Anda di halaman 1dari 5

Khutbah I

ِّ‫صحْ بِ ِه َوتَابِ ِع ْي ِه َعلَى َمر‬


َ ‫ َو َعلَى آلِ ِه َو‬، َ‫صاَل ةُ َوال َّساَل ُ'م َعلَى ُم َح َّم ٍد َسيِّ ِد َولَ ِد َع ْدنَان‬ ِ ِ‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ ْال َمل‬
َّ ‫ َوال‬،‫ك ال َّديَّا ِن‬
‫ال َّز َما ِن‬.

‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن َسيِّ َدنَا‬،‫ان‬


ِ ‫ان َو ْال َم َك‬
ِ ‫َوَأ ْشهَ ُد َأ ْن اَّل ِإلهَ ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْيكَ لَهُ ْال ُمنَـ َّزهُ َع ِن ْال ِج ْس ِميَّ ِة َو ْال ِجهَ ِة َوال َّز َم‬
َ‫ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ الَّ ِذيْ َكانَ ُخلُقُهُ ْالقُرْ آن‬

ِ ْ‫ ْالقَاِئ ِل فِي ِكتَابِ ِه ْالقُر‬،‫ان‬


‫ َوِإ ْن تَ ُع ُّدوا نِ ْع َمةَ هَّللا ِ اَل‬:‫آن‬ ِ ْ‫ فَإنِّي ُأو‬،‫ ِعبَا َد الرَّحْ مٰ ِن‬،ُ‫َأ َّما بَ ْعد‬
ِ َّ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِسي بِتَ ْق َوى هللاِ ْال َمن‬
)18 :‫حي ٌم (النحل‬ ِ ‫تُحْ صُوهَا ِإ َّن هَّللا َ لَ َغفُو ٌر َر‬

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah. Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh
keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua terutama kepada diri khatib pribadi untuk
senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah
subhanahu wata’ala dengan melakukan semua kewajiban dan meninggalkan seluruh yang
diharam

Ma’asiral muslimin rahimakumullah. Sudah selayaknya kita bersyukur kepada Allah atas segala
nikmat yang Ia anugerahkan kepada kita. Tiada satu pun selain-Nya yang mampu
menghitungnya. Nikmat terbagi menjadi dua macam, nikmat lahir dan nikmat batin. Allah ta’ala
berfirman:

ً‫َوَأ ْسبَ َغ َعلَ ْي ُك ْم نِ َع َمهُ ظَا ِه َرةً َوبَا ِطنَة‬

Artinya: “Dan Allah telah menyempurnakan nikmat-nikmat-Nya yang lahir dan batin untukmu.”
(QS. Luqman: 20)

Nikmat lahir adalah nikmat yang terlihat oleh mata seperti harta, penghormatan orang,
ketampanan, kecantikan, diberi taufiq (kemudahan) untuk melakukan amal ketaatan, kesehatan,
keturunan, harta, kedudukan, sungai, hujan, tanaman, hewan ternak, air dingin dan banyak lagi
lainnya.

Sedangkan nikmat batin adalah nikmat yang didapati oleh seseorang dalam dirinya seperti
memiliki ilmu tentang Allah, kokohnya keyakinan kepada Allah dan dijauhkan dari penyakit dan
berbagai marabahaya.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah. Kewajiban setiap mukallaf (baligh dan berakal) adalah
bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat tersebut.
Bersyukur kepada Allah adalah dengan tidak menggunakan nikmat-nikmat dari Allah untuk
bermaksiat kepada-Nya, tidak kufur kepada Allah dan para utusan-Nya. Barang siapa melakukan
syukur seperti ini, maka ia adalah seorang hamba yang telah bersyukur kepada Tuhannya.

Sedangkan orang yang mengucap syukur kepada Allah dengan lidahnya sebanyak apapun namun
masih menggunakan nikmat Allah untuk berbuat maksiat tdak menggunakan nikmat2nya untuk
ibadah kpdanya, maka hakikatnya ia belumlah bersyukur kepada Tuhannya sebagaimana yang
diwajibkan.

Dan hendaklah diketahui bahwa kita semua di hari kiamat akan dimintai pertanggungjawaban
atas nikmat yang Allah anugerahkan kepada kita. Rasulullah SAW bersabda:

،ُ‫اَل تَ ُزوْ ُل قَ َد َما' َع ْب ٍد يو َم القيام ِة َحتَّى يُ ْسَأ َل ع َْن ُع ْم ِر ِه فِ ْي َم َأ ْفنَاهُ َوع َْن ِع ْل ِم ِه فِ ْي َم فَ َع َل َوع َْن َمالِ ِه ِم ْن َأ ْينَ ا ْكتَ َسبَه‬
)‫ي وصحّحه‬ ّ ‫ (رواه الترمذ‬.ُ‫َوفِ ْي َ'م َأ ْنفَقَهُ َوع َْن ِج ْس ِم ِه فِ ْي َم َأ ْباَل ه‬
Artinya: “Seorang hamba tidak akan berpindah dari suatu fase ke fase yang lain di hari kiamat
hingga ditanya tentang umurnya dalam hal apa dihabiskan, tentang ilmunya dalam hal apa
digunakan, tentang hartanya dari mana ia perolah dan dalam hal apa disalurkan dan tentang
jasadnya dalam hal apa difungsikan.” (HR. at-Tirmidzi .

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:

'َ ‫ك ِج ْس َمك َوُأرْ ِو‬


ِ َ‫ك ِمن ْال َما ِء ْالب‬
‫ (رواه الحاكم‬.‫ار ِد‬ ِ ‫َأ َّو ُل َما يُ َحا َسبُ بِ ِه ْال َع ْب ُد يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َأ ْن يُقَا َل لَهُ َألَ ْم ُأ‬
َ َ‫ص َّح ل‬
)‫وصحّحه‬

Artinya: “Hal pertama yang seorang hamba akan dihisab tentangnya di hari kiamat adalah
dikatakan kepadanya: Bukankah telah Aku sehatkan badanmu dan aku hilangkan dahagamu
dengan air yang dingin?” (HR. al Hakim dan ia menilainya shahih).

Karenanya, mari kita hisab diri kita. Mari kita renungkan, sudahkah kita bersyukur atas berbagai
nikmat yang Allah kurniakan kepada kita sebagaimana mestinya?

Saudara-saudara seiman, di antara nikmat batin adalah nikmat teragung yang tidak sebanding
dengan nikmat apapun, yaitu nikmat iman kepada Allah dan nikmat-nikmat yang mengikutinya,
yaitu berserah diri kepada Allah, mencintai orang-orang shaleh, kokohnya keyakinan kita kepada
Allah, mengagungkan ilmu agama dan semacamnya.

Iman kepada Allah dan Rasul-Nya adalah modal utama bagi seorang muslim, sehingga ia adalah
nikmat yang paling agung, paling utama dan paling tinggi yang diberikan kepada manusia.

Orang yang diberi dunia (harta, jabatan dan semacamnya) namun tidak diberi iman, maka seakan
ia tidak diberi nikmat apapun. Sebaliknya, orang yang diberi iman dan tidak diberi dunia, maka
seakan ia tidak terhalang dari satu nikmat pun. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
)‫ْطي ال ِّد ْينَ ِإاَّل لِ َمن َأ َحبَّ (رواه أحــمد‬
ِ ‫وج َّل يُ ْع ِطي ال ُّد ْنيَا َم ْن ي ُِحبُّ َو َم ْن اَل يُ ِحبُّ َواَل يُع‬
َ ‫ِإ َّن هللاَ ع َّز‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla memberikan (nikmat) dunia kepada orang yang Ia
cintai dan kepada orang yang tidak Ia cintai, dan tidak memberikan nikmat agama kecuali
kepada orang yang Ia cintai.” (HR. Ahmad)

Di antara nikmat ada juga yang merupakan akibat atau buah dari nikmat iman. Nikmat ini
tampak pada anggota badan seseorang, seperti melaksanakan kewajiban, menjauhi perkara haram
dan memperbanyak amal sunnah.

Nikmat iman sebenarnya adalah nikmat batin, akan tetapi pengaruhnya terlihat pada anggota
badan. Iman adalah syarat diterimanya amal shaleh. Tanpa iman, bentuk amal kebaikan sebanyak
apapun tidak akan diterima oleh Allah ta’ala.

Orang yang mati dalam keadaan tidak iman akan datang di hari kiamat tanpa memiliki sedikit
pun kebaikan, karena ia tidak mengenal Allah dan tidak beriman kepada-Nya.

Sedangkan seorang muslim yang tidak bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat-Nya, lalu
meninggal sebagai pelaku dosa besar, maka ia tergantung pada kehendak Allah. Jika Allah
menghendaki, Ia akan menyiksanya dan jika Allah menghendaki, Ia akan mengampuninya.

Sedangkan orang yang diberi taufiq untuk bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat-Nya yang
lahir dan batin, dengan melaksanakan perintah Allah, sehingga ia melaksanakan kewajiban dan
menjauhi perkara haram serta menggunakan anugerah nikmat untuk menaati Tuhannya, maka
balasan dari Tuhannya adalah kenikmatan yang abadi, yang tidak akan punah dan sirna. Allah
ta’ala berfirman:

‫ات َع ْد ٍن تَجْ ِري ِم ْن تَحْ تِهَا‬ َ ‫ت ُأولَِئ‬


ُ َّ‫) َج َزاُؤ هُْ'م ِع ْن َد َربِّ ِه ْم َجن‬7( ‫ك هُ ْم َخ ْي ُر ْالبَ ِريَّ ِة‬ ِ ‫ِإ َّن الَّ ِذينَ آ َمنُوا َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا‬
)8( ُ‫ي َربَّه‬ ِ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ ْم َو َرضُوا' َع ْنهُ َذلِكَ لِ َم ْن‬
َ ‫خَش‬ ِ ‫اَأْل ْنهَا ُر خَالِ ِدينَ فِيهَا َأبَدًا َر‬
Maknanya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka
itulah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka dari Tuhannya adalah surga ‘Adn yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridla terhadap
mereka dan mereka pun ridla kepada-Nya. Itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada
Tuhannya.” (QS. al Bayyinah: 7-8).

Mereka adalah makhluk yang paling berbahagia, karena Allah ridla terhadap mereka
sebagaimana mereka ridla kepada-Nya. Ridla Allah adalah salah satu sifat-Nya, yang tidak
menyerupai ridla makhluk. Karena makna ridla Allah adalah kehendak untuk memberikan
nikmat.

Sedangkan ridla para hamba kepada Tuhannya adalah berimannya mereka kepada Allah,
menerima ketetapan-Nya dan menyerahkan segala hal kepada-Nya. Mereka tidak memprotes dan
menyalahkan Allah dalam satu pun musibah yang menimpa mereka.
Sebaliknya mereka bersabar untuk tetap melaksanakan kewajiban dan menjauhi perkara haram
serta menahan diri dari menggunakan nikmat Allah dalam perbuatan maksiat kepada-Nya.

Mereka juga bersabar atas ujian-ujian yang menimpa mereka, sehingga balasan untuk mereka
adalah ridla Allah terhadap mereka. Sungguh beruntung mereka. Alangkah berbahagianya
mereka.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah. Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh
keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.

‫ ِإنَّهُ هُ َو ْال َغفُوْ ُر ال َّر ِح ْي ُم‬،ُ‫ فَا ْستَ ْغفِرُوْ ه‬،‫َأقُوْ ُل قَوْ لِ ْ'ي ٰه َذا َوَأ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ لِ ْي َولَ ُك ْم‬
‫‪Khutbah II‬‬

‫صلِّ ْي َوُأ َسلِّ ُ'م َعلَى َسيِّ ِدنَا' ُم َح َّم ٍد ْال ُمصْ طَفَى‪َ ،‬و َعلَى آلِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َأ ْه ِل ْال َوفَا‪َ .‬أ ْشهَ ُد َأ ْن اَّل إلهَ ِإاَّل‬
‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ َو َكفَى‪َ ،‬وُأ َ‬
‫ك لَهُ‪َ ،‬وَأ ْشهَ ُد َأ َّن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ‬‫هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي َ‬

‫َظي ٍْم‪َ ،‬أ َم َر ُك ْم‬ ‫َأ َّما بَ ْعدُ‪ ،‬فَيَا َأيُّهَا ْال ُم ْسلِ ُموْ نَ ‪ُ ،‬أوْ ِ‬
‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْي بِتَ ْق َوى هللاِ ْال َعلِ ِّي ْال َع ِظي ِْم َوا ْعلَ ُموْ ا َأ َّن هللاَ َأ َم َر ُك ْم بَِأ ْم ٍر ع ِ‬
‫صاَل ِة َوال َّساَل ِم َعلَى نَبِيِّ ِه ْال َك ِري ِْم فَقَا َل‬ ‫‪:‬بِال َّ‬

‫صلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي‪ ،‬يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا َ‬


‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِي ًما‬ ‫‪ِ،‬إ َّن هللاَ َو َماَل ِئ َكتَهُ يُ َ‬
‫ٰ‬
‫صلَّيْتَ َعلَى َسيِّ ِدنَا ِإب َْرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬
‫آل َسيِّ ِدنَا ِإ ْب َرا ِه ْي َم‬ ‫ص ِّل َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫اَللّهُ َّم َ‬
‫ار ْكتَ َعلَى َسيِّ ِدنَا ِإب َْرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬
‫آل َسيِّ ِدنَا ِإب َْرا ِه ْي َم‪ ،‬فِ ْي‬ ‫ار ْك َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َك َما بَ َ‬‫َوبَ ِ‬
‫ْ‬
‫‪.‬ال َعالَ ِم ْينَ ِإنَّكَ َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬
‫ٰ‬
‫ت‬‫ت اَأْلحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َواَأْل ْم َوا ِ‬ ‫وال ُمْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُمْؤ ِمنَا ِ‬
‫ت ْ‬ ‫‪،‬اَللّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫ف ْال ُم ْختَلِفَةَ َوال َّشدَاِئ َ'د َو ْال ِم َحنَ ‪َ ،‬ما ظَهَ َر‬
‫اللهم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَاَل َء َو ْالغَاَل َء َو ْال َوبَا َ'ء َو ْالفَحْ َشا َء َو ْال ُم ْن َك َ'ر َو ْالبَ ْغ َي َوال ُّسيُوْ َ'‬
‫َان ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ عَا َّمةً‪ِ ،‬إنَّكَ َعلَى ُكلِّ َش ْي ٍء قَ ِد ْي ٌر‬
‫صةً َو ِم ْن ب ُْلد ِ‬ ‫ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ ‪ِ ،‬م ْن بَلَ ِدنَا هَ َذا خَا َّ‬

Anda mungkin juga menyukai