Anda di halaman 1dari 16

BUKU PANDUAN

PMR

Ditulis Oleh:
Irwan A.K

Madrasah Aliyah Amanah Toini


Tahun 2014
BUKU PANDUAN PMR (Palang Merah Remaja)

PENDAHULUAN
Obat dalam rumah tangga sangat penting dalam penatalaksanaan kesehatan.
Ketaktersediaan obat dasar /sederhana di rumah dapat mengakibatkan kesakitan menjadi lebih
parah, apalagi jika penatalaksanaannya tidak tepat dan lambat. Kecelakaan merupakan peristiwa
tidak terduga yang menimpa seseorang. Peristiwa tersebut terjadi begitu saja, tidak direncanakan,
tidak mengenal waktu, tidak mengenal tempat, dan tidak memilih siapa yang akan
mendapatkannya. Kecelakaan dapat berakibat fatal, menimbulkan cacat tubuh atau bahkan tidak
meninggalkan bekas sama sekali. Hal ini sangat tergantung dari faktor penyebab, peristiwa itu
sendiri, dan daya tahan korban.
Penanganan yang tepat dan cepat menentukan keberhasilan penanganan kecelakaan. Jika
penanganan tidak tepat dan lambat kondisi pasien dapat menjadi semakin parah. Sebaliknya, jika
penatalaksanaan dilakukan dengan cepat dan tepat dapat mencegah kematian atau perburukan
kondisi korban. Kecelakaan di rumah tangga cukup tinggi, seperti jatuh dari tangga/pohon,
tersayat pisau/pecahan gelas; tersiram air/minyak panas, kemasukan benda asing ke dalam
hidung/telinga, salah minum obat, dan sebagainya. Untuk melakukan pertolongan pertama,
peralatan dan obat-obatan di rumah sangat terbatas sehingga untuk melakukan pertolongan
pertama diperlukan pengetahuan dan keterampilan sederhana yang tidak memperparah kondisi
korban. Selain itu, diperlukan ketepatan dalam menentukan kapan dirujuk ke rumah sakit.
Makalah ini akan memaparkan secara ringkas tentang pertolongan pertama kecelakaan di
rumah tangga dan pengelolaan obat yang baik dirumah tangga.

Poso, …………….2014

Penulis
PRINSIP PMR
Prinsip dasar kepalangmerahan

Dalam PMR dikenalkan 7 Prinsip Dasar yang harus diketahui dan dilaksanakan oleh setiap
anggotanya. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama"7 Prinsip Dasar Palang Merah dan Bulan
Sabit Merah Internasional" (Seven Fundamental Principle of Red cross and Red Crescent).
1. Kemanusiaan
2. Kesamaan
3. Kenetralan
4. Kemandirian
5. Kesukarelaan
6. Kesatuan
7. Kesemestaan
Pendidikan dan pelatihan PMR
Untuk mendirikan atau menjadi anggota palang merah remaja disekolah, harus diadakan
Pendidikan dan Pelatihan Diklat untuk lebih mengenal apa itu sebenarnya PMR dan sejarahnya
mengapa sampai ada di Indonesia, dan pada diklat ini para peserta juga mendapatkan sertifikat
dari PMI. Dan baru dianggap resmi menjadi anggota palang merah apabila sudah mengikuti
seluruh kegiatan yang diadakan oleh palang merah remaja disekolah.
PMI mengeluarkan kebijakan pembinaan PMR:
1. Remaja merupakan prioritas pembinaan, baik dalam keanggotaan maupun
kegiatan kepalangmerahan.
2. Remaja berperan penting dalam pengembangan kegiatan kepalangmerahan.
3. Remaja berperan penting dalam perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan proses
pengambilan keputusan untuk kegiatan PMI.
4. Remaja adalah kader relawan.
5. Remaja calon pemimpin PMI masa depan.

ORGANISASI PMR
Organisasi PMR di Sekolah

a.  Pembinaan PMR dilaksanakan oleh PMI 


b.  Di Lingkungan PMI Pusat/Daerah/Cabang, Pembinaan PMR dilaksanakan oleh Bidang
SDM/PMR/Diklat 
c.  PMR di sekolah disebut Kelompok PMR yang beranggotakan minimal 10 orang
d.  Kegiatan PMR disekolah merupakan bagian dari kegiatan ekstra kulikuler dibawah
pembinaan wakil kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
e.  Struktur Organisasi PMR Di Sekolah   Kelompok PMR disekolah secara struktural
mempunyai struktur sendiri sebagai kelompok PMR, dan dalam kegiatannya secara fungsional
termasuk seksi Kesegaran Jasmani dan Daya Kreasi OSIS 
f.   Susunan Pengurus PMR di sekolah :  
      1)  Pelindung adalah TP PMI Kota/ Kabupaten  
      2)  Penanggung jawab adalah Kepala Sekolah  
      3)  Pembina PMR   
      4)  Pelatih PMI   
Pengurus harian PMR terdiri dari siswa-siswi yang telah menjadi anggota PMR dengan
masa bakti minimal 1 tahun, terdiri dari :
  a)   Seorang Ketua
  b)  Seorang wakil ketua  
  c)   Seorang sekretaris
  d)  Seorang bendahara
  e)  Unit-unit : 
(1) Bakti Masyarakat
(2) Keterampilan, kebersihan, dan kesehatan  
(3) Persahabatan   
(4) Umum

SEJARAH PMR
Palang Merah Remaja
Palang Merah Remaja atau PMR adalah wadah pembinaan dan pengembangan anggota
remaja yang dilaksanakan oleh Palang Merah Indonesia. Terdapat di PMI Cabang seluruh
Indonesia dengan anggota lebih dari 1 juta orang. Anggota PMR merupakan salah satu kekuatan
PMI dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kemanusiaan dibidang kesehatan dan siaga bencana,
mempromosikan Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Internasional, serta mengembangkan kapasitas organisasi PMI.
SEJARAH
PALANG MERAH REMAJA (PMR)
Terbentuknya Palang Merah Remaja dilatar belakangi oleh terjadinya Perang Dunia I (1914
– 1918) pada waktu itu Australia sedang mengalami peperangan. Karena Palang Merah Australia
kekurangan tenaga untuk memberikan bantuan, akhirnya mengerahkan anak-anak sekolah supaya
turut membantu sesuai dengan kemampuannya. Mereka diberikan tugas – tugas ringan seperti
mengumpulkan pakaian-pakaian bekas dan majalah-majalah serta Koran bekas. Anak-anak
tersebut terhimpun dalam suatu badan yang disebut Palang Merah Pemuda (PMP) kemudian
menjadi Palang Merah Remaja (PMR).
Pada tahun 1919 didalam sidang Liga Perhimpunan Palang Merah Internasional diputuskan
bahwa gerakan Palang Merah Remaja menjadi satu bagian dari perhimpunan Palang Merah dan
Bulan Sabit Merah. Kemudian usaha tersebut diikuti oleh negara-negara lain. Dan pada tahun
1960, dari 145 Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah sebagian besar sudah
memiliki Palang Merah Remaja.
Di Indonesia pada Kongres PMI ke-IV tepatnya bulan Januari 1950 di Jakarta, PMI
membentuk Palang Merah Remaja yang dipimpin oleh Ny. Siti Dasimah dan Paramita
Abdurrahman. Pada tanggal 1 Maret 1950 berdirilah Palang Merah Remaja secara resmi di
Indonesia.

Jumbara
Jumbara atau Jumpa Bhakti Gembira adalah kegiatan besar organisasi PMR seperti halnya
jambore pada organisasi Pramuka.Jumbara diadakan dalam setiap tingkatan. Ada jumbara tingkat
kabupaten, daerah dan Jumbara Nasional. dimana pelaksanaanya disesuaikan dengan kemampuan
PMI daerah yang bersangkutan.
Tribakti PMR
dalam PMR ada tugas yang arus dilaksanakan, dalam PMR dikenal tri bakti yang harus
diketahui, dipahami dan dilaksanakan oleh semua anggota. TRIBAKTI PMR (2009) tersebut
adalah:
1. Meningkatkan keterampilan hidup sehat
2. Berkarya dan berbakti di masyarakat
3. Mempererat persahabatan nasional dan internasional.

Tingkatan PMR
Di Indonesia dikenal ada 3 tingkatan PMR sesuai dengan jenjang pendidikan atau usianya
1. PMR Mula adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Dasar (10-12
tahun). Warna emblem Hijau
2. PMR Madya adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Menengah
Pertama (12-15 tahun). Warna emblem Biru Langit
3. PMR Wira adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Menengah Atas
(15-17 tahun). Warna emblem Kuning
SEJARAH PMI
GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH INTERNATIONAL

A.     GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH INTERNATIONAL


SEJARAH LAHIRNYA GERAKAN

Pada tanggal 24 Juni 1859 di kota Solferino, Italia Utara, pasukan Perancis dan Italia
sedang bertempur, melawan pasukan Austria dalam suatu peperangan yang mengerikan. Pada
hari yang sama, seorang pemuda warga negara Swiss, Henry Dunant, berada disana dalam rangka
perjalanannya untuk menjumpai Kaisar Perancis Napoleon III. Puluhan ribu tentara terluka,
sementara bantuan medis militer tidak cukup untuk merawat 40.000 orang yang emnajdi korban
pertempuran tersebut. Tergetar oleh penderitaan tentara yang terluka, Henry Dunan bekerjasama
dengan penduduk setempat segera bertindak mengerahkan bantuan untuk menolong mereka.

Beberapa waktu kemudian, setelah kembali ke Swiss, dia menuangkan kesan dan
pengalaman tersebut kedalam sebuah buku berjudul "Kenangan dari Solferino", yang
menggemparkan seluruh Eropa. Dalam bukunya, Henry Dunant mengajukan dua gagasan :
1.      Membentuk organisasi kemanusiaan internasional, yang dapat dipersiapkan
pendiriannya pada masa damai untuk menolong para prajurit yang cedera di medan perang.
2.      Mengadakan perjanjian internasional guna melindungi prajurit yang cedera di medan
perang serta perlindungan sukarelawan dan organisasi tersebut pada waktu memberikan
pertolongan pada saat perang.

Pada tahun 1863, empat orang warga kota Jenewa bergabung dengan Henry Dunant untuk
mengembangkan gagasan pertama tersebut. Mereka bersama-sama membentuk "Komite
Internasional untuk bantuan para tentara yang cedera", yang sekarang disebut Komite
Internasional Palang Merah atau International Committee of the Red Cross (ICRC).
Dalam perkembangannya kelak untuk melaksanakan kegiatan kemanusiaan di setiap
negara, maka didirikanlah organisasi sukarelawan yang bertugas untuk membantu bagian medis
angkatan darat pada waktu perang. Organisasi tersebut yang sekarang disebut Perhimpunan
Nasional Palang Merah atau Bulan Sabit Merah.

Berdasarkan gagasan kedua, pada tahun 1864, atas prakarsa pemerintah federal Swiss
diadakan Konferensi Internasional yang dihadiri beberapa negara untuk menyetujui adanya
"Konvensi perbaikan kondisi prajurit yang cedera di medan perang". Konvensi ini kemudian
disempurnakan dan dikembangkan menjadi Konvensi Jenewa I, II, III dan IV tahun 1949 atau
juga dikenal sebagai Konvensi Palang Merah . Konvensi ini merupakan salah satu komponen dari
Hukum Perikemanusiaan Internasional (HPI) suatu ketentuan Internasional yang mengatur
perlindungan bantuan korban perang.

PALANG MERAH INTERNASIONAL

1.      Komite Internasional Palang Merah / International Committee of the Red Cross
(ICRC),yang dibentuk pada tahun 1863 dan bermarkas besar di Swiss.  ICRC merupakan
lembaga kemanusiaan yang bersifat mandiri, dan sebagai penengah yang netral. ICRC
berdasarkan prakarsanya atau konvensi-konvensi Jenewa 1949 berkewajiban memberikan
perlindungan dan bantuan kepada korban dalam pertikaian bersenjata internasional maupun
kekacauan dalam negeri. Selain memberikan bantuan dan perlindungan untuk korban perang,
ICRC juga bertugas untuk menjamin penghormatan terhadap Hukum Perikemanusiaan
internasional.

2.      Perhimpunan Nasional Palang Merah atau Bulan Sabit Merah, yang didirikan hampir di
setiap negara di seluruh dunia, yang kini berjumlah 176 Perhimpunan Nasional, termasuk Palang
Merah Indonesia. Kegiatan perhimpunan nasional beragam seperti bantuan darurat pada bencana,
pelayanan kesehatan, bantuan sosial, pelatihan P3K dan pelayanan transfusi darah.

3.      Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah /
International Federation of Red Cross and Red Crescent (IFRC), Pendirian Federasi diprakarsai
oleh Henry Davidson, warga negara Amerika yang disahkan pada suatu Konferensi Internasional
Kesehatan pada tahun 1919 untuk mengkoordinir bantuan kemanusiaan, khususnya saat itu untuk
menolong korban dampak paska perang dunia I dalam bidang kesehatan dan sosial. Federasi
bermarkas besar di Swiss dan menjalankan tugas koordinasi anggota Perhimpunan Nasional
dalam program bantuan kemanusiaan pada masa damai, dan memfasilitasi pendirian dan
pengembangan organisasi palang merah nasional.

PERTEMUAN ORGANISASI PALANG MERAH INTERNASIONAL


Sesuai dengan Statuta dan Anggaran Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
menyebutkan empat tahun sekali diselenggarakan Konferensi Internasional Palang Merah dan
Bulan Sabit Merah (Internasional Red Cross Conference). Konferensi ini dihadiri oleh seluruh
komponen Gerakan Palang Merah Internasional (ICRC, perhimpunan nasional dan Federasi
Internasional) serta seluruh negara peserta Konvensi Jenewa. Konferensi ini merupakan badan
tertinggi dalam Gerakan dan mempunyai mandat untuk membahas dan memutuskan semua
ketentuan internasional yang berkaitan dengan kegiatan kemanusiaan kepalangmerahan yang
akan menjadi komitmen semua peserta.

Dua tahun sekali , Gerakan Palang Merah Internasional juga mengadakan pertemuan
Dewan Delegasi (Council of Delegates) , yang anggotanya terdiri atas seluruh komponen
Gerakan. Dewan Delegasi akan membahas permasalahan yang akan dibawa dalam konferensi
internasional. Suatu tim yang dibentuk secara khusus untuk menyiapkan pertemuan selang antar
konferensi internasional yaitu Komisi Kerja (Standing Commission).
Bersamaan dengan pertemuan tersebut, khusus untuk Federasi Internasional dan anggota
perhimpunan nasional juga mengadakan pertemuan Sidang Umum (General Assembly) sebagai
forum untuk membahas program kepalangmerahan dan pengembangannya.
ORGANISASI PALANG MERAH INDONESIA (PMI)
SEJARAH PMI
Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak masa sebelum
Perang Dunia Ke-II. Saat itu, tepatnya pada tanggal 21 Oktober 1873 Pemerintah Kolonial
Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlands Rode Kruis Afdeling
Indie (Nerkai), yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang. 
Perjuangan untuk mendirikan Palang Merah Indonesia sendiri diawali sekitar tahun 1932.
Kegiatan tersebut dipelopori oleh Dr. RCL Senduk dan Dr Bahder Djohan. Rencana tersebut
mendapat dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia . Mereka berusaha keras
membawa rancangan tersebut ke dalam sidang Konferensi Nerkai pada tahun 1940 walaupun
akhirnya ditolak mentah-mentah. Terpaksa rancangan itu disimpan untuk menunggu kesempatan
yang tepat. Seperti tak kenal menyerah, saat pendudukan Jepang, mereka kembali mencoba untuk
membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun sekali lagi upaya itu mendapat halangan dari
Pemerintah Tentara Jepang sehingga untuk kedua kalinya rancangan itu harus kembali disimpan.
Tujuh belas hari setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, yaitu pada tanggal 3
September 1945, Presiden Soekarno mengeluarkan perintah untuk membentuk suatu badan
Palang Merah Nasional. Atas perintah Presiden, maka Dr. Buntaran yang saat itu menjabat
sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia Kabinet I, pada tanggal 5 September 1945
membentuk Panitia 5 yang terdiri dari: dr R. Mochtar (Ketua), dr. Bahder Djohan (Penulis), dan
dr Djuhana; dr Marzuki; dr. Sitanala (anggota).
Akhirnya Perhimpunan Palang Merah Indonesia berhasil dibentuk pada 17 September 1945
dan merintis kegiatannya melalui bantuan korban perang revolusi kemerdekaan Republik
Indonesia
dan pengembalian tawanan perang sekutu maupun Jepang. Oleh karena kinerja tersebut,
PMI mendapat pengakuan secara Internasional pada tahun 1950 dengan menjadi anggota Palang
Merah Internasional dan disahkan keberadaannya secara nasional melalui Keppres No.25 tahun
1959 dan kemudian diperkuat dengan Keppres No.246 tahun 1963.
Kini jaringan kerja PMI tersebar di 30 Daerah Propinsi / Tk.I dan 323 cabang di daerah
Tk.II serta dukungan operasional 165 unit Transfusi Darah di seluruh Indonesia.
PERAN AN TUDGAS PMI
Peran PMI adalah membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, terutama tugas
kepalangmerahan sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan Konvensi-Konvensi Jenewa 1949
yang telah diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 melalui UU No 59.
Tugas Pokok PMI :
1. Kesiapsiagaan bantuan dan penanggulangan bencana
2. Pelatihan pertolongan pertama untuk sukarelawan
3. Pelayanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
4. Pelayanan transfusi darah ( sesuai dengan Peraturan Pemerintah no 18 tahun 1980)

Dalam melaksanakan tugasnya PMI berlandaskan pada 7 (tujuh) prinsip dasar Gerakan Palang
Merah dan Bulan Sabit Merah, yaitu Kemanusiaan, Kesukarelaan, Kenetralan, Kesamaan,
Kemandirian, Kesatuan dan Kesemestaan.

MATERI PMR
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Rumah Tangga
Kecelakaan di rumah tangga dapat dikelompokan menjadi 2 kelompok besar:
1.      murni kecelakaan ( trauma fisik, panas, kimia, dll)
2.      kedaruratan medik ( umumnya karena penyakit yang diderita seperti kejang, tidak
sadar, ngamuk, dan sebagainya ).

Beberapa kejadian yang sering dijumpai di rumah tangga:


1.      Memar
Memar terjadi karena trauma/benturan benda keras. Jatuh ke lantai terbentur meja tembok.
Tanda yang terlihat adanya benjolan pada bagian yang terantuk, kadang disertai wama kebiruan
( dapat muncul esok hari ). Benjol dan kebiruan disebabkan karena pembuluh darah pada bagian
yang terkena benturan pecah dan darah masuk kejaringan sekitarnya. Cara mengatasinya jika
tidak ada luka langsung dikompres dingin pada bagian yang terbentur. Hal ini untuk mencegah
bertambah banyak darah yang merembes ke jaringan. Pengompresan juga akan mengurangi
udema (pembengkakan). Pada hari berikut dilihat kondisi pembengkakan berkurang atau tidak.
Pada periode ini penatalaksanaan ditujukan untuk mengurangi/menghilangkan pembengkakan.
Cara yang digunakan dengan memberikan kompres panas selama 3-5 menit, untuk melebarkan
pembutuh darah setempat, setelah itu dikompres dingin selama 1-2 menit. Hal ini dilakukan 4 - 5
kali sehari sampai bengkak menghilang. Hal yang perlu diperhatikan saat melakukan kompres
panas yakni suhu panas jangan sampai menimbulkan luka bakar. Kompres panas dapat
menggunakan air panas dalam kantong atau dengan obat pemanas kulit ( salep/ krim / balsam ).
Penggunaan obat yang ditempatkan pada kulit perlu diperhatikan efeknya.
Memar dapat terjadi di semua bagian tubuh. Untuk memar yang terjadi di sekitar mata,
misalnya terkena tinju. Cara penatalaksanaan sama yakni dalam 24 jam pertama diberikan
kompres dingin, selanjutnya kompres panas dingin berganti-ganti. Hal yang perlu diperhatikan
adalah penyebab dan kondisi memar mata yang dapat menimbulkan penyulit, misal tulang dasar
kepata retak atau tulang sekitar bola mata retak/patah. Untuk memastikan biasanya diawali
dengan melihat ukuran trauma, ada tidaknya gangguan penglihatan. Jika diduga terjadi keadaan
semacam ini maka harus segera dirujuk ke rumah sakit.
2.      Laserasi Atau Luka Parut
Luka parut disebabkan karena benda keras yang merusak permukaan kulit, misalnya karena
jatuh saat berlari. Permukaan kulit yang rusak mengakibatkan terjadi perdarahan. Banyaknya
perdarahan tergantung dari lokasi luka, dalam dan luas luka. Luka parut di kepala ( misal terantuk
) umumnya minimbulkan perdarahan lebih banyak dibanding di tempat lain. Cara mengatasi luka
parut, bila ada perdarahan dihentikan terlebih dahulu dengan cara menekan bagian yang
mengeluarkan darah dengan kasa steril atau saputangan/kain bersih. Kemudian cuci dan
bersihkan sekitar luka dengan air dan sabun. Luka dibersihkan dengan kasa steril atau benda lain
yang cukup bersih. Perhatikan pada luka, bila dijumpai benda asing ( kerikil, kayu, atau benda
lain ) keluarkan. Bila ternyata luka terlalu dalam, rujuk ke rumah sakit. Setelah bersih dapat
diberikan anti-infeksi lokal seperti povidon iodine atau kasa anti-infeksi.

3.      Terpotong Atau Teriris


Terpotong adalah bentuk lain dari perlukaan yang disebabkan oleh benda tajam, bentuk
lukanya teratur dan dalam, perdarahan cukup banyak, apalagi kalau ada pembuluh darah arteri
yang putus terpotong. Cara mengatasinya pertama, menangani perdarahan terlebih dahulu yakni
dilakukan dengan menekan bagian yang mengeluarkan darah dengan menggunakan kasa steril
atau kain yang bersih. Bila ada pembuluh nadi yang ikut terpotong, dan cukup besar, dilakukan
pembalutan torniquet. Pembalutan dilakukan dengan menempatkan tali/ikat pinggang/saputangan
pada bagian antara luka dan jantung secara melingkar, kemudian dengan menggunakan sepotong
kayu/ballpoint tali/ikat pinggang/saputangan tadi diputar sampai lilitannya benar-benar kencang
(lihat gambar 1). Tujuan cara ini untuk menghentikan aliran darah yang keluar dari luka. Setelah
itu, luka ditutup dan rujuk ke rumah sakit. Pembebatan torniquet dilakukan pada lengan atas atau
paha. Pembebatan di tempat lain tidak akan efektif. Pada luka yang teriris dioles anti infeksi
kemudian ditutup kasa steril.

4.      Luka Bakar


Luka Bakar sering terjadi di rumah tangga di antaranya terkena api, tersiram air panas,
minyak panas, sampai kuah masakan yang panas. Berat ringan luka bakar sangat tergantung pada
luas dan dalam luka bakar tersebut. Luka bakar dibedakan atas, luka bakar kering umumnya
karena api, sengatan listrik, logam panas; luka bakar karena cairan panas, air mendidih, uap
panas, minyak panas, dll; luka bakar karena zat kimia, asam pekat, alkali pekat, dll. Tanda-tanda
luka bakar sesuai tingkat keparahannya, yakni luka bakar ringan rasa panas dan nyeri, kemerah-
merahan pada bagian yang terkena panas, kadang-kadang ada pembengkakan. Luka bakar sedang
cirinya bagian yang terkena lebih dalam dari permukaan kulit, rasa panas dan nyeri lebih hebat,
selain kemerahan juga timbul gelembung yang berisi cairan. Luka bakar berat cirinya jaringan
yang terkena lebih dalam sampai jaringan di bawah kulit, tampak ada jaringan yang mati
( kehitaman ). Hal yang perlu diperhatikan selain kedalaman luka bakar juga luas permukaan kulit
yang terkena trauma panas. Semakin luas permukaan kulit yang terkena semakin membahayakan
jiwa korban.

Penatalaksanaan luka bakar tergantung pada tingkat keparahannya.


a.       Luka bakar ringan
Derajat ringan jika luas kurang dari 50% atau derajat sedang dengan dengan luas kurang
dari 15 % atau derajat berat kurang dari 2%. Bagian yang terkena panas dikompres dengan air
dingin atau dialiri air dingin. Bila terlalu luas segera rujuk kerumah sakit. Bagian yang melepuh
jangan dipecah, tetapi ditutupi. Tidak dianjurkan mengolesi luka bakar dengan odol/kamfer,
keadaan ini justru akan memperberat kondisi luka bakar dan akan menambah penderitaan, sebab
saat membersihkan akan terasa sakit.
b.      Luka Bakar Sedang.
Derajat ringan dengan luas lebih dari 50%, derajat sedang dengan luasc15-30%, atau
derajat berat dengan luas lebih dari 2 % perlu segera dirujuk ke rumah sakit dengan menutupi
bagian yang terkena panas.

c.       Luka bakar berat.


Lebih parah dan lebih luas dari kondisi luka bakar sedang, segera rujuk ke rumah sakit
yang lengkap.
Obat-obatan yang diperlukan pada luka bakar, terutama bila permukaan kulit terbuka,
adalah anti infeksi yang diberikan secara oles/topikal untuk mencegah kemungkinan terinfeksi.
Hal lain yang perlu diperhatikan karena dapat mengancam korban luka bakar adalah kehilangan
cairan tubuh (dehidrasi), karena permukaan kulit yang rusak, infeksi, cacat tubuh karena adanya
jaringan parut akibat luka bakar (kontraktur). Untuk luka bakar karena zat kimia perlu
penatalaksanaan khusus, secara umum luka bakar dialiri air dingin lebih lama ( 20 - 30 menit ),
tutup dengan kain halus, dan rujuk ke rumah sakit.

5.      Terkilir, Lepas Sendi, dan Patah Tulang


Keadaan ini sering terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Cara mengatasi terkilir,
pertama dilakukan kompres dingin untuk mengurangi pembengkakan sendi, kemudian dilakukan
pembalutan ketat dua lapis untuk mengurangi rasa nyeri dan pembengkakan. Istirahatkan sampai
bengkaknya hilang. Lepas sendi (luxasio) sering terjadi pada usia lanjut, terutama sendi
mandibula. Penatalaksanaan lepas sendi harus dilakukan di rumah sakit oleh ahli ortopedi untuk
mengembalikan sendi ke posisi normal. Patah tulang (fracture) dapat tertutup dapat terbuka.
Patah tulang terbuka terjadi jika salah satu ujung tulang keluar permukaan kulit sehingga
menimbulkan luka. Patah tulang yang banyak terjadi dalam rumah tangga karena jatuh dari atap,
dari pohon, atau terpeleset. Pada wanita usia lanjut banyak terjadi patah tulang di leher tulang
paha ( colum femur ). Penatalaksanaan patah tulang dilakukan di rumah sakit. Namun demikian,
sebelum dirujuk ke rumah sakit dapat dilakukan pertolongan pertama sebagai berikut: korban
dibaringkan, bagian tulang yang diperkirakan patah diistirahatkan, jangan sampai bergerak.
Untuk itu harus dilakukan pembidaian. Prinsip pembidaian adalah "mematikan" dua persendian
yang membatasi bagian tulang yang patah. Pembidaian dilakukan agar bagian yang patah tidak
bergerak atau bergeser. Pada patah tulang terbuka selain tindakan seperti di atas, perdarahan
dihentikan dan luka ditutupi dengan kain steril atau kain bersih agar tidak terkontaminasi bakteri.
Selanjutnya dirujuk ke rumah sakit. Pada fraktur terbuka tidak boleh menarik atau membetulkan
bagian yang patah dan/atau memasukan ujung tulang yang mencuat keluar.

6.      Mimisan atau Perdarahan Hidung.


Kejadian ini sering terjadi pada anak-anak, baik karena dikorek-korek atau karena hal lain
(demam). Cara mengatasi yang paling mudah dengan mendudukkan anak agak menunduk, cuping
hidung kanan kiri dipencet bersamaan, dan bernapas melalui mulut. Tunggu sampai 10 menit.
Bila darah masih keluar, segera rujuk ke rumah sakit. Penggunaan cara tradisional dengan daun
sirih, dapat membantu menghentikan perdarahan karena daun sirih mengandung zat yang
menyempitkan pembuluh darah.

7.      Pingsan (syncope)


Pingsan adalah suatu keadaan seseorang kehilangan kesadarannya. Hal ini sering terjadi
karena kondisi fisik ataupun mental tidak baik. Cara mengatasi keadaan ini, sebelum melakukan
tindakan perhatikan pernapasannya. Bila masih bernapas segera baringkan dengan posisi kepala
lebih rendah dari dada dan kaki, pakaian yang kencang dilonggarkan. Badan dihangatkan.
Pingsan karena kejiwaan agak sulit ditangani sebab biasanya disertai kejang ( misal dalam
keadaan histeris ). Bila tidak bernapas, raba nadinya, bila tidak teraba, lakukan resusitasi jantung
paru. Bila tidak dapat segera rujuk ke rumah sakit

8.      Benda asing


Benda asing adalah benda yang tidak biasa di dalam tubuh, seperti duri menusuk dan
tertinggal dalam kulit, biji-bijian yang dimasukkan ke dalam hidung telinga, telinga kemasukan
serangga, dan saluran napas tersumbat makanan. Kejadian yang sering dijumpai adalah anak-anak
yang memasukkan benda asing ke lubang hidung. Cara mengatasinya, bila benda asing tidak
terlalu besar, diusahakan untuk bersin. Caranya dengan mencium bubuk merica. Jika dengan cara
tersebut tidak berhasil segera dirujuk ke rumah sakit. Jangan mengkorek atau menyemprot
dengan air karena hal ini dapat memperparah keadaan atau benda asing semakin dalam.
Jika ditemukan benda asing di telinga, misalnya serangga harus dikeluarkan dengan
meneteskan minyak mineral (gliserin/parafin cair) atau obat tetes telinga, kemudian miringkan
dan amati benda asing tersebut keluar atau tidak. Bila tidak keluar, jangan melakukan tindakan
apapun sebab dapat merusak saluran atau selaput kendang telinga. Benda asing di mata, prinsip
jangan menggosok-gosok kelopak mata. Bila ada darah segera rujuk ke rumah sakit. Bila debu
yang halus, dapat dilakukan dengan membalik kelopak mata, dengan ujung kapas atau
saputangan yang dibasahi ambil debu yang ada di mata. Dapat juga dilakukan dengan gelas
pencuci mata, atau dengan mengaliri air bersih. Bila benda asing menancap pada selaput lendir
bola mata, segera rujuk kerumah sakit. Benda asing dikulit, misal duri, bila ujung duri masih
teraba cabut dengan alat penjepit yang telah dibersihkan/disucihamakan. Bila halus, duri
bambu/kaktus/ulat bulu, dapat dengan cara menempelkan plester pada kulit yang tercancap duri
halus, kemudian plester dicabut dengan cepat. Lakukan berulang-ulang sampai duri/bulu halus
tercabut semua. Bila Benda asing masuk ke dalam tenggorokan, sehingga menyumbat saluran
nafas, perlu dilakukan tindakan yang cepat dan segera. Pada bayi dengan cara mengangkat kedua
kaki dan tepuk punggungnya. Pada anak-anak, dengan cara tengkurupkan pada lutut, atau kursi
yang dibalik tepuk punggungnya. Pada anak yang besar atau dewasa dengan metode Heimlich.
Bila tidak berhasil segera rujuk ke rumah sakit. Duri ikan yang tercancap ditenggorokan dapat
diatasi dengan menelan bakpao, atau nasi/ketan yang dikepal kemudian ditelan. Bila tidak
berhasil rujuk ke rumah sakit. 
9.      Keracunan.
Dalam rumah tangga keracunan dapat terjadi karena makanan/minuman misal keracunan
singkong, bongkrek, jengkol, minuman lapen atau karena zat kimia seperti baygon, pemutih,
racun tikus, dan lainnya. Keracunanan makanan dan minuman ditandai dengan gangguan saluran
cerna, mual, muntah, sampai diare, kepala berputar-putar, pada keadaan yang berat dapat terjadi
gangguan gangguan pernapasan dan dapat meninggal dunia, misalnya kejadian keracunan
bongkrek di daerah Banyumas. Khusus untuk keracunan karena makan jengkol, ditandai dengan
gangguan saluran kemih, berupa nyeri dan air seni sedikit. Cara mengatasi secara umum, bila
baru terjadi dan korban masih sadar, dengan mengeluarkan bahan makanan dari lambung dengan
memacu muntah. Caranya dengan mengorek tenggorokan dengan jari.
Bila tidak sadar segera rujuk ke rumah sakit, apalagi telah muncul tanda kebiruan (sianotis)
pada daerah-daerah ujung jari dan bibir. Untuk mengatasi keracunan kimiawi diperlukan
penatalaksanaan khusus dan hanya dilakukan di rumah sakit. Akan sangat menolong bila korban
yang dirujuk ke rumah sakit disertai dengan zat racun yang diminum/dimakan. Beberapa cara
tradisional yang dilakukan dengan minum air kelapa muda dan sebagainya.
Hal ini dapat dilakukan bila korban sadar. Jangan sekali-kali memasukkan makanan-
minuman melalui mulut pada keadaan pasien tidak sadar.

10.  Gigitan hewan, Sengatan Serangga dan Racun dari Tumbuh-tumbuhan.


Kejadian gigitan/sengatan dari hewan maupun tumbuhan dapat terjadi pada rumah tangga.
Mulai dari hewan kecil, seperti tungau, pinjal, lebah, nyamuk, kaki seribu, kelabang, sampai ular,
anjing. Akibat yang nyata terlihat adanya perlukaan pada kulit dan adanya tanda peradangan
( merah bengkak, sakit/nyeri ). Pada kondisi yang lebih buruk dapat terjadi kekakuan /
kelumpuhan bagian yang terluka. Khusus pada gigitan ular yang beracun ada dua lubang bekas
masuknya taring ular berbisa. Cara mengatasi gigitan hewan ( anjing, kucing, kera ) korban
ditenangkan luka dicuci dengan air bersih dan sabun, beri antiseptik balut, dan rujuk ke rumah
sakit. Bila ada perdarahan hentikan perdarahan dengan cara seperti luka potong atau luka sayat.
Jika luka karena sengatan serangga, segera lepas serangga dari tempat gigitannya, dengan
menggunakan minyak pelumas, atau terpentin atau minyak cat kuku. Setelah terlepas (kepala dan
tubuh serangga) luka dibersihkan dengan sabun dan diolesi calamine atau krim antihistamin. Bila
tersengat lebah, ambil sengatnya dengan jarum halus, bersihkan dan oleskan krim antihistamin
atau kompres es bagian yang tersengat. Bila menunjukkan adanya tanda-tanda membahayakan,
seperti kepala berputar-putar, mual-muntah, pucat apalagi sampai sesak napas, segera rujuk ke
rumah sakit. Sementara, penanganan gigitan ular beracun dengan melakukan torniquet antara
bekas gigitan dengan jantung, istirahatkan bagian yang tergigit, seperti kita menangani patah
tulang. Rujuk ke rumah sakit. Jangan melakukan sayatan silang dan menghisap darah dari luka
sayatan tersebut, sebab selain membahayakan diri bagi yang menghisap darah, juga akan
menimbulkan luka infeksi pada korban.

11.  P3K bagi pasien yang berhenti bernafas


Kalau seseorang tiba-tiba napasnya berhenti, apapun latar belakangnya, harus segera
dilakukan nafas buatan. Cara yang paling praktis dan efisien untuk menyelamatkan nyawa orang
tersebut adalah dengan jalan : meniupkan nafas ke paru-paru korban. Langkah-langkah
pertolongan dengan napas buatan dari mulut ke mulut/hidung sebagai berikut :
1.   Kepala korban diletakkan dengan posisi dagu mendongak ke atas
2.   Rahang ditarik sampai mulut terbuka
3.   Penolong membuka mulut lebar-lebar dan ditempelkan ke mulut korban rapat-rapat dan
pencet hidung atau tutup hidung korban dengan pipi, atau dapat juga dengan jalan tutup mulut
korban rapat-rapat selanjutnya penolong menempelkan mulutnya ke hidung korban dan
meniupnya.
4.   Tiup ke mulut/hidung korban, kepada :
a.    Orang dewasa secara teratur dan kuat ditiupkan 12 kali tiupan pada setiap menit.
b.   Anak-anak ditiupkan 20 kali tiap menit

12.  P3K bagi korban Sengatan Listrik


1.      Penolong hendaknya berdiri di atas karet, karton, papan, atau karpet yang dalam
keadaan kering
2.      Gunakan tongkat kering/papan kering untuk menarik atau mendorong kawat beraliran
listrik yang menempel pada tubuh korban
3.      Setelah kontak dengan aliran listrik tiada lagi, selanjutnya segera dilakukan nafas
buatan sampai bantuan medis dating

13.  P3K bagi pasien yang menderita pendarahan parah


1.      Luka hendaknya ditutup kain kasa kompres yang steril, selanjutnya kain kasa kompres
tersebut ditekan kuat-kuat dengan tangan sampai pendarahan berhenti.
2.      Untuk menutup luka biasa juga menggunakan bahan yang bersih lainnya, misalnya
kasa steril, saputangan bersih lainnya, handuk atau sobekan sprei yang semuanya sudah dicuci
dan disetrika.
3.      Kalau tidak tersedia peralatan yang steril, jangan ragu-ragu lagi menggunakan baju
kotor atau tangan telanjang untuk menekan bagian yang luka agar darah tidak terus menerus
mengucur karena kehilangan darah dari tubuh korban lebih berbahaya daripada resiko infeksi.
4.      Luka yang sudah berdarah tidak boleh dibersihkan karena pendarahan akan
membersihkan luka itu sendiri, yang boleh dibersihkan adalah kulit di sekitar luka, dengan air
sabun atau air ledeng biasa atau air yang sudah dimasak.
5.      Pada semua kasus pendarahan serius, penderita selalu diancam shok, untuk itu
diselimuti dan letakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan dan semua yang
mengikat pada tubuh harus dilepaskan termasuk ikat pinggang.

14.  Pertolongan Pertama Mengurangi Shok


1.    Setiap kecelakaan, kebakaran, keracunan yang parah, sering kali disertai dengan shok
baik ringan atau parah, bahkan sampai fatal, karena shok merupakan reaksi tubuh yang ditandai
oleh melambatnya atau terhentinya peredaran darah dan berakibat penurunan persediaan darah
pada organ-organ penting.
2.    Tanda-tanda Shok
a.     Denyut nadi cepat tapi lemah
b.     Merasa lemas
c.     Muka pucat
d.     Kulit dingin, kerinagt dingin di kening dan telapak tangan, kadang-kadang pasien
menggigil
e.     Merasa haus
f.      Merasa mual
g.     Nafas tidak teratur
h.     Tekanan darah sangat rendah
4.      Pertolongan Pertama Mengurangi Shok antara lain dilakukan dengan cara :
a.     Menghentikan pendarahan
b.     Meniadakan hambatan-hambatan pada saluran nafas
c.     Memberi nafas buatan
d.     Menyelimuti dan meletakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan
5.    Langkah - langkah Pelaksanaan Pertolongan Pertama Mengurangi Shok :
a.       Baringan korban dengan posisi kepala sama datar atau lebih rendah dari tubuh, dengan
tujuan untuk menambah aliran darah ke jantung dan otak.
b.      Bila kaki tidak patah, tungkai dapat ditinggikan 30-45 cm di atas posisi kepala.
c.       Selimuti pasien dan hindarkan dari lantai serta udara dingin usahakan pasien tidak
melihat lukanya
d.      Pasien/penderita yang sadar, tidak muntah dan tidak mengalami luka di perut, dapat
diberi larutan shok yang terdiri dari :
  1 sendok teh garam dapur
  ½ sendok teh tepung soda kue
  4-5 gelas air
  dan bisa juga ditambah air kelapa/kopi kental/teh
e.       Perlakukan pasien dengan lemah lembut, sebab rasa nyeri akibat penanganan yang
kasar bisa menjerumuskan korban pada shok yang lebih parah, Cepat-cepat panggil dokter
15.  Gigitan Serangga
Gigitan serangga dapat datang kapan saja. Dari nyamuk, lebah, tawon, semut, dan ulat
bulu. Meski dampaknya tak serius, kita tetap perlu menghindarinya. Sebab, gigitan serangga bisa
membuat kulit anak bengkak, gatal, dan nyeri disertai kemerahan.
Hal itu karena gigitan serangga mengandung toksin. Yang perlu diwaspadai, toksin juga
bisa mengandung bibit penyakit demam berdarah atau malaria. Berikut tips pertolongan pertama
pada kasus gigitan serangga.
16.  Sengatan lebah atau tawon
Lepaskan sengat lebah yang masih tertinggal pada kulit anak.
Beri kompres dingin pada gigitan untuk mengurangi rasa nyeri dan gatal.
Beri salep antihistamin yang dijual bebas di apotek.
Beri sirup parasetamol sesuai aturan pakai.

17.  Terkena ulat bulu


Balurkan kunyit parut pada kulit untuk menghilangkan rasa nyeri dan panas. Kandungan
kurkumin kunyit berfungsi untuk meredakan peradangan. Hal itu dibuktikan oleh Julie S.Jurenka,
staf penelitian dari Alternative Medicine Review (2009).

18.  Gigitan nyamuk


Bersihkan dengan air dan sabun pada bagian kulit yang digigit. Lalu, oles dengan balsem
telon khusus bayi dan anak yang dapat meredakan rasa.
Untuk pencegahan, aplikasikan lotion anti-nyamuk. Menurut The Center for Disease
Control and Prevention, lotion yang aman mengandung tak lebih dari 10 persen DEET (dalam
kemasan tertulis N-diethyl-meta-toluamide), lemon eucalyptus, atau picaridin.

Jenis Obat dan Alat Kesehatan yang Perlu Tersedia


Jenis persediaan obat dan alat kesehatan di rumah tangga sangat tergantung pada kejadian
yang sering dialami di rumah tangga, misalnya demam, anak kejang (stuip), dan perlukaan. Obat
dan alat kesehatan yang disediakan harus berkaitan dengan hal tersebut. Secara umum berdasar
angka kejadian obat dan alat kesehatan yang perlu disediakan adalah obat batuk ( anak dan
dewasa ): Obat Batuk Hitam (OBH), Obat Batuk Putih (OBP), tablet antibatuk; obat sakit
perut/diare: oralit, carbon adsorbent (norit®), tablet maag; obat pengurang rasa nyeri/demam:
parasetamol sirup dan tablet, aspirin tablet (khusus dewasa); obat untuk alergi: ctm, dan salep
antihistamin; obat anti mabuk (khusus bagi yang sering bepergian); obat yang digunakan secara
topikal (dioleskan pada kulit): cairan antiseptik (mercurochrom, povidon iodine), salep/krim anti
histamin, salep/krim pengurang rasa nyeri (kayu putih, minyak telon, balsern dll.), dan tetes mata.
Alat kesehatan yang diperlukan di rumah tangga antara lain adalah kasa pembalut, pembalut
elastis, kasa steril, plester biasa maupun yang sudah ada anti infeksinya, pembalut segitiga
(mitela), peniti, pinset, termometer, dan gelas pencuci mata.

Jumlah yang Harus Tersedia


Jumlah obat dan alat kesehatan yang harus tersedia sangat tergantung pada situasi. Besar
kecil lemari obat tergantung dari jauh tidaknya rumah dengan fasilitas kesehatan, kemudahan
mencapainya, serta kejadian di rumah tangga. Kecelakaan yang sering terjadi di rumah tangga
dan kesulitan mencapai fasilitas kesehatan menyebabkan ketersediaan obat dan alat kesehatan di
rumah tangga harus lengkap jenis dan jumlahnya.

Tempat Mendapatkan Obat dan Alat Kesehatan


Pengadaan obat tidak menjadi persoalan sebab banyak toko obat/apotik yang menyediakan
obat dan alat kesehatan. Usahakan membeli pada toko obat yang telah mendapat izin resmi dari
departemen kesehatan (ada asisten apoteker), perhatikan kemasannya, dan mintalah petunjuk
penggunaan. 
Cara Penyimpanan Obat dan Alat Kesehatan
Kotak/lemari obat ditempatkan pada tempat yang mudah terjangkau, namun tidak mudah
dijangkau oleh anak-anak. Jangan ditempatkan di daerah yang terkena cahaya matahari langsung,
hindari penempatan pada tempat yang lembab dan basah.
Bahan kotak/lemari obat dapat bermacam-macam, dapat terpisah sendiri (yang ideal), dapat
bersama dengan barang lain, namun harus jelas pemisahannya. Setiap obat yang disimpan harus
diberi etiket/label yang jelas, nama obat, cara penggunaan, dan tanggal dibeli. Bedakan label
penggunaan obat luar dan obat dalam (yang diminum). Penyimpanan yang baik dapat mencegah
salah penggunaan dan mencegah kerusakan obat. Agar penyimpanan tetap baik perlu dikontrol
dan dibersihkan secara periodik.

Obat Rusak
Penyimpanan yang baik dapat mencegah kerusakan. Obat cepat menjadi rusak bila terpapar
sinar matahari, kelembaban udara, dan udara yang sangat kering. Ciri obat rusak antara lain
adanya perubahan warna, bentuk ( pecah, tumbuh kristal, lembab); bila berupa sirup/campuran
saat dikocok tidak tercampur, sudah lewat batas kadaluwarsa. Dalam kondisi tersebut obat harus
dibuang dan jangan digunakan. Perlu diperhatikan pembuangan obat sebaiknya memperhatikan
lingkungan, sebaiknya dihancurkan terlebih dahulu.

Cara Penggunaan
Obat dapat merugikan jika digunakan secara tidak tepat. Untuk menggunakan obat secara
aman ketahui aturan pakainya, dosis yang harus diminum dan frekuensi minum dalam sehari (24
jam), lama minum obat. Untuk pengobatan sendiri atau self-medication dibatasi tidak lebih dari 2
X 24 jam jika gejala tidak berkurang segera ke dokter. Jenis obat yang harus diminum sesudah
makan jika obat tersebut merangsang lambung sehingga timbul rasa pedih. Hal ini terutama
karena obat yang diminum bersifat asam. Dalam kondisi semacam ini memang dianjurkan
meminum obat 1-2 jam sesudah makan.
Obat seperti vitamin dan obat yang mengandung enzim pencernaan, sebaiknya diminum
bersama makan. Obat -obat resep dokter bila tidak ada informasinya tanyakan pada dokter yang
memberi resep atau pada apoteker yang memberikan obat. Dengan cara demikian penjelasan yang
lengkap tentang cara menggunakan obat yang benar dan rasional didapatkan. Jika timbul gejala
yang asing setelah minum obat seperti gatal, buyer, lemes, mual-muntah, ataupun diare, segeralah
ke dokter/rumah sakit. Hal tersebut disebabkan timbulnya efek samping obat. Efek samping dapat
terjadi pada setiap orang, berupa reaksi alergi (gatal, biduren, diare, sesak nafas atau shock),
karena efek obat tersebut atau efek ikutan (ngantuk, mual, lemes). Alergi tidak dapat diduga
sebelumnya, sedangkan efek ikutan obat dapat diduga sebelumnya.

Pengelolaan Obat dalam Rumah Tangga


Kita telah minum obat, mengoleskan obat, bahkan mendapat suntikan obat. Apa sebenarnya
obat itu? Obat adalah suatu senyawa/bahan kimia yang berasal dari luar tubuh dan akan
mengakibatkan perubahan fungsi biologi jaringan atau organ jika masuk ke dalam tubuh manusia.
Tujuan meminum obat adalah untuk mencegah atau menyembuhkan penyakit. Untuk mencapai
tujuan pengobatan dan penatalaksanaan kejadian-kejadian di rumah tangga, perlu disediakan obat
sederhana.
Walaupun obat yang tersedia sederhana, namun perlu dikelola dengan baik. Pengelolaan
yang tidak baik selain menyebabkan biaya terbuang percuma juga dapat membahayakan jiwa.
Salah satu contoh seorang intelektual meninggal dunia karena meminum racun serangga yang
diletakkan di tempat menyimpan obat. Secara umum pengelolaan obat di rumah tangga mencakup
jenis obat dan alat kesehatan yang harus tersedia; jumlah yang harus disediakan; dimana
membelinya; cara menyimpannya; cara mengetahui obat yang rusak; dan cara penggunaan yang
benar. Pengelolaan obat di rumah tangga dilakukan oleh seorang ibu rumah tangga karena yang
paling sering tinggal di rumah, mengenal seisi rumah, dan yang pasti seorang ibu sangat peka
terhadap kesehatan seisi rumah.
Penyediaan obat tidak harus selengkap di rumah sakit, tetapi cukup untuk mengatasi
keadaan darurat rumah tangga. Obat-obat yang harus tersedia dapat dikelompokkan sebagai
berikut obat-obat luar, obat-obat yang dibeli sendiri, dan obat-obat khusus yang didapat dari resep
dokter. Ketiga golongan obat harus jelas dan disimpan dalam tempat yang
terpisah.Pengelompokan yang paling mudah adalah dengan memisahkan obat luar dengan obat
yang diminum. Obat yang diminum untuk bayi dipisahkan dari obat anak dan obat untuk dewasa.
Cara pemisahan ini minimal dapat mencegah salah penggunaan.

Anda mungkin juga menyukai