LOGO
IRNA JUWITA
BP :
No. Telp
PROGRAM STUDI PASCA SARJANA STIE
BUKITTINGGI
2021
A. Latar belakang
oleh praktek perawat, praktek dokter, puskesmas, atau rumah sakit, serta
orang yang usai bekerja keras, atau gejala flu pada cuaca mendung,atau
untuk memilih salah satu dari beberapa sumber pengobatan yang ada,
pengobatan tersebut.(2)
akibat informasi yang kurang lengkap dari iklan obat, tidak efektif akibat
salah diagnosis dan pe-milihan obat, dan sulit berpikir dan bertindak
berdasarkan pengalaman.(7)
B. Rumusan Masalah
merupakan
dapat
dan jarak,dan
sosial.
20-24 tahun
49,4% 50,6% 100%
25-29 tahun
42 % 58 % 100%
30 keatas
58 % 42% 100%
Jenis kelamin
·Laki-laki 50,8% 49,2% 100%
·Perempuan 49,2% 50,8 % 100%
Status perkawinan
·Belum menikah 48,3% 51,7% 100%
·Menikah 6.8% 93.2% 100%
.Cerai hidup 5% 95% 100%
·Cerai mati 95% 5% 100%
Pendidikan
. SD Kebawah 41,1% 58,9% 100%
SLTP 82,2% 17.8% 100%
SLTA 81% 19% 100%
PT 95,7% 4.3% 100%
Pekerjaan
Berusaha sendiri 71% 29% 100%
Buruh tidak tetap 82,6% 17,4% 100%
Buruh tetap 43,1% 50.9% 100%
Buruh/karyawan/pegawai 22,3% 77,7% 100%
Pekerja bebas dipertanian 165% 83,5% 100%
Pekerjaan bebas di non
13,8% 86,2 % 100%
pertanian
Pekerja tidak dibayar 86,2% 13.8% 100%
Tempat tinggal
Kota 69,6% 30,4% 100%
Desa 30,4% 69,6% 100%
Keluhan
sakit kepala berulang 71.7% 42% 100%
demam 90.8% 9,2% 100%
batuk 89,2% 10,8% 100%
pilek 90% 10 % 100%
diare 98,8% 1,2% 100%
Asma 98,5% 1,5% 100%
Obat tradisional 52,7% 43,7% 100%
Kriteria sampel adalah responden berumur tahun ke atas yang mengeluh sakit
dalam kurun waktu sebulan terakhir sebelum survey dan melakukan pengobatan
sendiri menggunakan obat tradisional. Data yag dikumpulkan mencakup umur,
jenis kelamin, status perkawinan,pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal,jenis
keluhan dan penggunaan obat tradisional. Analisis data berupa proporsi, uji Chi-
square dan uji regresi logistik ganda.
HASIL ANALISIS
Penggunaan dalam Pengobatan Sendiri
Data-data KOR Susenas 2004 terdapat 4528242 responden yang mewakili
penduduk Sumatera Barat. Dari responden tersebut diketahui penduduk yang
mempunyai keluhan sakit dalam sebulan sebelum survai sebanyak 299.463
orang,atau 30.8% nya.Kemudian dari penduduk yang me-ngeluh sakit,sebanyak
753877 orang melakukan pengobatan sendiri,atau 70,1% nya,dan yang
menggunakan obat tradisional sebanyak 356889 orang,atau 47,3%
Tabel | menunjukkan hasil uji Chi Square semua variabel bebas yang
diduga berhubungan dengan penggunaan obat tradisional. Hasil uji statistik
menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
Proporsi penggunakan obat tradisional pada responden kelompok 25-29 tahun
(58,6%) lebih tinggi reponden yang belum lanjut usia (42%). Tidak ada hubungan
bermakna antara responden kelompok umur lanjut usia dan penggunaan obat tra-
disional.
Proporsi penggunaan obat tradisional hampir sama antara responden laki-laki
(49,2%) dan responden perempuan (50,8%). Ada hubungan bermakna antara
responden perempuan dan peng-gunaan obat tradisional (p<0,05).
Proporsi penggunakan obat tradisional pada responden yang belum menikah
(51,7%),lebih rendah daripada respon-den yang menikah(41,5%),cerai hidup
(1.8%) dan cerai mati(5%).Ada hubungan bermakna antara responden yang
menikah dan penggunaan obat tradisional(p<0,05).
Proporsi penggunakan obat tradisional menurun dengan meningkatnya pen-
didikan responden. Penggunaan obat tradisional pada responden yang tidak
sekolah(58,9%) lebih tinggi daripada responden yang berpendidikan tamat
perguruan tinggi (4.3%). Ada hubungan bermakna antara responden yang
berpendidikan rendah (tidak sekolah/tamat SD) dan penggunaan obat
tradisional(p<0.05).
Proporsi menggunakan obat tradisional pada responden yang mempunyai
pekerjaan petani, nelayan dan tidak bekerja(33,3-35,3%) lebih tinggi daripada
responden dengan pekerjaan lainnya(21,0-29,9%).Ada hubungan bermakna antara
jenis pekerjaan responden dan penggunaan obat tradisional(p<0.05).
Proporsi penggunakan obat tradisional pada responden yang bertempat tinggal di
pedesaan (69,6%) lebih tinggi daripada responden yang bertempat tinggal di
perkotaan (30,4%). Ada hubungan bermakna antara tempat tinggal responden di
desa dan penggunaan obat tradisional (p<0,05).
Proporsi penggunakan obat tradisional pada responden yang mengeluh diare
(1,2%) lebih rendah daripada keluhan sakit kepala berulang (4,2%),demam
(9.2%),batuk (10.8%) dan pilek (10%). Ada hubungan bermakna antara res-
ponden yang mengeluh demam,batuk, pilek,diare dan penggunaan obat tra-
disional (p< 0,05).tetapi tidak ada hubungan bermakna antara responden yang
mengeluh sakit kepala dan penggunaan obat tradisional(p>0,05).
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Obat Tradisional Semua
variabel yang bermakna kemudian dilakukan uji regresi logistik ganda
menggunakan metoda backward untuk melihat nilai odd ratio
tradisional dalam pengobatan sendiri.Hasil uji menunjukkan hal-hal sebagai
berikut
Penggunaan obat tradisional oleh responden kelompok lanjut usia ke-
mungkinannya 1,66 kali daripada res-ponden yang belum lanjut usia,setelah
dikontrol variabel status menikah dan tempat tinggal di desa.
Penggunaan obat tradisional oleh responden yang menikah kemungkinannya 1,28
kali daripada responden yang belum menikah,setelah dikontrol variabel kelompok
umur lansia dan tempat tinggal di desa.
Penggunaan obat tradisional oleh responden yang bertempat tinggal di desa
kemungkinannya 1,52 kali dari-pada responden yang bertempat tinggal di kota,
setelah dikontrol variabel kelompok umur lansia dan status menikah
PEMBAHASAN
Penggunaan Obat Tradisional dalam Pengobatan Sendiri
Penggunaan obat tradisional dalam pengobatan sendiri dari penduduk yang
mengeluh sakit berdasarkan data Susenas tahun 2004 tahun dapat disimpulkan
persentase penduduk Sumatera Barat yang mengeluh sakit dalam waktu sebulan
terakhir relatif tetap. Penduduk yang mengeluh sakit dan melakukan pengobatan
sendiri berkisar antara 70,1% Demikian pula penggunaan obat dalam upaya
pengobatan modren oleh penduduk yang mengeluh sakit 77,6%. Namun demikian
penggunaan obat tradisional dalam upaya pengobatan sendiri oleh penduduk yang
mengeluh sakit 47,3%
Persentase terbesar penduduk Sumareta Barat yang
mengeluh sakit memilih melakukan pengobatan sendiri mungkin karena
keluhannya ringan. Menurut Kasniyah (1983). dalam upaya penang-gulangan
penyakit anak balita, umumnya penduduk Jawa Tengah memilih peng-obatan
sendiri untuk sakit ringan, pengobatan medis untuk sakit sedang, dan pengobat
tradisional untuk sakit berat.(16) Penduduk lebih banyak yang menggunakan obat
dalam pengobatan sendiri dibandingkan obat tradisional menurut Supardi, dkk.
(1997),mungkin karena obat relatif lebih singkat digunakan, lebih murah
harganya, dan lebih mudah didapat dibandingkan obat tradisional. Tujuan
responden menggunakan obat tradisional lebih banyak untuk menjaga
kesehatan,mengatasi diare dan pegel linu, dengan hasil 72,2% responden merasa
sembuh/ hilang keluhan setelah menggunakan obat tradisional.(17)
Persentase responden yang meng-gunakan obat tradisional dalam upaya
pengobatan sendiri lebih besar pada kelompok umur lansia,status menikah/
cerai,pendidikan rendah, pekerjaan petani, nelayan atau tidak bekerja,tempat
tinggal di desa, dan keluhan sakit diare (Tabel 1). Hasil ini relative tidak berbeda
dengan hasil analisis data Susenas 2001 yang menunjukkan persentase
penduduk Indonesia yang menggunakan obat tradisional lebih besar pada
kelompok umur lebih tua, pendidikan rendah,tingkat ekonomi rendah dan tempat
tinggal di desa.(18)
DAFTAR PUSTAKA
Rosenstock,Irwin M.The Hcalth Belief and Preventive Health
Behavior.Health Education Monograph.1974:2(4):354.
Young,James C.. "A model of lllness Treatment Decisions in a Tarascan
Town". Dalam American Ethnologist.1980;7(1): 106-131
Dolinsky,Donna."Psychosocial Aspects of the Illness Experience".Dalam
Wertheimer. A.I. dan Mickcy C.Smith (eds).Pharmacy Practice,Social and
Behavioral Aspects.Third edition,Sydney:Williams & Wilkins,1989; 241-243
Anderson,JAD."Historical Background to Self-care".Dalam Anderson
JAD (ed) Self medication.The Proceeding of Workshop on Self-care. London
MTP Press Limited Lancaster 1979:10-18.
McEwen.J."Self-medication in The Context of Self-care: A
review".Daiam:Anderson, J.A.D (ed).Sell Medication. The Proceedings of
Workshop on Self Care,London:MTP Press Limited Lancaster,1979;95-111.
llolt.Gary A.& Edwin L.Hall."The Pros and Cons of Sell-
medication".Dalam Journal of Pharmacy Technology.September /October
1986;213-218.
Badan Pusat Statistik. 2008. Statistik Kesejahteraan Rakyat (Welfare
Statistics) 2007.Jakarta 2008:72-80.
Green.Lawrence W. Marshall W. Keuter, Sigrid G. Deeds,dan Kay
B.Partridge.Health Education Planning,a Diagnostic Approach. California:
Maylield Publishing Company, 1980:14-15.
Badan Pusat Statistik. Statistik Kesejahteraan Rakyat (Wellarc Statistics)
2000. Jakarta 2001:70-91.
.Badan Pusat Statistik. Indikator Kesejahteraan Rakyat (Welfare Indicators) 2001.
Jakarta 2001:8-13.
Lampiran
Golongan gaji
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Lainnya
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Berobat jalan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 34358 .8 .8 .8
Dana Sehat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 2840 .1 .1 .1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
<42
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
<36
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent