Anda di halaman 1dari 28

PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL DALAM

UPAYA PENGOBATAN SENDIRI DI


SUMATERA BARAT DATA SUSENAS 2004

LOGO

IRNA JUWITA
BP :
No. Telp
PROGRAM STUDI PASCA SARJANA STIE
BUKITTINGGI
2021

A. Latar belakang

Keluhan sakit (illness) berbeda dengan penyakit . pengertian sakit

berkaitan dengan gangguan psikososial yang dirasakan seseorang dan

bersifat subjektif,sedangkan pengertian penyakit berkaitan dengan

gangguan yang terjadi pada organ tubuh berdasarkan diagnosis medis

dan bersifat objektif.(1)

Sumber pengobatan mencakup tiga sektor yang saling terkait,

yaitu pengobatan rumah langga/ pengobatan sendiri meng-gunakan obat,

obat tradisional,atau cara tradisional, pengobatan medis yang dilaku-kan

oleh praktek perawat, praktek dokter, puskesmas, atau rumah sakit, serta

peng-obat tradisional.(2)Kriteria yang digunakan untuk memilih sumber

pengobatan adalah pengetahuan tentang sakit dan peng-obatannya,

keyakinan terhadap obat/peng-obatan, keparahan sakit, dan

keterjangkau-an biaya dan jarak. Dari empat kriteria ter-sebut,keparahan

sakit menduduki tempat yang dominan.(2)

Proses pengambilan keputusan untuk memilih sumber pengobatan

dimulai dengan menerima informasi,memproses berbagai kemungkinan

dan dampaknya, kemudian mengambil keputusan dari berbagai

alternatif, dan melaksanakannya. Interpretasi seseorang terhadap sakit

dapat berbeda, sehingga mempengaruhi ke-putusan yang diambil. Lesu


ketika bangun tidur misalnya, dapat diinterpretasikan ke-lelahan oleh

orang yang usai bekerja keras, atau gejala flu pada cuaca mendung,atau

sakit bertambah parah oleh penderita penyakit kronis. Interpretasi yang

berbeda terhadap sakit dapat mengakibatkan pemilihan sumber

pengobatan yang ber-beda.(3)

Pengobatan sendiri adalah upaya pengobatan sakit menggunakan

obat,obat tradisional atau cara tradisional tanpa petunjuk ahlinya.(4)

Tujuan pengobatan sendiri adalah untuk peningkatan

kesehatan,pengobatan sakit ringan,dan pengobatan rutin penyakit kronis

setelah perawatan dokter. Alasan pengobatan sendiri adalah kepraktisan

waktu, ke-percayaan pada obat tradisional,masalah privasi,

biaya,jarak,dan kepuasan ter-hadap pelayanan kesehatan.(5)

Studi mengenai perilaku pencarian pengobatan pada orang sakit

umumnya menyangkut tiga pertanyaan pokok,yaitu sumber pengcbatan

apa yang dianggap mampu mengobati sakitnya,kriteria apa yang dipakai

untuk memilih salah satu dari beberapa sumber pengobatan yang ada,

dan bagaimana proses peng-ambilan keputusan untuk memilih sumber

pengobatan tersebut.(2)

Keuntungan pengobatan sendiri adalah aman apabila digunakan

sesuai dengan petunjuk/efek samping dapat diperkirakan, efektif untuk

menghilangkan keluhan karena 80% sakit bersifat self limiting, yaitu

sembuh sendiri tanpa inter-vensi tenaga kesehatan,biaya pembelian obat

relatif lebih murah daripada biaya pelayanan kesehatan,hemat waktu

karena tidak perlu mengunjungi fasilitas/profesi kesehatan,kepuasan


karena ikut berperan aktif dalam pengambilan keputusan terapi, berperan

serta dalam sistem pelayanan kesehatan, menghindari rasa malu atau

stress apabila harus menampakkan bagian tubuh tertentu di depan tenaga

kesehatan, dan membantu pemerintah mengatasi ke-terbatasan jumlah

tenaga kesehatan di masyarakat.(6)

Adapun kekurangan pengobatan sendiri adalah obat dapat

membahayakan kesehatan apabila tidak digunakan sesuai dengan

aturan、 pemborosan biaya dan waktu apabila salah menggunakan obat,

kemungkinan timbulnya reaksi obat yang tidak diinginkan, misainya

sensitivitas, efek samping atau resistensi,penggunaan obat yang salah

akibat informasi yang kurang lengkap dari iklan obat, tidak efektif akibat

salah diagnosis dan pe-milihan obat, dan sulit berpikir dan bertindak

objektif karena pemilihan obat dipengaruhi oleh pengalaman mengguna-

kan obat di masa lalu dan lingkungan sosialnya.(6)

Hasil Susenas 2003 menunjukkan penduduk Indonesia yang

mengeluh sakit dalam kurun waktu sebulan sebelum survey 30,90%.

Dari penduduk yang mengeluh sakit,65,01% memilih pengobatan sendiri

menggunakan obat dan atau obat tradisional. Pengertian obat tradisional

adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,bahan

hewan,bahan mineral, sediaan sarian, atau campuran dari bahan tersebut

yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan

berdasarkan pengalaman.(7)
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat

diambil rumusan masalah dari penelitian adalah “bagaimana penggunaan

obat tradisional dalam upaya pengobatan sendiri di Sumatera Barat dan

mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan obat

tradisional. Manfaat analisis data yang diharapkan adalah sebagai

informasi untuk membuat kebijakan penggunaan obat tradisional dalam

pengobatan sendiri di masyarakat.

c. Metodologi dan Model Analisis

Penggunaan obat tradisional dalam pengobatan sendiri

merupakan

suatu perilaku kesehatan.Menurut Green, dkk (1980), perilaku kesehatan

dapat

dilihat sebagai fungsi pengaruh kolektif dari 3 faktor,yaitu

(a) faktor predisposisi

(predisposing factors) antara lain pengetahuan, sikap, dan persepsi,

(b) faktor pemungkin (enabling factors) antara lain ketersediaan dan

jangkauan yang terkait dengan biaya untuk mendapatkan obat tradisional

dan jarak,dan

(c) faktor penguat(reinforcing factors) antara lain dukungan kungan

sosial.

Berdasarkan teori tersebut dan data yang tersedia, dibuat kerangka

konsep penelitian sbb.


Tidak diteliti karena data pengetahuan.sikap.persepsi sakit dan dukungan

sosial dalam susenas 2004 tidak tersedia.

Berdasarkan kerangka konsep tersebul disusun hipotesis sebagai

berikut:"Secara bersama-sama kelompok umur. jenis kelamin. status

perkawinan. pendidikan,pekerjaan,tempat tinggal. dan jenis keluhan

berhubungan dengan pengobatan sendiri menggunakan obat tradisional".


Definisi operasional variabel disusun sebagai berikut.

VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL


Kelompok Umur responden dihitung sampai dengan ulang tahun

umur terakhir,dibuat kategori:.<20 tahun, 20-24 tahun, 25-29

Jenis kelamin tahun dan 30 tahun keatas.Jenis kelamin dibuat kategori


Status : laki-laki dan perempuan.Status perkawinan
perkawinan responden, dibuat kategori: belum menikah dan
Pendidikan
menikah(termasuk cerai hidup atau cerai
Pekerjaan
mati).Pendidikan responden dinilai dari ijazah tertinggi
Tempat tinggal
yang dimiliki,dibuatkategori: berpendidikan SD
Keluhan sakit
kebawah, SLTP, SLTA, PT.Pekerjaan responden dinilai
kepala
berdasarkan usaha sendiri, buruh tidak tetap, buruh
Keluhan
dibayar, buruh/karyawan atau pegawai. Pekerjaan
demam

Keluhan batuk bebas pertania, pekerjaan bebas non pertanian,

Keluhan pilek pekerjaan tidak dibayar. Tempat tinggal responden,

Keluhan diare dibuat kategori: perkotaan dan pedesaan.keluhan sakit

Penggunaan kepala berulang dibuat kategori: ya dan tidak

obat ada.keluhan panas yang dirasakan dibuat kategori : ya


tradisional dan tidak. keluhan batuk yang dirasakan kategori : ya

dan tlidak ada.keluhan pilek yang dirasakan

kategori :ya dan tidak ada.keluhan diare yang dirasakan

kategori : ya dan tidak ada. ada.keluhan pilek yang

dirasakan responden kategori :ya dan tidak ada.keluhan

asma yang dirasakan kategori : ya dan tidak

ada..Penggunaan obat tradisional dalam upaya

pengobatan sendiri oleh responden yang mengeluh


sakit kurun waktu sebulan terakhir,dibuat kategori:tidak

menggunakan dan menggunakan obat tradisional

Rancangan penelitian yang diguna-kan adalah analisis data

sekunder hasil Data Susenas 2004 ,yang mencakup 4528242 responden

sesumatera Barat. Responden di 16 Kabupaten/kota di Sumatera Barat.

Pe-ngumpulan data Susenas 2004 menggunakan pendekatan survey

(cross sectional) terhadap anggota rumah tangga.

Hasil Uji Chi-Square Variabel Bebas yang Berhubungan dengan

Penggunaan Obat Tradisional dalam Pengobatan Sendiri,Susenas 2004.

VARIABEL BEBAS PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL P


TIDAK YA TOTAL Chi-square
(n=140.219) (n=54.904) (n=195.123)
Kelompok umur
<20 tahun 57,7% 42,3% 100%

20-24 tahun
49,4% 50,6% 100%

25-29 tahun
42 % 58 % 100%

30 keatas
58 % 42% 100%
Jenis kelamin
·Laki-laki 50,8% 49,2% 100%
·Perempuan 49,2% 50,8 % 100%
Status perkawinan
·Belum menikah 48,3% 51,7% 100%
·Menikah 6.8% 93.2% 100%
.Cerai hidup 5% 95% 100%
·Cerai mati 95% 5% 100%
Pendidikan
. SD Kebawah 41,1% 58,9% 100%
SLTP 82,2% 17.8% 100%
SLTA 81% 19% 100%
PT 95,7% 4.3% 100%
Pekerjaan
Berusaha sendiri 71% 29% 100%
Buruh tidak tetap 82,6% 17,4% 100%
Buruh tetap 43,1% 50.9% 100%
Buruh/karyawan/pegawai 22,3% 77,7% 100%
Pekerja bebas dipertanian 165% 83,5% 100%
Pekerjaan bebas di non
13,8% 86,2 % 100%
pertanian
Pekerja tidak dibayar 86,2% 13.8% 100%
Tempat tinggal
Kota 69,6% 30,4% 100%
Desa 30,4% 69,6% 100%
Keluhan
sakit kepala berulang 71.7% 42% 100%
demam 90.8% 9,2% 100%
batuk 89,2% 10,8% 100%
pilek 90% 10 % 100%
diare 98,8% 1,2% 100%
Asma 98,5% 1,5% 100%
Obat tradisional 52,7% 43,7% 100%
Kriteria sampel adalah responden berumur tahun ke atas yang mengeluh sakit
dalam kurun waktu sebulan terakhir sebelum survey dan melakukan pengobatan
sendiri menggunakan obat tradisional. Data yag dikumpulkan mencakup umur,
jenis kelamin, status perkawinan,pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal,jenis
keluhan dan penggunaan obat tradisional. Analisis data berupa proporsi, uji Chi-
square dan uji regresi logistik ganda.
HASIL ANALISIS
Penggunaan dalam Pengobatan Sendiri
Data-data KOR Susenas 2004 terdapat 4528242 responden yang mewakili
penduduk Sumatera Barat. Dari responden tersebut diketahui penduduk yang
mempunyai keluhan sakit dalam sebulan sebelum survai sebanyak 299.463
orang,atau 30.8% nya.Kemudian dari penduduk yang me-ngeluh sakit,sebanyak
753877 orang melakukan pengobatan sendiri,atau 70,1% nya,dan yang
menggunakan obat tradisional sebanyak 356889 orang,atau 47,3%
Tabel | menunjukkan hasil uji Chi Square semua variabel bebas yang
diduga berhubungan dengan penggunaan obat tradisional. Hasil uji statistik
menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
Proporsi penggunakan obat tradisional pada responden kelompok 25-29 tahun
(58,6%) lebih tinggi reponden yang belum lanjut usia (42%). Tidak ada hubungan
bermakna antara responden kelompok umur lanjut usia dan penggunaan obat tra-
disional.
Proporsi penggunaan obat tradisional hampir sama antara responden laki-laki
(49,2%) dan responden perempuan (50,8%). Ada hubungan bermakna antara
responden perempuan dan peng-gunaan obat tradisional (p<0,05).
Proporsi penggunakan obat tradisional pada responden yang belum menikah
(51,7%),lebih rendah daripada respon-den yang menikah(41,5%),cerai hidup
(1.8%) dan cerai mati(5%).Ada hubungan bermakna antara responden yang
menikah dan penggunaan obat tradisional(p<0,05).
Proporsi penggunakan obat tradisional menurun dengan meningkatnya pen-
didikan responden. Penggunaan obat tradisional pada responden yang tidak
sekolah(58,9%) lebih tinggi daripada responden yang berpendidikan tamat
perguruan tinggi (4.3%). Ada hubungan bermakna antara responden yang
berpendidikan rendah (tidak sekolah/tamat SD) dan penggunaan obat
tradisional(p<0.05).
Proporsi menggunakan obat tradisional pada responden yang mempunyai
pekerjaan petani, nelayan dan tidak bekerja(33,3-35,3%) lebih tinggi daripada
responden dengan pekerjaan lainnya(21,0-29,9%).Ada hubungan bermakna antara
jenis pekerjaan responden dan penggunaan obat tradisional(p<0.05).
Proporsi penggunakan obat tradisional pada responden yang bertempat tinggal di
pedesaan (69,6%) lebih tinggi daripada responden yang bertempat tinggal di
perkotaan (30,4%). Ada hubungan bermakna antara tempat tinggal responden di
desa dan penggunaan obat tradisional (p<0,05).
Proporsi penggunakan obat tradisional pada responden yang mengeluh diare
(1,2%) lebih rendah daripada keluhan sakit kepala berulang (4,2%),demam
(9.2%),batuk (10.8%) dan pilek (10%). Ada hubungan bermakna antara res-
ponden yang mengeluh demam,batuk, pilek,diare dan penggunaan obat tra-
disional (p< 0,05).tetapi tidak ada hubungan bermakna antara responden yang
mengeluh sakit kepala dan penggunaan obat tradisional(p>0,05).
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Obat Tradisional Semua
variabel yang bermakna kemudian dilakukan uji regresi logistik ganda
menggunakan metoda backward untuk melihat nilai odd ratio
tradisional dalam pengobatan sendiri.Hasil uji menunjukkan hal-hal sebagai
berikut
Penggunaan obat tradisional oleh responden kelompok lanjut usia ke-
mungkinannya 1,66 kali daripada res-ponden yang belum lanjut usia,setelah
dikontrol variabel status menikah dan tempat tinggal di desa.
Penggunaan obat tradisional oleh responden yang menikah kemungkinannya 1,28
kali daripada responden yang belum menikah,setelah dikontrol variabel kelompok
umur lansia dan tempat tinggal di desa.
Penggunaan obat tradisional oleh responden yang bertempat tinggal di desa
kemungkinannya 1,52 kali dari-pada responden yang bertempat tinggal di kota,
setelah dikontrol variabel kelompok umur lansia dan status menikah

PEMBAHASAN
Penggunaan Obat Tradisional dalam Pengobatan Sendiri
Penggunaan obat tradisional dalam pengobatan sendiri dari penduduk yang
mengeluh sakit berdasarkan data Susenas tahun 2004 tahun dapat disimpulkan
persentase penduduk Sumatera Barat yang mengeluh sakit dalam waktu sebulan
terakhir relatif tetap. Penduduk yang mengeluh sakit dan melakukan pengobatan
sendiri berkisar antara 70,1% Demikian pula penggunaan obat dalam upaya
pengobatan modren oleh penduduk yang mengeluh sakit 77,6%. Namun demikian
penggunaan obat tradisional dalam upaya pengobatan sendiri oleh penduduk yang
mengeluh sakit 47,3%
Persentase terbesar penduduk Sumareta Barat yang
mengeluh sakit memilih melakukan pengobatan sendiri mungkin karena
keluhannya ringan. Menurut Kasniyah (1983). dalam upaya penang-gulangan
penyakit anak balita, umumnya penduduk Jawa Tengah memilih peng-obatan
sendiri untuk sakit ringan, pengobatan medis untuk sakit sedang, dan pengobat
tradisional untuk sakit berat.(16) Penduduk lebih banyak yang menggunakan obat
dalam pengobatan sendiri dibandingkan obat tradisional menurut Supardi, dkk.
(1997),mungkin karena obat relatif lebih singkat digunakan, lebih murah
harganya, dan lebih mudah didapat dibandingkan obat tradisional. Tujuan
responden menggunakan obat tradisional lebih banyak untuk menjaga
kesehatan,mengatasi diare dan pegel linu, dengan hasil 72,2% responden merasa
sembuh/ hilang keluhan setelah menggunakan obat tradisional.(17)
Persentase responden yang meng-gunakan obat tradisional dalam upaya
pengobatan sendiri lebih besar pada kelompok umur lansia,status menikah/
cerai,pendidikan rendah, pekerjaan petani, nelayan atau tidak bekerja,tempat
tinggal di desa, dan keluhan sakit diare (Tabel 1). Hasil ini relative tidak berbeda
dengan hasil analisis data Susenas 2001 yang menunjukkan persentase
penduduk Indonesia yang menggunakan obat tradisional lebih besar pada
kelompok umur lebih tua, pendidikan rendah,tingkat ekonomi rendah dan tempat
tinggal di desa.(18)

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Obat Tradisional


Penggunaan obat tradisional ke-mungkinannya lebih tinggi pada penduduk
Indonesia kelompok lanjut usia, status menikah,dan tempat tinggal di desa Hal ini
mungkin disebabkan karena orang tua lebih menyukai penggunaan obat
tradisional karena lebih mudah dan praktis sama dengan penelitian sebelumnya
yang mendapatkan persentase penduduk yang menggunakan obat tradisional tidak
dipengaruhi oleh kelompok umur.(19) Hasil uji regresi logistik ganda me-
nunjukkan bahwa penduduk yang bertempat tinggal di desa lebih besar
kemungkinannya menggunakan obat tradisional daripada penduduk yang
bertempat tinggal di kota(Tabel 2).Hasil analisis data susenas 2004 oleh Supardi,
dkk. (2005). menunjukkan persentase penduduk Indonesia yang menggunakan
obat tradisional buatan pabrik (46.0%) lebih besar dari pada yang menggunakan
obat tradisional buatan sendiri (39,7%) atau jamu gendong (14,3%). Tempat
tinggal di desa berhubungan bermakna dengan penggunaan obat tradisional buatan
sendiri atau jamu gendong. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
mendapatkan proporsi penduduk yang menggunakan obat tradisional (khususnya
simplisia) lebih banyak tinggal di pedesaan daripada tinggal di perkotaan.(19.20)

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan analisis berdasarkan hasil dan pembahasannya adalah sebagai berikut:
Persentase penduduk Sumatera Barat yang menggunakan obat tradidisional
47,3%. Penggunaan obat tradisional dalam upaya pengobatan sendiri lebih besar
pada kelompok umur lansia, status menikah/ pernah menikah.pendidikan
rendah,pekerjaan petani,nelayan atau tidak bekerja,tempat tinggal di desa, dan
keluhan sakit diare.Secara bersama-sama kelompok umur lansia,tempat tinggal di
desa, dan status menikah berhubungan bermakna dengan penggunaan obat
tradisional.
Berdasarkan simpulan tersebut, disarankan agar Departemen Kesehatan
melakukan pembinaan dan penataan yang lebih baik dan luas terhadap obat
tradisional,mengingat semakin banyaknya masyarakat yang menggunakannya
dalam pengobatan sendiri. Bahkan lebih banyak pada kelompok umur lansia dan
tempat tinggal di desa, sehingga memerlukan penyuluhan dan pembinaan yang
lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Rosenstock,Irwin M.The Hcalth Belief and Preventive Health
Behavior.Health Education Monograph.1974:2(4):354.
Young,James C.. "A model of lllness Treatment Decisions in a Tarascan
Town". Dalam American Ethnologist.1980;7(1): 106-131
Dolinsky,Donna."Psychosocial Aspects of the Illness Experience".Dalam
Wertheimer. A.I. dan Mickcy C.Smith (eds).Pharmacy Practice,Social and
Behavioral Aspects.Third edition,Sydney:Williams & Wilkins,1989; 241-243
Anderson,JAD."Historical Background to Self-care".Dalam Anderson
JAD (ed) Self medication.The Proceeding of Workshop on Self-care. London
MTP Press Limited Lancaster 1979:10-18.
McEwen.J."Self-medication in The Context of Self-care: A
review".Daiam:Anderson, J.A.D (ed).Sell Medication. The Proceedings of
Workshop on Self Care,London:MTP Press Limited Lancaster,1979;95-111.
llolt.Gary A.& Edwin L.Hall."The Pros and Cons of Sell-
medication".Dalam Journal of Pharmacy Technology.September /October
1986;213-218.
Badan Pusat Statistik. 2008. Statistik Kesejahteraan Rakyat (Welfare
Statistics) 2007.Jakarta 2008:72-80.
Green.Lawrence W. Marshall W. Keuter, Sigrid G. Deeds,dan Kay
B.Partridge.Health Education Planning,a Diagnostic Approach. California:
Maylield Publishing Company, 1980:14-15.
Badan Pusat Statistik. Statistik Kesejahteraan Rakyat (Wellarc Statistics)
2000. Jakarta 2001:70-91.
.Badan Pusat Statistik. Indikator Kesejahteraan Rakyat (Welfare Indicators) 2001.
Jakarta 2001:8-13.

Lampiran
Golongan gaji

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid < 180.000 17300 .4 3.9 3.9

180.000-299.999 24076 .5 5.5 9.4

300.000-449.999 64881 1.4 14.7 24.1

450.000-599.999 61100 1.3 13.8 37.9

600.000+ 274358 6.1 62.1 100.0

Total 441715 9.8 100.0

Missing System 4086527 90.2

Total 4528242 100.0


Skt kpl berulang

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Ya 190615 4.2 4.2 4.2

Tidak 4337627 95.8 95.8 100.0

Total 4528242 100.0 100.0

Lainnya

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Ya 256378 5.7 5.7 5.7

Tidak 4271864 94.3 94.3 100.0

Total 4528242 100.0 100.0


Lainnya

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Ya 74206 1.6 9.8 9.8

Tidak 679671 15.0 90.2 100.0

Total 753877 16.6 100.0

Missing System 3774365 83.4

Total 4528242 100.0

Berobat jalan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Ya 463172 10.2 43.1 43.1

Tidak 612633 13.5 56.9 100.0

Total 1075805 23.8 100.0

Missing System 3452437 76.2

Total 4528242 100.0


Astek/Jamsostek

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 34358 .8 .8 .8

2 4493884 99.2 99.2 100.0

Total 4528242 100.0 100.0

Dana Sehat

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 2840 .1 .1 .1

2 4525402 99.9 99.9 100.0

Total 4528242 100.0 100.0


Perusahaan/Kantor

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 50840 1.1 1.1 1.1

2 4477402 98.9 98.9 100.0

Total 4528242 100.0 100.0


Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SD ke bawah 2237731 49.4 58.9 58.9

SLTP 675439 14.9 17.8 76.7

SLTA 722782 16.0 19.0 95.7

PT 163557 3.6 4.3 100.0

Total 3799509 83.9 100.0

Missing System 728733 16.1

Total 4528242 100.0

Usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid < 20 1915256 42.3 42.3 42.3

20 - 24 377776 8.3 8.3 50.6

25 - 29 331846 7.3 7.3 58.0

30 + 1903364 42.0 42.0 100.0

Total 4528242 100.0 100.0


Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SD ke bawah 2237731 49.4 58.9 58.9

SLTP 675439 14.9 17.8 76.7

SLTA 722782 16.0 19.0 95.7

PT 163557 3.6 4.3 100.0

Total 3799509 83.9 100.0

Missing System 728733 16.1

Total 4528242 100.0

<42

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 3549177 78.4 78.4 78.4

1 979065 21.6 21.6 100.0

Total 4528242 100.0 100.0

<36

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 3821914 84.4 84.4 84.4

1 706328 15.6 15.6 100.0

Total 4528242 100.0 100.0


<15

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 4451961 98.3 98.3 98.3

1 76281 1.7 1.7 100.0

Total 4528242 100.0 100.0

Anda mungkin juga menyukai