1 SM PDF
1 SM PDF
Sumiyadi
FPBS Universitas Pendidikan Indonesia
email: sumiyadi@upi.edu
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan aspek, pola, dan tujuan revitalisasi novel
Burak Siluman ke dalam cerpen Burak Siluman. Sumber data penelitian adalah novel
Burak Siluman karya Mohamad Ambri dalam buku Urang Desa (Balai Pustaka Jakarta,
1950) dan cerpen Burak Siluman karya Ajip Rosidi (Nuansa Bandung, 2008). Analisis data
menggunakan teori struktural semiotik Greimas. Hasil penelitian sebagai berikut. Pertama,
aspek novel yang direvitalisasi adalah tema cerita siluman sebagai mitos masyarakat
Sunda. Kedua, revitalisasi terklasifikasi ke dalam pola rekonstruksi dan pola transfer,
yaitu dengan melakukan eksternalisasi. Untuk kepentingan itulah Ajip Rosidi menga
lihbahasakan novel klasik Sunda tersebut ke dalam bahasa nasional. Ketiga, revitalisasi
dengan mengalihwahanakan novel Sunda ke dalam cerpen Indonesia bertujuan untuk
mengonservasi cerita Sunda yang berkaitan dengan mitos alam siluman.
Abstract
This study aims to describe the aspect, pattern, and purpose of the revitalization of the
novel Burak Siluman into the short story Burak Siluman. The data sources were Mohamad
Ambri’s novel Burak Siluman in the book Urang Desa (Balai Pustaka Jakarta, 1950) and
Ajip Rosidi’s short story Burak Siluman (Nuansa Bandung, 2008). The data analysis used
Greimas’s structural theory of semiotics. The findings are as follows. First, the aspect of
the novel revitalized is the theme of ghost stories as Sundanese people’s myth. Second,
the revitalization is classified into reconstruction and transfer patternsby performing the
externalization. For that purpose, Ajip Rosidi translates a Sundanese classic novel into
the national language. Third, the revitalization by converting a Sundanese novel into an
Indonesian short story aims to conserve Sundanese stories about the myth of the ghost
world.
339
340
karya sastra Indonesia hasil alih bahasa sastra berkaitan erat dengan revitalisasi.
Ajip Rosidi dari khazanah sastra Sunda Pemahaman revitalisasi yang relevan da-
karya Mohamad Ambri (1882-1936) ber- lam tulisan ini adalah proses, cara, atau
judul sama, yaitu novel Burak Siluman upaya menghidupkan kembali sebuah
(pertama kali terbit tahun 1932). Menurut tradisi, misalnya tradisi atau sastra daerah
Kurnia (2008), Mohamad Ambri meru- dalam kehidupan masyarakat pemilik
pakan pengarang Sunda yang kerap kali atau pendukungnya (Adnan, 2015:48).
menulis karya sastra mengenai siluman Menurut Supanggah (2008), revitalisai
atau makhluk halus. Demikian pula novel dapat dilakukan dengan pola rekonstruksi,
Burak Siluman berkisah tentang seorang refungsionalisasi, representasi, reformasi,
gadis yang terperangkap di antara dua reinterpretasi, reorientasi, dan rekreasi.
alam, yaitu alam makhluk manusia dan Rekonstruksi dilakukan terhadap produk
alam siluman atau makhluk halus. seni yang sudah hilang dari peredaran, na-
Ajip Rosidi (lahir tahun 1938) setakat mun karena dianggap memiliki nilai yang
ini telah melahirkan lebih dari 110 judul penting bagi masyarakat, produk seni
buku dengan tajuk beragam, seperti kum- tersebut sengaja dihidupkan dan digiat-
pulan cerpen, kumpulan puisi, novel/ kan kembali. Refungsionalisasi dilakukan
roman, drama, transformasi cerita rakyat dengan menambah, mengembangkan,
dan wayang, bacaan anak-anak, kumpul- mengganti, atau memberi fungsi yang
an humor, esai dan kritik, polemik, me- baru terhadap produk seni yang direvi-
moar, bunga rampai, buku terjemahan, talisasi. Representasi dilakukan dengan
dan biografi/autobiografi. Ajip Rosidi menyajikan kembali produk seni terse-
juga termasuk sastrawan atau budayawan but secara variatif. Reformasi dilakukan
yang banyak berkiprah dalam dunia dengan mengubah format atau bentuk
penerbitan, pendidikan, dan kebudayaan, produk seni dari yang lama ke bentuknya
Bahkan, dia pernah menjadi profesor yang baru. Reinterpretasi dilakukan de-
tamu pada Osaka Gaikokugo Daigaku ngan memberi tafsir atau makna baru ter-
di Jepang (1981-2003) dan pada tahun hadap produk seni. Reorientasi dilakukan
2011dianugerahi gelar Dr. H.C. dalam bi- dengan menggeser patron lama ke patron
dang budaya dari Fakultas Sastra Univer- yang baru, sedangkan rekreasi adalah
sitas Pajajaran. Padahal, seperti otografi membuat atau menciptakan produk seni
yang ditulisnya, Ajip Rosidi Hidup Tapa baru yang bertitik tolak dari produk seni
Ijazah (2008a) karena dengan sengaja lama.
tidak menamatkan SMA-nya. Dia hidup Sementara itu menurut World Bank
dengan mengandalkan banyak membaca (1998:9), pola revitalisasi dapat mengi-
dan menulis hingga kini. kuti langkah-langkah berikut: rekognisi
Cerpen “Burak Siluman” diteliti untuk dan identifikasi, validasi, perekaman dan
menunjukkan bahwa Ajip Rosidi peduli dokumentasi, penyimpanan dokumen,
terhadap khazanah sastra Indonesia yang transfer (sosialisasi, eksternalisasi, inter-
terwujud dalam sastra-sastra daerah di nalisasi), dan diseminasi. Berkaitan de-
seluruh Nusantara. Keanekaragaman bu- ngan pola transfer dapat dijelaskan bahwa
daya yang tecermin dalam karya sastra suatu tradisi lisan, seperti cerita rakyat
itu hanya dapat dipahami secara nasional mengenai siluman, dapat dipindahkan
apabila menggunakan bahasa nasional dengan cara disosialisasikan kepada
pula. Oleh sebab itu, alih bahasa dan alih pihak terdekat (keluarga atau murid),
wahana sastra dari bahasa daerah ke da- diinternalisasikan atau dikonversi dalam
lam bahasa Indonesia merupakan suatu bentuk teks verbal tertulis, audio, atau
keniscayaan. Terlebih-lebih, alih bahasa audio visual sehingga dapat dikuasai oleh
komunitasnya. Pola transfer juga dapat trinya sakit keras, meskipun telah berkali-
dilakukan secara lebih luas dengan cara kali berobat ke dokter. Namun, ternyata
tradisi atau produk seni tersebut dieks- istrinya sehat kembali ketika berobat ke
ternalisasi dalam bentuk wahana lain, seorang dukun di Sumedang. Semenjak
misalnya mengalihbahasakan produk itulah Mohamad Ambri kerap menekuni
seni daerah agar dapat diapresiasi oleh ilmu kebatinan. Simpulan Kurnia didasar-
masyarakat yang lebih luas. kan pada surat-surat Mohamad Ambri
Setelah data dikaji dengan memper- semasa hidupnya, yang berhasil dikum-
hatikan aspek yang direvitalisasi, penulis pulkan kembali oleh Ajip Rosidi (1996)
akan berupaya menemukan bentuk atau dalam buku Pancakaki: Kupulan Esey.
pola revitalisasi dan tujuan pengarang da-
lam merevitalisasi novel Sunda tersebut. METODE
Penelitian yang relevan dengan tulisan Penelitian ini menggunakan metode
ini pernah dilakukan oleh Rusyana (1979) deskriptif analisis dan deskriptif kom-
dengan judul Novel Sunda Sebelum Perang. paratif (Ratna, 2004:42-54). Kedua metode
Akan tetapi, pembahasan tidak terfokus ini tampaknya dapat digabung, sesuai
pada revitalisasi dan novel Burak Siluman dengan penahapan prosedur kerjanya se-
hanyalah salah satu dari puluhan novel hingga menjadi metode deskriptif analisis
Sunda yang dikaji. Selanjutnya, Pudentia komparatif.
M.P.S.S. (1990) menelaah cerita rakyat Teori yang digunakan dalam tulisan
Sunda dalam bentuk carita pantun ber- ini adalah teori struktural semiotik Grei-
judul Lutung Kasarung dan transformasi- mas yang bertumpu pada skema aktan
nya dalam novel Indonesia berjudul Purba (Zaimar, 2014: 145-171). Pemanfaatan
Sari Ayu Wangi karangan Ajip Rosidi. Pe- teori Greimas tampaknya relevan dengan
nelitian Pudentia telah menunjukkan efek penelitian ini yang akan melihat dinamika
peralihan fokus tokoh dari Lutung Kasa- tokoh Burak Siluman, baik dalam novel
rung ke tokoh Purba Sari Ayu Wangi dan maupun dalam cerpen. Skema aktan ber-
ia pun sampai pada simpulan bahwa no- tumpu pada enam aktan, yaitu pengirim,
vel terebut masih memperlihatkan fungsi subjek, objek, penolong, penentang, dan
cerita sebagai penguat tradisi. Sepanjang penerima. Secara singkat dapat dijelas-
pengetahuan penulis, penelitian khusus kan bahwa pengirim adalah aktan yang
mengenai novel Sunda Burak Siluman mempunyai karsa untuk mendapatkan
dengan alih bahasanya ke dalam sastra objek. Pengirim dapat berupa seseorang
Indonesia baru diteliti dalam disertasi atau sesuatu yang menjadi sumber ide dan
peneliti (Sumiyadi, 2010), meskipun baru berfungsi sebagai penggerak cerita. Pen-
melihat resepsi pengarangnya dan belum girimlah yang menimbulkan keinginan
dikaitkan dengan revitalisasi. bagi subjek untuk mencapai objek. Subjek
Tulisan Kurnia (2008) berjudul “Silu- adalah seseorang atau sesuatu yang ditu-
man dalam Sastra Sunda” sangat relevan gasi pengirim untuk mendapatkan objek.
dengan tulisan ini, meskipun tulisan terse- Objek adalah seseorang atau sesuatu yang
but merupakan esai di surat kabar dan diingini, dicari, dan diburu oleh subjek
hanya selintas menyinggung Novel Burak atas ide si pengirim, yang kemudian akan
Siluman. Menurut Kurnia (2008), Moham- diserahkan kepada penerima. Penolong
mad Ambri mengarang cerita siluman adalah seseorang atau sesuatu yang mem-
karena menganut ilmu kebatinan ajian bantu atau mempermudah usaha subjek
kasumedangan, yang ditekuninya setelah ia dalam mencapai objek. Penentang adalah
mendapatkan pengalaman spiritual ketika seseorang atau sesuatu yang mengha-
berikhtiar untuk kesembuhan istrinya. Is- langi usaha subjek dalam mencari objek,
dari pancuran mandi di sawah. Orang tua cerita Mang Ijan. Setelah Mang Ijan selesai
Nyi Asmanah sangat khawatir dan meng- bercerita, kemudian dia permisi pulang
anggap anaknya telah kena pengaruh ke rumahnya.
siluman sehingga harus diobati.
Tibalah pada malam hari, Nyi Asma- Cerpen “Burak Siluman”
nah merasa dipanggil oleh Dipati Arjuna Cerpen diawali dengan Nyi Asmanah
sehingga ia turun dari rumahnya dengan bangun kesiangan karena menonton
sebungkus pakaian dan meninggalkan wayang golek semalaman yang ditanggap
kedua orang tuanya yang sedang tidur oleh Haji Jakaria. Haji Jakaria menanggap
nyenyak. Nyi Asmanah mengikuti arah wayang golek karena anak perempuan-
jalan yang terdapat bunyi alat musik nya yang bernama Halimah menikah dan
seperti dalam permainan wayang. Akhir- anak laki-lakinya yang masih kecil sudah
nya, Nyi Asmanah bertemu dengan waktunya untuk disunat. Halimah adalah
seorang kakek yang menamakan dirinya teman sepermainan Nyi Asmanah. Ke-
Kakek Jamungkuk, makhluk siluman duanya berumur 17 tahun. Nyi Asmanah
yang berkuasa di sana. Setelah mandi sendiri belum menikah. Meskipun sebe-
Nyi Asmanah merasa menjadi seorang narnya banyak lelaki yang melamarnya,
puteri yang bernama Nyai Puteri Mayang dia selalu mengatakan bahwa dia belum
Gading. Kemudian ia dinikahkan dengan berniat berumah tangga.
pangeran siluman. Ketika Nyi Asmanah Selanjutnya, diceritakan secara sorot
sedang mengidam tujuh bulan, ia ingin balik pernikahan Halimah yang didam-
makan buah limau dan kebetulan ada pingi Nyi Asmanah. Dalam pernikahan
yang mempersembahkan buah limau itu Nyi Asmanah menjadi pusat perhatian
yang diperoleh dari pohon yang ada di dan dia setia menonton wayang sampai
dekat rumahnya di Pangalengan. Setelah selesai; apalagi, lakonnya mengenai
makan buah limau itu, ia sadar bahwa Dipati Arjuna, tokoh wayang yang dicin-
dirinya adalah Nyi Asmanah sehingga ia tainya. Nyi Asmanah sungguh-sungguh
rindu kepada ibu bapaknya. Nyi Asmanah menghayati pertunjukan wayang dan
memohon izin kepada pangeran siluman, dia merasa tokoh Dipati Arjuna selalu
suaminya, untuk menengok orang tuanya. memandang kepadanya. Bahkan, setelah
Suaminya memberikan izin untuk pergi wayang selesai, ceritanya terbawa ke alam
dengan syarat, sebelum lewat tengah mimpi dan tokoh Wara Subadra, istri Ar-
malam dia harus sudah kembali. Nyi juna, berganti menjadi dirinya.
Asmanah bertemu dengan orang tuanya Karena bangun kesiangan, Nyi Asma-
yang sudah sangat merindukannya. Tidak nah baru tengah hari mandi di pancuran
terasa waktu yang diberikan kepadanya yang sudah sepi. Dia mandi seraya terus
sudah habis sehingga ketika dia kem- membayangkan Dipati Arjuna. Sepulang
bali ke negeri siluman, suaminya tidak dari pancuran, ia melihat Arjuna di bawah
mau menerimanya lagi. Nyi Asmanah pohon buah limus dan mengajaknya
menjadi terkatung-katung sebab tidak berbicara. Sejak itulah Nyi Asmanah
bisa masuk ke negari siluman dan juga sering berjumpa dengan Arjuna ketika
tidak bisa kembali ke alam manusia. Da- dalam keadaan sepi dan sendiri. Kerap
lam kesengsaraannya itu, Nyi Asmanah kali Arjuna mengajaknya ke Keraton
melahirkan seorang anak laki-laki yang untuk menikah. Hal itu berjalan setahun
diberi nama Burak, yang kemudian akan lebih semenjak dia menonton wayang.
menjadi penggoda wanita yang melang- Jadi, kini umurnya sudah 18 tahun yang
gar larangan, misalnya berlama-lama menurut orang kampung, Ni Asmanah
sendiri bermandi di pancuran. Demikian sudah perawan tua. Ketika didesak oleh
orang tuanya, dikatakannya bahwa dia yang diberikan kepadanya sehingga ke-
hanya mau menikah dengan Arjuna yang tika kembali ke negeri siluman, suaminya
sering menemuinya. Setelah kedua orang menolaknya. Nyi Asmanah terkatung-
tuanya tahu kondisi Nyi Asmanah, dia katung di antara alam siluman dan alam
kemudian terus diawasi agar tidak pergi manusia. Akhirnya, bayinya keluar dari
ke pancuran sendiri. kandungannya dan diberi nama Burak.
Suatu malam dinihari dia mendengar Burak adalah seorang anak laki-laki yang
musik seperti ada orang yang menanggap jika besar nanti akan berwajah tampan,
wayang dan terdengar juga suara Arjuna tetapi kakinya menyerupai kaki kuda.
yang mengajaknya pergi dari rumah.Dia Dia akan menjadi penggoda gadis yang
meninggalkan rumah dan kedua orang berlama-lama mandi sendiri di pancuran
tuanya yang sedang tidur nyenyak. Dia ketika tengah hari.
sampai di suatu tempat dan bertemu
dengan seorang kakek dari negeri silu- Skema Aktan Novel Sunda Burak Silu-
man bernama Kakek Jamungkuk. Setelah man
di negeri siluman Nyi Asmanah merasa Setelah membaca novel secara sak-
menjadi seorang puteri yang bernama sama, dapatlah diketahui bahwa novel
Nyai Puteri Mayang Gading dan dia di- tersebut mengandung cerita berbingkai.
nikahkan dengan pangeran siluman. Cerita mengenai Burak Siluman dikemu-
Waktu Nyi Asmanah mengandung tu- kakan oleh tokoh Mang Ijan. Sementara
juh bulan bakal anaknya, tiba-tiba dia itu, tokoh Mang Ijan hanya merupakan
ingin makan buah limus. Setelah makan salah satu tokoh yang dikemukakan oleh
buah limus itu, ia sadar bahwa dirinya si penutur dalam bingkai cerita. Oleh se-
adalah Nyi Asmanah, bukan Nyai Puteri bab itu, skema aktan dalam novel Burak
Mayang Gading, sehingga dia teringat Siluman terbagi dalam dua bagian, yaitu
ibu bapaknya. Dia meminta izin kepada skema aktan “bingkai cerita” dan skema
suaminya untuk menengok orang tuanya. aktan “di dalambingkai cerita”.
Suaminya memberikan izin, namun de-
ngan syarat, Nyi Asmanah harus kembali Skema Aktan Bingkai Cerita
sebelum tengah malam. Nyi Asmanah Berikut ini adalah skema aktan yang
dapat melepas rindu dengan orang tu- terdapat dalam bingkai cerita yang ter-
anya. Namun, tidak terasa waktu beranjak dapat dalam novel Burak Siluman dapat
dengan cepat sehingga melampaui batas dilihat pada Gambar 1:
nah tak berpikir lagi, apalagi untuk Nyi Asmanah berposisi juga sebagai aktan
merias diri, langsung menuju pintu penerima.
untuk pergi. Dia baru ingat baju yang
digunakannya sudah lusuh di sana- Revitalisasi NovelSunda Burak Siluman
sini, ia kembali lagi ke kamar dengan ke dalam Cerpen Burak Siluman
merambat menyusuri bilik rumah, Aspek yang Direvitalisasi
malam gelap gulita’) Untuk melihat aspek novel yang dire-
vitalisasi, kita dapat melihat skema aktan
Berikut ini kutipan serupa dari cerpen yang terdapat dalam dua kaya tersebut.
Ajip Rosidi: Skema aktan novel Sunda dan cerpen
Pada suatu malam, menjelang memiliki kesamaan, khususnya dalam
dinihari, Nyi Asmanah terjaga.Sepi skema aktan dalam-bingkai cerita. Dalam
keadaan sekeliling, bahkan jangkrik cerpen tidak terdapat bingkai cerita se-
pun tak terdengar berdering. Tiba- hingga skema aktan dalam-bingkai cerita
tiba…kung…kung…kung…terdengar menjadi aktan utama. Jadi, dalam cerpen
oleh Nyi Asmanah suara gung wayang tidak terdapat tokoh Mang Ijan dan kelu-
dipukul dari kejauhan. Samar-samar arga Ma Ijem sebab cerpen langsung pada
terdengar pula suara gamelan. Tak skema aktan dalam-bingkai cerita, yaitu
syak lagi, suara gamelan wayang. keluarga Nyi Asmanah.
Maka bangkitlah Nyi Asmanah dari Penghilangan bingkai cerita dalam
tidurnya. Sekali lagi disimakkannya cerpen dapat dipahami sebab cerpen,
baik-baik, kalau-kalau telinganya tentu saja, berbeda dengan novel. Stanton
salah.Tetapi nyata sekali suara gung (2007:78-89) membedakan novel dengan
yang bertalu-talu itu, seolah-olah cerpen dari panjang-pendeknya.Cerpen
memanggilnya. ceritanya lebih pendek sehingga harus
Alangkah besar pengaruh suara ada pemadatan cerita.
gung itu padanya! Berbagai pikiran Dalam pengantar novel Burak Siluman,
timbul dalam kepalanya. Sudah lama Pengarang Utuy Tatang Sontani (Ambri,
ia tidak menonton wayang. Dan Di- 1950) beranggapan bahwa tulisan Ambri
pati Arjuna pun sudah lama tidak sangat realis. Terlebih-lebih, bahasa yang
Nampak. Tentu akan bersua jika ia digunakan Mohamad Ambri merupakan
sekarang pergi menonton. bahasa sehari-hari orang desa yang tanpa
Sementara itu terdengar olehnya undak usuk basa.Bahkan, Utuy berkesim-
suara halus memanggil dari luar: pulan bahwa Mohamad Ambri adalah
“Nyai, Nyai, mari kita pergi!”.Tak pengarang Sunda yang memelopori aliran
syak lagi itulah suara Dipati Arjuna. realisme (Sontani dalam Ambri, 1950:3).
Perlahan-lahan ia bangkit, lalu dalam Penggunaan bingkai cerita pun menam-
gelap meraba-raba mencari kain dan bah kerealisan cerita. Cerita tentang burak
bajunya yang baru. Pakaiannya yang siluman yang merupakan mitos orang
baik-baik disimpannya di dalam Sunda tidak dikisahkan langsung oleh
sebuah peti dipojok bilik. Ia tidak bisa narator atau pencerita, seperti kebanyak-
memilih dalam gelap, tetapi dengan an cerita rakyat, melainkan oleh salah
rabaan tangan dia jemput kain dan seorang tokoh, yaitu Mang Ijan.
baju yang dirasanya paling baik… Penggunaan teknik cerita berbingkai
(Rosidi, 2008:178). sebagai pemberi kesan realis dilakukan
juga oleh Achdiat Kartamiharja dalam
Penggalan novel Sunda dan cerpen novel Atheis. Menurut kritikus Subagio
Ajip menunjukkan kepada kita bahwa Sastrowardoyo (Rosidi, 1977), teknik ce-
rita berbingkai dalam Atheis berefek pada lebih berupaya untuk menyelamatkan
kuatnya objektivitas dan kadar realitas aspek cerita, khususnya tema cerita silu-
yang disuguhkan dalam novel tersebut man sebagai salah satu mitos yang hidup
sebab struktur cerita berbingkai memung- dalam masyarakat Sunda buhun (‘lama’).
kinkan realitas ditinjau tidak hanya dari Penyajian cerita berbingkai dengan
satu sudut. Dengan berlakunya tinjauan menggunakan tokoh orang desa sebagai
yang lebih dari satu itu tercapai realitas pencerita berefek pada tenggelamnya
yang lebih tinggi karena seolah-olah peran pengarang sehingga pengaitan
dunia novel diamati dan ditafsirkan lebih aspek biografis pengarang, seperrti yang
objektif dan juga lebih adil. Teknik cerita dilakukan Kurnia (2008), tidak relevan
berbingkai yang dilakukan Mohamad dalam mengkaji novel ini. Demikian juga
Ambri untuk menonjolkan kesan realis- dalam cerpen, Ajip hanya menghilanglan
tis tampaknya tidak mengada-ada sebab bingkai cerita sehingga cerita cerpen se-
semasa hidupnya dia bekerja di Balai rupa dengan dalam-cerita bingkai novel.
Pustaka (1931-1936) dan selain menulis
karya sastra asli berbahasa Sunda, dia pun Pola Revitalisasi
menerjemahkan atau menyadur karya Reaktualisasi novel Sunda Burak Silu-
sastra dunia ke dalam bahasa Sunda, man ke dalam cerpen berbahasa Indonesia
seperti Alf Layla wa Layla (Kisah Seribu senada dengan yang dilakukannya ke-
Satu Malam) atau Si Kabayan Jadi Dukun tika Ajip Rosidi mentransformasi carita
(disadur dari karya dramawan Prancis, pantun Sunda Lutung Kasarung ke dalam
Moliere, yang berjudul Le Medecin Malgre bentuk prosa atau novel dengan judul
Lui). Jadi, wawasan sastra yang meng- Purba Sari Ayu Wangi. Dalam tesisnya,
global memungkinkan Mohamad Ambri Pudentia M.P.S.S. (1990) menunjukkan
melahirkan karya-karya Sunda yang mo- bahwa tranformasi carita pantun ke dalam
dern pada zaman sebelum perang. cerita rekaan atau novel dilakukan Ajip
Sebaliknya, dalam cerpen Ajip Ro- Rosidi dengan meminimalisasi dialog
sidi, karena bingkai cerita dihilangkan, dan deskripsi yang merupakan ciri khas
kesan cerita rakyat jadi menonjol. Hal pantun sebagai sastra lisan yang ditem-
ini tampaknya disadari oleh Ajip Rosidi bangkan. Sebaliknya, Ajip menonjolkan
sehingga kumpulan cerpen tersebut tidak aspek penceritaan dari pencerita yang
dinamakan kumpulan cerpen, melainkan merupakan ciri khas dari sastra tulis.
kumpulan dongeng Sunda. Akan tetapi menurut penulis, baik cerpen
Jika kita memperhatikan riwayat ke- “Burak Siluman” maupun novel Purba
dua pengarang, Ajip Rosidi tentu saja le- Sari Ayu Wangi tetap memperlihatkan
bih dahulu mengenal Mohamad Ambri fungsi cerita sebagai penguat tradisi.
ka-rena keduanya berbeda generasi, bah- Dalam novel, tokoh Burak Siluman
kan Mohamad Ambri telah meninggal hanyalah seorang bayi yang baru dilahir-
(tahun 1936) sebelum Ajip Rosidi lahir kan oleh Nyi Asmanah. Setelah menikah
(tahun 1938). Ajip Rosidi juga banyak dengan siluman (yang dianggapnya seba-
menulis karyanya dalam bahasa Sunda. gai Dipati Arjuna), Nyi Asmanah berganti
Oleh sebab itu, hal yang wajar apabila dia nama menjadi Nyi Mayang Gading, se-
mengenali dan mengakrabi karya-karya perti tampak pada perkataan siluman-
Mohamad Ambri dalam karya sastra yang dituturkan ayah Nyi Asmanah ke-
berbahasa Sunda. Akan tetapi, dalam pada para tetangganya :
cerpennya, Ajip Rosidi tampaknya tidak Nyi Mayang Gading, eta orok nga-
bermaksud untuk memperkenalkan aspek ranna Burak, asuh ku maneh, nepi ka
gaya penulisan Mohamad Ambri. Ajip sawawana, bawa longok-longokkeun ka
novel klasik Sunda ke dalam cerpen Indo- Dr. Sapardi Djoko Damono, dan Almar-
nesia oleh Ajip Rosidi dilakukan dengan hum Prof. Dr. Yoyo Mulyana, M.Ed. atas
menghilangkan aspek cerita berbingkai bimbingan dan saran-saran yang diberi-
sehingga cerpen tidak terlalu panjang kan.
dan tokoh yang membingkai cerita dihi-
langkan. Tidak adanya bingkai cerita dan DAFTAR PUSTAKA
peminimalan tokoh menghasilkan cerpen Adnan, Fatmahwati. 2015. “Tradisi Lisan
yang lebih dekat pada hakikatnya, yaitu Basesombau Melayu Tapung: Fungsi,
pendek, padat, dan padu. Akan tetapi, Keterkaitan dengan Perilaku Masya-
yang dilakukan Ajip Rosidi berakibat rakat, dan Program Revitalisasi”. Di-
pada luputnya gaya cerpen Mohamad sertasi. Sekolah Pascasarjana Universi-
Ambri yang cenderung beraliran realis- tas Pendidikan Indonesia Bandung.
me. Sebaliknya, cerpen tampak seperti Ambri, Mohamad. 1950. Urang Desa. Ja-
cerita rakyat atau dongeng Sunda yang karta: Balai Pustaka.
telah dialihbahasakan ke dalam bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2013, Edisi
nasional. Hal ini tampaknya wajar sebab ke-4. Jakarta: Depdikbud RI.
Ajip Rosidi memang berupaya untuk Kurnia, Atep. 2008. “Siluman dalam Sastra
menyelamatkan aspek cerita, khususnya Sunda”. Pikiran Rakyat. 28 Juni.
tema cerita siluman sebagai salah satu mi- Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Pene-
tos yang hidup dalam masyarakat Sunda litian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
buhun (‘lama’). Rosda Karya.
Revitalisasi yang yang dilakukan Ajip Pudentia M.P.S.S. 1990. “Transformasi
Rosidi terklasifikasi ke dalam pola rekons- Sastra: Analisis atas Cerita Rakyat
truksi dan pola transfer, yaitu dengan Lutung Kasarung”. Tesis. Fakultas
melakukan eksternalisasi. Untuk kepen- Pascasarjana Universitas Indonesia
tingan itulah Ajip Rosidi mengalihbahasa- Jakarta. Pudentia M.P.S.S. 2010. “The
kan novel klasik Sunda tersebut ke dalam Revitalization of Makyong in the Ma-
bahasa nasional. Pola revitalisasi demiki- lay World”. Jurnal Wacana. Volume 12
an, sebenarnya sekaligus menampakkan No. 1. April 2010. Jakarta: Universitas
tujuan Ajip Rosidi mengalih wahana Indonesia.
novel tersebut. Alih bahasa novel Sunda Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode,
ke dalam cerpen Indonesia dilakukan dan Teknik Penelitian Sastra. Yogya-
Ajip Rosidi tidak untuk memperkenalkan karta: Pustaka Pelajar.
Mohamad Ambri yang cenderung realis Rosidi, Ajip. 1977. Laut Biru Langit Biru. Ja-
seperti dikatakan Utuy Tatang Sontani, karta: Pustaka Jaya.Rosidi, Ajip. 1996.
tetapi untuk mengonservasi cerita Sunda Pancakaki: Kumpulan Esay. Bandung:
berkaitan dengan mitos alam gaib atau Girimukti Pusaka.
alam siluman. Hasilnya dapatlah disim- Rosidi, Ajip. 2008a. Hidup Tanpa Ijazah:
pulkan bahwa cerpen “Burak Siluman” yang Terekam dalam Kenangan. Jakarta:
Ajip Rosidi telah melakukan afirmasi Pustaka Jaya.
atau pengukuhan terhadap mitos Sunda Rosidi, Ajip. 2008b. Jalan ke Surga atawa Si
tersebut. Kabayan. Bandung: Nuansa.
Rusyana, Yus. 1979. Novel Sunda Sebelum
UCAPAN TERIMA KASIH Perang. Jakarta: Pusat Bahasa
Artikel ini merupakan pengembangan Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi Robert
dari disertasi saya. Oleh sebab itu, dengan Stanton. (Diterjemahkan oleh Sugihas-
penuh hormat saya mengucapkan terima tuti dan R.A. Al Irsyad). Yogyakarta:
kasih kepada Prof. Dr. Yus Rusyana, Prof. Pustaka Pelajar.