Anda di halaman 1dari 6

Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2001

FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI


KUALITAS KULIT MENTAH KELINCI REX
ROSSUARTINI DAN R. DENNY PURNAMA
Balai Penelitian Ternak PO Box 221 Bogor 16002

RINGKASAN

Hasil penyamakan pada kulit bulu (fur) kelinci Rex dengan metoda
chrom memiliki kualitas fisik kulit yang menyamai Standard Industri Indonesia
(SII no. 0061-74) kulit kambing untuk jaket . Berdasarkan penilaian
organoleptik seperti kepadatan bulu, kerontokan bulu, kilap bulu dan
penampilan bulu (fur) sangat dipengaruhi oleh kualitas kulit mentah yang akan
disamak. Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas kulit mentah kelinci Rex,
seperti cara pemeliharaan, kualitas pakan, lingkungan pemeliharaan, umur
potong, cara pengulitan dan metoda pengawetan. Tulisan ini membahas faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi kualitas kulit mentah kelinci Rex dan cara
memperkecil pengaruh tersebut agar mendapatkan kualitas kulit mentah yang
berkualitas .
Kata kunci : Kelinci Rex, kulit mentah, kualitas

PENDAHULUAN

Kelinci Rex sebagai kelinci penghasil kulit bulu (fur) yang sangat baik
mulai dikembangkan di Balitnak sejak tahun 1988 . Berbagai metoda
penyamakan kulit bulu (fur) kelinci Rex telah dilakukan di Balai Besar Barang
Kulit Karet dan Plastik (BBKKP) Yogyakarta. Metoda penyamakan chrom
pada kulit bulu (fur) kelinci Rex menghasilkan kualitas fisik kulit yang dapat
menyamai Standard Industri Indonesia (SII no. 0061-74) untuk kulit kambing
untuk jaket (RAHARJO, 1990) . Sedangkan untuk penilaian organoleptik kulit
seperti kepadatan bulu, kerontokan bulu, kilap bulu dan penampilan bulu (fur)
dipengaruhi oleh kualitas kulit mentah yang akan disamak .
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kualitas kulit mentah kelinci
Rex seperti cara pemeliharaan, kualitas pakan, lingkungan pemeliharaan, umur
potong, cara pengulitan dan metoda pengawetan kulit.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan bagaimana
faktor-faktor tersebut dapat berpengaruh terhadap kulit mentah dan cara
memperkecil pengaruh sehingga mendapatkan kualitas kulit mentah yang
bennutu .
Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2001

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS


KULIT MENTAH KELINCI REX DAN CARA MENGATASINYA

Cara Pemeliharaan menjelang umur potong


Untuk mempertahankan kualitas bulu, kelinci Rex yang memasuki usia
potong dipelihara dalam kandang individu dengan ukuran 30 cm x 75 cm. Agar
kelinci tidak saling menggigit dan saling mencabuti bulu, sekat antara kandang
ditutup dengan seng sehingga kelinci tidak saling melihat . Hal ini penting
dilakukan, karena kelinci memasuki usia dewasa kelamin akan terjadi
perubahan perilaku yang cenderung agresif Jika kandang tidak ditutup dengan
seng, kerugian yang ditimbulkan cukup besar akibat saling gigit dan mencabuti
bulu karena bagian kulit bulu yang rusak adalah bagian croupon yang bernilai
tinggi.
Untuk mencegah timbulnya penyakit kulit seperti scabies yang dapat
merusak kulit, kebersihan dan sanitasi kandang harus diperhatikan . Kerugian
akibat menyebarnya penyakit scabies sangat besar pada pemeliharaan kelinci
Rex, oleh karena itu jika ada ternak yang menunjukkan gejala scabies sebaiknya
ternak dimusnahkan.
Selain itu penempatan kandang harus diperhatikan, usahakan sinar
matahari tidak masuk secara langsung ke dalam kandang. Sinar ultra violet dari
sinar matahari jika terkena bulu terutama bulu kelinci Rex yang berwarna gelap
(hitam) dapat mengakibatkan bulu seperti terbakar dan warnanya menjadi
kemerahan . Jika hal ini terjadi dapat menurunkan kualitas bulu (fur) terutama
pada pembuatan garmen yang membutuhkan warna bulu yang seragam.
1 . Kualitas Pakan
Sebagai ternak herbivora non ruminansia, kelinci Rex memiliki
kemampuan memanfaatkan hijauan secara efisien sehingga tidak membutuhkan
pakan konsentrat terlalu banyak.
Banyak jenis hijauan yang dapat dimanfaatkan mulai dari leguminosa
pohon (kaliandra, lamtoro dll .), leguminosa perdu (centrocema, arakhis, dll .),
rumput-rumputan dan limbah sayuran seperti daun wortel, daun singkong, daun
kol dll . Yang perlu diperhatikan adalah jenis hijauan yang mengandung banyak
mimosin, seperti lamtoro dan kaliandra . Jumlah pemberian hijauan ini jangan
terlalu banyak karena dapat merontokan bulu. Cara pemberian sebaiknya dalam
bentuk yang telah dilayukan tersebih dahulu, karena jika diberikan dalam
bentuk segar dan basah dapat memudahkan terserang oleh penyakit kulit seperti
scabies .
2. Lingkungan pemeliharaan
Untuk memperoleh kualitas fur yang baik, kelinci Rex yang akan
dipotong dipelihara pada lingkungan suhu yang rendah dengan ketinggian 1300
m sampai dengan 1500 m dari pennukaan laut. Menurut SARTIKA DAN
RAHARJO (1990) . Temperatur lokasi pemeliharaan dapat mempengaruhi density
(kepadatan) bulu kelinci Rex . Temperatur yang rendah (dingin) dapat

90
Teniu Teknis Fungsional Non Peneliti 2001

merangsang tumbuhnya buiu yang padat karena diperlukan untuk mengimbangi


suhu lingkungan terhadap temperatur tubuh .
Jika kelinci Rex dipelihara pada suhu lingkungan yang panas akan
mendapatkan kualitas fur yang jelek, oleh karena pada daerah yang panas untuk
pembesaran sampai umur potong harus dipelihara pada ruangan berAC dengan
suhu berkisar antara 16 - 180C.
3. Umur potong
Umur potong kelinci Rex sangat berhubungan dengan keprimaan
kulit yaitu presentase dari luas kulit yang prima yang memiliki bagian
pertumbuhan bulu sempurna dibandingkan dengan Was kulit yang tidak prima
CHEEKS at al, (1987). Mengemukakan bahwa kelinci Rex mengalami
3 siklus keprimaan yaitu "Bish Prime" (umur 2,5 bulan), "Intermediate Prime
(umur 2,5 bulan - umur 5 bulan) dan "Senior Prime" (umur 5 bulan keatas) .
Pada "Senior Prime tingkat keprimaan dapat mencapai lebih dari 80 %. Bagian
bulu yang tidak prime yaitu bulunya mudah rontok sehingga jika persentase
yang tidak prima masih terlalu tinggi maka kulit bulu tersebut tidak dapat
dipakai sebagai bahan baku industri khusunya industri garmen. RAHARJO, et al.
(1990) menganjurkan pemotongan kelinci Rex pada umur 5 - 6 bulan pada saat
"Senior Prime" dan persentase keprimaan telah mencapai lebih dari 80 °/0 . Yang
perlu diperhatikan adalah jangan sampai maksimal keprimaan terlewati, jika
terlewati kelinci akan mengalami kerontokan bulu.
Untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan keprimaan secara berkala . Cara
mengetahui persentase keprimaan kulit bulu kelinci Rex dapat menggunakan
metoda STEWART (1984) yaitu dengan meniup bulu kelinci Rex dan dilihat pada
permukaan kulitnya apakah kulit sudah matang (terlihat dari bercak pigmentasi
kulit) . Pemeriksaan dilakukan pada daerah tulang belakang mulai dari bagian
punggung terus ke bagian ekor lalu turun sampai kebawah perut

Gambar l .Gambaran pigmentasi pada keprimaan kulit bulu kelinci


Rex

91
Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2001

1 . Cara pengulitan ternak kelinci


Pengulitan adalah proses pelepasan kulit dari tubuh setelah kelinci
dipotong . Cara pengulitan harus dilakukan secara hati-hati terutama pada waktu
membelah kulit bagian perut dari leher ke ekor. Penbelahan harus dilakukan
secara simetris sehingga bagian croupun kulit terbentuk secara utuh.
Urutan cara pengulitan sebagai berikut
a. Setelah kelinci dipotong, lalu kedua kaki belakang digantung pada palang
yang telah disediakan .
b. Yang pertama dilakukan adalah melakukan sayatan dari kaki kanan ke kaki
kiri pada bagian ekor. Selanjutnya kulit dipisahkan dari tubuh bersama
lapisan sub cutis.
c. Setelah bagian atas kulit terlepas lalu ditarik ke bawah.
d. Selanjutnya kulit ditarik terus sampai ke bawah (sampai lepas dari tubuh),
dan kulit yang masih melekat pada kedua kaki depan dibuat sayatan
melingkar pada bagian persediaan agar terlepas.
e. Selanjutnya dilakukan pembelahan memanjang dari bagian leher keekor
secara simetris.
f. Kulit yang sudah terbelah selanjutnya dicuci dari sisa-sisa darah dan
dibersihkan dari lemak yang tertinggal.
g. Setelah bersih dilakukan proses pengawetan kulit dan hares sesegera
mungkin sebelum terjadi proses pembusukan dengan menggunakan metoda
yang sesuai .
2. Cara pengawetan Wit bulu (fur)
Pengawetan kulit bulu memerlukan penanganan yang khusus .
Walaupun pengawetan kulit dengan cara pengeringan dianggap yang paling
murah tetapi pada kulit kelinci terutama kelinci Rex sangat berisiko .
Pengeringan yang terlalu lamban dapat menyebabkan protein kulit yang
mengikat bulu mengalami kerusakan sehingga bulu menjadi tidak kuat lagi
berekatan dengan kulit dan bulu menjadi rontok . Selain itu pengeringan dapat
menyebabkan kurang sempurnanya penetrasi bahan penyamakan kedalam kulit
(Attenat al, . 1955) karena proses pengeringan dapat mengakibatkan perubahan
kolagen menjadi gelatin dan masuknya sisa-sisa lemak kedalam kulit.
ROSSUARTINI DAN PURNAMA (1999) menganjurkan untuk pengawetan kulit
bulu kelinci Rex dengan metode penggaraman kering (dry salting), karena kulit
bulu akan mudah untuk disegarkan kembali pada waktu proses rumah basah
(beam house operation) pada waktu penyamakan dan juga kulit kering garam
dapat disimpan untuk waktu yang lama.
Pengawetan dengan penggaraman kristal dapat juga di pakai jika waktu
simpan tidak terlalu lama, tetapi harus dilakukan secara hati-hati jangan sampai
garam mengenai bagian bulu karena dapat merontokan bulu
Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 1001

Gambar 2. Cara pengulitan kulit kelinci .

KESIMPULAN

Kelinci Rex yang dipelihara dengan cara pemeliharaan pada suhu


lingkungan yang dingin dan dengan pemberian pakan yang sesuai, dapat
menghasilkan kulit bulu (fur) yang berkualitas baik. Kualitas kulit bulu yang
baik pada waktu ternak hidup, dengan umur potong yang tepat pada saat
persentase keprimaan yang tinggi dan dengan proses pengulitan serta proses
pengawetan kulit yang sesuai, dapat menghasilkan kualitas kulit bulu mentah
yang bermutu tinggi sebagai bahan baku penyamakan kulit berbulu

DAFTAR BACAAN

ATEN, A., INNES, R. AND KNOW, E. 1955. Flaying and curing of hide and skin
as a Rural Industri, Fao Roma.
CHEEKS, P .R., N .M . PATTON AND G.S. TEMPLETON, 1987. Rabbit Production 6
th Ed. The interstate printers and Publisher, Inc . Danville, Illinois USA.
RAHARJO, Y.C. 1990. Kulit bulu kelinci Rex : Kualitas dan potensinya dalam
industri kulit. Proseding Seminar HAKTKI, BBKKP Yogyakarta.

93
Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2001

ROSSUARTINI DAN R .D . PURNAMA . 1999 . Metoda pengawetan kulit bulu (fur)


kelinci Rex dengan cara penggaraman kering (Dry salting) .Prosiding
Lokakarya Fungsional Non Peneliti . Puslitbang Petemakan . Bogor.

SARTIKA, T . DAN Y .C . RAHARJO . 1990 . Pengaruh perbedaan temperatur dan


pembatasan ransum terhadap kualitas kulit berbulu samak chrom
ditinjau dari pengujian organoleptik . Proseding Seminar HAKTKI,
BBKKP Yogyakarta .

STEWART, J . 1984 . Rex Fur, How to Prime, Jens Stewart Publisher Phelan
Califomia,USA .

Anda mungkin juga menyukai