Sejarah perkerasan jalan dimulai bersamaan dengan sejarah umat manusia itu sendiri yang selalu berhasrat untuk mencapai kebutuhan hidup dan berkomunikasi dengan sesama. Dengan demikian, perkembangan jalan saling berkaitan dengan perkembangan umat manusia. Perkembangan teknik jalan seiring dengan berkembangnya teknologi yang ditemukan umat manusia. Pada awalnya jalan hanyalah berupa jejak manusia yang mencari kebutuhan hidup ataupun sumber air. Setelah manusia hidup berkelompok, jejak-jejak itu berubah menjadi jalan setapak. Dengan dimulainya manusia mempergunakan hewan sebagai alat-alat transportasi, jalan mulai dibuat rata. Berkaitan dengan ditemukannya roda sekitar 3500 tahun sebelum masehi di Mesopotamia, untuk pertama kalinya jalan mulai diperkeras. Sejarah terus berlalu, transportasi jalan semakin menuntut kebutuhan jalan yang permanen. John Louden Mac Adam (1756-1836) M, orang Skotlandia menemukan konstruksi perkerasan yang terdiri batu pecah atau batu kali, bagian atasnya tertutup dengan batuan yang lebih halus. Jenis perkerasan ini dikenal di Indonesia dengan nama perkerasan Macadam. Pierre Marie Jerome Tresaquest (1753-1834) M dari Perancis mengembangkan sistem lapisan batu pecah yang dilengkapi drainase, kemiringan melintang serta mulai menggunakan pondasi dari batu. Thomas Telford seorang Skotlandia membangun persis seperti Tresaquest, konstruksi perkerasannya menggunakan batu pecah berukuran 15/20 disusun tegak, sedangkan batu-batu kecil diratakan diatasnya untuk menutupi pori-porinya sehingga permukaannya menjadi rata. Sistem Telford ini sering digunakan di Indonesia pada zaman dahulu. Perkerasan jalan dengan menggunakan aspal sebagai bahan pengikat telah ditemukan pertama kali di Babylon pada 625 M, tetapi perkerasan jenis Laporan Praktikum Perancangan Perkerasan Jalan Laboratorium Transportasi dan Perkerasan Jalan Raya Jurusan Teknik Sipil – Universitas Andalas
ini tidak berkembang sampai ditemukannya kendaraan bermotor bensin oleh
Gottlieb Daimler dan Karl Benz pada tahun 1880. Mulai tahun 1920 sampai sekarang teknologi konstruksi perkerasan dengan menggunakan aspal sebagai bahan pengikat maju pesat, sedangkan penggunaan semen sebagai bahan pengikat untuk konstruksi jalan ditemukan sekitar tahun 1828 di London dan berkembang pesat di awal 1900-an. Mengenai sejarah perkembangan jalan di Indonesia tidak banyak diketahui. Pembangunan jalan yang tercatat seperti masa pemerintahan Daendels yang membangun jalan dari Anyer ke Panarukan. Pada awal tahun 1970 mulai di bangun jalan di Indonesia dengan klasifikasi yang lebih baik. Jalan Tol pertama kali dibangun sepanjang 53 km pada 9 Maret 1978 untuk menghubungkan kota Jakarta, Bogor, dan Ciawi. Jalan ini terkenal dengan nama jalan tol Jagorawi.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari praktikum ini adalah: 1. Sebagai salah satu syarat lulus mata kuliah Perancangan Perkerasan Jalan. 2. Untuk mengetahui sifat-sifat dari agregat apakah sesuai dengan syarat untuk bahan perkerasan dengan melakukan percobaan sebagai berikut: a. Analisa saringan b. Berat jenis dan penyerapan agregat halus c. Berat jenis dan penyerapan agregat kasar d. Berat isi agregat e. Kelekatan agregat terhadap aspal f. Keausan agregat dengan mesin los angels g. Kekuatan agregat terhadap tekanan h. Kekuatan agregat terhadap tumbukan 3. Untuk mengetahui sifat-sifat dari aspal apakah memenuhi syarat sebagai bahan perkerasan dengan melakukan percobaan berikut: a. Penetrasi bahan bitumen b. Kehilangan berat c. Titik nyala dan titik bakar d. Daktalitas bahan-bahan bitumen
Aufa Agsadilla Zaimi (1810923035) I-2
Laporan Praktikum Perancangan Perkerasan Jalan Laboratorium Transportasi dan Perkerasan Jalan Raya Jurusan Teknik Sipil – Universitas Andalas
e. Berat jenis bitumen
f. Kelekatan aspal pada bitumen g. Titik lembek aspal 4. Untuk mengetahui komposisi campuran aspal. 5. Untuk mengetahui kadar aspal optimum yang akan digunakan untuk perkerasan jalan di lapangan setelah dilakukan Mix Design Test. 6. Untuk membentuk tenaga ahli yang terampil dan berpengalaman.
1.3 Manfaat Praktikum
Manfaat yang didapatkan setelah melaksanakan praktikum Perancangan Perkerasan Jalan, adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui metode pengujian agregat dan aspal. 2. Mengetahui sifat dan karakteristik agregat dan aspal. 3. Menjadi acuan dalam Perancangan Perkerasan Jalan. 4. Mengetahui bagaimana proses pembuatan campura aspal. 5. Mampu merencanakan campuran aspal sesuai spesifikasi berlaku.