Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Sesuai pengertian dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 11 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penyusunan, Peninjauan
Kembali, Revisi, Dan Penerbitan Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi, Kabupaten, Kota, Dan Rencana Detail Tata Ruang, rencana struktur ruang
merupakan rencana susunan pusat-pusat permukiman (sistem perkotaan wilayah
kabupaten yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya) dan
sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten yang dikembangkan untuk melayani
kegiatan skala kabupaten, dan mengintegrasikan wilayah kabupaten. Dasar perumusan
rencana struktur ruang dalam RDTR Kecamatan Prembun ini meliputi:
a. Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Kebumen yang termuat dalam Peraturan
Daerah Kabupaten Kebumen nomor 23 tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Kebumen Tahun 2011-2031;
b. Kebutuhan pelayanan dan pengembangan bagi WP Prembun; dan
c. Ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait.
Kriteria perumusan rencana struktur ruang dalam RDTR Kecamatan Prembun ini meliputi:
1) Memperhatikan rencana struktur ruang WP lainnya yang ada di Kabupaten Kebumen;
2) Menjamin keterpaduan dan prioritas pelaksanaan pembangunan prasarana dan
utilitas pada WP Prembun;
3) Mengakomodasi kebutuhan pelayanan prasarana dan utilitas WP; dan
4) Mempertimbangkan inovasi dan/atau rekayasan teknologi.
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-1
3.1. RENCANA PENGEMBANGAN PUSAT PELAYANAN
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-2
Peta 3.1. Rencana Pusat Pelayanan
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-3
3.2. RENCANA JARINGAN TRANSPORTASI
Jalan arteri primer menghubungkan secara berdaya guna antara pusat kegiatan nasional
dengan antar pusat kegiatan wilayah, atau antara pusat kegiatan wilayah yang
dilintasinya. Jaringan jalan arteri primer ditetapkan sesuai Peraturan Pemerintah Nomor
13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008
tentang RTRWN, yaitu:
Menghubungkan antar PKN, antara PKN dan PKW, dan/atau PKN dengan skala
pelayanan primer atau sekunder atau tersier dan pelabuhan;
Berupa jalan umum yang melayani angkutan;
Melayani perjalanan jarak jauh;
Memungkinkan untuk lalu lintas dengan kecepatan rata-rata tinggi; dan
Membatasi jumlah jalan masuk secara berdaya guna.
Persyaratan teknis jalan arteri primer mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 34
Tahun 2006 tentang Jalan sebagai berikut:
kecepatan rencana minimal 60 km/jam dan lebar badan jalan minimal 11 meter;
kapasitas lebih besar dari pada volume lalu lintas rata-rata;
lalu lintas jarak jauh tidak boleh terganggu oleh lalu lintas ulang alik, lalu lintas lokal,
dan kegiatan lokal;
jalan masuk dibatasi, direncanakan sehingga tidak mengurangi kecepatan rencana
dan kapasitas jalan; dan
tidak terputus walaupun masuk kota.
Arahan untuk jalan arteri primer yang memiliki status sebagai jalan nasional disesuaikan
dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
290/KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan Menurut Statusnya Sebagai Jalan
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-4
Nasional yakni sebagai berikut ruas jalan Kebumen – Prembun, ruas jalan Prembun
Kutoarjo.
Rencana jalan arteri primer disesuaikan dengan persyaratan teknis ruas jalan primer
sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan
Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan meliputi:
Tabel 3.1
Rencana Persyaratan Teknis Jalan Arteri Primer di WP Prembun
NO SPESIFIKASI KETERANGAN
1. Jenis Perkerasan Berpenutup Aspal atau Beton
2. Kerataan IRI Paling Besar 6
3. Kerataan RCI Paling Kecil Baik – Sedang
4. Kecepatan Rencana 60 – 120 km/j
5. Potongan Melintang
Rumaja Paling Kecil:
Lebar: 38 meter, Tinggi: 5 meter, Dalam: 1,50 meter
Rumija Lebar Paling Kecil: 5 meter
Ruwasja Lebar Paling Kecil: 15 meter
6. Badan Jalan Lebar Paling Kecil: 18 meter
7. Lebar Jalur Lalu Lintas 2 x (4 x 3,50) meter
8. Lebar Bahu Jalan Bahu Luar: 2 meter dan Bahu Dalam: 0,50 meter
9. Lebar Median Paling Kecil Direndahkan: 9 meter
(Lebar Median termasuk lebar 1,50 meter ditinggikan setinggi kereb untuk kecepatan
bahu dalam, lebar marka garis rencana <60 km/jan dan menjadi 1,80 meter jika median
tepi termasuk bahu dalam) dipakai lapak penyeberangan.
Konfigurasi lebar bagu dalam + bangunan pemisah
setinggi kereb = bahu dalam: 0,50 + 0,50 + 0,50 dan 0,50
+ 0,80 + 0,50 jika dipakai lapak penyeberangan.
Ditinggikan: 2 meter
Ditinggikan 1,10 meter berupa penghalang beton untuk
keceoatan rencana ≥ 60 km/jam.
Konfigurasi lebar bagu dalam + bangunan pemisah
setinggi kereb + bahu dalam: 0,75 + 0,50 + 0,75.
10. Lebar Pemisah Lajur Paling Kecil dengan Rambu: 2 meter
11. Lebar Trotoar 1 meter
12. Lebar Saluran Tepi Paling Kecil: 1 meter
13. Lebar Ambang Pengaman Paling Kecil: 3 meter
14. Kemiringan Normal Perkerasan 3%
Jalan
15. Kemiringan Bahu Jalan Paling Besar: 6%
16. Jarak Antar Jalan Masuk Paling Dekat: 1 km (pada jalan lama, untuk mengatasi jalan
masuk yang banyak dapat dibuat jalur samping untuk
menampung semua jalan masuk dan membatasi bukaan
sebagai jalan masuk ke jalur utama sesuai jarak terdekat di
atas)
17. Superelevasi Paling Besar: 8%
18. Kekesatan Melingtang Paling Tinggi: 0,14
19. Kekesatan Memanjang Paling Tinggi: 0,33
20. Kelandaian Alinemen Datar Paling Besar: 5%
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan
Kriteria Perencanaan Teknis Jalan
Keterangan:
Pemisah Jalur terdiri atas marka garis tepi, jalur tepian, dan bagian bangunan
pemisah jalur yang ditinggikan.
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-5
Saluran Tepi merupakan saluran untuk menampung dan mengalirkan air hujan atau
air yang ada di permukaan jalan, bahu jalan, dan jalur lainnya serta air dari drainase di
bawah muka jalan, di sepanjang koridor jalan. Saluran tepi jalan dalam bentuk
tertutup.
Catatan:
Jalur Lambat Berstatus Jalan Kolektor di Jalan Utama yang Berstatus Jalan Arteri
Gambar 3.2
Konfigurasi Badan Jalan pada Jalan Arteri Primer
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan
dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan
Gambar 3.3
Penampang Melintang Ruas Jalan Arteri Primer
Sumber: Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun
2018 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pada jalan arteri untuk memfasilitasi jalan masuk dari jalan lokal, jalan lingkungan, SPBU,
pemberhentian bus, tempat istirahat, harus dilengkapi dengan jalur samping (jalur yang
sejajar dengan jalur lalu lintas utama yang terletak di samping kiri dan kanan jalan dan
dibatasi oleh jalur pemisah). Khusus untuk jalan masuk dari tempat istirahat, dapat
langsung masuk ke jalan arteri dengan dilengkapi lajur perlambatan dan lajur percepatan.
Jalur samping beserta jarak antar bukaan dari jalur samping ke jalan utama pada jalan
eksisting agar diupayakan untuk dilaksanakan tergantung kondisi permasalahan lalu lintas
dan ketersediaan sumberdaya.
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-6
b. Jalan Kolektor
Jalan Kolektor adalah jalan yang melayani angkutan pengumpulan atau pembagian
dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan
masuk dibatasi. Jaringan jalan kolektor di WP Prembun adalah jalan kolektor primer yang
menghubungkan secara berdaya guna antara pusat kegiatan nasional dengan pusat
kegiatan lokal, antarpusat kegiatan wilayah, atau antara pusat kegiatan wilayah dengan
pusat kegiatan lokal.
1) Jalan kolektor primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 40
(empat puluh) km/jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 9 (sembilan) meter.
2) Jalan kolektor primer mempunyai kapasitas yang lebih besar dari volume lalu lintas
rata-rata.
3) Jumlah jalan masuk dibatasi dan direncanakan sehingga ketentuan persyaratan yang
ditetapkan.
4) Persimpangan sebidang pada jalan kolektor primer dengan pengaturan tertentu harus
tetap memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan.
5) Jalan kolektor primer yang memasuki kawasan perkotaan dan/atau kawasan
pengembangan perkotaan tidak boleh terputus.
Kolektor primer menghubungkan secara berdaya guna antara pusat kegiatan nasional
dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan wilayah, atau antara pusat kegiatan
wilayah dengan pusat kegiatan lokal. Jaringan jalan kolektor primer ditetapkan dengan
kriteria sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, yaitu:
Menghubungkan antar PKW dan antara PKW dan PKL;
Berupa jalan umum yang berfungsi melayani angkutan;
Melayani perjalanan jarak sedang dengan kecepatan rata-rata sedang; dan
Membatasi jumlah jalan masuk.
Persyaratan teknis jalan kolektor primer mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 34
Tahun 2006 tentang jalan yakni:
kecepatan rencana minimal 40 km/jam dan lebar badan jalan minimal 9 meter;
kapasitas lebih besar dari pada volume lalu lintas rata-rata;
jalan masuk dibatasi, direncanakan sehingga tidak mengurangi kecepatan rencana dan
kapasitas jalan; dan
tidak terputus walaupun masuk kota.
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-7
Jalan kolektor provinsi (kolektor primer) disesuaikan dengan Keputusan Gubernur Jawa
Tengah Nomor 620/2/Tahun 2016 tentang Penetapan Status Ruas Jalan Sebagai Jalan
Provinsi, yaitu ruas jalan Prembun – Wadaslintang. Rencana jalan kolektor primer
disesuaikan dengan persyaratan teknis ruas jalan primer sesuai Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria
Perencanaan Teknis Jalan meliputi:
Tabel 3.2.
Rencana Persyaratan Teknis Jalan Kolektor Primer di WP Prembun
NO SPESIFIKASI KETERANGAN
1. Jenis Perkerasan Berpenutup Aspal atau Beton
2. Kerataan
IRI Paling Besar 8
RCI Paling Kecil Sedang
3. Kecepatan Rencana
Medan datar 60-80 km/j
Medan bukit 50-80 km/j
Medan gunung 30-80 km/j
5. Potongan Melintang
Rumaja Paling Kecil:
Lebar: 13 meter, Tinggi: 5 meter, Dalam: 1,50 meter
Rumija Lebar Paling Kecil: 15 meter
Ruwasja Lebar Paling Kecil: 10 meter
6. Badan Jalan Lebar Paling Kecil: 9 meter
7. Lebar Jalur Lalu Lintas 7 meter
8. Lebar Bahu Jalan
Medan datar 1,00 meter
Medan bukit 1,00 meter
Medan gunung 0,50 meter
9. Lebar Median Paling Kecil Tanpa Median Jalan
(Lebar Median termasuk lebar
bahu dalam, lebar marka garis
tepi termasuk bahu dalam)
10. Lebar Pemisah Lajur Tanpa Pemisah Jalur
11. Lebar Trotoar 1 meter
12. Lebar Saluran Tepi Paling Kecil: 1 meter
13. Lebar Ambang Pengaman Paling Kecil: 1 meter
14. Kemiringan Normal Perkerasan 3%
Jalan
15. Kemiringan Bahu Jalan Paling Besar: 6%
16. Jarak Antar Jalan Masuk Pada jalan kolektor paling sedikit 0,50 km
Pada jalan lama untuk mengatasi jalan masuk yang banyak
dapat dibuat jalur samping untuk menampung semua jalan
masuk dan membatasi bukaan sebagai jalan masuk ke jalur
utama sesuai jarak terdekat di atas
Jarak persimpangan sebidang 0,50 km
paling dekat
17. Superelevasi Paling Besar: 8%
18. Kelandaian paling besar
Alinemen datar 6%
Alinemen bukit 7%
Alinemen gunung 10%
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan
Kriteria Perencanaan Teknis Jalan
Keterangan: Saluran Tepi merupakan saluran untuk menampung dan mengalirkan air hujan atau air yang ada
di permukaan jalan, bahu jalan, dan jalur lainnya serta air dari drainase di bawah muka jalan, di sepanjang
koridor jalan. Saluran tepi jalan harus dalam bentuk tertutup jika digunakan pada Jalan di wilayah perkotaan
yang berpotensi dilalui pejalan kaki seperti di WP Prembun
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-8
Pada jalan kolektor untuk memfasilitasi jalan masuk dari jalan lokal, jalan lingkungan,
stasiun pengisian bahan-bakar umum (SPBU), pemberhentian bus/ terminal, rumah sakit,
atau tempat istirahat harus dilengkapi dengan jalur samping (jalur yang sejajar dengan
jalur lalu lintas utama yang terletak di samping kiri dan kanan jalan dan dibatasi oleh jalur
pemisah). Khusus untuk jalan masuk dari tempat istirahat, dapat langsung masuk ke jalan
kolektor dengan dilengkapi lajur perlambatan dan lajur percepatan. Jalur samping beserta
jarak antar bukaan dari jalur samping ke jalan utama pada jalan eksisting agar
diupayakan untuk dilaksanakan tergantung kondisi permasalahan lalu lintas dan
ketersediaan sumberdaya.
Pada jalan kolektor primer, lebar bahu jalan paling kecil 1,00 meter dengan lebar bagian
bahu jalan diperkeras dengan perkerasan berpenutup paling kecil 0,2 meter termasuk
untuk penempatan marka garis tepi.
Gambar 3.4.
Konfigurasi Badan Jalan Paling Kecil pada Jalan Kolektor Primer
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2011 tentang
Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan
Jalan lokal primer adalah jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri
perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah masuk tidak dibatasi. Jalan
lokal di wilayah WP Prembun berupa jalan lokal primer. Jalan Lokal Primer
menghubungkan secara berdaya guna pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan
lingkungan, pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lingkungan, antar pusat
kegiatan lokal, atau pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan lingkungan, serta antar
pusat kegiatan lingkungan. Kriteria jalan lokal primer, yaitu didesain berdasarkan
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-9
kecepatan rencana paling rendah 20 (kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling
sedikit 7,5 meter. Jalan lokal primer yang memasuki kawasan perdesaan tidak boleh
terputus. Penetapan jalan lokal primer disesuaikan dengan dokumen revisi RTRW
Kabupaten Kebumen meliputi : ruas jalan Prembun – Kebumen; ruas jalan Prembun –
Padureso; ruas jalan Prembun – Bonorowo – Mirit, serta jalan yang menghubungkan dari
pusat agrobisnis menuju ke Terminal Agrobisnis atau pasar Sub Terminal Agrobisnis atau
pasar di Prembun.
Tabel 3.3.
Rencana Persyaratan Teknis Jalan Lokal di WP Prembun
KETERANGAN
NO SPESIFIKASI
LOKAL PRIMER LOKAL SEKUNDR
1. Jenis Perkerasan Berpenutup Aspal atau Beton Berpenutup Aspal atau Beton
2. Kerataan IRI Paling Besar 8 8
3. Kerataan RCI Paling Kecil Sedang Sedang
4. Kecepatan Rencana 60 – 80 km/j 40 – 80 km/j
5 Rumaja Lebar: 13 meter, Tinggi: 5 meter, Lebar: 13 meter, Tinggi: 5
(paling Kecil) Dalam: 1,50 meter meter, Dalam: 1,50 meter
6. Rumija Lebar Paling Kecil: 15 meter Lebar Paling Kecil: 15 meter
7. Ruwasja Lebar Paling Kecil: 7 meter Lebar Paling Kecil: 3 meter
8. Lebar Jalur Lalu Lintas 2 x 3,50 meter 7 meter
9. Lebar Bahu Jalan 1 meter 1 meter
10. Lebar Median Paling Kecil Tanpa Median Jalan Tanpa Median Jalan
11. Lebar Pemisah Lajur Tanpa Pemisah Jalur Tanpa Pemisah Jalur
12. Lebar Trotoar 1 meter 1 meter
13. Lebar Saluran Tepi Paling Kecil: 1 meter Paling Kecil: 1 meter
14. Lebar Ambang Pengaman Paling Kecil: 1 meter Paling Kecil: 1 meter
15. Kemiringan Normal 3% 2%
Perkerasan Jalan
16. Kemiringan Bahu Jalan Paling Besar: 6% Paling Besar: 6%
17. Superelevasi Paling Besar: 8% Paling Besar: 8%
18. Kelandaian Paling Besar: 6% Paling Besar: 6%
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan
dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-10
Gambar 3.5.
Konfigurasi Badan Jalan Paling Kecil pada Jalan Lokal
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria
Perencanaan Teknis Jalan
Keterangan: Ukuran paling kecil trotoar adalah 1,00 meter. Sebagian bahu jalan (atau seluruhnya) dapat
digunakan untuk trotoar.
d. Jalan lingkungan
Merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri
perjalanan jarak dekat dan kecepatan rata-rata rendah. Jalan Lingkungan Primer
menghubungkan jalan dalam lingkungan permukiman, didesain berdasarkan kecepatan
rencana paling rendah 15 kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 6,5
meter. Jalan harus mempunyai lebar badan jalan paling sedikit 3,5 meter. Jalan
lingkungan primer meliputi jalan-jalan pada lingkungan permukiman yang
menghubungkan permukiman dan menunjang aktivitas penduduk di seluruh WP
Prembun.
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-11
Gambar 3.6.
Konfigurasi Badan Jalan Paling Kecil pada Jalan Lingkungan Bertrotoar
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2011 tentang
Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan
Keterangan: Trotoar terdiri dari kereb dan lantai trotoar yang diperkeras menggunakan perkerasan yang
memadai sesuai pedoman pembuatan trotoar yang berlaku. Posisi trotoar dapat di sebelah kanan (seperti
gambar di atas) atau di sebelah kiri. Pada lebar badan jalan yang memadai, trotoar dapat dilengkapi pada dua
sisi jalan.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 1995 tentang Terminal
Transportasi Jalan, pengertian terminal barang adalah prasarana transportasi jalan untuk
keperluan membongkar dan memuat barang serta perpindahan intra dan/atau antar moda
transportasi. Lokasi terminal barang harus memenuhi persyaratan:
terletak dalam jaringan lintas angkutan barang;
terletak di jalan arteri dengan kelas jalan sekurang-kurangnya kelas IIIA;
tersedia lahan sekurang-kurangnya 3 hektar;
mempunai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal dengan jarak
sekurang-kurangnya 50 meter dihitung dari jalan ke pintu keluar atau masuk terminal.
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-12
Fasilitas yang terdapat di terminal barang meliputi:
bangunan kantor terminal;
tempat parkirt kendaraan;
termpat bongkar dan/muat barang beserta peralatan bongkar muat barang;
gudang atau lapangan penumpukan barang;
tempat parkir kendaran angkutan barang untuk istirahat atau selama menunggu
keberangkatan;
rambu-rambu dan papan informasi;
tempat istirahat awak kendaraan;
fasilitas parkir kendaraan, selain kendaraan angkutan barang;
alat timbang kendaraan dan muatannya; dan
toilet, mushola, kios atau kantin, dan taman.
Jaringan perkeretaapian yaitu Jalur Solo – Yogyakarta – Kutoarjo – Kroya yang melalui
Kecamatan Prembun, Kecamatan Kutowinangun, Kecamatan Kebumen, Kecamatan
Pejagoan, Kecamatan Sruweng, Kecamatan Karanganyar, Kecamatan Gombong dan
Kecamatan Rowokele. Untuk pengamanan hambatan yang ada pada sistem jaringan rel
dilengkapi dengan sarana pengamanan pada perlintasan rel dengan jalan dan penataan
guna lahan sempadan rel kereta api yaitu dengan konsep pengembangan RTH.
Garis sempadan jalan rel kereta api adalah ditetapkan dari as jalan rel terdekat
apabila jalan rel kereta api itu lurus;
Garis sempadan jalan rel kereta api yang terletak di tanah timbunan diukur dari kaki
tanggul;
Garis sempadan jalan rel kereta api yang terletak di dalam galian, diukur dari puncak
galian tanah atau atas serongan;
Garis sempadan jalan rel kereta api yang terletak pada tanah datar diukur dari as jalan
rel kereta api;
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-13
Garis sempadan jalan rel kereta api pada belokan adalah lebih dari 23 meter diukur
dari lengkung dalam sampai as jalan. Dalam peralihan jalan lurus ke jalan lengkung di
luar as jalan harus ada jalur tanah yang bebas yang secara berangsur–angsur
melebar dari jarak lebih dari 11 sampai lebih dari 23 meter. Pelebaran tersebut dimulai
dalam jarak 20 meter di muka lengkungan untuk selanjutnya menyempit lagi sampai
jarak lebih dari 11 meter;
Garis sempadan jalan rel kereta api tidak berlaku apabila jalan rel kereta api terletak di
tanah galian yang dalamnya 3,5 meter; dan
Garis sempadan jalan perlintasan sebidang antara jalan rel kereta api dengan jalan
raya adalah 30 meter dari as jalan rel kereta api pada titik perpotongan as jalan rel
kereta api dengan as jalan raya dan secara berangsur–angsur menuju pada jarak
lebih dari 11 meter dari as jalan rel kereta api pada titik 600 meter dari
titik perpotongan as jalan kereta api dengan as jalan raya.
Keberadaan rel kereta api ini secara elemen citra kota menjadi pemisah antara kawasan
(distrik) dalam kota. Konsep pengembangan RTH bertujuan menjadi buffer untuk
sempadan rel dengan permukiman, yang mengedepankan fungsi penghijauan. Untuk
pengembangan jalur kereta api yang melalui wilayah Kecamatan Prembun serta sarana
prasarana pendukungnya, yaitu peningkatan keamanan jalur perlintasan kereta api di
perlintasan kereta api yang berada di jalan utama Kecamatan Prembun.
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-14
Peta 3.2. Rencana Jaringan Transportasi
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-15
3.3. RENCANA JARINGAN ENERGI
1) Pola Jaringan
Pengembangan jaringan listrik mendasarkan pertimbangan sebagai berikut:
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-16
dengan standar per KK rumah tangga kecil 900 VA, menengah 1300 VA dan
atas 3500 VA.
- Kebutuhan non domestik untuk fasum dan komersial diasumsikan 40% dari
kebutuhan domestik.
- Kebutuhan penerangan jalan 10% dari kebutuhan domestik
- Kehilangan energi transmisi adalah 20% total domestik dan non domestik
b) Kawasan diluar pusat pelayanan diasumsikan sebagai berikut:
- Kebutuhan domestik terbagi atas rumah tangga kecil, rumah tangga
menengah, rumah tangga atas dengan perbandingan berimbang 3:2:1
dengan standar per KK rumah tangga kecil 900 VA, menengah 1300 VA dan
atas 3500 VA.
- Kebutuhan non domestik untuk fasum dan komersial diasumsikan 20% dari
kebutuhan domestik.
- Kebutuhan penerangan jalan 10% dari kebutuhan domestik
- Kehilangan energi transmisi adalah 20% total domestik dan non domestik
Berikut ini disampaikan rincian perkiraan kebutuhan energi listrik di kecamatan Prembun
hingga 20 tahun yang akan datang.
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-17
Tabel 3.4. Proyeksi Kebutuhan Energi Listrik di Kecamatan Prembun hingga Akhir Tahun Perencanaan 2042
Proyeksi Kebutuhan Domestik Non Domestik Kehilangan
Penduduk Jumlah energi
(Penduduk Jumlah Jumlah Fasum dan Jumlah
Penerangan Kebutuhan transmisi
Desa/ Kel Pendukung) KK (4 900 VA 1.300 VA 3.500 VA Kebutuhan komersial Kebutuhan
jalan (10% Non (20% jml
(jiwa) jiwa/ KK) Domestik (40%; 20% Total
Domestik) Domestik domestik +
3 2 1 Domestik) non domestik)
2022
Tersobo 2.720 680 306.000 294.667 396.667 997.333 398.933 99.733 498.667 299.200 1.795.200
Prembun 4.003 1.001 450.338 433.658 583.771 1.467.767 587.107 146.777 733.883 440.330 2.641.980
Kabekelan 2.177 544 244.913 235.842 317.479 798.233 319.293 79.823 399.117 239.470 1.436.820
Tunggalroso 2.474 619 278.325 268.017 360.792 907.133 362.853 90.713 453.567 272.140 1.632.840
Kedungwaru 1.304 326 146.700 141.267 190.167 478.133 95.627 47.813 143.440 124.315 745.888
Bagung 2.121 530 238.613 229.775 309.313 777.700 311.080 77.770 388.850 233.310 1.399.860
Sidogede 3.594 899 404.325 389.350 524.125 1.317.800 263.560 131.780 395.340 342.628 2.055.768
Sembirkadipaten 1.504 376 169.200 162.933 219.333 551.467 110.293 55.147 165.440 143.381 860.288
Kedungbulus 1.132 283 127.350 122.633 165.083 415.067 83.013 41.507 124.520 107.917 647.504
Mulyosari 1.971 493 221.738 213.525 287.438 722.700 144.540 72.270 216.810 187.902 1.127.412
Pesuningan 2.173 543 244.463 235.408 316.896 796.767 159.353 79.677 239.030 207.159 1.242.956
Pacarikan 1.021 255 114.863 110.608 148.896 374.367 74.873 37.437 112.310 97.335 584.012
Kabuaran 2.829 707 318.263 306.475 412.563 1.037.300 414.920 103.730 518.650 311.190 1.867.140
Kec. Prembun 29.022 7.256 3.264.975 3.144.050 4.232.375 10.641.400 3.325.447 1.064.140 4.389.587 3.006.197 18.037.184
Catatan: Khusus untuk desa berpotensi menjadi pusat pelayanan fasum & komersial 40% dari domestik, lainnya tetap 20%.
Sumber: hasil Analisis, 2021
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-18
Lanjutan tabel 3.4.
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-19
Lanjutan tabel 3.4.
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-20
Lanjutan tabel 3.4.
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-21
Lanjutan tabel 3.4.
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-22
Berdasarkan hasil proyeksi pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada tahun 2042,
kebutuhan listrik total di Kecamatan Prembun sebesar 21,8 MVA yang terdiri dari:
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-23
Peta 3.3. Rencana Jaringan Energi
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-24
3.4. RENCANA JARINGAN TELEKOMUNIKASI
Sementara itu penggunaan telepon seluler semakin bertambah pula, untuk menunjang
komunikasi diberbagai bidang, pendidikan, perdagangan, dan sebagainya. Kebutuhan
akan alat komunikasi saat sekarang akan sangat menunjang segala aktivitas, sehingga
diperlukan penambahan jaringan telepon baik kabel, maupun nirkabel. Bencana wabah
covid 19 yang mulai masuk Indonesia di akhir tahun 2019, membatasi gerak fisik manusia
untuk bertemu fisik langsung juga mempercepat perubahan komunikasi dari face to face/
langsung menjadi tidak langsung melalui dunia maya/ virtual dengan berbagai macam
media, yang semakin menambah dengan cepat pertambahan kebutuhan sambungan
telepon kabel maupun selular.
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-25
Persyaratan utama pengembangan jaringan telekomunikasi kabel adalah penyediaan
rumah kabel (STO). Adapun persyaratan dari rumah kabel adalah sebagai berikut :
- Kabel primer sebagai kabel penghubung dari sentral ke daerah pelayanan rumah
kabel yang bersangkutan harus sependek mungkin.
- Jumlah panjang kabel sekunder untuk menjangkau semua permintaan dalam daerah
pelayanan rumah kabel tersebut relatif pendek.
- Tidak ada tumpang tindih antara rumah kabel primer dengan sekunder.
- Letak rumah kabel harus aman dari gangguan seperti jauh dari persimpangan untuk
menghindari terlanggar oleh kendaraan yang belok dan tidak ditempatkan pada lokasi
yang membahayakan pejalan kaki.
- 3,75 Satuan Sambungan Telepon pribadi (SST) untuk melayani penduduk sebanyak
100 jiwa;
- Kebutuhan telepon umum sudah digantikan dengan pelayanan warung internet
(warnet), yang diasumsikan untuk kota kecil seperti Kecamatan Prembun
membutuhkan 1 warnet untuk 1 RW (250 jiwa idealnya, namun dilapangan 1 RW
berkisar 700 orang), 1 SST untuk 1 warnet;
- Fasilitas umum diasumsikan 20% dari kebutuhan domestik; dan
- Fasilitas komersial 20% dari kebutuhan domestik.
Tabel 3.5. Proyeksi Kebutuhan Satuan Sambungan Telepon untuk Tepepon Kabel di
Kecamatan Prembun Hingga Akhir Tahun Perencanaan 2042
Proyeksi
Domestik/ Kebu Kebu
Penduduk Fasilitas
Rumah Fasilitas tuhan tuhan
(Penduduk komersial/ Total
(basic Sosial warnet SST
Pendukung) Jumlah pasar Kebu
Desa/ Kel need) (unit) warnet
(jiwa) RW tuhan
3,75 20% dari 20% dari 1 1 (SST)
2022 SST/100 keb. keb. warnet/ warnet
jiwa domestik domestik 1 RW 1 SST
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-26
Proyeksi
Domestik/ Kebu Kebu
Penduduk Fasilitas
Rumah Fasilitas tuhan tuhan
(Penduduk komersial/ Total
(basic Sosial warnet SST
Pendukung) Jumlah pasar Kebu
Desa/ Kel need) (unit) warnet
(jiwa) RW tuhan
3,75 20% dari 20% dari 1 1 (SST)
2022 SST/100 keb. keb. warnet/ warnet
jiwa domestik domestik 1 RW 1 SST
Proyeksi
Domestik/ Kebu Kebu
Penduduk Fasilitas
Rumah Fasilitas tuhan tuhan
(Penduduk komersial/ Total
(basic Sosial warnet SST
Pendukung) Jumlah pasar Kebu
Desa/ Kel need) (unit) warnet
(jiwa) RW tuhan
3,75 20% dari 20% dari 1 1 (SST)
2027 SST/100 keb. keb. warnet/ warnet
jiwa domestik domestik 1 RW 1 SST
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-27
Lanjutan tabel 3.5.
Proyeksi
Domestik/ Kebu Kebu
Penduduk Fasilitas
Rumah Fasilitas tuhan tuhan
(Penduduk komersial/ Total
(basic Sosial warnet SST
Pendukung) Jumlah pasar Kebu
Desa/ Kel need) (unit) warnet
(jiwa) RW tuhan
3,75 20% dari 20% dari 1 1 (SST)
2032 SST/100 keb. keb. warnet/ warnet
jiwa domestik domestik 1 RW 1 SST
Proyeksi
Domestik/ Kebu Kebu
Penduduk Fasilitas
Rumah Fasilitas tuhan tuhan
(Penduduk komersial/ Total
(basic Sosial warnet SST
Pendukung) Jumlah pasar Kebu
Desa/ Kel need) (unit) warnet
(jiwa) RW tuhan
3,75 20% dari 20% dari 1 1 (SST)
2037 SST/100 keb. keb. warnet/ warnet
jiwa domestik domestik 1 RW 1 SST
Tersobo 2.743 4 103 21 21 4 4 149
Prembun 4.361 6 164 33 33 6 6 236
Kabekelan 2.219 3 83 17 17 3 3 120
Tunggalroso 2.829 4 106 21 21 4 4 152
Kedungwaru 1.642 2 62 12 12 2 2 88
Bagung 2.281 3 86 17 17 3 3 123
Sidogede 4.344 6 163 33 33 6 6 235
Sembirkadipaten 1.899 3 71 14 14 3 3 102
Kedungbulus 1.390 2 52 10 10 2 2 74
Mulyosari 2.604 4 98 20 20 4 4 142
Pesuningan 2.776 4 104 21 21 4 4 150
Pacarikan 1.324 2 50 10 10 2 2 72
Kabuaran 3.177 5 119 24 24 5 5 172
Kec. Prembun 33.590 48 1.261 253 253 48 48 1.815
Sumber: hasil Analisis, 2021
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-28
Lanjutan tabel 3.5.
Proyeksi
Domestik/ Kebu Kebu
Penduduk Fasilitas
Rumah Fasilitas tuhan tuhan
(Penduduk komersial/ Total
(basic Sosial warnet SST
Pendukung) Jumlah pasar Kebu
Desa/ Kel need) (unit) warnet
(jiwa) RW tuhan
3,75 20% dari 20% dari 1 1 (SST)
2042 SST/100 keb. keb. warnet/ warnet
jiwa domestik domestik 1 RW 1 SST
Tersobo 2.750 4 103 21 21 4 4 149
Prembun 4.488 6 168 34 34 6 6 242
Kabekelan 2.234 3 84 17 17 3 3 121
Tunggalroso 2.959 4 111 22 22 4 4 159
Kedungwaru 1.773 3 66 13 13 3 3 95
Bagung 2.336 3 88 18 18 3 3 127
Sidogede 4.627 7 174 35 35 7 7 251
Sembirkadipaten 2.053 3 77 15 15 3 3 110
Kedungbulus 1.488 2 56 11 11 2 2 80
Mulyosari 2.858 4 107 21 21 4 4 153
Pesuningan 3.013 4 113 23 23 4 4 163
Pacarikan 1.444 2 54 11 11 2 2 78
Kabuaran 3.302 5 124 25 25 5 5 179
Kec. Prembun 35.325 50 1.325 266 266 50 50 1.907
Sumber: hasil Analisis, 2021
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-29
3) Ketika diperlukaan BTS-BTS baru di kawasan kota padat permukiman yang sudah
terlayani BTS eksisting, namun memerlukan peningkatan kualitas kapasitas
layanan telekomunikasi
Ketentuan jarak bebas bangunan menara terhadap jaringan jalan menggunakan kriteria
jarak terjauh yang diukur berdasarkan ketentuan:
a. Tinggi menara di bawah 60 meter, maka jarak bebas bangunan menara terhadap
jaringan jalan adalah selebar setengah kaki menara atau pondasi.
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-30
Ketentuan jarak bebas menara terhadap bangunan terdekat diukur berdasarkan
ketentuansebagai berikut:
Ilustrasi Jarak Bebas Menara Mandiri di Bawah 60m terhadap Bangunan Terdekat
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-31
b. Menara teregang, jarak bebas minimal dari ujung angkur kawat terhadap pagar
keliling adalah 2,5 m.
c. Menara tunggal, dengan ketinggian di atas 50 meter, maka jarak bangunan menara
terhadap bangunan terdekat di sekitarnya adalah 5 meter.
Ilustrasi Jarak Bebas Menara Teregang di Atas 50m terhadap Bangunan Terdekat
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-32
Peta 3.4. Rencana Jaringan Telekomunikasi
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-33
3.5. RENCANA JARINGAN SUMBER DAYA AIR
Jaringan sumber daya air adalah salah satu sumber daya buatan yang merupakan
sumber daya alam yang telah/akan ditingkatkan dayagunanya untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Pemanfaatan sumber daya buatan akan mengurangi eksploitasi
sumber daya alam sehingga tetap dapat menjaga keseimbangan ekosistem suatu
wilayah. Misalnya, waduk, dinding talud penahan tanah, sodetan sungai, terasering,
jaringan irigasi dan lain-lain.
a. Jaringan Irigasi
Kecamatan Prembun saat ini masuk dalam pelayanan sistem Daerah Irigasi
Waduk Wadaslintang. Sistem daerah irigasi ini terbagi atas 7 sistem Daerah
Irigasi (DI) yaitu Daerah Irigasi Merden, Daerah Irigasi Bedegolan, Daerah Irigasi
Wadaslintang Barat, Daerah Irigasi Kuwarasan, Daerah Irigasi Pesucen, Daerah
Irigasi Kaligending dan Daerah Irigasi Kedungsamak. Kecamatan Prembun masuk
dalam pelayanan DI Bedegolan dari Saluran Sekunder Kedungtawon.
Untuk sistem jaringan air bersih di Kecamatan Prembun saat ini terbagai menjadi
2, yaitu sistem perpipaan dan non perpipaan. Sistem perpipaan terbagi menjadi
dua yaitu perpipaan yang terlayani oleh PDAM Tirta Bumi Sentosa Kabupaten
Kebumen dan perpipaan dari PAMSIMAS yang ada disetiap Desa yang sudah ada
PAMSIMASnya. Sedangkan non perpipaan berupa sumur gali.
Sampai dengan tahun 2020, tercatat dalam data Kabupaten Kebumen dalam
Angka, 2021 bahwa di Kecamatan Prembun terdapat 2.333 pelanggan yang
terlayani PDAM, dengan jumlah air yang disalurkan dan terpakai mencapai
451.577 m3 selama satu tahun, dan nilai rupiahnya mencapai Rp. 2.202.048.700.
Wilayah yang telah terlayani PDAM Tirta Bumi Sentosa Kabupaten Kebumen
terbatas hanya Desa Prembun, Bagung dan Kabekelen.
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-34
Jaringan Air Bersih PAMSIMAS
Sumur Gali
Pemenuhan kebutuhan air bersih dari sumur gali adalah yang paling banyak.
Kecamatan Prembun masuk dalam wilayah DAS WAWAR. Dalam wilayah DAS ini
terdapat 33.312,61 Ha daerah lepasan air, sedangkan daerah kategori imbuhan
air tidak ada. Kecamatan Prembun sendiri berada di wilayah CAT Kebumen
Purworejo, yang termasuk CAT Lintas Kota dengan jumlah air tanah bebas 130
juta m3/tahun.
Di wilayah selatan Kecamatan Prembun kondisi sumur gali rata rata kedalaman
sumur (tinggi muka ir tanah) saat musim hujan hanya1-3 meter saja, namun
kualitas air keruh walaupun tidak berasa, tidak berbau dan tidak berwarna.
Sehingga masyarakat harus menjernihkan dulu sebelum bisa dimanfaatkan
sebagai air bersih.
Berdasarkan data BPS, seluruh desa yang tidak terlayani jaringan PDAM
memanfaatkan sumur gali untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya. Dengan
melihat kondisi kualitas air gali saat ini terutama diwilayah bagian selatan, maka
perlu direncanakan untuk peningkatan kualitas air bersih dari sumur gali melalui
berbagai teknik dan metode, seperti salah satunya adalah penyaringan air sumur.
Namun bila dalam air sumur terdapat kandungan limbah B3 yang tidak bisa
disaring secara sedeerhana, maka pelayanan PDAM perlu ditingkatkan
jangkauannya melalui penambahan jumlah SR.
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-35
Tabel 3.6. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Hingga Akhir Tahun Perencanaan
Di Kecamatan Prembun 2042
Proyeksi Fas. Sosial & Pemadam Kebocoran
Penduduk Domestik Komersial kebakaran 10% 20% dari
Jumlah
Desa/ Kel (Jiwa) (80; 120 (Kebutuhan
(20% domestik + non kebutuhan
l/jw/hr) Air Bersih)
domestik) domestik total
2022
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-36
Lanjutan tabel 3.6.
Proyeksi Fas. Sosial & Pemadam Kebocoran
Penduduk Domestik Komersial kebakaran 10% 20% dari
Jumlah
Desa/ Kel (Jiwa) (80; 120 (Kebutuhan
(20% domestik + non kebutuhan
l/jw/hr) Air Bersih)
domestik) domestik total
2032
Tersobo 2.735 328.200 65.640 39.384 86.645 519.869
Prembun 4.238 508.560 101.712 61.027 134.260 805.559
Kabekelan 2.205 264.600 52.920 31.752 69.854 419.126
Tunggalroso 2.705 324.600 64.920 38.952 85.694 514.166
Kedungwaru 1.521 121.680 24.336 14.602 32.124 192.741
Bagung 2.226 267.120 53.424 32.054 70.520 423.118
Sidogede 4.078 326.240 65.248 39.149 86.127 516.764
Sembirkadipaten 1.757 140.560 28.112 16.867 37.108 222.647
Kedungbulus 1.298 103.840 20.768 12.461 27.414 164.483
Mulyosari 2.373 189.840 37.968 22.781 50.118 300.707
Pesuningan 2.559 204.720 40.944 24.566 54.046 324.276
Pacarikan 1.214 97.120 19.424 11.654 25.640 153.838
Kabuaran 3.056 366.720 73.344 44.006 96.814 580.884
Kec. Prembun 31.966 3.835.920 767.184 460.310 1.012.683 6.076.097
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-37
Lanjutan tabel 3.6.
Proyeksi Fas. Sosial & Pemadam Kebocoran
Penduduk Domestik Komersial kebakaran 10% 20% dari
Jumlah
Desa/ Kel (Jiwa) (80; 120 (Kebutuhan
(20% domestik + non kebutuhan
l/jw/hr) Air Bersih)
domestik) domestik total
2042
Tersobo 2.750 330.000 66.000 39.600 87.120 522.720
Prembun 4.488 538.560 107.712 64.627 142.180 853.079
Kabekelan 2.234 268.080 53.616 32.170 70.773 424.639
Tunggalroso 2.959 355.080 71.016 42.610 93.741 562.447
Kedungwaru 1.773 141.840 28.368 17.021 37.446 224.675
Bagung 2.336 280.320 56.064 33.638 74.004 444.027
Sidogede 4.627 370.160 74.032 44.419 97.722 586.333
Sembirkadipaten 2.053 164.240 32.848 19.709 43.359 260.156
Kedungbulus 1.488 119.040 23.808 14.285 31.427 188.559
Mulyosari 2.858 228.640 45.728 27.437 60.361 362.166
Pesuningan 3.013 241.040 48.208 28.925 63.635 381.807
Pacarikan 1.444 115.520 23.104 13.862 30.497 182.984
Kabuaran 3.302 396.240 79.248 47.549 104.607 627.644
Kec. Prembun 35.325 4.239.000 847.800 508.680 1.119.096 6.714.576
Catatan: Khusus untuk desa berpotensi menjadi pusat pelayanan air bersih diasumsikan 120 l/j/hr
sedangkan lainnya 80 l/jw/hr
Sumber: hasil Analisis, 2021
Sampai dengan tahun 2042, diperkirakan kebutuhan air bersih mencapai 6.714.576 l/hari.
Sumber air bersih diperoleh dari pelayanan PDAM, PAMSIMAS, dan sumur gali. Bila saat
ini terdapat 2.333 pelanggan PDAM dianggap 1 pelanggan sebagai 1 rumah tangga,
maka masih terdapat 32% rumah tangga yang terlayani PDAM dan 68% belum terlayani.
Bila PAMSIMAS diasumsikan bisa melayani % rumah tangga, maka sisanya sekitr %
belum terlayani/ terakses air bersih dari PDAM/ PAMSIMAS. Karena sumber air baku
melimpah dari air sumur gali maupun sumur bor, mengingat posisi Kecamatan Prembun
berada di kawasan CAT dengan air bebas tidak tertekan (daerah lepasan air), maka
kedepan alternatif penggunaan penyaringan air rumah tangga komunal atau individu bisa
dijadikan pilihan.
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-38
- Pembuatan chek dam (penangkap sedimen)
- Bangunan pengrang kemiringan sungai:
o Groundsill
o Drop structure
- Retarding basin
- Pembuatan polder
Penyebab banjir di Kecamatan Prembun diantaranya adalah luapan sungai dan saluran
irigasi yang melalui wilayah tersebut. Penyebab lainnya adalah kejadian bencana
bilamana terjadi kerusakan/jebolnya tanggul-tanggul sungai yang melintasi Kecamatan
Prembun. Dan yang terakhir, mungkin ini bencana yang cukup mengkhawatirkan bila
terjadi, yaitu jebolnya Waduk Wadaslintang. Menurut teori waduk dan tanggul serta
bendung adalah salah satu bentuk pengendali banjir dibagian hulu dan tengah aliran
sungai, namun bentuk bangunan pengendalipun bisa terjadi kerusakan dan kegagalan.
Upaya pemeliharaan dan pemantauan berkala perlu dilakukan agar tidak terjadi bencana
tersebut.
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-39
Peta 3.5. Rencana Pengembangan Jaringan Sumber Daya Air
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-40
3.6. RENCANA JARINGAN AIR MINUM
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan
yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. (SK Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No.492/Menkes/SK/IV/2010). SPAM atau Sistem Penyediaan Air
Minum merupakan satu kesatuan sarana dan prasarana penyediaan air minum.
Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif.
Unsur SPAM meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi, dan unit pelayanan.
Jaringan air minum berupa jaringan antar unsur-unsur SPAM tersebut.
1) Jaringan Perpipaan
Jaringan perpipaan yang ada saat ini meliputi jaringan perpipaan PDAM dan
PAMSIMAS. Berikut ini diuraikan kondisi jaringan perpipaan masing-masing.
Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku adalah air
yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah (CAT) dan/ atau
air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum.
Sumber air baku PDAM Tirta Bumi Sentosa Kabupaten Kebumen yang digunakan
untuk sarana pengolahan air minum berasal dari beberapa sungai, air sungai bawah
tanah, mata air dan waduk yang ada di Kabupaten Kebumen, antara lain sebagai
berikut:
Tabel 3.7. Sumber Air Baku dan Kapasitas Produksi di PDAM Tirta Bumi Sentosa
Kapasitas
Kapasitas
No. Sumber Air Baku (liter/
Produksi
detik)
1. Waduk Sempor (IPA 1) 80 80,24
Sungai Luk Ulo 50 56,07
2. Waduk Sempor (IPA 2) 20 17,03
Waduk Sempor (IPA 4) 20 23,77
Mata Air Banyumudal 30 32,00
Sungai Bawah Tanah
3. 20 15,03
(Mandayana)
Sungai Bawah (Kaliwinong
4. 20 10,23
Sikayu)
5. Sungai Bedegolan 40 33,17
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-41
Kapasitas
Kapasitas
No. Sumber Air Baku (liter/
Produksi
detik)
6. Sungai Kedungbener 20 17,15
7. Gua Barat 100 37,81
Sumber: Keslingmas Vol. 37 No. 3 Hal. 240-404 | 356
Khusus untuk unit pelayanan Kecamatan Prembun, didstribusikan dari sumber air
baku Sungai Bedegolan.
PAMSIMAS
Sumber air baku untuk PAMSIMAS adalah air sumur (sumur gali dan sumur
dalam/bor). Kualitas air baku telah mengikuti ketentan yang berlaku.
Sumur Dangkal
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-42
Peta 3.6. Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-43
3.7. RENCANA JARINGAN LIMBAH DAN PENGELOLAAN LIMBAH B3
Prasarana air limbah bertujuan memenuhi kebutuhan akan sistem prasarana yanq
berfungsi mengalirkan adalah air limbah domestik (air limbah rumah tangga) yang berasal
dari perumahan dan permukiman, dalam mencapai ruang hidup yang sehat dan produktif.
Air limbah domestik ini dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:
a. Black Water, yaitu air limbah manusia (human waste) yang berasal dari toilet atau
jamban;
b. Gray Water, yaitu air buangan rumah tangga yang berasal dari kamar mandi, dapur,
dan tempat cuci (sullage).
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-44
Penanganan air limbah permukiman di Kecamatan Prembun diharapkan mampu
mencapai open defeciation free dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap
pelayanan pembuangan air limbah sehingga mengurangi pencemaran sungai akibat
pembuangan tinja. Upaya penyehatan lingkungan terutama lebih diarahkan pada
peningkatan kualitas lingkungan. Peningkatan kualitas lingkungan dilakukan dengan
peningkatan prasarana dan sarana pengelolaan air limbah, terutama pada kawasan
dengan kepadatan tinggi. Arahan pengelolaan air limbah mencakup:
a. Peningkatan akses pelayanan masyarakat terhadap pembuangan air limbah melalui
on site sanitation.
b. Peningkatan kualitas prasarana dan sarana air limbah permukiman.
c. Peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pengembangan sistem
pengelolaan air limbah permukiman.
Air limbah
Hasil laporan SSK Kabupaten Kebumen hingga tahun 2020, masih menunjukkan
beberapa desa di Kecamatan Prembun bermasalah dengan Sanitasi. Area berisiko
sanitasi air limbah domestik, lengkap dengan level resikonya adalah sebagai berikut:
Risiko sanitasi limbah domestik level 3 meliputi:
- Desa Tersobo
- Desa Prembun
- Desa Kabekelan
- Desa Bagung
- Desa Kabuaran
Permasalahan Mendesak Air Limbah dari catatan SSK Kabupaten Kebumen untuk lima
desa diatas adalah sebagai berikut:
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-45
1) Aspek Teknis: Pengembangan Sarana dan Prasarana (user Interface-Pengolahan
awal Pengangkutan-Pengolahan akhir- Pembuangan akhir) serta Dokumen
Perencanaan Teknis
- Masih ditemui ada BABS
- Akses terhadap jamban yang tidak layak
- Praktek Pengurasan Septic tank Tinja sangat rendah per tahun
- Ada IPLT Kaligending tapi belum berfungsi optimal
- Belum optimal pemanfaaatan limbah cair
- tangki septik di masyarakat tidak pernah dikuras
- KK yang tidak membuang tinjanya pada tangki septik
- Sosialisasi kemanfaatan IPLT masih kurang
2) Aspek Non Teknis: Pendanaan kelembagaan Peraturan Perundangan Peranserta
Masyararkat dan Dunia usaha , Komuniksi
- Belum memiliki Masterplan pengolahan air limbah
- Akses terhadap jamban yang tidak layak
- Belum teralokasi anggaran untuk pengelolaan air
- Limbah pada instansi terkait
- Belum adanya lembaga di SKPD yang mengurusi air
- Limbah rumah tangga secara spesifik
- Belum memiliki Masterplan pengolahan air limbah
- Belum optimalnya penggalian potensi pendanaan dari masyarakat
- Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan air limbah
- Sosialisasi kemanfaatan IPLT masih kurang
- Terbatasnya penyelenggaraan pengembangan sistem yang berbasis
masyarakat
Untuk itu, maka sanitasi limbah rumah tangga perlu direncanakan sesuai kebutuhan, yaitu
produksi air limbah yang diperkirakan hingga 20 tahun yang akan datang. Berikut ini
disampikan proyeksi besarnya air limbah di Kecamatan Prembun dirinci perdesa:
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-46
Tabel 3.8. Proyeksi Besarnya Air Limbah Di Kecamatan Prembun Hingga Akhir Tahun
Perencanaan 2042
Proyeksi
Penduduk Produksi
Limbah Lumpur Evaporasi Infiltrasi
(Penduduk Domestik Air
cair (80% tinja (20% dari (10%
Desa/ Kel Pendukung) (80; 120 Limbah
konsumsi (0,3 total dari total
(jiwa) l/jw/hr) Total
air bersih) l/j/hr) limbah) limbah)
(l/hr)
2022
Tersobo 2.720 326.400 261.120 816 52.387 26.194 183.355
Prembun 4.003 480.360 384.288 1.201 77.098 38.549 269.842
Kabekelan 2.177 261.240 208.992 653 41.929 20.965 146.752
Tunggalroso 2.474 296.880 237.504 742 47.649 23.825 166.772
Kedungwaru 1.304 104.320 83.456 391 16.769 8.385 58.693
Bagung 2.121 254.520 203.616 636 40.850 20.425 142.977
Sidogede 3.594 287.520 230.016 1.078 46.219 23.109 161.766
Sembirkadipaten 1.504 120.320 96.256 451 19.341 9.671 67.695
Kedungbulus 1.132 90.560 72.448 340 14.558 7.279 50.951
Mulyosari 1.971 157.680 126.144 591 25.347 12.674 88.715
Pesuningan 2.173 173.840 139.072 652 27.945 13.972 97.807
Pacarikan 1.021 81.680 65.344 306 13.130 6.565 45.955
Kabuaran 2.829 339.480 271.584 849 54.487 27.243 190.703
Kec. Prembun 29.022 3.482.640 2.786.112 8.707 558.964 279.482 1.956.373
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-47
Lanjutan tabel 3.8.
Proyeksi
Penduduk Produksi
Limbah Lumpur Evaporasi Infiltrasi
(Penduduk Domestik Air
cair (80% tinja (20% dari (10%
Desa/ Kel Pendukung) (80; 120 Limbah
konsumsi (0,3 total dari total
(jiwa) l/jw/hr) Total
air bersih) l/j/hr) limbah) limbah)
(l/hr)
2032
Tersobo 2.735 328.200 262.560 821 52.676 26.338 184.366
Prembun 4.238 508.560 406.848 1.271 81.624 40.812 285.684
Kabekelan 2.205 264.600 211.680 662 42.468 21.234 148.639
Tunggalroso 2.705 324.600 259.680 812 52.098 26.049 182.344
Kedungwaru 1.521 121.680 97.344 456 19.560 9.780 68.460
Bagung 2.226 267.120 213.696 668 42.873 21.436 150.055
Sidogede 4.078 326.240 260.992 1.223 52.443 26.222 183.551
Sembirkadipaten 1.757 140.560 112.448 527 22.595 11.298 79.083
Kedungbulus 1.298 103.840 83.072 389 16.692 8.346 58.423
Mulyosari 2.373 189.840 151.872 712 30.517 15.258 106.809
Pesuningan 2.559 204.720 163.776 768 32.909 16.454 115.181
Pacarikan 1.214 97.120 77.696 364 15.612 7.806 54.642
Kabuaran 3.056 366.720 293.376 917 58.859 29.429 206.005
Kec. Prembun 31.966 3.835.920 3.068.736 9.590 615.665 307.833 2.154.828
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-48
Lanjutan tabel 3.8.
Proyeksi
Penduduk Produksi
Limbah Lumpur Evaporasi Infiltrasi
(Penduduk Domestik Air
cair (80% tinja (20% dari (10%
Desa/ Kel Pendukung) (80; 120 Limbah
konsumsi (0,3 total dari total
(jiwa) l/jw/hr) Total
air bersih) l/j/hr) limbah) limbah)
(l/hr)
2042
Tersobo 2.750 330.000 264.000 825 52.965 26.483 185.378
Prembun 4.488 538.560 430.848 1.346 86.439 43.219 302.536
Kabekelan 2.234 268.080 214.464 670 43.027 21.513 150.594
Tunggalroso 2.959 355.080 284.064 888 56.990 28.495 199.466
Kedungwaru 1.773 141.840 113.472 532 22.801 11.400 79.803
Bagung 2.336 280.320 224.256 701 44.991 22.496 157.470
Sidogede 4.627 370.160 296.128 1.388 59.503 29.752 208.261
Sembirkadipaten 2.053 164.240 131.392 616 26.402 13.201 92.406
Kedungbulus 1.488 119.040 95.232 446 19.136 9.568 66.975
Mulyosari 2.858 228.640 182.912 857 36.754 18.377 128.639
Pesuningan 3.013 241.040 192.832 904 38.747 19.374 135.615
Pacarikan 1.444 115.520 92.416 433 18.570 9.285 64.994
Kabuaran 3.302 396.240 316.992 991 63.597 31.798 222.588
Kec. Prembun 35.325 4.239.000 3.391.200 10.598 680.360 340.180 2.381.258
Sumber: Hasil Analisis, 2021
Sistem pengelolaan air limbah domestik setempat yang dimuat dalam RDTR merupakan
sistem pengelolaan yang bersifat komunal.
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-49
Peta 3.7. Rencana Sistem Pengelolaan Limbah B3
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-50
3.8. RENCANA JARINGAN PERSAMPAHAN
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-51
TPS, yang ada hanya kontainer sampah Pasar untuk melayani pembuangan sampah
pasar serta sebagian kecil warga yang kemudian dibuang menuju tempat pembuangan
akhir sampah (TPA) Kaligending. Rute pengangkutan sampah Kecamatan Prembun
melalui jalur jalan utama Jalan Nasional Kebumen-Purworejo.
TPA Kaligending dalam proses pembenahan untuk menjadi TPA ramah lingkungan. TPA
Kaligending terhampar dengan luas 5 Ha. TPA ini dikelola dengan sistem controlled
landfill dengan melakukan penutupan sampah menggunakan tanah secara terjadwal
sehingga polusi bau dan lalat dapat diminimalisir. Gas metan dari sampah, sudah mulai
dikelola yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk pengganti LPG bagi warga sekitar TPA.
Daerah pelayanan TPA Kaligending terdiri dari UPTD PALS Wilayah Timur yang melayani
Kecamatan Prembun, Kutowinangun dan Kebumen. Kecamatan Prembun saat ini yang
terlayani sistem offsite terbatas di Desa Tersobo, Prembun, Bagung dan Kabekelen. Desa
yang lain dengan sistem onsite ditimbun atau dibakar.
Untuk menangani masalah pelayanan persampahan dimasa yang akan datang, maka
perlu memperkirakan besarnya timbulan sampah di Kecamatan Prembun hingga akhir
tahun perencanaan, tahun 2042. Berikut ini disampaikan rinciannya.
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-52
Tabel 3.9. Proyeksi Timbulan Sampah di Kecamatan Prembun Hingga Akhir Tahun Perencanaan 2042
Produksi Sampah
Perkiraan kebutuhan peralatan pendukung
Non Domestik
Jumlah Gerobak Transfer
Kepa Produksi/ Sampah Fasilitas Truk TPS 3R
Proyeksi Jumlah Total sampah Depo
datan timbulan pasar Umum sampah (kpdt>50 TPA
Kel/ Desa Pddk KK Timbulan (kapasitas per (kapasitas
netto Domestik tradisional Lainnya (6 m3) jw/Ha)
(jiwa) Sampah gerobak 1m3) 10 m3)
0,5 (l/hari) unit/
KK (3,5 2,75 0,6 l/jiwa/ unit/ 400 unit/ min 400
(jiwa/Ha) l/jiwa/ unit/ 200 KK 100.000
jiwa/KK) l/j/hari hari KK 700 KK KK/unit
hari jiwa
2022
Tersobo 2.720 777 19 7.480 1.632 1.360 10.472 4 2 1 - -
Prembun 4.003 1.144 22 11.008 2.402 2.002 15.412 6 3 2 - -
Kabekelan 2.177 622 14 5.987 1.306 1.089 8.381 3 2 1 - -
Tunggalroso 2.474 707 11 6.804 1.484 1.237 9.525 4 2 1 - -
Kedungwaru 1.304 373 13 3.586 782 652 5.020 2 1 1 - -
Bagung 2.121 606 16 5.833 1.273 1.061 8.166 3 2 1 - -
Sidogede 3.594 1.027 12 9.884 2.156 1.797 13.837 5 3 1 - -
Sembirkadipaten 1.504 430 13 4.136 902 752 5.790 2 1 1 - -
Kedungbulus 1.132 323 7 3.113 679 566 4.358 2 1 0 - -
Mulyosari 1.971 563 7 5.420 1.183 986 7.588 3 1 1 - -
Pesuningan 2.173 621 9 5.976 1.304 1.087 8.366 3 2 1 - -
Pacarikan 1.021 292 10 2.808 613 511 3.931 1 1 0 - -
Kabuaran 2.829 808 9 7.780 1.697 1.415 10.892 4 2 1 - -
Kec. Prembun 29.022 8.292 12 79.811 17.413 14.511 111.735 41 21 12 - -
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-53
Lanjutan tabel 3.9.
Produksi Sampah
Perkiraan kebutuhan peralatan pendukung
Non Domestik
Jumlah Gerobak Transfer
Kepa Produksi/ Sampah Fasilitas Truk TPS 3R
Proyeksi Jumlah Total sampah Depo
datan timbulan pasar Umum sampah (kpdt>50 TPA
Kel/ Desa Pddk KK Timbulan (kapasitas per (kapasitas
netto Domestik tradisional Lainnya (6 m3) jw/Ha)
(jiwa) Sampah gerobak 1m3) 10 m3)
0,5 (l/hari) unit/
KK (3,5 2,75 0,6 l/jiwa/ unit/ 400 unit/ min 400
(jiwa/Ha) l/jiwa/ unit/ 200 KK 100.000
jiwa/KK) l/j/hari hari KK 700 KK KK/unit
hari jiwa
2027
Tersobo 2.728 779 19 7.502 1.637 1.364 10.503 4 2 1 - -
Prembun 4.119 1.177 22 11.327 2.471 2.060 15.858 6 3 2 - -
Kabekelan 2.191 626 14 6.025 1.315 1.096 8.435 3 2 1 - -
Tunggalroso 2.587 739 12 7.114 1.552 1.294 9.960 4 2 1 - -
Kedungwaru 1.408 402 14 3.872 845 704 5.421 2 1 1 - -
Bagung 2.173 621 17 5.976 1.304 1.087 8.366 3 2 1 - -
Sidogede 3.828 1.094 13 10.527 2.297 1.914 14.738 5 3 2 - -
Sembirkadipaten 1.626 465 14 4.472 976 813 6.260 2 1 1 - -
Kedungbulus 1.212 346 8 3.333 727 606 4.666 2 1 0 - -
Mulyosari 2.163 618 8 5.948 1.298 1.082 8.328 3 2 1 - -
Pesuningan 2.358 674 10 6.485 1.415 1.179 9.078 3 2 1 - -
Pacarikan 1.113 318 11 3.061 668 557 4.285 2 1 0 - -
Kabuaran 2.941 840 9 8.088 1.765 1.471 11.323 4 2 1 - -
Kec. Prembun 30.446 8.699 13 83.727 18.268 15.223 117.217 43 22 12 - -
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-54
Lanjutan tabel 3.9.
Produksi Sampah
Perkiraan kebutuhan peralatan pendukung
Non Domestik
Jumlah Gerobak Transfer
Kepa Produksi/ Sampah Fasilitas Truk TPS 3R
Proyeksi Jumlah Total sampah Depo
datan timbulan pasar Umum sampah (kpdt>50 TPA
Kel/ Desa Pddk KK Timbulan (kapasitas per (kapasitas
netto Domestik tradisional Lainnya (6 m3) jw/Ha)
(jiwa) Sampah gerobak 1m3) 10 m3)
0,5 (l/hari) unit/
KK (3,5 2,75 0,6 l/jiwa/ unit/ 400 unit/ min 400
(jiwa/Ha) l/jiwa/ unit/ 200 KK 100.000
jiwa/KK) l/j/hari hari KK 700 KK KK/unit
hari jiwa
2032
Tersobo 2.735 781 19 7.521 1.641 1.368 10.530 4 2 1 - -
Prembun 4.238 1.211 23 11.655 2.543 2.119 16.316 6 3 2 - -
Kabekelan 2.205 630 14 6.064 1.323 1.103 8.489 3 2 1 - -
Tunggalroso 2.705 773 12 7.439 1.623 1.353 10.414 4 2 1 - -
Kedungwaru 1.521 435 15 4.183 913 761 5.856 2 1 1 - -
Bagung 2.226 636 17 6.122 1.336 1.113 8.570 3 2 1 - -
Sidogede 4.078 1.165 14 11.215 2.447 2.039 15.700 6 3 2 - -
Sembirkadipaten 1.757 502 15 4.832 1.054 879 6.764 3 1 1 - -
Kedungbulus 1.298 371 9 3.570 779 649 4.997 2 1 1 - -
Mulyosari 2.373 678 9 6.526 1.424 1.187 9.136 3 2 1 - -
Pesuningan 2.559 731 11 7.037 1.535 1.280 9.852 4 2 1 - -
Pacarikan 1.214 347 12 3.339 728 607 4.674 2 1 0 - -
Kabuaran 3.056 873 10 8.404 1.834 1.528 11.766 4 2 1 - -
Kec. Prembun 31.966 9.133 13 87.907 19.180 15.983 123.069 46 23 13 - -
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-55
Lanjutan tabel 3.9.
Produksi Sampah
Perkiraan kebutuhan peralatan pendukung
Non Domestik
Jumlah Gerobak Transfer
Kepa Produksi/ Sampah Fasilitas Truk TPS 3R
Proyeksi Jumlah Total sampah Depo
datan timbulan pasar Umum sampah (kpdt>50 TPA
Kel/ Desa Pddk KK Timbulan (kapasitas per (kapasitas
netto Domestik tradisional Lainnya (6 m3) jw/Ha)
(jiwa) Sampah gerobak 1m3) 10 m3)
0,5 (l/hari) unit/
KK (3,5 2,75 0,6 l/jiwa/ unit/ 400 unit/ min 400
(jiwa/Ha) l/jiwa/ unit/ 200 KK 100.000
jiwa/KK) l/j/hari hari KK 700 KK KK/unit
hari jiwa
2037
Tersobo 2.743 784 19 7.543 1.646 1.372 10.561 4 2 1 - -
Prembun 4.361 1.246 23 11.993 2.617 2.181 16.790 6 3 2 - -
Kabekelan 2.219 634 14 6.102 1.331 1.110 8.543 3 2 1 - -
Tunggalroso 2.829 808 13 7.780 1.697 1.415 10.892 4 2 1 - -
Kedungwaru 1.642 469 16 4.516 985 821 6.322 2 1 1 - -
Bagung 2.281 652 18 6.273 1.369 1.141 8.782 3 2 1 - -
Sidogede 4.344 1.241 15 11.946 2.606 2.172 16.724 6 3 2 - -
Sembirkadipaten 1.899 543 16 5.222 1.139 950 7.311 3 1 1 - -
Kedungbulus 1.390 397 9 3.823 834 695 5.352 2 1 1 - -
Mulyosari 2.604 744 10 7.161 1.562 1.302 10.025 4 2 1 - -
Pesuningan 2.776 793 12 7.634 1.666 1.388 10.688 4 2 1 - -
Pacarikan 1.324 378 13 3.641 794 662 5.097 2 1 1 - -
Kabuaran 3.177 908 10 8.737 1.906 1.589 12.231 5 2 1 - -
Kec. Prembun 33.590 9.597 14 92.373 20.154 16.795 129.322 48 24 14 - -
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-56
Lanjutan tabel 3.9.
Produksi Sampah
Perkiraan kebutuhan peralatan pendukung
Non Domestik
Jumlah Gerobak Transfer
Kepa Produksi/ Sampah Fasilitas Truk TPS 3R
Proyeksi Jumlah Total sampah Depo
datan timbulan pasar Umum sampah (kpdt>50 TPA
Kel/ Desa Pddk KK Timbulan (kapasitas per (kapasitas
netto Domestik tradisional Lainnya (6 m3) jw/Ha)
(jiwa) Sampah gerobak 1m3) 10 m3)
0,5 (l/hari) unit/
KK (3,5 2,75 0,6 l/jiwa/ unit/ 400 unit/ min 400
(jiwa/Ha) l/jiwa/ unit/ 200 KK 100.000
jiwa/KK) l/j/hari hari KK 700 KK KK/unit
hari jiwa
2042
Tersobo 2.750 786 19 7.563 1.650 1.375 10.588 4 2 1 - -
Prembun 4.488 1.282 24 12.342 2.693 2.244 17.279 6 3 2 - -
Kabekelan 2.234 638 14 6.144 1.340 1.117 8.601 3 2 1 - -
Tunggalroso 2.959 845 14 8.137 1.775 1.480 11.392 4 2 1 - -
Kedungwaru 1.773 507 17 4.876 1.064 887 6.826 3 1 1 - -
Bagung 2.336 667 18 6.424 1.402 1.168 8.994 3 2 1 - -
Sidogede 4.627 1.322 16 12.724 2.776 2.314 17.814 7 3 2 - -
Sembirkadipaten 2.053 587 17 5.646 1.232 1.027 7.904 3 1 1 - -
Kedungbulus 1.488 425 10 4.092 893 744 5.729 2 1 1 - -
Mulyosari 2.858 817 11 7.860 1.715 1.429 11.003 4 2 1 - -
Pesuningan 3.013 861 13 8.286 1.808 1.507 11.600 4 2 1 - -
Pacarikan 1.444 413 14 3.971 866 722 5.559 2 1 1 - -
Kabuaran 3.302 943 10 9.081 1.981 1.651 12.713 5 2 1 - -
Kec. Prembun 35.325 10.093 15 97.144 21.195 17.663 136.001 50 25 14 - -
Sumber: hasil Analisis, 2021
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-57
Arahan Pengembangan Pengelolaan Persampahan
Menangani sampah 136.001 l/hari bukanlah hal yang medah, penumpukan sampah bisa
menimbulkan permasalahan ikutan yang merugikan. Untuk itu penanganan sampah di
Kecamatan Prembun harus diawali dari sumber sampah. Pengelolaan sampah 3R telah
berkembang sekarang ini hinga 5R. Hal ini perlu disosialisasikan keseluruh lapisan
masyarakat agar masyarakat tahu, mengerti dan diharapkan berubah mau berubah dan
sadar/ peduli untuk melaksanakannya. Arahan pengembangan pengelolaan persampahan
dapat dilakukan dengan mengikutsertakan masyarakat dan juga pengelola kawasan yang
bersifat komersil dalam setiap tahapan pengelolaan sampah. Pengembangan
pengelolaan sampah dengan sistem 3R dan melibatkan masyarakat untuk ikut serta
mengelola sampah. Rencana pengembangan pengelolaan sampah berbasis masyarakat
dengan sistem 3R dan pengembangan TPST dilakukan melalui:
(1) Pola pemilahan sampah dari sumber sampah
(2) Pengelolaan sampah dengan sistem Reduce-Reuse-Recycle (3R)
(3) Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (PSBM)
Pemerintah sedang gencar menggalakkan konsep ekonomi berkelanjutan atau circular
economy di berbagai aspek. Prinsip utama dalam konsep circular economy adalah
Reduce, Reuse, Recycle, Recovery dan Repair, yang lebih dikenal dengan 5R.
Prinsip 5R diyakini sesuai dengan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0 yang
salah satu program prioritasnya adalah mengakomodasi standar-standar keberlanjutan
dan diharapkan manufaktur jadi leading sector dan berdampak luas dalam
mntransformasi ekonomi nasional menuju circular economy.
Prinsip 5R dapat dilakukan melalui pengurangan pemakaian material mentah dari alam
(reduce) melalui optimasi penggunaan material yang dapat digunakan kembali (reuse)
dan penggunaan material hasil dari proses daur ulang (recycle) maupun dari proses
perolehan kembali (recovery) atau dengan melakukan perbaikan (repair).
Jadi, nantinya circular economy itu tidak mengenal sampah karena terus berputar,
sehingga sumber daya alam digunakan lebih efektif dan efisien, dan kebijakan ini juga
mendorong penggunaan energi alternatif.
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-58
Pengertian 5R (Reduce, Reuse, Recycle, Replace, Replant)
Reduce (pengurangan)
Mengurangi pemakaian suatu barang atau pola perilaku manusia yang dapat mengurangi
produksi sampah, serta tidak melakukan pola konsumsi yang berlebihan. Contohnya
adalah mengurangi penggunaan barang yang tidak bisa didaur ulang, dll.
Kegiatan menggunakan kembali material atau bahan yang masih layak pakai. Contohnya
adalah menggunakan kembali botol bekas yang masih layak untuk menanam tanaman, dll
Replace (penggantian)
Kegiatan untuk mengganti pemakaian suatu barang atau memakai barang alternatif yang
sifatnya lebih ramah lingkungan dan dapat digunakan kembali. Upaya ini dinilai dapat
mengubah kebiasaan seseorang yang mempercepat produksi sampah. Contohnya adalah
mengubah penggunaan kertas tisu dengan menggunakan sapu tangan, dll.
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-59
Peta 3.8. Rencana Sistem Persampahan
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-58
3.9. RENCANA JARINGAN DRAINASE
Jaringan drainase yang terdapat pada Kecamatan Prembun berupa jaringan primer.
Untuk sekunder dan tersier masih sangat terbatas. Bahkan pembangunan saluran baru
banyak yang belum terslesaikan dan tidak tersambung dengan saluran sekunder dan
primer. Sebagian lagi belum ada sama sekali.
a. Jaringan primer berupa sungai atau jaringan yang menampung air dari jaringan
sekunder. Sungai yang merupakan jaringan primer yang melalui Kecamatan
Prembun adalah Sungai Lesung, Sungai Gentan dan sungai sudetan dari Sungai
Kedunggupit .
b. Jaringan sekunder berupa jaringan drainase yang terdapat dan mengikuti pola
jalan raya di kanan atau kirinya yang menampung air hujan dan air limbah
(buangan) rumah tangga dialirkan secara gravitasi ke tempat yang lebih rendah
menuju saluran pembuangan (sungai).
c. Jaringan tersier berupa jaringan drainase yang terdapat di dalam lokasi jalan
dalam permukiman penduduk.
Keberadaan sungai-sungai ini berperan sebagai drainase alami yang menampung air
limpasan dari daerah di sekitarnya. Selain sistem drainase alami, terdapat pula sistem
drainase buatan yang berupa saluran di tepi-tepi jalan maupun di area permukiman.
Sistem ini memanfaatkan topografi wilayah yang beragam, sehingga aliran air mengikuti
topografi kawasan.
Berdasarkan konstruksi, sistem drainase terdiri dari dua yakni sistem saluran tertutup, dan
sistem saluran terbuka. Pengertian saluran tertutup ialah bahwa aliran air masih bersifat
gravitasi hanya konstruksi di atasnya dibuat tertutup sehingga dapat dimanfaatkan untuk
bangunan lain. Sistem ini bagus diterapkan di daerah perkotaan yang padat dengan lahan
yang terbatas. Konstruksi saluran bisa menggunakan pasangan beton maupun konstruksi
tanah.
Sistem drainase di wilayah Kecamatan Prembun berupa sistem terbuka. Untuk sistem
saluran terbuka biasanya dirancang untuk menampung dan mengalirkan air hujan
sekaligus pembuangan. Saluran drainase terbuka banyak terdapat di sekitar permukiman
penduduk dan tepi jalan. Saluran terbuka ini dibangun dengan perkerasan hanya pada
sisi kanan kiri saluran dengan tujuan untuk meresapkan sebagai air ke dalam tanah. Oleh
karena itu perlu, perencanaan sistem drainase perlu dilakukan secara terintegrasi dan
menyesuaikan dengan sistem drainase alami yang sudah ada maupun yang telah dibuat
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-61
khususnya untuk mengakomodasi kebutuhan saluran drainase untuk kawasan industri.
Sistem drainase menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan dimana
sebagian besar di dalam wilayah kota, seperti saluran di sepanjang sisi jalan, saluran atau
selokan air hujan di sekitar bangunan, gorong–gorong dan sebagainya.
Analisis lebih lanjut mengenai fungsi jaringan drainase di Kecamatan Prembun adalah
sebagai berikut:
a. Jaringan Pematusan
Jaringan ini berfungsi menampung dan mengalirkan air hujan. Adapun dasar
perencanaan sistem saluran pematusan ini adalah sebagai berikut:
1) Saluran dibagi dalam beberapa tipe menurut kapasitasnya.
2) Saluran buatan diusahakan menggunakan saluran pembuangan air hujan yang
terletak di pinggir jalan sekaligus sebagai drainase jalan, agar lebih ekonomis dan
memudahkan perawatan.
3) Saluran induk diusahakan menggunakan saluran alam.
4) Sistem saluran drainase direncanakan berakhir pada sungai-sungai yang
melintas di daerah tersebut.
Pola jaringan pematusan di Kecamatan Prembun ditentukan berdasarkan kriteria :
1) Klasifikasi fungsi jalan dan arahan peletakan saluran sebagai bagian dari
instrument jalan.
2) Arah kemiringan lahan.
3) Besaran dan sebaran wilayah tangkapan air pada tiap-tiap lingkungan.
b. Jaringan Air Kotor
Jaringan air kotor dalam hal ini dapat dijadikan satu dengan saluran pematusan atau
drainase kota. Air kotor yang dimaksudkan dapat berupa air kotor dari kamar mandi,
dapur dan cucian. Limbah dari rumah tangga saat ini sudah mengkawatirkan karena
dapat mencemari lingkungan terutama air tanah.
Limbah rumah tangga yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) seperti
larutan insektisida yang terbawa grey water (dari semprotan obat nyamuk dan serangga
lainnya, insektisida untuk tanaman hias, termasuk racun untuk tikus, pemutih pakaian,
pembersih lantai, dan sebagainya berpotensi mengancam kesehatan manusia dan
mencemari lingkungan.
Bahkan penelitian yang pernah dilakukan (walaupun sudah sangat lama tahun 1993)
menyebutkan bahwa:
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-62
Menurut penelitian Sudarmadji dan Suyono, kualitas air tanah menurun karena
sistem sanitasi lingkungan. Prembun sering tergenang air pada musim hujan,
drainase kota tersebut jelek, sehingga kemungkinan air tanah tercemar lebih
besar, dan apalagi kedalaman airtanah ini diperhatikan dangkal.
Apalagi kondisi saat ini sudah hampir 20 tahun, jumlah penduduk semakin besar,
semakin padat, aktivitas yang berkembang di pusat kota adalah perdagangan dan jasa,
sepanjang Jalan Nasional, hampir semua menjadi ruko dan pasar. Genangan dan
banjirmasih sering terjadi, belum ada pengelolaan limbah rumah tangga, hampir semua
masuk saluran drainase bahkan ada yang dibuang ke saluran buangan air irigasi atau
saluran irigasi. Untuk itu kedepan perencanaan drainase perlu dilakukan secara
terintegrasi, minimal salam satu area yang sama buangan ke saluran primernya
(sungainya). Sudah harus terpisah antara pematusan dan saluran drainase, agar tidak
terjadi pendemaran lingkungan lagi.
1. Memanfaatkan sistem drainase yang telah ada (eksisting) secara maksimal, baik
sungai, anak sungai maupun saluran lainnya.
2. Saluran yang direncanakan diusahakan mengikuti kemiringan tanah yang ada
sehingga air hujan dapat dialirkan secara gravitasi.
3. Saluran primer diusahakan mengikuti pengeringan alami, sedangkan untuk
saluran sekunder akan mengikuti saluran alam dan saluran buatan; dan saluran
tersier akan mengikuti pola jaringan jalan.
4. Mengalirkan air hujan secepatnya melalui jaringan drainase ke badan air penerima
terdekat sehingga waktu pengaliran lebih pendek dan mengurangi kemungkinan
terjadinya genangan dalam waktu yang panjang.
5. Menghindari pembongkaran saluran yang telah ada dan pembebasan lahan yang
berlebihan.
6. Mudah dalam pelaksanaan, investasi kecil dan operasi – pemeliharaan yang
sederhana.
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-63
Peta 3.9. Rencana Jaringan Drainase
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-64
3.10. RENCANA JARINGAN PRASARANA LAINNYA
Arahan dari RTRW Kabupaten Kebumen disebutkan untuk jalur evakuasi bencana kriteria
jalur yang dipilih adalah peningkatan volume dan kapasitas jaringan jalan dengan
mempertimbangkan spot-spot (kawasan permukiman) potensi penyelamatan korban,
optimalisasi jarak tempuh ke ruang evakuasi dan pemasasangan rambu-rambu penanda
petunjuk rute jalur evakuasi. Kecamatan Prembun merupakan salah satu wilayah yang
berisiko bencana, terutama banjir dan bahaya bencana dari kegagalan waduk
Wadaslintang. Untuk jalur evakuasi bencana saat ini, yang diusulkan untuk penyelamatan
penduduk adalah Jalan Raya Wadaslintang, yang membelang wilayah Kecamatan.
Tujuan wilayah pengungsian Kecamatan Padureso dan Kutowinangun.
Tempat evakuasi bencana dalam bentuk ruang terbuka berupa lapangan, halaman
sekolah dan halaman kantor publik dan pengembangan sarana dan prasarana pendukung
evakuasi. Untuk bangunan diarahkan gedung-gedung sebagai berikut:
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-65
Peta 3.10. Rencana Jaringan Prasarana Lainnya
Laporan Akhir
Penyusunan RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KECAMATAN PREMBUN
Tahun 2021 3-66