PRACTICE)
Untuk Memehuni Mata Ajar EBP (Evidance Based Practice)
Disusun Oleh :
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya Kelompok dapat menyelesaikan tugas Makalah Ilmiah
Keperawatan yang berjudul “Menganalisis Model EBP (Evidence Based
Practice)“ ini dengan tepat waktu.
Tugas ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas mata
kuliah EBP (Evidence Based Practice/Praktik Berbasis Bukti). Kelompok
menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih belum sempurna, hal ini
dikarenakan keterbatas dan kemampuan yang kami miliki, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna untuk
kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata semoga tugas mata kuliah Sains Keperawatan ini dapat
bermanfaat bagi kelompok khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa membalas budi kebaikan dan menjadikan pahala bagi
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini hingga selesai.
Bandung, Oktober2022
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan..............................................................................................................2
1.3 Manfaat............................................................................................................2
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan......................................................................................................24
4.2 Saran................................................................................................................25
iii
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................26
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Model Settler
3
1) Memfasilitasi pemikiran kritis tentang aplikasi praktis dari temuan
penelitian;
1) Fase 1. Persiapan
2) Fase 2. Validasi
4
Mencerminkan variabel atau hubungan yang dipelajari dengan cara
yang dapat digunakan secara praktis (misalnya dalam hal sifat
operasional sebenarnya dari intervensi dan kualifikasi potensial
atau kondisi aplikasi yang mungkin menjadi kunci untuk
penggunaan di masa depan).
3) Fase 3. Perbandingan evaluasi dan pengambilan keputusan
5
- Menulis generalisasi yang secara logis mengambil temuan penelitian
dan membentuk istilah tindakan (menggunakan pernyataan
ringkasan dari Tahap II/III). Secara khusus, mengartikulasikan
bagaimana implementasi temuan yang disintesis, mengidentifikasi
implikasi praktik yang menjawab pertanyaan keseluruhan, "Jadi
apa?".
- Mengidentifikasi jenis penggunaan penelitian (kognitif, simbolik dan
instrumental). Identifikasi metode penggunaan (informal/formal,
langsung/tidak langsung).
- Identifikasi tingkat penggunaan (individu, kelompok, organisasi).
- Menilai apakah terjemahan atau penggunaan melampaui
temuan/bukti aktual.
- Pertimbangkan perlunya variasi yang sesuai dan beralasan dalam
kasus-kasus tertentu.
- Rencanakan penyebaran formal dan strategi perubahan.
5) Fase 5. Evaluasi
6
sebagai fokus ataupun fokus masalah. Jika masalah mengenai prioritas dari
suatu organisasi, tim segera dibentuk. Tim terdiri dari stakeholders,
klinisian, staf perawat, dan tenaga kesehatan lain yang dirasakan penting
untuk dilibatkan dalam EBP. Langkah selanjutnya adalah menyintesis
EBP. Perubahan terjadi dan dilakukan jika terdapat cukup bukti yang
mendukung untuk terjadinya perubahan . kemudian dilakukan evaluasi dan
diikuti dengan diseminasi (Jones & Bartlett, 2004).
1) Bukti Eksternal
a. Hasil penelitian
7
d. Hasil dari diskusi panel para ahli
2) Bukti Internal
a. Penilian klinis
b. Hasil dari proyek peningkatan kualitas dalam rangkaa meningkatkan
kualitas pelayanan klinik
c. Hasil dari pengkajian dan evaluasi pasien
d. Alasan klinis
e. Evaluasi dan penggunaan sumber daya tenaga kesehatan yang
diperlukan untuk melakukan tratment yang dipilij
f. Mencapai hasil yang diharapkan
8
memberikan pelayanan. Hal atau kriteria yang paling menunjukkan seorang
perawat ahli klinis atau clinical expertise adalah pengalaman kerja yang
sudah cukup lama, tingkat pendidikan, literatur klinis yang dimiliki serta
pemahamannnya terhadap research. Sedangkan patient preference adalah
pilihan pasien, kebutuhan pasien harapan, nilai, hubungan atau ikatan, dan
tingkat keyakinannya terhadap budaya. Melalui proses EBP, pasien dan
keluarganya akan ikut aktif berperan dalam mengatur dan memilih pelayanan
kesehatan yang akan diberikan. Kebutuhan pasien bisa dilakukan dalam
bentuk tindakan pencegahan, health promotion, pengobatan penyakit kronis
ataupun akut, serta proses rehabilitasi. Beberapa komponen dari EBP dan
dijadikan alat yang akan menerjemahkan bukti kedalam praktek dan
berintegrasi dengan bukti internal untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
9
sejenis RCT tidak tersedia. Begitu juga dengan teori-teori, pilihan atau nilai
pasien untuk membuat keputusan klinis guna meningkatkan kualitas
pelayanan kepada pasien. Klinisi sering kali bertanya bagaimana bukti dan
jenis bukti yang bisa dibutuhkan sampai bisa merubah praktek. Level dan
kualitas evidenceatau bukti bisa dijadikan dasar dan meningkatkan
kepercayaan diri seorang klinisi untuk merubah praktek (Dicenso et al.,
2014).
10
demikian, tanpa adanya budaya yang mendukung, semangat untuk
menyelidiki atau meneliti baik dalam lingkup individu ataupun institusi
tidak akan bisa berhasil dan dipertahankan.
11
(Bostwick et al., 2013) menyatakan bahwa pada langkah
selanjutnya membuat pertanyaan klinis dengan menggunakan format
PICOT yaitu P(Patient atau populasi), I(Intervention atau tindakan atau
pokok persoalan yang menarik), C(Comparison intervention atau
intervensi yang dibandidngkan), O(Outcome atau hasil) serta T(Time
frame atau kerangka waktu). Ataupun dalam penggunaan PICOT non
intervensi seperti bagaimana seorang ibu baru (Population) yang
payudaranya terkena komplikasi (Issueof interest) terhadap
kemampuannya dalam memberikan ASI (Outcome) pada 3 bulan pertama
pada saat bayi baru lahir.
Hasil atau sumber data atau literatur yang dihasilkan akan sangat
berbeda jika kita menggunakan pertanyaan yang tidak tepat makan kita
akan mendapatkan berbagai abstrak yang tidak relevan dengan apa yang
kita butuhkan (Melnyk & Fineout, 2011). Sedangkan dalam loBiondo &
haber, (2006) dicontohkan cara memformulasikan pertanyaan EBP yaitu
pada lansia dengan fraktur hip(patient/problem), apakah patientanalgesic
control (intervensi) lebih efektif dibandingkan dengan standard of care
nurse administartif analgesic(comparison) dalam menurunkan intensitas
nyeri dan menurunkan LOS (Outcome).
12
ditemukan pada beberapa data base seperti CINAHL, MEDLINE,
PUBMED, NEJM dan COHRANE LIBRARY (Melnyk & Fineout, 2011).
e. Bukti dari systematic riview yang berasal dari penelitian kualitatif dan
diskriptif.
13
a. Memilih databased (CINAHL, Medline etc)
b. Menerjemahkan istilah atau pertanyaan kedalam perbendaharaan kata
dalam database, sebagai contoh fall map menjadiaccidental fall
c. Menggunakan limit baik dalam jenis, tahun dan umur Limit atau
membatasi umur seperti aged, and over, limit tipe publikasi seperti
“metaanalisis atau systematic review”, dan limit tahun publikasi seperti
2010-2015
d. Membandingkan dengan database yang lain seperti cohrane, psycINFO
e. Melakukan evaluasi hasil, ulangi ke step 2 jika diperlukan Sedangkan
menurut (Newhouse, 2007) .
14
Contohnya adalah limit terakhir 5 tahun untuk jurnal atau english or
american only.
d. Melakukan evaluasi memilih evidence dengan metode terbaik dan
menyimpan hasil Sedangkan menurut (Bowman et al., dalam levin &
feldman, 2012).
e. Melakukan penilaian (appraisal) terhadap bukti-bukti yang ditemukan
f. Mengintegrasikan bukti dengan keahlian klinis dan pilihan pasien untuk
membuat keputusan klinis terbaik
g. Evaluasi hasil dari perubahan praktek setelah penerapan EBP
h. Menyebarluaskan hasil (disseminate outcome)
a. Bukti yang berasal dari opini dan komite ahli.
15
dengan baik, bagaimana bagaimana proses random pada kelompok
kontrol dan intervensi, equal atau tidak.
b. Reliability Reliabel maksudnya adalah konsistensi hasil yang mungkin
didapatkan dalam membuat keputusan klinis dengan
mengimplementasikan evidence tersebut, apakah intervensi tersebut
dapat dikerjakan serta seberapa besar dampak dari intervensi yang
mungkin didapatkan.
c. Applicability
Applicable maksudnya adalah kemungkinan hasilnya bisa di
implementasikan dan bisa membantu kondisi pasien. Hal tersebut bisa
dilakukan dengan mempertimbangkan apakah subjek penelitiannya
sama, keuntungan dan resiko dari intervensi tersebut dan keinginan
pasien (patient preference) dengan intervensi tersebut.
16
Evaluasi terhadap pelaksanaan evidence basedsangat perlu
dilakukan untuk mengetahui seberapa efektif evidence yang telah
diterapkan, apakah perubahan yang terjadi sudah sesuai dengan hasil yang
diharapkan dan apakah evidence tersebut berdampak pada peningkatan
kualitas kesehatan pasien (Melnyk & Fineout, 2011).
17
4. Praktek berdasarkan fakta berperan penting dalam perawatan kesehatan.
5. Praktek berdasarkan hasil temuan riset akan meningkatkan kualitas
praktek, penggunaan biaya yang efektif pada pelayanan kesehatan.
6. Penggunaan EBP meningkatkan profesionalisme dan diikuti dengan
evaluasi yang berkelanjutan.
7. Perawat membutuhkan peran dari fakta untuk meningkatkan intuisi,
observasi pada klien dan bagaimana respons terhadap intervensi yang
diberikan. Dalam tindakan diharapkan perawat memperhatikan etnik,
sex, usia, kultur dan status kesehatan.
18
BAB III
A. Deskripsi Singkat
Penggunaan Evidence-based Practice (EBP) masih belum
terlaksana dengan baik. Masih ditemukannya intervensi keperawatan
yang berdasarkan “kebiasaan”. Perawat harus secara sistematis
menggunakan bukti-bukti terbaik yangaktual dalam membuat keputusan
mengenai cara menangani pasien. Tujuan penelitian ini untuk
mengidentifikasi hubungan tingkat pendidikan perawat dengan
kompetensi dalam melakukan EBP. Metode: Penelitian kuantitatif
korelasional dengan pendekatan Cross-sectional pada Desember 2012
dilakukan di Siloam Hospitals Kebun Jeruk. Sampel pada penelitian ini
adalah perawat yang bekerja di Siloam Hospitals sejumlah 105 yang
terjaring melalui proporsional stratified random sampling. Instrumen
yang digunakan adalah kuesioner Evidence Based Practice
Questionnaire (EBPQ) Upton D Upton terdiri dari 24 pertanyaan
mencakup aspek pengetahuan, sikap perawat, perilaku perawat dalam
melakukan EBP yang di beri skala 1- 7. Analisis data menggunakan
frekuensi, persentase dan uji chi square. Hasil: Terdapat 20 perawat (19,
1%) memiliki kompetensi kurang baik, 56 perawat (53,3%) memiliki
kompetensi cukup baik dan 29 perawat (27,6%) memiliki kompetensi
baik. Ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan
kompetensi perawat dalam melakukan EBP di Siloam Hospitals Kebon
Jeruk yang dibuktikan dengan p Value = 0,006 (< α = 0,05). Diskusi:
Diharapkan agar setiap perawat dapat meningkatkan pendidikannya ke
jenjang yang lebih tinggi, karena terbukti bahwa pendidikan dapat
menuntun seseorang terampil dalam mencari sumber penelitian,
19
berorganisasi dan bersikap profesional dalam bekerja, meningkatkan
akses-akses untuk meningkatkan dan menerapkan praktik berdasarkan
bukti (EBP).
B. Pembahasan
Pada hasil korelasi antara pendidikan dengan kompetensi perawat
dalam melakukan EBP di Siloam Hospitals Kebon Jeruk didapatkan
hasil dengan p value = 0,006 < α = 0,05. Dari hasil ini ini menunjukkan
adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan kompetensi
dalam melakukan EBP. Dimana semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang maka semakin baik pula kompetensinya dalam melakukan
EBP.
20
Pendapat Gibson 1985 yang dikutip Maryani (2006), juga
menyatakan bahwa tingkat pendidikan yang lebih tinggi umumnya akan
menyebabkanseseorang lebih mampu dan bersedia menerima posisi dan
tanggung jawab. Penulis berpendapat bahwa perawat yang mempunyai
pendidikan tinggi akan mempunyai kompetensi yang lebih tinggi dalam
bidang keperawatan, lebih mudah memahami tentang penilaian angka
kredit sehingga perawat termotivasi dan berusaha untuk menampilkan
kinerja lebih baik.
A. Deskripsi singkat
21
Penggunaan teknologi untuk mengembangkan aplikasi dalam penerapan
EBNP bersama tim IT tentang catatan digital dan masukan dari expert
tentang metode input (voice to text), maka tercipta sebuah aplikasi
berbasis Dynamic Website bersifat personal dengan nama online START
EBP. Fitur aplikasi yang dimiliki meliputi menu registrasi, menu profile,
menu tujuh langkah pencarian bukti (searching journals, appraisal, share
link review expert dan partisipan, monitoring dan evaluasi), resume pdf,
link media Jurnal club. Aplikasi Online START ringan dan dapat
digunakan diberbagai platform digital dengan setiap tahapan EBNP yang
tersimpan dengan baik kedalam database. Penggunaan aplikasi Online
START EBP dapat menjadi alternatif modern dalam upaya promosi
EBNP bagi perawat klinik.
B. Pembahasan
22
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian-penelitian
sebelumnya seperti Penerapan Telehealth berdampak pada peningkatan
kesehatan dan keterampilan perawat dalam melakukan asuhan (Istifada et
al., 2017). Penggunaan Mobile–Health dapat meningkatkan kualitas
pelayanan home hospital di berbagai kontinum perawatan seperti pada
seting perawatan anak kronis dengan pendekatan home hospital (Efendi &
Sari, 2017). Penerapan E- learning dan berbagai aplikasinya dalam dunia
pendidikan keperawatan menjadi alternatif dalam menawarkan
pembelajaran yang memiliki banyak manfaat (Tarnoto, 2018). Aplikasi
monitoring pemberian obat bagi pasien menggunakan smartphone android
membantu perawat dalam mengontrol dan mengurangi resiko kesalahan
pemberian obat (Ayumi & Noprisson, 2018).
23
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
24
4.2 Saran
25
DAFTAR PUSTAKA
Melnyk, B. M., Gallagher-Ford, L., Long, L. E., & Fineout- Overholt, E. (2014).
The establishment of evidence-based practice competencies for practicing
registered nurses and advanced practice nurses in real-world clinical
settings: proficiencies to improve healthcare quality, reliability, patient
outcomes, and costs. Worldviews on Evidence- Based Nursing, 11(1), 5–15.
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/24447399/, (Diakses Tanggal, 11 Oktober
2021).
Newhouse, R. P., Sigma Theta Tau International, Johns Hopkins Hospital, &
Johns Hopkins University (Eds.). (2007). Johns Hopkins nursing evidence-
based practice model and guidelines. Indianapolis: Sigma Theta Tau
International Honor Society of Nursing. http://ebooks.lib.unair.ac.id/download.php?id=10108,
(Diakses Tanggal, 11 Oktober 2021).
Polit, D. F., & Beck, C. T. (2008). Nursing research: Generating and assessing
evidence for nursing practice. Lippincott Williams & Wilkins.
https://www.scirp.org/(S(351jmbntvnsjt1aadkposzje))/reference/References
Papers.aspx?ReferenceID=1926498, (Diakses Tanggal, 11 Oktober 2021).
26
Polit, D. F., & Beck, C. T. (2013). Essentials of nursing research: Appraising
evidence for nursing practice. Lippincott Williams & Wilkins.
http://opac.fkik.uin-
alauddin.ac.id/repository/Denise_F._Polit_Essentials_of_Nursing_Research
_Appraising_Evidence_for_Nursing_Practice_Essentials_of_Nursing_Rese
arch_Polit 2009.pdf, (Diakses Tanggal, 11 Oktober 2021).
Salminen, H., Zary, N., Björklund, K., Toth-Pal, E., & Leanderson, C. (2014).
Virtual patients in primary care: developing a reusable model that fosters
reflective practice and clinical reasoning. Journal of medical Internet
research, 16(1), e3, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/24394603/, (Diakses
Tanggal, 11 Oktober 2021).
Schneider, Z., & Whitehead, D. (2013). Nursing and midwifery research: methods
and appraisal for evidence-based practice. Elsevier Australia.
https://www.elsevier.com/books/nursing-and-midwifery-research/whitehead/978-0-
7295-4137-4, (Diakses Tanggal, 11 Oktober 2021).
Tilson, J. K., Kaplan, S. L., Harris, J. L., Hutchinson, A., Ilic, D., Niederman, R.,
... Zwolsman, S. E. (2011). Sicily statement on classification and
development of evidence- based practice learning assessment tools.
https://bmcmededuc.biomedcentral.com/articles/10.1186/1472-6920-11-78,
(Diakses Tanggal, 11 Oktober 2021).
27