 : 1120 X 100 = 66,6964%
IV.2. Pembahasan
Berdasarkan Hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa:
1. Secara inti keseluruhan hasil penerapan UU No. 20 Tahun 2003
terhadap sikap sosial dalam aspek bertanggung-jawab dan
aktif-kreatif peserta didik termasuk dalam kriteria Sedang
dengan tingkat persentase sebesar 66,6964%
2. Peserta didik masih lemah dalam berdiskusi dengan terbuka
dan menyampaikan ide-ide pada saat berdiskusi kelompok
3. Peserta didik sangat kuat dalam menerima resiko dari tindakan
yang dilakukan dan mengakui dan memaafkan kesalahan yang
telah dilakukan
4. Indikator 1 : instrumen 1 s/d 5 termasuk dalam kriteria Tinggi
dengan Persentase sebesar 76,429%
5. Indikator 2 : instrumen 6 s/d 10 termasuk dalam kriteria
Sedang dengan Persentase sebesar 56,964%
10
BAB V
KESIMPULAN
V.1. Simpulan
Menurut hasil penelitian yang sudah didapatkan hasil penerapan UU
No. 20 Tahun 2003 terhadap sikap sosial dalam aspek bertanggung-jawab
dan aktif-kreatif peserta didik termasuk dalam kategori kriteria Sedang
dengan persentase sebesar 66,6964%. Data hasil penelitian menunjukkan
bahwa dengan adanya penerapan program UU No. 20 Tahun 2003 dapat
meningkatkan sikap sosial peserta didik dalam aspek bertanggung-jawab
dan aktif-kreatif.
V.2. Rekomendasi
1. Pihak Sekolah
Untuk tetap mengembangkan karakter siswa dengan mengembangkan
perilaku altruistik sesuai UU. No. 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas pada pasal 3
menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk karakter. berakhlak mulia, mandiri, kreatif,
demokratis, serta bertanggung jawab. Melatih remaja untuk memiliki
kemampuan penyesuaian sosial, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah,
maupun masyarakat sekitar dengan berperilaku prososial yang altruistik.
Untuk melaksanakan layanan preventif kepada seluruh siswa SMAN 3
Kota Palembang dengan menggunakan MKK, karena secara nyata perilaku
tanggung jawab dan Aktif-Kreatif penting dikembangkan pada remaja karena
usia remaja sangat berpotensi untuk mengembangkan kemampuan yang
dimiliki sesuai dengan bakat dan minatnya. Dan usia remaja adalah masa
pencarian nilai-nilai hidup
2. Pola Asuh Orang Tua
Idealnya para orang tua mampu menjalin komunikasi yang lebih intensif,
menyediakan waktu untuk mendampingi anak dan memberikan pengarahan
dalam menggunakan dan memilih media teknologi komunikasi, informasi, baik
cetak maupun elektronik yang positif, menghormati hak anak dan memberikan
kesempatan untuk berproses, melatih kemandirian, tanggung jawab serta
sikap aktif-kreatif dan dapat menjadi contoh anak dalam berperilaku altruistik.
3. Penelitian Selanjutnya
Kepada peneliti yang berminat mengkaji perilaku Bertanggung-jawab dan
Aktif-Kreatif peserta didik. Penelitian memiliki keterbatasan kendatipun model
konseling kelompok dapat meningkatkan perilaku tanggung jawab dan aktif-
kreatif. Namun, demikian, belum dapat dipastikan berapa lama peningkatan
perilaku tersebut dapat bertahan. Selanjutnya dapat dilanjutkan dengan
menganalisis dampak intervensi konseling kelompok untuk meningkatkan
sikap Bertanggung-jawab dan Aktif-Kreatif yang lebih variatif.
11